Anda di halaman 1dari 133

ETOS KERJA SISWA KELAS XI SMK N 2 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta


untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Angger Fahrul Febrianto
NIM. 07505241002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Angger Fahrul Ferbianto

NIM : 07505241002

Prodi : Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan -S1

Fakultas : Teknik

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir Skripsi ini yang

berjudul “Etos Kerja Siswa Kelas XI SMK N 2 Yogyakarta” benar-benar karya

saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan atau gelar lainnya di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini

dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Februari 2014

Yang menyatakan,

Angger Fahrul Febrianto


NIM. 07505241002

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :
 “To get a success, your courage must be greater than your fear.”
( Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada
ketakutanmu )

 “Ajining manungso iku gumantung ono ing tanggungjawabe marang


kewajibane” (mbah marijan)
(Kehormatan seseorang dinilai dari tanggung jawab terhadap kewajibannya)

 Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan. Karena kegagalan


adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan

Persembahan :
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kupersembahkan
karya sederhana ini untuk :

 Bapak dan Ibu

Robbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa

 Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan
dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena
tragedi terbesar dalam hidup bukanlah kematian tapi hidup tanpa tujuan.
Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan, pastinya juga harus diimbangi
dengan tindakan nyata, agar mimpi dan juga angan, tidak hanya menjadi
sebuah bayangan semu

v
ETOS KERJA SISWA KELAS XI SMK N 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:
ANGGER FAHRUL FEBRIANTO
NIM. 07505241002
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etos kerja siswa kelas XI SMK N 2
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Ditinjau dari tiga belas indikator adalah;
(a) Efisien, (b) Rajin, (c) Teratur, (d) Disiplin, (e) Hemat, (f) Jujur dan tulus,
(g) Rasional dalam mengambiI tindakan (h) Bersedia menerima perubahan,
(i) Gesit dalam memanfaatkan keadaan, (j) Kerja keras, (k) Ketulusan dan
kepercayaan, (l) Mampu bekerja sama, (m) Tanggung jawab.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 2 Yogyakarta
tahun ajaran 2012/2013 sejumlah 239 siswa dari populasi 767 siswa.
Pengumpulan data variabel etos kerja siswa menggunakan angket. Validasi
instrumen angket menggunakan validitas isi oleh (expert judgment). Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif dengan bantuan
komputer program SPSS versi 13.0 for windows. Dari hasil analisis diperoleh
harga mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD) rentang data
(range), nilai maksimum dan minimum. Deskripsi data dilengkapi juga dengan
tabel distribusi frekuensi, histogram frekuensi dan distribusi kategorisasi dari
masing-masing indikator.
Hasil penelitian etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran
2012/2013 menunjukan bahwa secara umum etos kerja siswa kelas XI SMK
N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk tinggi pada interval
(65,41 – 70,91). Ditinjau dari tiga belas indikator adalah; (a) Efisien
termasuk rendah pada interval (55,8 – 63,2); (b) Rajin termasuk rendah
pada interval (50,2 – 58,5); (c) Teratur cenderung sangat tinggi pada
interval (70,8 – 78,2); (d) Disiplin termasuk tinggi pada interval
(63,3 – 70,7); (e) Hemat termasuk tinggi pada interval (67 – 75,3); (f) Jujur
dan tulus termasuk tinggi pada interval (67 – 75,3); (g) Rasional dalam
mengambiI tindakan termasuk tinggi pada interval (58,6 – 66,9);
(h) Bersedia menerima perubahan termasuk sangat tinggi pada interval
(78,5 – 84,1); (i) Gesit dalam memanfaatkan keadaan termasuk rendah
pada interval (58,6 – 66,9); (j) Kerja keras termasuk tinggi pada interval
(68,1 – 74,6); (k) Ketulusan dan kepercayaan termasuk sangat tinggi pada
interval (74,7 – 81,2); (l) Mampu bekerja sama termasuk tinggi pada
interval (68,1 – 74,6); (m) Tanggung jawab termasuk rendah pada interval
(58,6 – 66,9).

Kata kunci : Etos Kerja, SMK N 2 Yogyakarta

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Etos Kerja Siswa Kelas XI SMK N 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ikhwanuddin, ST, MT selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan selama ini hingga selesainya penyusunan Tugas Akhir
ini.
2. Bapak Agus Santoso, M.Pd selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
3. Kepala SMK Negeri 2 Yogyakarta yang telah memberi izin untuk penelitian
ini.
4. Bapak dan Ibu guru SMK Negeri 2 Yogyakarta yang telah membantu penulis
dalam pengambilan data.
5. Siswa kelas XI SMK Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang telah
membantu dalam pengambilan data.
6. Bapak Dr. Moch. Bruri Triyono selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
7. Bapak ibu selaku staf KPLT Fakultas Teknik yang telah memberi bantuan.
8. Bapak, Ibu, kakak serta sodara selalu mendoakan keberhasilan dan
keselamatan selama menempuh pendidikan dan memberikan warisan ilmu
untuk bekal nanti dimasa depan.
9. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
UNY Angkatan 2007 Wotok, Ian, Dhanik, Jono, Aris, Sidig, Imam, Maya,
Sigit Agung, Candra, Upik, Alwan, Haris, Alwan, Titik, Basri, Mufid, Ink, Ajik,
Asih, Saiful yang selalu memdampingi saya dalam penyelesaian skripsi
saya.

vii
10. Sahabat crewngopi Tutut, Yeni, Arsyat, Aan, Wiwit, Revi, Icang, Marko,
Minto, Handi, Hasbi, Nisa, Budi, Teguh, Arif, Sunu, yang selalu memotivasi
untuk segera menyelesaikan studi ini.
11. Bapak Ibu staf KPLT Fakultas Teknik UNY yang telah memberikan bantuan
administrasi
12. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih kurang dari
sempurna, sehingga perlu perbaikan. Oleh karena itu penulis akan menerima
dengan senang hati saran dan kritikan yang sifatnya membangun terhadap
penelitian ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan.

Yogyakarta, Maret 2014

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................................ii
PERNYATAAN ..................................................................................................iii
PENGESAHAN ..................................................................................................iv
MOTTO PERSEMBAHAN .................................................................................v
ABSTRAK ..........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Indentifikasi Masalah ..................................................................................... 3
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4

BAB II KAJIAN TEORI


A. Etos Kerja .......................................................................................................5
1. Pengertian Etos Kerja .................................................................................5
2. Etos Kerja Prefesional ................................................................................6
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja .........................................10
B. Penelitian yang Relevan ................................................................................17
C. Kerangka Berpikir..........................................................................................20
D. Pertanyaaan Penelitian .................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................................22
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................22
C. Variabel Penelitian ........................................................................................22

ix
D. Definisi Penelitian..........................................................................................23
E. Populasi dan Sampel ....................................................................................24
1. Populasi penelitian ...................................................................................24
2. Sampel penelitian .....................................................................................25

F. Instrumen Penelitian .....................................................................................25


G. Uji Validasi ....................................................................................................27
1. Uji validitas empirik....................................................................................28
2. Uji reliabilitas instrumen ............................................................................31
H. Metode Pengumpulan Data ...........................................................................32
I. Teknik Analisis Data ......................................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi SMK Negeri 2 Yogyakarta .............................................................35
B. Hasil Penelitian .............................................................................................37
C. Pembahasan .................................................................................................81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ ..82
B. Implikasi ..................................................................................................... ..83
C. Saran ......................................................................................................... ..83

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... ..85


LAMPIRAN..................................................................................................... ..87

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Populasi siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta
tahun ajaran 2012/2013 ....................................................................... 24
Tabel 2. Sampel siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta
tahun ajaran 2012/2013 ...................................................................... 25
Tabel 3. Skor alternatif jawaban instrumen etos kerja siswa .............................. 26
Tabel 4. Kisi kisi Instrumen penelitian ................................................................ 27
Tabel 5. Hasil uji coba validitas .......................................................................... 30
Tabel 6. Hasil uji coba reabilitas ........................................................................ 32
Tabel 7. Distribusi frekuensi variabel etos kerja ................................................. 37
Tabel 8. Distribusi kategorisasi variabel etos kerja............................................. 39
Tabel 9. Distribusi frekuensi indikator efisiensi ................................................... 41
Tabel 10. Distribusi kategorisasi indikator efisiensi ............................................ 43
Tabel 11. Distribusi frekuensi indikator rajin ....................................................... 44
Tabel 12. Distribusi kategorisasi indikator rajin .................................................. 46
Tabel 13. Distribusi frekuensi indikator teratur ................................................... 47
Tabel 14. Distribusi kategorisasi interval indikator teratur .................................. 49
Tabel 15. Distribusi frekuensi indikator disiplin ................................................... 50
Tabel 16. Distribusi kategorisasi indikator disiplin .............................................. 52
Tabel 17. Distribusi frekuensi indikator hemat.................................................... 53
Tabel 18. Distribusi kategorisasi indikator hemat ............................................... 55
Tabel 19. Distribusi frekuensi indikator jujur dan tulus ....................................... 56
Tabel 20. Distribusi kategorisasi indikator jujur dan tulus ................................... 58
Tabel 21. Distribusi frekuensi indikator rasional dalam mengambil tindakan ...... 59
Tabel 22. Distribusi kategorisasi indikator rasional dalam mengambil tindakan . 61
Tabel 23. Distribusi frekuensi indikator bersedia menerima perubahan ............. 63
Tabel 24. Distribusi kategorisasi indikator bersedia menerima perubahan ......... 64
Tabel 25. Distribusi frekuensi indokator gesit dalam memanfaatkan keadaan ... 66
Tabel 26. Distribusi kategorisasi indikator gesit dalam memanfaatkan keadaan 67
Tabel 27. Disribusi frekuensi indikator kerja keras ............................................. 69
Tabel 28. Distribusi kategorisasi indikator kerja keras ........................................ 71
Tabel 29. Distribusi frekuensi indikator ketulusan dan kepercayaan .................. 72

xi
Tabel 30. Distribusi kategorisasi indikator ketulusan dan kepercayaan .............. 74
Tabel 31. Distribusi frekuensi indikator mampu bekerja sama............................ 75
Tabel 32. Distribusi kategorisasi indikator mampu bekerja sama ....................... 77
Tabel 33. Distribusi frekuensi indikator tanggung jawab..................................... 78
Tabel 34. Distribusi kategorisasi indikator tanggung jawab ................................ 80

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Data Variabel Etos Kerja ................... ….. 38
Gambar 2. Pie Chart Etos Kerja........................................................................... ….. 39
Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Data Indikator Efisien ........................ ….. 42
Gambar 4. Pie Chart Efisien ................................................................................ ….. 43
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Data Indikator Rajin........................... .…. 45
Gambar 6. Pie Chart Rajin ................................................................................... ….. 46
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Data Indikator Teratur ....................... ….. 48
Gambar 8. Pie Chart Teratur ............................................................................... ….. 49
Gambar 9. Histogram Frekuensi Data Indokator Disiplin ...................................... ….. 51
Gambar 10. Pie Chart Disiplin.............................................................................. ….. 52
Gambar 11. Histogram Distribusi Frekuensi Data Indikator Hemat ...................... ….. 54
Gambar 12. Pie Chart Hemat............................................................................... ….. 55
Gambar 13. Hastogram Distribusi Frekuensi Data Indikator Jujur Dan Tulus ...... ….. 57
Gambar 14. Pie Chart Jujur dan Tulus ................................................................. ….. 58
Gambar 15. Histogram Distribusi Frekuensi Data Indikator
Rasional Dalam Mengambil Tindakan ............................................. ….. 60
Gambar 16. Pie Chart Rasional dalam mengambil Tindakan ............................... ….. 61
Gambar 17. Histogram Distribusi Frekuensi Data Indikator
Bersedia Menerima Perubahan ....................................................... ….. 63
Gambar 18. Pie Chart Bersedia Menerima Perubahan ........................................ ….. 65
Gambar 19. Histogram Distribusi Frekuensi Data Indikator
Gesit Dalam Memanfaatkan Keadaan ............................................. ….. 66
Gambar 20. Pie Chart Gesit dalam Memanfaatkan Keadaan ............................... ….. 68
Gambar 21. Histogram Distribusi Frekuensi Data Indikator Kerja Keras .............. ….. 70
Gambar 22. Pie Chart Kerja Keras ...................................................................... ….. 71
Gambar 23. Histogram Distribusi Frekuensi Data Indikator Ketulusan Dan
Kepercayaan ................................................................................... ….. 73
Gambar 24. Pie Chart Kerja Keras ...................................................................... ….. 74
Gambar 25. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Indikator
Mampu Bekerja Sama ..................................................................... ….. 76
Gambar 26. Pie Chart Mampu Bekerja Sama ...................................................... ….. 77
xiii
Gambar 27. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Data Indikator
Tanggung Jawab…………………………………………………………….. 79
Gambar 28. Pie Chart Tanggung Jawab .............................................................. ….. 80

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrument Etos Kerja


Lampiran 2. Instrumen Penelitian.
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4. Perhitungan Kelas Interval
Lampiran 5. Rumus Perhitungan Kategorisasi
Lampiran 6. Hasil Uji Deskriptif
Lampiran 7. HasilUji Kategorisasi
Lampiran 8. Diagram Kategorisasi
Lampiran 9. Surat Menyurat
Lampiran 10. Lembar Bimbingan

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan atau yang sering disingkat SMK merupakan

salah satu pilihan jenjang pendidikan lanjutan di Indonesia yang setara dengan

Sekolah Menengah Atas (SMA). SMK merupakan alternatif pilihan sekolah

lanjutan bagi para siswa yang hendak melanjutkan ke jenjang kerja. Lain halnya

dengan siswa SMA yang lebih dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi. SMK mempersiapkan peserta didiknya

untuk siap bekerja dengan bekal keterampilan dan pengetahuan yang terfokus

pada bidang pekerjaan tertentu sesuai dengan maksud kata ‘kejuruan’ dalam

SMK.

Kebutuhan akan tenaga muda yang terampil terus mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun. Hal tersebut didorong oleh perkembangan industri dan

teknologi yang terus mengalami peningkatan sehingga dibutuhkan tenaga siap

kerja dan terampil. Semakin meningkatnya peminat SMK juga didasari pada

meningkatnya pengangguran di kalangan lulusan SMA yang belum memiliki

bekal kerja dan tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat

yang lebih tinggi. Data Biro Pusat Statistik (BPS)

(http://finance.detik.com/read/2012/05/07/144017/1911085/4/pengangguran-

paling-banyak-lulusan-sma-dan-smk) menunjukan bahwa hingga bulan Februari

2012 pengangguran di Indonesia mencapai 7,6 juta jiwa. Para pengangguran

tersebut terdiri dari lulusan SMA sebesar sebesar 10,34% dan lulusan SMK

sebesar 9,51%. Angka tersebut menunjukan bahwa lulusan SMK lebih sedikit

menganggur dibandingkan lulusan SMA.

1
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 (www.dikti.go.id/files/atur/UU20-

2003Sisdiknas.pdf) tentang “Sistem Pendidikan Nasional” Pasal 15 menyebutkan

bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,

profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Dalam penjelasan Pasal 15 disebutkan

bahwa pendidikan kejuruan menengah bertujuan untuk mempersiapkan peserta

didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dalam undang-undang

tersebut juga dijelaskan tentang tujuan khusus SMK yaitu mempersiapkan

peserta didik agar menjadi manusia yang produktif, mampu bekerja mandiri, dan

dapat mengisi lowongan pekerjaan di dunia usaha atau dunia industri sebagai

tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi keahliannya.

Namun keberhasilan seseorang di dunia kerja tidak dapat dilepaskan dari

faktor ekstern dan faktor intern yang dimiliki oleh setiap individu. Faktor ekstern

atau faktor luar meliputi karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja, suasana kerja,

hubungan dengan teman sekantor, dan pembinaan dari atasan. Faktor intern

atau dalam diri sendiri dapat berupa etos kerja, karakter, sifat, minat, bakat,

kesesuaian, kemampuan dan pengetahuan, serta kecakapan atau keterampilan

seseorang. Dalam hal ini pendidikan di SMK telah membekali siswanya dengan

kecakapan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, namun minat,

bakat dan kesesuaian ditentukan oleh masing-masing individu. Salah satu

penentu keberhasilan seseorang dalam menghadapi dunia kerja adalah etos

kerja.

Etos kerja merupakan kebiasaan atau adat istiadat yang dipercaya

seseorang dalam kaitannya dengan menjalankan pekerjaannya. Etos kerja

mencangkup unsur sikap, motivasi dan kebiasaan seseorang dalam bekerja.

2
Dengan etos kerja yang baik, seseorang akan melakukan pekerjaannya dengan

baik pula.

SMK Negeri 2 Yogyakarta merupakan suatu lembaga pendidikan menengah

kejuruan di bidang teknologi sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama

dan mempersiapkan peserta didiknya dalam berbagai jurusan teknologi industri

untuk dijadikan tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki pengetahuan,

keterampilan dan sikap sebagai teknisi industri.. Mengapa peneliti menganggap

SMK Negeri 2 Yogyakarta menarik untuk diteliti karena SMK Negeri 2

Yogyakarta merupakan salah satu sekolah kejuruan unggulan di Yogyakarta

yang berdiri sejak 1951 dan merupakan salah satu sekolah kejuruan tertua di

Indonesia. Sekolah kejuruan yang beralamat di Jalan A.M. Sangaji 47

Yogyakarta ini setiap tahunnya meluluskan 99% bahkan 100% siswa pada tahun

2012 dengan tingkat penyerapan tenaga kerja mencapai 75%. (Data kesiswaan

SMK N 2 Yogyakarta per Agustus 2012)

B. Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang diatas dapatlah diidentifikasi berbagai

permasalahan, khususnya mengenai etos kerja siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 sebagai tenaga kerja siap pakai. Adapun

permasalahan tersebut adalah:

1. Kebutuhan akan tenaga muda yang terampil terus mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun, didorong oleh perkembangan industri dan teknologi yang

terus mengalami peningkatan sehingga dibutuhkan tenaga siap kerja dan

terampil.

2. Pentingnya etos kerja yang harus dimiliki siswa SMK, karena etos kerja siswa

berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa.

3
C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi

pada Etos Kerja Siswa Kelas XI SMK N 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah yang telah

diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan dalam

penelitian adalah Bagaimana Etos Kerja Siswa Kelas XI SMK N 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang tertulis, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui Etos Kerja Siswa Kelas XI SMK N 2 Yogyakarta Tahun

Ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui Etos Kerja Siswa Kelas XI SMK N 2 Yogyakarta Tahun

Ajaran 2012/2013. Kajian ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai

masukan kepada dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas

lulusan SMK.

2. Memberikan masukan dan saran bagi pemegang kebijakan dalam

melaksanakan penanaman etos kerja di kalangan siswa SMK agar menjadi

tenaga siap bekerja dengan bekal keterampilan dan pengetahuan yang

terfokus pada bidang pekerjaan.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Etos Kerja

1. Pengertian Etos Kerja

Sebelum menjelaskan pengertian etos kerja maka terlebih dahulu akan

dijelaskan mengenai pengertian konsep etos. Menurut Sinamo (2009:30) kata

"etos" berasal dari bahasa Yunani. Yang dapat berarti adat istiadat atau

kebiasaan, tetapi kata ini kemudian berevolusi menjadi 1) Guiding beliefs of a

person, group or institution menunit Webster Dictionary (Webster. 2003) artinya,

etos didefinisikan sebagai keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah

laku seseorang, sekelompok, atau sebuah institusi, 2) The caracteristic spirit of

culture, era or community as manifested in its attitudes and aspirations the new

oxford sictionaty (MecKean, 2005). Adapun pengertian kerja adalah segala

aktifitas manusia yang mengarahkan energi biologis, psikologis, spiritual dengan

tujuan memperoleh hasil tertentu Sinamo (2009:286). Sinamo (2009:26)

menjelaskan bahwa etos kerja profesional adalah "seperangkat perilaku kerja

positif yang berakar pada kesadaran yang kental, keyakinan yang fundamental,

disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral".

Menjurut Toto Tasmara (2004:16) juga mengemukakan bahwa: “etos yang

juga mempunyai makna nilai moral adalah suatu pandangan batin yang bersifat

mendarah daging”. Dia merasakan bahwa hanya dengan menghasilkan

pekerjaan yang terbaik bahkan sempurna, nilai-nilai Islam yang diyakininya dapat

diwujudkan. Karenanya, etos bukan sekedar kepribadian atau sikap, melainkan

lebih mendalam lagi, dia adalah martabat, harga diri dan jati diri seseorang.

Mochtar Buchori dalam Irwan (2007:19) mengartikan etos kerja sebagai dan

5
pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai

cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa.

John K.S Ching dan Benjamin Y.K Tai dalam Wirawan (2008:58), berpendapat

etos kerja (work ethic) berkaitan dengan ide yang menekankan individualis atau

independensi dan pengaruh positif bekerja terhadap individu. Bekerja dianggap

baik karena dapat meningkatkan derajat kehidupan serta status social

seseorang. Berupaya bekerja keras akan memastikan kesuksesan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa etos kerja

adalah cara diri dalam memandang, mempersepsi, menghayati dan menghargai

sebuah nilai kerja. Etos kerja juga diartikan sebagai suatu kebiasaan yang

menyangkut perilaku kerja, umumnya dibangun atas dasar nilai-nilai tertentu

yang dianut dan diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik

dan benar yang berwujud nyata secara khas dalam perilaku kerja mereka. Etos

kerja akan mempengaruhi semangat, kualitas dan produktifitas kerja. Etos kerja

dapat membentuk semangat transformative, sebuah semangat yang selalu

berusaha mengubah keadaan menuju kualitas yang lebih baik. Sebuah

semangat dan sikap mental yang selalu berpandangan bahwa kehidupan hari ini

harus lebih baik dari pada kehidupan kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari

ini.

2. Etos Kerja Profesional

Di dalam kehidupan, setiap manusia mempunyai cita-cita yang ingin dicapai

di masa depan. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan, tentunya manusia

perlu untuk berusaha. Namun, terkadang banyak manusia yang sudah berusaha

tetapi keinginannya belum juga tercapai. Di sinilah peran etos kerja diperlukan,

dengan adanya etos kerja yang baik, setiap orang akan tidak mudah putus asa,

6
selalu bersikap optimis, dan selalu mengeluarkan kemampuan terbaiknya di

dalam pekerjaan yang sedang digelutinya.

Di negara-negara maju, dikenal memiliki etos kerja yang baik, seperti etos

kerja Miyamoto Musashi (Jepang), etos kerja Jerman, etos kerja Barat, etos kerja

Korea Selatan dan etos kerja bangsa-bangsa lainnya. Sedangkan di Indonesia,

melalui buku 8 Etos Kerja Profesional (2011), Jansen H. Sinamo mencoba

mengungkapkan etos kerja bangsa Indonesia dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Kerja sebagai rahmat (Aku bekerja tulus penuh rasa syukur)

Kerja adalah rahmat merupakan kesadaran dan pengakuan bahwa kerja

adalah anugerah yang harus disyukuri dan direspon dengan rasa terimakasih

kepada Tuhan. Anugerah disini tidak hanya pada pekerjaannya saja, tetapi juga

jabatan maupun fasilitas dari pekerjaan tersebut, keahlian yang dimiliki serta

bahan baku yang digunakan dalam bekerja (Sinamo, 2011). Kerja sebagai

rahmat membuat seseorang berlimpah dengan syukur. Secara khusus,

seseorang dimampukan bekerja dengan hati bersih penuh keihklasan. Bekerja

tanpa bersunguh-sunguh, tidak malas-malasan atau setengah hati. Ia akan yakin

bahwa rezekinya telah diatur oleh Tuhan. Dengan demikian, ia akan membentuk

diri menjadi pribadi yang kuat sekaligus kaya. Kuat karena tidak takut

kekurangan, tidak khawatir kehabisan, karena selalu merasa berkecukupan

sehingga mampu memberi (Sinamo, 2011).

b. Kerja adalah amanah (Aku bekerja penuh tanggung jawab)

Jika menganggap kerja sebagai amanah, seseorang tentu akan bekerja

dengan benar, tekun, berkomitmen dan penuh tanggung jawab. Melaksanakan

amanah pada secara akhirnya tidak akan benar dan kurang basis

bertanggungjawab, menghancurkan kepercayaan. Karena itu, tidak

7
melaksanakan amanah secara bertanggungjawab berarti menghancurkan diri

sendiri, dan di tingkat perusahaan dapat membangkrutkan organisasi (Sinamo,

2011). Sebagai pemegang amanah, seseorang dipercayai dan diharapkan

mampu menunaikan amanah tersebut dengan sukses. Agar seseorang dikatakan

mampu mengemban amanah dengan sukses, Ia harus memiliki sepasang

kualitas utama yaitu kompetensi dan integritas (Sinamo, 2011).

c. Kerja adalah panggilan (Aku bekerja tuntas penuh integritas)

Kerja adalah panggilan Tuhan atau seruan idealisme yang mengandung

kebenaran, keadilan, dan keluhuran. Dengan prinsip ini, seseorang akan bekerja

sampai tuntas, penuh integritas (jujur dengan apa yang dipikirkan, dibicarakan

dan dilaksanakan) dan totalitas (menunaikan kerja dengan segenap hati, tenaga,

pikiran dan jiwa. (Sinamo, 2011).

d. Kerja adalah aktualisasi (Aku bekerja keras penuh semangat)

Aktualisasi diri adalah pengembangan dan peningkatan potensi diri. Hal

tersebut dapat dicapai melalui pengerahan energi kerja dan energi pikir yang

dilaksanakan dengan konsisten yang mana nantinya menghasilkan kompetensi

diri yang semakin hari semakin tinggi. Kerja sebagai sarana aktualisasi diri,

menyadarkan seseorang untuk selalu bekerja keras penuh gairah dan semangat

demi mencapai prestasi dan menjadi yang terbaik.

e. Kerja adalah ibadah (Aku bekerja serius penuh kecintaan)

Bekerja merupakan bentuk bakti dan ketaqwaan kepada Tuhan. Melalui

pekerjaan individu mengarahkan dirinya pada tujuan agung Sang Pencipta dalam

pengabdian. Dengan memandang kerja sebagai, maka seseorang melakukan

kerja dengan tujuan memuliakan Tuhan dan membantu sesama manusia.

Seseorang akan bekerja dengan ikhlas, serius penuh penghayatan dan penuh

8
kecintaan karena prinsipnya segala sesuatunya akan kembali pada Tuhan dan

hasil dari pekerjaan yang telah dilakukan akan menyusul secara otomatis.

(Sinamo, 2011).

f. Kerja adalah seni (aku bekerja cerdas penuh kreatifitas)

Dalam pekerjaan, seni tercermin dalam pengungkapan rasa keindahan

seseorang melalui materi pekerjaan, yang mendatangkan kesukaan dan gairah,

serta bersumber pada aktifitas-aktifitas kreatif, artistic dan interaktif. Menghayati

kerja sebagai seni menuntut penggunaan kreatifitas, baik untuk menyelesaikan

masalah-masalah kerja maupun dalam rangka menggagas hal-hal baru (Sinamo,

2011). Orang akan bekerja dengan prinsip ini menikmati kesukaan seperti anak

kecil menemukan mainannya. Ia tenggelam dalam keasyikan yang nikmat

melaksanakan tugas-tugas secara positif dan produktif. Pada saat yang sama,

aktifitas ini memperkuat vitalitasnya, yaitu semangat hidup yang menyala-nyala

(Sinamo, 2011).

g. Kerja adalah kehormatan (Aku bekerja penuh ketekunan dan


keunggulan)

Individu yang menerima pekerjaan adalah individu yang menerima

kehormatan dan ia harus menjaga kehormatan itu dengan segala upaya yang

bisa dilakukannya. Respons yang tepat untuk menjaga kehormatan tersebut

adalah bekerja sebaik-baiknya, penuh ketekunan dan keunggulan, berfokus pada

kepuasan pelanggan, sehingga menampilkan mutu yang setingginya. Dengan

demikian, pemberi kehormatan merasa dihormati karena hasil pekerjaan kita,

begitupun sebaliknya (Sinamo, 2011).

h. Kerja adalah pelayanan (Aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati)

Menghayati pekerjaan sebagai pelayanan memerlukan transedensi yang

artinya melampaui. Secara teknis yaitu melampaui harapan konsumen demi

9
kepuasan konsumen. Selanjutnya, pelayananpun senantiasa berekor pada

kemuliaan. Mulai kondisi yang melebihi kepentingan diri sendiri. Cara untuk

memperoleh kemuliaan tersebut ialah bekerja melayani masyarakat (pelanggan)

dengan sepenuh hati dan sebaik-baiknya ( Sinamo, 2011)

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja

Manusia adalah makhluk yang komplek. Ia mempunyai ndorongan hidup,

pikiran dan pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan sikap dan pendirian

tertentu. Selain itu, ia mempunyai lingkungan pergaulan dirumah atau tempat

kerjanya. Secara langsung maupun tidak, realitas tersebut mempengaruhi

dinamika kerjanya. Misalnya seperti ketidakcocokan dengan rekan kerja, atasan

maupun bawahan, sangat potensial dalam menimbulkan dampak negative pada

produktifitas kerja orang yang bersangkutan. Begitu juga sebaliknya, rasa suka

pada pekerjaan, kehidupan keluarga harmonis, kehidupan ekonomi dan

kesehatan yang baik, akan mendukung semangat aktifitas kerja (Sinamo, 2011).

Etos kerja bersifat individu sehingga akan berlaku berbeda pada setiap

orang. Hal tersebut tergantung pada bagian individu mempersepsikan pekerjaan

yang menjalaninya dan dipengaruhi oleh latar belakang individu tersebut, seperti

yang dikemukakan Keinth Davis dan Jhon W. Newstrom (Newstrom, 1985:50):

“The proportion of employees with a work ethic varies sharply among sample

groups, depending on factors such as personal beckground, type of work, and

geographical location”

(Proposi etos kerja pegawai bervariasi pada setiap sampel, tergantung pada

faktor-faktor seperti latar belakang pribadi, jenis pekerjaan dan lokal geografis)

Dibawah ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi etos kerja,

diantaranya sebagai berikut;

10
a. Agama

Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai. Sistem nilai ini tentunya

akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara

berfikir, bersikap dan bertindak seseorang pastilah diwarnai oleh ajaran agama

yang dianutnya jika ia bersungguh-sungguh dalam kehidupan agama. Dengan

demikian agama itu mengandung nilai-nilai yang dapat mengacu pembangunan,

jelaslah bahwa agama akan turut menentukan jalannya pembangunan atau

moderinisasi.

Menurut Weber (1958) memperlihatkan bahwa doktrin predestinasi dalam

protestanisme mampu melahirkan etos berfikir rasional, disiplin tinggi, bekerja

tekun sistematik, berorientasi sukses (material), tidak mengumbar kesenangan,

namun hemat dan bersahaja, serta menabung dan berinvestasi, yang akhirnya

menjadi titik tolak berkembangnya kapitalisme di dunia modern. Sejak bukunya

yang berjudul The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalism terbit, berbagi

studi tentang etos kerja berbasis agama banyak dilakukan dengan hasil yang

secara umum mengkonfirmasikan adanya korelasi positif antara sebuah sistem

kepercayaan tertentu dan kemajuan ekonomi, kemakmuran dan modernitas

(dalam Novliadi, 2009).

Menurut Rosmiani dalam Novliadi (2009) etos kerja terkait dengan sikap

mental, tekad, disiplin, dan semngat kerja, Sikap ini dibentuk oleh sistem

orientasi nilai-nilai yang sebagaimana bersumber dari agama atau sistem

kepercayaan/paham teologi tradisional. Ia Menentukan bahwa etos kerja yang

rendah secara tidak langsung dipengaruhi oleh rendahnya kualitas keagamaan.

11
b. Budaya

Menurut Usman Pelly dalam Novliadi (2009) mengatakan bahwa sikap

mental, tekad, disiplin dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos

kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya

masyarakat yang bersangkutan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh studi

yang dilakukan (Suryawati, dkk dalam Novliadi, 2009) yang menyimpulkan

bahwa etos kerja ditentukan oleh nilai-nilai budaya yang ada dan tumbuh pada

masyarakat yang bersangkutan.

c. Sosial Politik

Menurut Suwarson, dkk dalam Novliadi (2009) menentukan bahwa tinggi

rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya

stuktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat

menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.

Etos kerja harus dimulai dengan kesadaran akan pentingnya arti

tanggungjawab terhadap masa depan bangsa dan Negara (KH. Abdurahman

Wahid dalam Novliadi, 2009). Dorongan untuk mengatasi kemiskinan,

kebodohan dan keterbelakangan hanya mungkin timbul, jika ,masyarakat secara

keseluruhan memiliki orientasi kehidupan yang mengacu kemasa depan yang

lebih baik. Orientasi kedepan itu harus diikuti oleh penghargaan yang cukup

kepada kompetisi dan pencapaian ( achievement). Orientasi ini akan melahirkan

orientasi lain, Yaitu semangat profesionalisme yang menjadi tulang punggung

masyarakat modern.

d. Kondisi Lingkungan Geografis

Menurut Suryawati, dkk dalam Novliadi (2009) juga menentukan adanya

indikasi bahwa etos kerja dapat muncul dikarenakan faktor kondisi geografis.

12
Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada

didalamnya melakukan usaha mengundang pendatang untuk turut mencari

penghidupan dilingkungan tersebut.

e. Pendidikan

Etos kerja dapat dipisahkan dengan dualitas sumber daya manusia.

Peningkatan sumber daya manusia akam membuat seseorang mempunyai etos

kerja tinggi. Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila pendidikan

yang merata dan bermutu, disertai dengan peningkatan dan perluasan

pendidikan, keahlian dan ketrampilan, sehingga semakin meningkat pula

aktivitas dan produktivitas masyarakat sebagai perilaku ekonomi. (Rahimah, dkk

dalam Novaldi, 2009)

f. Struktur ekonomi

Menurut Soewarso , dkk dalam Novliadi (2009) menyimpulkan bahwa tinggi

rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya

struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat

untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.

g. Motivasi Intrinstik individu

Menurut Anoraga (1992) mengatakan bahwa individu yang memiliki etos

kerja yang tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan

suatu pendangan dan sikap, yang menentukan suatu pandangan dan sikap,yang

tentunya didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. Keyakinan inilah yang

menjadi suatu motivasi kerja. Maka etos kerja juga dipengaruhi oleh motivasi

seseorang.

Menurut Herzberg dalam Anoraga (2002) motivasi yang sesungguhnya

bukan bersumber dari luar diri, tetapi yang tertanam/terinternalisai dalam diri

13
sendiri, yang sering disebut dengan motivasi instrinsik. Ia membagi faktor

pendorong manusia untuk melakukan kerja kedalam dua faktor yaitu faktor

hygiene dan faktor motivator.

Faktor hygiene disebut juga faktor ekstrinsik, meliputi gaji, status, keamanan

kerja, kondisi kerja, kebijakan organisai, hubungan dengan rekan kerja dan

supervise. Sedangkan faktor motivator atau yang disebut faktor instrinsik meliputi

pencapaian sukses (achievement). Pengakuan, kemungkinan untuk

meningkatkan dalam jabatan / karir (advancement), tanggung jawab/

responsibility, kemungkinan berkembang / growth possibilities, dan pekerjaan itu

sendiri / the work itself. Hal-hal tersebut sangat diperlukan dalam meningkatkan

perfoma dan menggerakan seseorang sehingga mencapai perfoma yang tinggi.

Menurut Gunar Myrdal dalam A. Saifuddin (2004: 35) dalam bukunya asian

drama mengungkapkan 13 sikap yang menandai etos kerja tinggi pada

seseorang: (1) Efisien; (2) Rajin; (3) Teratur; (4) Disiplin; (5) Hemat; (6) Jujur dan

tulus; (7) Rasional dalam mengambiI tindakan; (8) Bersedia menerima

perubahan; (9) Gesit dalam memanfaatkan keadaan; (10) kerja keras; (11)

Ketulusan dan kepercayaan; (12) Mampu bekerjasama;(13)Tanggung jawab.

Pendapat dari Gunar Myrdal tentang 13 sikap yang menandai etos kerja

menjadi indikator variable etos kerja dalam penelitian ini :

a. Efisien

Arti kata efisien menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu tepat atau

sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-

buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan

cermat, berdaya guna, bertepat guna.Jadi siswa yang efisien adalah siswa

14
yang mengerjakan tugas-tugas dan soal-soal secara tepat, cermat dan tepat

guna.

b. Rajin

Rajin arti secara bahasa adalah suka bekerja (belajar dsb); sungguh-

sungguh bekerja; selalu berusaha sedangkan arti rajin secara

terminology/istilah adalah konstinuitas melakukan sesuatu dengan rasa

senang.

c. Teratur

Yang dimaksud dengan teratur adalah tertata rapi, tersusun sedemikian rupa.

d. Disiplin

Disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran (hukum) atau

tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan

yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.

e. Hemat

Hemat adalah sikap berhati-hati dalam menggunakan atau mengeluarkan

uang, barang, tenaga, pikiran, atau waktu dalam mewujudkan cita-cita

keadilan sosial masyarakat sebagai sarana hidup agar berfungsi memenuhi

kebutuhan sebagai bangsa yang sedang membangun, tidak bersikap boros

berarti bahwa dalam memenuhi keperluan hidup harus berhati-hati tidak

boros, cermat dalam menggunakan uang, barang, dan sebagainya.

f. Jujur adalah lurus hati, tidak berbohong dan berkata apa adanya. Jujur juga

berarti tidak curang.

g. Rasional dalam mengambil tindakan

Menurut pendapat (Koswara, 1991:16) rasional adalah seberapa besar

pengaruh atau peranan akal dalam diri dan tingkah laku manusia. Kamus

15
besar Bahasa Indonesia (1994:820) mengemukakan rasional adalah menurut

pikiran dan pertimbangan yang logis atau cocok dengan akal. Pendapat-

pendapat para ahli yang telah diuraikan akan dapat digunakan sebagai alat

untuk menganalisis etos kerja siswa.

h. Bersedia menerima perubahan

Jika siswa merasa siap menerima perubahan maka dia tidak akan merasa

akan dirugikan bila terjadi perubahan, tetapi bahkan akan memperoleh

keuntungan.

i. Gesit dalam memanfaatkan keadaan

Yang dimaksud dengan gesit dalam memanfaatkan keadaan adalah cepat

dalam memanfaatkan kesempatan-kesemapatan yang datang pada dirinya,

dan berpikiran jika kesempatan tidak akan datang dua kali.

j. Kerja keras

Kerja keras adalah dorongan moral dilahirkan dalam tingkah laku tidak

merasa puas hanya sekedar apa yang ada dan berusaha untuk memperbaiki

kekurangan. Memperhatikan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kerja

keras merupakan sikap atau tingkah laku kesungguhan dalam melaksanakan

tugas dan tidak merasa cepat puas hanya sekedar apa yang ada.

k. Ketulusan dan kepercayaan

Tulus adalah sungguh dan bersih hati benar terbit dr hati yg suci,tidak pura-

pura, dan tanpa pamrih. Sedangkan kepercayaan adalah kemauan

seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan

padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh

situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu

16
keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-

orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai.

l. Mampu bekerjasama

Kerjasama adalah pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh individu tapi

dikerjakan secara bersamaan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan agar

pekerjaan tersebut menjadi lebih ringan. Jika siswa menerapkan konsep

kerjasama maka siswa akan mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan

pekerjaan yang berat atau membutuhkan kekuatan kelompok.

m. Tanggung jawab

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994:1006) mengatakan tanggung jawab

yaitu keadaan seorang pemimpin yang mempunyai hak fungsi menerima

pembebanan sebagai akibat tindak pihak sendiri atau pihak lain. Selanjutnya

(Wahjosumidjo, 1999:204-205) mengatakan tanggung jawab kepala sekolah

dalam pembinaan meliputi: (1) Program pengajaran; (2) Sumber daya

manusia; (3) Sumber daya yang bersifat fisik; (4) hubungan kerja sama antara

kepala sekolah dengna masyarakat yang secara garis besar meliputi proses

pengelolaan, penilaian, bimbingan, pembiayaan, pengawasan, dan

pengambangan.

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian Reny Maya Andrika 2012 yang berjudul “Pengaruh

Etos Kerja Kepala Sekolah dalam Menunjang Program SBI di SMK Negeri 2.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui etos kerja Kepala Sekolah dalam

menunjang program SBI di SMK Negeri 2 Kebumen.

17
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan etos kerja kepala sekolah

dalam menunjang program SBI di SMK N 2 Kebumen secara garis besar

dikatakan baik. Ini terlihat dari prosentase jumlah responden yang masuk dalam

interval kelas kategori baik sebesar 67,5 % dari total jumlah responden sebanyak

40 orang yaitu 27 orang sementara hanya sebagian kecil responden yang

menilai etos kerja kepala sekolah kurang. Sedangkan hasil angket dan

wawancara penilaian dari Kepala Sekolah itu sendiri juga menunjukan etos

kerjanya sangat baik ini terlihat dari skor butir soal yang memenuhi interval kelas

pada kategori sangat baik dan jawaban – jawaban yang diberikan kepala sekolah

atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dan jawaban tersebut menunjukan

etos kerja kepala sekolah dalam kategori baik. .

Secara umum dari beberapa butir item yang ada pada angket dikategorikan

baik yaitu sebanyak 20 butir item yang ada pada seluruh indikator. Kepala

sekolah selaku pimpinan di sekolah harus menjadikan kerja sebagai kebutan

sehingga jika tidak bekerja ada yang kurang dari dirinya. Jika kepala sekolah

sudah menganggap kerja sebagai suatu kebutuhan diasumsikan kepala sekolah

suka bekerja keras sehingga tak ada tugas yang tak terselesaikan. Anoraga

(1998:110 mengingatkan “jadikanlah kerja sebagai kebutuhan”) dan yang

dimaksudkan adalah kerja keras yang dimiliki kepala sekolah bukan hanya

karena status sekolah yang dipimpin tersebut sudah berpredikat sekolah

internasional tetapi kerja keras kepala sekolah itu merupakan sebagai tuntutan

dan kewajiban kepala sekolah sebagai manusia dalam mencapai tujuan, baik

tujuan hidupnya maupun tujuan organisasi lembaga tempat ia bekerja dalam hal

ini yakni menjadi seorang kepala SMK N 2 Kebumen.

18
Dalam hasil penelitian pada indikator disiplin kerja kepala sekolah

dikategorikan dalam kategori sangat baik. Sebagai kepala sekolah yang menjadi

pimpinan di sekolah seharusnya dapat menegakkan disiplin, utamanya disiplin

terhadap dirinya sendiri. Kepala sekolah harus dapat memberikan contoh yang

baik pada bawahannya, dan melaksanakan tugas sesuai dengan aturan dan tata

tertib yang berlaku, agar proses efisiensi dalam pendidikan dapat tercapai.

Secara umum Etos Kerja Kepala Sekolah untuk Menunjang Program SBI di

SMK N 2 Kebumen baik dilihat dari analasis data yang diperoleh. ini berarti

bahwa sebagai kepala sekolah beliau mengedepantan totalitas dalam bekerja

tanpa memandang status pekerjaan yang dia jabat yakni sebagai sekolah yang

mempunyai predikat internasional. Etos kerja merupakan dasar untuk

meningkatkan kemampuan bekerja seseorang dalam bekerja.. sebagaimana

pendapat (Atmodiwirio, 2000:233) “etos kerja merupakan landasan untuk

meningkatkan prestasi kerja/kinerja setiap PNS”.

Mencermati pendapat diatas jelaslah bahwa etos kerja merupakan hal yang

sangat prinsip bagi seseorang dalam bekerja. Sebab apabila seseorang bekerja

tanpa dilandasi oleh etos kerja yang baik diasumsikan pekerjaan yang dihasilkan

tidak memuaskan.

Untuk meningkatkan etos kerja kepala sekolah dalam menunjang program

SBI diperlukan adanya peningkatan agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud.

Kepala sekolah sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap terwujud atau

tidaknya dari tujuan sekolah itu sendiri dalam hal ini sebagai sekolah bertaraf

internasional.

19
C. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir berfungsi untuk membentuk bingkai penalaran, asumsi

secara rasional untuk menjelaskan tahapan penelitian. Terkait dengan judul yang

diangkat oleh peneliti yaitu “Etos Kerja Siswa Kelas XI SMK N 2 Yogyakarta

tahun Ajaran 2012/2013” maka disusunlah kerangka pemikiran bahwa penentu

keberhasilan seseorang dalam menghadapi dunia kerja adalah etos kerja.

SMK mempersiapkan peserta didiknya untuk siap bekerja dengan bekal

keterampilan dan pengetahuan yang terfokus pada bidang pekerjaan tertentu

sesuai dengan maksud kata ‘kejuruan’ dalam SMK. Kebutuhan akan tenaga

muda yang terampil terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal

tersebut didorong oleh perkembangan industri dan teknologi yang terus

mengalami peningkatan sehingga dibutuhkan tenaga siap kerja dan terampil.

Dengan memiliki disiplin tinggi, tanggungjawab, percaya diri, mandiri dan

semangat kerja keras, seorang lulusan SMK diharapkan memiliki etos kerja yang

tinggi sehingga dapat memenuhi tantangan sebagai tenaga kerja yang siap pakai

dan berkualitas.

D. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran

2012/2013?

2. Berdasarkan beberapa aspek penilaian tingkat etos kerja siswa kelas XI SMK

N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang mencakup 13 indikator.

a. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator efisien?

20
b. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator rajin?

c. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator teratur?

d. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator disiplin?

e. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator hemat?

f. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator jujur dan tulus?

g. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator rasional dalam mengambil tindakan?

h. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator bersedia menerima perubahan?

i. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator gesit dalam memanfaatkan keadaan?

j. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator kerja keras?

k. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator mampu bekerja sama?

l. Bagaimana etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta ditinjau dari

indikator tanggungjawab?

21
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data dikumpulkan dan

dievaluasi secara deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis

data yang telah terkumpul dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

objek yang diteliti melalui sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono,

2008: 142). Pendekatan yang diambil dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, karena dalam mempelajari dan memecahkan masalah melibatkan

perhitungan angka-angka. Data yang diperoleh di lapangan ditransformasikan ke

dalam bentuk angka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survei dengan metode pengumpulan data berupa koesioner (angket). Metode

kuesioner (angket) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnnya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dalam penelitian ini adalah SMK Negeri 2 Yogyakarta yang terletak di

Jl. AM Sangaji No.47 Yogyakarta. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 26 Februari sampai 6 Maret tahun 2013.

C. Variabel Penelitian

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai objek penelitian atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010:161).

22
Menurut Sugiyono (2011:61), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini

bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya. (Sugiyono, 2011:

3). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel tersebut, yaitu : Etos kerja siswa

kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang

jelas dan terarah tentang maksud dari judul, sehingga tidak terjadi

kesalahpahaman terhadap masalah yang diteliti. Adapun definisi operasionalnya

Etos kerja adalah cara diri dalam memandang, mempersepsi, menghayati dan

menghargai sebuah nilai kerja. Etos kerja juga diartikan sebagai suatu kebiasaan

yang menyangkut perilaku kerja, umumnya dibangun atas dasar nilai-nilai

tertentu yang dianut dan diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai

baik dan benar yang berwujud nyata secara khas dalam perilaku kerja mereka.

Sikap yang menandai etos kerja tinggi pada seseorang adalah (1) Efisien; (2)

Rajin; (3) Teratur; (4) Disiplin; (5) Hemat; (6) Jujur dan tulus; (7) Rasional dalam

mengambiI tindakan; (8) Bersedia menerima perubahan; (9) Gesit dalam

memanfaatkan keadaan; (10) kerja keras; (11) Ketulusan dan kepercayaan; (12)

Mampu bekerjasama; (13)Tanggung jawab.

23
E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:117), ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Sedangakan menurut (Suharsimi Arikunto, 2010:173). Populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian, Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi

adalah keseluruhan objek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas XI SMK Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang

berjumlah 767 siswa. Berikut ini adalah penjabaran dari populasi siswa kelas XI

SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

Tabel 1. Populasi siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013

No. Jurusan Rombel Jumlah Siswa


Teknik Konstruksi
1 29
1 Batu dan Beton
Teknik Gambar
2 3 105
Bangunan
Teknik Survei dan
3 1 22
Pemetaan
Teknik Intalasi
4 4 127
Tenaga Listrik
5 Teknik Permesinan 4 123
Teknik Kendaraan
6 4 144
Ringan
7 Teknik Audio Video 2 67
Teknik Komputer dan
8 2 71
Jaringan
9 Multi media 2 69

Total 23 767

24
2. Sampel Penelitian

Sejalan dengan pendapat tersebut, (Suharsimi Arikunto, 1991:104)

mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau

wakil dari populasi yang diteliti. Pengambilan sampel menggunakan teknik

random sampling. Jumlah populasi siswa kelas XI berjumlah 767 orang setelah

dihitung menggunakan nomogram Harry King dengan tingkat kesalahan 5%,

maka jumlah sampel yang diambil dari populasi siswa SMK N 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 adalah 239 orang dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2. Sampel siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013

No. Jurusan Populasi Sampel

Teknik Konstruksi
29 9
1 Batu dan Beton
Teknik Gambar
2 105 33
Bangunan
Teknik Survei dan
3 22 7
Pemetaan
Teknik Intalasi
4 127 40
Tenaga Listrik

5 Teknik Permesinan 123 39

Teknik Kendaraan
6 144 45
Ringan

7 Teknik Audio Video 67 21

Teknik Komputer
8 71 23
dan Jaringan

9 Multi media 69 22

Total 767 239

F. Instrument Penelitian

Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan matrik

pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen (Sugiyono, 2011:149). Kisi-kisi

25
instrumen menurut (Suharsimi Arikunto, 2010:205), adalah sebuah tabel yang

menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data, darimana

data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.

Penyusunan kisi-kisi dilakukan setelah mengetahui variabel penelitian.

Langkahnya adalah dengan menjabarkan variabel penilitian menjadi definisi

operasional variabel, selanjutnya menentukan indikator yang akan diukur. Dari

indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.

Alternatif jawaban disediakan dengan memberi tanda cek (√) pada setiap

alternatif jawaban yang dipilih.

Skala pengukuran instrumen menggukan sekala Likert, Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:134). Dalam

penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik. Oleh peneliti,

yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indokator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Untuk keperluan

analisis, maka jawaban tersebut diberi sekor seperti tabel dibawah ini.

Tabel 3.Skor Alternatif Jawaban Instrumen Etos Kerja Siswa

Alternatif Jawaban Skor


Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak Pernah 1

26
Tabel 4.Kisi kisi Instrumen Penelitian

Jumlah
Variabel Indikator No. Butir
Butir

Efisien 1, 2*, 3 3

Rajin 4, 5, 6 3

Teratur 7, 8, 9* 3

Disiplin 10, 11*, 12 3

Hemat 13, 14, 15 3

Jujurdantulus 16, 17, 18 3


Rasional dalam mengambil 19, 20, 21* 3
Etos Kerja Siswa tindakan
Bersedia menerima 22, 23, 24 3
perubahan
Gesit dalam memanfaatkan 25, 26, 27 3
keadaan
Kerja keras 28*, 29, 30 3

Ketulusan dan kepercayaan 31, 32, 33 3

Mampu bekerja sama 34, 35, 36* 3

Tanggung jawab 37, 38, 39 3

G. Uji Validasi

Uji coba dari butir-butir instrumen dimaksudkan untuk menguji keabsahan

dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk yang dilakukan uji dari ahli

(expert judgment). Dalam hal ini para ahli mengamati secara cermat semua item

dalam tes yang hendak divalidasi (Sukardi, 2003:123). Penelitian ini dilakukan

dengan megkonsultasikan kepada dosen pembimbing tentang instrumen yang

telah disusun dan meminta pertimbangan para ahli (expert judgment) untuk

diperiksa dan dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir tersebut telah

mewakili apa yang hendak diukur.

Expert judgment dalam penelitian ini para ahli mengamati secara cermat

27
semua item dalam tes yang hendak divalidasi (Sukardi, 2003 : 123). Penelitian ini

dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing tentang

instrument yang telah disusun dan meminta pertimbangan para ahli expert

judgment untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir

tersebut telah mewakili apa yang hendak diukur. Dosen pembimbing dalam

penelitian ini adalah Ikhwanuddin, ST, MT, sedangkan untuk ahli expert judgment

dalam penelitian ini adalah Drs. Suparman, M.Pd.

Suharsimi Arikunto (1996: 135) mengatakan bahwa Instrumen yang baik

harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu validitas dan reliabilitas.

(Menurut Sugiyono 2007: 109-110) valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen

yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan (mengukur) itu

valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah Instrumen yang digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama.

1. Uji validitas empirik

Uji validitas empirik dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment

dalam Suharsimi. Rumus yang digunakan adalah:

n∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
(n∑ X 2
)(
− (∑ X ) n∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
)
Dimana :
rxy = angka indeks korelasi r product moment

∑ XY = jumlah perkalian

∑X = jumlah skor variabel

∑Y = jumlah skor variabel

∑X
2
= jumlah kuadrat dari variable

28
∑Y 2
= jumlah kuadart dari variabel
n = jumlah sampel yang diambil
(Suharsimi Arikunto, 1996:135).

Mengingat dengan menggunakan korelasi Product Moment ini pengujian

validitas instrumen masih ada pengaruh kotor dari butir, maka perlu dikoreksi

dengan menggunakan korelasi bagian total (Part Whole Corelation) dengan

rumus sebagai berikut:

(r )(SB )(SB )
rbt =
xy y x

{(SB x
2
) + (SB ) − 2(r )(SB )(SB )}
y
2
xy x y

Keterangan:

r bt = koefisien korelasi bagian total

r by = koefisien korelasi moment tangkar yang baru dikerjakan

SB y = simpangan baku skor faktor

SB x = simpangan baku skor butir (Sutrisno Hadi, 1997:114).

Dalam SPSS, uji validitas dan reliabilitas terdapat dalam satu menu. Dengan

taraf signifikansi 5% dan responden 30 orang, diperoleh nilai r = 0,3.

Validitas butir diketahui dengan mengkorelasikan skor-skor yang ada pada

butir yang dimaksud dengan skor total. Kriteria pengambilan keputusan untuk

menentukan valid jika harga r hitung sama dengan atau lebih besar dari harga r

pada taraf signifikansi 5%. Jika harga r hitung lebih kecil dari harga r pada taraf

signifikansi 5%, maka butir instrumen yang dimaksud tidak valid.

Hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS 13.0 terhadap 30 responden

sebagai berikut.

29
Tabel 5. Hasil Uji Validitas

Butir r hitung r tabel Keterangan


Butir 1 0,512 0,361 Valid
Butir 2 0,597 0,361 Valid
Butir 3 0,697 0,361 Valid
Butir 4 0,641 0,361 Valid
Butir 5 0,514 0,361 Valid
Butir 6 0,604 0,361 Valid
Butir 7 0,693 0,361 Valid
Butir 8 0,482 0,361 Valid
Butir 9 0,505 0,361 Valid
Butir 10 0,476 0,361 Valid
Butir 11 0,598 0.361 Valid
Butir 12 0,528 0,361 Valid
Butir 13 0,590 0,361 Valid
Butir 14 0,542 0,361 Valid
Butir 15 0,503 0,361 Valid
Butir 16 0,468 0,361 Valid
Butir 17 0,521 0,361 Valid
Butir 18 0,534 0,361 Valid
Butir 19 0,576 0,361 Valid
Butir 20 0,543 0,361 Valid
Butir 21 0,585 0,361 Valid
Butir 22 0,087 0,361 Gugur
Butir 23 0,480 0,361 Valid
Butir 24 0,488 0,361 Valid
Butir 25 0,619 0,361 Valid
Butir 26 0,523 0,361 Valid
Butir 27 0,502 0,361 Valid
Butir 28 0,531 0,361 Valid
Butir 29 0,643 0,361 Valid
Butir 30 0,580 0,361 Valid
Butir 31 0,529 0,361 Valid
Butir 32 0,625 0,361 Valid
Butir 33 0,703 0,361 Valid
Butir 34 0,584 0,361 Valid
Butir 35 0,509 0,361 Valid
Butir 36 0,523 0,361 Valid
Butir 37 0,598 0,361 Valid
Butir 38 0,083 0,361 Gugur
Butir 39 0,538 0,361 Valid
Sumber: Data Primer 2013

Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada uji validitas

Etos Kerja diketahui tidak semua pertanyaan dalam kuesioner valid. Pertanyaan

30
nomor 22 dan 38 dinyatakan tidak valid atau gugur sehingga tidak disertakan

dalam angket penelitian yang sesungguhnya.

2. Uji reliabilitas instrumen

Butir-butir soal yang sudah valid selanjutnya diuji tingkat reliabilitasnya.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:178), Reliabilitas menunjukkan pada suatu

pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya karena menghasilkan

skor yang konsisten, jika digunakan berulang-ulang.

Dalam penelitian ini akan digunakan reliabilitas internal yaitu diperoleh

dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Rumus yang

digunakan adalah Rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0. Adapun rumus Alpha yaitu

sebagai berikut:

 k  ∑ σ b 
2

r11 =   
 (k − 1)  σ t 
2

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen


k : banyaknya butir pertanyaan
∑σ
2
b
: jumlah varians butir

σ t2
: varians total
(Suharsimi Arikunto, 2006:196)

Reliabilitas menunjukkan tingkat keandalan jika instrumen yang digunakan

mampu menghasilkan data yang hampir sama dalam waktu yang berbeda.

Selanjutnya atas dasar analisis butir dan uji keandalan yang diperoleh, maka

butir-butir yang dinyatakan sahih dan andal ditetapkan sebagai alat ukur

penelitian. Alat ukur ini yang kemudian akan digunakan dalam penelitian

sesungguhnya.

31
Hasil uji reliabilitas disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan


Etos Kerja 0,941 Reliabel
Sumber: Data Primer 2013

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan dari tiga

variabel yang diteliti adalah reliabel karena mempunyai nilai Cronbach Alpha >

0,70 (Ghozali, 2011 : 48).

H. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data. (Suharsimi Arikunto, 1990:134). Dalam penelitian ini

teknik yang digunakan adalah metode kuesioner (Angket)

Metode kuesioner (angket) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnnya. (Sugiyono, 2006:199). Kuesioner dalam penelitian

ini untuk mendapatkan informasi tentang etos kerja siswa kelas XI SMK Negeri 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

I. Teknik Analisis Data

Untuk mendeskripsikan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

statistik deskriptif dengan bantuan komputer program SPSS versi 13.0 for

windows. Dari hasil analisis diperoleh harga rerata (M), standar deviasi (SD),

median (Me), modus (Mo), rentang data (range), nilai maksimum dan minimum.

Deskripsi data dilengkapi juga dengan tabel distribusi frekuensi, histogram

frekuensi dan distribusi kategorisasi dari masing-masing indikator. Adapun

32
uraiannya adalah sebagai berikut:

a. Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai

rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan

menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi

dengan jumlah individu yang ada pada kelompok itu (Sugiyono, 2010:49).

Σ𝑥𝑖
M = 𝑥̅ =
n

keterangan :
𝑥̅ = Mean / rata-rata
𝛴 = Epsilon (baca jumlah)

x i = Nilai x ke i sampai ke n

n = Jumlah individu

b. Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas

nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang

terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya (Sugiyono, 2010:48).

c. Modus (Mo) merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas

nilai yang sedang populer atau yang sering muncul dalam kelompok tersebut

(Sugiyono, 2010:47).

d. Standar deviasi adalah suatu nilai yang menunjukkan tungkat variasi suatu

kelompok data (Husaini Usman, 2008:95).

∑(𝑥𝑖−𝑥̅ )²
s=�
𝑛−1

keterangan :
𝑥̅ = Mean / rata-rata
𝛴 = Epsilon (baca jumlah)

xi = Nilai x ke i sampai ke n

n = Jumlah individu

33
e. Tabel distribusi frekuensi disusun bila jumlah data yang akan disajikan cukup

banyak, sehingga kalau disajikan dalam tabel bias menjadi tidak efisien dan

kurang komunikatif. (Sugiyono, 2011:32). Penetapan jumlah kelas interval,

rentang data dan panjang kelas dapat menurut (Sugiyono, 2010:36)

ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

1) Menghitung Jumlah Kelas = 1+3,3 log n, dengan jumlah responden

penelitian.

2) Menghitung Rentang Data = data terbesar – data terkecil +1.

3) Menghitung Panjang Kelas = Rentang : Jumlah Kelas

f. Histrogram atau grafik batang dibuat untuk menyajikan data hasil penelitian,

histrogram ini dibuat berdasarkan data frekuensi yang telah ditampilkan

dalam tabel distribusi frekuensi.

g. Tabel kecenderungan variabel yaitu untuk perhitungan mencari nilai

kecenderungan instrument angket/ kategorisasi menggunakan batasan-

batasan sebagai berikut:

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

dimana,

Mi (nilai rata-rata ideal) = ½ (nilai tertinggi + nilai terendah)

SDi (Standar deviasi ideal) = 1/6 (nilai tertinggi – nilai terendah)

34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi SMK Negeri 2 Yogyakarta

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta yang beralamat di Jalan

A.M Sangaji No. 47 Yogyakarta, lebih dikenal dengan nama STM Jetis (STM 1

Yogyakarta). SMK Negeri 2 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah

menengah tertua di Indonesia dan cukup punya nama di dunia industri maupun

pemerintahan. Banyak lulusannya tersebar di seluruh Indonesia, mampu

memimpin di bidang industri maupun pemerintahan.

SMK N 2 Ygyakarta dibangun pada tahun 1919. Pada masa penjajahan

belanda gedung ini dipakai sebagai sebagai gedung sekolah PJS (Princess

Juliana School). Karena merupakan peninggalan sejarah, maka gedung ini oleh

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata melalui Peraturan Menteri Nomor:

PM.25/PW.007/MKP/2007 ditetapkan sebagai cagar budaya. Sekolah Teknik

Negeri yang pertama di Indonesia adalah Sekolah Teknik Menengah di

Jogjakarta. Ijazah pertama Sekolah Teknik Menengah di Jogjakarta dikeluarkan

tahun 1951. Adapun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta terdiri

dari 9 program keahlian yaitu : Teknik Audio Video, Teknik Kendaraan Ringan,

Teknik Komputer Jaringan, Teknik Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Batu &

Beton, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Permesinan, Multimedia, Teknik

Survei Pemetaan.

Sebagai salah satu wadah pendidikan dan pelatihan, SMK N 2 Yogyakarta

memiliki visi dan misi. Adapun visi SMK N 2 Yogyakarta adalah "Menjadikan

lembaga pendidikan pelatihan kejuruan bertaraf internasional dan berwawasan

35
lingkungan yang menghasilkan tamatan profesional, mampu berwirausaha,

beriman dan bertaqwa.". Sedangkan misi SMK N 2 Yogyakarta adalah:

1. Melaksanakan sistem manajemen mutu (SMM) berbasis ICT dan

berkelanjutan.

2. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan yang menuhi

kualifikasi dan kompetensi standar.

3. Meningkatkan fasilitas dan lingkungan belajar yang nyaman memenuhi

standar kualitas dan kuantitas.

4. Mengembangkan kurikulum, metodologi pembelajaran dan sistem pernilaian

berbasis kompetensi.

5. Menyelenggarakan pembelajaran sistem CBT (Competency-Based Training)

dan PBE (Production-Based Education) menggunakan bilingual dengan

pendekatan ICT.

6. Membangun kemitraan dengan lembaga yang relevan baik dalam maupun

luar negeri.

7. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler agar peserta didik mampu

mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan berakhlak mulia.

Adapun Moto SMK N 2 Yogyakarta adalah "Pelayanan prima, unggul dalam

mutu, tinggi dalam prestasi." SMK Negeri 2 Yogyakarta merupakan suatu

lembaga pendidikan menengah kejuruan di bidang teknologi sebagai lanjutan

dari Sekolah Menengah Pertama dan mempersiapkan peserta didiknya dalam

berbagai jurusan teknologi industri untuk dijadikan tenaga kerja tingkat

menengah yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai teknisi

industri.

36
B. Hasil Penelitian

Variabel penelitaian ini adalah Etos Kerja. Dari data hasil penelitian mengenai

etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakata tahun ajaran 2012/2013. Variabel

ini diukur dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa kelas XI SMK N

2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang disebar pada

239 responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100 dan skor terendah sebesar

33,3 dengan mean 70,65, median 70,14, modus 68.75, dan standar deviasi

sebesar 8,4. Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus K=1+3.3 log N

(Djemari Mardapi, 2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden yaitu sebanyak

239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas interval, panjang

kelas 5,48 yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Etos Kerja

No. Interval fi xi fi . xi %
1 93.41 - 98.91 4 96.2 384.6 1.7%
2 87.81 - 93.31 4 90.6 362.2 1.7%
3 82.21 - 87.71 11 85.0 934.6 4.6%
4 76.61 - 82.11 31 79.4 2460.2 13.0%
5 71.01 - 76.51 53 73.8 3909.3 22.2%
6 65.41 - 70.91 74 68.2 5043.8 31.0%
7 59.81 - 65.31 44 62.6 2752.6 18.4%
8 54.21 - 59.71 14 57.0 797.4 5.9%
9 48.61 - 54.11 4 51.4 205.4 1.7%
Jumlah 239 16850.2 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat

di temukan Nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 16850.2
Mean = = = 70.50
∑𝑓𝑖 239

37
Hasil distribusi frekuensi data variabel etos kerja yang disajikan pada dalam

histogram sebagai berikut.

Etos Kerja
80
74

70

60
53
50
44
Frekuensi

40
31
30

20
14
11
10
4 4 4

Interval

Gambar 1. Histogram distribusi frekuensi data variabel etos kerja

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya etos kerja siswa

kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini didasarkan pada empat

kategori dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan acuan normal,

perhitungan kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD


Penentuan kecenderungan variabel etos kerja siswa kelas XI di SMK N 2

Yogyakarta adalah setelah nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmak)

38
diketahui, maka selanjutnya mencari nilai rata-rata ideal (Mi) dengan Rumus Mi =

½ (Xmak + Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus SDi = 1/6

(Xmak-Xmin). Berdasarkan acuan norma di atas, mean ideal variabel etos kerja

siswa adalah 62.5, Standar deviasi ideal adalah 12.5. Berdasarkan perhitungan

tersebut dapat dibuat tabel distribusi kategorisasi kecenderungan sebagai

berikut:

Tabel 8. Distribusi Kategorisasi Variabel Etos Kerja

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 76 31.8 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 132 55.2 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 30 12.6 Rendah
4 X < 50.00 1 4 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data variabel etos kerja yang disajikan pada

tabel di atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Etos Kerja
1

30 Sangat Tinggi
76
Tinggi
Rendah
132
Sangat Rendah

Gambar 2. Pie Chart Etos Kerja

39
Hasil di atas menunjukkan bahwa etos kerja siswa kelas XI di SMK Negeri 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki etos kerja sangat tinggi

sebanyak 76 siswa (31,8), siswa yang memiliki etos kerja tinggi sebanyak 132

siswa (55,2%), siswa yang memiliki etos kerja rendah sebanyak 30 siswa

(12,6%), dan siswa yang memiliki etos kerja sangat rendah sebanyak 1 siswa

(4%).

Berdasarkan mean 70,50 dapat disimpulkan bahwa etos kerja yang dimiliki

siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk tinggi

pada interval (65,41 – 70,91).

Dalam variabel etos kerja yang diteliti di lapangan terdiri dari 13 indikator.

Untuk mendeskripsikan indikator penelitian, maka pada bagian ini akan disajikan

deskripsi masing-masing indikator berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.

a. Efisien

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator efisiensi, diukur

dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang disebar pada 239

responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00 dan skor terendah sebesar

33,3 dengan rerata 60,07, median 58,30, modus 58,30, dan standar deviasi

sebesar 12,09. Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus K=1+3.3 log N

(Djemari Mardapi, 2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden yaitu sebanyak

239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas interval, panjang

kelas 7,4 yang disajikan dalam tabel berikut.

40
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Indikator Efisien

No. Interval F xi fi . xi %
1 93.3 - 100.7 3 97.0 291.0 1.3%
2 85.8 - 93.2 3 89.5 268.5 1.3%
3 78.3 - 85.7 7 82.0 574.0 2.9%
4 70.8 - 78.2 29 74.5 2160.5 12.1%
5 63.3 - 70.7 47 67.0 3149.0 19.7%
6 55.8 - 63.2 75 59.5 4462.5 31.4%
7 48.3 - 55.7 49 52.0 2548.0 20.5%
8 40.8 - 48.2 24 44.5 1068.0 10.0%
9 33.3 - 40.7 2 37.0 74.0 0.8%
Jumlah 239 14595.5 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 14595.5
𝑀𝑒𝑎𝑛 = = = 61.07
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

41
Efisiensi

80
75

70

60

49
50 47
Frekuensi

40

29
30
24

20

10 7
2 3 3

Interval
Gambar 3. Histogram distribusi frekuensi data indikator efisien

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya efisien siswa kelas

XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini didasarkan pada empat kategori

dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan acuan normal, perhitungan

kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

42
Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecenderungan sebagai berikut:

Tabel 10. Distribusi Kategorisasi Indikator Efisien

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 42 17.6 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 47 19.7 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 124 51.9 Rendah
4 X < 50.00 26 10.9 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Efisiensi

26 42
Sangat Tinggi

47 Tinggi
124
Rendah

Sangat Rendah

Gambar 4. Pie Chart Efisien

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki efisien sangat tinggi sebanyak 42 siswa

(31,8%), siswa yang memiliki efisien tinggi sebanyak 47 siswa (19,7%), siswa

yang memiliki efisien rendah sebanyak 124 siswa (51,9%), dan siswa yang

memiliki efisien sangat rendah sebanyak 26 siswa (10,9%).

43
Berdasarkan mean 61,07 dapat disimpulkan bahwa efisien yang dimiliki

siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk rendah

pada interval (55,8 – 63,2).

b. Rajin

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator rajin, diukur

dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang disebar pada 239

responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00 dan skor terendah sebesar

25,00 dengan mean 58,43, median 58,30, modus 58,30, dan standar deviasi

sebesar 13,24. Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus K=1+3.3 log N

(Djemari Mardapi, 2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden yaitu sebanyak

239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas interval, panjang

kelas 8,33 yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Indikator Rajin


No. Interval F xi fi . xi %
1 92.2 - 100.5 1 96.4 96.4 0.7
2 83.8 - 92.1 5 88.0 439.8 3.3
3 75.4 - 83.7 9 79.6 716.0 5.4
4 67 - 75.3 24 71.2 1707.6 12.8
5 58.6 - 66.9 42 62.8 2635.5 19.8
6 50.2 - 58.5 72 54.4 3913.2 29.3
7 41.8 - 50.1 74 46.0 3400.3 25.5
8 33.4 - 41.7 10 37.6 375.5 2.8
9 25 - 33.3 2 29.2 58.3 0.4
Jumlah 239 13342.5 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

44
Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 13342.5
𝑋�Distribusi Interval = = = 55.83
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada tabel di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

80 74 72 Rajin
70
60
50
Frekuensi

42
40
30 24
20
10 9
10 2 5
1
0

Interval

Gambar 5. Histogram distribusi frekuensi data indikator rajin

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya rajin siswa kelas XI

di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini didasarkan pada empat kategori

dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan acuan normal, perhitungan

kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

45
Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrunagan sebagai berikut:

Tabel 12. Distribusi Kategorisasi Indikator Rajin

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 39 16.3 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 42 17.6 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 119 49.8 Rendah
4 X < 50.00 39 16.3 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Rajin

39 39 Sangat Tinggi
42 Tinggi
119 Rendah
Sangat Rendah

Gambar 6. Pie Chart Rajin

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki rajin sangat tinggi sebanyak 39 siswa

(16,3%), siswa yang memiliki rajin tinggi sebanyak 42 siswa (17,6%), siswa yang

memiliki rajin rendah sebanyak 119 siswa (49,8%), dan siswa yang memiliki rajin

sangat rendah sebanyak 39 siswa (16,3%).

46
Berdasarkan mean 55,83 dapat disimpulkan bahwa rajin yang dimiliki siswa

kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk rendah pada

interval (50,2 – 58,5).

c. Teratur

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator teratur, diukur

dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang disebar pada 239

responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00 dan skor terendah sebesar

33,3 dengan mean 78,16, median 83,30, modus 83,30, dan standar deviasi

sebesar 13,88. Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus K=1+3.3 log N

(Djemari Mardapi,2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden yaitu sebanyak

239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas interval, panjang

kelas 7,4 yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Indikator Teratur


No. Interval F xi fi . xi %
1 93.3 - 100.7 15 97.0 1455.0 6.3%
2 85.8 - 93.2 44 89.5 3938.0 18.4%
3 78.3 - 85.7 75 82.0 6150.0 31.4%
4 70.8 - 78.2 50 74.5 3725.0 20.9%
5 63.3 - 70.7 20 67.0 1340.0 8.4%
6 55.8 - 63.2 14 59.5 833.0 5.9%
7 48.3 - 55.7 16 52.0 832.0 6.7%
8 40.8 - 48.2 4 44.5 178.0 1.7%
9 33.3 - 40.7 1 37.0 37.0 0.4%
Jumlah 239 18488.0 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

47
∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 18488.0
𝑀𝑒𝑎𝑛 = = = 77.36
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada table di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

80 Teratur 75
70
60 50
50 44
Frekuensi

40
30 20
20 16 14 15
10 1 4
0

Interval

Gambar 7. Histogram distribusi frekuensi data indikator teratur

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya teratur siswa kelas

XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini didasarkan pada empat kategori

dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan acuan normal, perhitungan

kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrunagan sebagai berikut:

48
Tabel 14. Distribusi Kategorisasi Indikator Teratur

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 184 77 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 20 8.4 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 30 12.6 Rendah
4 X < 50.00 5 2.1 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Teratur
5

30
20 Sangat Tinggi
Tinggi
184 Rendah
Sangat Rendah

Gambar 8. Pie Chart Teratur

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki teratur sangat tinggi sebanyak 184 siswa

(77,0%), siswa yang memiliki teratur tinggi sebanyak 20 siswa (8,4%), siswa

yang memiliki teratur rendah sebanyak 30 siswa (12,6%), dan siswa yang

memiliki teratur sangat rendah sebanyak 5 siswa (2,1%).

49
Berdasarkan mean 77,36 dapat disimpulkan bahwa teratur yang dimiliki

siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk sangat

tinggi pada interval (70,8 – 78,2).

d. Disiplin

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator disiplin, diukur

dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang disebar pada 239

responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00 dan skor terendah sebesar

33,3 dengan mean 63,6, median 66,70, modus 66,70, dan standar deviasi

sebesar 10,35 Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus K=1+3.3 log N

(Djemari Mardapi,2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden yaitu sebanyak

239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas interval, panjang

kelas 7,4 yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Indikator Disiplin

No. Interval F xi fi . xi %
1 93.3 - 100.7 1 97.0 97.0 0.4%
2 85.8 - 93.2 4 89.5 358.0 1.7%
3 78.3 - 85.7 4 82.0 328.0 1.7%
4 70.8 - 78.2 44 74.5 3278.0 18.4%
5 63.3 - 70.7 82 67.0 5494.0 34.3%
6 55.8 - 63.2 69 59.5 4105.5 28.9%
7 48.3 - 55.7 21 52.0 1092.0 8.8%
8 40.8 - 48.2 13 44.5 578.5 5.4%
9 33.3 - 40.7 1 37.0 37.0 0.4%
Jumlah 239 15368.0 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

50
Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 15368.0
𝑀𝑒𝑎𝑛 = = = 64.30
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada tabel di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

90 Disiplin
80 69 82
70
60
Frekuensi

50 44
40
30 21
20 13
10 1 4 4 1
0

Interval

Gambar 9. Histogram distribusi frekuensi data indokator disiplin

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya disiplin siswa kelas

XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini didasarkan pada empat kategori

dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan acuan normal, perhitungan

kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

51
Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrunagan sebagai berikut:

Tabel 16. Distribusi Kategorisasi Indikator Disiplin

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 53 22.2 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 82 34.3 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 90 37.7 Rendah
4 X < 50.00 14 5.8 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Disiplin

14 53

90 Sangat Tinggi
Tinggi
82 Rendah
Sangat Rendah

Gambar 10. Pie Chart Disiplin

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki disiplin sangat tinggi sebanyak 53 siswa

(22,2%), siswa yang memiliki disiplin tinggi sebanyak 82 siswa (34,3%), siswa

yang memiliki disiplin rendah sebanyak 90 siswa (37,7%), dan siswa yang

memiliki disiplin sangat rendah sebanyak 14 siswa (5,9%).

52
Berdasarkan mean 64,30 dapat disimpulkan bahwa disiplin yang dimiliki

siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk tinggi

pada interval (63,3 – 70,7).

e. Hemat

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator hemat, diukur

dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang disebar pada 239

responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00 dan skor terendah sebesar

25,00 dengan rerata 70,92, median 75,00, modus 66,70, dan standar deviasi

sebesar 14,01. Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus K=1+3.3 log N

(Djemari Mardapi,2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden yaitu sebanyak

239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas interval, panjang

kelas 8,3 yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Indikator Hemat

No. Interval F xi fi . xi %
1 92.2 - 100.5 12 96.4 1156.2 5.0%
2 83.8 - 92.1 11 88.0 967.5 4.6%
3 75.4 - 83.7 44 79.6 3500.2 18.4%
4 67 - 75.3 56 71.2 3984.4 23.4%
5 58.6 - 66.9 56 62.8 3514.0 23.4%
6 50.2 - 58.5 26 54.4 1413.1 10.9%
7 41.8 - 50.1 33 46.0 1516.4 13.8%
8 33.4 - 41.7 0 37.6 0.0 0.0%
9 25 - 33.3 1 29.2 29.2 0.4%
Jumlah 239 16080.9 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

53
Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 16080.9
𝑀𝑒𝑎𝑛 = = = 67.28
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada tabel di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

60 Hemat 56 56

50 44
40 33
Frekuensi

30 26

20
11 12
10
1 0
0

Interval

Gambar 11. Histogram distribusi frekuensi data indikator hemat

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya hemat siswa kelas

XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini didasarkan pada empat kategori

dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan acuan normal, perhitungan

kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

54
Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrunagan sebagai berikut:

Tabel 18. Distribusi Kategorisasi Indikator Hemat

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 123 51.5 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 56 23.4 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 53 22.2 Rendah
4 X < 50.00 7 2.9 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Hemat

7
53
Sangat Tinggi
123
Tinggi
56
Rendah
Sangat Rendah

Gambar 12. Pie Chart Hemat

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki hemat sangat tinggi sebanyak123 siswa

(51,5%), siswa yang memiliki hemat tinggi sebanyak 56 siswa (23,4%), siswa

yang memiliki hemat rendah sebanyak 53 (22,2%), dan siswa yang memiliki

hemat sangat rendah sebanyak 7 (2,9%).

55
Berdasarkan mean 67,28 dapat disimpulkan bahwa hemat yang dimiliki siswa

kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 tinggi pada interval

(67 – 75,3).

f. Jujur dan Tulus

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator jujur dan tulus,

diukur dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang disebar pada 239

responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00 dan skor terendah sebesar

25,00 dengan mean 72,00, median 75,00, modus 75,00, dan standar deviasi

sebesar 13.68. Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus K=1+3.3 log N

(Djemari Mardapi,2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden yaitu sebanyak

239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas interval, panjang

kelas 8,3 yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Jujur dan Tulus


No. Interval F xi fi . xi %
1 92.2 - 100.5 11 96.4 1059.9 4.6%
2 83.8 - 92.1 25 88.0 2198.8 10.5%
3 75.4 - 83.7 32 79.6 2545.6 13.4%
4 67 - 75.3 59 71.2 4197.9 24.7%
5 58.6 - 66.9 48 62.8 3012.0 20.1%
6 50.2 - 58.5 42 54.4 2282.7 17.6%
7 41.8 - 50.1 21 46.0 965.0 8.8%
8 33.4 - 41.7 0 37.6 0.0 0.0%
9 25 - 33.3 1 29.2 29.2 0.4%
Jumlah 239 16290.9 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

56
Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 16290.9
Mean = = = 68.16
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada tabel di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut:

70 Jujur 59
60
48
50 42
Frekuensi

40 32
30 25
21
20
11
10
1 0
0

Interval

Gambar 13. Histogram distribusi frekuensi data indikator jujur dan tulus

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya hemat siswa kelas

XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini didasarkan pada empat kategori

dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan acuan normal, perhitungan

kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

57
Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrungan sebagai berikut.

Tabel 20. Distribusi Kategorisasi Indikator Jujur dan Tulus

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 127 53.1 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 48 20.1 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 63 26.4 Rendah
4 X < 50.00 1 0.4 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Jujur dan tulus

63 Sangat Tinggi

127 Tinggi

48 Rendah
Sangat Rendah

Gambar 14. Pie Chart Jujur dan Tulus

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki jujur dan tulus sangat tinggi sebanyak 127

siswa (53,1%), siswa yang memiliki jujur dan tulus tinggi sebanyak 48 (20,1%),

siswa yang memiliki jujur dan tulus rendah 63 sebanyak (26,4%), dan siswa yang

memiliki jujur dan tulus sangat rendah sebanyak 1 siswa (0,4%).

58
Berdasarkan mean 68,16 dapat disimpulkan bahwa jujur dan tulus yang

dimiliki siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk

tinggi pada interval (67 – 75,3).

g. Rasional dalam Mengambil Tindakan

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator rasional dalam

mengambil tindakan, diukur dengan menggunakan angket yang disebar pada

siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan

angket yang disebar pada 239 responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00

dan skor terendah sebesar 25,00 dengan rerata 67,09, median 66,7, modus

66,70, dan standar deviasi sebesar 14,05. Untuk menentukan jumlah kelas

digunakan rumus K=1+3.3 log N (Djemari Mardapi, 2008). Nilai N di sini adalah

jumlah responden yaitu sebanyak 239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas

sebanyak 9 kelas interval, panjang kelas 8,3 yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Indikator Rasional dalam Mengambil Tindakan

No. Interval F xi fi . xi %
1 92.2 - 100.5 6 96.4 578.1 2.5%
2 83.8 - 92.1 13 88.0 1143.4 5.4%
3 75.4 - 83.7 22 79.6 1750.1 9.2%
4 67 - 75.3 51 71.2 3628.7 21.3%
5 58.6 - 66.9 66 62.8 4141.5 27.6%
6 50.2 - 58.5 36 54.4 1956.6 15.1%
7 41.8 - 50.1 42 46.0 1929.9 17.6%
8 33.4 - 41.7 2 37.6 75.1 0.8%
9 25 - 33.3 1 29.2 29.2 0.4%
Jumlah 239 15232.5 100%

Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

59
Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean Berjenjang (Interval) dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 15232.5
Mean = = = 63.73
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada tabel di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

Rasional
70

60
66
51
50

42
40
36
Frekuensi

30

22
20
13

10
6

1 2
0

Interval

Gambar 15. Histogram distribusi frekuensi data indikator rasional dalam


mengambil tindakan

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya rasional dalam

mengambil tindakan siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini

60
didasarkan pada empat kategori dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan

acuan normal, perhitungan kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrunagan sebagai berikut:

Tabel 22. Distribusi Kategorisasi Indikator Rasional dalam Mengambil Tindakan

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 92 38.5 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 66 27.6 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 65 27.2 Rendah
4 X < 50.00 16 6.7 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Rasional_dalam_mengambil_tindakan

16 Sangat Tinggi
65 92
Tinggi
Rendah
66
Sangat Rendah

Gambar 16. Pie Chart Rasional dalam mengambil tindakan

61
Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki rasional dalam mengambil Tindakan

sangat tinggi sebanyak 93 siswa (38,5%), siswa yang memiliki rasional dalam

mengambil tindakan tinggi sebanyak 66 siswa (27,6%), siswa yang memiliki

rasional dalam mengambil tindakan rendah sebanyak 65 (27,2%), dan siswa

yang memiliki rasional dalam mengambil tindakan sangat rendah sebanyak 16

siswa (6,7%).

Berdasarkan mean 63,73 dapat disimpulkan bahwa rasional dalam

mengambil tindakan yang dimiliki siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun

ajaran 2012/2013 termasuk tinggi pada interval (58,6 – 66,9).

h. Bersedia menerima perubahan

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator bersedia

menerima perubahan, diukur dengan menggunakan angket yang disebar pada

siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan

angket yang disebar pada 239 responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00

dan skor terendah sebesar 50,00 dengan mean 83,00, median 87,50, modus

100,00, dan standar deviasi sebesar 14,60. Untuk menentukan jumlah kelas

digunakan rumus K=1+3.3 log N (Djemari Mardapi,2008). Nilai N di sini adalah

jumlah responden yaitu sebanyak 239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas

sebanyak 9 kelas interval, panjang kelas 5,6 yang disajikan dalam tabel berikut.

62
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Indikator Bersedia Menerima Perubahan
No. Interval F xi fi . xi %
1 95.6 - 101.2 79 98.4 7773.6 33.1%
2 89.9 - 95.5 0 92.7 0.0 0.0%
3 84.2 - 89.8 43 87.0 3741.0 18.0%
4 78.5 - 84.1 0 81.3 0.0 0.0%
5 72.8 - 78.4 77 75.6 5821.2 32.2%
6 67.1 - 72.7 0 69.9 0.0 0.0%
7 61.4 - 67 32 64.2 2054.4 13.4%
8 55.7 - 61.3 0 58.5 0.0 0.0%
9 50 - 55.6 8 52.8 422.4 3.3%
Jumlah 239 19812.6 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 19812.6
𝑋�Distribusi Interval = = = 82.90
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada table di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

90 Bersedia 79
77
80
70
60
Frekuensi

50 43
40 32
30
20
8
10 0 0 0 0
0

Interval

Gambar 25. Histogram distribusi frekuensi data indikator bersedia menerima


perubahan

63
Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya indikator bersedia

menerima perubahan siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini

didasarkan pada empat kategori dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan

acuan normal, perhitungan kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecenderungan sebagai berikut:

Tabel 26. Distribusi Kategorisasi Indikator Bersedia Menerima Perubahan

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 199 83.3 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 32 13.4 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 8 3.3 Rendah
4 X < 50.00 - - Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

64
Bersedia_menerima_perubahan

32 8

Sangat Tinggi
Tinggi
199 Rendah

Gambar 18. Pie Chart Bersedia Menerima Perubahan

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki bersedia menerima perubahan sangat

tinggi sebanyak 199 siswa (83,3%), siswa yang memiliki bersedia menerima

perubahan tinggi sebanyak 32 siswa (13,4%), siswa yang memiliki bersedia

menerima perubahan rendah sebanyak 8 siswa (3,3%).

Berdasarkan mean 82,90 dapat disimpulkan bahwa bersedia menerima

perubahan yang dimiliki siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran

2012/2013 termasuk sangat tinggi pada interval (78,5 – 84,1).

i. Gesit dalam memanfaatkan keadaan

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator gesit dalam

memanfaatkan keadaan, diukur dengan menggunakan angket yang disebar pada

siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan

angket yang disebar pada 239 responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00

dan skor terendah sebesar 25,00 dengan rerata 61,36, median 58,30, modus

50,00, dan standar deviasi sebesar 13,65. Untuk menentukan jumlah kelas

digunakan rumus K=1+3.3 log N (Djemari Mardapi,2008). Nilai N di sini adalah

65
jumlah responden yaitu sebanyak 239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas

sebanyak 9 kelas interval, panjang kelas 8,3 yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 27. Distribusi Frekuensi Indikator Gesit dalam Memanfaatkan Keadaan


No. Interval F xi fi . xi %
1 92.2 - 100.5 4 96.4 385.4 1.7%
2 83.8 - 92.1 5 88.0 439.8 2.1%
3 75.4 - 83.7 15 79.6 1193.3 6.3%
4 67 - 75.3 33 71.2 2348.0 13.8%
5 58.6 - 66.9 45 62.8 2823.8 18.8%
6 50.2 - 58.5 54 54.4 2934.9 22.6%
7 41.8 - 50.1 78 46.0 3584.1 32.6%
8 33.4 - 41.7 3 37.6 112.7 1.3%
9 25 - 33.3 2 29.2 58.3 0.8%
Jumlah 239 13880.1 100%
Mean 58.08
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 13880.1
𝑀𝑒𝑎𝑛 = = = 58.8
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada tabel di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

90 78 Gesit
80
70
60 54
Frekuensi

45
50
40 33
30 15
20 5
10 2 3 4
0

Interval

Gambar 19. Histogram distribusi frekuensi data indikator gesit dalam


memanfaatkan keadaa

66
Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya gesit dalam

memanfaatkan keadaan siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian

ini didasarkan pada empat kategori dengan ketentuan seperti di atas.

Berdasarkan acuan normal, perhitungan kategori kecenderungannya sebagai

berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrunagan sebagai berikut:

Tabel 28. Distribusi Kategorisasi Indikator Gesit dalam Memanfaatkan Keadaan

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 57 23.8 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 45 18.8 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 118 49.4 Rendah
4 X < 50.00 19 7.9 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

67
Gesit_dalam_memanfaatkan_keadaan

19 57
Sangat Tinggi
Tinggi
118 45
Rendah
Sangat Rendah

Gambar 20. Pie Chart Gesit dalam Memanfaatkan Keadaan

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki gesit dalam memanfaat keadaan sangat

tinggi sebanyak 57 siswa (23,8%), siswa yang memiliki gesit dalam

memanfaatkan keadaan tinggi sebanyak 45 siswa (18,8%), siswa yang memiliki

gesit dalam memanfaatkan keadaan rendah sebanyak 118 siswa (49,4%), dan

siswa yang memiliki gesit dalam memanfaatkan keadaan sangat rendah

sebanyak 19 (7.9%).

Berdasarkan mean 58,8 dapat disimpulkan bahwa gesit dalam

memanfaatkan keadaan yang dimiliki siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 termasuk rendah pada interval (58,6 – 66,9).

j. Kerja Keras

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator kerja keras,

diukur dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang disebar pada 239

responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00 dan skor terendah sebesar

68
41,70 dengan mean 70,54, median 66,70, modus 66,70, dan standar deviasi

sebesar 11,90. Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus K=1+3.3 log N

(Djemari Mardapi,2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden yaitu sebanyak

239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas interval, panjang

kelas 6,5 yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Interval Indikator Kerja Keras


No. Interval F xi fi . xi %
1 94.5 - 101 8 97.8 782.0 3.3%
2 87.9 - 94.4 10 91.2 911.5 4.2%
3 81.3 - 87.8 36 84.6 3043.8 15.1%
4 74.7 - 81.2 58 78.0 4521.1 24.3%
5 68.1 - 74.6 0 71.4 0.0 0.0%
6 61.5 - 68 63 64.8 4079.3 26.4%
7 54.9 - 61.4 48 58.2 2791.2 20.1%
8 48.3 - 54.8 15 51.6 773.3 6.3%
9 41.7 - 48.2 1 45.0 45.0 0.4%
Jumlah 239 16947.1 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 16947.1
𝑀𝑒𝑎𝑛 = = = 70.91
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada tabel di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

69
70 Kerja Keras
63 58
60
48
50
Frekuensi

40 36

30
20 15
10 8
10
1 0
0

Interval

Gambar 21. HIstogram distribusi frekuensi data indikator kerja keras

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya kerja keras siswa

kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini didasarkan pada empat

kategori dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan acuan normal,

perhitungan kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrunagan sebagai berikut:

70
Tabel 30. Distribusi Kategorisasi Indikator Kerja Keras

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 112 46.9 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 63 26.4 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 63 26.4 Rendah
4 X < 50.00 1 0.4 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Kerja_keras

63 Sangat Tinggi
112
Tinggi

63 Rendah
Sangat Rendah

Gambar 22. Pie Chart Kerja Keras

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki kerja keras sangat tinggi sebanyak 112

siswa (46,9%), siswa yang memiliki kerja keras tinggi sebanyak 63 siswa

(26,4%), siswa yang memiliki kerja keras rendah sebanyak 63 (36,4%), dan

siswa yang memiliki kerja keras sangat rendah sebanyak 1 siswa (0,4%).

71
Berdasarkan mean 70.91 dapat disimpulkan bahwa kerja keras yang dimiliki

siswa kelas XI di SMKN 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk tinggi

pada interval (68.1 - 74.6).

k. Ketulusan dan kepercayaan

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator ketulusan dan

kepercayaan, diukur dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa

kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang

disebar pada 239 responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100,00 dan skor

terendah sebesar 41,70 dengan mean 77,82, median 75,00, modus 75,00, dan

standar deviasi sebesar 14,24. Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus

K=1+3.3 log N (Djemari Mardapi,2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden

yaitu sebanyak 239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas

interval, panjang kelas 6,5 yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 31. Distribusi Frekuensi Indikator Ketulusan dan Kepercayaan


No. Interval F xi fi . xi %
1 94.5 - 101 36 97.8 3519.0 15.1%
2 87.9 - 94.4 25 91.2 2278.8 10.5%
3 81.3 - 87.8 45 84.6 3804.8 18.8%
4 74.7 - 81.2 60 78.0 4677.0 25.1%
5 68.1 - 74.6 0 71.4 0.0 0.0%
6 61.5 - 68 40 64.8 2590.0 16.7%
7 54.9 - 61.4 18 58.2 1046.7 7.5%
8 48.3 - 54.8 14 51.6 721.7 5.9%
9 41.7 - 48.2 1 45.0 45.0 0.4%
Jumlah 239 18682.9 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian.

Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

72
∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 18682.9
𝑀𝑒𝑎𝑛 = = = 78.17
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada tabel di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

70 Ketulusan 60
60
50 45
40
Frekuensi

40 36
30 25
18
20 14
10 1 0
0

Interval

Gambar 23. Histogram distribusi frekuensi data indikator ketulusan dan


kepercayaan

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya ketulusan dan

kepercayaan siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini

didasarkan pada empat kategori dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan

acuan normal, perhitungan kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrunagan sebagai berikut:

73
Tabel 32. Distribusi Kategorisasi Indikator Ketulusan dan Kepercayaan

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 166 69.5 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 40 16.7 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 32 13.4 Rendah
4 X < 50.00 1 0.4 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Ketulusan_dan_kepercayaan

1
32
Sangat Tinggi
40
Tinggi
166 Rendah
Sangat Rendah

Gambar 24. Pie Chart Ketulusan dan Kepercayaan

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki ketulusan dan kepercayaan sangat tinggi

sebanyak 166 siswa (69,5%), siswa yang memiliki ketulusan dan kepercayaan

tinggi sebanyak 40 siswa (16,7%), siswa yang memiliki ketulusan dan

kepercayaan rendah sebanyak 32 siswa (13,4%), dan siswa yang memiliki

ketulusan dan kepercayaan sangat rendah sebanyak 1 siswa (0,4%).

74
Berdasarkan mean 78,17 dapat disimpulkan bahwa ketulusan dan

kepercayaan yang dimiliki siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran

2012/2013 termasuk sangat tinggi pada interval (74,7 – 8,.2).

l. Mampu bekerja sama

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator mampu bekerja

sama , diukur dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa kelas XI

SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang disebar

pada 239 responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100 dan skor terendah

sebesar 41,70 dengan mean 70,43, median 66,70, modus 66,70, dan standar

deviasi sebesar 11,97. Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus

K=1+3.3 log N (Djemari Mardapi,2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden

yaitu sebanyak 239 siswa sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas

interval, panjang kelas 6,5 yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 33. Distribusi Frekuensi Indikator Mampu Bekerja Sama


No. Interval F xi fi . xi %
1 94.5 - 101 8 97.8 782.0 3.3%
2 87.9 - 94.4 10 91.2 911.5 4.2%
3 81.3 - 87.8 31 84.6 2621.1 13.0%
4 74.7 - 81.2 65 78.0 5066.8 27.2%
5 68.1 - 74.6 0 71.4 0.0 0.0%
6 61.5 - 68 67 64.8 4338.3 28.0%
7 54.9 - 61.4 38 58.2 2209.7 15.9%
8 48.3 - 54.8 17 51.6 876.4 7.1%
9 41.7 - 48.2 3 45.0 134.9 1.3%
Jumlah 239 16940.5 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

75
∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 16940.5
𝑀𝑒𝑎𝑛 = = = 70.88
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada tabel di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

Mampu Bekerja Sama


80

70 67
65

60

50
Frekuensi

40 38
31
30

20 17
10
10 8
3
0
0

Interval
Gambar 25. Histogram distribusi frekuensi data indikator mampu bekerja sama

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya mampu bekerja

sama siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini didasarkan

pada empat kategori dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan acuan

normal, perhitungan kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

76
Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrunagan sebagai berikut:

Tabel 34. Distribusi Kategorisasi Indikator Mampu Bekerja Sama

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 114 47.7 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 67 28.0 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 55 23.0 Rendah
4 X < 50.00 3 1.3 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Mampu_bekerja_sama
3

55
114 Sangat Tinggi
Tinggi
67
Rendah
Sangat Rendah

Gambar 26. Pie Chart Mampu Bekerja Sama

Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki mampu bekerja sama sangat

tinggi sebanyak 114 siswa (47,7%), siswa yang memiliki mampu bekerja sama

tinggi sebanyak 67 siswa (28,0%), siswa yang memiliki mampu bekerja sama

77
rendah sebanyak 55 siswa (23,0%), dan siswa yang memiliki mampu bekerja

sama sangat rendah sebanyak 3 siswa (1,3%).

Berdasarkan mean 70,88 disimpulkan bahwa mampu bekerja sama yang

dimiliki siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk

tinggi pada interval (68,1 – 74,6).

m. Tanggung Jawab

Dari data hasil penelitian mengenai etos kerja pada indikator tanggung jawab

diukur dengan menggunakan angket yang disebar pada siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan angket yang disebar pada 239

responden diperoleh skor tertinggi sebesar 100 dan skor terendah sebesar 25,00

dengan mean 62,91, median 62,50, modus 50,00, dan standar deviasi sebesar

16,87. Untuk menentukan jumlah kelas digunakan rumus K=1+3.3 log N (Djemari

Mardapi,2008). Nilai N di sini adalah jumlah responden yaitu sebanyak 239 siswa

sehingga diperoleh jumlah kelas sebanyak 9 kelas interval, panjang kelas 8,3

yang disajikan dalam tabel berikut

Tabel 35. Distribusi Frekuensi indikator tanggung jawab


No. Interval F xi fi . xi %
1 92.2 - 100.5 14 96.4 1348.9 5.9%
2 83.8 - 92.1 17 88.0 1495.2 7.1%
3 75.4 - 83.7 0 79.6 0.0 0.0%
4 67 - 75.3 53 71.2 3771.0 22.2%
5 58.6 - 66.9 64 62.8 4016.0 26.8%
6 50.2 - 58.5 0 54.4 0.0 0.0%
7 41.8 - 50.1 64 46.0 2940.8 26.8%
8 33.4 - 41.7 24 37.6 901.2 10.0%
9 25 - 33.3 3 29.2 87.5 1.3%
Jumlah 239 14560.5 100%
Sumber: Data primer, hasil analisis data penelitian

78
Dengan penjabaran melalui tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat di

temukan nilai Mean dengan rumus sebagai berikut.

∑𝑓𝑖. 𝑋𝑖 14560.5
𝑀𝑒𝑎𝑛 = = = 60,92
∑𝑓𝑖 239

Hasil distribusi frekuensi data indikator yang disajikan pada tabel 20 di atas

digambarkan dalam histogram sebagai berikut.

Tanggungjawab
70
64 64

60
53

50

40
Frekuensi

30
24

20 17
14

10
3
0 0
0

Interval

Gambar 27. Histogram distribusi frekuensi data indikator tanggung jawab

Identifikasi kategori kecenderungan atau tinggi rendahnya tanggung jawab

siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta dalam penelitian ini didasarkan pada

79
empat kategori dengan ketentuan seperti di atas. Berdasarkan acuan normal,

perhitungan kategori kecenderungannya sebagai berikut.

Sangat tinggi X ≥ M + 1SD

Tinggi M ≤ X < M + 1 SD

Rendah M – 1SD ≤ X < M

Sangat Rendah X < M - 1 SD

Dari hasil analisis penelitian di lapangan diperoleh data kateagori

kecendrunagan sebagai berikut:

Tabel 36. Distribusi Kategorisasi Indikator Tanggung Jawab

Frekuensi
NO Skor Kategori
Frekuensi %
1 X ≥ 75.00 84 35.1 Sangat tinggi
2 62.50 ≤ X < 75.00 64 26.8 Tinggi
3 50.00 ≤ X < 62.50 64 26.8 Rendah
4 X < 50.00 27 11.3 Sangat rendah
Total 239 100

Hasil distribusi kecenderungan data indikator yang disajikan pada tabel di

atas digambarkan dalam diagram pie berikut.

Tanggungjawab

27
84
Sangat Tinggi
64
Tinggi
64 Rendah
Sangat Rendah

Gambar 28. Pie Chart Tanggung Jawab

80
Hasil di atas menunjukkan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki mampu tanggung jawab sangat tinggi

sebanyak 84 siswa (35,1%), siswa yang memiliki tanggung jawab tinggi

sebanyak 64 siswa (26,8%), siswa yang memiliki tanggung jawab rendah

sebanyak64 siswa 26,8%, dan siswa yang memiliki tanggung jawab sangat

rendah sebanyak 27 siswa (11,3%).

Berdasarkan mean 60,93 dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab yang

dimiliki siswa kelas XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk

rendah pada interval (58,6 – 66,9).

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa etos kerja siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 cenderung tinggi dengan presentase siswa

yang memiliki etos kerja tingggi sebesar 58,6%, Hal ini ditinjau dari beberapa

aspek penilaian tingkat etos kerja siswa SMK N 2 Yogyakarta kelas XI tahun

ajaran 2012/2013 yang mencakup 13 indikator yaitu; (a) Efisien termasuk rendah

pada interval (55,8 – 63,2); (b) Rajin termasuk rendah pada interval (50,2 – 58,5);

(c) Teratur cenderung sangat tinggi pada interval (70,8 – 78,2); (d) Disiplin

termasuk tinggi pada interval (63,3 – 70,7); (e) Hemat termasuk tinggi pada

interval (67 – 75,3); (f) Jujur dan tulus termasuk tinggi pada interval (67 – 75,3);

(g) Rasional dalam mengambiI tindakan termasuk tinggi pada interval

(58,6 – 66,9); (h) Bersedia menerima perubahan termasuk sangat tinggi pada

interval (78,5 – 84,1); (i) Gesit dalam memanfaatkan keadaan termasuk rendah

pada interval (58,6 – 66,9); (j) kerja keras termasuk tinggi pada interval

(68,1 – 74,6); (k) Ketulusan dan kepercayaan termasuk sangat tinggi pada

81
interval (74,7 – 81,2); (l) Mampu bekerja sama termasuk tinggi pada interval

(68,1 – 74,6); (m) Tanggung jawab termasuk rendah pada interval (58,6 – 66,9).

Jadi kesimpulan etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran

2012/2013 cenderung tinggi. Disimpulkan bahwa etos kerja adalah cara diri

dalam memandang, mempersepsi, menghayati dan menghargai sebuah nilai

kerja. Etos kerja juga diartikan sebagai suatu kebiasaan yang menyangkut

perilaku kerja, umumnya dibangun atas dasar nilai-nilai tertentu yang dianut dan

diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang

berwujud nyata secara khas dalam perilaku kerja mereka. Etos kerja akan

mempengaruhi semangat, kualitas dan produktifitas kerja. Etos kerja dapat

membentuk semangat transformative, sebuah semangat yang selalu berusaha

mengubah keadaan menuju kualitas yang lebih baik. Sebuah semangat dan

sikap mental yang selalu berpandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih

baik dari pada kehidupan kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

82
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Etos Kerja

Siswa SMK N 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 :

1. Bahwa etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran

2012/2013 termasuk tinggi pada interval (65,41 – 70,91)

2. Dapat diambil kesimpulan berdasarkan beberapa aspek penilaian tingkat

etos kerja siswa SMK N 2 Yogyakarta kelas XI tahun ajaran 2012/2013 yang

mencakup 13 indikator yaitu; (a) Efisien termasuk rendah pada interval

(55,8 – 63,2); (b) Rajin termasuk rendah pada interval (50,2 – 58,5); (c)

Teratur cenderung sangat tinggi pada interval (70,8 – 78,2); (d) Disiplin

termasuk tinggi pada interval (63,3 – 70,7); (e) Hemat termasuk tinggi pada

interval (67 – 75,3); (f) Jujur dan tulus termasuk tinggi pada interval

(67 – 75,3); (g) Rasional dalam mengambiI tindakan termasuk tinggi pada

interval (58,6 – 66,9); (h) Bersedia menerima perubahan termasuk sangat

tinggi pada interval (78,5 – 84,1); (i) Gesit dalam memanfaatkan keadaan

termasuk rendah pada interval (58,6 – 66,9); (j) kerja keras termasuk tinggi

pada interval (68,1 – 74,6); (k) Ketulusan dan kepercayaan termasuk sangat

tinggi pada interval (74,7 – 81,2); (l) Mampu bekerja sama termasuk tinggi

pada interval (68,1 – 74,6); (m) Tanggung jawab termasuk rendah pada

interval (58,6 – 66,9). Jadi kesimpulan etos kerja siswa kelas XI SMK N 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk tinggi.

82
B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat ditemukan implikasi hasil

penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini memberikan informasi bagi kepala sekolah bahwa etos

kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk

tinggi terbukti dari bahwa etos kerja siswa kelas XI di SMK Negeri 2

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki etos kerja sangat tinggi

sebanyak 31,8%, siswa yang memiliki etos kerja tinggi sebanyak 55,2%,

siswa yang memiliki etos kerja rendah sebanyak 12,6%, dan siswa yang

memiliki etos kerja sangat rendah sebanyak 4%. Berdasarkan tabel distribusi

kecenderungan dapat disimpulkan bahwa etos kerja yang dimiliki siswa kelas

XI di SMK N 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 cenderung tinggi. Selain

itu bagi guru dan orang tua, hasil penelitian ini memberikan informasi dalam

usaha meningkatkan kepada siswa agar etos kerja siswa menjadi lebih baik.

2. Dengan teori yang ada, hasil penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti

lain untuk memperbaiki atau menyempurnakan penelitian ini maupun

mengkaji dan meneliti variabel lain yang mungkin berhubungan dengan etos

kerja siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan diatas, maka dapat diberikan

saran-saran sebagai berikut.

1. Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian etos kerja siswa kelas XI SMK N 2 Yogyakarta

tahun ajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori tinggi, tetapi pada indikator

efisien, rajin dan gesit dalam memanfaatkan keadaan masih tergolong

83
rendah untuk itu maka diharapkan tetap selalu memperhatikan dan

meningkatkan etos kerja siswa agar setelah lulus nanti, siswa siap dalam

menghadapi dunia kerja.

2. Siswa

Disarankan kepada siswa agar selalu totalitas dalam menjalakan pekerjaan.

Jika didalam sekolahan agar mengerjakan tugas sekolah dengan baik. Untuk

meningkatkan etos kerja tinggi hendaknya siswa untuk melaksanakan

pekerjaan dengan perencanaan yang baik, disiplin, tanggungjawab, dan

semangat bersaing yang sehat. Namun yang lebih penting dalam

menumbuhkan etos kerja tinggi dimulai dari diri sendiri.

84
DAFTAR PUSTAKA

Anton M. Mulyono, (2000), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai


Pustaka

Aswar, Saifuddin, (1996), Tes Prestasi, fungsi dan pengembangan pengukuran


belajar. Edisi ke-2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Aswar, Saifuddin, (2009), Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Diakses dari www.dikti.go.id/files/atur/UU20-
2003Sisdiknas.pdf pada Senin 8 Oktober 2012 pukul 08.15

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal


Pendidikan Menengah. Kementerian Pendidikan Republik Indonesia.
Garis-garis Besar Program Pembinaan SMK 2012.pdf. Halaman 2.
Diakses dari http://ditpsmk.net/panlak/ pada 27 Oktober 2012 pukul
13.32 WIB.

El Hida, Ramdhania. Detikfinance. Senin, 07/05/2012 14:40 WIB. Pengangguran


Paling Banyak Lulusan SMA dan SMK. Diakses
dari http://finance.detik.com/read/2012/05/07/144017/1911085/4/pengan
gguran-paling-banyak-lulusan-sma-dan-smk pada Senin 8 Oktober 2012
pukul 08.15

Husaini Usman & R Purnomo Setiady Akba, (2008), Pengantar Statistika.


Jakarta: Bumi Aksara.

Imam Ghozali. (2011), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, (2002), Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. (1988). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Toto Tasmara, (2002,. Membudayakan Etos Kerja Islam. Jakarta: Gema Insani
Press

85
Universitas Samratulangi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39
Tahun 2009. www:hukum.unsrat.ac.id/men/permendiknas_39_2008.pdf
diakses pada Senin 8 Oktober 2012 pukul 08.15 WIB.

Winarno Hani Seno. 1991, Pembangunan Istruksional. Bandung : Tarsito.

Yayasan Pengembangan Pendidikan dan Telematika Indonesia (YPPTI). Sejarah


Pendidikan Kejuruan di Indonesia. Rabu, 28 April 2010. Diakses
dari http://yppti.org/index.php?option=com_content&view=article&id=47:
sejarah-pendidikan-kejuruan-di-indonesia&catid=5:artikel&Itemid=4
pada 27 Oktober 2012 pukul 13.16 WIB

86
KISI-KISI INSTRUMEN ETOS KERJA

Jumlah
Variabel Indikator No. Butir
Butir

Efisien 1,2*,3 3

Rajin 4,5,6 3

Teratur 7,8,9* 3

Disiplin 10,11*,12 3

Hemat 13,14,15 3

Jujur dan tulus 16,17,18 3


Rasional dalam
mengambil 19,20,21* 3
EtosKerjaSiswa tindakan
Bersedia menerima 22,23,24 3
perubahan
Gesit dalam
memanfaatkan 25,26,27 3
keadaan
Kerja keras 28*,29,30 3
Ketulusan dan 31,32,33 3
kepercayaan
Mampu 34,35,36* 3
bekerjasama
Tanggungjawab 37,38,39 3
* butir negatif
INSTRUMEN PENELITIAN ETOS KERJA

Petunjuk pengisian angket :

1. Jawablah pernyataan-pernyataan berikut secara jujur dan jawaban tidak akan


memperngaruhi nilai belajar Saudara dan tidakakan disebarluaskan untuk
menjaga kerahasiaan respons Saudara.
2. Beritanda (√) dari pilihan Saudara pada kolom yang sudah tersedia dengan
makna pilihan sebagai berikut:
SL = Selalu
S = Sering
KK = Kadang-kadang
TP = TidakPernah

No Pernyataan SL S KK TP
Saya memanfaatkan teknologi internet untuk
1. membantu dalam memahami materi pelajaran
yang belum saya mengerti.
2. Saya membeli semua perlengkapan belajar yang
sekiranya bagus untuk dikoleksi.*
3. Saya meminjam buku di perpustakaan dari pada
membeli di toko buku.
4. Saya mencatat setiap materi yang telah
diberikan oleh bapak/ibu guru.
Saya meluangkan waktu keperpustakaan untuk
5. membaca buku mata pelajaran yang sedang
saya pelajari.
6. Saya mempelajari kembali materi pelajaran yang
diberikan bapak ibu guru, dirumah.
7. Saya belajar di rumah sesuai jadwal belajar yang
saya buat sendiri.
8. Saya memakai seragam sekolah sesuai
ketentuan sekolah.
9. Saya memarkirkan motor di tempat parkir
dengan teratur.*
10. Saya datang kesekolah tepat waktu

11. Melanggar peraturan sekolah sudah menjadi


hal biasa untuk saya.*
12. Saya mengumpulkan tugas yang diberikan oleh
bapak/ibu guru tepat pada waktunya.
13. Saya memfokuskan pikiran untuk belajar ketika
di sekolah.
14. Saya mementingkan untuk belajar dari pada
bermain yang tidak ada gunanya.
15. Saya memilih menabung dari pada
menghambur-hamburkan uang saku.
16. Jika saya melakukan kesalahan saya akan
mengakuinya.
17. Saya mengerjakan tugas saya sendiri.

18. Dalam mengerjakan ujian saya tidak mencontek


pekerjaan teman.
19. Saya mempertimbangkan dengan matang
sebelum mengambil keputusan.
20. Saya menganggap mencontek ujian itu adalah
hal yang merugikan diri sendiri.
21. Pendidikan saya sudah cukup untuk menggapai
cita-cita.*
22. Saya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru.
23. Apabila saya mendapat kritik, saya akan
meresponnya dengan baik.
24. Saya menghargai pendapat orang lain.

25. Saya belajar sendiri sebelum bapak/ibu guru


menerangkan materi pelajaran
26. Saya mempelajari lagi materi pelajaran yang
diberikan oleh bapak/ibu guru dirumah.
27. Jika ada materi yang belum saya pahami, saya
mencarinya di perpustakaan atau pun internet.
Saya akan langsung menanyakan jawaban
28. kepada teman,jika tidak bisa mengerjakan soal
ujian.*
29. Saya bersungguh-sungguh dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
30. Jika mengerjakan sesuatu, saya akan
mengerjakannya sampai tuntas.
31. Saya membantu teman yang kesusahan tanpa
pamrih.
32. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh
bapak/ibu guru dengan senang hati.
33. Saya menjaga amanah orang tua untuk belajar
dengan baik.
34. Saya membantu teman yang kesusahan tanpa
pamrih.
35. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh
bapak/ibu guru dengan senang hati.
36. Saya menjaga amanah orang tua untuk belajar
dengan baik.
37. Saya memanfaatkan waktu belajar dirumah
dengan efektif.
38. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh
bapak/ibu guru dengan sepenuhhati.
39. Saya merasa puas dengan segala sesuatu yang
saya kerjakan sampai saat ini.
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
(ETOS KERJA)

Reliability

Ca se P rocessing Sum ma ry

N %
Cases Valid 30 100,0
Ex cludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Lis twis e deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,941 39

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Etos1 103,0333 312,309 ,512 ,940
Etos2 104,0000 306,414 ,597 ,939
Etos3 104,4000 307,076 ,697 ,939
Etos4 103,8000 310,510 ,641 ,939
Etos5 104,4333 309,495 ,514 ,940
Etos6 104,3667 312,171 ,604 ,939
Etos7 104,2333 300,530 ,693 ,938
Etos8 102,9333 312,133 ,482 ,940
Etos9 102,8667 312,189 ,505 ,940
Etos10 103,1333 310,257 ,476 ,940
Etos11 104,7000 306,493 ,598 ,939
Etos12 103,7667 313,426 ,528 ,940
Etos13 103,5667 315,633 ,590 ,940
Etos14 103,6667 309,195 ,542 ,940
Etos15 103,6000 306,800 ,503 ,940
Etos16 103,4000 313,421 ,468 ,940
Etos17 103,6667 312,230 ,521 ,940
Etos18 103,5667 310,806 ,534 ,940
Etos19 103,1000 311,886 ,576 ,940
Etos20 103,5667 306,806 ,543 ,940
Ite m-Total Sta tisti cs

Sc ale Correc ted Cronbach's


Sc ale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Et os21 104,1000 305,679 ,585 ,939
Et os22 103,2667 323,926 ,087 ,944
Et os23 103,1333 312,947 ,480 ,940
Et os24 102,9667 315,344 ,488 ,940
Et os25 104,1333 309,016 ,619 ,939
Et os26 104,0667 309,789 ,523 ,940
Et os27 103,6667 309,747 ,502 ,940
Et os28 104,0000 313,448 ,531 ,940
Et os29 103,3000 315,321 ,643 ,940
Et os30 103,4333 312,806 ,580 ,940
Et os31 103,1000 315,059 ,529 ,940
Et os32 103,4667 310,189 ,625 ,939
Et os33 103,2667 309,375 ,703 ,939
Et os34 102,8667 315,292 ,584 ,940
Et os35 103,3667 314,447 ,509 ,940
Et os36 104,2000 305,200 ,523 ,940
Et os37 104,1333 312,671 ,598 ,940
Et os38 103,8000 324,993 ,083 ,943
Et os39 103,8667 308,878 ,538 ,940
PERHITUNGAN KELAS INTERVAL

1. ETOS KERJA

Min 48.61 No. Interval fi xi fi . xi %


Max 97.92 1 93.41 - 98.91 4 96.2 384.6 1.7%
R 49.31 2 87.81 - 93.31 4 90.6 362.2 1.7%
N 239 3 82.21 - 87.71 11 85.0 934.6 4.6%
K 1 + 3.3 log n 4 76.61 - 82.11 31 79.4 2460.2 13.0%
8.84871307 5 71.01 - 76.51 53 73.8 3909.3 22.2%
≈ 9 6 65.41 - 70.91 74 68.2 5043.8 31.0%
P 5.48 7 59.81 - 65.31 44 62.6 2752.6 18.4%
≈ 5.5 8 54.21 - 59.71 14 57.0 797.4 5.9%
9 48.61 - 54.11 4 51.4 205.4 1.7%
Jumlah 239 16850.2 100%
Mean 70.50

Etos Kerja
80
74

70

60
53
50
44
Frekuensi

40
31
30

20
14
11
10
4 4 4

Interval
2. EFISIENSI

Min 33.3 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 93.3 - 100.7 3 97.0 291.0 1.3%
R 66.7 2 85.8 - 93.2 3 89.5 268.5 1.3%
N 239 3 78.3 - 85.7 7 82.0 574.0 2.9%
K 1 + 3.3 log n 4 70.8 - 78.2 29 74.5 2160.5 12.1%
8.84871307 5 63.3 - 70.7 47 67.0 3149.0 19.7%
≈ 9 6 55.8 - 63.2 75 59.5 4462.5 31.4%
P 7.41 7 48.3 - 55.7 49 52.0 2548.0 20.5%
≈ 7.4 8 40.8 - 48.2 24 44.5 1068.0 10.0%
9 33.3 - 40.7 2 37.0 74.0 0.8%
Jumlah 239 14595.5 100%
Mean 61.07

Efisiensi

80
75

70

60

49
50 47
Frekuensi

40

29
30
24

20

10 7
2 3 3

Interval
3. RAJIN

Min 25 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 92.2 - 100.5 1 96.4 96.4 0.4%
R 75 2 83.8 - 92.1 5 88.0 439.8 2.1%
N 239 3 75.4 - 83.7 9 79.6 716.0 3.8%
K 1 + 3.3 log n 4 67 - 75.3 24 71.2 1707.6 10.0%
8.84871307 5 58.6 - 66.9 42 62.8 2635.5 17.6%
≈ 9 6 50.2 - 58.5 72 54.4 3913.2 30.1%
P 8.33 7 41.8 - 50.1 74 46.0 3400.3 31.0%
≈ 8.3 8 33.4 - 41.7 10 37.6 375.5 4.2%
9 25 - 33.3 2 29.2 58.3 0.8%
Jumlah 239 13342.5 100%
Mean 55.83

80 74 72 Rajin
70
60
50
Frekuensi

42
40
30 24
20
10 9
10 2 5
1
0

Interval
4. TERATUR

Min 33.3 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 93.3 - 100.7 15 97.0 1455.0 6.3%
R 66.7 2 85.8 - 93.2 44 89.5 3938.0 18.4%
N 239 3 78.3 - 85.7 75 82.0 6150.0 31.4%
K 1 + 3.3 log n 4 70.8 - 78.2 50 74.5 3725.0 20.9%
8.84871307 5 63.3 - 70.7 20 67.0 1340.0 8.4%
≈ 9 6 55.8 - 63.2 14 59.5 833.0 5.9%
P 7.41 7 48.3 - 55.7 16 52.0 832.0 6.7%
≈ 7.4 8 40.8 - 48.2 4 44.5 178.0 1.7%
9 33.3 - 40.7 1 37.0 37.0 0.4%
Jumlah 239 18488.0 100%
Mean 77.36

80 Teratur 75
70
60 50
50 44
Frekuensi

40
30 20
20 16 14 15
10 1 4
0

Interval
5. DISIPLIN

Min 33.3 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 93.3 - 100.7 1 97.0 97.0 0.4%
R 66.7 2 85.8 - 93.2 4 89.5 358.0 1.7%
N 239 3 78.3 - 85.7 4 82.0 328.0 1.7%
K 1 + 3.3 log n 4 70.8 - 78.2 44 74.5 3278.0 18.4%
8.84871307 5 63.3 - 70.7 82 67.0 5494.0 34.3%
≈ 9 6 55.8 - 63.2 69 59.5 4105.5 28.9%
P 7.41 7 48.3 - 55.7 21 52.0 1092.0 8.8%
≈ 7.4 8 40.8 - 48.2 13 44.5 578.5 5.4%
9 33.3 - 40.7 1 37.0 37.0 0.4%
Jumlah 239 15368.0 100%
Mean 64.30

90 Disiplin
80 69 82
70
60
Frekuensi

50 44
40
30 21
20 13
10 1 4 4 1
0

Interval
6. HEMAT

Min 25 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 92.2 - 100.5 12 96.4 1156.2 5.0%
R 75 2 83.8 - 92.1 11 88.0 967.5 4.6%
N 239 3 75.4 - 83.7 44 79.6 3500.2 18.4%
K 1 + 3.3 log n 4 67 - 75.3 56 71.2 3984.4 23.4%
8.84871307 5 58.6 - 66.9 56 62.8 3514.0 23.4%
≈ 9 6 50.2 - 58.5 26 54.4 1413.1 10.9%
P 8.33 7 41.8 - 50.1 33 46.0 1516.4 13.8%
≈ 8.3 8 33.4 - 41.7 0 37.6 0.0 0.0%
9 25 - 33.3 1 29.2 29.2 0.4%
Jumlah 239 16080.9 100%
Mean 67.28

60 Hemat 56 56

50 44
40 33
Frekuensi

30 26

20
11 12
10
1 0
0

Interval
7. JUJUR DAN TULUS

Min 25 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 92.2 - 100.5 11 96.4 1059.9 4.6%
R 75 2 83.8 - 92.1 25 88.0 2198.8 10.5%
N 239 3 75.4 - 83.7 32 79.6 2545.6 13.4%
K 1 + 3.3 log n 4 67 - 75.3 59 71.2 4197.9 24.7%
8.84871307 5 58.6 - 66.9 48 62.8 3012.0 20.1%
≈ 9 6 50.2 - 58.5 42 54.4 2282.7 17.6%
P 8.33 7 41.8 - 50.1 21 46.0 965.0 8.8%
≈ 8.3 8 33.4 - 41.7 0 37.6 0.0 0.0%
9 25 - 33.3 1 29.2 29.2 0.4%
Jumlah 239 16290.9 100%
Mean 68.16

70 Jujur 59
60
48
50 42
Frekuensi

40 32
30 25
21
20
11
10
1 0
0

Interval
8. RASIONAL

Min 25 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 92.2 - 100.5 6 96.4 578.1 2.5%
R 75 2 83.8 - 92.1 13 88.0 1143.4 5.4%
N 239 3 75.4 - 83.7 22 79.6 1750.1 9.2%
K 1 + 3.3 log n 4 67 - 75.3 51 71.2 3628.7 21.3%
8.84871307 5 58.6 - 66.9 66 62.8 4141.5 27.6%
≈ 9 6 50.2 - 58.5 36 54.4 1956.6 15.1%
P 8.33 7 41.8 - 50.1 42 46.0 1929.9 17.6%
≈ 8.3 8 33.4 - 41.7 2 37.6 75.1 0.8%
9 25 - 33.3 1 29.2 29.2 0.4%
Jumlah 239 15232.5 100%
Mean 63.73

Rasional
70

60
66
51
50

42
40
36
Frekuensi

30

22
20
13

10
6

1 2
0

Interval
9. BERSEDIA

Min 50 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 95.6 - 101.2 79 98.4 7773.6 33.1%
R 50 2 89.9 - 95.5 0 92.7 0.0 0.0%
N 239 3 84.2 - 89.8 43 87.0 3741.0 18.0%
K 1 + 3.3 log n 4 78.5 - 84.1 0 81.3 0.0 0.0%
8.84871307 5 72.8 - 78.4 77 75.6 5821.2 32.2%
≈ 9 6 67.1 - 72.7 0 69.9 0.0 0.0%
P 5.56 7 61.4 - 67 32 64.2 2054.4 13.4%
≈ 5.6 8 55.7 - 61.3 0 58.5 0.0 0.0%
9 50 - 55.6 8 52.8 422.4 3.3%
Jumlah 239 19812.6 100%
Mean 82.90

90 Bersedia
77 79
80
70
60
Frekuensi

50 43
40 32
30
20
8
10 0 0 0 0
0

Interval
10. GESIT

Min 25 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 92.2 - 100.5 4 96.4 385.4 1.7%
R 75 2 83.8 - 92.1 5 88.0 439.8 2.1%
N 239 3 75.4 - 83.7 15 79.6 1193.3 6.3%
K 1 + 3.3 log n 4 67 - 75.3 33 71.2 2348.0 13.8%
8.84871307 5 58.6 - 66.9 45 62.8 2823.8 18.8%
≈ 9 6 50.2 - 58.5 54 54.4 2934.9 22.6%
P 8.33 7 41.8 - 50.1 78 46.0 3584.1 32.6%
≈ 8.3 8 33.4 - 41.7 3 37.6 112.7 1.3%
9 25 - 33.3 2 29.2 58.3 0.8%
Jumlah 239 13880.1 100%
Mean 58.08

90
78 Gesit
80
70
60 54
Frekuensi

50 45
40 33
30
20 15
10 2 3 5 4
0

Interval
11. KERJA KERAS

Min 41.7 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 94.5 - 101 8 97.8 782.0 3.3%
R 58.3 2 87.9 - 94.4 10 91.2 911.5 4.2%
N 239 3 81.3 - 87.8 36 84.6 3043.8 15.1%
K 1 + 3.3 log n 4 74.7 - 81.2 58 78.0 4521.1 24.3%
8.84871307 5 68.1 - 74.6 0 71.4 0.0 0.0%
≈ 9 6 61.5 - 68 63 64.8 4079.3 26.4%
P 6.48 7 54.9 - 61.4 48 58.2 2791.2 20.1%
≈ 6.5 8 48.3 - 54.8 15 51.6 773.3 6.3%
9 41.7 - 48.2 1 45.0 45.0 0.4%
Jumlah 239 16947.1 100%
Mean 70.91

70 Kerja Keras
63 58
60
48
50
Frekuensi

40 36

30
20 15
10 8
10
1 0
0

Interval
12. KETULUSAN

Min 41.7 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 94.5 - 101 36 97.8 3519.0 15.1%
R 58.3 2 87.9 - 94.4 25 91.2 2278.8 10.5%
N 239 3 81.3 - 87.8 45 84.6 3804.8 18.8%
K 1 + 3.3 log n 4 74.7 - 81.2 60 78.0 4677.0 25.1%
8.84871307 5 68.1 - 74.6 0 71.4 0.0 0.0%
≈ 9 6 61.5 - 68 40 64.8 2590.0 16.7%
P 6.48 7 54.9 - 61.4 18 58.2 1046.7 7.5%
≈ 6.5 8 48.3 - 54.8 14 51.6 721.7 5.9%
9 41.7 - 48.2 1 45.0 45.0 0.4%
Jumlah 239 18682.9 100%
Mean 78.17

70 Ketulusan
60
60
50 45
40
Frekuensi

40 36

30 25
18
20 14
10
1 0
0

Interval
13. MAMPU BEKERJA SAMA

Min 41.7 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 94.5 - 101 8 97.8 782.0 3.3%
R 58.3 2 87.9 - 94.4 10 91.2 911.5 4.2%
N 239 3 81.3 - 87.8 31 84.6 2621.1 13.0%
K 1 + 3.3 log n 4 74.7 - 81.2 65 78.0 5066.8 27.2%
8.84871307 5 68.1 - 74.6 0 71.4 0.0 0.0%
≈ 9 6 61.5 - 68 67 64.8 4338.3 28.0%
P 6.48 7 54.9 - 61.4 38 58.2 2209.7 15.9%
≈ 6.5 8 48.3 - 54.8 17 51.6 876.4 7.1%
9 41.7 - 48.2 3 45.0 134.9 1.3%
Jumlah 239 16940.5 100%
Mean 70.88

Mampu Bekerja Sama


80

70 67
65

60

50
Frekuensi

40 38
31
30

20 17
10
10 8
3
0
0

Interval
14. TANGGUNGJAWAB

Min 25 No. Interval F xi fi . xi %


Max 100 1 92.2 - 100.5 14 96.4 1348.9 5.9%
R 75 2 83.8 - 92.1 17 88.0 1495.2 7.1%
N 239 3 75.4 - 83.7 0 79.6 0.0 0.0%
K 1 + 3.3 log n 4 67 - 75.3 53 71.2 3771.0 22.2%
8.84871307 5 58.6 - 66.9 64 62.8 4016.0 26.8%
≈ 9 6 50.2 - 58.5 0 54.4 0.0 0.0%
P 8.33 7 41.8 - 50.1 64 46.0 2940.8 26.8%
≈ 8.3 8 33.4 - 41.7 24 37.6 901.2 10.0%
9 25 - 33.3 3 29.2 87.5 1.3%
Jumlah 239 14560.5 100%
Mean 60.92

Tanggungjawab
70
64 64

60
53

50

40
Frekuensi

30
24

20 17
14

10
3
0 0
0

Interval
RUMUS PERHITUNGAN KATEGORISASI

Skor Max = 100


Skor Min = 25
M ideal 125 / 2 = 62.5
SD ideal 75 / 6 = 12.5
Sangat Tinggi : X ≥ M + 1SD
Tinggi : M ≤ X < M + 1 SD
Rendah : M – 1SD ≤ X < M
Sangat Rendah : X < M - 1 SD
Kategori Skor
Sangat Tinggi : X ≥ 75.00
Tinggi : 62.50 ≤ X < 75.00
Rendah : 50.00 ≤ X < 62.50
Sangat Rendah : X < 50.00
HASIL UJI DESKRIPTIF
Frequencies
Statistics

Etos_Kerja Efisien Rajin Teratur Disiplin


N Valid 239 239 239 239 239
Missing 0 0 0 0 0
Mean 70.6501 60.0753 58.4356 78.1699 63.6715
Median 70.1400 58.3000 58.3000 83.3000 66.7000
Mode 68.75 58.30 58.30 83.30 66.70
Std. Deviation 8.40027 12.09699 13.24303 13.88248 10.35427
Minimum 48.61 33.30 25.00 33.30 33.30
Maximum 97.92 100.00 100.00 100.00 100.00

Statistics

Rasional_
dalam_ Bersedia_ Gesit_dalam_
mengambil_ menerima_ memanfaatka
Jujurdantulus tindakan perubahan n_keadaan Kerja_keras
N Valid 239 239 239 239 239
Missing 0 0 0 0 0
Mean 72.0013 67.0895 83.0021 61.3657 70.5356
Median 75.0000 66.7000 87.5000 58.3000 66.7000
Mode 75.00 66.70 100.00 50.00 66.70
Std. Deviation 13.68119 14.05881 14.60830 13.65854 11.90227
Minimum 25.00 25.00 50.00 25.00 41.70
Maximum 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Statistics

Ketulus an_ Mampu_


dan_ bekerja_
kepercayaan sama Tanggungjawab
N Valid 239 239 239
Mis sing 0 0 0
Mean 77.8247 70.4339 62.9184
Median 75.0000 66.7000 62.5000
Mode 75.00 66.70 50.00a
Std. Deviation 14.24572 11.97101 16.87456
Minimum 41.70 41.70 25.00
Maximum 100.00 100.00 100.00
a. Multiple modes exist. The smalles t value is shown
HASIL UJI KATEGORISASI

Etos_Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 76 31.8 31.8 31.8
Tinggi 132 55.2 55.2 87.0
Rendah 30 12.6 12.6 99.6
Sangat Rendah 1 .4 .4 100.0
Total 239 100.0 100.0

Efisien

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 42 17.6 17.6 17.6
Tinggi 47 19.7 19.7 37.2
Rendah 124 51.9 51.9 89.1
Sangat Rendah 26 10.9 10.9 100.0
Total 239 100.0 100.0

Rajin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 39 16.3 16.3 16.3
Tinggi 42 17.6 17.6 33.9
Rendah 119 49.8 49.8 83.7
Sangat Rendah 39 16.3 16.3 100.0
Total 239 100.0 100.0

Teratur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 184 77.0 77.0 77.0
Tinggi 20 8.4 8.4 85.4
Rendah 30 12.6 12.6 97.9
Sangat Rendah 5 2.1 2.1 100.0
Total 239 100.0 100.0
Disiplin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 53 22.2 22.2 22.2
Tinggi 82 34.3 34.3 56.5
Rendah 90 37.7 37.7 94.1
Sangat Rendah 14 5.9 5.9 100.0
Total 239 100.0 100.0

Hemat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 123 51.5 51.5 51.5
Tinggi 56 23.4 23.4 74.9
Rendah 53 22.2 22.2 97.1
Sangat Rendah 7 2.9 2.9 100.0
Total 239 100.0 100.0

Jujurdantulus

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 127 53.1 53.1 53.1
Tinggi 48 20.1 20.1 73.2
Rendah 63 26.4 26.4 99.6
Sangat Rendah 1 .4 .4 100.0
Total 239 100.0 100.0

Rasional_dalam_mengambil_tindakan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 92 38.5 38.5 38.5
Tinggi 66 27.6 27.6 66.1
Rendah 65 27.2 27.2 93.3
Sangat Rendah 16 6.7 6.7 100.0
Total 239 100.0 100.0

Be rsedia_menerim a_perubahan

Cumulative
Frequency Percent Valid P ercent Percent
Valid Sangat Tinggi 199 83.3 83.3 83.3
Tinggi 32 13.4 13.4 96.7
Rendah 8 3.3 3.3 100.0
Total 239 100.0 100.0
Gesit_dalam_memanfaatkan_keadaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 57 23.8 23.8 23.8
Tinggi 45 18.8 18.8 42.7
Rendah 118 49.4 49.4 92.1
Sangat Rendah 19 7.9 7.9 100.0
Total 239 100.0 100.0

Kerja_keras

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 112 46.9 46.9 46.9
Tinggi 63 26.4 26.4 73.2
Rendah 63 26.4 26.4 99.6
Sangat Rendah 1 .4 .4 100.0
Total 239 100.0 100.0

Ketulusan_dan_kepercayaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 166 69.5 69.5 69.5
Tinggi 40 16.7 16.7 86.2
Rendah 32 13.4 13.4 99.6
Sangat Rendah 1 .4 .4 100.0
Total 239 100.0 100.0

Mampu_bekerja_sama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 114 47.7 47.7 47.7
Tinggi 67 28.0 28.0 75.7
Rendah 55 23.0 23.0 98.7
Sangat Rendah 3 1.3 1.3 100.0
Total 239 100.0 100.0

Tanggungjawab

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 84 35.1 35.1 35.1
Tinggi 64 26.8 26.8 61.9
Rendah 64 26.8 26.8 88.7
Sangat Rendah 27 11.3 11.3 100.0
Total 239 100.0 100.0
DIAGRAM KATEGORISASI

Etos Kerja
1

30 Sangat Tinggi
76
Tinggi
Rendah
132
Sangat Rendah

Efisiensi

26 42
Sangat Tinggi

47 Tinggi
124
Rendah

Sangat Rendah

Rajin

39 39 Sangat Tinggi
42 Tinggi
119 Rendah
Sangat Rendah
Teratur
5

30
20 Sangat Tinggi
Tinggi
184 Rendah
Sangat Rendah

Disiplin

14 53

90 Sangat Tinggi
Tinggi
82 Rendah
Sangat Rendah

Hemat

7
53
Sangat Tinggi
123
Tinggi
56
Rendah
Sangat Rendah
Jujur dan tulus

63 Sangat Tinggi

127 Tinggi

48 Rendah
Sangat Rendah

Rasional_dalam_mengambil_tindakan

16
92 Sangat Tinggi
65
Tinggi
Rendah
66
Sangat Rendah

Bersedia_menerima_perubahan

32 8

Sangat Tinggi
Tinggi
199 Rendah
Gesit_dalam_memanfaatkan_keadaan

19 57
Sangat Tinggi
Tinggi
118 45
Rendah
Sangat Rendah

Kerja_keras

63
112 Sangat Tinggi
Tinggi

63 Rendah
Sangat Rendah

Ketulusan_dan_kepercayaan

32
Sangat Tinggi
40
Tinggi
166 Rendah
Sangat Rendah
Mampu_bekerja_sama
3

55
114 Sangat Tinggi
Tinggi
67
Rendah
Sangat Rendah

Tanggungjawab

27
84
Sangat Tinggi
64
Tinggi

64 Rendah
Sangat Rendah

Anda mungkin juga menyukai