Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Perhitungan Blade

Perhitungan blade hanya mencakup perhitungan RPM, Daya

Turbin Angin, dan Torsi.

Data yang diketahui: Diameter blade : 3.36 m. Luas area penangkapan

angin (A) : 8.86 m². Densitas udara (ρ) : 1.2 kg/m³. Kecepatan angin (V) :

5.8 m/s (data diambil dari peneliti sebelumnya). Koefisien daya (Cp) : 0.58

(Asumsi dengan melihat grafik). Tip Sped Ratio ( λ ) : 10 (Asumsi dengan

melihat grafik).

4.1.1. Perhitungan RPM

Perhitungan RPM dapat menggunakan Persamaan berikut ini :

λ
n=60 x v
(π . D)

10
n=60 x 5.8
( π x 3.36)

n=329.6 Rpm

4.1.2. Perhitungan Daya Mekanik

Daya mekanik adalah daya potensial dari angin yang bisa dihasilkan oleh

turbin. Perhitungaannya dapat menggunakan Persamaan berikut ini :

1 3
P= x ρ x A x v
2

P = 0.5 x 1.2 kg/m³ x 8.86 m² x 5.8³ m/s


P = 1037.2 watt

4.1.3. Perhitungan Daya Turbin Angin

Daya turbin angin adalah daya yang dibangkitkan oleh rotor turbin

angin akibat mendapatkan daya dari hembusan angin. Daya turbin angin

dipengaruhi koefisien daya (CP). Koefisien daya adalah prosentase daya

terdapat pada angin yang dirubah ke dalam bentuk energi mekanik, dalam

hal ini besar koefisien daya (CP) : 0.58. perhitungan daya turbin angin

dapat menggunakan Persamaan berikut ini.

1 3
P=Cp x x ρ x A x v
2

P =0.58 x 0.5 x 1.2 kg/m³ x 8.86 m² x 5.8³ m/s

P = 601.5 watt

4.1.4. Perhitungan Torsi

Torsi disebut juga momen atau gaya yang menyatakan benda

berputar pada suatu sumbu. Pada pengujian ini torsi dihitung dengan

menggunakan Persamaan berikut:

P
T=
n
2x π x
60

601.5
T=
329.6
2x π x
60

T = 17.42 Nm
4.2. Perbandingan Hasil Pengembangan Blade

Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Sebelumnya

Kecepatan Daya Daya


Rpm Rpm Torsi
NO Angin mekanik Turbin
Kincir Pompa (Nm)
(m/s) (watt) (watt)

1 2.67 160.7 1285.6 80.62871 32.25 1.92

2 3.4 190.9 1527.2 166.4917 66.6 3.33

3 3.7 200.2 1601.6 214.5661 85.83 4.10

4 4.1 216.2 1729.6 291.9494 116.78 5.16

5 4.18 202.9 1623.2 309.3747 123.75 5.83

6 4.96 230 1840 516.8934 206.76 8.59

7 5 242 1936 529.5 211.8 8.36

8 5.1 237.6 1900.8 561.9096 224.76 9.04

9 5.2 240.9 1927.2 595.6155 238.25 9.45

10 5.7 231.6 1852.8 784.4775 313.79 12.94

11 5.71 245.4 1963.2 788.6136 315.45 12.28

12 5.8 251.5 2012 826.4944 330.6 12.56

13 6 250.3 2002.4 914.976 365.99 13.97

14 6.1 254.7 2037.6 961.4915 384.6 14.43

15 6.47 279 2232 1147.278 458.91 15.72

16 7.24 290 2320 1607.577 643.03 21.18

17 7.24 284.2 2273.6 1607.577 643.03 21.62

18 7.3 272 2176 1647.876 659.15 23.15

19 7.71 298.9 2391.2 1941.418 776.57 24.82

20 7.91 302.1 2416.8 2096.454 838.58 26.52

21 8 310 2480 2168.832 867.53 26.74

22 8.4 324.2 2593.6 2510.694 1004.28 29.60


Rata
5.8 250.7 2005.56 1012.304 404.92 14.15
-Rata

Tabel 4.2 Hasil Dari Pengembangan Blade

Daya Daya
Kecepatan Rpm Rpm
NO
Angin m/s Kincir Pompa
mekanik Turbin Torsi
(watt) (watt)

1 2.67 151.8 1518.4 101.19 59.70 3.76

2 3.4 193.4 1933.6 208.94 123.27 6.09

3 3.7 210.4 2104.2 269.27 158.87 7.21

4 4.1 233.2 2331.7 366.38 216.17 8.86

5 4.18 237.7 2377.2 388.25 229.07 9.21

6 4.96 282.1 2820.7 648.68 382.72 12.96

7 5 284.3 2843.5 664.50 392.06 13.17

8 5.1 290.0 2900.4 705.17 416.05 13.71

9 5.2 295.7 2957.2 747.47 441.01 14.25

10 5.7 324.2 3241.6 984.49 580.85 17.12

11 5.71 324.7 3247.3 989.68 583.91 17.18

12 5.8 329.8 3298.5 1037.22 611.96 17.73

13 6 341.2 3412.2 1148.26 677.47 18.97

14 6.1 346.9 3469.1 1206.63 711.91 19.61

15 6.47 367.9 3679.5 1439.79 849.47 22.06

16 7.24 411.7 4117.4 2017.44 1190.29 27.62

17 7.24 411.7 4117.4 2017.44 1190.29 27.62

18 7.3 415.2 4151.5 2068.01 1220.13 28.08

19 7.71 438.5 4384.7 2436.40 1437.47 31.32

20 7.91 449.8 4498.4 2630.96 1552.27 32.97

21 8 455.0 4549.6 2721.79 1605.86 33.72

22 8.4 477.7 4777.1 3150.81 1858.98 37.18

Rata - 5.8 330.6 3305.9 1270.399 749.54 19.11


Rata

4.2.1. Perbandingan RPM

Kecepatan Angin VS RPM


600

500

400

300
RP
M

200

100

0
67 .4 .7 .1 18 96 5 .1 .2 .7 71 .8 6 .1 47 24 24 .3 71 91 8 .4
2. 3 3 4 4 . 4. 5 5 5 5. 5 6 6. 7 . 7. 7 7 . 7. 8

Kecepatan Angin m/s

Sebelum Pengembangan Setelah Pengembangan

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan RPM Sebelum & Sesudah


Pengembangan

Dilihat dari Gambar 4.1 menunjukan bahwa RPM yang didapat

setelah dilakukan modifikasi pada blade mengalami peningkatan. RPM

yang didapat dari hasil perhitungan bisa jadi berbeda ketika dilakukan

pengujian langsung, karena kemiringan sudut serang dan juga jenis airfoil

juga sangat berpengaruh terhadap RPM yang didapatkan selain itu juga

blade mempunyai momen putar dimana, dengan kecepatan yang stabil

blade kecepatannya bisa bertambah cepat walaupun kecepatan angin tetap.


4.2.2. Perbandingan Daya Turbin

Kecepatan Angin VS Daya


2000
1800
1600
1400
Daya Turbin (watt)

1200
1000
800
600
400
200
0
67 3.
7 18 5
5.
2 71 6 47 24 71 8
2. 4. 5. 6. 7. 7.

Kecepatan Angin m/s

Sebelum Pengembangan Setelah Pengembangan

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Daya Turbin Sebelum & Sesudah


Pengembangan

Daya yang didapat juga mengalami peningkatan setelah dilakukan

modifikasi.

4.2.3. Perbandingan Torsi

Kecepatan Angin VS Torsi


40.00
35.00
30.00
25.00
Tor

m)
(N

20.00
si

15.00
10.00
5.00
0.00

Kecepatan Angin m/s


Sebelum Pengembangan Setelah Pengembangan
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Torsi Sebelum & Sesudah
Pengembangan
Torsi yang didapat setelah dilakukan modifikasi juga mengalami

peningkatan, hal ini tentu sangat baik karena dengan meningkatnya torsi

yang didapat menunjukan bahwa blade bisa dikenakan beban yang lebih

besar.

4.3. Perbandingan Jenis Airfoil

Gambar 4.4 Data Airfoil NACA 2412

Gambar 4.4 merupakan jenis Airfoil yang digunakan pada

penelitian sebelumnya. Airfoil ini merupakan jenis Semi-symetrical yang

memiliki bentuk kurva atas yang lebih melengkung dari pada kurva
permukaan bawah. Airfoil jenis ini paling umum digunakan pada pesawat

konvensional seperti trainer, sailplane dan beberapa aerobatik.

Gambar 4.5 Data Airfoil AH 79-100 A

Gambar 4.5 merupakan jenis airfoil yang akan diaplikasikan pada

sudu yang sudah dimodifikasi. Airfoil merupakan jenis Under chambered

yang Memiliki bentuk permukaan atas dan bawah yang melengkung

keatas, sehingga chamber rata-ratanya relatif tinggi. Airfoil jenis ini biasa

digunakan untuk scale model, sailplane, free flight serta paling umum

digunakan untuk pesawat yang membutuhkan high lift.


Selain jenis diatas yang mempengaruhi Airfoil ada juga faktor lain,

antara lain.

1. Pengaruh Besarnya Maksimum Chamber

Maksimum chamber menggambarkan seberapa besar airfoil

“melengkung” keatas. Secara umum, semakin besar maksimum

chamber, maka besarnya lift coefficient pada sudut serang nol akan

semakin besar, serta lift coefficient maximum airfoil tersebut akan

naik.

2. Pengaruh nilai t/c (ketebalan airfoil) t/c adalah thickness to chord

ratio, atau perbandingan antara tebal terhadap

panjang chord airfoil. Semakin besar t/c maka airfoil akan semakin

tebal (dengan panjang chord yang sama). Secara umum, semakin

besar nilai t/c maka nilai maksimum lift coefficient akan bertambah,

akan tetapi stall akan terjadi pada sudut serang yang semakin tinggi

yang mana liftnya lebih tinggi.

4.4. Pembahasan

Setelah dilakukan perhitungan pada RPM maka dihasilkan

blade/sudu yang dimodifikasi ini mengalami peningkatan dibandingkan

jenis sudu yang digunakan sebelumnya. Hal ini sangat berdampak positif

karena dengan meningkatnya RPM menunjukan bahwa hasil ketika

diaplikasikan untuk menggerakan pompa air bisa mendapatkan debit yang

lebih baik dari sebelumnya. Rpm ini juga masih bisa meningkat ketika

dilakukan pengujian langsung, karena sudu memiliki momen putar.


Dimana kecepatan kincir bisa bertambah cepat walaupun kecepatan angin

stabil atau tetap.

Setelah dilakukan modifikasi juga menunjukan bahwa torsi juga

mengalami peningkatan, dimana ini berarti sudu yang sudah dimodifikasi

bisa menerima beban yang lebih besar dari sebelumnya, sehingga

perbandingan pulley bisa ditingkatkan antara kincir dan pompa.

Perbandingan jenis airfoil yang digunakan menunjukan jenis AH

79-100 A lebih baik dibandingkan airfoil jenis NACA 2412 hal

dikarenakan perbedaan chamber yang dimiliki AH 79-100 A lebih baik

daripada NACA 2412 sehingga memiliki lift coefisient yang lebih baik

juga. Dengan adanya jenis airfoil yang digunakan lebih baik tentu hal ini

bisa mempengaruhi RPM kincir menjadi lebih baik lagi.

http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-

penerbangan-mainmenu-68/129-bab-2-prinsip-penerbangan?start=5

http://aeroengineering.co.id/2016/02/pemilihan-airfoil-pesawat-

aeromodelling/

Anda mungkin juga menyukai