Anda di halaman 1dari 14

Nama : Maulana Fadillah

NPM : 110110170271

Hukum Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas D

Kebijakan Publik dalam Rangka Percepatan Proses Vaksinasi di Indonesia melalui


Pemanfaatan Ruang Siber dan Penegakan Hukum Siber

Pendahuluan

Corona Virus Disease 2019 atau yang lebih dikenal dengan Covid-19,
merupakan virus yang baru saja dikenal dalam sejarah peradaban manusia dan
telah berstatus menjadi pandemi yang mewabahi seluruh dunia tidak terkecuali
dengan Negara Indonesia. Pandemi ini mengguncangkan seluruh tatanan hidup
Negara Indonesia baik dari segi kesehatan, sosial, dan ekonomi. Berbagai
tindakanpun dilakukan pemerintah baik dalam tingkat pusat maupun daerah dalam
menanggulangi wabah Covid-19, mulai dari menyediakan fasilitas kesehatan khusus
bagi penderita virus Covid-19 sebagai upaya represif hingga membuat kebijakan
publik baru guna mencegah meluasnya wabah Covid-19 di Indonesia. Dalam
perkembangannya, saat ini telah ditemukan vaksin Covid-19 yang menjadi senjata
utama di beberapa negara dalam memerangi penyebaran virus Covid-19. Vaksin
tersebut diproduksi oleh beberapa industri farmasi di negara maju yang kemudian
didistribusikan ke seluruh dunia. Negara Indonesia dalam hal ini telah memesan
sejumlah 125.500.000 (seratus dua puluh lima juta lima ratus ribu) vaksin Covid-19
merk Sinovac, 50.000.000 (lima puluh juta) merk Novovax, 50.000.000 (lima puluh
juta) merk Covax, 54.000.000 (lima puluh empat juta) merk Covax, 50.000.000 (lima
puluh juta) merk AstraZeneca, dan 50.000.000 (lima puluh juta) merk Pfizer,
sehingga total dosis vaksin Covid-19 yang dipesan oleh Negara Indonesia berjumlah
329.500.000 (tiga ratus dua puluh sembilan juta lima ratus ribu) dosis 1. Pogram
vaksinasi ini dimulai pada tanggal 13 Januari 2021 yang ditandai oleh proses
penyuntikan vaksin kepada Presiden Negara Indonesia, Bapak Joko Widodo yang
disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi nasional. Proses vaksinasi
kemudian dilanjutkan kepada tenaga kesehatan sebagai garda terdepan yang
melawan penyebaran virus Covid-19, kemudian secara bergiliran prose vaksinasi

1
Jokowi Ungkap Rincian Vaksin Covid-19 yang Dipesan Indonesia (jawapos.com), diakses pada Sabtu, 3 April
2021, Pukul 12.54 WIB
berlanjut kepada masyarakat lanjut usia dan tenaga/petugas pelayanan publik,
masyarakat rentan secara aspek geospasial, sosial, dan ekonomi, dan masyarakat
lainnya2.

Pada proses pelaksanaannya, vaksinasi Covid-19 di Indonesia tidak luput dari


berbagai masalah yang meliputi. Mulai dari penolakan warga yang skeptis terhadap
kredibilitas vaksin hingga penyerobotan jatah vaksin dari pihak yang belum
diprioritaskan. Masalah-masalah tersebut dibuktikan oleh hasil survei Kementerian
Kesehatan Indonesia, World Health Organization (WHO), dan UNICEF pada
November 2020 dengan responden lebih dari 112.000 (seratus dua belas ribu) jiwa
menunjukan bahwa, ditemukan 64,8% bersedia untuk divaksi, 7,6% menolak keras
vaksinasi, dan 27,6% menyatakan tidak tahu 3. Terdapatnya masyarakat yang masih
bersikap abu-abu terhadap proses vaksinasi ini tentu menjadi tantangan sendiri bagi
Pemerintah Indonesia dalam menyukseskan program vaksinasi Covid-19, belum lagi
pada era disrupsi informasi seperti saat ini banyak sekali ditemukan kabar bohong
(hoax) yang bertebaran di media sosial sebagai wadah ekspresional warga negara
yang turut memperkeruh jalannya proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Sebagai organ kekuasaan negara yang berfungsi sebagai pelaksana hukum


(law applying organ), Pemerintah Indonesia disini memiliki berbagai macam opsi
yang dapat dilakukan dalam menyukseskan program vaksinasi, salah satunya
adalah pemanfaatan ruang siber untuk menyosialisasikan kebijakan publik
Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan vaksinasi. Ruang siber kini menjadi
sarana utama masyarakat dalam beraktifitas di masa pandemi ini, dikarenakan
adanya ketentuan pembatasan sosial untuk menghindari penyebaran virus Covid-19.
Sebuah survei yang diadakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet
Indonesia mengatakan, saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta
pengguna dari total jumlah penduduk sekitar 266 juta jiwa 4. Jumlah yang besar ini
tentu akan menjadi kekuatan sendiri apabila Pemerintah Indonesia dapat melakukan
sosialisasi kebijakan publik terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Dalam tulisan

2
Lihat Pasal 8 ayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
3
Covid-19: Dua survei menyebut banyak anak muda menolak vaksin, bagaimana meyakinkan mereka? - BBC
News Indonesia, diakses pada Sabtu, 3 April 2021, Pukul 18.59 WIB
4
https://www.kominfo.go.id/content/detail/30653/dirjen-ppi-survei-penetrasi-pengguna-internet-di-
indonesia-bagian-penting-dari-transformasi-digital/0/berita_satker, diakses pada Sabtu, 3 April 2021, Pukul
19.10 WIB
ini, akan dijabarkan lebih lanjut terkait hal-hal apa saja yang dapat dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan ruang siber sebagai sarana sosialisasi
kebijakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan penegakan hukum bagi penyebar
kabar bohong (hoax) yang menghambat kebijakan pemerintah dalam melaksanakan
program vaksinasi.

Pembahasan

Asperk Teori Cyber Law

Law as a tool of social engineering. Merupakan sebuah statemen fenomenal


dalam sejarah perkembangan ilmu hukum yang dikemukakan oleh seorang ahli
berkebangsaan Amerika Serikat yakni, Roscoe Pound. Hukum sebagai alat untuk
pembangunan manusia merupakan gagasan yang lahir pada abad 20, dimana pada
periode itu dapat dikatakan sebagai babak lahirnya suatu paradigma baru, yakni
yang memandang hukum sebagai suatu elemen yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat menuju kesejahteraan. Gagasan tersebut kemudian dikembangkan lebih
lanjut lagi oleh salah satu ahli hukum terkemuka dari Indonesia, yakni Prof.Mochtar
Kusumaatmadja, yang melahirkan teori hukum pembangunan. Teori ini terkonstruksi
atas gagasan-gagasan yang menjadi penyusun dalam suatu paradigma hukum yang
tidak terlepas dari lingkungan dan zaman dimana teori tersebut lahir unuk menjadi
jawaban akan permasalahan hukum yang sedang dihadapi, konsep-konsep tersebut
adalah5:

- Hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat. Hal ini dapat diartikan


terlebih dahulu dimana hukum dipandang sebagai alat untuk memelihara
ketertiban masyarakat. Hukum bersifat memelihara dan mempertahankan apa
yang telah dicapai oleh masyarakat. Dalam masyarakat yang sedang
mengalami proses pembangunan, hasil yang telah dicapai harus dilindungi.
Kemudian apabila dalam suatu masyarakat terdapat pemahaman yang
sedang berubah cepat, hukum harus dapat membantu mengarahkan apa saja
yang dicita-citakan oleh masyarakat, dengan catatan tetap adanya ketertiban
selama perubahan yang dikehendaki sedang berlangsung.

5
Lihat dalam Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum dalam Pembangunan, Bandung:Alumni, 2006
- Sikap mental pemerintah dan warga negara. Sebagai negara hukum, baik
pemerintah maupun warga negara haruslah menaati hukum yang berlaku.
Pemerintah sebagai pihak yang berkuasa, harus bertindak dalam batas-batas
kewenangannya, begitu juga bagi warga negara.

Dalam konteks ranah hukum siber (cyberlaw), perlu dipahami terlebih dahulu apa
itu terminologi cyber world (dunia siber) yang menjadi objek di dalam
pengaturannya dan pengamatannya. Cyber world atau dunia siber diartikan
sebagai dunia tanpa batas fisik, sehingga legislasi nasional dan internasional
yang mengaturnya memiliki sifat yurisdiksi virtual, hal ini dikarenakan sebagai
objek ia memiliki sifat multibahasa, multikultural, multireligi, dan multirateral 6.
Sifat dari dunia siber yang virtual dan tanpa batas fisik, menjadikan dirinya
sebagai objek dari kaidah hukum yang bersifat baru, khusus dan unik, sehingga
terus menerus mengalami perkembangan dalam pengaturannya. Di dalam
hegemoni revolusi industri 4.0 yang sedang terjadi pada saat ini, masyarakat
terus berkembang dan beradaptasi akan perubahan yang diciptakan fenomena
tersebut. Revolusi Industri 4.0, menjadikan manusia kini mendobrak keterbatasan
yang ada, dari yang sebelumnya dalam berkomunikasi dan bertukar informasi
harus dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung dengan
perantara tradisional, kini manusia dapat berkomunikasi dan bertukar informasi
baik merasakan secara langsung maupun tidak langsung melalui alam virtual
berbasis teknologi informasi yang bergerak dalam jaringan internet. Dalam
perkembangannya, paradigma hukum siber mengalami pembabakan yang pada
sebagai suatu kesatuan akan kaidah hukum siber, babak tersebut tidak dapat
dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Pembabakan tersebut adalah,
Lex Informatica, Lex Internetica, Lex Digital Informatica, dan Lex
Cryptographica7.

Lex informatica adalah istilah yang berkembang pada era dimana


pembentukan norma untuk arus informasi yang bergerak pada ruang teknologi
dan jaringan komunikasi dalam membentuk lembaga hukum sebagai upaya
pemenuhan akan regulasi dalam kegiatannya 8. Lex informatica memiliki
6
Cristoph Stückelberger & Pavan Dugal, Cyber Ethics 4.0:Serving Humanity with Values,
Geneva:Globethics.net, 2018.
7
Lihat dalam Dr.Danrivanto Budhijanto, S.H, LL.M in IT Law, FCBArb, Cyberlaw 4.0, Bandung:Logoz Publishing,
2019
8
Ibid, hlm. 2
beberapa karakteristik khusus, yaitu sebagai suatu regulasi tidak memiliki
kebergantungan pada batas wilayah nasional, memungkinkan kustomasi regulasi
dengan berbagai keberagaman mekanisme teknis, sebagai suatu regulasi yang
memperoleh kemanfaatan dari integrasi penegakan mandiri dan pemantauan
terhadap kepatuhan internal 9. Selanjutnya lex internetica sebagai suatu
paradigma hukum siber yang berkembang dari lex informatica, dapat diartikan
sebagai kaidah hukum siber yang berkembang menyesuaikan diri dengan
algoritma jaringan internet sehingga, dapat memberlakukan tanggung jawab atas
subjek di dalam jaringan teknologi internet 10. Kemudian, lex digital informatica
sebagai suatu paradigma hukum yang berkembang setelah lex internetica, dapat
diartikan sebagai kaidah hukum yang berkembang untuk menjawab kebutuhan
masyarakat informasi digital yang berkembang sebagai konsekuensi mudahnya
akses platform digital yang terinstalasi pada gadget yang kini menjadi kebutuhan
primer manusia akan informasi 11. Lex digital internetica pada hakikatnya
merupakan jawaban akan kebutuhan etis manusia yang terkonstruksi atas
kerangka hukum dunia siber, karena prinsip-prinsip etika pada dasarnya tidak
memiliki kedudukan masing-masing. Terakhir lex cryptographica yang dapat
diartikan sebagai kaidah hukum siber yang menjawab kebutuhan revolusi industri
4.0, yang hakikat manusia yang diubah menjadi suatu entitas yang dapat
dikuantifikasi dan lebih cepat dalam pergerakan kebutuhannya 12.

Pemanfaatan Cyber Space melalui Aplikasi Peduli Lindungi dalam


Pelaksanaan Proses Vaksinasi Covid-19 yang Efektif

Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan proses vaksinasi menggunakan


aplikasi berbentuk website dan aplikasi yang dapat terinstal pada gawai pintar
yang bernama peduli lindungi. Aplikasi ini dibuat untuk membantu Pemerintah
Indonesia dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran virus
Covid-19. Aplikasi ini mengandalkan partisipasi masyarakat Indonesia untuk
dapat saling berbagi data yang berisi lokasi saat berpergian agar penelusuran

9
Ibid, hlm.3
10
Ibid, hlm.34
11
Ibid, hlm.68
12
Ibid, hlm.116
riwayat kontak dengan pasien virus Covid-19 dapat dilakukan 13. Dalam
perkembangan pemanfaatannya, aplikasi peduli lindungi menjadi portal utama
masyarakat dalam mengakses perkembangan program vaksinasi Covid-19.
Akses informasi yang diberikan dalam aplikasi tersebut ialah berupa kapan
seseorang menjadi penerima vaksin yang dapat diketahui melalui nomor induk
kependudukan (NIK) dan nomor telepon yang terdaftar. Tindakan yang dilakukan
oleh Pemerintah Indonesia dalam mengintegrasikan proses pelaksanaan
vaksinasi dengan aplikasi digital yang dibentuk oleh Pemerintah dalam
memberikan layanan publik berupa vaksinasi Covid-19, merupakan suatu wujud
implementasi e-government. Istilah e-government sendiri di Negara Indonesia
lahir dipantik dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. E-government merupakan suatu modernisasi
pemanfaatan teknologi informasi yang secara secara umum bukan merupakan
suatu perubahan mendasar dalam pelaksanaan tata pemerintahan 14. Singkatnya
adalah, e-government merupakan pemanfaatan teknologi informasi yang
dilakukan oleh Pemerintah dalam memberikan layanan kepada publik
sebagaimana fungsi dari Pemerintah itu sendiri. Di dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945, Pemerintah Negara Indonesia
sebagai law applying organ memiliki fungsi untuk melindungi segenap Bangsa
Indonesia, menciptakan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Ketentuan normatif tersebut, jika kita korelasikan dengan kehidupan
masyarakat yang memasuki abad digitalisasi, memaksa Pemerintah untuk turut
menjalani fungsi pemerintahan dalam alam siber. E-government juga dapat
disebut sebagai salah satu strategi pemerintah dalam mewujudlkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) yang oleh Mark Robinson terdapat
unsur-unsur yang menjadi titik sentral, yaitu:

a) Akuntabilitas, yang dapat dikatakan sebagian besar efektifitas pengaruh


dari pihak yang memerintah
b) Legitimasi, yang dapat diartikan sebagai hak negara untuk menjalankan
kekuasaan terhadap warga negaranya disertai dengan batas-batas akan
kekuasaan tersebut.

13
https://pedulilindungi.id/#tentang, diakses pada Minggu, 4 Aprli 2021 Pukul 21.03
14
Janet Caldow, Intitute for Electronic Government, United Kingdom:IBM Corporation, 2001
c) Transparansi, yang dapat diartikan sebagai adanya mekanisme untuk
menjamin akses umum pada pengambilan suatu kebijakan/keputusan 15.

Aplikasi peduli lindungi jika kita kaitkan dengan paradigma perkembangan hukum
siber dan pelaksanaan fungsi pemerintahan berbasis teknologi informasi (e-
government) merupakan suatu wujud keseriusan Pemerintah Indonesia dalam
mewujudkan proses vaksinasi Covid-19 pada era digital informasi. Hal ini dapat
dilihat dalam kemudahan akses melalui aplikasi digital dalam gawai pintar yang
diberikan oleh aplikasi peduli lindungi, dan keterbukaan yang diberikan oleh aplikasi
tersebut didukung dengan Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik
sebagai bentuk kepastian hukum.

Ancaman Penyebaran Kabar Bohong (Hoax) terkait Pelaksanaan Program


Vaksinasi Covid-19

Salah satu bentuk ancaman yang terjadi dalam era digital informasi pada
masa kini adalah, penyebaran kabar bohong (hoax) yang terjadi dalam media sosial
sebagai wadah ekspresional manusia. Istilah hoax sendiri secara terminologi dapat
diartikan sebagai suatu tindakan yang memiliki tujuan guna membuat sesorang
percaya terhadap sesuatu yang tidak benar, terutama pada suatu hal yang tidak
menyenangkan16. Istilah ini kemudian lebih populer dalam masyarakat guna
menunjukan sesuatu hal secara luas bahwa suatu informasi tersebut ialah palsu,
bertentangan dengan fakta, meskipun salah informasi 17. Pada masa kini, kabar
bohong (hoax) lebih mudah untuk tersebar atau tersiar melalui media sosial.
Masyarakat akan dengan mudah merasa bingung dalam menentukan apakah suatu
informasi yang ditemukan dapat dikatakan sebagai informasi yang palsu atau benar.
Hal ini dikarenakan, keberadaan informasi palsu yang dengan cepat menyebar luas
ini dapat memicu pertikaian dalam masyarakat maupun antar kelompok suku, ras
dan agama.

15
Bambang Istianto, Manajemen Pemerintahan:dalam Perspektif Pelayanan Publik, Edisi 2, Jakarta:Mitra
Wacana Media, 2011, hlm.102
16
https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/hoax_1?q=hoax, Diakses pada tanggal
Minggu, 4 April 2021, Pukul 22.00 WIB
17
Gumilar, Gumgum, dkk. “Cerdas Menggunakan Media Sosial Dalam Menanggulangi Berita Palsu, Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat”, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1 No. 1, 2017, hlm. 23
Terkait pelaksanaan progtam vaksinasi ditemukan beberapa berita hoax yang
tersebar di masyarakat terkait efek samping dari vaksin covid-19, salah satunya
ialah ditemukan adanya foto yang memuat anggota TNI bernama Sugeng Riyadi
yang berpangkat Mayor Inf. sebagai Kasdim Gresik dengan keterangan bahwa
beliau meninggal dunia setelah disuntik vaksin Sinovac. 18 Kenyataannya beliau
hingga saat ini masih hidup dan sehat, dan dapat dipastikan bahwa berita tersebut
merupakan kabar bohong (hoax). Foto yang terdapat dalam berita tersebut sejatinya
merupakan foto yang diambil pada tanggal 10 Januari 2021, pada saat yang
bersangkutan mendampingi Danrem 084/BJ beserta seluruh keluarganya berangkat
ziarah ke Makam Sunan Giri di Gresik. Selain hoax mengenai efek samping dari
vaksin covid-19, terdapat hoax mengenai penolakan terhadap vaksin covid-19,
terdapat juga berita yang beredar di media sosial bahwa Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) menolak untuk menjadi institusi pertama yang menggunakan vaksin Covid-19
dan orang yang menyebarkan berita tersebut menjelaskan bahwa menurut IDI yang
seharusnya pertama kali menerima vaksin covid-19 ialah Presiden selaku kepala
negara. Pihak media merdeka.com melakukan penelurusan terkait hal ini, dan
ditemukan fakta bahwa berita IDI menolak menjadi pengguna pertama vaksin Covid-
19 adalah kabar bohong (hoax). Sebelumnya pada 14 Desember 2020 media
merdeka.com telah terlebih dahulu menerbitkan artikel yang berjudul “IDI: Vaksin
Alat Terbesar Turunkan Serendah-rendahnya Penularan Covid-19” yang mana
dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa IDI siap untuk menjadi institusi pertama
yang menggunakan vaksin covid-19. Ketua Umum IDI menyatakan bahwa para
dokter IDI siap untuk menjadi penerima pertama suntikan vaksin Covid-19 yang
sudah memperoleh izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai
institusi pengawas terkait. Dalam keterangan tersebut juga menambahkan bahwa
pembicaraan mengenai IDI yang menolak vaksinasi covid-19 dapat mempengaruhi
kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi yang disediakan pemerintah. 19

Suatu survei pernah diadakan di Sembilan provinsi di Indonesia yang


menunjukkan hubungan antara kasus hoax dan kesadaran masyarakat atas kasus
kehadiran buruh cina serta kaitannya dengan kebangkitan PKI 20. Dalam survei
18
[SALAH] Kasdim 0817/Gresik Meninggal karena Vaksin Covid 19, https://radarsurabaya.jawapos.com/diakses
%2024%20Januari%202021, Diakses pada Minggu, 5 April 2021, Pukul 22.30 WIB
19
https://www.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-hoaks-idi-menolak-menjadi-pengguna-pertama-vaksin-
covid-19.html, Diakses pada Minggu, 5 April 2021, Pukul 17.40 WIB
20
Gumilar, Gumgum, dkk. Op. Cit. hlm. 24-25
tersebut didapatkan hasil bahwa frekuensi akses terhadap konten yang bersifat
hoax bervariasi dan terdapat korelasi antara latar belakang pendidikan, geografi,
akses internet. Responden survei yang memiliki latar belakang pendidikan yang
tinggi cenderung memiliki eksposur yang lebih tinggi terhadap berita hoax seperti
melakukan crosscheck terhadap suatu berita dan lain sebagainya. Responden yang
memiliki akses internet lebih cenderung terbiasa dengan adanya berita hoax di
masyarakat dibandingkan dengan responden yang sebaliknya. Namun dalam hasil
survei tersebut, data juga menunjukkan bahwa pendidikan tinggi dan akses
informasi yang baik tidak memberikan jaminan sama sekali agar tidak terpedaya
akan berita hoax.

Sebagai upaya untuk menanggulangi penyebaran hoax dan dalam rangka


penggunaan internet sehat dan aman, dalam hal ini Direktorat Jenderal Aplikasi
Informatika menyediakan penyaringan konten dan tempat pengaduan menggunakan
aplikasi TRUST+Positif. Sistem dalam aplikasi ini menerapkan mekanisme kerja
dengan server pusat yang menjadi acuan dan rujukan kepada seluruh layanan
akses informasi public dan menerima informasi dari masyarakat untuk menjadi alat
analisis dan profiling penggunaan internet di Indonesia. 21 Menanggapi isu terkait
hoax yang beredar di masyarakat luas terkait wabah covid-19 maupun vaksinasinya,
telah ditemukan dalam m website TRUST+Positif, di dalamnya dapat ditemui kolom
khusus yang bernama Isu Hoaks Harian Vaksin Covid-19. 22 Di dalamnya terdapat
semacam klarifikasi atas hoax yang disebarkan pada tanggal tertentu, nantinya akan
terdapat penjelasan berita apa yang dikategorikan sebagai hoax dan bagaimana
sebenarnya informasi yang benar akan berita tersebut. Adanya kolom khusus
mengenai isu vaksinasi covid-19 ini penulis berasumsi bahwasanya hoax atas isu
telah menyebar secara luas di masyarakat dan dapat menyebabkan ketakutan
maupun keengganan masyakat berpartisipasi dalam proses vaksinasi guna
memperkecil kemungkinan terserang virus covid-19, sehingga dapat menghambat
proses jalannya vaksinasi yang telah direncakan oleh Pemerintah.

Penegakan Hukum Siber dalam Rangka Percepatan Proses Vaksinasi

21
https://kominfo.go.id/content/detail/3322/trustpositif/0/e_business, Diakses pada Minggu, 5 April 2021
Pukul 22.35 WIB
22
https://trustpositif.kominfo.go.id/pdfhoaks, Diakses pada tanggal Minggu, 5 April 2021, Pukul 22.35 WIB
Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagai kaidah
hukum siber Indonesia dalam perubahannya telah mengatur bahwa dalam
penegakan hukum siber sebagai wujud lex digital informatica yang membutuhkan
rasa etis dalam dunia siber untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat, terdapat
lima poin penting yang sepadan dengan karakteristik dunia siber sebagai tempat
untuk menyampaikan pendapat, yaitu:

a. Menghindari penahanan serta merta dengan menurunkan pidana berupa


penjara dari sebelumnya enam tahun, menjadi empat tahun. Perubahan
norma tersebut berdampat signifikan jika dikaitkan dengan sistem hukum
acara pidana di Indonesia yang memberi syarat bahwa seorang terduga
pelaku tindak pidana dalam proses penyidikan tidak perlu ditahan jika
ancaman pidana dari perbuatannya tersebut di bawah lima tahun.
b. Terdapat ketentuan hak untuk dilupakan dalam Pasal 26 yang artinya,
Penyelenggara Sistem Elektronik wajib menghapus Informasi Elektronik yang
tidak relevan yang berada pada kendalinya atas permintaan orang yang
melakukan persebaran informasi tersebut berdasarkan penetapan
pengadilan.
c. Memberi perlindungan bagi masyarakat dari konten negatif yang dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni perlindungan dari segi pembatasan akses
penyebaran dan dari segi edukasi.
d. Mengakomodasi putusan Mahkamah Konstitusi dalam hal tata cara terkait
peraturan intersepsi (penyadapan) yang kini telah dituangkan dalam undang-
undang bukan dalam peraturan pemerintah.
e. Penegasan bahwa bukti hukum yang sah dari hasil penyadapan dilakukan
dalam rangka penegakan hukum atas perlindugan aparat penegak hukum 23.

Penyebaran berita bohong (hoax) terkait hal apapun termasuk kredibilitas vaksinasi
Covid-19 dalam ruang siber pada prinsipnya merupakan perbuatan yang dapat
merugikan orang lain. Hal tersebut secara jelas dilarang dalam Pasal 36 Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
sebagaimana yang telah diubah dalam Undang-Undang 19 Tahun 2016 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Kabar bohong terkait proses vaksinasi Covid-19
yang menunjukan hal buruk yang belum tentu benar terkait vaksinasi Covid tentu
23
Op.cit, Danrivanto Budhijanto, hlm.75-76
akan membuat sesorang itu akan bersikap enggan bahkan cenderung menolak
vaksin. Hal ini tentu dapat merugikan banyak orang. Sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya, proses pelaksanaan vaksin Covid-19 merupakan senjata
utama Pemerintah Indonesia dalam memberantas persebaran virus Covid-19.
Apabila orang itu sudah ditetapkan sebagai penerima vaksin, namun ia menolak
untuk menerima vaksin akibat dari suatu berita bohong (hoax) akan mengakibatkan
orang tersebut rawan terkena virus Covid-19 yang dapat berujung pada kematian.
Dalam hal ini, aparat penegak hukum harus bertindak sesuai prosedur dalam
menanggapi hal tersebut. Saat ini sudah terdapat Surat Edaran Kapolri yang
mengikat pada anggota kepolisian dalam menyelesaikan permasalahan tersebut
untuk mengedepankan edukasi dan langkah persuasif dan preventif dalam
kebebasan berekspresi di dunia siber, sehingga apabila ditemukan adanya suatu
informasi elektronik yang menimbulkan kerugian bagi orang lain, terdapat virtual
police dan virtual alert yang bertujuan untuk memonito, mengedukasi, memberikan
peringatan, serta mencegah masyarakat dari potensi tindak pidana siber 24.

Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, Pemerintah Indonesia telah


mengimplementasikan e-government dalam hal pelaksanaan proses vaksinasi
Covid-19 yang menjadi game changer dari persebaran virus Covid-19 di Indonesia.
Masyarakat Indonesia kini telah memasuki masyarakat digital informasi yang
pengertiannya termuat dalam paradigma lex digital informatica. Sebagaimana
adagium fundamental ilmu hukum yang dikemukakan oleh Cicero yakni, ubi societas
ibi ius, pemanfaatan aplikasi peduli lindungi merupakan suatu bentuk implementasi
e-government untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang
berunsurkaan akuntabilitas, legalitas, dan transparansi. Pemerintah Indonesia kini
hanya perlu memperkuat proses sosialisasi program tersebut agar masyarakat dapat
mengetahuinya, sehingga akan mempercepat proses pelaksanaan vaksinasi. Hal-
hal yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan proses
vaksinasi tersebut ialah, masih ditemukannya kabar bohong (hoax) yang dapat
menyebabkan seseorang itu enggan bahkan menolak untuk divaksin. Dalam hal ini,
24
Lihat dalam Surat Edaran Kepala Kepolisan Republik Indonesia Nomor SE/2/11/2021 tentang Kesadaran
Budaya Beretika untuk Mewujudkan Ruang Digital Indonesia yang Bersih, Sehat, dan Produktif
Pemerintah Indonesia melalui Lembaga Kepolisian dan Revisi Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik, telah memberikan upaya terbaik sebagai wujud
kepastian hukum dalam penegakan hukum siber. Sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya, penegakan hukum siber saat ini telah diperkuat dengan
adanya platform TRUST+positif dan virtual police. Platform TRUST+positif dapat
menjadi upaya preventif bagi warga negara untuk mengetahui apakah suatu
informasi itu benar atau tidak, sedangkan virtual police berfungsi ketika jika
ditemukan adanya informasi elektronik yang berpotensi menjadi suatu tindak pidana
(dalam hal ini informasi tersebut tidak benar dan merugikan orang lain), akan
diberikan teguran kepada penyebar informasi tersebut sehingga tidak berlanjut
menjadi efek bola salju yang dapat merugikan orang banyak. Dalam hal ini,
diperlukan kerja sama dari semua pihak baik Pemerintah maupun masyarakat dalam
memerangi kabar bohong terkait vaksinasi Covid-19, sehingga akan terwujud suatu
masyarakat yang produktif dan bermoral dalam berkegiatan di ruang siber, dan
dapat menyukseskan program vaksinasi yang telah direncanakan oleh Pemerintah
Indonesia dalam memerangi persebaran virus Covid-19.

REFERENSI
BUKU

- Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum dalam Pembangunan,


Bandung:Alumni, 2006
- Cristoph Stückelberger & Pavan Dugal, Cyber Ethics 4.0:Serving Humanity
with Values, Geneva:Globethics.net, 2018
- Dr.Danrivanto Budhijanto, S.H, LL.M in IT Law, FCBArb, Cyberlaw 4.0,
Bandung:Logoz Publishing, 2019
- Bambang Istianto, Manajemen Pemerintahan:dalam Perspektif Pelayanan
Publik, Edisi 2, Jakarta:Mitra Wacana Media, 2011

Peraturan Perundang-Undangan

- Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945


- Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
- Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021
tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
- Surat Edaran Kepala Kepolisan Republik Indonesia Nomor SE/2/11/2021
tentang Kesadaran Budaya Beretika untuk Mewujudkan Ruang Digital
Indonesia yang Bersih, Sehat, dan Produktif

Jurnal Ilmiah

- Janet Caldow, Intitute for Electronic Government, United Kingdom:IBM


Corporation, 2001
- Gumilar, Gumgum, dkk. “Cerdas Menggunakan Media Sosial Dalam
Menanggulangi Berita Palsu, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat”, Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1 No. 1, 2017

Lain-Lain
- Jokowi Ungkap Rincian Vaksin Covid-19 yang Dipesan Indonesia
(jawapos.com), diakses pada Sabtu, 3 April 2021, Pukul 12.54 WIB
- Covid-19: Dua survei menyebut banyak anak muda menolak vaksin,
bagaimana meyakinkan mereka? - BBC News Indonesia, diakses pada
Sabtu, 3 April 2021, Pukul 18.59 WIB
- https://www.kominfo.go.id/content/detail/30653/dirjen-ppi-survei-penetrasi-
pengguna-internet-di-indonesia-bagian-penting-dari-transformasi-digital/0/
berita_satker, diakses pada Sabtu, 3 April 2021, Pukul 19.10 WIB
- https://pedulilindungi.id/#tentang, diakses pada Minggu, 4 Aprli 2021 Pukul
21.03
- https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/hoax_1?q=hoax,
Diakses pada tanggal Minggu, 4 April 2021, Pukul 22.00 WIB
- https://radarsurabaya.jawapos.com/diakses%2024%20Januari%202021,
Diakses pada Minggu, 5 April 2021, Pukul 22.30 WIB
- https://www.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-hoaks-idi-menolak-menjadi-
pengguna-pertama-vaksin-covid-19.html, Diakses pada Minggu, 5 April
2021, Pukul 17.40 WIB
- https://kominfo.go.id/content/detail/3322/trustpositif/0/e_business, Diakses
pada Minggu, 5 April 2021 Pukul 22.35 WIB
- https://trustpositif.kominfo.go.id/pdfhoaks, Diakses pada tanggal Minggu, 5
April 2021, Pukul 22.35 WIB

Anda mungkin juga menyukai