NPM : 110110170271
Pendahuluan
Dalam tajuk kali ini, yang menjadi pokok pembahasannya adalah sebagai berikut:
Dalam tajuk pertama, yakni data sebagai bagian dari kebijakan publik, tindakan
pertama dalam melaksanakan program tersebut ialah penataan kelembagaan
berbasis prioritas pembangunan nasional. Hal ini mencakup penataan kelembagaan
dan proses bisnis instansi pemerintah dan penerapan SPBE yang terintegrasi. Tata
kelola pemerintahan yang baik dalam konteks ini ialah sebagai suatu bentuk dari
kebijakan publik yang dilandasi oleh Aparatur Sipil Negara, Kelembagaan dan
Proses Bisnis Organisasi, dan Akuntabilitas Kinerja dan Pengawasan sebagai
penopang kualitas pelayanan publik yang baik. Selanjutnya dalam tajuk kedua yakni,
smart governement, karakteristik yang dibutuhkan dalam smart government dapat
dibentuk melalui tujuh komponen, yakni strategi, struktur, proses, sumber daya
manusia, teknologi, kolaborasi, dan berbasis data. Tajuk ketiga yakni, Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik, dalam hal ini membutuhkan data dalam
penyusunan kebijakan. Peran data dalam penyusunan kebijakan dapat meingkatkan
kordinasi antar instansi Pemerintah, konsistensi implementasi, dan mendorong
penggunaan data. Hal ini juga diperkuat dengan adanya regormasi birokrasi yang
mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Upaya ini dapat
terjadi melalui penyederhanaan birokrasi berbasis digital, pemilihan ekonomi melalui
manajemen kinerja berbasis digital, peningkatan kualitas SDM berbasis digital, tata
kelola pemerintahan yang efektif, respomnsif, dan adaptif berbasis digital, dan
pelayanan publik berbasis digital. Birokrasi akan berlari dengan cepat ketika
orientasinya pada hasil dan kinerja pelayanan yang efektif, efisiem, dan didukung
oleh budaya birokrasi yang berintegritas tinggi. SPBE dan data merupakan suatu hal
yang saling berhubungan satu sama lain. SPBE yang berkualitas mendukung data
yang berkualitas, begitu pun sebaliknya. Tajuk terakhir yakni, tantangan dan
harapan, dijelaskan bahwa penguatan kordinasi antar instansi pusat dan Pemerintah
Daerah diperulukan untuk mewujudkan tata kelola Pemerintahan berbasis elektronik,
sehingga dapat terwujud Indonesia Maju 2045, dengan implementasi arsitektur
SPBE Nasional yang berbasis proses bisnis lintas sektor pemerintahan. Selanjutnya
percepatan terwujudnya sistem penghubung layanan pemerintah terjadi kolaborasi
data melalui penerapan manajemen data oleh seluruh wakil data
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dan interoperabilitas antar sistem yang
sudah ada berbasis infrastruktur TIK berbagai pakai, menjadi layanan digital
pemerintah yang terintegrasi. Percepatan pemanfaatan transaksi elektronik pada
setiap aspek layanan, termasuk penggunaan big data pemerintah dan kecerdasan
artifisial sebagai bagian transformasi digital nasional.
Menuju Satu Data Indonesia:Implementasi SPBE dan Transformasi
Pemerintahan Digital
Presiden Joko Widodo pada tanggal 3 Agustus Tahun 2020, memberikan mandat
terhadap upaya percepatan transformasi digital. Kelima mandat tersebut adalah :
Upaya dalam mewujudkan Indonesia Digital Nation, dibutuhkan adanya regulasi &
kebijakan, pengendalian, aktivitas digital, aplikasi, infrastruktur, SDM digital,
teknologi penunjang, dan riset & Inovasi. Melalui komponen-komponen tersebut
akan tercipta suatu ekosistem pemerintah digital, masyarakat digital, dan ekonomi
digital, guna terwujudnya Indonesia Digital Nation yang bermartabat, berkeadilan,
dan berdaya saing.
Dalam pokok bahasan kali ini, tersusun atas lima tajuk yang menjadi saling
berhubungan satu sama lain. Ke lima tajuk tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama ialah tahapan penerapan SPBE Nasional. SPBE pertama kali mulai
ditetapkan pada tahun 2018. Fase transformasi menuju smart government dalam hal
ini ialah penyusunan proses bisnis antar sasaran pembangunan linat bidang/sektor,
dan antar Kementerian/Lembaga/Daerah, melalui penerapan arsitektur SPBE. Fase
ini mulai berjalan pada tahun 2021 dengan pemanfaatan infrastruktur TIK Nasional
berbagi pakai. Kemudian pada tahap selanjutnya smart government dapat tercapai
melalui integrasi proses bisnis lintas K/L/D berbasis arsitektur SPBE dan
pemanfaatan big data dan kecerdasan buatan dalam pengambilan keputusan yang
cepat dan akurat. Fase ini diharapkan akan tercapai pada tahun 2025. Arsitektur
SPBE sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, diartikan sebagai kerangka
dasar yang mendeskripsikan integrasi bisnins, data, dan informasi, aplikasi,
infrastruktur SPBE, dan keamanan SPBE untuk menghasilkan layanan pemerintah
yang terintegrasi. Hal ini tertuan dalam Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 6 Perpres Nomor
95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintaha Berbasis Elektronik. Manfaat dari
arsitektur SPBE ialah 1. Mengurangi tumpang tindih funsi bisnis pemerintahan, 2.
Mengurangi duplikasi infrastruktur dan sistem aplikasi, 3. Menerapkan standarisasi
TIK, 4. Berbagi data dan informasi, 5. Memudahkan integrasi layanan SPBE, 6.
Meningkatkan efisiensi biaya SPBE. Selanjutnya, tahapan penyiapan layanan
pemerintah terintegrasi dilakukan melalui penerapan proses bisnis terintegrasi,
perubahan regulasi urusan dan fungsi pemerintahan, penetapan data induk dan data
referensi, integgrasi layanan berbasis digital, sistem informasi pemerintah
tertintegrasi, penyiapan infrastruktur TIK, operasional sistem informasi sesuai
manajemen SPBE, dan tata kelola yang baik.
Pusat Data Nasional merupakan suatu kebijakan pemerintah yang diatur dalam
Pasal 30 Perpres 95/2018. Pusat Data Nasional bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dalam memanfaatkan sumber daya Pusat Data Nasional oleh Instansi
Pusat dan Pemerintah Daerah. Pusat Data Nasional harus memenuhi SNI terkait
desain Pusat Data dan manajemen Pusat Data, menyediakan fasilitas bagi pakai
dengan Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah lain, dan mendapatkan pertimbangan
kelaikan operasi dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang komunikasi dan informatika. Dalam menggunakan Pusat Data Nasional,
setiap Instansi Pusat da Pemerintah Daerah melakukan pendaftara kebutuhan
kapasitas kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang
komunikasi dan informatirka. Dalam hal SNI sebagaimana yang telah disebutkan
belum tersedia, Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah yang telah memiliki Pusat
Data harus menggunakan standar internasional terkait desain pusat data dan
manajemen pusat data.
Kesimpulan