Anda di halaman 1dari 6

Pengolahan Limbah Cair – RBC ( Rotating

Biological Contactor )
May 8, 2013Yusriadi Tauhid

Limbah terdapat tiga macam yakni limbah cair, padat dan gas. pada limbah cair terdapat polutan
organik dan anorganik. dimana yang paling dominan pada limbah organik yakni sebanyak 78%
berupa C,H,O yakni kandungan pada karbohidrat, protein dan lemak yang merupakan makanan
dari mikroorganisme. Dari teknologi pengolahan limbah terdapat 3 proses yng efluen yakni
primer, sekunder dan tersier. namun dalam praktiknya tidak harus digunakan seluruhnya
tergantung karakteristik limbahnya.

Pada proses pengolahan promer bisa dilakukan secara kimiawi yakni dengan screaming dan
flokulasi, fisikawi dengan koagulasi. namun hasil pengolahan tersebut biasanya belum
memenuhi standar mutu pengolahan limbah karena masih terdapat polutan yang harus disisihkan
salah satu caranya yakni dengan memanfaatkan mikroorganisme tentunya yang sesuai dengan
persyaratan hidup mikroorganisme tercapai yakni aerobik, yang membutuhkan oksigen bisanya
dimanfaatkan RBC.

RBC atau Rotating Biological Contactor ialah suatu proses pengolahan limbah cair dengan
menggunakan metode dimana unit pengolah air limbah ini berotasi dengan pusat pada sumbu
atau as yang digerakkan oleh motor drive system dan/atau tiupan udara (air drive system) dari
difusser yang dibenam dalam air limbah, di bawah media. Berbahan plastik, media tempat
pelekatan mikroba dipasang sedemikian rupa sehingga terjadi kontak yang seluas-luasnya
dengan air limbah dan oksigen yang terjadi silih berganti. Dimana metodenya melibatkan kontak
dengan unsure-unsur biologi di dalam perputaran ataupun rotasi.

RBC seperti kumpulan piringan-piringan dimana pada permukaannya ada media disk sebagai
tempat mikroorganisme untuk memakan kandungan bahan organik dalam limbah diusahakan
media disk bisa disediakan seluas-luasnya agar mikroorganisme dapat mudah mengambil polutan
pada limbah yang dialirkan. Sistem pengoperasian RBC yakni menggunakan mikroorganisme
untuk memakan bahan organik. syarat hidup mikroorganisme yakni memerlukan makanan dan
O2. Sehingga pada RBC ini di setting seperti roda berputar sehingga ketika posisi dibawah
mikroorganisme dapat mengambil makanan sedangkan ia bisa mengolahnya dengan mengambil
oksigen terlebih dahulu ketika ia berada diatas. Akan tetapi perlu diketahui pula apabila RBC
telah digunakan dalam jangka waktu yang lama pada permukaan media disk akan terbentuk
tumpukan mikroorganisme yang banyak karena adanya pertumbuhan MO (mikroorganisme). jika
MO ini terus menumpuk maka Mo yang ada ditumpukan paling bawah yang hidup hanya MO an
aerob karen tertutup oleh MO diatasnya. sehingga terkadang terbentuk seperti kerak.

Prinsip Kerja RBC

Prinsip kerja pengolahan air limbah dengan RBC yakni air limbah yang mengandung polutan
organik dikontakkan dengan lapisan mikro-organisme (microbial film) yang melekat pada
permukaan media di dalam suatu reaktor. Media tempat melekatnya film biologis ini berupa
piringan (disk) dari bahan polimer atau plastik yang ringan dan disusun dari berjajar-jajar pada
suatu poros sehingga membentuk suatu modul atau paket, selanjutnya modul tersebut diputar
secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah yang mengalir secara
kontinyu ke dalam reaktor tersebut.

Dengan cara seperti ini mikro-organisme misalanya bakteri, alga, protozoa, fungi, dan lainnya
tumbuh melekat pada permukaan media yang berputar tersebut membentuk suatu lapisan yang
terdiri dari mikro-organisme yang disebut biofilm (lapisan biologis). Mikro-organisme akan
menguraikan atau mengambil senyawa organik yang ada dalam air serta mengambil oksigen
yang larut dalam air atau dari udara untuk proses metabolismenya, sehingga kandungan senyawa
organik dalam air limbah berkurang.

Pada saat biofilm yang melekat pada media yang berupa piringan tipis tersebut tercelup kedalam
air limbah, mikro-organisme menyerap senyawa organik yang ada dalam air limbah yang
mengalir pada permukaan biofilm, dan pada saat biofilm berada di atas permuaan air, mikro-
organisme menyerap okigen dari udara atau oksigen yang terlarut dalam air untuk menguraikan
senyawa organik. Enegi hasil penguraian senyawa organik tersebut digunakan oleh mikro-
organisme untuk proses perkembang-biakan atau metabolisme.

Senyawa hasil proses metabolisme mikro-organisme tersebut akan keluar dari biofilm dan
terbawa oleh aliran air atau yang berupa gas akan tersebar ke udara melalui rongga-rongga yang
ada pada mediumnya, sedangkan untuk padatan tersuspensi (SS) akan tertahan pada pada
permukaan lapisan biologis (biofilm) dan akan terurai menjadi bentuk yang larut dalam air.

Pertumbuhan mikro-organisme atau biofilm tersebut makin lama semakin tebal, sampai akhirnya
karena gaya beratnya sebagian akan mengelupas dari mediumnya dan terbawa aliran air keluar.
Selanjutnya, mikro-organisme pada permukaan medium akan tumbuh lagi dengan sedirinya
hingga terjadi kesetimbangan sesuai dengan kandungan senyawa organik yang ada dalam air
limbah. Secara sederhana proses penguraian senyawa organik oleh mikro-organisme di dalam
RBC dapat digambarkan seperti pada gambar 1.

 
Gambar 1. Mekanisme proses penguraian senyawa organik oleh mikro-
organisme di dalam RBC

Aplikasi Rotating Biological Contactor (RBC)

Kinerja RBC bergantung juga pada jumlah kompartemennya. Satu modul bisa berisi empat atau
lima kompartemen. Di kompartemen pertama bisa ditambahkan aliran balik menuju unit
pengendap awal agar kondisinya tidak terlalu anaerobik sehingga bau busuknya berkurang
sekaligus membantu dinamika pertumbuhan mikroba. Begitu juga di kompartemen akhir bisa
dipasang aliran balik menuju unit pengendap awal dengan maksud serupa. Umumnya, media
kontak RBC terendam di dalam air limbah setinggi 40% dari diameternya. Kecepatan putarannya
antara 1 – 3 putaran per menit. Putaran ini memberikan energi yang cukup bagi gaya hidrolis
untuk meluruhkan biofilm dan aliran airnya turbulen supaya padatannya tetap tersuspensi (tidak
mengendap). Waktu tinggal hidrolisnya di dalam setiap modul relatif singkat, yaitu 20 menit
pada beban normal. Setiap tahap atau modulnya cenderung beroperasi sebagai reaktor teraduk
sempurna.

Berkaitan dengan media lekat mikrobanya, ada beberapa bahan yang dapat digunakan. Yang
sering dipilih adalah media plastik HDPE (high-density polyethylene) berdiameter antara 2 – 4
m, dengan ketebalan mencapai 10 mm. Bentuk media bisa berupa lembaran pelat tetapi bisa juga
berupa pipa-pipa atau tabung yang dipasang pada satu poros besi dengan bentangan mencapai 8
m. Media beserta poros dan motornya ini disebut satu modul yang terus berotasi di dalam bak.
Beberapa modul dapat dipasang secara seri atau paralel sesuai dengan kebutuhan debit air limbah
yang diolah. Biasanya antarmodul dipisahkan oleh sekat (baffle) untuk menghindari aliran
singkat (short circuiting) di dalam tangki (bak). Kinerja RBC pun dipengaruhi oleh temperatur
air limbah, konsentrasi substrat influen, waktu tinggal hidrolis, rasio volume tangki terhadap luas
permukaan media, kecepatan rotasi media, dan oksigen terlarut.

Umumnya, untuk mengolah air limbah domestik RBC tidak memerlukan pembibitan (seeding)
mikroba. Sebab, mikroba sudah tersedia dalam jumlah yang cukup sebagai awal dalam memulai
proses. Kira-kira sepekan sampai dua pekan setelah dimulai pengolahannya, di permukaan media
akan menempel biomassa setebal 1 – 4 mm. Ketebalan ini bergantung pada kekuatan air limbah
dan kecepatan rotasi media lekat. Menurut Antonie, 1978, konsentrasi mikroba tersebut
mencapai 50.000 – 100.000 mg/l, suatu jumlah yang sangat tinggi sehingga cukup banyak zat
pencemar organik dan nitrogen yang dihilangkannya dengan bantuan oksigen terlarut.

Proses Pengolahan Limbah dengan RBC

Secara garis besar proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC terdiri dari bak pemisah
pasir, bak pengendap awal, bak kontrol aliran, reaktor/kontaktor biologis putar (RBC), Bak
pengendap akhir, bak khlorinasi, serta unit pengolahan lumpur. Diagram proses pengolahan air
limbah dengan sistem RBC adalah seperti pada gambar 2

Gambar 2 : Diagram proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC.

Bak Pemisah Pasir. Air limbah dialirkan dengan tenang ke dalam bak pemisah pasir, sehingga
kotoran yang berupa pasir atau lumpur kasar dapat diendapkan. Sedangkan kotoran yang
mengambang misalnya sampah, plastik, sampah kain dan lainnya tertahan pada sarangan
(screen) yang dipasang pada inlet kolam pemisah pasir tersebut.

Bak Pengendap Awal. Dari bak pemisah/pengendap pasir, air limbah dialirkan ke bak pengedap
awal. Di dalam bak pengendap awal ini lumpur atau padatan tersuspensi sebagian besar
mengendap. Waktu tinggal di dalam bak pengedap awal adalah 2 – 4 jam, dan lumpur yang telah
mengendap dikumpulkan daan dipompa ke bak pengendapan lumpur.

Bak Kontrol Aliran. Jika debit aliran air limbah melebihi kapasitas perencanaan, kelebihan debit
air limbah tersebut dialirkan ke bak kontrol aliran untuk disimpan sementara. Pada waktu debit
aliran turun / kecil, maka air limbah yang ada di dalam bak kontrol dipompa ke bak pengendap
awal bersama-sama air limbah yang baru sesuai dengan debit yang diinginkan.
Kontaktor (reaktor) Biologis Putar. Di dalam bak kontaktor ini, media berupa piringan (disk)
tipis dari bahan polimer atau plastik dengan jumlah banyak, yang dilekatkan atau dirakit pada
suatu poros, diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah. Waktu
tinggal di dalam bak kontaktor kira-kira 2,5 jam. Dalam kondisi demikian, mikro-organisme
akan tumbuh pada permukaan media yang berputar tersebut, membentuk suatu lapisan (film)
biologis. Film biologis tersebut terdiri dari berbagai jenis/spicies mikro-organisme misalnya
bakteri, protozoa, fungi, dan lainnya. Mikro-organisme yang tumbuh pada permukaan media
inilah yang akan menguraikan senaywa organik yang ada di dalam air limbah. Lapsian biologis
tersebut makin lama makin tebal dan kerena gaya beratnya akan mengelupas dengan sedirinya
dan lumpur orgnaik tersebut akan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya laisan biologis akan
tumbuh dan berkembang lagi pada permukaan media dengan sendirinya.

Bak Pengendap Akhir. Air limbah yang keluar dari bak kontaktor (reaktor) selanjutnya dialirkan
ke bak pengendap akhir, dengan waktu pengendapan sekitar 3 jam. Dibandingkan dengan proses
lumpur aktif, lumpur yang berasal dari RBC lebih mudah mengendap, karena ukurannya lebih
besar dan lebih berat. Air limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir relaitif sudah jernih,
selanjutnya dialirkan ke bak khlorinasi. Sedangkan lumpur yang mengendap di dasar bak di
pompa ke bak pemekat lumpur bersama-sama dengan lumpur yang berasal dari bak pengendap
awal.

Bak Khlorinasi. Air olahan atau air limpasan dari bak pengendap akhir masih mengandung
bakteri coli, bakteri patogen, atau virus yang sangat berpotensi menginfeksi ke masyarakat
sekitarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, air limbah yang keluar dari bak pengendap akhir
dialirkan ke bak khlorinasi untuk membunuh mikro-organisme patogen yang ada dalam air. Di
dalam bak khlorinasi, air limbah dibubuhi dengan senyawa khlorine dengan dosis dan waktu
kontak tertentu sehingga seluruh mikro-orgnisme patogennya dapat di matikan. Selanjutnya dari
bak khlorinasi air limbah sudah boleh dibuang ke badan air.

Bak Pemekat Lumpur. Lumpur yang berasal dari bak pengendap awal maupun bak pengendap
akhir dikumpulkan di bak pemekat lumpur. Di dalam bak tersebut lumpur di aduk secara pelan
kemudian di pekatkan dengan cara didiamkan sekitar 25 jam sehingga lumpurnya mengendap,
selanjutnya air supernatant yang ada pada bagian atas dialirkan ke bak pengendap awal,
sedangkan lumpur yang telah pekat dipompa ke bak pengering lumpur atau ditampung pada bak
tersendiri dan secara periodik dikirim ke pusat pengolahan lumpur di tempat lain.

Reaksi Pada RBC

Pada proses RBC, terdapat beberapa reaksi yang terjadi, yaitu :


1. oksidasi
2. nitrifikasi
3. denitrifikasi
Hal ini dijabarkan sebagai berikut. Bahan organik terkandung dalam limbah lalu mengambil
oksigen sehingga ada reaksi antara bahan organik, O2 dan nutrien (biasanya sudah terkandung
pada limbah) dalm proses metabolisme lalu dihasilkan NH3, CO2, C5h7HO2 (sel baru) yang
terlepas ke udara.
selain pada proses diatas ada respirasi endogenesis untuk mendapatkan energi yakni:
C5H7HO2+O2–>> 5CO2 + H2O + Energi

pada nitrifikasi limbah memiliki polutan yang mengandung amoniak NH4 yang baunya sangat
menyengat. dengan reaksi sebagai berikut:
2NH4+O2 (dengan bantuan nitrosomonas)—>> 2NO2 + 4H + 2H2O

Keunggulan dan Kelemahan RBC

Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah denga sistem RBC antara lain :

 Pengoperasian alat serta perawatannya mudah.


 Untuk kapasitas kecil / paket, dibandingkan dengan proses lumpur aktif konsumsi energi
lebih rendah.
 Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga tahan terhadap fluktuasi beban
pengoalahan.
 Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi penghilangan ammonium lebih
besar.
 Tidak terjadi bulking ataupun buih (foam) seperti pada proses lumpur aktif.

Sedangkan beberapa kelemahan dari proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC antara
lain yakni :

 Pengontrolan jumlah mikro-organisme sulit dilakukan.


 Sensitif terhadap perubahan temperatur.
 Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi.
 Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta kadang-kadang timbul bau yang
kurang sedap.

Sumber :
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrs/limbahrs.html
http://www.water-sewagetreatment.com/product/107/rotating-biological-contactor-rbc.html
http://ayukwardani.wordpress.com/2011/03/22/rbcpengendalian-limbah-industri-17032011/

Teknik SDA & Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai