DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PADAT KARYA TAHUN 2021
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
2
12. Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019, tentang Pembentukan
dan Pengangkatan Menteri Kabinet Indonesia Maju Periode 2019 -
2024;
13. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2015, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara dan
Barang Milik Negara Bidang Ketenagakerjaan;
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-173/PMK.05/2016
Perubahan PMK-168/PMK.05/2016, tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
15. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah Di Kementerian
Ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2021(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 1281;
16. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 750);
MEMUTUSKAN
3
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
KELIMA : dan Perluasan Kesempatan Kerja Nomor
4
KEP.3/23002/PK.03.00N lll/2020 tentang Petunjuk Teknis
Kegiatan Padat Karya lnfrastruktur tahun
2020 dan Nomor
KEP.3/23047/PK.03.00N lll/2020 tentang Petunjuk Teknis
KEENAM Padat Karya Produktif tahun 2020 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku; Keputusan Direktur Jenderal ini mulai
KETUJUH berlaku pada tanggal ditetapkan; dan
Apabila dikemudian hari terjadi perubahan peraturan, maka akan
dilakukan penyesuaian dan perbaikan lebih lanjut.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal, .3 Maret 2021
4
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR:3/678/PK.03.00/III/2021 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PADAT
KARYA TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan Padat Karya merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan
sasaran utama adalah masyarakat penganggur dan setengah penganggur. Kegiatan ini
bertujuan menciptakan lapangan kerja/usaha bagi masyarakat melalui pembangunan
Infrastruktur dan sarana ekonomi yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia
dibandingkan dengan tenaga mesin. Sehingga diharapkan mampu menekan angka
penganggur dan kemiskinan. Menurut release berita Resmi Statistik No.85/11/Th.XXIII 5
November 2020. Pada bulan Agustus 2020 terdapat sejumlah 9,77 Juta orang
penganggur terbuka.
Kegiatan Padat Karya memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mobilisasi
masyarakat ataupun barang dari dan menuju sentra sosial-ekonomi, terutama bagi
masyarakat pedesaan yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia. Hal
tersebut merupakan cara yang tepat untuk meminimalkan ketimpangan pembangunan
yang selama ini terjadi, baik yang disebabkan oleh penerapan strategi yang kurang
tepat maupun penerapan pembangunan yang tidak sesuai dengan kondisi wilayah dan
geografis, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan secara sosial ekonomi dan
budaya, sehingga menghambat aksesibilitas masyarakat kepada pusat-pusat sosial
dasar (pendidikan, kesehatan dan ekonomi), termasuk pemerataan pembangunan
ekonomi masyarakat khususnya di pedesaan.
5
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
a. Menyamakan persepsi Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Lembaga Non Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan
Kegiatan Padat Karya Tahun 2021;
b. Mempermudah dan mengefektifkan pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tahun
2021.
2. Tujuan
Sebagai acuan bagi Lembaga Pemerintah, Lembaga non Pemerintah dalam
melaksanakan Padat Karya Tahun 2021, dalam hal pelaksanaan kegiatan di
lapangan maupun pertanggungjawaban administrasi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
C. Ruang Lingkup
1. Identifikasi;
2. Penetapan Ditjen Binapenta dan PKK;
3. Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen;
4. Pemberkasan dokumen pencairan; dan
5. Force Majeure: seperti bencana alam atau bencana lainnya yang mengakibatkan
penerima bantuan tidak mampu menyelesaikan pelaksanaan program kegiatan
sesuai batas waktu yang di tentukan.
D. Pengertian
1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial
yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga pemerintah dan non pemerintah;
2. Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan
penanggungjawab kegiatan/ketua lembaga/kepala desa penerima bantuan;
3. Rencana Anggaran Biaya selanjutnya disebut RAB adalah perhitungan perkiraan
biaya pekerjaan yang disusun oleh Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK),
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan;
4. Lembaga pemohon adalah lembaga/yayasan/organisasi kemasyarakatan yang
bergerak dibidang pengembangan sumber daya manusia (Sosial Masyarakat) yang
memenuhi kriteria/persyaratan yang mengajukan permohonan bantuan kegiatan
Padat Karya;
5. Lembaga Penerima Bantuan adalah lembaga pemohon yang memenuhi
ketentuan/persyaratan yang ditetapkan sebagai lembaga penerima melalui
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja, untuk melaksanakan bantuan pemerintah kegiatan Padat Karya;
6. Lembaga Non Pemerintah adalah lembaga yang dibentuk untuk melaksanakan
tugas pemerintah tertentu;
7. Proposal adalah dokumen permohonan bantuan yang berisi persyaratan yang
diajukan oleh lembaga pemohon kepada direktur jenderal Binapenta dan PKK cq.
Direktur Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja;
8. Bantuan Padat Karya adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan untuk memberikan pekerjaan sementara kepada masyarakat
penganggur dan setengah penganggur pada saat tertentu dengan membangun atau
memperbaiki Infrastruktur pedesaan;
9. Padat Karya yang berbasis sumber daya lokal adalah kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang mengutamakan penyerapan tenaga kerja untuk menggerakkan
ekonomi masyarakat melalui pembangunan Infrastruktur sederhana, dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, misalnya: batu kali,
pasir, dan lainnya yang dilakukan secara gotong royong untuk pembangunan sarana
Infrastruktur tersebut;
10. Penganggur adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari kerja, sedang
mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja;
11. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
(kurang dari 35 jam seminggu);
12. Pekerja adalah para tenaga kerja yang direkrut dari PHK, purna PMI, keluarga
PMI, masyarakat penganggur, setengah penganggur dan miskin yang sudah
memiliki kartu tanda penduduk (KTP) disekitar lokasi pelaksanaan kegiatan Padat
Karya yang memenuhi kriteria pekerja serta yang terdaftar sebagai pekerja Padat
Karya ;
13. Penanggung Jawab Kegiatan adalah orang yang ditunjuk bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan Padat Karya di Lembaga Pemerintah dan Lembaga non
Pemerintah;
14. Bendahara kegiatan adalah orang yang ditunjuk sebagai Bendahara kegiatan untuk
membantu pelaksanaan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran
pelaksanaan mekanisme pencairan dana bantuan pemerintah program penempatan
dan pemberdayaan tenaga kerja di daerah
15. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan;
16. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
diberi kewenangan oleh Sekretaris Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran
untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
17. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat
PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Sekretaris Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja selaku
Kuasa Pengguna Anggaran;
18. Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK) adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
ditunjuk oleh penanggung jawab atau pejabat yang berwenang yang ditetapkan
dengan surat keputusan Penanggungjawab Kegiatan dan diutamakan telah
mengikuti bimbingan/pembekalan/pelatihan PLPK. Tugas PLPK mengkoordinasikan
kegiatan Padat Karya yang akan, sedang, sampai dengan berakhirnya
pelaksanaan kegiatan;
19. Pengawas Teknis adalah pegawai negeri sipil potensial dari instansi teknis terkait di
daerah yang memahami bidang teknis jenis kegiatan Padat Karya mengawasi
pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan ketentuan- ketentuan dan
syarat teknis serta melakukan kerjasama dengan PLPK;
20. Kepala Kelompok adalah seorang diantara pekerja Padat Karya yang dipilih oleh
pekerja untuk menjadi kepala kelompok dalam kegiatan Padat Karya;
21. Tukang adalah seseorang yang berasal dari masyarakat setempat yang memiliki
keterampilan dan pengetahuan teknis untuk pembuatan/rehabilitasi Infrastruktur;
22. Uang Perangsang Kerja (UPK) adalah sejumlah uang yang diberikan kepada para
tenaga kerja Padat Karya oleh Juru Bayar dalam kurun waktu tertentu dan bersifat
stimulan atau bukan upah kerja;
23. Edukasi Masyarakat adalah kegiatan penyampaian informasi, pengetahuan dan
wawasan kepada masyarakat mengenai perencanaan, pelaksanaan serta
perawatan hasil pekerjaan Padat Karya;
24. Rembug Masyarakat adalah kegiatan yang melibatkan masyarakat yang
diselenggarakan oleh penerima bantuan dan dapat melibatkan Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan serta berkoordinasi dengan perangkat desa setempat,
dalam rangka menyamakan persepsi dan menyusun perencanaan teknis
pelaksanaan kegiatan Padat Karya yang akan dilaksanakan;
25. Gambar Desain adalah pembuatan sketsa/rancang bangun suatu pekerjaan fisik
kegiatan Padat Karya dengan dimensi mencakup panjang, lebar, tinggi untuk
menentukan luas dan volume. Pembuatan gambar desain ini dilakukan oleh
orang/instansi/lembaga yang memiliki pengetahuan serta kompetensi mengenai
gambar desain yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan;
26. Sewa Peralatan adalah penggunaan alat/mesin sederhana yang diperoleh dengan
cara menyewa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Alat/mesin tersebut
digunakan untuk membantu mengerjakan pekerjaan fisik Padat Karya yang sulit
dikerjakan oleh manusia atau untuk meningkatkan kualitas pekerjaan tanpa
mengurangi serapan tenaga kerja;
27. Identifikasi Lokasi Padat Karya adalah upaya menggali dan menghimpun informasi
mengenai potensi sumber daya lokal dari calon lokasi penerima bantuan kegiatan
Padat Karya dalam rangka menetapkan lokasi dan jenis kegiatan Padat Karya yang
tepat berdasarkan kriteria;
28. Hari Orang Kerja (HOK) adalah jumlah hari orang kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan kegiatan Padat Karya yang lamanya tergantung dari jenis
kegiatan yang dilaksanakan.
29. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
30. Lembaga Pemerintah adalah instansi pemerintah daerah
kabupaten/kota/provinsi/daerah istimewa yang bertanggungjawab di bidang
ketenagakerjaan;
31. Direktur adalah Direktur yang bertanggungjawab di bidang Pengembangan Dan
Perluasan Kesempatan Kerja;
32. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang bertanggungjawab di bidang
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja; dan
33. Menteri adalah Menteri yang melaksanakan urusan dibidang Ketenagakerjaan.
BAB II
PELAKSANAAN
A. Organisasi Pelaksanaan
Organisasi Pelaksanaan Kegiatan Terdiri dari:
1. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja;
2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
3. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);
4. Lembaga Pemerintah;
5. Lembaga Non Pemerintah.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan dan manfaat dari Bantuan Pemerintah, perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berjenjang, sebagai berikut:
1. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja melakukan koordinasi dengan
Perangkat Daerah kabupaten/kota di Bidang Ketenagakerjaan dalam hal monitoring
dan evaluasi pencairan, pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah;
2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilaksanakan sejak diterimanya bantuan,
berdasarkan pembagian tugas sebagai berikut:
a. Penerima Bantuan Pemerintah untuk Lembaga pemerintah/non pemerintah
dapat melaporkan pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah paling lambat 1
(satu) bulan setelah pekerjaan selesai, kepada Perangkat Daerah
kabupaten/kota di Bidang Ketenagakerjaan dengan tembusan Direktorat Bina
Perluasan Kesempatan Kerja;
b. Pelaporan dapat disampaikan secara langsung yang ditujukan kepada
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota di Bidang Ketenagakerjaan dengan
tembusan Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja;
c. Perangkat Daerah Kabupaten/Kota di Bidang Ketenagakerjaan melaporkan
pelaksanaan program Padat Karya kepada Direktorat Bina Perluasan
Kesempatan Kerja; dan
d. Direktorat Bina Perluasan Kesempatan Kerja melaporkan penyelenggaraan
Bantuan Pemerintah Program Padat Karya kepada Ditjen Binapenta dan PKK.
BAB IV
KEJADIAN LUAR BIASA (FORCE MAJEURE)
Petunjuk Teknis kegiatan Padat Karya tahun 2021 diharapkan dapat menjadi acuan bagi
semua pihak dalam melaksanakan kegiatan Direktorat Bina Perluasan Kesempatan
Kerja Ditjen Binapenta dan PKK. Adapun keberhasilan kegiatan sangat dipengaruhi oleh
konsistensi, keseriusan dan kejujuran dari masing-masing pelaksana kegiatan dan
pelaku-pelaku terkait. Oleh karena itu kepada lembaga pemerintah/lembaga non
pemerintah, serta peserta agar melaksanakan kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis,
sehingga tujuan untuk menciptakan lapangan kerja atau lapangan usaha yang produktif
dan berkelanjutan benar-benar tercapai serta memberikan hasil yang maksimal.
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR:3/678/PK.03.00/III/2021 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PADAT
KARYA TAHUN 2021
Pengajuan
Proposal
Verifikasi
Identifikasi
Penetapan Pencairan
Monitoring
Lokasi Anggaran
Pelaporan
Contoh 1.
KOP SURAT
Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Ditjen Binapenta & PKK
Uang sebanyak : ....................................................
Untuk membayar :
Dana bantuan Pemerintah berupa Belanja barang untuk bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah dalam rangka kegiatan Padat Karya di :
Desa : ...........................................
Kecamatan : ...........................................
Kabupaten/Kota : ...........................................
sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : ..................... (Nomor PKS/MOU) Tanggal
............................... 2021
Terbilang : #...................................................Rupiah #
Materai 6000....
NIP/NIK. NIP/NIK.
Setuju dibayar :
Kuasa Pengguna Anggaran PPK Dit. PPKK
Pada hari ini ......tanggal …... bulan ……tahun …… yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama : ……………………..
Jabatan : ...........................
Alamat: ...........................
Yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU
Contoh PRASASTI :
3. Desa : .........................................
4. Kecamatan : ..........................................
5. Kabupaten/Kota : ..........................................
6. Provinsi : ..........................................
KOP SURAT
DAFTAR PEKERJA
KEGIATAN PADAT KARYA
TAHUN 2021
Desa: ............................. Dinas *) : .............................
Kecamatan: ............................. Provinsi : .............................
Kab./Kota: ............................. Target Pendayagunaan Tenaga kerja :..........Org
Jenis Kegiatan: ............................. Tanggal Kegiatan : .............................
DAFTAR PEKERJA
dst
MENGETAHUI :
PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN
( ...................................... )
Contoh 6.
NO DOKUMEN
a. Latar Belakang
b. Kegiatan
1) Manfaat
2) Jenis
3) Sasaran Peserta
4) Rencana Lokasi
5) Rencana Anggaran Biaya
6) Waktu Pelaksanaan