Anda di halaman 1dari 29

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR:3/678/PK.03.00/III/2021

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PADAT KARYA TAHUN 2021
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan


Nomor 20 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyaluran Bantuan
Pemerintah Di Kementerian Ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2021,
perlu disusun Petunjuk Teknis Kegiatan Padat Karya;
b. bahwa kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dilaksanakan
berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja Tahun 2021, Nomor: SP DIPA-
026.04.1.451139/2021 Tanggal 23 November 2020 pada Direktorat
Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan RI;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja tentang Petunjuk Teknis Kegiatan Padat Karya Tahun 2021.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
5679);
6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang
Disabilitas (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 69,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
5870);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013, tentang Perluasan
Kesempatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4279, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5413);
8. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018, tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 33);
9. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019, tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 213);
10. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020, tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
11. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2020, tentang Kementerian
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 213);

2
12. Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019, tentang Pembentukan
dan Pengangkatan Menteri Kabinet Indonesia Maju Periode 2019 -
2024;
13. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2015, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara dan
Barang Milik Negara Bidang Ketenagakerjaan;
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-173/PMK.05/2016
Perubahan PMK-168/PMK.05/2016, tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
15. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah Di Kementerian
Ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2021(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 1281;
16. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 750);

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN


PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN
KESEMPATAN KERJA TENTANG PETUNJUK TEKNIS
KEGIATAN PADAT KARYA TAHUN 2021

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Kegiatan Padat Karya Tahun 2021


sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari Keputusan ini;
KEDUA : Menetapkan tata cara alur pengajuan Kegiatan Padat Karya
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan Direktur
Jenderal ini;
KETIGA : Pelaksanaan Kegiatan Padat Karya berpedoman pada Keputusan
Direktur Jenderal ini;
KEEMPAT : Kegiatan Padat Karya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) Kementerian Ketenagakerjaan dalam
bentuk belanja Bantuan Pemerintah pada Tahun 2021;
KELIMA : Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja Nomor

3
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR:3/678/PK.03.00/III/2021 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PADAT
KARYA TAHUN 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan Padat Karya merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan
sasaran utama adalah masyarakat penganggur dan setengah penganggur. Kegiatan ini
bertujuan menciptakan lapangan kerja/usaha bagi masyarakat melalui pembangunan
Infrastruktur dan sarana ekonomi yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia
dibandingkan dengan tenaga mesin. Sehingga diharapkan mampu menekan angka
penganggur dan kemiskinan. Menurut release berita Resmi Statistik No.85/11/Th.XXIII 5
November 2020. Pada bulan Agustus 2020 terdapat sejumlah 9,77 Juta orang
penganggur terbuka.

Kegiatan Padat Karya memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mobilisasi
masyarakat ataupun barang dari dan menuju sentra sosial-ekonomi, terutama bagi
masyarakat pedesaan yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia. Hal
tersebut merupakan cara yang tepat untuk meminimalkan ketimpangan pembangunan
yang selama ini terjadi, baik yang disebabkan oleh penerapan strategi yang kurang
tepat maupun penerapan pembangunan yang tidak sesuai dengan kondisi wilayah dan
geografis, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan secara sosial ekonomi dan
budaya, sehingga menghambat aksesibilitas masyarakat kepada pusat-pusat sosial
dasar (pendidikan, kesehatan dan ekonomi), termasuk pemerataan pembangunan
ekonomi masyarakat khususnya di pedesaan.

Kementerian Ketenagakerjaan RI khususnya Direktorat Jenderal Pembinaan


Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja sebagai instansi
pemerintah, memiliki tugas dan fungsi mendukung kebijakan pemerintah dalam
mengembangkan perluasan kesempatan kerja. Salah satunya kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui Padat Karya berimplikasi tersedianya Infrastruktur sederhana
penunjang akses sosial ekonomi masyarakat dan sarana Infrastruktur. Agar Kegiatan ini
lebih efektif dan efisien serta melibatkan berbagai unsur pemerintah, lembaga non
pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait, diperlukan Petunjuk Teknis
pelaksanaan kegiatan Padat Karya.

5
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
a. Menyamakan persepsi Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Lembaga Non Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan
Kegiatan Padat Karya Tahun 2021;
b. Mempermudah dan mengefektifkan pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tahun
2021.
2. Tujuan
Sebagai acuan bagi Lembaga Pemerintah, Lembaga non Pemerintah dalam
melaksanakan Padat Karya Tahun 2021, dalam hal pelaksanaan kegiatan di lapangan
maupun pertanggungjawaban administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

C. Ruang Lingkup
1. Identifikasi;
2. Penetapan Ditjen Binapenta dan PKK;
3. Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen;
4. Pemberkasan dokumen pencairan; dan
5. Force Majeure: seperti bencana alam atau bencana lainnya yang mengakibatkan
penerima bantuan tidak mampu menyelesaikan pelaksanaan program kegiatan
sesuai batas waktu yang di tentukan.

D. Pengertian
1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial
yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga pemerintah dan non pemerintah;
2. Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan
penanggungjawab kegiatan/ketua lembaga/kepala desa penerima bantuan;
3. Rencana Anggaran Biaya selanjutnya disebut RAB adalah perhitungan perkiraan
biaya pekerjaan yang disusun oleh Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK),
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan;
4. Lembaga pemohon adalah lembaga/yayasan/organisasi kemasyarakatan yang
bergerak dibidang pengembangan sumber daya manusia (Sosial Masyarakat) yang
memenuhi kriteria/persyaratan yang mengajukan permohonan bantuan kegiatan
Padat Karya;
5. Lembaga Penerima Bantuan adalah lembaga pemohon yang memenuhi
ketentuan/persyaratan yang ditetapkan sebagai lembaga penerima melalui
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja, untuk melaksanakan bantuan pemerintah kegiatan Padat Karya;

6
6. Lembaga Non Pemerintah adalah lembaga yang dibentuk untuk melaksanakan
tugas pemerintah tertentu;
7. Proposal adalah dokumen permohonan bantuan yang berisi persyaratan yang
diajukan oleh lembaga pemohon kepada direktur jenderal Binapenta dan PKK cq.
Direktur Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja;
8. Bantuan Padat Karya adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan untuk memberikan pekerjaan sementara kepada masyarakat
penganggur dan setengah penganggur pada saat tertentu dengan membangun atau
memperbaiki Infrastruktur pedesaan;
9. Padat Karya yang berbasis sumber daya lokal adalah kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang mengutamakan penyerapan tenaga kerja untuk menggerakkan
ekonomi masyarakat melalui pembangunan Infrastruktur sederhana, dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, misalnya: batu kali,
pasir, dan lainnya yang dilakukan secara gotong royong untuk pembangunan sarana
Infrastruktur tersebut;
10. Penganggur adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari kerja, sedang
mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja;
11. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
(kurang dari 35 jam seminggu);
12. Pekerja adalah para tenaga kerja yang direkrut dari PHK, purna PMI, keluarga
PMI, masyarakat penganggur, setengah penganggur dan miskin yang sudah memiliki
kartu tanda penduduk (KTP) disekitar lokasi pelaksanaan kegiatan Padat Karya yang
memenuhi kriteria pekerja serta yang terdaftar sebagai pekerja Padat Karya ;
13. Penanggung Jawab Kegiatan adalah orang yang ditunjuk bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan Padat Karya di Lembaga Pemerintah dan Lembaga non
Pemerintah;
14. Bendahara kegiatan adalah orang yang ditunjuk sebagai Bendahara kegiatan untuk
membantu pelaksanaan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran
pelaksanaan mekanisme pencairan dana bantuan pemerintah program penempatan
dan pemberdayaan tenaga kerja di daerah
15. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan;

7
16. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
diberi kewenangan oleh Sekretaris Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran
untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
17. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat
PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Sekretaris Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja selaku
Kuasa Pengguna Anggaran;
18. Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK) adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
ditunjuk oleh penanggung jawab atau pejabat yang berwenang yang ditetapkan
dengan surat keputusan Penanggungjawab Kegiatan dan diutamakan telah
mengikuti bimbingan/pembekalan/pelatihan PLPK. Tugas PLPK mengkoordinasikan
kegiatan Padat Karya yang akan, sedang, sampai dengan berakhirnya
pelaksanaan kegiatan;
19. Pengawas Teknis adalah pegawai negeri sipil potensial dari instansi teknis terkait di
daerah yang memahami bidang teknis jenis kegiatan Padat Karya mengawasi
pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan ketentuan- ketentuan dan
syarat teknis serta melakukan kerjasama dengan PLPK;
20. Kepala Kelompok adalah seorang diantara pekerja Padat Karya yang dipilih oleh
pekerja untuk menjadi kepala kelompok dalam kegiatan Padat Karya;
21. Tukang adalah seseorang yang berasal dari masyarakat setempat yang memiliki
keterampilan dan pengetahuan teknis untuk pembuatan/rehabilitasi Infrastruktur;
22. Uang Perangsang Kerja (UPK) adalah sejumlah uang yang diberikan kepada para
tenaga kerja Padat Karya oleh Juru Bayar dalam kurun waktu tertentu dan bersifat
stimulan atau bukan upah kerja;
23. Edukasi Masyarakat adalah kegiatan penyampaian informasi, pengetahuan dan
wawasan kepada masyarakat mengenai perencanaan, pelaksanaan serta perawatan
hasil pekerjaan Padat Karya;
24. Rembug Masyarakat adalah kegiatan yang melibatkan masyarakat yang
diselenggarakan oleh penerima bantuan dan dapat melibatkan Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan serta berkoordinasi dengan perangkat desa setempat,
dalam rangka menyamakan persepsi dan menyusun perencanaan teknis
pelaksanaan kegiatan Padat Karya yang akan dilaksanakan;

8
25. Gambar Desain adalah pembuatan sketsa/rancang bangun suatu pekerjaan fisik
kegiatan Padat Karya dengan dimensi mencakup panjang, lebar, tinggi untuk
menentukan luas dan volume. Pembuatan gambar desain ini dilakukan oleh
orang/instansi/lembaga yang memiliki pengetahuan serta kompetensi mengenai
gambar desain yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan;
26. Sewa Peralatan adalah penggunaan alat/mesin sederhana yang diperoleh dengan
cara menyewa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Alat/mesin tersebut
digunakan untuk membantu mengerjakan pekerjaan fisik Padat Karya yang sulit
dikerjakan oleh manusia atau untuk meningkatkan kualitas pekerjaan tanpa
mengurangi serapan tenaga kerja;
27. Identifikasi Lokasi Padat Karya adalah upaya menggali dan menghimpun informasi
mengenai potensi sumber daya lokal dari calon lokasi penerima bantuan kegiatan
Padat Karya dalam rangka menetapkan lokasi dan jenis kegiatan Padat Karya yang
tepat berdasarkan kriteria;
28. Hari Orang Kerja (HOK) adalah jumlah hari orang kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan kegiatan Padat Karya yang lamanya tergantung dari jenis
kegiatan yang dilaksanakan.
29. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
30. Lembaga Pemerintah adalah instansi pemerintah daerah
kabupaten/kota/provinsi/daerah istimewa yang bertanggungjawab di bidang
ketenagakerjaan;
31. Direktur adalah Direktur yang bertanggungjawab di bidang Pengembangan Dan
Perluasan Kesempatan Kerja;
32. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang bertanggungjawab di bidang
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja; dan
33. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan urusan dibidang Ketenagakerjaan.

9
BAB II
PELAKSANAAN

A. Organisasi Pelaksanaan
Organisasi Pelaksanaan Kegiatan Terdiri dari:
1. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja;
2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
3. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);
4. Lembaga Pemerintah;
5. Lembaga Non Pemerintah.

B. Tugas dan Tanggung Jawab


1. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja
a. Merencanakan dan menganggarkan bantuan Padat Karya melalui DIPA Setditjen
Binapenta dan PKK;
b. Merancang pelaksanaan bantuan kegiatan dengan membuat Petunjuk Teknis
Pelaksanaan;
c. Membentuk tim seleksi penerima bantuan;
d. Melaksanakan bimbingan teknis pelaksanaan bantuan Padat Karya;
e. Menetapkan keputusan penerima bantuan Padat Karya;
f. Menetapkan Pengelola Keuangan dan Pengelola Kegiatan;
g. Membuat dan menandatangani Perjanjian Kerjasama bantuan pemerintah
dengan penerima bantuan;
h. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan bantuan Padat Karya;
i. Melakukan pencairan dana bantuan;
j. Mengecek laporan yang disampaikan oleh penerima bantuan;
k. Melaporkan kepada Direktur Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja
tentang pelaksanaan bantuan Padat Karya.
2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
a. menetapkan kegiatan Padat Karya penerima Bantuan Pemerintah atas dasar
Keputusan Dirjen Binapenta dan PKK;
b. melakukan penelitian kelengkapan dokumen pencairan dana yang diajukan
kegiatan Padat Karya penerima bantuan;
c. mengajukan proses pencairan Bantuan Pemerintah kepada PPSPM; dan
d. memantau proses pengurusan SP2D Bantuan Pemerintah.

10
3. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
a. Melakukan penelitian kelengkapan administrasi pencairan dana yang diajukan
PPK; dan
b. Menerbitkan SPM yang ditujukan kepada KPPN Jakarta VII.
4. Lembaga Pemerintah
a. Menandatangani perjanjian kerja sama bantuan pemerintah dengan PPK
Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja;
b. Menyiapkan pelaksanaan bantuan Padat Karya yang meliputi:
1) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan jenis kegiatan;
2) Bersama instansi teknis terkait melaksanakan survey lokasi lapangan untuk
mendata potensi sumber daya lokal;
3) Membuat sketsa gambar rencana sederhana, perhitungan volume dan
dimensi;
4) Membuat detail gambar lengkap dengan spesifikasinya;
5) Berdasarkan gambar tersebut dilakukan perhitungan RAB/estimasi biaya;
6) Jika terdapat LRB, maka perhitungan volume dan biaya harus menyesuaikan
termasuk penyuesuaian HOK;
7) Desain dan RAB divalidasi oleh instansi teknis terkait atau konsultan teknik
yang terakreditasi oleh dinas teknis PUPR.
c. Pimpinan kelompok penerima bantuan membentuk dan menetapkan Tim
Pelaksana Kegiatan. Nama yang masuk ke dalam tim tidak boleh saling rangkap;
d. Tim Pelaksana Kegiatan Penerima Bantuan berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari
Penanggungjawab Kegiatan, Ketua Pelaksana dan Pengelola Keuangan,
berunsur dari pengurus lembaga, tokoh/unsur masyarakat setempat. Tim
pelaksana kegiatan melakukan tugas:
1) Melaksanakan pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
2) Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan;
3) Menandatangani laporan pekerjaan mulai dilaksanakan Menandatangani
berita acara kemajuan pelaksanaan pekerjaan 100% saat pekerjaan telah
selesai dilakukan.
5. Lembaga Non Pemerintah Penerima Bantuan
a. Menandatangani perjanjian kerja sama bantuan pemerintah dengan PPK
Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja;
b. Menyiapkan pelaksanaan bantuan Padat Karya yang meliputi:
1) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan jenis kegiatan;
2) Bersama instansi teknis terkait melaksanakan survey lokasi lapangan untuk
mendata potensi sumber daya lokal;

11
3) Membuat sketsa gambar rencana sederhana, perhitungan volume dan
dimensi;
4) Membuat detail gambar lengkap dengan spesifikasinya;
5) Berdasarkan gambar tersebut dilakukan perhitungan RAB/estimasi biaya;
6) Jika terdapat LRB, maka perhitungan volume dan biaya harus menyesuaikan
termasuk penyuesuaian HOK;
7) Desain dan RAB divalidasi oleh instansi teknis terkait atau konsultan teknik
yang terakreditasi oleh dinas teknis PUPR.
c. Pimpinan kelompok penerima bantuan membentuk dan menetapkan Tim
Pelaksana Kegiatan. Nama yang masuk ke dalam tim tidak boleh saling rangkap;
d. Tim Pelaksana Kegiatan Penerima Bantuan berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari
Penanggungjawab Kegiatan, Ketua Pelaksana dan Pengelola Keuangan,
berunsur dari pengurus lembaga, tokoh/unsur masyarakat setempat. Tim
pelaksana kegiatan melakukan tugas:
1) Melaksanakan pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
2) Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan;
3) Menandatangani laporan pekerjaan mulai dilaksanakan Menandatangani
berita acara kemajuan pelaksanaan pekerjaan 100% saat pekerjaan telah
selesai dilakukan.

C. Pemberi Bantuan, Bentuk Bantuan dan Rincian Jumlah Bantuan


1. Pemberi Bantuan
Pemberi Bantuan Pemerintah untuk kegiatan Padat Karya adalah Kementerian
Ketenagakerjaan cq. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja Ditjen Binapenta
dan PKK.
2. Bentuk Bantuan Padat Karya:
a. Pembuatan jalan baru atau rintisan jalan;
b. Pembuatan/Rehabilitasi saluran atau irigasi tersier;
c. Pembuatan/Rehabilitasi jalan desa atau lingkungan;
d. Pembuatan embung;
e. Pembuatan Tanggul Penahan Tanah;
f. Pemadatan atau Pengerasan Jalan;
g. Pembuatan terasering untuk penghijauan dan pertanian;
h. Pembuatan los pasar tradisional;
i. Pembuatan jalan makadam atau rabat beton;
j. Pembangunan jalan paving blok;
k. Pembangunan Jembatan Desa Sederhana;
l. Sanitasi lingkungan;

12
3. Rincian Jumlah Bantuan
Adapun jumlah bantuan untuk setiap paket kegiatan Padat Karya sebesar Rp.
100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) yang memuat sebagai berikut:
a. Menyerap tenaga kerja sebanyak 40 orang;
b. Bekerja selama ± 15 hari kerja per hari @Rp.75.000/org Hari Orang Kerja (HOK);
c. Jumlah jam kerja paling sedikit 4 jam dan paling banyak 5 jam per hari.

D. Persyaratan dan Prosedur Penerima Bantuan


Untuk mengefektifkan pelaksanaan kegiatan Padat Karya kepada Lembaga
Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah sesuai dengan persyaratan dan prosedur
penerima bantuan, maka perlu diuraikan secara lebih teknis dan terperinci dalam
pelaksanaannya, sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Proposal kegiatan Padat Karya;
b. Identifikasi lokasi kegiatan Padat Karya;
1) Tujuan identifikasi adalah menghimpun data dan informasi mengenai potensi
sumber daya dari calon lokasi kegiatan Padat Karya berdasarkan usulan
masyarakat.
2) Tim pusat dapat melibatkan dinas yang membidangi ketenagakerjaan
setempat yang akan melaksanakan kegiatan identifikasi dengan dibekali
surat perintah tugas dan keperluan administrasi lainnya.
3) Dalam teknis pelaksanaannya petugas yang ditunjuk langsung melakukan
identifikasi ke lokasi dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
a) Menghimpun data yang dibutuhkan dalam identifikasi;
b) Observasi lapangan;
c) Menggali informasi dari tokoh dan elemen masyarakat;
d) Melakukan pencatatan;
e) Melakukan analisa data identifikasi;
f) Membuat dan Melaporkan hasil identifikasi kepada penanggungjawab
kegiatan, untuk diusulkan sebagai kelayakan calon penerima bantuan.
4) Kriteria pemilihan dan penetapan lokasi dilakukan sebagai berikut:
a) Jumlah penerima manfaat (penganggur, setengah penganggur, PMI
purna, PHK dan masyarakat miskin);
b) Ketersediaan Infrastruktur;
c) Dukungan sumber daya alam maupun sumber daya tenaga kerja;
d) Potensi peningkatan sosial ekonomi masyarakat.

13
5) Penetapan Jenis Kegiatan
Penetapan jenis kegiatan harus sesuai dengan potensi daerah dan memiliki
kemanfaatan yang besar bagi masyarakat khususnya dalam melakukan
aktivitas sosial-ekonomi. Penetapan jenis kegiatan Padat Karya ditetapkan
dengan Surat Keputusan Dirjen BINAPENTA.
Teknis pelaksanaan penetapan jenis kegiatan sebagai berikut:
a) Membahas dan menganalisis hasil identifikasi terkait dengan
permasalahan, kebutuhan dan potensi yang ada;
b) Menentukan skala prioritas jenis kegiatan yang dibutuhkan;
c) Menetapkan jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
d) Menetapkan jenis kegiatan dalam satu surat keputusan penetapan lokasi.
e) Penetapan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK)
tentang penetapan lokasi kegiatan Padat Karya.
f) Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PPK Direktorat Bina
Perluasan Kesempatan Kerja dengan Penanggungjawab Kegiatan di
Kabupaten/Kota.
g) Penandatanganan Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan Padat
Karya oleh Penanggungjawab kegiatan di Kabupaten/Kota.
6) Penandatanganan Pakta Integritas oleh Penanggungjawab kegiatan di
Kabupaten/Kota.
c. Lembaga Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah yang mendapat alokasi
kegiatan Padat Karya segera menyiapkan dan menyampaikan dokumen–
dokumen sebagai berikut:
1) Surat Keputusan terkait tim pelaksana kegiatan ditandatangani oleh
Penanggungjawab kegiatan meliputi:
a) Penanggungjawab Kegiatan;
b) Bendahara;
c) Pengawas Teknis; dan
d) Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK), diutamakan berpengalaman
atau telah memiliki sertifikat yang diperoleh dari Bimtek Peningkatan
Kapasitas PLPK yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Perluasan
Kesempatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan RI.
2) Surat Keputusan Penanggungjawab Kegiatan tentang penetapan peserta
kegiatan, tim pelaksana teknis kegiatan, jenis kegiatan dan waktu
pelaksanaan kegiatan Padat Karya.

14
2. Pelaksanaan
Pelaksana kegiatan Padat Karya adalah Lembaga Pemerintah/Lembaga Non
Pemerintah penerima bantuan pemerintah. Kegiatan Padat Karya dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Rembug Masyarakat
Rembug masyarakat adalah bagian dari rangkaian kegiatan edukasi yang
bertujuan untuk membangun kesepahaman sehingga didapatkan satu
persamaan persepsi dan kesamaan langkah dalam melaksanakan kegiatan
Padat Karya serta mendorong keterlibatan masyarakat sepenuhnya. Rembuq
masyarakat melibatkan seluruh calon pekerja, tokoh masyarakat dan aparat desa
yang difasilitasi oleh PLPK dengan narasumber dari Dinas/Pusat yang
membidangi ketenagakerjaan setempat atau instansi terkait.
b. Pendaftaran dan Seleksi Pekerja
1) Pendaftaran calon pekerja dilaksanakan di kantor desa setempat dengan
membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP).
2) Proses seleksi dilakukan dengan satu tahap yaitu proses seleksi pekerja
untuk membangun kegiatan fisik Infrastruktur sebanyak 40 (empat puluh)
pekerja berdasarkan hasil kesepakatan rembug masyarakat yang difasilitasi
oleh PLPK.
3) Calon pekerja ditetapkan dengan Surat Keputusan Penanggungjawab
kegiatan.
4) Apabila selama pelaksanaan kegiatan terdapat pekerja yang mengundurkan
diri, maka pengganti pekerja tersebut cukup ditetapkan dengan surat
keterangan dari PLPK.
c. Desain Teknis
1) Desain teknis bertujuan untuk membuat sketsa bagan-bagan pekerjaan fisik
yang meliputi panjang, lebar dan luas. Desain teknis harus memuat gambar
tampak atas (sketsa lokasi), potongan, detail dan spesifikasi.
2) Desain teknis dilakukan oleh petugas yang memiliki keahlian mengenai
gambar desain (diutamakan dari Dinas teknis atau konsultan teknik yang
terakreditasi oleh dinas teknis PUPR) berkoordinasi dengan PLPK dan
petugas teknis.
d. Pencatatan Data Pekerja
Data pekerja adalah informasi tentang semua tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksananaan kegiatan padat karya insfrastruktur Informasi ini diantaranya
adalah nama pekerja, umur pekerja, alamat, dan nomor induk kependudukan
(NIK). Data tersebut disampaikan kepada Ditjen Binapenta dan PKK Cq.

15
Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja melalui email:
subdit.padatkarya@gmail.com.
e. Pengaturan Pembagian Kerja
Sebagaimana telah disepakati dalam edukasi dan rembug masyarakat tentang
pengaturan pembagian kerja yang terdiri dari ketua kelompok, tukang dan
anggota kelompok. Secara teknis pengaturan pembagian kerja dapat
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Menyiapkan daftar urutan pekerjaan;
2) PLPK dan petugas terkait mengatur dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
serta pembagian pekerjaan.
3) Waktu kerja kegiatan Padat Karya adalah paruh waktu minimal 4 (Empat)
jam per hari dan maksimal 5 (lima) jam per hari.
f. Jangka Waktu
Kegiatan Padat Karya dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Untuk mengefektifkan dan memaksimalkan kegiatan Padat Karya, pelaksanaan
kegiatan agar segera dilaksanakan paling lambat 30 hari kerja setelah anggaran
diterima yang sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan Dirjen Binapenta dan
PKK, RAB Kegiatan dan menandatangani Nota Kesepahaman.
g. Pembayaran Uang Perangsang Kerja (UPK)
Pembayaran UPK kepada pekerja dilaksanakan 2 (dua) kali atau lebih sesuai
kesepakatan bersama oleh PLPK dan kelompok pekerja serta dibayarkan oleh
Bendahara langsung kepada pekerja di dampingi oleh PLPK.
h. Pengadaan Bahan Material dan Peralatan Kerja
Pengadaan bantuan bahan dan peralatan kegiatan Padat Karya dilakukan
secara Swakelola, di mana pekerjaannya dikerjakan atau diawasi sendiri oleh
Lembaga Pemerintah atau Non Pemerintah sebagai penerima bantuan. Untuk
pengadaan barang yang nilainya sampai dengan Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh
Juta Rupiah) dapat dilakukan dengan cara pembelian/pembayaran langsung
kepada Penyedia/Pedagang, dengan bukti pembelian berupa kwitansi sesuai
yang diatur dalam Perpres Nomor 16 tahun 2018.
Jika bahan baku/material tersedia sebagian atau seluruh di daerah tersebut,
maka biaya pembelian material tersebut dapat dialihkan menjadi biaya UPK
(menambah Hari Orang Kerja (HOK) dan atau menambah volume fisik
pekerjaan.

16
i. Sewa Peralatan
Peralatan/mesin yang disewa tidak menggunakan ukuran yang besar atau berat
dan alat tersebut hanya digunakan untuk pekerjaan yang sulit dilakukan oleh
tenaga manusia. Selain itu alat/mesin tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pekerjaan fisik. Keberadaan alat/mesin tersebut bukan berarti
mengurangi penyerapan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
fisik Padat Karya. Secara teknis sewa alat dilakukan oleh PLPK dibantu
pengawas teknis membuat spesifikasi teknis alat yang akan disewa untuk
diajukan kepada Penanggung jawab kegiatan.
j. Pembuatan Papan Data dan Prasasti
Setiap lokasi pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemasangan papan data
yang memuat informasi tentang jumlah pekerja dan waktu pelaksanaan kegiatan,
sedangkan prasasti dibuat dan dipasang setelah kegiatan fisik mencapai 100%.
Secara teknis pembuatan papan data dan prasasti sebagai berikut:
1) Papan data terbuat dari papan atau bahan lainnya yang tahan lama
berukuran sekitar ± P =1,20 meter dan L= 1 meter;
2) Prasasti terbuat dari adukan (batu, pasir, semen) secukupnya atau dari
bahan lainnya yang tahan lama dan ditempatkan di titik awal Infrastruktur
yang dibangun; dan
3) Prasasti berisikan informasi tentang kegiatan Padat Karya serta tahun
pelaksanaan kegiatan.
k. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Musibah dan Bencana
Secara teknis penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dilakukan
oleh PLPK melalui sosialisasi K3 Kepada pekerja dan menyiapkan P3K. Apabila
terjadi bencana yang mengakibatkan kerusakan/kemusnahan sebagian atau
seluruh fisik kegiatan, maka PLPK dibantu pihak terkait wajib melaporkan
kepada Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan yang bersangkutan untuk
memperoleh petunjuk tentang tindakan yang perlu diambil. Untuk kejadian luar
biasa (bencana alam) harus dibuatkan berita acara oleh Penanggung jawab
Pelaksanaan Kegiatan, dengan melibatkan unsur pemerintah daerah setempat.
Berita acara tersebut harus dibuat secara rinci yang berhubungan dengan
kejadian, berikut dilampirkan dokumentasi (photo/video) Secara teknis
penanganan musibah dan bencana dapat dilakukan sebagai berikut:
1) PLPK memeriksa lokasi yang terkena bencana alam.
2) PLPK membuat berita acara tentang bencana alam dan perubahan volume
pekerjaan.

17
E. Tata Cara Pencairan dan Penyaluran Dana Bantuan
Dalam rangka penyaluran Bantuan Pemerintah pada Lembaga Pemerintah dan Non
Pemerintah berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
173/PMK.05/2016. Penyaluran bantuan didasarkan pada Surat Keputusan penerima
bantuan memuat:
1. Identitas penerima bantuan;
2. Nominal Uang; dan
Pencairan bantuan sebagimana yang diatur pada PMK Nomor 173/PMK.05/2016
dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerjasama antara PPK dengan penerima bantuan
yang telah di tetapkan dalam Surat Keputusan Ditjen Binapenta. Pencairan dilakukan
secara sekaligus ke rekening penerima bantuan dengan mengajukan permohonan
pencairan dana kepada PPK dengan melampirkan:
1. Surat Keputusan Penerima Bantuan;dan
2. Perjanjian Kerjasama yang telah di tandatangani oleh penerima bantuan.

F. Pertanggungjawaban Bantuan dan Ketentuan Perpajakan


1. Pertanggungjawaban Penerima dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang
sebagaimana dimaksud dalam PMK No 173/PMK.05/2016 tentang perubahan PMK
No 168/PMK.05/2015, harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan
kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau pada akhir tahun anggaran, meliputi:
a. Berita Acara Serah Terima, yang memuat:
1) jumlah dana awal, dana yang dipergunakan, dan sisa dana;
2) pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama; dan
3) pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan.
b. foto/film hasil pekerjaan yang telah diselesaikan.
Jika terdapat sisa anggaran kegiatan, maka masing-masing lembaga
pemerintah/lembaga non pemerintah wajib melakukan pengembalian ke kas Negara.
Surat Bukti pengembalian sisa dana ke rekening Kas Negara disampaikan kepada
PPK Pusat sebagai dokumen tambahan Laporan Petanggungjawaban.
Seluruh dokumen pertanggungjawaban kegiatan dana luncuran dari Direktorat Bina
Perluasan Kesempatan Kerja menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari lembaga
pemerintah/lembaga non pemerintah penerima bantuan.
2. Ketentuan Perpajakan
Penerima Bantuan Pemerintah baik lembaga pemerintah atau non pemerintah akan
dikenakan pajak sesuai ketentuan perpajakan. Pembayaran Pajak menggunakan
nomor NPWP: 00.140.555.4-067.000 a/n DITJEN PEMBINAAN PENEMPATAN
TENAGA KERJA DAN PERLUASAN.

18
G. Sanksi
Dalam Proses Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan secara bersih, transparan dan
profesional dengan segala kemampuan dan sumber daya secara optimal untuk
memberikan hasil baik sesuai dengan yang diharapkan, mulai dari persiapan,
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan/kegiatan. Jika melanggar hal-hal di atas maka
akan menerima sanksi moral, administrasi dan dituntut ganti rugi dengan pidana sesuai
dengan ketentuan peratuan perundang-undangan yang berlaku.

19
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI

Untuk mengetahui tingkat perkembangan dan manfaat dari Bantuan Pemerintah, perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berjenjang, sebagai berikut:
1. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja melakukan koordinasi dengan
Perangkat Daerah kabupaten/kota di Bidang Ketenagakerjaan dalam hal monitoring
dan evaluasi pencairan, pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah;
2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan sejak diterimanya bantuan,
berdasarkan pembagian tugas sebagai berikut:
a. Penerima Bantuan Pemerintah untuk Lembaga pemerintah/non pemerintah dapat
melaporkan pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah paling lambat 1 (satu) bulan
setelah pekerjaan selesai, kepada Perangkat Daerah kabupaten/kota di Bidang
Ketenagakerjaan dengan tembusan Direktorat Bina Perluasan Kesempatan
Kerja;
b. Pelaporan dapat disampaikan secara langsung yang ditujukan kepada Perangkat
Daerah Kabupaten/Kota di Bidang Ketenagakerjaan dengan tembusan Direktorat
Bina Perluasan Kesempatan Kerja;
c. Perangkat Daerah Kabupaten/Kota di Bidang Ketenagakerjaan melaporkan
pelaksanaan program Padat Karya kepada Direktorat Bina Perluasan
Kesempatan Kerja; dan
d. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja melaporkan penyelenggaraan
Bantuan Pemerintah Program Padat Karya kepada Ditjen Binapenta dan PKK.

20
BAB IV
KEJADIAN LUAR BIASA (FORCE MAJEURE)

Lembaga Pemerintah/Non Pemerintah melengkapi dokumen berita acara dalam hal


terjadi kejadian luar biasa (force majeure) yang mengakibatkan terjadinya kerugian
penerima bantuan.

21
BAB V
PENUTUP

Petunjuk Teknis kegiatan Padat Karya tahun 2021 diharapkan dapat menjadi acuan bagi
semua pihak dalam melaksanakan kegiatan Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja
Ditjen Binapenta dan PKK. Adapun keberhasilan kegiatan sangat dipengaruhi oleh
konsistensi, keseriusan dan kejujuran dari masing-masing pelaksana kegiatan dan
pelaku-pelaku terkait. Oleh karena itu kepada lembaga pemerintah/lembaga non
pemerintah, serta peserta agar melaksanakan kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis,
sehingga tujuan untuk menciptakan lapangan kerja atau lapangan usaha yang produktif
dan berkelanjutan benar-benar tercapai serta memberikan hasil yang maksimal.

22
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR:3/678/PK.03.00/III/2021 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PADAT
KARYA TAHUN 2021

Mekanisme Bantuan Program Padat Karya

Pengajuan
Proposal

Verifikasi

Identifikasi

Penetapan Pencairan
Monitoring
Lokasi Anggaran

Pelaporan

23
Contoh 1.
KOP SURAT

Kuitansi Tanda Terima


Nomor : ............................
Tanggal : ............

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Ditjen Binapenta & PKK
Uang sebanyak : ....................................................
Untuk membayar :
Dana bantuan Pemerintah berupa Belanja barang untuk bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah dalam rangka kegiatan Padat Karya di :
Desa : ...........................................
Kecamatan : ...........................................
Kabupaten/Kota : ...........................................
sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : ..................... (Nomor PKS/MOU) Tanggal
............................... 2021
Terbilang : # .................................. Rupiah #

Mengetahui : Yang menerima :


Penanggung Jawab Kegiatan Bendahara

Materai 6000....

-------------------------------------- --------------------------------------
NIP/NIK. NIP/NIK.

Lembar persetujuan pembayaran:

Setuju dibayar :
Kuasa Pengguna Anggaran PPK Dit. PPKK

Wahyu Pitoyo, S.E.,M.M.


NIP. NIP. 19850320 200901 1 002

24
Contoh 2.

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Lantai IV Blok A, Jakarta Selatan 12950,
Tel. 021-5214564 Faks: 021-5227588

BERITA ACARA SERAH TERIMA


NOMOR : ................................................

Pada hari ini ......tanggal …... bulan ……tahun …… yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ……………………..
Jabatan : ...........................
Alamat : ...........................
Yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU

2. Nama : Wahyu Pitoyo, S.E.,M.M.


NIP : 19850320 200901 1 002
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen DIT PPKK
Alamat :Jl. Jend. GatotSubrotoKav. 51 Jakarta Selatan
Yang Selanjutnya Disebut PIHAK KEDUA

Dengan ini menyatakan sebagai berikut :


1. PIHAK KESATU telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan berupa Kegiatan Padat Karya ,
sesuai dengan Surat Keputusan Nomor : ..................tanggal.............. dan Perjanjian
Kerjasama Nomor ................. tanggal................
2. PIHAK KESATU telah menerima dana bantuan dari PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan
untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerjasama dengan rincian
sebagai berikut :
a) Jumlah total dana yang telah diterima : .......................
b) Jumlah total dana yang dipergunakan : .......................
c) Jumlah total sisa dana : .......................
3. PIHAK KESATU menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dan bantuan Kegiatan Padat
Karya , sebesar Rp. .................... telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk
kelengkapan admistrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
4. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK
KESATU berupa hasil pekerjaan kegiatan Padat Karya dengan nilai…………
5. PIHAK KESATU telah menyetor sisa dana bantuan ke kas negara sebesar..............
Sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN) terlampir*).
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh
Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut diatas, dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


NAMA LEMBAGA PEMERINTAH/ NON PPK DIT. PPKK
PEMERINTAH

-------------------------------------- Wahyu Pitoyo, S.E.,M.M.


NIP/NIK. NIP. 19850320 200901 1 002
Catatan :
* No. 4 diisi dengan jumlah angka dan huruf total dana bantuan yang telah di pergunakan
* Jika tidak terdapat sisa dana No. 5 bisa di coret

25
Contoh 3.

Contoh PRASASTI :

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I

KEGIATAN PADAT KARYA


DESA ………. KECAMATAN …………
KABUPATEN ……………..
TAHUN 2021

26
Contoh 4.

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


KEGIATAN PADAT KARYA
TAHUN ANGGARAN 2021

PAPAN DATA KEGIATAN

1. Nama Kegiatan : .........................................

2. Jenis Kegiatan : .........................................

3. Desa : .........................................

4. Kecamatan : ..........................................

5. Kabupaten/Kota : ..........................................

6. Provinsi : ..........................................

7. Jumlah HOK : ..........................................

8. Dimensi Volume Pekerjaan : ..........................................

9. Besarnya Upah Tenaga Kerja :

- Pekerja : Rp. /Hari

- Kepala Kelompok : Rp. /Hari

- Tukang : Rp. /Hari

10. Pelaksanaan Kegiatan :


Tanggal dimulai, ....................... Selesai tanggal, ........................

11. Jumlah target orang ikut kerja : ........... Orang

12. Jumlah Tenaga Kerja rata-rata perhari : .......... Orang

13. Manfaat Kegiatan :


-
-
-

27
Contoh 5.

KOP SURAT

DAFTAR PEKERJA
KEGIATAN PADAT KARYA
TAHUN 2021

Desa: ............................. Dinas *) : .............................


Kecamatan: ............................. Provinsi : .............................
Kab./Kota: ............................. Target Pendayagunaan Tenaga kerja : .... Org
Jenis Kegiatan: ............................. Tanggal Kegiatan : .............................
DAFTAR PEKERJA

NO NAMA UMUR L/P ALAMAT NOMOR INDUK


KEPENDUDUKAN
1

dst

……………………, ……………., 2021

MENGETAHUI :
PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN

( ...................................... )

28
Contoh 6.

LEMBAR PANDUAN PROPOSAL

NO DOKUMEN

1. Proposal Kegiatan Padat Karya (Harus memuat hal-hal berikut):

a. Latar Belakang

b. Kegiatan

1) Manfaat
2) Jenis
3) Sasaran Peserta
4) Rencana Lokasi
5) Rencana Anggaran Biaya
6) Waktu Pelaksanaan

2. Lampiran Proposal Kegiatan :

a. Asli Akte Notaris atau Dokumen Pembentukan Lembaga

b. Surat Keterangan Domisili dari Desa/Kelurahan setempat


c. Asli NPWP atas nama Lembaga
d. Asli Rekening Bank atas nama Lembaga
e. Struktur Organisasi/ Kepengurusan Lembaga
f. SK Pengangkatan Kepala Desa/Lurah
g. Asli NPWP atas nama Desa/Kelurahan
h. Struktur Organisasi/ Kepengurusan Desa/Kelurahan

Note : 1. Lampiran Proposal no. a s/d e untuk Kegiatan ke Lembaga


2. Lampiran Proposal no. f s/d h untuk Kegiatan Ke Desa/Kelurahan

29

Anda mungkin juga menyukai