Anda di halaman 1dari 7

Hikayat Si Miskin dan Marakarma

Si Miskin bersama isterinya tinggal dalam sebuah hutan di negeri Entah Berentah yang dikuasai oleh seorang maharaja bernama Indra Dewa. Pada suatu han isteri Si Miskin melahirkan seorang anak aki-laki dan diberi nama Marakarma, yang berarti anak yang dalam kesengsaraan. Atas kesaktian Marakarma maka berubahlah hutan tempat tinggal Si Miskin itu menjadi sebuah kerajaan yang diberi nama Puspa Sari. Si Miskin dan isterinya menjadi raja dan permaisuri yang bergelar Maharaja Indra Angkasa dan Ratna Dewi. Di Kerajaan Puspa Sari ituhah Ratna Dewi mempunyai seorang anak lagi, seorang putri, yang diberi nama Nila Kusuma. Kerajaan Puspa Sari makin menjadi masyhur ke mana-mana, yang menyebabkan iri hati Maha-raja Indra Dewa di negeri Entah Berentah. Tatkala mendengar bahwa Maharaja Indra Angkasa akan memanggil para ahli nujum dan negeri Entah Berentah untuk menujumkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indra Dewa pun menghasut para ahhi nujum itu agar mereka itu menujumkan tidak baik terhadap kedua anak tersebut jika dibiarkan tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari. Akibat penujuman itu, Maharaja Indra Angkasa membuang kedua anak yang masih kecil-kecil itu dengan dibekali tujuh buah ketupat, sebentuk cincin dan sebuah kemala. Tiga hari kedua anak itu meninggalkan istana, maka lenyaplah Kerajaan Puspa Sari tanpa diketahui sebabnya. Rakyatnya bercerai-berai tak tentu arahnya. Setelah kejadian itu berulah Maharaja Indra Angkasa insaf bahwa Ia telah diperdayakan orang. Kedua laki-bini itu akhirnya pergilah keluar masuk hutan untuk mencari kedua orang anaknya itu, namun sia-sia saja. Marakarma yang mengembara sambil menggendong adiknya dalam hutan itu, pada suatu han dapat menangkap seekor burung untuk makanan adiknya. Tatkala Ia memasuki sebuah kampung untuk meminta api pemanggang burung itu, tiba-tiba Marakarma ditangkap oleh orang-orang kampung itu karena disangkanya pencuri, dan dibuang ke laut. Marakarma dibawa gelombang dan terdampar di pantai sebuah pulau. Kemudian ia diketemukan oleh sejodoh raksasa yang mendiami pulau itu dan di bawa ke rumahnya yang terbuat tulang-tulang dan rambul manusia. Di situ Marakarma bertemu dengan tawanan wanita yang bernama ahaya Khairani, anak Maharaja Malai Kisna dan negeri Mercu Indra. Cahaya Khairani akan dimakan oleh raksasa itu kalau jantungnya sudah besar. Tetapi dengan tidak diketahui oleh kedua orang raksasa itu, kawinlah Markarma dengan Cahaya Khairani. Akhirnya keduanya melarikan diri, dan setelah ada sebuah, kapal yang menolongnya, mereka itu pun meninggalkan pulau tersebut. Melihat kecantikan CahayaKhairani, nakhoda itu bersahabat dengan Maharaja Puspa lndra. Pada suatu han Cahaya Khairani diundang oleh permaisuri Maharaja Puspa Indra bernama Mandu Ratna untuk bermain-main di istananya. Dalam istana itu tiba-tiba Cahaya Khairani menangis setelah bertemu dengan puteri menantu raja yang bernama Mayang Mengurai. Ketika ditanya mengapa ia menangis, maka dikatakannya bahwa wajah putni Mayang Mengurai sama benar dengan wajah kakaknya. Mendengar itu Mayang Mengurai berkeyakinan bahwa kakakny yang bernama Marakarma tentu masih hidup. Mayang Mengurai sendiri sebenarnya tidak lain ialah Nia Kusuma, yang dahulu ditinggalkan sendinian dalam hutan oleh Marakarma. Di hutan itulah Nila Kusuma

ditemukan oleh Mangindra Sari, anak Maharaja Puspa Indra, yang sedang berburu ke situ. Ia pun dibawa pulang ke istana oleh Mangindra Sari. Di istana Nila Kusuma dipehihana balk-balk oleh Maharaja Puspa Indra dan diberi nama Mayang Mengural, yang setelah besar dinikahkan dengan Mangindra Sari. Marakarma yang telah ditelan oleh ikan nun yang telah mendamparkan din di pantai dekat kapal nakhoda tersebut, akhirnya dapat dikeluarkan dan penut ikan itu oleh seonang nenek kabayan setelah diberi petunjuk oleb seekor burung rajawali, dan kemudian Marakanma tinggal bersamasama dengan nenek kabayan. Setelah usaha pencaharian berhas, maka bertemulah Marakarma dengan adiknya dai bertemu pula dengan isterinya, yakni Cahaya Khairani. Nakhoda kapal beserta orang-orang kampun yang dahulu telah membuang Marakarma ke taut, semuanya dibunuh. Setelah kejadian itu, Marakarma pun mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin lagi ito Setetah bertemu, dikembalikannyalah negeri Puspa Sari seperti kebesarannya dahulu. Dalan perjalanannya pulang, di dataran Tinjau Maya Ia bertemu dan berperang dengan Maharaja lndn Dewa dan negeri Entah Berentah. Dahulu di dekat telaga Indra Semandra, Marakarma bany memperoleh sahabat, yaitu tujuh orang raja, yang kini membantunya dalam mengalahkan Maharaj Indra Dewa. Dalam peperangan itu Maharaja Indra Dewa tewas, sedang anaknya bernama Nik Cahaya kemudian dinikahkan dengan raja Bujangga Indra, kakak Cahaya Khairani, yang kemudiar menjadi raja di negeri Entah Berentah. Setelah itu Marakarma mengunjungi mertuanya, yakni Maha raja Malai Kisna di negeri Mercu Indra, dan di sana Marakarma diangkat menjadi raja menggantikan mertuanya. Mayang Mengural sendiri mengikuti suaminya, Mangindra Sari, yang telah menjadi raj mengganti ayahnya di negeri Palinggam Cahaya.

Hikayat Burung Cenderawasih


Sahibul hikayat telah diriwayatkan dalam Kitab Tajul Muluk, mengisahkan seekor burung yang bergelar burung cenderawasih. Adapun asal usulnya bermula dari kayangan. Menurut kebanyakan orang lama yang arif mengatakan ianya berasal dari syurga dan selalu berdamping dengan para wali. Memiliki kepala seperti kuning keemasan. Dengan empat sayap yang tiada taranya. Akan kelihatan sangat jelas sekiranya bersayap penuh adanya. Sesuatu yang sangat nyata perbezaannya adalah dua antena atau ekor areil yang panjang di ekor belakang. Barangsiapa yang melihatnya pastilah terpegun dan takjub akan keindahan dan kepelikan burung cenderawasih. Amatlah jarang sekali orang memiliki burung cenderawasih. Ini kerana burung ini bukanlah berasal dari bumi ini. Umum mengetahui bahawa burung Cenderawasih ini hanya dimiliki oleh kaum kerabat istana saja. Hatta mengikut sejarah, kebanyakan kerabat-kerabat istana Melayu mempunyai burung cenderawasih. Mayoritas para peniaga yang ditemui mengatakan ia membawa tuah yang hebat.

Syahdan dinyatakan lagi dalam beberapa kitab Melayu lama, sekiranya burung cenderawasih turun ke bumi nescaya akan berakhirlah hayatnya. Dalam kata lain burung cenderawasih akan mati sekiranya menjejak kaki ke bumi. Namun yang pelik lagi ajaibnya, burung cenderawasih ini tidak lenyap seperti bangkai binatang yang lain. Ini kerana ia dikatakan hanya makan embun syurga sebagai makanannya. Malahan ia mengeluarkan bau atau wangian yang sukar untuk diperkatakan. Burung cenderawasih mati dalam pelbagai keadaan. Ada yang mati dalam keadaan terbang, ada yang mati dalam keadaan istirahat dan ada yang mati dalam keadaan tidur. Walau bagaimanapun, Melayu Antique telah menjalankan kajian secara rapi untuk menerima hakikat sebenar mengenai BURUNG CENDERAWASIH ini. Mengikut kajian ilmu pengetahuan yang dijalankan, burung ini lebih terkenal di kalangan penduduk nusantara dengan panggilan Burung Cenderawasih. Bagi kalangan masyarakat China pula, burung ini dipanggil sebagai Burung Phoenix yang banyak dikaitkan dengan kalangan kerabat istana Maharaja China. Bagi kalangan penduduk Eropah, burung ini lebih terkenal dengan panggilan Bird of Paradise. Secara faktanya, asal usul burung ini gagal ditemui atau didapathingga sekarang. Tiada bukti yang menunjukkan ianya berasal dari alam nyata ini. Namun satu lagi fakta yang perlu diterima, burung cenderawasih turun ke bumi hanya di IRIAN JAYA (Papua sekarang), Indonesia saja. Tetapi yang pelik namun satu kebenaran burung ini hanya turun seekor saja dalam waktu tujuh tahun. Dan ia turun untuk mati. Sesiapa yang menjumpainya adalah satu tuah. Oleh itu, kebanyakan burung cenderawasih yang anda saksikan mungkin berumur lebih dari 10 tahun, 100 tahun atau sebagainya. Kebanyakkannya sudah beberapa generasi yang mewarisi burung ini. Telah dinyatakan dalam kitab Tajul Muluk bahawa burung cenderawasih mempunyai pelbagai kelebihan. Seluruh badannya daripada dalam isi perut sehinggalah bulunya mempunyai khasiat yang misteri. Kebanyakannya digunakan untuk perubatan. Namun ramai yang memburunya kerana tuahnya. Burung cenderawasih digunakan sebagai pelaris. Baik untuk pelaris diri atau perniagaan. Sekiranya seseorang memiliki bulu burung cenderawasih sahaja pun sudah cukup untuk dijadikan sebagai pelaris. Mengikut ramai orang yang ditemui memakainya sebagai pelaris menyatakan, bulu burung cenderawasih ini merupakan pelaris yang paling besar. Hanya orang yang memilikinya yang tahu akan kelebihannya ini. Namun yang pasti burung cenderawasih bukannya calang-calang burung. Penuh dengan keunikan, misteri, ajaib, tuah. [Phoenix/infokito]

AYAH KENAPA AKU BEBRBEDA

Saat aku terlahir di dunia ini, ayahku pernah bercerita kalau ia mendengar suara tangisku yang begitu kencang. Suster dan dokter yang ikut membantu proses kelahiranku begitu bingung karena tidak bisa membuatku terdiam. Mungkin, aku tidak pernah mengerti mengapa aku terus menangis dan tidak bisa dihentikan oleh siapapun selain saat suster kemudian meminta ayahku yang sedang berada diruang tunggu untuk melihatku.

Saat ayah menyentuh jari pertamanya pada wajahku yang lahir prematur, ia menangis dan aku yang awalnya menangis kencang terdiam. Ia langsung mengangkat tubuhku yang disambut sukacita oleh suster-suster yang sejak tadi pusing karena suara tangisku. Ayah mengendongku dengan lembut sambil berkata, Mulai saat ini hanya kamulah yang paling berharga dalam hidup ayah..

Ya, aku adalah anak yang paling berharga baginya. Kelahiranku adalah sebuah dua sisi yang cukup membuat ayah begitu tertekan. Ibu mengalami pendarahan hebat dan hanya ada sedikit pilihan baginya. Aku yang mati atau ibu yang harus merelakan nyawanya. Tapi ibu memilih untuk melahirkanku kebanding harus mengarborsi bayi yang ada di kandungannya selama 7 bulan. Ia melupakan semua saran dokter demi aku. Sang janin kecil yang terus membuat nyawanya terancam. Suster kemudian bertanya kepada ayah ketika melihatku mulai terdiam.

Anak ini ingin diberikan nama apa pak? Tanya suster itu pada ayah. Angel.. berikan nama dia Angel.. kata ayah. Angel, nama yang ayah berikan kepadaku untuk mengenang ibu yang juga bernama Angel. Mereka memiliki rahasia mengapa aku diberikan nama itu dan aku hanya akan tau disaat usiaku nanti besar. Setelah aku tenang, ayah kembali memberikan aku kepada suster yang langsung memberikan aku perawatan intensif.

Karena aku lahir prematur, aku harus dirawat untuk waktu yang cukup lama hingga aku bisa keluar dari rumah sakit. Ayah yang bingung, kemudian meminta ibunya untuk membantu aku. Nenekku yang berasal dari Kota kemudian datang dan ikut bersama-sama dengan ayah untuk merawatku. Ayah belajar banyak untuk menjadi seorang ibu bagiku. Nenek dengan tekun melatihnya. Ia mengajarinya banyak hal dengan teliti.

Ayah belajar bagaimana untuk menganti popokku, bagaimana untuk membuatku mandi dengan benar lalu membuat susu yang baik bagiku. Bersama kedua malaikat itu, aku pun tumbuh dengan berjalannya waktu. Mereka berdua bergantian menjagaku, bila ayah harus bekerja, nenek dengan siaga menjagaku begitu sebaliknya bila nenek sedang beristirahat, ayah akan menjagaku dengan sungguh-sungguh agar tidak menangis dan menganggu istirahat nenek. Sampai akhirnya ketika usiaku menginjak 3 tahun. Ayah mulai merasa aneh dengan sikapku yang selalu tidak peduli terhadap panggilannya.

Ia memberikan aku banyak mainan boneka dan aku sangat suka bermain dengan boneka-boneka yang ayah bawakan setiap ia pulang kerja. Disaat aku bermain boneka, ayah memandangku. Sedangkan nenek sedang membuatku aku bubur untuk makan malamku. Angel .. teriak ayah padaku yang sedang asyik bermain boneka sapi kartun lucu.

Ia kemudian mendekatiku, lalu membelakangi tubuhku, ia mengunakan dua tangannya diatas kepalaku. Sambil menepuk keduanya dengan kencang tepat di belakang kepalaku. Ayah melakukannya berulang-ulang hingga ia berhenti dan menarik nafas panjang. Nenek melihat tingkah ayah dan bertanya. Sedang apa kamu Martin? nama ayahku. Ibu, aku merasa Angel tidak bisa mendengar apa yang aku lakukan, bahkan ia tidak bisa merespon tepukan tangan tepat di belakangnya. Bila ia bisa mendengar.. harusnya ia akan terkejut..tapi ia diam saja. Nenek meletakan bubur di mangkok tangannya diatas meja. Ibu juga merasa ada yang tidak beres, bagaimana kalau kita coba bawa ke dokter. Mungkin mereka bisa menemukan jawabannya.. Baiklah bu. Aku akan mandi setelah ibu kita pergi..

Sesungguhnya perasaan cemas aku tidak bisa merespon dan mendengar apapun yang ayah perintahkan sudah sejak lama ayah simpan. Tapi ia mencoba berpikir positif hingga akhirnya hari ini ia benar-benar harus mencoba mencari tau apa yang terjadi padaku. Setelah aku menikmati semangkok bubur dan merasa kenyang aku tertidur dan ketika terbangun, aku sudah ada di rumah sakit dengan dokter yang sedang memeriksa telingaku dengan sentel kecil berwarna putih

yang cukup aneh bagiku. Dokter perempuan itu tersenyum padaku lalu aku langsung diajak oleh nenekku untuk jalan-jalan disekitar ruangan rumah sakit.

Ayah berbicara dengan dokter Intan yang adalah spesialis telinga. Bagaimana Dok, dengan kondisi Angel, mengapa dia tidak bisa merespon panggilan dan perintah? Dengan sangat menyesal saya harus mengatakan kalau anak bapak adalah seorang tunarungu.. Tunarungu.. bagaimana bisa? Melihat catatan kelahiran dan kesehatannya, anak bapak yang lahir secara prematur memiliki banyak hal yang bisa terjadi, tunarungu adalah salah satu yang bisa terjadi pada setiap anak-anak yang terlahir secara prematur. Ayah terdiam. Bapak tidak perlu bersedih ataupun panik, saat ini sudah banyak pendidikan dan orang yang hidup dengan kondisi yang sama dengan anak bapak tapi bisa memiliki masa depan yang baik. Bila sejak dini kita mendidik dan mengajarinya, kelak anak itu akan tumbuh seperti anak-anak normal lainnya.. Tapi keadaan ini sangat membuat saya sedih, kasihan anak itu, ia tidak menyadari keadaanya, apa yang harus saya lakukan untuk memberitahunya. Bagaimana caranya ia tau apa yang harus saya jelaskan sedangkan dia sendiri tidak bisa mendengar dan bahkan mengerti apa yang saya katakan. Begini saja, saya memiliki seorang kenalan yang sudah berpengalaman untuk mendidik dan bagaimana caranya menjadi orang tua tunarungu, mungkin ia akan membantu bapak dalam masalah ini.

Dengan wajah sedih ayah menerima tawaran dokter itu pada kenalannya. Ia keluar dari ruangan dokter dan aku bersama nenek langsung mendekatinya. Nenek bertanya kepada ayah yang tampak murung. Bagaimana hasilnya, Tin? Angel positif tunarungu, Bu..

Nenek ingin menangis ketika mendengarkan kalimat itu keluar dari mulut ayah tapi ia tidak ingin membuat ayah lebih bersedih. Disaat seperti ini, hanya dialah orang yang bisa menghibur dan menguatkan hati ayah untuk terus bersemangat membesarkanku. ================================================

Anda mungkin juga menyukai