A. Definisi Turunan
Misalkan diketahui fungsi y = f(x) terdefinisi untuk setiap nilai x. Turunan pertama
(Deferensial) dari f(x) terhadap x adalah fungsi lain f ’(x) (dibaca f aksen x ) yang
nilainya pada sebarang bilangan x ditentukan oleh :
Catatan :
dy df (x)
1. Bentuk lain dari notasi turunan untuk fungsi y = f(x) adalah y’ ; ; ;
dx dx
D x y ; D x f (x)
2. Proses menemukan f ’(x) dari fungsi f(x) disebut operasi penurunan atau
pendiferesialan fungsi f(x)
1
cos x .((1−2 sin 2 h)−1)
2 sin x . sin h
¿ lim −lim
h→0 h h→0 h
1
−2sin 2 h
2 sin h
¿ cos x . lim −sin x . lim
h →0 h h →0 h
1
sin h
2 1 sin h
¿−2. cos x . lim . lim sin h−sin x . lim
h→0 h h→0 2 h→ 0 h
1
¿−2 cos x . .sin 0−sin x
2
¿−cos x .0−sin x
¿−sin x
lim 1
¿ h →0 ¿ ¿
h
lim 1
h →0 tan h+ tan 2 x . tan h
¿ ( )
h 1−tan x . tan h
lim 1
h →0 tan h(1+ tan 2 x )
¿ ( )
h 1−tan x . tanh
lim tan h lim 1+tan 2 x
¿ h→0 . h →0 ¿¿
h 1−tan x . tanh
2
1+tan x
¿ 1.
1−tan x . tan 0
2
1+ tan x
¿ 1.
1−0
2
¿ 1+tan x
2
¿ sec x
No f(x) f ’(x)
1 sin x cos x
2 cos x – sin x
3 tan x sec 2 x
4 cosec x – cos x . cot x
5 sec x sec x. tan x
6 cot x −cosec x
2
D. Aturan Jumlah, Selisih, Perkalian dan Pembagian Pada Turunan Fungsi
Trigonometri
Pada turunan fungsi trigonometri juga berlaku sifat-sifat turunan sebagai berikut :
Misalkan f(x) , u(x) dan v(x) merupakan fungsi trigonometri dengan variabel x dan
dapat diturunkan terhadap x, maka berlaku :
1. Jika f(x) = u(x) + v(x) , maka :
' ' '
f ( x )=u ( x ) + v (x )
2. Jika f(x) = u(x) – v(x) , maka :
f ' ( x )=u' ( x ) −v ' ( x)
3. Jika f ( x )=u ( x ) . v ( x) maka :
f ' ( x )=u' ( x ) . v ( x )+u ( x ) . v ' (x )
u(x )
4. Jika f ( x )= maka :
v( x)
' '
' u ( x ) . v ( x )−u ( x ) . v (x )
f ( x )= 2
(v ( x ) )
Contoh :
Definisi
Misalkan fungsi y = f(x) mempunyai turunan pada x = a.
Turunan fungsi f(x) pada x = a atau f ’(a) merupakan gradien garis
singgung kurva di titik (a,f(a))
m = f’ (a)
Fungsi f(x) dikatakan fungsi naik dalam interval I, jika untuk setiap
bilangan x1 dan x2 dalam I dan x1 < x2 maka berlaku hubungan f(x1) < f(x2),
ditulis :
f(x1) ● x1
a X
0
Gambar 1
Pada gambar nampak bahwa pada interval x < a, untuk x1 < x2 berlaku f(x1)
< f(x2) atau dapat disimpulkan untuk nilai x yang semakin besar maka nilai
fungsi f(x) juga semakin besar, sehingga berdasarkan definisi fungsi f(x)
merupakan fungsi naik pada interval x < a
b. Fungsi Turun
Fungsi turun didefinisikan sebagai berikut!
Misalkan fungsi f(x) terdefinisi dalam interval I.
Fungsi f(x) dikatakan fungsi turun dalam interval I, jika untuk setiap
bilangan x1 dan x2 dalam I dan x1 < x2 maka berlaku hubungan f(x1) > f(x2),
ditulis :
f(x2) ●
x2
a X
0
Gambar 2
Pada gambar nampak bahwa pada interval x > a, untuk x1 < x2 berlaku f(x1)
> f(x2) atau dapat disimpulkan untuk nilai x yang semakin besar maka nilai
fungsi f(x) juga semakin kecil, sehingga berdasarkan definisi fungsi f(x)
merupakan fungsi turun pada interval x > a
Kondisi untuk Fungsi Naik dan Fungsi Turun Ditinjau dari Turunan Fungsi
Perhatikan Grafik dia Bawh ini!
Y
m=0
m (+) ●
● ●m (-)
m : menyatakan gradient
garis singgung
● m (+) m (-) ●
a X
0
Gambar 3
a. Pada interval x < a fungsi f(x) merupakan fungsi naik dan pada interval tersebut
gradien garis singgungnya bernilai positif atau f’(x) > 0.
b. Pada interval x > a fungsi f(x) merupakan fungsi turun dan pada interval tersebut
gradien garis singgungnya bernilai negatif atau f’(x) < 0.
KESIMPULAN
Misalkan fungsi f dirumuskan oleh y = f(x) dalam interval I dan f(x) terdeferensialkan pada interval tersebut untuk setiap x, m
Jika f ’(x) > 0 maka f(x) merupakan fungsi naik pada I
Jika f ’(x) < 0 maka f(x) merupakan fungsi turun pada I
3. Titik Stasioner Fungsi
Perhatikan gambar 3 di atas, pada x = a fungsi f(x) tidak naik dan tidak turun
atau dikatakan f(x) mempunyai nilai stasioner di x = a dan pada titik tersebut
gradient garis singgungnya bernilai nol atau f ’(x) = 0.
KESIMPULAN
Misalkan fungsi f dirumuskan oleh y = f(x) dalam interval I dan f(x) terdeferensialkan pada interval tersebut untuk setiap x, m
Jika f ’(x) = 0 maka fungsi f(x) Stasioner pada I
Jika untuk x = a dan f ’(a) = 0 maka f(a) adalah nilai stasioner dari fungsi f(x) dan titik (a,f(a)) disebut titik Stasioner dari
a ● a a
Titik Balik Minimum
Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4
Gambar 4.1
Pada x < a menunjukkan grafik naik dan pada x > a menunjukkan grafik turun,
sehingga untuk x = a merupakan titik balik maksimum
Gambar 4.2
Pada x < a menunjukkan grafik turun dan pada x > a menunjukkan grafik naik,
sehingga untuk x = a merupakan titik balik minimum
Gambar 4.3
Pada x < a menunjukkan grafik naik dan pada x > a menunjukkan grafik naik,
sehingga untuk x = a merupakan titik belok
Gambar 4.4
Pada x < a menunjukkan grafik turun dan pada x > a menunjukkan grafik
turun, sehingga untuk x = a merupakan titik belok
Jenis –jenis titik stasioner (titik balik maksimum, titik balik minimum dan titik
belok) dapat diuji dengan menggunakan uji turunan pertama dan kedua.
a) Uji Turunan Pertama
Misalkan f(x) merupakan fungsi yang dideferensialkan pada x = a dan
mencapai nilai stasioner dengan nilai stasioner f(a), maka (a,f(a))
merupakan :
1. Titik Balik Maksimum f '(x) = 0
●
Jika
f '(x) <0
f '(x) > 0 untuk x < a f '(x) > 0
f '(x) = 0 untuk x = a a
f '(x) < 0 untuk x > a X <a a >a
f’ + 0 -
(x)
3. Titik Belok
Jika f '(x) =0
●
f '(x) >0
f '(x) >0
f '(x) >0 untuk x < a
f '(x) = 0 untuk x = a a
f '(x) > 0 untuk x > a X <a a >a
f' (x) + 0 +
atau
Titik Belok
f '(x) <0 untuk x < a
●
f '(x) = 0 untuk x = a
f '(x) < 0 untuk x > a a
X <a a >a
f' (x) - 0 -
1. Jika f”(a) < 0 maka titik (a,f(a)) merupakan titik balik maksimum
dengan nilai maksimum f(a)
2. Jika f”(a) > 0 maka titik (a,f(a)) merupakan titik balik minimum
dengan nilai minimum f(a)
3. Jika f”(a) = 0 maka titik (a,f(a)) merupakan titik belok.
● f(a) f(e)
● f(f)
f(d)
● ●
f(b)
● f(c)
● f(g)
●
X
0 a b c d e f g
1. Pada interval a ≤ x ≤ g ,
a. Nilai maksimum fungsi adalah f(a) (terjadi pada batas interval)
b. Nilai minimum fungsi adalah f(g) (terjadi pada batas interval)
2. Pada interval a ≤ x ≤ d
c. Nilai maksimum fungsi adalah f(a) (terjadi pada batas interval)
d. Nilai minimum fungsi adalah f(c) (terjadi pada nilai balik minimum)
3. Pada interval d ≤ x ≤ g
e. Nilai maksimum fungsi adalah f(e) (terjadi pada nilai balik maksimum)
f. Nilai minimum fungsi adalah f(g) (terjadi pada batas interval)
4. Pada interval b ≤ x ≤ f
g. Nilai maksimum fungsi adalah f(e) (terjadi pada nilai balik maksimum)
h. Nilai minimum fungsi adalah f(c) (terjadi pada nilai balik minimum)
Kesimpulan
Nilai maksimum atau minimum fungsi f(x) dalam interval tertutup dapat diperoleh dari dua kemungkinan, yaitu :
Nilai balik maksimum atau nilai minimum fungsi f(x), atau
Nilai – nilai fungsi pada ujung-ujung interval tertutup itu.
Cekung Cekung
ke bawah ke atas
X
-1 1
-1
X
-1 1
-1
Kecekungan suatu fungsi juga dapat dilihat dari gradien garis singgungnya.
1. Jika grafik f(x) cekung ke atas pada interval I, maka grafik f(x) berada
di atas semua garis singgungnya pada interval tersebut.
2. Jika grafik f(x) cekung ke bawah pada interval I, maka grafik f(x)
berada di bawah semua garis singgungnya pada interval tersebut.
Perhatikan grafik fungsi f(x) pada gambar di atas, dari gambar tersebut
tampak bahwa :
1. Pada x <0, grafik f(x) berada di bawah garis singgungnya sehingga pada
interval x < 0 grafik f(x) cekung ke bawah
2. Pada x >0, grafik f(x) berada di atas garis singgungnya sehingga pada
interval x > 0 grafik f(x) cekung ke atas.