Anda di halaman 1dari 486
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI . KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR 2011 g MONUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNCSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENTANG AHLI SAMBUTAN Dalam rangka pembinaan karir dan pengembangan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil dalam menjalankan tugasnya khususnya di bidang kesehatan, saat ini telah ditetapkan 27 jenis jabatan fungsional kesehatan. Salah satunya adalah jabatan fangsional epidemiolog kesehatan yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 17/KEP/M.PAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan Angka Kreditnya. Epidemiolog kesehatan berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang epidemiologi di lingkungan Departemen Kesehatan dan instansi lain di luar Departemen Kesehatan. Salah satu persyaratan untuk dapat diangkat kedalam jabatan fungsional epidemiolog baik terampil maupun abli adalah mengikuti pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional epidemiolog .sesuai dengan jenjangnya (SK Menpan Nomor: 17/KEP.M.PAN/11/2000; Bab IX pasal 23). Pelatihan yang terstandar adalah pelatihan yang sesuai dengan ketentuan akreditasi pelatihan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 725 tahun 2003 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan. Pelatihan pengangkatan pertama jabatan fungsional epidemiolog keschatan dilaksanakan dengan menggunakan standar kurikulum dan modul yang disusun oleh Kementerian Kesehatan Ri, dalam hal ini Pusdikiat Aparatur Badan PPSDM Kesehatan. . Modul pelatiian pengangkatan pertama jabatan fungsional epidemiolog keschatan jenjang ahli ini menjadi salah satu bahan bacaan bagi peserta dalam pelatihan pengangkatan pertama jabatan fungsional epidemiolog kesehatan jenjang ahli baik di pusat maupun di daerah. Jakarta, Desember 2011 ‘pala Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr. Bambang Giatno R, MPH NIP. 195205011980011002 KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR - 2011 ae MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, : JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLE KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, modul pelatihan pengangkatan pertama jabatan fungsional epidemiolog kesehatan jenjang abli telah dapat diselesaikan dengan baik. Salah satu persyaratan untuk dapat diangkat kedalam jabatan fungsional epidemiolog baik ferampil maupun ahli adalah mengikuti pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional epidemiolog sesuai dengan jenjangnya (SK Menpan Nomor: 17/KEP.M.PAN/11/2000; Bab IX pasal 23). Modul ini sebagai bahan bacaan bagi peserta dalam pelatihan pengangkatan pertama jabatan fungsional epidemiolog Kesehatan jenjang ahli baik di Pusat maupun di daerah (provinsi, kabupaten, kota). Penyusunan modul pelatihan inf sesuai dengan kurikulum pelatihan pengangkatan pertama jabatan fungsional epidemiolog kesehatan yang mengacu pada Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 17/KEP/ MPAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan Angka Kreditnya, serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional. Modul pelatihan ini disusun berkat kerjasama antara Persatuan Ahli Epidemiologi, Indonesia (PAEI), Unit Pembina Jabfung Epidemiolog Kesehatan, BBPK Giloto, dan Pusdiklat Aparatur. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan modul ini. Kami menyadari bahwa modul ini belum sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN — PUSDIKLAT APARATUR - 2011 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA. JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLL TIM PENYUSUN Penasehat Drs. Sulistiono, SKM, MSc (Kepala Pusdiklat Aparatur) Penanggung Jawab dr. Tri Nugroho, MQIH (Kepala Bidang Diklat Teknis dan Fungsional - Pusdiklat Aparatur) Ketua Dra, Enny Wahyu Lestari, MSc (Kepala Sub Bidang Diklat Fungsional - Pusdiklat Aparatur) Sekretaris Masnapita, SKM, MKM Anggota Teknis Tulus Riyanto, SKM, MSc Budiarti Setyaningsih, SKM, M.Kes dr. Yan Bani Luza, MKM drg. Ramotan Gultom, MSc Tanty Lukitaningsih, SKM, M.Kes Ucu Djuwitasari, S.Kep, MM, M.Kes dr. Sari Hayuningtyas Ns. Suriyanti Marasaoly, S.Kep Narasumber dr. Sholah Imari, MSc Sayuti, M. Epid Anggota Administrasi Dwi Isnugroho, S. Sos Heri Nuryanto Nurlaeni KEMENTERIAN KESEHATAN Rl BADAN PPSDM KESEHATAN, PUSDIKLAT APARATUR - 2011 DAFTAR ISI SAMBUTAN KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN DAFTAR ISI JENJANG AHLI MD. 2 1-37 MD.3 38-94 ML.1 95 - 187 MI.2 188 - 273 ML.3 274-362 ML4 363-391 MLS 392-404 MI. 6 405 - 428 ML.7 429-444 ML8& 445 - 474 | 1. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG DESKRIPSI SINGKAT Materi jabfung Epidemiolog Kesehatan merupakan materi yang penting untuk disampaikan kepada pejabat fungsional epidemiolog kesehatan Karena materi ini berisi tentang hal-hal yang harus diketahui oleh tenaga tersebut meliputi: pengertian, tugas pokok, jenjang dankepangkatan, unsur-unsur kegiatan yang dilakukan, pembinaan dan mekanisme penetapan PAK. Mater! ini diberikan sebagai materi dasar, sehingga pada waktu penyampaian materi inti peserta lebih memahami tentang jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan. Ruang lingkup materi terdiri dari + Jabatan karier dilengkapi PNS + Jabatan fungsional epidemiolog kesehatan + Pembinaan jabatan fungsional tersebut + Mekanisme penetapan PAK Diharapkan setelah mempelajari materi ini pejabat fungsional tersebut lebih memahami peran dan fungsinya sebagai pejabat fungsional Epidemiolog Kesehatan. ‘TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta memahami tentang jabatan fungsional epidemiologi kesehatan, B. Tujuan Pembelajaran Khusus : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan tentang 1. Kebijakan jabatan fungsional epidemiolog kesehatan 2. Jabatan fungsional epidemiolog kesehatan dan kedudukannya POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Pokok Bahasan 1. Kebijakan jabatan fungsional epidemiolog kesehatan Pokok Bahasan 2. Jabatan fungsional epidemiolog kesehatan dan kedudukannya Sub Pokok Bahasan: a. Pengertian b. Tugas pokok c. Fungsi d. Pangkat dan jabatan KEMENTERIAN KESEHATAN REBADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI JABATAN KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Karier ditinjau dari pengembangan sumberdaya manusia adalah perkembangan individu pegawai dalam jenjang jabatan/pangkat yang dapat dicapai selama pengabdiannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).Pengembangan karir adalah kondisi yang menunjukkan pangkat bagi seorang Pegawai Negeri Sipil pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya. Untuk menjamin kepastian masa depan dan kualitas PNS yang professional, maka disusun pola karir yang merupakan bentuk nyata dari upaya pemberian Kesempatan dalam mengembangkan bakat, minat, keahlian profesi maupun pengalaman dalam jabatan berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan. Sedangkan yang dimaksud dengan jabatan karir adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu organisasi Negara, Sesuai dengan penjelasan Pasal 17 Undang-undang No. 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok Kepegawaian, jabatan karir dibedakan dalam 2 jenis yaitu jabatan _ structural dan jabatan fungsional. Jabatan structural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam rangka memimpin suatu organisasi Negara. Nomenklatur jabatan structural secara tegas dicantumkan dalam struktur organisasi. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam satu satuan organisasi yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan atas keahlian dan keterampilan tertentu (profesionalitas) serta bersifat mandiri. Pada perkembangan organisasi Pemerintah saat ini, telah mencantumkan kelompok jabatan fungsional secara tegas dalam struktur organisasinya Hal ini terlihat pada struktur organisasinya.Hal ini terlihat pada struktur organisasi Departemen Kesehatan yang berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1277/MENKES/SK/ XI/2001 tanggal 27 Nopember 2001. Secara sederhana untuk membedakan antara Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional adalah sebagai berikut: 1. Jabatan structural bobot tugasnya lebih bersifat manajerial, sedangkan fangsional bersifat non manajerial dan dikelompokkan dalam rumpun jabatan fungsional dengan tugas menjalankan fungsi-fungsi organisasi 2, Jika dalam suatu organisasi untuk melaksanakan tugas atau kelompok tugas diperlukan sekelompok orang yang bekerja sama-sama, maka jabatan yang diperlukan adalah jabatan structural. Jika dalam suatu organisasi untuk menjalankan fungsi-fungsi organisasinya perlu mengandalkan kemampuan, KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN | PUSDIKLAT APARATUR-2011 4 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG ALI Keahlian dan keterampilan teknis profesi tertentu, maka jabatan yang diperlukan adalah jabatan fungsional. 3. Penilaian prestasi Kerja bagi pejabat structural dinyatakan dengan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang dinilai pada setiap tahun, sedangkan untuk jabatan fungsional penilaian prestasi kerja selain DP3 juga diwajibkan memperoleh jumlah nilai angka kredit minimal yang dipersyaratkan dari hasil kegiatan profesinya, 4. Jabatan structural memperolch tunjangan jabatan sesuai dengan eselonnya, sedangkan jabatan fungsional memperoleh tunjangan jabatan sesuai dengan jenjang jabatannya. Pengangkatan seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan baik jabatan maupun jabatan fungsional didasarkan atas prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, jenjang pangkat yang dipersyaratkan serta syarat objektif lainnya antara lain disiplin kerja, kesetiaan, pengabdian, pengalaman dan dapat dipercaya. Dan bagi jabatan fungsional selain angka Kredit’ minimal yang dipersyaratkan untuk jenjang jabatan yang akan dipangkunya. Jalur Karier Jalur karier yang dimaksud adalah suatu tahapan yang dapat dilalui seorang Pegawai Negeri Sipil dalam pengembangan karirnya dari tingkat terendah sampai dengan tingkat tertinggi dari jenjang karir tersebut dengan melalui tingkatan pekerjaan, pengembangan individu, pengalaman belajar dan promosi dalam jangka waktu tertentu. Jalur karir dapat dibagi ke dalam 4 kategori yaitu : 1. Jalur vertical Adalah jalur karir PNS berupa peningkatan/kenaikan posisi jabatan satu tingkat lebih tinggi dari jabatan semula dalam suatu jalur hierarki. Jalur vertical ini dapat digunakan bagi jabatan structural maupun jabatan fungsional, 2. Jalur horizontal Adalah jalur karir PNS berupa peningkatan wawasan dari suatu posisi jabatan ke jabatan lain yang setara dengan eselon/tingkat jabatan semula, Dapat dilakukan pada antar Daerah, antar Unit di Pusat, serta antar Daerah dengan Pusat Jalur horizontal ini lebih dimungkinkan bagi para pejabat structural. 3. Jalur diagonal Adalah jalur karir PNS berupa peningkatan/kenaikan posisi jabatan satu tingkat lebih tinggi dari jabatan semula tidak dalam satu jalur hirarki dalam unit organisasinya.Dapat dilakukan pada antar Daerah, antar unit utama Pusat dan antar Daerah dengan Pusat Jalur diagonal ini lebih dimungkinkan bagi para pejabat structural. 4, Jalur zigzag Adalah jalur karir PNS yang berupa berpindahnya seorang yang memangku jabatan structural ke jabatan fungsional atau sebaliknya dalam suatu organisasi Negara KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011, 5 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Dalam jaluar zigzag perlu dipertimbangkan jangan sampai terjadi perangkapan jabatan. C. Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional 1. Jabatan struktural Telah dijelaskan terdahulu bahwa jabatan structural bersifat manajerial sebagai pimpinan dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah pelaksana tugas yang menjalankan fungsi-fungsi organisasi sesuai dengan profesinya. s Pengangkatan dalam suatu jabatan structural sebagai pemimpin dalam suatu organisasi dipersyaratkan jenjang kepangkatan pemangku jabatannya sesuai dengan pangkat yang ditetapkan untuk jabatan tersebut Hal ini mengandung konsekwensi bahwa kewenangan pembinaan kepegawaian terbatas pada staf yang pangkatnya lebih rendah sampai dengan stara dan staf tidak dapat melampaui jenjang kepangkatan atasannyaStaf yang jenjang kepangkatannya lebih tinggi tidak langsung dibawah pembinaannya. Pejabat structural tidak diperbolehkan rangkap jabatan baik untuk structural Jain atau jabatan fungsional. 2. Jabatan Fungsional Mengacu pada Undang-undang No.43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas . Undang-Undang No.8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan F Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1999 tentang Jabatan Fungsional Pegawai . Negeri Sipil, bahwa Pegawai Negeri Sipil khususnya tenaga-tenaga teknis yang tidak menduduki jabatan structural dapat dibina kariernya dalam jabatan fungsional sepanjang memenuhi persyaratdn sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pejabat fungsional pada hakekatnya adalah seorang yang diberikan tanggungjawab secara mandiri terhadap hasil pelaksanaan tugas dan kewenangan pelaksanaan tugas pada suatu organisasi Walaupun dalam pelaksanaan tugasnya dapat bekerjasama dengan yang lain akan tetapi tanggung jawab hasil pelaksanaan dan kewenangan pelaksanaan tuags tetap melekat pada pejabat fungsional tersebut. Sesuai dengan arahan Kepres No. 87 tahun 1999, bahwa pembentukan jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil dilakukan dalam rangka peningkatan profesionalisme penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan agar dapat dilaksanakan secata berdayaguna dan berhasilguna f yang berorientasi kepada usaha-usaha inovasi untuk pencapaian tujuan pembangunan nasional. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA. JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan dilaksanakan secara simultan oleh berbagai bidang atau sector sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.Dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut di sesuaikan dengan disiplin imu dan tenaga profesi yang diperlukan, Untuk mewadahi keberadaan tenaga profesi dan sekaligus sebagai landasan penetapan jabatan fungsional yang diperlukan oleh pemerintah maka ditetapkan rumpun jabatan fungsional. Yaitu himpunan jabatan fungsional keahlian dan atau jabatan fungsional keterampilan yang mempunyai tugas dan fungsi yang berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas umum pemerintah. Penyusunan jenis rumpun jabatan fungsional dengan menggunakan perpaduan pendekatan antara jabatan dan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas dan fungsi jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas umum pemerintahanSampai saat ini telah ada 25 jenis rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil salah satu diantaranya Rumpun Jabatan Fungsional Kesehatan. Pembentukan dan penetapan jabatan fungsional dalam suatu organisasi dimungkinkan sepanjang jaBatan fungsional tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari organisasi yang bersangkutan. Pengangkatan PNS dalam suatu jabatan fungsional dan pembinaan kariemya didasarkan atas formasi jabatan dengan mempertimbangkan lingkup tugas, beban kerja serta kegiatan yang memberikan kemungkinan untuk pencapaian angka kredit. Perbedaan Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Perbedaan jabatan structural dan jabatan fungsional seperti terlihat pada tabel berikut No. TARTAN | STRUKTURAL FUNGSIONAL Klasifikasi ‘a. Jabatan Pokok a. Rumpun _ Jabatan jabatan . Jabatan Penunjang | -—-Fungsional c, Jabatan Penunjang | b. Terdiri atas | umum - Jab. Fungsional Keahlian - Jab Fungsional __Keterampilan 2 |Tingkat/Eselo [a Eselon La (GollV/d-|a Abii nf Jenjang|_— IV/e) |aLPertama (Gollll/a- | jabatan dan|b. Eselon Ib (GolIV/c 1/b) tl pangkat W/e) [a2Muda _Golill/c- | KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI cc. Esekon Ia (GolIV/c-] Ill/d) 1V/d) a3.Madya (GoLIV/a- d. Esekon Ib (GoLIV/b-| IV/bIV/c) IV/c) a4Utama (GoLIV/d- e. Esekon Ia (GolIV/a-} _ IV/e) IV/b) b-Terampil: f, Esekon Ib (GollI/d-|b.1.Pelaksana Pemula IV/a) (GoLl/a) g- Esekon IV.a (GoLIlI/c- | b.2.Pelaksana (GolI/b- /d) H/cll/d) h. Esekon IV.b (GoLIII/b-| b3.Pelaksana Lanjutan MMI/c) (GoLIM/a-I/b) b4.Penyelia (GoLII/c- 11/4) Persyaratan jabatan: s1/D4-s2 SLTA/D1/D3-S1/D4 a. Pendidikan | a. Diklatpim (TkI, Ul, IU, | Diklat Jabatan b. Diklat vy) Fungsional: c. Pengangkat | b. LEMHANAS a. Penilaian _ prestasi an c. Teknis dan angka kredit d. Penilaian/ scoring b. Formasi jabatan prestasi c. Mekanisme: e. Sesuai struktur| - Inpasing/ organisasi Penyesuaian f. Mekanisme - Pengangkatan BAPERJAKAT - Perpindahan antar jabatan d. Angka kredit - Tim Peniiai Angka Kredit - Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit Sifatjabatan [Tidak permanen ada | Permanen melekat pada rotasi/ mutasi/promosi_| dirinya sesuai een profesionalitasnya, Instansi a. Instansi Pusat Unit Utama Pembina Pembina b. Instansi Daerah Tingkat Pusat sesuai dengan tugas pokok 7 dan fungsinya. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 | MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Pokok Bahasan 1. KEBIJAKAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN Pokok Bahasan 2. JABATAN — FUNGSIONAL — EPIDEMIOLOG_~=—s KESEHATAN = DAN KEDUDUKANNYA. a. Pengertian Jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan termasuk ke'dalam Rumpun Jabatan Fungsional KesehatanRumpun Jabatan Fungsional Kesehatan merupakan himpunan dari jabatan fungsional yang saling berkaitan erat baik keilmuan maupun tugas di bidang Kesehatan. Hingga saat ini ada 17 jenis jabatan fungsional Kesehatan yang telah mendapat penetapan dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan telah diberlakukan sebagai jabatan karier bagi PNS Pusat maupun PNS Daerah. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM & PL) Depkes, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya antara lain penanggulangan penyakit menular, ditunjuk sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Epidemiologi Kesehatan. Pejabat fungsional Epidemiolog Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan penyelidikan epidemiologi untuk tindakan pengamanan penanggulangan penyebaran/penularan penyakit dan factor-faktor yang sangat berpengaruh. Berdasarkan jenis pekerjaannya Jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan terdiri atas Epidemiolog Kesehatan Terampil dan Epidemiolog Kesehatan Ahi. Epidemiolog Kesehatan Terampil adalah jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan Keterampilan yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan konsep atau metoda operasional dibidang epidemiologi. Epidemiolog Kesehatan Ahli adalah jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan Keahlian yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu dan seni untuk pemecahan masalah dan pemberian pengajaran dengan cara yang sistematis di bidan epidemiologi. ‘KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 MODUL PELATIHAN PENGAN( ATANPERTAMA JABATANFUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHA’ NJENJANG AHLT b. Tugas Pokok ‘Tugas pokok adalah salah satu aspek penting dalam system ja didalamnya Kejelasan tentang wewenang, tugas dan tanggung jawab ba; setiap aparatur Negara. Pengaturan system kerja dalam rangka pelaksanaan tv 1s atau kegiatan selalu berpedoman pada Kebijaksanaan atau aturan yang erlaku, dengan harapan akan terjamin keserasian antara Kebijaksanaan . .n pelaksanaan tugasnya. Sehingga tugas dapat dilaksanakan tepat sasaran d._mencapai hasil kegiatan yang berhasilguna dan berdayaguna. Tugas pokok Epidemiolog Kesehatan sebagaimana tercantur Keputusan M.PAN. No. 17Kep/M.PAN/11/2000 adalah melak pengamatan, penyelidikan, tindakan _ pengamanan, penyebaran/penularan penyakit dan factor-faktor yang san secara cepat dan tepat dengan melakukan pengumpulan, pe: data dan interpretasi, penyebaran informasi serta pengembar metode. ‘Tunjangan Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan Berdasarkan Keputusan Presiden No. 5 tahun 2004 telah ditet jabatan untuk 17 jenis jabatan fungsional kesehatan termasuk Ja’ Kesehatan termasuk Jabatan Fungsional Epidemiolog Keseh permintaan, pemberian dan penghentian tunjangan jabatan fung tersebut mengacu pada Keputusan Kepala Badan Kepegawai tahun 2004. Tunjangan jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan ad fangsional yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Epidemi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan Lampiran VIII Kepres No. 5 tahun 2004, bes. dalam Pasal 4, nakan kegiatan enanggulangan, t berpengaruh, ;olahan, analisa an strategi dan pkan tunjangan atan Fangsional tan. Tata cara ‘onal kesehatan n Negara No.6 Jah tunjangan diangkat dan vlog Kesehatan nya tunjangan jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan seperti terlihat dalam : ble berikut ‘Tunjangan Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan. No. | Jabatan Fungsional Jabatan / Tanjasgan 1 | Epidemiolog Epidemiolog Kesehatan Madya |p. 650.000,00 | Kesehatan Ahli Epidemiolog Kesehatan Muda | _p, 450.000,00 Epidemiolog Kesehatan Pertama |». 230.000,00 2 | Epidemiolog Epidemiolog Kesehatan Penyelia | 5, 400.000,00 Kesehatan Terampil | Epidemiolog Kesehatan Pelaksana | 5. 220.000,00 Lanjutan Epidemiolog Kesehatan Pelaksana |». 150.000,00 Epidemiolog Kesehatan Pelaksana , >. 120.000,00 L_ _ | Pemulla ‘KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 10 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Permintaan dan Pemberian Tunjangan. Pejabat Fungsional Epidemiolog Kesehatan dengan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan mengajukan permintaan atau usulan untuk penerbitan Surat Keputusan Pemberian Tunjangan Fungsional yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan : 1. Surat keputusan pengangkatan dalam jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan. Sruat Pernyataan Melaksanakan Tugas ‘Surat Pernyataan Telah Menduduki Jabatan Surat Pernyataan Masih Mendduki Jabatan ‘DP3 tahun terakhir seep Dalam surat keputusan pemberian tunjangan harus dicantumkan besamya sesuai dengan jenjang jabatan yang sedang disandangnya. Pembayaran tunjangan jabatan. Berdasarkan SK Pemberian Tunjangan Fungsional Epidemiolog Kesehatan tersebut, Pejabat Pembuat . Daftar Gaji mengajukan usulan permintaan pembayaran tunjangan Epidemiolog Kesehatan bersamaan dengan permintaan gaji kepada Kepala KPKN/Karo/Kabag Keuangan Pemerintah Daerah yang bersangkutan dengan melampirkan : 1. Surat “keputusan pengangkatan dalam jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan. 2. Surat keputusan pemberian tunjangan jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan, 3. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas. * 4, Surat Pernyataan Menduduki Jabatan. 5. Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan, Pelaksanaan pembayaran tunjangan terhitung mulai dari pelaksanaan tugas yang dinyatakan dengan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas dari pejabat yang berwenang dengan ketentuan sebagai berikut 1. Pelaksanaan tugas yang dimulai tanggal 1 (satu) dibayarkan pada bulan yang bersangkutan atau bulan berjalan. 2. Pelaksanaan tugas pada butir 1, apabila bertepatan dengan hari libur sehingga pelaksanaan tugasnya dilaksanakan pada tanggal berikutnya, tunjangan fangsionalnya dibayarkan mulai bulan itu juga. 3. Pelaksanaan tugas yang dimulai setelah lewat tanggal 1 (satu) bulan berjalan dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 (satu) bulan berikutnya. 4, Pegawai Negeri Sipil yang pada tanggal 1 Pebruari 2004 masih menduduki jabatan fungsional Epidemilog Kesehatan, pembayaran tunjangan dilakukan berdasarkan Surat Pernyataan Telah Menduduki Jabatan dari pejabat yang berwenang. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 a ‘MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Untuk kelancaran pembayaran tunjangan jabatan fungsional dianjurkan kepada para Pejabat yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk agar : 1. Membuat surat pernyataan masih menduduki jabatan bagi para pejabat fungsional yang ada dilingkungan kerjanya pada setiap permulaan tahun anggaran. 2. Mendelegasikan wewenang kepada pejabat lain yang ada di lingkungannya untuk membuat : surat pernyataan melaksanakan tugas, surat pernyataan menduduki jabatan dan surat pernyataan masih menduduki jabatan. c. Fungsi d. Jenjang Jabatan dan Pangkat Jenjang jabatan dan pangkat Epidemiolog Kesehatan terdiri atas Epidemiolog Kesehatan ‘Terampil dan Epidemiolog Kesehatan Ahli. Kriteria Jabatan Fuigsional Epidemiolog Kesehatan Terampil dan Abli di dasarkan atas basis pendidikan formal yang berkorelasi dengan jenjang kepangkatan. 1. Epidemiolog Kesehatan Terampil Basis pendidikan formal minimal SLTA/D1 sampai dengan D3 bidang . Kesehatan, atau bidang lain yang berhubungan dengan epidemiologi sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan. Jenjang jabatan terendah Pelaksana Pemula dan tertinggi Penyelia, sedangkan jenjang kepangkatan terendah Pengatur Muda golongan ruang II/a dan tertinggi Penata Tingkat I golongan ruang Ill/d. Jenjang jabatan dan pangkat Epidemiolog Kesehatan Terampil No. Jenjang Jabatan | Jenjang Pangkat/Golongan Ruang chatan_| _ Pengatur Muda/Gol. I/a - 1. Pengatur Muda Tk. I./Gol. II/b 2. Pengatur/Gol. II/c Pengatur Tk I/Gol. H/d Penata Muda/Gol. Ili/a Penata Muda Tk. I/Gol. HI/a Penata/Gol. Ill/c s Penata Tk. I/Gol. Ill/d - 3. | Pelaksana Lanjutan 4 | Penyelia 3, 1 2. 1. 2. ‘KEMENTERIAN KESEHATAN RE-BADAN PPSDM KESEHATAN, PUSDIKLAT APARATUR-2011 2 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI 2. Epidemiolog Kesehatan Ahli: Basis pendidikan formal minimal D4/S1. Kesehatan atau bidang lain sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan. Jenjang jabatan terendah Pertama dan tertinggi Madya, sedangkan jenjang kepangkatan terendah Penata Muda golongan ruang IIl/a dan tertinggi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c. Jenjang jabatan dan pangkat Epidemiolog Kesehatan Ahli BA No. Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat/Golongan Ruang Epidemiologi Kesehatan _| 1 | Pertama 1. Penata Muda/Gol. Ii/a 7 _ 2. Penata Muda Tk. I/Gol. IIl/b 2 | Muda 1. Penata/Gol. l/c _ 2. PenataTk. 1/Gol. I/d | 3 | Madya 1. Pembina/Gol. IV/a 2. Pembina Tk. 1,/Gol. IV/b 3. Pembina Utama Myda/Gol. IV/c 3, Perpindahan jabatan Perpindahan jabatan dari Epidemiolog Kesehatan Terampil menjadi Epidemiolog Kesehatan Ahli dimungkinkan apabila Epidemiolog Keschatan ‘Terampil yang bersankutan telah memperoleh jjazah Sarjana (S1)/ Diploma IV . bidang Kesehatan tau bidang lainnya sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan. Dan memperoleh sertifikat keahlian yang disetarakan dengan Epidemiolog Kesehatan Abii serta memenuhi ketentuan persyaratan lainnya. e. Hak dan Kewajiban . f, Persyaratan pengangkatan, pemberhentian, kenaikan jenjang KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 | 2B MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLL & Butir kegiatan epidemiolog kesehatan Unsur-unsur Kegiatan Unsur-unsur kegiatan Epidemiclog Kesehatan yang dapat dinilai angka kreditnya terdiri atas Unsur Utama dan Unsur Penunjang. Unsur kegiatan terbagi atas sub unsur dan rincian butir Kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I untuk jenjang terampil dan Lampiran II untuk jenjang ahli pada SK. M.PAN No.17/KEP/MPAN/11/2000 Tentang Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan Angka kreditnya. Pada daftar rincian butir kegiatan tersebut telah dialokasikan pelaksana butir kegiatan untuk masing-masing jenjang jabatan. Dengan menggunakan daftar tersebut terlihat jenjang apa, mengerjakan apa dan memperoleh nilai angka kredit berapa. Akan tetapi ada ketentuan diperbolehkan mengerjakan kegiatan di atas atau di bawah satu tingkat jenjang jabatannya dengan memperoleh angka kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Unsur utama yang merupakan tugas profesi Epidemiolog Kesehatan terdiri atas : 1. Pendidikan mencakup : - Pendidikan fomal - Pendidikan dan pelatihan fe 2. Kegiatan Epidemiolog Kesehatan mencakup : . - Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan epidemiologi - Melakukan pengamatan epidemiologi - Melakukan penyelidikan epidemiclogi Melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit - Memberdayakan masyarakat 3. Pengembangan profesi mencakup : ~ Membuat karya tulis/karya ilmiah bidang epidemiologi/keschatan - Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya di bidang epidemiologi/kesehatan Membimbing Epidemiolog Kesehatan di bawah jenjang jabatannya Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang epidemiologi - Mengembangkan tehnologi tepat guna di bidang epidemiologi. Unsur penunjang tugas Epidemiolog Kesehatan merupakan kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Epidemiolog Kesehatan terdiri atas : 1. Mengajar/melatih yang berkaitan dengan bidang epidemiologi pada diklat pegawai ‘Mengikuti seminar/lokakarya di bidang epidemiologi/kesehatan Menjadi anggota organisasi profesi bidang epidemiologi Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan Melaksanakan kegiatan lintas program dan lintas seKtoral Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya Memperoleh penghargaan/tanda jasa KEMENTERIAN KESEHATAN REBADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 4 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN A. Tata cara penyesuaian /inpassing 1. Persyaratan Pegawai Negeri Sipil yang pada saat ditetapkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 17/KEP/M/PAN/11/2000 tentang aa Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan Angka Kreditnya, telah melaksanakan tugas epidemiologi minimal selama 1 (satu) tahun yang dinyatakan berdasarkan surat keterangan pejabat yang berwenang serendah rendahnya eselon I, dan memilih jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan yang dinyatakan dengan surat pernyataan yang ditandatangani yang bersangkutan dan bermaterai cukup dapat diangkat dalam jabatan Epidemiolog Kesehatan melalui penyesuaian/inpassing dengan ketentuang sebagai berikut : a. Epidemiolog Kesehatan Terampil : 1) Berijazah serendah-rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. 2) Pagkat serendah-rendahnya Pengatur Muda golongan ruang II/a. 3) Setiap unsur penilai pelaksana pekerjaan dalam DP-3' sekurang- kurangnya berilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. b. Epidemiolog Kesehatan Ahli : 1) Berijazah serendah-rendahnya Sarjana S1/Diploma IV 2) Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda golongan ruang III/a | 3) Setiap unsur penilai pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang- kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir Waktu pelaksanaan inpassing atau penyesuaian dalam jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan, mengacu pada pasal 18 Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 395/MENKES-KESOS/SKB/V/2001, Nomor 19 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan Angka kreditnya. 2. Kelengkapan Berkas Kelengkapan berkas yang diperlukan untuk penyesuaian/inpassing meliputi: 1) Foto copy Kartu Pegawai 2) Foto copy Ijazah yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang 3) Foto copy Surat Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir 4) Foto copy DP3 satu tahun terakhir . 5) Surat pernyataan melaksanakan tugas di bidang epidemiologi, dari pejabat unit kerja yang membidangi epidemiologi serendah-rendahnya setingkat : eselon II. 6) Surat pernyataan memilih jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan, dari PNS yang bersangkutan dan bermaterai cukup. ‘KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 15 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG ABLI 3. Tata cara Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Epidemiolog Kesehatan a. Lingkungan Depkes 1) Calon pejabat Epidemiolog Kesehatan melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala/Direktur Unit Kerja/UPT I calon pejabat_ Epidemiolog Kesehatan untuk —_pengusulan penyesuaian/inpassing dalam jabatan Epidemiolog Kesehatan. 2) Kepala/Direktur Unit Kerja dan atau UPT Departemen Kesehatan yang bersangkutan mengusulkan kepada Disjen PPM-PL melalui Kepala Bagian yang membidangi kepegawaian pada Ditjen PPM-PL. 3) Kepala Bagian yang membidangi kepegawaian Ditjen PPM-PL, memeriksa berkas usulan inpassing dan berkas yang memenuhi persyaratan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Depkes melalui Kepala Biro Kepegawaian Depkes. 4) Kepala Biro Kepegawaian melalui Kepala Bagian Pengembangan Pegawai memproses berkas usulan inpassing untuk menyiapkan konsep surat keputusan penyesuaian/inpassing. 5) Surat keputusan penyesuaian/ inpassing bagi Epidemiolog Kesehatan Terampil Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Lanjutan dan Epidemiolog Keschatan Ahli Pertama ditetapkan oleh Kepala Bagian Pengembangan Pegawai atas nama Menteri Kesehatan. 7 6) Surat keputusan penyesuaian/inpassing bagi Epidemiolog Kesehatan : ‘Terampil Penyelia dan Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Kesehatan. 7) Suart keputusan penyesuaian/inpassing bagi Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan. 8) Surat keputusan penyesuaian/inpassing asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Depkes, Pimpinan Unit Utama; Kepala Bagian yang membidangi kepegawaian pada Unit Utama, Pimpinan UPT, Kepala KPKN dan Kepala BKN, Dirktur Jenderal PPM-PL. Instansi Pemerintah E 1) Calon pejabat Epidemiolog Kesehatan melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja untuk pengusulan penyesuaian/inpassing jabatan Epidemiolog Kesehatan. 2) Kepala Unit Kerja yang bersangkutan mengusulkan kepada Pimpinan - Instansi melalui Kepala Bagian/Unit yang membidangi kepegawaian pada Instansi tersebut. 3) Kepala Bagian/Unit yang membidangi kepegawaian Instansi, = - + memeriksa berkas usulan inpassing dan berkas yang memenuhi persyaratan disampaikan kepada Pimpinanlnstansi KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 6 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI 9 5) 6 Kepala Bagian/Unit yang membidangi kepegawaian menyiapkan konsep surat keputusan penyesuaian/inpassing dan disampaikan kepada pimpinan instansi. Surat keputusan penyesuaian/inpassing bagi Epidemiolog Kesehatan Terampil Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Keschatan Penyelia dan Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Muda ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Pimpinan Instansi. Surat keputusan penyesuaian/inpassing bagi Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Instansi atas nama Pimpinan Instansi. Surat keputusan penyesuaian/inpassing yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusan disampaikan kepada Kepala Unit Kerja, Kepala Bagian/Unit yang menangani kepegawaian Instansi, Kepala KPKN setempat, Kepala BKD, Kepala BKN, Direktur Jenderal PPM-PL dan Sekretaris Jenderal Depkes. "KEMENTERIAN KESEHATAN RIBADAN PPSDM KESEHATAN, PUSDIKLAT APARATUR-2011 y MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Gambar:1 Mekanisme Inpasing di Depkes, UPT Pusat, Instansi Pusat BKN SK Inpasing Instansi Terkait a Setditjen Instansi Bag. Kepegawaian Setditjen PPM-PL, Bag. Kepegawaian I ‘Atasan Langsung Masing nasi t I | —PNS (Gol. IL-IIl-Iv)__ . = Depkes/Unit Utama = UPT Pusat - _ Instansi non Depkes : Setditjen UT Depkes Bag. Kepegawaian tU di Keterangan : Usulan inpassing :| ——> SK Inpassing =—> b. Instansi Kesehatan Propinsi, Kabupaten, Kota t 1) Calon Pejabat Epidemiolog Kesehatan melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja calon pejabat Epidemiolog Kesehatan untuk pengusulan penyesuaian. 2) Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada kepala Dinas Kesehatan . Provinsi/Kabupaten/Kotamadya/Kepala UPT Daerah (eselon 1) - melalui Bagian Kepegawaian/Unit yang menangani kepegawaian ~ pada Dinkes Prop/ Kab/Kota/UPTD. 3) Bagian Kepegawaian/Unit yang menangani kepegawaian pada - «| Dinkes Prop/Kab/Kota UPTD memeriksa persyaratan dan kelengkapan berkas yang berlaku dan disampaikan ke Sekretaris IKEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN f PUSDIKLAT APARATUR-2011 18 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI 4) 5) 8) Daerah Provinsi/Kabupaten/Kotamadya melalui Biro Kepegawaian Sekda Prop/Kab/Kota. Biro Kepegawaian Sekda Prop/Kab/Kota menyiapkan konsep Surat Keputusan Penyesuaian/Inpassing dan disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk mendapat persetujuan. Surat keputusan inpassing untuk Epidemiolog Kesehatan Trampil Pemula golongan ruang II/a sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya golongan ruang IV/c, ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota alas nama Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota. Surat Keputusan Penyesuaian/Inpassing asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusan disampaikan kepada Kepala Dinkes Prop/Kab/Kota/Kepala UPTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN setempat, Kepala BKD, Kepala BKN, Direktur Jenderal PPM-PL, Sekretaris Jenderal Depkes. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 19 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Gambar : 2 Mekanisme Inpasing di Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota, UPTD, dan Instansi Daerah : BKN SK Inpasing Instansi Terkait - Gubernur Setien Depkes = Bupati Biro Kepegawaian . tf Walikots a= sl Gol. I-I - PNS (Gol. I-ltI-IV) Depkes/Unit Utama UPT Pusat Keterangan : Usulan inpassing :| ——» SK Inpassing => KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PFSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 20 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLL B. Tata cara pengangkatan pertama kali ke dalam Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan 1. Persyaratan Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Epidemiolog Kesehatan harus memenuhi syarat sebagaimana Pasal 23 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 19/KEP/M.PAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional _Epidemiolog Kesehatan dan Angka Kreditnya, sebagai berikut : a. Epidemiolog Kesehatan Terampil : 1) Berijazah serendah-rendahnya SLTA/Diploma I dan D3 di bidang epidemiologi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. 2) Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda golongan ruang I/a. 3) Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional yang khusus diadakan untuk jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan dan memperoleh sertifikat. 4) Memiliki pengalaman dalam kegiatan kesehatan lingkungan sekurang- kurangnya 1 (satu) tahun. 5) Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pension dari jabatan terakhir yang didudukinya. 6) Setiap unsur penilai pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang- kurangnya brnilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. 7) Telah memperoleh SK PAK dengein jumlah angka kredit kumulatif minimal yang dipersyaratkan untuk memangku jenjang jabatan tersebut. b. Epidemiolog Kesehatan Ahli: 1) Berijazah serendah-rendahnya Sarjana (S1)/Diploma IV bidang Kesehatan yang disesuaikan dengan kualifikasi ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. 2) Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda golongan ruang III/a 3) Telah mengikuti pendidian dan pelatihan fungsional yang Kkhusus diadakan untuk jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan dan memperoleh sertifikat 4) Memiliki pengalaman dalam kegiatan kesehatan lingkungan sekurang- kurangnya 1 (satu) tahun. 5) Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pension dari jabatan terakhir yang didudukinya, 6) Setiap unsur penilai pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang- kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. 7) Telah memperoleh Surat Keputusan Pentapan Angka Kredit (SK PAK) dengan jumlah angka kredit minimal yang dipersyaratkan untuk memangku jenjang jabatan tersebut. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 Fa MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA. JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI 2, Kelengkapan Berkas Kelengkapan berkas untuk pengangkatan pertama kali dalam Jabatan Epidemiolog Kesehatan : a. b. © d. e. f. Foto copy SK Pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil dan SK Kenaikan Pangkat terakhir. SK pernyataan melaksanakan tugas di bidang kesehatan lingkungan yang ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja yang bersangkutan. Surat pernyataan melaksanakan tugas di bidang kesehatan lingkungan yang ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja yang bersangkutan. Surat pernyataan memilih jabatan fungsionai Epidemiolog Kesehatan yang ditandatangani PNS yang bersangkutan bermaterai cukup. Foto copy DP3 1 (satu) tahun terakhir. Foto copy Kartu Pegawai. 3. Tata cara pengangkatan pertama kali Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan a. Lingkungan Depkes 1) Calon pejabat Epidemiolog Kesehatan yang etlah memperoleh SK PAK melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala/Direktur Unit Kerja/UPT calon pejabat Epidemiolog Kesehatan untuk pengusulan pengangkatan pertama kali dalam Jabatan _ Fungsional Epidemiolog Kesehatan. 2) Kepala/Direktur Unit Kerja dan atau UPT Departemen Kesehatan yang bersangkutan mengusulkan kepada Dirjen PPM-PL melalui Kepala Bagian yang membidangi kepegawaian pada Ditjen PPM-PL. 3) Kepala’ Bagian yang membidangi, kepegawaian Ditjen PPM-PL, memeriksa berkas usulan inpassing dan berkas yang memenuhi persyaratan disampaikan kepada Sekretaris Jenderai Depkes melalui Kepala Biro Kepegawaian Depkes. 4) Kepala Biro Kepegawaian cq Kepala Bagian Pengembangan Pegawai memproses berkas usulan pengangkatan pertama kali untuk menyiapkan konsep surat keputusan pengangkatan pertama kali dalam Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan. 5) Surat keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Terampil Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Lanjutan dan Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama ditetapkan oleh Kepala Bagian Pengembangan Pegawai atas nama Menteri Kesehatan. 6) Surat keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Terampil Penyelia dan Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda ditetapkan oleh Kepala Biro Ahli Muda ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Kesehatan. 7) Surat keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 2 ‘MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI 8) Surat keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Depkes, Pimpinan Unit Utama, Kepala Bagian yang membidangi kepegawaian pada Unit Utama, Pimpinan UPT, Kepala KPKN dan Kepala BKN, Direktur Jenderal PPM-PL. . Instansi Pemerintah 1) Calon pejabat Epidemiolog Kesehatan yang telah memperoleh SK PAK melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja untuk pengusulan pengangkatan pertama kali dalam jabatan Epidemiolog Kesehatan. 2) Kepala Unit Kerja yang bersangkutan mengusulkan kepada Pimpinan Instansi melalui Kepala Bagian/Unit yang membidangi kepegawaian pada Instansi tersebut 3) Kepala Bagian/Unit yang membidangi ‘kepegawaian Instansi, memeriksa berkas usulan pengangkatan pertama kali dalam jabatan dan berkas yang memenuhi persyaratan disampaikan kepada Pimpinan Instansi. 4) Kepala Bagian/Unit yang membidangi kepegawaian pengangkatan pertama kali dalam jabatan dan disampaikan kepada Pimpinan Intansi. 5) Surat keputusan pengangkatin pertama kali dalam jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Terampil Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Penyelia dan Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Muda ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat lain yan ditunjuk oleh Pimpinan Instansi. 6) Surat keputusan pengangkatan partama kali dalam jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Instansi atas nama Pimpinan Instansi. 7) Surat keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusan disampaikan kepada Kepala Unit Kerja, Kepala Bagian/Unit yang menangani kepegawaian Instansi, Kepala KPKN setempat, Kepala BKD, Kepala BKN, Direktur Jenderal PPM-PL dan Sekretaris Jenderal Depkes. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 2 MODUL PELATIHAN PENGANG \TANPERTAMA. JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHAT. JENJANG AHLI Gambar : 3 Tustrasi pengangktan pertama ke dalam j; stan fungsional Epidemiolog Kesehatan DUPAK/PAK Pengangkat: ertama | BEN dan a SK Pengang’ an | Instansi Terkait Jabatan Epis ~+—[ skPak . tL, —_} —Setien Depkes _ Biro Kepegawaian Pejabat PAK + PM-PL imPenilsi | 4, | Tim Penilai ‘seawaian Masing-masing Teknis z + U T Depkes “| Set. Tim Penitai |_| => eae 7 [| Masing-masing tf Uy Instansi ‘Avasan Langsung egawaian Masing-masing PNS-Gol. I III, [V - Depkes/Unit Utama = UPT Pusat Instansi non Depkes Keterangan: Usulan DUPAK/PAK Usulan pengangkatan pertama: = KEMENTERIAN KESEHATAN RCBADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 % MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI cc. Instansi Kesehatan Propinsi, Kabupaten, Kota 1) Calon Pejabat Epidemiolog Kesehatan yang telah memeproleh SK PAK melengkapi dan menyerahkan berkas Unit Kerja calon pejabat Epidemiolog Kesehatan untuk pengusulan pengangkatan pertama kali dalam jabatan. 2) Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kotamadya/Kepala UPT Daerah (eselon Il) melalui Bagian Kepegawaian/Unit yang menangani kepegawaian pada Dinkes Prop/Kab/Kota/UPTD. 3) Bagian Kepegawaian/Unit yang menangani kepegawaian pada Dinkes Prop/Kab/Kota UPTD memeriksa persyaratan dan kelengkapan berkas yang dipersyaratkan sesuai ketentuan yang berlaku dan disampaikan ke Sekretaris Daerah Provinsi/Kabupaten/Kotamadya melalui Biro Kepegawaian Sekda Prop/Kab/ Kota. 4) Biro Kepegawaian Sekda Prop/Kab/Kota menyiapkan konsep Surat Keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan dan disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk mendapat persetujuan. 5) Surat keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Trampil Pemula golongan ruang I/a sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya golongan ruang IV/c, ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota atas nama Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota. 6) Surat Keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusan disampaikan kepada Kepala Dinkes Prop/Kab/Kota/Kepala UPTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN setempat, Kepala BKD, Kepala BKN, Direktur Jenderal PPM-PL, Sekretaris Jenderal Depkes. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 PS MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Gambar 4: Mekanisme pengangkatan perlama ke dalam jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan di Lingkungan Depkes, UPT Pusat Instansi Pusat dan Dinkes Prov/Kab/Kota, UPTD serta Instansi Daerah. DUPAK/PAK, SK Kenaikan Jabatan/Pangkat : BKD dan SK Pengangkatan . Instansi Terkait [*——] _ Jabatan Epidkes + J : Gubernur/Bupati/Wal +—[ skpax || Pejabat __Sekretaris Daerah. PAK ProviKabiKota SK PAK tL SKPAK | op | Gol. 1-1 Tim Penilai “Tim Peailai Pejabat PAK »| TimPenilat Ja : Depies Masing-masing Tekis im Penilsi Ditjen PPM-PL [->} Masing-masing [—|_PM . t it "Tim Penilai Teknis ‘Atasan Langsung Gol. IV Ditjen PPM-PL | Masing-masing PNS-Gol. ff, 11, 1V Depkes/Unit Utama = UPT Pusat = Instansi non Depkes . Keterangan: Usulan Dupak/PAK, SK Pengangkatan Pertama : ——» : Usulan DUPAK/PAK Depkes => 2 KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 26 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI C. Tata cara kenaikan pangkat dan jabatan 1 3 Persyaratan Seorang pejabat Epidemiolog Kesehatan dapat naik pangkat/jabatan apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : Kenaikan jabatan : a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir. b, Telah memperoleh angka kredit kumulatif minimal yang ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi, dengan ketentuan : 1) Sekurang-kurangnya 80% berasal dari unsur utama dan 2) Sebanyak-banyaknya 20% berasal dari unsur penunjang. ©. Setiap unsur Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. Kenaikan Pangkat: a, Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir. b. Telah memperoleh angka Kredit kumulatif minimal yang ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi, dengan ketentuan : 2) Sekurang-kurangnya 80% berasal dari unsur utama dan, 2) Sebanyak-banyaknya 20% berasal dari unsur penunjang. ¢. Setiap unsure Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. : Kelengkapan Berkas Kelengkapan berkas untuk kenaikan pangkat/jabatan Epidemiolog Kesehatan meliputi a. Surat Keputusan Kenaikan Pangkat/Jabatan terakhir b. SK PAK terakhir cc. DP3 2 (dua) tahun terakhir untuk kenaikan pangkat dan 1 (satu) tahun terakhir untuk kenaikan jabatan, d. Foto copy Kartu Pegawai. Tata Cara kenaikan Pangkat/Jabatan a. Lingkungan Depkes 1) Pejabat Epidemiolog Kesehatan yang telah memperolch SK PAK melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala/Direktur Unit Kerja/UPT calon pejabat Epidemiolog Kesehatan untuk pengusulan kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi dari pangkat jabatan terakhir yang disandangnya. 2) Kepala/Direktur Unit Kerja dan atau UPT Departemen Kesehatan yang bersangkutan mengusulkan kepada Dirjen PPM-PL melalui Kepala Bagian yang membidangi kepegawaian pada Ditjen PPM-PL. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 2 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA. JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI 3) Kepala Bagian yang membidangi kepegawaian Ditjen PPM-PL, memeriksa berkas usulan kenaikan pangkat/jabatan dan berkas yang memenuhi persyaratan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Depkes melalui Kepala Biro Kepegawaian Depkes. 4) Kepala Biro Kepegawaian cq Kepala Bagian Mutasi Pegawai memproses berkas usulan kenaikan pangkat/jabatan untuk menyiapkan konsep surat keputusan kenaikan pangkat//jabatan. 5) Surat keputusan kenaikan pangkat/jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Lanjutan golongan III/A, IlI/b dan Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama golongan Ill/a, III/b ditetapkan oleh Kepala Bagian Pengembangan Pegawai atas nama Kesehatan. 6) Surat keputusan kenaikan pangkat/jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Terampil Penyelia golongan III/c-Ill/d dan Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda golongan IlI/c-III/d ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Kesehatan. 7) Surat keputusan kenaikan pangkat/jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya golongan IV/a, 1V/b dan IV/c ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan. 8) Surat keputusan kenaikan pangkat/jabatan yang asli disampaikan - kepada PNS, yang bersangkutan dan petikan/tembusan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Depkes, Pimpinan Unit Utama, Kepala Bagian yang membidangi kepegawaian pada Unit Utama, Pimpinan UPT, Kepala KPKN dan Kepala BKN, Direktur Jenderal PPM-PL. . Instansi Pemerintah 1) Pejabat Epidemiolog Kesehatan yang telah memperole SK PAK melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja untuk pengusulan kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi dari pangkat/jabatan terakhir yang disandangnya. 2) Kepala Unit Kerja yang bersangkutan mengusulkan usulan tersebut kepada Pimpinan Instansi melalui Kepala Bagian/unit yang membidangi kepegawaian Instansi, memeriksa berkas usulan kenaikan pangkat/jabatan dan disampaikan kepada Pimpinan Instansi. 3) Kepala Bagian/Unit yang membidangi kepegawaian Instansi, memeriksa berkas usulan kenaikan pangkat/jabatan yang memenuhi persyaratan disampaikan kepada Pimpinan Instansi. 4) Kepala Bagian/Unit yang membidangi kepegawaian menyiapkan konsep surat keputusan kenaikan pangkat/jabatan dan disampaikan kepada Pimpinan Instansi 5) Surat keputusan kenaikan pangkat/jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Terampil Pelaksana Pemula, golongan ruang Jl/a, Pelaksana golongan ruang II/b, Il/c, I/d, Pelaksana Lanjutan golongan ruang I11/a, II/b sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Penyelia golongan ruang III/c, III/d dan Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama golongan U1/a, THl/b, Muda golongan ruang Il/c, IlI/d ditetapkan oleh Kepala KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 28 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLL Biro Kepegawaian Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat Jain yang ditunjuk oleh Pimpinan Instansi. 6) Surat keputusan kenaikan pangkat/jabatan bagi Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya golongan ruang IV/a, IV/b dan IV/c ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Instansi atas nama Pimpinan Intansi. 7) Surat keputusan pengangkatan pertama kali dalam jabatan yang asli disampaikan kepada PNS yang _bersangkutan dan petikan/tembusan disampaikan kepada Kepala Unit Kerja, Kepala Bagian/Unit yang menangani kepegawaian Instansi, Kepala KPKN setempat, Kepala BKD, Kepala BKN, Direktur Jenderal PPM-PL dan Sekretaris Jenderal Depkes. D. Tata cara perpindahan dari jabatan structural/fungsional lain menjadi Jabatan Fungsional Epidemiologi Kesehatan 1. Persyaratan Perpindahan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan structural dan jabatan fungsional Jainnya untuk dapat diangkat dalam jabatan Epidemiolog Kesehatan harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun dari jabatan akhir structural/fungsional yang didudukinya. b. Ada formasi jabatan untuk pengangkatan jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan. . Berijazah sesuai dengan ketentuan pada Pasal 22 SK. Menegpan No. 19/KEP/MPAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan Angka Kreditnya d. Bagi pejabat structural, telah memperoleh surat keputusan pemberhentian dari jabatan structural yang didudukinya. . Bagi pejabat fungsional lainnya, telah memperoleh surat keputusan pemberhentian dari jabatan fungsional yang didudukinya. f, Telah memperoleh surat pernyataan memilih jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan yang bermaterai cukup. g Telah memperoleh surat pemyataan melaksanakan tugas di bidang Kesehatan lingkungan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun h. Telah memperoleh SK PAK dengan jumlah angka kredit kumulatif minimal di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan ketentuan jenjang jabatan dan pangkat yang akan didudukinya. i. Angka kredit yang diperoleh dari jabatan fungsional lainnya (lama) tidak diperhitungkan. j. Setiap unsure penialian pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik minimal 76 dalam 1 (satu) tahun terakir KEMENTERIAN KESEHATAN RI-DADAN PFSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 Fe ‘MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA. JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI 2. Kelengkapan Berkas Kelengkapan berkas untuk perpindahan dari jabatan structural/fungsional lain menjadi pejabat Epidemiolog Kesehatan meliputi : a. b. c 4, e £ Foto kopi SK Pemberhentian dari Jabatan Struktural/Fungsional lainnya. SK Penetapan Angka Kredit (PAK) disertai bukti fisiknya, Surat Pernyataan Memilih Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan yang bermaterai cukup. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas di Bidang Kesehatan Lingkungan dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan serendah-rendahnya eselon oL Foto kopi DP3 1 (satu) tahun terakhir. Foto kopi Kartu Pegawai. 3. Tata cara perpindahan dari jabatan structural/fungsional lain menjadi pejabbat Epidemiolog Kesehatan a Lingkungran Depkes 1) Calon pejabat Epidemiolog Kesehatan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan termasuk SK PAK Epidemiolog Kesehatan kepada Kepala Unit Kerja yang membidangi kepegawaian untuk usulan perpindahan jabatan fungsional. 2) Berkas usulan dikirimkan kepada Kepala Biro Kepegawaian dan .selanjutnya disampaikan kepada Kepala Bagian Pengembangan Pegawai. 3) Kepala Bagian Pengembangan Pegawai menyiapkan konsep Surat Keputusan Pemberhentian dari Jabatan Struktural/Fungsional lain dan konsep Surat Keputusan Pengangkatan kedalam Jabatan Fungsional serta disampaikan kepada Pejabat yang berwenang untuk ditetapkan. 4) Pengangkatan ke dalam Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan, secara berjenjang sama dengan Pejabat yang berwenang menetapkan Surat Keputusan Pengangkatan Pertama atau pejabat lain yang ditunjuk. 5) Surat Keputusan Pengangkatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada unit kerja terkait. Instansi Kesehatan Propinsi/ Kabupaten/Kota 1) Calon pejabat Epidemiolog Kesehatan menyerahkan berkas yang dipesyaratkan termasuk SK PAK Epidemiolog Kesehatan kepada Kepala Unit Kerja untuk usulan perpindahan jabatan fungsional. 2) Kepala Unit Kerja menyampaikan berkas usulan perpindahan jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan/Provinsi/ Kabupaten/ Kota. UPTD/LTD. 3) Kepala Bagian yang menangani kepegawaian menyiapkan konsep Surat Keputusan Pemberhentian dari Jabatan Struktural/Fungsional Jain dan konsep Surat Keputusan Pengangkatan kedalam Jabatan SSEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 30 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Wali Kota melalui. ‘Sekretaris. Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mendapat persetujuan. 4) Pengangkatan ke dalam Jabatan Fungsional Epidemiolog Keschatan melalui perpindahan, secara berjenjang sama dengan Pejabat yang berwenang menetapkan Surat Keputusan Pengangkatan Pertama. 5) Surat Keputusan Pengangkatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada . unit kerja terkait. c. Institusi Pemerintah 1) Calon Pejabat Epidemiolog Kesehatan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan termasuk SK PAK Epidemiolog Kesehatan kepada unit kerja calon pejabat fungsional yang bersangkutan untuk pengusulan perpindahan jabatan. . 2) Kepada unit kerja pengusulan kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Instansi, melalui Kepala Bagian/Unit yang menangani kepegawaian pada instansi. 3) Kepada Bagian/Unit yang menangani kepegawaian pada instansi menyiapkan konsep Surat Keputusan Pemberhentian dari Jabatan Struktural/Fungsional Jain dain konsep Surat Keputusan Pemberhentian dari Jabatan Struktural/Fungsional lain dan konsep Surat Keputusan Pengangkatan Dalam Jabatan _Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan menyampaikan kepada pimpinan Instansi untuk mendapat penetapan. 4) Pengangkatan ke dalam jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan melalui perpindahan, secara berjenjang sama dengan Pejabat yang berwenang menetapkan Surat Keputusan Pengangkatan Pertama. 5) Surat keputusan Pengangkatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada unit kerja terkait. E. Tata cara pembebasan sementara dari Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan 1. Persyaratan Pembebasan Sementara a. Epidemiolog Kesehatan dibebaskan sementara dari jabatannya apabila tidak dapat memenuhi angka kredit sebagai berikut : 1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir tidk dapat mengumpulkan angka kredit kumulatif minimal . untuk kenaikan pangkat setingkat: lebih tinggi bagi Epidemiolog Kesehatan Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang Il/a : sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Penyelia pangkat Penata golongan ruang III/c dan Epidemiolog Kesehatan Pertama pangkat Penata Muda gololongan ruang II/a sampai dengan Epidemiolog ‘KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PFSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 31 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Kesehatan Madya dengan Epidemiolog Kesehatan Madya Pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b. 2) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir, tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) dari unsur utama bagi Epidemiolog Kesehatan Penyelia pangkat Penata Tingkat I golongan ruang IlI/d, dan 20 (Dua Puluh) dari unsure utama bagi Epidemiolog Kesehatan Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c. Epidemiolog Kesehatan dibebaskan sementara dari jebatannya karena alasan lain sebagai berikut : 1) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tidak berat berupa penurunan pangkat berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 30 Tahun 1980. 2) Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Perherintah © Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri. 3) Ditugaskan secara penuh di Iuar jabatan Epidemiolog Keschatan. 4) Cuti di luar tanggungan Negara kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya. 5); Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. 2: Kelengkapan Berkas Kelengkapan berkas untuk Pembebasan Sementara dari jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan meliputi: a b, c a. e, f. & Foto copy Surat Keputusan Pengangkatan ke dalam Jabatan Epidemiolog Kesehatan. Foto copy Surat Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir. Surat Keputusan Tugas Belajar bagi tugas belajar yang lebih dari 6 (enam) bulan. Surat Keputusan hukuman disiplin sedang atau berat bagi yang terkena hukuman disiplin sedang atau berat, Surat Keputusan Pemberhentian Sementara sebagai PNS (PP No. 4 th. 1996). Foto copy Kartu Pegawai Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit (PAK) terakhir. 3. Tata cara Pembebasan Sementara dari jabatan Epidemiolog Keshatan Karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit, a Lingkungan Depkes 1) Tim Penilai Ditien PPM-PL/Unit Utama/UPT Peringatan dan Penjelasan Perbedaan Angka Kredit untuk disampaikan kepada Pimpinan Unit Utama/Kepala UPT Pusat (eselon Il) melalui Sekretaris Tim Penilai Ditjen PPM-PL/ Unit Utama/UPUT (eselon II) ‘KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 2 2 3) 4) 6) 2) 8) 9%) MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Pimpinan Unit Utama/Kepala UPT Pusat mempelajari penjelasan perbedaan angka kredit dan menandatangani Nota Peringatan serta mengembalikannya kepada Tim Penilai Ditjen PPM-PL/Unit Utama/UPT Pusat (eselon JI) melalui Sekretariat Tim Penilai Ditjen PPM-PL/Unit Utama/UPT Pusat (eselon II). Tim Penilai Ditjen PPM-PL/Unit Utama/UPT Pusat (eselon II) menyampaikan Nota Peringatan kepada Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan melalui Kepala Unit Kerja Epidemiolog Kesehatan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir atau 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan sejak Epidemiolog Kesehatan diangkat dalam pangkat terakhit. Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah Nota Peringatan disampaikan tetapi Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan tetap tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan, maka Tim Penilai Ditjen PPM-PL/Unit Utama/UPT/UPT Pusat (Eselon 1) membuat Nota Pemberitahuan, dan konsep SK Penetapan Anda Kredit yang berisi catatan pertimbangan untuk pembebasan sementara dan disampaikan kepada Pejabat yang berwenang. Pejabat yang berwenang mempelajari Nota Pémberitahuan dan menandatangani PAK, selanjutnya PAK tersebut disampaikan kembali kepada Tim Penilai, melalui Kepala Bagian Kepegawaian/Ketua Sekretariat Tim Penilai Ditjen PPM-PL/Unit Utama/UPT Pusat (eselon I). Kepala Bagian Kepegawaian/Ketua Sekretariat Tim Penilai Ditjen PPM-PL/nit Utama/UPT Pusat (eselon II). Menyiapkan konsep surat usulan Pembebasan Sementara Epidemiolog Kesehatan dan PAK yang berisi catatan pertimbangan untuk pembebasan sementara kepada Kepala Biro Kepegawaian Depkes Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian menyiapkan konsep surat keputusan . pembebasan sementara Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan untuk disampaikan kepada pejabat yang berwenang untuk ditetapkan. Bagi Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Penyelia dan Epidemiolog Pertama sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Muda, surat keputusan pembebasan sementara ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Kesehatan. Bagi Epidemiolog Kesehatan Madya, surat keputusan pembebasan sementara ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan. 10) Surat Keputusan Pembebasan Sementara yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan _petikan/tembusannya disampaiken kepada Tim Penilai Ditjen PPM-PL/Unit Utama/UPT Pusat (eselon II) dan unit kerja terkait. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 2 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI ’b. Instansi Kesehatan Propinsi/KabupateryKota 1 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) %) Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota membuat konsep Nota Peringatan dan Penjelasan Perbedaan Angka Kredit untuk disampaikan kepada Kepala Dinas _—Kesehatan. Propinsi/Kabupaten/Kota/UPTD/LTD melalui Pimpinan Unit yang membidangi kepegawaian/Ketua Sekretariat_ Tim —Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota_mempelajari penjelasan perbedaan angka kredit dan menandatangani Nota Peringatan serta mengembalikannya kepada Tim Penilai Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota melalui Pimpinan unit yang membidangi kepegawaian/Ketua Sekretariat Tim —_Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota, Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota menyampaikan Nota Peringatan kepada Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan melalui Kepala Unit Kerja Epidemiolog’ Kesehatan, selambat- lambatnya 6 (enam) bulan sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir atau 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan sejak Epidemiolog Kesehatan diangkat dalam pangkat terakhir. Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah Nota Peringaten disampaikan kepada Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan tetap tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan, maka Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota membuat Nota Pemberitahuan dan konsep Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit (PAK) yang berisi catatan pertimbangan untuk pembebasan sementara dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Bagi Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Pemula. sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Penyelia dan Epidemiolog Kesehatan Pertama sampai dengan Muda penetapan angka kredit oleh pejabat Pembina Kepegawaian Daerah (Gubernur/Bupati/Wali Kota). Dan bagi Epidemiolog Kesehatan Madya penetapan angka kredit oleh Kepala Biro Kepegawaian Depkes. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit mempelajari Nota Pemberitahuan dan menandatangani PAK, selanjutnya PAK tersebut disampaikan kembali kepada Tim Penilai Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota. Kepala Bagian Kepegawaian/Ketua Sekretariat Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota menyiapkan konsep Surat Keputusan Pembebasan Sementara Epidemiolog Kesehatan dan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota untuk mendapat persetujuan. Bagi Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Penyelia dan Epidemiolog Kesehatan Muda, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/ Wali Kota atau pejabat lain yang ditunjuk Bagi Epidemiolog Kesehatan Madya, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian Depkes KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 34 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI 10) Surat Keputusan Pembebasan Sementara yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan’ petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota dan unit kerja terkait. Instansi Pemerintah 1) Tim Penilai Instansi membuat konsep Nota Peringatan dan Penjelasan Perbedaan Angka Kredit untuk disampaikan kepada Sesditjen Instansi atau pejabat yang ditunjuk. 2) Sesditjen Instansi atau pejabat yang ditunjuk mempelajari penjelasan perbedaan angka kredit dan menandatangani Nota Peringatan serta mengembalikannya kepada Tim Penilai Instansi melalui Pimpinan unit yang membidangi kepegawaian/Ketua Sekretariat Tim Penilai Instansi. 3) Tim Penilai Instansi menyampaikan Nota Peringatan kepada Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan melalui Kepala Unit Pelayanan Kesehatan Insiansi, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir atau 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan sejak Epidemiolog Kesehatan diangkat dalam pangkat terakhir. 4) Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah Nota Peringatan disampaikan kepada Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan tetap tidak dapat mengumpulkan angka Kredit yang ditentukan, maka Tim Penilai Instansi membuat Nota Pemberitahuan dan Konsep Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit (PAK) yang, berisi catatan pertimbangan untuk pembebasan sementara dan disampaikan kepada Pejabat yang berwenang untuk ditetapkan. 5) Bagi Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Penyelia dan Epidemiolog Kesehatan Pertama sampai dengan Muda penetapan angka kredit oleh pejabat Pembina kepegawaian Instansi Dan bagi Epidemiolog Kesehatan Madya penetpaan angka kredit oleh Kepala Biro Kepegawaian Depkes. 6) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit mempelajari Nota Pemberitahuan dan menandatangani PAK, selanjutnya PAK tersebut disampaikan kembali kepada Tim Penilai Instansi 7) Kepala Bagian Kepegawaian/Ketua Sekretariat Tim Penilai Instansi menyiapkan konsep Surat Keputusan Pembebasan Sementara Epidemiolog Kesehatan dan disampaikan kepada Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk. 8) Bagi Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Penyelia dan Epidemiolog Kesehatan Pertama sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Muda, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh pimpinan Instansi atau pejabat Jain yang ditunjuk. 9) Bagi Epidemiolog Kesehatan Madya, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian Depkes KEMENTERIAN KESEHATAN RE BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 38 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI 10)Surat Keputusan Pembebasan Sementara yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan das _petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Instansi dan unit kerja terkait. 4, Tata Cara Pembebasan Sementara dari jabatan Epidemiolog Kesehatan ~~ karena alasan lain a. Lingkungan Depkes 7 1) Kepala Unit Kerja menyampaikan usul pembebasan sementara Epidemiolog Kesehatan yang dibebaskan sementara karena alas an , lain sebagaimana tersebut pada butir 1).b di atas kepada Kepala Unit Utama/Kepala UPT Pusat (eselon Il). 2) Kepala Unit kerja yang membidangi kepegawaian/Ketua Sekretariat Tim Penilai Unit Utama/ UPT Pusat (eselon Il), menyampaikan berkas usulan pembebasan sementara kepada Sekretaris Jenderal u.p Kepala Biro Kepegawaian. : 3) Usulan pembebasan sementara yang telah disetujui disampaikan kembali kepada Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian. 4) Kepala Bagian Pengembangan Pegawai menyiépkan konsep Surat _ Keputusan Pembebasan Sementara Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan. : 5) Bagi Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Penyelia dan Epidemiolog Kesehatan Muda, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan-oleh Kepala Biro Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk atas nama Menteri ° Kesehatan. 6) Bagi Epidemiolog Kesehatan Madya, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh sekrefaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan. 7) Surat Keputusan Pembebasan Sementara yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan _petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Unit Utama/UPT Pusat (eselon II) dan unit kerja terkait. z Instansi Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota 1) Kepala Unit Kerja menyampaikan usul pembebasan sementara Epidemiolog Kesehatan yang akan dibebaskan sementara karena alas an lain sebagaimana tersebut pada butir 1).b di atas kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/ Kabupaten /Kota/Kepala UPTD (eselon Il). 2) Kepala Unit kerja yang membidangi kepegawaian/Ketua Sekretariat Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota. UPTD (selon Mi), 5 menyampaikan berkas usulan pembebasan sementara kepada a Sekretaris Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota untuk —mendapat persetujuan. 3) Usulan pembebasan sementara yang telah disetujui sampaikan : Kembali kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota Kepala UPTD (eselon Il) melalui Kepala Bagian/Unit yang menangani KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 36 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA. JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI 4) 5) 6) Kepegawaian pada Dinas Keschatan Propinsi/Kabupaten/Kota/ Kepala UPTD (eselon I). Kepala Bagian/Unit yang menangani kepegawaian menyiapkan Konsep Surat Keputusan Pembebasan Sementara Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan, Bagi Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Madya, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh_—-Kepala_-Dinas_—_Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota atau pejabat lain yang ditunjuk. Surat Keputusan Pembebasan Sementara yang asli disampaikan Kepada PNS yang bersangkutan dan _petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Unit Utama/UPT Pusat (eselon TI) dan unit kerja terkait. Instansi Pemerintah y 2) 3) 4) 5) 6) Kepala Unit Kerja menyampaikan usul pembebasan sementara Epidemiolog Kesehatan yang akan dibebaskan sementara Karena alas. an lain sebagaiman tersebut pada butir 1).b di atas kepada Kepala Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada instansi. Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan melalui unit yang membidangi kepegawaian/ketua Sekretariat Tim Penilai Instansi, menyampaikan berkas usulan pembebasan sementara kepada Pimpinan Instansi untuk mendapat persetujuan, Usulan pembebasan sementara yang telah disetujui disampaikan Kembali kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi melalui Kepala Bagian/Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi, Kepala Bagian/Unit yang menangani kepegawaian pada instansi menyiapkan konsep Surat Keputusan Pembebasan Sementara Epidemiolog Kesehatan yang bersangkutan. Bagi Epidemiolog Kesehatan Pelaksana Pemula sampai dengan Epidemiolog Kesehatan Madya Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan atau pejabat Jain yang ditunjuk atas nama Pimpinan Instansi. Surat Keputusan Pembebasan Sementara yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan’ petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Instansi dan uni kerja terkail. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 37 L 0. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI DESKRIPSI SINGKAT Epidemiologi merupakan ilmu dasar dari Kesehatan masyarakat yang berperan dalam mengidentifikasi masalah keschatan masyarakat dan faktor- faktor yang mempengaruhinya, Epidemiologi berdasar pada konsep timbulnya sakit sebagai akibat interaksi antara agen, penjamu dan lingkungan pada suatu populasi dan tentunya pemahaman yang baik terhadap perjalanan penyakit itu sendiri, Pendekatan epidemiologi dibagi berdasarkan metode epidemiologi deskriptif, yang membahas distribusi penyakit dan masalah Kesehatan serta faktor determinannya, dan metode epidemiologi analitik . yang berperan mengidentifikasi hubungan antara kejadian sakit dan faktor - faktor yang mempengaruhinya dalam hubungan sebab atau pengaruh dan akibat. Epidemiolog atau ahli epidemiologi, dengan kompetensi yang dimilikinya dapat memberikan pelayanan epidemiologi Pelayanan dimaksud dapat dilaksanakan dengan berdasar pada kode etik profesi. TUJUAN PEMBELAJARAN A, Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami dasar ~ dasar epidemiolog kesehatan B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan: 1, Dasar-dasar epidemiologi kesehatan 2. Kode etik profesi epidemiolog ~~ KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR - 2011 38 OL. Vi MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA. JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI POKOK BAHASAN Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut : Pokok Bahasan 1. Dasar - dasar Epidemiologi Kesehatan Sub Pokok Bahasan : Pengertian ‘Tujuan kegiatan epidemiolog kesehatan Peran dan fungsi epidemiolog keschatan Konsep timbulnya penyakit Penelitian Epidemiologi Ukuran-ukuran Epidemiologi Penyakit) Pe pose Pokok Bahasan 2. Kode Etik Profesi Epidemiolog METODE . coy * Curah pendapat MEDIA DAN ALAT BANTU Bahan tayang (Slide power point) Laptop LCD Flipchart Whiteboard Spidol (ATK) LANGKAH ~ LANGKAH PEMBELAJARAN Berikut disampaikan langkah ~ langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini, Langkah 1. Pengkondisian 1) Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan. KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN. PUSDIKLAT APARATUR - 2011. 39 MODUL PELATINAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI vu. 2) Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan serta metode pembelajaran yang akan digunakan, sebaiknya disepakati antara peserta dan fasilitator. Penyampaian tajuan pembelajaran ini sebaiknya menggunakan bahan tayang. Langkah 2, Penyampaian Materi 1) Fasilitator menyampaikan paparan materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang. Diawali dengan materi tentang dasar ~ dasar epidemiolog kesehatan. 2) Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab dan curah pendapat. Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan 1) Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran. 2) Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan. 3) Fasilitator membuat kesimpulan. URAIAN MATERL Pokok Bahasan 1. 2 DASAR - DASAR EPIDEMIOLOG KESEHATAN a. Pengertian . Epidemiologi berasal dari kata Epi, demos dan logos. Epi = atas, demos = masyarakat, logos = ilmu, sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai imu yang mempelajari tentang masyarakat, Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian dan penyebaran penyakit atau masalah Kesehatan serta faktor - faktor yang mempengaruhinya, pada sekelompok manusia tertentu. IImu ini dikembangkan dari pengalaman mempelajari beberapa wabah penyakit pada waktu - waktu tertentu dengan angka kematian yang tinggi. Dokter menentukan status keschatan pada seorang pasien, apa saja yang menyebabkan pasien sakit, dan tindakan apa yang diperlukan pada pasiennya, sementara ahli epidemiologi memanfaatkan ilmunya untuk menentukan status Kesehatan populasi atau sekelompok orang, sebab dan faktor apa saja yang menyebabkan populasi banyak yang menderita sakit, dan tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap kelompok masyarakat tersebut. KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR ~ 2011 40 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG ALI Epidemiologi kini telah berkembang dengan pesat sehingga dikenal beberapa cabang epidemiologi seperti epidemiologi penyakit non infeksi, epidemiologi Klinik, epidemiologi Kesehatan kerja dan lain-lain. Sebagai contoh, kini juga dikenal epidemiologi penyakit - penyakit di rumah sakit, epidemiologi kanker, epidemiologi kecelakaan lalu lintas dan epidemiologi penyakit akibat kerja, dan sebagainya, . Tujuan kegiatan / Manfaat Epidemiolog Kesehatan Epidemiolog mempunyai banyak manfaat, yaitu : 1) Melakukan kajian kesehatan masyarakat Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat, menyusun rencana kerja upaya penanggulangan dan melakukan evaluasi kinerja program dengan memanfaatkan cara ~ cara epidemiologi. Epidemiologi dapat mengukur masalah kesehatan secara obyektif atau sasarannya jelas, terukur dan dapat diperbandingkan antara waktu, antara wilayah dan antara kelompok masyarakat serta hasil kerjanya dapat dipertanggungjawabkan. Dalam melakukan identifikasi masalah kesehatan, epidemiologi membagi masalah Kesehatan pada karakteristik khas epidemiologi menurut waktu, tempat dan orang’ (epidemiologi deskriptif), dan mengidentifikasi beratnya pengaruh suatu kondisi terhadap timbulnya penyakit (epidemiologi analitik). Epidemiologi dapat menentukan perkembangan penyakit dari waktu ke waktu, sehingga sangat bermanfaat untuk mengukur keberhasilan upaya penanggulangan yang telah dilakukan, seberapa serius masalah kesehatan telah berkembang dan perlu tidaknya tindakan darurat penanggulangan harus segera dilakukan. Epidemiologi juga dapat menentukan perbedaan besar masalah kesehatan antar wilayah dan antar populasi, sehingga program dapat menentukan prioritas populasi yang perlu mendapat upaya penanggulangan. KEMENTERIAN KESEHATAN RI ~ BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR - 2011 a MODUL PELATIHAN PENGANG JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHAT* TAN PERTAMA, JENJANG ABLI 2) Tindakan Terhadap Kesehatan Perorangan Dokter menentukan seorang pasien menderita sakit t dan memintanya untuk istirahat penuh agar tidak usus, kemudian memberikan antibiotik yang sesuai tifus sesuai dengan umur dan kondisi pasien. Doktc buang hajat penderita dibuang di toilet serta ber! kemungkinan terjadinya penularan dari pasien 3 keluarga yang lain. Banyak orang tidak memahami b dokter tersebut dihasilkan dari kajian epidemiologi tc gejala dan tanda-tanda penyakit dan tindakan yang pasien ini (epidemiologi Klinik), pentingnya me pencegahan risiko penularan (epidemiologi deskriptif ¢ analitik), Pada penyakit yang baru terjadi pada suatu wils epidemiologi dan ahli keschatan lainnya, bau memba gambaran gejala dan tanda penyakit, cara-cara memas menderita penyakit tersebut, mengidentifikasi cara~ penyakit dan cara-cara menghindari terjadinya } tindakan ~apa yang sebaiknya dilakukan pada < ‘menderita sakit, tindakan terhadap orang-orang yang yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang yang ber: penyebaran penyakit tersebut. . 3) Melengkapi gambaran Klinis penyakit Penyakit terjadi pada seseorang dan kémudian mender menunjukkan gejala dan tanda penyakit tertentu, ys perubahan pada organ tubuhnya. Perubahan gejala day dari satu masa ke masa berikutnya bisa mengalami pe adaptasi masyarakat terhadap penyakit dan adaptasi pe orang-orang dan lingkungan dimana penyakit ini b penyakit malaria menimbulkan gejala demam men; kepala, tetapi akhir-akhir ini, penderita penyaki menunjukkan gejala diare. Penyakit seringkali hanya menyerang orang-orang tertentu, ini disebabkan pengaruh dari banyak faktor, b yang bisa diidentifikasi dan juga faktor-faktor yang s belum teridentifikasi. Seiring perubahan waktu, per adanya perubahan panas bumi, adanya perubahan pa, anggota masyarakat, maka epidemiologi terus memant perubahan kelompok-kelompok populasi yang kem s abdominalis adi kebocoran atuk penyakit juga meminta ‘hati dengan vada anggota wa keputusan ang distribusi suai terhadap kukan upaya repidemiologi ‘ah, para abli a menentukan kan seseorang ara penularan vnularan, dan seorang yang ontak dan apa a pada daerah 4 sakit dengan 3 juga terjadi anda penyakit bahan karena akit terhadap angkit. Misal, gil dan sakit malaria juga lam populasi < faktor-faktor : ini mungkin ahan musim, sebagian dari kemungkinan gkinan sudah KEMENTERIAN KESEHATAN RI ~ BADAN PPSDM KESEHAT. PUSDIKLAT APARATUR - 2011. 42 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI « mulai berjangkit penyakit tersebut. Misalnya pada demam berdarah dengue yang pada awal perkembangannya hanya menyerang usia anak-anak dan remaja, kemudian pada akhir perkembangannya dapat menyerang pada semua usia. Epidemiologi juga memantau perubahan distribusi penyakit menurut waktu, schingga dapat diidentifikasi kecenderungan jangka panj (seculer trend) dan pola musiman penyakit. Dengan informasi dapat disusun rencana penanggulangan yang lebih tepat waktu, efektif dan lebih efisien. Akhir-akhir ini, para epidemiologi juga mulai mencermati distribusi tipe dan sub tipe dari agent penyakit, perubahan pola DNA dan RNA sebagi bagian dari epidemiologi molekuler. Peran dan Fungsi Epidemiolog Kesehatan Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia menetapkan 9 peran epidemiolog dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat : 1) Mengidentifikasi_ masalah kesehatan dan menentukan cara penanggulangannya 2) Surveilans epidemiologi 3) Sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa (KLB) penyakit, bencana atau masalah kesehatan lainnya 4) Penyelidikan dan penanggulangan KLB penyakit 5) Memantau dan menilai program/upaya kesehatan 6) Audit manajemen dengan pendekatan epidemiologi 7) Pengajaran, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat 8) Penelitian epidemiologi 9) Advokasi dan komunikasi . Pada lingkungan Kementerian Kesehatan, para pejabat Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 17/KEP/M.PAN/11/2000 tanggal 30 Nopember 2004, melaksanakan 5 tugas teknis epidemiologi sesuai dengan jenjang jabatannya 1) Menyusun rencana program epidemiologi dan rencana program intervensi 2) Melakukan pengamatan epidemiologi 3) Melakukan penyelidikan epidemiologi KLB, kewaspadaan dini, menetapkan adanya KLB dan wabah, dan upaya-upaya penanggulangan KLB 4) Melakukan pencegahan dan penanggulangan penyakit 5) Memberdayakan masyarakat (identifikasi perilaku masyarakat, perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan, dan evaluasi) IAN KESEHATAN RI ~ BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR - 2011 B MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI ‘Melakukan pengamatan epidemiologi, termasuk didalamnya adalah Kegiatan : surveilans, SKD - KLB, identifikasi masalah kesehatan dan audit manajemen, Melaksanakan fungsi penyelidikan epidemiologi adalah untuk memuastikan adanya KLB, etiologi KLB, besariya masalah KLB, identifikasi sumber serta cara penularan, disamping meningkatkan kewaspadaan dini KLB, menetapkan adanya KLB/wabah dan melaksanakan upaya-upaya penanggulangan KLB. ‘The Council of State and Territorial Epidemiologists (USA) mengajukan serangkaian fungsi utama dari unit epidemiologi departemen kesehatan negara bagian. Lima dinataranya adalah : 1) Surveilans kesehatan masyarakat 2) Penyelidikan (termasuk analisis) dan konsultasi 3) Perkembangan kebijakan 4) Pelatihan 5) Jaringan |. Konsep Timbulnya Penyakit 1) Penyebab, Penjamu dan Lingkungan Berbeda dengan pendekatan medik dalam menentukan status Kesehatan yang memfokuskan pada satu individu, pendekatan epidemiologi menentukan status Kesehatan dengan mempelajari satu Kelompok penduduk. Terdapat tiga komponen penting dalam penerapan Konsep atau pendekatan epidemiologi dalam menentukan status kesehatan sekelompok penduduk atau populasi yaitu “host” (penjamu), environment (lingkungan) dan “agent” (penyebab). Interaksi antara ketiga komponen tersebut harus seimbang. Bila terjadi gangguan _keseimbangan maka timbul penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok tersebut. Aven How \ 7 vironment KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR ~ 2014 44 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL FPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut_mempunyai peranan dalam menentukan cara pencegahan dan penanggulangan jika terjadi gangguan keseimbangan yang menyebabkan sakit. a) Penyebab (Agent) Penyebab suatu penyakit (agent) adalah semua unsur atau elemen hidup maupun tak hidup ‘yang —kehadirannya atau ketidakhadirannya, bila diikuti dengan kentak yang efektif terhadap manusia yang rentan dalam ‘keadaan yang memungkinkan akan menjadi inisiasi dan memudahkan terjadinya penyakit. Agent bisa berupa unsur biologis, kimia, nutrisi, mekanik dan agent fisik. (1) Penyebab biologis (Agent Biologis) Terdapat 6 kelompok penyebab (agent) biologis, yaitu : (a) Protozoa Adalah organisme uniseluler, antara lain dapat menyebabkan malaria, trypanosomiasis, leismaniasis, disentri amuba, dll. Kebanyakan dari organisme ini berkembang biek di luar tubuh manusia dan biasanya “vectorborne” ditularkan melalui vector yaitu artropoda). (b) Metazoa Organisme parasitic multiseluler, antara lain dapat : menyebabkan trichinosis, askariasis, schistosomiasis, dan lain-lain pada tubuh manusia sehingga penularannya tidak langsung dari manusia ke manusia. (©) Bakteri Organisme uniseluler yang menyerupai tanaman ini dapat menyebabkan bermacam-macam penyakit, misalnya: TBC, KEMENTERIAN KESEHATAN Ri ~ BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR - 2011 45 MODUL PELATIHAN PENGANG: \TAN PERTAMA. JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHAT. iJENJANG AHLI meningitis, di. Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit biasanya dapat berk: bang biak baik di dalam maupun di Iuar tubuh manusia. B. -erapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat cd alarkan secara langsung dari manusia ke manusia, tetapi dat juga bakteri tersebut berasal dari lingkungan. (@) Virus Adalah agent biologis yang terkecil. Bebera; : penyakit yang ditimbulkan adalah: influenza, rabies, rubel'. . ensefalitis, dil Biasanya penyakit-penyakit ini ditularkan ecara langsung dari manusia ke manusia yang lainnya, Unt: x kelangsungan hidupnya, virus memerlukan sel hidup. (© Jamur ‘Adalah sejenis tanaman yang tidak memy anyai khlorofil, dapat uni maupun multiseluler. Penyakii-penyakit yang disebabkan olehnya antara lain adalah: histoplasmosis, epidermafitosis, moniliasis, dil Resistensi organisme ini ~ tinggi karena mereka membentuk spora. Res-rvoir umumnya adalah tanah. (® Riketsia Merupakan parasit intrasel yang ukurannys diantara virus dan bakteri dan mempunyai karakteristik sey erti bakteri dan virus. Untuk tumbuh dan berkembang bic!: organisme ini memerlukan sel yang hidup (seperti pada \irus). Beberapa penyakit yang ditimbulkan éleh organisme i: i adalah “Rocky mountain spotted fever”, Q-fever, dil. Dalam menimbulkan suatu penyakit, agen’ agent tersebut dipengaruhi oleh beberapa karakteristik, yaitu: (a) Karakteristik inherent Pada agent biologis/mikrobiologis meli; ti morfologi, motilitas, fisiologi, reproduksi, metabolisn . nutrisi, suhu yang optimum, produksi toksin, dil. Yang t « kalah penting adalah sifat-sifat kimia dan fisik dari agent “ang tak hidup, misalnya ukuran partikel, merupakan sub: insi yang larut atau tidak, dil. KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHA™ PUSDIKLAT APARATUR - 2011. 46 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI () Viabilitas dan resistensi Kepekaan mikroorganisme terhadap panas, _dingin, * kelembaban, matahari, dan lainlain dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. (© Sifatsifat yang berhubungan dengan manusia Terdapat beberapa faktor yang penting dalam menimbulkan penyakit yaitu: + Infektivitas (derajat penularan) : kemampuan untuk menginfeksi dan menyesuaikan diri terhadap penjamu. + Patogenitas : kemampuan untuk menimbulkan reaksi jaringan penjamu, baik lokal atau umum, Kinis atau subklinis. « Virulensi : merupakan derajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agent. + Antigenisitas : kemampuan untuk merangsang penjamu dan membuat mekanisme __penolakan/pertahanan terhadap agent yang bersangkutan. @ Reservoir dan sumber infeksi (©) Cara penularan (2) Penyebab kimia (Agent Kimia) Penyebab kimia (Agent Kimia) antara lain adalah pestisida, “food addivite”, obat-obatan dap limbah industry. Selain itu juga meliputi zat-zat yang diproduksi oleh tubuh sebagai akibat dari suatu penyakit misalnya pada diabetik asidosis dan uremia. Perlu diperhatikan cara transmisi dari agent kimia tersebut sehingga dapat menimbulkan gangguan, yaitu secara : + Inhalasi, terdiri dari zat-zat kimia yang berupa gas (misalnya carbonmonoksida), uap (misalnya uap bensin), debu mineral (misalnya asbestos), partikel di udara (misalnya zat-zat alergen). * Ditelan, misalnya: minuman keras/alkohol, obat-obatan, kontaminasi makanan, seperti pada keracunan logam berat, dil + Melalui kulit, misalnya Keracunan pada pemakaian kosmetika, atau pada keracunan yang disebabkan oleh racun tumbuh-tumbuhan atau binatang. KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN. PUSDIKLAT APARATUR - 2011 a7 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA, JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI @) Penyebab nutrisi Yang termasuk dalam kategori ini adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut diatas dapat mengganggu keseimbangan yang mengakibatkan timbulnya penyakit. (8 Penyebab mekanik Yang termasuk dalam Kategori ini adalah friksi yang kronik dan lain-lain kekuatan mekanik yang dapat mengakibatkan misalnya | dislokasi atau patah tulang, dll. i () Penyebab fisik Melalui radiasi-ionisasi, suhu udara, kelembaban, intensitas suara, getaran, panas, terang cahaya. b) Penjamu (Host) Faktor penjamu mempunyai ciri-ciri yang sangat luas antara lain usia, jenis Kelamin, ras, sosial ekonomi, status perkawinan, penyakit-penyakit terdahulu, cara hidup, hereditas, nutrisi dan imunitas. Faktor-faktor tersebut penting karena mempengaruhi pertama: risiko untuk terpapar sumber infeksi; kedua: kerentanan‘ dan resistensi dari manusia terhadap suatu infeksi atau penyakit. (1) Usia Biasanya merupakan faktor penjamu yang terpenting, dalam timbulnya suatu penyakit. Terdapat penyakit-penyakit tertentu yang hanya (atau biasanya) menyerang anak-anak usia tertentu atau ada juga yang hanya menyerang mereka yang telah lanjut usai. (2) Jenis kelamin Seperti juga pada usia, terdapat penyakit-penyakit yang hanya menyerang jenis kelamin tertentu. Misalnya: ca prostat hanya dijumpai pada pria saja, dan sebaliknya ca cervik hanya dijumpai pada wanita saja. @) Ras Pengaruh dari perbedaan ras dalam timbuinya suatu penyakit biasanya disebabkan oleh Karena perbedaan cara hidup, Kebiasaan sosial, nilai-nilai sosial, dan seringkali juga dihubungkan dengan faktor genetika, dll. KEMENTERIAN KESEHATAN RI ~ BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR ~ 2011 48 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG ABLI (4) Sosial ekonomi; erat hubungannya dengan cara hidup dan tingkat pendidikan. () Status perkawinan Faktor ini juga berkaitan dengan cara hidup. Secara statistik didapatkan bahwa morbiditas dan mortalitas dari banyak penyakit berbeda berdasarkan status perkawinan (tidak menikah, menikah, cerai, janda/ duda Karena kematian pasangannya). (6) Penyakit-penyakit terdahulu Jelas dapat dimengerti bahwa mereka yang menderita penyakit kronis atau yang pernah menderita sakit keras lebih rentan tethadap suatu infeksi atau penyakit lainnya dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita penyakit kronis. (7) Cara hidup Seperti telah disebutkan diatas, faktor ini berhubungan dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, ras atau golongan etnis, Kebiasaan makan, minum, membuang kotoran yang tidak baik sangat erat hubungannya dengan penyakit-penyakit infeksi usus. Selain itu, kebiasaan makan makanan yang mengandung Jemak dan kolesterol berlebihan, kebiasaan merokok dan kurangnya olah raga dapat menyebabken timbulnya penyakit- penyakit kardiovaskuler dan hipertensi. (8) Hereditas; berkaitan dengan ras. (9) Nutrisi Makin baik status gizi seseorang, maka akan makin baik sistem pertahanan tubuh orang tersebut (secara umum), (10) Imunitas Faktor imunitas sangat berpengaruh dalam timbulnya suatu penyakit. Terdapat beberapa golongan imunitas sesuai dengan cara didapatnya, yaitu (@) Imunitas alamiah (tanpa intervensi) + Imunitas alamiah aktif Didasarkan karena tubuh pernah mendapat infeksi dan selanjutnya memproduksi antibodi terhadap infeksi tertentu tersebut dan yang bersangkutan menjadi kebal KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR - 2011 49 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI terhadap infeksi tersebut. Imunitas ini dapat bertahan lama. + Imunitas alamiah pasif Kekebalan atau imunitas ini dimiliki oleh ibunya. Terutama antibodi dari ibu yang dapat melewati plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin. Biasanya jenis kekebalan ini akan menghilang setelah 4 bulan bayi lahir. (b) Imunitas didapat (dengan intervensi) * Imunitas didapat aktif : imunitas yang dibuat oleh penjamu setelah menerima vaksin atau toksoid, misalnya toksoid tetanus, vaksin smallpox. + Imunitas didapat pasif : sering dilaksanakan dengan penggunaan gamma globulin. Imunitas ini berlangsung tidak lebih dari 4 - 5 minggu. Antibodi yang dibuat pada hewan (biasanya Kuda), bisa juga dipakai untuk memberikan proteksi sementara tethadap suatu penyakit misalnya pada tetanus dan rabies. “Herd immunity” adalah imunitas yang terdapat dalam suatu populasi (bukan imunitas individu). Tingkat kekebalan dalam popalasi ini sangat berpengaruh dalam timbulnya suatu penyakit di suatu populasi, Bila tingkat kekebalan tersebut cukup tinggi, maka agent (biologi) tidak dapat menembus dan menyebar dalam populasi tersebut, ©) Lingkungan - Dapat diklasifikasikan dalam empat komponen : lingkungan fisik, biologi, sosial dan ekonomi. (1) Lingkungan fisik, meliputi : kondisi udara, musim, cuaca dan Kondisi geografi serta geologinya. (@) Kondisi udara, musim, cuaca dapat mempengaruhi kerentanan seseorang tethadap penyakit tertentu Contoh * Faktor ketinggian dari permukaan laut (“attitude”) berpengaruh terhadap mereka yang mengidap penyakit jantung; + Kelembaban udara yang sangat rendah dapat mempengaruhi selaput lendir hidung dan telinga sehingga lebih rentan terhadap infeksi seperti influenza; KEMENTERIAN KESEHATAN Ri ~ BADAN PPSDM KESEHATAN. PUSDIKLAT APARATUR - 2011 50 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI juga dapat mempengaruhi kebiasaan hidup seseorang schingga memudahkan terjangkiinya suatu penyakit, misalnya di daerah dengan keadaan udara yang panas dan lembab menyebabkan orang memakai baju setipis dan sesedikit mungkin sehingga memudahkan terjadinya gigitan serangga, dimana serangga tersebut merupakan vektor dari suatu penyakit. (©) Kondisi geografi serta geologi juga dapat mempengaruhi Kesehatan secara langsung maupun tak langsung. Faktor i berkaitan dengan topografi, sifat tanah, distribusi dan jumlah tanah serta air yang terkandung, dll Contoh : * Lokasi geografi menentukan macam tumbuh-tumbuhan yang tidak defisiensi vitamin, misalnya tingginya kasus scorbut pada daerah-daerah dimana buah-buahan dan sayur-mayur tidak selalu tersedia; * Lokasi geografi juga menentukan adanya jenis-jenis binatang: yang dapat menjadi vektor atau reservoir dari suatu penyakit sehingga dapat mempengaruhi distribusi penyakit, misalnya lalat teetse dan penyakit tidur di Afrika; * Struktur geologi juga mempengaruhi macam tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh manusia, ketersediaan air, dil. Dimana hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia. (2) Lingkungan biologi dapat berperan sebagai berikut : (@) Hewan atau tumbuh-tumbuhan dapat berfungsi baik sebagai agent, reservoir maupun vektor dari suatu penyakit. (0) Mikroorganisme saprofit_mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan melalui penyuburan tanah, dll. (©) Tambuh-tumbuhan dapat merupakan sumber nutrient, tetapi mungkin pula menjadi tempat bermukim binatang yang merupakan vektor suatu penyakit atau merupakan sumber alergen, @) Lingkungan sosial ekonomi (@) Faktor yang timbul dari lingkungan sosial (diluar faktor ekonomi) sangat mempengaruhi status kesehatan fisik dan mental baik secara individu maupun kelompok. KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR - 2011 s1 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA. NAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : 7 + Kepadatan penduduk sangat mempengaruhi ketersediaan makanan dan kemudahan penyebaran penyakit menular, dll. + Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan, latar belakang etnis, macam pekerjaan, dll, dapat meningkatkan gangguan mental, disamping juga tingkat kejahatan, + Nilai-nilai sosial yang berlaku, misalnya mengenai besar kecilnya keluarga, aturan-aturan agama, dll. (®) Faktorfaktor yang berkaitan dengan ekonomi setempat. Kemiskinan, hal ini hampir selalu berkaitan dengan malnutrisi, fasilitas sanitasi yang tidak memadai, dll, yang secara keseluruhan menunjang -penyebaran penyakit menular. + Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas keschatan oleh masyarakat berhubungan dengan ada tidaknya atau baik tidaknya sistem asuransi kesehatan. + Adanya pusat-pusat latihan dan penyediaan kerja untuk para penyandang cacat fisik, tingginya tingkat pengangguran. + Perang, dapat menyebabkan kemiskinan, perpindahan penduduk, yang secara keseluruhan menyebabkan” tingginya penyakit menular. + Bencana alam, misalnya banjir, gempa bumi, memberikan dampak yang hampir sama dengan perang. 2) Interaksi Komponen Epidemiologi (Agent, Host dan Lingkungan) a) b) Interaksi agent - lingkungan Adalah keadaan dimana agent dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan (tanpa menghiraukan karakteristik dari host), biasanya pada periode prepatogenesa yang seringkali dilanjutkan sampai tahap patogenesa. Keadaan tersebut misalnya : ketahanan dari suatu bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin di dalam lemari pendingin, dil, Interaksi host - lingkungan Adalah keadaan dimana host dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan (tanpa menghiraukan faktor agent), biasanya juga pada tahap prepatogenesa dan patogenesa. Keadaan tersebut misalnya kebiasaan penyiapan makanan, ketersediaan fasilitas kesehatan, dll. KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR ~ 2011. 52 MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI ©) Interaksi host - agent Berada dalam diri host, bermukim dengan baik, berkembang biak dan mungkin telah menstimuli respons dari host dengan timbulnya tanda-tanda dan gejala-gejala klinis seperti demam, perubahan jaringan, dll, berikut produksi zat-zat kekebalan atau mekanisme pertahanan Jainnya. Interaksi ini dapat berakhir dengan Kesembuhan, gangguan sementara, kematian atau hilangnya tand: tanda dan gejala-gejala Klinis tanpa eliminasi dari agent (menjadi “Carrier’). d) Interaksi agent host ~ lingkungan Adalah keadaan dimana agent, host dan lingkungan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan menginisiasi timbulnya suatu proses penyakit, terjadi baik pada tahap prepatogenesa maupun patogenesa. Terdapat misalnya pada kontaminasi feses dari penderita tifus pada sumber air minum, dil. Untuk memberikan gambaran secara grafik mengenai hubungan antara agent ~ host - lingkungan seperti telah disebutkan diatas, John Gondon menggambarkannya dengan timbangan keseimbangan. Selain itu dia juga mengemukakan bahwa penyakit menular mengikuti konsep “biologic laws” yaitu sebagai berikut: * + Bahwa suatu penyakit timbul karena terjadi ketidakseimbangan antara agent penyakit tersebut dengan manusia (host). + Bahwa keadaan keseimbangan tersebut tergantung dari sifat alami dan karakteristik dari agent dan penjamu (secara individual maupun secara kelompok). \ + Bahwa karateristik dari agent dan penjamu berikut interaksinya secara langsung berhubungan dan tergantung pada keadaan alami dari lingkungan sosial, fisik, ekonomi.dan juga lingkungan biologis. Pada penyakit menular, interaksi tersebut terjadi antara dua organisme hidup; sedangkan pada penyakit tak menular, terjadi interaksi antara satu organisme hidup yaitu manusia dengah agent penyakit yang tidak hidup (non biologis). KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN, PUSDIKLAT APARATUR - 2011 53 ‘MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI Berikut adalah keadaan-keadaan yang dapat terjadi pada keadaan equilibrium atau keseimbangan tersebut diatas : a) Periode prepatogenesa : terjadi pada saat timbangan tersebut dalam keadaan seimbang, yang terlihat adalah keadaan sehat. Awa Hs | | KEMENTERIAN KESEHATAN RI - BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR - 2011. 54

Anda mungkin juga menyukai