Anda di halaman 1dari 3

D.

Kendala Praktikum Fisika di SMA

Berikut ini beberapa kendala yang sering ditemukan dalam pelaksanaan praktikum fisika di SMA :

1. Ruang Laboratorium yang masih dijadikan ruang bersama sehingga sulit melaksanakan
praktikum di laboratorium fisika.
2. Suasana praktikum yang tidak kondusif serta waktu yang ditentukan untuk praktikum
tidak cukup.
3. Rendahnya motivasi guru dalam melaksanakan praktikum fisika.
4. Kepala laboratorium hanya sebagai profesi sampingan dari seorang guru
5. Alat dan bahan laboratorium fisika belum tersusun dengan baik, sehingga untuk mencari
satu jenis alat saja diperlukan waktu dan curah tenaga yang cukup banyak
6. Siswa belum menguasai dan memahami berbagai alat laboratorium dan pekerjaan
laboran.
7. Laboratorium tidak dikelola dengan baik, sehingga jika guru ingin menggunakan
laboratorium harus menyiapkan sendiri mulai dari perencanaan, penyiapan alat,
penggunaan dan pengembalian serta penyimpanan alat.
8. Ruang laboratorium sering digunakan untuk kegiatan lain, seperti rapat-rapat, ruang
panitia ujian, atau bahkan sebagai ruang untuk penyimpanan berbagai barang sekolah
lainnya.
9. Praktikum fisika lebih sering di kelas, dengan cara membawa alat praktikum.

E. Pelaksanaan Praktikum di Tingkat SMA

Praktikum merupakan salah satu metode pembelajaran fisika yang ditempuh oleh guru untuk
membantu siswa memahami ilmu fisika. Dalam pelaksanaan praktikum di laboratorium tidak lepas dari
pengamatan (observation) dan percobaan (experimental), dari keduanya sangat berkaitan erat, karena
akan berhubungan dengan hasil percobaan yang dilakukan. Pelaksanaan praktikum secara efektif
merupakan salah satu syarat dalam pembelajaran fisika.

Pada kenyataannya, pemanfaatan laboratorium fisika di sekolah-sekolah masih sangat


minim.Tak sedikit sekolah yang memiliki laboratorium lengkap, tetapi tidak digunakan dengan
maksimal. Berbagai hal menjadi kendalanya, antara lain tidak adanya petugas laboratorium
(laboran) yang berfungsi untuk mengelola laboratorium tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan
usaha dari pihak terkait untuk memberdayakan dan mengaktifkan kembali fungsi laboratorium di
sekolah-sekolah demi meningkatkan mutu pendidikan.Dengan adanya tenaga pengelola
laboratorium (laboran) di sekolah, sedikit banyaknya dapat membantu mengaktifkan kembali
laboratorium yang ada. Sebab, pengelola laboratorium (laboran) bertanggung jawab terhadap
administrasi laboratorium berupa buku inventaris alat/bahan, blanko permintaan alat, blanko
permintaan bahan, program kegiatan laboratorium, buku harian kegiatan laboratorium, jadwal
kegiatan laboratorium, serta menyusun/menata alat menurut jenis dan bahan menurut sifatnya.
Pelajaran fisika di SMA dilaksanakan sebanyak 3 jam pelajaran, dengan 3 jam pelajaran
ini seharusnya guru mampu membagi jam pelajaran dengan adanya materi dan praktikum,
sehingga siswa akan lebih mudah memahami konsep dan bisa lebih melekat kepada siswa.
Misalkan saja 2 jam pelajaran digunakan penyampaian materi dan 1 jam pelajaran digunakan
praktikum atau bisa juga sebaliknya. Tetapi masih ada sekolah yang kurang menggunakan
praktikum sehingga 3 jam pelajaran hanya dihabiskan dengan materi dan soal – soal saja,
sehingga mengakibatkan siswa kurang memahami konsep dan bahkan hampir setengahnya yang
tidak paham.

Proses pembelajaran fisika di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau
demonstrasi, praktikum perorangan atau kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang
praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam
kelas biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak
kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu
harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran
fisika di dalamnya. Luas ruang praktikum biasanya antara satu setengah sampai dua kali luas
ruang kelas.

Efektivitas pelaksanaan praktikum dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengelolaan
laboratorium, fasilitas laboratorium, ketersediaan alat dan bahan serta sikap siswa terhadap kegiatan
praktikum. Efektivitas pelaksanaan praktikum dapat dilihat sikap siswa, saat kegiatan akan dimulai, saat
praktikum berlangsung hingga praktikum telah selesai. Alokasi waktu yang diberikan oleh guru juga
mempengaruhi efektifitas kegiatan praktikum di laboratorium.

Efektivitas pelaksanaan praktikum, tidak hanya dibebankan untuk guru, tetapi yang terpenting adalah
dari siswanya. Bagaimana seorang siswa bersikap saat pelaksanaan praktikum berlangsung, sikap
terhadap alat dan bahan yang tersedia dan sikap terhadap pengelolaan waktu yang diberikan. Dalam
rangka mewujudkan efektivitas pelaksanaan praktikum, diperlukan beberapa tata tertib yang harus
dijalankan oleh semua anggota yang melaksanakan praktikum termasuk guru. Praktikum Fisika
mempunyai beberapa manfaat yang berguna dalam kehidupan siswa. Fisika adalah ilmu yang
berdasarkan percobaan, sehingga tanpa adanya percobaan akan terasa lebih mudah dalam
memahaminya. Sebagai pembentuk sikap ilmiah bagi siswa seperti dimiliki pada para ahli ilmu
pengetahuan yang menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah.

Referensi

Lafenasti Feblia, dkk. 2018. Analisis Hambatan Pelaksanaan Praktikum fisika Di SMA Negeri 5 Kota Jambi.

Sarjono. (2018). Pentingnya Laboratorium Fisika Di SMA/Ma Dalam Menunjang Pembelajaran


Fisika. Jurnal Madaniyah. 8(2); 262- 271.
Marcella, Z., Susanti, N., & Dani, R. (2018). Analisis Hambatan Pelaksanaan Praktikum Ipa
Terpadu Di SMPN 17 Dan SMPN 19 Kota Jambi. Jurnal Edufisika. 3(2); 41-48.
Setyaningrum R, Sriyono, dan Ashari. 2013. Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa SMA Negeri
Kabupaten Purworejo. Jurnal Radiasi. Vol 3 No 1: 83-86

Anda mungkin juga menyukai