Anda di halaman 1dari 3

Nama : Indri Annisa

NIM : K011211089

Prodi : Kesehatan Masyarakat (B)

Ketidakadilan dalam Penegakan Aturan Hukum ( Rule of the Law )

Rule of law merupakan penyelenggaraan negara yang diatur melalui suatu


pertauran perundang undangan serta menjunjung tinggi supremasi hukum yang
dibangun atas prinsip keadilan.

Penegakan hukum berbagai kasus di negeri ini acap kali mengingkari rasa
keadilan yang menyengsarakan masyarakat, diskriminasi hukum kerap
dipertontonkan aparat penegak hukum. Yang lebih ironi lagi ketika anak seorang
pejabat tinggi menjadi tersangka kasus kecelakaan yang menewaskan 2 orang tidak
ditahan penyidik. Sejatinya, kasus pendekatan ini bisa di selesaikan dengan kearifan
lokal yang baik atau pendekatan sosial kultural kekeluargaan. Kondisi hukum yang
seperti ini, ketika berhadapan dengan orang yang memiliki kekuasaan, baik itu
kekuasaan politik maupun uang, maka hukum menjadi tumpul. Akan tetapi, ketika
hukum berhadapan dengan orang lemah yang tidak mempunyai kekuasaan dan
sebagainya, maka hukum bisa menjadi sangat tajam.

Peradilan yang adil sangat sulit tercapai apabila para pihak tidak berada dalam
kedudukan yang setara. Terlebih lagi, apabila pihak yang berhadapan dengan
hukum (baik tersangka, terdakwa, saksi, maupun korban) menjadi objek dan bukan
subjek dalam suatu proses peradilan. Hal ini semakin kompleks jika pihak yang
berhadapan dengan hukum tersebut menyandang status orang miskin.

Sangat sulit bagi masyarakat miskin untuk memperoleh keadilan tanpa campur
tangan dan bantuan pemerintah. Masyarakat miskin menderita dan sering
menyaksikan ketidakadilan dalam penggunaan prosedur formal penyelesaian
sengketa, diskriminasi dan korupsi, adanya kekebalan bagi sebagian pejabat dan
lamanya proses penyelesaian sengketa. Faktor-faktor tersebut kemudian
menimbulkan krisis kepercayaan terhadap sistem peradilan. Mengingat sulitnya
memperoleh kebenaran dan keadilan, khususnya bagi masyarakat miskin, maka
tidak heran kemudian muncul gagasan bahwa keadilan telah menjadi barang mewah
bagi masyarakat miskin. Realitas sosial menunjukkan bahwa meskipun negara
menjamin persamaan semua orang di depan hukum, pada kenyataannya keadilan
tidak dapat dicapai dengan mudah karena setiap orang memiliki banyak perbedaan
dan kemampuan. Memang, "hukum memiliki tugas suci untuk memberikan kepada
setiap orang apa yang berhak dia terima". Misalnya, perbedaan perlakuan dapat
dideteksi dari perilaku hakim dalam menangani perkara.

Keadilan “hukum” bagi kebanyakan masyarakat seperti barang mahal,


sebaliknya barang murah bagi segelintir orang. Keadilan hukum hanya dimiliki oleh
orang-orang yang memiliki kekuatan dan akses politik serta ekonomi saja.

Guna mewujudkan rule of the law dibutuhkan hak yang sama bagi setiap
orang dihadapan hukum. Melalui persamaan hak dihadapan hukum (equality before
the law), semua orang dari yang kaya sampai yang miskin, dari yang bermartabat
sampai dengan yang tidak bermartabat, dan dari yang lengkap fisik dan fsikisnya
maupun yang tidak lengkap fisik dan fsikisnya memiliki hak yang sama dihadapan
hukum tanpa ada kecuali dalam menggapai keadilan (acces to justice).Persamaan
dihadapan hukum atau equality before the law adalah salah satu asas terpenting
dalam hukum modern, dan asas ini merupakan prasyarat sebuah negara hukum.

Persamaan dihadapan aturan sebagai salah satu doktrin aturan pada rule of
law yg juga menyebar dalam negara-negara berkembang misalnya Indonesia.
Persamaan dihadapan hukum wajib dimaknai secara dinamis dan tidak dimaknai
secara statis. Artinya, kalau terdapat persamaan dihadapan hukum maka wajib
diimbangi menggunakan perbuatan yang berupa persamaan perlakuan (equal
treatment) bagi seluruh orang. apabila kemudian datang para pihak yang
bersengketa ke hadapan hakim, maka hakim wajib memperlakukan sama terhadap
mereka (audi et alteram partem) sekalipun yang datang tadi seorang jenderal dan
seorang petani miskin. apabila kemudian hakim sudah bertindak tidak melakukan
perlakuan yang sama terhadap mereka, berarti hakim yang bersangkutan tidak lagi
mewujudkan badan peradilan menjadi benteng terakhir tertip hukum (the last bastion
of legal order). Dengan adanya penegakan hukum dan persamaan dihadapan
hukum yang dimaknai secara dinamis, berarti jaminan buat memperoleh keadilan
(access to justice) bagi semua orang tanpa memperdulikan latar belakang para
pihak yang bersengketa sehingga kebenaran dan keadilan (truth and justice) dan
hukum sebagai agent of change bisa terwujud secara pasti.

Daftar Referensi :

Kartikasari, R. A., Maghfiroh, N., & Yuanita, E. E. (2021). Penegakan Hukum Kurang
Adil Bagi Rakyat Miskin. Dinamika Hukum & Masyarakat, 3(1).

(Diakses tanggal 21 September 2021 pukul 21.45)

Panjaitan, B. S. (2019). MELAWAN KETIDAKADILAN. JURNAL PIONIR, 5(3).

(Di akses tanggal 21 September 2021 pukul 23.00)

Anda mungkin juga menyukai