gugur telur-telur itu menetas. Tetapi hanya ada Alkisah di suatu pulau yang tak dua anak yang berdiri dengan kuat. Sedangkan terjamah, jauh di balik bukit pegunungan yang anak-anak elang lainnya, yang hanya mampu tinggi di pulau itu tinggal lah bermacam-macam untuk mengeluarkan kepala dari cangkang telur keluarga burung. Tempat itu disebut negeri harus berakhir dengan tragis di paruh sang burung. Semua jenis burung ada di sana. Ada jantan. Dengan tangkas sang jantan mengoyak yang kecil hingga yang besar, yang bersuara tubuh anaknya yang tak kuat itu untuk lembut hingga nan menggelegar. Sebenarnya diberikan kepada anaknya yang lain. Kejam? ada hewan lain yang tinggal di sana. Akan tetapi Belum tentu. Ini hanya perkara kepraktisan. sesuai dengan namanya yakni negeri burung, burunglah yang berkuasa. Begitulah elang, mereka hanya memiliki naluri namun tidak dengan hati Nurani. Para burung ganas seperti gagak, elang, Mengapa harus mencari makanan lagi di lluar kondor, burung pemakan bangkai dan rajawali jikalau memang sudah ada tersedia di dalam bertugas untuk menjaga keamanan negeri dan sarang? Inilah yang membedakan manusia melindungi keselamatan penghuni negeri dengan hewan. Yah, meskipun terkadang burung. Sedangkan para burung kecil yang hewan dapat menjadi sebaik manusia ataukah bersuara merdu dan indah seperti burung manusia yang dapat menjadi seganas hewan. kakaktua, murai, pipit dan kenari bertugas sebagai penghibur. Suara merdu mereka selaras Waktu silih berganti, hari berganti hari. dengan desau angin dan lambaian daun. Anak-anak elang yang jelek botak tak berbulu Burung-burung dengan bulu warna warni yang kini mulai menampakan dirinya yang sejati. indah bertugas berkeliling setiap hari untuk Bulu-bulu halus mulai tumbuh menutupi daging mengepakkan sayapnya agar warna-warni putih kemerahan di tubuh masing-masing. Kaki- mereka dinikmati oleh penghuni negeri burung. kaki kecil anak elang sudah mulai mampu Sebab keindahan senantiasa memberikan berdiri tegak meskipun sayapnya belum tumbuh kegembiraan. Dan rasa gembira itu seperti secara sempurna. Sang induk dan sang jantan virus, dapat menular. Dengan demikian, seluruh bergantian untuk menjaga sarang, memastikan penduduk pun dapat merasa senang. tak ada ular yang mengincar anak-anak mereka. Selain itu mereka harus memastikan kalau anak- Suatu hari, ada seekor induk elang yang anak elang tidak jatuh dari sarang yang tinggi di mengerami telur-telurnya. Setiap pagi sang atas pohon. jantan datang untuk membawa makanan pada Suatu pagi, ketika sang jantan pergi Akan tetapi karena dipenuhi rasa panik dan mencari makanan, salah seorang anak elang takut, sang anak pun tak mendengar kata bertanya: “Kapankah aku dapat terbang seperti induknya. Beruntung sang jantan cepat menekik ayah dan ibu?” tanya si anak. Sang jantan dan dan membiarkan sayapnya terentang tepat sang induk saling bertukar pandang lalu sebelum si anak mendarat. Sayap sang elang tersenyum bersama. Kemudian sang jantan jantan pun menjadi alas pendaratan anaknya. menjawab: “Akan tiba saatnya anakku. Jadi, Tubuh si anak elang bergetar dengan hebat hingga saat itu banyak-banyaklah makan agar dikarenakan rasa takut dan panik yang tubuhmu sehat dan kuat”. Setelah itu, sang menggerogoti hingga si anak tak mampu jantan pun mengepakkan sayap dengan kuat bergerak. Sang induk elang, dengan penuh kasih lalu terbang menjauhi sarang. Nampak Sang segera memeluk anaknya dan memberikan jantan layaknya sapu tangan hitam yang kehangatan. Setelah tubuh si Anak sudah tak melayang di atas awan. Lalu anak-anak elang gemetar, Sang induk dan Sang jantan membawa pun masuk ke bawah naungan sayap induknya anaknya kembali ke sarang. Peristiwa itu dan mendapatkan kehangatan di sana. membuat si anak trauma. Jangankan untuk berlatih terbang dan mengepakkan sayapnya, Waktu berjalan terus, dari musin dingin berdiri di tepi sarang pun ia tak mau. Ia takut bertemu musin gugur hingga musim panas dan sangat gugup. Saudaranya yang satu berlalu manjadi musim semi. Dan ketahuilah, bahkan sudah mulai terbang dalam jarak yang betapa indah musim semi di negeri itu. Nampak pendek. seluruh pulau menampilkan warna-warni bunga dan dedaunan. Sungguh sebuah masterpiece Perkara pertama yang diajarkan sang mahakarya yang indah dari sang Agung. induk dan sang jantan ialah tidak mendarat Ditambah lagi dengan berkah sinar mentari dengan keras. Setelah lama berselang melihat yang menambah keeksotisan di pulau itu. Anak- saudaranya saudaranya dapat terbang dengan anak elang tumbuh semakin besar dan bulu- jarak pendek, ia pun bertanya kepada sang bulu kasar mulai menumbuhi sayapnya. Suatu induk: “Apakah ada jaminan jika aku terbang ketika, seekor anak elang berada di tepi sarang maka aku tak akan jatuh lagi?” Sang induk pun dan ada angin kencang hebat. Kaki sang anak menjawab dengan penuh kasih. “Ada. tak mampu mencengkram tepi sarang sehingga Jaminannya adalah ayah dan ibu. Kami akan ia meluncur ke bawah. Sang induk pun langsung selalu ada untukmu, memastikan mengepakkan sayap dan mendekati anaknya keselamatanmu”. “Tapi aku takut sekali ibu,” lalu berteriak “kepakkan sayapmu kuat-kuat." kata si anak. “Kami tahu sayang, makanya kami tak pernah memaksamu,” jawab sang induk dan tekad itu percuma adanya jika tak dimulai lagi. “Lalu apa yang harus aku lakukan agar aku dengan langkah awal yang meskipun kecil bisa berani?” Tanya si anak. “Agar berani, kamu namun nyata. Karena itu, mulai rentangkan harus menghilangkan rasa takutmu," ucap sang sayap kemampuanmu, rasakan kebebasanmu, induk. “Bagaimana caranya?” tanya si anak lagi. terbanglah. Nikmati duniamu! “Percaya. Percaya pada kami,” kata sang jantan yang tiba-tiba muncul. Setelah itu sang anak memandang ke lautan. “Apakah aku dapat menyebrangi lautan itu?” ucap si anak. “Tentu \ saja kami tidak akan pernah tahu bila kau tak pernah merentangkan sayapmu dan mencoba untuk terbang. Hanya dirimu sendirilah yang tahu” ujar sang jantan. Setelah itu, sang induk menambahkan. “Mulailah dari sekarang anakku. Sebuah langkah kecil akan membawa perubahan dalam hidupmu. Semua perubahan selalu dimulai dengan langkah awal”. Sang anak pun tertegun dan menatap takjub kepada kedua orangtuanya. Kini ia pun sadar bahwa hanya dirinya sendirilah yang tahu kemampuannya. Tak ada orang lain, bahkan tak seorang pun yang tahu, kecuali dirinya. Kedua orangtuanya hanya memberikan jaminan bahwa mereka ada, dan selalu ada di saat si anak membutuhkan. Dengan didorong oleh cinta dan kasih dari keduaorangtuanya, si anak pun mencoba dan giat berlatih hingga pada akhirnya ia mampu menggantikan sang ayah untuk menjadi pemimpin yang menjaga keselamatan penghuni negeri burung. Dengan demikian, tahulah dia bahwa kesuksesan yang diraihnya itu dimulai dengan tekad yang kuat,