Anda di halaman 1dari 2

Siput Kecil dan Pohon Ceri

Pada suatu hari yang cerah, seekor siput kecil berniat memanjat pohon

ceri yang sangat tinggi. Dengan gerakan yang sangat lambat, sang siput mulai

berjalan pada batang pohon. Lambat... lambat... sang siput yang memang

ditakdirkan untuk berjalan sangat lambat menikmati perjalanannya. Tidak

ada rasa putus asa sekalipun dia telah berhari-hari memanjat pohon, puncak

pohon masih sangat jauh.

Beberapa ekor burung yang selalu bermain di dahan pohon ceri melihat

siput itu dan bersiul-siul mencemooh. "Hahaha... dasar siput bodoh. Untuk

apa kau memanjat pohon ini? Belum ada buah ceri yang tumbuh... lagipula

mau sampai kapan kau memanjat? Sudah turun saja!" ujar sang burung

sambil terbahak-bahak.

Mendengar hal itu, siput kecil tidak putus asa atau marah, "Tuan

burung, saat ini memang belum ada buah ceri, tetapi saat aku sampai di atas,

pasti buah ceri sudah banyak yang ranum," ujar si siput yang terus

melanjutkan perjalanan menuju puncak pohon. Kata-kata tajam dari burung

membuat semangatnya makin membara untuk dapat mencapai puncak

pohon, sekalipun perlu waktu yang sangat lama.

Hari demi hari berlalu, burung-burung yang terbang di dekat pohon

ceri masih menertawakan siput kecil dan mengatakan kalau siput itu bodoh.

Siput kecil berusaha tidak mendengar dan tetap pada tujuannya. Panas dan

hujan yang silih berganti dia nikmati dalam perjalanan. Berbagai hinaan yang

dilontarkan masih menjadi penyemangat.

Hingga pada akhirnya, musim semi datang, bunga-bunga pada pohon

ceri telah berubah menjadi buah yang merah dan manis dengan lebatnya.
Siput kecil telah sampai di puncak pohon dan menikmati buah merah

tersebut dengan lahap. Burung-burung yang menghina siput tersebut

akhirnya terdiam dan merasa malu karena perhitungan siput akan

matangnya buah ceri benar, kegigihan dan usaha pantang dari siput kecil

ternyata membuahkan hasil yang manis.

Unsur Intrinsik pada Dongeng Siput kecil dan Pohon Ceri

a. Tema : Perjuangan Siput Kecil

b. Tokoh : - Siput ( Baik hati dan Sabar )

- Burung ( Sombong )

c. Alur Cerita : Maju

d. Gaya Bahasa : Mudah dipahami

e. Sudut Pandang : Orang Ke-3

f. Latar : - Suasana ( Senang )

- Waktu ( Pagi yang cerah )

- Tempat ( Pohon yang Tinggi )

g. Amanat : Sikap gigih dan Pantang menyerah akan

membuahkan

hasil yang Maksimal

Anda mungkin juga menyukai