Namun metode ini cukup sulit dikembangkan di SD karena peserta didik pada level sekolah
dasar kemampuan menulisnya masih sangat terbatas, hal ini agak berbeda dengan peserta
didik pada level sekolah menengah atau perguruan tinggi. Karena bagaimanapun juga
menulis autobiografi memerlukan ketekunan, kerajinan, dan kepiawaian dalam membuat
karangan. Namun untuk menambah pemahaman tentang mereka tulisan dalam buku harian
atau biografi cukup berguna untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling, terutama
dalam memahami berbagai pengalaman dalam hidup peserta didik, minat, cita-cita atau
sikapnya terhadap guru, sekolah atau keluarga dan rumahnya
Oleh karena itu, upaya memperoleh data dengan metode autobiografi ini hendaknya dapat
dilakukan dengan sungguh-sungguh, salah satunya dengan membina hubungan yang baik
dengan sumber datayakni peserta didik
Autobiografi dalam bimbingan dan konseling dapat digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data mengenai pribadi masing-masing peserta didik. Melalui autobiografi
inilah peserta didik dapat mengeksplor dirinya dengan baik mengenai riwayat pendidikan,
hubungan dengan keluarga, cita-cita, dan lain sebagainya.
Autobiografi mempunyai dua bentuk yaitu autobiografi yang berstruktur dan autobiografi
yang tidak berstruktur.
a. Autobiografi Berstruktur
Namaku Mita, sekarang umurku 10 tahun dan aku masih kelas 4 SD. Aku sangat membenci
pelajaran matematika karena matematika adalah pelajaran yang sulit dan membingungkan.
Aku paling suka pelajaran ips karena guru ips selalu menjelaskan dengan bercerita yang
membuat pelajaran ips seru. Di pelajaran matematika aku paling tidak suka dengan
pembagian apalagi kalau angkanya banyak karena itu sangat membingungkan. Itu sebabnya
nilai matematika ku selalu merah karena aku tidak mengerti pelajaran matematika tapi aku
malu untuk bertanya pada ibu guru dan teman-temanku.
Dari contoh diatas diharapkan seorang guru atau pembimbing bisa membantu peserta didik
dalam mengatasi masalah yang dialaminya dengan mencari penyelesaian misalnya dengan
mengkomunikasikan kesulitan yang dialami peserta didik tersebut dalam pelajaran
matematika kemudian aktif menanyakan apakah ia sudah mengerti materi yang dijelaskan.
Perlu juga untuk mengkomunikasikan masalah tersebut dengan orang tua peserta didik
sehingga orang tua dari peserta didik bisa Bersama-sama dengan guru untuk menyelesaikan
masalah yang dialami peserta didik tersebut.