Anda di halaman 1dari 11

TURUNAN TRIGONOMETRI

A. Definisi Turunan

Misalkan diketahui fungsi y = f(x) terdefinisi untuk setiap nilai x. Turunan pertama
(Deferensial) dari f(x) terhadap x adalah fungsi lain f ’(x) (dibaca f aksen x ) yang
nilainya pada sebarang bilangan x ditentukan oleh :

' f ( x +h )−f (x)


f ( x )=lim
h→ 0 h
Jika nilai limitnya ada.

Catatan :
dy df (x)
1. Bentuk lain dari notasi turunan untuk fungsi y = f(x) adalah y’ ; ; ;
dx dx
D x y ; D x f (x)
2. Proses menemukan f ’(x) dari fungsi f(x) disebut operasi penurunan atau
pendiferesialan fungsi f(x)

B. Materi Prasyarat Turunan Trigonometri


Pada penentuan turunan trigonometri perlu diingat beberapa identitas Trigonometri
dan limit trigonometri sebagai berikut !
1. sin (A+ B) = sin A. cos B + cos A.sin B
2. cos (A + B) = cos A. cos B – sin A. sin B
tan A +tan B
3. tan ( A+ B ) =
1−tan A . tan B
4. cos 2 x=1−2 sin2 x
2
¿ 2 cos x−1
sin x
lim =1
5. x →0 x
tan x
lim =1
x →0 x
6.

C. Turunan Trigonometri Bentuk Dasar


Turunan trigonometri bentuk dasar ditentukan dengan definisi turunan.
1. Turunan Fungsi Sinus
Misalkan diketahui f(x) = sin x. turunan fungsi f(x) ditentukan sebagai berikut.
' f ( x +h )−f (x)
f ( x )=lim
h→ 0 h
sin(x +h)−sin x
¿ lim
h→0 h
sin x . cos h+cos x . sin h−sin x
¿ lim
h→0 h
sin x (cos h−1)+ cos x . sin h
¿ lim
h→0 h
sin x (cos h−1) cos x . sin h
¿ lim +lim
h→0 h h→ 0 h
2 1
sin x ((1−2sin h)−1)
2 cos x . sin h
¿ lim + lim
h→0 h h →0 h
21
−2 sin h
2 sin h
¿ sin x . lim + cos x . lim
h→ 0 h h→0 h
1
sin h
2 1 sin h
¿−2. sin x . lim . lim sin h+cos x . lim
h →0 h h→0 2 h→0 h
1
¿−2 sin x . . sin 0+cos x
2
¿−sin x . 0+cos x
¿ cos x

2. Turunan Fungsi Cosinus


Misalkan diketahui f(x) = cos x. turunan fungsi f(x) ditentukan sebagai berikut.
' f ( x +h )−f (x)
f ( x )=lim
h→ 0 h
cos (x+ h)−cos x
¿ lim
h→0 h
cos x . cos h−sin x . sin h−cos x
¿ lim
h→0 h

cos x .(cos h−1)−sin x . sin h


¿ lim
h→0 h
cos x .(cos h−1) sin x . sin h
¿ lim −lim
h→0 h h →0 h

1
cos x .((1−2 sin 2 h)−1)
2 sin x . sin h
¿ lim −lim
h→0 h h→0 h
1
−2sin 2 h
2 sin h
¿ cos x . lim −sin x . lim
h →0 h h →0 h
1
sin h
2 1 sin h
¿−2. cos x . lim . lim sin h−sin x . lim
h→0 h h→0 2 h→ 0 h
1
¿−2 cos x . .sin 0−sin x
2
¿−cos x .0−sin x
¿−sin x

3. Turunan Fungsi Tangen


Misalkan diketahui f(x) = tan x. turunan fungsi f(x) ditentukan sebagai berikut.
' f ( x +h )−f (x)
f ( x )=lim
h→ 0 h
tan( x+ h)−tan x
¿ lim
h→0 h
tan x+ tan h
−tan x
1−tan x . tan h
¿ lim
h→0 h

lim 1
¿ h →0 ¿ ¿
h
lim 1
h →0 tan h+ tan 2 x . tan h
¿ ( )
h 1−tan x . tan h
lim 1
h →0 tan h(1+ tan 2 x )
¿ ( )
h 1−tan x . tanh
lim tan h lim 1+tan 2 x
¿ h→0 . h →0 ¿¿
h 1−tan x . tanh
2
1+tan x
¿ 1.
1−tan x . tan 0
2
1+ tan x
¿ 1.
1−0
2
¿ 1+tan x
2
¿ sec x

Turunan pertama fungsi –fungsi trigonometri dapat disajikan dalam bentuk


rangkuman seperti Tabel di bawah ini!

No f(x) f ’(x)
1 sin x cos x
2 cos x – sin x
3 tan x sec 2 x
4 cosec x – cos x . cot x
5 sec x sec x. tan x
6 cot x −cosec x
2
D. Aturan Jumlah, Selisih, Perkalian dan Pembagian Pada Turunan Fungsi
Trigonometri
Pada turunan fungsi trigonometri juga berlaku sifat-sifat turunan sebagai berikut :
Misalkan f(x) , u(x) dan v(x) merupakan fungsi trigonometri dengan variabel x dan
dapat diturunkan terhadap x, maka berlaku :
1. Jika f(x) = u(x) + v(x) , maka :
' ' '
f ( x )=u ( x ) + v (x )
2. Jika f(x) = u(x) – v(x) , maka :
f ' ( x )=u' ( x ) −v ' ( x)
3. Jika f ( x )=u ( x ) . v ( x) maka :
f ' ( x )=u' ( x ) . v ( x )+u ( x ) . v ' (x )
u(x )
4. Jika f ( x )= maka :
v( x)
' '
' u ( x ) . v ( x )−u ( x ) . v (x )
f ( x )= 2
(v ( x ) )

Contoh :

E. Aturan Rantai Pada Turunan Fungsi Trigonometri


n
Jika f ( x )=( u( x) ) , dengan u(x) merupakan fungsi trigonometri dan n bilangan real,
maka :
n−1
f ' ( x )=n ( u ( x ) ) . u' ( x)

F. Turunan Kedua Fungsi Trigonometri


Jika f(x) merupakan fungsi trigonometri, dan f(x) diturunkan satu kali maka akan
diperoleh fungsi baru f ’(x), kemudian jika f ’(x) diturunkan lagi satu kali maka
akan diperoleh fungsi baru lagi f ’’(x). fungsi f ’’(x) merupakan turunan kedua dari
fungsi f(x).

Notasi turunan kedua


Misalkan y = f(x), turunan kedua dari fungsi y = f(x) terhadap x dinotasikan :
a. y’’ atay f’’(x)
2
d y d 2 f (x)
b. 2 atau 2
dx dx
G. Penerapan Turunan Trigonometri
1. Persamaan Garis Singgung Fungsi trigonometri
a. Gradien Garis Singgung Kurva

Definisi
Misalkan fungsi y = f(x) mempunyai turunan pada x = a.
Turunan fungsi f(x) pada x = a atau f ’(a) merupakan gradien garis
singgung kurva di titik (a,f(a))
m = f’ (a)

dengan m menyatakan gradien


b. Persamaan Garis Singgung Kurva
Persamaan garis singgung kurva y = f(x) di titik (a,f(a)) dirumuskan
sebagai berikut :
y – f(a) = m(x – a )

2. Selang Kemonotan Fungsi Trigonometri


a. Fungsi Naik
Fungsi naik didefinisikan sebagai berikut!
Misalkan fungsi f(x) terdefinisi dalam interval I.

Fungsi f(x) dikatakan fungsi naik dalam interval I, jika untuk setiap
bilangan x1 dan x2 dalam I dan x1 < x2 maka berlaku hubungan f(x1) < f(x2),
ditulis :

x1 < x2 ⇒ f(x1) < f(x2)

Perhatikan grafik berikut !


Y

f(x2) ●
x2

f(x1) ● x1

a X
0
Gambar 1
Pada gambar nampak bahwa pada interval x < a, untuk x1 < x2 berlaku f(x1)
< f(x2) atau dapat disimpulkan untuk nilai x yang semakin besar maka nilai
fungsi f(x) juga semakin besar, sehingga berdasarkan definisi fungsi f(x)
merupakan fungsi naik pada interval x < a

b. Fungsi Turun
Fungsi turun didefinisikan sebagai berikut!
Misalkan fungsi f(x) terdefinisi dalam interval I.

Fungsi f(x) dikatakan fungsi turun dalam interval I, jika untuk setiap
bilangan x1 dan x2 dalam I dan x1 < x2 maka berlaku hubungan f(x1) > f(x2),
ditulis :

x1 < x2 ⇒ f(x1) > f(x2)


Perhatikan grafik berikut !
Y

f(x1) ●
x1

f(x2) ●
x2

a X
0
Gambar 2
Pada gambar nampak bahwa pada interval x > a, untuk x1 < x2 berlaku f(x1)
> f(x2) atau dapat disimpulkan untuk nilai x yang semakin besar maka nilai
fungsi f(x) juga semakin kecil, sehingga berdasarkan definisi fungsi f(x)
merupakan fungsi turun pada interval x > a

Kondisi untuk Fungsi Naik dan Fungsi Turun Ditinjau dari Turunan Fungsi
Perhatikan Grafik dia Bawh ini!
Y
m=0
m (+) ●
● ●m (-)
m : menyatakan gradient
garis singgung
● m (+) m (-) ●

a X
0
Gambar 3

Berdasarkan grafik diperoleh hubungan-hubungan sebagai berikut

a. Pada interval x < a fungsi f(x) merupakan fungsi naik dan pada interval tersebut
gradien garis singgungnya bernilai positif atau f’(x) > 0.
b. Pada interval x > a fungsi f(x) merupakan fungsi turun dan pada interval tersebut
gradien garis singgungnya bernilai negatif atau f’(x) < 0.
KESIMPULAN

Misalkan fungsi f dirumuskan oleh y = f(x) dalam interval I dan f(x) terdeferensialkan pada interval tersebut untuk setiap x, m
Jika f ’(x) > 0 maka f(x) merupakan fungsi naik pada I
Jika f ’(x) < 0 maka f(x) merupakan fungsi turun pada I
3. Titik Stasioner Fungsi
Perhatikan gambar 3 di atas, pada x = a fungsi f(x) tidak naik dan tidak turun
atau dikatakan f(x) mempunyai nilai stasioner di x = a dan pada titik tersebut
gradient garis singgungnya bernilai nol atau f ’(x) = 0.
KESIMPULAN

Misalkan fungsi f dirumuskan oleh y = f(x) dalam interval I dan f(x) terdeferensialkan pada interval tersebut untuk setiap x, m
Jika f ’(x) = 0 maka fungsi f(x) Stasioner pada I
Jika untuk x = a dan f ’(a) = 0 maka f(a) adalah nilai stasioner dari fungsi f(x) dan titik (a,f(a)) disebut titik Stasioner dari

Jenis titik Stationer


Titik stasioner yang terjadi dapat berupa :
a. Titik Balik Maksimum
b. Titik Balik Minimum
c. Titik Belok
Untuk memahami tentang jenis titik stasioner perhatikan gambar berikut!
Titik Balik Maksimum
● a
Titik Belok Titik Belok
● ●

a ● a a
Titik Balik Minimum
Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4

Gambar 4.1
Pada x < a menunjukkan grafik naik dan pada x > a menunjukkan grafik turun,
sehingga untuk x = a merupakan titik balik maksimum

Gambar 4.2
Pada x < a menunjukkan grafik turun dan pada x > a menunjukkan grafik naik,
sehingga untuk x = a merupakan titik balik minimum
Gambar 4.3
Pada x < a menunjukkan grafik naik dan pada x > a menunjukkan grafik naik,
sehingga untuk x = a merupakan titik belok

Gambar 4.4
Pada x < a menunjukkan grafik turun dan pada x > a menunjukkan grafik
turun, sehingga untuk x = a merupakan titik belok

Jenis –jenis titik stasioner (titik balik maksimum, titik balik minimum dan titik
belok) dapat diuji dengan menggunakan uji turunan pertama dan kedua.
a) Uji Turunan Pertama
Misalkan f(x) merupakan fungsi yang dideferensialkan pada x = a dan
mencapai nilai stasioner dengan nilai stasioner f(a), maka (a,f(a))
merupakan :
1. Titik Balik Maksimum f '(x) = 0

Jika
f '(x) <0
f '(x) > 0 untuk x < a f '(x) > 0

f '(x) = 0 untuk x = a a
f '(x) < 0 untuk x > a X <a a >a
f’ + 0 -
(x)

2. Titik Balik Minimum a


Jika
f '(x) <0 f '(x) >0
f '(x) < 0 untuk x < a

f '(x) = 0 untuk x = a f '(x) =0

f '(x) > 0 untuk x > a X <a a >a


f' (x) - 0 +

3. Titik Belok
Jika f '(x) =0

f '(x) >0

f '(x) >0
f '(x) >0 untuk x < a
f '(x) = 0 untuk x = a a
f '(x) > 0 untuk x > a X <a a >a
f' (x) + 0 +
atau
Titik Belok
f '(x) <0 untuk x < a

f '(x) = 0 untuk x = a
f '(x) < 0 untuk x > a a
X <a a >a
f' (x) - 0 -

b) Uji Turunan Kedua


Misalkan f(x) merupakan fungsi yang dideferensialkan pada x = a, f ’(a) = 0
dan mencapai nilai stasioner dengan nilai stasioner f(a), maka jenis titik
stasioner dari (a,f(a)) dapat ditentukan dengan uji turunan kedua sebagai
berikut.

1. Jika f”(a) < 0 maka titik (a,f(a)) merupakan titik balik maksimum
dengan nilai maksimum f(a)
2. Jika f”(a) > 0 maka titik (a,f(a)) merupakan titik balik minimum
dengan nilai minimum f(a)
3. Jika f”(a) = 0 maka titik (a,f(a)) merupakan titik belok.

4. Nilai Maksimum dan Minimum Fungsi Trigonometri pada Interval


Tertutup.
Nilai maksimum atau nilai minimum suatu fungsi f(x) dalam suatu interval
tertutup belum tentu sama dengan dengan nilai balik maksimum atau nilai balik
minimum fungsi f(x) dalam interval tertutup tersebut.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar grafik di bawah ini!

● f(a) f(e)
● f(f)
f(d)
● ●
f(b)
● f(c)
● f(g)

X
0 a b c d e f g

1. Pada interval a ≤ x ≤ g ,
a. Nilai maksimum fungsi adalah f(a) (terjadi pada batas interval)
b. Nilai minimum fungsi adalah f(g) (terjadi pada batas interval)
2. Pada interval a ≤ x ≤ d
c. Nilai maksimum fungsi adalah f(a) (terjadi pada batas interval)
d. Nilai minimum fungsi adalah f(c) (terjadi pada nilai balik minimum)
3. Pada interval d ≤ x ≤ g
e. Nilai maksimum fungsi adalah f(e) (terjadi pada nilai balik maksimum)
f. Nilai minimum fungsi adalah f(g) (terjadi pada batas interval)
4. Pada interval b ≤ x ≤ f
g. Nilai maksimum fungsi adalah f(e) (terjadi pada nilai balik maksimum)
h. Nilai minimum fungsi adalah f(c) (terjadi pada nilai balik minimum)
Kesimpulan

Nilai maksimum atau minimum fungsi f(x) dalam interval tertutup dapat diperoleh dari dua kemungkinan, yaitu :
Nilai balik maksimum atau nilai minimum fungsi f(x), atau
Nilai – nilai fungsi pada ujung-ujung interval tertutup itu.

5. Selang Kecekungan Fungsi trigonometri


a. Kecekungan Fungsi
Definisi
Misalkan f(x) terdiferensialkan pada selang I, grafik f(x) akan cekung ke
atas pada I jika fungsi f ’(x) naik pada selang tersebut dan akan cekung
ke bawah pada I jika fungsi f ’(x) turun pada selang tersebut.

Untuk lebih memahaminya tentang definisi kecekungan fungsi, kita


gunakan fungsi aljabar sebagai berikut.
1 3
Misalkan diketahui fungsi f(x) = x −x , turunan pertama dari f(x) adalah
3
' 2
f ( x )=x −1.

Grafik f(x) dan f ’(x) dapat digambarkan sebagai berikut

Cekung Cekung
ke bawah ke atas
X
-1 1

-1

X
-1 1

-1

Pada gambar grafik f ’(x) di atas terlihat bahwa :


1. Grafik fungsi f ’(x) turun pada interval x < 0, sehingga sesuai definisi
fungsi f(x) pada interval x < 0 merupakan fungsi cekung ke bawah
2. Grafik fungsi f ’(x) naik pada interval x > 0, sehingga sesuai definisi
fungsi f(x) pada interval x > 0 merupakan fungsi cekung ke atas

Kecekungan suatu fungsi juga dapat dilihat dari gradien garis singgungnya.
1. Jika grafik f(x) cekung ke atas pada interval I, maka grafik f(x) berada
di atas semua garis singgungnya pada interval tersebut.
2. Jika grafik f(x) cekung ke bawah pada interval I, maka grafik f(x)
berada di bawah semua garis singgungnya pada interval tersebut.

Perhatikan grafik fungsi f(x) pada gambar di atas, dari gambar tersebut
tampak bahwa :
1. Pada x <0, grafik f(x) berada di bawah garis singgungnya sehingga pada
interval x < 0 grafik f(x) cekung ke bawah
2. Pada x >0, grafik f(x) berada di atas garis singgungnya sehingga pada
interval x > 0 grafik f(x) cekung ke atas.

b. Selang Kecekungan Fungsi


Teorema
Suatu fungsi f(x) terdiferensialkan dua kali pada selang terbuka I.
1. Jika f”(x) > 0 untuk semua x dalam I maka grafik f(x) cekung ke atas
pada I.
2. Jika f”(x) < 0 untuk semua x dalam I maka grafik f(x) cekung ke
bawah pada I.

Anda mungkin juga menyukai