Disusun oleh:
Kelompok 3
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Karakterstik dan Tantangan Guru dalam Pembelajaran Abad Ke-
21” ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Husniati, M.Pd. dan Dyah Indraswati,
M.Pd pada bidang studi Profesi Kepedidikan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
3.1 Kesimpulan..................................................................................................18
3.2 Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
efektif dengan orang tua murid untuk mendukung pengembangan
sekolah (Hargreavas, 1997,2000; Darling, 2006).
Peranan guru sangat penting dan merupakan salah satu kunci utama
keberhasilanpembangunan pendidikan. Sejalan dengan era globalisasi,
ilmu pengetahuan dan teknologi yangberkembang sangat cepat dan
makin canggih, dengan peran yang makin luas maka diperlukanguru
yang mempunyai karakter. Berawal dari proses pendidikan guru, yang
nantinya akanmenghasilkan tenaga guru yang profesional dan
berkarakter.
Pada abad 21 nanti, ketika profesionalisme guru menjadi prasyarat
utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional maka hal-
hal yang berkait dengan upaya peningkatankualitas guru harus sudah
bisa diklarifikasi. Dengan kata lain pada abad 21 sistem
kesejahteraanguru di Indonesia haruslah dapat ditangani secara lebih
baik sehingga benar-benar sebandingdengan beratnya tantangan serta
kompleksnya tugas, begitu pula sistem pengadaan, pengelolaan,dan
pengembangan karir guru harus ditangani secara baik pula sehingga
dapat memotivasi guruuntuk berperilaku secara profesional demi
mewujudkan para guru abad 21 .
2
1.3 Tujuan penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan utamanya untuk
mencerdaskan bangsa dalam semua aspek
5
dan mempertanggungjawabkan pengelolaan secara profesional kepada
stakeholder. Sekolah dituntut berkompetisi memperoleh sumber dana
terutama dari pemerintah. Sekolah yang menyediakan ‘produk’ yang
laku di pasar dinilai lebih layak untuk berkembang, sedangkan sekolah
yang menyediakan ‘produk’ yang tidak laku akan ditinggalkan. Oleh
sebab itu, sekolah dan guru dituntut selalu memonitor kinerja sekolah
untuk mengetahui mutu layanan pendidikan dan menunjukan nilai
tambah yang dicapai siswa-siswanya.
6
banyak siswa yang merasa sekolah itu membosankan. Mereka lebih
menyukai hal baru dengan belajar sendiri menggunakan berbagai
aplikasi yang ada.
Kini, guru tidak mungkin mampu bersaing dengan mesin dalam hal
melaksanakan pekerjaan hapalan, hitungan, hingga pencarian sumber
informasi. Mesin jauh lebih cerdas, berpengetahuan, dan efektif
dibandingkan kita karena tidak pernah lelah melaksanakan tugasnya.
Karena itu, fungsi guru “bergeser” lebih mengajarkan nilai-nilai, etika,
budaya, kebijaksanaan, pengalaman, karena nilai-nilai itulah yang tidak
dapat diajarkan oleh mesin pencari.
Harus diakui dalam maraknya arus informasi pada masa kini, guru
bukan lagi satu-satunya sumber informasi tetapi merupakan salah satu
sumber informasi. Meskipun demikian,perannya di dalam proses
pendidikan masih tetap diperlukan, khususnya yang berkenaan
dengansentuhan-sentuhan psikologis dan edukatif terhadap anak didik.
Oleh karena itu, pada hakekatnyaguru itu dibutuhkan oleh setiap orang
dan semua orang sangat mengharapkan kehadiran citra guruyang ideal
di dalam dirinya. Untuk itu, guru akan lebih tetap berperan sebagai
pendidik sekaligus berperan sebagai manager atau fasilitator
7
pendidikan, sehingga guru harus sanggupmerencanakan, melaksanakan
dan mengawasi sumber daya pendidikan agar supaya peserta didikdapat
belajar secara produktif.
8
1. Sikap keinginan untuk mewujudkan kinerja ideal
2. Sikap memelihara citra profesi
3. Sikap selalu ada keinginan untuk mengejar kesempatan-
kesempatan profesionalisme.
4. Sikap mental selalu ingin mengejar kualitas cita-cita profesi
5. Sikap mental yang mempunyai kebanggaan profesi
9
3. Kreatifitas dan Keingintahuan Intelektual
Pembelajaran yang Dilakukan guru berlangsung monoton
selama ini salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kreatifitas dan
keingintahuan intelektual guru. Dia mengajar hanya bermodalkan teori
keguruan yangiaperoleh sekian puluh tahun yang lalu. Kecakapan
kreatifitas dan keingintahuan intelektual tersebut mencakup:
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan
baru kepada yang lain; bersi-kap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda.
10
mempunyai kemampuan dalam menyusun, mengungkapkan,
menganalisa, dan menyelesaikan masalah dengan baik.
8. Pengarahan Pribadi
Sebagai guru tentu setiap harinya menghadapi siswa yang
prilakunya bermacam-macam,oleh karena itu guru dituntut kemampuan
dalam memonitor pemahaman diri dan mempelajari kebutuhan yang
diperlukan dalam pembelajaran, menemukan sumber-sumber belajar
yang tepat, serta mentransfer pembelajaran dari satu bidang ke bidang
lainnya.
9. Tanggung Jawab Sosial
Orang tua/masyarakat menyekolahkan anaknya di suatu
sekolah mempunyai harapan agar anaknya berubah, baik dari
segiprilaku maupun kecakapan kompetensinya. Oleh sebab itu sebagai
seorang yang dituntut mempunyai kompetensi sosial, maka tanggung
jawab dalam bertindak guru harus mengutamakan kepentingan
masyarakat yang lebih besar, menunjukkan perilaku etis secara pribadi,
pada tempat kerja, dan hubungan antar masyarakat.
1. Kompetensi Pedagogik
11
Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus mampu
melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan
aspek-aspek yang diamati, yaitu:
2. Kompetensi Kepribadian
12
Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkembang
melalui proses pembelajaran.
3. Kompetensi Sosial
13
Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi,
bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang
menyenangkan. Kriteria kinerja guru dalam kaitannya dengan
kompetensi sosial disajikan berikut ini.
4. Kompetensi Profesional
14
Karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan
multimedia, sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar
sambil mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai kontek
materinya.
15
pembelajaran, mampu memanfaatkan media dan teknologi baru dalam
pembelajaran, dan tetap menerapkan nilai-nilai untuk pembentukan
kepribadian dan akhlak yang baik.
Pembelajaran abad ke-21 memiliki Tujuan utama yakni membangun
kemampuan belajar peserta didik dan mendukung perkembangan
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat, aktif, mandiri. Peran
penting seorangguru abad ke-21 sebagai role model untuk
kepercayaan, keterbukaan, ketekunan dan komitmen bagi siswanya
dalam menghadapi ketidakpastian di abadke-21.
Maka peran guru abad 21 dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yakni
sudut pandang (1) aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, (2)
diri pribadi, serta (3) psikologis.
a) Pekerja sosial.
b) Pelajar dan ilmuwan.
c) Wakil orang tua siswa.
d) Model keteladanan.
e) Pemberi keselamatan bagi peserta didik.
16
b) Seniman dalam hubungan antar manusia.
c) Pembentuk kelompok.
d) Inovator.
e) Petugas kesehatan mental
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan IPTEK yang pesat di abad 21 salah satunya berimbas
pada dunia pendidikan, khususnya pada pendidikan di Indonesia. Salah satu
komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks
pendidikan mempunyai peranan yang besar karena guru berada dibarisan
terdepan dalam pelaksanaan pendidikan dan berhadapan langsung dengan
peserta didik. Untuk mengikuti arus perkembangan IPTEK yang semakin
maju, hal ini mendorong sistem pendidikan di Indonesia mengalami banyak
perubahan. Pada awalnya, dalam kegiatan pembelajaran tugas utama seorang
guru adalah mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, sehingga
guru dianggap sebagai sumber utama dalam belajar. Sedangkan di abad 21
ini, guru hanya sebagai fasilitator dengan memberi bahan materi mentah,
Dengan adanya perkembangan IPTEK yang semakin maju, guru dituntut
untuk mampu berinovasi dan berkreasi dalam kegiatan pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi yang ada untuk mempermudah kegiatan
pembelajaran tersebut.
3.2 Saran
3.3 guru sebagai komponen
3.4 utama dalam kegiatan pembelajaran memiliki peran penting dalam
proses peningkatan kualitas
3.5 pendidikan di Indonesia. Guru dituntut mampu untuk
mengembangkan serta menciptakan cara
3.6 mengajar yang baru agar peserta didik tidak merasa bosan dengan
metode pembelajaran yang
3.7 itu-itu saja. Misalnya, dengan smartphone guru dapat membuat
grup diskusi melalui aplikasi
3.8 chatting sehingga antara guru dan peserta didik dapat lebih mudah
berkomunikasi selain di ruang
3.9 kelas. Dengan begitu akan lebih efektif karena kegiatan belajar
mengajar antara guru dan peserta
18
3.10 didik dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Selain itu, semakin
berkembangnya teknologi yang
3.11 semakin lama mampu menggantikan peran guru sebagai sumber
utama dalam memberikan ilmu
3.12 pengetahuan. Dengan begitu, guru seharusnya dapat lebih
menekankan ajaran nilai-nilai etika,
3.13 budaya, kebijaksanaan, pengalaman, karena nilai-nilai itulah yang
tidak dapat diajarkan oleh
3.14 mesin pencari.
3.15 guru sebagai komponen
3.16 utama dalam kegiatan pembelajaran memiliki peran penting dalam
proses peningkatan kualitas
3.17 pendidikan di Indonesia. Guru dituntut mampu untuk
mengembangkan serta menciptakan cara
3.18 mengajar yang baru agar peserta didik tidak merasa bosan dengan
metode pembelajaran yang
3.19 itu-itu saja. Misalnya, dengan smartphone guru dapat membuat
grup diskusi melalui aplikasi
3.20 chatting sehingga antara guru dan peserta didik dapat lebih mudah
berkomunikasi selain di ruang
3.21 kelas. Dengan begitu akan lebih efektif karena kegiatan belajar
mengajar antara guru dan peserta
3.22 didik dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Selain itu, semakin
berkembangnya teknologi yang
3.23 semakin lama mampu menggantikan peran guru sebagai sumber
utama dalam memberikan ilmu
3.24 pengetahuan. Dengan begitu, guru seharusnya dapat lebih
menekankan ajaran nilai-nilai etika,
3.25 budaya, kebijaksanaan, pengalaman, karena nilai-nilai itulah yang
tidak dapat diajarkan oleh
3.26 mesin pencari.
3.27 Di abad 21 ini, perkembangan IPTEK berpengaruh terhadap
kegiatan pendidikan di
3.28 Indonesia. Adanya teknologi yang semakin canggih seharusnya dapat
dimanfaatkan dengan baik
3.29 untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
Maka, guru sebagai komponen
3.30 utama dalam kegiatan pembelajaran memiliki peran penting dalam
proses peningkatan kualitas
3.31 pendidikan di Indonesia. Guru dituntut mampu untuk
mengembangkan serta menciptakan cara
3.32 mengajar yang baru agar peserta didik tidak merasa bosan dengan
metode pembelajaran yang
19
3.33 itu-itu saja. Misalnya, dengan smartphone guru dapat membuat
grup diskusi melalui aplikasi
3.34 chatting sehingga antara guru dan peserta didik dapat lebih mudah
berkomunikasi selain di ruang
3.35 kelas. Dengan begitu akan lebih efektif karena kegiatan belajar
mengajar antara guru dan peserta
3.36 didik dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Selain itu, semakin
berkembangnya teknologi yang
3.37 semakin lama mampu menggantikan peran guru sebagai sumber
utama dalam memberikan ilmu
3.38 pengetahuan. Dengan begitu, guru seharusnya dapat lebih
menekankan ajaran nilai-nilai etika,
3.39 budaya, kebijaksanaan, pengalaman, karena nilai-nilai itulah yang
tidak dapat diajarkan oleh
3.40 mesin pencari.
3.41 pembelajaran yang dilakukan
3.42 oleh guru di kelas tidak lagi hanya berfokus kepada teori,
tetapi juga harus mengaitkannya
3.43 kepada kejadian nyata yang terjadi di masyarakat. Sehingga siswa
tidak lagi hanya mempelajari
3.44 teori yang abstrak, melainkan mereka juga dapat mempraktekkannya
di dalam kehidupan sehari-
3.45 hari. Hal ini juga yang nantinya akan mampu meningkatkan motivasi
para siswa, karena siswa
3.46 menganggap hal yang mereka pelajari di sekolah akan bermanfaat
bagi dirinya di kehidupan
3.47 bermasyarakat.
3.48 pembelajaran yang dilakukan
3.49 oleh guru di kelas tidak lagi hanya berfokus kepada teori,
tetapi juga harus mengaitkannya
3.50 kepada kejadian nyata yang terjadi di masyarakat. Sehingga siswa
tidak lagi hanya mempelajari
3.51 teori yang abstrak, melainkan mereka juga dapat mempraktekkannya
di dalam kehidupan sehari-
3.52 hari. Hal ini juga yang nantinya akan mampu meningkatkan motivasi
para siswa, karena siswa
3.53 menganggap hal yang mereka pelajari di sekolah akan bermanfaat
bagi dirinya di kehidupan
3.54 bermasyarakat.
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas tidak lagi hanya
berfokus kepada teori, tetapi juga harus mengaitkannya kepada kejadian nyata
yang terjadi di masyarakat. Sehingga siswa tidak lagi hanya mempelajari teori
20
yang abstrak, melainkan mereka juga dapat mempraktekkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini juga yang nantinya akan mampu meningkatkan
motivasi para siswa, karena siswa menganggap hal yang mereka pelajari di
sekolah akan bermanfaat bagi dirinya di kehidupan bermasyarakat.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Sole, F. B., & Anggraeni, D. M. (2018). Inovasi Pembelajaran Elektronik dan
Tantangan Guru Abad 21. Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu
Pendidikan: E-Saintika, 2(1), 10–18. https://doi.org/10.36312/e-
saintika.v2i1.79. (diakses 20 maret 2022).
Suparlan, 2008, Menjadi Guru Efektif, Jakarta: Hikayat Publishing.
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yamin, Jarvis Via. 2007. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP.
Jakarta : Gaung Persada Press
23