Anda di halaman 1dari 2

TUGAS INDIVIDU HUKUM PIDANA

Merangkum materi pidana dan pemidanaan di Indonesia (cukup satu lembar)


dikaitkan dengan politik hukum pidana

Nama : Aurelia Meagan Tan

NIM : 205200026

Mata Kuliah : Hukum Pidana

Kelas : A1

Dosen : Dr. Urbanisasi S.H., SIP, M.H., CLA, CIL,

Fakultas Hukum

Universitas Tarumanagara

2021/2022
Pidana merupakan penderitaan yang dibebankan pada mereka yang bersalah
melakukan tindak pidana. Sanksi pidana adalah sanksi yang paling kejam dari hukum,
sehingga dalam penjatuhannya harus memperhatikan manfaatnya. Dan menurut Herbert L.
Packer ada beberapa karakteristik Pidana seperti diantaranya harus diberikan karena adanya
suatu pelanggaran terhadap suatu aturan hukum, dan harus dijatuhkan pada pelaku, atau
diancamkan pada seseorang sebagai pelaku.

Lalu, Pemidanaan adalah penjatuhan pidana, atau pengenaan penderitaan pada


seseorang yang melanggar hukum oleh petugas yang berwenang sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku. Dari berbagai macam teori yang berkembang tentang tujuan
pemidanaan, kebanyakan sarjana mengelompokkan alasan-alasan pemidaan yang
berkembang menjadi tiga teori yaitu Teori Pembalasan, Teori Tujuan dan juga Teori
Gabungan. Jenis-jenis pidana dalam KUHP diatur dalam Pasal 10 KUHP yaitu Pidana Pokok,
Mati, Penjara, Kurungan, dan Pidana Denda. Lalu, juga ada pidana tambahan berupa
Pencabutan Hak-Hak Tertentu, Perampasan Barang-Barang Tertentu, dan Pengumuman
Putusan Hakim.

Lalu, jika kita kaitkan dengan politik hukum pidana, maka tujuan pemidanaan terdiri
dari 4 yaitu diantaranya mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma
hukum demi pelindungan dan pengayoman masyarakat, memasyarakatkan terpidana dengan
mengadakan pembinaan dan pembimbingan agar menjadi orang yang baik dan berguna,
menyelesaikan konflik yang ditimbulkan akibat tindak pidana, memulihkan keseimbangan,
dan mendatangkan rasa aman dan damai dalam masyarakat, dan menumbuhkan rasa
penyesalan dan membebaskan rasa bersalah pada terpidana.

Kemudian, ada pedoman pemidanaan yang mana hakim wajib mempertimbangkan


beberapa hal yaitu kesalahan pembuat tindak pidana, motif dan tujuan melakukan tindak
pidana, sikap batin pembuat tindak pidana (mens rea), tindak pidana yang dilakukan apakah
direncanakan atau tidak direncanakan, cara melakukan tindak pidana, sikap dan tindakan
pembuat sesudah melakukan tindak pidana, riwayat hidup, keadaan sosial, dan keadaan
ekonomi pembuat tindak pidana, pengaruh pidana terhadap masa depan pembuat tindak
pidana, pengaruh tindak pidana terhadap korban atau keluarga korban, pemaafan dari korban
dan/atau keluarganya; dan/atau pandangan masyarakat terhadap tindak pidana yang
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai