Anda di halaman 1dari 3

Nama : M Paisal Ambari

Nim : 302022150
Kelas : 2C
ANALISIS KASUS GEOSTRATEGI INDONESIA/KETAHANAN
Geostrategi adalah sebuah masalah yang teramat penting bagi bangsa manapun, baik untuk
masa depan, masa kini dan bahkan masa lampau. Karena setiap negara dan bangsa tentunya
membutuhkan strategi dalam pemanfaatan wilayah yang mereka miliki sebagai salah satu ruang
lingkup nasional. Geostrategi sendiri merupakan kata yang berasal dari geo dan strategi yang
bermakna bumi dan juga sebuah usaha yang memakai segala seumberdaya kemampuan baik itu
SDA maupun SDM yang di lakukan untuk pelaksanaan berbagai kebijakan yang telah di putuskan.

1. Sengketa Pulau Miangas Indonesia – Filipina

Kemudian contoh kasus geostrategi di Indonesia lainnya adalah sengketa perebutan


pulau Miangas yng di perebutkan Filipina dengan indonesia. Sengketa perebutan pulai ini
terjadi pada tahun 1979 silam dimana adanya perebutan antara pantai Mindanao yang
merupakan wilayah filipina dan pulau miangas di indonesia. Karena jika mengkaji secara jauh
maka kasus ini akan berbuntut panjang seperti halnya Sejarah UUD. Pulau Miangas sendiri
telah di putuskan menjadi bagian wilayah Hindia Belanda pada tahun 1928, namun letak dari
pulau ini yang berada di sebelah perairan Filipina menyebabkan adanya sengketa tersebut.
Bahkan kepemilikan pulau ini semakin di perjelas dengan adanya tugu perbatasan yang terjadi
antara wilayah Indonesia dengan wilayah Filipina di tahun 1955.

2. Masalah Perbatasan Timor Timur Indonesia

Salah satu contoh kasus geostrategi di Indonesia adalah masalah perbatasan negara
yang di lakukan oleh Timor Leste, sebuah negara baru yang mulai berdiri semenjak lepas dari
NKRI pada tahun 1999 silam. Ini merupakan sebuah kasus geostrategi dimana masyarakat
timor leste mengklaim wilayah Indonesia yang tepatnya ada di perbatasan wilayah mereka
dengan perbatasan wilayah indonesia yaitu perbatasan antara Timor Leste dan kabupaten
Timur Tengah Utara. Ada lima titik yang belum bisa terselesaikan dengan baik yang akan
dibawa ke meja PBB sebagai bentuk Perwujudan Nilai Pancasila Bidang Politik. Lima titik
tersebut adalah Tubu Banat, Nimlat, Imbate, Sumkaem dan Haumeniana yang total luas di
kuasai oleh timor leste sebanyak 1.301 ha. Sedangkan tiga titik yang ada diantara kelima titik
tersebut ada di perbatasan Timor Leste dengan kabupaten timur tengah dan di perbatasan belu.
Penetapan batas lautpun menjadi imbas dai lamanya dan berlarutnya penyelesaian masalah
perbatasan ini.

3. Batasan Daratan Indonesia Dengan Malaysia Mengenai Ambalat

Ini adalah sengketa lain di contoh kasus geostrategi yang di alami oleh Indonesia
dengan malaysia karena perebutan wilayah ambalat. Perebutan terjadi karea potensi dan
keistimewaan pulau ambalat yang kaya akan kekayaan bawah laut dan bahkan untuk sektor
pertambangan minyak. Sengketa ini berdasar pada sebuah peta baru yang di buat malaysia
yang secara mengejutkan memasukan pulau ligitan dan sipadan kedalam peta mereka tahun
1969 dan tentu saja hal ini membuat indonesia tidak terima. Peran Warga Negara dalam Proses
Pembangunan tentunya akan terganggu dengan adanya hal tersebut. Karena penentuan itu di
dasarkan oleh aturan yang tidak jelas dan bersifat sepihak. Pengajuan dan pembaharuan
sepuhak tersebut membuat indonesia tidak menyetujui peta baru negara malaysia.

4. Batas Perairan Antara Indonesia Dengan Malaysia di Selat Malaka

Ini merupakan salah satu perselisihan yang di picu pada tahun 1969 dimana kala itu
Malaysia menyatakan bahwa mereka memiliki lebar wilayah 12 mil laut ketika melakukan
pengukuran garis dasar yang mengacu pada ketetapan di dalam Konvensi Jenewa yang terjadi
tahun 1958. Padahal indonesia sebenarnya lebih dahulu telah melakukan penentapan batas
wilayahnya sekitar 12 mil laut yang berada di garis dasar ini juga termasuk selat malaka
tentunya. Ini menjadi sebuah perseteruan antara kedua belah pihak negara tersebut tentang
batas dari laut wilayah perairan mereka di selat malaka yang tidak sampai 24 mil laut. Namun
pada tahun 1970 pada bulan februari hingga bulan maret, diadakan sebuah perundingan
tentang batas wilayah tersebut hingga akhirnya melahirkan sebuah perjanjian tentang batas
batas wilayah perairan yang dimiliki kedua negara di selat malaka.
5. Batas Daratan Di Negara Indonesia dengan Singapura

Ini merupakan sebuah sengketa yang melibatkan negara Indonesia dengan Singapura
yenyang adanya penambangan di pasir laut di dekat Kepri yang di lakukan pemerintah
Singapura yang seharusnya mendapatkan persetujuan Indonesia terlebih dahulu. Karena adanya
aktifitas penambangan tersebut menyebabkan kerusakan parah pada ekosistem di bagian pesisir
pantai hingga banyak para nelayan di indonesia kehilangan pekerjaan mereka. Bahkan
keberadaan beberapa pulau kecil di indonesia kian terancan akibat dari penambangan pasir laut
yang paling serius karena telah ada kasus seperti pulau nipah yang akhirnya tenggelam. Karena
hal ini nantinya akan menyebabkan adanya pergeseran dna perubahan antara batasan laut
indonesia dengan wilayah singapura, karena bentuk geografis indonesia menjadi berubah. Maka
kementrian pertahanan indoensia melakukan upaya untuk mereklamasi pulai nipa di tahun 2004
hingga tahun 2008 untuk menjual pasir pantai yang berada di pulau tersebut ke pemerintah
Singapura.

M Paisal Ambari

Anda mungkin juga menyukai