Anda di halaman 1dari 31

MATA KULIAH

AGAMA ISLAM
•Awal mula penemuan tentang ilmu
Astronomi menyebabkan ahli Kosmologi
terbagi menjadi 2 aliran penciptaan dan
keadaan Alam Semesta, yaitu
1. Alam Semesta Bersifat STATIS
2. Alam Semesta Bersifat DINAMIS
Alam Bersifat STATIS

Alam semesta dari AWAL diciptakan,


SEKARANG hingga yang AKAN DATANG
tidak akan berbah
Alam Bersifat DINAMIS

Alam semesta dari AWAL diciptakan,


SEKARANG hingga yang AKAN DATANG
akan mengalami perubahan dan
perluasan
Teori-Teori Pembentukan Alam Semesta

1.  Teori Ledakan Maha Dahsyat (Big Bang)


  Pada awal abad ke-21 muncul teori ledakan
maha dahsyat Big Bang, membentuk
keseluruhan alam semesta sekitar 13,7 milyar
tahun yang lalu.
Teori ini di polpulerkan oleh Albert Einstein
Bahwa benda di alam semesta dahulunya adalah satu kesatuan
yang padu yang membentuk bola pijar yang panas sekitar 6
Juta derajat Celcius dan mengalami ledakan besar
Analisis Astronomi Kosmoligi:
Ledakan besar terjadi sekitar 13,7 milyar tahun lalu, Penciptaan
pertama kali dari energi dari partikel foton, dari partikel foton
terbentuk proton, neutron, elektron dan partikel lain yang tidak
kenal. Sain menggolongkannya sebagai materi gelap.
Dari proton dan elektron terbentuk hidrogen sebagai unsur
pertama pembentuk bintang
2.   Teori Kabut
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang
ilmuan yaitu Imanuel Kant (1724-1804) seorang
ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon
Laplace (1749-1827) ahli astronomi bangsa
Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun
1755, sedangkan Laplace mengemukakan
tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothesis.
Teori ini menerangkan bahwa di alam semesta
terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi
kabut (nebula)
Gaya tarik menarik antara gas ini membentuk kabut,
kabut bagian katulistiwa terlempar karena
mengalami perputaran yang sangat cepat dan
kemudian memadat (karena pendinginan). Bagian
inilah yang membentuk planet-planet di alam
semesta
3.   Teori Planetisimal
       Teori planetisimal pertama kali dikemukakan
oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R.
Moulton pada tahun 1900. Hipotesis
planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita
terbentuk akibat adanya bintang lain yang
hampir menabrak matahari.
4.   Teori Kondensasi
       Teori kondensasi mulanya dikemukakan oleh
astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper
(1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis
kondensasi menjelaskan bahwa tata surya
terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.
5.   Teori Bintang Kembar
       Menurut teori bintang kembar, awalnya ada
dua buah bintang yang berdekatan (bintang
kembar), salah satu bintang tersebut meledak
dan berkeping-keping. Akibat pengaruh grafitasi
dari bintang kedua, maka kepingan-kepingan itu
bergerak mengelilingi bintang tersebut dan
berubah menjadi planet-planet. Sedangkan
bintang yang tidak meledak adalah matahari.
1. Matahari yang terbentuk kurang lebih 4,6 milyar tahun yang lalu, awal pembentukanya sebuah gumpalan gas
hidrogen yang berpijar
2. Matahari berukuran diamater 1.392.500 km, kurang lebih 10 kali lebih besar dari planet jupiter dan 109 kali
diameter bumi
3. Jarak Matahari dengan Planet Merkurius kurang lebih 58 juta km
4. Jarak Matahari dengan Bumi kurang lebih 150 juta km
5. Jarak Matahari dengan planet Neptunus adalah 4.495 juta km
Galasi Bima Sakti / Milky Way
1. Galaksi Bimasakti ditemukan tanggal 18 Juli 1783
2. Galaksi ini terdiri dari 400 miliar bintang lebih dengan garis tengah sekitar 130 ribu tahun cahaya
3. Galaksi Bima Sakti memiliki berat sekitar 700 miliar hingga 2 triliun kali lebih berat dari Matahari
Al-Qur’an Surah Az-Zariyat ayat 47

‫ُون‬ ‫م‬َ ‫ل‬ ‫ا‬َّ ‫ن‬ ‫و‬ ‫د‬


ٍ ‫ي‬ ‫َأ‬
ِ ُ ‫َوال َّس َما َء بَنَ ْينَاهَا بِ َ ِإ‬
َ ‫وسع‬ ْ

Dan langit itu kami bangun dengan


kekuasaan (kami) dan sesungguhnya
kami benar-benar meluaskannya
Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Enam Masa

Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan


dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-33
dapat menjelaskan tahapan enam masa secara
kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan
urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan
sebagai berikut:
Masa I : penciptaan langit pertama kali

QS. An-Naziyat : 27
• ‫َءاَ ۡنتُمۡ اَ َش ُّد َخ ۡلقًا اَ ِم ال َّس َمٓا ُ​ء ؕ بَ ٰنٮهَا‬
“Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit ? Allah telah
membinanya”
Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari
ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13.7
milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang
mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit.
Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan
tersebut , terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur
pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi
sambil berputar dan memadat. Ketika
temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius,
terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom
hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah
menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red.
Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan
E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding
dengan massa atom hidrogen yang berubah.
Masa II : pengembangan dan penyempurnaan

QS. An-Naziyat : 28
‫َرفَ َع َسمۡ َكهَا فَ َس َّوٮهَا‬
“Dia meninggkan bangunannya lalu menyempurnakannya”
Dalam ayat di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan
”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan
dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-
galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya
sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis
tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut
mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh
• Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah
kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah
ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan
alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan
efek doppler sederhana, dapat diperkirakan berapa lama
alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar
tahun.
• Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa
alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam
proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan
kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini
dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan
mengerut.
Masa III : pembentukan tata surya termasuk Bumi
QS. An-Naziyat : 29
‫ ُٰحٮهَا‬B‫َا َواَ ۡخ َر َج ض‬B‫ش لَ ۡيلَه‬
َ َ‫َو اَ ۡغط‬
“Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan siangnya terang
menderang”
Ayat tersebut menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap
gulita dan siang yang terang benderang. Ini dapat ditafsirkan sebagai
penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi,
sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya
diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira
sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi
seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil.
Masa IV : awal mula daratan di Bumi

QS. An-Naziyat : 30
َ ِ‫ض بَ ۡع َد ٰذل‬
‫ك َد ٰحٮهَا‬ َ ‫َوااۡل َ ۡر‬
“Dan Bumi sesudah itu dihamparkan-Nya”
Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, ayat ini menjelas proses
evolusi di planet bumi atau pembentukan superkontinen Pangea (lempeng
benua besar) di permukaan Bumi.
Setelah bulan terbentuk dari dari lontaran bagian kulit bumi karena
tumbukan benda langit lainnya, lempeng benua besar dihamparkan menjadi
beberap benua besar plus antartika. 250 juta tahun lalu semua benua
bersatu dan dalam ratusan tahu akhirnya terpisah menjadi 5 benua.
Masa V : pengiriman air ke Bumi melalui komet

QS. An-Naziyat : 31
‫اَ ۡخ َر َج ِم ۡنهَا َمٓا َءهَا َو َم ۡر ٰعٮهَا‬
“Dan memancarkan dari padanya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhan”
• Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi
belum terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi,
ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air
menjadi ada air.
Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal
dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi
masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet
kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan
membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai
hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari
komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air
laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium
adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat
daripada Hidrogen pada umumnya.
Masa VI : proses geologis serta lahirnya hewan dan
manusia

QS. An-Naziyat : 32-33


‫َو ۡال ِجبَا َل اَ ۡر ٰسٮهَا‬
ؕ ۡ‫َمتَا ًعا لَّـ ُكمۡ َواِل َ ۡن َعا ِم ُكم‬
“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh” (32)
“(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-
binatang ternakmu”(33)
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung
dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung
terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan
air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-
gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika
superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah
hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan
dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih
sangat muda dalam skala waktu geologi.

Anda mungkin juga menyukai