Anda di halaman 1dari 157

B U R UH

N D U N GAN
S ) P E R LI N E S I A
(MI N U A N I ND O
MI G R
Selusur Kebijakan (Minus)
Perlindungan
Buruh Migran Indonesia

Tim Peneliti dan Penulis:


Wahyu Susilo
Anis Hidayah
Mulyadi DAFTAR ISI

Asisten Peneliti: KATA SAMBUTAN ~ v - vi


Musliha
Indah Utami KATA PENGANTAR ~ vii - xii
Zainal Abidin
Ana Sabhana Azmy BAB I Pendahuluan
Perpustakaan Nasional RI : Katalog dalam Terbitan (KDT) Latar Belakang ~1 - 4
Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Indonesia/ Kontribusi Kajian ~4 - 6
Wahyu Susilo, Anis Hidayah, Mulyadi - Jakarta: Migrant CARE, 2013 Metodologi dan Penulisan ~6
xii + 301 hlm; 15,5 x 22,7 cm
BAB II Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja
ISBN 978-979-19103-2-3
Dari Koeli Ordonantie, Wervings Ordonantie dan
Romusha ~7-10
Desain Cover dan Layout:
Yellow Printing Situasi Perburuhan dan Mobilitas Penduduk dibawah Rezim
Soekarno ~10-12
Transmigrasi dan Arah Kebijakan Kependudukan
Cetakan Kedua, November 2015 Masa Soekarno ~13-14
Penerbit: Migrant CARE Awal Mula Kebijakan Penempatan Buruh Migran Pada Masa
Didukung oleh: Program MAMPU Orde Baru
- Konsolidasi Politik Ekonomi Orde Baru ~15-17
- Mengirim Pekerja Rumah Tangga Migran ke
Migrant CARE Saudi Arabia ~17-21
Jl. Perhubungan VIII No. 52 RT.001 RW.007
- Menata Ulang Migrasi Buruh Migran Indonesia ke
Kel. Jati, Kec. Pulogadung, Jakarta Timur 13220
Telp/Fax: +62.21.2984.7581 Malaysia ~22-24
Email: secretariat@migrantcare.net
Website: www.migrantcare.net

Daftar Isi | iii


Awal Mula Kebijakan Industrial Penempatan Buruh Migran
Indonesia ~25-28
- Watak Diskriminatif dan Melanggar HAM dari Kebijakan
Penempatan Buruh Migran ~28-29
- Dalam Perangkap Rejim Remitansi ~30-39

BAB III Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan


Kebijakan Pengerahan Tenaga Kerja Di Masa Kolonial ~41-44
Migrasi Swadaya : Yang Mengawali, Yang Dikriminalisasi ~44-50
KATA SAMBUTAN
- Nunukan Sebagai Wilayah Transit ~50-52
Buku ini merupakan hasil penelitian Migran CARE mengenai
- Orang Flores di Sabah Pasca Konfrontasi ~52-53
- Medan Agreement: Awal Kriminalisasi Migrasi Swadaya ke jejak-jejak kebijakan tentang migrasi tenaga kerja sejak masa
Malaysia ~54-55 kolonial hingga tahun 2012. Penelusuran ini merupakan upaya awal
- Migrasi Swadaya: Dikriminalisasi atau Diakui ? ~55-56
untuk membuat road map perlindungan buruh migran Indonesia
Politik Luar Negeri dan Diplomasi Perlindungan Buruh Migran
Indonesia ~56-65 yang berbasis pada pemenuhan hak asasi manusia sesuai dengan
Bagai Mesin Pencetak Uang
International Convention on The Protection on The Rights of all Migran
- Kebijakan Penempatan Buruh Migran yang Mendorong
Workers and Members of Their Families yang telah diratifikasi oleh
Migrasi Berbiaya Tinggi ~65-86
- Keuntungan Tidak Sah ~87-89 Pemerintah Indonesia pada tanggal 12 April 2012.
- Para Penikmat Keuntungan ~89-116 Sejarah kebijakan buruh migran termasuk kebijakan
Bab IV Kesimpulan dan Rekomendasi penempatan buruh migran Indonesia dan berbagai masalah yang
Kesimpulan ~117-120 muncul akibat dari kebijakan-kebijakan tersebut didokumentasikan oleh
Rekomendasi ~120-121
Migrant CARE dalam buku yang berjudul “Selusur Kebijakan (Minus)
Lampiran
Perlindungan Buruh Migran Indonesia” ini. Buku ini telah mendapat
Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja Ke Luar
Negeri Tahun 1887 - 2012 (Table) ~123-162 tanggapan yang sangat positif dari masyarakat khususnya kalangan
Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja Ke Luar pemerhati buruh migran. Hal ini terbukti telah habisnya cetakan
Negeri Tahun 1887 - 1990 ~163-280
pertama buku ini dalam waktu kurang dari dua tahun. Besarnya minat
Daftar pustaka ~281-299
masyarakat terhadap buku yang pertama kali dicetak tahun 2013 ini
Tentang Penulis ~301 telah mendorong Migrant CARE untuk mencetak ulang buku tersebut

iv | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Kata Sambutan | v


dengan dukungan dana Program MAMPU. Dukungan ini merupakan

bagian kerjasama antara Migrant CARE dengan Program MAMPU

yang ditujukan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan publik dan

penghidupan perempuan miskin melalui peningkatan perlindungan

buruh migran khususnya buruh migran perempuan.

Akhir kata, semoga dukungan MAMPU untuk mencetak

edisi kedua buku ini dapat memperluas pemahanan berbagai pihak

megenai kebijakan terkait penempatan tenaga kerja Indonesia. Lebih

dari itu, diharapkan buku ini juga memberi kontribusi pada perbaikan

kebijakan yang lebih melindungi kondisi buruh migran Indonesia


KATA PENGANTAR
sesuai dengan `Konvensi Internasional Mengenai Perlindungan Hak-

Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya. Penelitian yang dilakukan Migrant CARE ini untuk melihat

seluruh kebijakan yang telah ada mengenai migrasi tenaga kerja

sejak masa kolonial hingga tahun 2012, ketika pemerintah Indonesia

Jakarta, November 2015 telah meratifikasi International Convention on The Protection on The

All Rights of Migrant Workers and Their Families pada 12 April 2012.

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi titik permasalahan dari

Program MAMPU kebijakan migrasi dan implikasinya pada perlindungan buruh migran.

Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memudahkan kita

menyusun peta jalan perlindungan buruh migran Indonesia berbasis

pada pemenuhan hak asasi manusia sebagaimana yang terkandung

dalam Konvensi Internasional Mengenai Perlindungan Hak-Hak

Seluruh Pekerja Migran Dan Anggota Keluarganya.


Sembilan hal yang menjadi fokus temuan dalam penelitian

ini adalah (1) Penelusuran kesejarahan dan aspek-aspek kultural

vi | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Kata Pengantar | vii


migrasi tenaga kerja dan produk kebijakan sejak masa kolonial, pra PER 149/MEN/1983 tentang tata cara pelaksanaan pengerahan

dan paska kemerdekaan hingga saat ini, (2) Penelusuran asal-usul tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi. Kepmen ini menjadi penanda

“industrialisasi” dalam kebijakan penempatan buruh migran Indonesia awal dimulainya regulasi yang memberikan kewenangan besar bagi

pada awal tahun 1970-an, (3) Penelusuran tentang berlangsungnya perusahaan pengerah dan akhirnya benar-benar dimanfaatkan oleh

migrasi swadaya dan jejak sejarahnya, (4) Identifikasi kebijakan- perusahaan pengerah tenaga kerja untuk mengambil keuntungan

kebijakan penempatan buruh migran Indonesia yang diskriminatif yang sebesar-besarnya dari penempatan buruh migran.

dan melanggar HAM, (5) Identifikasi pola migrasi berbiaya tinggi, Dalam bab satu, dijelaskan latar belakang mengapa
(6) Identifikasi praktek-praktek pengambilan keuntungan yang tidak penelitian ini dilakukan dan diharapkan bisa memberikan kontribusi

sah dari penempatan buruh migran, (7) Identifikasi aktor-aktor baik bagi upaya perbaikan kebijakan buruh migran yang telah kurang lebih

negara maupun non-negara yang melakukan eksploitasi terhadap 48 tahun menempatkan buruh migran pada situasi yang eksploitatif.

buruh migran, (8) “Audit” keuntungan-keuntungan yang diperoleh Namun disisi yang lain menempatkan para penikmat keuntungan

PJTKI dari TKI (baik dari direct service maupun indirect service) dan bergelimang Ringgit, Riyal, dan Dolar. Dalam bab ini juga dijelaskan

(9) Identifikasi kelambanan diplomasi luar negeri untuk perlindungan metodologi yang digunakan adalah riset pustaka (mengkaji buku,

buruh migran. aturan, prosiding, jurnal dan sumber-sumber dari internet), interview

Saat ini industrialisasi penempatan buruh migran sangat nyata narasumber, yakni para pembuat kebijakan mulai era orde baru

bersanding dengan nestapa buruh migran yang luar biasa. Namun hingga saat ini dan mengolah sumber-sumber primer dari bahanbahan

catatan sejarah tentang industri penempatan buruh migran hanya advokasi yang selama ini dilakukan Migrant CARE.

diisi dengan data-data penempatan TKI, dan tak pernah membuka Bab kedua mulai digambarkan sejarah kebijakan penempatan

dengan terang benderang keuntungan yang diperoleh PJTKI dari mulai dari masa kolonial hingga era pemerintahan SBY-Boediono.

bisnis penempatan TKI. Adalah pemerintahan masa Orde Baru yang Secara historis nampak fase-fase pengerahan dan penguasaan nir

telah membuat aturan dan memberikan warisan kebijakan eksploitatif perlindungan oleh Negara kepada buruh migran. Ada 4 sub bab dalam

bagi buruh migran yang ironinya dilanggengkan hingga saat ini. bab II ini yang memberikan gambaran bagaimana watak kebijakan dari

Berawal dari keputusan Menteri Tenaga Kerja, Sudomo kala itu untuk masa kolonial, rezim Soekarno, orde baru, dan pasca reformasi. Empat

pertama kalinya membuat kebijakan tentang biaya penempatan TKI sub bab tersebut adalah Dari Koeli Ordonantie, Wervings Ordonantie

ke Arab Saudi dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor dan Romusha, Situasi Perburuhan dan Mobilitas Penduduk Pada

viii | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Kata Pengantar | ix


Rezim Soekarno, Awal Mula Kebijakan Penempatan Buruh Migran policy) jika menghadapi kasus-kasus yang berkaitan dengan buruh

Pada Masa Orde Baru, Awal Mula Kebijakan Industrial Penempatan migran Indonesia di luar negeri seperti menghadapi eksekusi Yanti

Tenaga Kerja, dan Dalam Perangkap Rejim Remitensi. Awalnya Iriyanti, Ruyati dan ratusan buruh migran yang terancam hukuman

kebijakan migrasi tenaga kerja adalah kebijakan ad hoc yang dibuat mati di luar negeri.

akibat krisis ekonomi namun berubah menjadi kebijakan permanen Di Akhir bab ketiga, digambarkan secara lebih utuh para
karena ternyata berhasil menjadi topangan ekonomi pemerintah. penikmat keuntungan dari bisnis penempatan buruh migran dalam

Dalam bab ketiga memberikan penjelasan yang lebih utuh sub bab ”Bagai Mesin Pencetak Uang”. Melalui berbagai kebijakan

bagimana insdustrialisasi penempatan buruh migran dimulai dan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia sejak masa orde baru hingga

ditopang dengan aturan-aturan yang menghasilkan skema migrasi saat ini, buruh migran bak sapi perah yang dikerahkan dengan

berbiaya tinggi. Cikal bakal industri tersebut mulai nampak pada bermodal keringat dan sumber daya seadanya untuk bekerja keras

Kebijakan Pengerahan Tenaga Kerja Di Masa Kolonial hingga dan mencetak uang. Namun keuntungan tersebut tidak seutuhnya

dilanggengkan dengan legislasi nasional, yakni UU Nomor 39 tahun dirasakan oleh buruh migran dan keluarganya, tetapi oleh perusahaan

2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI. Dalam bab ini pengerah, Garuda Indonesia, bank, perusahaan asuransi, penyedia

juga digambarkan sejarah Migrasi Swadya : Yang Mengawali, Yang sarana medical check up dan pebisnis di termianl TKI.

Di Kriminalisasi. Migrasi swadaya sebenarnya merupakan model Ada banyak pihak yang memiliki kontribusi sehingga buku ini
migrasi kultural yang berkembang di masyarakat sejak Indonesia bisa diterbitkan. Terima kasih kepada Bapak Todung Mulya Lubis atas

mulai menjadi negara yang berdaulat, namun model ini justeru diskusinya sehingga penelitian ini dilakukan dengan harapan buku ini

tidak diakomodasi dalam kebijakan nasional karena dianggap tidak kelak akan menghantarkan untuk pembuatan cetak biru migrasi tenaga

memberikan keuntungan. kerja Indonesia. Terima kasih juga kepada Tahir Foundation atas

Selain itu, masih dalam ketiga, dijelaskan mengenai sejarah dukungannya sehingga penelitian dan penerbitan buku ini dilakukan.

Politik Luar Negeri dan Diplomasi Perlindungan Buruh Migran Terima kasih juga kami sampaikan kepada para narasumber yang

Indonesia. Hingga saat ini belum ada cetak biru diplomasi perlindungan telah kami wawancarai untuk kebutuhan data dan informasi, antara

buruh migran Indonesia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lain Bapak Fahmi Idris, Bapak Erman Suparno, Bapak Cosmas

politik luar negeri Indonesia. Dalam situasi ini pemerintah Indonesia Batubara, Bapak I Gusti Made Arke dan Rusdi Basalamah. Dukungan

hanya akan terus bereaksi seperti pemadam kebakaran (ad hoc dan kontribusi dari asisten peneliti juga memberikan sumbangsih

x | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Kata Pengantar | xi


terbitnya buku ini, terima kasih juga kami sampaikan kepada mereka,

yakni Indah Utami, Musliha, Zainal Abidin dan Ana Sabhana Azmy.

Kesabaran, pengertian dan dukungan kawan-kawan Migrant CARE

juga sangat mendukung finalisasi dari kajian dan penulisan buku ini.

Terakhir kami sampaikan terimakasih kepada Program


MAMPU yang bersedia untuk membantu mencetak ulang buku
BAB I
Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Indonesia
Pendahuluan
edisi cetakan ke-2 ini.

Semoga buku ini dapat memberikan kontribusi terbangunnya Latar Belakang


Pada tanggal 12 April 2012, Sidang Paripurna DPR-
peta jalan (roadmap) pelayanan dan perlindungan TKI berbasis hak
RI telah mengesahkan RUU Ratifikasi Konvensi PBB 1990
sebagaimana terkandung dalam konvensi PBB tahun 1990 mengenai tentang Perlindungan Hak-hak Buruh Migran1 dan Anggotanya
perlindungan buruh migran dan anggota keluarganya dan mendorong menjadi Undang-undang dan sebulan sesudahnya Presiden RI
menandatanganinya hingga menjadi UU No. 6 Tahun 2012 UU No.6
pemerintah Indonesia untuk segera melakukan harmonisasi segala
Tahun 2012 Tentang Pengesahan International Convention On The
bentuk kebijakan dan regulasinya seiring dan sejalan dengan Protection Of The Rights Of All Migrant Workers and Members Of
semangat dan substansi konvensi tersebut. Their Families (Konvensi Internasional Mengenai Perlindungan Hak-
Hak Seluruh Pekerja Migran Dan Anggota Keluarganya).2 Inisiatif
legislasi ini tentu layak diapresiasi karena memang telah menjadi
agenda advokasi dari kalangan masyarakat sipil sejak tema buruh
migran menjadi salah satu fokus advokasi gerakan masyarakat sipil di
awal dekade 1990-an3.
1
Menyambut ratifikasi ini, pada tanggal 12 April 2012 Migrant CARE dan Human Rights Watch
membuat joint statement/pernyataan bersama berjudul: Indonesia: Parliament Approves Migrant
Workers Convention, Ensure National Laws Comply; Enforce Rigorously  . Statement ini dimuat
di website Human Rights Watch http://www.hrw.org/news/2012/04/12/indonesia-parliament-
approves-migrant-workers-convention dan website Migrant CARE http://www.migrantcare.net/mod.
php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=1505
2
Isi lengkap Undang-undang ini bisa dibaca dalam http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17571/UU0072012.
pdf
3
Inisiatif mengenai ratifikasi ini dating dari masyarakat sipil. Dalam UN Conference on Women di Beijing
1995, organisasi-organisasi perempuan di Indonesia mulai mendesakkan adanya ratifikasi konvensi ini.
Bahkan pada tahun 1996, Solidaritas Perempuan mempunyai inisiatif untuk menterjemahkan Konvensi ini
ke dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya dalam setiap event internasional terkait dengan hak asasi manusia,
organisasi masyarakat sipil Indonesia selalu memperjuangkan ratifikasi konvensi ini. Baca Tati Krisnawaty
dan Veronica Indriani, Konvensi Internasional Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran Dan Anggota
Keluarganya, Jakarta: Solidaritas Perempuan dan Terminal 29, 1996

xii | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pendahuluan | 1


perjanjian, baik bilateral maupun multilateral mengenai buruh
Ratifikasi instrumen ini sesungguhnya bukan merupakan migran Indonesia yang selama ini banyak terabaikan hak-haknya.
klimaks dan proses akhir dalam perlindungan buruh migran oleh Hampir seluruh perjanjian bilateral (yang sebagian besar berbentuk
Negara. Sebaliknya, hal ini merupakan awal jalan baru untuk menata memorandum of understanding) mengenai penempatan buruh migran
kembali kebijakan mengenai buruh migran yang berbasis HAM Indonesia ke negara-negara tujuan tidak pernah mengacu pada
melalui harmonisasi kebijakan nasional sesuai dengan prinsip-prinsip prinsip-prinsip pengakuan, penghormatan dan pemenuhan hak-hak
konvensi buruh migran. Langkah ini harus ditindaklanjuti dengan buruh migran
melakukan dorongan lebih kuat kepada pemerintah untuk segera Indonesia.
mengimplementasikan ratifikasi Konvensi tersebut dalam kebijakan-
Salah satu bentuk Memorandum of Understanding mengenai
kebijakan yang lebih konkrit dan operasional. Faktanya hingga saat
penempatan buruh migran Indonesia yang tidak berperspektif HAM
ini, kerentanan yang dialami oleh buruh migran Indonesia masih terus
adalah MoU (Memorandum of Understanding) yang paling baru yang
terjadi, terutama mereka yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga
ditandatangani pada tanggal 22 Februari 2012 antara Kemenakertrans
dikawasan Timur Tengah dan Malaysia. Lebih merisaukan lagi, inisiatif
RI dengan ISSP (International Social Security Program) Saudi Arabia
ratifikasi konvensi ini ternyata tidak menjadi landasan utama dari draft
tentang perlindungan dan jaminan sosial bagi PRT (Pekerja Rumah
revisi UU No. 39/2004 yang diusulkan oleh Pemerintah Indonesia.4
Tangga) migran di Saudi Arabia. Karena, selain tidak berstandar
HAM sebagaimana yang tercermin dalam Konvensi buruh migran,
Untuk itu, setiap regulasi mengenai buruh migran harus
MoU ini juga tidak patut bagi pemerintah Indonesia sebagai
mencerminkan dan menghargai lima prinsip pokok yang terkandung
negara yang berdaulat membuat MoU dengan pihak swasta, yang
dalam konvensi tersebut. Yaitu, prinsip kebebasan bergerak (freedom
orientasinya tak pernah luput dari profit oriented. Padahal didalam
of movement), non-diskriminasi, tanggung jawab negara, kesetaraan
konstitusi telah mengamanatkan bahwa negara berkewajiban untuk
hak, dan persamaan perlakukan di hadapan hukum (equality before
menjamin keselamatan dan melakukan perlindungan terhadap warga
the law). Hal ini seharusnya bisa direalisasikan melalui revisi UU
negaranya, dan tugas perlindungan tidak boleh diserahkan/
Nomor 39 tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI
didelegasikan ke pihak swasta.5
yang selama dua tahun ini telah berjalan sangat lamban di DPR
RI dan berada dalam situasi ketidakpastian. Upaya ini semestinya Dalam perspektif historis, dinamika migrasi tenaga
menjadi kerangka acuan dalam implementasi konvensi dan upaya kerja sebenarnya bukan fenomena baru. Di Indonesia,
harmonisasi hukum nasional. migrasi tenaga kerja Indonesia bahkan sudah terjadi pada
masa kolonial sebagai bagian dari politik penundukan
Di luar legislasi hukum nasional, pemerintah Indonesia dan peningkatan produksi komoditi perkebunan dalam
juga harus segera mereview, mengevaluasi, dan merubah seluruh skema kolonialisme berbasis perkebunan. Secara kultural, juga telah
4
Jika dibaca secara cermat, Daftar Isian Masalah (DIM) RUU Pengganti UU No.39/2004 yang diajukan oleh
Pemerintah Indonesia menghapus konsideran UU No. 6/2012 Tentang Pengesahan International Convention
5
Baca Statement Migrant CARE 5 Maret 2012: Menolak MoU Antara Kemenakertrans RI dengan
On The Protection Of The Rights Of All Migrant Workers and Members Of Their Families (Konvensi ISSP Arab Saudi Tentang Perlindungan Dan Jaminan Sosial (http://www.migrantcare.net/mod.
Internasional Mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran Dan Anggota Keluarganya) didalam php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=1486). Baca juga di Kompas Online, 5 Maret 2012, Migrant
draft RUU Inisiatif Pengganti UU No. 39/2004 yang diajukan DPR-RI Care Desak Pembatalan MoU Kemenakertrans dan  ISSP http://nasional.kompas.com/read/2012/03/05/16161688/
Migrant.Care.Desak.Pembatalan.MoU.Kemenakertrans.dan.ISSP

2 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pendahuluan | 3


berlangsung migrasi berbasis kultural yang hingga kini masih dapat sejarahnya.
ditelusuri jejaknya. Pola migrasi tenaga kerja yang berlangsung 4. Identifikasi Kebijakan-kebijakan penempatan buruh migran
saat ini lebih didorong oleh maraknya “industrialisasi penempatan Indonesia yang diskriminatif dan melanggar HAM
buruh migran” sejak awal tahun 1970-an. Pola ini sedikit banyak 5. Identifikasi pola migrasi berbiaya tinggi
mereproduksi kebijakan kolonial tentang migrasi tenaga kerja yang 6. Identifikasi praktek-praktek pengambilan keuntungan yang tidak
bertumpu pada penggunaan badan pengerah sebagai elemen utama sah dari penempatan buruh migran
perekrutan tenaga kerja. Sayang sekali, perspektif ini jarang dipakai 7. Identifikasi aktor-aktor baik negara maupun non-negara yang
untuk menjadi alat analisis yang kritis terhadap kebijakan migrasi melakukan eksploitasi terhadap buruh migran
tenaga kerja. 8. “Audit” keuntungan-keuntungan yang diperoleh PJTKI dari TKI
(baik dari direct service maupun indirect service)
Atas dasar itulah, Migrant CARE melakukan policy review 9. Identifikasi kelambanan diplomasi luar negeri untuk perlindungan
(kajian kritis kebijakan) terhadap kebijakan-kebijakan yang telah/ buruh migran
pernah ada mengenai penempatan buruh migran Indonesia untuk
mengidentifikasi titik-titik permasalahan migrasi tenaga kerja dan Policy review mengenai kebijakan penempatan buruh migran
implikasinya, sejak jaman kolonial hingga sekarang. Dengan ini didasarkan atas tuntutan faktual dan konstitusional tentang
mengetahui peta masalah tersebut, akan memudahkan kita keharusan adanya perlindungan buruh migran (TKI) yang optimal.
menyusun peta jalan perlindungan buruh migran Indonesia berbasis Tuntutan faktual karena keberadaan UU No. 39/2004 yang tidak
pada pemenuhan hak asasi manusia sebagai mana yang terkandung mampu memberikan perlidungan buruh migran, yang saat ini tengah
dalam Konvensi Internasional Mengenai Perlindungan Hak-Hak dalam proses revisi parlemen.

Seluruh Pekerja Migran Dan Anggota Keluarganya.
Proses tersebut membutuhkan masukan yang komprehensif
untuk perbaikannnya. Sebagai negara yang telah meratifikasi
Kontribusi Kajian Konvensi PBB tahun 1990 mengenai perlindungan buruh migran
Kajian kritis kebijakan (Policy review) ini dilakukan secara dan anggota keluarganya melalui UU No. 6/2012, maka perlu ada
menyeluruh terhadap seluruh kebijakan-kebijakan yang telah/ dorongan untuk adanya harmonisasi segala bentuk kebijakan dan
pernah ada mengenai penempatan buruh migran Indonesia untuk regulasinya harus seiring dan sejalan dengan semangat dan substansi
mengidentifikasi titik-titik permasalahan migrasi tenaga kerja. Titik- konvensi tersebut. Oleh karena itulah diharapkan policy review riset
titik permasalahan yang akan dicermati dan dianalisis adalah sebagai ini memberikan kontribusi yang signifikan atas tuntutan kebutuhan
berikut: tersebut diatas.
1. Penelusuran kesejarahan dan aspek-aspek kultural migrasi
tenaga kerja dan produk kebijakan sejak masa kolonial, pra dan Kajian kebijakan ini juga bertujuan menemukenali berbagai
paska kemerdekaan hingga saat ini kebijakan atau regulasi yang pernah ada baik sebelum republik
2. Penelusuran asal-usul “industrialisasi” dalam kebijakan ini berdiri (masa kolonial dan pra kemerdekaan) maupun setelah
penempatan buruh migran Indonesia pada awal tahun 1970-an kemerdekaan hingga sekarang. Temuan dan analisis policy digunakan
3. Penelusuran tentang berlangsungnya migrasi swadaya dan jejak

4 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pendahuluan | 5


untuk mengidentifikasi persoalan utama, kesejarahan, aktor yang diperoleh melalui interview dan Focus Group Discussion.
terlibat, agen pelaksana/penyedia tenaga kerja, dampak kebijakan,
penikmat dan penderita (korban) dalam penempatan dan pengiriman
buruh migran ke luar negeri. Temuan dan analisis ini akan digunakan
untuk menyusun peta jalan (roadmap) pelayanan dan perlindungan
TKI berbasis hak sebagaimana terkandung dalam konvensi PBB tahun
1990 mengenai perlindungan buruh migran dan anggota keluarganya.
BAB II
Metodologi dan Penulisan
Metodologi yang digunakan dalam policy review kebijakan
Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja
penempatan buruh migran ini adalah:
• Riset Pustaka Dari Koeli Ordonantie, Wervings Ordonantie dan Romusha
Pencarian pustaka yang terkait dengan migrasi tenaga kerja Kebiasaan orang untuk berpindah tempat, menyeberang pulau
Indonesia ke luar negeri, baik buku, produk hukum, prosiding, bahkan menyeberang benua sudah berlangsung seumur dengan
laporan, jurnal, internet, dan sebagainya peradaban manusia itu sendiri. Sejarah mobilitas manusia telah
• Interview banyak diteliti berbagai pakar dengan berbagai macam pendekatan.
Interview kepada orang-orang kunci, yakni decision maker Banyak pakar menemukan motivasi dan campur tangan pihak lain
terkait perlindungan tenaga kerja Indonesia, seperti mantan dan daerah/negara asal dalam mendorong pola migrasi individu atau
menteri tenaga kerja, dirjen, pejabat-pejabat terkait dan sekelompok orang. Namun banyak hal yang belum terdokumentasi
orang-orang kunci terkait bisnis penempatan buruh migran berkaitan dengan berbagai pola migrasi, terlebih migrasi tidak resmi
Indonesia. Focus Group Discussion (FGD) Focus Groups ataupun migrasi swadaya.6
Discussion dilakukan untuk memperkuat analisis dan temuan-
Indonesia (atau sebelum merdeka biasa disebut sebagai
temuan dari hasil research. FGD ini juga sebagai forum untuk
Hindia Belanda) memiliki catatan panjang tentang sejarah migrasi
mengkonfirmasi berbagai informasi yang telah dihimpun
dan mobilitas penduduk. Sebagai negara dengan corak geografis
dalam laporan ini.
kawasan kepulauan sangat berpengaruh atas terjadinya perpindahan
• Pengolahan sumber-sumber primer dari aktivitas advokasi
orang, barang dan modal. Mobilitas orang Bugis, Madura, Banjar,
yang dilakukan oleh Migrant CARE.
Minangkabau dan Bawean yang telah berlangsung ratusan tahun
telah menunjukkan bahwa migrasi telah menjadi tradisi dan bahkan
Pengolahan kajian ini merupakan kombinasi dari penulisan kembali
mejadi kebudayaan sampai sekarang. Disamping adanya pola migrasi
pengetahuan (knowledge) yang selama ini dihasilkan dari aktivitas
secara sukarela ini, juga dikenal migrasi karena campur tangan pihak
advokasi Migrant CARE, kajian pustaka dan informasi-informasi yang
lain atau otoritas negara (kolonial dan pasca-kolonial).

6
http://www.unesco.org/most/apmrnwp8.htm

6 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 7
Beberapa pakar migrasi Indonesia menulis7 bahwa selama ini juga memberikan kewenangan kepada dua asosiasi perusahaan
masa kolonialisme Belanda di Indonesia, orang-orang Jawa telah perkebunan di kawasan Sumatera Timur AVROS (Algemene
dikirim untuk bekerja di Sumatra Timur (Deli), Vietnam, New Caledonia vereniging van Rubber Planters ter Ooskust van Sumatra) dan DPV
dan Suriname, koloni Belanda di kawasan Amerika Selatan. (Deli Planters vereniging) untuk mengimpor buruh-buruh kontrak dari
Jawa ke Sumatera Timur.10 Dari catatan historis inilah dapat diketahui
Perubahan radikal dari politik kolonial Hindia Belanda dengan asal-usul keterlibatan badan perekrut dalam penyediaan tenaga kerja
kebijakan pintu terbuka yang ditandai dengan Agrarische Wet 1870 yang difasilitasi oleh kebijakan otoritas negara. Aturan-aturan tentang
memang mampu mengundang modal swasta untuk masuk dalam perekrutan tenaga kerja terus diperbarui seiring dengan makin
industri perkebunan di tanah-tanah koloni yang masih belum dijamah. banyaknya kebutuhan tenaga kerja untuk menggerakkan ekonomi
Aturan tentang pertanahan tersebut memberi keleluasaan untuk perkebunan di kawasan Sumatera Timur. Aturan terakhir pada masa
modal swasta menggarap tanah dengan sistem sewa hingga 75 tahun. kolonial Belanda tentang perekrutan tenaga kerja adalah Wervings
Hal inilah yang mendorong bermunculnya perusahaan-perusahaan Ordonantie 193611, ordonansi ini merupakan pembaruan dari Wervings
perkebunan, dalam waktu singkat, selama tahun 1864-1879 terjadi
Ordonantie Tahun 1887 dan amandemennya pada tahun 1917.
peningkatan jumlah perusahaan perkebunan dari 79 menjadi 1028, ini
tentu membutuhkan pasokan tenaga kerja yang tidak sedikit. Untuk Dalam berbagai laporan sejarah juga ditemukan adanya
melengkapi kebijakan pintu terbuka ini, pemerintah kolonial Hindia pengiriman perempuan Jawa oleh kolonial Belanda sebagai
Belanda juga mulai membuat aturan-aturan tentang penggunaan dan pemenuhan kebutuhan seksual buruh, pemilik perkebunan dan pejabat-
pemanfaatan tenaga kerja guna kepentingan perkebunan. pejabat kolonial di Sumatra dan Suriname. Praktek pergundikan dan
pelacuran terjadi di komplek-komplek sekitar wilayah perkebunan.
Salah satu aturan kolonial yang terkenal mengenai perekrutan Eksploitasi dan perdagangan perempuan terjadi seiring dengan
tenaga kerja lokal adalah Koeli Ordonansi lengkap dan aturan tumbuh suburnya “Nyai”12. Di mata kaum pergerakan perempuan
pemidanaan9. Pelaksanaan Poenale Sanctie yang kejam mendorong saat itu, persoalan perdagangan perempuan juga telah menjadi
adanya penghapusan pemidanaan dalam Koeli Ordonansi, hal ini terkait keprihatinan yang serius. Dalam Kongres Perempoean tahun 1932,
dengan pengaruh Politik Etis dalam praktek politik kolonial. Oleh karena Perikatan Perkoempoelan perempoean Indonesia mendeklarasikan
itu pada tahun 1915, Koeli Ordonantie kembali diamandemen dengan berdirinya Perkoempoelan pemberantasan Perdagangan Perempoean
membolehkan adanya rekrutmen tenaga kerja asal Jawa. Amandemen dan Anak.13 Keterlibatan aturan kolonial dalam mobilisasi tenaga kerja
7
Riwanto Tirtosudarmo, Mencari Indonesia, Demografi Politik Pasca Soeharto, Jakarta : LIPI Press, 2009 juga kembali terjadi pada masa kolonialisme Jepang bahkan dengan
dan Tadjuddin Noer Effendi, “Mobilitas International pekerja, perspektif Ketenagakerjaan”, Makalah dalam
Simposium Mempersiapkan Instrumen Perlindungan untuk Buruh Migran Indonesia, KOPBUMI, Solo, 30-13
Juli 1997
10
Lihat Razif, “Penguasaan tenaga kerja dan Perkebunan Besar di Sumatera Timur: Tinjauan Historis”, dalam
8
Suhartono, 1991. Dalam ”Agroindustri dan Petani: Multi Pajak di Vorstenlanden 1850-1900” Prisma No 4, PRISMA, Industri Perkebunan: Kemakmuran untuk Siapa? Jakarta: LP3ES, April 1991
tahun XX April 1991, hal 18
11
Wervings Ordonantie ini akhirnya menjadi dasar hukum kebijakan penempatan tentang buruh migran
9
Ordonantie Koeli ini dibuat pada tahun 1881 dan direvisi pada tahun 1889 memuat tentang ketentuan Indonesia hingga ditetapkan UU No. 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
adanya buruh kontrak (lebih dikenal sebagai kuli kontrak) dan dalam aturan ini terdapat ketentuan ke Luar Negeri.
pemidanaan yang bernama Poebale Sanctie yang berisi hukuman-hukuman yang diberikan kepada buruh
12
Linda Christanty, ”Nyai dan Masyarakat Kolonial Hindia Belanda” dalam PRISMA, Jakarta: LP3ES,
apabila melanggar kontrak kerja. Yang masuk kategori hukuman adalah: pekerja yang melarikan diri, menolak Oktober 1994
bekerja atau melanggar aturan. Hukuman yang diberikan adalah hukuman kurungan, denda atau kerjapaksa
13
Lihat Wahyu Susilo, “Trafficking in Women and Children: A Case Study of Indonesian Migrant Workers”,
melampau jangka waktu perjanjian semula. Lihat Ann Laura Stoler, Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk dalam Sri harijati hatmadji dan Iwu Dwisetyani Utomo, Empowerment of Indonesian women: family,
Perkebunan Sumatera, 1870-1979, Yogyakarta: KARSA, 2005, hal. 44. Reprodutive Health, Employment and Migration, Jakarta: Lembaga Demografi FE UI, 2004.

8 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 9
model-model militeristik. Pola kerja paksa (romusha) dipakai untuk Pada masa Kementerian Perburuhan dipimpin S.K. Trimurti,
membangun pelabuhan udara dan jalan kereta api. Romusha dari Jawa pemerintah Indonesia menyusun legislasi perburuhan yang protektif,
banyak yang dikirim ke koloni Jepang di kawasan Asia Tenggara.14 antara lain UU No. 33/1947 tentang Kecelakaan, UU No. 12/1948
tentang Perlindungan Kerja dan UU No. 23/1948 tentang Pengawasan
Tak hanya untuk kepentingan infrastruktur perang, pemerintah Perburuhan.
kolonial jepang juga memobilisasi perempuan-perempuan di daerah
koloninya sebagai budak seks bagi tentara pendudukan Jepang.15 Pada masa tersebut, kekuatan buruh terartikulasi dalam
berbagai saluran baik melalui serikat buruh maupun partai-partai
Situasi Perburuhan dan Mobilitas Penduduk Dibawah politik yang mengusung agenda politik buruh. Hingga tahun 1965,
Rezim Soekarno keterlibatan buruh dalam politik sangat tinggi dan mempunyai
pengaruh yang sangat kuat.
Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta segera diikuti dengan Tak banyak catatan sejarah menuliskan tentang pengerahan
konsolidasi politik seluruh sektor masyarakat yang ada, tak terkecuali tenaga kerja melintas batas negara pada masa revolusi hingga masa
kelompok buruh. Kelompok buruh sangat besar kontribusinya dalam kejatuhan Soekarno. Dimensi internasional dalam politik perburuhan
pergerakan melawan kolonialisme hingga masa-masa menjelang saat itu adalah keterlibatan serikat buruh dalam aksi-aksi solidaritas
kemerdekaannya. Di masa revolusi, kelompok buruh tetap menjadi internasional dalam wujud gerakan anti kolonialisme dan imperialisme.
eksponen yang progresif dalam masa-masa mempertahankan
Menurut penuturan alm. Agus Sudono17, mantan aktivis Serikat
kemerdekaannya.
Buruh Islam Indonesia, pada tahun 1950-an terbangun kerjasama
Sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusinya serikat buruh Islam di Indonesia dengan serikat buruh Islam di kawasan
tersebut, jabatan Menteri Perburuhan pertama diberikan kepada Timur Tengah untuk mengirimkan pekerja-pekerja Indonesia dalam
aktivis pergerakan buruh S.K. Trimurti yang sejak masa pergerakan proyek-proyek konstruksi di negara-negara Timur Tengah. Namun
sangat aktif mendorong kemajuan kaum buruh. Pada era sebelumnya tak ada petunjuk lain yang membuktikan bahwa informasi tersebut
masalah perburuhan masih disatukan dengan Kementerian urusan valid. Namun demikian, sebenarnya sejak tahun 1950, pemerintah
Sosial dibawah Menteri Iwa Kusuma Sumantri. Posisi politik kaum Indonesia telah memberikan jaminan konstitusi bagi warganya untuk
buruh juga dikuatkan dengan adanya Maklumat Presiden No. 1 Tahun bermobilitas melintas batas negara. Hal tersebut bisa dilihat dari Pasal 9
1947 yang menetapkan 40 pimpinan serikat buruh menjadi anggota Undang-undang dasar Sementara Republik Indonesia yang berbunyi:
Parlemen Sementara.16 1. setiap orang berhak dengan bebas bergerak dan tinggal
dalam perbatasan negara.
2. setiap orang berhak meninggalkan negeri dan –djika ia warga
14
Kajian tentang ini bisa dibaca dalam Aiko Kurasawa, Mobilisasi dan Kontrol, Studi Tentang Perubahan negara atau penduduk- kembali kesitu
Sosial di Pedesaan Jawa, 1942-1945: Jakarta: Grasindo, 1993
15
Pramoedya Ananta Toer secara lugas menggambarkan situasi buruk yang dialami perempuan-perempuan
yang diberbudak pada jaman Perang Dunia II. Lihat Pramoedya Ananta Toer, Perawan Remaja Dalam
Cengkeraman Militer, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2001. 17
Berdasarkan penuturan Agus Sudono dalam diskusi mengenai penempatan buruh migran ke Saudi
16
Iskandar Tedjasukmana, Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia, Jakarta: TURC, 2008 Arabia, 31 Agustus 1997 di LBH Jakarta

10 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 11
Selain itu, pada pasal 10 Undang-undang Dasar Sementara Transmigrasi dan Arah Kebijakan Kependudukan Masa
Republik Indonesia yang berbunyi tiada seorangpun boleh diperbudak, Soekarno
diperulur atau diperhamba. Perbudakan, perdagangan budak dan
perhambaan dan segala perbuatan serupa apapun jang ditujukan Dalam konteks mobilitas penduduk, pemerintahan dibawah
kepada itu, dilarang. Menunjukkan bukti bahwa konstitusi Republik Soekarno memandang penting aspek pemerataan penduduk yang
Indonesia melarang adanya praktek-praktek perbudakan. (hingga saat ini) masih terkonsentrasi di pulau Jawa. Selain itu,
terjadinya pergolakan di daerah luar Jawa yang mencerminkan
Komitmen konstitusional ini merupakan tindak lanjut dari ketidakpuasan atas kebijakan pemerintahan pusat perlu diperhatikan
proses ratifikasi sejumlah Konvensi ILO yang dilakukan oleh dengan serius. Soekarno pada awalnya memang menggunakan
pemerintah Indonesia sejak menjadi anggota ILO pada tanggal 12 Mei pendekatan militer, namun hal ini tidak berlangsung terus menerus,
1950. Konvensi-konvensi tersebut adalah: Konvensi ILO No. 29/1930 perlu ada kebijakan non-militer untuk mengantisipasi dan meredam
tentang Penghapusan kerja Paksa dan Konvensi No.45/1935 tentang pergolakan daerah. Salah satu program yang dipilih untuk pendekatan
Pelarangan Kerja Perempuan di bawah tanah.18 non-militer adalah program transmigrasi. Program ini terkait dengan
kepentingan penyediaan lahan dan kesempatan kerja bagi veteran
Pada saat Republik Indonesia kembali ke Konstitusi lama
perang dan tentara dalam program demobilisasi, juga pembagian lahan
UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, komitmen untuk
sebagai bentuk kompensasi bagi kelompok-kelompok pemberontak
meningkatkan kesejahteraan kaum buruh ditegaskan dalam Garis-
yang menyerahkan diri.
Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berentjana
Tahapan Pertama 1961-1969 yang menjadi Ketetapan Madjelis Secara lengkap platform kebijakan persebaran penduduk
Permusjawaratan Rakjat Sementara Republik Indonesia No. II/ (transmigrasi) di jaman Soekarno dapat dilihat dalam Ketetapan
MPRS/1960. Dalam pasal 3 dinyatakan: Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara Republik Indonesia
No. II/MPRS/1960 tentang Garis Garis Besar Pola Pembangunan
(1) kebidjaksanaan pembangunan di bidang kesejahteraan
ditudjukan untuk mewujudkan kesedjahteraan rakjat jang Nasional Semesta Berentjana Tahapan Pertama 1961-1969
merata dalam keseluruhannja. lampiran b (saran). Penjabaran tenaga pembangunan (transmigrasi)
(2) Mendjamin setiap warga negara akan pekerdjaan dan nomor 16:
penghasilan jang lajak guna memenuhi keperluan hidup
sehari hari bagi dirinja sendiri beserta keluarganja, a. Harus diadakan persiapan jang pantas dan teliti didaerah
seperti antara lain keperluan sandang pangan, yang bakal ditudju. Djuga diatur transmigrasi kolektif jang
perumahan,kesehatan,pendidikan, kebudajaan dan rombongannja meliputi berbagai lapangan keahlian dan
keagamaan serta djaminan untuk hari tua. diperhatikan perspektif koordinasi dengan potensi masjarakat
(3) Membangunkan usaha usaha chusus untuk meninggikan jang ditudju.
tingkat hidup kaum buruh,tani, nelajan dan kaum pekerdja b. Perlu diperhatikan jang tjukup untuk pembangunan desa
pada umumnja dengan menghapuskan beban beban sebagai sekitar transmigrasi. Pembangunan didaerah desa desa itu
peninggalan dari hubungan kerdja kolonial dan feodal serta supaja seimbang dengan keadaan daerah transmigrasi untuk
memberantas pengangguran
18
Daftar lengkap Konvensi ILO yang diratifikasi Pemerintah Indonesia sejak menjadi anggota ILO bisa
dilihat di http://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=1000:11200:0::NO:11200:P11200_COUNTRY ID:102938

12 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 13
mentjegah timbulnja perasaan dianaktirikan dari penduduk Awal Mula Kebijakan Penempatan Buruh Migran Indonesia
daerah tersebut.
Pada Masa Orde Baru
c. Transmigrasi lokal lokal djuga merupakan usaha jang
sedjalan dengan prinsip mentjegah perasaan dianak-tirikan Konsolidasi Politik Ekonomi Orde Baru
itu. Disamping itu perlu koordinasi antar departemen dan
Hampir seluruh kajian tentang awal mula rezim Orde Baru
djawatan serta pemerintah daerah. Perlu juga diikut-sertakan
wakil- wakil dari organisasi massa tani dalam penjelenggaraan selalu memperbandingkan secara kontras situasi dan dinamika politik
transmigrasi yang hiruk pikuk pada masa Orde Lama dengan kondisi kestabilan
d. Untuk menampung demobilisasi angkatan bersendjata dan politik (tertib politik) untuk menjamin keberlangsungan pembangunan
kaum veteran perlu dibuka tanah baru diluar Djawa, Madura
ekonomi yang menjadi panglima pada masa Orde Baru.19
dan Bali dalam rangka potensi pertahanan masional setjara
keseluruhan.
e. Djatah transmigrasi dari Retjana Pola dinaikkan dan Dalam kondisi yang carut marut dengan tingkat inflasi yang
disesuaikan dari 250.000 orang mendjadi 1.500.000 untuk sudah mendekati 635% saat kejatuhan Soekarno (yang kemudian
tahap I pola pembangunan.
secara retroaktif disebut sebagai Orde Lama), maka rejim Orde Baru
17. penjebaran tenaga pembangunan (transmigrasi) harus setjara membutuhkan legitimasi permanen yang diperoleh dari sokongan
meluas dan merata keseluruh wilajah Republik Indonesia eksternal untuk mengembalikan situasi perekonomian yang ambruk
pasca krisis 1965-1967. Bentuk dari sokongan eksternal itu adalah
18. mendorong dan memberikan bantuan kepada transmigrasi
spontan setjara intensif berupa fasilitet untuk pengangkutan dan bantuan luar negeri (utang luar negeri) dari berbagai negara serta
pemondokan didalam perdjalanan. Pemerintah pusat dan daerah jaminan masuknya investasi asing untuk mengolah sumberdaya alam
melaksanakan transmigrasi lokal dengan memberikan bantuan dan yang masih melimpah di Indonesia. Tentu saja sokongan eksternal
pimpinan seperunja. itu bukan tanpa syarat. Secara politik, Indonesia harus mengakhiri
19. pembukaan tanah tidak diserahkan kepada modal asing, tetapi politik konfrontasi anti-nekolim serta menyediakan legislasi yang
dilakukan oleh pemerintah sendiri (Pusat dan /atau daerah) dan mendukung beroperasinya investasi asing masuk ke Indonesia.
perusahaan perusahaan nasional. Disamping itu dapat diterima kredit Paket undang-undang yang dilahirkan pada era ini antara lain UU
jang tidak mengikat dari luar negeri untuk pembukaan tanah dan
No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, UU No. 5 Tahun
bantuan tenaga ahli.
1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan dan UU No. 11
Kebijakan transmigrasi ini kemudian terus berkesinambungan Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan.
menjadi salah satu program pembangunan pada masa Orde Baru.
Hingga Soekarno dijatuhkan, tidak ditemukan adanya kebijakan yang Tunduknya pemerintah Indonesia pada kekuatan donor
sistematik mengenai pengerahan/penempatan tenaga kerja ke luar bilateral maupun multilateral juga ditandai oleh institusionalisasi
negeri. Kebijakan tentang mobilitas penduduk lebih tercermin dalam lembaga multidonor yang menjadi partner utama dalam
program transmigrasi.

19
Kajian komprehensif tentang dinamika ekonomi politik pada masa konsolidasi Orde Baru bisa dibaca
dalam Mochtar Mas’oed, Ekonomi dan Struktur Politik Orde Baru 1866-1971, Jakarta: LP3ES, 1989

14 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 15
perencanaan pembangunan Indonesia. Institusi ini awalnya ekonomi dan stabilitas politik. Masa keemasan ini mulai redup
bernama IGGI dibawah kepemimpinan Belanda, namun kemudian saat meletus Peristiwa Malari yang memunculkan sentimen
bertransformasi menjadi CGI dengan World Bank sebagai ketuanya.20 anti modal/bantuan asing, terbongkarnya skandal korupsi
Pertamina serta akhir masa keemasan rejeki minyak bumi.22
Pada masa ini pula dibuat UU No. 14/1969 Tentang
Tampak jelas terlihat, pada saat Indonesia masih bergelimang
Ketentuan-Ketentuan Pokok tentang Tenaga kerja untuk memastikan
dengan rejeki minyak, kebijakan tentang penempatan buruh migran
hubungan ketenagakerjaan yang terkelola dalam kontrol negara
ke luar negeri hanyalah kebijakan adhoc dari adanya migrasi tenaga
dan mengakhiri era peran aktif serikat buruh, baik dalam hubungan
kerja yang sebelumnya dilakukan secara perorangan ataupun melalui
industrial maupun aktivitas politiknya.21
jalur-jalur tradisional. Migrasi tenaga kerja masih belum dilirik sebagai
penopang ekonomi.
Jika dibaca secara detail, UU No. 14/1969 Tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok tentang Tenaga Kerja memang bertujuan untuk Jika dibaca secara detail Peraturan Menteri Tenaga kerja
menyiapkan tenaga kerja sebagai modal utama pembangunan No. 4 Tahun 1970 tentang Pengerahan Tenaga Kerja, hanya
sebagai hal yang tak terpisahkan dari proses konsolidasi internal ditemukan syarat umum pengerahan tenaga kerja, pemberian
Orde Baru. Tenaga kerja dan sumber daya alam menjadi modal ijin pengerahan dan pengawasan pemerintah serta sanksi untuk
awal yang disorongkan oleh rejim Orde Baru menyambut sokongan pelanggaran aturan tersebut. Dalam peraturan ini belum mengatur
eksternal dalam bentuk investasi yang masuk dan tumbuh memulai soal institusi pelaksana penempatan (baik yang dikelola negara
proses industrialisasi. ataupun swasta) secara detail.

Oleh karena itu, dalam UU ini tidak ditemukan secara langsung Mengirim Pekerja Rumah Tangga Migran Ke Saudi Arabia
pasal-pasal yang terkait atau mengatur mengenai penempatan Ketika rejeki minyak sudah menjauhi Indonesia, barulah
tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Pada masa tersebut memang sektor ini dilirik sebagai sumber pendapatan ekonomi yang baru.
belum nampak secara signifikan dan terorganisir adanya aktivitas Dalam dua dekade (1980-an dan 1990-an) terjadi booming bisnis
migrasi pekerja ke luar negeri. Migrasi tenaga kerja yang berlangsung penempatan buruh migran ke Saudi Arabia. Migrasi tenaga kerja
masih didominasi aktivitas migrasi spontan (migrasi swadaya) yang menjadi sektor bisnis yang memunculkan perusahaan penempatan
telah berlangsung berabad-abad tanpa (atau sedikit) campur tangan buruh migran. Fenomena ini menggeser kebijakan penempatan buruh
negara. migran yang sebelumnya bersifat adhoc (pasif) menjadi kebijakan
regulatif (pengaturan).
Derasnya sokongan eksternal dan rejeki minyak bumi
Sebelumnya, Depnaker melalui Team AKAD/AKAN
sampai akhir dekade tujuh-puluhan sangat dinikmati oleh
mempunyai inisiatif untuk membuat penyempurnaan peraturan
rezim Orde Baru yang membutuhkan legitimasi kebangkitan
perundangan AKAD/AKAN dengan tiga kegiatan utama yaitu
20
Tentang IGGI hingga transformasinya menjadi CGI bisa dibaca dalam artikel Wahyu Susilo, Setelah CGI 22
Tentang Peristiwa MALARI secara lengkap bisa dibaca dari kesaksian salah satu pelakunya Hariman
Dibubarkan, Media Indonesia, 29 Januari 2007 Siregar. Kesaksian itu dituliskan dalam Amir Husin daulay dan Imran Hasibuan (ed), Hariman & Malari,
21
Tinjauan lengkap tentang politik perburuhan masa Orde Baru bisa dibaca dalam Vedi Hadiz, Workers and Gelombang Aksi mahasiswa menentang Modal Asing, Jakarta: Q-Communication, 2011
the State in the New Order Indonesia, London: Routledge, 1997

16 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 17
menginventarisasi peraturan perundang-undangan mengenai Tercatat hingga tahun 1983 telah berdiri sebanyak 74 buah
pengerahan dan penyaluran tenaga kerja, menyusun position PPTKI dan meningkat lebih dari 2 kali lipatnya pada tahun 1985
paper untuk mendukung pembentukan rancangan undang-undang menjadi 160 PPTKI, sebagian besar beroperasi untuk menempatkan
pengerahan tenaga kerja dan merancang legal drafting rancangan buruh migran Indonesia ke Saudi Arabia.24 Hingga pertengahan
undang-undang tentang pengerahan tenaga kerja. Namun hasil dekade sembilan puluhan lebih dari separuh buruh migran Indonesia
inisiatif tersebut hanya terhenti pada inisiatif inventarisasi sementara yang bekerja ke luar negeri berada di kawasan Timur Tengah,
dorongan untuk adanya sebuah legislasi khusus mengenai terutama Saudi Arabia. Krisis ekonomi tahun yang bermula pada
pengerahan tenaga kerja tidak ada tindak lanjutnya.23 tahun 1996 telah merubah komposisi penempatan buruh migran yang
selama ke Saudi Arabia beralih ke Asia Tenggara dan Asia Timur
Negara pertama yang menjadi tujuan penempatan karena pembengkakan komponen biaya pesawat yang melonjak
buruh migran Indonesia secara massif adalah Saudi Arabia dan akibat kemerosotan nilai rupiah terhadap mata uang asing.
sebagian besar diantara mereka bekerja di sektor domestik. Pelaku
Tabel 2.1
penempatan ini adalah perusahaan pengerah tenaga kerja yang Data Penempatan TKI ke Timur Tengah dan Seluruh Dunia Tahun
memiliki keterkaitan dengan agen rekrutmen tenaga kerja di Saudi 1969-1997
Arabia. Hal ini berlangsung pada pertengahan dekade tujuhpuluhan
dan mulai meningkat drastis pada dekade delapanpuluhan hingga Jumlah Buruh Migran Prosentasi dari Total Buruh
dekade sembilanpuluhan. Tahun Indonesia di Timur Migran Indonesia Yang
Tengah Bekerja Di Seluruh Dunia
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang 1969-1974 5.624 -
menyelenggarakan bisnis penempatan buruh migran ke luar negeri 1974-1979 17.042 -
pada akhir dekade tujuhpuluhan hingga awal dekade delapanpuluhan 1979-1980 7.651 74%
1980-1981 11.231 70%
berlangsung tanpa kontrol dan aturan yang tegas. Baru pada tahun
1981-1982 11.484 63%
1983, Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Tenaga 1982-1983 9.595 47%
Kerja dan Transmigrasi No. 129/Men/1983 tentang Perusahaan 1983-1984 18.691 66%
Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri mengatur tentang 1984-1985 35.577 79%
1985-1986 45.024 83%
ijin usaha, hak dan kewajiban perusahaan dan sanksi pidana untuk 1986-1987 45.405 66%
pelanggarannya. Peraturan ini ditindaklanjuti dengan SK Menakertrans 1987-1988 49.723 81%
RI No. 128/Men/1983 tentang Penggunaan Kartu Identitas Tenaga 1988-1989 50.123 82%
1989-1990 60.456 72%
Kerja Indonesia Yang Bekerja Di Luar Negeri dan yang penting adalah
1990-1991 41.810 48%
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 149/Men/1983 tentang Tata 1991-1992 88.726 59%
Cara Pelaksanaan Pengerahan Tenaga Kerja Indonesia Ke Arab 1992-1993 96.772 56%
Saudi. 1993-1994 102.357 64%

24
Nur’aeni Marta, Tenaga kerja Wanita Kabupaten Cirebon Yang Bekerja Di Arab Saudi Tahun 1983-1990,
Bahan-bahan lengkap tentang inisiatif ini bisa dibaca dalam Laporan Hasil Penyempurnaan Peraturan
23
Thesis Magister Humaniora, Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas
Perundangan AKAD/AKAN, Jakarta: Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, 1977 Indonesia, 2008

18 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 19
1994-1995 99.661 57% adanya standar upah yang layak serta tuntutan pemenuhan hak-
1995-1996 48.298 40% hak normatif sebagai pekerja, bahkan tetap melestarikan statusnya
1996-1997 135.336 26% sebagai pekerja informal.
Data diolah dari Carunia Mulya Firdausy, 1998, hal. 107.
Namun demikian, meski negara telah menempatkan diri
Penempatan ke Saudi Arabia ini bermula dari adanya krisis
sebagai regulator namun tetap merasa tidak terlibat langsung
tenaga kerja asing di Saudi Arabia ketika buruh migran asal Philipina
dalam penempatan tenaga kerja Indonesia (terutama sektor pekerja
mulai menuntut perbaikan upah dan kondisi kerja serta terjamin dalam
rumah tangga) ke Saudi Arabia.26 Seluruh proses perekrutan hingga
skema hukum perburuhan. Pada saat itu muncul larangan pemerintah
penempatan tenaga kerja diserahkan kepada perusahaan pengerah
Saudi Arabia untuk menggunakan buruh migran dari Philipina.
tenaga kerja. Pelembagaan badan usaha ini terkait dengan permintaan
Kondisi ini dijadikan peluang oleh pemerintah Indonesia dari pemerintah Saudi Arabia yang meminta proses penempatan
untuk menawarkan “keunggulan komparatif” PRT migran Indonesia buruh migran Indonesia ke Saudi Arabia berlangsung dalam skema
untuk menghadapi pesaing-pesaing pasar tenaga kerja asing di Saudi P to P (private to private).
Arabia. Keunggulan komparatif itu adalah: bersedia dibayar murah,
Ironisnya walau penempatan PRT migran ke Saudi Arabia
penurut dan bersedia dipekerjakan dengan status pekerja informal.
bersifat P to P (private to private), mereka mampu memaksa
Menurut Faroek Basrewan25, seorang pengusaha pionir pemerintah Indonesia membuat aturan khusus tentang kewajiban
penempatan buruh migran ke Saudi : pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Cabang Khusus untuk calon TKI
Posisi kita memang kurang menguntungkan, karena letak yang akan bekerja ke Saudi Arabia.27 Ketidakberdayaan pemerintah
geografisnya yang jauh dari pihak pemesan, dibandingkan dengan Indonesia menghadapi pemerintah Saudi Arabia juga ditunjukkan dari
ketiga saingan kita, Mesir, Srilanka dan Bangladesh tadi. Karena lahirnya Kepmen 420/1985 yang melarang buruh migran Indonesia
itu untuk memperkuat daya saing kita, maka kita harus dapat (terutama Saudi Arabia) berbicara kepada pihak lain, terutama media
mengimbanginya dengan prestasi lainnya. Soal kejujuran dan massa mengenai kasus yang dialaminya.28
kepatuhan kepada majikan, tenaga kerja Indonesia dapat diandalkan.
Melakukan ibadah salat, tidak menjadi masalah. Umumnya wanita-
wanita dari desa rajin melakukannya. Hal-hal ini sudah pasti akan 26
Simak pernyataan Menteri Tenaga Kerja Sudomo dalam wawancara dengan PRISMA Edisi 11/12 Nov/Des
1983 hal. 83. Ketika ditanya soal apa peran pemerintah dalam pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, dijawab:
memuaskan majikannya di sana. “Pada prinsipnya pemerintah hanya menyediakan sarana.Semua pelaksanaan ditangani swasta. Depnaker
tidak ikut campur, kecuali dalam pengawasan dan bimbingan yang sampai sekarang berjalan baik. Pemerintah
Dengan modal keunggulan komparatif itulah sampai sekarang memang mendorong sektor swasta untuk ikut berperan. Ada dua aspek dari pengiriman tenaga kerja ke luar
negeri. Aspek pertama adalah segi mengurangi pengangguran dan aspek lain adalah demi pemasukan devisa.”
Indonesia mendominasi pasar tenaga kerja sektor PRT migran di 27
Kewajiban membuat paspor melalui Kantor Imigrasi Cabang Khusus ini yang mengakibatkan adanya
kawasan Timur Tengah dan Asia Pasifik. Realitas ini memperlihatkan pemalsuan identitas paspor dan menyuburkan sindikat pemalsuan dokumen pendukung paspor (seperti
KTP, akta kelahiran, ijazah). Peraturan ini dikukuhkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
bahwa pemerintah Indonesia sendiri menginginkan agar PRT migran Nomor 36 Tahun 1994 tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia yang memuat kasus khusus tentang
“Persyaratan Permohonan Paspor RI Khusus TKI/TKW”.
Indonesia “tetap layak jual” sehingga tak perlu memperjuangkan 28
Bunyi pernyataan tersebut adalah: ”Saya tidak akan mengungkapkannya kepada surat kabar dalam maupun
luar negeri atau kepada pihak yang tidak berwenang mengenai permasalahan saya (jika ada) selama saya
bekerja di luar negeri, karena saya menyadari sepenuhnya bahwa masalah tersebut merupakan masalah peka
yang dapat mengganggu hubungan bersahabat dan bersaudara yang telah terjalin baik antara pemerintah
25
Simak pernyataan Faroek Basrewan dalam wawancara dengan PRISMA Edisi 11/12 Nov/Des 1983, hal. 83. Indonesia dan negara dimana saya berada”

20 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 21
Menata Ulang Migrasi Buruh Migran Indonesia Ke Malaysia of understanding antara Indonesia dan Malaysia mengenai pengaturan
Selain ke Saudi Arabia, penataan penempatan buruh migran aliran migrasi dari Indonesia ke Malaysia yang ditandatangani di
juga terjadi untuk tujuan ke Malaysia. Eskalasi ekonomi Malaysia Medan (hingga kemudian dikenal sebagai Medan Agreement),30
melalui New Economic Policy sejak dekade tujuhpuluhan terus berlangsung penerapan pengaturan sekaligus pengawasan arus
berkembang hingga saat ini dan tetap stabil melewati masa krisis, migrasi tenaga kerja dari Indonesia ke Malaysia.
telah melipatgandakan arus migrasi buruh (terutama dari Indonesia)
Kesepakatan ini ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri
ke Malaysia. Pembangunan infrastruktur, megaproyek Petronas
Tenaga Kerja No. 184/Men/1984 tentang Pemberian Wewenang
Twintower, Sirkuit F1 Sepang dan ibukota baru Putrajaya serta
Menerbitkan Surat Rekomendasi. Kepmen ini khusus diberikan
pertumbuhan agro industri perkebunan kelapa sawit, kakao dan karet
kepada Kepala Kantor Wilayah Depnaker Propinsi Kalimantan Timur,
menyerap jutaan buruh pendatang dari Indonesia yang mayoritas
Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Propinsi Sulawesi Selatan untuk
masuk ke Malaysia tanpa kelengkapan dokumen. Tak berlebihan
menerbitkan Surat Rekomendasi bagi Perusahaan Pengerah Tenaga
kalau ada anggapan bahwa tulang punggung ekonomi Malaysia
kerja atau bagi Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja di Malaysia
adalah buruh migran.29
(terutama negara bagian Sabah, Malaysia Timur). Kemudian
Percepatan arus masuk buruh pendatang ke Malaysia juga Menteri Tenaga Kerja Sudomo menerbitkan lagi landasan yang
berkat pengaruh yang signifikan dari lobby dua organisasi industrialis lebih kokoh bagi penempatan buruh migran Indonesia ke Malaysia
Malaysia yaitu Malaysia Agricultural Planters Association (MAPA) dengan Kepmenaker No. 408/Men/1984 tentang Pengerahan dan
dan United Planting Association of Malaysia (UPAM) yang meminta Pengiriman Tenaga Kerja Ke Malaysia. Di Kepmen ini (Pasal 11)
pemerintah Malaysia membuka lebar-lebar pintu masuk buruh ditetapkan dua tempat pemberangkatan untuk penempatan buruh
pendatang dengan memperlonggar syarat masuk orang asing. migran Indonesia ke Malaysia, yaitu Jakarta untuk pengiriman ke
Malaysia Barat dan Nunukan untuk pengiriman ke Malaysia Timur.
Pelonggaran syarat masuk orang asing ke Malaysia sangat
dimanfaatkan oleh jejaring migran tradisional yang selama ini telah Pengaturan ini memulai babak baru praktek pengambilan
eksis di Malaysia, jejaring tersebut berbasis etnisitas. Jejaring migran keuntungan secara sistematik oleh negara melalui pungutan
yang kuat adalah migran dari Bugis, Bawean dan Flores. Kombinasi pembiayaan pengurusan dokumen, visa kerja dan pajak (levy). Selain
aktifnya jejaring migran dan kemudahan masuk ke Malaysia inilah itu juga menumbuhkan aktivitas bisnis baru pengerah tenaga kerja.
yang makin memperbanyak jumlah buruh migran tak berdokumen Jika di Indonesia, bisnis ini diarahkan untuk merekrut dan menyiapkan
yang bekerja di Malaysia. tenaga kerja, maka di Malaysia bisnis ini beroperasi melayani
kebutuhan pasar tenaga kerja, baik yang di sektor perkebunan,
Hingga dekade awal delapanpuluhan, pemenuhan kebutuhan konstruksi maupun rumah tangga.
buruh migran Indonesia di perkebunan dan proyek-proyek konstruksi
Pola baru ini memilah pola migrasi ke Malaysia dalam dua
di Malaysia dari proses migrasi swadaya tanpa campur tangan negara,
kategori yaitu migrasi legal dan migrasi ilegal. Dalam bahasa Melayu
maka sejak tahun 1984 pola tersebut berubah. Melalui memorandum
29
Baca dalam artikel Wahyu Susilo, “Perspektif Politik Buruh Migran Indonesia di Malaysia” KOMPAS, 12 30
Medan Agreement tersebut nama resminya adalah Persetujuan Penyediaan Tenaga Kerja Antara Malaysia
Agustus 2002 dan Republik Indonesia yang ditandatangani pada tanggal 12 Mei 1984

22 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 23
dikatakan pendatang haram atau PATI (Pendatang Asing Tanpa Ijin). Awal Mula Kebijakan Industrial Penempatan Buruh Migran
Migrasi yang dianggap legal dan resmi dimata kedua negara adalah Indonesia
migrasi yang melalui jasa pengerah tenaga kerja, sementara migrasi
swadaya yang sejak lama berlangsung dikriminalisasi sebagai migrasi Bermula dari sebuah kebijakan penempatan buruh migran,
ilegal jika tidak menggunakan “mekanisme baru” yang disepakati dalam namun akhirnya berujung pada nestapa yang mesti ditanggung oleh
Medan Agreement. Pola ini juga mengawali babak baru birokratisasi mereka yang telah banyak menghasilkan devisa ini. Sejak biaya
penempatan buruh migran ke Malaysia yang memungkinkan adanya penempatan untuk pertama kalinya ditetapkan dalam Keputusan
penyalahgunaan kekuasaan dari penyelenggara setiap matarantai Menteri Tenaga Kerja RI Nomor PER 149/MEN/1983 tentang tata
birokrasi yang terkait dengan proses penempatan buruh migran ke cara pelaksanaan pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi,
Malaysia. industrialisasi penempatan buruh migran ke luar negeri terjadi dan
berlangsung secara massif. Dalam lampiran keputusan ini, untuk
Birokratisasi dan praktek pengambilan keuntungan dalam
pertama kali diatur tentang biaya pengerahan tenaga kerja Indonesia
penempatan buruh migran Indonesia ke Malaysia ini mendorong
ke Arab Saudi sebesar USD 870 (setara dengan Rp.1,627,770, saat
makin tingginya laju penempatan buruh migran ke Malaysia secara
itu kurs dolar terhadap rupiah sebesar Rp.1,871/1 USD) bagi tenaga
tak resmi. Hingga saat ini salah satu problem besar buruh migran
kerja pria dan USD 1.350 ( setara dengan Rp. 2.525,850) bagi tenaga
Indonesia di Malaysia yang tak pernah terselesaikan secara tuntas
kerja wanita32.
adalah persoalan buruh migran tak berdokumen.
KEPMEN yang menjadi penanda awal dimulainya regulasi
Dari gambaran adanya pola penempatan buruh migran
yang memberikan kewenangan besar bagi perusahaan pengerah
Indonesia ke Saudi Arabia dan Malaysia yang mulai intensif
dan akhirnya benar-benar dimanfaatkan oleh perusahaan pengerah
berlangsung pada dekade delapanpuluhan, melahirkan institusi baru
tenaga kerja untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya
berupa badan usaha non negara yang beroperasi dan mengambil
dari penempatan buruh migran.
keuntungan dari penempatan buruh migran.31 Institusi ini berkembang
biak hingga sekarang ini dan memegang peran dominan dalam proses Keuntungan yang besar dengan modal kecil dari bisnis
penempatan buruh migran Indonesia. penempatan telah menarik minat para pengusaha untuk terlibat
dalam bisnis di sektor ini. Berdasarkan Kepmen diatas, diperkirakan
PPTKI (Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia) mendapat
keuntungan US$ 300 (setara dengan Rp.561,300)33 dalam setiap
memberangkatkan seorang tenaga kerja. Terbukti, tidak sampai dua
tahun sejak kebijakan ini dibuat, pertumbuhan perusahaan pengerah
menjadi sangat pesat. Hingga tahun 1983, tidak kurang dari dari 74
perusahaan pengerah terlibat dalam bisnis ini. Dan hingga tahun 1985,

31
Jika pada masa awalnya bernama Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia (PPTKI), kemudian
berubah menjadi Perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dan akhirnya sesuai UU No.
32
Lihat lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor PER 149/MEN/1983 tentang tata cara
39/2004 berubah menjadi Perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) pelaksanaan pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi
33
Angka perkiraan dengan nilai tukar US$ terhadap Rupiah pada tahun 1983.

24 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 25
meningkat menjadi 160 perusahaan pengerah34. Terrence F. Kelly, merupakan cikal bakal bagi pondasi industrialisasi penempatan buruh
dalam salah satu laporannya yang ditulis pada tahun 1986, menyebutkan migran sebagai salah satu penopang ekonomi pemerintahan Orde
bahwa rata-rata PJTKI dapat menarik keuntungan antara US $ 150-200 Baru. Dalam konteks politik ekonomi saat itu, Saudi Arabia menjadi
dari tiap TKI35. Dari keuntungan itu, dapat diperkirakan keuntungan bidikan utama pemerintah Indonesia untuk menempatkan buruh
pertahun yang dapat mereka rengkuh mencapai angka US$ 150.000- migran karena lonjakan harga minyak tahun 1973 dan 1979 yang
US$ 200.000), bila perusahaan pengerah itu dapat mengirim 1.000 menyebabkan tingginya permintaan tenaga kerja ke Timur Tengah,
buruh migran. Dengan realitas bisnis yang seperti ini, maka tidak terutama Saudi Arabia. Lonjakan harga minyak di kawasan Timur
aneh jika jumlah perusahaan pengerah terus bertambah secara Tengah telah banyak melahirkan orang kaya baru yang membutuhkan
signifikan. Hingga tahun 1986, PJTKI mencapai 228, dan mengalami tenaga kerja di sektor rumah tangga sebagai bagian dari gaya hidup.
lonjakan pada tahun 2001 sejumlah 422 dan tahun 2012 tercatat 570 Bagi pemerintah Indonesia, pengiriman tenaga kerja secara massif
perusahaan pengerah yang memiliki izin untuk melakukan bisnis ini justru sebagai akibat dari turunnya penghasilan ekspor minyak
penempatan buruh migran ke luar negeri.36 dan usaha untuk meningkatkan devisa non minyak. Dibandingkan
dengan negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan, kebijakan
Dari penelusuran tentang perkembangan kebijakan
pemerintah untuk banyak mengirim tenaga kerja ke luar negeri
penempatan buruh migran ditemukan bahwa sebagian besar mengatur
tergolong terlambat37.
tentang apa yang harus dilakukan oleh perusahaan pengerah tenaga
kerja untuk mengambil keuntungan dari bisnis penempatan buruh Di satu sisi, situasi ini selain menciptakan industrialisasi
migran. Di sinilah ironi yang terus dilanggengkan oleh pemerintah penempatan buruh migran, sekaligus juga melahirkan dikotomi sektor
yang berkolaborasi dengan swasta dengan menyediakan aturan formal informal yang hingga kini memiliki kontribusi besar pada praktek
untuk terus menjadikan buruh migran sebagai sapi perah bagi mereka. diskriminasi dan kriminalisasi terhadap pekerja rumah tangga migran.
Dikotomi ini mulai dilegitimasi pada tahun 1985 melalui Keputusan
Selama ini buruh migran hanya dijadikan komoditas dalam
Menteri Tenaga Kerja No. Kep.28/Men/1985 tentang penetapan pola
skema industrialisasi penempatan buruh migran. Namun catatan
perjanjian kerja Antar Kerja Antar Negara (AKAN). Keputusan ini
sejarah tentang industri penempatan buruh migran hanya diisi dengan
mengatur pemisahan pola perjanjian kerja AKAN antara pekerja di
data-data penempatan TKI, dan tak pernah membuka dengan terang
sektor industri/jasa publik dengan pekerja di sektor domestik/Pekerja
benderang keuntungan yang diperoleh PJTKI dari bisnis penempatan
Rumah Tangga38
TKI ini.
Cara pandang yang mendiskriminasikan/menstigma para
Dengan demikian terlihat nyata bahwa, regulasi penempatan
pekerja rumah tangga yang dikategorikan dalam pekerja sektor
buruh migran yang mengatur bisnis penempatan buruh migran
informal juga telah menjerumuskan para pengambil keputusan di
34
Priyono Tjiptoherijanto, “Migrasi Internasional: Proses, Sistem dan Masalah Kebijakan” dalam M. Arif
Nasution (ed), Globalisasi dan Migrasi Antar Negara, Jakarta: Yayasan Adikarya-IKAPI-The Ford Foundation,
negara ini merancang agenda penghapusan pekerja rumah tangga
1999
35
Terrence F Kelly, “Overseas Employment, Resource Development, Nation Economic Development- 37
Shah, Nasra M, Arnold, Fred. ”Governement Policies and Programs Regulating Labor Migration”. Dalam
Strategic Considerations for Indonesia (Part 1: Main Report)”’ Project Discussion paper INS/82/013-01 (B), Fred Arnold, Nasra M. (eds), Asia Labor Migration:Pipeline to the Middle East, Boulder: West-View Press,
Jakarta: International Labour Organization, 1986 1986
36
Daftar nama pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) Tahun 2002, Jakarta: 38
Lihat lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.28/Men/1985 tentang penetapan pola
Kemenakertrans, 2012 perjanjian kerja Antar Kerja Antar Negara (AKAN).

26 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 27
migran. Meski belum dituangkan dalam suatu kebijakan pemerintah, menunjukkan bahwa layanan yang ada justru merupakan ruang bagi
setidaknya hal ini terlihat dalam road map kementrian tenaga kerja berbagai bentuk pungli, pemerasan, dan tindak pidana lainnya42.
yang akan menyetop pengiriman PRT migran pada tahun 2017 karena
Kebijakan yang diskriminatif juga masih diperkuat dalam
dianggap sebagai sumber masalah39.
kebijakan bilateral antara Indonesia dengan Negara tujuan. Seperti
dalam MoU Indonesia-Malaysia tentang penempatan pekerja
Watak Diskriminatif dan Melanggar HAM Dari Kebijakan
rumah tangga, yang secara eksplisit menyatakan bahwa majikan
Penempatan Buruh Migran
diperbolehkan memegang paspor PRT migran Indonesia dan tidak
Selain eksploitatif, kebijakan pemerintah juga paripurna
ada pengaturan tentang hari libur43. Padahal MoU untuk sektor yang
dalam melakukan diskriminasi terhadap perempuan pekerja migran.
lain menunjukkan isi yang sama sekali berbeda. Wajah kebijakan
Berbagai aturan diberlakukan khusus bagi calon pekerja rumah
yang diskriminatif ini memberikan dampak yang signifikan terhadap
tangga migran, seperti surat ijin dari suami, dilarang hamil, harus
berbagai masalah serius yang dihadapi PRT migran di luar negeri
tinggal di penampungan untuk training pra pemberangkatan, serta
dimana masalah tersebut tidak dihadapi oleh buruh migran di sektor
larangan untuk memiliki pasangan saat bekerja di luar negeri. Hal yang
yang lain.
sama tidak berlaku bagi pekerja di sector lainnya. Praktek diskriminasi
ini terus menerus dilanggengkan hingga dalam UU Nomor 39 Tahun Dalam perkembangan yang terakhir, atas desakan dan
2004 tentang PPTKLIN40. tuntutan dari masyarakat sipil dan organisasi hak asasi manusia, MoU
tentang penempatan pekerja rumah tangga migran dari Indonesia
Diskriminasi yang nyata dalam hal upah juga sangat tegas
ke Malaysia yang ditandatangani pada tanggal 30 Mei 2011 telah
diberlakukan bagi perempuan pekerja migran. Diskriminasi tersebut
menghapus pasal-pasal diskriminatif namun bukan berarti tidak
diregulasikan sejak tahun 1983 dalam Keputusan Menteri Tenaga
mengandung kelemahan.44 Hingga saat ini, MoU tersebut mendapat
Kerja No. Kep.149/Men/1983 tentang tata cara pelaksanaan
resistensi dari pengguna jasa dan agen perekrut tenaga kerja di
pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi. Dalam lampiran
Malaysia.45
keputusan ini disebutkan tarif pengangkutan dan upah minimum yang
dibedakan antara TKI laki-laki dan TKI perempuan41.

Selain itu, atas nama penyediaan pelayanan prima saat 42


Laporan monitoring Migrant CARE di terminal III dan GPK TKI, 2008
kepulangan TKI, melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja
43
Naskah Momorandum of Understanding antara Indonesia dan Malaysia tentang penempatan PRT migran,
ditandatangani tanggal 13 Mei 2006 lihat http://www.caramasia.org/docs/MoU%20My-Idonesia%202006.
Nomor 204 Tahun 1999, pemerintah menetapkan Terminal III pdf. Migrant CARE mengkritisi kasus ini hingga melaporkan ke UN Special Rapportuer on Human Rights
of Migrant Prof DR. Jorge Bustamante yang pada bulan Desember 2006 melakukan kunjungan pemantauan
sebagai terminal wajib bagi TKI yang pulang dari luar negeri. Selain ke Indonesia. Lihat Statement Migrant CARE, Pemerintah RI Harus Menindaklanjuti Rekomendasi UN
diskriminatif, kebijakan ini menurut hasil monitoring Migrant CARE di Special rapporteur ON The Human Rights of Migrants Mengenai Kondisi Hak Asasi Buruh Migran
Indonesia, 20 Desember 2006.
terminal III maupun GPK (Gedung Pendataan Kepulangan) TKI juga 44
Migrant CARE menyoroti bahwa MoU tersebut tidak operasional untuk melindungi PRT migrant Indonesia
yang bekerja di Malaysia. Lihat MoU Indonesia-Malaysia Belum Cukup Lindungi TKI, Tempo Online 18
39
http://www.voaindonesia.com/content/indonesia-canangkan-hentikan-pengiriman-prt- November 2011 (http://www.tempo.co/read/news/2011/11/18/173367218/MoU-Indonesia-Malaysia-Belum-
pada-2017-136811033/ 103079.html Cukup-Lindungi-TKI)
40
Pasal 51 huruf c dan 35 huruf c UU Nomor 39 tahun 2004 “tidak dalam keadaan hamil bagi calon tenaga 45
Hingga saat ini organisasi perekrut tenaga kerja Malaysia PAPA melakukan resistensi terhadap pelaksanaan
kerja perempuan” MoU tersebut dan mengusulkan skema baru diluar MoU. Lihat Cost-structure for Indonesian maids for M’sia
41
Lihat lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep 149/Men/1983 tentang tata cara pelaksanaan being revised, The Star 13 November 2012 (http://www.asianewsnet.net/news-38770.html)
pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi

28 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 29
Dalam Perangkap Rejim Remitansi sebagai tenaga kerja Indonesia, Sudomo pulalah yang menjuluki
Sudah jamak kiranya, baik pejabat, media massa dan publik mereka sebagai pahlawan devisa. Mengapa disebut “pahlawan
memberi julukan kepada buruh migran Indonesia sebagai “pahlawan devisa”? Hingga awal dekade delapanpuluhan, rejim Orde Baru sangat
devisa”. Bahkan di gerbang keluar pintu imigrasi Bandara Soekarno- bergantung pada rejeki minyak (oil boom) yang menjadi penopang
Hatta, terpampang tulisan “Selamat Datang Pahlawan Devisa” tentu pembiayaan pembangunan disamping utang luar negeri. Pada masa
dengan maksud menyambut kedatangan buruh migran Indonesia itu minyak bumi adalah penghasil devisa terbesar. Bahkan kemudian
yang baru tiba di tanah air selepas masa kerjanya. dalam perbincangan ekonomi Indonesia muncul istilah devisa migas
dan devisa non-migas hanya untuk menyatakan bahwa migas adalah
Dari penelusuran berbagai sumber, orang yang pertama kali
komoditi yang sangat diandalkan.
menjuluki buruh migran Indonesia sebagai “pahlawan devisa” adalah
Laksamana Sudomo, Menteri Tenaga Kerja pada masa Kabinet Penerimaan kiriman uang dari buruh migran mulai
Pembangunan IV Rezim Orde Baru (1983-1988). Sebagai mantan diperhitungkan sejak ada kemerosotan perolehan devisa dari minyak,
tentara dengan jabatan terakhir Pangkopkamtib, Sudomo diharapkan terutama pada tahun 1982 dimana Indonesia mengalami kemerosotan
mampu mengendalikan dan mengontrol kehidupan perburuhan yang penjualan minyak akibat penentuan quota OPEC. Kiriman uang
penuh dinamika politik. dari buruh migran kemudian menjadi “penyelamat” perekonomian
Indonesia yang sudah tidak lagi menikmati rejeki minyak.
Sebelumnya, pada masa Laksamana Sudomo menjadi
Pangkopkamtib, kebijakan perburuhan dikontrol mulai dari Jika mengacu pada data remitansi yang diterbitkan oleh Bank
perubahan penyebutan istilah buruh menjadi pekerja, tenaga Dunia baru-baru ini, pencatatan uang masuk kiriman buruh migran
kerja atau karyawan. Setelah Sudomo menjadi menteri, langkah Indonesia juga pertama kali dilakukan pada tahun 198347. Itulah kali
tersebut dilanjutkan dengan melakukan penataan serikat buruh pertama “devisa” buruh migran Indonesia disumbangkan.
dari yang sebelumnya berwatak pluralis (federatif) Federasi Buruh
“Kreatifitas” Sudomo memberi julukan pada soal-soal
Seluruh Indonesia menjadi unitaris dengan nama baru Serikat
ketenagakerjaan terekam dalam buku Indonesian Idiom and
Pekerja Seluruh Indonesia. 46 Semua langkah tersebut melanjutkan
Expression suntingan Christoher Torchia. Buku ini merekam idiom-
proses penundukan kaum buruh menuju harmonisasi kehidupan
idiom baru dalam bahasa Indonesia yang menjadi ungkapan-
perburuhan dibawah Hubungan Industrial Pancasila. Perbincangan
ungkapan publik dalam kehidupan sosial-politik di Indonesia. Istilah
mengenai masalah-masalah ketenagakerjaan dijauhkan dari
Pahlawan Devisa masuk dalam kategori “bahasa pembangunan”
politik perburuhan dan diarahkan pada masalah produktifitas.
dalam tertib politik Orde Baru.
Persoalan penempatan buruh migran Indonesia, yang Di dalam buku ini entry tentang Pahlawan Devisa disebutkan:
mulai meningkat pada masa Sudomo juga dijauhkan dari politik Pahlawan devisa48
perburuhan termasuk pengekangan hak-hak berserikat bagi buruh Foreign exchange hero.

migran Indonesia. Sudomo menyebut buruh migran Indonesia
World Bank Remmitance Update April 2013
47

Tentang perubahan bentuk serikat buruh dari FBSI ke SPSI bisa dibaca dalam Razif, Sejarah Pemikiran
46
Christoher Torchia, Indonesian Idiom and Expression, Colloquial Indonesian at Work, Singapore: Tuttle
48

Serikat Buruh Indonesia, Jakarta: YLBHI, 1998 Publishing, 2007. Hal 74-75

30 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 31
The New Order government said Indonesian migrant workers Melalui Kepmenaker No. 420/Tahun 1985 mengenai
were heroes because they funneled revenue back into their country. Persyaratan dan Kewajiban PPTKI dinyatakan bahwa setiap TKI
Indonesia’s leaders still use the term
yang menghadapi masalah dalam masa kerjanya dilarang berbicara
Hundreds of thousands of people leave Indonesia annually to
seek work elsewhere in Southeast Asia, and in the Middle East. dengan pihak eksternal, terutama dengan media massa. Dalam bagian
Working abroad can be perilous for Indonesians who don’t Menimbang disebutkan: (b) Bahwa untuk meningkatkan kesadaran
know foreign languages and cultures. Many are illegal immigrants, akan kewajiban dan tanggung-jawab tenaga kerja Indonesia di luar
and don’t have the resources to defend themselves if trouble looms.
negeri dan memelihara hubungan antar negara yang baik, perlu
Most get menial work for little pay. Indonesian men work as plantation
or contruction workers, and women work as maids. Indonesians mewajibkan setiap tenaga kerja Indonesia yang akan dipekerjakan di
usually earn half the wages made by Filipino workers, who are better luar negeri untuk membuat membuat surat pernyataan.
educated and skilled, and speak better English. Indonesian migrant Dan isi dari surat pernyataan tersebut adalah:
workers still make three times more than what they would earn in
Saya tidak akan mengungkapkannya kepada surat kabar
Indonesia.
These expatriate workers are usually called TKI (Tenaga dalam maupun luar negeri atau kepada pihak yang tidak berwenang
Kerja Indonesia: Indonesian workers), or TKW (Tenaga Kerja Wanita; mengenai permasalahan saya (jika ada) selama saya bekerja di luar
women workers) because most of them are women. negeri, karena saya menyadari sepenuhnya bahwa masalah tersebut
Jalur TKI (TKI lane) signs at Jakarta’s main airport direct
merupakan masalah peka yang dapat mengganggu hubungan
workers to designated before they fy to their overseas destinations.
bersahabat dan bersaudara yang telah terjalin baik antara pemerintah
Bagi Sudomo, menempatkan buruh migran ke luar negeri selain untuk Indonesia dan negara dimana saya berada
mendapatkan devisa (remitansi) dimaksudkan juga memperkecil
Pada masa sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja Harun Zain
gejolak sosial yang mungkin muncul akibat adanya pengangguran.
yang merupakan menteri tenaga kerja pertama yang meresmikan
Jadi mengirimkan buruh migran Indonesia ke luar negeri adalah
penempatan buruh migran Indonesia ke Saudi Arabia dan Malaysia,
bagian dari proses tertib politik Orde Baru. Terutama di Saudi Arabia.49
juga telah memulai kebijakan indoktrinatif kepada buruh migran
Sebagai Menteri Tenaga Kerja, Sudomo juga tidak hanya Indonesia dibebani dengan berbagai kewajiban dengan ancaman
represif kepada aktivis serikat buruh tetapi juga telah menyiapkan sanksi jika melanggarnya. Situasi ini hampir mirip dengan kebijakan
instrumen represif kepada buruh migran Indonesia agar tidak perekrutan tenaga kerja masa kolonial dengan aturan Koeli
mengungkapkan kondisi kerjanya yang buruk. Pada pertengahan Ordonansi dan instrumen penghukumannya Poenale Sanctie.50

dekade delapanpuluhan, sudah banyak media massa melaporkan
Dalam Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
kondisi kerja buruh migran Indonesia yang buruk, terutama di
Transmigrasi No. 128/Men/1983 tentang Penggunaan Kartu Identitas
Saudi Arabia. Hal ini menurut Sudomo mengganggu hubungan baik
Tenaga Kerja Indonesia Yang Bekerja Di Luar Negeri menetapkan
Indonesia –Saudi Arabia, oleh karena itu diperlukan instrumen untuk
adanya Ikrar TKI yang berbunyi:
menutup saluran informasi mengenai buruknya situasi kerja di Saudi
Arabia.
49
Pada dekade delapanpuluhan, majalah berita mingguan TEMPO pernah dua kali menurunkan laporan
utama tentang situasi buruh migran Indonesia di Saudi Arabia. Baca laporan utama TEMPO 2 Juni 1984
50
Tentang Koeli Ordonansi dan Poenale Sanctie bisa dibaca pada uraian tentang sejarah rekrutmen tenaga
berjudul Soal Ekspor Buruh Wanita dan tanggal 2 November 1985 yang berjudul Orang Kita Di Saudi Arabia. kerja masa kolonial di Bab II buku ini.

32 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 33
Sebagai tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri saya Pasal tersebut juga dicantumkan kembali di Kepmenaker no. 408/
berjanji untuk: Men/1984 tentang Pengerahan dan Pengiriman Tenaga Kerja Ke
1. Menepati perjanjian kerja yang telah saya tanda tangani Malaysia di pasal 10 yang berbunyi:
dengan sebaik-baiknya. (1). Setiap tenaga kerja wajib menyisihkan paling sedikit 50% dari
2. Bekerja dengan rajin, cermat dan jujur serta penuh upahnya dan dikirimkan kepada keluarganya melalui Bank Pemerintah
tanggungjawab. (2) Bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga atau tidak mempunyai
3. Mematuhi dan mentaati peraturan-peraturan dari negara dan keluarga wajib menyimpan uang tersebut ayat (1) di Bank Pemerintah
perusahaan setempat dimana saya dipekerjakan. Indonesia.
4. Menghargai adat-istiadat dan turut serta memelihara
Jika menengok kondisi perekonomian Indonesia pada tahun-
ketertiban dimana saya bekerja dan memegang nama baik
tahun tersebut ternyata terjadi kemerosotan pertumbuhan ekonomi
bangsa Indonesia.
Indonesia yang bertumpu pada harga minyak dan gas bumi akibat
5. Tidak akan melakukan tindakan yang tercela dan bertentangan
keputusan OPEC yang menerapkan adanya penetapan kuota
dengan peraturan yang berlaku yang dapat merugikan
penjualan minyak bumi. Inilah yang menyebabkan Indonesia harus
martabat, kehormatan dan nama baik bangsa Indonesia.
mencari sumber-sumber penerimaan negara baru dan salah satu
Jika saya melanggar ikrar ini, saya bersedia ditindak sesuai dengan
yang digenjot adalah pengiriman buruh migran Indonesia ke luar
peraturan yang berlaku.
negeri.
Dalam era inilah secara resmi pemerintah Indonesia
Situasi tersebut berkesesuaian dengan data remitansi global
mempunyai orientasi ekonomi dalam kebijakan penempatan buruh
yang dikompilasi oleh World Bank sejak tahun 1970. Data remitansi
migran ke luar negeri. Kebijakan-kebijakan yang diproduksi selanjutnya
yang tercatat di Indonesia secara reguler baru tersedia pada tahun
selalu mengatur soal tata laksana operasional penempatan buruh
1983.
migran Indonesia tetapi tak pernah membuat peraturan khusus
Tabel 2.2 Remitansi TKI tahun 1983-2012
mengenai perlindungan buruh migran Indonesia.
Tahun Total Remitansi Tahun Total Remitansi
Di aturan-aturan yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja 1983 US$ 10 juta 1998 US$ 958 juta
dimasa Harun Zain, Sudomo dan Cosmas Batubara bahkan diatur 1984 US$ 53 juta 1999 US$ 1109 juta
kewajiban tentang pengiriman uang hasil kerja. Misalnya seperti yang 1985 US$ 61 juta 2000 US$ 1190 juta
1986 US$ 71 juta 2001 US$ 1046 juta
tercantum di pasal 7 Kepmenaker no. 149/Men/1983 tentang Tata
1987 US$ 86 juta 2002 US$ 1259 juta
Cara Pelaksanaan Pengerahan Tenaga Kerja Indonesia Ke Saudi
1988 US$ 99 juta 2003 US$ 1489 juta
Arabia yang berbunyi: 1989 US$ 167 juta 2004 US$ 1866 juta
(1). Setiap tenaga kerja wajib menyisihkan paling sedikit 50% dari 1990 US$ 166 juta 2005 US$ 5420 juta
upahnya dan dikirimkan kepada keluarganya melalui Bank Pemerintah 1991 US$ 130 juta 2006 US$ 5722 juta
1992 US$ 229 juta 2007 US$ 6172 juta
(2) Setiap tenaga kerja yang belum berkeluarga atau tidak mempunyai
1993 US$ 346 juta 2008 US$ 6794 juta
keluarga dapat menyimpan uang tersebut ayat (1) di Bank Pemerintah
1994 US$ 449 juta 2009 US$ 6793 juta
Indonesia.

34 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 35
1995 US$ 651 juta 2010 US4 6916 juta
1996 US$ 796 juta 2011 US$ 6924 juta Seperti juga sektor ekonomi yang lain (pertanian,
1997 US$ 725 juta 2012 US$ 7207 juta pertambangan, sumberdaya air), pada sektor penempatan buruh
Sumber: Remmitance Data Inflow 2013, World Bank 2013 migran juga menjadi bagian dari persyaratan lembaga keuangan
Berdasar data tersebut, volume remitansi Indonesia selalu internasional (IMF dan World Bank). Setidaknya ini tercermin dalam
menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun, bahkan pada waktu- dua dokumen penting yang sekarang ini menjadi acuan pokok
waktu tertentu mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara kebijakan makro ekonomi Indonesia.
trend penurunan hanya terjadi sesaat dan kemudian kembali
Dokumen pertama adalah, dokumen Post Program Monitoring
meningkat. Peningkatan signifikan pertama terjadi pada tahun 1984,
IMF (Inpres No. 5/2003). Didalam dokumen ini, masalah penempatan
remitansi meningkat 5 kali lipat dari tahun 1983 dari US$ 10 juta
buruh migran didorong untuk diintensifkan sebagai bagian dari
menjadi US$ 53 juta. Peningkatan signifikan kedua terjadi pada tahun
mobilisasi devisa.51 Devisa yang masuk dari buruh migran diharapkan
2005, terjadi peningkatan signifikan remitansi 3 kali lipat dari tahun
dapat memantapkan neraca pembayaran dan mendorong kecukupan
2004 sebesar US$ 1866 juta menjadi US$ 5420 juta.
devisa. Dari desakan ini dilahirkanlah UU No. 39/2004 tentang
Penurunan jumlah pengiriman remitansi buruh migran Penempatan dan Perlindungan TKI ke Luar Negeri. Dokumen
Indonesia dipengaruhi oleh kondisi ekonomi-politik global terutama kedua adalah Inpres No.3/2006 tentang Iklim Investasi. Instrumen
di Timur Tengah serta krisis financial yang punya efek domino. ini adalah desakan World Bank sebagaimana yang disampaikan
Penurunan remitansi yang terjadi pada tahun 1991 merupakan dampak dalam 2 kali forum CGI (tahun 2005 dan 2006).52 Dalam masalah
Perang Teluk, sedangkan penurunan yang terjadi pada tahun 1997 buruh migran Indonesia, Pemerintah RI diharapkan merevisi UU
karena krisis financial Asia yang dampaknya cukup mengguncang No.39/2004 terutama untuk pasal-pasal yang dianggap menghambat
perekonomian Indonesia. iklim investasi penempatan buruh migran.
Ketegangan yang terjadi di Timur Tengah pasca serangan Dokumen yang ketiga, yang merupakan proses tak terpisahkan
11 September 2001 juga membawa pengaruh penurunan remitansi dari dokumen pertama dan kedua adalah Inpres No. 6/2006 tentang
buruh migran Indonesia. Yang terakhir, krisis financial yang Kebijakan Reformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan Tenaga
mengguncang Amerika sedikit mengurangi pengiriman remitansi Kerja Indonesia. Dokumen ini menghasilkan matriks kebijakan yang
buruh migran Indonesia pada tahun 2010. Namun secara umum, mengukuhkan bahwa tata kelola penempatan buruh migran Indonesia
volume remitansi yang makin besar membuktikan bahwa remitansi berada dalam rejim remitansi.
makin signifikan sebagai salah satu penyumbang ekonomi negara.
Menurut kajian kritis Migrant CARE tentang UU No.39/2004
Kehendak yang lebih kuat agar Indonesia secara sistematik tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Ke
meningkatkan perolehan remitansi dari pengiriman buruh migran
51
Dalam matriks kebijakan yang merupakan penjabaran dari INPRES No.5/2003, masalah TKI masuk
Indonesia ke luar negeri juga datang dari lembaga keuangan pada Program Stabilisasi Ekonomi Makro, sub program Kebijakan Menjaga Kemantapan Neraca Pembayaran
internasional (IMF) melalui paket-paket kondisionalitas yang mengikat dan Program Peningkatan Investasi, Ekspor dan Penciptaan Lapangan Kerja sub program Kebijakan
Ketenagakerjaan.
Indonesia dalam Letter of Intent IMF yang ditandatangani pada 52
Pasal yang ditunjuk langsung memberatkan investasi PJTKI adalah Pasal 13 ayat 1 (e) yang berbunyi PJTKI
harus memiliki unit pelatihan kerja dan memiliki sarana dan prasarana pelayanan penempatan TKI.
Februari 1998, saat-saat akhir kekuasaan Soeharto.

36 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 37
Luar Negeri, UU ini hanya berhasil menjadi alat pemacu kucuran bantuan luar negeri dan investasi asing, namun negara masih abai
remitansi dari keringat buruh migran Indonesia, namun gagal menjadi pada kerentanan yang dialami oleh buruh migran dan lebih ramah dan
payung perlindungan bagi buruh migran Indonesia. Menurut kalkulasi fasilitatif donor dan investasi asing.56  
Bank Dunia, baru setahun UU ini berlaku telah berhasil mendongkrak
Kontribusi ekonomi buruh migran Indonesia yang signifikan
hampir 4 kali lipat aliran remitansi dari jumlah 1,866 milyar US dollar
terhadap pembangunan ternyata belum diimbangi adanya pengakuan
pada tahun 2004 menjadi 5,420 milyard US dollar pada tahun 2005
yang signifikan dalam kebijakan penempatan buruh migran Indonesia.
dan terus meningkat hingga tahun 2008 menjadi US$ 6,794 milyard.53
Dalam berbagai kajian kritis mengenai kebijakan penempatan buruh
Jumlah ini stagnan pada tahun 2009 (US$ 6,793 milyard) karena
migran Indonesia hampir semuanya berkesimpulan bahwa kebijakan
krisis ekonomi dan diprediksi meningkat pada tahun 2010 menjadi
penempatan buruh migran Indonesia lebih condong sebagai kebijakan
US$ 7,139 milyard.54
yang berorientasi bisnis (ekonomi) dan masih sangat kurang orientasi
Di kawasan Asia Pasifik, posisi Indonesia terus berangkak perlindungannya.
sebagai negara dengan penerima remitansi yang besar. Sekarang ini
Gambaran yang sama juga terlihat dalam konstelasi politik
Indonesia berada di posisi ke 4 dengan penerimaan remitansi sebesar
ekonomi global. Kontribusi riil pendanaan pembangunan yang tak
US$ 7,1 milyard dibawah China (US$ 51 milyard) Philipina (US$ 21,3
terduga adalah remitansi global yang dihasilkan oleh buruh migran
milyard) dan Vietnam (US$ 7,2 milyard).
yang bekerja melintas negara. Sepanjang sepuluh tahun (2000-
Survai sosial ekonomi UNESCAP (Komisi Sosial 2010) volume remitansi meningkat lebih dari 3 kali, dari US$ 132
Ekonomi PBB untuk Sosial Ekonomi Asia Pasifik) yang terbit milyar (pada tahun 2000) menjadi US$ 440 milyar (2010). Realitas ini
5 Mei 201155 juga memperlihatkan peningkatan luar biasa dari berbanding terbalik dengan penurunan ODA (international aid) apalagi
remitansi buruh migran di negara-negara kawasan Asia Tenggara. saat Amerika dan Eropa mengalami krisis keuangan berkelanjutan.
Penerimaan remitansi buruh migran Indonesia, Philipina dan Bahkan menurut laporan MDG Gap Task Force Report 2012:
Kamboja cenderung meningkat melebihi penerimaan bantuan luar Global Partnership for Development, Making Rhetoric A Reality
negeri melalui skema ODA (Official Development Assistance). menyebutkan komitmen pendanaan global untuk pencapaian MDGs
Bahkan penerimaan remitansi buruh migran Indonesia dan Philipina yang seharusnya teralokasi sebesar US$ 300 milyar di tahun 2011,
juga lebih besar ketimbang keuntungan bersih yang diperoleh negara baru teralokasi US$ 133,5 milyar, tak lebih dari setengahnya.
dari investasi asing (foreign direct investment net inflows). Walau
Kesadaran akan signifikansi remitansi yang mampu menjadi
kontribusi remitansi buruh migran Indonesia lebih besar ketimbang
sumber pembiayaan pembangunan menjadi catatan khusus dalam
Millenium+10 tahun 2010 di New York. Namun demikian rekognisi
tentang kontribusi remitansi tidak disertai dengan komitmen serius
53
Lihat Artikel Wahyu Susilo, “Pendidikan Sebagai Agenda Perlindungan Buruh Migran Indonesia” dalam
Jurnal Perempuan No. 66/2010 Pendidikan Untuk Semua, hal. 51-60 negara-negara anggota PBB untuk melindungi buruh migran.
54
Lihat World Bank, remittance Factbook 2011, Washington DC, 2010
55
Lihat UNESCAP, ECONOMIC AND SOCIAL SURVEY OF ASIA AND THE PACIFIC 2011, Sustaining
recovery and dynamism for inclusive development: Connectivity in the Region and Productive capacity
in Least Developed Countries (Bangkok, 2011). Laporan bisa diunduh di http://www.unescap.org/pdd/
publications/survey2011/download/Econimic-and-Social-Survey-2011.pdf
Lihat artikel Wahyu Susilo, “Sumiyati dan Gemerincing Sumiyati”, KOMPAS, 19 November 2010
56

38 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan dan Penguasaan Tenaga Kerja | 39
BAB III
Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan

Kebijakan Pengerahan tenaga kerja di masa kolonial


Dari penelusuran sumber-sumber sejarah di masa kolonial,
terutama pada pertengahan abad XIX hingga awal abad XX ditemukan
keterkaitan antara upaya-upaya intensif pemerintah kolonial
mengakumulasi pendapatan dengan politik pintu terbuka (liberalisasi
ekonomi perkebunan) setelah keuangan pemerintah kolonial terkuras
untuk membiayai operasi militer menghadapi perlawanan-perlawanan
anti kolonial di Jawa dan Aceh. Di sisi yang lain, muncul kritik terhadap
berlakunya politik kolonialisme yang eksploitatif, terutama dari
kalangan politisi Etis. Konstelasi tersebut tergambar dari perjalanan
kebijakan, terutama mengenai penggunaan tenaga kerja untuk
kepentingan perkebunan di Hindia Belanda.

Agrarische Wet 1870 selalu disebut sebagai tonggak liberalisasi


ekonomi kolonial karena secara resmi pemerintah kolonial membuat
aturan yang memungkinkan adanya penyewaan lahan dalam jangka
panjang kepada investasi, terutama di bidang perkebunan. Proses ini
juga telah mengembalikan kesehatan keuangan pemerintah kolonial
dan memberi kemakmuran pada negeri Belanda. 57

Tentu saja, kebijakan liberalisasi ekonomi kolonial tidak


bisa berlangsung tanpa ada pasokan tenaga kerja. Oleh karena itu,
dibuatlah aturan-aturan ketenagakerjaan yang menjadi penopang

57
Kajian tentang ekonomi kolonial pada masa politik pintu terbuka dapat dibaca pada J. Thomas Lindblad
(ed), Fondasi Historis Ekonomi Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002

Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 41


keberlangsungan industri perkebunan, terutama di kawasan Berbagai laporan mengenai situasi kemerosotan kesejahteraan warga
Sumatera Timur hingga kemudian berkembang meluas hingga ke tanah jajahan telah mendorong perlunya upaya perbaikan kebijakan
koloni seberang benua, Suriname. untuk memajukan warga tanah jajahan tetapi tetap dalam penguasaan
kolonialisme Belanda.
Aturan-aturan tentang ketenagakerjaan ini juga tak luput dari
kritik kalangan politisi Etis yang sedang mengkampanyekan gerakan Dalam hal perekrutan/pengerahan tenaga kerja, pemerintah
anti perbudakan. Jika dicermati, perubahan-perubahan aturan tentang kolonial Hindia Belanda memperbaiki aturan-aturan perekrutan
perburuhan terutama mengenai pengerahan tenaga kerja sangat dengan mencantumkan standar minimum yang harus dilakukan oleh
terkait dengan kritik kalangan politisi Etis.58 badan perekrut terhadap calon pekerja dan larangan-larangan yang
tak boleh dilarang oleh badan perekrut.
Seperti yang telah ditulis di bab terdahulu, aturan ketenakerjaan
yang dibuat untuk melengkapi adanya Agrarische Wet 1870 adalah Melalui Staatsbald No. 650 Tahun 1936 yang kemudian
Koeli Ordonansi pada tahun 1881, termasuk didalamnya Poenale diperbarui lagi dengan Staatsblad No. 388 Tahun 1938 disebutkan
Sanctie. Aturan ini pengatur soal kontrak kerja buruh setempat dan bahwa pengerahan tenaga kerja boleh dilakukan untuk keperluan
perusahaan dilengkapi dengan sanksi jika ada pelanggaran kontrak. perdagangan, pertanian/perkebunan dan pekerjaan umum (kuli
Dalam pelaksanaannya, Ordonansi ini sangat memberatkan buruh bangunan), namun ini tidak berlaku untuk buruh berupah tinggi dan
kontrak. Hal inilah yang melahirkan banyak perlawanan dari buruh pelaut. Badan perekrut yang melakukan kegiatan perekrutan harus
kontrak yang merugikan kepentingan perusahaan. Dalam situasi melengkapi orang-orang yang melakukan perekrutan dan surat tugas
seperti ini, sangat sulit bagi perusahaan perkebunan untuk tetap yang diketahui oleh otoritas pengawas perburuhan.
mengandalkan buruh kontrak dari penduduk setempat. Oleh karena
Aturan ini juga mewajibkan badan pengerah untuk melakukan
itu pemerintah kolonial Belanda membuat aturan baru tentang
kontrak penempatan dengan calon tenaga kerja yang direkrutnya
pengerahan tenaga kerja melalui Staatsblad No. 8 Tahun 1887
dengan supervisi dari pegawai pengawas perburuhan. Dalam
tentang pengerahan tenaga kerja dari Jawa ke luar Jawa. Aturan ini
melakukan kontrak kerja, calon pekerja diberikan keleluasaan untuk
merupakan awal dari kebijakan negara yang mendelegasikan proses
mencari informasi yang cukup dalam jangka waktu 24 jam untuk
pengerahan tenaga kerja melalui badan perekrut tenaga kerja swasta.
berfikir dan menandatangai perjanjian kerja.
Dari sinilah kita bisa menemukan cikal bakal proses pendelegasian
negara ke pihak swasta dalam soal pengerahan/penempatan tenaga Badan pengawas juga berkewajiban menyediakan rumah
kerja ke luar wilayah. penginapan bagi orang yang direkrut beserta keluarganya, kondisi
penginapan juga harus layak huni dan memastikan pemisahan
Memasuki abad ke XX, kritik dari kalangan politisi Etis makin
tempat tidur antara laki-laki dan perempuan. Di tempat kerja, badan
kencang, terkait dengan pelaksanan politik kolonial pintu terbuka yang
pengerah tenaga kerja wajib menyediakan ruang berkumpul pada
menghasilkan kemakmuran bagi negeri Belanda tetapi tidak memberi
siang hari, menyediakan sanitasi (kamar mandi yang bersih), air
manfaat bahkan membawa kemelaratan bagi rakyat di negeri jajahan.
minum, makanan, memberikan layanan kesehatan dan istirahat yang
58
Uraian panjang tentang politik etis dapat dibaca pada Robert Van Niel, Munculnya Elit Modern Indonesia, cukup.
Jakarta: Pustaka Jaya, 1984

42 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 43
Larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar oleh badan ada jaminan juga bekerja melalui proses yang “resmi”, buruh migran
pengerah adalah antara lain (1) mempekerjakan orang tanpa Indonesia tidak menderita. Menurut hasil pemantauan Migrant CARE,
pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan kemampuan bekerja, (2) dan juga hasil pemantauan organisasi yang melakukan advokasi buruh
membebani pekerja dengan biaya transportasi menuju tempat bekerja migran Indonesia yang ada, kasus-kasus buruh migran Indonesia
dan (3) melarang adanya pungutan kepada calon pekerja yang akan yang berangkat melalui jalur resmi juga tidak kalah mengenaskan.
ditempatkan. Jika aturan-aturan tersebut dikomparasikan dengan
DI NTT misalnya, ada dorongan kuat untuk “meresmikan”
aturan-aturan pemerintah Indonesia dalam penempatan buruh migran
penempatan buruh migran Indonesia dengan mengintroduksi skema
Indonesia ke luar negeri, ketentuan-ketentuan tersebut tidak jauh
penempatan buruh migran melalui jalur PJTKI. Secara historis
berbeda.
masyarakat di NTT (terutama Flores) memiliki tradisi migrasi bekerja
Yang menarik dari penelusuran sumber-sumber sejarah di tanah seberang, terutama ke Sabah Malaysia Timur, bahkan jejak
kolonial ditemukan adanya Staatsblad No. 235 Tahun 1899 tentang migrasi tersebut sampai sekarang terus berlangsung. Namun dalam
pengerahan orang Indonesia untuk mengadakan pertunjukan tatakelola migrasi modern, model migrasi tersebut dikriminalisasi
kebudayaan rakyat di luar negeri. Ternyata aturan tersebut dengan stigma “TKI illegal” dan masyarakat NTTyang berkeinginan
dipersiapkan khusus untuk mengirimkan “duta budaya” ke pameran bekerja keluar negeri diwajibkan melalui saluran resmi pengerah
semesta (l’Exposition Universelle) atau yang terkenal dengan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS).
 
L’Exposition Coloniale Internationale (Pameran Tanah Jajahan)
Alih-alih mengakomodasi jejak historis migrasi ke Sabah yang
di Paris tahun 1899 dalam rangka peringatan 100 tahun Revolusi telah memiliki akar kultural dan kapital sosial yang sebenarnya masih
Perancis.59 bisa dimanfaatkan sebagai elemen perlindungan, introduksi kebijakan
migrasi modern yang berlangsung di NTT mencoba mengalihkan
Migrasi Swadaya: Yang Mengawali dan Yang Dikriminalisasi
wilayah tujuan dari Sabah ke Malaysia Semenanjung, Singapura
Setiap kali membicarakan carut-marut kebijakan penempatan dan Hongkong. Kapitalisasi kebijakan migrasi ke luar negeri di
buruh migran Indonesia, salah satu kambing hitam yang selalu dituding wilayah NTT bahkan difasilitasi oleh donor internasional (World Bank
adalah masalah TKI ilegal. Bahkan ketika ada kasus yang menimpa dan AUSAID melalui program ANTARA) sebagai media mobilisasi
buruh migran Indonesia yang “kebetulan” berstatus TKI ilegal sangat sumberdaya keuangan (remitansi) yang semakin signifikan menjadi
kuat muncul kesan menyalahkan dan birokrasi segera cepat-cepat sumber pembiayaan pembangunan.
 
cuci tangan dan berkilah tak bisa menangani dan melayani karena
Dengan orientasi kebijakan migrasi yang lebih berorientasi
yang bermasalah adalah yang ilegal.
pada ekonomi, maka yang secara langsung mengambil keuntungan
Hampir sebagian besar program penyuluhan/sosialisasi dari operasional penempatan buruh migran dari NTT adalah PPTKIS
tentang penempatan buruh migran Indonesia keluar negeri adalah yang terus tumbuh menjamur tak terkendali dan aparat birokrasi
tentang bagaimana bekerja ke luar negeri melalui prosedur resmi yang dengan instrumen pungutan (baik resmi maupun liar). Sementara
tak lain dan tak bukan adalah melalui PJTKI. Dalam realitasnya, tak mimpi indah keluar dari kemiskinan yang diidamkan buruh migran dan
59
Informasi tentang pameran kolonialisme ini bisa dibaca dalam Joss Wibisono, Saling-Silang Indonesia- keluarganya seringkali berakhir dengan penderitaan. Eskalasi kasus
Eropa, Jakarta: Margin Kiri, 2013
buruh migran asal NTT dalam tatakelola migrasi modern mungkin

44 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 45
diawali dari kasus Nirmala Bonat yang menggegerkan dunia pada Salah satu studi komprehensif tentang migrasi swadaya adalah
pertengahan tahun 2004. disertasi yang ditulis Drajat Tri Kartono.60 Disertasi ini merupakan
studi sosiologis yang mengupas jejak sejarah migrasi orang Bawean
  Menurut catatan Migrant CARE, kasus kekerasan yang
ke Malaysia, perubahan sosial yang dihasilkannya, jejak-jejak kultural
dialami oleh buruh migran asal NTT di luar negeri makin meningkat.
dan bagaimana respons negara atas migrasi swadaya tersebut.
Penanda paling jelas adalah makin banyaknya jumlah buruh
migran NTT yang berada di penampungan perwakilan RI di Malaysia Sejak adanya “peresmian” penempatan buruh migran
dan Singapura. Sebagian besar diantara buruh migran yang berasal Indonesia melalui PJTKI, terjadi pengabaian adanya realitas proses
dari NTT diberangkatkan oleh PPTKIS, yang selama ini diklaim oleh migrasi swadaya sehingga kemudian pada sebagian besar koridor
pemerintah sebagai satu-satunya saluran resmi penempatan buruh migrasi swadaya ini berlangsung “pembajakan” oleh sindikat
migran Indonesia. Wilayah NTT juga sekarang menjadi wilayah perdagangan manusia. Berdasar studi yang dilakukan Migrant CARE
baru dari sindikat perdagangan manusia yang biasanya beroperasi sejak tahun 2010 sampai dengan 2013, koridor migrasi swadaya
mendompleng mekanisme penempatan buruh migran. Flores-Sabah adalah jejak sejarah migrasi swadaya yang masih terus
berlangsung dan memiliki potensi untuk menjadi alternatif dari pola
Kebijakan penempatan buruh migran yang berbasis dikotomi
migrasi mainstream yang monopolistik dan dikuasai oleh PJTKI.  
legal-ilegal jelas sangat a-historis dan tidak menghargai inisiatif-
inisiatif awal mobilitas pekerja Indonesia mencari kesempatan kerja di Kajian ini mencoba menelusur jejak historis migrasi tenaga
tanah seberang. kerja yang sampai sekarang masih berlangsung, yaitu migrasi swadaya
orang Flores ke Sabah, Malaysia Timur.61 Dengan penelusuran ini
Dalam perspektif historis, kebijakan penempatan buruh
diharapkan memberikan kontribusi bagi pembaruan kebijakan tentang
migran adalah reproduksi kebijakan kolonial Hindia Belanda yang
penempatan buruh migran, khususnya mengenai penyelesaian
pada saat itu membutuhkan buruh perkebunan untuk menggarap
masalah buruh migran tak berdokumen di Malaysian, tata kelola
lahan-lahan perkebunan di kawasan Sumatera. Hingga kemudian
penempatan dan perlindungan buruh migran berbasis desentralisasi
juga berlangsung pengiriman orang Jawa (dan juga orang India) ke
serta pemahaman yang lebih komprehensif mengenai definisi tentang
Suriname untuk tujuan yang sama. Pola-pola tersebut adalah pola
“safe migration”. Kajian ini mencoba mempertemukan tuturan soal
mobilisasi tenaga kerja untuk kepentingan ekonomi kolonial.
migrasi swadaya orang Flores ke Sabah dari tiga situs matarantai
Sementara pola migrasi yang lain juga berlangsung migrasi yaitu dari daerah asal (Flores), daerah transit (Nunukan)
melalui perikatan-perikatan kultural yang telah terbangun dari jalur- dan negara tujuan (Sabah, Malaysia Timur). Tuturan tersebut tidak
jalur perdagangan archipelago Asia Tenggara. Pola inilah yang hanya menghimpun cerita tentang asal usul mobilitas tersebut tetapi
membentuk tradisi migrasi orang Bugis, Madura, Bawean, Sasak juga peta masalah dan aktornya. Dari berbagai narasumber yang
dan Flores ke Malaysia Semenanjung dan Sabah. Sementara jalur
migrasi tenaga kerja ke Timur Tengah terbangun dari “efek samping”
perjalanan ibadah haji dan umroh. Disamping itu, kerjasama serikat 60
Drajat Tri Kartono, Orang Boyan Bawean: Perubahan Lokal Dan Transformasi Global, Surakarta: Pusaka
buruh berbasis agama Islam juga turut serta memperkuat perikatan Cakra, 2004.
61
Kajian Ini berdasar studi sejarah lisan yang dilakukan Migrant CARE tentang migrasi swadaya orang Flores
tersebut. ke Sabah yang dilakukan sejak tahun 2010 sampai tahun 2012

46 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 47
diwawancara baik di Flores, Nunukan dan Sabah ditemukan fakta Sulawesi dan Kalimantan menuju Sabah. Ada kalanya mereka
bahwa migrasi orang Flores ke Sabah sudah berlangsung ketika berhasil sampai ke Sabah, ada pula cerita mereka gagal ditengah
Sabah masih menjadi wilayah koloni Inggris. perjalanan. Perjalanan ini yang penuh resiko ini dilalui karena mereka
tak punya biaya jika pergi menggunakan angkutan reguler.
Migrasi yang massif orang Flores ke Sabah tercatat
pada tahun 1950-an, ketika Sabah masih dibawah penguasaan Kehadiran orang Flores secara massif ke Sabah dari waktu ke
Inggris. Berakhirnya perang dunia kedua, membuat Inggris harus waktu juga didasari oleh perasaan “seiman” dengan mayoritas warga
berkonsentrasi kembali untuk mendapatkan dana segar setelah Sabah yang beragama Katolik. Dalam perkembangan selanjutnya,
habis-habisan dikonsentrasikan untuk biaya perang. Salah satu juga berlangsung migrasi orang Tana Toraja ke Sabah dengan alasan
sumber dana segar itu adalah eksplorasi sumberdaya alam tanah- serupa.
tanah koloninya. Sabah adalah salah satu koloni Inggris yang memiliki
Sumber lain menyebutkan bahwa dorongan kuat orang
kekayaan sumberdaya alam berbasis hutan dan perkebunan yang
Flores bermigrasi ke Sabah adalah kemudahan untuk mendapatkan
masih luas, namun keterbatasan yang dimiliki adalah kurangnya
kewarganegaraan Malaysia setelah bekerja minimal 5 tahun di Sabah.
tenaga kerja. Oleh karena itu diperlukan tenaga kerja pendatang yang
Beberapa pionir migran dari Flores (baik yang tinggal di Flores maupun
diharapkan mampu menggerakkan sektor ekonomi kehutanan dan
Sabah) menuturkan bahwa pada gelombang pertama migrasi orang
perkebunan di Sabah.
Flores ke Sabah mendapatkan keberuntungan dengan memperoleh
Kedatangan orang Flores ke Sabah tampaknya sulit paspor British-Malay yang berlaku seumur hidup.
dipisahkan dari peran orang Bugis yang menguasai jalur maritim
Dalam dekade limapuluhan adalah masa yang dikenang
wilayah Indonesia Timur, baik jalur perdagangan maupun rute
sebagai masa yang mudah untuk memperoleh kewarganegaraan
kenelayanannya. Jalur itu adalah Larantuka/Maumere > Makassar
Malaysia. Hal inilah yang makin mendorong migrasi massif
> Pare-pare > Tarakan > Nunukan > Tawau. Tampaknya orang
orang Flores ke Sabah. Jika pada gelombang pertama,
Bugis pula yang pertama kali merekrut orang Flores untuk bekerja ke
yang berangkat migran perorangan, maka pada gelombang
Sabah. Dan selama lebih dari 50 tahun, rute ini tak banyak berubah.
selanjutnya mereka bermigrasi bersama seluruh keluarganya.
Perekrutan melalui orang Bugis dilakukan dengan
Keadaan yang nyaman bagi buruh migan di Sabah mulai
menggunakan kapal dagang dan angkutan yang berlayar secara
berubah sejak memanasnya hubungan Indonesia – Malaysia,
reguler. Metode ini dikuasai oleh tekong-tekong asal Bugis yang
kaitannya dengan politik konfrontasi ganyang Malaysia. Gejolak
kemudian mengambil keuntungan berlebih dari calon pekerja yang
nasionalisme juga menggelegak dikalangan orang Flores yang telah
direkrutnya. Tekong yang terkenal pada saat itu adalah Haji Ibrahim.
mendapatkan paspor “British Malay”. Mereka menuturkan bahwa
Haji Ibrahim adalah penjamin para pendatang perantau untuk
ribuan pendatang asal Indonesia (tidak hanya dari Flores) pemegang
mendapatkan paspor lawatan ke Malaysia. Ada pula metode lain
paspor “British Malay” membakar dan membuang paspornya
dilakukan oleh pendatang asal Flores mengadu nasib ke Sabah.
mengikuti seruan Presiden Soekarno untuk mengganyang Malaysia.
Secara bersama-sama mereka melakukan perjalanan dengan kapal
Situasi represifpun dialami oleh para migran asal Indonesia di
layar menantang maut menyeberang lautan, menyusuri pantai

48 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 49
Malaysia. Mantan buruh migran asal Flores menuturkan banyak Sumber lain menyebutkan, terbentuknya wilayah Nunukan
terjadi penangkapan terhadap kawannya karena dianggap mata-mata sebagai daerah transit  keberadaannya bisa dilacak sejak jaman
tentara Indonesia. kolonialisme Inggris di Malaysia. Namun peneguhannya secara de jure
nampak bisa dilacak sejak keberadaan kantor Balai AKAN di  Nunukan
Sementara, mereka yang tertahan di perbatasan (Nunukan
pada tahun 1983 (Balai Angkatan Kerja Antar Negara).  Karena
dan Tarakan) karena gagal ditempatkan ke tanah seberang
semakin membludaknya jumlah migran transit dan kebutuhan tenaga
dimobilisasi oleh tentara Indonesia untuk menjadi sukarelawan dan
buruh migran di Malayisia yang luar biasa, status Balai AKAN pun
dipersiapkan berperang menghadapi Malaysia. Namun adakalanya
oleh pemerintah ditingkatkan menjadi P2TKI atau Balai Penempatan
pula migran asal Indonesia menjadi mata-mata tentara Inggris/
Pengerah Tenaga Kerja Indonesia yang mempunyai wewenang dan
Malaysia mengawasi gerak-gerik rekan sekerjanya.
tanggungjawab yang lebih luas.
Ketegangan yang terjadi selama masa konfrontasi inilah,
Sebagai wilayah transit, kecamatan Nunukan menjadi tempat
membuat Nunukan dipenuhi oleh para pendatang asal Bugis dan
bagi ribuan calon buruh migran yang kebanyakan datang tanpa
Flores yang gagal bekerja di Sabah. Walau mereka gagal bekerja di
dokumen resmi dari daerah asal mereka. Kebanyakan para buruh
Sabah, sebagan besar enggan kembali ke kampung halamannya.
migran yang transit diwilayah Nunukan datang dari wilayah Sulawesi
Mereka lebih memilih menetap di Nunukan hingga kemudian mereka
yang memang mudah ditempuh dengan jalur laut. Kemudian di tempat
“mendominasi” konstelasi politik ekonomi di Nunukan.
berikutnya, adalah Jawa Timur dan para buruh migran yang transit
di wilayah ini datang dari wilayah Nusa Tenggara baik Timur dan
Nunukan Sebagai Wilayah Transit
Barat.  Menurut catatan Bappeda kabupaten Nunukan, pada tahun
Pada masa pasca konfrontasi, ribuan pendatang yang gagal
2000, sejak tahun 1998, 1999, dan 2000 tidak kurang 15 ribu buruh
berangkat ke Sabah ditampung sebagai buruh pada perkebunan dan
migran dari wilayah Nusa Tenggara Timur yang transit di Nunukan
industri pengelolaan hutan yang dikelola oleh Yamaker (Yayasan Maju
sebelum bermigrasi ke Malaysia.
Kerja). Yayasan ini didirikan oleh militer Indonesia yang menguasai
seluruh lahan hutan disepanjang garis perbatasan Kalimantan, Kecendurungan para buruh migran memanfaatkan daerah
sebagai strategi teritorial “mengikis sisa-sisa komunisme yang Nunukan sebagai wilayah transit tidak terlepas dari strategisnya
digerakkan oleh PGRS/PARAKU”. Hingga saat ini, beberapa tempat wilayah yang langsung berbatasan dengan Malaysia. Pola relasi yang
di Nunukan seperti pasar dan pemukiman masyarakat merupakan saling membutuhkan antara warga tempatan Nunukan dari aparat
lahan yang dimiliki oleh Yamaker. pemerintahan tingkat bawah hingga pejabat menjadikan wilayah
Nunukan sebagai surga transit bagi para buruh migran. Tidak hanya
Setelah ketegangan surut dan hubungan Indonesia – Malaysia
sebagai sekedar tempat singgah dengan segala keperluan menginap
dinormalisasi, Nunukan berkembang menjadi pusat pelayanan
dan makan, wilayah Nunukan juga memberikan berbagai fasilitas
penyiapan keberangkatan para buruh pendatang yang akan bekerja
kemudahan  bagi para buruh migran untuk melintas batas Malaysia.
ke Sabah. Walau berstatus sebagai kota kecamatan (dan baru mekar
Mereka “dibantu” untuk melengkapi berbagai dokumen migrasi
menjadi kabupaten baru pada tahun 1999), Nunukan memiliki kantor
mereka dari Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK),
imigrasi dan pelabuhan yang melayani kapal-kapal antar propinsi dan
Paspor RI dan visa kerja di Malaysia.
antar negara.

50 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 51
Dalam perkembangannya, di Nunukan ini juga tumbuh subur Salah satu keistimewaan tersebut adalah meratifikasi ILO
perusahaan-perusahaan jasa pengerah tenaga kerja yang mayoritas Migration for Employment (Revised) Convention 1949 No. 97 pada
adalah cabang dari perusahaan induk yang berpusat di Jakarta tanggal 3 Maret 1949. Dengan meratifikasi ini, secara legal, sebenarnya
dan Surabaya. Garda depan dari operasi perusahaan-perusahaan negara bagian Sabah memiliki komitmen untuk melindungi hak-hak
ini adalah para calo atau tekong (di Nunukan dihaluskan menjadi buruh migran. Komitmen ini tampaknya dilandasi kebutuhan bahwa
“pengurus”) yang mayoritas berasal dari etnis Bugis dan Flores. Para negara bagian Sabah masih memerlukan kehadiran buruh migran
“pengurus” ini biasanya mantan buruh migran yang pernah bekerja di untuk menggerakkan perekonomian mereka. Kondisi inilah yang juga
Sabah. makin membuat orang Flores (dan juga buruh migran dari wilayah
lain) merasa nyaman bekerja di Sabah, Malaysia Timur.
Pola kerja PJTKI di Nunukan berbeda dengan pola kerja PJTKI
ditempat lainnya. Menurut mekanisme yang diamanatkan oleh UU Meski sempat mengalami masa ketegangan semasa
No. 39/2004 (atau peraturan menteri sebelumnya) bahwa operasional konfrontasi, populasi orang Flores ke Sabah terus bertambah.
PJTKI mulai dari tahap rekrutmen, pelatihan, pengurusan dokumen Mereka yang bermigrasi membawa keluarga pada akhir tahun 1950-
dan pemberangkatan dan dibebani tanggungjawab perlindungan an bahkan telah menetap turun-menurun meskipun tanpa dokumen
melalui penjaminan asuransi. Namun apa yang dilakukan PJTKI di kewarganegaraan (stateless). Menurut keterangan petugas Kantor
Nunukan hanya berfokus pada pengurusan dokumen. Penghubung KJRI Kota Kinabalu di Sabah, mereka telah memproses
PJTKI di Nunukan berfungsi sebagai biro jasa pengurusan dokumen sekitar 250.000 paspor amnesti untuk buruh migran Indonesia tak
bagi buruh migran yang dideportasi atau yang berniat memperbarui berdokumen, yang selama ini berstatus stateless. Sebagian besar
dokumennya. Keuntungan dari proses pengurusan dokumen ini lebih diantaranya berasal dari kawasan Nusa Tenggara Timur.
besar ketimbang beroperasi normal sesuai dengan ketentuan UU No.
Bagi warga Kadazan Sabah, kehadiran orang Flores juga
39/2004 (atau peraturan menteri sebelumnya).
makin membesarkan populasi penganut Katolik dan membuat gereja
makin memiliki pengaruh dalam berpolitikan di Sabah. Hingga saat ini
Orang Flores di Sabah Pasca Konfrontasi
di negara bagian Sabah terdapat 3 keuskupan yaitu keuskupan Kota
Berakhirnya konfrontasi Indonesia – Malaysia yang berakhir
Kinabalu, Keuskupan Sandakan dan Keuskupan Keningau.
dengan kekalahan Indonesia tidak mengurangi minat orang Flores ke
Sabah. Dari penelusuran sejarah diketahui bahwa faktor kesamaan Tidaklah mengherankan hingga saat ini, pelayanan bidang
religi merupakan alasan yang kuat bagi kedua belah pihak untuk tetap pendidikan dan kesehatan menjadi andalan bagi warga Flores di
bekerja/dipekerjakan di Sabah. Malaysia, terutama mereka yang berstatus sebagai buruh migran
tak berdokumen. Di Malaysia, buruh migran tak berdokumen tidak
Walau Sabah telah resmi bergabung dengan Malaysia sejak
bisa mendapatkan hak pelayanan kesehatan (apalagi pelayanan
tahun 1963 setelah “dimerdekakan” oleh Inggris, negara bagian
pendidikan).
Sabah memiliki keistimewaan untuk tidak tunduk secara mutlak pada
kekuasaan Federal Malaysia yang didominasi oleh politik bumputera
(mengunggulkan etnis Melayu).

52 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 53
Medan Agreement: Awal Kriminalisasi Migrasi Swadaya Ke Birokratisasi dan praktek pengambilan keuntungan dalam
Malaysia penempatan buruh migran Indonesia ke Malaysia ini mendorong
Hingga dekade awal delapanpuluhan, pemenuhan kebutuhan makin tingginya laju penempatan buruh migran ke Malaysia secara
buruh migran Indonesia di perkebunan dan proyek-proyek konstruksi tak resmi.
di Malaysia dari proses migrasi swadaya tanpa campur tangan negara,
Migrasi Swadaya: Dikriminalisasi Atau Diakui?
maka sejak tahun 1984 pola tersebut berubah. Melalui perjanjian
Dalam konteks manajemen migrasi modern, model migrasi
bilateral pengaturan aliran migrasi dari Indonesia ke Malaysia62
yang diakui negara hanyalah migrasi yang melalui jalur resmi, yaitu
yang ditandatangani di Medan (hingga kemudian dikenal sebagai
melalui PPTKIS sesuai dengan ketentuan UU No. 39/2004. Kenyataan
Medan Agreement), berlangsung penerapan pengaturan sekaligus
di lapangan menunjukkan bahwa migrasi melalui jalur resmi PPTKIS
pengawasan arus migrasi tenaga kerja dari Indonesia ke Malaysia.
bukan jaminan bebas dari resiko, bahkan menurut laporan penanganan
Pengaturan ini memulai babak baru praktek pengambilan kasus berbagai organisasi buruh migran menunjukkan bahwa kasus-
keuntungan secara sistematik oleh negara melalui pungutan kasus buruh migran yang diberangkatkan melalui PPTKIS jumlahnya
pembiayaan pengurusan dokumen, visa kerja dan pajak (levy). Selain sangat besar.
itu juga menumbuhkan aktivitas bisnis baru pengerah tenaga kerja.
Penetrasi memodernisasi penempatan buruh migran di Nusa
Jika di Indonesia, bisnis ini diarahkan untuk merekrut dan menyiapkan
Tenggara Timur (termasuk didalamnya kawasan Flores) dengan
tenaga kerja, maka di Malaysia bisnis ini beroperasi melayani
pendirian PPTKIS dan mendiversifikasi negara tujuan penempatan
kebutuhan pasar tenaga kerja, baik yang di sektor perkebunan,
ke Singapura dan Malaysia Semenanjung terbukti tidak mampu
konstruksi maupun rumah tangga.
mencegah arus migrasi swadaya ke Sabah. Bahkan yang terjadi, ada
Pola baru ini memilah pola migrasi ke Malaysia dalam dua peningkatan kasus PRT migran asal NTT di Singapura dan Malaysia
kategori yaitu migrasi legal dan migrasi ilegal. Dalam bahasa Melayu Semenanjung. Indikatornya bisa dilihat dari peningkatan jumlah
dikatakan pendatang haram atau PATI (Pendatang Asing Tanpa Ijin). PRT migran asal NTT yang menjadi penghuni shelter PRT migran
Migrasi yang dianggap legal dan resmi dimata kedua negara adalah bermasalah di KBRI Kuala Lumpur dan KBRI Singapura.
migrasi yang melalui jasa pengerah tenaga kerja, sementara migrasi
Realitas ini memperlihatkan bahwa manajemen migrasi
swadaya yang sejak lama berlangsung dikriminalisasi sebagai migrasi
modern gagal mengakomodasi jejak-jejak sejarah migrasi swadaya
ilegal jika tidak menggunakan “mekanisme baru” yang disepakati
yang ternyata masih berlangsung hingga saat ini. Ada kecenderungan
dalam Medan Agreement.
untuk “memusnahkan” migrasi swadaya dengan memonopoli tafsir
Pola ini juga mengawali babak baru birokratisasi bahwa satu-satunya “safe migration” adalah bermigrasi melalui PJTKI
penempatan buruh migran ke Malaysia yang memungkinkan adanya
Hingga saat ini tidak ada pengakuan negara terhadap
penyalahgunaan kekuasaan dari penyelenggara setiap matarantai
migrasi swadaya bahkan cenderung “mengkriminalisasi”. Kondisi
birokrasi yang terkait dengan proses penempatan buruh migran ke
ini menyebabkan fenomena migrasi swadaya “dibajak” oleh para
Malaysia.
pengambil keuntungan yang tidak sah dan rute ini juga dibajak oleh
Uraian tentang hal ini juga ada di Bab II buku ini.
62
sindikat perdagangan perempuan dan anak.

54 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 55
Migrasi Swadaya adalah jejak historis yang tidak mungkin dianggap terbukti melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap
diabaikan dalam merumuskan upaya perlindungan buruh migran. majikannya.63 Peristiwa ini juga mengejutkan pihak Pemerintah
Dalam penelitian ini ditemukan aktor dan faktor yang berpotensi Indonesia yang selama ini mengaku tidak pernah mendapat
menjadi elemen perlindungan/penjaminan migrasi, meski ditemukan pemberitahuan resmi dari Pemerintah Saudi mengenai pelaksanaan
juga potensi eksploitasi. eksekusi ini sesuai dengan tata krama diplomasi internasional.64

Migrasi Swadaya adalah alternatif untuk meminimalisasi Peristiwa serupa sebenarnya juga pernah terjadi pada awal
proses migrasi modern berbiaya tinggi, selain itu ditemukan fakta tahun 2008 ketika seorang PRT migran Indonesia asal Cianjur,
bahwa migrasi swadaya tidak memisahkan keluarga dari komunikasi Yanti Iriyanti juga dieksekusi pancung tanpa pemberitahuan resmi
dan arus informasi yang intensif. dari pemerintah Saudi Arabia ke pemerintah Indonesia maupun ke
Untuk itu diusulkan bahwa negara perlu memberikan keluarga alm. Yanti Iriyanti yang berada di Cianjur, Jawa barat.65
regkonisi/pengakuan terhadap migrasi swadaya untuk memperkuat
Tentu saja peristiwa eksekusi pancung ini tidak hanya
dimensi perlindungan dan meminimalisasikan kerentanannya. Dalam
mengundang reaksi berupa kecaman dan keprihatinan dari
konteks hubungan Flores – Sabah, diharapkan negara memberi ruang
masyarakat Indonesia, tetapi juga datang dari seluruh penjuru dunia.
kepada pemerintah lokal untuk “berdiplomasi” dalam penempatan dan
Bahkan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-
perlindungan buruh migran, misalnya mengoperasionalkan konsep
Bangsa mengeluarkan statement resmi yang mendesak agar Saudi
sister city atau sister region tidak hanya seremonial, tetapi sebagai
Arabia menghentikan praktek pemidanaan hukuman mati.66 Seruan
model kemitraan yang setara antara kawasan pengirim dan kawasan
yang dikeluarkan dalam rangka peringatan Hari Anti Hukuman Mati67
penerima buruh migran.
menyikapi eskalasi pelaksanaan hukuman mati di Saudi, terutama
kepada para pekerja migran. Sepanjang tahun 2011 setidaknya 58
Politik Luar Negeri dan Diplomasi Perlindungan Buruh
orang, 20 orang di antaranya adalah pekerja asing atau buruh migran,
Migran Indonesia termasuk Ruyati, telah menjalani eksekusi mati di kerajaan petrodollar
Persoalan perlindungan buruh migran Indonesia, selain tersebut.
masuk dalam domain hukum ketenagakerjaan, seharusnya juga 63
Pernyataan sikap soal eksekusi pancung terhadap Ruyati pertama kali disampaikan oleh Migrant CARE
pada hari Minggu, 19 Juni 2011 berjudul: Statement Migrant CARE Tentang Eksekusi Mati Terhadap PRT
menjadi domain dari kebijakan politik luar negeri/diplomasi Indonesia. Migran Indonesia di Saudi Arabia Ruyati binti Sapubi: Usut Tuntas Keteledoran Diplomasi Perlindungan
Namun apakah politik luar negeri Indonesia sensitif pada masalah PRT Migran Indonesia !!!. Statement tersebut pertamakali dipublikasikan di: http://www.migrantcare.net/
mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=1285
buruh migran Indonesia? 64
Pernyataan resmi Presiden SBY mengenai kasus Ruyati baru disampaikan pada tanggal 1 Juli 2011 setelah
menerima Satgas TKI. Lihat http://www.presidensby.info/index.php/pidato/2011/07/01/1662.html
Pertanyaan tersebut mungkin bisa dijawab dari ilustrasi 65
Kementerian Luar Negeri RI pada tanggal 17 Januari 2008 mengeluarkan siaran pers mengenai eksekusi
mati terhadap Yanti Iriyanti yang dieksekusi tanggal 12 Januari 2008 berjudul: “Eksekusi Hukuman Mati WNI
kasus tragis Ruyati, buruh migran Indonesia yang dieksekusi mati Di Kota Mahayil, Assir, Arab Saudi” http://www.deplu.go.id/_layouts/mobile/PortalDetail-PressReleaseLike.
di Saudi Arabia. Pada pertengahan tahun 2011 yang lalu, tepatnya aspx?l=id&ItemId=b9cfc01e-d607-4aaf-abeb-81f19c88036f
66
Dalam “Briefing notes on Occupied Palestinian territory / West Bank, Saudi Arabia and Egypt” tertanggal
tanggal 18 Juni 2011, masyarakat Indonesia dikejutkan tersebarnya 11 Oktober 2011, jurubicara Komisaris Tinggi HAM PBB Rupert Colville menyatakan: “We call on the King-
dom of Saudi Arabia and all other States that still maintain the death penalty to respect international standards
berita mengenai eksekusi pancung terhadap Ruyati, PRT (pekerja that provide safeguards to ensure protection of the rights of those facing the death penalty.”
rumah tangga) migran Indonesia yang bekerja di Saudi Arabia karena
67
Yang selalu diperingati setiap tanggal 10 Oktober. Tentang hari anti hukuman mati sedunia bisa dilihat di
website http://www.worldcoalition.org/worldday.html

56 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 57
Menurut Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, apa yang pemerintah Indonesia karena permasalahan yang mengemuka
terjadi di Saudi Arabia tersebut adalah ironi karena Saudi Arabia dianggap tak lebih dari 0,1% dibanding dengan “keberhasilan” yang
adalah anggota Dewan HAM PBB hingga 31 Desember 2012. Selain dialami oleh buruh migran Indonesia.
itu dari 193 negara anggota PBB, 140 negara telah menghapuskan
Pemerintah Indonesia memang telah mengajukan protes
hukuman mati dalam sistem pemidanaan mereka atau setidaknya
kepada pemerintah Saudi Arabia yang tidak memberikan informasi
melakukan moratorium hukuman mati. Oleh karena itu, Komisi Tinggi
resmi mengenai pelaksanaan eksekusi pancung terhadap Ruyati.
HAM PBB meminta Saudi Arabia untuk menghormati standar HAM
Selain itu pemerintah juga telah membentuk Satuan Tugas
internasional dengan menghapuskan hukuman mati atau moratorium
Penanganan Kasus Warga Negara Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia
hukuman mati.
Di Luar Negeri Yang terancam Hukuman Mati melalui Keputusan
Selain mengecam pemerintah Saudi Arabia yang Presiden No. 17 tahun 2011 dan diperpanjang lagi melalui Keputusan
mengeksekusi Ruyati, masyarakat Indonesia juga mengecam Presiden No. 8 Tahun 2012. Namun demikian, tindakan tersebut
ketidakmampuan pemerintah Indonesia dalam upaya perlindungan tak lebih dari reaksi spontan untuk meredakan derasnya kecaman
buruh migran Indonesia yang bekerja di luar negeri. Peristiwa tragis masyarakat terhadap buruknya kinerja diplomasi perlindungan buruh
ini juga terjadi tak lebih dari satu pekan saat Presiden Susilo Bambang migran Indonesia di luar negeri.
Yudhoyono berpidato di hadapan peserta International Labour
Conference di Jenewa. Dalam pidato tersebut, secara meyakinkan Kasus buruh migran Indonesia yang terancam hukuman mati
juga masih terus bertambah. Hingga saat ini, rakyat Indonesia masih
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan capaian-
dipenuhi rasa kekhawatiran atas lambannya kasus pembebasan
capaian Indonesia dalam upaya meningkatan kesejahteraan dan
Satinah. Perempuan asal Ungaran, Jawa Tengah ini hanya bisa
perlindungan buruh migran Indonesia.68
diselamatkan oleh pembayaran Diyat yang besarannya masih
Peristiwa eksekusi pancung terhadap Ruyati menjadi titik dinegosiasikan, dengan alasan pemerintah Indonesia kesulitan
puncak ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap kebijakan menyediakan dana untuk pembayaran Diyat. Ini semua terjadi
penempatan buruh migran Indonesia ke luar negeri, terutama dalam karena negara lamban mengadvokasi kasus Satinah yang dituduh
hal diplomasi perlindungan buruh migran Indonesia.69 membunuh dan mencuri. Menurut pengakuan Satinah, tak ada
pembela hukum dan penterjemah yang mendampinginya selama lima
Peristiwa ini juga membuka kotak pandora permasalahan kali persidangan sehingga pembelaan yang menjadi hak-nya tidak
buruh migran Indonesia yang selama ini terus disepelekan oleh menjadi pertimbangan hukum yang memadai.

68
Baca pidato lengkap Presiden susilo Bambang Yudhoyono yang berjudul: “FORGING A NEW GLOBAL Gambaran kasus Satinah adalah gambaran utuh wajah
EMPLOYMENT FRAMEWORK FOR SOCIAL JUSTICE AND EQUALITY”. Bisa diakses di http://www.ilo.
org/ilc/ILCSessions/100thSession/media-centre/speeches/WCMS_157638/lang--en/index.htm kerentanan buruh migran Indonesia saat ini. Pada saat berhadapan
69
Berdasarkan hasil investigasi Tim Advokasi Kasus Ruyati, ditemukan sejumlah fakta yang menunjukkan dengan masalah, buruh migran dibiarkan sendirian dan tidak
bahwa fungsi pendampingan hukum dan diplomasi yang dilakukan oleh perwakilan RI di Saudi Arabia tidak
maksimal menjalankan fungsinya bahkan teledor. Hasil lengkap investigasi kasus Ruyati bisa dibaca di Siaran mendapatkan pembelaan dan perlindungan yang dibutuhkan. Dan
Pers Hasil Investigasi Tim Advokasi Kasus Ruyati Binti Satubi di Arab Saudi di laman Migrant CARE http://
www.migrantcare.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=1441

58 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 59
kalaupun pemerintah terlibat dalam proses penanganan buruh hukuman mati. Kasus ancaman hukuman mati tidak bisa diselesaikan
migran, seringkali bertindak lamban, diskriminatif dan bahkan turut hanya dengan pidato dan pembentukan lembaga adhoc, tetapi
serta mengkriminalisasi buruh migran itu sendiri. memerlukan langkah kongkrit dengan menghadirkan langsung
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kepala negara dan
Bukan hanya dalam kasus Satinah, pemerintah terlihat kepala pemerintahan melakukan diplomasi politik tingkat tinggi.
lamban, tapi juga dalam kasus ancaman hukuman mati terhadap
buruh migran Indonesia yang terjadi di Malaysia. Kasus yang dialami Harus diakui, tanpa adanya cetak biru diplomasi perlindungan
oleh Maryanto dan 2 buruh migran asal Pontianak (frans dan Dhary) buruh migran Indonesia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
juga menyedihkan, selama persidangan tidak diketahui oleh KBRI politik luar negeri Indonesia, pemerintah Indonesia hanya akan terus
dan pengacara dibiayai oleh iuran buruh migran Indonesia. bereaksi seperti pemadam kebakaran (ad hoc policy) jika menghadapi
kasus-kasus yang berkaitan dengan buruh migran Indonesia di luar
Kehadiran pemerintah seringkali juga terlambat sehingga negeri.
sulit untuk bisa mendayagunakan sumberdaya diplomasi dalam
advokasi pembebasan buruh migran yang terancam hukuman mati. Sebenarnya Indonesia bukan sama sekali tidak memiliki dasar
Ketika tersudut dalam negosiasi besaran Diyat dalam kasus Satinah, pijakan diplomasi perlindungan buruh migran Indonesia. Bahkan
pemerintah juga masih terlihat “pelit” untuk mengeluarkan biaya dalam Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara di kawasan Asia yang
pembebasan Satinah, dengan alasan dana yang dibutuhkan terlalu meratifikasi secara lengkap 7 standar pokok perburuhan ILO serta
besar. Padahal jika dikalkulasi, besaran Diyat masih lebih kecil dari beberapa instrumen pokok hak asasi manusia dibawah mekanisme
anggaran Satgas TKI sebesar Rp. 200 milyar yang sebagian besar hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada tahun 2004
habis untuk biaya perjalanan, atau penghambur-hamburan uang Indonesia menandatangani Konvensi PBB untuk Perlindungan Hak-
negara untuk perjalanan studi banding anggota DPR dan perjalanan hak Buruh Migran dan Anggota Keluarganya, sedangkan ratifikasi
dinas Presiden RI untuk tujuan pencitraan. Pelitnya pemerintah juga dari Konvensi itu baru dilakukan pada tanggal 12 April 2012 dan
ditunjukkan dalam keengganan mereka melakukan evakuasi terhadap diundangkan melalui UU No. 6 Tahun 2012.71 Namun demikian, hingga
puluhan ribu buruh migran Indonesia yang terperangkap perang saat ini instrumen-instrumen tersebut tidak pernah dimanfaatkan
saudara di Suriah. secara maksimal sebagai sumber kekuatan/sumberdaya politik luar
negeri untuk memperjuangkan hak-hak buruh migran.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau selama
tahun 2012, Migrant CARE70 mencatat bahwa kasus hukuman mati Dari sisi yang lain, pemerintah Indonesia tampaknya lebih
terhadap buruh migran Indonesia masih sangat tinggi. menurut bersemangat melihat migrasi tenaga kerja ke luar negeri sebagai
pantauan Migrant CARE ada 420 buruh migran Indonesia yang agenda pembangunan ketimbang agenda perlindungan HAM.
terancam hukuman mati di luar negeri, dengan perincian sebagai Kebijakan penempatan buruh migran Indonesia ke luar negeri semakin
berikut: Malaysia (351), China (22), Singapura (1) dan Saudi Arabia menjadi andalan bagi penopang pembangunan ekonomi Indonesia,
(46). Dari angka tersebut, 99 orang diantaranya telah di vonis tetap

Statement Migrant CARE dalam Peringatan Hari Buruh Migran Sedunia, 18 Desember 2012
70 UU No. 6 Tahun 2012
71

60 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 61
terutama pada saat menghadapi krisis finansial regional dan global. Harus diakui, masih banyak ditemui adanya keterbatasan
Hal ini bisa dilihat dari makin besarnya aliran remitansi (uang hasil diplomat-diplomat Indonesia dalam mengartikulasikan komitmennya
kiriman buruh migran) ke Indonesia.72 untuk perlindungan buruh migran, khususnya kepada buruh migran
yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Tidak banyak diplomat
Walau Indonesia telah memulai adanya kebijakan mampu mengelola persoalan buruh migran sebagai masalah diplomasi
penempatan tenaga kerja ke luar negeri pada dekade tujuhpuluhan, yang strategis karena masih menganggap masalah buruh migran
namun baru pada tahun 2004 mempunyai landasan kebijakan pada sebagai masalah pinggiran dan bahkan ada yang menganggapnya
tingkat undang-undang, dengan disahkannya UU No. 39 Tahun 2004 sebagai beban pekerjaan dan bukan bagian dari pekerjaan. 75
tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Ke
Luar negeri. Namun demikian, keberadaan undang-undang ini tidak Walau ada perkembangan baru di ILO mengenai pengakuan
mampu menjawab masalah pokok buruh migran Indonesia mengenai pekerja rumah tangga76 sebagai buruh seperti yang tertuang dalam
perlindungan. Konvensi ILO No. 189 Tahun 2011 tentang Kerja Layak untuk
Pekerja Rumah Tangga , namun sebagian besar persepsi diplomat
Dalam perspektif filosofi hukum perburuhan, UU No. 39/2004 Indonesia mengenai pekerja rumah tangga (terutama pekerja rumah
tidak memiliki semangat memayungi kebutuhan perlindungan
tangga migran) masih didominasi cara pandang konservatif. Ini
bagi buruh migran sebagai kelompok yang rentan. Buruh migran
memperlihatkan bahwa masih ada diplomat yang tidak cepat dan
tidak menjadi subyek dari undang-undang ini sebagaimana yang
tanggap membaca situasi dan dinamika global dari inisiatif-inisiatif
seharusnya terkandung dalam setiap undang-undang yang mengatur
baru dalam mengupayakan dukungan dan instrumen perlindungan
tentang perburuhan.
untuk para pekerja rumah tangga (termasuk didalamnya pekerja
migran).
Politik Luar Negeri dengan elemen pokoknya Diplomasi
dengan perangkat-perangkat institusional73 dan instrumental 74 adalah Dalam arena politik internasional, sekarang ini Indonesia
elemen utama kebijakan perlindungan buruh migran Indonesia di merupakan salah satu negara yang memiliki potensi strategis dan
luar negeri. Tentu saja, aspek-aspek perlindungan buruh migran non diperhitungkan oleh negara-negara lainnya. Keanggotaan dan
diplomasi tetap juga harus menjadi perhatian serius. kehadiran Indonesia didalam forum G20, ASEAN, OKI dan berbagai
Arena diplomasi baik di ranah bilateral dan multilateral serta inisiatif baru di PBB selama ini hanya dimanfaatkan dalam diplomasi
pencitraan dan belum menjadi salah satu sumberdaya politik yang
dinamika institusi antarnegara di tingkat regional dan internasional
bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan yang lebih
memberikan ruang yang begitu luas untuk memperjuangkan upaya
konkrit. Sudah saatnya potensi strategis tersebut dimanfaatkan secara
perlindungan buruh migran yang bekerja di luar negeri. Namun apakah
maksimal untuk diplomasi perlindungan buruh migran Indonesia
arena tersebut sudah dimasuki dan dimanfaatkan secara maksimal?
Dalam sebuah pertemuan dengan Komisi I DPR-RI yang membidangi masalah luar negeri, masalah bu-
75
72
Menurut data World Bank, aliran remitansi yang masuk ke Indonesia semakin deras, terutama dalam 5
ruh migran menjadi beban bahkan dianggap sebagai sesuatu yang memalukan bagi Indonesia. Lihat “Banyak
tahun terakhir ini. Lihat Migration and Remittances Factbook 2011 yang diterbitkan World Bank pada tanggal
8 November 2010 Dubes RI Anggap TKW Informal Rusak Citra Indonesia” (http://www.detiknews.com/read/2011/11/04/10381
73
Perwakilan RI (baik dalam bentuk KBRI, KJRI, PTRI dan KDEI) dan diplomat-diplomat-nya 6/1759968/10/banyak-dubes-ri-anggap-tkw-informal-rusak-citra-indonesia?nd992203605)
74
Konvensi-konvensi organisasi multilateral dan regional serta perjanjian-perjanjian bilateral 76
Lihat http://www.ilo.org/ilolex/cgi-lex/convde.pl?C189

62 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 63
Titik lemah lainnya adalah terbatasnya dukungan politik luar peran serta masyarakat sipil dalam diplomasi perlindungan buruh
negeri Indonesia dalam penyelesaian maslah-masalah buruh migran migran Indonesia. Dalam setiap pengambilan keputusan mengenai
Indonesia di luar negeri. Walaupun kebijakan penempatan buruh kebijakan penempatan buruh migran Indonesia, stakeholder non
migran Indonesia secara reguler telah dilakukan sejak tahun 1970- negara yang dilibatkan hanyalah pelaku usaha penempatan buruh
an, namun secara kelembagaannya Kementerian Luar Negeri (dahulu migran Indonesia. Sementara stakeholder non negara seperti
Departemen Luar Negeri) baru memiliki direktorat terkait buruh migran buruh migran dan masyarakat sipil tak pernah menjadi bagian
pada tahun 2002 dengan nama Direktorat Perlindungan Warga dari perumusan kebijakan penempatan buruh migran Indonesia.
Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di Luar Negeri.77
Padahal dalam berbagai kasus buruh migran, peran
Hal ini menunjukkan betapa lambannya respons politik luar negeri
masyarakat sipil dan organisasi buruh migran Indonesia sangat
Indonesia pada perlindungan buruh migran di luar negeri.
terlihat bahkan sering menjadi tumpuan ketika lembaga-lembaga
Hingga saat ini juga masih terjadi beda persepsi, terutama negara sangat lamban. Pemerintah Indonesia, dalam hal ini
antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Tenaga Kerja Perwakilan Indonesia, juga jarang sekali memanfaatkan keberadaan
dan Transmigrasi mengenai tugas, fungsi dan kewenangan atase warga negara Indonesia (non buruh migran Indonesia) sebagai salah
ketenagakerjaan sebagai elemen kunci dalam diplomasi perlindungan satu unsur pendukung penyelenggaraan inisiatif perlindungan buruh
buruh migran Indonesia. migran Indonesia.

Walau masalah perlindungan buruh migran Indonesia di luar


negeri menyangkut masalah politik internasional/global, belum ada Bagai Mesin Pencetak Uang
kemauan politik yang tegas di Kementerian Luar Negeri (sebagai lead Kebijakan Penempatan Buruh Migran Yang Mendorong Migrasi
politik luar negeri) untuk mengerahkan segenap sumberdaya politik Berbiaya Tinggi
luar negeri dalam perlindungan buruh migran Indonesia.
Tumbuh sangat pesat dan terus berkembang secara signifikan
Meski demikian, ada beberapa inisiatif baru dari perwakilan dari tahun 1970an hingga kini. Itulah gurita bisnis penempatan buruh
Indonesia di luar negeri dalam upaya melindungi buruh migran migran yang dikembangbiakan oleh perusahaan pengerah tenaga
Indonesia di luar negeri patut mendapatkan apresiasi. Peranan KBRI kerja atas restu pemerintah. Eksistensi bisnis yang telah menjadi
Singapura mendorong model citizen service yang kemudian juga insdutri tersebut dimulai ketika pemerintah Indonesia membangun
diikuti oleh KBRI Kuala Lumpur memperlihatkan bahwa sebenarnya regulasi penempatan buruh migran pada masa orde baru. Secara
pihak perwakilan RI memiliki kesempatan untuk memaksimalkan eksplisit, melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1970
fungsi-fungsinya dalam perlindungan buruh migran Indonesia. tentang Pengerahan Tenaga Kerja, mulai dikenal istilah pengerahan
dan biaya penempatan.
Masalah lain yang juga memperlemah kebijakan
perlindungan buruh migran Indonesia adalah belum terakomodasinya
77
Kehadiran direktorat baru di lingkungan Kemlu ini merupakan mandat dari UU No. 37/1999 tentang
Hubungan Luar Negeri

64 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 65
Dalam pasal 3 dinyatakan ”Syarat-syarat termaksud pada 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.01/
pasal 2 ayat (2) diantaranya meliputi jumlah tenaga kerja yang Men/1983 tentang perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia
akan dikerahkan, cara pengerahan, tempat penampungan, biaya ke luar negeri. Peraturan ini secara resmi merupakan peraturan
pengerahan dan pengangkutan (kembali), upah, jam kerja dan pertama yang mengatur tentang perusahaan pengerah tenaga
kerja Indonesia yang sebenarnya sebelum diatur dalam
lembur, cuti, perumahan, ujian dan perawatan kesehatan, pemutusan
keputusan ini, perusahaan telah berdiri dan berkembang, baik
hubungan kerja, cara pembuatan perjanjian kerja, tunjangan bagi
yang berbentuk badan hukum maupun perorangan namun dalam
keluarga yang ditinggalkan, dan pengaturan dalam hal terjadinya
menjalankan pengerahan tidak tertib. Hal-hal yang diatur dalam
kematian”78.
Permen ini adalah ijin usaha, tata cara memperoleh ijin usaha,
Kebijakan diatas menjadi pemicu awal mula tumbuh hak dan kewajiban perusahaan, pencabutan ijin usaha serta
dan berkembangnya perusahaan pengerah tenaga kerja. Situasi ketentuan pidana.
ini memacu pemerintah Indonesia untuk melakukan penataan Kebijakan ini juga memberikan kewenangan besar
kembali kebijakan penempatan tenaga kerja untuk tujuan lebih kepada perusahaan pengerah mulai dari kegiatan seleksi TKI,
mengintensifkan pengerahan untuk tujuan devisa. Pada tahun 1983 penandatanganan perjanjian kerja, pemberian penjelasan kepada
berbagai kebijakan dikeluarkan yang salah satunya adalah aturan tenaga kerja, mempromosikan TKI, menampung dan pengiriman
khusus tentang perusahaan pengerah tenaga kerja. Artinya dalam ke luar negeri80.
kurun waktu 13 tahun itu, hanya satu regulasi yang dibuat, yaitu Selain itu, Kepmen ini juga memberikan gambaran secara
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja, transmigrasi dan eksplisit kepada kita mengenai keuntungan dalam penempatan
Koperasi tentang pengangkutan tenaga kerja dengan menunjuk PT TKI. Dalam pasal 3 huruf (b) peraturan ini dinyatakan bahwa ”Untuk
Garuda Indonesia Airways sebagai sarana angkutan udara resmi mendapatkan ijin usaha pengerahan tenaga kerja Indonesia ke
untuk pengiriman tenaga kerja ke luar negeri79. Kekosongan aturan luar negeri harus memenuhi persyaratan tersedianya modal kerja
selama 10 tahun lebih ini membuka keleluasaan perusahaan pengerah yang cukup untuk membiayai pengiriman tenaga kerja Indonesia
yang sudah mulai ada pada tahun 1970an untuk melalukan praktek- ke luar negeri sekurang-kurangnya untuk 500 orang setahun”.
praktek pengambilan keuntungan tanpa kontrol dalam penempatan Pasal ini menegaskan bahwa untuk mendapatkan keuntungan
buruh migran ke luar negeri. besar dari penempatan TKI diperlukan modal besar. Ibaratnya
untuk mendapatkan kakap, umpannya juga harus kakap pula.
Penataan kembali kebijakan pada tahun 1983 ini adalah Paradigma komoditas juga mulai muncul dari kebijakan ini
untuk lebih mengintensifkan pengiriman tenaga kerja ke Saudi Arabia yang memberikan kewenangan kepada perusahaan untuk
. Pada tahun ini pemerintah mengeluarkan 3 (tiga) kebijakan pokok mempromosikan TKI agar lebih dikenal dan merangsang pihak
pengerahan tenaga kerja. Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut: pencari kerja tenaga kerja untuk mempergunakan tenaga kerja
Indonesia sebanyak mungkin81.
78
Lihat Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1970 tentang Pengerahan Tenaga Kerja. Ini adalah
kebijakan pertama pemerintahan Orde Baru tentang pengerahan tenaga kerja. Permen ini mengatur syarat
yang harus dipenuhi dalam melakukan pengerahan tenaga kerja. Pengerahan tenaga kerja dilakukan dengan
ijin Menaker/pejabat publik yang ditunjuk. Syarat-syarat tersebut meliputi fasilitas penampungan, biaya 80
Lihat pasal 2 dan 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.129/1983 tentang perusahaan pengerahan
pengerahan dan pengangkutan, pengupahan, jam kerja, perlindungan, PHK dan tanggung jawab pengerah. tenaga kerja Indonesia ke luar negeri
79
Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. KM 136/S/PHB dan 81
Lihat pasal 8 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.129/1983 tentang perusahaan pengerahan tenaga
No.Kep.59/Men/1977 tentang pengangkutan tenaga kerja dalam rangka Antar Kerja Antar Negara (AKAN) kerja Indonesia ke luar negeri

66 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 67
2. Surat Keputusan Menteri tenaga kerja dan Transmigrasi b. Tarif untuk tenaga kerja wanita
No.Kep.128/Men/1983 tentang penggunaan Kartu Identitas - Tiket pesawat USD 600
Tenaga Kerja Indonesia yang Bekerja di luar negeri - Travel document USD 170
Surat keputusan ini merupakan cikal bakal kartu identitas TKI - Recruiting fee UDS 300
(KITKI) yang saat ini diadopsi menjadi KTKLN yang menuai kritikan - Biaya penampungan USD 130
dan tuntutan agar dihapuskan karena menjadi lahan pemerasan - Biaya pembianaan dan latihan USD 150
baru. KITKI tahun 1983 juga memuat 5 ikrar wajib bagi TKI yang Total USD 1.750
sebenarnya merupakan bentuk indoktrinasi dari pemerintah untuk Atau setara dengan Rp. 2.525,850
mengontrol TKI.
Dari struktur biaya pengerahan tenaga kerja Indonesia di
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.149/Men/1983 atas, sungguh sangat terang benderang berapa keuntungan yang
tentang Tata cara pelaksanaan pengerahan tenaga kerja bisa diraup oleh PPTKI. Dari setiap tenaga kerja yang dikirim,
Indonesia ke Arab Saudi perusahaan dapat mengambil keuntungan resmi sebesar USD 100
Melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP 149/MEN/1983 (setara dengan Rp 187,100) untuk tenaga kerja pria dan USD 300
tentang tata cara pelaksanaan pengerahan tenaga kerja Indonesia (setara dengan Rp. 561,300) untuk tenaga kerja wanita83. Dari skema
ke Arab Saudi, pemerintah secara resmi mengatur tentang struktur ini, untuk penempatan 1000 orang tenaga kerja ke Arab saudi, maka
biaya penempatan secara rinci atau cost structure82. Keputusan keuntungan yang bisa diperoleh sekitar Rp. 561,300,000 dan pada
ini menjadi tonggak bagaimana negara dengan secara sengaja tahun 1983-1984, jumlah buruh migran yang dikirimkan ke Arab Saudi
merestui dan berkolaborasi dengan swasta untuk menciptakan sebesar 12.336 orang. Tabel di bawah ini setidaknya akan membantu
migrasi berbiaya tinggi. Untuk pertama kalinya, perusahaan kita untuk mendapatkan gambaran tentang keuntungan resmi yang
pengerah tenaga kerja diberikan kewenangan secara legal untuk diraup oleh PJTKI dalam menempatkan TKI ke Arab Saudi pada
memungut fee dari jasa pengerahan. Dalam lampiran keputusan kurun waktu 1983-1995, namun tabel ini hanya menggambarkan
ini, ditetapkan tarip pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab keuntungan dari jasa penempatan resmi, sementara masih ada
Saudi sebagai berikut: keuntungan lain dari biaya pengurusan dokumen dan biaya pelatihan
a. Tarif untuk tenaga kerja pria serta pembinaan.
- Tiket pesawat USD 600
- Travel documnet USD 170
- Recruiting fee USD 100
Total USD 870
Atau setara dengan Rp. Rp.1,627,770, saat itu kurs dolar
terhadap rupiah sebesar Rp.1,871/1 USD pada tahun
1983
82
Lihat lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP 149/MEN/1983 tentang tata cara pelaksanaan
pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi Kurs USD terhadap rupiah pada tahun 1983 sebesar Rp. 1,871
83

68 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 69
Tabel 3.1 Tabel tersebut sekaligus menunjukkan flow penempatan
Keuntungan Perusahaan Pengerah dalam penempatan TKI ke Arab tenaga kerja ke luar negeri, terutama ke Arab Saudi terus meningkat
Saudi Tahun 1983-1995 tajam. Pada tahun 1990-1991 mengalami penurunan drastis hingga
Perkiraan 50% dari tahun sebelumnya karena gejolak situasi politik di Timur
Keuntungan Tengah, yakni perang teluk dimana Irak melakukan invasi atas Kuwait
Perusahaan
Jumlah Buruh Migran Indonesia Pengerah TKI pada 2 Agustus 1990. Penurunan itu hanya dalam kurun satu tahun
Tahun
di Timur Tengah ( Data penempatan saja. Dan gairah penempatan tenaga kerja ke Arab Saudi bangkit
x recruitmen fee
kembali pada tahun berikutnya yang ditandai dengan penataan
USD 300 (Rp.
561.300) kembali kebijakan oleh pemerintah Indonesia.
12.336 (66% dari data penempatan
1983-1984 Rp 6,924,196,800
18.691 ke seluruh negara tujuan) Peningkatan jumlah penempatan TKI dari tahun 1983
28.105 ( 79% dari data penempatan
1984-1985 Rp 15,775,336,500 hingga tahun 1990 tidak lepas dari intensitas pemerintah yang
35.577 ke seluruh negara tujuan)
37.369 (83% dari data penempatan konsisten memproduksi berbagai kebijakan penempatan TKI untuk
1985-1986 45.024 ke seluruh negara Rp 20,975,219,700 melanggengkan aspek bisnis atau keuntungan yang bisa diraup
penempatan) dari pengerahan tenaga kerja. Berdasarkan penelusuran yang kami
29.967 (66% dari data penempatan
1986-1987
45.405 ke seluruh negara tujuan)
Rp 16,820,477,100 lakukan, sedikitnya ada 21 kebijakan yang diterbitkan pemerintah
40.275 (81% dari data penempatan dalam kurun waktu tersebut, baik dalam bentuk keputusan menteri
1987-1988 49.723 ke seluruh negara Rp 22,606,357,500 tenaga kerja, surat edaran menteri tenaga kerja, surat menteri
penempatan)
keuangan dan keputusan dirjen Binapenta. Kebijakan-kebijakan
41.100 (82% dari data penempatan
1988-1989 Rp 23,069,430,000 pada kurun itu untuk mendukung dan memastikan biaya penempatan
50.123 ke seluruh dunia)
43.528 (72% dari data penempatan bisa implementatif. Tabel dibawah ini akan menggambarkan watak
1989-1990 Rp 24,432,266,400
60.456 ke seluruh dunia) kebijakan tingginya biaya penempatan yang berkontribusi besar pada
20.068 (48% dari data penempatan nestapa TKI yang terjerat dalam jebakan utang.
1990-1991 Rp 11,264,168,400
41.810 ke seluruh dunia)
52.348 (59% dari data penempatan
1991-1992 Rp 29,382,932,400
88.726 ke seluruh dunia)
54.192 (56% dari data penempatan
1992-1993 Rp 30,417,969,600
96.772 ke seluruh dunia)
65.508 (64% dari data penempatan
1993-1994 Rp 36,769,640,400
102.357 ke seluruh dunia)
56.806 (57% dari data penempatan
1994-1995 Rp 31,885,207,800
99.661 ke seluruh dunia)
Sumber: Diolah dari data Carunia Mulya Firdausy, 1998, hal. 107 dan Graeme Hugo
‘Indonesian Domestic Workers: Contemporary Developments and Issues, hal 56 dalam
Asian Women as Transnational Domestic Workers, 2005

70 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 71
Tabel 3.2 1984 - Keputusan Direktur Keputusan ini merupakan Pencabutan SIUP
Kebijakan Pengerahan TKI tahun 1983-1990 Jenderal Pembinaan petunjuk pelaksanaan terhadap PPTKI
dan Penempatan dari Permenaker No.01/ diadopsi hingga
Tenaga Kerja No. Men/1983 yang mengatur UU Nomor 39
Keterangan dan Kep.34/M/1984 tata cara pemberian ijin tahun 2004, yakni
Tahun Kebijakan Isi Kebijakan
Dampak Tentang Petunjuk usaha PPTKI. pasal 100 ayat (2)
1983 - Peraturan Menteri Persyaratan administratif Diadopsi hingga Pelaksanaan huruf c, padahal
Tenaga Kerja dan perusahaan pengerah UU No.39 tahun Pemberian Ijin terbukti tidak
Transmigrasi No. tenaga kerja, antara lain 2004 Usaha Perusahaan efektif
Per.01/Men/1983 ijin usaha dari Dirjen Pengerahan Tenaga
Tentang Perusahaan Binapenta. Kerja Ke Luar Negeri
Pengarah Tenaga - Peraturan Menteri Dalam Kepmen ini juga Fungsi BLK sejak
Kerja Indonesia ke Tenaga Kerja No. diatur sanksi administrasi kebijakan ini dibuat
Luar Negeri Per.01/Men/1984 yang berupa pencabutan hingga tahun
- Surat Keputusan Pengaturan tentang wajib Saat ini diadopsi Tentang Balai SIUP bagi PPTKI yang 2013 senyatanya
Menteri Tenaga Kerja KITKI (Kartu Identitas menjadi KTKLN Latihan Perusahaan melanggar tidak membangun
dan Transmigrasi Tenaga Kerja Indonesia) (Kartu Tenaga Pengerahan Tenaga Kewajiban bagi setiap kualitas dan
No. Kep.128/ yang indoktrinasi Kerja Luar Negeri) Kerja Indonesia ke PPTKI untuk memiliki BLK mencerdaskan
Men/1983 Tentang kewajiban-kewajiban TKI yang juga menjadi Luar Negeri (Balai Latihan Kerja) calon TKI, tetapi
Penggunaan Kartu beban baru bagi Kewajiban bagi PPTKI formalitas untuk
Identitas Tenaga TKI untuk memiliki perwalu di m e n g a m b i l
Kerja Indonesia yang luar negeri keuntungan
Bekerja di Luar Negeri semata
- Keputusan Menteri Mengatur tentang Diadopsi pada - Surat Edaran Menteri Peraturan pertama yang Keberadaan
Tenaga Kerja No. pelaksanaan pengiriman periode berikutnya Tenaga Kerja No. mengatur pengerahan Perwalu PPTKI
Kep.149/Men/1983 tenaga kerja secara dengan one gate SE.04/Men/1984 dan pengiriman TKI selama ini
Tentang Tata khusus ke Arab Saudi policy, dimana Tentang Penertiban ke Malaysia setelah tidak banyak
Cara Pelaksanaan Kepmen ini merupakan calon TKI ke Pengiriman Tenaga pemerintah mengatur memberikan
Pengerahan Tenaga peraturan pertama di Arab Saudi harus Kerja Indonesia ke pengiriman TKI ke Arab kontribusi terhadap
Kerja Indonesia ke Indonesia yang mengatur mengurus paspor Luar Negeri Saudi tahun 1983 perlindungan TKI.
Arab Saudi tentang struktrur biaya di imigrasi khusus - Keputusan Menteri Dan tidak banyak
penempatan TKI ke luar yang ditunjuk Tenaga Kerja No. pula PPTKI yang
negeri Keputusan ini Kep.408/Men/1984 memiliki perwalu
menjadi tonggak Tentang Pengerahan di luar negeri.
industrialialisai dan Pengiriman Ironinya, draf
buruh migran atas Tenaga Kerja ke pemerintah (2013)
penetapan struktur Malaysia terhadap revisi UU
biaya penempatan No 39 tahun 2004
masih mewajibkan
PPTKI untuk
perwalu di luar
negeri

72 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 73
1985 - Keputusan Menteri Mengatur tentang Pola Kebijakan ini 1987 Keputusan Menteri Kepmen ini hanya Kebijakan yang
Tenaga Kerja No. perjanjian AKAN antara m e n g a w a l i Tenaga Kerja No. KEP- mengatur tehnis menginisiasi bursa
Kep.28/Men/1985 TKI dan majikan. Dalam wacana dikotomi 883/MEN/1987 Tentang pelaksanaan AKAD kerja
Tentang Penetapan pola perjanjian kerja sektor formal Petunjuk Pelaksanaan
Pola Perjanjian Kerja AKAN ini dipisahkan informal dan Antar Kerja Antar
Antar Kerja Antar antara pekerja di sektor menyebut PRT Daerah
Negara Kepmen industri/jasa publik sebagai sektor
28/1985 dengan pekerja di sektor informal yang Peraturan Menteri Perijinan bursa Kerja
domestik/PRT. Dalam dilanggengkan Tenaga Kerja No. PER- Swasta, tugas,hak,dan
lampiran keputusan ini hingga sekarang. 06/MEN/1987 Tentang kewajiban bursa kerja
juga dibedakan dua Dikotomi ini Bursa Kerja Swasta swasta, sanksi dan
bentuk perjanjian kerja memiliki kontribusi penilaian bursa kerja
untuk masing-masing besar pada swasta
sektor. diskriminasi
terhadap PRT.
- Keputusan Menteri Mengatur tentang Kebijakan cikal
Tenaga Kerja No. persyaratan PPTKI yang bakal yang
Kep.420/Men/1985 meliputi SIUP, wajib memupuk lahirnya
Tentang persyaratan mengasuransikan TKI dan industrialisasi
dan Kewajiban dilarang memungut biaya. penempatan
P e r u s a h a a n buruh migran
Pengerah Tenaga melalui pemberian
Kerja Indonesia ke kewenangan
Luar Negeri kepada PPTKI
untuk menjalankan
bisnis penempatan
TKI
1986 Peraturan Menteri Mengatur secara lebih Kebijakan pada
Tenaga Kerja No. PER komprehensif ketentuan- tahun 1988
-01/MEN/1986 Tentang ketentuan yang terkait memperjelas,
Antar Kerja Antar dengan AKAN antara lain: mempertegas
Negara prosedur perijinan PPTKI, dan memperkuat
hak dan kewajiban PPTKI, kewenangan
Latihan kerja, Biaya PPTKI dalam
Pelaksanaan,pengerahan penempatan TKI
dan kewajiban TKI di luar ke luar negeri
negeri.
Keputusan Menteri Permen ini
Tenaga Kerja No. mensistematisasikan
Kep.03/Men/1986 kebijakan-kebijakan
Tentang Petunjuk tentang pekerja migran
Pelaksanaan Antar yang selama ini parsial
Kerja Antar Negara ke dalam satu kesatuan
kebijakan

74 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 75
1988 Keputusan Menteri Menetapkan persyaratan Kebijakan tahun 1989 Keputusan Menteri Pungutan sebesar USD Akibat kebijakan
Tenaga Kerja No. yang harus dipenuhi 1988 lebih Tenaga Kerja No. 20 bagi setiap calon TKI ini, TKI
Kep.1165/Men/1988 oelh TKI yang akan menekankan Kep.213/Men/1989 untuk biaya pembinaan. memberikan
Tentang Ketentuan bekerja diluar negeri ke persyaratan Tentang Biaya Pengelola dana ada k o n t r i b u s i
Umum Kwalitas Tenaga dalam rangka program calon TKI dan Pembinaan Tenaga Depnaker besar terhadap
Kerja Indonesia Dalam AKAN. Persyaratan peraturan lainnya Kerja Dalam Rangka penghasilan
Rangka Program Antar tersebut terdiri atas banyak mengatur Pengembangan negara bukan
Kerja Antar Negara kualifikasi ketrampilan tentang petunjuk Program Antar Kerja pajak.
yang dibuktikan dengan tehnis atau Antar Negara ke Timur
sertifkat ketrampilan, memperbaharui Tengah
penguasaan bahasa, k e b i j a k a n
memenuhi persyaratan sebelumnya Surat Menteri Keuangan Persetujuan Menkeu
administrasi standarisasi No. S.105/MK.03/1989 atas pungutan 20 USD
keahlian, memenuhi Tentang Persetujuan bagi TKI. Dana tersebut
persyaratan fisik, mental, Keputusan Menteri harus disetor kepada kas
disiplin, motiasi dan Tenaga Kerja No. negara dan amsuk dalam
ideologi dengan mengikuti Kep.213/Men/1989 perhitungan APBN.
program latihan orientasi Tentang Biaya
pra pemberangkatan oleh Pembinaan Tenaga
Depnaker. Ketentuan ini Kerja Indonesia Dalam
ditujukan kepada TKI non Rangka Pengembangan
PRT Program Antar Kerja
Peraturan Menteri Memperbaharui Permen Antar Negara
Tenaga Kerja No. No.1/1986
Per.05/Men/1988 Keputusan Menteri Skema asuransi untuk
Tentang Antar Kerja Tenaga Kerja No. TKI yang mengalami
Antar Negara KEP-1216/MEN/1989 kecelakaan
Tentang Tata Cara
Keputusan Menteri Petunjuk pelaksanaan Penyampaian Hak-Hak
Tenaga Kerja No. Kep. Permen No.05/1988 Tenaga Kerja Indonesia
1306/Men/1988 Tentang tentang prosedur Yang Meninggal
Petunjuk Pelaksanaan pengerahan TKI Dunia Atau Mengalami
Antar Kerja Antar Kecelakaan Di Luar
Negara Negeri

Keputusan Menteri Memperbaharui Kepmen


Tenaga Kerja No. Kep. No.149/1983 tentang
1307/Men/1988 Tentang penempatan TKI ke arab
Petunjuk Teknis Saudi
Pengerahan Tenaga
Kerja Indonesia ke Arab
Saudi

76 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 77
1990 Keputusan Menteri Mengatur tentang sistem Penataan biaya Tabel
Tenaga Kerja No, antar kerja termasuk pembinaan USD Biaya Penempatan TKI dari tahun 1990-2012
Kep.207/Men/1990 pengembangan sumber 20 yang awalnya Negara Kebijakan Biaya Keterangan
Tentang Sistem Antar daya manusia IMSA menarik Tujuan Penempatan
Kerja dari PPTKI, Malaysia Keputusan Dirjen Rp 3,865,000 Struktur penempatan TKI
Keputusan Menteri kemudian PPTKI PPTIKLN Nomor ke Malaysia tahun 2011
Tenaga kerja No. wajib menyetor Kep.650/D.P2TKLN/ sangat besar, hampir
Kep.266/Men/1990 langsung ke XI/2004 sama dengan Hongkong.
Tentang Perubahan rekening depnaker Tanggung renteng
amar Kedua dan amar Keputusan Menteri Rp. 4,100,00 antara TKI dan majikan
Ketiga Tenaga Kerja (TKI) atas biaya penempatan
dan Transmigrasi Rp.3,865,000 merupakan sesat pikir
Kepmenaker No. Kep- Memperbaharui Kepmen No.Kep.651/ (PRT) karena tetap membebani
213/Men/1989 Tentang Nomor 213 tahun 1989, DP2TKLN/2004 TKI dan majikan dan
Biaya Pembinaan PPTKI harus menyetor menguntungkan PPTKIS
Tenaga Kerja Dalam dana pembinaan langsung Keputusan Menteri Rp 12,632,000 dan agen. Hal ini juga yang
Rangka Pengembangan ke rekening depnaker Tenaga Kerja (Majikan memunculkan iklan ”TKI on
Program Antar Kerja dan Transmigrasi Rp 7.592,000 sale” di Malaysia.
Antar Negara Ke Timur No.Kep.152/VI/2011 dan TKI
Tengah Rp 5,040,000)
Dalam skema potongan
Keputusan Presiden Bebas fiskal bagi TKI gaji, dimana TKI harus
No. 28 Tahun 1990 membayar 7 bulan, maka
Tentang Kebijaksanaan beban TKI menjadi 7 kali
Pemberian Surat lipat
Keterangan Bebas Brunei Keputusan Menteri Rp. 4,470,000 Dalam skema pembayaran
Fiskal Luar Negeri Tenaga Kerja (TKI) fee melalui potongan

dan Transmigrasi Rp. 4,925,000 gaji, untuk Brunei TKI di
Pada dekade tahun 1990an, pemerintah Indonesia kembali No.Kep.655/ (PRT) potong 3 bulan potongan
memperbaharui kebijakan sebelumnya yang dianggap telah berhasil DP2TKLN/2004 gaji, sehingga biaya
penempatan menjadi 3 kali
meletakkan kebijakan penempatan sebagai tonggak kebijakan yang
lipat, yakni Rp. 14,775,000
dapat mengerahkan tenaga kerja secara massif hanya dalam kurun
waktu kurang dari 10 tahun, yakni tahun 1983-1990. Pada tahun
1990-2012, kebijakan yang dibangun adalah untuk mengukuhkan
bisnis penempatan dalam kebijakan penempatan tenaga kerja
dengan replikasi kebijakan biaya penempatan yang awalnya hanya
untuk negara tujuan Arab Saudi. Pemerintah secara intensif mengatur
biaya penempatan ke berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura,
Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Jepang. Tabel dibawah ini akan
menggambarkan intensitas kebijakan pemerintah yang meningkatkan
biaya penempatan dari tahun ke tahun.

78 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 79
Singapura Keputusan Menteri Rp 5,310,000 Struktur biaya penempatan Hongkong SK Dirjen Binapenta Rp 17,345,000 Trend biaya penempatan
Tenaga Kerja TKI ke Singapura tahun No. B.603/BP/1999 ke Hongkong terus
dan Transmigrasi 2012 adalah struktur biaya diperbesar
No.Kep.652/ penempatan paling tinggi Keputusan Menteri Rp 9,132,000 Ada kontradiski antara
DP2TKLN/XII/2004 dan tidak rasional. Tenaga Kerja peraturan menteri tenaga
Ada kontrakdiksi kebijakan dan Transmigrasi kerja dan transmigrasi
Keputusan Menteri Jawa: antara Kemenakertrans No.Kep.653/ dan kepala BNP2TKI yang
Tenaga Kerja Rp 12,647,000 dengan BNP2TKI yang DP2TKLN/XI/04 menimbulkan masalah
dan Transmigrasi (ditanggung TKI) kedua-duanya sama-sama dalam implementasi.
No.588/2012 Rp 15,092,000 mengeluarkan kebijakan SK Dirjen Binapenta Rp 14,940,000 Melalui skema potongan
(ditanggung biaya penempatan Nomor KEP.186/ gaji selama 7 bulan,
majikan), TOTAL dengan aturan yang isinya PPTK/VII/2008 keuntungan PJTKI
Rp 27,739,0000 berbeda. menjadi berlipat-lipat dari
Luar Jawa: Keputusan Menteri Rp 14,780,000 komponen biaya yang
Rp. 13,778,000 Tenaga Kerja ditetapkan pemerintah.
(Ditanggung dan Transmigrasi
TKI) No.Kep.98/2012
Rp 16,233,000 Peraturan Kepala Rp 5.911.000
TOTAL Rp BNP2TKI Nomor:
30,011,000 Per 02/KA/I/2012
tanggal 24 Januari
Peraturan Kepala Rp 10.933.000 2012, berlaku bagi
BNP2TKI Nomor Rp 5.448.000 eks Hongkong
Per.003/KA/I/2012 (Berlaku Taiwan Keputusan Menteri Rp 12,944,500 Dalam praktek, biaya
tanggal 24 Januari bagi eks TKI Tenaga Kerja penempatan TKI ke
2012 Singapura) dan Transmigrasi Taiwan dipotong gaji
No.Kep.158/ selama 12 bulan bahkan
Arab saudi Keputusan Menteri USD 870 = Rp Peraturan biaya DP2TKLN/2005 lebih. Dengan skema ini
tenaga kerja 1,627,700 (TKI) penempatan TKI ke Arab keuntungan yang diperoleh
No.KEP.149/MEN USD 1,750 Saudi adalah peraturan PPTKIS berlipat-lipat
1983 = 3,498,770 pertama yang dibuat oleh Peraturan Menteri Rp 14,725,400
(TKW) pemerintah Indonesia yang Tenaga Kerja + USD 315 =
kemudian direplikasi dan dan Transmigrasi Rp 17,715,900
dikembangkan hingga saat Nomor Kep.152/
ini dan menjadi salah satu PPTKI/2009
pintu masuk komoditisasi
buruh migran Peraturan Menteri Rp 14,005,400
Arab Saudi, Keputusan Menteri Rp 7,275,000 Tenaga Kerja + USD 315 =
Kuwait, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rp 16,997,900
Qatar, dan Transmigrasi Nomor Kep.153/
Yordania, No.Kep.766/ PPTKI/2009
UEA, DP2TKLN/XII/2004
Oman,
Bahrain

80 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 81
Korea Keputusan Menteri Rp 8,830,000 Secara resmi biaya Singapura, Malaysia Barat, Malaysia Timur, Hongkong, Brunei
Tenaga Kerja dan penempatan ke Korea tidak Darussalam, Korea, Aman, Kuwait, Uni Emirat Arab, Arab Saudi,
Transmigrasi RI terlalu tinggi dibandingkan
No.KEP.443/MEN/ dengan biaya penempatan
Yordania dan Qatar. Sehingga bisa dikatakan bahwa UU yang baru
VII/2005 (7 Juli ke Taiwan atau Hongkong. telah memberikan legitimasi mengenai migrasi dengan biaya tinggi84.
2005) Namun dalam prakteknya,
banyak kasus calon TKI
ke Korea yang terjebak Berdasarkan kebijakan penempatan yang ditetapkan
biaya tinggi hingga 40 juta pemerintah, keuntungan resmi yang bisa diperoleh oleh perusahaan
Rupiah.
pengerah tenaga kerja Indonesia ke beberapa Negara tujuan pada
Keputusan Menteri Rp 5,815,000
Tenaga Kerja kurun waktu tahun 2006-2010 dapat digambarkan dalam tabel-tabel
dan Transmigrasi dibawah ini. Kalkulasi keuntungan tersebut didasarkan pada jumlah
RI No.KEP.744/
data penempatan dikalikan dengan fee resmi yang diperoleh oleh
MEN/XI/2005 (14
Nopember 2005) PJTKI dalam mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri. Fee tersebut
tercantum dalam komponen biaya penempatan yang diatur oleh
Keputusan Menteri Rp 2,355,000 +
Tenaga Kerja dan USD 310 = Rp
pemerintah.
Transmigrasi RI 5,300,000
No.KEP.258/MEN/ Tabel 3.4
VI/2007 (11 )
Juli 2007 Keuntungan PJTKI dengan Negara tujuan Malaysia tahun 2006-2010

Keputusan Menteri Rp 3,400,000 Keuntungan Resmi PJTKI


Tenaga Kerja dan + USD 552 = Rp Data (Data penempatan X jasa kepada PJTKI, per
Transmigrasi RI 8,830,000 Tahun
Penempatan TKI Rp. 1,150,000 berdasarkan SK Dirjen
No.KEP.17/MEN/ PPTKLN No 650/D2PTKLN/XII/2004)
II/2011
2006 219.658 Rp 252,606,700,000
Sumber: Diolah dari data Kemenakertrans RI
2007 222.203 Rp 255,533,450,000
2008 187.123 Rp 215,191,450,000
Kebijakan mengenai biaya penempatan sebagaimana 2009 123.886 Rp 142,468,900,000
tergambar dari tabel diatas, menujukkan adanya restrukturisasi biaya 2010 116.056 Rp 133,464,400,000
penempatan sejak pemerintah Indonesia menetapkan UU Nomor TOTAL 868.926 Rp 999,264,900,000
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
39 tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI pada
tanggal 18 Oktober 2004. Pemerintah hanya dalam kurun waktu 2
bulan berhasil melakukan konsolidasi kebijakan biaya penempatan
pasca pengesahan UU tersebut. Melalui Keputusan Direktorat
Jenderal Pembinaan dan Penempatan TKI tanggal 31 Desember
2004, pemerintah secara serentak meregulasikan biaya penempatan
TKI ke 13 negara tujuan. Negara-negara tersebut adalah Taiwan,
Lihat Keputusan Dirjen PPTIKLN Nomor Kep.650/D.P2TKLN/XI/2004
84

82 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 83
Tabel 3.5 Tabel 3.8
Keuntungan PJTKI dengan Tujuan Hongkong tahun 2006-2010 Keuntungan PJTKI Ke Malaysia, Hongkong, Singapura dan Arab
Saudi Tahun 2006
Keuntungan Resmi PJTKI Keuntungan
Data
Data (Data penempatan X jasa kepada PJTKI, per Negara Resmi PJTKI Keterangan
Tahun Penempatan
Penempatan TKI Rp. 3,597,000 berdasarkan SK Dirjen (Rp)
PPTKLN 653/D2PTKLN/XII/2004) Data penempatan
2006 20.100 72,299,700,000 dikalikan jasa kepada
2007 29.973 107,812,881,000 PJTKI, per TKI Rp.
Malaysia 219.658 252,606,700,000
2008 30.204 108,643,788,000 1,150,000 berdasarkan
2009 32.417 116,603,949,000 SK No 650/D2PTKLN/
2010 33.262 119,643,414,000 XII/2004
Sumber: Diolah dari berbagai sumber Data penempatan
Tabel 3.6 dikalikan jasa kepada
PJTKI, per TKI Rp.
Keuntungan PJTKI dengan tujuan Arab Saudi tahun 2006-2010 Hongkong 20.100 72,299,700,000
3,597,000 berdasarkan
SK No 653/D2PTKLN/
Perkiraan Keuntungan PJTKI XII/2004
Data (Data penempatan X jasa kepada PJTKI, Data penempatan
Tahun dikalikan jasa kepada
Penempatan per TKI Rp. 1,200,000 berdasarkan No 650/
D2PTKLN/XII/2004) PJTKI, per TKI Rp.
Singapura 28.661 35,826,250,000
2006 281.116 337,339,200,000 1,250,000 berdasarkan
2007 257.233 308,679,600,000 SK No 652/D2PTKLN/
2008 234.644 281,572,800,000 XII/2004
2009 276.633 331,959,600,000 Data penempatan
2010 228.890 274,668,000,000 dikalikan jasa kepada
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Arab PJTKI, per TKI Rp.
281.116 337,339,200,000
Saudi 1,200,000 berdasarkan
Tabel 3.7 SK No 650/D2PTKLN/
Keuntungan PJTKI dengan tujuan Singapura XII/2004
549,535
(80,8% dari
Perkiraan Keuntungan PJTKI TOTAL data total 698,071,850,000
Data (Data penempatan X jasa kepada PJTKI, per penempatan
Tahun
Penempatan TKI Rp. 1,250,000 berdasarkan SE No 652/ 680.000)
D2PTKLN/XII/2004)
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
2006 28.661 35,826,250,000
2007 37.492 46,865,000,000 Penelitian ini juga mencoba mengkomparasikan biaya
2008 21.807 27,258,750,000
2009 33.077 41,346,250,000 penempatan TKI ke Hongkong, terutama komponen training pra
2010 39.623 49,528,750,000 pemberangkatan dengan biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk
Sumber: Diolah dari berbagai sumber

84 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 85
studi strata 1 di perguruan tinggi. Komparasi ini dilakukan untuk Keuntungan Tidak Sah
melihat bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk training bagi calon Berbagai data dan informasi mengenai biaya penempatan
buruh migran ke Hongkong sangat tinggi dan tidak wajar. Dari data ini TKI diatas, setidaknya memberikan gambaran kepada kita
diperoleh informasi bahwa untuk biaya training calon TKI ke Hongkong tentang keuntungan secara resmi yang diperoleh oleh PJTKI
selama 6 bulan untuk kontrak kerja 2 tahun, TKI harus mengeluarkan dalam menempatkan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Diluar
biaya sebesar Rp 14,940,000. Sementara untuk biaya kuliah strata 1 keuntungan itu, PJTKI selama ini secara tidak resmi juga masih
dengan jangka waktu 4 tahun di Universitas Bung Karno Jakarta untuk memungut keuntungan dari biaya pengurusan dokumen (pasport,
semua fakultas, memerlukan biaya yang hampir sama, yakni sebesar visa) , biaya selama di penampungan (akomodasi, logistik dan biaya
Rp. 15,750,000. Padahal training yang diberikan kepada calon TKI ke pelatihan), dan biaya cek kesehatan. Dan tidak menutup kemungkinan,
Hongkong selama ini belum terbukti memberikan jaminan terhadap keuntungan dari pungutan-pungutan ini jauh lebih besar daripada fee
kualitas TKI dan jaminan perlindungan selama bekerja. resmi atau jasa perusahaan.
Tabel 3.9
Praktek-praktek lain yang dikembangkan PJTKI dalam
Perbandingan biaya training calon TKI ke Hongkong dengan biaya
meraup keuntungan lebih adalah melakukan praktek jeratan bagi
kuliah S1
setiap calon TKI sebelum berangkat melalui perjanjian penempatan.
Training calon TKI ke Hongkong
Biaya kuliah S1 UBK tahun ajaran Perjanjian penempatan diatur dalam pasal 38 UU nomor 39 tahun
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
2011/2012
Transmigrasi No.Kep.98/2012
2004, disebutkan bahwa ayat (1) Pelaksana penempatan TKI swasta
Komponen Biaya Komponen Biaya
Biaya pelatihan membuat dan menandatangani perjanjian penempatan dengan pencari
a. Akomodasi/konsumsi. Pendaftaran dan uang kerja yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi dalam
180 hari x Rp.25.000,- pangkal
= 4,500,000 proses perekrutan. Namun dalam prakteknya, perjanjian penempatan
b. Honor Instruktur. a. Uang pangkal
180 hari x Rp. 7.500,- Rp 1,000,000 tersebut justure dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan dengan
= = 1,350,000 b. Formulir mewajibkan TKI menandatangi pernyataan yang menguntungkan
c. Transport Instruktur. 6,790,000 Rp 100,000 1,350,000
180 hari x Rp. 5.000,- c. Kemahasiswaan PJTKI dengan menyetujui mengganti sejumlah biaya mulai dari Rp
= 900,000 Rp 100,000
d. Buku Pegangan d. Almamater 250,000 hingga Rp 20,000,000 ketika TKI gagal berangkat. Berikut
(bahasa cantonesee) Rp 100,000 adalah contoh surat pernyataan yang ditandatangani calon TKI yang
Rp. 20,000 e. Perpustakaan
e. Alat Tulis kantor. Rp 50,000 akan dikirimkan oleh PT Bina dinamika Rama ke taiwan85.
Rp. 20,000
Pelatihan dan bahan
SPP Surat Pernyataan, 5 April 2006
praktek , 180 hari X Rp 4,410,000 14,400,000
48 bulan x Rp 300.000 .....Apabila saya mengundurkan diri karena kecelakaan,
24,500
Jasa Perusahaan 3,740,000 hamil atau unfit dan atau kemauan sendiri setelah saya
TOTAL 14,470,000 TOTAL 15,750,000
mendaftar, maka saya bersedia dipotong dari pembayaran
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, antara lain data Kementrian tenaga kerja
dan www.ubk.ac.id saya ke PT. Bina Dinamika Rama sebagai berikut:

Surat Pernyataan calon TKI ‘SW’ dengan PT Bina Dinamita Rama untuk tujuan Taiwan, 5 April 2006
85

86 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 87
a. Setelah Medical unfit dan foto Ironinya, dalam situasi dimana buruh migran bertahun-tahun
Rp. 250.000 berada dalam perangkap tingginya biaya penempatan bahkan tidak
b. Setelah Medical Fit dan foto jarang yang terjerat hutang, pemerintah justeru mengamini praktek
Rp. 500.000 ini. Legitimasi pemerintah ini secara nyata terlihat dari kucuran dana
c. Setelah biodata di proses/ seleksi sebesar 13, 1 Trilyun Rupiah dalam bentuk program KUR (Kredit
Rp. 1.000.000 Usaha Rakyat) untuk TKI. Prgoram KUR TKI dilaunching oleh
d. Setelah Dapat majikan
presiden SBY pada tanggal 15 Desember 2010 di Gedung Negara
Rp. 1.500.000
Grahadi Surabaya Jawa Timur. Dalam pidatonya, presiden SBY
e. Setelah paspor dan BLK
menyampaikan bahwa ”Banyak TKI yang terlilit oleh hutang hingga
Rp. 2.500.000
menderita akhirnya. Kita ingin bebaskan semua itu dengan scheme
f. Setelah visa turun
KUR untuk TKI ini. Saya mengajak semua pihak, mari kita sukseskan,
Rp. 3.500.000
mari kita jalankan dengan sungguh-sungguh KUR untuk TKI ini”87.
Dalam contoh perjanjian penempatan yang lain, PT Leyvi
Perkasa Bersaudara yang memberangkatkan TKI ke Uni Emirat Arab Sungguh sebuah kenestapaan, sebagai pemilik otoritas
memberlakukan hal yang berbeda. Dalam contoh surat perjanjian tertinggi di Negara ini, presiden SBY semestinya bisa memerintahkan
penempatan yang ditandatangani pihak PT dan calon TKI disebutkan untuk menurunkan atau membebaskan biaya penempatan yang
dalam pasal 5 bahwa ”pihak kedua (calon TKI) diwajibkan mengganti menjerat buruh migran, bukan sebaliknya justeru memfasilitasi buruh
biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak pertama (PJTKI) bilamana migran untuk tetap membayar biaya penempatan dengan skema
calon TKI mengundurkan diri tanpa alasan apapun”86. Perjanjian KUR. KUR sejatinya hanyalah mengalihkan beban buruh migran
dari jeratan rentenir ke bank. Pemerintah seharusnya membebaskan
penempatan tersebut dibuat pada tanggal 5 September 2012,
tenaga kerja Indonesia sektor domestik dari biaya penempatan
namun pihak PTKIS masih menggunakan dasar hukum lama, yakni
yang mencekik dengan membangun sistem pelayanan publik yang
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.104A/MEN/2002 dan ironinya
transparan dan bebas pungutan liar. Salah satu cara efektif untuk
perjanjian ini disahkan oleh pejabat kementrian tenaga kerja yang
meringankan beban buruh migran Indonesia adalah menghapus
dalam hal ini adalah kepala bidang tenaga kerja dinas sosial tenaga
biaya tinggi yang dinikmati perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia
kerja dan transmigrasi.
dan lembaga pemerintah yang mengurusi administrasi dan birokrasi.88
Penyalahgunaan perjanjian penempatan ini semakin
menjauhkan buruh migran dari jaminan hukum atas pekerjaan yang Para Penikmat Keuntungan
layak di luar negeri, tetapi pundi-pundi bagi PJTKI yang tetap dapat Selain perusahaan pengerah tenaga kerja sebagai pengambil
meraup keuntungan meski TKI yang diberangkatkan gagal berangkat. keuntungan utama dalam penempatan TKI, masih banyak pihak-pihak
Begitu pula dengan TKI yang terpaksa kehilangan pekerjaan dalam yang menikmati keuntungan akibat dari kebijakan yang dibentuk oleh
masa potongan gaji juga tetap memiliki kewajiban untuk mengganti pemerintah Indonesia. Para penerima keuntungan tersebut antara
biaya penempatan kepada PJTKI. 87
Lihat sambutan presiden SBY pada peluncuran KUR TKI di Gedung Grahadi Surabaya, 5 Desember 2010,
selengkapnya di http://www.setneg.go.id/
86
Perjanjian penempatan antara PT Leyvi Perkasa Bersaudara dengan calon TKI untuk tujuan Uni Emirat 88
“Biaya Penempatan Seharusnya Dibebaskan” dalam KOMPAS, 26 Juli 2012
Arab, 5 september 2005

88 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 89
lain adalah Garuda Indonesia, bank, terminal TKI dengan berbagai ke Malaysia. Dalam pasal 12 Kepmen tersebut dinyatakan
perangkat bisnisnya, perusahaan asuransi dan klinik kesehatan bahwa ”Pemberangkatan dan pemulangan tenaga kerja harus
(lembaga medical check up). menggunakan pengangkutan nasional”.

Kebijakan senada juga digalakkan kembali pada tahun 1985


1. Garuda Indonesia
melalui Keputusan Menteri Tenaga No. KEP.420/MEN/1985
Perkembangan signifikan dalam penempatan TKI ke luar
tentang persayaratan dan kewajiban perusahaan pengerahan
negeri secara otomatis juga memacu bisnis penerbangan
tenaga kerja Indonesia ke Luar Negeri. Dalam keputusan
akibat mobilitas buruh migran ke luar negeri yang massif.
kesatu disebutkan persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan
Memanfaatkan situasi itu, pemerintah Indonesia sejak masa
pengerahan tenaga kerja Indonesia:
orde baru, tepatnya pada tahun 1977, mulai meregulasikan
(h) Menggunakan perusahaan penerbangan Indonesia untuk
penempatan TKI dengan pesawat milik pemerintah. Kebijakan
mengirimkan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, kecuali bila
pertama yang dibuat kala itu adalah Surat Keputusan
keadaan tidak memungkinkan dapat menggunakan perusahaan
Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Tenaga Kerja dan
penerbangan nasional negara lain.
Transmigrasi dan Koperasi No.KM.136/S/PHB dan No.Kep.59/
Men/1977 tentang pengangkutan tenaga kerja dalam rangka Sebagai pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan diatas, Menteri
antar kerja antar negara. Kebijakan ini dibuat untuk menetapkan Tenaga Kerja mengeluarkan surat edaran No.332/M/IV/1985
Garuda Indonesia sebagai sarana resmi angkutan udara untuk tentang penggunaan jasa angkutan penerbangan nasional.
pengiriman TKI ke luar negeri. Surat tersebut ditujukan kepada para pimpinan perusahaan
pengerahan tenaga kerja untuk menggunakan pengangkutan
Surat Keputusan Bersama ini diperkuat oleh kebijakan pada
udara nasional (Garuda Indonesia) kecuali keadaan tidak
tahun-tahun berikutnya, seperti dalam Keputusan Menteri Tenaga
memungkinkan bisa menggunakan Saudia Airlines. PPTKI akan
Kerja No.KEP.149/MEN/1983 tentang tata cara pelaksanaan
dicabut izinnya jika tidak melaksanakan ketentuan ini.
pengerahan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi. Dalam
pasal 8 Kepmen tersebut, dinyatakan bahwa ”Pemberangkatan Konsekwensi dari kebijakan tersebut adalah Garuda
dan pemulangan tenaga kerja Indonesia harus menggunakan Indonesia mendapatkan aliran deras keuntungan atas massifikasi
pengangkutan nasional Indonesia, kecuali keadaan tidak pengiriman TKI ke luar negeri yang pada tahun 1977 pengiriman
memungkinkan, maka dapat diberikan pengecualian oleh TKI mencapai 3,675 orang dan terus mengalami peningkatan
menteri”. tajam pada tahun-tahun berikutnya, terutama ke Timur Tengah
dan Malaysia hingga tahun 1998.
Pada tahun 1984, pemerintah kembali menegaskan
kewajiban/mandatory pengangkutan tenaga kerja dengan
2. Perbankan
Garuda melalui Keputusan Menteri Tenaga No.KEP.408/
Aliran remittance, penukaran uang, kredit usaha, dan
MEN/1984 tentang pengerahan dan pengiriman tenaga kerja
tabungan adalah beberapa aktifitas perbankan yang selama ini

90 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 91
nyata dilakukan oleh TKI di luar negeri dan anggota keluarganya kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Calon TKI adalah
di Indonesia yang memiliki kucuran deras keuntungan bagi Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Nasional
bank. Berbagai aktifitas perbakan tersebut juga disokong oleh Indonesia (BNI). Beberapa bank tersebut mempunyai produk
berbagai kebijakan pemerintah sejak masa orde baru hingga tabungan yang khusus diperuntukan bagi TKI, yaitu Tabungan
kini. TKI. Tabungan TKI adalah tabungan dalam mata uang rupiah
bagi Tenaga Kerja Indonesia atau Calon Tenaga Kerja Indonesia
Sejak Orde Baru, pemerintah telah membuat berbagai
dan keluarganya, dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan
aturan tentang perbankan dalam kaitannya dengan TKI yang
oleh Bank89.
dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja baik pada masa Harun
Zain, Sudomo dan Cosmas Batubara. Salah satu aturan yang Untuk menunjang layanan perbankan bagi TKI, sekaligus
dibuat kala itu adalah kewajiban tentang pengiriman uang hasil memperkuat daya tarik, secara khusus bank Mandiri menyediakan
kerja. Misalnya seperti yang tercantum di pasal 7 Kepmenaker berbagai fasilitas, antara lain:
no. 149/Men/1983 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengerahan 1. Transfer antar rekening Mandiri dan bank lain.
Tenaga Kerja Indonesia Ke Saudi Arabia yang berbunyi: 2. Penyetoran dapat dilakukan di seluruh cabang Bank Mandiri
(1) Setiap tenaga kerja wajib menyisihkan paling sedikit 50% atau melalui cabang/agency/bank koresponden di luar
dari upahnya dan dikirimkan kepada keluarganya melalui Bank negeri. 
Pemerintah 3. Mendapatkan kartu mandiri debit yang berfungsi sebagai
(2) Setiap tenaga kerja yang belum berkeluarga atau tidak kartu ATM untuk pengambilan uang tunai dengan mata uang
mempunyai keluarga dapat menyimpan uang tersebut ayat (1) di negara setempat ataupun untuk pembayaran keperluan
Bank Pemerintah Indonesia. lainnya. Dapat juga digunakan untuk belanja di jutaan
merchant seluruh dunia dan ribuan merchant di seluruh
Pasal tersebut juga dicantumkan kembali di Kepmenaker No.
Indonesia yang berlogo Visa.
408/Men/1984 tentang Pengerahan dan Pengiriman Tenaga
4. Pemberian E-banking (mandiri sms, mandiri internet dan
Kerja Ke Malaysia di pasal 10 yang berbunyi:
mandiri call).
(1). Setiap tenaga kerja wajib menyisihkan paling sedikit 50%
Dengan mandiri sms pengiriman uang dapat dilakukan
dari upahnya dan dikirimkan kepada keluarganya melalui Bank
sendiri langsung dari HP serta mendapatkan informasi bukti
Pemerintah
setoran.
(2) Bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga atau tidak
5. Mendapatkan Remittance Card yang digunakan
mempunyai keluarga wajib menyimpan uang tersebut ayat (1) di
untuk memudahkan TKI melakukan transfer di negara
Bank Pemerintah Indonesia.
penempatan.
Berbagai kebijakan terkait perbankan yang berimplikasi pada
peningkatan keuntungan bank pemerintah terus dibuat hingga Selain kebijakan tabungan TKI untuk bank pemerintah, sejak
saat ini. Pemerintah juga menetapkan beberapa bank pemerintah tahun 2006 pemerintah menetapkan kebijakan KUR (Kredit
sebagai bank tabungan TKI. Beberapa bank pemerintah yang
ditunjuk sebagai bank penyelenggara layanan perbankan Lihat http://www.bankmandiri.co.id/article/TKI.asp
89

92 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 93
Usaha Rakyat) TKI melalui bank pemerintah. Dalam lampiran Berbagai kebijakan juga telah dibuat oleh pemerintah Indonesia
Instruksi presiden No 6 Tahun 2006 tentang reformasi sistem untuk mengatur kepulangan TKI. Berikut adalah gambaran
penempatan dan perlindungan TKI, dalam huruf E, pemerintah kebijakannya:
menargetkan peningkatan kerjasama dengan lembaga Tabel 3.10
perbankan dalam pembiayaan penempatan TKI dengan fasilitasi Kebijakan tentang kepulangan TKI tahun 1986-2012
kredit untuk calon TKI90. Kebijakan ini kemudian ditegaskan Tahun Kebijakan
Pengelola kepulangan TKI adalah PT Panutan, di Batu
kembali dalam Instruksi Presiden RI No. 1 tahun 2010 tentang 1986-1987
Ceper Tangerang
percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional tahun Pengelola kepulangan diserahkan kepada Kanwil
1987-1988
2010, dimana pemerintah kembali membuat program KUR bagi Depnaker DKI Jakarta, di Cililitan Jakarta Timur
TKI. Program tersebut diluncurkan pada tanggal 15 Desember APJATI merupakan pengelola dibawah pusat AKAN dan
1988-1994
ditjen binawas depnaker. Terminal TKI di Ciracas
tahun 2010 oleh Presiden SBY di Gedung Grahadi Surabaya 1994-1998 Kepulangan TKI dikelola oleh PT DAMRI, di Cakung
dengan pos anggaran yang fantastis, yakni 13,1 Trilyun Rupiah91. Pengelolaan terminal TKI dikembalikan kepada APJATI.
1998
Selain tabungan dan KUR, bank juga masih diuntungkan dengan Terminal TKI di Ciracas
Pertengahan Pengelolaan terminal TKI dirubah dari APJATI ke
jasa penukaran uang yang dilakukan oleh buruh migran di 1998 Depnaker, terminal TKI di Kemayoran Jakarta
berbagai Negara tujuan. Kepmenaker No 204/1999 ditetapkan terminal khusus
yang wajib bagi TKI. Terminal TKI dikelola oleh tim
1999-2001
kendali pemulangan TKI dan 11 perusahaan jasa
3. Terminal TKI angkutan . Di Soekarno Hatta
31 Agustus 1999 merupakan awal penanda diskriminasi 2001-2002 Terminal TKI dikelola Puskopol Mabes Polri
nyata bagi buruh migran Indonesia ketika pemerintah Indonesia 2002-2004 Terminal TKI dikelola Inkopol
Terminal TKI dikelola oleh Depnaker dan Koperasi Pelita.
menetapkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor 204/1999
2006 Terminal TKI pindah dari Terminal III Soekarno Hatta ke
tentang Terminal Khusus Pelayanan TKI. Pelayanan yang Ciracas
dimaksud dalam keputusan tersebut sebenarnya mengandung Terminal TKI dikelola Dirjen Pembinaan dan Penempatan
2007
TKI
makna baik bagi terwududnya pelayanan kepulangan
17 Juni 2007 Terminal TKI dikelola oleh BNP2TKI
bagi warga Negara Indonesia yang pulang dari bekerja di – 18 Maret Peraturan Kepala BNP2TKI No PER.01/SU/I/2008
luar negeri. Namun realitas menujukkan lain, pelayanan 2008 tentang pelayanan kepulangan TKI di Soekarno Hatta
Terminal TKI di kelola oleh BNP2TKI, dipindah dari
yang dimaksud dalam kebijakan tesebut menjadi selubung 18 Maret
Terminal III ke Gedung Pendataan Kepulangan TKI
bisnis berbagai pihak yang memanfaatkan kepulangan 2008-2012
Selapanjang, masih kawasan bandara Soekarno Hatta
TKI dengan asumsi membawa uang. Sehingga apa yang 26 September 2012, Kepmenaker No. 16 Tahun
2012 tentang Tata Cara Kepulangan TKI Dari Negara
nyata dalam Terminal TKI adalah berbagai bentuk kerugian
2012 Penempatan Secara Mandiri Ke Derah Asal. Namun
TKI akibat bisnis yang terselubung terselubung tersebut. realitasnya, TKI tetap digiring dan diarahkan ke Terminal
Keberadaan terminal TKI tak lepas dari sejarah panjang TKI sejak di terminal kedatangan
kebijakan mengenai pengerahan tenaga kerja di Indonesia. Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Lihat http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/253.pdf
90

Lihat http://www.setneg.go.id
91

94 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 95
Bisnis Terselubung di GPK TKI 9. PT Valasindo Mandiri Utama
Citra Terminal III yang selama ini menjadi momok bagi TKI 10. PT Raudah Birzamzami
dan tempat bersarangnya preman masih belum bisa di hilangkan. 11. Bank BNI
Sesuai dengan kenyataannya hingga saat ini memang masih 12. Bank Mandiri
sering terjadi praktek-praktek pemerasan terhadap TKI yang Sumber: BNP2TKI
masuk ke terminal, pemerintah bukannya tidak tahu menahu
persoalan ini. Hal ini sudah terjadi sejak awal berdirinya Terminal Money changer yang beroperasi di GPK TKI adalah pindahan
III bahkan sebelum ada terminal III praktek ini sudah berlangsung, dari Terminal III dan beberapa perusahaan baru. Money
Pemerintah terkesan kurang tegas bahkan terkesan tidak berani changer yang beroperasi sering melakukan pemaksaan dan
untuk menindak kejahatan-kejahatan yang terjadi. ancaman kepada TKI, perilaku yang di tunjukkan oleh pegawai
money changer persis seperti calo-calo di terminal bus, mereka
Ketika para TKI baru saja menginjakkan kakinya di Indonesia,
menjemput TKI yang baru turun dari bus walaupun keadaan TKI
para TKI masih di bayangi oleh pemeras-pemeras yang selama
masih lelah dan lunglai, bahkan sebelum TKI di data mereka
ini terkesan di legalkan. Aparat penegak hukum di harapkan bisa
sudah membujuk untuk menukarkan uang di perusahaan mereka.
bertindak lebih tegas dan berani untuk menyelesaikan pemerasan
modus yang digunakan seakan – akan membantu para TKI.
ini.Pengawasan dan pemberian sangsi yang berat kepada
petugas ataupun mitra kerja pemerintah yang melanggar akan Di terminal II, TKI yang baru tiba sudah menjadi incaran
meminimalisir pemerasan. Beberapa pemerasan terselubung pegawai money changer, karena ada orang/pegawai yang
tersebut seringkali beralibi sebagai pelayanan92. mengingatkan bahwa para TKI yang membawa uang asing agar
menyimpan uangnya di pakaian dalam atau di celana dalam, hal
Money Changer ini dilakukan agar tidak terlihat oleh pegawai di GPK TKI. Sebelum
Salah satu bisnis berselubung pelayanan di GPK TKI adalah TKI diberangkatkan menuju GPK TKI pegawai/orang yang
money changer, beberapa money changer yang beroperasi di memberikan peringatan di Terminal II sudah mengontak kepada
GPK TKI adalah: teman-temannya di GPK TKI bahwa ada TKI yang membawa
1. PT Tom Valasindo uang yang di sembunyikan di pakain dalam dan celana dalam.
2. PT Trinusa Davalas Ketika TKI tiba di GPK TKI dan menuju counter pendataan, paspor
3. PT Indocev TKI diminta oleh pegawai money changer yang sudah menunggu
4. Kencana Aditama di belakang counter pendataan, pegawai money changer
5. PT Lufrisiondo Misha Perkasa mengatakan bahwa TKI tidak bisa pulang dengan membawa
6. PT Eraska Valutama uang asing dalam jumlah besar ,uang tersebut harus di tukarkan
7. PT Supra Prima dan dikirimkan lewat bank, kami juga memberi harga yang tinggi.
8. PT Citra sari Valasindo Ketika TKI menolak untuk menukarkan uang dan mengatakan
bahwa kami tidak punya uang, pegawai money changer tidak
Hasil monitoring Migrant CARE di Terminal III dan GPK TKI Soekarno Hatta tahun 2007
92

96 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 97
malu atau takut melakukan pengeledahan dan meraba-raba pada Di layar kaca tertera

bagian tubuh TKI yang biasa untuk menyimpan uang. Perilaku para 1 DIR = Rp, 2.506,1, sehingga 235 DIR menjadi Rp, 588.933,5
pegawai ini jelas melanggar Surat Edaran BNP2TKI tertanggal 28 Di luar gedung GPK TKI

Agustus 2008 yang diteken langsung oleh Kepala Biro Keuangan 1 DIR= 2.570, semestinya 235 DIR menjadi Rp, 603.950
BNP2TKI. Dalam surat edaran itu disebutkan, petugas/pegawai
Jadi kerugian Wasliah sebesar Rp, 603.950 – 552.250 = Rp,
hanya diperkenankan bertransaksi di dalam counter.
51.700. Perbandingan ini dihitung antara penukaran di dalam
Perusahaan money changer juga memberikan penukaran gedung GPK TKI dengan penukaran diluar gedung GPK TKI. Jika
uang dengan kurs yang lebih rendah dari semestinya. Selisih Wasliah menukarkan semua uang gajinya selama bekerja, bisa di
penukaran di GPK TKI dengan di luar GPK TKI adalah Rp, 200,00 bayangkan berapa besar kerugiannya dan berapa besar untung
hingga Rp, 300,00. Berikut adalah contoh TKI yang mengalami yang di dapat oleh money changer atau bank tempat penukaran.
kerugian akibat perusahaan atau bank yang memberlakukan kurs Jika rata-rata dalam satu hari ada seratus TKI yang menukarkan
yang tidak sesuai. uang di GPK TKI money changer bisa meraup untung besar.

Pada tanggal 11 April 2008 Wasliah (TKW asal Sukabumi)


Contoh lain yang dialami seorang TKI, Nuraeni dipaksa
baru pulang bekerja dari UEA. Wasliah telah bekerja selama
menukarkan 3682 Riyal yang dimilikinya dengan kurs Rp, 2.300
2 tahun 3 bulan di UEA, pulang dengan membawa uang yang
selisih Rp, 163.67 dari nilai kurs yang ditetapkan pemerintah
cukup banyak karena selama bekerja wasliah cuma mengirim
sebesar Rp, 2.463.67 Sialnya lagi dari penukaran 3682 Riyal,
uang sebanyak dua kali, itupun dalam jumlah yang kecil. Ketika di
Nuraeni hanya memperoleh Rp, 8.094.000 padahal harusnya Rp,
GPK TKI, Wasliah di paksa untuk menukar uang di Bank Mandiri.
8.468.600 jika memakai kurs Rp, 2.300, lalu kemana yang Rp,
Wasliah yang tidak ingin menukarkan uang awalnya menolak,
374.600 lagi. Jadi kerugian yang dialami Nuraeni, dari selisih kurs
tetapi terus di paksa oleh petugas bank, hingga akhirnya wasliah
Rp,163.67 x 3682 Riyal = Rp,602.632 kemudian dari pemotongan
terpaksa menukarkan uangnya. Uang yang ditukarkan sebanyak
yang tidak jelas Rp, 374.600 Total keseluruhan Rp, 977.232
235 DIR. Wasliah sengaja hanya menukarkan sedikit, hal ini dia
sangat besar bagi seorang TKI seperti Nuraeni, karena untuk
lakukan karena ingin melihat nilai kursnya. 1 DIR di hargai Rp,
mendapatkan uang sejumlah itu harus bekerja selama satu bulan.
2.350 di dalam gedung GPK TKI. Kurs itu terhitung kecil jika di
banding dengan nilai kurs yang tertera di layar kaca Bank Mandiri,
Kasus yang menimpa Wasliah dan Nuraeni terjadi pada setiap
1 DIR = Rp, 2.506,1. Di luar gedung GPK TKI jauh lebih besar
TKI yang menukarkan uangnya di GPK TKI. Setiap TKI yang
lagi,1 DIR = Rp, 2.570.
datang selalu di tarik-tarik dan di bujuk rayu agar mau menukarkan
Jika di hitung kerugian Wasliah adalah :
uangnya. Para pegawai money changer dengan mudah bisa
mengindentifikasi mana TKI yang berhasil dengan membawa
PT.Bank Mandiri (di dalam gedung GPK TKI)

uang dan mana TKI yang bermasalah yang tidak membawa
1 DIR = Rp, 2.350, sehingga 235 DIR menjadi Rp, 552.250
uang, mereka bisa mengetahui dari counter pendataan dan

98 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 99
paspor. Kalau TKI pulang setelah masa kontrak (2 tahun), maka isi ulang senilai 50.000 harganya mencapai Rp 75.000, bahkan
dipastikan TKI tersebut membawa uang dan petugas pendataan sampai Rp 100.000. Harga seperti ini berlaku untuk semua barang
mengarahkan TKI tersebut ke pegawai money changer. yang di jual di dalam Gedung Pendataan Kepulangan Tenaga
Kerja Indonesia.
Sewa Tempat di GPK TKI
Pemanfaatan fasilitas gedung dan area bisnis khususnya Cargo
di Terminal kedatangan TKI Selapajang sudah di atur di dalam Tradisi Tenaga Kerja Indonesia ketika pulang selalu membawa
Peraturan Pemerintah Nomor: 6 tahun 2006 bahwa setiap barang barang-barang atau tas dalam jumlah yang banyak sebagai
milik Negara harus dikenakan biaya sewa yang akan digunakan kenang-kenangan dan oleh-oleh untuk keluarga. Kebiasaan inilah
oleh pihak ketiga untuk kepentingan komersial. yang di manfaatkan oleh oknum-oknum cargo untuk memaksa
para TKI agar mengirimkan lewat cargo. Tidak sedikit TKI yang
Hal ini juga diatur dalam protap BNP2TKI tentang tata cara
mengalami pemaksaan dan intimidasi tersebut, sehingga mereka
untuk bisa masuk dan berbisnis di dalam gedung GPK TKI. Di
terpaksa mengirim barang bawaan lewat cargo walaupun dengan
dalam protap sudah diatur syarat-syarat teknis dan non teknis.
upah yang mahal.
Apabila satu perusahaan tidak dapat memenui syarat-syarat yang
Tabel 3.11
ditentukan tentunya tidak dapat ijin untuk masuk dan berbisnis,
Beberapa korban mahalnya pengiriman barang lewat cargo
akan tetapi dalam fakta dilapangan Tim Seleksi Pemenfaatan
No Nama Alamat Keterangan
Barang Milik Negara dilingkungan BNP2TKI tidak mengacu
1 Rokeni wati Bt Ds.Jaya laksana Pemerasan oleh cargo.
pada isi Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 dan protap Rohidi. Blok Kedokan Dari Jordan sudah
BNP2TKI. Untuk bisa masuk dan melancarkan semua bisnis yang Nop:AA.014958 RT/RW: 02/04, membayar cargo sebesar
dijalankan, pengusaha tidak segan-segan untuk mengeluarkan Tujuan:Jordania Kedokan bunder 125 Dinnar, sesampai
Indramayu. di terminal 3 bayar lagi
uang dalam jumlah yang besar sebagai uang muka dan untuk
sejumlah Rp, 850.000.
mencapai tujuan. Biaya pelancar bisa lebih besar dari biaya Korban juga tidak di beri
sewa tempat. Sewa tempat di dalam gedung GPK TKI adalah Rp bukti pembayaran
2 Titi Hani Purwakarta Cargo yang mahal dan
220.000/bulan dengan ukuran 2 keramik atau sekitar 1m x 0,5m ( Nop:AE.378785 waktu tiba yang lama.
keterangan dari ibu Yanti salah satu pegawai GPK TKI ). Selama Tujuan:Abu Dabby Dua kardus dan sebuah
setrika di kenai biaya :
ini tidak jelas kemana aliran uang sewa lokasi, apakah benar-
720 Dirham atau sekitar
benar masuk ke kas Negara. Rp, 1.656.000. dengan
kurs 2300/Dirham dan
Mahalnya sewa tempat di GPK TKI berdampak pada waktu sampai di tujuan di
mahalnya harga-harga barang yang diperdagangkan di sana. janjikan selama 40 - 50
hari.
Mulai dari makanan, voucher, tiket, atau souvenir-souvenir.
Sebagai contoh, air mineral kemasan kecil seharga Rp 4.000, jika
beli di luar gedung hanya Rp: 2.000. Kartu telepon perdana yang
isi pulsanya hanya 10.000 harganya mencapai Rp 50.000, pulsa

100 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 101
3 Siti Aminah Bt K a l i a n d a . 1. Mengambil barang di Pelanggaran ini sudah berlangsung sekian lama. Jika mendengar
Tobingin Ali L a m p u n g cargo dikenai biaya Rp, alasan dari para pemilik perusahaan angkutan mereka menaikkan
Tujuan: Arab Selatan 1.000.000
Saudi 2. Menunggu barang dari harga tiket disebabkan banyak pungutan liar di jalan yang di
NOPAS; AA cargo selama 2 hari lakukan oleh aparat dan pihak-pihak lain. Berikut daftar harga
900393 3. Dimintai porter 20.000
tiket yang ada di terminal III bandara Soekarno – Hatta dan juga
Telp: 4. Dimintai biaya oleh
081541490762 supir angkutan trevel Rp, berlaku di GPK TKI.
200.000 No Urut mobil:
307 dan No mobil: BE Tabel 3.12
7317 DAFTAR TIKET DI TERMINAL III SEJAK 10 OKTOBER
4 Nur Hasanah Gerisak penden 1. Korban menunggu di 2005
Tujuan: Arab Ds. Bungtiang terminal III selama dua
saudi Kec. Sakra barat hari, karena belum ada No TUJUAN HARGA No TUJUAN HARGA
- Lombok timur - penerbangan ke NTB            
NTB menurut keterangan 1 DKI JAKARTA 125,000.00   JAWA TIMUR  
petugas. Korban juga
      1 MAGETAN 455,000.00
di paksa oleh petugas
cargo untuk menitipkan   LAMPUNG   2 NGAWI 455,000.00
LAMPUNG
barang bawaan, tentunya 1
SELATAN
380,000.00 3 PONOROGO 465,000.00
dengan tarif yang mahal. 2
BANDAR
405,000.00 4 TUBAN 465,000.00
Korban membawa 1 tas LAMPUNG
kecil dengan berat 23 3 LAMPUNG TIMUR 440,000.00 5 BOJONEGERO 455,000.00
LAMPUNG
kg, cargo minta ongkos 4
TENGAH
415,000.00 6 MADIUN 455,000.00
pengiriman Rp: 360.000. 5 LAMPUNG UTARA 460,000.00 7 TRENGALEK 480,000.00
Cargo ini termasuk
6 LAMPUNG BARAT 440,000.00 8 NGANJUK 480,000.00
cargo baru di terminal
IV, namanya adalah PT.     9 PACITAN 480,000.00
SUMATRA
Opsidian Citra Sampurna,  
SELATAN
10 LAMONGAN 480,000.00
No Tlp: (021)68588004. 1 OKU/BATU RAJA 420,000.00 11 TULUNGAGUNG 465,000.00
2 MUARA ENIM 435,000.00 12 KEDIRI 480,000.00
3 OKI/KAYUAGUNG 435,000.00 13 JOMBANG 480,000.00
Harga tiket tidak rasional dan tidak transparan 4 LAHAT 425,000.00 14 BLITAR 465,000.00
Pada petunjuk pelaksanaan pelayanan kepulangan Tenaga 5 PALEMBANG 435,000.00 15 GRESIK 480,000.00
Kerja Indonesia dari luar negeri di lingkungan Bandar udara     16 MOJOKERTO 455,000.00
Soekarno – Hatta, BAB I ,D 12 di jelaskan pelayanan tiketing   BALI 17 SURABAYA 465,000.00
dan penjaluran adalah aktivitas penyediaan loket khusus 1 NEGARA 525,000.00 18 SIDOARJO 465,000.00
2 SINGARAJA 540,000.00 19 PASURUAN 465,000.00
untuk pembelian tiket pulang ke daerah asal dengan tarif yang
3 TABANAN 550,000.00 20 MALANG 480,000.00
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Jika
4 DENPASAR 550,000.00 21 PROBOLINGGO 480,000.00
berpedoman pada peraturan tersebut tidak seharusnya BNP2TKI
    22 LUMAJANG 490,000.00
dan mitra bisnisnya menaikkan harga tiket dengan alasan apapun.   JAWA TENGAH 23 JEMBER 490,000.00

102 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 103
1 TEGAL 370,000.00 24 BONDOWOSO 500,000.00 Daftar harga tiket di Terminal III masih di pasang di papan
2 BREBES 355,000.00 25 SITUBONDO 500,000.00 informasi di depan tempat tiketting, tetapi yang terjadi di GPK
3 PEKALONGAN 380,000.00 26 BANYUWANGI 515,000.00 TKI adalah daftar harga tiket tidak di pasang sehingga banyak
4 PEMALANG 370,000.00 27 BANGKALAN 490,000.00
TKI yang tidak tahu berapa standar harga tiket untuk pulang ke
5 PURBALINGGA 390,000.00 28 SAMPANG 490,000.00
daerah masing-masing. Begitu juga dengan harga tiket untuk
6 PURWAKERTA 390,000.00 29 PAMEKASAN 490,000.00
pesawat, tidak ada informasi yang bisa di akses oleh TKI, semua
7 CILACAP 390,000.00 30 SUMENEP 490,000.00
9 BANJARNEGARA 390,000.00       dikondisikan sedemikian rupa oleh petugas dan calo tiket.
10 KENDAL 390,000.00   BANTEN   Petugas dan calo tiket selalu mengatakan bahwa tiket untuk
TANGERANG saat ini kosong dengan maksud agar TKI terpojok dan tidak ada
11 KEBUMEN 405,000.00 1 120,000.00
KOTA
TANGERANG pilihan lain sehingga TKI mau membeli tiket dengan harga yang
12 SEMARANG 405,000.00 2 140,000.00
LUAR
13 PURWOREJO 405,000.00 3 SERANG 150,000.00 ditawarkan. Belum lagi jika ada nilai uang pecahan, petugas dan
14 WONOSOBO 405,000.00 4 CILEGON 225,000.00 calo selalu membulatkan dalam hitungan. Uang tips dan uang
15 DEMAK 415,000.00 5 PANDEGLANG 240,000.00 pengurusan selalu di bebankan kepada TKI.
RANGKAS
16 SALATIGA 440,000.00 6 260,000.00
BLITUNG
17 TEMANGGUNG 415,000.00       Tabel 3.13
18 KUDUS 430,000.00   JAWA BARAT   Perbandingan Travel Umum dan Angkutan BNP2TKI
19 MAGELANG 415,000.00 2 DEPOK 140,000.00
20 PURWODADI 430,000.00 3 BEKASI 140,000.00 Kualitas & Angkutan Umum
No Angkutan BNP2TKI
21 PATI 430,000.00 4 BOGOR 140,000.00 Pelayanan Exsecutive
22 SURAKARTA 440,000.00 5 KERAWANG 215,000.00 1 Harga tiket 1. Banyuwangi 1. Banyuwangi
23 REMBANG 440,000.00 6 PURWAKARTA 240,000.00 Rp, 515.000 Rp, 270.000
2. Denpasar 2. Denpasar
24 SRAGEN 440,000.00 7 SUBANG 250,000.00
Rp, 550.000 Rp, 350.000
25 WONOGIRI 440,000.00 8 CIANJUR KOTA 215,000.00 3. Purwodadi 3. Purwodadi
26 KLATEN 440,000.00 9 CIANJUR 370,000.00 Rp, 430.000 Rp, 150.000
27 BLORA 440,000.00 10 INDRAMAYU 350,000.00 4. Indramayu 4. Indramayu
28 SLEMAN 430,000.00 11 SUMEDANG 290,000.00 Rp, 350.000 Rp, 100.000
5. Lampung selatan 5. Lampung selatan
29 YOGYA 430,000.00 12 BANDUNG 270,000.00
Rp, 380.000 Rp, 150.000
SUKABUMI
30 GUNUNG KIDUL 430,000.00 13 215,000.00
KOTA 2 Waktu tunggu Rata-rata TKI Rata-rata menunggu
      14 SUKABUMI 350,000.00 menunggu angkutan 8 15 menit sampai 1
      15 MAJALENGKA 310,000.00 sampai 24 jam. jam.
      16 GARUT 310,000.00
      17 CIREBON 320,000.00
      18 KUNINGAN 330,000.00
      19 TASIK MALAYA 320,000.00
20 CIAMIS 330,000.00

Sumber: BNP2TKI

104 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 105
3 Lama 1. Banyuwangi 3 hari 3 1. Banyuwangi 1 hari Pada tahun 1983, kebijakan mengenai asuransi semakin
Perjalanan malam 1 malam eksplisit sebagai salah satu kewajiban perusahaan pengerah
1. Denpasar 4 hari 3 2. Denpasar 1 hari 2
malam malam dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP.149/MEN/1983
2. Purwodadi 1 hari 1 3. Purwodadi 1 hari tentang tata cara pelaksanaan pengerahan tenaga kerja
malam 4. Indramayu 6 jam
Indonesia ke Arab Saudi. Dalam pasal 6 huruf (b) dinyatakan
3. Indramayu 1 hari 5. Lampung selatan
4. Lampung selatan 1 1 hari bahwa perusahaan pengerahan tenaga tenaga kerja wajib (b)
hari 2 malam Mengasuransikan tenaga kerja kerja di Arab Saudi dalam hal
4 Logistik 1. Banyuwangi 11 kali 1. Banyuwangi 4 kali
kecelakaan kerja.
selama makan. makan.
perjalanan 2. Denpasar 15 kali 2. Denpasar 6 kali
makan makan Dalam perkembangannya, seiring dengan pesatnya
3. Purwodadi 5 kali 3. Purwodadi 3 kali pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, pemerintah secara
makan makan
intensif mengatur secara khusus asuransi TKI. Pada tahun 1997,
4. Indramayu 3 kali 4. Indramayu 1 kali
makan makan Menakertrans menunjuk yayasan Pengemabngan Sumber Daya
5. Lampung selatan 5 5. Lampung selatan 3 manusia Indonesia (YPSDM) untuk mengelola dana perlindungan
kali makan kali makan
TKI. Namun penujukan ini tidak memiliki dasar hukum.
5 Keamanan Rawan pemerasan di Tidak ada pemerasan
dalam perjalanan baik
oleh sopir angkutan Pada tahun 1998, melalui Keputusan Menteri Tenaga
maupun orang asing. Kerja No. 92 tahun 1998 asuransi kembali diatur dengan
6 Pungutan Rawan pungutan yang Tidak ada pungutan dibentuknya program perlindungan TKI yang tergabung dalam
dilakukan oleh kru dan satu konsosrsium, yakni konsorsium INTAN. Melalui program
sopir.
ini, banyak TKI yang tidak diasuransikan oleh PJTKI. Dan TKI
mulai menemukan hambatan dalam mengurus klaim asuransi
4. Asuransi karena beberapa perusahaan asuransi tidak memenuhi jaminan
Pihak yang juga menerima kentungan besar dari kucuran deposito93.
keringat TKI adalah asuransi. Asuransi sejatinya merupakan
bagian dari instrumen perlindungan bagi tenaga kerja, namun Pada tahun 2003, pemerintah kembali mengubah kebijakan
realitasnya asuransi TKI menjadi ladang bisnis bagi perusahaan asuransi dengan menerbitkan Keputusan Menteri Tenaga
asuransi. Secara eksplisit, asuransi mulai diatur dalam Peraturan Kerja No.KEP.157s.d 162/MEN/2003 yang menunjuk lima
menteri tenaga kerja No.4 tahun 1970 tentang pengerahan perusahaan asuransi sebagai penyelenggara asuransi TKI.
tenaga kerja. Dalam pasal 3 tersirat bahwa Syarat-syarat Kelima perusahaan tersebut secara bersama-sama membentuk
pengiriman tenaga kerja meliputi, mempertanggungkan tenaga satu konsorsium dan menujuk koordinator pool service. Menurut
kerja terhadap pelbagi peristiwa. catatan KPPU, proses penunjukan lima perusahaan asuransi
tidak transparan dan 1 poll service merupakan monopoli sistem

Kajian KPPU tentang asuransi TKI, 2010


93

106 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 107
pelayanan dan menciptakan barrier to entry. Tiga tahun Hasil evaluasi KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)
berikutnya, tepatnya tahun 2006-2008, kemenakertrans terhadap kebijakan pemerintah mengenai asuransi TKI bahwa
RI kembali merubah kebijakan asuranside. Yakni asuransi asuransi TKI belum terbukti memberikan manfaat maksimum
diselenggarakan oleh konsorsium asuransi yang terdiri atas secara langsung kepada TKI. Hal ini disebabkan pengetahuan
minimum perusahaan asuransi jiwa dan asuransi kerugian TKI terhadap produk asuransi masih rendah, sehingga TKI
melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.23/MEN/V/2006, membeli produk yang tidak diketahuinya dan proses pengurusan
Permenaker No.20/MEN/X/2007 serta Permenakertrans No.23/ klaim yang menyulitkan TKI. Sejak tahun 1997-2010, pemerintah
MEN/XII/2008. Dengan adanya 3 kebijakan baru ini, TKI tetap telah berulang kali mengganti kebijakan terkait penyelanggaraan
mengalami kesulitan dalam mengurus klaim. Kebijakan asuransi asuransi, namun sampai saat ini belum ada bukti perbaikan yang
semakin mengalami penurunan kualitas ketika pemerintah signifikan. Berdasarkan berbagai laporan yang masuk Migrant
menujuk 1 konsorsium asuransi sebagai penyelenggara asuransi CARE, klaim asuransi TKI tidak lebih dari 20% yang bisa cair
TKI pada tahun 2010 melalui Permenaker No.07/MEN/V/2010 dalam setiap tahun95.
dan TKI tetap dengan menghadapi persoalan yang sama, yakni Tabel 3.14
kesulitan mengurus klaim. Rincian Dana Asuransi Berdasarkan Data Penempatan
Per Tahun
Perubahan kebijakan tentang asuransi merupakan peraturan
yang sering berubah-ubah hingga saat ini, namun tidak juga Total Asuransi
Jumlah
menunjukkan adanya perbaikan bagi layanan TKI. Telah banyak Tahun (400 ribu x jumlah Keterangan
Penempatan
penempatan)
investigasi dan laporan baik dari organisasi masyarakat sipil
2006 680.000 Rp. 272 Milyar - Permenakertrans
seperti ICW dan Migrant CARE, dan juga lembaga negara, orang No. 23/MEN/V/2006
seperti audit BPK dan kajian KPPU, serta liputan investigasi - Pemantauan Migrant
CARE menujukkan
media, seperti majalah tempo edisi 5 -11 September 2011 No bahwa klaim asuransi
2740 tentang jejak korupsi asuransi TKI94. Namun hingga kini tidak lebih dari 20%
- TKI kesulitan dalam
benang kusut asuransi TKI belum juga dituntaskan. pengurusan klaim
- Biaya untuk mengurus
Berdasarkan pengalaman Migrant CARE dalam mendampingi asuransi lebih besar
korban yang mengurus klaim asuransi, peraturan mengenai daripada asuransi
asuransi cenderung tidak implementatif dan TKI selalu yang diperoleh
- Banyak TKI yang tidak
menghadapi kesulitan dalam mengklaim asuransi. Problem diberikan informasi
asuransi tidak hanya pada birokrasi pencairannya, tetapi tentang asuransi
juga bermula dari legalitas badan hukum asuransi yang juga
bermasalah.
94
Tempo menelusuri lika-liku asuransi buruh migran dan menemukan sederet kejanggalan. Separuh premi
asuransi TKI ternyata mengalir ke sebuah broker dengan rekam jejak yang tak bersih. Penunjukan konsorsium 95 Lihat Anis Hidayah “Mengurai Praktek Korupsi dalam Penempatan PRT Migran ke Luar Negeri”, dalam
perusahaan asuransi pun dipenuhi isu suap dan setoran miliaran rupiah per bulan. Jurnal Perempuan edisi 72 Perempuan dan Korupsi, Februari 2011

108 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 109
696.746 Rp. 278,6 Milyar - Permenakertrans No. Dana asuransi yang mencapai trilyunan rupiah tersebut, tidak
orang 20/MEN/X/2007 lebih dari 20% yang bisa dinikmati oleh TKI sebagai manfaat
- Klaim asuransi tidak
lebih dari 20% atas asuransi selama mereka menghadapi masalah. Dan
- Dalam dalam kasus sisanya adalah tidak terang benderang menjadi kentungan
buruh migrant
memerlukan 1-2 tahun
siapa saja selain perusahaan asuransi TKI.
untuk klaim asuransi
atas gaji yang tidak di
Sementara menurut hasil audit BPK menunjukkan
bayar majikan bahwa penyelenggaraan asuransi TKI belum memberikan
- Banyak TKI yang tidak perlindungan secara adil, pasti, dan transparan96. Secara rinci,
diberikan informasi
tentang asuransi berikut adalah hasil temuan BPK:
644.731 Permenakertrans 1. Kemenakertrans belum mengelola program asuransi
2008 Rp. 257,8 Milyar
orang No. 23/MEN/XII/2008
secara baik, sebagaimana amanat UU Nomor 39
632.172
2009 Rp. 252,8 Milyar Tidak ada transparansi Tahun 2004 Pasal 68 yang mewajibkan PPTKIS
orang
2010 575.804 Rp. 230,3 Milyar - Permenakertrans No. mengikutsertakan TKI yang akan diberangkatkan ke
orang 07/MEN/V/2010
- Pemerintah menunjuk luar negeri dalam program asuransi.
1 konsorsium 2. Penunjukan sembilan konsorsium asuransi melalui
asuransi sebagai
keputusan Menakertrans pada Tahun 2006 sampai
penyelanggara
asuransi TKI dengan 2009 yang melibatkan 48 perusahaan asuransi
2011 438.474 Rp. 438,4 Milyar Investigasi majalah dan delapan broker asuransi, yang jenis dan biaya
sampai orang tempo edisi 5 -11
Oktober September 2011 No pertanggungannya sudah ditetapkan, menciptakan
2740 tentang jejak persaingan tidak sehat. Konsorsium asuransi tidak
korupsi asuransi TKI
berlomba-lomba memperbaiki kinerja jaringan dan
menemukan sederet
kejanggalan. Separuh pelayanan, melainkan berlomba-lomba memberikan
premi asuransi TKI diskon premi dan tawar-menawar harga premi kepada
ternyata mengalir ke
sebuah broker dengan PPTKIS.
rekam jejak yang tak 3. Konsorsium asuransi tidak terbuka melaporkan
bersih. Penunjukan
konsorsium perusahaan produksi polis dan klaim baik kepada Kemenakertrans
asuransi pun dipenuhi maupun terbuka untuk umum melalui website. Website
isu suap dan setoran
konsorsium asuransi yang seharusnya dapat diakses
miliaran rupiah per
bulan. secara terbuka seringkali terkendala secara teknis.
Total 3.667.927 Rp. 1, 729,9 Total dana asuransi 4. Data produksi dan progress klaim TKI sangat sulit diakses,
orang Trilyun dari tahun 2006-2011
berdasarkan data bahkan terdapat konsorsium asuransi yang dengan
penempatan BNP2TKI sengaja menyembunyikan data produksi dan klaimnya.
Sumber: Diolah dari data BNP2TKI dan hasil kajian KPPU tentang asuransi, 2010
Hasil Audit Badan Pemeriksa Keuangan RI, Maret 2010
96

110 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 111
5. Adanya unsur kesengajaan PPTKIS yang tidak 1. Rekomendasi dari Kanwil Depkes setempat
mengikutkan TKI-nya dalam program asuransi, 2. Rekomendasi dari Kanwil Depnaker setempat
khususnya asuransi pra penempatan. Bagi PPTKIS 3. Rekomendasi dari KBSA (Kedutaan Besar Saudi Arabia)
semakin sedikit biaya premi yang dibayarkan semakin bagi rumah sakit/ poliklinik pemeriksa kesehatan untuk tujuan
baik, walaupun biaya premi tersebut akhirnya ditagihkan Arab Saudi
secara penuh kepada TKI melalui mekanisme Surat Edaran inilah yang kemudian menjadi pupuk penyubur
pemotongan gaji. bagi tumbuhnya bisnis medical check up bagi calon TKI. Biaya
6. Kewajiban konsorsium dalam menyelesaikan klaim medical bagi calon TKI tergantung pada Negara penempatan
sering terlambat dan tidak jelas statusnya. Kewajiban yang akan dituju. Biaya tersebut berkisar dari 400 ribu rupiah
konsorsium asuransi dalam menangani kasus-kasus hingga 1 juta rupiah.
TKI di luar negeri sering kali tidak jelas statusnya.
Tabel 3.15
Nama Rumah Sakit atau Klinik untuk Medical Checkup bagi calon
5. Lembaga Medical Checkup TKI tahun 2010
Menurut data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI tahun 2010, jumlah rumah sakit dan klinik medical check No Nama Sarana Kesehatan Alamat
up TKI sejumlah 126 yang tersebar di 13 propinsi di seluruh I SUMATERA UTARA
1 Anugerah Ibu Medical Centre JL Nibung Raya No 28 Medan
Indonesia. Lahirnya sarana kesehatan untuk medical check up
2 Medan Medical Centre Jl Agus Salim No 5 Medan
TKI ini memiliki kesejarahan panjang yang tak lepas dari bagian 3 RS Pringadi Medan Jl Prof Yamin SH No 47 Medan
kebijakan pengerahan tenaga kerja. 4 RSU Deli Jl Merbabu No 18-20A Medan
5 RSUP Adam Malik Medan Jl Bunga Lau No 17 Medan
Sejak masa Orde Baru, pemerintah telah membuat berbagai 6 RSU Imelda Pekerja Indonesia Jl Bilal No 24 Pulo Brayan Medan
aturan tentang kesehatan sebagai salah satu prasyarat calon 7 Lab Klinik Global Health Jl Mojopahit No88 EF, Medan
TKI, hal ini kemudian melahirkan banyaknya lembaga sarana II SUMATERA BARAT
8 RSU Dr M Djamil Jl Perintis Kemerdekaan,Padang
kesehatan untuk medical check up TKI. Kebijakan pertama yang 9 RS Yos Sudarso Jl Situjuh No1 Padang
terkait dengan hal ini adalah surat edaran dari Pusat AKAN III RIAU
(Antar Kerja Antar Negara) Depnaker RI Nomor B. 555/M/AN/ 10 RSUD Pekanbaru Jl Diponegoro No2 , Pekanbaru
11 Klinik Dr Abdullah Qayyum Jl Gatot Subroto No24, Pekanbaru
AN/1985 tentang penunjukan rumah sakit/ poliklinik pemeriksaan
12 RS Bina Kasih Jl Samanhudi No3-5, Pekanbaru
calon TKI AKAN. Surat ini ditujukan kepada Kepala Balai AKAN 13 Balai Labkes Pekanbaru Jl Mustika No3A Pekanbaru
di seluruh Indonesia. 14 LabKlinik Sarana Tirta Raya Jl Sukarno Hatta 1-2 Pekanbaru
15 Lab Klinik Thamrin Jl Nangka/ Tambusai 36 Pknbaru
Dalam surat edaran tersebut, dijelaskan bahwa setiap rumah 16 Ananda Medical Centre Jl KH Nasution 107,  Pekanbaru 
sakit/ poliklinik yang berkeinginan untuk berpartisipasi dalam IV SUMATERA SELATAN
kegiatan pemeriksaan kesehatan calon TKI disarankan untuk 17 Balai Besar Labkes, Plg Jl Inspkt Yazid No2 Km 2,5 Plg 
V LAMPUNG
mengajukan permohonan kepada Menteri Kesehatan RI dengan
persyaratan sebagai berikut:

112 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 113
18 RSU Dr H Abd Moeloek Jl Dr Rivai No6, Bdr Lampung 59 LKS Pramita Matraman Jl Matraman Raya No26 Jaktim
19 RS Jiwa Prov Lampung Jl Raya Gedung Tataan Km 13 60 Fatahilah Medical Centre Jl Pedati Raya No10 A Jatinegara 
20 Lampung Medical Centre Gatot Subroto No59, Bdr Lampung 61 Klinik Masyhur Medical Centre  Jl Media Kav2/91 Cipinang Muara 
VI DKI JAKARTA 62 Assalam Medical Centre Jl Otista III, Kbn Nanas Sel 8 No9
21 Afiat Medical Centre Jl Condet Raya No 16, Jaktim 63 Asy Syarif  Medical Centre Jl Kayu Manis 21A, Condet, Jaktim
22 Amanah Medical Centre Jl Tebet Raya No 31, Jaksel 64 RSPAD Gatot Subroto Jl Abd Rachman Saleh 24 Jakpus
23 Insani Medical Centre Jl Basuki Rahmad No 18, Jaktim VI JAWA BARAT
24 Nurhuda Medical Centre Jl Otista III No 13, Jakarta Timur 65 Laboratorium Klinik Medicore Jl Dipati Ukur No5 Bandung
25 Al Hikma Medical Centre  Jl Asem Baris Raya No 15 Jaksel 66 RSU Cibabat Cimahi Jl Raya Cibabat No140 Cimahi
26 Ar Rahma Medical Centre  Jl Rawamangun Muka No 1 Jaktim 67 RSUD R Syamsudin SH Jl Rumah Sakit No1 Sukabumi
27 Avida Medical Centre Jl Cipinang Cempedak, No5 Jaktim 68 Badan RSD Waled, Cirebon Jl Kesehatan No4 Waled, Cirebon
28 Amalia Medical Centre Jl Dewi Sartika No349 Jaktim 69 RS Al Islam Bandung Jl Sukarno Hatta No644, Bandung
29 Ar Ridha Medical Centre Jl Kamp Melayu Besar 13 Jaktim 70 RS Beta Medika  Jl Cisaat No595, Sukabumi 
30 Dewi Sartika Medical Centre Jl Dewi Sartika No261,  Jaktim 71 LKS Pramita, Cirebon Jl DrCipto No95 Cirebon
31 Salamat Medical Centre  Jl Abd Syafei Gdg Peluru 18 Jaksel 72 LKS Pramita Martadinata Jl RE Martadinata 104, Bandung
32 Rayhan Medical Centre Jl Tebet Timur Raya 141, Jaksel VII JAWA TENGAH
33 Assa’adah Medical Centre Jl Tebet Timur Raya No 58, Jaksel 73 Lab Klinik An-Nur Cilacap Jl MT Haryono No60A Cilacap
34 Haninah Medical Centre  Jl Budi No21 Cawang, Jaktim  74 Lab Klinik An-Nur Purwokerto Jl Perintis Kemerdekaan No24 
35 An Nur Medical Centre  Jl KH Abd Syafei No12 Jaksel 75 Lab Klinik Imam Bonjol Jl Imam Bonjol 177 A Semarang
36 Setu Medical Centre Jl Setu No3 Kel Setu, Jaktim 76 Lab Ultra Medika Jl Plasa Siliwangi Blok 9-10 Smg
37 Bakthir Medical Centre Jl Raya Condet No6, Jaktim 77 Klinik Utama Cito Indraprasta Jl Indraprasta No81, Semarang 
38 RS Puri Medika  Jl Raya Sungai Bambu No5,Jakut 78 Lab Klinik Permata Jl Mayjen Sutoyo No 962, Smg
39 RS MCU Haji Jakarta Jl Raya Bekasi 122  Cipinang 79 Balai Labkes Semarang Jl Tlogosari No 185, Semarang
40 Hidayah Medical Centre Jl Tebet Timur III/1 No7, Jaktim 80 RSU Banyumas Jl Rumah Sakit No 1 Semarang
41 Al Rahim Medical Centre Jl Condet Raya No 121, Jaktim 81 RSU Prof Margono S Jl Dr Gumbreg No 1 Purwokerto
42 Rosela Indah Medical Centre Jl Rosela Raya No185, Jakbar 82 RSUD Unit Swadana Kudus Jl Dr Lukmonhadi No 63 Kudus
43 Moslem Medical Centre Jl Mesjid Condet No39, Jaktim 83 RS Islam Surakarta Jl A Yani Pabelan, Surakarta
44 Azzahra Medical Centre Jl Kalibata Raya 6 Cililitan Jaktim 84 RS Emanuel, Banjarnegara Jl Raya Klampok, Banjarnegara
45 Zam-Zam Medical Centre Jl Otista Raya No 119 Jaktim 85 RS Islam Purwokerto Jl H Masyhuri, Purwokerto
46 Tirta Husada Medical Centre Jl Dr Saharjo No113 Jaksel 86 RS Mardi Rahayu, Kudus Jl AKBP R Agil No 110, Kudus
47 Ar-Raudah Medical Centre Jl Tebet Raya No77, Jaksel 87 RS Islam Sunan Kudus Jl Kudus Permai No 1, Kudus
48 Pemata Indah Medical Centre Tmn Permata Indah II Blk E/8 Jakut 88 RS Islam Fatimah, Cilacap Jl Ir H Juanda No 20, Cilacap
49 RSUP Persahabatan, Jakarta  Jl Raya Persahabatan, Jaktim 89 RS Roemani Muhammadiyah Jl Wonodri Dalam II/ 22, Cilacap
50 Balai Besar Labkes DKI JLPercetakan Negara No23A  90 Lab Klinik Utama Budi Sehat Jl S Parman 131, Solo
51 Rumah Sakit Pondok Indah Jl Metro Duta, KVUE, Jaksel 91 Lab Klinik Amanah, Cilacap Jl Gatot Subroto 108, Cilacap
52 Pertamedika Medical Centre Jl  Merdeka Timur 12 Jakpus 92 Lab Klinik Marchsya, Cilacap Jl Cerme No 27 Sidanegara
53 Tihama Medical Centre Jl Asem Baris Raya 3A-B, Jaksel 93 Keluarga Sehat Hospital Jl Sudirman No9 Margorejo, Pati
54 Ananda Medical Centre Jl Condet Raya No59 Jaktim IX DI YOGYAKARTA
55 Satria Medika Sakti Medical  Jl Hayam Wuruk No100R, Jkt 94 RS PKU Muhammadiyah, DIY Jl Ahmad Dahlan No 20 DIY
56 An-Nahl Medical Centre Jl Condet Raya No77, Jaktim 95 Lab Klinik Ultra Medica Jl Menteri Soepeno 1021A, DIY
57 PBDS Purnomo Jl Cipinang Cmpdk IV/7A, Jaktim 96 Lab Klinik Swasta Pramita Jl Dr Sutomo No 39-41, DIY
58 RS Medika Permata Hijau Jl Kebayoran Lama No64 Jaksel 97 Lab Klinik Swasta Karunia Jl Kalimantan 2 Depok ,Yogya 

114 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Pengerahan, Penempatan, Minus Perlindungan | 115
98 An Nur Medical Centre  Ruko Tandan Raya B4,Bantul
99 RSUP Dr Sardjito Jl Kesehatan Sekip, Yogya
X JAWA TIMUR
100 Lab     Klinik As Shafa Jl Letjen Sutoyo 11 Waru, Sidoarjo
101 Citra Medical Centre Jl Ketintang Baru No 56, Sby
102 lab Klinik Rahmat Sejahtera Jl Dr Cipto No 202 Lawang, Mlg
103 RS Al Huda Jl Diponegoro  65, Banyuwangi
104 Higina Medical Centre Jl Kaliurang No 30, Malang
105 Lab Klinik Ultra Medica Sby Jl Nias No 26, Surabaya Bab IV
106 General Medical Centre Jl Abd Wahab Ruko Bukit Mas, Sby
Kesimpulan dan Rekomendasi
107 RSUD Dr Soedono Jl Sumbawa No 6 Madiun
108 RS Panti Nirmala, Malang Jl Kebalen Wetan No 8 Malang
109 RS Adi Husada Undaan Wetan Jl Undaan Wetan No 40-44 Sby 4.1. Kesimpulan
110 RS Al Irsyad, Surabaya Jl KH Mansyur No 210-214, Sby
111 Balai Besar Labkes Surabaya Jl Karang Menjangan No 18 Sby Eksploitasi, diskriminasi, stigmatisasi, indoktrinasi dan
112 LKS Pramita, Dharmawangsa Jl Dharmawangsa  70 Surabaya kriminalisasi yang dihadapi dan dialami oleh buruh migran Indonesia
113 LKS Ultra Medica International Jl Sultan Agung No 20 Sidoarjo saat ini tak lepas dari sejarah panjang produksi/reproduksi kebijakan
114 RSU Dr Soetomo Jl  DrMoestopo 6-8, Surabaya
migrasi tenaga kerja yang dibuat (tepatnya disediakan) oleh negara
115 LKS Ultra Medica Ponorogo Jl Bataro Katong 238A, Ponorogo
116 LKS Ultra Medica Kediri Jl Teuku Umar No 4 Kediri kepada institusi bisnis yang menikmati keuntungan dari pengerahan
117 LKS Panglima Sudirman Jl Tumenggung Suryo  22 Malang dan perekrutan buruh migran Indonesia.
XI SULAWESI SELATAN
118 Balai Besar Labkes Makasar Jl Perintis Kemerdekaan Km 11  Dari penelusuran sejarah yang dilakukan Migrant CARE,
119 Klinik Lacasino Jl Adhiyaksa Baru 45, Makasar ditemukan upaya intensif negara dalam melakukan upaya pengerahan
XII SULAWESI UTARA
tenaga kerja sejak masa kolonial hingga sekarang ini. Sejak
120 Balai Labkes Manado Jl 17 Agustus Komp Kesehatan
XIII NTB pertengahan abad XIX hingga awal abad XX ditemukan keterkaitan
121 Lab Klinik Hepatika Jl Bung Hatta No 3A, Mataram antara upaya-upaya intensif pemerintah kolonial mengakumulasi
122 Lab Klinik Alumni Agung Jl Bung Karno No 2, Mataram pendapatan dengan politik pintu terbuka (liberalisasi ekonomi
123 RSUD Praya Jl Basuki Rahmat No 11, Praya
perkebunan) setelah keuangan pemerintah kolonial terkuras untuk
124 RSU Mataram Jl Pejanggik No 6, Mataram
125 Mataram Medical Centre Jl Sandubaya 36 Bertais Sweta membiayai operasi militer menghadapi perlawanan-perlawanan anti
126 Citra Medical Centre Jl Ahmad Dahlan  20, Mataram kolonial di Jawa dan Aceh. Dan hal ini didukung oleh aturan-aturan
Sumber: http://www.bnp2tki.go.id/info-ke-jepang-mainmenu-215/1938-nama- ketenagakerjaan yang menjadi penopang keberlangsungan industri
rumah-sakit-atau-klinik-untuk-medical-checkup.html perkebunan, terutama di kawasan Sumatera Timur hingga kemudian
berkembang meluas hingga ke koloni seberang benua, Suriname.

Dua kebijakan pokok yang dibuat pada masa Kolonial


adalah Staatsbald No. 650 Tahun 1936 yang kemudian diperbarui
lagi dengan Staatsblad No. 388 Tahun 1938 mengenai pengerahan
tenaga kerja untuk keperluan perdagangan, pertanian/perkebunan

116 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Kesimpulan dan Rekomendasi | 117
dan pekerjaan umum (kuli bangunan). Selain itu juga ditemukan masuk dan tumbuh memulai proses industrialisasi. Dan hal tersebut
Staatsblad No. 235 Tahun 1899 tentang pengerahan orang Indonesia merupakan isi pokok dari UU No. 14/1969 Tentang Ketentuan-
untuk mengadakan pertunjukan kebudayaan rakyat di luar negeri. Ketentuan Pokok tentang Tenaga kerja untuk memastikan hubungan
Ternyata aturan tersebut dipersiapkan khusus untuk mengirimkan ketenagakerjaan yang terkelola dalam kontrol negara. Dalam UU
“duta budaya” ke pameran semesta (l’Exposition Universelle) atau ini tidak ditemukan secara langsung pasal-pasal yang terkait atau
yang terkenal dengan L’Exposition Coloniale Internationale (Pameran mengatur mengenai penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar
Tanah Jajahan) di Paris tahun 1899 dalam rangka peringatan 100 negeri. Pada masa tersebut memang belum nampak secara signifikan
tahun Revolusi Perancis. dan terorganisir adanya aktivitas migrasi pekerja ke luar negeri.
Namun ketika Peristiwa Malari meletus yang memunculkan sentimen
Pada masa kemerdekaan hingga Soekarno dilengserkan, tidak
anti modal/bantuan asing, terbongkarnya skandal korupsi Pertamina
ditemukan adanya kebijakan yang sistematik mengenai pengerahan/
serta akhir masa keemasan rejeki minyak bumi, migrasi tenaga kerja
penempatan tenaga kerja ke luar negeri. Kebijakan tentang mobilitas
ke luar negeri mulai didorong meski belum dilirik sebagai penopang
penduduk lebih tercermin dalam program transmigrasi. Namun pada
ekonomi.
rezim Soekarno ditemukan adanya komitmen politik untuk kemajuan
buruh dengan ditunjuknya S.K. Trimurti (Aktifis Buruh) sebagai menteri Dalam dua dekade (1980an dan 1990an) terjadi booming
perburuhan yang memberikan kontribusi besar pada lahirnya berbagai bisnis penempatan buruh migran ke Saudi Arabia. Migrasi tenaga kerja
kebijakan legislasi perburuhan yang protektif, antara lain UU No. menjadi sektor bisnis yang memunculkan perusahaan penempatan
33/1947 tentang Kecelakaan, UU No. 12/1948 tentang Perlindungan buruh migran. Fenomena ini menggeser kebijakan penempatan buruh
Kerja dan UU No. 23/1948 tentang Pengawasan Perburuhan. Selain itu migran yang sebelumnya bersifat adhoc (pasif) menjadi kebijakan
sebagai komitmen dari keanggotaan pemerintah Indonesia dalam ILO regulatif (pengaturan).
sejak tanggal 12 Mei 1950, berbagai Konvensi ILO diratifikasi, antara
Bermula dari Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor
lain Konvensi ILO No. 29/1930 tentang Penghapusan kerja Paksa
PER 149/MEN/1983 tentang tata cara pelaksanaan pengerahan
dan Konvensi No.45/1935 tentang Pelarangan Kerja Perempuan di
tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi, industrialisasi penempatan
bawah tanah.
buruh migran ke luar negeri terjadi dan berlangsung secara massif.
Pada masa Orde Baru yang dihadapkan pada kemerosotan Keputusan Menteri ini menjadi penanda awal dimulainya regulasi
ekonomi pasca krisis 1965-1967 membutuhkan pemulihan secara yang memberikan kewenangan besar bagi perusahaan pengerah
serius yang salah satunya bertumpu pada utang luar negeri dan akhirnya benar-benar dimanfaatkan oleh perusahaan pengerah
untuk pembiayaan pembangunan. Sebagai prasyaratnya adalah tenaga kerja untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya
menyiapkan tenaga kerja yang massif dan a-politis sebagai modal dari penempatan buruh migran. Hingga tahun 1983, tidak kurang dari
utama pembangunan sebagai hal yang tak terpisahkan dari proses dari 74 perusahaan pengerah terlibat dalam bisnis ini. Hingga tahun
konsolidasi internal Orde Baru. Tenaga kerja dan sumber daya tahun 1986, PJTKI mencapai 228, dan mengalami lonjakan pada
alam menjadi modal awal yang disorongkan oleh rejim Orde Baru tahun 2001 sejumlah 422 dan tahun 2012 tercatat 570 perusahaan
menyambut sokongan eksternal dalam bentuk investasi yang pengerah yang memiliki izin untuk melakukan bisnis penempatan

118 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Kesimpulan dan Rekomendasi | 119
buruh migran ke luar negeri. Gurita bisnis penempatan buruh migran perangkap kebijakan penempatan buruh migran yang eksploitatif
yang dikembangbiakan oleh perusahaan pengerah tenaga kerja dan tidak protektif. Meskipun sejak 18 Oktober 2004 pemerintah
tersebut atas restu pemerintah dan langgeng hingga saat ini. Tidak telah menetapkan UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang penempatan
hanya PJTKI yang memperoleh keuntungan besar dalam industri dan perlindungan TKI, namun isi UU tersebut masih mewarisi
penempatan buruh migran. Akibat kebijakan negara, berbagai pihak ketentuan-ketentuan pengerahan tenaga kerja masa orde baru yang
berlimang keuntungan, seperti Garuda Indonesia, bank, perusahaan sifatnya pengerahan dan penguasaan, bukan perlindungan. Untuk
asuransi, berbagai bisnis dalam terminal TKI, dan lembaga penyedia itulah, diperlukan implementasi ratifikasi Konvensi tersebut dalam
sarana medical check up. Sementara buruh migran dalam skema kebijakan-kebijakan yang lebih konkrit dan operasional serta menjadi
kebijakan tersebut, panen mendapatkan nestapa atas pelanggaran- panduan politik luar negeri dalam diplomasi perlindungan buruh
pelanggaran HAM yang tidak jarang jarang berujung pada hilangnya migran Indonesia di ranah internasional.
nyawa.

Kajian ini juga memperlihatkan bahwa kebijakan tentang


penempatan buruh migran Indonesia diekslusi dari rumpun hukum
perburuhan yang berorientasi pada pemenuhan hak-hak buruh dan
menempatkan buruh sebagai subyek yang aktif. Tak ada satupun
standar-standar pokok perburuhan menurut International Labour
Organization menjadi kandungan dari UU No. 39/2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
Undang-undang ini lebih mengedepankan buruh migran Indonesia
sebagai obyek (dan bukan subyek) dan tak lebih dari mesin pencetak
uang, baik bagi negara maupun korporasi pengerahan tenaga kerja.

4.2. Rekomendasi
Ratifikasi International Convention on The Protection on The
All Rights of Migrant Workers and Their Families sesungguhnya
bukan merupakan klimaks dan proses akhir dalam perlindungan
buruh migran oleh Negara. Sebaliknya, hal ini merupakan awal jalan
baru untuk menata kembali kebijakan mengenai buruh migran yang
berbasis HAM melalui harmonisasi kebijakan nasional sesuai dengan
prinsip-prinsip konvensi buruh migran.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 43 tahun sudah,


yakni sejak 1970 hingga 2013, buruh migran Indonesia berada dalam

120 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Kesimpulan dan Rekomendasi | 121
LAMPIRAN

Lampiran Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja Ke Luar


Negeri Tahun 1887-2012

I. Daftar Kebijakan Migrasi Pada Masa Kolonial


Tahun Kebijakan Isi Kebijakan
1887 Stbl. No.8 tahun 1887 tentang Mengatur tentang pengerahan
Pengerahan Orang Indonesia tenaga kerja untuk
untuk Melakukan Pekerjaan di dipekerjakan di luar Indonesia
Luar Indonesia (Forced Labor)
1899 Stbl. No.235 tahun 1899 Mengatur tentang pengerahan
tentang Pengerahan Orang orang Indonesia yang
Indonesia untuk Mengadakan melakukan misi kebudayaan
Pertunjukan Kebudayaan di luar Indonesia, mislanya
Rakyat di Luar Negeri pertunjukan
1911 STB No. 540 Tahun 1911 Mengatur tentang pokok-
UU tentang Mempekerjakan pokok perburuhan secara
Buruh (In Dienstneming umum pada masa kolonial
Van Werkleiden Z.G. Vrije
Arbeidsgeling)
1936 Ordinasi untuk Mengatur Ordinasi ini mengatur
Kegiatan Mencari Calon mekanisme organisasi
Pekerja tahun 1936 perekrut pekerja
(Wevingordonnantie 1936, (wervingorganisatie = WO)
Staatsblaad no.208.4 Mei dalam mencari pekerja yang
1936) bersedia bekerja di luar
Jawa dan Madura. WO wajib
menyediakan penampungan
dan membuat perjanjian, dan
menyediakan angkutan. WO
tidak boleh memungut uang
apapun dari pekerja yang
direkrut.

Lampiran | 123
II. Daftar Kebijakan Migrasi Tahun 1945-1979 III. Daftar Kebijakan Migrasi Tahun 1980 -1999
Tahun Kebijakan Isi Kebijakan Tahun Nama Kebijakan Isi Kebijakan
1965 Peraturan Menteri Menetapkan bahwa 1983 Peraturan - Mengantisipasi dan mengawasi
Perburuhan No 1 Tahun pengawasan dan pelaksanaan Menteri Tenaga perkembangan perusahaan
1965 tentang Pengawasan wervingsordonnantie Kerja dan pengerah tenaga kerja, baik
Atas Dijalankannya dilaksanakan oleh Direktorat Transmigrasi No. yang berbentuk Badan Hukum
Wervingordonnantie 1936 ( 12 Pengawasan Perburuhan Per.01/Men/1983 atau milik perorangan yang telah
Januari 1965) Kementerian Perburuhan Tentang mengadakan usaha pengiriman
Perusahaan TKI ke luar negeri
1969 Undang-Undang No.14 Tahun Pola hubungan kerja dan
Pengarah - Mewajibkan setiap PPTKI memiliki
1969 Tentang Ketentuan- peran pemerintah dalam
Tenaga Kerja ijin usaha dari Dirjen Binapenta
ketentuan Pokok Mengenai mengatur penyediaan
Indonesia ke Luar - Ijin usaha akan diberikan jika
Tenaga Kerja penyebaran dan penggunaan
Negeri PPTKI memenuhi sejumlah
tenaga kerja, secara khusus
persyaratan administrasi
UU ini belum mengatur
- Larangan bagi PPTKI untuk
masalah pekerja migran
memungut biaya apapun dari
1970 Peraturan Menteri Tenaga mengatur syarat-syarat pencari kerja
Kerja No 4 Tahun 1970 yang harus dipenuhi dalam
1983 Surat Keputusan - Pengawasan terhadap
Tentang Pengerahan Tenaga melakukan pengerahan
Menteri Tenaga peningkatan jumlah tenaga kerja
Kerja tenaga kerja meliputi:
Kerja dan Indonesia yang bekerja ke luar
Fasilitas penampungan,
Transmigrasi negeri
biaya pengerahan dan
No. Kep.128/ - Bentuk pengawasan tersebut
pengangkutan, pengupahan,
Men/1983 melalui Kartu Identitas yang harus
jam kerja, perlindungan, PHK
Tentang dimiliki oleh setiap TKI
dan tanggung jawab pengerah
Penggunaan - Mengatur tata cara untuk
1977 Surat Keputusan Bersama Pengangkutan tenaga Kartu Identitas memperoleh Kartu Identitas
Menteri Perhubungan kerja dalam rangka Antar Tenaga Kerja
dan Menteri tenaga Kerja Kerja Antar Negara dengan Indonesia yang
Transmigrasi dan Koperasi menunjuk PT. Garuda sebagai Bekerja di Luar
No. KM136/S/PHB dan No. sarana angkutan udara resmi Negeri
Kep.59?Men/1977 Tentang untuk pengiriman tenaga kerja
1983 Keputusan - Mengatur tata cara pelaksanaan
Pengangkutan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri
Menteri pengerahan TKI ke Arab
dalam rangka Antar Kerja
Tenaga Kerja Saudi mulai dari pengaturan
Antar Negara
No. Kep.149/ permohonan dari pihak
Men/1983 perusahaan/instansi/perorangan
Tentang di Arab Saudi
Tata Cara - Peran KBRI, Depnaker dan Pusat
Pelaksanaan AKAN
Pengerahan - Kewajiban-kewajiban yang harus
Tenaga Kerja dipenuhi PPTKI dan TKI
Indonesia ke - Tarif pengangkutan dan upah
Arab Saudi minimum yang dibedakan antara
TKI laki-laki dan TKI perempuan

124 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 125


1984 Keputusan - Keputusan ini merupakan 1984 Keputusan - Kepmen ini mengantisipasi
Direktur Jenderal petunjuk pelaksanaan dari Menteri persetujuam penyediaan TKI
Pembinaan dan Permenaker No.01/Men/1983 Tenaga Kerja antara Pemerintah RI dan
Penempatan yang mengatur tata cara No. Kep.408/ Malaysia tanggal 12 Mei 1984
Tenaga Kerja No. pemberian ijin usaha PPTKI. Men/1984 - Kepmen ini mengatur persyaratan
Kep.34?M?1984 - Mengatur prosedur permohonan, Tentang peminta dan pemberi tenaga
Tentang Petunjuk pencabutan ijin usaha Pengerahan kerja, tujuan dan wewennag
Pelaksanaan - Bentuk PPTKI harus merupakan dan Pengiriman Pusat AKAN, kewajiban PPTKI,
Pemberian institusi berbadan hukum yang Tenaga Kerja ke kewajiban TKI dan proses
Ijin Usaha berbentuk PT/Koperasi Malaysia pemberangkatan TKI
Perusahaan - Bentuk-bentuk formulir yang
1985 Keputusan - Pengaturan pola perjanjian AKAN
Pengerahan digunakan untuk perijinan usaha
Menteri Tenaga antara TKI dan pengguna TKI
Tenaga Kerja Ke PPTKI
Kerja No. Kep.28/ - Ada dua bentuk surat perjanjian
Luar Negeri
Men/1985 kerja untuk masing-masing sektor
1984 Peraturan - Permen ini bertujuan untuk Tentang
Menteri Tenaga meningkatkan kuantitas dan Penetapan Pola
Kerja No. Per.01/ kualitas TKI yang akan dikirim ke Perjanjian Kerja
Men/1984 luar negeri sehingga diperlukan Antar Kerja Antar
Tentang upaya pendidikan melalui Balai Negara
Balai Latihan Latihan
1985 Keputusan - Tata cara perijinan SIUP PPTKI
Perusahaan - PPTKI diwajibkan memiliki balai
Menteri - Kewajiban PPTKI terhadap TKI
Pengerahan latihan sendiri
Tenaga Kerja seperti tidak boleh memungut
Tenaga Kerja - BLKI Pasar Rebo Jakarta
No. Kep.420/ biaya, wajib mengasuransikan
Indonesia ke Luar ditetapkan sebagai balai ratihan
Men/1985 TKI, memberikan perlindungan
Negeri rujukan
Tentang - Kewajiban PPTKI terhadap
- PPTKI dilarang memungut biaya
persyaratan pemerintah
latihan dan penampungan dari
dan Kewajiban - Kewajiban TKI untuk membuat
calon pekerja
Perusahaan surat pernyataan yang diketahui
1984 Surat Edaran - Penertiban pengiriman TKI ke luar Pengerah PPTKI
Menteri Tenaga negeri Tenaga Kerja
Kerja No. SE.04/ - PPTKI diharuskan memiliki Indonesia ke Luar
Men/1984 perwakilan di luar negeri dan Negeri
Tentang selalu mengadakan pengawasan
1986 Peraturan - Mengatur secara lengkap
Penertiban dan pengawalan dalam setiap
Menteri Tenaga ketentuan-ketentuan yang
Pengiriman pengiriman TKI ke luar negeri.
Kerja No. PER terkait dengan AKAN antara lain:
Tenaga Kerja
-01/MEN/1986 prosedur perijinan PPTKI, hak dan
Indonesia ke Luar
Tentang Antar kewajiban PPTKI, Latihan kerja,
Negeri
Kerja Antar Biaya Pelaksanaan,pengerahan
Negara dan kewajiban TKI di luar negeri
- Permen ini mensistematisasikan
kebijakan-kebijakan tentang
pekerja migran yang selama ini
parsia ke dalam satu kesatuan
kebijakan

126 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 127


1986 Keputusan - Tata cara memperoleh SIUP 1988 Keputusan - Kepmen ini merupakan petunjuk
Menteri Tenaga untuk PPTKI, ijin pengerahan Menteri Tenaga pelaksanaan uji ketrampilan dan
Kerja No. Kep.03/ TKI, rencana penempatan tenaga Kerja No. sertifikasi dalam rangka program
Men/1986 kerja, proses perekrutan tenaga Kep.1166/ AKAN
Tentang Petunjuk kerja, pemberangkatan dan Men/1988 - Keputusan ini mengatur tentang
Pelaksanaan operasionalisasi pengerahan TKI Tentang Petunjuk materi uji ketrampilan dan
Antar Kerja Antar Pelaksanaan Uji sertifikasi ditekankan pada aspek
Negara Ketrampilan ketrampilan praktis
- Untuk kemampuan berbahasa
1987 Keputusan Petunjuk pelaksanaan AKAD (Antar Kerja
sitetapkan menguasai minimal
Menteri Tenaga Antar daerah)
200 kata sesuai dengan
Kerja No. KEP-
jabatannya.
883/MEN/1987
- Pelaksanaan uji ketrampilan
Tentang Petunjuk
diserahkan pada panitia penguji
Pelaksanaan
ketrampilan yang bertugas
Antar Kerja Antar
menyusun rencana program uji
Daerah
ketrampilan
1987 Peraturan - Perijinan bursa Kerja Swasta - Menyelenggarakan ujian dan
Menteri Tenaga - Tugas,hak,dan kewajiban bursa pemberikan penilaian hasil ujuan
Kerja No. PER- kerja swasta - Panitia ini bertanggung jawab
06/MEN/1987 - Sanksi kepada Menaker
Tentang Bursa - Penilaian bursa kerja swasta
1988 Peraturan - Permen ini memperbarui Permen
Kerja Swasta
Menteri Tenaga No. PER -01/MEN/1986
1988 Keputusan - Menetapkan persyaratan yang Kerja No. Per.05/ - selain mengatur tentang
Menteri Tenaga harus dipenuhi oelh TKI yang Men/1988 PPTKI, Permen ini juga merinci
Kerja No. akan bekerja diluar negeri dalam Tentang Antar tentang biaya pengerahan
Kep.1165/ rangka program AKAN Kerja Antar TKI, pemasaran jasa TKI di
Men/1988 - Persyaratan tersebut terdiri Negara luar negeri dan menetapkan
Tentang atas kualifikasiketrampilan yang ketentuan-ketentuan pembinaan,
Ketentuan Umum dibuktikan dengan sertifkat perlindungan dan pengawasan
Kwalitas Tenaga ketrampilan, penguasaan terhadap TKI
Kerja Indonesia bahasa, memenuhi persyaratan - Dalam Permen ini ditunjukan
Dalam Rangka administrasi standarisasi peran Atase Ketenagakerjaan
Program Antar keahlian, memenuhi persyaratan dalam pengawasan TKI di Luar
Kerja Antar fisik, mental, disiplin, motiasi Negeri
Negara dan ideologi dengan mengikuti
1988 Keputusan - Kepmen ini merupakan petunjuk
program latihan orientasi pra
Menteri Tenaga pelaksanaan Permen No. 05/
pemberangkatan oelh Depnaker
Kerja No. Kep. Men/1988 Tentang AKAN yang
- Ketentuan ini ditujukan kepada
1306/Men/1988 menjelaskan secara rinci prosedur
TKI non PRT
Tentang Petunjuk pengerahan TKI, prosedur
Pelaksanaan perijinan bagi PPTKI, ketentuan-
Antar Kerja Antar ketentuan tentang persyaratan
Negara TKI, perjanjian kerja, pengawasan
dan perlindungan TKI

128 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 129


1988 Keputusan - Kepmen ini secara khusus 1989 Keputusan - Unit Organisasi dalam
Menteri Tenaga mengatur proses perekrutan TKI Menteri Tenaga pengurusan penyampaian hak-
Kerja No. Kep. ke Arab Saudi mulai dari rencana, Kerja No. KEP- hak TKI yang meninggal atau
1307/Men/1988 pengerahan, kriteria calon TKI, 1216/MEN/1989 mengalami kecelakaan di luar
Tentang seleksi dan latihan calon TKI, Tentang negeri
Petunjuk Teknis pengurusan dokumen Perjalanan Tata Cara - Tata cara penyampaian hak-hak
Pengerahan Penyampaian TKI yang meninggal dunia atau
Tenaga Kerja Hak-Hak Tenaga mengalami kecelakaan di luar
Indonesia ke Kerja Indonesia negeri
Arab Saudi Yang Meninggal
Dunia Atau
1989 Keputusan - Kepmen ini mengatur adanya
Mengalami
Menteri biaya pembinaan TKI
Kecelakaan Di
Tenaga Kerja - Biaya tersebut hasil dari pungutan
Luar Negeri
No. Kep.213/ sebesar UU$20 dari tiap-tiap TKI
Men/1989 wanita yang bekerja pada sektor 1990 Keputusan - Kepmen ini merupakan pedoman
Tentang Biaya informal di Timur Tengah Menteri dasar sistem antar kerja dalam
Pembinaan - Pungutan ini dibebankan pada Tenaga Kerja kaitannya dnegan pengembangan
Tenaga Kerja PPTKI, yang diberi kewenangan No, Kep.207/ sumber daya manusia yang
Dalam Rangka menarik pungutan adalah Men/1990 meliputi kegiatan-kegiatan
Pengembangan IMSA sedang pengelolaannya Tentang Sistem penyediaan, penyebaran dan
Program Antar diserahkan pada Tim Pengelola Antar Kerja penggunaan tenaga kerja secara
Kerja Antar Dana Pembinaan TKI Depnaker sistematis, cepat dan tepat.
Negara ke Timur yang di ketuai Sekretaris Jenderal - Antar kerja yang dimaksud
Tengah Depnaker Kepmen ini terdiri atas empat
kriteria yaitu berdasar lokasi kerja,
1989 Surat Menteri - Surat ini merupakan surat
ciri pencari kerja, jenis pemberi
Keuangan persetujuan Menkeu atas Kepmen
kerja dan status pekerjaan.
No. S.105/ No 213/Men/1989
- AKAN termasuk antar kerja
MK.03/1989 - Dalam surat ini ditegaskan pula
berdasar lokasi kerja
Tentang bahwa dana tersebut termasuk
Persetujuan penerimaan negara yang harus
Keputusan disetor ke Kas Negara, sehingga
Menteri masuk dalam perhitungan APBN
Tenaga Kerja - Untuk mengelola dana tersebut
No. Kep.213/ Depnaker setiap tahu membuat
Men/1989 rencana kegiatan
Tentang Biaya
Pembinaan
Tenaga Kerja
Indonesia
Dalam Rangka
Pengembangan
Program Antar
Kerja Antar
Negara

130 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 131


1990 Keputusan - Kepmen ini memperbaiki Kepmen 1991 Keputusan - Kewajiban penyerahan salinan
Menteri 213/Men/1989 Menteri Tenaga akte pendirian perusahaan
Tenaga kerja - Jika pada Kepmen 213/Men/1989 Kerja No. KEP- - Jangka waktu penyerahan salinan
No. Kep.266/ IMSA ditunjuk untuk menarik 497/MEN/1991 akte pendirian perusahaan
Men/1990 dana pembinaan dari PPTKI Tentang - Sanksi
Tentang maka dalam Kepmen ini PPTKI Batas Waktu
Perubahan menyetor langsung ke rekening Penyerahan
amar Kedua Bank yang ditunjuk Menaker dan Akte Pendirian
dan amar Ketiga pengelolaan langsung dilakukan Perusahaan
Kepmenaker oleh Tim Pengelola atau Koperasi
No. Kep-213/
Pemegang SIUP
Men/1989
PPTKI Yang
Tentang Biaya
Telah Disahkan
Pembinaan
Tenaga Kerja Oleh Departemen
Dalam Rangka Kehakiman atau
Pengembangan Departemen
Program Antar Koperasi
Kerja Antar 1991 Keputusan - Penerimaan dan penerbitan
Negara Ke Timur Menteri Tenaga sertifikat deposito PTKI
Tengah Kerja No. - Penerimaan dana pembinaan TKI
1990 Keputusan - Keppres ini membebaskan para KEP-1877/M/ - Penerimaan pembayaran iuran
Presiden No. TKI yang bekerja di luar negeri SJ/91 Tentang kepesertaan asuransi social
28 Tahun dalam rangka program AKAN Penunjukan tenaga kerja (ASTEK)
1990 Tentang yang diketahui/disetujui Depnaker Bank Pemerintah
Kebijaksanaan dari ketentuan membayar biaya Dalam Rangka
Pemberian Surat fiskal untuk bepergian ke luar Pelaksanaan
Keterangan negeri Kegiatan
Bebas Fiskal Pengerahan
Luar Negeri Tenaga Kerja
1991 Peraturan - Permen ini memperbarui Permen Program AKAN
Menteri Tenaga No 05/Men/1988 tentang AKAN 1991 Keputusan - Batas waktu penyetoran uang
Kerja Republik - Permen ini mengatur tentang Menteri Tenaga deposito
Indonesia persyaratan meliputi surat izin Kerja No. KEP- - Sanksi
Nomor: PER- usaha perusahaan pengerah,
437/MEN/1991
01/MEN/1991 Persyaratan kegiatan pengerahan,
Tentang
Tentang Antar persyaratan pengerah tenaga
Batas Waktu
Kerja Antar kerja bukan PPTKI, Pemasaran
Negara jasa TKI, Pengerahan TKI, Penyetoran Uang
Pembinaan, perlindungan dan Deposito Atas
pengawasan, Pencabutan SIUP Nama Menteri
pengerah, Sanksi Tenaga Kerja
- Selain itu Permen ini menetapkan Bagi PPTKI
IMSA sebagai mitra kerja Pemegang SIUP
Pemerintah dalam rangka Pengerah
pengerahan TKI ke luar negeri

132 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 133


1991 Keputusan - Kepmen ini merupakan petunjuk 1992 Undang-Undang - UU ini mengatur orang yang
Menteri pelaksanaan Permen 01/ RI No. 9 Tahun masuk dan keluar wilayah
Tenaga Kerja Men/1991 tentang AKAN 1992 Tentang Indonesia, pencegahan dan
No. Kep.195/ - Kepmen ini mengatur tentang Keimigrasian penangkalan, Keberadaan orang
Men/1991 tata cara permohonan SIUP asing di wilayah Indonesia, Surat
Tentang Petunjuk pengerah bagi PPTKI, rencana Perjalanan, pengawasan orang
Pelaksanaan pengerahan TKI, tata cara asing dan tindakan keimigrasian,
Antar Kerja Antar pengerahan pelatihan pengurusan punyidikan, pidana
Negara surat perjalanan, peran IMSA,
1993 Sapta Karyatama - Kebijakan Umum Depnaker ini
pembinaan, perlindungan dan
Pelita VI mengacu pada GBHN 1993
pengawasan
Depnaker, - Kebijakan ini merumuskan pokok
1991 Keputusan - Kepmen ini mengatur secara Kebijakan Utama dimana salah satunya adalah
Menteri Tenaga khusus tentang pengerahan depnaker RI Ekspor Jasa Tenaga Kerja
Kerja Republik tenaga kerja Indonesia ke Arab - Kebijakan Ekspor Jasa Tenaga
Indonesia Saudi meliputi: Perencanaan, Kerja ini ditujukan untuk
Nomor KEP- penyediaan, perekrutan, meningkatkan pemasukan devisa
196/MEN/1991 Tata cara Permohonan SIP, negara
Tentang Pemberangkatan dan Kepulangan - Dalam kurun waktu ini secara
Petunjuk Teknis TKI, Pembinaan, Perlindungan bertahap akan mengurangi
Pengerahan dan Pengawasan, Pengendalian pengiriman tenaga kerja tidak
Tenaga Kerja dan evaluasi terampil/sektor PRT dan
Indonesia Ke - Kepmen ini lebih memfokuskan direncanakan pada akhir Pelita VI
Arab Saudi perhatian pada TKI sektor informal tenaga kerja tidak terampil/sektor
- Pihak-pihak yang terkait dalam hal PRT akan dihapuskan
ini adalah Depnaker, Deplu dan
1994 Peraturan - Permen ini mengatur tentang
IMSA
Menteri Tenaga penempatan tenaga kerja didalam
1992 Keputusan - Pelunasan Deposito Bank kerja Nomor dan di luar negeri
Kepala Pusat - Sanksi : Pencabutan SIUP PER-02/ - jika sebelumnya peraturan
Antar Kerja MEN/1994 tentang penempatan tenaga kerja
Antar Negara Tentang ke luar negeri disendirikan dalam
Departemen Penempatan peraturan ini digabung bersama
Tenaga Kerja Tenaga Kerja di penempatan tenaga kerja di
No. KEP-02/SJ/ Dalam dan Ke dalam negeri
AN-2/92 Tentang Luar Negeri - Perubahan-perubahan dari
Ketentuan peraturan sebelumnya adalah
Pelunasan tentang perusahaan pengerah
Deposito Bank tenaga kerja
Bagi PPTKI Yang - Permen ini masih mengacu pada
Belum Melunasi peraturan sebelumnya dan tidak
Penyetoran memuat aturan baru.
Uang Deposito
Pada Bank Yang
Ditunjuk

134 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 135


1994 Keputusan - Kepmen ini merupakan petunjuk 1998 Keputusan - Penyelenggaraan program
Menteri Tenaga pelaksanaan Permen No. Per.02/ Menteri Tenaga asuransi perlindungan
Kerja No. Kep.44/ Men/1994 Kerja Republik - Besaran Santunan
Men/1994 - Beberapa hal yang diatur Indonesia
Tentang Petunjuk dalam Kepmen ini adalah Nomor: KEP-
Pelaksanaan persyaratan PJTKI, BPU2TK, 92/MEN/1998
Penempatan tata cara pemungutan biaya jasa Tentang
Tenaga Kerja Di penempatan, persyaratan calon Perlindungan
Dalam dan Ke TKI, persyaratan perjanjian kerja, Tenaga Kerja
Luar Negeri jaminan sosial, pembinaan dan Indonesia Di Luar
wvaluasi PJTKI. Negeri Melalui
- Kepmen ini juga menyaratkan Asuransi
merger bagi PPTKI-PPTKI
1999 Keputusan
yang tidak mampu memenuhi
Menteri Tenaga
persyaratan yang baru
Kerja Republik
1995 Kebijakan Ekspor - Kebijakan yang mengacu pada Indonesia
Tenaga Kerja Saptakaryatama Pelita VI Nomor: KEP-
Indonesia Dalam Depnaker ini memuat tentang 167/MEN/1999
REPELITA VI kondisi ketenagakerjaan di Tentang
(Episode I), Indonesia, rencana pemasaran Organisasi
Dirjen Binapenta dan penempatan jasa TKI dalam dan Tata Kerja
Depnaker RI REPELITA VI, perkiraan upah TKI Balai Pelayanan
dan devisa yang diperoleh dari Penempatan
TKI serta prosedur penempatan Tenaga Kerja
TKI Indonesia
1995 Keputusan - Keputusan ini merupakan 1999 Keputusan - Tarif angkutan khusus
Dirjen Binapenta petunjuk teknis dari Permen Direktur Jenderal - Komponen tarif angkutan
No. Kep.15/ No.Per. 02/Men/1994 dan Perhubungan meliputi: biaya langsung, biaya
BP/1995 Tentang Kepmen No. Kep.44/Men/1994 Darat Nomor: tidak langsung, asuransi, biaya
Petunjuk Teknis yang mengatur secara khusus SK.186/PR.301/ kompensasi, keuntungan,factor
Penempatan penempatan TKI ke luar negeri DRJD/99 muat yang rendah
Tenaga Kerja Ke - Keputusan ini mengatur tentang Tentang
Luar Negeri PJTKI dan mitra usahanya Pengesahan Tarif
- Tata cara penempatan ke luar Angkutan Khusus
negeri Pemulangan
- Penempatan tenaga kerja Tenaga Kerja
untuk paket kontrak pekerjaan Indonesia
TKI perorangan, perlindungan, (TKI) dari
pembinaan dan evaluasi Bandar Udara
Internasional
Jakarta
Soekarno-Hatta
ke Desa Asal

136 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 137


1999 Keputusan - Perusahaan Jasa Tenaga Kerja 2002 Kepmenakertrans RI - Keputusan ini
Menteri Tenaga Indonesia No. 104/2002 tentang merupakan perubahan/
Kerja Republik - Pelaksanaan Penempatan Penempatan TKI ke LN penggantian
Indonesia - Penempatan TKI oleh Instansi Kepmenaker No.
Nomor KEP- Pemerintah Badan Usaha Milik 204/1999
204/MEN/1999 Negara, Badan Usaha, swasta - Perusahaan Jasa
Tentang untuk kepentingan sendiri Tenaga Kerja Indonesia
Penempatan - Penempatan TKI perorangan - Pelaksanaan
Tenaga Kerja - Pembinaan, pengendalian dan penempatan
Indonesia ke Luar evaluasi - Penempatan TKI untuk
Negeri - Pengawasan
kepentingan perusahaan
- sanksi
sendiri
- Penempatan TKI dengan
IV. Daftar Kebijakan Migrasi Tahun 2000 – 2012 visa kerja panggilan
Tahun Nama Kebijakan Isi Kebijakan - Pembinaan pelaporan
dan evaluasi
2000 Keputusan Menteri - Membentuk Tim - Pengawasan dan sanksi
Negara Pemberdayaan pelayanan informasi
Perempuan Nomor: 35/ - Susunan keanggotaan 2002 Surat Kesepakatan - Kesepakatan bersama
KEP/MENEG.PP/XII/2000 Tim Bersama antara Menteri ini bertujuan untuk
tentang Pembentukan - Tugas dan tanggung Negara Pemberdayaan menciptakan pelayanan
Tim Pelayanan Informasi jawab Perempuan, Menteri korban kekerasan yang
Tenaga Kerja Indonesia Kesehatan, Menteri Sosial bermutu
Perempuan di Bandara dan Kepala Kepolisian - Kesepakan ini juga
Soekarno Hatta Negara Nomor: 14/ mengatur tentang
2000 Keputusan Presiden - Keputusan ini MenPP/Dep.V/X/2002, penatalaksanaan
RI No.46/2000 tentang merupakan perubahan Nomor 1329/MENKES/ pelayanan terpadu
Perubahan atas atas keputusan Presiden SKB/X/2002, Nomor korban kekerasan yang
Keputusan Presiden No.29/1999 75/HUK/2002, Nomor meliputi aspek medis,
No.29/1999 tentang Badan - Susunan keanggotaan B/3048/X/2002 Tentang psikis, sosial dan hukum
koordinasi penempatan Badan Koordinasi Pelayanan Terpadu - Tugas dan tanggung
TKI Penempatan Tenaga Korban Kekerasan jawab para pihak,
Kerja Indonesia Terhadap Perempuan dan Koordinasi dan
Anak komunikasi, pembiayaan
2000 Kepmen No.138/2000 Perubahan atas Kepmenaker No.
tentang perubahan 204/1999 antara lain: dan jangka waktu dalam
atas Kepmenaker RI - Peneribtan SIUP PJTKI penanganan terpadu
No.204/1999 tentang apabila permohonan korban kekerasan
penempatan TKI ke LN dikabulkan dan
penerbitan surat
penolakan apabila
permohonan di tolak
- Persyaratan pendaftaran
calon TKI
- Rekomendasi bebas
fiskal

138 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 139


2003 Keputusan Menteri Tenaga - Keputusan ini mengatur 2004 Undang-Undang No. 23 - Undang-Undang ini
Kerja dan Transmigrasi tentang asuransi tenaga Tahun 2004 Tentang mengatur Larangan
RI No. 157/2003 tentang kerja Indonesia Penghapusan Kekerasan kekerasan dalam rumah
Asuransi TKI - Persyaratan Perusahaan Dalam Rumah Tangga tangga, hak-hak korban,
Asuransi TKI yang kewajiban Pemerintah
menyelenggarakan dan masyarakat dalam
program TKI upaya pencegahan
- Jangka waktu kekerasan dalam rumah
pertanggungan asuransi tangga, perlindungan,
TKI pemulihan korban,
- Tarif dan pembayaran
Ketentuan pidana,
premi
- Lampiran Jenis dan 2004 Undang Undang Nomor - Lebih banyak mengatur
besarnya jaminan 39 Tahun 2004 tentang soal penempatan daripada
asuransi perlindungan Penempatan dan perlindungan BMI
TKI Perlindungan TKI di Luar - Tidak mengatur jaminan hak
2003 Keputusan Menteri Tenaga Jaminan Negara tenaga kerja Negeri buruh migran dan anggota
Kerja dan Transmigrasi Indonesia di LN dipertimbangkan keluarganya
RI No. 178/2003 tentang utk menyelenggarakan - Cakupan perlindungan yang
Penunjukkan Jaminan perlindungan resiko kematian, sempit; hanya mengatur
Sosial Tenaga Kerja sakit, cacat, kerugian harta benda perselisihan ketenagakerjaan
Indonesia LN (wali dan pembelaan hukum bagi TKI - Memberikan ruang dan
amanah) sebagai informal yang bekerja di kawasan tangggung jawab seluas-
penyelenggara timur tengah khususnya di egara luasnya bagi perusahaan
perlindungan tenaga arab egar. Ada kewajiban bagi swasta dalam penempatan
Indonesia informal yang penyelenggara untuk melaporkan dan perlindungan TKI
bekerja di kawasan timur seluruh kegiatannya kepada
tengah khususnya di Arab Depnkertrans dan perwakilan RI 2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini
Saudi. di egara bersangkutan. Besarnya Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen
premi adalah US $ 40, 00 selama Penempatan Tenaga Kerja dan besaran biaya
24 bulan atau selama masa LN No.650/2004 tentang penempatan TKI
kontrak TKI di LN. Dana jaminan Biaya Penempatan Calon Informal ke Malaysia
berupa deposito disimpan di BNI TKI Informal ke Malaysia Barat sebesar Rp.
dan sertifikat asli diserahkan Barat 3.865.000 yang diperinci
pada Depnakertrans c.q Dirjen dalam lembar lampiran
pembinaan dan penempatan - Sanksi administratif bagi
TK LN. Apa ini bentuk dominasi PJTKI yang membebani
pemerintah? biaya penempatan
2003 Keputusan Menteri Perizinan, surat perizinan, kepada CTKI yang
Tenaga Kerja dan lembaga pelatihan kerja yang melebihi ketentuan
Transmigrasi RI No. KEP- menyelenggarakan program
226/MEN/2003 Tentang pemagangan bagi pekerjanya/
Tata Cara Perizinan buruhnya, pencabutan izin,
Penyelenggaraan Program pelaporan & pembinaan
Pemagangan di Luar
Wilayah Indonesia

140 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 141


2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini 2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini
Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen
Penempatan Tenaga Kerja dan besaran biaya Penempatan Tenaga dan besaran biaya
LN No.651/2004 tentang penempatan TKI Formal Kerja Luar Negeri No. penempatan CTKI
Biaya Penempatan Calon ke Sabah, Serawak KEP. 654/DP2TKLN/ Informal ke Brunei
TKI Formal ke Malaysia Malaysia sebesar Rp. XI/2004 Tentang Biaya Darussalam sebesar Rp.
2.500.000 yang diperinci Penempatan CTKI 4.925.000 yang diperinci
dalam lembar lampiran Informal Ke Brunei dalam lembar lampiran
- Sanksi administratif bagi Darussalam - Sanksi administratif bagi
PJTKI yang membebani PJTKI yang membebani
biaya penempatan biaya penempatan
kepada CTKI yang kepada CTKI yang
melebihi ketentuan melebihi ketentuan
2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini 2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini
Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen
Penempatan Tenaga Kerja dan besaran biaya Penempatan Tenaga dan besaran biaya
LN No.652/2004 tentang penempatan TKI informal Kerja Luar Negeri No. penempatan CTKI formal
Biaya Penempatan Calon ke Singapura KEP. 655/DP2TKLN/ ke Brunei Darussalam
TKI Informal ke Singapura - Sanksi administratif bagi XI/2004 Tentang Biaya sebesar Rp. 4.470.000
PJTKI yang membebani Penempatan CTKI Formal yang diperinci dalam
biaya penempatan Ke Brunei Darussalam lembar lampiran
kepada CTKI yang - Sanksi administratif bagi
melebihi ketentuan PJTKI yang membebani
biaya penempatan
2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini
kepada CTKI yang
Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen
melebihi ketentuan
Penempatan Tenaga dan besaran biaya
Kerja Luar Negeri No. penempatan CTKI 2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini
KEP. 653/DP2TKLN/ Informal ke Hongkong Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen
XI/2004 Tentang Biaya sebesar Rp. 9.132.000 Penempatan Tenaga dan besaran biaya
Penempatan CTKI yang diperinci dalam Kerja Luar Negeri No. penempatan TKI informal
Informal Ke Hongkong lembar lampiran KEP-766/DP2TKLM/ ke Arab Saudi sebesar
- Sanksi administratif bagi XII/2004 Tentang Biaya Rp. 7.275.000 yang
PJTKI yang membebani Penempatan Calon diperinci dalam lembar
biaya penempatan Tenaga Kerja Indonesia lampiran
kepada CTKI yang Informal Ke Arab Saudi - Sanksi administratif bagi
melebihi ketentuan PJTKI yang membebani
biaya penempatan
kepada CTKI yang
melebihi ketentuan

142 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 143


2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini 2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini
Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen
Penempatan Tenaga dan besaran biaya Penempatan Tenaga dan besaran biaya
Kerja Luar Negeri No. penempatan TKI Kerja Luar Negeri No. penempatan TKI informal
KEP-767/DP2TKLM/ informal ke Uni Emirat KEP-770/DP2TKLM/ ke Oman sebesar Rp.
XII/2004 Tentang Biaya Arab (UEA) sebesar Rp. XII/2004 Tentang Biaya 7.275.000 yang diperinci
Penempatan Calon 7.275.000 yang diperinci Penempatan Calon dalam lembar lampiran
Tenaga Kerja Indonesia dalam lembar lampiran Tenaga Kerja Indonesia - Sanksi administratif bagi
Informal Ke Uni Emirat - Sanksi administratif bagi Informal Ke Oman PJTKI yang membebani
Arab (UEA) PJTKI yang membebani biaya penempatan
biaya penempatan kepada CTKI yang
kepada CTKI yang melebihi ketentuan
melebihi ketentuan
2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini
2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen
Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen Penempatan Tenaga dan besaran biaya
Penempatan Tenaga dan besaran biaya Kerja Luar Negeri No. penempatan TKI informal
Kerja Luar Negeri No. penempatan TKI informal KEP-771/DP2TKLM/ ke Qatar sebesar Rp.
KEP-768/DP2TKLM/ ke Kuwait sebesar Rp. XII/2004 Tentang Biaya 7.275.000 yang diperinci
XII/2004 Tentang Biaya 7.275.000 yang diperinci Penempatan Calon dalam lembar lampiran
Penempatan Calon dalam lembar lampiran Tenaga Kerja Indonesia - Sanksi administratif bagi
Tenaga Kerja Indonesia - Sanksi administratif bagi Informal Ke Qatar PJTKI yang membebani
Informal Ke Kuwait PJTKI yang membebani biaya penempatan
biaya penempatan kepada CTKI yang
kepada CTKI yang melebihi ketentuan
melebihi ketentuan
2005 Keputusan Menteri Tenaga - Keputusan ini
2004 Keputusan Direktur - Keputusan ini Kerja dan Transmigrasi menetapkan komponen
Jenderal Pembinaan dan menetapkan komponen No. Kep.158/D.P2TKLN/ dan besaran biaya
Penempatan Tenaga dan besaran biaya III/2005 Tentang penempatan TKI ke
Kerja Luar Negeri No. penempatan TKI informal Komponen dan Besarnya Taiwan sebesar Rp.
KEP-769/DP2TKLM/ ke Bahrain sebesar Rp. Biaya Penempatan TKI ke 12.944.500 yang
XII/2004 Tentang Biaya 7.275.000 yang diperinci Taiwan diperinci dalam lampiran
Penempatan Calon dalam lembar lampiran - Sanksi administratif bagi
Tenaga Kerja Indonesia - Sanksi administratif bagi PJTKI yang membebani
Informal Ke Bahrain PJTKI yang membebani biaya penempatan
biaya penempatan kepada CTKI yang
kepada CTKI yang melebihi ketentuan
melebihi ketentuan

144 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 145


2005 Keputusan Menteri Tenaga - Keputusan ini 2005 Kepmenakertrans Keputusan menteri tenaga kerja
Kerja dan Transmigrasi menetapkan komponen No.150/2005 tentang dan transmigrasi RI ini mengatur
No. KEP.744/Men/ dan besaran biaya yang akreditasi lembaga tentang akreditasi lembaga
XI/2005 Tentang akan ditempatkannya sertifikasi profesi tata sertifikasi profesi tata laksana
Biaya Penempatan kembali ke korea laksana rumah tangga rumah tangga, jika lembaga itu
CTKI Volunteer yang sebesar Rp. 5.815.000 tidak melaksanakan ketentuan
Ditempatkan Kembali ke yang diperinci dalam yang ada, akan diberikan sanksi
Korea melalui Employment lampiran berupa pemberhentian sementara
Permit System dengan - Sanksi administratif bagi atau pencabutan akreditasi.
Lama Pelatihan 30 Jam PJTKI yang membebani pasal 4 menuliskan, akreditasi
Pelajaran biaya penempatan ini berlaku selama dua tahun
kepada CTKI yang dan bisa diperpanjang setelah
melebihi ketentuan memperoleh rekomendasi
dari komisi akreditasi lembaga
2005 Keputusan Menteri Tenaga - Keputusan ini
sertifikasi profesi. Jika ada
Kerja dan Transmigrasi menetapkan komponen
penyimangan, maka akreditasi
No. KEP.443/MEN-TKLN/ dan besaran biaya
akan dicabut.
VII/2005 Tentang Biaya CTKI ke korea dengan
Penempatan Calon TKI ke Employment Permit 2005 Permenakertrans Permen ini mengatur Standar
Korea melalui Employment System sebesar Rp. No.7/2005 tentang Standar tempat penampungan calon TKI
Permit System 8.830.000 yang diperinci Tempat Penampungan antara lain:
dalam lampiran Calon TKI - Persyaratan tempat
- Sanksi administratif bagi penampungan calon TKI
PJTKI yang membebani - Hak dan kewajiban calon
biaya penempatan TKI di penampungan
kepada CTKI yang
2005 Permenakertrans Permen ini mrngatur ketentuan
melebihi ketentuan
No.5/2005 sanksi administratif dan tata
2005 Peraturan Menteri Mengatur tentang program Tentang Ketentuan Sanksi cara penjatuhan sanksi dalam
Tenaga Kerja No.Per. pemagangan di Jepang Administratif dan Tata pelaksanaan penempatan dan
21/Men/2005 Tentang Cara Penjatuhan Sanksi perlindungan TKI di luar negeri
Pemagangan di Jepang dalam pelaksanaan antara lain:
penempatan dan - Penjatuhan sanksi
perlindungan TKI di LN administratif oleh pejabat
yg berwenang (Menteri,
Direktur Jenderal)
- Tertulis
- Skorsing
- Pencabutan IPPTKI

146 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 147


2005 Keputusan Dirjen Pelaksanaan PAP dilaksanakan 2006 Inpres No.3/2006 tentang Mengatur tentang perbaikan
Pembinaan dan selama 20 jam pelajaran Paket Kebijakan Perbaikan iklim investasi. Dalam salah
penempatan Tenaga kerja sebelum TKI diberangkatkan, Iklim Investasi satu lampirannya memandatkan
luar negeri No. 575/2005 dan dilaksanakan selambat revisi UU Nomor 39 Tahun
tentang pedoman nya dua hari sebelum tanggal 2004 tentang penempatan dan
penyelenggaraan pemberangkatan. Pelaksanaan perlindungan TKI, terutama
pembekalan akhir PAP dapat dilaksanakan di mengenai BLK sebagai syarat
pemberangkatan calon tki PPTKIS/BLK-LN selama 12 jam pendirian PPPTKIS dihapuskan.
ke LN pelajaran dan 8 jam oleh BP2TKI.
2006 Peraturan Menteri Permen ini mengatur tata cara:
Seluruh biaya penyelenggaraan
Tenaga kerja No. Per.33 - penyetoran deposito
PAP menjadi tanggung jawab
Men/XI/2006 Tentang uang jaminan
swasta. Penanggung jawab PAP
Tata Cara Penyetoran, - penggunaan deposito
adalah kepala BP2TKI.
Penggunaan, Pencairan uang jaminan
2005 Peraturan Menteri Tenaga Persyaratan tempat dan Pengembalian - pencairan deposito uang
Kerja dan Transmigrasi penampuangan, hak dan Deposito Uang Jaminan jaminanpengembalian
Republik Indonesia Nomor: kewajiban calon TKI di deposito uang jaminan
PER-07/MEN/IV/2005 penampuangan
2006 Permenakertrans Permen ini mengatur:
Tentang Standard Tempat
No.37/2006 tentang - Tata cara pembentukan
Penampungan Calon
tata cara pembentukan - Kewenangan kantor
Tenaga Kerja Indonesia
kantor cabang pelaksana cabang
2005 Keputusan Menteri Kepmen ini mengatur penempatan TKI swasta
Tenaga Kerja NO. pembentukan Tim pencegahan
Kep.14/Men/I/2005 pemberangkatan TKI non
Tentang Tim Pencegahan prosedural
Pemberangkatan TKI Non
Prosedural dan Pelayanan
Pemulangan TKI
2006 Peraturan Presiden Perpres ini mengatuir tentang
RI No.81 tahun 2006 BNP2TKIantara lain:
tentang Badan Nasional - kedudukan, tugas dan
Penempatan dan fungsi
Perlindungan TKI - organisasi
- Eselonisasi,
pengangkatan dan
pemberhentian
- Pembiayaan

148 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 149


2006 Permenakertrans Permen ini mengatur: 2006 Inpres 3/2006 tentang - Inpres ini mengeluarkan
No.38/2006 tentang - Tata cara penerbitan Paket Kebijakan Perbaikan program penyederhanaan
tata cara pemberian, SIPPTKI Iklim Investasi dan desentralisasi
perpanjangan dan - Perpanjangan SIPPTKI pelayanan penempatan
pencabutan surat izin - Perubahan SIPPTKI tki.
pelaksana penempatan - Pencabutan SIPPTKI - Pengaturan penerbitan
TKI. - Kewajiban PPTKIS untuk SIP menjadi terbit dalam
1 hari kerja dengan
mengembalikan SIPPTKI
kemnakertrans menjadi
yang telah dicabut
PJ.
2006 Peraturan Menteri Tenaga Permen ini mengatur - Pengesahan permintaan
Kerja dan Transmigrasi - Surat izin pengerahan nyata TKI (job order) oleh
No.19/2006 tentang : Pengurusan surat KBRI/KJRI scr online
Pelaksanaan Penempatan izin pengerahan, Tata system.
dan perlindungan TKI di cara rekrut, pendidikan - mekanisme penerbitan
LN dan pelatihan kerja, passport tki di daerah.
pemeriksaan kesehatan - Penerbitan KTKLN
dan psikologi dengan hanya 1 hari
- Pembekalan Akhir kerja.
- Mekanisme penguatan
pemberangkatan:
fungsi perwakilan RI
Penanggung jawab
dan juga citizen services
PAP, pelaksanaan PAP,
diatur dalam inpres.
Instruktur PAP, Metode - Aturan mekanisme
PAP pemberantasan calo/
- Kartu Tenaga Kerja Luar sponsor TKI dan lembaga
Negeri: Bentuk KTKLN, penempatan TKI, di
persyaratan memperoleh mana diatur perizinan
KTKLN, Tata cara jumlah PPTKIS.
memperoleh KTKLN 2006 Instruksi Presiden No. Isntruksi Presiden ini menunjuk
- Komponen biaya lainnya 6 Tahun2006 Tentang - Menkokesra untuk
yang dapat dibebankan Kebijakan Reformasi membentuk Tim
kepada calon TKI Sistem Penempatan dan koordinasi dan
- Pemulangan TKI Perilindungan Tenaga pemantau pelaksanaan
- Penempatan TKI Kerja Indonesia Kebijakan reformasi
untuk Kepentingan sistem penempatan dan
Perusahaan Sendiri perlindungan TKI dan
- TKI yang bekerja secara membentuk Pokja
perseorangan dan - Menteri bidang politik
penempatan TKI pada hukum dan keamanan
pekerjaan dan jabatan serta Menteri Koordinasi
tertentu Perekonomian untuk
berkoordinasi dan
memantau pelaksanaan
Sistem penempatan dan
perlindungan TKI serta
melaporkannya secara
berkala

150 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 151


2006 Permenakertrans Permen ini mengatur rencana 2009 Permenakertrans Permen ini mengatur:
No.32/2006 tentang kerja penempatan dan No.23/2009 - Pendidikan dan pelatihan
Rencana Kerja perlindungan TKI dan sarana dan Tentang Pendidikan dan Calon TKI
Penempatan dan prasarana pelayanan penempatan Pelatihan kerja bagi CTKI - Penyelenggaraan Diklat
Perlindungan TKI, Sarana TKI di LN calon TKI
dan Prasarana Pelayanan - SIPPTKI - Evaluasi diklat calon TKI
Penempatan TKI - PPTKIS - Pembinaan
2007 Keputusan Menteri - Komponen dan besarnya
2009 Keputusan Dirjen Perusahaan pialang asuransi
Tenaga Kerja No 258/ biaya penempatan dan
Pembinaan Penempatan adalah perusahaan yang
Men/VI/2007 Tentang perlindungan calon TKI
Tenaga Kerja No.97/2009 memenuhi persyaratan
Biaya Penempatan dan ke Republik Korea
tentang Persyaratan bagi sesuai peraturan perundang-
Perlindungan Calon
Perusahaan untuk menjadi undangan untuk memberikan
Tenaga Kerja Indonesia
Pialang Asuransi TKI jasa keperantaraan dalam
Negara Tujuan Republik
penutupan asuransi dan
Korea
penanganan penyelesaian ganti
2008 Keputusan Dirjen - Keputusan ini
rugi asuransi dengan bertindak
Pembinaan Penempatan menetapkan komponen
untuk kepentingan tertanggung.
Tenaga Kerja No.186/2008 dan besaran biaya
Asuransi TKI dikatakan sebagai
Tentang Komponen penempatan CTKI
bentuk perlindungan bagi TKI
dan Besarnya Biaya penata laksana rumah
dalam bentuk santunan berupa
Penempatan Calon TKI tangga, Perawat bayi
uang sebagai akibat resiko yang
Penata Laksana Rumah dan perawat orang tua/
dialami TKI sebelum, selama
Tangga, Perawat Bayi dan jompo ke negara tujuan
dan sesudah bekerja di LN.
Perawat Orang Tua/Jompo Hongkong
Pada pasal 3 dinyatakan bahwa
untuk Negara Tujuan - Evaluasi setiap 6 bulan
untuk dapat menjadi pialang
Hongkong
asuransi TKI, perusahaan harus
2009 Permenakertrans Permen ini mengatur: menyampaikan permohonan
No.9/2009 tentang Tata - Tata cara pembentukan kepada Dirjen. Pada pasal 4
Cara Pembentukan PPTKIS dinyatakan bahwa perusahaan
Kantor Cabang Pelaksana - Kewenangan kantor pialang asuransi yang mendapat
Penempatan TKI Swasta cabang PPTKIS rekomendasi dari Dirjen dapat
Revisi atas - Pelaporan melaksanakan tugas apabila telah
Permenakertrans - Sanksi administratif membuat perjanjian kerjasama
No.37/2006 dengan konsorsium asuransi
2009 Permenakertrans No.PER Permen ini mengatur: TKI yang telah ditetapkan
10/MEN/2009 Tentang - Tata cara penerbitan oleh menteri tenaga kerja dan
Tata Cara Pemberian, SIPPTKI transmigrasi. Dalam hal ini, bisa
Perpanjangan dan - Perpanjangan SIPPTKI dilihat peran Dirjen/ pemerintah
Pencabutan Surat Izin - Perubahan SIPPTKI yang sangat besar dalam meng-
Pelaksana Penempatan - Pencabutan SIPPTKI ACC sebuah perusahaan untuk
Tenaga Kerja Indonesia menjadi pialang asuransi TKI.

152 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 153


2010 PerMen No.14 tahun 2010 Permen ini mengatur: 2010 Keputusan Menteri Tenaga Dalam KepMen ini diputuskan
Aturan pelaksanaan dan - Pengerahan Kerja dan Transmigrasi RI bahwa nama-nama PT yang
penempatan TKI di LN - Perjanjian Kerja No.209/2010 tentang termaktub tersebut adalah
- Pembekalan akhir Penetapan Konsorsium sebagai penyelenggara
pemberangkatan Asuransi TKI “Proteksi program asuransi TKI dan
- Kartu Tenaga Kerja Luar TKI” yang diketuai oleh sebagai konsorsium, mereka
Negeri PT. Asuransi Central Asia wajib memenuhi kewajiban
- Koordinasi pelayanan Raya dengan anggota PT dan tanggung jawab sesuai
penempatan dan Asuransi Umum Mega, perundang-undangan.
perlindungan TKI di PT Asuransi Harta Aman Menteri akan melakukan evaluasi
daerah Pratama, PT. Asuransi kinerja scr periodik paling lama 3
- Sistem layanan satu atap Tugu Kresna Pratama, PT. bulan terhadap kinerja konsorsium
di daerrah Asuransi LIG, PT Asuransi dalam penyelenggaraan program
- Komponen biaya yang Raya, PT. Asuransi asuransi TKI. Pemberian sanksi
dapat dibebankan Ramayana, PT Asuransi bagi konsorsium yang tidak
kepada calon TKI Purna Artanugraha, PT. memenuhi kewajiban, adalah
- Penempatan TKI untuk Asuransi Takaful Keluarga sesuai dengan yang tertera pada
kepentingan perusahaan dan PT Asuransi Relife Permenakertrans No.7/2010.
sendiri sebagai penyelenggara
- TKI yang bekerja secara Program Asuransi TKI.
perseorangan
2010 Keputusan Menteru Dalam Kepmen ini diputuskan
- Layanan data dan
Tenaga Kerja No. bahwa keputusan-keputusan
informasi TKI
KEP.214/MEN/X/2010 mengenai penetapan konsorsium
- Pemantauan
Tentang Pencabutan asuransi TKI dicabut.
penempatan TKI
Penetapan Konsosrsium
- Layanan kepulangan TKI
Asuransi Tenaga Kerja
- Pelaporan
Indonesia
- Pengawasan
- Koordinasi 2010 Keputusan Menteri Tenaga - Keputusan ini
Kerja dan Transmigrasi memutuskan bahwa
2010 Permenakertrans Permen ini mengatur
RI No.137/2010 dalam pelaksanaan
No.PER.07/MEN/V/2010 - Perusahaan asuransi
tentang Pedoman pasal 10 ayat 4
tentang Asuransi TKI - Konsorsium asuransi
Seleksi Konsorsium Peraturan Menteri
- Pialang asuransi
Penyelenggara Asuransi No PER.07/
- Jenis program asuransi
TKI MEN/V/2010 perlunya
TKI
menetapkan pedoman
- Jangka waktu
seleksi konsorsium
pertanggungan asuransi
penyelenggara asuransi
TKI
TKI
- Klaim dan kelengkapan
- Tata cara seleksi
dokumen
konsorsium
- Pelaporan dan evaluasi
penyelenggara asuransi
- Penyelesaian
TKI
perselisihan
- Pengawasan terhadap
program asuransi

154 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 155


2010 Keputusan menteri tenaga - Menunjuk Direktur 2011 Kepmenakertrans Satgas dapat melibatkan
kerja dan transmigrasi RI Jenderal Pembinaan No.154/2011 Kementerian/Lembaga
no. 261/2010 Penempatan Tenaga Tentang Satuan Tugas Pemerintah Non Kementerian,
Tentang Penunjukan Kerja sebagai pejabat Khusus Penanganan pemangku kepentingan,
Pejabat Penerbit Surat Izin penerbit Surat Izin Kasus WNI/TKI di LN yang akademisi dan pihak lain yang
Pengerahan Pengerahan (SIP). terancam hukuman mati dipandang perlu. Terhitung
- Dengan hadirnya masa tugas 6 bulan dan segala
Kepmenakertrans ini, biaya yang diperlukan selama
maka Kepmenakertrans penanganan tugas Satgas,
No. 156/2009 tentang dibebankan pada APBN,
penunjukan pejabat kemenakertrans, BNP2TKI,
penerbit SIP, dicabut dan Kemlu dan Kementerian Hukum
dinyatakan tidak berlaku. dan HAM.
2010 Keputusan Menteri Tenaga - Keputusan ini menunjuk
2011 Surat Edaran Dirjen Surat edaran ini tindak lanjut dari
Kerja No. KEP 262/ Dirjen Pembinanaan
Binapenta No SE-05/Men/ MoU antara Pemerintah Indonesia
Men/XI/2010 Tentang Penempatan TKI sebagai
PPTKI-TKLN/XII/2011 dan Malaysia dan pertemuan
Penunjukan Pejabat pejabat penerbit izin
Tentang Penempatan bilateral Agreement di Bali yang
Penerbit Izin Penempatan - Tugas Dirjen Pembinaan
TKI Untuk Pekerja Sektor menghasilkan kesepakatan
Tenaga Kerja Indonesia Penempatan TKI
Domestik Ke Malaysia diantaranya:
di Luar Nergeri Untuk - Pencabutan Kepmen No.
- Paspor wajib berada
Kepentingan Perusahaan KEP.157/MEN/V/2009
dalam penguasaan TKI
Sendiri
- Satu hari libur dalam
2010 Peraturan Kepala Badan Peraturan BNP2TKI ini mengatur:
seminggu
Nasional penempatan - penempatan TKI oleh
dan perlindungan TKI No. Pemerintah atas dasar
10/2010 tentang Pedoman perjanjian tertulis : G to G
teknis pelaksanaan dan G to P
penempatan TKI ke LN - penyebaran informasi
oleh pemerintah penempatan TKI
- seleksi calon TKI
- pengurusan dokumen
TKI
- Biaya penempatan
- Keberangkatan TKI
- Penyelesaian
perselisihan
- Pembinaan, monitoring
dan evaluasi
- Kepulangan TKI
- Lampiran: pedoman
tentang teknis
pelaksanaan penempatan
TKI oleh Pemerintah ke
Korea dan Pemerintah ke
Jepang melalui program
G to G

156 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 157


2011 Keputusan Presiden RI - Kepres ini menetapkan 2011 Permenakertrans RI Permen ini mengatur:
No.17/2011 tentang untuk membentuk satuan No.12/2011 - Pembentukan dan
Satuan Tugas tugas penangangan Tentang Atase pengembangan Atase
Penanganan Kasus WNI/ kasus WNI/TKI di LN ketenagakerjaan dan Staf tenaga kerja dan staf
TKI di LN yang terancam yang terancam hukuman Teknis Ketenagakerjaan teknis ketenagakerjaan
hukuman mati mati Pada Perwakilan RI di LN - Tugas, fungsi dan uraian
- Tugas Satgas: tugas
menginventarisasi - Usulan penempatan dan
permasalahan dan persyaratan
kasus-kasus, melakukan - Pembinaan teknis
advokasi dan bantuan 2011 Keputusan Menteri Tenaga - Keputusan ini
hukum, melakukan Kerja dan Transmigrasi menetapkan komponen
evaluasi terhadap No. 152/2011 dan besaran biaya
penanganan kasus Tentang Biaya penempatan calon
hukum, memberikan Penempatan dan Tenaga Kerja Indonesia
rekomendasi kepada Perlindungan Calon TKI sektor domestik
Presiden mengenai Negara Tujuan Malaysia - Pemberian sanksi bagi
langkah-langkah pelaksana penempatan
penyelesaian dan TKI yang membebankan
penanganan kasus biaya melebihi ketentuan
hukum Warga Negara - Pencabutan MoU
Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia Malaysia yang
Indonesia di negara mengatur komponen
penempatan. dan besaran biaya
- Masa tugas Satgas 6 penempatan calon TKI
bulan sejak keputusan sektor domestik negara
ditetapkan tujuan Malaysia
2011 Keputusan Presiden RI - Kepres ini memutuskan - Lampiran komponen
No.15/2011 tentang Tim untuk membentuk Tim dan besaran biaya
Terpadu Perlindungan TKI Terpada Perlindungan penempatan CTKI sektor
di LN TKI ke LN domestik negara tujuan
- Tugas Tim Terpadu Malaysia
- Menakertrans sebagai
ketua Tim Terpadu
perlindungan TKI di LN
- Tim Terpadu
bertanggung jawab
dan meloporkan hasil
pelaksanaan kepada
Presiden

158 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 159


2011 Keputusan Menteri Tenaga - Keputusan ini 2012 Keputusan Menteri Tenaga - Keputusan ini
Kerja dan Transmigrasi menetapkan komponen kerja dan Transmigrasi membentuk tim
No. 17/2011 dan besaran biaya No.28/2012 pengendalian dan
Tentang Biaya penempatan CTKI ke Tentang Tim Pengendalian pengawasan program
Penempatan dan negara tujuan Korea dan Pengawasan Program asuransi TKI
Perlindungan CTKI Negara - Komponen dan besaran Asuransi TKI - Tugas Tim pengendalian
Tujuan Republik Korea biaya yang tercantum dan pengawasan
merupakan komponen program asuransi
dan besarnya biaya - Dirjen Binapenta dapat
maksimal membentuk sekretariat
- Pencabutan Kepmen Tim pengendali dan
No. KEP.258/Men/ pengawasan
VI/2007 tentang biaya - Hasil pengendalian dan
penempatan dan pengawasan program
perlindungan CTKI asuransi TKI sebagai
negara tujuan Republik bahan pertimbangan
Korea dalam penjatuhan
- Lampiran Komponen sanksi administratif
dan besaran biaya bagi onsorsium
penempatan dan penyelenggara program
perlindungan TKI ke asuransi TKI
negara Republik Korea
2012 Keputusan Presiden RI Keppres ini adalah kelanjutan
2012 Permenakertrans No.1 - Permen ini mengenai No.8/2012 tentang Satuan dari masa tugas 6 bulan Satgas
tahun 2012 tentang perubahan atas Permen Tugas Penanganan Kasus TKI yang dibentuk berdasarkan
perubahan atas peraturan No.07/Men/V/2010 warga Negara Indonesia/ Keputusan Presiden No.17/2011.
menteri tenaga kerja - Kewajiban Perusahaan TKI di LN yang terancam Tugas dan tanggung jawab nya
dan transmigrasi no.07/ asuransi untuk hukuman mati adalah sama, dengan formasi
Men/V/2010 tentang bertanggung jawab kepengurusan yang berbeda.
asuransi tenaga kerja atas penyelesaian klaim Segala biaya dibebankan pada
Indonesia sampai berakhirnya APBN c.q Anggaran Kementerian
masa pertanggungan Koordinator Bidang Politik, Hukum
asuransi TKI dan Keamanan.
- Perubahan keanggotaan
2012 Surat edaran Kepala KTKLN merupakan kartu identitas
konsorsium asuransi TKI
Badan Nasional bagi TKI sebagai bukti bahwa
- Lampiran Nilai
Penempatan dan TKI yang akan berangkat telah
pertanggungan resiko
Perlindungan TKI memenuhi persyaratan dan
meninggal perubahan
No.02/2012 tentang prosedur utk bekerja ke LN serta
jenis program jaminan
Penerbitan KTKLN berfungsi sebagai instrumen
kematian
perlindungan baik pada masa
penempatan (selama bekerja di
LN) maupun pasca penempatan
(setelah pulang ke tanah air).

160 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 161


2012 Kepmenaker No. 16 Mengatur tentang tata cara
Tahun 2012 tentang Tata kepulangan TKI dari Negara
Cara Kepulangan TKI penempatan secara mandiri ke
Dari Negara Penempatan daerah asal
Secara Mandiri Ke Derah
Asal

LAMPIRAN

Lampiran Kebijakan Penempatan Tenaga


Kerja Ke Luar Negeri Tahun 1887-1990

162 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 163


Stb. 1887 No. 8 Stb. 1887 No. 8 (2)

164 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 165


Stb. 1887 No. 8 (3) Stb. 1887 No. 8 (4)

166 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 167


Stb. 1887 No. 8 (5) Stb. 1887 No. 8 (6)

168 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 169


Stb. 1887 No. 8 (7) Stb. 1887 No. 8 (8)

170 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 171


Stb. 1887 No. 8 (9) Stb. 1887 No. 8 (10)

172 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 173


Stb. 1887 No. 8 (11) Stb. 1887 No. 8 (12)

174 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 175


Stb. 1887 No. 8 (13) Stb. 1887 No. 8 (14)

176 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 177


Stb. 1887 No. 8 (15) Stb. 1887 No. 8 (16)

178 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 179


Stb. 1887 No. 8 (17) Stb. 1887 No. 8 (18)

180 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 181


Permenaker No. 4 Tahun 1870 Permenaker No. 4 Tahun 1870 (2)

182 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 183


Permenaker No. 4 Tahun 1870 (3) Permenaker No. 4 Tahun 1870 (4)

184 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 185


Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Ijin Usaha Tahun 1981 Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Ijin Usaha Tahun 1981 (2)

186 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 187


Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Ijin Usaha Tahun 1981 (3) Permenaker No. 01 Tahun 1983

188 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 189


Permenaker No. 01 Tahun 1983 (2) Permenaker No. 01 Tahun 1983 (3)

190 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 191


Permenaker No. 01 Tahun 1983 (4) Permenaker No. 01 Tahun 1983 (5)

192 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 193


Kepmenaker No. 128 Tahun 1983 Kepmenaker No. 128 Tahun 1983 (2)

194 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 195


Kepmenaker No. 128 Tahun 1983 (3) Kepmenaker No. 128 Tahun 1983 (4)

196 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 197


Kepmenaker No. 128 Tahun 1983 (5) Kepmenaker No. 128 Tahun 1983 (6)

198 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 199


Kepmenakertrans No. 129 Tahun 1983 Kepmenakertrans No. 129 Tahun 1983 (2)

200 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 201


Kepmenakertrans No. 129 Tahun 1983 (3) Kepmenakertrans No. 129 Tahun 1983 (4)

202 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 203


Kepmenakertrans No. 129 Tahun 1983 (5) Kepmenaker No. 149 Tahun 1983

204 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 205


Kepmenaker No. 149 Tahun 1983 (2) Kepmenaker No. 149 Tahun 1983 (3)

206 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 207


Kepmenaker No. 149 Tahun 1983 4) Kepmenaker No. 149 Tahun 1983 (5)

208 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 209


Kepmenaker No. 184 Tahun 1984 Kepmenaker No. 184 Tahun 1984 (2)

210 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 211


Kepmenaker No. 408 Tahun 1984 Kepmenaker No. 408 Tahun 1984 (2)

212 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 213


Kepmenaker No. 408 Tahun 1984 (3) Kepmenaker No. 408 Tahun 1984 (4)

214 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 215


Kepmenaker No. 408 Tahun 1984 (5) Kepmenaker No. 408 Tahun 1984 (6)

216 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 217


Keputusan Dirjen No. 31 Tahun 1984 Keputusan Dirjen No. 31 Tahun 1984 (2)

218 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 219


Pengadaan TKI AKAN 1984 Pengadaan TKI AKAN 1984 (2)

220 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 221


Penjelasan Surat Penegasan 1984 Penjelasan Surat Penegasan 1984 (2)

222 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 223


Permenaker No. 1 Tahun 1984 Permenaker No. 1 Tahun 1984 (2)

224 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 225


Permenaker No. 1 Tahun 1984 (3) Surat Edaran Tahun 1984

226 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 227


Surat Edaran Tahun 1984 (2) Surat Edaran Tahun 1984 (3)

228 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 229


Surat Edaran Pengadaan CTKI AKAN Tahun 1984 Surat Edaran Pengadaan CTKI AKAN Tahun 1984 (2)

230 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 231


Surat Edaran Pengadaan CTKI AKAN Tahun 1984 (3) Surat Edaran Pengadaan CTKI AKAN Tahun 1984 (4)

232 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 233


Surat Edaran Pengadaan CTKI AKAN Tahun 1984 (5) Instruksi 1985

234 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 235


Instruksi 1985 (2) Kepmenaker No. 420 Tahun 1985

236 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 237


Kepmenaker No. 420 Tahun 1985 (2) Kepmenaker No. 420 Tahun 1985 (3)

238 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 239


Kepmenaker No. 420 Tahun 1985 (4) Surat Edaran Pembentukan kantor perwakilan 1985

240 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 241


Surat Edaran Pembentukan kantor perwakilan 1985 (2) Surat Edaran Penyuluhan CTKI AKAN 1985

242 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 243


Surat Edaran Penyuluhan CTKI AKAN 1985 (2) Penggunaan jasa angkutan penerbangan 1985

244 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 245


Penunjukan Rumah Sakit 1985 Statement keterangan pers 1985

246 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 247


Surat Edaran Kartu Pendaftaran 1985 Permenaker No 06 Tahun 1987

248 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 249


Permenaker No 06 Tahun 1987 (2) Permenaker No 06 Tahun 1987 (3)

250 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 251


Permenaker No 06 Tahun 1987 (4) Permenaker No 06 Tahun 1987 (5)

252 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 253


Permenaker No 06 Tahun 1987 (6) Kepmenaker No. 1165 Tahun 1988

254 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 255


Kepmenaker No. 1165 Tahun 1988 (2) Kepmenaker No. 1165 Tahun 1988 (3)

256 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 257


Kepmenaker No. 1165 Tahun 1988 (4) Kepmenaker No. 1166 Tahun 1988

258 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 259


Kepmenaker No. 1166 Tahun 1988 (2) Kepmenaker No. 1166 Tahun 1988 (3)

260 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 261


Kepmenaker No. 1166 Tahun 1988 (4) Kepmenaker No. 1166 Tahun 1988 (5)

262 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 263


Kepmenaker No. 213 Tahun 1989 Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (2)

264 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 265


Kepmenaker No. 213 Tahun 1989 (3) Kepmenaker No. 213 Tahun 1989 (4)

266 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 267


Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (2)

268 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 269


Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (3) Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (4)

270 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 271


Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (5) Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (6)

272 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 273


Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (7) Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (8)

274 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 275


Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (9) Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (10)

276 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 277


Kepmenaker No. 1216 Tahun 1989 (11) Prosedur Pengambilan Paspor

278 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Lampiran | 279


Prosedur Pengambilan Paspor (2)

Daftar Pustaka
I. Buku dan Artikel Buku:

A.H Nasution, Ketetapan 2 M.P.R.S. Tonggak Konstitutionil


Orde Baru, Djakarta: C.V. Pantjuran Tudjuh, 1967

Aiko Kurasawa, Mobilisasi dan Kontrol, Studi Tentang


Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa, 1942-1945: Jakarta:
Grasindo, 1993

Amir Husin Daulay dan Imran Hasibuan (ed), Hariman & Malari,
Gelombang Aksi Mahasiswa Menentang Modal Asing, Jakarta:
Q-Communication, 2011

Ann Laura Stoler, Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk


Perkebunan Sumatera, 1870-1979, Yogyakarta: KARSA, 2005

Carunia Mulya Firdausi (ed), International Migration in


Southeast Asia, Trends, Consequences, Issues on Policy
Measures, Jakarta, LIPI Press, 1998

Christoher Torchia, Indonesian Idiom and Expression,


Colloquial Indonesian at Work, Singapore: Tuttle Publishing,
2007

Drajat Tri Kartono, Orang Boyan Bawean: Perubahan Lokal


Dan Transformasi Global, Suarkarta: Pustaka Cakra, 2004

Fred Arnold dan Nasra M Shah (eds), Asia Labor Migration:


Pipeline to the Middle East, Boulder: West-View Press, 1986

Iskandar Tedjasukmana, Watak Politik Gerakan Serikat Buruh


Indonesia, Jakarta: TURC, 2008

280 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Daftar Pustaka | 281
J. Thomas Lindblad (ed), Fondasi Historis Ekonomi Indonesia, Tati Krisnawaty dan Veronica Indriani, Konvensi Internasional
Yogkarta: Pustaka Pelajar, 2002 Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran Dan Anggota
Keluarganya, Jakarta: Solidaritas Perempuan dan Terminal 29,
Jan Breman, Menjinakkan Sang Kuli: Politik Kolonial, Tuan 1996
Kebun dan Kuli di Sumatra Timur
Pada Awal Abad ke -20, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1997 Vedi Renandi Hadiz, Workers and the State in the New Order
Indonesia, London: Routledge, 1997
Joss Wibisono, Saling-Silang Indonesia-Eropa, Jakarta: Margin
Kiri, 2013 Wahyu Susilo, “Trafficking in Women and Children: A Case Study
of Indonesian Migrant Workers”, dalam Sri Harijati Hatmadji dan
Mochtar Mas’oed, Ekonomi dan Struktur Politik Orde Baru Iwu Dwisetyani Utomo, Empowerment of Indonesian women:
1866-1971, Jakarta: LP3ES, 1989 family, Reprodutive Health, Employment and Migration,
Jakarta: Lembaga Demografi FE UI, 2004.
Nasrudin Harahap, “Kebijakan transmigrasi dalam otonomi
daerah: reorientasi pembangunan dan integrasi antar kelompok World Bank, Migration and Remittances Factbook 2011,
etnik” dalam Abdul Haris dan Nyoman Andika (Ed) Dinamika Washington DC: World Bank, 2010
kependudukan dan pembangunan di Indonesia: dari
perspektif makro ke realitas mikro. Yogyakarta: Lembaga Studi II. Makalah dan Thesis Tidak Diterbitkan
Filsafat Islam (LESFI), 2002
Nur’aeni Marta, Tenaga kerja Wanita Kabupaten Cirebon Yang
Pramoedya Ananta Toer, Perawan Remaja Dalam Bekerja Di Arab Saudi Tahun 1983-1990, Thesis Magister
Cengkeraman Militer, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, Humaniora, Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu
2001 Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2008

Priyono Tjiptoherijanto, “Migrasi Internasional: Proses, Sistem dan Tadjuddin Noer Effendi, “Mobilitas International Pekerja:
Masalah Kebijakan” dalam M. Arif Nasution (ed), Globalisasi dan Perspektif Ketenagakerjaan” Makalah disampaikan pada
Migrasi Antar Negara, Jakarta: Yayasan Adikarya-IKAPI-The Simposium Mempersiapkan Instrumen Perlindungan Untuk Buruh
Ford Foundation, 1999 Migran Indonesia”. KOPBUMI Solo, 30-31 Juli 1997

Razif, Sejarah Pemikiran Serikat Buruh Indonesia, Jakarta: III. Artikel Jurnal, Majalah dan Surat Kabar
YLBHI, 1998
Anis Hidayah, “Mengurai Praktek Korupsi dalam Penempatan
Riwanto Tirtosudarmo, Mencari Indonesia:Demografi Politik- PRT Migran ke Luar Negeri”, dalam Jurnal Perempuan Edisi
Pasca Soeharto, Jakarta: LIPI Press, 2009 Perempuan dan Korupsi, Edisi 72, Februari 2011

Robert Van Niel, Munculnya Elit Modern Indonesia, Jakarta: Anis Hidayah, “ Wajah Diplomasi Perlindungan Buruh Migran”,
Pustaka Jaya, 1984 dalam Jurnal Diplomasi, Vol. 2 No.I, Maret, 2010

Shirlena Huang, Brenda Yeoh and Noor Abdul Rahman, Asian Linda Christanty.”Nyai dan Masyarakat Kolonial Hindia
Women as Transnational Domestic Worker, Singapore: Belanda”dalam PRISMA, No.10, Oktober 1994
Marshall Cavendish Academic, 2005

282 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Daftar Pustaka | 283
Razif, “Penguasaan tenaga kerja dan Perkebunan Besar di Laporan Hasil Penyempurnaan Peraturan Perundangan AKAD/
Sumatera Timur: Tinjauan Historis”, dalam PRISMA, Industri AKAN, Jakarta: Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Perkebunan: Kemakmuran untuk Siapa?, April 1991 Koperasi, 1977

PRISMA Edisi 11/12 Nov/Des 1983 Laporan Monitoring Migrant CARE Di Terminal III dan GPK TKI
Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, 2008
Suhartono, ”Agroindustri dan Petani: Multi Pajak di Vorstenlanden
1850-1900” dalam Prisma No 4, Industri Perkebunan: World Bank Remmitance Update April 2013
Kemakmuran untuk Siapa?, April 1991
V. Bahan-Bahan Yang Diunduh Dari Internet
TEMPO, Soal Ekspor Buruh Wanita, Edisi 2 Juni 2004
http://www.unesco.org/most/apmrnwp8.htm
TEMPO, Orang Kita Di Saudi Arabia, Edisi 2 November 1985
http://www.ilo.org/ilolex/cgi-lex/convde.pl?C189
Wahyu Susilo, “Perspektif Politik Buruh Migran Indonesia di
Malaysia” KOMPAS, 12 Agustus 2002 http://www.detiknews.com/read/2011/11/04/103816/1759
968/10/banyak-dubes-ri-anggap-tkw-informal-rusak-citra-
Wahyu Susilo, Setelah CGI Dibubarkan, Media Indonesia, 29 indonesia?nd992203605
Januari 2007
http://www.ilo.org/ilc/ILCSessions/100thSession/media-centre/
Wahyu Susilo, “Pendidikan Sebagai Agenda Perlindungan Buruh speeches/WCMS_157638/lang--en/index.htm
Migran Indonesia” dalam Jurnal Perempuan Edisi Pendidikan
Untuk Semua, 2010 http://www.worldcoalition.org/worldday.html

Wahyu Susilo, “Sumiyati dan Gemerincing Sumiyati”, KOMPAS, http://www.deplu.go.id/_layouts/mobile/PortalDetail-


19 November 2010 PressReleaseLike.aspx?l=id&ItemId=b9cfc01e-d607-4aaf-abeb-
81f19c88036f

IV. Laporan/Prosiding http://www.presidensby.info/index.php/pidato/2011/07/01/1662.


html
Briefing notes on Occupied Palestinian territory / West Bank,
Saudi Arabia and Egypt”, 11 October 2011 http://www.migrantcare.net/mod.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha. 2010. Kajian KPPU tentang php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=6&artid=1285
asuransi TKI, 2010

Kelly,Terrence F.,1986. Overseas Employment,Resource http://www.voaindonesia.com/content/indonesia-canangkan-


Development, National Economic Development-Strategic hentikan-pengiriman-prt-pada-2017-136811033/ 103079.html
Considerations for Indonesia (Part 1:Main Report), Project http://www.unescap.org/pdd/publications/survey2011/download/
Discussion Paper INS/82/013-01 (B), Jakarta: International
Econimic-and-Social-Survey-2011.pdf
Labour Organization

284 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Daftar Pustaka | 285
VI. Peraturan Perundang_undangan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER -01/MEN/1986
Tentang Antar Kerja Antar Negara
Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2006 Tentang Paket Kebijakan
Perbaikan Iklim Investasi Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.03/Men/1986
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Antar Kerja Antar Negara
Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2006 Tentang Kebijakan
Reformasi Sistem Penempatan dan Perilindungan Tenaga Kerja Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-883/MEN/1987
Indonesia Tentang Petunjuk Pelaksanaan Antar Kerja Antar Daerah

Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 Tentang Program Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.1165/Men/1988
Pembangunan yang Berkeadilan Tentang Ketentuan Umum Kwalitas Tenaga Kerja Indonesia
Dalam Rangka Program Antar Kerja Antar Negara
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor PER 149/
MEN/1983 tentang tata cara pelaksanaan pengerahan tenaga Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.1166/Men/1988
kerja Indonesia ke Arab Saudi Tentang Petunjuk Pelaksanaan Uji Ketrampilan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.28/Men/1985 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 1306/Men/1988
tentang penetapan pola perjanjian kerja Antar Kerja Antar Negara Tentang Petunjuk Pelaksanaan Antar Kerja Antar Negara
(AKAN) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 1307/Men/1988
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep 149/Men/1983 Tentang Petunjuk Teknis Pengerahan Tenaga Kerja Indonesia ke
tentang tata cara pelaksanaan pengerahan tenaga kerja Arab Saudi
Indonesia ke Arab Saudi Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.213/Men/1989
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tentang Biaya Pembinaan Tenaga Kerja Dalam Rangka
Tenaga Kerja No. Kep.34/M/1984 Tentang Petunjuk Pengembangan Program Antar Kerja Antar Negara ke Timur
Pelaksanaan Pemberian Ijin Usaha Perusahaan Pengerahan Tengah
Tenaga Kerja Ke Luar Negeri Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-1216/MEN/1989
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.408/Men/1984 Tentang Tata Cara Penyampaian Hak-Hak Tenaga Kerja
Tentang Pengerahan dan Pengiriman Tenaga Kerja ke Malaysia Indonesia Yang Meninggal Dunia Atau Mengalami Kecelakaan Di
Luar Negeri
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.28/Men/1985
Tentang Penetapan Pola Perjanjian Kerja Antar Kerja Antar Keputusan Menteri Tenaga Kerja No, Kep.207/Men/1990
Negara Tentang Sistem Antar Kerja

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.420/Men/1985 Keputusan Menteri Tenaga kerja No. Kep.266/Men/1990
Tentang persyaratan dan Kewajiban Perusahaan Pengerah Tentang Perubahan amar Kedua dan amar Ketiga Kepmenaker
Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri No. Kep-213/Men/1989 Tentang Biaya Pembinaan Tenaga

286 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Daftar Pustaka | 287
Kerja Dalam Rangka Pengembangan Program Antar Kerja Antar Keputusan Dirjen Binapenta No. Kep.15/BP/1995 Tentang
Negara Ke Timur Tengah Petunjuk Teknis Penempatan Tenaga Kerja Ke Luar Negeri

Keputusan Presiden No. 28 Tahun 1990 Tentang Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
Kebijaksanaan Pemberian Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Nomor: KEP-92/MEN/1998 Tentang Perlindungan Tenaga Kerja
Negeri Indonesia Di Luar Negeri Melalui Asuransi

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-497/MEN/1991 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
Tentang Batas Waktu Penyerahan Akte Pendirian Perusahaan KEP-167/MEN/1999 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
atau Koperasi Pemegang SIUP PPTKI Yang Telah Disahkan Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Oleh Departemen Kehakiman atau Departemen Koperasi
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-1877/M/SJ/91 SK.186/PR.301/DRJD/99 Tentang Pengesahan Tarif Angkutan
Tentang Penunjukan Bank Pemerintah Dalam Rangka Khusus Pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Bandar
Pelaksanaan Kegiatan Pengerahan Tenaga Kerja Program AKAN Udara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta ke Desa Asal

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-437/MEN/1991 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor
Tentang Batas Waktu Penyetoran Uang Deposito Atas Nama KEP-204/MEN/1999 Tentang Penempatan Tenaga Kerja
Menteri Tenaga Kerja Bagi PPTKI Pemegang SIUP Pengerah Indonesia ke Luar Negeri

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.195/Men/1991 Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Antar Kerja Antar Negara Nomor: 35/KEP/MENEG.PP/XII/2000 tentang Pembentukan
Tim Pelayanan Informasi Tenaga Kerja Indonesia Perempuan di
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor
Bandara Soekarno Hatta
KEP-196/MEN/1991 Tentang Petunjuk Teknis Pengerahan
Tenaga Kerja Indonesia Ke Arab Saudi Keputusan Presiden RI No.46/2000 tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden No.29/1999 tentang Badan koordinasi
Keputusan Kepala Pusat Antar Kerja Antar Negara
penempatan TKI
Departemen Tenaga Kerja No. KEP-02/SJ/AN-2/92 Tentang
Ketentuan Pelunasan Deposito Bank Bagi PPTKI Yang Belum Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Melunasi Penyetoran Uang Deposito Pada Bank Yang Ditunjuk No.138/2000 tentang perubahan atas Kepmenaker RI
No.204/1999 tentang penempatan TKI ke LN
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.44/Men/1994
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Di Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Dalam dan Ke Luar Negeri 104/2002 tentang Penempatan TKI ke Luar Negeri

Kebijakan Ekspor Tenaga Kerja Indonesia Dalam REPELITA Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
VI (Episode I), Dirjen Binapenta Depnaker RI 178/2003 tentang Penunjukkan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Indonesia LN (wali amanah) sebagai penyelenggara perlindungan

288 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Daftar Pustaka | 289
tenaga Indonesia informal yang bekerja di kawasan timur tengah Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
khususnya di Arab Saudi. Tenaga Kerja Luar Negeri No. KEP-767/DP2TKLM/XII/2004
Tentang Biaya Penempatan Calon Tenaga Kerja Indonesia
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Informal Ke Uni Emirat Arab (UEA)
RI No. KEP-226/MEN/2003 Tentang Tata Cara Perizinan
Penyelenggaraan Program Pemagangan di Luar Wilayah Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Indonesia Tenaga Kerja Luar Negeri No. KEP-768/DP2TKLM/XII/2004
Tentang Biaya Penempatan Calon Tenaga Kerja Indonesia
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP.80/Men/V/2004
Informal Ke Kuwait
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Tenaga Kerja LN No.650/2004 tentang Biaya Penempatan Calon Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
TKI Informal ke Malaysia Barat Tenaga Kerja Luar Negeri No. KEP-769/DP2TKLM/XII/2004
Tentang Biaya Penempatan Calon Tenaga Kerja Indonesia
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Informal Ke Bahrain
Tenaga Kerja LN No.651/2004 tentang Biaya Penempatan Calon
TKI Formal ke Malaysia Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Tenaga Kerja Luar Negeri No. KEP-770/DP2TKLM/XII/2004
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Tentang Biaya Penempatan Calon Tenaga Kerja Indonesia
Tenaga Kerja LN No.652/2004 tentang Biaya Penempatan Calon
Informal Ke Oman
TKI Informal ke Singapura
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Tenaga Kerja Luar Negeri No. KEP-771/DP2TKLM/XII/2004
Tenaga Kerja Luar Negeri No. KEP. 653/DP2TKLN/XI/2004
Tentang Biaya Penempatan Calon Tenaga Kerja Indonesia
Tentang Biaya Penempatan CTKI Informal Ke Hongkong
Informal Ke Qatar
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Tenaga Kerja Luar Negeri No. KEP. 654/DP2TKLN/XI/2004
Kep.158/D.P2TKLN/III/2005 Tentang Komponen dan Besarnya
Tentang Biaya Penempatan CTKI Informal Ke Brunei Darussalam
Biaya Penempatan TKI ke Taiwan
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Tenaga Kerja Luar Negeri No. KEP. 655/DP2TKLN/XI/2004
KEP.443/MEN-TKLN/VII/2005 Tentang Biaya Penempatan Calon
Tentang Biaya Penempatan CTKI Formal Ke Brunei Darussalam
TKI ke Korea melalui Employment Permit System
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Tenaga Kerja Luar Negeri No. KEP-766/DP2TKLM/XII/2004
KEP.744/Men/XI/2005 Tentang Biaya Penempatan CTKI
Tentang Biaya Penempatan Calon Tenaga Kerja Indonesia
Volunteer yang Ditempatkan Kembali ke Korea melalui
Informal Ke Arab Saudi
Employment Permit System dengan Lama Pelatihan 30 Jam
Pelajaran

290 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Daftar Pustaka | 291
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.KEP.150/MEN/2005 tentang akreditasi lembaga sertifikasi RINo.209/2010 tentang Penetapan Konsorsium Asuransi TKI
profesi tata laksana rumah tangga “Proteksi TKI” yang diketuai oleh PT. Asuransi Central Asia
Raya dengan anggota PT Asuransi Umum Mega, PT Asuransi
Keputusan Dirjen Pembinaan dan penempatan Tenaga kerja
Harta Aman Pratama, PT. Asuransi Tugu Kresna Pratama, PT.
luar negeri No. 575/2005 tentang pedoman penyelenggaraan
Asuransi LIG, PT Asuransi Raya, PT. Asuransi Ramayana, PT
pembekalan akhir pemberangkatan calon tki ke LN
Asuransi Purna Artanugraha, PT. Asuransi Takaful Keluarga dan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja NO. Kep.14/Men/I/2005 PT Asuransi Relife sebagai penyelenggara Program Asuransi
Tentang Tim Pencegahan Pemberangkatan TKI Non Prosedural TKI.
dan Pelayanan Pemulangan TKI
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP.214/MEN/X/2010
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 258/Men/VI/2007 Tentang Tentang Pencabutan Penetapan Konsosrsium Asuransi Tenaga
Biaya Penempatan dan Perlindungan Calon Tenaga Kerja Kerja Indonesia
Indonesia Negara Tujuan Republik Korea
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI no.
Keputusan Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja 261/2010 Tentang Penunjukan Pejabat Penerbit Surat Izin
No.186/2008 Tentang Komponen dan Besarnya Biaya Pengerahan
Penempatan Calon TKI Penata Laksana Rumah Tangga,
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP 262/Men/XI/2010
Perawat Bayi dan Perawat Orang Tua/Jompo untuk Negara
Tentang Penunjukan Pejabat Penerbit Izin Penempatan Tenaga
Tujuan Hongkong
Kerja Indonesia di Luar Nergeri Untuk Kepentingan Perusahaan
Keputusan Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Sendiri
No.97/2009 tentang Persyaratan Bagi Perusahaan untuk menjadi
Keputusan Presiden RI No.15/2011 tentang Tim Terpadu
Pialang Asuransi TKI
Perlindungan TKI di Luar Negeri
Keputusan Dirjen Binapenta No. KEP.152/PPTK/VI/2009
Keputusan Presiden RI No.17/2011 tentang Satuan Tugas
Tentang Komponen dan Besarnya Biaya Penempatan Calon TKI
Penanganan Kasus WNI/TKI di Luar Negeri Yang Terancam
Sektor Formal untuk Negara Tujuan Taiwan
Hukuman Mati
Keputusan Dirjen Binapenta No. KEP.153/PPTK/VI/2009
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tentang Komponen dan Besarnya Biaya Penempatan Calon TKI
No. KEP.17/MEN/II/2011 Tentang Biaya Penempatan dan
Sektor Informal untuk Negara Tujuan Taiwan
Perlindungan CTKI Negara Tujuan Republik Korea
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
RI No.137/2010 Tentang Pedoman Seleksi Konsorsium
KEP.152/MEN/VI/2011 Tentang Biaya Penempatan dan
Penyelenggara Asuransi TKI
Perlindungan Calon TKI Negara Tujuan Malaysia

292 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Daftar Pustaka | 293
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
No.KEP.154/MEN/2011 Tentang Satuan Tugas Khusus Per.01/Men/1983 Tentang Perusahaan Pengarah Tenaga Kerja
Penanganan Kasus WNI/TKI di LN yang terancam hukuman mati Indonesia ke Luar Negeri

Keputusan Dirjen Binapenta No. KEP.157/PPTK/VIII/2011 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.01/Men/1984 Tentang
Tentang Penghentian Sementara Pelayanan Penempatan TKI Balai Latihan Perusahaan Pengerahan Tenaga Kerja Indonesia
ke Negara Syria untuk Pekerja Sektor Penata Laksana Rumah ke Luar Negeri
Tangga (PLRT)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-06/MEN/1987
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Tentang Bursa Kerja Swasta
14 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Tim Penilai Lembaga
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1988 Tentang
Pemeriksaan Psikologi CTKI
Antar Kerja Antar Negara
Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
No.28/2012 Tentang Tim Pengendalian dan Pengawasan
PER-01/MEN/1991 Tentang Antar Kerja Antar Negara
Program Asuransi TKI
Peraturan Menteri Tenaga kerja Nomor PER-02/MEN/1994
Keputusan Presiden RI No.8/2012 tentang Satuan Tugas
Tentang Penempatan Tenaga Kerja di Dalam dan Ke Luar Negeri
Penanganan Kasus warga Negara Indonesia/ TKI di LN yang
terancam hukuman mati Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per. 21/Men/2005 Tentang
Pemagangan di Jepang
MPRS , 1966. Risalah Pembitjaraan dalam rapat rapat MPRS
tentang Pembaharuan Kebidjaksanaan Landasan ekonomi, Permenakertrans No.7/2005 tentang Standar Tempat
Keuangan dan Pembangunan. Dokumen Resume MPRS Penampungan Calon TKI

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1970 tentang Permenakertrans No.5/2005 Tentang Ketentuan Sanksi
Pengerahan Tenaga Kerja. Administratif dan Tata Cara Penjatuhan Sanksi dalam
pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI di LN
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.129/1983 tentang
perusahaan pengerahan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor: PER-07/MEN/IV/2005 Tentang Standard
Peraturan Menteri Perburuhan No 1 Tahun 1965 tentang
Tempat Penampungan Calon Tenaga Kerja Indonesia
Pengawasan Atas Dijalankannya Wervingordonnantie 1936. 12
Januari 1965 Peraturan Presiden RI No.81 tahun 2006 Tentang Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 4 Tahun 1970 Tentang
Pengerahan Tenaga Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.19/2006
tentang Pelaksanaan Penempatan dan perlindungan TKI di Luar
Negeri

294 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Daftar Pustaka | 295
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.32/2006 Peraturan Kepala Badan Nasional penempatan dan
tentang Rencana Kerja Penempatan dan Perlindungan TKI, perlindungan TKI No. 10/2010 tentang Pedoman teknis
Sarana dan Prasarana Pelayanan Penempatan TKI pelaksanaan penempatan TKI ke LN oleh pemerintah

Peraturan Menteri Tenaga kerja No. Per.33 Men/XI/2006 Peraturan Presiden No. 64 Tahun 2011 Tentang Pemeriksaan
Tentang Tata Cara Penyetoran, Penggunaan, Pencairan dan Kesehatan dan Psikologi CTKI
Pengembalian Deposito Uang Jaminan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Peraturan Menteri Tenaga kerja No.37/2006 tentang tata cara PER.12/MEN/X/2011 Tentang Atase ketenagakerjaan dan Staf
pembentukan kantor cabang pelaksana penempatan TKI swasta Teknis Ketenagakerjaan Pada Perwakilan RI di Luar Negeri
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.1/
Peraturan Menteri Tenaga kerja No.38/2006 tentang tata cara
MEN/2012 tentang perubahan atas peraturan menteri tenaga
pemberian, perpanjangan dan pencabutan surat izin pelaksana
kerja dan transmigrasi no.07/Men/V/2010 tentang asuransi
penempatan TKI.
tenaga kerja Indonesia
Peraturan Presiden No. 69 Tahun 2008 Tentang Gugus Tugas
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan
16 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Kepulangan Tenaga Kerja
Orang
Indonesia Dari Negara Penempatan Secara Mandiri Ke Daerah
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Asal
No.PER.9/MEN/2009 Tentang Tata Cara Pembentukan Kantor
Peraturan Pemerintah RI No. 3 Tahun 2013 Tentang
Cabang Pelaksana Penempatan TKI Swasta Revisi atas
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
Permenakertrans No.37/2006
Sapta Karyatama Pelita VI Depnaker, Kebijakan Utama Depnaker
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER RI
10/MEN/2009 Tentang Tata Cara Pemberian, Perpanjangan dan
Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja,
Pencabutan Surat Izin Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Transmigrasi dan Koperasi No. KM 136/S/PHB dan
Indonesia
No.Kep.59/Men/1977 tentang pengangkutan tenaga kerja dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI rangka Antar Kerja Antar Negara (AKAN)
No.PER.23/MEN/2009 Tentang Pendidikan dan Pelatihan kerja
Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
bagi CTKI di Luar Negeri
Kep.128/Men/1983 Tentang Penggunaan Kartu Identitas Tenaga
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kerja Indonesia yang Bekerja di Luar Negeri
No.PER.07/MEN/V/2010 tentang Asuransi TKI
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.04/Men/1984
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.14 Tentang Penertiban Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke Luar
tahun 2010 Tentang Aturan Pelaksanaan dan penempatan TKI di Negeri
Luar Negeri

296 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Daftar Pustaka | 297
Surat Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Staatsblaad No.208.4 Mei 1936, Wevingordonnantie 1936.
Pemberdayaan Perempuan, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial Ordinasi untuk Mengatur Kegiatan Mencari Calon Pekerja tahun
dan Kepala Kepolisian Negara Nomor: 14/MenPP/Dep.V/X/2002, 1936
Nomor 1329/MENKES/SKB/X/2002, Nomor 75/HUK/2002, Nomor
Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri
B/3048/X/2002 Tentang Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan
tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. KM136/S/PHB dan
Terhadap Perempuan dan Anak
No. Kep.59/Men/1977 Tentang Pengangkutan Tenaga Kerja
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. dalam rangka Antar Kerja Antar Negara
SE.342/MEN/PPTK-TKLN/IX/2009 Tentang Penghentian
Surat Menteri Keuangan No. S.105/MK.03/1989 Tentang
Sementara Pelayanan Penempatan TKI ke Kuwait untuk Pekerja
Persetujuan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.213/
Sektor Domestik (PLRT)
Men/1989 Tentang Biaya Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No Dalam Rangka Pengembangan Program Antar Kerja Antar
SE.172/MEN/PPTK-TKLN/VII/2010 Tentang Penghentian Negara
Sementara Pelayanan Penempatan TKI ke Yordania untuk
Undang Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang penempatan
Pekerja Sektor Domestik (PLRT)
dan perlindungan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Undang Undang No 6 Tahun 2012 tentang Konvensi
SE.05/MEN/VI/2011 Tentang Penghentian Sementara Pelayanan
Internasional Mengenai Perlindungan Hak Hak Seluruh Pekerja
Penempatan TKI ke Arab Saudi untuk Pekerja Sektor Domestik (
Migran dan Anggota Keluarganya
PLRT)
UU Nomor 37/1999 tentang Hubungan Luar Negeri
Surat Edaran Dirjen Binapenta No SE-05/Men/PPTKI-TKLN/
XII/2011 Tentang Penempatan TKI Untuk Pekerja Sektor Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian
Domestik Ke Malaysia Undang-Undang No.14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-
Surat edaran Kepala Badan Nasional Penempatan dan ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
Perlindungan TKI No.02/2012 tentang Penerbitan KTKLN Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Staatblads No.8 tahun 1887 tentang Pengerahan Orang Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Indonesia untuk Melakukan Pekerjaan di Luar Indonesia

Staatblads. No.235 tahun 1899 tentang Pengerahan Orang


Indonesia untuk Mengadakan Pertunjukan Kebudayaan Rakyat di
Luar Negeri

Staatblads No. 540 Tahun 1911 UU tentang Mempekerjakan


Buruh (In Dienstneming Van Werkleiden Z.G. Vrije Arbeidsgeling)

298 | Selusur Kebijakan (Minus) Perlindungan Buruh Migran Daftar Pustaka | 299
Tentang Penulis

Wahyu Susilo lahir di Solo, 3 November 1967. Menyelesaikan


studi ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan menempuh studi lanjut Ilmu Politik di Pasca Sarjana
Universitas Indonesia. Bergiat di advokasi buruh migran sejak di
Solidaritas Perempuan, kemudian di Konsorsium Pembela Buruh
Migran Indonesia dan sekarang ini aktif di Migrant CARE sejak
tahun 2004. Tahun 2004-2012 bergiat di International NGO Forum
on Indonesian Development untuk isu pembangunan dan MDGs.
Aktif menulis di berbagai media massa cetak dan jurnal. Menerima
penghargaan Heroes Acting To End Modern-Day Slavery dari US
Department of State 2007.

Mulyadi lahir di Ngawi, 2 Maret 1968. Menyelesaikan studi di


Fakultas Pertanian di Universitas Merdeka, Madiun dan menempuh
studi lanjut Ilmu Kependudukan di Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Aktif dalam advokasi isu buruh anak dan buruh
migran di Social Analysis and Research, Solo dan Konsorsium
Pembela Buruh Migran Indonesia Jawa Tengah. Bergabung di
Migrant CARE sejak 2004. Aktif menulis di berbagai media massa
cetak tentang buruh anak, buruh migran dan kebencanaan.

Anis Hidayah lahir di Bojonegoro, 7 Nopember 1976.


Menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Jember dan
menempuh studi lanjut di Hukum Internasional UGM. Aktif dalam
advokasi buruh migran sejak di Solidaritas Perempuan Jawa Timur
dan salah satu pendiri Migrant CARE. Aktif menulis di berbagai
media massa cetak dan jurnal. Menerima penghargaan Extra Ordinary
Activism dari Human Rights Watch 2011.

Tentang Penulis | 301

Anda mungkin juga menyukai