Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

PENUTUP

Berikut beberapa kesimpulan dan saran terhadap pelaksanaan kegiatan


penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2021:

5.1 Kesimpulan
1. Angka kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat di tahun 2020 mencapai 18,34 %
dengan indeks kedalaman kemiskinan 2,74 % indeks keparahan kemiskinan sebesar
0,68 %. Angka kemiskinan tahun 2020 mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan tahun 2019 yang mencapai 18,79 %.
2. Capaian perkembangan antar waktu garis kemiskinan mendeskripsikan bahwa biaya
hidup di Kabupaten Aceh Barat terus mengalami peningkatan akibat dampak dari
dinamika inflasi. Apabila rata-rata anggota rumah tangga terdiri dari 4 orang (ayah,
ibu dan 2 orang anak) maka rumah tangga yang pengeluarannya sebulan berada
dibawah kisaran Rp.2.069.056,- dapat dianggap miskin.
3. Penurunan persentase penduduk miskin merupakan komitmen Pemerintah
Kabupaten Aceh Barat dan implementasi pelaksanaan RPJM Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2017 – 2022 serta upaya seluruh perangkat daerah dalam merealisasikan
kinerja penyelenggaraan urusan Pemerintahan secara umum dalam bidang urusan
kesejahteraan masyarakat, dan lebih spesifik lagi terhadap indikator persentase
penduduk dibawah garis kemiskinan.
4. Penanggulangan kemiskinan tidak dapat dilakukan secara singkat dan
sekaligus karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat miskin dan
keterbatasan sumber daya untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar
5. Anggaran Program dan kegiatan Penanggulangan Kemiskinan (pro poor)
Kabupaten Aceh Barat Tahun anggaran 2021 sebesar Rp. 370.103.325.981 dengan
penyerapan sebesar Rp. 333.537.722.614, atau dengan persentase sebesar 90,1%.

LP2KD 2021 V-1


5.2 Rekomendasi

1. Untuk meningkatkan keaktifan dari seluruh anggota TKPK Kabupaten Aceh


Barat, maka Sekretariat, Kelompok Kerja, dan Kelompok Program TKPK
harus menyusun program kerja pada saat Rakor Perencanaan di awal tahun
dan menyampaikan hasil kerjanya pada Rakor Evaluasi di akhir tahun.

2. Guna terwujudnya pengelolaan data penduduk miskin secara baik,maka


perlu dipertimbangkan penyusunan Sistem Informasi Data Penduduk
Miskin yang komprehensif yang memuat berbagai informasi penting
mengenai status penduduk miskin tersebut beserta intervensi
program/kegiatan yang sudah diterimanya.

3. Rencana aksi penanggulangan kemiskinan disusun agar penanggulangan


kemiskinan dilaksanakan secara terpadu, terukur, sinergis dan terencana yang
dilandasi oleh kemitraan dan keterlibatan berbagai pihak, dan dikelola
sebagai suatu gerakan bersama penanggulangan kemiskinan.
4. Kebijakan ekonomi makro diarahkan pada terwujudnya lingkungan yang
kondusif bagi pengembangan usaha dan terbukanya kesempatan yang luas
bagi peningkatan kapabilitas masyarakat miskin. Dalam rangka pemenuhan
hak-hak dasar, kebijakan ekonomi makro perlu memperhitungkan empat
tujuan yang saling berkaitan, yaitu menjaga stabilitas ekonomi, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, dan mengurangi
kesenjangan antarwilayah.
5. Diperlukan revitalisasi program pemberdayaan masyarakat miskin yang benar-
benar berpihak kepada lapisan yang miskin khususnya (1) mengurangi
kemiskinan dari segi pendapatan melalui pertumbuhan, (2) memperkuat
kemampuan sumber daya manusia, (3) mengurangi tingkat kerentanan dan
risiko di antara rumah tangga miskin, dan (4) memperkuat kerangka
kelembagaan.

LP2KD 2021 V-2


6. Kualitas dan intensitas koordinasi antar OPD maupun seluruh anggota
TKP2K Blora perlu ditingkatkan dan dioptimalkan untuk meningkatkan
efektifitas dan kinerja TKPK Kabupaten Aceh Barat.
7. Perlu ditingkatkan keterlibatan pihak non pemerintah (perusahaan swasta
maupun BUMN/BUMD) dalam pemberdayaan program CSR.
8. Penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara sinergitas antar Gampong,
Kabupaten, dan Pusat agar angka kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat dapat
turun sesuai target RPJMD tahun 2021 yaitu 18,20 % dapat tercapai.

LP2KD 2021 V-3

Anda mungkin juga menyukai