Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Petunjuk Teknis ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri


Ketenagakerjaan Nomor 15 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemberian Manfaat Jaminan
Kehilangan Pekerjaan (JKP). JKP merupakan program pemerintah melalui kerjasama
antara BPJS Ketenagakerjaan dan Kementerian Ketenagakerjaan bagi pekerja yang
mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Untuk pemberian manfaat akses informasi pasar kerja diberikan dalam dua
layanan yaitu layanan penyediaan data lowongan pekerjaan yang tersedia di pasar kerja
dan layanan bimbingan jabatan oleh Pengantar Kerja atau Petugas Antar Kerja sebagai
konselor karir bagi pekerja yang mengalami PHK. Peran tenaga Konselor Karir menjadi
sangat penting dalam proses konseling karir dan untuk memberikan rekomendasi
pengembangan karir untuk mencari pekerjaan atau mengikuti pelatihan bagi pekerja yang
mengalami PHK.
Selanjutnya, diharapkan dengan pendampingan konselor pada layanan bimbingan
jabatan maka pekerja yang mengalami PHK dapat masuk kembali ke pasar kerja nasional
dan mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan potensi, minat, dan bakat
sehingga diharapkan pekerja tersebut mampu menyambung ekonomi hidup yang lebih
baik.
Semoga dengan adanya Petunjuk Teknis ini dapat menjadi panduan bagi
Pengantar Kerja atau Petugas Antar Kerja dalam pemberian layanan bimbingan jabatan
sehingga pemberian layanan bimbingan jabatan pada manfaat akses informasi pasar
kerja berjalan dengan baik dan menghasilkan output sebagaimana diharapkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Jakarta, Februari 2022

Direktur Jenderal,

Suhartono
NIP 19630808 198403 1 002

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-2-

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR 3/126 /HK.01/II/2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BIMBINGAN JABATAN
PADA MANFAAT AKSES INFORMASI PASAR KERJA
PROGRAM JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN

Menimbang : a. bahwa dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 37


Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kehilangan
Pekerjaan dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 15
Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemberian Manfaat Jaminan
Kehilangan Pekerjaan, perlu pengaturan Bimbingan Jabatan
pada Manfaat Akses Informasi Pasar Kerja Pada Program
Jaminan Kehilangan Pekerjaan dengan Petunjuk Teknis;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja tentang Petunjuk Teknis Bimbingan Jabatan
pada Manfaat Akses Informasi Pasar Kerja Program Jaminan
Kehilangan Pekerjaan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan Di Perusahaan (Lembaran Negara Tahun
1981 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3201);
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan lembaran Negara Nomor 4279);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Jaminann Kehilangan Pekerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 6649);
5. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2002 tentang
Pengesahan Konvensi ILO Nomor 88 mengenai Lembaga

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-3-

Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 63);
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 39 Tahun 2016
tentang Penempatan Tenaga Kerja (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1990);
7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2021
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 108); dan
8. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 15 Tahun 2021
tentang Tata Cara Pemberian Manfaat Jaminan Kehilangan
Pekerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 864);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN
TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
TENTANG PETUNJUK TEKNIS BIMBINGAN JABATAN PADA
MANFAAT AKSES INFORMASI PASAR KERJA PROGRAM
JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN.
KESATU : Petunjuk Teknis Bimbingan Jabatan pada Manfaat Akses Informasi
Pasar Kerja Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Tahun
Anggaran 2022 sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur
Jenderal ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis Bimbingan Jabatan pada Manfaat Akses Informasi
Pasar Kerja Program JKP sebagaimana dimaksud Diktum KESATU
merupakan acuan dalam pelaksanaan pemberian Bimbingan Jabatan
pada Manfaat Akses Informasi Pasar Kerja Program Jaminan
Kehilangan Pekerjaan.
KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Februari 2022
Direktur Jenderal,

Suhartono
NIP 19630808 198403 1 002

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-4-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR 3/126 /HK.01/II/2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BIMBINGAN JABATAN
PADA MANFAAT AKSES INFORMASI PASAR
KERJA PROGRAM JAMINAN KEHILANGAN
PEKERJAAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pekerja yang kehilangan pekerjaan tentu akan terkena dampak
kesejahteraannya secara ekonomi dan terkena dampak pula derajat status
sosialnya. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Ketenagakerjaan (Kemnaker RI) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) mencoba membantu dan mencari
jalan keluar untuk para pekerja yang mengalami PHK tersebut. Pemerintah pada
akhirnya membuat suatu program yang bernama Jaminan Kehilangan Pekerjaan
(JKP). Program ini bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang
layak pada saat pekerja yang mengalami kehilangan pekerjaan sehingga dapat
membantu dan memotivasi pekerja untuk berkeinginan dan mampu bekerja
kembali atau mendirikan usaha secara mandiri.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja mengatur
bahwa pekerja yang mengalami PHK berhak mendapatkan manfaat program JKP
yang bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak saat
pekerja kehilangan pekerjaan yang d ilaksanakan secara nasional berdasarkan
prinsip asuransi sosial.
Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2021 dijelaskan bahwa
program JKP memiliki 3 (tiga) manfaat yang akan diberikan kepada para pekerja
yang mengalami PHK (selanjutnya disebut Peserta) yang telah memenuhi
persyaratan. Manfaat tersebut diberikan dengan tujuan agar para Peserta
mendapatkan pekerjaan kembali sesuai dengan minat dan kompetensi yang
dimiliki. Adapun ketiga manfaat tersebut adalah:
1. Uang tunai
2. Akses informasi pasar kerja
3. Pelatihan kerja

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-5-

Terkait pemberian manfaat uang tunai akan diselenggarakan oleh BPJS


Ketenagakerjaan, sedangkan untuk akses informasi pasar kerja dan pelatihan
kerja akan difasilitasi oleh Kemnaker RI. Adapun alur pemberian manfaat JKP
digambarkan pada gambar 1.1 sebagai berikut:

Gambar 1.0 Alur pemberian manfaat JKP

Kemnaker RI merupakan salah satu kementerian yang bertanggung jawab


terhadap segala kebijakan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap
kelangsungan pemberi kerja maupun tenaga kerja di seluruh Indonesia.
Berdasarkan tanggung jawab yang luas dan komprehensif tersebut, maka
program-program yang ada pada Kemnaker RI harus memberikan manfaat
kepada pengusaha dan pekerja, yang secara tidak langsung juga dapat
memberikan kontribusi penting bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja (Ditjen Binapenta dan PKK) sebagai salah satu unit Eselon I
Kemnaker RI mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi di bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan
kerja. Sejalan dengan tugas pokok dan fungsinya, Ditjen Binapenta dan PKK
akan mewujudkan pelayanan penempatan tenaga kerja yang optimal.
Dengan tanggung jawab yang besar dan mulia tersebut, Kemnaker RI terus
berupaya meningkatkan berbagai program pelayanan yang langsung dapat
dinikmati oleh pemberi kerja dan tenaga kerja. Salah satu program yang
diamanahkan untuk dilakukan oleh Kemnaker RI adalah mendukung program
JKP terkait akses informasi pasar kerja. Melalui akses informasi pasar kerja,
Peserta akan dibekali berbagai informasi lowongan pekerjaan, informasi program
pelatihan, dan bimbingan jabatan yang akan membantu Peserta untuk

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-6-

mendapatkan pekerjaan kembali setelah mengalami PHK di perusahaan


sebelumnya.
Program JKP terkait akses informasi pasar kerja bagi Peserta diberikan
dalam bentuk layanan:
1. Informasi pasar kerja (IPK); dan/atau
2. Bimbingan jabatan
Layanan IPK diberikan dalam bentuk penyediaan data lowongan kerja,
sedangkan bimbingan jabatan diberikan dalam bentuk asesmen diri dan
konseling karir. Layanan bimbingan jabatan dilakukan oleh Pengantar
Kerja/Petugas Antar Kerja melalui Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker).
Sebagai proses awal dalam mendukung program JKP, Kemnaker RI
menyelenggarakan asesmen diri yang wajib diikuti oleh Peserta JKP dengan
tujuan untuk mengetahui potensi yang ada di dalam diri Peserta. Hal ini dilakukan
sebagai upaya agar hasil asesmen diri tersebut dapat menjadi salah satu
pertimbangan dalam menentukan arah pengembangan Peserta ke depannya.
Asesmen diri yang dilakukan secara daring ini diharapkan dapat menggambarkan
ranah pekerjaan yang hendak dituju dan dikaitkan dengan minat, bakat,
keterampilan, dan pengalaman kerja yang dimiliki Peserta di dalam dirinya.
Setelah mengikuti proses asesmen diri, Peserta dapat melihat hasilnya
melalui Sisnaker. Selanjutnya Peserta dapat langsung melakukan proses
melamar pekerjaan dengan mengakses portal lowongan kerja. Peserta yang
merasa perlu mengikuti pelatihan untuk mendapatkan atau mengembangkan
suatu keterampilan yang dibutuhkan, dapat mengikuti Konseling Karir untuk
direkomendasikan pada program pelatihan yang sesuai.
Dalam konseling karir juga akan dilakukan proses pemberian informasi hasil
asesmen diri Peserta terkait minat, bakat, keterampilan, dan pengalaman kerja
sebelumnya dan informasi tentang informasi pasar kerja untuk membantu
Peserta dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan pemilihan
pekerjaan atau jabatan, dengan tujuan untuk mempertemukan antara
karakteristik individu dengan peluang/kesempatan kerja yang ada, sehingga
seorang Peserta menyadari realitas potensi dirinya dan dapat memiliki
kesempatan mencari pekerjaan yang sesuai bagi dirinya.
Kesiapan Pengantar Kerja atau Petugas Antarkerja dibutuhkan agar dapat
menjalankan tugasnya dengan efektif dan efisien dalam program konseling karir
secara daring. Untuk dapat menjalankan tugas tersebut, maka disusunlah
Petunjuk Teknis Bimbingan Jabatan pada Manfaat Akses Informasi Pasar Kerja
Program JKP ini.

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-7-

B. Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) Bimbingan Jabatan pada
Manfaat Akses Informasi Pasar Kerja Program JKP ini sebagai panduan atau
acuan bagi Pengantar Kerja atau Petugas Antarkerja dalam pelaksanaan
pelayanan bimbingan jabatan pada manfaat akses informasi pasar kerja pada
program JKP supaya dapat berjalan sesuai ketentuan dan mekanisme yang telah
ditetapkan.
Tujuan dari Juknis pelaksanaan bimbingan jabatan pada manfaat akses pasar
kerja pada program JKP ini adalah:
1. Memberikan panduan agar tercapai kesamaan pengertian dan tindakan bagi
Pengantar Kerja atau Petugas Antarkerja yang bertugas sebagai Konselor
dalam melaksanakan bimbingan jabatan.
2. Menyediakan informasi yang berkaitan dengan alur proses pelayanan
program JKP.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pengantar Kerja atau Petugas Antarkerja pelaksanaan
layanan bimbingan jabatan pada manfaat akses pasar kerja pada program JKP
meliputi kegiatan:
a. mekanisme layanan informasi pasar kerja
b. mekanisme layanan bimbingan jabatan
c. tata cara pelaksanaan konseling karir
d. peran dan tanggung jawab konselor karir
e. etika konselor karir
f. monitoring dan evaluasi

D. Pengertian Istilah
1. Jaminan Kehilangan Pekerjaan adalah jaminan sosial yang diberikan kepada
Pekerja yang mengalami PHK berupa manfaat uang tunai, akses informasi
pasar kerja, dan Pelatihan Kerja.
2. Pejabat Fungsional Pengantar Kerja yang selanjutnya disebut Pengantar
Kerja adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melaksanakan antar kerja.
3. Petugas Antar kerja adalah Petugas yang memiliki kompetensi melakukan
kegiatan antarkerja dan ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan pelayanan antarkerja.
4. Antarkerja adalah Sistem yang meliputi pelayanan informasi pasar kerja,
penyuluhan dan bimbingan jabatan, dan perantaraan kerja.

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-8-

5. Peserta adalah penerima manfaat program JKP yaitu pekerja yang


mempunyai Hubungan Kerja dengan Pengusaha dan telah terdaftar serta
membayar iuran.
6. Konselor Karir adalah Pengantar Kerja atau Petugas Antarkerja yang telah
mengikuti Bimbingan Teknis Konselor Karir serta memiliki kompetensi untuk
menjadi konselor bagi Peserta. Bertanggung jawab untuk memastikan peserta
bimbingan jabatan dapat secara nyaman mengutarakan masalah dan
kebutuhannya terkait dengan proses pencarian kerja.
7. Konseling Karir adalah Konsultasi yang diberikan oleh Konselor Karir kepada
Peserta mengenai informasi dunia kerja meliputi spesifikasi jabatan, informasi
lowongan kerja, dan atau Pelatihan Kerja yang dibutuhkan oleh Peserta,
sesuai dengan hasil asesmen Self-Potential Inventory, minat dan pengalaman
kerja Peserta sebelumnya.
8. Kertas Kerja Konseling Karir adalah Kertas kerja konseling karir adalah
gabungan informasi yang menjelaskan rekam jejak proses konseling mulai
dari profil diri Konselor dan Peserta, hasil asesmen diri Peserta, panduan
pertanyaan konseling karir dan catatan tanggapan Peserta, sampai dengan
hasil kesepakatan rekomendasi konseling karir antara konselor dengan
peserta JKP.
9. Bimbingan Jabatan adalah pelayanan kepada pencari kerja untuk mengetahui
dan memahami gambaran mengenai potensi diri dan dunia kerja, serta
memilih bidang pekerjaan dan karier yang sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan yang dimiliki
10. Informasi Pasar Kerja (IPK) adalah informasi tentang persediaan tenaga kerja
dan permintaan tenaga kerja serta informasi lain yang berkaitan dengan
penempatan tenaga kerja.
11. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu
sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
BAB II
LAYANAN BIMBINGAN JABATAN

Sesuai dengan UU Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 dan turunannya yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Jaminan
Kehilangan Pekerjaan, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 15 Tahun 2021
tentang Tata Cara Pemberian Manfaat JKP, bahwa perlu untuk dibuat Juknis
terkait pemberian layanan bimbingan jabatan manfaat akses informasi pasar kerja
pada Program JKP. Salah satu ruang lingkup dari Petunjuk Teknis yang dimaksud
adalah meliputi kegiatan layanan bimbingan jabatan, layanan informasi pasar
kerja dan SDM layanan bimbingan jabatan.
Kemnaker RI telah membangun ekosistem digital yang menjadi platform
bagi layanan JKP yaitu www.jkp.go.id, portal ini adalah kolaborasi antara
Kemnaker RI dan BPJS Ketenagakerjaan yang ditujukan untuk pelayanan dalam
pemberian 3 (tiga) manfaat JKP bagi pekerja yang mengalami PHK. Portal ini
merupakan landing page yang dirancang berisi informasi khusus dan detail
mengenai program JKP yang mengarahkan Peserta ke portal Sisnaker
www.siapkerja.kemnaker.go.id untuk mengikuti tahapan selanjutnya.

Gambar 2.0 Tampilan laman portal www.jkp.go.id

A. Layanan Informasi Pasar Kerja


Pada portal Sisnaker www.karirhub.kemnaker.go.id pemberi kerja dan
pekerja yang mengalami PHK dapat berinteraksi. Pekerja yang mengalami PHK
dapat mencari pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya
serta pemberi kerja dapat memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan.
Layanan informasi pasar kerja berkaitan dengan kegiatan layanan data
informasi peserta JKP dan data lowongan kerja adalah:
1. Penawaran kepada pemberi kerja mengenai persediaan peserta JKP yang
terdaftar di Sisnaker;

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-10-

2. Data Lowongan Pekerjaan;


Peserta JKP dapat langsung mengakses lowongan pekerjaan yang terdapat di
Sisnaker.
Apabila jumlah, jenis dan perseberan data lowongan pekerjaan yang tersedia
pada Karirhub tidak dapat mengakomodasi minat bakat konseli, maka
dimungkinkan untuk mencari pekerjaan di luar Karirhub. Dan untuk persyaratan
pengajuan manfaat uang tunai, konseli dapat mengunggah bukti lamaran pekerjaan
paling sedikit 5 (lima) perusahaan dalam 1 (satu) bulan; atau bukti panggilan tes
seleksi kerja atau wawancara paling sedikit 1 (satu) perusahaan dalam 1 (satu)
bulan pada kanal yang sudah disediakan pada portal Sisnaker.

B. Layanan Bimbingan Jabatan


Bimbingan jabatan adalah pelayanan bimbingan kepada Peserta agar yang
bersangkutan mengetahui dan memahami gambaran mengenai dunia kerja dan serta
potensi diri yang dimiliki, serta dan mampu memilih bidang pekerjaan, jabatan, dan karir
yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki. Layanan bimbingan
jabatan pada Program JKP ini diberikan dalam bentuk asesmen diri/penilaian diri dan
konseling karir.

1. Asesmen Diri/Penilaian Diri


a. Pengertian
Merupakan proses penilaian mandiri yang dilakukan Peserta untuk
mendapatkan gambaran potensi diri yang dimiliki. Asesmen diri ini wajib
dilakukan Peserta setelah mendapatkan manfaat uang tunai bulan pertama.
Asesmen diri dilakukan menggunakan potensi diri dengan mengisi kuesioner
secara daring. Semua proses pengolahan data dan penyampaian hasil dilakukan
oleh sistem yang telah dikembangkan dalam portal Sisnaker.
Alat asesmen diri yang dikembangkan menggunakan Self-Potential
Inventory untuk mengukur potensi kerja dimiliki oleh Peserta yang disusun
berdasarkan Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI; 2014). KBJI
mengklasifikasikan jenis jabatan yang dapat digunakan di berbagai sektor bisnis
seperti di pemerintahan, perusahaan swasta, asosiasi profesi, peneliti, dan
lainnya. Pengklasifikasian disusun dari Golongan Pokok (1 digit), Subgolongan
Pokok (2 digit), Golongan (3 digit), Subgolongan (4 digit), dan Jabatan (6 digit).
Pada penyusunan Self- Potential Inventory, pembuatan item didasarkan pada
deskripsi pekerjaan Golongan (3 digit) dan sebagian kecil dari Subgolongan (4
digit).

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-11-

b. Tujuan dan Manfaat


Asesmen diri bertujuan untuk dapat menggambarkan ranah pekerjaan yang
hendak dituju dan dikaitkan dengan minat, bakat, keterampilan, dan pengalaman
kerja yang dimiliki Peserta di dalam dirinya. Manfaat hasil asesmen diri ini dapat
menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan arah perencaranaan karir
Peserta ke depannya.
c. Pelaksana Asesmen Diri
Asesmen diri ini dilakukan mandiri oleh Peserta pada portal Sisnaker
dengan mengisi beberapa pernyataan perilaku dengan jujur dan sungguh-
sungguh sesuai kondisi yang sebenarnya.
d. Tahap Pelaksanaan
1) Peserta masuk ke laman www.siapkerja.kemnaker.go.id dan memilih layanan
asesmen diri, kemudian akan diarahkan untuk mengisi tiga pekerjaan
terdahulu dan tiga pekerjaan yang diminati di masa depan.

Gambar 2.1 Pengisian jenis pekerjaan di masa lalu dan di masa mendatang

2) Setelah menekan tombol ‘Selanjutnya’ Peserta akan melihat layar berisi item-
item perilaku mampu yang perlu dinilai dengan menggulir (scroll) secara
horizontal. Menggulir ke kanan berarti menyatakan perilaku sangat mampu
sedangkan menggulir ke kiri untuk menyatakan perilaku sangat tidak mampu.
Jumlah item setiap pencari kerja dimungkinkan berbeda namun berkisar
antara 30-40 item pernyataan.

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-12-

3) Setiap halaman berisikan 1 item dan dilanjutkan ke halaman selanjutnya yang


berisi 1 item berbeda, begitu selanjutnya hingga mencapai item terakhir.
Jumlah item per halaman dibuat sedikit untuk memastikan tidak ada item yang
terlewat saat pengerjaan.

Gambar 2.2 Halaman pengerjaan item perilaku mampu oleh pencari kerja

4) Setelah mengerjakan seluruh item, Peserta dapat menekan tombol selesai


untuk di arahkan ke halaman hasil dan rekomendasi. Pada halaman
rekomendasi akan disajikan tiga golongan pekerjaan dengan nilai job fit
tertinggi. Selain itu pencari kerja diberikan rekomendasi untuk langsung
melamar pekerjaan jika dirasa siap untuk langsung melamar pekerjaan.
5) Saat menekan tombol melamar pekerjaan, pencari kerja akan secara otomatis
diarahkan ke portal informasi pasar kerja https://karirhub.kemnaker.go.id/
Selain melamar pekerjaan, pencari kerja juga dapat memilih melakukan
konseling karir untuk memperoleh rekomendasi perencanaan karir.

e. Penyampaian Hasil Asesmen Diri


Setelah melakukan proses pengolahan data, maka sistem akan
mengeluarkan tiga pekerjaan dengan persentase job fit tertinggi. Tiga golongan
tersebut dapat merupakan pekerjaan di masa lalu maupun pekerjaan yang
diminati oleh Peserta.

Berikut adalah contoh hasil job fit dengan 3 pekerjaan yang dipilihnya:

1) Admin (93%)
2) Pengrajin (82%)
3) Petani (76%)

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-13-

Ketiga rekomendasi pekerjaan di atas menunjukkan bahwa Peserta memiliki


kemampuan yang baik jika di masa mendatang ingin kembali bekerja sebagai
admin di dalam perusahaan. Atau, jika Peserta ingin menjajaki pekerjaan baru,
Peserta dinyatakan memiliki kemampuan yang tinggi pula sebagai pengrajin atau
sebagai petani.

Gambar 2.3 Pengolahan asesmen diri

Gambar 2.4 Hasil asesmen diri


2. Konseling Karir
a. Pengertian
Konseling karir merupakan pelayanan bimbingan mengenai informasi dunia
kerja yang meliputi spesifikasi jabatan dan pelatihan kerja yang dibutuhkan oleh
Peserta, agar yang bersangkutan mengetahui dan memahami gambaran
mengenai dunia kerja dan potensi diri yang dimiliki, serta mampu memilih karir
yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki. Konseling karir

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-14-

memberikan bantuan kepada konseli berupa konsultasi untuk mengalami


pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan
karir secara rasional dan realistis berdasarkan informasi potensi diri dan
kesempatan yang tersedia di sekitarnya sehingga dapat mencapai kesuksesan
dalam hidup.
Peserta yang telah melakukan asesmen diri dapat mengikuti konseling karir
atau langsung mencari pekerjaan. Bila dibutuhkan, konseling karir dapat
dilakukan satu kali setiap bulan dalam masa manfaat. Dan bagi Peserta yang
menginginkan manfaat pelatihan kerja, maka diwajibkan mengikuti konseling
karir untuk memperoleh rekomendasi dari konselor.

Gambar 2.5 Alur konseling karir


b. Tujuan dan Manfaat
Peserta yang mengikuti konseling karir memperoleh rekomendasi
pengembangan atau perencanaan karir dari konselor untuk mencari pekerjaan
atau mengikuti pelatihan kerja dalam Sisnaker. Konseling karir juga diperlukan
untuk memastikan bahwa Peserta yang ingin mengikuti program pelatihan kerja
benar-benar membutuhkan pelatihan tersebut dan memberikan komitmen yang
kuat untuk menjalani dan menyelesaikannya.

c. Pelaksanaan Konseling Karir


Aktivitas konseling karir ini dilaksanakan orang perseorangan dengan tatap
muka antara konselor dengan konseli secara daring pada portal Sisnaker.
Disediakan fitur balas pesan melaui teks (chatting) apabila pelaksanaan
konseling karir tidak dapat dilakukan menggunakan video call dikarenakan
masalah perangkat, jaringan, dan sebagainya.

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-15-

Gambar 2.6 Tampilan profil konselor

d. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan konseling karir, konselor karir melakukan beberapa hal
sebagai berikut:
1) Mengakses https://konseling.kemnaker.go.id/ untuk menentukan jadwal
konseling karir dan memilih konseli;
2) Konselor memilih konseli yang terlebih dulu mengajukan konseling;
3) Konseli memiliki waktu tunggu maksimal 3 (tiga) hari kerja sejak pengajuan
untuk mendapatkan penjadwalan konseling karir;
4) Mempelajari data konseli berupa profil dan hasil asesmen diri;
Data profil yang sudah diunggah konseli saat pendaftaran akun Sisnaker
berisi data pokok, pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan, sertfikasi dan
keahlian. Dan data hasil asesmen diri berisi: persentase job fit dari Peserta
untuk tiga golongan pekerjaan tertinggi;
5) Menyiapkan informasi jabatan, informasi lowongan kerja dan informasi
pelatihan berdasarkan kecocokan hasil asesmen Peserta;
6) Menentukan tujuan pembicaraan dalam konseling untuk memberikan
rekomendasi informasi lowongan pekerjaan atau jenis pelatihan yang akan
dipilih oleh Peserta;
7) Mempersiapkan kondisi fisik yang prima;
Kesehatan fisik berkorelasi positif dengan kesehatan mental yang
mempengaruhi pikiran yang sehat. Hal ini akan meningkatkan energi
konselor untuk melaksanakan konseling karir dengan baik;
8) Memilih tempat atau lokasi tepat;

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-16-

Tempat atau lokasi tepat yang dapat menjamin privacy dengan


mempertimbangkan kondisi pencahayaan, suhu, aliran udara yang baik
sehingga membuat konselor merasa nyaman dan aman untuk berdialog.
9) Mempersiapkan perangkat yang baik seperti: komputer/laptop dengan
kamera, mikrofon dan jaringan internet. Dukungan perangkat yang
menunjang hasil suara maupun kualitas gambar yang baik sangat
berpengaruh pada efektifitas dan keberhasilan aktivitas konseling karir;
10) Memakai pakaian sopan dan rapih dengan mengenakan kartu identitas
pegawai. Penampilan konselor yang meyakinkan dapat membangun
kepercayaan konseli.
e. Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan konseling karir sebagai berikut:
1) Dapat dilakukan di mana saja, pada hari dan jam kerja (Senin-Jumat pukul
08.00-15.00 WIB).
2) Dilaksanakan hanya dalam lingkup seputar perencanaan karir.
3) Menggunakan panggilan video dengan durasi paling lama 60 menit.
4) Mengisi Kertas Kerja pada saat sesi konseling karir.

Terdapat dua jenis Kertas Kerja yang tersaji pada tampilan layar konselor.
Kertas kerja pertama dan lanjutan. Kertas kerja pertama adalah kertas kerja
yang diberikan bagi konseli yang baru pertama kali melakukan konseling karir
(konseling karir pertama dapat dilakukan Peserta pada bulan pertama
sampai keenam masa manfaat). Sedangkan kertas kerja lanjutan diberikan
bagi konseli yang sebelumnya telah melakukan konseling karir. Kertas kerja
lanjutan terdiri dari 3 jenis yaitu:

a) Kertas kerja lanjutan A adalah kertas kerja yang digunakan bagi konseli
yang telah mendapatkan konseling karir pertama dan telah menjalani
pelatihan keterampilan kerja, kemudian ingin mendapatkan bimbingan
konseling karir kembali.

(a) Kertas kerja lanjutan B adalah kertas kerja yang digunakan bagi konseli
yang telah melakukan konseling karir sebelumnya namun belum mengikuti
pelatihan keterampilan kerja dan ingin mengikuti pelatihan keterampilan
kerja.
(b) Kertas kerja lanjutan C adalah kertas kerja yang digunakan bagi konseli
yang telah melakukan konseling karir sebelumnya kemudian melamar
kerja namun belum mendapat panggilan wawancara atau tes kerja dan
ingin mendapatkan bimbingan konseling karir kembali.

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-17-

Pengisian Kertas Kerja mengikuti beberapa tahapan sebagai berikut:


b) Membangun hubungan (building rapport)
Langkah pertama dalam proses konseling karir adalah membangun
hubungan. Hal ini penting, untuk menciptakan kedekatan dan keterbukaan
agar konseli merasa aman untuk menguraikan masalahnya dan tujuan
konseling dapat dengan mudah tercapai.
c) Identifikasi hambatan karir
Mengidentifikasi hambatan dan sumber daya yang dimiliki oleh Peserta
dalam mendapatkan pekerjaan baru yang didapat dari hasil asesmen diri
dan informasi pasar kerja. Jika terdapat lebih dari satu hambatan untuk
mendapatkan pekerjaan baru, maka konselor dan konseli perlu
menyepakati hambatan dan sasaran perilaku yang hendak dituju.
Konselor juga perlu mempertimbangkan sasaran mana yang paling
berdampak untuk membantu konseli dapat memasuki dunia kerja.
d) Klarifikasi penyebab hambatan karir
Setelah mendengarkan permasalahan konseli, penting bagi konselor
untuk memahami situasi dan permasalahannya secara utuh, terutama
untuk mendapatkan akar permasalahan yang sebenarnya.
e) Menyusun rencana aksi transisi kerja
Cara yang dilakukan untuk menyusun rencana aksi transisi kerja adalah
dengan: menetapkan tujuan, memecah tujuan ke dalam sasaran yang
lebih kecil, dan menyepakati komitmen dengan konseli.
f) Mengimplementasikan rencana aksi transisi kerja
Pada tahap ini dapat digunakan kerangka kerja GROW yang
dikembangkan pada 1980-an oleh Sir John Whitmore dan rekan-rekannya
di Performance Consultants International. GROW merupakan akronim
untuk komponen berikut: Goal: Tujuan, Reality: Realita, Option: Pilihan
dan Way Forward: Tindak lanjut.

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-18-

Gambar 2.7 Tampilan pada layar konselor

5) Memberikan rekomendasi perencanaan karir


Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum konselor memberikan
rekomendasi sebagai berikut:
a) Rekomendasi mencari pekerjaan
Konselor dapat memberikan rekomendasi bagi konseli untuk mencari
pekerjaan dengan mempertimbangkan:
(1) Apabila persentase nilai job fit pada hasil asesmen diri sebesar 75%-
100%, maka konseli disarankan untuk langsung melakukan lamaran
pekerjaan pada tiga jenis pekerjaan dengan job fit tertinggi sesuai
dengan lowongan yang tersedia di pasar kerja/Karirhub.
(2) Apabila persentase nilai job fit pada hasil asesmen diri sebesar 50%-
74%, maka konselor disarankan untuk mendiskusikan potensi diri
serta langkah-langkah yang tepat untuk dapat melakukan pekerjaan
pada tiga jenis pekerjaan dengan job fit tertinggi. Konselor dapat
mendiskusikan kemungkinan konseli untuk langsung melakukan
lamaran pekerjaan pada ketiga jenis golongan pekerjaan tersebut
sesuai dengan lowongan yang tersedia di pasar kerja/Karirhub.
(3) Apabila jumlah, jenis dan perseberan data lowongan pekerjaan yang
tersedia pada Karirhub tidak dapat mengakomodasi minat bakat
konseli, maka dimungkinkan untuk mencari pekerjaan di luar Karirhub.
Dan untuk persyaratan pengajuan manfaat uang tunai, konseli dapat
mengunggah bukti lamaran pekerjaan paling sedikit 5 (lima)
perusahaan dalam 1 (satu) bulan; atau bukti panggilan tes seleksi

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-19-

kerja atau wawancara paling sedikit 1 (satu) perusahaan dalam 1


(satu) bulan pada kanal yang sudah disediakan pada portal Sisnaker.
b) Rekomendasi Pelatihan Kerja
Rekomendasi Pelatihan Kerja diberikan kepada Peserta dengan
mempertimbangkan:
a) Waktu pelaksanaan Pelatihan Kerja.
Pemberian manfaat Pelatihan Kerja dapat dilaksanakan pada rentang
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pengajuan manfaat JKP bulan
pertama sampai dengan 30 (tiga puluh) hari sebelum manfaat JKP
berakhir. Dan tidak ada pelaksanaan Pelatihan Kerja pada bulan
Desember setiap tahunnya.
b) Kriteria penerima Pelatihan Kerja.
Apabila persentase nilai job fit pada hasil asesmen diri bawah 50%,
maka Konseli disarankan untuk mengikuti Pelatihan Kerja untuk
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan kerja sesuai dengan
tiga jenis golongan pekerjaan dengan job fit tertinggi.
c) Program Pelatihan Kerja
Konselor memberikan tiga program Pelatihan Kerja sesuai dengan
kesepakatan dalam sesi konseling karir untuk kemudian dipilih salah
satu. Konselor agar mengingatkan konseli untuk mempertimbangkan
matang-matang saat memilihnya dan memiliki komitmen yang kuat
untuk menyelesaikan pelatihan kerja, karena konseli hanya dapat
mengikuti satu kali Pelatihan Kerja selama masa manfaat.
d) Durasi Pelatihan Kerja
Program pelatihan dilaksanakan minimal 40 JP (5 hari) atau sesuai
dengan program yang telah ditetapkan sebagai program pelatihan
JKP oleh Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program
Pelatihan.
e) Kehadiran Pelatihan Kerja
Konselor memberitahukan kepada konseli bahwa salah satu
persyaratan untuk dapat mencairkan manfaat uang tunai bulan
selanjutnya yaitu memiliki presensi minimal sebanyak 80% kehadiran
waktu berjalan sampai dengan tanggal acuan.
f) Metode Pelatihan Kerja
Metode Pelatihan Kerja terbagi tiga, yaitu online training, offline
training dan blended training. Dalam memberikan rekomendasi

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-20-

Pelatihan Kerja, konselor juga dapat memerhatikan hal berikut


sebelum mengarahkan pencari kerja pada pelatihan/pengembangan:
• Upskilling. Yaitu ketika pekerjaan yang ingin dikembangkan oleh
konseli sesuai dengan pekerjaan sebelumnya. Contoh: konseli
sebelumnya bekerja sebagai asisten administrasi kantor. Setelah
melakukan asesmen diri dan konseling karir konselor
merekomendasikan konseli untuk meningkatkan kompetensi di
bidang administrasi agar dapat kembali menjadi professional di
bidang administrasi seperti sekertaris administrasi ataupun manajer
administrasi. Sehingga direkomendasikan untuk memilih 1 dari 3
program Pelatihan Kerja terkait administrasi yang tersedia adalah:
- Pelatihan Administrasi Perkantoran
- Pelatihan Bisnis dan Manajemen
- Pelatihan Office Tools
• Reskilling. Yaitu ketika pekerjaan yang ingin dikembangkan oleh
konseli berbeda dengan pekerjaan sebelumnya. Contoh: konseli
sebelumnya bekerja sebagai admin. Setelah melakukan asesmen
diri dan konseling karir, disarankan untuk beralih profesi menjadi
penenun. Sehingga direkomendasikan untuk memilih 1 dari 3
pelatihan terkait penenun yang tersedia adalah:
- Pelatihan anyaman
- Pelatihan pembuatan batik tulis
- Pelatihan tenun

Gambar 2.7 contoh hasil asesmen diri pada konseling karir

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-21-

6) Mengisi Formulir Status Kebekerjaan


Formulir Status Kebekerjaan adalah sebuah instrumen yang mencakup tiga
informasi yang dijadikan satu untuk diisi oleh Peserta, yaitu sebagai:
- alat untuk pemantauan dan evaluasi
- bukti lapor penempatan bagi yang telah mendapatkan pekerjaan
- salah satu syarat pengajuan manfaat uang tunai bulan keenam
Formulir ini meliputi data penempatan dan beberapa pernyataan yang diisi Peserta
pada rentang bulan pertama sampai bulan keenam saat diterima
bekerja/wirausaha, dan pada bulan keenam saat diterima bekerja/wirausaha atau
belum bekerja.

C. Wewenang dan Tanggung Jawab Pengantar Kerja atau Petugas Antar Kerja
sebagai Konselor Karir
Konselor karir mempunyai wewenang untuk meminta informasi Peserta terkait
dunia kerja dan membuat kesepakatan untuk memperoleh rekomendasi
pengembangan karir dalam mencari pekerjaan dan/atau mengikuti pelatihan kerja.
Hal yang perlu diingat bahwa tujuan dari konseling karir ini dilakukan yaitu
untuk membantu konseli supaya lebih siap dan mudah kembali mendapatkan
pekerjaan baik itu dengan mengikuti pelatihan maupun tidak, akan tetapi bukan
berarti sesi konseling ini bisa menjamin konseli mendapatkan pekerjaan segera
setelah proses dilaksanakan sepenuhnya. Pengantar kerja atau Petugas antar kerja
yang memiliki peran sebagai konselor karir diharapkan dapat membantu dengan
pelayanan prima agar program JKP ini dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam melakukan konseling karir, konselor karir memiliki tanggung jawab,
tugas dan etika sebagai berikut:
1. Tanggung jawab
a. Melaksanakan seluruh proses konseling sesuai tata cara dan etika yang telah
ditentukan;
b. Menjelaskan kepada konseli tujuan konseling karir dan hubungan profesional
yang dilakukan;
c. Mengidentifikasi dan memilih pendekatan yang tepat untuk konseli sesuai
dengan kondisi psikologisnya;
d. Memberikan dukungan psikologis kepada konseli dalam mengembangkan
potensi dan mendorong untuk mencapai solusi atas permasalahannya dan
mengoptimalkan perkembangan diri;

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-22-

e. Mengembangkan wawasan, keilmuan dan kompetensi dalam menjalankan


perannya;
2. Tugas
a. Menyampaikan hasil asesmen diri;
b. Memberikan informasi jabatan berdasarkan Kamus Jabatan Nasional;
c. Mencatat keseluruhan proses konseling dalam Kertas Kerja yang sudah
tersedia untuk merekam sesi konseling karir dan memudahkan konselor
selanjutnya;
d. Mengarahkan dan memberikan saran atau rekomendasi untuk
pengembangan karir;
e. Mendukung konseli dalam pengambilan keputusan terkait karir yang akan
dipilih dengan memberikan sugesti positif.
3. Etika
a. Membahas dan menangani permasalahan konseli secara objektif dan konkrit
atas dasar kebenaran;
b. Menghargai konseli sebagai individu dengan hak-hak pribadi dan kondisi
multikultural sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan;
c. Memastikan keamanan atas kerahasiaan informasi dan data-data tentang
konseli yang dilayani;
d. Tidak diperbolehkan memberikan data dan kontak pribadi kepada konseli
demi menjaga profesionalitas;
e. Terlebih dahulu meminta izin dari konseli untuk merekam proses konseling
dan menjelaskan bahwa akan menjamin kerahasiaan baik data maupun
percakapan dengan konseli;
f. Tidak diperbolehkan melakukan perbuatan asusila, seperti pelecehan
seksual, penistaan agama, rasialis dan hal-hal yang merugikan konseli;
g. Tidak diperbolehkan melakukan tindakan yang menimbulkan konflik antar
sejawat seperti penghinaan, menolak untuk bekerja sama dan sikap arogan.
h. Tidak menyalahgunakan kedudukannya untuk kepentingan di luar tujuan dan
kemanfaatan program JKP.

D. Supervisi Pelaksanaan Bimbingan Jabatan


Selama pelaksanaan asesmen diri dan konseling karir, konselor akan
dipantau oleh Supervisor. Supervisor konseling karir dalam program JKP ini memiliki
tugas dan fungsi yaitu:
1. Melakukan pemantauan terhadap keberlangsungan pelaksanaan asesmen diri
dan konseling karir dalam Sisnaker;

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-23-

2. Menjadi penghubung antara konselor dan tim teknis terkait;


3. Mencari solusi yang tepat terkait permasalahan teknis pada saat layanan
berjalan;
4. Menampung saran dan keluhan konselor untuk diteruskan ke tim teknis terkait;
5. Memeriksa dan memastikan konseling karir berjalan dengan baik;
6. Memberikan motivasi dan arahan kepada konselor agar dapat melayani dengan
tepat secara teknis maupun sistem;
7. Menyampaikan laporan kegiatan konseling karir kepada pimpinan.

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-24-

BAB III
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan perlu dilakukan


monitoring, evaluasi dan pelaporan. Tim monitoring, evaluasi dan pelaporan dibentuk oleh
Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Direktur Bina Pengantar
Kerja, Ditjen Binapenta dan PKK.

E. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dan evaluasi pelaksanaan bimbingan jabatan pada manfaat akses
informasi pasar kerja program JKP ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan per 6 (enam) bulan untuk melihat
efektifitas sistem dan pelaksanaan bimbingan jabatan agar pelaksanaan kegiatan
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan
serta memberikan masukan agar program JKP kedepan dapat dilaksanakan
dengan lebih baik.

F. PELAPORAN
Pelaporan merupakan penyajian data dan informasi yang menggambarkan
proses kegiatan dari awal hingga akhir, laporan yang relevan dapat memberikan
informasi dan petunjuk yang akurat agar dapat dilakukan tindakan koreksi dan
merumuskan perencanaan kegiatan berikutnya.
Pelaporan Pengantar kerja atau Petugas antar kerja sebagai konselor dalam
layanan manfaat program JKP ini akan dinilai partisipasi aktifnya melalui Sisnaker.
Pelaporan dilakukan oleh Direktorat Bina Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri
dan dilaporkan kepada pimpinan. Apabila Konselor Karir tidak melaksanakan
kegiatan layanan konseling karir selama 6 (enam) bulan berturut-turut akan
dilakukan evaluasi dan pembinaan.

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"
-25-

BAB IV
PENUTUP

Demikian Petunjuk Teknis Bimbingan Jabatan pada Manfaat Akses Informasi Pasar
Kerja Program JKP Tahun Anggaran 2022 ini dibuat agar dapat digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Direktur Jenderal,

Suhartono
NIP 19630808 198403 1 002

"Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, surat ini telah ditandatangani secara elektronik
yang tersertifikasi oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) sehingga tidak diperlukan tanda tangan dan stempel basah"

Anda mungkin juga menyukai