Kelompok 1 Perpajakan
Kelompok 1 Perpajakan
Kelompok 1 Perpajakan
Dasar – Dasar
E
Perpajakan
D
Kelompok 1
C
B
A
G
F
Pengertian Pajak
E
wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
C
Ariel
A
G
F
E
Leroy Beaulieu
mendefinisikan pajak sebagai bantuan, baik secara
D
Ariel
A
G
F
P.J.A. Adriani
mendefinisikan bahwa pajak adalah iuran masyarakat
E
Ariel
A
G
A
G
pemerintah daerah.
f. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaranpengeluaran
B
pemerintah, yang bila dari yang pemasukkannya masih
terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public
investment
Ariel
A
G
B
mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar
dari hasil pemungutan pajak.
Ariel
A
G
a. Asas Finansial
D
b. Asas Ekonomis
c. Asas Yuridis
C
d. Asas Umum
e. Asas Kebangsaan
B
f. Asas Sumber
g. Asas Wilayah
Tio
A
G
Fungsi Pajak
F
C
merupakan kontributor terbesar pendapatan negara.
Pada APBN tahun 2020 misalnya, kontribusi pajak
B
terhadap pemasukan dan belanja negara mencapai 83%
atau setara Rp 1.865,7 triliun.
Tio
A
G
F
Fungsi Pajak
E
C
ekonomi
B
Tio
A
G
F
Fungsi Pajak
E
C
suatu negara seperti mengatasi inflasi maupun deflasi
B
Tio
A
G
Fungsi Pajak
F
C
menerapkan tarif pajak yang tinggi untuk barang mewah
sehingga mampu menekan gaya hidup konsumtif. Hal ini
B
diharapkan akan mampu membantu redistribusi
pendapatan.
Tio
A
Manfaat Pajak
G
C
tersebut. Berikut adalah manfaat dari pajak
bagi negara maupun masyarakat umum.
B
Tio
A
G
Manfaat Pajak
F
C
• Pajak digunakan untuk pengeluaran yang bersifat
tidak produktif seperti digunakan untuk pembangunan
B
pertahanan negara.
Sabina
A
G
Manfaat Pajak
F
C
anak yatim.
B
Sabina
A
G
Manfaat Pajak
F
Nasional
• Mengembangkan fasilitas matra laut melalui pembangunan
pos-pos pengamanan perbatasan.
D
C
• Membangun 92 unit embung baru dan juga 15 bendungan baru.
• Membangun 15.373 meter jembatan baru
B
• Membangun 17 pelabuhan laut.
• Membangun 8 bandara baru.
• Menyediakan 70% satelit yang multifungsi
Sabina
A
G
D
dengan rakyatnya. Hukum ini dapat dirinci lagi sebagai
berikut:
a. Hukum Tata Negara
C
b. Hukum Tata Usaha / Hukum Administrasi Negara
c. Hukum Pajak
B
d. Hukum Pidana
Sabina
A
Kedudukan Hukum Pajak
G
D
dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan
hapusnya hutang pajak, dan hubungan hukum antara
pemerintah dan wajib pajak. Contoh: Undang-Undang
C
Pajak Penghasilan.
B
mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan (cara
melaksanakan hukum pajak materiil).
Sabina
A
Dasar Hukum Pajak
G
D
• Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Aturan dan
Prosedur Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
• Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea
C
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
• Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan
Pajak yang Berlaku di Indonesia.
B
• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB)
Sabina
A
G
E
teori-teori yang mendukung pemungutan pajak:
D
1. Teori Asuransi
Pembayaran pajak menurut teori asuransi di ibaratkan
seperti pembayaran premi karena mendapat jaminan
C
dari negara. Negara bertugas melindungi orang
dan/atau warganya dengan segala kepentingan, yaitu
B
keselamatan dan keamanan jiwa serta harta bendanya.
David
A
G
F
E
2. Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada negara
D
didasarkan pada “kepentingan” atau
“perlindungan” masing-masing orang. Oleh
C
karena itu, semakin besar “kepentingan”
seseorang terhadap negara, maka semakin besar
B
pula pajak yang harus dibayar.
David
A
G
F
E
3. Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama
D
beratnya. Hal ini mengandung makna bahwa
pajak harus di bayarkan sesuai dengan “daya
C
pikul” masing-masing orang.
B
David
A
G
F
E
4. Teori Bakti
Teori ini secara sederhana menyatakan bahwa
D
warga negara membayar pajak karena baktinya
kepada negara. Teori bakti disebut juga teori
C
kewajiban mutlak.
B
David
A
G
E
Teori ini berpendapat bahwa fungsi pemungutan
pajak adalah mengambil daya beli dari rumah
D
tangga masyarakat untuk rumah tangga negara,
kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat
C
dengan maksud untuk memelihara kehidupan
masyarakat dan untuk membawa ke arah tertentu
B
(misal kesejahteraan).
David
A
G
F
1 2 3
E
D
Menurut Menurut
C
Menurut
Golongan Sifat Lembaga
B
David
A
G
F
a. Pajak langsung. Pajak langsung adalah Pajak yang
pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada
E
pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib
pajak yang bersangkutan. Contohnya pajak
D
penghasilan (PPh).
C
b. Pajak tak langsung. Pajak tak langsung adalah pajak
yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak
lain. Contohnya pajak pertambahan nilai (PPN) dan
B
pajak penjualan.
Julia
A
Jenis – Jenis Pajak
G
2. Menurut Sifat:
F
a. Pajak subyektif. Pajak subyektif adalah pajak yang
didasarkan atas keadaan subyeknya, memperhatikan
E
keadaan diri wajib pajak yang selanjutnya dicari dari
syarat objektifnya (memperhatikan keadaan wajib
D
pajak).
b. Pajak obyektif .Pajak obyektif adalah pajak yang
berpangkal pada objeknya tanpa memperhatikan diri
C
wajib pajak. Contohnya pajak bumi dan bangunan
(PBB), karena pajak bumi dan bangunan dikenakan
B
terhadap keadaan dari tanah dan bangunan, bukan
dari keadaan pemiliknya.
Julia
A
Jenis – Jenis Pajak
G
F
a. Pajak pusat (negara). Pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara.
E
contohnya bea materai, PBB, PPh, PPN dan lainnya.
b. Pajak daerah. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah. Pajak
D
daerah diatur dalam PP no. 18 tahun 1997 sebagaimana
diubah PP no. 34 tahun 2000. Pajak daerah sendiri dibagi
menjadi dua yaitu pajak propinsi (contohnya: Pajak kendaraan
C
bermotor dan kendaraan di atas air, bea balik nama
kendaraan bermotor dan lainnya) dan Pajak kabupaten / kota,
B
(Contohnya : pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak
reklame dan pajak penerangan jalan)
Julia
A
Tarif Pajak
G
F
berapa pun jumlah yang menjadi dasar pengenaan
pajak. Itu berarti persentase dalam tarif proporsional
selamanya tetap sama sekalipun nilai objek pajak
E
terbilang tinggi. Contoh:
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah
D
Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
b. Impor Barang Kena Pajak.
C
c. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha
Kena Pajak.
B
d. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh
Pengusaha Kena Pajak
e. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. Julia
A
Tarif Pajak
G
F
Pajak yang nominalnya tetap terhadap berapa pun jumlah yang
menjadi dasar pengenaan pajak. Bea materai menjadi contoh dari
E
diterapkannya tarif tetap. Sebesar apa pun nilai objek pajak, nilai
materai yang dikenakan tetap sama, yaitu Rp 6.000. Bea materai
adalah pajak atas dokumen sebagaimana yang tertuang dalam
D
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985. Contoh lain:
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang digunakan
sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan, atau
C
keadaan yang bersifat perdata.
b. Akta-akta notaris serta salinannya.
B
c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT), termasuk rangkaprangkapnya.
d. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan cek. Julia
A
Sistem Pemungutan Pajak
G
F
Adalah suatu system pemungutan yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
E
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Ciri – cirinya :
D
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak
terutang ada pada fiskus.
C
2) Wajib pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat
ketetapan pajak oleh fiskus.
B
Aprilia
A
Sistem Pemungutan Pajak
G
F
Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
E
besarnya pajak yang terutang.
Ciri – cirinya :
D
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak
terutang ada pada wajib pajak sendiri.
C
2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor
dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
B
Aprilia
A
Sistem Pemungutan Pajak
G
F
Adalah suatu system pemungutan pajak yang member
wewenang kepada hihak ketiga (bukan fiskus dan bukan
E
wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
D
Cirri – cirinya:
1) Wewenang menentukan besarnya pajak yang
C
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus
dan wajib pajak.
B
Aprilia
A
Slide 7
Hambatan Pemungutan Pajak
Slide 6
1. Perlawanan Pasif
Slide 5
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak,
yang dapat disebabkan antara lain :
Slide 4
a. Perkembangan intelektual dan moral
masyarakat,
Slide 3
b. System perpajakan yang (mungkin) sulit
dipahami masyarakat,
Slide 2
c. System kontrol tidak dapat dilakukan atau
dilaksanakan dengan baik.
Slide 1
Aprilia
Slide 7
Hambatan Pemungutan Pajak
Slide 6
2. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan
Slide 5
perbuatan yang secara langsung ditujukan
kepada fiskus dengan tujuan untuk
Slide 4
menghindari pajak. Bentuknya antara lain:
a. Tax avoidance, usaha meringankan beban
Slide 3
pajak dengan tidak melanggar undang –
undang.
Slide 2
b. Tax evasion, usaha meringankan beban
pajak dengan cara melanggar undang –
Slide 1
undang (menggelapkan pajak). Aprilia
TERIMA KASIH
Slide 7
Slide 6
Slide 5
Slide 4
Slide 3
Slide 2
Slide 1
TERIMA KASIH
Slide 7
Slide 6
Slide 5
Slide 4
Slide 3
Slide 2
Slide 1