Anda di halaman 1dari 3

Nama : Indri Annisa

NIM : K011211089

Kelas : PKN 17 KESMAS B

GEOPOLITIK WAWASAN NUSANTARA

“Batas Daratan Indonesia-Singapura mengenai Penambangan Pasir Pulau


Nipa”

Sengketa perbatasan antar negara merupakan permasalahan yang cukup


mudah untuk dijumpai, terlebih dikawasan Asia Tenggara. Garis-garis batas
penanda kepemilikan wilayah merupakan hal penting bagi suatu negara untuk diakui
sebagai bagian dari teritori kedaulatan negaranya.

Jadi kasus yang akan saya angkat pada paper ini adalah masalah perbatasan
di wilayah laut Indonesia yaitu kasus reklamasi pantai yang dilakukan Singapura
dalam rangka memperluas wilayahnya. Adapun reklamasi itu merupakan fenomena
yang akan mengganggu eksistensi perbatasan dengan negara yang berbatasan
langsung, yaitu Indonesia dan Malaysia. Bagi Indonesia, masalah ini dapat
mengganggu integritas teritorial negara sebab akibat perluasan wilayah itu maka
perairan yang merupakan jalur internasional di Selat Singapura akan tergeser dan
semakin sempit dan otomatis mempersempit pula perairan Indonesia di wilayah
itu. Reklamasi pantai oleh Singapura sendiri menjadi suatu alarm yang patut
Indonesia waspadai untuk mencegah terkikisnya daerah-daerah yang masih berada
dalam cakupan Negara maupun daerah sengketanya dengan Singapura.

Reklamasi pantai yang menyebabkan pergeseran batas maritim Indonesia-


Singapura ke arah selatan tersebut akan menguntungkan pihak Singapura lantaran
daerah dan kedaulatan teritorialnya bertambah luas. Namun sebaliknya, reklamasi
pantai Singapura akan sangat merugikan pihak Indonesia.

Singapura telah melakukan reklamasi besar-besaran sejak tahun 1960 dengan


memanfaatkan pembelian pasir laut yang ditambang dari Pulau Nipah. Akibatnya
Pulau Nipah mengalami abrasi serius dan hampir kehilangan sebagian besar besar
daratannya. Kondisi kerusakan pantai ini, menimbulkan kekhawatiran bahwa Pulau
Nipah akan tenggelam dengan resiko hilangnya titik dasar atau base point yang
terdapat di Pulau Nipah.

Penambangan pasir tersebut mengakibatkan kerusakan parah pada ekosistem


pesisir pantai sehingga banyak para nelayan kita yang kehilangan mata
pencaharian. Lebih parahnya penambangan pasir laut yang dilakukan itu
mengancam keberadaan sejumlah pulau kecil di Indonesia karena telah ada kasus
tenggelamnya pulau Nipah. Jika hal ini dibiarkan saja maka diatakutkan terjadi
perubahan batas laut dengan Singapura karena perubahan geografis di Indonesia.

Dalam hal mempertahankan Pulau Nipah sebagai bagian dari NKRI,upaya


yang dilakukan adalah Kementrian Pertahanan Mengkampanyekan untuk
mereklamasi Pulau Nipa karena pada tahun 2004 sampai 2008 penduduk menjual
pasir pantai Pulau Nipa kepada Singapura. Langkah KemHan ini menghabiskan
dana lebih dari 300 Milyar Rupiah, antara lain

1.Pada saat air pasang maka wilayah Pulau Nipah hanya terdiri dari Suar Nipa,
beberapa pohon bakau dan tanggul yang menal terjadinya abrasi. Oleh karena itu,
pemerintah melalui DISHIDROS TNI melakukan penanaman 1000 pohon bakau,
melakukan reklamasi dan pemindahan Suar Nipah (yang dulunya tergenang air ke
tempat yang lebih tinggi).

2.Memperketat penjagaan dengan mengirimkan satuan tugas (satgas) yang terdiri


dari prajurit TNI Angkatan Laut (Marinir) dan TNI Angkatan Darat Mereka diberikan
fasilitas berupa penyediaan kapal di dermaga untuk keperluan transportasi
memberikan bantuan logistik berupa bahan makanan serta memberikan apresiasi
berupa reward (tunjangan) agar prajurit dapat bertugas dengan baik

3.Menyempurnakan penyediaan listrik dengan memasang solar cell untuk keperluan


komunikasi

4.Membuat pos penjagaan

5.Membuat embung yang berfungsi untuk menadah air hujan dan menampungnya
6.Melalui Menteri Kelautan dan Perikanan mulai 23 Februari 2003 ekspor pasir laut
dilarang kemudian Menteri Perdagangan mengeluarkan Peraturan Normor
02/MDAG/PER/1/2007 tentang larangan ekspor pasir tanah dan top soil mulai 1
februari 2007.

Kesimpulannya adalah kasus yang terjadi di Pulau Nipa Kepulauan Riau sangat
membuat miris negara Indonesia, dimana pasir yang terdapat di Pulau Nipa dijual
oleh masyarakat sekitar kepada negara Singapura, akibatnya titik pantai Pulau Nipa
menjadi tergerus, sedangkan di sisi lain hasil penjualan pasir dari Indonesia oleh
Singapura dipergunakan untuk membuat reklamasi pantai sehingga garis pantai
Singapura menjadi bertambah. Penjualan pasir dari Pulau Nipa bukan hanya
sekedar penjualan pasir biasa, akan tetapi berakibat dari tergurusnya kedaulatan
wilayah Republik Indonesia.

Daftar Referensi :

Firdaus, A. Y., & Mutmainah, I. (2020). Langkah Diplomasi Indonesia Terkait


Penyelesaian Sengketa Wilatah Reklamasi Singapura. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 5(9), 739-750. Diakses pukul 21.20

Sollitan, R. W., Posumah, D., & Rengkung, F. (2020). Potensi Perubahan Garis
Batas Indonesia-Singapura (STudi Kasus Reklamasi di Pulau Nipah). Jurnal
Politico, 8(4). Diakses pukul 22.25

Anda mungkin juga menyukai