Pada suatu hari yang cerah, seekor siput kecil berniat memanjat pohon
ceri yang sangat tinggi. Dengan gerakan yang sangat lambat, sang siput mulai
berjalan pada batang pohon. Lambat... lambat... sang siput yang memang
ada rasa putus asa sekalipun dia telah berhari-hari memanjat pohon, puncak
Beberapa ekor burung yang selalu bermain di dahan pohon ceri melihat
siput itu dan bersiul-siul mencemooh. "Hahaha... dasar siput bodoh. Untuk
apa kau memanjat pohon ini? Belum ada buah ceri yang tumbuh... lagipula
mau sampai kapan kau memanjat? Sudah turun saja!" ujar sang burung
sambil terbahak-bahak.
Mendengar hal itu, siput kecil tidak putus asa atau marah, "Tuan
burung, saat ini memang belum ada buah ceri, tetapi saat aku sampai di atas,
pasti buah ceri sudah banyak yang ranum," ujar si siput yang terus
ceri masih menertawakan siput kecil dan mengatakan kalau siput itu bodoh.
Siput kecil berusaha tidak mendengar dan tetap pada tujuannya. Panas dan
hujan yang silih berganti dia nikmati dalam perjalanan. Berbagai hinaan yang
ceri telah berubah menjadi buah yang merah dan manis dengan lebatnya.
Siput kecil telah sampai di puncak pohon dan menikmati buah merah
matangnya buah ceri benar, kegigihan dan usaha pantang dari siput kecil
- Burung ( Sombong )
membuahkan