a. Bidan dalam memberi pelayanan sesuai dengan dasar-dasar dan syariat Islam berdasarkan ilmu yang dimiliki tanpa mementingkan kepentingan pribadi melainkan kepentingan klien. b. Profesionalisme sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu perusahaan, organisasi dan lembaga. Perusahaan, organisasi dan sejenisnya tersebut kalau ingin berhasil program-program, maka harus melibatkan orang-orang yang mampu bekerja secara profesional. Tanpa sikap dan prilaku profesional maka lembaga, organisasi tersebut tidak akan memperoleh hasil yang maksimal, bahkan bisa mengalami kebangkrutan. B. NILAI-NILAI ISLAM YANG MENDASARKAN PROFESIONALISME a. Bersikap positif dan berfikir positif (husnuzh zhan) Berpikir positif akan mendorong setiap orang melaksanakan tugas-tugasnya lebih baik. Hal ini disebabkan dengan bersikap dan berfikir positif mendorong seseorang untuk berfikir jernih dalam menghadapi setiap masalah. b. Memperbanyak silaturrahim. Dalam Islam kebiasaan shilaturrahim merupakan bagian dari tanda-tanda keimanan. Namun dalam dunia profesi, shilaturahhim sering dijumpai dalam bentuk tradisi lobi. Dalam tradisi ini akan terjadi saling belajar. c. Disiplin waktu dan menepati janji. Begitu pentingnya disiplin waktu, al-Qur’an menegaskan makna waktu bagi kehidupan manusia dalam surat al-Ashr, yang diawali dengan sumpah ”Demi Waktu”. Begitu juga menepati janji, al-Qur’an menegaskan hal tersebut dalam ayat pertama al-Maidah, sebelum memasuki pesan-pesan penting lainnya d. Bertindak efektif dan efisien. Bertindak efektif artinya merencanakan , mengerjakan dan mengevaluasi sebuah kegitan dengan tepat sasaran. Sedangkan efisien adalah penggunaan fasilitas kerja dengan cukup, tidak boros dan memenuhi sasaran, juga melakukan sesuatu yang memang diperlukan dan berguna. Islam sangat menganjurkan sikap efektif dan efesien. C. AKHLAK PRIBADI BIDAN DALAM ISLAM 1. Salimul Aqidah Memiliki akidah yang bersih sehingga dalam menghadapi klien selalu berusaha menunjukan sikap empati dengan mengedepankan professionalisme yang sejalan dengan aqidah Islam yang kuat 2. Shahihul ibadah Memberikan pelayanan terbaik kepada klien bukan semata-mata ingin mendapatkan penghargaan, pujian atau pemberian yang bersifat materi dari klien tetapi lebih dari itu adalah untuk beribadah dan mencari Ridho Allah SWT. 3. Mathinul Khuluq Memberikan pelayanan kepada klien dengan integritas profesi yang memiliki kekuatan ahlaq yang Islami yang berorientasi pada pelayanan terbaik bagi klien. 4. Mutsaqqoful Fikri Memberikan pelayanan keperawatan kepada klien dengan menggunakan evidence base yang jelas yang dapat dipertanggung jawabkan secara professional sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi. 5. Qowiyyul Jismi Memberikan pelayanan kepada klien harus memiliki jasmani yang sehat yang tidak beresiko negatif bagi klien maupun bagi perawat itu sendiri 6. Qodirun Alal Kasbi Berhubungan dengan klien dengan mempertimbangkan kemampuan dirinya dalam memberikan pelayanan secara professional, sehingga perawat tidak memberikan pelayanan di luar kompetensinya sebagai seorang perawat. 7. Munazhzhamun Fi Syuunihi Bekerja memberikan pelayanan kepada klien dengan konsep yang sistematis dimulai dari Pengumpulan dan analisa data, penentuan diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan. 8. Mujahadatun Linafsihi Dalam berhubungan dengan klien harus mampu mengendalikan hawa nafsunya sehingga selalu memandang pasien dengan holistic mencakup kebutuhan Bio, Psiko, Sosial dan Spiritual, dan bekerja dengan mengedepankan empati. 9. Haritsun Ala Waqtihi Dalam memberikan pelayanan kepada klien harus menghargai waktu dalam semua fase hubungan dengan pasien dimulai dari fase pra interaksi, orientasi, interaksi dan terminasi. 10. Nafi’un Lighoirihi Memberikan pelayanan terbaiknya kepada klien harus mampu mampu membangun sebuah persepsi yang dirasakan sebagai sebuah manfaat yang secara langsung dapat dirasakan oleh klien sehingga perawat dapat menjadi seorang care giver, advocate, educator, konselor, kolaburator, coordinator, dan researcher yang dapat membantu klien dalam upaya mencapai tujuannya untuk hidup sehat secara optimal D. CIRI KHAS BIDAN ISLAMI 1) Berpakaian wanita Islami a) Seragam menutupi seluruh badan selain wajah dan kedua telapak tangan b) Tidak ketat sehingga masih menampakkan bentuk tubuh yang ditutupinya. c) Tidak tipis temaram sehingga warna kulit masih bisa dilihat. d) Tidak menyerupai pakaian laki-laki e) Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang. f) Dipakai bukan dengan maksud memamerkannya. 2) Berhubungan baik dengan sesama muslim a) Memberi bantuan harta dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. b) Menyebarkan salam c) Menjenguknya jika ia sakit d) Menjawabnya jika ia bersin e) Mengunjunginya karena Allah f) Memenuhi undangannya g) Tidak menyebut-nyebut aibnya dan menggunjingnya, secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi h) Berbaik sangka kepadanya. i) Tidak boleh memata-matai dan mengawasinya, baik dengan mata maupun telinga j) Tidak membocorkan rahasianya k) Menampakkan perhatian dan kasih sayang kepadanya l) Tidak menghibahnya dan membelanya jika ada seseorang yang mengghibahnya. m) Memaafkan kesalahan-kesalahannya n) Mendo’akannya dari tempat yang jauh 3) Berhubungan baik dengan non muslim a) Berbuat adil dan baik pada orang non muslim. b) Boleh membantu orang non muslim yang menderita c) Jangan menghina orang non muslim d) Wanita Islam dilarang menikah dengan laki-laki non muslim e) Tidak boleh memberi salam kepada orang non muslim f) Apabila orang non muslim itu memberi salam, maka jawablah hanya dengan ucapan ‘ Wa’alaikum’ 4) Hijab a) Perawat wanita memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien wanita b) Perawat wanita boleh memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien laki-laki dalam kondisi khusus atau kegawatdaruratan dimana tidak ada lagi perawat laki-laki yang memungkinkan untuk memberikan bantuan c) Perawat laki-laki memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien laki-laki d) Perawat laki-laki boleh memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien wanita dalam kondisi khusus atau kegawatdaruratan dimana tidak ada lagi perawat wanita yang memungkinkan untuk memberikan bantuan e) Perawat memisahkan penempatan ruang perawatan antara pasien wanita dengan pasien laki-laki dewasa, kecuali pasien anak usia 0-7 tahun. PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHAMILAN DAN PERSALINAN A. KEHAMILAN Proses alami dari perkembangan manusia dalam berketurunan adalah dengan cara berhubungan suami istri antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah wadah mulia dan ikatan suci yaitu pernikahan. Dari hasil hubungan tersebut akan membuahkan janin dalam rahim sang istri. Proses kehamilan ini merupakan suatu yang alami dan paling mudah dalam melahirkan keturunan. • Allah SWT berfirman: Artinya: “Dialah yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, lalu dijadikan darinya pasangannya, lalu melahirkan dari keduanya banyak laki- laki dan perempuan …”(QS. Ar-Rum: 30) QS. Al-Mu’minun : 12-14 “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) Kemudian air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat (segumpal darah), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging. Maka segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging Kemudian kami penjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah pencipta yang paling baik.” Masa kehamilan yang dirasakan oleh para ibu hamil bukanlah masa yang mudah untuk dilalui. Butuh pengorbanan dan keikhlasan dalam menjalani masa mengandung selama 9 bulan tersebut yang nantinya diakhiri dengan masa proses persalinan. Ada rasa takut, khawatir, resah, meski bercampur dengan bahagia karena menanti kelahiran sang buah hati. Terlebih lagi setelah memasuki masa-masa persalinan. Ketegangan dan kekhawatiran tentunya akan bertambah. Untuk itulah, agama kita banyak memberikan tuntunan Islam bagi para ibu hamil untuk senantiasa berdzikir dan berdoa, agar segala gundah dan resah bila hilang dan berganti dengan rasa ketenangan dan kebahagiaan
Allah Ta’ala berfirman yang Artinya: “orang-
orang yang beriman, dan hati mereka tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang.” (QS. AR-Ra’ad : 28). A. PERSALINAN Pelayanan ibu dan perjuangan ibu dalam proses kehamilan dan persalinan sangatlah berharga. Dalam surat Lukman ayat 14, Al Quran mengabdikan perjuangan ibu selama kehamilan : “Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan yang lemah dan bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.....”. Allah memberikan kemuliaan kepada ibu melahirkan melalui sabda Rasulullah SAW yang artinya,“..... wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid....”(H.R. Ahmad). Islam membebankan terpenuhinya kebutuhan tersebut pada khalifah atau pemimpin. Negara wajib menyelenggarakan pelayan bersalin (atenatal, bersalin dan nifas) yang berkualitas. Negara wajib menyediakan semua sarana dan prasarana yang berkualitas termasuk tenaga medis baik dokter spesialis kebidanan dan kandungan maupun bidan secara merata diseluruh wilayah negara baik pada pelayanan dasar (puskesmas) maupun lanjutan (rumah sakit). Dalam ranah fiqih, menjadi tenaga medis (dokter kandungan, bidan, dan perawat) adalah fardhu kifayah. Sehingga harus ada sebagian kaum muslimin yang memilih profesi tersebut.