Anda di halaman 1dari 21

Sekolah : SMKN 1 Rajadesa

Mata Pelajaran : Administrasi Sistem Jaringan


Materi : 3.2.3 Prinsip Cara Kerja Remote Server Di Linux
Kelas : XI TKJ
Guru Mapel : Tigin Nurmajid Habibie, S.Kom

PRINSIP CARA KERJA REMOTE SERVER

1. PENGERTIAN
Remote server adalah server yang anda akses sebagai bagian dari proses client tanpa
membuka koneksi terpisah, berbeda, ataupun langsung.
https://www.it-jurnal.com/pengertian-remote-server/
2. PRINSIP DAN CARA KERJA REMOTE SERVER
A. Prinsip Server Remote
Server Remote adalah sebuah server yang didedikasikan untuk menangani pengguna yang tidak
pada LAN tapi membutuhkan akses jarak jauh untuk itu. Remote akses server memungkinkan
pengguna untuk mendapatkan akses ke file dan layanan cetak di LAN dari lokasi terpencil. Sebagai
contoh, pengguna yang memanggil ke jaringan dari rumah menggunakan modem analog atau
koneksi ISDN akan mendial ke server akses remote. Setelah pengguna dikonfirmasi ia dapat
mengakses drive dan printer bersama seolah-olah ia secara fisik terhubung ke LAN kantor.
Kita dapat menggunakan misalnya perintah telnet untuk login secara remote ke sistem lain pada
jaringan kita. Sistem ini dapat berada di jaringan area lokal atau melalui koneksi internet. Telnet
beroperasi seolah-olah kita sedang log in ke sistem lain dari remote terminal. Kita akan diminta
untuk menggunakan nama login dan password. Akibatnya, kita login ke akun lain pada sistem lain.
Bahkan, jika kita memiliki akun di sistem lain, kita bisa menggunakan Telnet untuk masuk ke
dalamnya.

B. Cara kerja SSH.

1. Instalasi server ssh.


# apt-get install ssh
Karena kita akan konfigurasi server menggunakan mode teks. Sehingga kita harus menggunakan
Remote Access mode Teks pula, semisal SSH (Secure Shell). Karena dianggap lebih aman dalam
transfer data melalui jaringan.

2. Konfigurasi
Setelah aplikasi terinstall, layanan SSH Server sudah langsung bisa kita gunakan melalui port
default 22. Jika ingin mengkonfigurasi SSH Server tersebut, edit file sshd_config yang
merupakan file konfigurasi utama pada SSH Server. Dalam file tersebut, kita bisa merubah
settingan default yang ada. Misalnya merubah port default, ataupun menambah tampilan banner
ssh agar menjadi lebih menarik. Contoh langkah untuk mengubah port default ssh
Edit file sshd_config berikut dengan menggunakan editor nano, kemudian cari dan rubah satu
baris konfigurasi script di bawah ini. # nano /etc/ssh/sshd_config
Lalu ubah portnya menjadi port 354

# What ports, IPs and protocols we listen for


# Port 354

3. Restart paket SSH Servernya


etiap selesai mengkonfigurasi, restart service ssh agar semua konfigurasi dijalankan langsung.
# /etc/init.d/ssh restart

4. Pengujian
Untuk mengakses SSH Server melalui jaringan, dibutuhkan aplikasi tambahan yang dinamakan
SSH Client. Secara default SSH Client ini sudah terinstall otomatis pada system operasi Debian.
a. Remote Access via Localhost
Jika itu pertama kali anda melakukan koneksi ke SSH Server, maka anda akan diberi RSA key
untuk keamanan data.
# ssh root@localhost
RSA key fingerprint is
47:41:dd:8a:71:02:83:55:ff:e4:db:fa:9d:e8:05:54.
Are you sure you want to continue connecting (yes/no)? Yes Pada cara diatas, kita mengakses
SSH Server melalui port default yakni 21. Nah, jika kita ingin mengakses SSH Server pada port
yang telah kita rubah sebelumnya, tinggal tambahkan opsi berikut.
# ssh root@localhost –p 354

b. Remote Access via Windows


Dalam system operasi Windows, secara default tidak ada aplikasi SSH Client yang terinstall. Yang
ada hanyalah aplikasi Telnet Cilent. Untuk itu kita harus mendownload aplikasi SSH Client
terlebih dahulu di www.putty.nl kemudian menjalankanya pada computer Windows seperti
berikut.

Setelah masuk ke system operasi Debian, kita sudah bisa menjalankan semua pekerjaan-pekerjaan
server daricomputer tersebut. Layaknya kita berhadapan langsung di depan computer tersebut.

Apabila Server sudah dapet diremote maka Instalasi dan Konfigurasi SSH Server di Debian telah
berhasil.
3. SSH
A. Pengertian SSH (Secure Shell)
SSH adalah akronim dari Secure Shell yang merupakan sebuah protokol jaringan yang
memanfaatkan kriptografi untuk melakukan komunikasi data pada perangkat jaringan agar lebih
aman. Dalam konsepnya penggunaan SSH ini harus didukung oleh server maupun perangkat atau
komputer klien yang melakukan pertukaran data. Keduanya harus memiliki SSH Server dari sisi
komputer server dan SSH Klien untuk komputer penerima (klien).
Banyak digunakan pada sistem operasi berbasis Linux dan Unix untuk mengakses akun Shell,
SSH dirancang sebagai pengganti Telnet dan shell remote tak aman lainnya, yang mengirim
informasi, terutama kata sandi, dalam bentuk teks sederhana yang membuatnya mudah untuk
dicegat. Enkripsi yang digunakan oleh SSH menyediakan kerahasiaan dan integritas data melalui
jaringan yang tidak aman seperti internet.

B. Fungsi SSH
Fungsi SSH dapat digunakan untuk menggantikan telnet, rlogin, ftp dan rsh, salah satu fungsi
utamanya adalah untuk menjamin keamanan dalam melakukan transmisi data pada suatu jaringan.
SSH banyak dimanfaatkan oleh berbagai network admin dibeberapa belahan dunia untuk
mengontrol web dan jenis jaringan lainnya seperti WAN.
Fungsi SSH ini sebenarnya adalah dibuat untuk menggantikan protokol sebelumnya yang
dianggap sangat rentan terhadap pencurian data melalui malware berbahaya. Protokol tersebut
antara lain adalah rlogin, telnet dan protokol rsh.
Fungsi lain SSH adalah :
1) Melakukan enkripsi terhadap data yang dikirim,
2) Protokol untuk pertukaran data dalam suatu jaringan,
3) Otentifikasi, mekanisme untuk memastikan pengirim dan penerima adalah benar dan aman
4) Kerahasiaan, memastikan kerahasiaan daya yang dikirim agar hanya diketahui oleh
penerima dan pengirim.

C. Manfaat menggunakan SSH


Manfaat menggunakan akun SSH adalah meningkatkan keamanan data pada komputer Anda
ketika mengakses internet, karena dengan adanya Akun SSH sebagai perantara koneksi internet
Anda, SSH akan memberikan enskripsi pada semua data yang terbaca, baru mengirimkannya ke
server lain.
Selain dapat melakukan enskripsi data, SSH juga memiliki kemampuan melakukan Port
Forwarding yang mana memungkinkan kita mendapatkan manfaat sebagai berikut ini:

1) Melakukan koneksi aplikasi TCP (misalnya : webserver, mail server, FTP server) dengan lebih
secure (aman)
2) Melakukan koneksi dengan membypass (melewati) firewall atau proxy setempat.

Manfaat kedua diatas itulah yang sering dicari oleh para pengguna Internet dan
memanfaatkannya untuk kepentingan akses internet. Dengan menggunakan Akun SSH Kita juga
dapat mengelola VPS untuk dijadikan hosting ataupun fungsionalitas yang lain.
Menggunakan Akun SSH untuk tunneling koneksi internet Anda memang tidak menjamin
meningkatkan speed internet Anda. Namun dengan menggunakan Akun SSH, otomatis IP yang
Anda gunakan akan bersifat statis dan dapat Anda gunakan secara privat dengan catatan hanya
Anda lah user dalam Akun SSH tersebut.
Protocol SSH ini memiliki banyak fungsi, selain fungsi tunneling yang sering kita gunakan,
kita juga bisa menggunakan SSH untuk SFTP, SOCKS4/5 proxy atau bisa juga kita gunakan untuk
mengatur VPS atau hosting milik kita khususnya VPS dengan OS Linux seperti CentOS.Untuk
menggunakan tunneling menggunakan SSH ini kita bisa mengguankan SSH client seperti Bitvise
Tunnelier ataupun Putty untuk sistem operasi Windows.
Untuk mendapatkan akun dan penggunaan dari SSH ini, kita bisa mendapatkan akun SSH
gratis di cjb.net atau jika kita memiliki VPS biasanya pihak penyedia memberikan juga SSH untuk
pengaturan VPS kita.

D. Kegunaan SSH
SSH dirancang untuk menggantikan protokol telnet dan FTP. SSH merupakan produk
serbaguna yang dirancang untuk melakukan banyak hal, yang kebanyakan berupa penciptaan
tunnel antar host. Dua hal penting SSH adalah console login (menggantikan telnet) dan secure
filetransfer (menggantikan FTP), tetapi dengan SSH anda juga memperoleh kemampuan
membentuk source tunnel untuk melewatkan HTTP,FTP,POP3, dan apapun lainnya melalui SSH
tunel.
Public Key Cryptografi (Kriptografi Kunci Publik)
SSH menggunakan metode public-key cryptography untuk mengenkripsi komunikasi antara
dua host, demikian pula untuk autentikasi pemakai. Dengan metode ini, kita akan memerlukan 2
buah kunci berbeda yang digunakan baik untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Dua buah kunci
tersebut masing-masing disebut public key (dipublikasikan ke publik/orang lain) dan private key
(dirahasiakan/hanya pemiliknya yang tahu). Masing masing kunci di atas dapat digunakan untuk
melakukan enkripsi dan dekripsi.

E. Cara kerja SSH

Public/private key yang masing-masing menjadi identitas SSH bagi keduanya.

Langkah-langkah koneksinya adalah sebagai berikut :

# Langkah 1
Client bind pada local port nomor besar dan melakukan koneksi ke port 22 pada server.

# Langkah 2
Client dan server setuju untuk menggunakan sesi SSH tertentu. Hal ini penting karena SSH v.1
dan v.2 tidak kompatibel.

# Langkah 3
Client meminta public key dan host key milik server.

# Langkah 4
Client dan server menyetujui algoritma enkripsi yang akan dipakai (misalnya TripleDES atau
IDEA).

# Langkah 5
Client membentuk suatu session key yang didapat dari client dan mengenkripsinya menggunakan
public key milik server.

# Langkah 6
Server men-decrypt session ky yang didapat dari client, meng-re-encrypt-nya dengan public key
milik client, dan mengirimkannya kembali ke client untuk verifikasi.

# Langkah 7
Pemakai mengotentikasi dirinya ke server di dalam aliran data terenkripsi dalam session key
tersebut. Sampai disini koneksi telah terbentuk, dan client dapat selanjutnya bekerja secara
interaktif pada server atau mentransfer file ke atau dari server. Langkah ketujuh diatas dapat
dilaksanakan dengan berbagai cara (username/password, kerberos, RSA dan lain-lain).

Install dan konfigurasi ssh di debian 8

1. Langkah pertama yang harus sobat lakukan adalah buka Debian di Virtualbox, selanjutnya sobat
harus install paket ssh server, dengan cara ketik apt-get install ssh

Kemudian jika muncul


2. konfirmasi Y/n, sobat bisa ketik Y kemudian Enter

3. Selanjutnya sobat ketikkan perintah ssh root @ localhost berfungsi untuk meremote server via
localhost, jika ada pertanyaan yes/no sobat bisa ketik yes

4. Lalu jika sobat ingin mengubah port pada ssh server, sobat bisa ketik perintah cd / etc / ssh - ls -
pico sshd_config atau pun pico / etc / ssh / ssd_config

5. Sobat bisa ubah Port 22 sesuai yang sobat inginkan, misal 850. Setelah selesai, simpan file dengan
cara CTRL-X, Lalu Y
6. Selanjutnya sobat restar konfigurasi ssh dengan cara ketik /etc/init.d/ssh restart

7. Sekarang sobat bisa coba pengujian untuk Clientnya


- Sebelum itu sobat harus terlebih dahulu memiliki aplikasi bernama Putty . Silakan sobat cari di
google , udah banyak yang share. jangan lupa download dan install.
- Buka aplikasi Putty. yang sudah sobat install tadi
- Sobat masukkan alamat IP Address di kolom Host Name (or IP address) Pada kolom Port,
masukkan Port yang telah dikonfigurasi.
Misal, port tadi diubah menjadi 850, maka di kolom ini sobat masukkan 850, kemudian klik
Open.
4. RADIUS.

RADIUS, adalah sebuah protokol keamanan komputer yang digunakan untuk melakukan
autentikasi, otorisasi, dan pendaftaran akun pengguna secara terpusat untuk mengakses
jaringan. RADIUS didefinisikan didalam RFC 2865 dan RFC 2866, yang pada awalnya
digunakan untuk melakukan autentikasi terhadap akses jaringan jarak jauh (remote)
dengan menggunakan koneksi dial-up.

RADIUS kini telah diimplementasikan untuk melakukan autentikasi terhadap akses


jaringan secara jarak jauh dengan menggunakan koneksi selain dial-up, seperti
halnya Virtual Private Networking (VPN), access point nirkabel, switch Ethernet, dan
perangkat lainnya.
RADIUS mula-mula dikembangkan oleh perusahan Livingston. Pada awal
pengembangannya, RADIUS menggunakan port 1645, yang ternyata bentrok dengan
layanan “datametrics”. Sekarang, port yang dipakai RADIUS adalah port 1812. Berikut
ini adalah RFC (Request For Comment) yang berhubungan dengan RADIUS:

 RFC 2865 : Remote Authentication Dial-In User Service (RADIUS)


 RFC 2866 : RADIUS Accounting
 RFC 2867 : RADIUS Accounting for Tunneling
 RFC 2868 : RADIUS Authentication for Tunneling
 RFC 2869 : RADIUS Extensions
 RFC 3162 : RADIUS over IP6
 RFC 2548 : Microsoft Vendor-Specific RADIUS Attributes

Karakteristik

Beberapa karakteristik dari RADIUS adalah sebagai berikut:

 Berbasis UDP Protocol


 Bisa ditempatkan dimana saja di internet dan dapat membuat autentikasi (PPP,
PAP, CHAP, MS-CHAP, EAP) antara Network Access Server (NAS) dan server itu
sendiri
 RADIUS menggunakan Remote Access Server (RAS) Secure ID untuk membuat
autentikasi yang kuat dalam pengontrolan akses

Struktur paket data RADIUS bisa digambarkan sebagai berikut:

Paket Data RADIUS


Code, memiliki panjang satu oktet dan digunakan untuk membedakan tipe pesan RADIUS
yang dikirimkan pada paket. Kode-kode tersebut (dalam desimal) antara lain:
1. Access-Request
2. Access-Accept
3. Access-Reject
4. Accounting-Request
5.Accounting-Response
11.Access-Challenge
12. Status-Server
13. Status-Client
255. Reserved

Identifier, Memiliki panjang satu oktet dan bertujuan untuk mencocokkan permintaan.

Length, Memiliki panjang dua oktet, memberikan informasi mengenai panjang paket.

Authenticator, Memiliki panjang 16 oktet, digunakan untuk membuktikan balasan dari


RADIUS server, selain itu digunakan juga untuk algoritma password.

Attributes, Berisikan informasi yang dibawa pesan RADIUS. Setiap pesan dapat
membawa satu atau lebih atribut. Contoh atribut RADIUS: nama pengguna, password,
CHAP-password, alamat IP access point (AP), pesan balasan.

Cara Kerja
RADIUS menggunakan konsep AAA (Authentication, Authorization, Accounting).
Konsep tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Aliran Data Pada RADIUS


 Access Reject

User ditolak aksesnya ke semua sumberdaya dalam jaringan. Penyebabnya bisa


termasuk kegagalah untuk menyediakan indentifikasi yang tepat atau nama akun
yang salah/tidak aktif.

 Access Challenge

Permintaan informasi tambahan dari user, seperti password alteernatif, PIN, token
atau kartu.

 Access Accept

User diberikan akses masuk. Begitu User ter-autentifikasi, server RADIUS akan
sering mengecek agar User hanya menggunakan sumberdaya sesuai dengan yang
diminta. Misalnya User hanya boleh mengakses fasilitas hotspot, dan tidak untuk
menggunakan printer. Informasi tentang User dalam database bisa disimpan secara
lokal dalam server RADIUS atau disimpan dalam tempat penyimpanan eksternal
seperti LDAP atau Active Directory

Proses Authentication
Proses autentikasi diperlukan ketika Anda mempunyai kebutuhan untuk membatasi
siapa saja yang diperbolehkan masuk ke dalam jaringan remote access milik Anda.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pengguna yang ingin mengakses sebuah
jaringan secara remote harus diidentifikasi terlebih dahulu. Pengguna yang ingin
masuk ke dalam jaringan pribadi tersebut perlu diketahui terlebih dahulu sebelum
bebas mengakses jaringan tersebut. Pengenalan ini bertujuan untuk mengetahui
apakah pengguna tersebut berhak atau tidak untuk mengakses jaringan.
Analoginya sederhananya adalah seperti rumah Anda. Apabila ada orang yang ingin
berkunjung ke rumah Anda, kali pertama yang akan dilakukan oleh pemilik
rumahnya adalah mengidentifikasi siapa yang ingin datang dan masuk ke dalamnya.
Jika Anda tidak mengenal orang tersebut, bisa saja Anda tolak permintaannya untuk
masuk ke rumah Anda. Namun jika sudah dikenal, maka Anda mungkin akan
langsung mempersilakannya masuk. Demikian juga dengan apa yang dilakukan
oleh perangkat remote access terhadap pengguna yang ingin bergabung ke dalam
jaringan di belakangnya.
Pada umumnya, perangkat remote access telah dilengkapi dengan sebuah daftar
yang berisikan siapa-siapa saja yang berhak masuk ke jaringan di belakangnya.
Metode yang paling umum digunakan untuk mengenali pengakses jaringan adalah
dialog Login dan Password. Metode ini juga didukung oleh banyak komponen
lainnya, seperti metode challenge dan response, messaging support, dan enkripsi,
tergantung pada protokol sekuriti apa yang Anda gunakan.

Proses Authorization

Proses authorization merupakan langkah selanjutnya setelah proses autentikasi


berhasil. Ketika pengguna yang ingin mengakses jaringan Anda telah dikenali dan
termasuk dalam daftar yang diperbolehkan membuka akses, langkah berikutnya
Anda harus memberikan batasan hak-hak apa saja yang akan diterima oleh
pengguna tersebut.
Analogi dari proses ini dapat dimisalkan seperti peraturan-peraturan yang tertempel
di dinding-dinding rumah Anda. Isi dari peraturan tersebut biasanya akan
membatasi para pengunjung agar mereka tidak dapat dengan bebas berkeliling
rumah Anda. Tentu ada bagian yang privasi di rumah Anda, bukan? Misalnya setiap
pengunjung rumah Anda tidak diperbolehkan masuk ke ruang kerja Anda. Atau
setiap pengunjung harus membuka alas kakinya ketika memasuki ruangan ibadah
di rumah Anda. Atau setiap pengunjung hanya diperbolehkan masuk sampai teras
rumah.
Semua itu merupakan peraturan yang dapat dengan bebas Anda buat di rumah Anda.
Begitu juga dengan apa yang terjadi pada proses pengamanan jaringan remote
access Anda. Perlu sekali adanya batasan untuk para pengguna jaringan remote
karena Anda tidak akan pernah tahu siapa yang ingin masuk ke dalam jaringan Anda
tersebut, meskipun telah teridentifikasi dengan benar. Bisa saja orang lain yang
tidak berhak menggunakan username dan password yang bukan miliknya untuk
mendapatkan akses ke jaringan Anda.
Bagaimana untuk membatasi masing-masing pengguna tersebut? Banyak sekali
metode untuk melakukan pembatasan ini, namun yang paling umum digunakan
adalah dengan menggunakan seperangkat atribut khusus yang dirangkai-rangkai
untuk menghasilkan policy tentang hak-hak apa saja yang dapat dilakukan si
pengguna. Atribut-atribut ini kemudian dibandingkan dengan apa yang dicatat di
dalam database.
Setelah dibandingkan dengan informasi yang ada di database, hasilnya akan
dikembalikan lagi kepada fasilitas AAA yang berjalan pada perangkat tersebut.
Berdasarkan hasil ini, perangkat remote access akan memberikan apa yang menjadi
hak dari si pengguna tersebut. Apa saja yang bisa dilakukannya dan apa saja yang
dilarang sudah berlaku dalam tahap ini.
Database yang berfungsi untuk menampung semua informasi ini dapat dibuat
secara lokal di dalam perangkat remote access atau router maupun dalam perangkat
khusus yang biasanya disebut dengan istilah server sekuriti. Di dalam server
sekuriti ini biasanya tidak hanya informasi profil penggunanya saja yang
ditampung, protokol sekuriti juga harus berjalan di sini untuk dapat melayani
permintaan informasi profil dari perangkat-perangkat yang berperan sebagai
kliennya. Pada perangkat inilah nantinya attribute-value (AV) dari pengguna yang
ingin bergabung diterima dan diproses untuk kemudian dikembalikan lagi menjadi
sebuah peraturan oleh fasilitas AAA tersebut.
Metode authorization biasanya dilakukan dalam banyak cara. Bisa dilakukan
dengan cara one-time authorization yang memberikan seluruh hak dari si pengguna
hanya dengan satu kali proses authorization. Atau bisa juga dilakukan per service
authorization yang membuat pengguna harus diotorisasi berkali-kali ketika ingin
menggunakan layanan tertentu. Authorization juga bisa dibuat per pengguna
berdasarkan daftar yang ada di server sekuriti, atau kalau protokolnya mendukung
otorisasi bisa diberlakukan per group pengguna. Selain itu, jika keamanan server
memungkinkan, Anda dapat memberlakukan aturan-aturan otorisasi berdasarkan
sistem pengalamatan IP, IPX, dan banyak lagi
Proses Accounting
Proses accounting dalam layanan koneksi remote access amat sangat
penting, apalagi jika Anda membuat jaringan ini untuk kepentingan komersial.
Dalam proses accounting ini, perangkat remote access atau server sekuriti akan
mengumpulkan informasi seputar berapa lama si pengguna sudah terkoneksi,
billing time (waktu start dan waktu stop) yang telah dilaluinya selama pemakaian,
sampai berapa besar data yang sudah dilewatkan dalam transaksi komunikasi
tersebut. Data dan informasi ini akan berguna sekali untuk pengguna maupun
administratornya. Biasanya informasi ini akan digunakan dalam melakukan proses
auditing, membuat laporan pemakaian, penganalisisan karakteristik jaringan,
pembuatan billing tagihan, dan banyak lagi. Fasilitas accounting pada jaringan
remote access umumnya juga memungkinkan Anda untuk melakukan monitoring
terhadap layanan apa saja yang digunakan oleh pengguna. Dengan demikian,
fasilitas accounting dapat mengetahui seberapa besar resource jaringan yang Anda
gunakan. Ketika fasilitas AAA diaktifkan pada sebuah perangkat jaringan remote
access, perangkat tersebut akan melaporkan setiap transaksi tersebut ke keamanan
server. Tergantung pada protokol sekuriti apa yang Anda gunakan, maka cara
melaporkannya pun berbeda-beda. Setiap record accounting akan mempengaruhi
nilai-nilai atribut dari proses AAA yang lain seperti authentication dan
authorization. Semua informasi yang saling terkait ini kemudian disimpan di
dalam database server sekuriti atau jika memang diperlukan, kumpulan informasi
ini dapat disimpan di server khusus tersendiri. Biasanya server
khusus billing diperlukan jika penggunanya sudah berjumlah sangat banyak.
Berikut ini adalah contoh cara kerja RADIUS:

1) Sebuah Wireless Node (WN) / Supplicant dengan alamat IP 192.168.10.30 dan IP


yang telah terdaftar dalam pemfilteran MAC ADDRESS meminta akses ke wireless
network atau Access Point (AP).
2) Access Point (AP) akan menanyakan identitas Supplicant. Tidak ada trafik data
selain Client yang diperbolehkan sebelum Supplicant terautentikasi. Dalam hal
ini, Access point bukanlah sebuah autentikator, tetapi access point berisi
autentikator.
3) Setelah nama-pengguna dan password dikirim, proses autentikasi dimulai.
Autentikator mengenkapsulasi kembali pesan ke dalam format RADIUS, dan
mengirimnya ke RADIUS server. Selama proses autentikasi, autentikator hanya
menyampaikan paket antara Supplicant dan RADIUS server. Setelah proses
autentikasi selesai, RADIUS server mengirimkan pesan sukses (atau gagal, apabila
proses autentikasinya gagal.) Apabila proses autentikasi
sukses, Supplicant diperbolehkan untuk mengakses wireless LAN dan/atau
internet.
4) Jika nama Supplicant tidak terautentifikasi, maka radius server akan mengirim
pesan gagal. Dan proses authentifikasi tidak berjalan atau gagal.

Contoh Implementasi
RADIUS umumnya digunakan oleh ISP (Internet Service Provider) atau penyedia layanan
Internet untuk melakukan Authentication (pembuktian ke aslian pengguna), Authorize
(mengatur pemberian hak/otoritas) dan Accounting (mencatat penggunaan layanan yang
digunakan).
RADIUS menjalankan sistem administrasi pengguna yang terpusat. Sistem ini akan
mempermudah tugas administrator. Dapat kita bayangkan berapa banyak jumlah
pelanggan yang dimiliki oleh sebuah ISP, dan ditambah lagi dengan penambahan
pelanggan baru dan penghapusan pelanggan yang sudah tidak berlangganan lagi.

Apabila tidak ada suatu sistem administrasi yang terpusat, maka akan merepotkan
administrator dan tidak menutup kemungkinan ISP akan merugi atau pendapatannya
berkurang.

Dengan sistem ini pengguna dapat menggunakan hotspot di tempat yang berbeda-beda
dengan melakukan autentikasi ke sebuah RADIUS server.
5. Certificate Authority.

Certificate Authority (disingkat menjadi CA), adalah sebuah entitas yang mengeluarkan sertifikat
digital yang dapat digunakan oleh pihak-pihak lainnya. Disebut juga sebagai Certification
Authority. Para CA merupakan contoh pihak-pihak yang dapat dipercayai, khususnya dalam
transaksi secara online di Internet. CA merupakan salah satu ciri-ciri dari beberapa ciri-ciri lainnya
dalam skema implementasi public key infrastructure (PKI).

CARA KERJA CA :

1. Digital Encryption = cara untuk mlakukan enkripsi data adalah dg menggunakan


password
2. Public Private Keys = Symmetric key adalah penggunaan “key” yang sama untuk melakukan
enkripsi dan dekripsi
3. Certificate for Identification = identifikasi memastikan koneksi yg terjadi benar

Proses identifikasi meliputi :


1. Pengguna melakukan kontak dengan server tujuan dan meminta sebuah “identity check”.
2. Identity check dimasukkan bersama current date, adanya current date menunjukkan bahwa paket
indentity check yang akan dikirim adalah baru, bukan paket lama, kemudian paket tersebut
dienkripsi dengan menggunakan private key server.

3.Server mengirim ID card kepada pengguna.


4. Pengguna menerima public key server dari Certificate authority dan melakukan dekripsi pada
ID card.

Microsoft Certificate Service = layanan yang memungkinkan untuk menerima request


(permintaan) sertifikat dan issue (pemberian) sertifikat. Certificate Service dapat bertindak sebagai
Certificate Authority sehingga dapat mengimplementasikan infrastruktur public key dari use

Setting Up Certificate Service = Control Panel-Add/Remove Program-OK pada certificate


service-u/ mengaktifkan wizard pilih configure-pilih tipe dari CA-beri nama CA-masukkan folder
u/ mnyimpan informasi ttg sertifikat

Jenis tipe pada CA :

Enterprise Root CA : hanya dapat diinstal pada domain controller, bertindak sebagai ultimate
CA.
Entrerprise Subordinate CA : hanya dapat diinstal pada domain controller, untuk melakukan
issue sertifikat menunggu administrator.

Standalone Root CA : spt Enterprise Root CA namun dapat diinstal pada computer yang bukan
domain controller.

Standalone Subordinate CA : spt Enterprise Subordinate CA namun diinstall pada komp yg


bukan domain controller.

Requesting Certificate = Certificate Service membangun sebuah virtual folder dalam IIS untuk
dapat mengakses certificate interface untuk mengatur request yang masuk.
Isuuing Certificate= Setelah request masuk maka status dari request tersebut adalah pending
request. Melalui Certificate Service Console dapat dilakukan issued certificate, view detail, deny,
validasi tiap request (siapa yang mengajukan request).

Pada dunia digital untuk memastikan identitas, dikenal teknologi namanya digital
signature (tandatangan digital). Tanda tangan digital ini bentuknya bukanlah tanda tangan kita
kemudian discan dan disimpan dalam bentuk digital. Digital signature ini merupakan sebuah kode
unik yang digenerate dengan teknologi cryptography (Public Key Infrastructure). Digital
signature ini dikeluarkan dan diverifikasi oleh Certificate Authority (CA).

Jadi misalnya kita mau mengirim email yang aman ke Mr. Superman. Caranya kita harus meminta
dulu public-key dari Superman. Kemudian email kita enkrip (kodekan) dengan public-key milik
superman. Email yang sudah aman karena sudah dienkripsi (diacak). Jadi bila ditengah jalan ada
yang menyadap email ini, dia tidak akan bisa memahami isi email ini. Email ini hanya bisa dibuka
dengan private-key milik superman. Private-key berbedadengan public key. Private
key disimpan oleh pemilik identitas. Sementara public-key diberikan kepada publik. Public Key
ini biasanya disimpan di CA.

Selain di email, teknologi ini digunakan juga pada web browser, khususnya pada
komunikasi secure http (https). Ketika membuka sebuah halaman https, misalnya halaman
Facebook, maka di belakang layar terjadi proses pertukaran kuci digital. Tujuannya untuk
memastikan bahwa memang betul halaman yang diakses adalah milik Facebook. Bukan Facebook
oplosan, apalagi facebook jadi-jadian. Pada proses ini diperlukan juga CA.

Beberapa contoh CA di dunia menurut W3techs adalah sebagai berikut

Rank Issuer Used Market Share


1 Comodo 8.1 % 40.6 %
2 Symantec 5.2 % 26.0 %
3 GoDady 2.4 % 11.8 %

Dulu kita kenal ada namanya Verisign. Saat ini Verisign telah dibeli Symantec. Setau saya
di Indonesia belum ada sebuah lembaga CA. Sayang sekali padahal membuat CA secara teknologi
tidaklah rumit. Saat ini telah ada beberapa aplikasi open source yang bisa digunakan untuk
membangun CA, diantaranya: EJBCA, OpenCA, OpenSSL, gnoMint, DogTag, XCA, r509
dll. Semoga nanti ada institusi pemerintah maupun swasta yang membaca tulisan ini dan tergerak
untuk mendirikan CA di Indonesia.

6. ROOT CA.

Root CA merupakan amanat dan implementasi dari Peraturan Pemerintah PP Nomor 82 tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
cara kerja root ca :

1. Buat CA root terlebih dahulu

openssl req -config openssl.cnf -new -x509 -subj


'/C=ID/O=TheGeeksLearn/CN=geekslearn.com' -days 999 -key private/rootCA.key -out certs/rootCA.crt

2. Buat CSR ( Certificate Signing Request ) untuk Server dan Client

openssl req -config openssl.cnf -new -subj '/C=ID/O=TheGeeksLearn/CN=geekslearn.com'


-key private/geekslearn.com.key -out csr/geekslearn.com.csr

openssl req -config openssl.cnf -new -subj '/C=ID/O=TheGeeksLearn/CN=Client' -key


private/client.key -out csr/client.csr

3. Buat sertifikat untuk Server dan Client berdasarkan CSR yang sudah dibuat

openssl ca -batch -config openssl.cnf -days 999 -in csr/geekslearn.com.csr -out


certs/geekslearn.com.crt -keyfile private/rootCA.key -cert certs/rootCA.crt -policy
policy_anything

openssl ca -batch -config openssl.cnf -days 999 -in csr/client.csr -out


certs/client.crt -keyfile private/rootCA.key -cert certs/rootCA.crt -policy
policy_anything

4. Export sertifikat Client

openssl pkcs12 -export -passout pass:qwerty -in certs/client.crt -inkey


private/client.key -certfile certs/rootCA.crt -out certs/clientcert.p12

Saya mencoba memasang sertifikat yang telah dibuat pada webserver apache, maka
konfigurasikan webserver seperti berikut
SSLEngine on

SSLCertficateFile /ssl/certs/geekslearn.com.crt

SSLCertficateKeyFile /ssl/private/geekslearn.com.key

SSLCertificateChainFile /ssl/certs/rootCA.crt

SSLCACertficateFile /ssl/certs/rootCA.crt

SSLVerifyClient require

SSLVerifyDepth 10

Kemudian import rootCA.crt dan clientcert.p12 ke browser. Jika sudah maka tinggal membuka
alamat website dengan menggunakan protokol HTTPS. Misalkan https://geekslearn.com, jika
tidak ada error atau warning berarti Root CA yang dibuat sudah benar atau berhasil. Selamat
mencoba dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai