Anda di halaman 1dari 57

RENCANA STRATEGIS

STRATEGI
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
2015 - 2019
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS
STRATEGI
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
2015 - 2019

LAPORAN DRAFT FINAL


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Kata Pengantar

R
encana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dan
Perluasan Kesempatan Kerja 2015-2019
merupakan dokumen perencanaan yang menjadi panduan
pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen. Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kesempatan
Kerja selama 5 (lima) tahun ke depan.

Renstra Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dan


Perluasan Kesempatan Kerja disusun dengan mengacu
pada Renstra Kementerian Ketenagakerjaan yang telah
disahkan dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.
14 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Ketenagakerjaan Tahun 2015-2019, serta berpedoman
pada Visi, Misi, dan Nawacita Presiden yang ditetapkan
pada Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015-2019.

Dalam mendukung keberhasilan pencapaian target kinerja


yang telah teruang dalam Renstra ini, maka dibutuhkan
daya usaha semua pihak di lingkungan Ditjen. Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kesempatan
Kerja secara konsisten dan berkelanjutan.

Bagi semua pihak yang telah membantu dan mendukung


penyelesaian dokumen ini, Kami ucapkan terimakasih.

Jakarta, Desember 2015

Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja

Hery Sudarmanto
NIP. 19580918 198603 1 002

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 i


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Daftar Isi

Kata Pengantar ---------------------------------------------------------------------------------- i


Daftar Isi------------------------------------------------------------------------------------------- ii
Daftar Tabel ------------------------------------------------------------------------------------- iv
Daftar Gambar ----------------------------------------------------------------------------------- v
Bab 1. PENDAHULUAN ---------------------------------------------------------------------1
1.1 Kondisi Umum --------------------------------------------------------------------------------- 1
1.2 Potensi dan Permasalahan ------------------------------------------------------------------- 3
1.2.1 Potensi -------------------------------------------------------------------------------- 3
1.2.2 Permasalahan ------------------------------------------------------------------------ 9

Bab 2. VISI & MISI PEMBANGUNAN NASIONAL, SERTA AGENDA &


SASARAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN BIDANG
PENEMPATAN TENAGA KERJA & PERLUASAN KESEMPATAN
KERJA 2015-2019 ------------------------------------------------------------------ 22
2.1 Visi dan Misi Pembangunan Nasional ----------------------------------------------------- 22
2.2 Agenda dan Sasaran Pembangunan Ketenagakerjaan Bidang Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja ----------------------------------------- 23
2.3 Sasaran Strategis Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja &
Perluasan Kesempatan Kerja --------------------------------------------------------------- 25

Bab 3. ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI PEMBANGUNAN


KETENAGAKERJAAN BIDANG PENEMPATAN TENAGA KERJA &
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN ---------------------------------------------------- 27
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Ketenagakerjaan Bidang
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja -------------------------- 27
3.2 Kerangka Regulasi --------------------------------------------------------------------------- 32
3.3 Kerangka Kelembagaan --------------------------------------------------------------------- 33
3.3.1 Agenda dan Sasaran Pembangunan Bidang Aparatur Negara ---------------- 33
3.3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Aparatur
Negara ------------------------------------------------------------------------------- 33
3.3.3 Mandat Organisasi ----------------------------------------------------------------- 33

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 ii


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

3.3.4 Kelembagaan, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Ditjen.


Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja --------------------------------------------------------------------------------- 34
3.3.5 Kondisi Sumber Daya Manusia --------------------------------------------------- 35

Bab 4. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ------------------------- 38


4.1 Target Kinerja -------------------------------------------------------------------------------- 38
4.2 Kerangka Pendanaan ------------------------------------------------------------------------ 38

Bab 5. PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------- 40


Lampiran ---------------------------------------------------------------------------------------- 41

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 iii


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Daftar Tabel

Tabel 1-1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan (Juta Orang), 2013-2015 ------------------------------------ 2
Tabel 1-2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen), 2013-2015 ---------------- 3
Tabel 1-3 Potensi Unggulan Setiap Wilayah di Indonesia ------------------------------------------- 6
Tabel 2-1 Sasaran Makro Ekonomi 2019 ------------------------------------------------------------- 24
Tabel 3-1 Matriks Kerangka Regulasi Ketenagakerjaan Terutama yang Terkait dengan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja -------------------------- 32
Tabel 3-2 Jumlah PNS Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja Dirinci berdasarkan Golongan --------------------------------------- 36

LAMPIRAN
Tabel 0-1 Matriks Rencana Tindak Jangka Menengah Ditjen. Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja 2015-2019 ---------------------------- 42

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 iv


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Daftar Gambar

Gambar 1-1 Profil Ketenagakerjaan Tahun 2015 -------------------------------------------------------- 2


Gambar 1-2 Prediksi Bonus Demografi Indonesia------------------------------------------------------- 4
Gambar 1-3 Skema Keterkaitan Pelatihan dan Penempatan ------------------------------------------- 8
Gambar 1-4 Trend Tingkat Pengangguran Terbuka dan Kemiskinan Nasional Periode
Tahun 2000-2015 ---------------------------------------------------------------------------- 10
Gambar 1-5 Trend Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Nasional ------------------------------- 10
Gambar 1-6 Trend Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan (%) ------------------------------------------------------------------------ 11
Gambar 1-7 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Tahun 2011 dan
2015 Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (%) ---------------------------- 11
Gambar 1-8 Trend Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Perkotaan dan Perdesaan,
2011-2015 ------------------------------------------------------------------------------------- 12
Gambar 1-9 Kondisi Pengangguran Umur Muda di Indonesia --------------------------------------- 13
Gambar 1-10 Tabulasi Silang Tingkat Kemiskinan VS Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) di Tingkat Provinsi Tahun 2014 (%) ----------------------------------------------- 13
Gambar 1-11 Trend Tingkat Pertumbuhan Lapangan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia ------------------------------------------------------------------------------------- 14
Gambar 1-12 Perkembangan Indeks Gini Periode 2010-2014 ------------------------------------------ 15
Gambar 1-13 Proyeksi Distribusi Pekerja per Sektor Hingga 2019 (%) ------------------------------- 16
Gambar 1-14 Perkembangan Pekerja Formal-Informal Tahun 2011-2015 ---------------------------- 18
Gambar 1-15 Kondisi Pasar Kerja Di Indonesia ---------------------------------------------------------- 20
Gambar 3-1 Nawa Kerja Ketenagakerjaan --------------------------------------------------------------- 28
Gambar 3-1 Arah Kebijakan Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja & Perluasan
Kesempatan Kerja 2015-2019 -------------------------------------------------------------- 29
Gambar 3-2 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja --------------------------------------------------- 35

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 v


Bab 1 Pendahuluan
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Bab 1.
PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

P
asal 27 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Hal ini menunjukan
bahwa Pemerintah berkewajiban menjamin seluruh rakyatnya untuk mendapatkan
kesejahteraan melalui upaya-upaya pembangunan nasional.Kementerian Ketenagakerjaan
(Kemnaker) sebagai institusi yang menyelenggarakanpembangunan bidang ketenagakerjaan
memiliki peranan yang strategis agar hak atas pekerjaan dan penghidupan setiap warga
negara tersebut dapat diperoleh secara layak. Oleh karena itu, pembangunan di bidang
ketenagakerjaan diarahkan untuk memberi kontribusi nyata atas peningkatan kesejahteraan
pekerja dan iklim berusaha yang kondusif.

Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian dari pembangunan nasional memiliki


peranan yang sangat penting untuk menciptakan SDM yang berkualitas, khususnya pada
aspek modal manusia dalam pembangunan Indonesia. Mengingat kondisi ketenagakerjaan
sebagai muara dari berbagai kondisi di hulu, maka keberpihakan pemerintah dalam bentuk
kebijakan ekonomi, politik, maupun sosial sangat berpengaruh pada akselerasi
pembangunan bidang ketenagakerjaan.

Salah satu aspek penting di bidang ketenagakerjaan ialah terkait dengan penempatan tenaga
kerja dan perluasan kesempatan kerja, yang merupakan core business dari Ditjen.
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kesempatan Kerja. Sebagaimana
diuraikan dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa Ditjen. Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kesempatan Kerjamempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja.

Secara umum,berdasarkan hasil reviewselama 5 (lima) tahun belakangan,kondisi


ketenagakerjaan di Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar dan telah
menunjukkan peningkatan yang berarti. Tingkat pengangguran terbuka secara nasional
membaik, dari 7,9% (2009) menjadi 6,18% di 20151. Perluasan lapangan kerja juga diikuti
dengan kualitas pekerjaan yang semakin membaik yang ditandai dengan semakin
meningkatnyakeberadaan pekerja formal, dimana pada Februari 2015 telah

1
BPS, Berita Resmi Statistik, Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2015, No. 103/11/Th. XVIII, 5 November 2015.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 1


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

mencapai48,15%2.Namun di beberapa aspek lainnya masih terdapat tantangan yang perlu


diperbaiki dan ditingkatkan lebih lanjut.

Kondisi ketenagakerjaan Indonesia secara umum hingga Agustus 2015 terurai dalam
Gambar di bawah ini. Angkatan kerja Indonesia pada Agustus 2015 tercatat sebanyak 122,4
juta orang. Penduduk bekerja ialah sebanyak 114,8 juta orang (93,82%), dan sisanya
sebanyak 7,6 juta orang (6,18%) termasuk ke dalam kategori penganggur.

Gambar 1-1
Profil Ketenagakerjaan Tahun 2015

PENGANGGURAN TERBUKA Masalah Utama


Ketenagakerjaan
7,56 juta (6,18%) PARUH WAKTU

ANGKATAN KERJA 24,57 juta


(71,61%)
122,38 juta BEKERJA TDK PENUH
(< 34 Jam/Minggu)

34,31 juta (29,88%) SETENGAH


PENGANGGUR
BEKERJA 9,74 juta
114,82 juta (93,82%) (28,39%)

BEKERJA PENUH
(> 34 Jam/Minggu)

80,51 juta (70,12%)

Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik, Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2015, No. 103/11/Th. XVIII, 5 November 2015.

Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2015 masih didominasi oleh penduduk bekerja
berpendidikan rendah, yaiu SD ke bawah sebanyak 50,8 juta orang (44,27%) dan Sekolah
Menengah Pertama sebanyak 20,7 juta (18,03%).

Tabel 1-1
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan (Juta Orang), 2013-2015
Pendidikan Tertinggi yang 2013 2014 2015
Ditamatkan Agustus Februari Agustus Februari Agustus
SD ke Bawah 53,81 55,31 53,96 54,61 50,83
Sekolah Menengah Pertama 20,56 21,06 20,35 21,47 20,70
Sekolah Menengah Atas 17,88 18,91 18,58 19,81 19,81
Sekolah Menengah Kejuruan 9,97 10,91 10,52 11,80 10,84
Diploma I/II/III 2,93 3,13 2,96 3,14 3,08
Universitas 7,61 8,85 8,26 10,02 9,56
Jumlah 112,76 118,17 114,63 120,85 114,82
Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik, Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2015, No. 103/11/Th. XVIII, 5 November 2015.

2
BPS, Laporan Perekonomian Indonesia 2015.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 2


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 12,6 juta orang, mencakup 3,1 juta
orang (2,68%) berpendidikan Diploma dan sebanyak 9,5 juta orang (8,33%) berpendidikan
Universitas.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Agustus 2015 untuk pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 12,65%, disusul oleh TPT Sekolah
Menengah Atas sebesar 10,32%. Sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan
SD ke bawah, yaitu sebesar 2,74%.

Tabel 1-2
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen), 2013-2015
Pendidikan Tertinggi yang 2013 2014 2015
Ditamatkan Agustus Februari Agustus Februari Agustus
SD ke Bawah 3,44 3,69 3,04 3,61 2,74
Sekolah Menengah Pertama 7,59 7,44 7,15 7,14 6,22
Sekolah Menengah Atas 9,72 9,10 9,55 8,17 10,32
Sekolah Menengah Kejuruan 11,21 7,21 11,24 9,05 12,65
Diploma I/II/III 5,95 5,87 6,14 7,49 7,54
Universitas 5,39 4,31 5,65 5,34 6,40
Jumlah 6,17 5,70 5,94 5,81 6,18
Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik, Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2015, No. 103/11/Th. XVIII, 5 November 2015.

Berkenaan dengan kondisi di atas, Kementerian Ketenagakerjaan telah melakukan berbagai


upaya dalam peningkatan kondisi ketenagakerjaan. Pada bidang penempatan tenaga kerja
dan perluasan kesempatan kerja terdapat peningkatan fasilitasi pelayanan penempatan
tenaga kerja melalui peningkatan fungsi lembaga pasar kerja di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota dalam upaya melayani pencari kerja dan pengguna tenaga kerja.
Peningkatan lembaga ini, dilaksanakan melalui pendayagunaan tenaga fungsional
Pengantar Kerja di pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota. Peningkatan fungsi pasar
kerja juga dilaksanakan melalui pemberdayaan informasi pasar kerja, optimalisasi
mekanisme antar kerja, penempatan melalui job fair, dan peningkatan kebijakan
penempatan dan perlindungan tenaga kerja luar negeri. Upaya perlindungan tenaga kerja
juga dilaksanakan melalui pengendalian penggunaan tenaga kerja asing. Di samping itu,
peningkatan perluasan kesempatan kerja dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat
seperti padat karya, tenaga kerja mandiri, tenaga kerja sukarela, dan terapan teknologi tepat
guna, serta inkubasi bisnis. Pemberdayaan masyarakat juga dilaksanakan melalui
peningkatan kemampuan tenaga kerja khusus, seperti tenaga kerja wanita, muda,
penyandang disabilitas, dan lanjut usia.

1.2 Potensi dan Permasalahan

1.2.1 Potensi

Berikut ini diuraikan aspek potensi yang diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu (i) potensi
secara umum dan (ii) potensi internal Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dan
Perluasan Kesempatan Kerja.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 3


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

A. POTENSI UMUM
Berikut ini diuraikan potensi umum di bidang ketenagakerjaan ataupun aspek makro yang
relevan dengan keberlangsungan Ditjen Binapenta dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

1. Bonus Demografi (Demographic Devident)


Secara konseptual, bonus demografi adalah proporsi penduduk usia produktif yang sangat
besar. Indonesia sudah mencapai bonus demografi mulai 2010 dan akan mencapai
puncaknya sekitar tahun 2020 hingga tahun 2030.

Bonus demografi akan menjadi jendela kesempatan (windows of opportunity) apabila usia
produktif tidak hanya bersifat potensial, tapi dapat diaktualisasikan secara riil. Artinya,
harus tersedia lapangan kerja seimbang dengan pertumbuhan pencari kerja, termasuk
pencari kerja perempuan yang telah menyelesaikan tugas reproduksinya.

Gambar 1-2
Prediksi Bonus Demografi Indonesia

Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati ‘bonus demografi’, yaitu percepatan
pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya stuktur umur penduduk yang ditandai dengan
menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk non-usia kerja kepada
penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini memungkinkan bonus demografi tercipta
karena meningkatnya suplai angkatan kerja (labor supply), tabungan (saving), dan kualitas
sumber daya manusia (human capital).

Indonesia mempunyai potensi untuk memanfaatkan bonus demografi, baik secara nasional
maupun regional. Penduduk usia produktif Indonesia sendiri menyumbang sekitar 38% dari
total penduduk usia produktif di ASEAN. Tingginya jumlah dan proporsi penduduk usia
kerja Indonesia selain meningkatkan angkatan kerja dalam negeri, juga membuka peluang
untuk mengisi kebutuhan tenaga bagi negara-negara yang proporsi penduduk usia kerjanya
menurun, seperti Singapura, Korea, Jepang, dan Australia.

Bonus demografi yang dialami oleh Indonesia juga disertai dengan dinamika kependudukan
lain yang juga berdampak luas, yaitu 1) meningkatnya jumlah penduduk, 2) penuaan

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 4


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

penduduk (population aging) yang ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk


lanjut usia, 3) urbanisasi yang ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk
perkotaan, dan 4) migrasi yang ditandai dengan meningkatnya perpindahan penduduk
antar-daerah. Selain itu, pertumbuhan dan perubahan struktur penduduk yang tidak sama
antarprovinsi, menjadikan pemanfaatan bonus demografi tersebut juga harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi kewilayahan. Oleh karena itu, bauran kebijakan sumber daya
manusia, kependudukan, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan ketenagakerjaan,
infrastruktur dan sumber daya alam, serta politik hukum dan keamanan harus diarahkan
dengan tepat untuk meraih bonus demografi.

2. Globalisasi dan Integrasi Ekonomi


Globalisasi merupakan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di
seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, migrasi, budaya, dan bentuk-bentuk interaksi
yang lain, sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Salah satu bentuk
globalisasi ialah globalisasi perekonomian yang mengharuskan penghapusan batasan dan
hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Arus globalisasi ekonomi ini diantaranya
berbentuk FRA, WTO, NAFTA dan lainnya.

Dalam waktu dekat Indonesia akan menghadapi kenyataan untuk menjadi bagian dari
Asean Economic Community (AEC). Indonesia disinyalir menjadi pasar potensial bagi
negara-negara Asean mengingat posisinya yang strategis, jumlah penduduknya yang besar
dan karakteristik penduduknya yang konsumtif. Hal ini akan menjadi peluang sekaligus
ancaman tergantung kesiapan pemerintah dalam mempersiapkan berbagai aspek,tidak
terkecuali aspek ketenagakerjaan.

Dalam ASEAN Economic Community Blueprint (AEC Blueprint) terdapat rencana kerja
strategis dalam jangka pendek, menengah dan panjang hingga tahun 2015 yang harus
diterapkan oleh negara anggota untuk menuju terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN. AEC
Blueprint tersebut menjadi pedoman untuk tiap negara anggota supaya mengarah pada
tujuan AEC 2015, yaitu :
a. Menuju single market dan production base (arus perdagangan bebas untuk sektor
barang, jasa, investasi, pekerja terampil, dan modal).
b. Menuju penciptaaan kawasan regional ekonomi yang berdaya saing tinggi (regional
competition policy, IPRs action plan, infrastructure development, ICT, energy
cooperation, taxation, dan pengembangan UKM).
c. Menuju suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata (region of
equitable economic development) melalui pengembangan UKM dan program-program
Initiative for ASEAN Integration (IAI).
d. Menuju integrasi penuh pada ekonomi global (pendekatan yang koheren dalam
hubungan ekonomi eksternal serta mendorong keikutsertaan dalam global supply
network).

Komunitas ASEAN dibentuk berdasarkan 3 pilar, yaitu Pilar Komunitas Politik Keamanan
ASEAN, Pilar Komunitas Ekonomi, dan Pilar Komunitas Sosial Budaya. Ketiga pilar
Komunitas ASEAN ini terikat secara erat dan saling memperkuat untuk mewujudkan
perdamaian, kestabilan, dan kesejahteraan bersama. Terdapat 5 (lima) elemen aliran bebas

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 5


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

dalam komunitas ASEAN antara lain : aliran bebas barang, aliran bebas jasa, aliran bebas
investasi, aliran bebas modal, dan aliran bebas tenaga kerja terampil.

Kekuatan Indonesia salah satunya terletak pada besaran populasi dan angkatan kerja
produktif yang dapat menyumbang produktivitas secara nasional. Program free flow of
skilled labor merupakan bagian penting, dimana Indonesia turut berperan dalam
pengembangan forum regional ASEAN Skill Recognition Arrangement melalui berbagai
program kerjasama dalam pengembangan rekognisi kompetensi tenaga kerja. Pergerakan
bebas tenaga kerja (free movement of labor) hanya berlaku untuk tenaga kerja yang
memiliki keterampilan atau skilled labor. Indonesia mengalami surplus tenaga kerja,
terutama unskilled labor, sehingga akan menghadapi tatangan ketika masyarakat ekonomi
ASEAN diberlakukan.

Tiga faktor utama yang mempengaruhi arus perpindahan tenaga kerja adalah:
1. Permintaan tenaga kerja berkeahlian dari negara yang membutuhkan;
2. Membajirnya supply tenaga kerja dengan kompensasi yang sama di sektor tertentu;
3. Faktor keterhubungan negara yang saling membutuhkan.

Kesiapan Indonesia perlu dilakukan di segala bidang secara menyeluruh, baik di tingkat
pusat maupun di tingkat daerah. Edukasi masyarakat tentang peluang MEA 2015,
peningkatan daya saing perekonomian nasional dan daerah, serta peningkatan kualitas dan
kuantitas tenaga kerja Indonesia akan menjadi aset berharga bagi Indonesia untuk meraih
keberhasilan MEA 2015 bagi kepentingan pembangunan nasional. Menghadapi keterbukaan
pasar global juga menuntut pasar tenaga kerja berfungsi dengan sempurna dalam
melakukan transaksi ketenagakerjaan.

3. Potensi Sumber Daya Unggulan Daerah


Indonesia, dengan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, pasar dan teknologi
yang dimiliki, berpeluang besar untuk dapat memperluas dan mengembangan lapangan
kerja yang berkualitas. Keanekaragaman hayati yang terkandung di setiap daerah
merupakan sebuah peluang dan modal dasar dalam percepatan pembangunan.

Tabel 1-3
Potensi Unggulan Setiap Wilayah di Indonesia
No Wilayah Potensi Unggulan
1 Papua  Potensi sektor pertambangan (minyak, gas, emas, perak, nikel
dan tembaga);
 Potensi tanaman pangan (padi, palawija, dan hortikultura);
 Potensi tanaman perkebunan (kelapa sawit, kelapa, coklat, dan
kopi);
 Potensi peternakan (babi, sapi potong dan kambing);
 Potensi perikanan tangkap laut dan budidaya laut, tambak,
kolam,karamba, jaring apung dan sawah;
 Potensi industri pengolahan buah merah, kakao dan kelapa;
industrypengolahan turunan hasil pertanian dan perikanan;
serta industri pertambangan, minyak dan gas;
 Potensi pariwisata terutama wisata alam bahari dan budaya.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 6


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

No Wilayah Potensi Unggulan


2 Maluku  Potensi perikanan dan kelautan sebagai salah satu produsen
makananlaut terbesar di Asia Tenggara;
 Potensi pertambangan nikel dan tembaga;
 Potensi pariwisata bahari.
3 Nusa Tenggara  Potensi pengembangan jagung sebagai tanaman pangan;
 Potensi pengembangan peternakan (sapi potong, kambing,
babi);
 Potensi perikanan tangkap dan budidaya;
 Potensi produk kelautan (garam dan rumput laut);
 Potensi etalase wisata ekologis, budaya dan bahari serta
kepariwisataanyang berbasis UKM;
 Potensi pertambangan bijih mangan dan tembaga.
4 Sulawesi  Potensi pengembangan tanaman perkebunan (kakao);
 Potensi pengembangan tanaman pangan (padi dan jagung);
 Potensi perikanan tangkap dan budidaya;
 Potensi penghasil aspal terbesar di Indonesia;
 Potensi pengembangan industri nikel, bijih besi;
 Potensi sebagai pintu gerbang perdagangan internasional;
 Potensi pariwisata bahari.
5 Kalimantan  Potensi pengembangan industri pertambangan (minyak, gas,
batu bara,pasir zirkon, bijih besi dan bauksit);
 Potensi sektor pertanian adalah pengembangan sumber daya
terbarukan(kelapa sawit dan perkayuan);
 Potensi pengembangan food estate.
6 Jawa-Bali  Potensi industri pengolahan (makanan-minuman, mebel,
tekstil, otomotif,perkapalan, alutsista, telematika, kimia dasar,
serta logam dasar;
 Potensi sektor pertanian (padi);
 Potensi pariwisata dan ekonomi kreatif.
7 Sumatera  Potensi sebagai lumbung pangan nasional (padi, jagung, kopi,
teh, sawit, ikan);
 Potensi Pertambangan (batu bara, gas bumi. minyak bumi, bijih
timah,bauksit, dan kaolin);
 Industri manufaktur, industri kelapa sawit, industri karet,
industri pulpdan kertas, industri dasar besi dan baja, industri
non-logam serta industrypangan, kopi, kakao;
 Potensi kawasan hutan lindung.

Gambaran mengenai potensi unggulan ini merupakan pedoman dalam menyelenggarakan


program dan kegiatan pembangunan ketenagakerjaan pada Agenda Pembangunan Wilayah
(RPJMN 2015-2019 Buku III) , khususnya dikaitkan dengan bidang penempatan tenaga
kerja dan perluasan kesempatan kerja.

B. POTENSI INTERNAL DITJEN BINAPENTA & PKK


Kemnaker merupakan satu-satunya K/L yang memiliki kewenangan dalam melakukan
manajemen pasar kerja. Kondisi ini sangatlah penting mengingat informasi kondisi pasar
kerja akan menjadi dasar dari berbagai program kementerian seperti pelatihan, penempatan

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 7


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

tenaga kerja hingga arah pengembangan suatu wilayah. Dengan demikian, informasi pasar
kerja menjadi input dalam mensinergikan antara pelatihan dan penempatan tenaga kerja.
Artinya, setiap tenaga kerja yang terlatih harus ditempatkan dan sebaliknya, setiap tenaga
kerja yang akan ditempatkan harus dilatih terlebih dahulu. Skema keterkaitan ini
diperlihatkan pada gambar berikut:

Gambar 1-3
Skema Keterkaitan Pelatihan dan Penempatan

Angkatan Kerja

Sudah bekerja Belum bekerja

Pelatihan Berbasis
Adjustment Training Full Training
Kompetensi (PBK)

Industri/Jasa Penempatan

Wirausaha
Dalam Luar
negeri negeri

Beberapa potensi internal yang ada di Ditjen Binapenta adalah sebagai berikut :
1. Sumber Daya
Keberadaan sumber daya Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan
Kesempatan Kerja, yang meliputi sumber daya manusia (SDM), anggaran, sarana dan
prasarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan, menjadi faktor penentu keberhasilan
pelaksanaan tugas-tugas dan peran Kemnaker dalam menghadapi dinamika perubahan
lingkungan strategis.

Seluruh sumber daya tersebut harus dapat dimanfaatkan secara optimal agar pencapaian
tujuan organisasi dapat tercapai sesuai tujuannya.

2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kesempatan Kerja telah
melakukan pengendalian intern secara terintegrasi dan terus menerus terhadap unsur-
unsur SPIP tersebut. Berbagai fungsi yang diemban di dalam struktur kelembagaan
Kemnaker, mengimplementasikan unsur-unsur SPIP mulai dari perencanaan, pelaksanaan
serta evaluasi dan pelaporan. Hal itu juga mencakup pengamanan aset negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 8


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

SPIP sebagai mekanisme kontrol lunak (soft control) merupakan sistem pengawasan
internal (internal control system) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Setiap
individu birokrasi pemerintah, khususnya di Kemnaker akan bekerja secara terkendali
(under control) sehingga tercipta budaya pengendalian internal (internal control culture).
Ini berarti sistem pengendalian intern menjadi bagian dari budaya organisasi pemerintahan
Kemnaker. Inilah yang disebut kontrol lunak (soft control) dan merupakan spirit yang
mendasari SPIP.

Upaya yang dilakukan untuk membudayakan SPIP antara lain: mempunyai SDM yang
berkompeten dan berintegritas, meningkatkan budaya pengendalian intern melalui
kesadaran (awareness) akan pentingnya berbagai risiko, meningkatkan kualitas proses
pengawasan dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Untuk aspek pengawasan secara struktural (hard control), berbagai kebijakan dan pedoman
dipergunakan sebagai alat pengendali dalam manajemen pemerintahan, salah satunya
adalah kegiatan pengendalian yang terdiri dari beberapa item, antara lain terhadap kinerja
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kesempatan Kerja,
pengendalian terhadap pengelolaan sistem informasi,pengendalian fisik terhadap aset,
penetapan dan review terhadap indikator dan ukuran kinerja serta penajaman terhadap
fungsi-fungsi unit kerja.

1.2.2 Permasalahan

Permasalahan dalam hal ini diklasifikasikan sebagai (i) permasalahan umum yang
konteksnya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan makro dan/atau
eksternal, serta memberikan pengaruh yang signifikan atas keberlangsungan organisasi, dan
(ii) permasalahan yang spesifik terjadi di organisasi Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga
Kerja Dan Perluasan Kesempatan Kerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

A. PERMASALAHAN UMUM

Terdapat beberapa permasalahan umum yang strategis dan terkait langsung dengan
kelangsungan entitas Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan
Kesempatan Kerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Berikut ini diuraikan beberapa
permasalahan umum tersebut.

1. Pengangguran dan Kemiskinan


Sebagai salah satu indikator makro utama nasional, pengangguran dan kemiskinan
merupakan target utama keberhasilan pembangunan. Pertambahan angkatan kerja yang
tidak terakomodasikan dalam rancang bangun pembangunan nasional dan daerah, akan
menciptakan tingginya angka pengangguran dan selanjutnya akan berdampak kepada
kemiskinan.

Tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka (TPT) secara nasional menunjukan


kecenderungan yang semakin menurun. Pada tahun 2015 tingkat kemiskinan berada di level
11,22% dan TPT ada di tingkat 6,18%. Dari Gambar di bawah terlibat bahwa terdapat trend

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 9


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

yang sejalan antara tingkat kemiskinan dan TPT. Dukungan pihak Kemnaker dalam
mengurangi pengangguran dan kemiskinan, salah satunya ialah melalui
mekanismepenempatan
penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja.

Gambar 1-4
Trend Tingkat Pengangguran Terbuka dan Kemiskinan Nasional
Periode Tahun 2000-2015

Sumber : BPS (olahan)


Ket : Tingkat Kemiskinan : Tahun 2011-2014 : Tingkat Kemiskinan Bulan September
September, Tahun 2015 (Tingkat
Kemiskinan Bulan Maret)
TPT : Tahun 2005 (Bulan November), Tahun 2006-2015
2006 (Bulan Agustus)

Gambar 1-5
Trend Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Nasional

Sumber : BPS (olahan)

Hingga Februari 2014, tingkat pengangguran terbuka (TPT) terus turun dan berada di
tingkat 5,70%.
%. Kondisi ini telah jauh berubah bila dibandingkan
dibandingkan dengan Februari Tahun
2009 dimana TPT masih berada di kisaran 8,14%. 8,14 Tren pengangguran yang terus

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015


2015-2019 10
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

mengalami penurun di Indonesia, sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi


yang cukup positif.

Namun pada tahun 2015, TPT nasional cenderung mengalami kenaikan kembali, dimana
pada Agustus 2015 tercatat berada pada level 6,18%. Ini diantaranya dikarenakan
ketidakpastian perekonomian global dan nilai tukar rupiah yang masih mengalami tekanan
depresiasi sehingga berpengaruh pada stabilitas makroekonomi dan kondisi
ketenagakerjaan.

Gambar 1-6
Trend Tingkat Pengangguran
Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (%)

Sumber : BPS (olahan)

Jika dikelompokkan
kelompokkan berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, tingkat
pengangguran
engangguran dari para angkatan kerja yang memiliki pendidikan tinggi (universitas)
cenderung mengalami penurunan yangcukup
y signifikan.

Gambar 1-7
Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Tahun 2011 dan 2015
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (%)

Sumber : BPS (olahan)

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015


2015-2019 11
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Jika pada Agustus 2011 tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang memiliki tingkat
pendidikan universitas berada di kisaran 8,02%, maka di Agustus 2015 jumlahnya menurun
drastis menjadi di kisaran 6,40%. Ini menunjukkan bahwa permintaan atas pekerja terampil
dan terdidik meningkat seiring dengan termodernisasinya perekonomian ekonomi
Indonesia. Namun di sisi lain, TPT yang memiliki tingkat pendidikan Diploma cenderung
mengalami sedikit kenaikan.

Gambar 1-8
Trend Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
di Perkotaan dan Perdesaan,
Perdesaan 2011-2015

Sumber : BPS (olahan)

Jika diklasifikasikan berdasarkan kota dan desa, maka terlihat bahwa tingkat pengangguran
di wilayah perkotaan relatif lebih tinggi bila dibandingkan
dibandingkan dengan wilayah perdesaan. Pada
Februari 2011,, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di wilayah perkotaan mencapai 9,02
9,02%,
sedangkan di wilayahyah perdesaan hanya sebesar 4,7%.4,7 Di Februari 2015
2015, TPT wilayah
perkotaan mencapai 7,02%,
7,02 sedangkan di wilayah perdesaan
erdesaan hanya sebesar 4,32
4,32%. Di
daerah perdesaan, penyerapan tenaga kerja tertinggi terdapat pada lapangan usaha
pertanian, perkebunan, dan perikanan. Dengan semakin dominannya wilayah perkotaan ke
depan,, maka fokus penanganan masalah ketenagakerjaan perkotaan perkotaan akan semakin
kompleks.

Meskipun sudah ada kecenderungan menurun, namun tingkat pengangguran di kalangan


muda masih tetap tinggi. TPT di kalangan mudaa diperkirakan mencapai angka 18,72
18,72% pada
Mei 2014, menurun dari 23,92% pada Februari 2011. Namun, ke kemungkinan pemuda
menjadi pengangguran masih lebih besar dibandingkan mereka yang berusia 25 tahun ke
atas. Pada Mei 2014, share pengangguran umur muda terhadap total penganggur mencapai
56,63%, lebih kecil bila dibandingkan dengan Februari 2011 yang mencapai 60,64%.

Melihat kondisi pengangguran secara nasional, pada dasarnya faktor terbesar yang
menyebabkan masih cukup besar jumlah pengangguran di Indonesia adalah jumlah
kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja, maupun faktor link
and match antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015


2015-2019 12
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Gambar 1-9
Kondisi Pengangguran Umur Muda di Indonesia
35 60.64
60
56.01
53.55
30 55

Persentase (%)
56.63
Persentase (%)

25 Share Penganggur Umur Muda Thd Total Penganggur 50

23.92 45
20 18.02
19.56 40
18.72
15 TPT Penduduk Umur Muda
35

10 30
Feb 11 Agt 11 Feb 12 Mei 12 Agt 12 Nov 12 Feb 13 Mei 13 Agt 13 Nov 13 Feb 14 Mei 14
Sumber : BPS (olahan)

Jika dilakukan tabulasi silang (cross


( tabulation)) antara tingkat kemiskinan dan TPT di
tingkat provinsi, terlihat bahwa kondisinya cukup beragam antar provinsi. Dari Gambar di
bawah,, kondisi provinsi dapat diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) kuadran.

Gambar 1-10
Tabulasi Silang Tingkat Kemiskinan VS Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) di Tingkat Provinsi Tahun 2014
2014 (%)

Tk. Kemiskinan Indonesia : 11,25


10 Banten
DKI KUADRANT II
KalTim JaBar

8 KUADRANT I
SulUt A ceh
Maluku
Kepri SuMut
SumBar TPT Indonesia : 5,68
6 SulSel JaTeng
TPT (%)

Lampung
Riau Papua Barat
MalUt
KalSel JaTim Papua
4 KalTeng SumSel NTB
Babel SulTeng Gorontalo
SulTenggara
KalBar
Jambi Bengk ulu NTT
2 DIY
Bali SulBar

KUADRANT IV KUADRANT III


0
5 10 15 20 25 30
Tingkat Kemiskinan (%)

Sumber : BPS (olahan)


Ket : Tingkat Kemiskinan : Bulan Maret 2014
TPT : Bulan Mei 2014

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015


2015-2019 13
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Terlihat bahwa di Kuadran II (Kemiskinan Tinggi dan TPT Tinggi) ada di Provinsi Aceh
(NAD) dan Maluku. Hal ini mengindikasi dibutuhkan penanganan yang serius di provinsi
provinsi-
provinsi tersebut.

2. Pertumbuhan EkonomiTidak
Ekonomi Menyerap Tenaga Kerja Sebanyak Yang
Dibutuhkan dan Cenderung Memperlebar Kesenjangan
KesenjanganKesejahteraan
Masyarakat
Setelah krisis finansial global tahun 2008 yang lalu, situasi ketenagakerjaan global masih
belum seimbang seperti sedia kala. Namun tingkat ketenagakerjaan di negara negara-negera
berkembang (emerging and developing economies)
economies) lebih positif bila dibandingkan dengan
gambaran secara global.

Ekonomi Indonesia
esia terus
te berkembang dengan tingkat pertumbuhan an PDB di tahun 2013
sebesar 5,78%. Pertumbuhan ini relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan tahun 2012
yang mencapai 6,2% %. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali
mengalami penurunan lebih lanjut
lanjut menjadi dikisaran 5,02%. Kinerja perekonomian
Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan pola siklus yang mewarnai dinamika
ekonomi global.

Gambar 1-11
Trend Tingkat Pertumbuhan Lapangan Kerja
dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sumber : BPS (olahan) Ket :Pertumbuhan Lapangan Pekerjaan : 2005 (Nov), 2006-201
2013 (Agustus)

Perekonomian Indonesia telah mampu mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif
tinggi, namun dengan tingkat penciptaan lapangan kerja yang lebih rendah.Dalam hal ini
pertumbuhan
ertumbuhan ekonomi mengalami suatu fenomena anomali dan lebih mengedepankan
growth daripada kesempatan kerja. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi tidak mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak yang dibutuhkan.

Pada tiga tahun terakhir (2011 – 2013) terjadi penurunan penciptaan tenaga kerja
dibandingkan dengan periode 2007 – 2010. Meskipun pada tahun 2013 ekonomi tumbuh
sekitar 5,8 persen, terdapat penurunan jumlah pekerja secara nasional, meskipun relatif

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015


2015-2019 14
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

kecil (10.000 pekerja), yang berimplikasi kepada tingkat pengangguran meningkat. Apabila
dilihat lebih dalam, pengangguran tersebut berada pada kelompok SMA. Menurunnya
kesempatan kerja beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa elastisitas kesempatan
kerja untuk setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi menurun. Jika antara tahun 20042004-2007
elastisitas kesempatan kerja sebesar 0,2 dan tahun 2007-2010
2007 2010 sebesar 0,4, maka tahun
2010-2013
2013 menurun menjadi sebesar 0,17 (Bappenas, 2014).. Kecenderungan yang sama
juga dialamii oleh negara-negara
negara negara Asia, seperti China, Thailand dan Malaysia, serta negara
negara-
negara Eropa lainnya.

Selain itu, terdapat indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi tidak sepenuhnya diikuti
peningkatan kesejahteraan masyarakat.Hal ini diperkuat oleh data indeks ke ketimpangan
pendapatan, Indeks Gini yang mengalami kenaikan. Indonesia masih mengalami
ketimpangan pendapatan antar kelompok penduduk. Dari seluruh penduduk, hanya 20%
penduduk teratas yang pertumbuhannya di atas rata-rata
rata rata nasional. Jumlah penduduk dalam
kelompok
ompok ini diperkirakan sekitar 50 juta jiwa. Sementara itu, sekitar 80% penduduk,
tingkat pengeluaran konsumsinya di bawah rata-rata rata rata nasional. Gambaran ini
mencerminkan bahwa Indonesia mengalami ketimpangan pendapatan kelompok
masyarakat. Hal ini selanjutnya
selanjutnya menyebabkan rasio gini meningkat dari 0,38 pada tahun
2010, meningkat menjadi 0,41 di tahun 2014.Secara
201 Secara nasional Indeks Gini di tahun 2014
mencapai 0,41,, artinya pemerataan pendapatan Indonesia berada pada level sedang.

Gambar 1-12
Perkembangan Indeks Gini Periode 2010-2014
2010 4

Sumber : BPS (diolah)

Pemerataan pendapatan selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kondisi yang


memburuk karena kecepatan pertumbuhan pendapatan kelompok berpenghasilan tinggi
dan menengah lebih cepat dari kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan penduduk
miskin.

3. Transformasi Struktur
Struktur Pasar Tenaga Kerja Lebih ke Arah Sektor Jasa
dengan
engan Produktivitas Rendah
Pergeseran struktural dalam pasar tenaga kerja terus
terus berkembang hingga tahun 2014,
dengan meningkatnya pekerja di sektor jasa. Investasi publik dan sektor swasta di sektor

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015


2015-2019 15
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

jasa berkembang dengan cepat menghasilkan peluang pekerjaan di sektor konstruksi,


lembaga keuangan bank dan non-bank,
non bank, serta properti dan jasa lainnya. Per
Pergeseran yang
cepat terdapat pada kegiatan ekonomi informal, yang berkaitan dengan upah rendah di
sektor jasa, dan hal ini erat kaitannya dengan penciptaan lapangan kerja dan tingkat
penganggguran. Dalam 12 tahun terakhir, lapangan kerja baru yang tercipta 20 juta, 17 juta
di antaranya terserap di sektor jasa. Sektor industri menyerap 4 juta dan sektor pertanian
berkurang 1 juta (Bappenas,
Bappenas, 2014).
2014 . Kesempatan kerja di sektor jasa yang besar merupakan
salah satu faktor pendorong utama dalam pengurangan kemiskinan,
kemiskinan, tetapi sebagian besar
kesempatan kerja di sektor jasa yang tercipta mempunyai produktivitas rendah, dengan laju
pertumbuhan yang lebih rendah dari rata-rata
rata atau negatif.

Gambar 1-13
Proyeksi Distribusi Pekerja
Pekerja per Sektor Hingga 2019 (%
(%)

Sumber : World Bank (diolah)

4. Rendahnya Kualitas Pekerja


Pekerja Menyebabkan Produktivitas d
dan Daya Saing
Rendah
Rendahnya kualitas ketenagakerjaan di Indonesia dapat digambarkan dari rendahnya
tingkat pendidikan tenaga kerja Indonesia untuk bersaing, yang secara tidak langsung
mengindikasikan rendahnya daya saing. Daya saing yang rendah ini dapat tercermin oleh
kurangnya kesempatan kerja sehingga pertumbuhan ekonomi belum mampu menyerap
angkatan kerja masuk ke dalam pasar kerja.
kerja. Dengan demikian, keterampilan angkatan kerja
tidak dimanfaatkan dan dikembangkan sebaik-baiknya.
sebaik baiknya. Hal tersebut juga membuat jumlah
pengangguran yang cukup besar. Selain itu, kualitas tenaga kerja juga dapat memengaruhi
produktivitas tenaga kerja tersebut.
tersebut

Sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja memiliki tingkat pendidikan
SD ke bawah, di atas 47 persen. Namun demikian, selama tahun 2011 2011-2015 persentase
pekerja yang tamat SD ke bawah perlahan mulai menurun, yaitu dari 49,76 persen pada
Agustus 2011 menjadi 45,19 persen pada Februari 2015 (BPS,
( 2015).
). Hal tersebut berarti
bahwa kualitas pekerja di Indonesia masih cukup rendah. Rendahnya kualitas pekerja ini
dapat berakibat pada produktivitas tenaga kerja yang kurang memuaskan. Rendahnya
tingkat
ingkat pendidikan tenaga kerja ini masih terus menjadi masalah utama di Indonesia. Hal
ini menjadi perhatian pemerintah untuk meningkatkan SDM supaya lebih berkualitas.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015


2015-2019 16
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Sedangkan penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja dengan tingkat pendidikan SMA
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu dari 23,63 persen pada Agustus 2011
menjadi 26,15 persen pada Februari 2015. Sementara itu, pekerja dengan tingkat
pendidikan Diploma I/II/III memiliki persentase yang paling kecil, yaitu di bawah 3 persen
selama tahun 2011-2015. Pekerja dengan tingkat pendidikan S1 kurang menunjukkan
peningkatan setiap tahun, di mana pada tahun 2011 baru sekitar 5,07 persen pekerja. Tiga
tahun kemudian pekerja dengan tingkat pendidikan S1 ke atas sudah di atas 7 persen,
tepatnya 7,21 persen pada Agustus 2014, bahkan hingga 8,29 persen pada Februari 2015
(BPS, 2015).

Dalam kondisi seperti di atas tenaga kerja Indonesia harus bersaing dengan tenaga kerja
asing di pasar kerja global, tidak hanya di pasar kerja luar negeri, tetapi juga di pasar kerja
dalam negeri. Pada tahun 2013 jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia
sebanyak 97.645 orang yang sebagian besar berasal dari Tiongkok (18.864 orang), Jepang
(17.444 orang) dan Korea Selatan (10.195 orang). Sebagian besar tenaga kerja asing di
Indonesia bekerja di sektor jasa (60.674 orang) dan industri (36.940 orang). Sebagian besar
dari mereka pada jabatan profesional (38.762 orang), Advisor/Counsultant (18.925 orang)
dan Manager (15.529 orang). Sementara itu, tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar
negeri sebanyak 512.168 orang yang sebagian besar berpendidikan SD (160.097 orang), SMP
(11.542 orang) dan SMU (124.825 orang). Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor jasa
kemasyarakatan (265.331 orang), di kawasan Asia Pasifik (349.730 orang) dan Timur
Tengah dan Afrika (131.350 orang).

Kondisi pasar kerja dan kualitas tenaga kerja seperti di atas menjadikan daya saing
(bargaining power) tenaga kerja Indonesia lemah di pasar kerja global, baik di pasar kerja
dalam negeri dan apalagi di pasar kerja luar negeri.

Laporan Bank Dunia (2010) menyebutkan jika kondisi pasar tenaga kerja Indonesia hingga
saat ini masih pada posisi transisi. Peralihan dari perekonomian desa berproduktivitas
rendah dengan berlimpahnya tenaga kerja berketerampilan rendah menuju tingginya output
pekerja di bidang industri dan jasa. Namun sesungguhnya lapangan pekerjaan umumnya
terdapat di sektor informal dan pertanian yang berkarakteristik rendahnya produktivitas
dan keterampilan. Untuk itu tantangan besar di bidang ketenagakerjaan adalah dalam
menyerap dan mentransformasi angkatan kerja berpendidikan rendah, keterampilan yang
kurang dan ketergantungan kepada sektor informal.

Walaupun terdapat beberapa kekurangan dalam pasar tenaga kerja Indonesia, namun
terdapat trend selama lima tahun terakhir yang memperlihatkan cukup adanya pergeseran
substansial menuju formalitas dalam perekonomian Indonesia. Pada Februari 2015
sebanyak 51,85% pekerja bekerja di sektor perekonomian informal dan angka ini
merupakan angka informalitas terendah. Sebaliknya, penduduk yang bekerja di sektor
perekonomian formal terus meningkat, pada Februari 2015 sebesar 48,15% pekerja.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 17


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Gambar 1-14
Perkembangan Pekerja Formal-Informal
Formal nformal Tahun 2011
2011-2015

Sumber : BPS,, Laporan Perekonomian Indonesia 2015


Ket : Data 2011-2013
2011 2013 direvisi disesuaikan dengan angka proyeksi pertumbuhan penduduk yang baru

5. Pasar Tenaga Kerja Diwarnai


Diwarnai Banyak Pekerja Rentan y
yang
Produktivitasnya Rendah
Jumlah penduduk yang bekerja paruh waktu (part( time worker) masih cukup tinggi yaitu
mencapai 24,57 juta di Agustus 2015.
2015. Pada saat bersamaan, mereka yang termasuk setengah
pengangguran juga masih tinggi,
tinggi yaitu pada kisaran 9,74 juta orang. Penurunan
pengangguran
ngguran telah menambah jumlah angkatan kerja tidak penuh (underutilized
(underutilized) dari 31,6
juta
ta orang tahun 2009 menjadi 34,31 juta di tahun 2015.2015. Fenomena ini menyebabkan
semakin banyaknya tenaga kerja yang memiliki produktivitas kerja yang rendah, atau
curahan waktu
aktu kerja di bawah jam kerja normal meningkat, sehingga menghasilkan
produktivitas sebagian dari rumah tangga menjadi rendah. Termasuk pekerja rentan adalah
mereka yang bekerja tidak penuh dalam seminggu, yaitu kurang dari 35 jam/minggu.

6. Efisiensi Pasar Tenaga Kerja dalam


dalam Pilar Daya Saing Melemah
Tahun 2013-2014 World Economic Forum (WEF) dalam Global Competitiveness Report
mengeluarkan indeks daya saing pilar efisiensi pasar tenaga kerja di 148 negara. Indonesia
memperlihatkan kondisi yang semakin memburuk,
memburuk, terkait biaya redudansi dan fleksibilitas
penentuan upah. Tahun 2013-2014
2013 2014 indikator efisiensi pasar tenaga kerja menempati urutan
yang semakin tinggi. Tahun 2013, dari 148 negara, Indonesia menduduki ranking 103.
Kondisi ini menyebabkan daya saing pasar
pasar tenaga kerja Indonesia di ASEAN rendah.

7. Middle Income Trap(MIT)


Trap
Fenomena yang berkembang dan menjadi wacana serius yang dihadapi negara negara-negera
berkembang ialah terjadinya peningkatan potensi risiko untuk masuk ke dalam perangkap
negara kelas menengah (middle
( income trap).
). Fenomena ini banyak dijumpai di berbagai
negara berkembang termasuk Indonesia.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015


2015-2019 18
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Menurut Chatib (2013), Indonesia belum tergolong pada negara yang masuk ke dalam
jebakan kelas menengah. Indonesia pada saat ini berada dalam status sebagai negara kelas
menengah dengan pendapatan per kapita sekitar US$5.170 (standar harga internasional
PPP 1990). Indonesia telah masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah pada
awal tahun1990-an. Dengan demikian, peluang terhindar dari middle income trap masih
cukup besar.

Studi Bank Dunia menunjukkan bahwa negara yang terperangkap ke dalam jebakan kelas
menengah jauh lebih banyak dibandingkan negara yang mampu naik kelas menjadi negara
berpenghasilan tinggi. Bahkan Asian Development Bank (2012) menyebutkan bahwa pada
tahun 2010, dari 52 middle income countries ternyata sebanyak 35 negara diantaranya
terjebak dalam status the middle income group, bahkan 20 negara di antaranya terjebak
dalam the lower middle income trap.

Upaya Indonesia untuk terhindar dari middle income trap (MIT) masih memiliki beberapa
permasalahan yang menghambat, antara lain:
1. Kualitas tenaga kerja masih rendah, dengan rata-rata pendidikan 6,11 tahun hanya
berada pada ranking ke 109 dari 145 negara yang diukur;
2. Kapasitas inovasi rendah, dengan belanja penelitian dan pengembangan 0,05 persen
dari produk domistik bruto (PDB). Di samping itu, jumlah peneliti kurang dari 100 ribu
orang, kalah jauh dengan China dengan biaya penelitian dan pengembangan 1,5% dari
PDB dan dengan jumlah peneliti sebanyak 1.070.000 orang;
3. Infrastruktur rendah, dengan nilai indeks infrastruktur sebesar 2,54 hanya berada pada
ranking 71 dari 166 negara yang diukur;
4. Rigiditas pasar kerja, dengan indeks sebesar 2,8 masih sangat rigid dibandingkan
Singapura dengan indeks sebesar 0,5 dan rata-rata Asean sebesar 2,1.

8. Permasalahan dalam Pasar Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja


Pasar kerja di Indonesia masih dalam kondisi kelebihan tenaga kerja (labor surplus
economy), walaupun pertambahan lapangan kerja selama periode 2009–2014 lebih banyak
dibanding pertambahan angkatan kerja. Di samping kelebihan tenaga kerja, kondisi pasar
kerja di Indonesia ditandai dengan pasar kerja yang kurang berkualitas di mana pendidikan
angkatan kerja relatif masih rendah. Angkatan kerja yang menganggur juga didominasi oleh
penganggur berpendidikan rendah dan menengah. Kondisi pasar kerja tersebut diperberat
dengan banyaknya setengah pengangguran. Dengan kondisi pasar kerja dan kualitas tenaga
kerja seperti tersebut, ditambah dengan pelatihan kerja yang belum meng-cover seluruh
angkatan kerja, maka tidaklah mengherankan jika produktivitas tenaga kerja Indonesia
secara makro relatih masih rendah, terutama bila dibanding dengan Thailand, Malaysia dan
Singapura.

Masalah yang tidak kalah penting dalam pasar kerja adalah mentransformasikan struktur
pendidikan tenaga kerja yang masih didominasi oleh tenaga kerja berpendidikan maksimal
SD dan SMP ke pendidikan yang lebih tinggi serta pendidikan kejuruan, vokasi dan profesi.
Selain itu, diperlukan juga upaya untuk meningkatkan lembaga pendidikan dan pelatihan

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 19


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

yang lebih kredibel, mudah diakses dan lebih sesuai dengan kebutuhan dunia kerja (linked
and match).

Gambar 1-15
Kondisi Pasar Kerja Di Indonesia

B. PERMASALAHAN INTERNAL DITJEN. PEMBINAAN PENEMPATAN


TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Beberapa permasalahan Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan


Kesempatan Kerja di bidang penempatan dan perluasan kesempatan kerja antara lain
sebagai berikut:
 Belum optimalnya manajemen pasar kerja yang dimiliki Ditjen. Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kesempatan Kerja, sehingga informasi
pasar kerja belum menjadi acuan bagi berbagai pihak untuk melakukan pelatihan
atau isu strategis lainnya;
 Penyelenggaraan bursa kerja di kabupaten atau kota masih belum banyak yang
bersertfikasi ISO;
 Kuantitas dan kualitas pengantar kerja yang masih relatif rendah;
 Masih relatif tingginya TKI non okupasi, sehingga menimbulkan maraknya kasus
TKI bermasalah;
 Belum adanya grand design bagi TKA, serta pemanfaatan dan pengendalian TKA
yang belum optimal.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 20


Bab 2
Visi & Misi Pembangunan Nasional, Serta Agenda &
Sasaran Pembangunan Ketenagakerjaan Bidang
Penempatan Tenaga Kerja & Perluasan Kesempatan
Kerja 2015-2019
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Bab 2.
VISI & MISI PEMBANGUNAN NASIONAL, SERTA
AGENDA & SASARAN PEMBANGUNAN
KETENAGAKERJAAN BIDANG PENEMPATAN
TENAGA KERJA & PERLUASAN KESEMPATAN
KERJA2015-2019

2.1 Visi dan Misi Pembangunan Nasional


Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang
dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, Visi pembangunan nasional untuk tahun
2015-2019 adalah :
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI
DAN BERKEPRIBADIAN BERDALANDASKAN GOTONG ROYONG

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 (tujuh) Misi Pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat
secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,
dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda
prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman kepada seluruh warga negara. Dalam konteks pembangunan

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 22


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

ketenagakerjaan salah satu hal yang perlu mendapatkan prioritas adalah


Melindungi Hak dan Keselamatan Pekerja Migran;
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
Dalam agenda ini, peningkatan daya saing tenaga kerja menjadi salah satu aspek
pembangunan yang sangat penting;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

2.2 Agenda dan SasaranPembangunan Ketenagakerjaan


Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja
A. Agenda Pembangunan KetenagakerjaanBidang Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja
Pembangunan Ketenagakerjaan di Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
dalam kerangka Agenda Pembangunan Nasional 2015-2019 masuk ke dalam agenda
pertama dengan sasaran sebagai berikut :
a. Agenda prioritas menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara melalui perlindungan
Hak dan Keselamatan Pekerja Migran, memiliki sasaran utama menurunnya jumlah
pekerja migran yang menghadapi masalah hukum di dalam dan luar negeri. Sasaran
lainnya adalah:
1. Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang melindungi
pekerja migran;
2. Meningkatnya pekerja migran yang memiliki keterampilan dan keahlian
yang sesuai dengan kebutuhan pasar;
3. Meningkatnya peran daerah dalam pelayanan informasi pasar kerja dan
pelayanan rekrutmen calon pekerja migran;
4. Tersedianya regulasi yang memberi perlindungan bagi pekerja migran.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 23


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

B. Sasaran Pembangunan Ketenagakerjaan Bidang Penempatan Tenaga Kerja


dan Perluasan Kesempatan Kerja
Sasaran Pembangunan Ketenagakerjaan merupakan bagian dari sasaran pembangunan
nasional, pembangunan bidang ekonomi, pembangunan lintas bidang, dan pembangunan
wilayah demi terwujudnya Visi dan Misi pembangunan nasional.

Terkait dengan pembangunan bidang Ekonomi 2015-2019, sasaran pembangunan


ketenagakerjaan secara umum yang menjadi bagian dari sasaran bidang ekonomi,
khususnya pada sasaran makro ekonomi pada tahun 2019, yaitu seperti tersebut pada Tabel
berikut:

Tabel 2-1
Sasaran Makro Ekonomi 2019
Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,1 5,8 6,6 7,1 7,5 8.0
PDB Per Kapita (juta) 43.40 47.80 52.69 58.49 64.72 72.22
Penurunan Kemiskinan (%) 10,96 9,5 - 10,5 9,0 - 10,0 8,5 - 9,5 7,5 - 8,5 7,0 - 8,0
Pengangguran 5,9 5,5 - 5,8 5,2 - 5,5 5,0 - 5,3 4,6 - 5,1 4,0 - 5,0
Sumber : RPJMN 2015-2019.

Sasaran Utama pembangunan bidang ketenagakerjaan yang hendak dicapai, adalah:


1. Tingkat Pengangguran Terbuka diperkirakan sebesar antara 4,0 - 5,0 % pada tahun
2019;
2. Memfasilitasi penciptaan kesempatan kerja sebesar 10 juta selama 5 (lima) tahun.

Terkait dengan pembangunan kewilayahan, dalam lima tahun mendatang (2015-2019)


pembangunan wilayah nasional difokuskan pada upaya mempercepat pengurangan
kesenjangan pembangunan antarwilayah dengan mendorong transformasi dan akselarasi
pembangunan wilayah Kawasan Timur Indonesia, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan
Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah
Jawa-Bali dan Sumatera. Pembangunan Ketenagakerjaan dalam kurun waktu 2015-2019
diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah tersebut dari sisi ketenagakerjaan
secara komprehensif, khususnya dalam mempersiapkan sumber daya manusia dan iklim
ketenagakerjaan yang kondusif. Kedua hal tersebut berfungsi sebagai landasan di dalam
upaya pengembangan potensi keunggulan komparatif dan kompetitif daerah, mulai dari
aspek kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, penempatan dan pemberdayaan tenaga
kerja, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial, serta perlindungan tenaga kerja.

Sasaran yang terkait dengan Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja antara lain:
1. Meningkatnya jumlah pekerja formal;
2. Terlindunginya pekerja yang rentan terhadap goncangan lapangan kerja dan upah;
3. Meningkatkan keterampilan pekerja rentan agar dapat memasuki pasar tenaga
kerja;
4. Tersedianya informasi pasar tenaga kerja yang efektif untuk menghubungkan antara
pencari kerja dengan industri;
5. Menurunnya jumlah pekerja migran yang menghadapi masalah hukum di dalam
dan luar negeri;

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 24


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

6. Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang melindungi pekerja


migran;
7. Meningkatnya pekerja migran yang memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai
dengan kebutuhan pasar;
8. Meningkatnya peran daerah dalam pelayanan informasi pasar kerja dan pelayanan
rekrutmen calon pekerja migran;
9. Tersedianya regulasi yang memberi perlindungan bagi pekerja migran;

2.3 Sasaran Strategis Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga


Kerja & Perluasan Kesempatan Kerja
Dengan berpedoman pada Sasaran Strategis Kementerian Ketenagakerjaan 2015-2019 dan
dalam rangka rangka mendukung visi, misi presiden, agenda dan sasaran pembangunan
nasional, maka ditetapkan sasaran strategis Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja &
Perluasan Kesempatan Kerja sebagai berikut:

 Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja,


dengan indikator kinerja sasaran strategis Jumlah tenaga kerja yang mendapat
fasilitasi penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 25


Bab 3
Arah Kebijakan & Strategi Pembangunan
Ketenagakerjaan Bidang Penempatan Tenaga
Kerja & Perluasan Kesempatan Kerja,Kerangka
Regulasi dan Kerangka Kelembagaan
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Bab 3.
ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI PEMBANGUNAN
KETENAGAKERJAAN BIDANG PENEMPATAN
TENAGA KERJA & PERLUASAN KESEMPATAN
KERJA, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan


Ketenagakerjaan Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja
Arah kebijakan dan strategis pembangunan ketenagakerjaan Bidang Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerjamerupakan bagian dari Arah Kebijakan Dan Strategi
Pembangunan Nasional, Pembangunan Bidang Ekonomi dan Pembangunan Wilayah.

1. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Ketenagakerjaan di Bidang


Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja dalam
Kerangka Agenda Pembangunan Nasional.
Agenda Prioritas Pembangunan Nasional yang terkait dengan pembangunan
ketenagakerjaan di Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
adalah sebagai berikut:
a. Agenda Prioritas Melindungi Hak dan Keselamatan Pekerja Migran, dengan arah
kebijakan dan strategi :
1. Meningkatkan Tata Kelola Penyelenggaraan Penempatan
2. Memperluas Kerjasama dalam Rangka Meningkatkan Perlindungan
3. Membekali Pekerja Migran dengan Pengetahuan, Pendidikan dan Keahlian
4. Memperbesar Pemanfaatan Jasa Keuangan bagi Pekerja melalui Pengenalan
Jasa Keuangan
5. Meningkatkan Perlindungan melalui Peningkatan Pengawasan dan Peningkatan
Kesejahteraan, serta Penyusunan Skema Asuransi yang Efektif

Dalam rangka mendukung agenda dan sasaran pembangunan bidang ekonomi, kebijakan
dan strategi pembangunan ketenagakerjaan di Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja diarahkan untuk:

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 27


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

a. Meningkatkan akses angkatan kerja kepada sumber daya produktif;


b. Mendorong pengembangan ekonomi perdesaan yang dilaksanakan;
c. Memfungsikan pasar tenaga kerja yang dilaksanakan:
d. Memperluas kerja sama dalam rangka melindungi hak dan keselamatan tenaga
migran yang dilaksanakan;
e. Meningkatkan Tata Kelola Penyelenggaraan Penempatan yang dilaksanakan;
f. Membekali pekerja migran dengan pengetahuan, pendidikan dan keahlian yang
dilaksanakan;
g. Memperbesar pemanfaatan jasa keuangan bagi pekerja yang dilaksanakan;

Gambar 3-1
Nawa Kerja Ketenagakerjaan

Visi dan Misi


RPJMN 2015-2019

Agenda & Sasaran


Agenda & Sasaran Agenda & Sasaran
Pembangunan
Pembangunan Pembangunan
Bidang Ekonomi &
Nasional Wilayah
Lintas Bidang

NAWA KERJA KETENAGAKERJAAN

1.Penguatan 9.Pelayanan
Perencanaan 3.Percepatan 5.Penguatan 7.Penegakkan
Sertifikasi Wirausaha Hukum Ketenagakerjaan
Tenaga Kerja Sederhana, Transparan
Nasional Profesi Produktif Ketenagakerjaan
& Akuntabel

2.Percepatan 6.Penciptaan
4.Perluasan 8.Peningkatan
Peningkatan Hubungan
Kesempatan Perlindungan
Kompetensi Industrial yang
Kerja Formal Pekerja Migran
Tenaga Kerja Sehat & Produktif

Dalam mendukung Agenda, Sasaran dan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional.


Pembangunan Ekonomi, Pembangunan Wilayah, serta Pembangunan Bidang Aparatur
Negara, Kementerian Ketenagakerjaan merumuskan 9 Agenda Prioritas Pembangunan
Ketenagakerjaan yang disebut dengan NAWA KERJA KETENAGAKERJAAN, yaitu:
1. Penguatan Perencanaan Tenaga Kerja Nasional;
2. Percepatan Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja;
3. Percepatan Sertifikasi Profesi;
4. Perluasan Kesempatan Kerja Formal;
5. Penguatan Wirausaha Produktif;
6. Penciptaan Hubungan Industrial yang Sehat dan Produktif;
7. Penegakkan Hukum Ketenagakerjaan;
8. Peningkatan Perlindungan Pekerja Migran;

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 28


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

9. Pelayanan Ketenagakerjaan Sederhana, Transparan dan Akuntabel.

Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja & Perluasan Kesempatan Kerja dalam hal ini
mendukung Prioritas Pembangunan
Pembanguna Ketenagakerjaan No. 4, 5, 8, dan 9..

Gambar 3-2
Arah Kebijakan Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
& Perluasan Kesempatan Kerja 2015-2019

Peningkatan akses
angkatan kerja kepada
sumber daya produktif
melalui peningkatan
keterampilan pekerja

Mendorong
Pengembangan
Ekonomi Produktif
berbasis Masyarakat

Fasilitasi
Arah Kebijakan mobilitas tenaga
kerja internal
Ditjen Binapenta dan eksternal

& PKK 2015-2019


2015 Perlindungan
Pekerja
Migran

Adapun arah kebijakan dan strategi Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja dijabarkan sebagai berikut:

 Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga


kerja.
1. Peningkatan akses angkatan kerja kepada sumber daya produktif
melalui peningkatan
pe keterampilan pekerja,, dilakukan melalui strategi :
a. Penciptaan lapangan kerja melalui pekerjaan umum (public
(public works
works) dengan
target angkatan kerja sifatnya suka rela (self
( selection).
). Tingkat upah yang
diberikan ditetapkan dengan cermat tidak boleh terlalu rendah karena
pekerjaan yang ingin dihasilkan bermanfaat tetapi tidak terlalu tinggi agar
hanya pekerja yang benar-benar
benar benar memerlukan yang mengikuti program.
Pekerjaan yang dihasilkan dari program ini harus dapat dimanfaatkan suatu
daerah untuk mendukung
mendu langkah-langkah
langkah ekonomi lokal;
b. Pengembangan kredit mikro untuk usaha mikro dan rumah tangga.
Program seperti ini dibutuhkan oleh usaha mikro dan rumah tangga di
mana akses kepada kredit tidak dimungkinkan;
c. Meningkatkan kegiatan-kegiatan
kegiatan yang bersifat padat karya untuk
mengurangi pengangguran kurang terdidik;

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015


2015-2019 29
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

d. Mendorong pekerja setengah penganggur untuk melaksanakan usaha


produktif dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia dan teknologi tepat guna;

2. Mendorong Pengembangan Ekonomi Produktif berbasis


Masyarakat, dilaksanakan melalui strategi:
a. Pemberdayaan masyarakat untuk memasuki pasar tenaga kerja dan
penerapan model wirausaha serta pendampingan untuk pemberdayaan
usaha mandiri;
b. Peningkatan sarana dan prasarana perekonomian;
c. Perluasan akses kredit bagi pelaku ekonomi dan sumber permodalan
lainnya;
d. Perbaikan iklim usaha melalui penyediaan informasi yang lengkap
mengenai usaha yang sektor yang potensial;
e. Penyediaan informasi dan teknologi turut meningkatkan kuantitas dan
kualitas produk agar produktivitas rata-rata petani dan nelayan terdorong
naik;
f. Peningkatan jumlah wirausaha melalui akses memperoleh kredit perbankan
melalui kerja sama lembaga keuangan bank dan non bank.
g. Membangun jejaring kemitraan dengan berbagai instansi atau organisasi,
baik pemerintah maupun non-pemerintah, lembaga pemberdayaan dan
pendampingan masyarakat dalam rangka kerjasama di tingkat nasional
maupun internasional;
h. Pemberdayaan masyarakat untuk memasuki pasar tenaga kerja dan
penerapan model wirausaha serta pendampingan untuk pemberdayaan
usaha mandiri.

3. Fasilitasi mobilitas tenaga kerja internal dan eksternal, serta


memfungsikan Pasar Tenaga Kerja.
Kebijakan ini terkait dengan integrasi regional di tahun 2015, di mana
Indonesia akan menerapkan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi.
Dalam hubungan ini perpindahan investasi dan tenaga kerja terampil yang akan
berjalan secara bebas. Keterbukaan pasar sudah terdeteksi dengan adanya
kecenderungan perusahaan untuk menjadu fleksibel dengan karakteristik usaha
yang tidak berorientasi pada tenaga kerja murah dan produksi massal namun
fleksibel untuk merespon kebutuhan konsumen. Kebutuhan pekerja yang
memiliki berbagai keahlian (multitasking), termasuk kemampuan komunikasi,
serta siap untuk bekerja dalam bentuk kontrak maupun part time.

Selain pasar ASEAN, pekerja Indonesia telah memasuki pasar internasional


negara non ASEAN. Mengantisipasi perubahan kebijakan dari negara non
ASEAN diperlukan penyiapan dan langkah-langkah strategis dalam
memfasilitasi calon pekerja untuk merespon kebutuhan yang ada. Strategi-
strategi yang diperlukan adalah:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pasar tenaga kerja serta menjaga
keseimbangan antara penawaran dan kebutuhan tenaga kerja;

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 30


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

b. Mengintegrasikan sistem informasi pasar tenaga kerja untuk merespon


kebutuhan informasi dari perusahaan, penyedia pelatihan dan pencari kerja
serta pembuat kebijakan bekerja sama dengan bursa kerja swasta;
c. Meningkatkan keterlibatan industri dalam desain dan implementasi
layanan pekerjaan, serta mengembangkan sistem yang standard
menggunakan mekanisme umpan balik dari stakeholders;
d. Memastikan bahwa job matching, counseling dilaksanakan dengan tepat;
e. Outreach/kerja sama dengan lembaga pendidikan, pelatihan serta pemberi
kerja sehingga dapat terbangun melalui kerjasama yang berkelanjutan.
f. Mewujudkan pengendalian penggunaan TKA yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja, melalui sistem dan mekanisme kriteria yang
ditetapkan dalam kerangka Pasar Bebas AEC;
g. Peningkatan kualitas penyelenggaraan di bidang penempatan dan
perluasan kesempatan kerja, melalui perluasan informasi dan transparansi
kesempatan kerja dan juga akses kepada balai latihan kerja yang didukung
dengan sistem rekrutmen dan penempatan yang terpadu dalam kerangka
Pasar Bebas AEC;
h. Peningkatan kesempatan bekerja bagi tenaga kerja dalam negeri melalui
sektor formal dan informal dengan mengembangkan informasi pasar kerja
dalam dan luar negeri secara terpadu yang dapat memberikan informasi
efektif, efisien, terjaga keamanannya, akurat, dan andal dalam kerangka
Pasar Bebas AEC;
i. Peningkatan penyelenggaraan penempatan kerja bagi pekerja rentan agar
dapat memasuki pasar tenaga kerja;
j. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pasar tenaga kerja serta
menjagakeseimbangan antara penawaran dan kebutuhan tenaga kerja;
k. Pengintegrasian sistem informasi pasar tenaga kerja untuk
meresponkebutuhan informasi dari perusahaan, penyedia pelatihan dan
pencarikerja serta pembuat kebijakan bekerja sama dengan bursa kerja
swasta;
l. Peningkatan keterlibatan industri dalam desain dan implementasi
layananpekerjaan, serta mengembangkan sistem yang standar
menggunakanmekanisme umpan balik dari stakeholders;
m. Memastikan bahwa job matching, counseling dilaksanakan dengan tepat;
n. Outreach/kerjasama dengan lembaga pendidikan, pelatihan sertapemberi
kerja sehingga dapat terbangun melalui kerjasama yangberkelanjutan.

4. Perlindungan Pekerja Migran, dilaksanakan melalui strategi:


a. Memperluas kerjasama dalam rangka meningkatkan perlindungan:
1) Mempertajam nota kesepakatan dengan negara tujuan;
2) Memperkuat kerangka kerjasama dalam forum internasional;
3) Memperkuat kerjasama didalam negeri antara pemerintah pusat dan
daerah dan komisi perlindungan.
b. Meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan penempatan;
c. Membekali pekerja migran dengan pengetahuan, pendidikan dan keahlian;
d. Memperbesar pemanfaatan jasa keuangan bagi pekerja (contoh rekening
bank, akses kredit dan remitansi).

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 31


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

e. Meningkatnya kualitas pelayanan penempatan dan perlindungan Tenaga


Kerja luar negeri yang optimal melalui regulasi dan koordinasi dengan
daerah dalam sistem dan mekanisme pelayanan serta bantuan hukum
dalam kerangka Pasar Bebas AEC.

3.2 Kerangka Regulasi


Pengelolaan kerangka regulasi dalam dokumen perencanaan bertujuan untuk: (a)
mengarahkan proses perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan sesuai
kebutuhan pembangunan; (b) meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan
dalam rangka mendukung pencapaian prioritas pembangunan; dan (c) meningkatkan
efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan pembentukan peraturan perundang-
undangan.

Arah kebijakan pembangunan regulasi RPJMN 2015-2019 adalah Mewujudkan sinergi


antara kebijakan dan regulasi agar tercipta sistem regulasi nasional yang sederhana dan
tertib dalam rangka mendukung pembangunan keunggulan komparatif perekonomian yang
berbasis SDM yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK.

Dalam rangka mendukung pembangunan bidang Ketenagakerjaan, khususnya di Bidang


Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan kerja diperlukan perubahan regulasi
yang sudah menjadi agenda Prolegnas 2015-2019, yaitu: (1) Revisi UU Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan; (2) Revisi UU Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

Tabel 3-1
Matriks Kerangka Regulasi Ketenagakerjaan Terutama yang Terkait dengan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
Bidang Arah Kebijakan Arah Kerangka
No IsuStrategis Kebutuhan Regulasi
Pembangunan 2015-2019 Regulasi
1 BidangPenanggulan Menanggulangikemi Peningkatan Landasan hukum Dari sejumlah
ganKemiskinan skinan dan kesempatan kerja yangdapat memberikan peraturanketenaga-
pengangguran penduduk miskin kekuatan dan kerjaan yang
secara signifikan dukungan dalam berlaku,terdapat
melaksanakan beberapa peraturandi
kebijakan pasar kerja. tempat kerja yang
perlumendapatkan
perhatian dan
disempurnakan:
1. UU No.13/2003
tentangKetenagakerja
an.
2. UU No.39/2004
tentangPenempatan
danPerlindungan
Tenaga
KerjaIndonesia Di
Luar Negeri.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 32


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

3.3 Kerangka Kelembagaan

3.3.1 Agenda dan Sasaran Pembangunan Bidang Aparatur Negara

Pembangunan aparatur negara pada RPJMN 2015-2019 dilakukan melalui Reformasi


Birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik, di pusat maupun di daerah agar mampu mendukung keberhasilan
pembangunan di bidang-bidang lainnya.

Terdapat 3 sasaran pokok Pembangungan Bidang Aparatur Negara pada RPJMN 2015-
2019, yaitu:
a. Pemerintahan yang Bersih dan Akuntabel;
b. Pemerintahan yang Efektif dan Efisien;
c. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

3.3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Aparatur Negara

Kebijakan Pembangunan Bidang Aparatur Negara pada RPJMN 2015- 2019 diarahkan pada
Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintah yang Baik sebagai prasyarat bagi tercapainya
sasaran pembangunan nasional. Kebijakan Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintah yang
Baik adalah:
a. Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik;
b. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan;
c. Peningkatan kapasitas birokrasi melalui Reformasi Birokrasi;
d. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

3.3.3 Mandat Organisasi

Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja merupakan
salah satu unit kerjadi Kementerian Ketenagakerjaan sebagaimana tertuang Peraturan
Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan. Ditjen. Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja merupakan unsur organisasi
Kementerian Ketenagakerjaan yang menjalankan tugas dan fungsi tertentu sesuai dengan
mandat yang tertuang di dalam beberapa peraturan perundang-undangan, antara lain:
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia di Luar Negeri;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 Tentang Perluasan Kesempatan Kerja;
d. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 33


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

3.3.4 Kelembagaan, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Ditjen.


Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja

Berdasarkan Permenaker Nomor 13 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan, disebutkan bahwaDitjen. Pembinaan Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan penempatan tenaga kerja dan perluasan
kesempatan kerja.

Dalam melaksanakan tugasnyaDitjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan


Kesempatan Kerjamenyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan di bidang informasi pasar kerja dan bimbingan jabatan,
pengantar kerja dan bursa kerja, penempatan dan perlindungan tenaga kerja dalam dan
luar negeri, pengembangan dan perluasan kesempatan kerja, serta pengendalian
penggunaan tenaga kerja asing.
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang informasi pasar kerja dan bimbingan jabatan,
pengembangan bursa kerja, pengembangan dan perluasan kesempatan kerja, serta
pengendalian penggunaan tenaga kerja asing.
3. Penyusunannorma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang informasi pasar kerja dan
bimbingan jabatan, pengantar kerja dan bursa kerja, penempatan dan perlindungan
tenaga kerja dalam dan luar negeri, pengembangan dan perluasan kesempatan kerja,
serta pengendalian penggunaan tenaga kerja asing.
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisidi bidang informasi pasar kerja dan
bimbingan jabatan, pengantar kerja dan bursa kerja, penempatan dan perlindungan
tenaga kerja dalam dan luar negeri, pengembangan dan perluasan kesempatan kerja,
serta pengendalian penggunaan tenaga kerja asing.
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang informasi pasar kerja dan bimbingan
jabatan, pengantar kerja dan bursa kerja, penempatan dan perlindungan tenaga kerja
dalam dan luar negeri, pengembangan dan perluasan kesempatan kerja, serta
pengendalian penggunaan tenaga kerja asing.
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja.
7. .Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
terdiri atas:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal
b. Direktorat Pengembangan Pasar Kerja
c. Direktorat Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri
d. Direktorat Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri
e. Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja
f. Direktorat Pengendalian Penggunaaan Tenaga Kerja Asing.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 34


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Selain itu, berdasarkan Permenaker Nomor 24 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
kerja Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja disebutkan
bahwa Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga
Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja. Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai tugas melaksanakan pengembangan pasar kerja
dan perluasan kesempatan kerja.

Berikut ini diuraikan struktur organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan


Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja.

Gambar 3-3
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN


PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

SETDITJEN

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT


Pengembangan Penempatan Tenaga Penempatan & Pengembangan Pengendalian
Pasar Kerja Dalam Negeri Perlindungan dan Perluasan Penggunaan
Kerja(PPK) (PTKDN) Tenaga Kerja Kesempatan Tenaga Kerja
Luar Kerja (PPKK) Asing (PPTKA)
Negeri(PPTKL
N)

Balai Besar Pengembangan


Pasar Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja

Secara garis besar kegiatan Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja merupakan suatu kesatuan proses yang dimulai dari informasi pasar
kerja dan bursa kerja, penempatan tenaga kerja, perluasan serta pengembangan
kesempatan kerja.

3.3.5 Kondisi Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai di Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja di Tahun 2015 sebanyak 388 orang yang dirinci pada tabel-tabel berikut ini :

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 35


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Tabel 3-2
Jumlah PNS Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja Dirinci berdasarkan Golongan
Golongan Jumlah
No. Unit Kerja Eselon I
I II III IV (Orang)

1 Ditjen Binapenta 1 27 299 61 388

Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian (2012)

Arah kebijakan dan strategi pengembangan SDM di Ditjen.Pembinaan Penempatan Tenaga


Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja diselaraskan dengan kebijakan pengembangan SDM
Aparatur Kementerian Ketenagakerjaan, yaitu pada kebijakan Pengarusutamaan Tata Kelola
Pemerintah yang Baik, agenda dan sasaran pembangunan tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, untuk mendukung organisasi dan
ketatalaksanaan yang tepat fungsi, rightsizing, efektif dan efisien.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 36


Bab 4
Target Kinerja Dan
Kerangka Pendanaan
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Bab 4.
TARGET KINERJA DAN
KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

B
erikut ini dipaparkan target kinerja Rencana Strategis Ditjen Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja pada periode 2015–
2019. Arah kebijakan peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan
pemberdayaan tenaga kerja dilaksanakan melalui program Penempatan dan Pemberdayaan
Tenaga Kerja dengan sasaran meningkatnya jumlah tenaga kerja yang memperoleh fasilitasi
penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja. Secara rinci, sasaran kinerja diuraikan dalam
Lampiran.

4.2 Kerangka Pendanaan


Pendanaan Pembangunan Ketenagakerjaan Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja bersumber dari :
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
3. Pendanaan Swasta Murni, termasuk dana pengembangan di perusahaan/industri.
4. Dana pinjaman dan hibah dari mitra pembangunan dalam negeri maupun luar negeri.
5. DPKK (Dana Peningkatan Keahlian dan Keterampilan) yang dipungut oleh pemerintah
sesuai PP No.65 Tahun 2012, terkait pungutan sebesar USD 100 per bulan kepada
tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia.
6. Pelatihan dan proses penempatan pekerja migran bersumber dari swasta dan kredit
perbankan.

Penetapan target kinerja juga diiringi dengan kerangka pendanaan yang sifatnya indikatif
dengan penghitungan prakiraan maju. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Lampiran.

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 38


Bab 5
Penutup
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Bab 5.
PENUTUP

R
encana Strategis (Renstra) Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja memuat sasaran, arah kebijakan dan strategi,
dukungan regulasi dan kelembagaan, program, kegiatan, serta target kinerja di
bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja dalam kurun waktu 2015-
2019. Renstra ini merupakan pedoman bagi Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja dalam kurun waktu 2015-2019, serta sebagai salah satu
instrumen awal dalam mengevaluasi perlaksanaan berbagai program dan kegiatan di bidang
penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja

Diharapkan berbagai agenda dan sasaran, arah kebijakan dan strategi, serta program dan
kegiatan di bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja yang telah
disusun dalam Renstra ini dapat diimplementasikan dengan baik oleh seluruh Unit Kerja di
lingkungan Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja,
sehingga memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional.

Jika di kemudian hari diperlukan perubahan dan penyempurnaan pada Renstra Ditjen.
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja 2015-2019, maka
akan dilakukan penyempurnaan sebagaimana mestinya.

Jakarta, Desember 2015

Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
dan Perluasan Kesempatan Kerja

Hery Sudarmanto
NIP. 19580918 198603 1 002

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 40


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Lampiran
Matriks Rencana Tindak Jangka Menengah Ditjen.
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja 2015-2019

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 41


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Tabel 1-1
Matriks Rencana Tindak Jangka Menengah
Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja 2015-2019
Target Alokasi (dalam miliar rupiah) Total
Alokasi
K/L -
2015- Unit
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Baseline N-B
Program/Kegiatan Satuan 2019 Organisasi
Kegiatan (Output)/Indikator 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 - NS -
(dalam Pelaksana
BS
miliar
rupiah)
Kementerian Ketenagakerjaan 3.384,46 3.718,98 4.074,10 4.248,37 4.330,18 19.756,10
Sasaran Strategis 2: Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang
Indikator Kinerja Sasaran
: mendapat fasilitasi penempatan Orang 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000
Strategis 2.1 2.000.000
dan pemberdayaan tenaga kerja
Program 2 : Program Penempatan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja 853,00 1.164,80 1.239,95 1.457,24 1.560,71 6.275,69
Sasaran Program 1 : Peningkatan Jumlah pencari kerja dan pengguna tenaga kerja yang memanfaatkan informasi pasar kerja
Persentase peningkatan jumlah
Indikator Kinerja Program
: pencari kerja yang difasilitasi untuk % 900.000 11% 13% 15% 17% 18%
2.1
mengisi lowongan pekerjaan
Sasaran Program 2 : Meningkatnya Rasio Jumlah tenaga kerja pendamping dibandingkan dengan TKA
Persentase peningkatan Rasio
Indikator Kinerja Program
: tenaga kerja pendamping dengan % 49.000 2% 12% 14% 17% 18%
2.2
TKA untuk jabatan tertentu
Sasaran Program 3 : Meningkatnya Jumlah data penempatan tenaga kerja melalui sistem pelayanan penempatan
Persentase peningkatan tenaga
Indikator Kinerja Program
: kerja yang ditempatkan melalui % 140.000 13% 14% 17% 19% 20% Dijten
2.3
Sistem Antar Kerja Binapenta&
Sasaran Program 4 : Meningkatnya jumlah penempatan TKI Formal PKK
Persentase peningkatan
Indikator Kinerja Program
: Penempatan TKI pada pengguna % 320.000 9% 11% 13% 14% 15%
2.4
berbadan hukum
Sasaran Program 5 : Meningkatnya jumlah Wirausaha Baru
Indikator Kinerja Program Presentase peningkatan wirausaha
: % 10.000 100% 20% 21% 28% 30%
2.5 baru per tahun
Sasaran Program 6 : Meningkatnya penanganan pengangguran musiman melalui sistem padat karya
Presentase penanganan
Indikator Kinerja Program
: penganggur dan setengah % 90.000 -20% 4% 5% 6% 7%
2.6
penganggur melalui sistem padat

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 42


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Target Alokasi (dalam miliar rupiah) Total


Alokasi
K/L -
2015- Unit
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Baseline N-B
Program/Kegiatan Satuan 2014 2019 Organisasi
Kegiatan (Output)/Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 - NS -
(dalam Pelaksana
BS
miliar
rupiah)
karya
Sasaran Program 7 : Peningkatan Calon Wirausaha yang mengikuti Inkubasi Bisnis
Dijten
Persentase peningkatan Calon Binapenta&
Indikator Kinerja Program
: Wirausaha yang mengikuti Inkubasi % 4.000 11% 13% 14% 15% 17% PKK
2.7
Bisnis
Kegiatan 1: Pengembangan model dan inkubasi bisnis perluasan kesempatan kerja 35,11 64,97 42,44 46,72 49,60 238,84
Sasaran Kegiatan 1 : Peningkatan jumlah wirausaha melalui inkubasi bisnis dan tersedianya model perluasan kesempatan kerja
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Model Perluasan
: Model 40 40 40 40 40
1.1 Kesempatan Kerja di 4 sektor Balai Besar
Pengembang
Jumlah Pengembangan Tenant
Indikator Kinerja Kegiatan an Pasar
: Inkubasi Bisnis Perluasan tenant 4.440 5.020 5.725 6.590 7.710 Kerja dan
1.2
Kesempatan Kerja Perluasan
Jumlah Kerjasama dalam Kesempatan
Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan dan Perluasan Kerja- Kerja
: 35 35 35 35 35
1.3 Kesempatan Kerja serta sama
Penyebaran Informasi
Kegiatan 2: Penempatan Tenaga Kerja dalam Negeri 78,48 99,11 96,69 107,31 117,26 498,85
Sasaran Kegiatan 1 : Terpenuhinya kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan penempatan kerja di dalam negeri
Jumlah Fasilitasi Peningkatan
Indikator Kinerja Kegiatan
: Mekanisme Pelayanan lokasi 30 30 30 30 30
2.1
Penempatan Tenaga Kerja
Jumlah Fasilitasi Penempatan
Tenaga Kerja melalui Mekanisme
Indikator Kinerja Kegiatan Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)
: Provinsi 34 34 34 34 34
2.2 /Antar Kerja Lokal (AKL), dan
Direktorat
Kelembagaan Penempatan Tenaga Penempatan
Kerja Tenaga Kerja
Jumlah Peningkatan Dalam
Indikator Kinerja Kegiatan Negeri
: Pemberdayaan Pengantar Kerja / orang 250 250 250 250 250
2.3
Petugas Antar Kerja
Jumlah Fasilitasi Penempatan
Indikator Kinerja Kegiatan Tenaga Kerja (Muda, Wanita,
: orang 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
2.4 Penyandang Cacat, dan Lanjut
Usia)
Sasaran Kegiatan 2 : Terwujudnya Bursa Kerja yang melayani masyarakat

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 43


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Target Alokasi (dalam miliar rupiah) Total


Alokasi
K/L -
2015- Unit
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Baseline N-B
Program/Kegiatan Satuan 2014 2019 Organisasi
Kegiatan (Output)/Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 - NS -
(dalam Pelaksana
BS
miliar
rupiah)
Jumlah bursa kerja Provinsi dan
Indikator Kinerja Kegiatan Kabupaten/Kota yang sesuai
: Lokasi 34 40 45 50 60
2.5 dengan Standar Pelayanan
Penempatan
Kegiatan 3: Pembinaan Penempatan dan Perlindungan TKI Luar Negeri 153,03 134,26 164,62 198,24 211,36 861,51
Sasaran Kegiatan 1 : Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang melindungi pekerja migran
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah atase yang memberi
: lokasi 13 13 13 13 13
3.1 perlindungan pekerja migran
Jumlah Fasilitasi Pelayanan
Indikator Kinerja Kegiatan
: Penempatan TKLN Berdasarkan kasus 100 100 100 100 100
3.2
Okupasi
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Fasilitasi Perlindungan
: izin 100 100 100 100 100
3.3 TKLN
Jumlah Layanan Perizinan dan Direktorat
Indikator Kinerja Kegiatan Penempatan
: Pembinaan Kelembagaan dan dokumen 300 300 300 300 300
3.4 &
Penunjangnya
Perlindunga
Jumlah Fasilitasi Kerjasama n Tenaga
Indikator Kinerja Kegiatan Internasional Dalam Rangka Kerja Luar
: dokumen 5 5 5 5 5 Negeri
3.5 Penguatan Penempatan dan
Perlindungan TKI
Sasaran Kegiatan 2 : Terjaminnya hak dan keselamatan pekerja migran dan Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang melindungi pekerja migran
Tersusunnya grand design
mekanisme penempatan pekerja
Indikator Kinerja Kegiatan Grand
migran dan Memperbaiki tata kelola - - - -
3.6 Design
kelembagaan pelayanan pekerja
migran
Sasaran Kegiatan 3 : Tersedianya regulasi yang memberi perlindungan bagi pekerja migran
Amandemen
Indikator Kinerja Kegiatan Amandemen UU 39/2004 dan UU Aturan Aturan Aturan Direktorat
: Dokumen Persiapan
3.7 menyusun aturan turunannya 39/2004 turunan turunan turunan Penempatan
&
Merevisi dan menyepakati nota Perlindunga
Indikator Kinerja Kegiatan
: kesepakatan bilateral dengan negara 3 3 5 5 8 n Tenaga
3.8 Kerja Luar
negara tujuan
Negeri
Sasaran Kegiatan 4 : Meningkatnya peran daerah dalam pelayanan informasi pasar kerja dan pelayanan rekrutmen calon pekerja migran
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah dinas kabupaten/kota kab/kota 100 50 100 150 150

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 44


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Target Alokasi (dalam miliar rupiah) Total


Alokasi
K/L -
2015- Unit
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Baseline N-B
Program/Kegiatan Satuan 2014 2019 Organisasi
Kegiatan (Output)/Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 - NS -
(dalam Pelaksana
BS
miliar
rupiah)
3.9 memberi pelayanan pekerja
migran, melakukan sosialisasi
pemilihan pekerjaan dan prosedur
bekerja di luar negeri di daerah
kantong pekerja migran
Sasaran Kegiatan 5 : Tersedianya program pelatihan investasi usaha mikro bagi pekerja migran di Timur Tengah, Hongkong dan Taiwan
Jumlah negara tujuan yang
Indikator Kinerja Kegiatan memiliki pola kemitraan
: Negara 2 2 2 2 2
3.10 penyelenggaraan pelatihan
persiapan kepulangan
Jumlah lokasi penyelenggaraan
Indikator Kinerja Kegiatan
: pelatihan investasi usaha mikro Lokasi 2 4 6 8 10
3.11
(exit program)
Kegiatan 4: Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja 411,77 672,60 726,38 877,96 940,33 3.629,04
Sasaran Kegiatan 1 : Terwujudnya peningkatan perluasan kesempatan kerja melalui padat karya dan wirausaha
Jumlah tenaga kerja yang
Indikator Kinerja Kegiatan
: diberdayakan melalui kegiatan orang 72.000 75.000 79.000 84.000 90.000
4.1
padat karya
Jumlah tenaga kerja yang
Indikator Kinerja Kegiatan
: diberdayakan melalui kegiatan orang 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
4.2
wirausaha baru
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah pelaku usaha produktif
: orang 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500
4.3 yang menerapkan TTG
Sasaran Kegiatan 2 : Terlaksananya pendampingan bagi kelompok wirausaha baru Direktorat
Pengembang
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah tenaga kerja sukarela an
: orang 1.660 1.660 1.660 1.660 1.660
4.4 sebagai pendamping (TKPMP) &Perluasan
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah tenaga fasilitator Kesempatan
: orang 200 620 900 860 500 Kerja
4.5 pemberdayaan masyarakat
Sasaran Kegiatan 3 : Terfasilitasinya kebutuhan masyarakat untuk berwirausaha
Pengemban Pengemban Pengemban Pengemban
gan, gan, gan, gan,
Indikator Kinerja Kegiatan Database operasional operasional operasional operasional
: Tersusunnya database wirausaha Database
dan dan dan dan
4.6 wirausaha
pemeliharaa pemeliharaa pemeliharaa pemeliharaa
n n n n
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah calon wirausaha yang orang 20.000 24.000 29.000 37.000 48.000

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 45


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Target Alokasi (dalam miliar rupiah) Total


Alokasi
K/L -
2015- Unit
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Baseline N-B
Program/Kegiatan Satuan 2014 2019 Organisasi
Kegiatan (Output)/Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 - NS -
(dalam Pelaksana
BS
miliar
rupiah)
4.7 diberdayakan
Tersusunnya mekanisme
perekrutan dan pelatihan Mekanism
Indikator Kinerja Kegiatan Uji coba 3
: wirausaha melalui BLKK (prosedur e - - -
4.8 perekrutan lokasi
operasi standar) dan pelaksanaan
uji coba di lokasi
Kegiatan 5: Peningkatan Pengembangan Pasar Kerja 68,15 79,18 86,44 93,48 102,52 429,79
Sasaran Kegiatan 1 : Terwujudnya integrasi sistem Informasi Pasar Kerja
Jumlah Bursa Kerja Swasta, Bursa
Kerja Khusus yang terintegrasi
Indikator Kinerja Kegiatan
: dengan Informasi Pasar Tenaga IPK 30 30 30 30 30 K/L
5.1
Kerja Nasional
(infokerja.depnakertrans.go.id)
Jumlah sektor dan wilayah pasar
Indikator Kinerja Kegiatan sektor/
: kerja dalam dan luar negeri yang 6 6 6 6 6 K/L
5.2 wilayah
dianalisis
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Jabatan kerja yang disusun
: jabatan 230 230 230 230 230 K/L
5.3 dan dikembangkan
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Fasilitasi Penyuluhan dan
: Lokasi 34 34 34 34 34
5.4 Bimbingan Jabatan (PBJ)
Direktorat
Sasaran Kegiatan 2 : Meningkatnya pekerja migran yang memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar Pengembang
Jumlah lokasi pelaksanaan training an Pasar
needs analysis (TNA) di negara Kerja
Indikator Kinerja Kegiatan
: tujuan untuk mengidentifikasi Lokasi 5 9 9 9 9 K/L
5.5
kebutuhan pelatihan calon pekerja
migran
Sasaran Kegiatan 3 : Tersedianya data persediaan dan permintaan per sektor sesuai potensi daerah
Jumlah lokasi identifikasi
Indikator Kinerja Kegiatan
: persediaan dan permintaan tenaga Lokasi 23 23 23 23 23
5.6
kerja di kabupaten/kota
Jumlah pusat pelayanan Pusat
Indikator Kinerja Kegiatan pelayanan
: penempatan tenaga kerja sesuai 1 1 1 1 1
5.7 penempata
standar pelayanan penempatan n
Sasaran Kegiatan 4 : Terwujudnya mekanisme perlindungan bagi tenaga kerja domestik/lokal secara proporsional dalam menghadapi era keterbukaan pasar
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersusunnya analisis jabatan untuk jabatan 150 150 150 150 150

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 46


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Target Alokasi (dalam miliar rupiah) Total


Alokasi
K/L -
2015- Unit
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Baseline N-B
Program/Kegiatan Satuan 2014 2019 Organisasi
Kegiatan (Output)/Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 - NS -
(dalam Pelaksana
BS
miliar
rupiah)
5.8 8 sektor Masyarakat Ekonomi jabatan jabatan jabatan jabatan jabatan
ASEAN
Kegiatan 6: Peningkatan Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing 13,07 14,31 15,55 17,71 17,13 77,77
Sasaran Kegiatan 1 : Terlaksananya pelayanan yang transparan bagi tenaga kerja asing
Jumlah Pelayanan Perizinan
Indikator Kinerja Kegiatan Penggunaan TKA yang Efektif dan
: lokasi 30 30 30 30 30
6.1 Efisien dengan Fasilitas Online
Sistem
Jumlah Kebijakan Perizinan
Indikator Kinerja Kegiatan
: Penggunaan Tenaga Kerja Asing dokumen 8 8 8 8 8
6.2
(TKA)
Sasaran Kegiatan 2 : Terserapnya tenaga kerja pendamping di perusahaan sektor industri
Direktorat
Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Pengendalia
Indikator Kinerja Kegiatan Orang 25.000 28.000 32.840 44.693 58.138
: Pendamping di Perusahaan Sektor n
6.3 Lokasi 25 25 25 25 25 Penggunaan
Jasa
Tenaga Kerja
Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Asing
Indikator Kinerja Kegiatan Orang 25.000 33.000 30.000 30.000 30.000
: Pendamping di Perusahaan Sektor
6.4 Lokasi 25 25 25 25 25
Industri
Sasaran Kegiatan 3 : Tersedianya rancangan peraturan pemerintah tentang prioritas penggunaan tenaga ahli dan non-ahli domestik/nasional
Tersusunnya standardisasi
Indikator Kinerja Kegiatan
: kemampuan berbahasa Indonesia dokumen 1 - - - -
6.5
bagi pekerja asing
Tersusunnya rancangan peraturan
Indikator Kinerja Kegiatan
: yang memuat jenis pekerjaan yang dokumen 1 - - - -
6.6
dapat dijabat oleh pekerja asing
Kegiatan 7: Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja 93,39 100,37 107,83 115,82 122,51 539,92
Sasaran Kegiatan 1 : Terlaksananya dukungan manajemen dan teknis bagi operasionalisasi Ditjen Binapenta
Jumlah Dokumen Peraturan dan
Indikator Kinerja Kegiatan
: Kerjasama Luar Negeri Bidang dokumen 12 12 12 12 12 Setditjen
7.1
Kebinapentaan Binapenta&
Jumlah Dokumen Perencanaan/ PKK
Indikator Kinerja Kegiatan
: Program/ Anggaran/ Data/ dokumen 12 12 12 12 12
7.2
Informasi Bidang Penempatan TK
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Dokumen Laporan Evaluasi Setditjen
: laporan 6 6 6 6 6
7.3 Kegiatan dan Pembinaan Binapenta&

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 47


Ditjen. Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Target Alokasi (dalam miliar rupiah) Total


Alokasi
K/L -
2015- Unit
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Baseline N-B
Program/Kegiatan Satuan 2014 2019 Organisasi
Kegiatan (Output)/Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 - NS -
(dalam Pelaksana
BS
miliar
rupiah)
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Koordinasi Eksternal dan PKK
: kegiatan 5 5 5 5 5
7.4 Internal
Jumlah Dokumen Akuntansi dan
Indikator Kinerja Kegiatan
: Laporan Keuangan, Pelaksanaan kegiatan 4 4 4 4 4
7.5
Anggaran dan Perbendaharaan
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Dokumen Kepegawaian,
: dokumen 10 10 10 10 10
7.6 Organisasi dan Rumah Tangga

Renstra Ditjen Binapenta dan PKK| 2015-2019 48


RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN
TENAGA KERJA& PERLUASAN
KESEMPATAN KERJA
2015 - 2019

Anda mungkin juga menyukai