Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN

KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

Oleh

Rive Tria Septiala1Jenrico2,Putri Alberti3,dan Zaitul4


1)
Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta, Padang, Indonesia
Email: rive.triaseptiala@gmail.com
2)
Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta, Padang, Indonesia
Email: jenricoo@yahoo.com
3)
Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta, Padang, Indonesia
Email: putrialberti03@gmail.com
4)
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bung Hatta
Email: zaitul@bunghatta.ac.id

Abstract:

This study aims to determine the effect of institutional ownership, managerial ownership and
audit quality on the integrity of financial statements in companies registered in Indonesia
operating in the consumer goods industry for the period of 2016 to 2018. In addition, this study
also uses leverage, company size, company age and profitability as a control variable. Agency
theory and previous findings are used to develop hypotheses. Because information needs were
not available for this study, we had 15 companies as final samples. Data is collected through the
Indonesian stock exchange website, company website and other electronic sources. Multiple
regression analysis is applied to analyze research data. The results showed that
Keywords: institutional ownership, managerial ownership, audit quality, financial statement
integrity

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan


manajerial dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan di perusahaan terdaftar di
Indonesia yang beroperasi di industri barang konsumsi untuk periode tahun 2016 hingga 2018.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan leverage, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan
profitabilitas sebagai variabel control. Teori agensi dan temuan sebelumnya digunakan untuk
mengembangkan hipotesis. Karena kebutuhan informasi yang tidak tersedia untuk penelitian ini,
kami memiliki 15 perusahaan sebagai sampel akhir. Data dikumpulkan melalui situs web
exchange saham Indonesia, situs web perusahaan, dan sumber elektronik lainnya. Analisis
regresi berganda diterapkan untuk menganalisis data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
Keywords: institutional ownership, managerial ownership, audit quality, financial statement
integrity
PENDAHULUAN
Setiap akhir periode akuntansi, entitas akan menyusun laporan berkenaan dengan
kegiatan operasional perusahaan selama satu periode yang disebut laporan keuangan. Laporan
keuangan merupakan gambaran keuangan dari sebuah perusahaan yang disajikan secara
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Berbagai informasi yang tersedia dalam laporan keuangan diperlukan para
pengguna seperti investor, kreditur, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat
sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan keputusan yang memiliki konsekuensi ekonomi.
Karena laporan keuangan merupakan sarana komunikasi antara pihak manajemen dan pihak-
pihak yang berkepentingan, maka kualitas data yang disajikan haruslah diperhatikan agar tidak
menyesatkan para pengguna. Pernyataan standar akuntansi keuangan IAI (2015) menyatakan
bahwa informasi dalam laporan keuangan harus memenuhi kriteria relevance dan reliable yaitu
laporan keuangan yang bebas dari rekayasa (disajikan sesuai fakta), tidak terdapat kesalahan
material, dan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai. Oleh karena itu, informasi
dalam laporan keuangan harus memiliki integritas yang tinggi sehingga tidak menyesatkan para
pengguna laporan keuangan. Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan
yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Integritas laporan keuangan dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan indeks konservatisme. Indeks konservatisme
digunakan dengan alasan keidentikan konservatisme yang menyajikan laporan keuangan yang
understate yang memiliki risiko lebih kecil dibanding laporan keuangan yang overstate
(Fajaryani, 2015).
Fenomena pelanggaran terhadap pelaksanaan audit laporan keuangan yang dilakukan
terhadap garuda Indonesia tahun 2018 diketahui oleh kementrian keuangan. Audit laporan
keuangan BUMN penerbangan tersebut dikatakan berpengaruh terhadap opini laporan audit
independen. Sebelumnya pada 24 april 2019 muncul dugaan kejanggalan pada laporan keuangan
garuda Indonesia tahun buku 2018. Hal ini membuat kementrian keuangan dan otoritas jasa
keuangan mengambil tindakan. Garuda Indonesia sebelumnya menjalin kerja sama dengan PT
Mahata Aero Teknologi. Kerja sama itu nilainya mencapai 2,98 triliun rupiah.
Masalahnya dana itu masih bersifat piutang tapi sudah diakui oleh manajemen garuda
Indonesia sebagai pendapatan. Alhasil, pada 2018 secara mengejutkan BUMN maskapai itu
meraih laba bersih Rp. 11,33 miliar (kurs Rp. 14.000). kejanggalan ini terendus oleh dua
komisaris garuda Indonesia. Keduanya enggan menandatangani laporan keuangan 2018 garuda
Indonesia yakni Chairul Tanjung dan Dony Oskaria. Kedua komisaris itu merasa keberatan
dengan pengakuan itu, karena dianggap tidak sesuai dengan kaidah pernyataan standar akuntansi
keuangan (PSAK) nomor 23. Oleh karena itu, tim dari pusat pembinaan profesi keuangan
memutuskan untuk dilakukan pembekuan izin selama 12 bulan terhadap akuntan publik Khasner
Sirumapea. Pembekuan izin selama 12 bulan berdasarkan keputusan menteri keuangan Sri
Mulyani Indrawati (https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4603618/sri-mulyani-bekukan-
auditor-laporan-keuangan-garuda-setahun).
Integritas laporan keuagan timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu Manajer
sebagai pihak yang lebih mengetahui informasi berkenaan dengan internal perusahaan dapat
bertindak di luar perjanjian antara prinsipal dan manajemen demi kepentingan pribadi. Konflik
keagenan yang timbul antara berbagai pihak yang memiliki banyak kepentingan dapat
mempersulit dan menghambat perusahaan dalam mencapai kinerja yang positif untuk
menghasilkan nilai yang berguna bagi semua pihak. Selain itu, konflik keagenan dapat
mengakibatkan perusahaan harus membayar biaya keagenan yang tentunya sangat merugikan
baik bagi pihak manajemen maupun prisipal. Integritas laporan keuangan merupakan fenomena
dalam bidang akuntansi yang masih sangat penting untuk diteliti pada saat ini, walaupun
memang sudah cukup banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai integritas laporan
keuangan. Peneliti masih tertarik untuk melakukan penelitian mengenai integritas laporan
keuangan karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini banyak sekali terjadi
kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Kasus-kasus ini telah meningkat
beberapa tahun terakhir. Banyak perusahaan menyajikan informasi dalam laporan keuangan
dengan tidak adanya integritas, dimana informasi yang disampaikan tidak benar dan tidak adil
bagi beberapa pihak pengguna laporan keuangan.
Penelitian tentang integritas laporan keuangan telah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya (Machdar & Nurdiniah, 2018; Parinduri, Pratiwi & Purwaningtyas, 2018; Malau &
Murwaningsari, 2018; Savitri, 2016; Emmanuel, enyi & olajide, 2018). Di Indonesia juga telah
dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya (Akram, Basuki & Budiarto, 2017; Mudasetia &
Solikhah, 2017; Puspita & Utama, 2016; Arista, Wahyudi & Yusnaini, 2018; Verya, 2017).
Namun penelitian sebelumnya yang mengangkat variabel kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial dan kualitas audit mendapatkan hasil yang belum konsisten. Beberapa hasil empiris
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional signifikan tetapi negative terhadap integritas
laporan keuangan (Akram, Basuki & Budiarto, 2017), berbeda dengan (Arista, Wahyudi &
Yunaini, 2018) kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan secara empiris
pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan kualitas audit terhadap integritas
laporan keuangan pada (1) sub sektor makanan dan minuman, (2) rokok, (3) farmasi, (4)
Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga, dan (5) Peralatan rumah tangga di bursa efek
Indonesia (BEI) selama periode 2016, 2017 dan 2018. Dari teori dan hasil penelitian sebelumnya
maka dirumuskan tiga hipotesis yaitu :
H1: Kepemilikan institusional berpengaurh terhadap integritas laporan keuangan
H2: Kepemilikan manajerial berpengaurh terhadap integritas laporan keuangan
H3: Kualitas audit tidak berpengaurh terhadap integritas laporan keuangan
METODE PENELITIAN
Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia
tahun 2016 sampai 2018 terutama pada perusahaan makanan dan minuman, rokok, farmasi,
kosmetik dan barang keperluan rumah tangga, dan peralatan rumah tangga yang merupakan
objek dalam penelitian ini. Jumlah populasi 33 perusahaan dan sebanyak 15 perusahaan
semuanya dijadikan sebagai sampel penelitian dengan kriteria pengambilan sampel karena
penggunaan metode purposive sampling dalam pengambilan sampel. Kriteria yang dimaksud
diantaranya perusahaan tidak mengalami delisting. Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder. Data didapatkan dari laporan keuangan tahunan yang tercatat di BEI pada tahun 2016-
2018 yang diambil dari www.idx.co.id. Variabel dependen adalah integritas laporan keuangan,
variabel independen yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan kualitas audit.
Variabel control dalam penelitian ini terdiri dari leverage, ukuran perusahaan, umur perusahaan
dan profitabilitas.
Kepemilikan institusional menggunakan pengukuran variabel persentase kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial menggunakan pengukuran variabel persentase kepemilikan
manajerial sedangkan kualitas audit diproksikan dengan ukuran kantor akuntan publik (KAP).
Solikah (2007) ( Dalam Saputa, dkk 2014) yang menggunakan variabel dami. Jika KAP
termasuk dalam katagori the Big Four Auditors, akan diberi kode 1, sedangkan jika tidak
termasuk katagori the Big Four Audiors, akan diberi kode 0. KAP yang tergolong The Big Four,
antara lain : Prince Waterhouse (Drs. VHJ, Boentaran Lesmana, Thompson F. Batubara &
Haryanto Sahari) Deloitte ( Hans Tuanakota Mustafa & Halim), Erns & Young (Prasetio,
Sarwoko & Sadjaja), dan KMPG (Sidharta & Widjaja). Integritas laporan keuangan dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan indeks konservatisme. Indeks konservatisme
digunakan dengan alasan keidentikan konservatisme yang menyajikan laporan keuangan yang
understate yang memiliki risiko lebih kecil dibanding laporan keuangan yang overstate
(Fajaryani, 2015). Pengukuran indeks konservatisme dengan model beaver dan ryan (market to
book ratio). Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk menguji hipotesis, dengan
persamaan sebagai berikut :
ILKit = α + β1KI + β2KM + β3KA + β4 LEV + β5UP + β6UMP + β7PROF + ε
Keterangan :
ILKit = Integritas laporan keuangan
α = Konstanta
β = Koefisien
KI = Kepemilikan institusional
KM = Kepemilikan manajerial
KA = Kualitas audit
Lev = Leverage
UP = Ukuran perusahaan
UMP = Umur perusahaan
PROF = Profitabilitas
ε = Eror
Metode analisa menggunakan regresi berganda (Gujarati & Gujarati, 2017). Analisa
dimulai dengan deskripsi statistik dengan menggunakan alat analisa rata-rata, minimal, maksimal
dan standar deviasi (Gujarati & Gujarati, 2017). Sebelum uji hipotesis, metode penelitian harus
bebas dari asumsi klasik yaitu normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, heteroskedastisitas
(Sekaran U, 2003). Alat hipotesis menggunakan alat uji t statistik atau nilai signifikan dimana
nilai signifikansi mempunyai batas nilai 5% (Hair Jr, Black, Babin, & Anderson, 2014). Namun,
sebelum menginterpretasikan nilai t statistik perlu melihat nilai R2 dan nilai F statistik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai