Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KARKTERSTIK DAN TANTANGAN GURU DALAM


PEMBELAJARAN ABAD KE-21

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan


Dosen pengampu : Husniati, M.Pd. dan Dyah Indraswati, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 3

1. BAIQ JULIAR PUSPITA E1E021067


2. CAFRIE HAKIM E1E021071
3. DIAN FAZIRA E1E021076
4. ERNI YULIDA E1E021082
5. FANI SULASTRI E1E021083
6. GILANG FASTIAN HAJIJI E1E216068
7. HUURUN IIN SAKILA E1E021092
8. ISFAWANI KELANDIA E1E021095

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Karakterstik dan Tantangan Guru dalam Pembelajaran Abad Ke-
21” ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Husniati, M.Pd. dan Dyah Indraswati,
M.Pd pada bidang studi Profesi Kepedidikan. 

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Husniati, M.Pd. dan Dyah


Indraswati, M. ,selaku dosen  Profesi Kepedidikan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami  tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami  nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Mataram,19 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan penulisan...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................4

2.1 Keberadaan guru diabad ke-21......................................................................4

2.2 Tantangan guru abad ke-21...........................................................................6

2.3 Karakteristik dan ciri-ciri guru abad 21........................................................7

2.4 Kecakapan utama yang harus dimiliki guru abad 21....................................9

2.5 Keterampilan yang harus dikuasai oleh guru abad 21.................................11

2.6 Pentingnya peranan guru abad 21...............................................................15

BAB III PENUTUP..................................................................................................18

3.1 Kesimpulan..................................................................................................18

3.2 Saran............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di abad 21 telah terjadi transformasi besar pada aspek sosial,


ekonomi, politik dan budaya (Hargreaves, 1997, 2000) yang didorong
oleh empat kekuatan besar yang saling terkait yaitu kemajuan ilmu dan
teknologi, perubahan demograsi, globalisasi dan lingkungan (Mulford,
2008).
Sebagai contoh, kemajuan teknologi komunikasi dan biaya transportasi
yang semakin murah telah memicu globalisasi dan menciptakan
ekonomi global, komunitas global, dan juga budaya global. Masyarakat
industrial berubah menjadi masyarakat pengetahuan (Beare, 2001).
Perubahan lingkungan misalnya pemanasan global telah berdampak
pada kebutuhan peningkatan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat
terhadap lingkungan. Kekuatan-kekuatan ini juga berdampak pada
dunia pendidikan khususnya persekolahan (Mulford, 2008).
Perubahan lingkungan sekolah dan juga pendekatan ekonomi pasar
dalam persekolahan tersebut berimplikasi pada berkembangnya tuntutan
profesionalitas guru. Guru profesional abad 21 bukanlah guru yang
sekedar mampu mengajar dengan baik. Guru profesional abad 21 adalah
guru yang mampu menjadi pembelajar sepanjang karir untuk
peningkatan keefekfifan proses pembelajaran siswa seiring dengan
perkembangan lingkungan; mampu bekerja dengan, belajar dari, dan
mengajar kolega sebagai upaya menghadapi kompleksitas tantangan
sekolah dan pengajaran; mengajar berlandaskan standar profesional
mengajar untuk menjamin mutu pembelajaran; serta memiliki
berkomunikasi baik langsung maupun menggunakan teknologi secara

1
efektif dengan orang tua murid untuk mendukung pengembangan
sekolah (Hargreavas, 1997,2000; Darling, 2006).
Peranan guru sangat penting dan merupakan salah satu kunci utama
keberhasilanpembangunan pendidikan. Sejalan dengan era globalisasi,
ilmu pengetahuan dan teknologi yangberkembang sangat cepat dan
makin canggih, dengan peran yang makin luas maka diperlukanguru
yang mempunyai karakter. Berawal dari proses pendidikan guru, yang
nantinya akanmenghasilkan tenaga guru yang profesional dan
berkarakter.
Pada abad 21 nanti, ketika profesionalisme guru menjadi prasyarat
utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional maka hal-
hal yang berkait dengan upaya peningkatankualitas guru harus sudah
bisa diklarifikasi. Dengan kata lain pada abad 21 sistem
kesejahteraanguru di Indonesia haruslah dapat ditangani secara lebih
baik sehingga benar-benar sebandingdengan beratnya tantangan serta
kompleksnya tugas, begitu pula sistem pengadaan, pengelolaan,dan
pengembangan karir guru harus ditangani secara baik pula sehingga
dapat memotivasi guruuntuk berperilaku secara profesional demi
mewujudkan para guru abad 21 .

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana keberadaan guru diabad ke-21 ini?


2. Bagaimana tantangan guru abad ke-21?
3. Bagaimana karakteristik dan ciri-ciri guru abad 21 ?
4. Apa sajakah kecakapan utama yang harus dimiliki guru abad 21 ?
5. Apa sajakah keterampilan yang harus dimiliki guru abad 21 ?
6. Bagaimana peranan guru abad 21 ?

2
1.3 Tujuan penulisan

1. Memahami bagaimana keberadaan guru diabad ke-21.


2. Mengetahui tantangan guru abad ke-21.
3. Mengetahui apa saja karakteristik dan ciri-ciri guru pembelajaran
abad 21.
4. Mengetahui kecakapan utama yang harus dimiliki guru DALAM
pembelajaran abad 21.
5. Memahami keterampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam
pembelajaran abad 21.
6. Dapat memahami pentingnya peranan guru abad 21.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keberadaan guru diabad ke-21

a Pengertian profesi guru


Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6,
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dengan kata lain,
dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik.
Suparlan dalam bukunya yang berjudul ―Menjadi Guru Efektif‖,
mengungkapkan hal yang berbeda tentang pengertian guru. Menurut
Suparlan (2008: 12), guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya
terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua
aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun
aspek lainnya. Namun, Suparlan (2008: 13) juga menambahkan bahwa
secara legal formal, guru adalah seseorang yang memperoleh surat
keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk
mengajar.
Selanjutnya Kata profesi idientik dengan kata keahlian. Jarvis via
Yamin (2007: 3) mengartikan seseorang yang melakukan tugas profesi
juga sebagai seorang ahli (expert). Pada sisi lain, profesi mempunyai
pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian,
kemampuan, teknik, dan prosedur berdasarkan intelektualitas.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI (2005: 897),
kata profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
Menurut Uno (2008: 15), guru merupakan suatu profesi, yang berarti
suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan.
Dari pengertian diatas dapat dapat disimpulkan profesi guru adalah
seseorang yang telah memperoleh surat keputusan (SK) baik dari pihak
swasta atau pemerintah untuk menggeluti profesi yang memerlukan
keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk mengajar dan mendidik
siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

4
pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan utamanya untuk
mencerdaskan bangsa dalam semua aspek

b Profesi guru pada abad ke-21

Pada abad 21, manusia mengalami perkembangan ilmu


pengetahuan dalam segala bidang. Salah satu yang paling menonjol
adalah bidang informasi dan komunikasi. Hal ini seolah membuat dunia
semakin sempat karena segala informasi dari penjuru dunia mampu
diakses dengan instant dan cepat oleh siapapun dan dimanapun. Di sisi
lain pada abad 21 ini permasalahan yang dihadapi manusia semakin
kompleks, seperti pemanasan global, krisis ekonomi global, terorisme,
rasisme, drug abuse, human trafficking, rendahnya kesadaran
multikultural, kesenjangan mutu pendidikan, dan lain sebagainya. Era
ini juga ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di berbagai
bidang antar negara dan antar bangsa. Keseluruhan hal tersebut
mengisyaratkan bahwa pada abad 21 ini dibutuhkan persiapan yang
matang dan mantap baik konsep maupun penerapan untuk membentuk
sumber daya manusia yang unggul. Untuk itu, lembaga pendidikan dan
guru sebagai unsur yang paling dominan memiliki peran yang tidak
ringan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia pada abad 21.

Guru pada abad 21 ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap


perkembangan informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi
informasi telah meningkatkan fleksibelitas dalam pemerolehan ilmu
pengetahuan bagi setiap individu baik guru maupun siswa.
Konsekuensinya, guru dituntut mampu mengembangkan pendekatan
dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
lingkungan. Selain itu, tersedia pula informasi yang melimpah
mengenai pendidikan. Kondisi ini meningkatkan alternatif pilihan
pendidikan bagi orang tua dan masyarakat. Hal ini berimbas pada
peningkatan tuntutan mutu pendidikan oleh masyarakat.

Pada abad 21 sekolah diperlakukan layaknya perusahaan yang


menyediakan produk (pembelajaran) kepada konsumen (siswa dan
orang tua). Sekolah harus ‘menjual diri mereka’, menemukan ‘tempat’
di pasar dan berkompetisi. Sekolah diperlakukan sebagai perusahaan
yang berdiri sendiri, memiliki kewenangan mengelola secara mandiri

5
dan mempertanggungjawabkan pengelolaan secara profesional kepada
stakeholder. Sekolah dituntut berkompetisi memperoleh sumber dana
terutama dari pemerintah. Sekolah yang menyediakan ‘produk’ yang
laku di pasar dinilai lebih layak untuk berkembang, sedangkan sekolah
yang menyediakan ‘produk’ yang tidak laku akan ditinggalkan. Oleh
sebab itu, sekolah dan guru dituntut selalu memonitor kinerja sekolah
untuk mengetahui mutu layanan pendidikan dan menunjukan nilai
tambah yang dicapai siswa-siswanya.

Perubahan lingkungan sekolah dan pendekatan ekonomi pasar dalam


persekolahan tersebut berimplikasi pada berkembangnya tuntutan
profesionalitas guru. Kompetensi guru abad 21 merupakan Guru
profesional abad 21 harus mampu menjadi pembelajar sepanjang karir
untuk peningkatan efektifitas proses pembelajaran siswa seiring dengan
perkembangan lingkungan. Guru abad 21 mengajar berlandaskan
standar profesional mengajar untuk menjamin mutu pembelajaran dan
memiliki komunikasi baik langsung maupun menggunakan teknologi
secara efektif dengan orang tua siswa untuk mendukung pengembangan
sekolah.

2.2 Tantangan guru abad ke-21

Di abad ke-21 ini guru mendapat tantangan seperti


menghadapi siswa yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang lebih
kompleks dan sulit, dan juga tuntutan capaian kemampuan berfikir
siswa yang lebih tinggi. Maka dari itu, dibutuhkan guru yang mampu
bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan
bertindak. Guru dituntut harus mengembangkan dirinya terus menerus,
jangan hanya mengikuti yang sudah ada saja. Setiap harinya harus ada
sesuatu hal yang baru dalam belajar mengajar, jangan semata-mata
hanya menjelaskan materi diikuti ceramah ataupun mengerjakan LKS
dan diakhiri dengan hanya memberikan paraf tanpa melihat jawaban
para siswanya. Guru harus berinovasi di setiap kegiatan mengajarnya,
dan harus terus menambah wawasannya dengan banyak membaca buku
maupun informasi dari internet.
Saat ini sudah banyak sumber bacaan yang mudah didapat oleh para
siswa dari internet. Hal ini membuat siswa lebih sering mencari ilmu
baru lewat internet dibandingkan bertanya langsung kepada guru,
sehingga ini dapat menimbulkan kurangnya interaksi antara siswa dan
guru pada saat keadaan belajar mengajar berlangsung. Dengan begitu

6
banyak siswa yang merasa sekolah itu membosankan. Mereka lebih
menyukai hal baru dengan belajar sendiri menggunakan berbagai
aplikasi yang ada. 
Kini, guru tidak mungkin mampu bersaing dengan mesin dalam hal
melaksanakan pekerjaan hapalan, hitungan, hingga pencarian sumber
informasi. Mesin jauh lebih cerdas, berpengetahuan, dan efektif
dibandingkan kita karena tidak pernah lelah melaksanakan tugasnya.
Karena itu, fungsi guru “bergeser” lebih mengajarkan nilai-nilai, etika,
budaya, kebijaksanaan, pengalaman, karena nilai-nilai itulah yang tidak
dapat diajarkan oleh mesin pencari. 

Dengan begitu guru dapat lebih menekankan ajaran nilai-nilai moral


untuk menciptakan siswa yang berkarakter, sehingga ilmu yang sudah
dimiliki tidak terbuang sia-sia. Seperti yang disampaikan oleh (Waskito
dan Nadiroh 2019), salah satu pendidikan yang penting dalam
membangun peradaban yang baik di suatu negara ialah pendidikan
karakter. Maka dari itu, dengan ilmu pengetahuan dan wawasan luas
yang dimiliki siswa, ditambah kuatnya karakter baik yang tertanam,
tentunya akan menjadi modal Indonesia untuk memiliki Sumber Daya
Manusia yang berkualitas di masa depan. Hal ini sesuai dengan inti dari
pembelajaran abad 21, yakni menjadikan siswa memiliki kemampuan
4C (critichal thinking, creativity, collaboration & communicatin). 

2.3 Karakteristik dan ciri-ciri guru abad 21

Perubahan paradigma pendidikan tidak dapat dilepaskan dari


peran guru karenaberbagai informasi terkini senantiasa mengalir kepada
siswa atas kerja keras yang dilakukannya.Bahwa di luar itu ada media
lain yang membantu siswa bukan berarti peran guru harus ditiadakan.

Harus diakui dalam maraknya arus informasi pada masa kini, guru
bukan lagi satu-satunya sumber informasi tetapi merupakan salah satu
sumber informasi. Meskipun demikian,perannya di dalam proses
pendidikan masih tetap diperlukan, khususnya yang berkenaan
dengansentuhan-sentuhan psikologis dan edukatif terhadap anak didik.
Oleh karena itu, pada hakekatnyaguru itu dibutuhkan oleh setiap orang
dan semua orang sangat mengharapkan kehadiran citra guruyang ideal
di dalam dirinya. Untuk itu, guru akan lebih tetap berperan sebagai
pendidik sekaligus berperan sebagai manager atau fasilitator

7
pendidikan, sehingga guru harus sanggupmerencanakan, melaksanakan
dan mengawasi sumber daya pendidikan agar supaya peserta didikdapat
belajar secara produktif.

Menghadapi tantangan abad 21, diperlukan guru yang benar-


benar profesional. Tilaar (1998) memberikan 9 ciri-ciri agar seorang
guru terkelompok ke dalam guru yang profesional.Masing-masing
adalah :

1. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang


2. Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik
3. Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat
4. Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan
5. Menguasai subjek (kandungan kurikulum)
6. Mahir dan berketrampilan dalam pedagogi (pengajaran &
pembelajaran)
7. Memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi mereka
8. Memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology)
9. Memiliki kemahiran konseling

H.Muhammad Surya, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI,


mengemukakan ada sembilan karakteristik citra guru yang diidealkan.
Masing- masing adalah guru yang :

1. Memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan


dan ketaqwaan yangmantap.
2. Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan
dengan tuntutan lingkungandan perkembangan iptek.
3. Mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain
4. Memiliki etos kerja yang kuat
5. Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir
6. Berjiwa profesionalitas tinggi
7. Memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan nonmaterial
8. Memiliki wawasan masa depan
9. Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu

Untuk dapat berperilaku profesional dalam mengemban tugas


dan menjalankan profesimaka terdapat 5 faktor yang harus senantiasa
diperhatikan, yaitu :

8
1. Sikap keinginan untuk mewujudkan kinerja ideal
2. Sikap memelihara citra profesi
3. Sikap selalu ada keinginan untuk mengejar kesempatan-
kesempatan profesionalisme.
4. Sikap mental selalu ingin mengejar kualitas cita-cita profesi
5. Sikap mental yang mempunyai kebanggaan profesi

Kelima faktor sikap mental ini memungkinkan profesionalisme guru


menjadiberkembang.Karakter ideal serta perilaku profesional tersebut
tidak mungkin dapat dicapai apabiladi dalam menjalankan profesinya
sang guru tidak didasarkan pada panggilan jiwa.

2.4 Kecakapan utama yang harus dimiliki guru abad 21

Sesuai dengan Undang-udang, guru dan dosen harus


mempunyai berbagai kompetensi, diantaranya adalah kompetensi
paedagogik, kompetensi akademik, kompetensi social, dan kompetensi
kepribadian. Disamping empat kompetensi tersebut dalam membantu
para siswa beradaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi di abad
ke 21 ini guru juga harus mempunyai kecakapan utama yang meliputi:

1. Akuntabilitas dan Kemampuan beradaptasi


Sebagai seorang yang dapat digugu dan ditiru apapun yang
dikerjakan dan diucapkan harus dapat dipercaya oleh orang lain. Dalam
menjalankan tanggung jawab pribadi mempunyai fleksibilitas secara
pribadi, pada tempat kerja, maupun dalam hubungan dengan
masyarakat sekitarnya. Disamping itu guru harus mampumenetapkan
dalam mencapai standar dan tujuan yang tinggi baik untuk dirinya
sendiri maupun untuk orang lain, dan yang tidak kalah pentingnya guru
juga harus mampu memaklumi kerancuan yang dilakukan oleh anak
didiknya.
2. Kecakapan Berkomunikasi
Kecakapan yang ke dua ini sangat penting bagi guru,
betapapun pintarnya seorang guru jika tidak mempunyai kecakapan ini
maka tidak akan mampu mentransfer ilmu kepada anak didiknya.
Kecakapan ini meliputi: memahami, mengelola, dan menciptakan
komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi baik secara
lisan, tulisan, maupun menggunakan multimedia.

9
3. Kreatifitas dan Keingintahuan Intelektual
Pembelajaran yang Dilakukan guru berlangsung monoton
selama ini salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kreatifitas dan
keingintahuan intelektual guru. Dia mengajar hanya bermodalkan teori
keguruan yangiaperoleh sekian puluh tahun yang lalu. Kecakapan
kreatifitas dan keingintahuan intelektual tersebut mencakup:
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan
baru kepada yang lain; bersi-kap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda.

4. Kritis dan Berpikir dalam Sistem

Kecakapan berpikir kritis merupakan proses berpikir


danbertindak berdasarkan fakta yang telah ada, apapun yang akan
dilakukan dimulai dari identifikasi terhadap kemungkinan-
kemungkinan yang akan timbul dari suatu perbuatan tersebut, berusaha
untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan
membuat pilihan yang rumit serta selalu memahami dan menjalin
interkoneksi antara sistem.

5. Melek Informasi dan Media

Agar proses pembelajaran yang dilakukan guru dikelas


menarik dan menantang maka, di era globalisasi dan tanpa batas seperti
sekarang ini guru harus mampu menganalisa, mengakses, mengelola,
mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam
berbagai bentuk dan media

6. kecakapan Hubungan Antar Pribadi dan Kerjasama

Sebagai makhluk social yang hidup di tengah-tengah


masyarakat guru juga dituntut harus mampu menunjukkan kerjasama
berkelompok dan kepemimpinan, mampu beradaptasi dalam berbagai
peran dan tanggungjawab, mampu bekerja secara produktif dengan
yang lain, mampu menempatkan empati pada tempatnya, serta mampu
menghormati perspektif yang berbeda dengan pendiriannya

7. Identifikasi masalah, Penjabaran, dan Solusi


Dalam menghadapi masalah sekecil apapun guru tidak boleh
ceroboh dalam menanggapinya, oleh sebab itu guru dituntut untuk

10
mempunyai kemampuan dalam menyusun, mengungkapkan,
menganalisa, dan menyelesaikan masalah dengan baik.
8. Pengarahan Pribadi
Sebagai guru tentu setiap harinya menghadapi siswa yang
prilakunya bermacam-macam,oleh karena itu guru dituntut kemampuan
dalam memonitor pemahaman diri dan mempelajari kebutuhan yang
diperlukan dalam pembelajaran, menemukan sumber-sumber belajar
yang tepat, serta mentransfer pembelajaran dari satu bidang ke bidang
lainnya.
9. Tanggung Jawab Sosial
Orang tua/masyarakat menyekolahkan anaknya di suatu
sekolah mempunyai harapan agar anaknya berubah, baik dari
segiprilaku maupun kecakapan kompetensinya. Oleh sebab itu sebagai
seorang yang dituntut mempunyai kompetensi sosial, maka tanggung
jawab dalam bertindak guru harus mengutamakan kepentingan
masyarakat yang lebih besar, menunjukkan perilaku etis secara pribadi,
pada tempat kerja, dan hubungan antar masyarakat.

2.5 Keterampilan yang harus dikuasai oleh guru abad 21

Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa program-


program pengembangan guru berbasis sekolah yang berbasis kasus di
kelas, bersifat praktis dan dipraktekkan di tingkat kelas maupun sekolah
akan lebih bermakna dan berguna bagi sekolah, guru, dan staf.Empat
Kompetensi Guru yang harus di kuasai terlebih dahulu:

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki


guru berkenaan dengan karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai
aspek seperti fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik karena
peserta didik memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda.
Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu
mengembangkan kurikulum di tingkat satuan pendidikan masingmasing
dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

11
Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus mampu
melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan
aspek-aspek yang diamati, yaitu:

a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik,


moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

b. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran


yang mendidik.

c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang


pengembangan yang diampu.

d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk


kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

f.Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk


mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g.Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta


didik.

h.Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,


memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.

i.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas


pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu


perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk
mempersiapkan kualitas generasi masa depan bangsa. Walaupun berat
tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, guru
harus tetap tegar dalam melaksakan tugas sebagai seorang pendidik.

12
Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkembang
melalui proses pembelajaran.

Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu


sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam
masyarakat. Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu
pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik peserta didik sebagai pribadi
dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam
proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan
kepribadian peserta didik yang kuat.

Aspek-aspek yang diamati adalah:

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan


kebudayaan nasional Indonesia.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan


teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,


dan berwibawa.

d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga


menjadi guru, dan rasa percaya diri.

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

3. Kompetensi Sosial

Guru di mata masyarakat dan peserta didik merupakan


panutan yang perlu dicontoh dan merupkan suri tauladan dalam
kehidupanya sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial
dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran
yang efektif. Dengan kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah
dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada
keperluan dengan orang tua peserta didik, para guru tidak akan
mendapat kesulitan.

13
Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi,
bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang
menyenangkan. Kriteria kinerja guru dalam kaitannya dengan
kompetensi sosial disajikan berikut ini.

a.Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis


kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi.

b.Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama


pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c.Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia


yang memiliki keragaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain


secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki


guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru
mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu guru dituntut mampu
menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu mengupdate, dan
menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang
materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai
sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet,
selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi
yang disajikan.

Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan


tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola
proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik harus selalu diciptakan
dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar
yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong
pesertadidik untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep yang benar.

14
Karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan
multimedia, sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar
sambil mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai kontek
materinya.

Guru harus memperhatikan prinsip-prinsip didaktik metodik sebagai


ilmu keguruan. Misalnya, bagaimana menerapkan prinsip apersepsi,
perhatian, kerja kelompok, dan prinsip- prinsip lainnya.Kemampuan
yang harus dimiliki pada dimensi kompetensi profesional atau
akademik dapat diamati dari aspek-aspek berikut ini.

a.Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang


mendukung mata pelajaran yang diampu.

b.Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata


pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.

d.Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan


tindakan reflektif

e.Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk


berkomunikasi dan mengembangkan diri.

2.6 Pentingnya peranan guru abad 21

Pembelajaran abad ke-21 menuntut banyak hal dari seorang


guru khususnya yang berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan.
Dalam perannya yang pertama, guru menyiapkan peserta didik untuk
mampu memiliki keterampilan abad 21. Seorang guru perlu menguasai
berbagai bidang, mahir dalam hal pedagogi termasuk inovasi dalam
pengajaran dan pembelajaran, memahami psikologi pembelajaran dan
memiliki keterampilan konseling, mengikuti perkembangan tentang
kebijakan kurikulum dan isu pendidikan, mampu mendesain

15
pembelajaran, mampu memanfaatkan media dan teknologi baru dalam
pembelajaran, dan tetap menerapkan nilai-nilai untuk pembentukan
kepribadian dan akhlak yang baik.
Pembelajaran abad ke-21 memiliki Tujuan utama yakni membangun
kemampuan belajar peserta didik dan mendukung perkembangan
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat, aktif, mandiri. Peran
penting seorangguru abad ke-21 sebagai role model untuk
kepercayaan, keterbukaan, ketekunan dan komitmen bagi siswanya
dalam menghadapi ketidakpastian di abadke-21.
Maka peran guru abad 21 dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yakni
sudut pandang (1) aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, (2)
diri pribadi, serta (3) psikologis.

1. Peran guru ditinjau dari sudut pandang aktivitas pengajaran dan


adimistrasi pendidikan, diantaranya:

a) Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan.


b) Wakil masyarakat di sekolah.
c) Seorang pakar dalam bidangnya.
d) Penegak disiplin.
e) Pelaksana administrasi pendidikan.
f) Pemimpin bagi generasi muda.
g) Penyampai berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
kepada masyarakat.

2.Peran guru ditinjau dari sudut pandang diri pribadi, diantaranya:

a) Pekerja sosial.
b) Pelajar dan ilmuwan.
c) Wakil orang tua siswa.
d) Model keteladanan.
e) Pemberi keselamatan bagi peserta didik.

3. Peran guru ditinjau dari sudut pandang psikologis, diantaranya:

a) Pakar psikologi pendidikan.

16
b) Seniman dalam hubungan antar manusia.
c) Pembentuk kelompok.
d) Inovator.
e) Petugas kesehatan mental

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan IPTEK yang pesat di abad 21 salah satunya berimbas
pada dunia pendidikan, khususnya pada pendidikan di Indonesia. Salah satu
komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks
pendidikan mempunyai peranan yang besar karena guru berada dibarisan
terdepan dalam pelaksanaan pendidikan dan berhadapan langsung dengan
peserta didik. Untuk mengikuti arus perkembangan IPTEK yang semakin
maju, hal ini mendorong sistem pendidikan di Indonesia mengalami banyak
perubahan. Pada awalnya, dalam kegiatan pembelajaran tugas utama seorang
guru adalah mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, sehingga
guru dianggap sebagai sumber utama dalam belajar. Sedangkan di abad 21
ini, guru hanya sebagai fasilitator dengan memberi bahan materi mentah,
Dengan adanya perkembangan IPTEK yang semakin maju, guru dituntut
untuk mampu berinovasi dan berkreasi dalam kegiatan pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi yang ada untuk mempermudah kegiatan
pembelajaran tersebut.

3.2 Saran
3.3 guru sebagai komponen
3.4 utama dalam kegiatan pembelajaran memiliki peran penting dalam
proses peningkatan kualitas
3.5 pendidikan di Indonesia. Guru dituntut mampu untuk
mengembangkan serta menciptakan cara
3.6 mengajar yang baru agar peserta didik tidak merasa bosan dengan
metode pembelajaran yang
3.7 itu-itu saja. Misalnya, dengan smartphone guru dapat membuat
grup diskusi melalui aplikasi
3.8 chatting sehingga antara guru dan peserta didik dapat lebih mudah
berkomunikasi selain di ruang
3.9 kelas. Dengan begitu akan lebih efektif karena kegiatan belajar
mengajar antara guru dan peserta

18
3.10 didik dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Selain itu, semakin
berkembangnya teknologi yang
3.11 semakin lama mampu menggantikan peran guru sebagai sumber
utama dalam memberikan ilmu
3.12 pengetahuan. Dengan begitu, guru seharusnya dapat lebih
menekankan ajaran nilai-nilai etika,
3.13 budaya, kebijaksanaan, pengalaman, karena nilai-nilai itulah yang
tidak dapat diajarkan oleh
3.14 mesin pencari.
3.15 guru sebagai komponen
3.16 utama dalam kegiatan pembelajaran memiliki peran penting dalam
proses peningkatan kualitas
3.17 pendidikan di Indonesia. Guru dituntut mampu untuk
mengembangkan serta menciptakan cara
3.18 mengajar yang baru agar peserta didik tidak merasa bosan dengan
metode pembelajaran yang
3.19 itu-itu saja. Misalnya, dengan smartphone guru dapat membuat
grup diskusi melalui aplikasi
3.20 chatting sehingga antara guru dan peserta didik dapat lebih mudah
berkomunikasi selain di ruang
3.21 kelas. Dengan begitu akan lebih efektif karena kegiatan belajar
mengajar antara guru dan peserta
3.22 didik dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Selain itu, semakin
berkembangnya teknologi yang
3.23 semakin lama mampu menggantikan peran guru sebagai sumber
utama dalam memberikan ilmu
3.24 pengetahuan. Dengan begitu, guru seharusnya dapat lebih
menekankan ajaran nilai-nilai etika,
3.25 budaya, kebijaksanaan, pengalaman, karena nilai-nilai itulah yang
tidak dapat diajarkan oleh
3.26 mesin pencari.
3.27 Di abad 21 ini, perkembangan IPTEK berpengaruh terhadap
kegiatan pendidikan di
3.28 Indonesia. Adanya teknologi yang semakin canggih seharusnya dapat
dimanfaatkan dengan baik
3.29 untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
Maka, guru sebagai komponen
3.30 utama dalam kegiatan pembelajaran memiliki peran penting dalam
proses peningkatan kualitas
3.31 pendidikan di Indonesia. Guru dituntut mampu untuk
mengembangkan serta menciptakan cara
3.32 mengajar yang baru agar peserta didik tidak merasa bosan dengan
metode pembelajaran yang

19
3.33 itu-itu saja. Misalnya, dengan smartphone guru dapat membuat
grup diskusi melalui aplikasi
3.34 chatting sehingga antara guru dan peserta didik dapat lebih mudah
berkomunikasi selain di ruang
3.35 kelas. Dengan begitu akan lebih efektif karena kegiatan belajar
mengajar antara guru dan peserta
3.36 didik dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Selain itu, semakin
berkembangnya teknologi yang
3.37 semakin lama mampu menggantikan peran guru sebagai sumber
utama dalam memberikan ilmu
3.38 pengetahuan. Dengan begitu, guru seharusnya dapat lebih
menekankan ajaran nilai-nilai etika,
3.39 budaya, kebijaksanaan, pengalaman, karena nilai-nilai itulah yang
tidak dapat diajarkan oleh
3.40 mesin pencari.
3.41 pembelajaran yang dilakukan
3.42 oleh guru di kelas tidak lagi hanya berfokus kepada teori,
tetapi juga harus mengaitkannya
3.43 kepada kejadian nyata yang terjadi di masyarakat. Sehingga siswa
tidak lagi hanya mempelajari
3.44 teori yang abstrak, melainkan mereka juga dapat mempraktekkannya
di dalam kehidupan sehari-
3.45 hari. Hal ini juga yang nantinya akan mampu meningkatkan motivasi
para siswa, karena siswa
3.46 menganggap hal yang mereka pelajari di sekolah akan bermanfaat
bagi dirinya di kehidupan
3.47 bermasyarakat.
3.48 pembelajaran yang dilakukan
3.49 oleh guru di kelas tidak lagi hanya berfokus kepada teori,
tetapi juga harus mengaitkannya
3.50 kepada kejadian nyata yang terjadi di masyarakat. Sehingga siswa
tidak lagi hanya mempelajari
3.51 teori yang abstrak, melainkan mereka juga dapat mempraktekkannya
di dalam kehidupan sehari-
3.52 hari. Hal ini juga yang nantinya akan mampu meningkatkan motivasi
para siswa, karena siswa
3.53 menganggap hal yang mereka pelajari di sekolah akan bermanfaat
bagi dirinya di kehidupan
3.54 bermasyarakat.
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas tidak lagi hanya
berfokus kepada teori, tetapi juga harus mengaitkannya kepada kejadian nyata
yang terjadi di masyarakat. Sehingga siswa tidak lagi hanya mempelajari teori

20
yang abstrak, melainkan mereka juga dapat mempraktekkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini juga yang nantinya akan mampu meningkatkan
motivasi para siswa, karena siswa menganggap hal yang mereka pelajari di
sekolah akan bermanfaat bagi dirinya di kehidupan bermasyarakat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Andraeni, L. 2019. TANTANGAN GURU DALAM MENDIDIK DI ABAD


21. Universitas Negeri Jakarta. ((PDF) TANTANGAN GURU DALAM
MENDIDIK DI ABAD 21 (researchgate.net). (diakses 20 maret 2022).
B. Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi
Aksara.

BPPAUDDIKMAS.2021.Kompetensi pedagogik guru di abad-21. BP PAUD


dan DIKMAS provinsi lampung.(bppauddikmaslampung.go.id.).(diakses 20
maret 2022).

E Tarihoran.2019. - SAPA-Jurnal Kateketik dan Pastoral, 2019 - e-


journal.stpipi.ac.idhttps://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/
article/download/
68/62&ved=2ahUKEwje1vCJ_dP2AhVMyzgGHQqzDpQQFnoECBEQAQ
&usg=AOvVaw0TeJpxHw1TVbAc4juAGJpQ. (diakses 20 maret 2022).
H.A.R. Tilaar. (1998). Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan.
Masa Depan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hargreaves, A. & Fullan, M. (2000). Mentoring in the new millennium.


ProQuest Education Journals, 39 (1), 50-56.

Hargreaves, Andy. (1997). The four ages of professionalism and professional


learning. UNICORN, 23(2). 86-114

Mulford, B. (2008). The leadership challenge: improving learning in schools.


Australian Education Review. Victoria: ACER Press.

Rusain Husain .(2016). Guru Di Abad 21. PROSIDING, 13, 2016


https://www.researchgate.net/profile/Imran-Mohammad
2/publication/331397585_PROSIDING_SEMINAR_NASIONAL_Gaya_Ker
ja_Milenial_dan_Tantangan_Kolaborasi_di_Era_Disrupsi_Teknologi/links/
5c7761dea6fdcc4715a156b7/PROSIDING-SEMINAR-NASIONAL-Gaya-
Kerja-Milenial-dan-Tantangan-Kolaborasi-di-Era-Disrupsi-
Teknologi.pdf#page=26. (diakses 20 maret 2022).

22
Sole, F. B., & Anggraeni, D. M. (2018). Inovasi Pembelajaran Elektronik dan
Tantangan Guru Abad 21. Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu
Pendidikan: E-Saintika, 2(1), 10–18. https://doi.org/10.36312/e-
saintika.v2i1.79. (diakses 20 maret 2022).
Suparlan, 2008, Menjadi Guru Efektif, Jakarta: Hikayat Publishing.
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yamin, Jarvis Via. 2007. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP.
Jakarta : Gaung Persada Press

23

Anda mungkin juga menyukai