Anda di halaman 1dari 7

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata (mempunyai penyokong tubuh dalam)


Subfilum : Verterbata (hewan bertulang balakang)
Kelas : Aves (burung)
Ordo : Strigifonmes
Famili : Strigidae
Genus : Otus
Spesies : Otus magicus

Keunikan ciri-ciri burung hantu yaitu burung hantu memiliki 150 spesies yang berbeda, hidup
burung hantu tersebar di semua benua kecuali benua antartika. Burung hantu adalah hewan
karnivora atau hewan pemakan daging. Santapan utama burung hantu adalah hewan-hewan
pengerat seperti tikus dan makan lainya seperti serangga, reptil-reptil kecil dan ikan bahkan
burung hantu ini dapat menghabiskan 1000 ekor tikus dalam setahun dalam sebuah
peternakan burung hantu. Pendengaran burung hantu ini sangat unik karena pendengarannya
lebih tajam dalam menentukan pergerakan mangsanya dibandingkan dengan
penglihatannya.Burung hantu memiliki lembaran-lembaran bulu di sekitar telinganya.
lembaran-lembaran bulu ini tidak untuk membantu pendengarannya melainkan berkamuflase
untuk menakut-nakuti burung lainnya.Mata burung hantu terlingkupi oleh tulang mata
sehingga tidak bisa digerakkan untuk melirik ke kanan atau ke kiri. Kepala burung hantu
dapat berputar 180 derajat. Burung hantu memiliki 3 kelopak mata. kelopak pertama untuk
berkedip, kelopak kedua untuk tidur dan kelopak ketiga untuk menjaga mata agar tetap selalu
bersih dan sehat. Kaki burung hantu mempunyai kaki zygodactyl dengan dua jari di depan
dan dua jari dibelakang. bentuk kakinya seperti itu semakin menguatkan dirinya sebagai
seekor predator. Burung hantu ternyata tidak semua seekor nocturnal atau keluar pada malam
hari, beberapa diantaranya ada yang keluar pada siang hari tergantung pada kondisi
habitatnya, musim serta makanan. Burung hantu pada zaman negri mesir dan bangsa maya
dipergunakan sebagai simbol-simbol kuno. Ekor burung hantu umumnya pendek, namun
sayapnya besar dan lebar. rentang sayapny mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.
Deskripsi lain pada burung hantu yakni, Hewan karnivora ini hidup nomaden atau suka
berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari sumber makanan. Terdiri dari
ratusan spesies, nama ilmiah burung hantu adalah Strigiformes. Di seluruh dunia, ada sekitar
200 spesies burung hantu. Namun pembagiannya memang berbeda-beda, teman-teman. Salah
satu wilayah yang sama sekali tidak dihuni burung hantu adalah Antartika. Sedangkan di
Amerika Utara hanya ada 19 spesies burung hantu. Burung ini bisa memutar kepalanya
hingga 180 derajat. Ciri fisiknya, bulu seekor burung hantu biasanya berwarna kecoklatan
atau abu-abu. Bentuk wajah sedikit bulat, paruh burung hantu tajam serta sedikit bengkok.
Sebagian orang menganggap burung ini menakutkan karena lebih banyak diam dan tak
bergerak, serta menatap dengan tatapan seram. Ketika tidur pun burung hantu jarang terlihat,
sebab ia biasa tertidur di antara daun-daunan. Mata dan indera pendengaran burung
hantu, burung hantu sering terlihat aktif pada malam hari. Mereka memiliki mata yang lurus
menghadap depan dengan tiga kelopak. Masing-masing kelopak ini berbeda fungsi. Ada yang
untuk tidur, berkedip, bahkan menjaga kebersihan mata. Namun, mata burung hantu tidak
dapat mengerling. Burung hantu pintar mendeteksi di mana mangsanya berada. Ketika mata
burung ini sedang tidak bisa melihat dengan baik, ia menggunakan indera pendengaran untuk
mendeteksi posisi mangsa. Bahkan suara-suara dari luar bisa masuk ke dalam telinga burung
hantu dengan cepat, sebab telinga ini bisa mendengar suara yang kadang tidak bisa terdengar
oleh manusia. Sebagai hewan karnivora, rata-rata burung hantu makan tikus. Sebagian
lainnya mengonsumsi serangga, ikan, burung-burung kecil, dan berbagai hewan lain. Setelah
selesai makan, burung hantu akan memuntahkan bagian-bagian yang tidak bisa mereka
makan seperti tulang atau bulu burung. Burung hantu juga hampir tidak mengeluarkan suara
saat sedang terbang dan mengejar mangsa. Oleh karena itu, kehadirannya kadang tidak bisa
diketahui dan mangsa dapat tertangkap dengan mudah. Reproduksi : Jumlah telur burung
hantu yaitu 1-4 butir yang diletakkan di dalam sarangnya, dierami selama 4-5 minggu. Telur
dierami oleh burung hantu yang betina, pakan disediakan oleh burung hantu yang jantan.

Cara burung hantu memangsa dengan perilakunya, burung hantu keluar pada malam hari
untuk mencari makanan. Kebanyakan jenis burung hantu berburu di malam hari, meski
sebagiannya berburu ketika hari remang-remang di waktu subuh dan sore (krepuskular) dan
ada pula beberapa yang berburu di siang hari. Selanjutnya, akan tidur pada siang hari. Burung
hantu juga memiliki indra pendengaran dan penglihatan yang sangat peka. Burung hantu
dapat melihat di kegelapan. Untuk menyerap cahaya yang ada, pupil pada matanya akan
terbuka lebar. Selain itu, bola mata burung hantu mampu bergerak cepat untuk memusatkan
benda di sekitarnya. Mereka juga memiliki pendengaran yang sangat peka karena memiliki
telinga berukuran besar. Dengan pendengarannya ini, mereka mampu mendengar suara
mangsa yang bergerak ketakutan karena mendengar teriakannya itu. Hewan yang menjadi
mangsa burung hantu antara lain serangga, tikus, kadal, dan ikan. Mata burung hantu terletak
di bagian depan kepala. Untuk melihat ke belakang, kepala burung hantu dapat berputar
dengan lentur. Burung hantu dapat terbang tanpa suara. Oleh karena memiliki bulu-bulu yang
lembut.
Burung hantu akan mengeluarkan teriakan-teriakan saat berburu. Mata yang menghadap ke
depan, sehingga memungkinkan mengukur jarak dengan tepat, paruh yang kuat dan tajam;
kaki yang cekatan dan mampu mencengkeram dengan kuat dan kemampuan terbang tanpa
berisik, merupakan modal dasar bagi kemampuan berburu dalam gelapnya malam. Beberapa
jenis bahkan dapat memperkirakan jarak dan posisi mangsa dalam kegelapan total, hanya
berdasarkan indra pendengaran dibantu oleh bulu-bulu wajahnya untuk mengarahkan suara.
Burung hantu menggunakan mata dan telinganya yang sangat tajam peka untuk menemukan
mangsanya .Pengelihatan burung hantu di dalam kegelepan sangat baik karena matanya
sangat lentur. Burung hantu dapat dengan cepat memusatkan bola matanya pada berbagai
objek dalam kegelapan. Pupil mata burung dapat membuka cukup lebar untuk menyerap
seluruh cahaya yang ada pada malam hari. Sehingga burung hantu masih dapat
melihat,walaupun dengan cahaya yang sedikit.Tidak seperti kebanyakan burung yang
matanya terletak pada tiap sisi kepalanya,mata burung hantu dapat melihat kebelakang.
Selain itu, sekitar mata burung hantu terdapat bagian yang menyerupai plat. Bagian itu
membantunya untuk mengarahkan suara agar langsung maasuk ke dalam telingganya yang
besar. Oleh karena itu, pendangaran burung hantu sangat tajam untuk menentukan lokasi
mangsanya, walupun dalam keadaan gelap total. Burung hantu yang sedang berburu akan
mengeluarkan teriakan-teriakan.Tikus,serangga,atau mangsa lain yang mendangarnya
menjadi takut,sehingga membuat suara atau gerakan ketakutan. Pendengaran burung hantu
yang tajam dengan cepat mendengar suara tersebut. Kemudian,burung hantu terbang menuju
mangsanya. Bulu-bulu burung hantu yang begitu halus dan lembut menyebabkakan mereka
dapat terbang tanpa suara. Hal ini memungkinkan burung hantu untuk menyambar
mangsanya dengan diam-diam.

Burung Hantu sering berburu pada malam hari, dan dapat menemukan dan menangkap
mangsanya melalui bunyinya saja. Dengan telinganya, burung hantu itu sanggup melacak
sumber bunyi dengan ketepatan luar biasa. Pada burung hantu yang berburu siang hari,
matanya lebih besar dan penglihatanya lebih tajam.

Pada burung hantu yang berburu dalam kegelapan, matanya peka akan cahaya redup dan
pendengaranya sangat tajam. Tetapi, hanya burung hantu serak yang diketahui berburu
dengan bunyi saja,. Beberapa binatang darat lain juga melacak mangsanya melalui bunyi saja,
tetapi burung hantu seraklah yang pendengaranya paling maju. Burung ini dapat mendengar
bunyi lemah, seperti langkah seekor tikus dan jatuhnya sehelai daun; dan yang penting
telinganya dapat mengetahui arah bunyi dengan tepat.

Perilaku burung hantu, struktur bulu burung hantu juga berbeda dari bulu burung jenis lain.
Pada sisi depan sayap, bulu berjejer dan membentuk barisan seperti kait. Permukaan bulunya
pun sangat lembut menciptakan turbulensi mikro pada permukaan sayap.

Gambar : jumbai-jumbai halus pada ujung bulu dan efek hiu pada bulu burung hantu

Serupa pada permukaan kasar kulit ikan hiu yang meminimalisasi gesekan dengan air,
turbulensi mikro meningkatkan daya lekat aliran udara pada permukaan sayap burung hantu.
Lalu ada jumbai-jumbai pada ujung bulu. Fungsinya adalah meminimalisasikan bunyi, karena
tiap-tiap bulu saling menumpang lebih halus. Fungsi lainnya adalah gesekan yang lebih halus
antara aliran udara dengan sisi atas dan bawah di bagian belakang sayap pada jumbai-jumbai
halus itu.

Pesawat Jet Mencontoh Bangau


Keistimewaan sayap burung hantu tidak begitu saja bisa diterapkan pada konstruksi pesawat
terbang penumpang sipil. Salah satu sebabnya adalah kecepatan terbang burung hantu saat
berburu hanya sepuluh hingga 15 km/jam. Tapi prinsip-prinsip fisiknya bisa langsung
dialihkan pada teknologi penerbangan. Misalnya dalam pengembangan baling-baling kincir
angin atau turbin yang dengan hampir tak berbunyi.
Sebaliknya, teknologi pesawat terbang lebih banyak menggunakan prinsip terbang sayap
burung jenis lain. Misalnya winglet pada ujung sayap pesawat komersial. Sirip kecil tegak di
ujung sayap itu berguna untuk tetap memisahkan tekanan tinggi pada bagian bawah sayap
dan tekanan rendah pada bagian atas sayap yang tadinya akan bertemu pada ujung sayap dan
mengakibatkan turbulensi dan memperlambat kecepatan pesawat terbang.
Lekukan kecil pada ujung sayap ini diciptakan dengan meniru sayap burung pemakan
bangkai, rajawali dan bangau. "Burung-burung ini memiliki bulu yang tumbuh berjajar.
Dengan begitu, setiap ujung bulu memecah tepi pusaran udara dan mengurang gaya hambat
sayap," papar Thomas Bachmann.
Menemukan Mangsa dengan Indera Pendengaran Asimetris
Burung hantu terbukti bisa terbang hampir tak berbunyi. Dalam menemukan mangsanya,
burung hantu berorientasi pada indera pendengarannya dengan memanfaatkan lapisan
fleksibel yang tersusun dari bulu-bulu pendek yang menyelimuti lingkar mukanya. Lapisan
itu berfungsi sebagai keping pemantul suara. Burung hantu memiliki susunan letak lubang
telinga yang tidak simetris, tidak sama tinggi dan dengan sudut yang berbeda pula. Satu
mengarah ke atas, satu mengarah ke bawah. Kelengkapan pendengaran seperti itu membuat
burung hantu memiliki pendengaran yang peka dan bersifat mengarah terhadap sumber
bunyi.

Anda mungkin juga menyukai