Anda di halaman 1dari 14

ISSN : 2579-969X

PENGGUNAAN PERSPEKTIF POSITIVE ACCOUNTING


THEORYTERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSIDI INDONESIA

Yevi Dwitayanti1) danToni Wijaya 2)


1
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri SriwijayaPalembang
email: yevi_dwitayanti@yahoo.com
2
Jurusan Akuntansi, IBI Darmajaya Bandar Lampung
email: toni.wiyjaya@gmail.com

Abstract
This study aims to analyze the effect of using Positive Accounting Theory Perspective of Accounting
Conservatism in Indonesia in manufacturing company from 2008 to 2012. Independent variables of this
study are Manajerial Ownership, Public Ownership, Leverage, Profitability, and Firm Size. While the
dependent variable of this study is Accounting Conservatism. The data which used in this study were
obtained from Indonesian Capital Market Directory (ICMD) for 2008 - 2012 period and historical data
published by Indonesia Stock Exchange.There is a population of 139 manufacturing companies. The
sampling technique used is purposive sampling with having sample criteria is manufacturing
companies listed on the IDX (Indonesia Stock Exchange) in the period 2008 to 2012, so will be
obtained 35 as a sample of research with 175 observation data. The method of analyzing data used is
multiple linear regression analysis with using of SPPS software version 19. The results of this study to
indicate that manajerial ownership, leverage and profitabiltas have a significant effect of accounting
conservatisma. Public ownership, firm size have no effect of accounting conservatism.

Keywords: Positive Accounting Theory Perspective, Accounting Conservatism

Abstrak
Penelitian ini betujuan untuk menganalisis pengaruh dalam penggunaan Perspektif Positive Accounting
Theoryterhadap Konservatisma Akuntansi di Indonesia pada perusahaan manufaktur periode 2008 -
2012. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Publik,
Leverage, Profitabilitas, dan Firm Size. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Konservatisma Akuntansi. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) periode 2008 - 2012 dan data historis yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia. Populasi yang ada sebanyak 139 perusahaan manufaktur. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria sampel yaitu perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI pada periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, sehingga diperoleh 35sebagai
sampel penelitian dengan 175 data observasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda dengan bantuan software SPPS versi 19. Hasil dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, leverage dan profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap konservatisma akuntansi. Kepemilikan publik, firm size tidak berpengaruh
terhadapkonservatisma akuntasnsi.

Kata kunci:Perspektif Positive Accounting Theory, Konservatisma Akuntansi

1. PENDAHULUAN Kondisi keuangan perusahaan juga dapat


mempengaruhi implementasi dari konservatisma
Prinsip konservatisma bertindak sebagai akuntansi. Masalah yang menimpa kondisi keuangan
batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan. perusahaan akibat dari ketidakpastian ekonomi harus
Pada hakikatnya praktek konservatisma adalah mampu diatasi oleh manajer.
mengurangi laba dalam merespon berita buruk, tetapi Kondisi kesulitan keuangan terjadi karena
tidak meningkatkan laba dalam merespon berita baik. ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi
Prinsip ini menyatakan bahwa, dalam memilih kewajiban pada saat jatuh tempo. Kesulitan keuangan
metode yang melaporkan pendapatan dan aktiva lebih dianggap sebagai tahap penurunan kondisi keuangan
rendah sedangkan kewajiban dan beban dilaporkan yang terjadi sebelum timbul kebangkrutan ataupun
dengan lebih tinggi. Hal ini berartidalam melaporkan likuidasi. Informasi mengenai kesulitan keuangan
kewajiban dan beban harus diakui sesegera mungkin dapat memberikan tanda peringatan awal akan
dan mengakui pendapatan dan aktiva secara lambat. adanya kebangkrutan. Oleh karena itu, pihak

167
ISSN : 2579-969X

manajemen dan pemilik perusahaan harus dapat utang jangka panjang. Rasio leverage adalah rasio
membuat pertimbangan dan mengambil tindakan tingkat hutang perusahaan yang digunakan untuk
berupa keputusan yang tepat. Manajemen dan membiayai asset dengan maksud memperbesar
pemilik juga berkepentingan untuk melakukan perusahaan - perusahaan tersebut dan menjadi
upaya-upaya untuk mencegah kondisi yang lebih pengukur keamanaan para kreditur, seperti bank atau
parah ke arah kebangkrutan. Ketika perusahaan lembaga pemberi pinjaman, untuk mengambil
berada dalam kondisi kesulitan keuangan, maka salah keputusan memberi pinjaman atau tidak dan dapat
satu upaya untuk mencegah hal tersebut adalah memprediksi manajer akan meningkatkan laba dan
dengan melakukan pengawasan usaha. Dengan aset atau memilih prosedur akuntansi yang optimis.
adanya upaya yang relevan dari manajemen terhadap Hal itu dilakukan untuk mengurangi kemungkinan
praktek konservatisma, maka akan mungkin terjadi perusahaan melanggar kontrak utangnya dan
peningkatan keuangan dalam perusahaan. menghindari perusahaan dari biaya renegoisasi
Dengan adanya masalah atau fungsi dasar kontrak utang.
dari adanya tindak konservatif dan bagaimana untuk Perspektif lain dalam menjelaskan
menguraikan terjadinya tindakan tersebut. Maka dari konservatisma pada perspective positive accounting
itu digunakannya beberapa hal untuk menjelaskan theory adalah dengan political cost hypothesis. Suatu
penerapan konservatisma yang dapat dikemukakan perusahaan besar dan memiliki biaya politik tinggi
melalui konsep positive accounting theory. Teori cenderung konservatif, karena biasanya perusahaan
tersebut digunakan karena menganut paham tersebut menjadi sorotan baik publik maupun
maksimisasi kemakmuran dan kepentingan pribadi, pemerintah. Untuk mengurangi perhatian tersebut
Ghozali dan Chariri perusahaan menyajikan laba yang tidak berlebihan,
(2007). Dalam melakukan pilihan untuk bertindak sehingga pemerintah tidak terlalu mengawasi
konservatifatau tidak pada konsep positive perusahaan dalam memberikan tanggung jawab sosial
accounting theory dapat dijelaskan melalui plan kepada masyarakat (Deviyanti, 2012).
bonus hypothesis, debt covenant hypothesis, dan Profitabilitas menurut Harahap (2007)
political cost hypothesis. adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
Pada Plan bonus hypothesis yang perusahaan mendapatkan laba melalui semua
merupakan penjelasan dari perspektif positive kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan
accounting theory, adanya kepemilikan manajer penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
berpengaruh dengan tindakan pelaporan keuangan karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Menurut
yang konservatif. Tindakan tersebut terjadi seiring Wardani (2008), perusahaan yang memiliki tingkat
bonus yang akan diberikan Alfina (2006), sehingga profabilitas yang tinggi cenderung akan memilih
manajemen akan memilih metode akuntansi yang akuntansi yang konservatif. Hal ini dikarenakan
memaksimalkan utilitasnya.Komposisi kepemilikan konservatisma akuntansi akan digunakan sebagai
pada kepemilikan manajerial sangat mungkin bagian dari manajemen laba yang dapat digunakan
mempengaruhi perilaku manajer seiring adanya motif manajer untuk mengatur laba agar terlihat rata dan
bonus. Kepemilikan manajerial yang tinggi akan tidak terlalu memiliki fluktuasi yang tinggi.
mengurangi keinginan manajer memperoleh bonus Peneliti termotivasi melakukan penelitian
dari pemegang saham, dan akan lebih berfokus pada ini untuk menguji konsistensi hasil dari penelitian
kinerja perusahaan untuk melindungi nilai terdahulu yang pernah dilakukantentang pengaruh
investasi mereka. penggunaan perspektif Positive Accounting Theory
Selain kepemilikan manajerial, kepemilikan terhadap Konservatisma Akuntansi di Indonesia.
publik sebagai proksi dapat digunakan dalam Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian
menjelaskan kebijakan konservatisma terkait dengan serupa yang dilakukan oleh Ardina (2012) yang
plan bonus hypothesis. Kepemilikan publikyang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
besar akan membuat manajemen cenderung tidak konservatisma perusahaan di Indonesia dengan
konservatif karena kurangnya fungsi pengendalian menjelaskannya melalui debt to equity
atau monitoring dari pemilik, serta karena hypothesis,political cost hypothesis dan plan bunus
keinginannya untuk memperoleh bonus ketika target hypothesis. Penelitian Deviyanti (2012) yang
laba terpenuhi. Di sisi lain, publikcenderung akan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi
menginginkan laba yang besar agar mendapatkan penerapan konservatisma dalam akuntansi pada
dividen atau capital gain yang besar pula Deviyanti perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
(2012), keadaan tersebut dimanfaatkan manajemen Indonesia. Dimana profitabilitas berpengaruh
untuk memaksimalkan laba. terhadap konservatisma akuntansi dan leverage tidak
Kemudian Debt covenant hypothesis berpengaruh terhadap konservatisma akuntansi.
merupakan salah satu dari perspektif positive Kemudian penelitian Sari dan Adhariani (2009)
accounting theory yang dapat digunakan dalam membuktikan bahwa ukuran perusahaan dan
menjelaskan penerapan konservatisma akuntansi. konsentrasi industri berpengaruh terhadap
Rasio leveragedapat dijadikan sebagai salah satu konservatisma akuntansi, hal tersebut juga
proksi dalamdebt covenant, yaitu suatu perjanjian

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 168


ISSN : 2579-969X

membuktikan diterimanya size hypothesis dalam pemegang saham, pengadilan dan pemerintah. Selain
positive accounting theory. itu, konservatisma juga menyebabkan understatement
Dalam penelitian ini mengacu pada terhadap laba dalam periode kini yang dapat
penelitian Ardina (2012) dengan Perbedaan mengarahkan pada overstatement terhadap laba pada
Penelitian yaitu:Pertama, Sampel dalam penelitian periode–periode berikutnya, sebagai akibat
adalah Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa understatement terhadap biaya pada periode tersebut.
Efek Indonesia periode 2008-2012.Kedua, Variabel Pilihan metode akuntansi akan berpengaruh terhadap
dalam penelitian ini menambah satu variabel angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan,
independen yaitu Profitabilitas Perusahan. Namun baik neraca maupun laporan laba-rugi perusahaan.
secara keseluruhan penelitian ini membahas Definisi lain konservatisma akuntansi
mengenai penggunaan perspektif dalam Positive berdasarkan pada akibat yang ditimbulkan oleh
Accounting Theory terhadap konservatisma akuntansi perlakuan yang asimetrik terhadap verifikasi laba dan
diIndonesia.Berdasarkan uraian tersebut peneliti rugi, dikemukakan oleh Wolk et al. (2008) yang
tertarik meneliti mengenai “Penggunaan Perspektif mendefinisikan konservatisma sebagai usaha untuk
Positive Accounting Theory Terhadap memilih metode akuntansi berterima umum yang (a)
Konservatisma Akuntansi Di Indonesia Dengan memperlambat pengakuan revenues, (b)
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang mempercepat pengakuan expenses, (c) merendahkan
Tercatat Dibursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012 “. penilaian aktiva, dan (d) meninggikan penilaian
utang. Definisi tersebut mengakibatkan nilai aktiva
bersih yang understatement secara continue.
2. KAJIAN LITERATUR
Positive Accounting Theory
Teori akuntansi positif berkembang seiring
Pengertian Konservatisma
kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi
Financial Accounting Standards Board
realitas praktek-praktek akuntansi yang ada di dalam
(1980) Statement Of Financial Accounting Concept
masyarakat. Teori akuntansi positif berusaha untuk
No.2 mendefinisikan konservatisma sebagai sebuah
menjelaskan fenomena akuntansi yang diamati
reaksi yang hati-hati terhadap ketidakpastian dengan
berdasarkan pada alasan-alasan yang menyebabkan
mencoba meyakinkan bahwa ketidakpastian dan
terjadinya suatu peristiwa. Dengan kata lain, Positive
risiko yang melekat dalam kondisi bisnis adalah
Accounting Theory (PAT) dimaksudkan untuk
cukup layak untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu,
menjelaskan dan memprediksi konsekuensi yang
jika dua estimasi atas jumlah yang akan diterima
terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu.
atau yang akan dibayar di masa yang akan datang
Pada saat sekarang teori positif menekankan
adalah sama, konservatisma menentukan penggunaan
pada penjelasan alasan-alasan terhadap praktek
estimasi yang paling tidak optimistik, jika jumlah
berjalan dan prediksi terhadap peranan akuntansi dan
dari kedua estimasi tidak sama, konservatisma tidak
informasi terkait dalam kepuasan-kepuasan ekonomi
menentukan untuk menggunakan jumlah yang lebih
individu, perusahaan, dan pihak yang lain yang
pesimistik daripada kemungkinan yang lain.
berperan dalam kegiatan pasar modal dan ekonomi.
Basu (1997) mendefinisikan konservatisma
Meskipun demikian, asumsi yang melandasi proyek
sebagai praktikmengurangi laba (menurunkan aktiva
penelitian positif tersebut banyak dikritik karena
bersih) dalam merespon beritaburuk (bad news),
pendukung teori positif menggunakan penolakan
tetapi tidak meningkatkan laba (meningkatkan
alternatif alias pemikiran yang lain. Artinya, teori
aktivabersih) dalam merespons berita baik (good
positif tidak bebas dari pertimbangan nilai atau
news). Konservatisma akuntansi merupakan
implikasi preskriptif. Hal ini disebabkan
asimetridalam permintaan verifikasi terhadap laba
pertimbangan nilai yang bersifat implisit seringkali
dan rugi. Interpretasi tersebut berarti bahwa semakin
melandasi atau mempengaruhi bentuk dan isi
besar perbedaan tingkat verifikasi yang diminta
penelitian yang dilakukan. Peneliti tidak dapat
terhadap laba dibandingkan terhadap rugi, maka
menghindari unsur bias dalam semua penelitian yang
semakin tinggi tingkat konservatisma akuntansi.
dilakukan. Dengan demikian unsur bias, jelas
Akibat perlakuan yang asimetrik terhadap verifikasi
menunjukkan perwujudan orientasi dari peneliti
laba dan rugi dalam konservatisma akuntansi adalah
tersebut.
understatement yang persisten terjadi terhadap nilai
Penjelasan lain pada Positive Accounting
aktiva bersih.
Theory yang menganut paham maksimisasi
Watts (2003) mendefinisikan konservatisma
kemakmuran (wealth maximisation) dan kepentingan
sebagai perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk
pribadi individu (Ghozali dan Chariri, 2007).
pengakuan laba dibandingkan rugi. Konservatisma
Terdapat tiga hipotesis dalam teori ini yang dapat
akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan
menjelaskan keputusan manajemen untuk bertindak
biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang
konservatif atau tidak. Hipotesis-hipotesis tersebut
bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya
adalah : (1) Plan bonus hypothesis, (2) Debt covenant
keagenan dan mengurangi pembayaran yang
hypothesis,dan (3) Political cost
berlebihan kepada pihak–pihak seperti manager,

169 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting …
ISSN : 2579-969X

hypothesis.Berdasarkan plan bonus hypothesis, publik dari seluruh jumlah saham perusahaan yang
manajer seringkali berperilaku seiring dengan bonus beredar. Bila kepemilikan publik lebih tinggi
yang diberikan (Alfina, 2006). Oleh karena itu, dibanding pihak manajemen, maka perusahaan akan
manajemen cenderung melakukan manajemen laba cenderung menggunakan metode akuntansi yang
agar target laba terpenuhi. Tindakan manajemen laba kurang konservatif. Hal tersebut didasari atas
membuat pelaporan laba cenderung optimis atau keinginan publik terhadap return tinggi dalam jangka
tidak konservatif, sehingga earning conservatism pendek yang tercermin dari laba perusahaan yang
menjadi rendah. Debt covenant hypothesis tinggi. Dan bila kepemilikan publik menyebar, maka
memprediksikan bahwa manajer ingin meningkatkan kontrol terhadap manajemen akan
laba dan asset untuk mengurangi biaya renegosiasi berkurang.Perhitungan kepemilikan publik dengan
kontrak utang ketika perusahaan memutuskan cara membagi jumlah saham yang dimiliki oleh
perjanjian utangnya. Dalam debt covenant publik atau masyarakat dengan jumlah saham yang
hypothesis, tingkat konservatisma dalam pelaporan beredar sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
laba akan berkurang karena manajer cenderung akan Ardina (2012).
menaikkan laba agar ia memperoleh potentialloan
dari kreditor.Tingkat konservatisma dalam pelaporan Leverage
laba berdasarkan debt covenant hypothesis dapat Leverage menunjuk pada hutang yang dimiliki
dijelaskan dengan debt / equity hypothesis yang perusahaan. Dalam arti harfiah, leverage berarti
merupakan pembatasan dari debt covenant. Dalam pengungkit. Sumber dana perusahaan dapat
political costhypothesis, perusahaan besar dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana intern dan
diprediksikan lebih sensitif terhadap adanya biaya sumber dana ekstern. Sumber dana intern berasal dari
politik dari pada perusahaan kecil. Biaya politik laba yang ditahan, pemilik perusahaan yang
sendiri timbul dari adanya konflik kepentingan antara tercermin pada lembar saham atau prosentasi
manajer dengan pemerintah, dimana perusahaan kepemilikan yang tertuang dalam neraca. Sementara
dianggap ikut bertanggung jawab atas kepentingan sumber dana ekstern merupakan sumber dana
sosial masyarakat. Salah satu kebijakan pemerintah perusahaan yang berasal dari luar perusahaan,
yang untuk hal tersebut adalah kewajiban membayar misalnya hutang. Kedua sumber dana ini tertuang
pajak. Semakin besar tingkat pendapatan atau dalam neraca pada sisi kewajiban. Leverage juga
penjualan perusahaan membuat semakin tinggi pula dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana
pajak yang harus dibayar. Oleh karena itu, untuk dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus
menghindari tingginya pajak manajemen akan menutup biaya tetap atau membayar beban tetap.
cenderung untuk melaporkan laba yang rendah, Kalau pada “operating leverage” penggunaan aktiva
sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi pelaporan dengan biaya tetap adalah dengan harapan bahwa
laba yang konservatif (Saridan Adhariani, 2009). revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu
akan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya
Kepemilikan Manajerial variabel, maka pada “financial leverage”
Kepemilikanmanajerial didefinisikan sebagai penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah
persentase saham yang dimiliki oleh manajemen dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per
yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan lembar saham biasa, (EPS = Earning Per Share).
perusahaan yang meliputi komisaris, direksi, dan
karyawan.Selain itu, Deviyanti (2012) Profitabilitas
mendefinisikan kepemilikan manajerial sebagai Profitabilitas merupakan kemampuan yang
perbandingan persentase kepemilikan saham antara dicapai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
pihak perusahaan dan pihak Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan
eksternal.Dengansemakin tingginya proporsi keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-
kepemilikan manajerial, maka manajer bukan hanya laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan
sebagai agen tapi juga pemilik dan hal tersebut keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil
membuat konfik kepentingan antara manajer pemilik analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini
dan manajer. Berkurangnya konflik antara pemilik digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu
dan manajer dikarenakan menurunnya motif bonus dari operasi perusahaan. Analisis profitabilitas
yang ingin diperoleh manajer, sehingga manajemen bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan
laba dengan cara income maximation yang biasa dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya
dilakukan manajer untuk mencapai target laba juga dengan penjualan, assets, maupun modal sendiri.
berkurang. Hal tersebut tentu membuat pelaporan Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak
laba cenderung konservatif. ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja
manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh
Kepemilikan Publik dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi
Berbeda dengan struktur kepemilikan perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca,
manajerial, struktur kepemilkan publik merupakan laporan rugi-laba dan cash flow dianalisis dengan
persentase jumlah saham perusahaan yang dimiliki menggunakan alat analisis yang sesuai dengan

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 170


ISSN : 2579-969X

kebutuhan analis. Alat analisis keuangan antara lain: kepemilikan publik yang menyebar akan
analisis sumber dan penggunaan dana, analisis menyebabkan rendahnya pengendalian sehingga
perbandingan, analisis trend, analisis Leverage, manajer lebih fleksibel dalam menyajikan informasi
analisis break even, analisis rasio keuangan dan lain- dalam laporan keuangan. Sebagaimana dijelaskan
lain. dalam plan bonus hypothesis, maka manajer akan
berperilaku seiring dengan bonus yang diberikan,
Firm Size maka dalam rangka memperoleh bonus tersebut
Menurut Bahaudin dan Wijayanti (2011) manajer berusaha menaikkan laba agar target laba
ukuran perusahaan dibagi kedalam tiga kategori terpenuhi (Alfina, 2006). Dalam mencapai target
yaitu perusahaan besar (largesize), perusahaan laba, manajer bisa saja melakukan income
menengah (mediumsize) serta perusahaan kecil maximation yang menyebabkan laba meningkat dan
(smallsize). Perusahaan yang tergolong besar cenderung tidak konservatif, apalagi didukung
memiliki sistem yang lebih kompleks serta profit rendahnya pengendalian dari pemilik karena
yang lebih tinggi dibandingkan kategori perusahaan kepemilikan yang menyebar, manajer akan semakin
yang lebih kecil, oleh karena itu perusahaan yang fleksibel dalam melaporkan informasi dalam laporan
besar juga menghadapi risiko yang lebih besar. keuangan.Dari uraian tersebut diatas maka dapat
Perusahaan yang besar juga dihadapkan dengan ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi
besarnya biaya politis yang tinggi, sehingga kepemilikan publikakan menyebabkan penerapan
perusahaan besar cenderung menggunakan prinsip konservatisma semakin rendah. Hal ini didukung
akuntansi yang konservatif untuk mengurangi oleh hasil penelitian Deviyanti (2012) yaitu
besarnya biaya politis (Deviyanti, 2012). kepemilikan publik berpengaruh negatif terhadap
penerapan konsevatisma akuntansi. Oleh karena itu,
hipotesis kedua dalam penelitian ini ialah:
PENGEMBANGAN HIPOTESIS H2: Kepemilikan publik berpengaruh terhadap
konservatisma akuntansi
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap
KonservatismaAkuntansi Pengaruh Leverage Terhadap Konservatisma
Plan bonus hypothesis dalam positive Akuntansi
accounting theory menyatakan bahwa manajer akan Debt covenant hypothesis dalam positive
bertindak seiring dengan bonus yang diberikan accounting theory memprediksikan bahwa semakin
(Alfina, 2006). Bonus diberikan apabila target laba tinggi jumlah utang atau pinjaman yang ingin
yang diinginkan oleh pemilik perusahaan terpenuhi. diperoleh perusahaan, maka penyajian laporan
Berdasarkan motif untuk memperoleh bonus, maka keuangan menjadi tidak konservatif (Watss dan
manajer akan melakukan manajemen laba dengan Zimmerman, 1990). Hal itu dikarenakan perusahaan
cara income maximation atau memaksimalkan laba ingin menunjukkan kinerja yang baik pada debt
agar target laba terpenuhi. Praktik tersebut membuat holders, agar debt holders yakin bahwa keamanan
pelaporan laba menjadi kurang konservatif dan sangat dananya terjamin. Upaya meyakinkan debt holders
mungkin menyesatkan pengguna laporan keuangan. tersebut dilakukan dengan cara menaikkan nilai asset
Kepemilikan manajerial yang rendah akan dan laba setinggi mungkin, serta menurunkan
menyebabkan laporan keuangan cenderung tidak liabilitas dan beban. Tindakan-tindakan tersebut
konservatif, Karena rendahnya kepemilikan mengakibatkan laporan keuangan menjadi kurang
manajerial manajer akan lebih mengutamakan untuk konservatif.
mengejar bonus daripada mengutamakan Rasio leverage menunjukkan seberapa besar
kepentingan pemilik perusahaan. Semakin rendah perusahaan menggunakan utang dari luar untuk
kepemilikan manajerial akan menyebabkan laporan membiayai perusahaan atau melakukan ekspansi.
keuangan menjadi tidak konservatif. Dengan Leverage dalam penelitian ini digunakan untuk
demikian, dalam menjelaskan plan bonus hypothesis menjelaskan debtcovenant hypothesis (Sari dan
terkait dengan konservatisma, maka penelitian ini Adhariani, 2009). Semakin tinggi rasio leverage
mengambil hipotesis pertama yaitu: menunjukkan semakin tinggi utang perusahaan. Debt
H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap covenant hypothesis menjelaskan bahwa semakin
konservatisma akuntansi tinggi jumlah utang yang ingin diperoleh
perusahaan, maka perusahaan cenderung tidak
Pengaruh Kepemilikan PublikTerhadap konservatif, sehingga semakin tinggi rasio leverage
KonservatismaAkuntansi akan membuat pelaporan keuangan menjadi tidak
Struktur kepemilikan publik merupakan konservatif. Hal ini didukung oleh bukti penelitian
persentase saham yang dimiliki oleh publik Almilia (2005) yang menunjukkan bahwa leverage
dibandingkan dengan jumlah seluruh saham yang berpengaruh negatif terhadap konservatisma
beredar (Deviyanti, 2012). Kepemilikan ini juga akuntansi, sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian
mempengaruhi keputusan manajemen dalam ini ialah:
menerapkan konservatisma atau tidak, karena

171 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting …
ISSN : 2579-969X

H3 : Leverage berpengaruh terhadap konservatisma Oleh karena itu, hipotesis keempat dalam penelitian
akuntansi. ini ialah :
H4 : Firm size berpengaruh terhadap konservatisma
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Konservatisma akuntansi.
Akuntansi
Laba merupakan salah satuindikatorkinerja
suatu perusahaan. Penyajian informasi laba 3. METODE PENELITIAN
merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting.
Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai Sumber Data
prospek perusahaan dimasa depan tentang kinerja Data yang digunakan dalam penelitian ini
perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba yang adalah data sekunder. Data sekunder merupakan
terus meningkat dari tahun ketahun, akan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja tidak langsung melalui perantara atau dengan kata
perusahaan. Menurut Wardhani (2008) perusahaan lain dicatat dan diperoleh oleh pihak lain. Data
yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan
cenderung untuk memilih akuntansi yang konservatif. keuangan perusahaan manufaktur diIndonesiayang
Hal ini dikarenakan konservatisma akuntansi dapat telah diaudit selama periode 2009-2012 serta dari
digunakan sebagai bagian dari manajemen laba yang Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data-
dapat digunakan manajer untuk mengatur laba agar data tersebut diperoleh melalui Pojok BEI atau dapat
terlihat rata dan tidak terlalu terlalu memiliki diakses melalui website IDX, serta diperoleh dari
fluktuasi yang tinggi. Sedangkan menurut Lasdi ICMD.
(2008) dalam pramana (2010), hubungan antara
profitabilitas dan konservatisma akuntansi adalah Populasi dan Sampel Penelitian
dihubungkan dengan adanya aspek biaya politis. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai
menghasilkan laba yang tinggi sehingga akan ada kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
aspek biaya politis yang tinggi seperti pajak yang oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
besar. Hal ini menyebabkan perusahaan dengan kesimpulanya (Sugiyono, 2007). Populasi penelitian
profitabilitas tinggi lebih memilih menerapkan ini adalah seluruh perusahaan-perusahaan yang
akuntansi yang konservatif dalam rangka mengurangi terdaftar pada periode 2008-2012 di Bursa Efek
biaya politis tersebut. Sehingga hipotesis ke lima Indonesia (BEI).
dalam penelitian ini idalah : Sampel adalah bagian dari jumlah dan
H5 : Profitabilitas berpengaruh terhadap karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Konservatisma Akuntansi Sugiyono (2007). Dalam penelitian ini perusahaan
yang menjadi sampel dipilih berdasarkan purposive
Pengaruh Firm Size Terhadap Konservatisme sampling atau berdasarkan kriteria tertentu yaitu :
Akuntansi 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Political cost hypothesis memprediksikan Efek Indonesia (BEI) sampai dengan 31
bahwa perusahaan besar lebih sensitif dari pada Desember 2012.
perusahaan kecil terkait dengan biaya politis 2. Perusahaan manufaktur merupakan emiten aktif
(Watss dan Zimmerman, 1990). Biaya politis timbul selama periode penelitian 2008-2012 yang tidak
karena adanya konflik kepentingan antara mengalami delisting.
perusahaan (manajer) dan pemerintah sebagai 3. Perusahaan yang memiliki laporan
pembuat kebijakan. Perusahaan besar cenderung keuangan lengkap dan diaudit oleh auditor
melaporkan keuangannya secara konservatif untuk independen selama periode penelitian 2008-2012.
mengurangi biaya politis.Ukuran perusahaan atau 4. Perusahaan manufaktur yang memiliki data
firmsize digunakan untuk menjelaskan political cost lengkap terkait penelitian selama tahun yang
hypothesis dalam positive accounting theory. diteliti (2008-2012).
Semakin besar perusahaan akan menyebabkan 5. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan
perusahaan cenderung bertindak konservatif, dengan satuan mata uang Rupiah selama periode
sehingga terdapat hubungan positif antara firm size penelitian.
terhadap accounting conservatisma. Hal ini Tabel 1 berikut ini menyajikan prosedur
didukung oleh hasil penelitian Sari dan Adhariani pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian
(2009) serta Deviyanti (2012). ini.

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 172


ISSN : 2579-969X

dalam bentuk desimal. Rumus yang digunakan


adalah sebagai berikut:

Kepemilikan publik merupakan jumlah saham


perusahaan yang beredar di masyarakat (Deviyanti,
2012). Dalam penelitian ini, kepemilikan publik
diproksikan dengan persentase saham yang beredar
dimasyarakat, yang kemudian dibuat dalam bentuk
desimal. Kepemilikan publik diukur dengan rumus
sebagai berikut:
Variabel Penelitian

Variabel Dependen Rasio leverage menunjukkan seberapa besar


Variabel dependen dalam penelitian ini perusahaan menggunakan utang dari luar untuk
adalah konservatisma akuntansi. Konservatisma membiayai operasi perusahaan ataupun untuk
akuntansi dalam penelitian ini diproksikan dengan melakukan ekspansi. Rasio leverage digunakan
accrual conservatism model Zhang (2007) atau untuk menjelaskan debt covenants hypothesis
biasanya disingkat consv_acc dan untuk selanjutnya (Almilia, 2005). Semakin besar leverage
disebut CONACC. Conservatisma accrual model ini menunjukkan semakin besar utang perusahaan.
diperoleh melalui pembagian antara non operating Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini
accrual dan total asset kemudian mengalikannya adalah debt to equityratio (DER) yang diukur dengan
dengan (-1). Semakin tinggi nilai CONNAC rumus berikut :
menunjukkan semakin tinggi pula konservatisma
yang diterapkan. Berikut merupakan rumus
matematis untuk memperoleh nilai CONNAC:
Profitabilitas diproksikan dengan Return On Asset
(ROA) dengan Rumus:
Keterangan:
CONNAC = Konservatisma Akuntansi
NI = Laba sebelum extraordinary items
CF= Arus kas operasi ditambah biaya depresiasi Firm Sizeatau Ukuran perusahaan dianggap
RTA = Rata – rata total aktiva mempengaruhi biaya politis yang harus dikeluarkan
sehingga mempengaruhi penerapan konservatisma
Laba sebelum extraordinary items dimaksudkan perusahaan (Watts dan Zimmerman, 1978). Oleh
untuk menghilangkan elemen yang menyebabkan karena itu, ukuran perusahaan digunakan dalam
pertumbuhan laba meningkat dalam satu periode menjelaskan polical cost hypothesis dalam positive
yang tidak akan timbul dalam periode lainnya. accounting theory. Dalam penelitian ini, ukuran
Apabila laba yang dihasilkan lebih rendah daripada perusahaan diproksikan dengan logaritma natural
arus kas operasi maka menunjukan diterapkannya Total Asset (Ln Total Asset).
prinsip konservatisma. Hal ini berarti perusahaan
semakin banyak menangguhkan pendapatan yang Metode Pengumpulan Data
belum terealisasi dan semakin cepat membebankan Metode pengumpulan data yang digunakan
biaya. Hasil total akrual dibagi dengan total aktiva dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
dan dikalikan dengan negatif 1. Sehingga Metode tersebut merupakan teknik pengumpulan
perusahaan yang memiliki total akrual yang positif data dengan cara menggunakan jurnal-jurnal, buku-
dikatakan menerapkan akuntansi yang konservatif, buku referensi, serta melihat dan mengambil data-
sedangkan perusahaan yang memiliki akrual negatif data dari laporan keuangan yang diperoleh dari
dikatakan menerapkan akuntansi optimis (liberal). Pojok BEI atau website IDX, serta ICMD.

Variabel Independen Metode Analisis


Kepemilikan manajerial diukur dengan Statistik Deskriptif
proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh Statistik deskriptif memberikan gambaran
manajemen (direksi, komisaris, karyawan). atau deskripsi suatu data. Analisis Deskriptif ini
Kepemilikan manajerial diukur dengan persentase disajikan dengan menggunakan table statistic
saham yang dimiliki direksi, komisaris, dan descriptive yang memaparkan nilai maksimum,
karyawan kemudian persentase tersebuat dibuat minimum, rata-rata (mean). Maksimum dan

173 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting …
ISSN : 2579-969X

minimum digunakan untuk melihat nilai maksimum berkaitan satu sama lain, masalah ini muncul karena
dan digunakan untuk memperkirakan rata-rata adanya residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas
populasi yang diperkirakan dari sampel. Hal ini dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
diperlukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sering ditemukan pada data time series, karena
sampel yang berhasil dikumpulkan bedasarkan ganggguan pada individu atau kelompok cenderung
kriteria. mempengaruhi gangguan pada individu atau
kelompok pada periode berikutnya (Ghozali, 2009).
Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan
Uji Normalitas dengan Run Test. Run Test digunakan untuk menguji
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi,
atau residual memiliki distribusi normal. Seperti maka dapat dikatakan bahwa residual acak atau
diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan random. Suatu model dinyatakan bebas autokorelasi
bahwa residual mengikuti distribusi normal, apabila delam pengujian Run Test apabila tingkat signifikansi
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak residual yang diuji berada di atas tingkat probabilitas
valid (Ghozali, 2009). Normal atau tidaknya 0,05.
distribusi residual, salah satunya dapat dilakukan
dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Uji Uji Heteroskedastisitas
Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat Uji heteroskedastisitas digunakan untuk
hipotesis : menguji apakah dalam model regresi terjadi
Ho: Data residual terdistribusi normal ketidaksamaan variance dari residual satu
Ha: Data residual tidak terdistribusi normal pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
Jika angka probabilitas < α= 5% berarti H0 ditolak, pengamatan satu ke pengamatan lain tetap, 53 maka
dan data tidak terdistribusi secara normal. Sebaliknya disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda
bila angka probabilitas > α=5%, maka H0 gagal disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
ditolak, dan data residual terdistribusi secara normal. adalah yang tidak terjadi heteroske dastisitas
(Ghozali, 2009). Deteksi ada tidaknya
Uji Multikolinearitas heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji Glejser. Pengujian ini dilakukan dengan cara
apakah dalam model regresi ditemukan adanya meregres nilai absolut residual pada variabel
korelasi antar variabel independen. Model regresi independen. Jika variabel independen secara
yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar signifikan mempengaruhi variabel dependen, maka
variabel, karena adanya korelasi tersebut ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Model regresi
menyebabkan variabel-variabel tersebut tidak dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila
ortogonal. Variabel orthogonal merupakan variabel probabilitas signifikansinya diatas 5% pada tingkat
yang nilai korelasi antar variabel independen sama probabilitas yang digunakan α=5% (Ghozali, 2009).
dengan nol (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan Pengujian Hipótesis
dengan cara melihat nilai tolerance dari lawannya
dan melihat variance inflation factor (VIF). Kedua Uji Regresi Linier Berganda
ukuran ini menunjukkan variabel manakah yang Pengujian hipotesis dilakukan dengan model
dijelaskan variabel independen lainnya. Tolerance regresi linear berganda. Model yang digunakan
mengukur variabilitas variabel independen yang adalah sebagai berikut:
terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen
lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance).
Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan Keterangan:
adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤0,1 CONACC:Konservatisma Akuntansi
atau sama dengan nilai VIF ≥10, jadi dalam model MANJ:Persentase Kepemilikan menejerial
regresi dikatakan tidak ada multikolinearitas apabila PUBLIK :Persentase Kepemilikan Publik
nilai VIF ≤ 10 (Ghozali ,2009). SIZE :Ukuran perusahaan
LEV :Leverage
Uji Autokorelasi ROA :Profitabilitas
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara dilakukan dengan cara sebagai berikut :
kesalahan pengganggu pada periode t dengan 2
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode Koefisien Determinasi (R )
sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan 2
Koefisien deternasi (R ) pada intinya
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul, digunakan untuk mengukur seberapa jauh
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu kemampuan model dalam menerangkan variasi

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 174


ISSN : 2579-969X

variabel dependen. Nilai kemampuan variabel- Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa, dari
variabel independen dalam menjelaskan variabel 35 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel,
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu terhitung selama periode 5 tahun dan menjadikan
berarti variabel-variabel independen memberikan hasil objek dalam penelitian ini sebanyak (N) 175.
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk Dari hasil pengujian deskriptif didapatkan hasil
memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2009). berupa nilai N atau total pengujian setiap sampel,
nilai minimum dari setiap sampel yang di uji, nilai
Uji Statististik F maximum dari setiap sampel yang di uji, nilai mean
Uji F digunakan untuk menguji apakah model dan standar deviasi untuk setiap sampel independen
regresi yang digunakan sudah layak. Ketentuan yang maupun dependen dari setiap sampel yang di uji.
digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut: Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, pada
1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau variabel independen untuk kepemilikan
propabilitas lebih kecildari tingkat signifikansi menejerialdiperoleh nilai minimum (terendah) -
(Sig < 0,05), maka model penelitian dapat 6,908, kemudian nilai maximum (tertinggi) 6,774,
digunakan atau model tersebut tidak layak. selanjutnya nilai mean (rata-rata) -0,32775 serta
2. Kemudian jika F hitung lebih kecil dari F tabel standar deviasinya sebesar 2,731314. Kemudian pada
atau propabilitas lebih besar dari tingkat variabel independen untuk kepemilikan
signifikansi (Sig.>0,05), maka mmodel model publikdiperoleh nilai minimum (terendah) sebesar
penilitian tidak dapat digunakan atau model 3,036, kemudian nilai maximum (tertinggi) 100,000,
tersebut tidak layak. selanjutnya nilai mean (rata-rata) sebesar 24,95022
3. Selanjutnya membandingkan nilai F hasil serta standar deviasinya
perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Jika F sebesar 15,825297. Kemudian pada variabel
hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka independen untuk leverage diperoleh nilai minimum
model penilitianya sudah layak. (terendah) sebesar -62,547, kemudian nilai maximum
(tertinggi) 103,194, selanjutnya nilai mean (rata-rata)
sebesar 0,78001 serta standar deviasinya sebesar
Uji Statistik T 9,885190. Selanjutnya untuk variabel independen
Uji statistik t untuk menguji antara variabel untuk profitabilitas perusahaan yang menjadi sampel
bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi bahwa diperoleh nilai yaitu dengan perolehan nilai minimum
variabel lain dianggap konstan dengan tingkat (terendah) sebesar -0,516, kemudian nilai maximum
keyakinan 95% (a=0,05). Uji ini dilakukan untuk (tertinggi) sebesar 1,440, selanjutnya nilai mean
melihat koefisien regresi secara individual variabel (rata-rata) sebesar 0,08493 serta standar deviasinya
penelitian (Ghozali, 2011). Pengambilan keputusan sebesar 0,172845. Dan untuk variabelfirm size pada
dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t-hitung nilai minimnya didapati sejumlah 3,211, kemudian
dengan t-tabel penarikan simpulan pada uji ini nilai maximumnya adalah 3,612, selanjutnya untuk
didasarkan pada:Jika t hitung > t tabel, Ha diterima, nilai mean (rata-rata)nya yaitu 3,31784, dan standar
dan Jika t hitung < t tabel, Ha ditolak. deviasinya sendiri didapati nilai sebesar ,076911.
Sedangkan untuk variabel dependenmenggunakan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN tingkat hasil konservatisma dengan perusahaan yang
menjadi sampel diperoleh nilai yaitu dengan nilai
minimum (terendah) sebesar -1.377, kemudian nilai
Statistik Deskriptif
maximum (tertinggi) sebesar 0.992, selanjutnya nilai
mean (rata-rata) sebesar 0,28313 serta standar
deviasinya sebesar 0,269720.

Hasil Uji Normalitas

175 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting …
ISSN : 2579-969X

Pada tabel 3 menyatakan bahwa hasil uji tersebut dapat digunakan untuk memprediksi
normalitas dengan menggunakan One-Sample konservatisma selama periode penelitian.
kolmogorov-smirnov yang dipaparkan pada tabel
diatas, menunjukan bahwa hasil uji kolmogorov- Hasil Uji Autokorelasi
smirnov Z sebesar 0,776 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,586. jika nilai signifiikansinya lebih besar
dari 0,05 maka pengujian ini menunjukan bahwa data
terdistribusi normal, namun bila sebaliknya dimana
tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka pengujian
data penelitian tidak normal. Dalam tabel diatas,
tingkat signifikansi menunjukan nilai 0,586 lebih
besar dari 0,05. Pengujian normalitas data dilakukan
dengan kriteria pengujian menggunakan dasar nilai
signifikan 0,05 maka intepretasinya adalah bahwa Pada tabel 5 dapat diketahui model summary
jika nilai Asymp.sig (2 – tailed) di atas alpha 0,05 di dapatkan nilai Durbin-waston pada pengujian ini
maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi sebesar 1,843, dengan nilai du berdasarkan nilai table
normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05 maka sebesar 1,6824 dan dari kriteria yang sudah di
diinterpretasikan sebagai tidak normal. Dari hasil tentukan, yaitu Apabila Durbin-Waston (d) yang
output diatas, maka dapat disimpulkan secara statistik diposisikan pada ketentuanya yaitu du < d < 6 – du
bahwa variabel independen dan dependen pada dengan nilai yang dihasilkan adalah 1,6824 < 1,843 <
penelitian ini memiliki data yang berdistribusi normal 4,3176 maka tidak terjadi gejala Autokorelasi. Maka,
karena memiliki nilai signifikansi di atas 0,05. bila dilihat dari hasil pengolahan tersebut keputusan
Sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan. yang diambil dalam penelitian ini adalah tidak terjadi
autokolerasi.
Hasil Uji Multikoliniearitas
Berikut ini hasil pengujian multikolinieritas pada Hasil Uji Heteroskidastisitas
penelitian ini .

Berdasarkan uji multikolinieritas pada table 4,


yang dijelaskan pada hasil output tabel coefficients
di dapatkan nilai tolerance untuk variable
kepemilikan manajerial sebesar 0,832 dan nilai VIF
1,202, kemudian variabel kepemilikan publik nilai
tolerance sebesar 0,874 dan nilai VIF sebesar 1,145, Gambar 1, Hasil Uji Heteroskedastisitas
kemudian pada variabelLeverage didapat nilai
tolerance sebesar 0,974 dan nilai VIF didapat nilai Gambar 1 menunjukan hasil pengujian
1,027 selanjutnya untuk profitabilitas didapatkan heteroskedastisitas pada tampilan grafik scatterplots
nilai tolerance sebesar 0,981 dan untuk nilai VIF bahwa titik-titik tidak berkumpul dan menyebar
didapat sebesar 1,020 dan yang terakhir hasil dari secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0
nilai firm size didapat nilai tolerance sebesar 0,773 pada sumbu Y. Yang dimana jika ada pola tertentu,
dan nilai VIF sebesar 1,294. seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
Dari hasil yang di dapatkan dalam uji yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
multikoliniearitas kepemilikan manajerial, menyempit). Atau jika tidak ada pola yang jelas, serta
kepemilikan publi, leverage dan profitabilitas titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
berasumsikan nilai tolerance lebih dari 0,10 (10%) sumbu y, maka tidak terjadi heteroskidastisitas. Hal
yang berarti bahwa korelasi antar variabel bebas ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
tersebut nilainya kurang dari 95%, dan hasil dari heteroskidastisitas pada model regresi pada penelitian
perhitungan varian inflanation factor (VIF) ≤ 10 ini.
maka di dalam pengujian ini tidak ada gejala
multikolinieritas. Dengan demikian kelima variabel

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 176


ISSN : 2579-969X

Persamaan Regresi manajerial, kepemilikan public, leverage,


profitabilitas dan firm size. Sedangkan sisanya 66,4%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk
dalam model regresi, dengan begitu dapat dikatakan
bahwa tingkat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen adalah lemah.

Uji Statistik F
Uji Statistik F ini digunakan untuk menguji apakah
model regresi yang digunakan sudah layak atau tidak
layak.Ketentuan yang digunakan dalam uji F ini
adalah, jika F hitung lebih besar dari F tabel atau
propabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig
< 0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau
model tersebut sudah layak.Kemudian jika F hitung
Berdasarkan output pada tabel 6 di atas, lebih kecil dari F tabel atau propabilitas lebih besar
persamaan regresi linear berganda antara kepemilikan dari tingkat signifikansi (Sig.>0,05), maka model
manajerial, kepemilikan public, leverage dan penelitiantidak dapat digunakan atau model
profitabilitas dituliskan sebagai berikut : tersebut tidak layak.Berikut ini hasil tabel pengujian
dari model regresi antara variabel yang akan
diestimasi dengan variabel bebas.

Keterangan:
CONACC:Konservatisma Akuntansi
MANJ:Persentase Kepemilikan menejerial
PUBLIK :Persentase Kepemilikan Publik
SIZE :Ukuran perusahaan
LEV :Leverage
ROA :Profitabilitas Tabel 8mengindentifikasikan bahwa, pada model
regresi yang digunakan menghasilkan nilai Fhitung
Persamaan regresi linear berganda yang dapat dibuat
berdasarkan tabel 6 adalah : sebesar 18,663 dan nilai signifikansi sebesar 0.000.
Hasil pengujian hipotesis, memberikan bukti bahwa
Y = 0,404+0,015X1 - 0,001X2 - 0,006X3 - 0,845X4 - 0,003X5 + e adanya kelayakan model regresi pada penelitian. Hal
tersebut disesuaikan dengan kriteria pengambilan
Koefisien Determinasi keputusan. Terlihat bahwa nilai Fhitungsebesar 18,633>
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk nilai Ftabel(169:5) adalah 2,27 ataudengan nilai Sig 0,000
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam <nilai alpha 0,05 maka H0 ditolak dan menerima Ha.
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai maka model regresi pada penlitian yang digunakan ini
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika dianggap layak.
nilai R2 kecil maka berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variabel Uji Statistik T
dependennya amat terbatas. Sedangkan jika nilai R2 Uji statistik t digunakan untuk menguji
mendekati satu, maka berarti variabel-variabel pengaruh secara parsial antara variabel independen
independen tersebut memberikan hampir informasi dengan variabel dependen. Pada penelitian ini akan
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel menguji kebenaran hipotesis 1 sampai hipotesis 3.
dependen. Berikut disajikan hasil penghitungan Pada uji t ini, nilai thitung akan dibandingkan dengan
determinasi (R2 ): nilai ttabel yang dilakukan dengan cara sebagai
berikut:Hasil dari uji t tersebut diterangkan pada
tabel output berikut ini.

Pada tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai


koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0.336. Hal
ini menunjukkan bahwa 33,6% variabel kepemilikan

177 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting …
ISSN : 2579-969X

Berdasarkan tabel 9 diperoleh thitung akan menjadi pertimbangan kepentingan operasional


kepemilikan manajerial yaitu sebesar 2,314dan nilai perusahaan di periode yang akan datang.
signifikansi sebesar 0,022. Nilai thitung lebih kecil Konservatisma dianggap mampu mengurangi
daripada ttabel (169:0,05) yaitu 1,6539. Kemudian nilai kemampuan manajer dalam menyajikan laba dan
signifikansi variabel kepemilikan manajerial lebih aktiva bersih secara overstate dengan cara income
besar dari alpha (0,022 > 0,05) maka H0 ditolak dan maximation atau memaksimalkan laba agar target laba
menerima Ha. Sehingga hasil uji t hipotesis 1 adalah terpenuhi. Semakin rendah kepemilikan manajerial
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan akan semakin rendah penerapan konservatisma
terhadap konservatisma. akuntansi. Hal ini disebabkan oleh potensi tindakan
Berdasarkan tabel 9 diperoleh thitung manajer yang membesar-besarkan laba untuk
kepemilikan publik yaitu sebesar -1,079. Nilai thitung mendapatkan bonus yang diberikan karena nilai laba
tersebut lebih kecil dari pada ttabel (149:0,05) yaitu yang tinggi. Dengan semakin tingginya proporsi
1,6539. Kemudian nilai signifikansi variabel kepemilikan manajerial, maka manajer bukan hanya
kepemilikan publik sebesar 0,282. Nilai signifikansi sebagai agen tapi juga pemilik dan hal mengurangi
ini lebih besar dari alpha (0,282 > 0,05) maka Ha tindakan yang konservatif pada perusahaan tersebut.
ditolak dan menerima H0. Sehingga hasil uji t
hipotesis 2 adalah kepemilikan publik tidak Kepemilikan Publik Terhadap Konservatisma.
berpengaruh signifikan terhadap konservatisma. Tingkat signifikasi pada variabel Kepemilikan
Berdasarkan tabel 9 diperoleh thitung Publik lebih besar dari alpha (0,05) yaitu sebesar
Leverage yaitu sebesar -3,511. Nilai thitung tersebut 0,282 (0,282 > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan
lebih besar dari pada ttabel (141:0,05) yaitu 1,6539. bahwa Kepemilikan Publik tidak berpengaruh
Kemudian nilai signifikansi variabel Leverage signifikan Konservatisma. Hal ini sejalan dengan hasil
sebesar 0,001. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari penelitian yang dilakukan oleh Deviyanti(2012).
alpha (0,001 > 0,05) maka H0 ditolak dan menerima Pihak manajemen tidak perlu mempertimbangkan
Ha. Sehingga hasil uji t hipotesis 3 adalah Leverage faktor Kepemilikan publik dalam tindakannya dalam
berpengaruh signifikan terhadap konservatisma. menyajikan laporan keuangan meskipun pada variable
Berdasarkan tabel 9 diperoleh thitung inipun dapat menjelaskan Plan bonus hypothesis
Profitabilitas yaitu sebesar -8,678. Nilai thitung tersebut dalam positive accounting theory. Yang pada
lebih besar dari pada ttabel (141:0,05) yaitu 1,6539. pembuktian pada penelitian ni dapat diartikan bahwa,
Kemudian nilai signifikansi variabel Profitabilitas seberapapun tingkat kepemilikan yang dimiliki publik
sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari yang ada pada perusahaan, tidak mempengaruhi
alpha (0,000 > 0,05) maka H0 ditolak dan menerima tindakan yang konservatif terhadap pelaporan
Ha. Sehingga hasil uji hipotesis 4 adalah keuangan. Kepemilikan ini juga mempengaruhi
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan manajemen dalam menerapkan
konservatisma. konservatisma atau tidak, karena kepemilikan publik
Berdasarkan tabel 9 diperoleh thitung Firm yang menyebar akan menyebabkan rendahnya
Sizeyaitu sebesar -0,012. Nilai thitung tersebut lebih pengendalian sehingga manajer lebih fleksibel dalam
besar dari pada ttabel (141:0,05) yaitu 1,6539 . Kemudian menyajikan informasi dalam laporankeuangan. Dari
nilai signifikansi variabel Firm Size sebesar 0,991. uraian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan
Nilai signifikansi ini lebih kecil dari alpha (0,991 > bahwa semakin tinggi kepemilikan public akan
0,05) maka Ha ditolak dan menerima Ho. Sehingga menyebabkan penerapan konservatisme semakin
hasil hipotesis 5 adalah Firm Size tidak berpengaruh rendah.
signifikan terhadap konservatisma.
Leverage Terhadap Konservatisma.
Pembahasan Tingkat signifikasi pada variabel leverage
Kepemilikan Manajerial Terhadap lebih kecil dari alpha (0,05) yaitu sebesar 0,001
Konservatisma. (0,001 < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tingkat signifikasi pada variabel variabel leverage berpengaruh signifikan terhadap
kepemilikan manager lebih besar dari alpha (0,05) Konservatisma. Ini sejalan dengan penelitian
yaitu sebesar 0,22 (0,22 > 0,05). Sehingga dapat Deviyanti (2012) Dini (2010)dan Wardhani (2008).
disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manager Rasio leverage menunjukkan seberapa besar
berpengaruh signifikan terhadap Konservatisma. Hasil perusahaan menggunakan utang dari luar untuk
pengujian ini sejalan dengan hasil penelitian yang membiayai perusahaan atau melakukan ekspansi.
dilakukan oleh Ardina dan Sari (2012). sehingga Leverage dalam penelitian ini digunakan untuk
pihak manajemen sangat perlu mempertimbangkan menjelaskan debt covenant hypothesis Saridan
faktor variabel kepemilikan manager ini, karena Adhariani (2009). Semakin tinggi rasio leverage
tingkat kepemilikan saham yang dimiliki manajerial menunjukkan semakin tinggi utang perusahaan. Debt
sangat menentukan tindak yang konservatif terhadapa covenant hypothesis menjelaskan bahwa semakin
pelaporan keuangan yang terjadi pada perusahaan dan tinggi jumlah utang yang ingin diinginkan
perusahaan, maka perusahaan cenderung tidak

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 178


ISSN : 2579-969X

konservatif, sehingga semakin tinggi rasio leverage accounting theory berpengaruh terhadap
akan membuat pelaporan keuangan menjadi tidak konnservatisma akuntansi.
konservatif. 4 Hasil uji variabel Profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur Planbonus hypothesis dalam
Profitabilitas Terhadap Konservatisma. positive accounting theory berpengaruh terhadap
Tingkat signifikasi pada variable konservatisma akuntansi.
Profitabilitas lebih kecil dari alpha (0,05) yaitu 5 Hasil uji variabel Firm Size yang digunakan
sebesar 0,00 (0,00 < 0,05). Sehingga dapat untuk mengukur politicalcost hypothesis dalam
disimpulkan bahwa Profitabilitas berpengaruh positive accounting theory tidak berpengaruh
signifikan terhadap Konservatisma. terhadap konservatisma akuntansi.
RasioProfitabilitasPerusahaan dengan profitabilitas
yang tinggi akan menghasilkan laba yang tinggi
sehingga akan ada aspek biaya politis yang tinggi DAFTAR PUSTAKA
seperti pajak yang besar. Hal ini menyebabkan
perusahaan dengan profitabilitas tinggi lebih memilih Alfiana, Yeni. 2006. Creative Accounting: Ditinjau
menerapkan akuntansi yang konservatif dalam rangka dari Teori Akuntansi Positif dan Teori
mengurangi biaya politis tersebut. Keagenan.Mandiri. Vol. 9, Hal 45-54.
Almilia, Luciana Spica. 2004. Pengujian Size
Firm size Terhadap Konservatisma. Hypothesis dan Debt/Equity Hypothesis yang
Tingkat signifikasi pada variabel firm size Mempengaruhi Tingkat Konservatisma Laporan
lebih besar dari alpha (0,05) yaitu sebesar 0,991 KeuanganPerusahaan dengan Teknik Analisa
(0,991< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Multinomial Logit. Jurnal Bisnis Akuntansi. Hal
firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap 4-10.
Konservatisma. Semakin besar (ukuran) perusahaan Ardina, Ayu M. Yogi. 2012. Penggunaan Perspektif
akan menyebabkan perusahaan cenderung bertindak Positive Accounting Theory Terhadap
konservatif, sehingga terdapat hubungan positif antara Konservatisma Akuntansi Di Indonesia. Skripsi.
firmsize terhadap accounting conservatism. Namun Universitas Diponegoro. Semarang
dari hasil pengujian di atas menunjukan tidak Bahaudin, Ahmad, dan Provita W., 2011. Mekanisme
berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap Corporate Governance terhadapKonservatisma
konservatisma, sehingga dapat disimpulkan nilai Akuntansi di Indonesia. Dinamika Sosial
ukuran perusahaan tidak memberi arti yang berlebih Ekonomi. Volume 7 Nomor 1.
pada manajemen untuk melakukan tindakan yang Basu, Sudipta. 1997. The Conservatism Principle and
konservatif. Pengindentifikasian lainya, dari hasil The Asymetric Timelinessof Earnings. Journal of
tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan besar Accounting and Ecconomics 24: 3-37.
akan cenderung menggunakan prinsip akuntansi yang Chariri, A., dan Imam Ghozali. 2007. Teori
kurang konservatif (lebih agresif). Hal ini dapat Akuntansi. Edisi III. Badan Penerbit Universitas
disebabkan perusahaan Diponegoro. Semarang.
besar memiliki aktivitas operasional yang lebih Deviyanti, Dyahayu Artika. 2012.Analisis Faktor-
kompleks dibandingkan perusahaan kecil sehingga Faktor yang Mempengaruhi Penerapan
manajemen menggunakan akuntansi yang lebih Konservatisma dalam Akuntansi: Studi pada
agresif (kurang konservatif) untuk menunjukkan laba Perusahaan yang Tercatatdi Bursa Efek
perusahaan yang tinggi. Indonesia. Skripsi
TidakDipublikasikan.Universitas Diponegoro.
Semarang.
5. KESIMPULAN FASB (Financial Accounting Standards Board).
1980. Statement of Financial Accounting
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Concepts No.2, Qualitative Characteristics of
maka simpulan yang didapat adalah sebagai berikut: Accounting Information.Mc Graw Hill: USA.
1. Hasil ujivariabel Kepemilikan Manajerial yang Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika (Teori, Konsep
digunakan untuk mengukur Planbonus hypothesis dan Aplikasi denganSPSS 17). Badan Penebit
dalam positive accounting theory berpengaruh Universitas Diponegoro: Semarang.
terhadap konservatisma akuntansi. Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Teori Akuntansi, Edisi
2 Hasil uji variabel Kepemiilikan Publik yang Revisi, PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.
digunakan untuk mengukur Plan bonus Juanda, Ahmad, 2007. Pengaruh Resiko Litigasi Dan
hypothesis dalam positive accounting theory Tipe Strategi Terhadap Hubungan Antara Konflik
tidak berpengaruh terhadap konservatisma Kepentingan dan Konservatisma Akuntansi. SNA
akuntansi. X. Makassar.
3 Hasil uji variabel leverage yang digunakan untuk Pramana, Arif Duta.2010.Pengaruh Mekanisme
mengukur debt convenant dalam positive Corporate Governance Profitabilitas dan
Leverage Terhadap Konservatisma Akuntansi Di

179 Yevi Dwitayanti dan Toni Wijaya, Penggunaan Perspektif Positive Accounting …
ISSN : 2579-969X

Indonesia. Skripsi.Universitas Sebelas Maret. Wolk, Dodd, and Roziscki. 2008. Accounting Theory
: Conceptual Issues in a Political and Economic
Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. 2009. Environment 7th edition. USA : Sage Publication,
Konservatisme Akuntansi dan Faktor – Inc.
FaktorYang Mempengaruhinya. Simposium Watts, R.L.2003. Conservatism in Accounting Part I:
Nasional Akuntansi XII.Palembang. Explanations and Implications.Accounting
Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. PT Horizons 17: 207-221.
Gramedia, Jakarta. Zhang, Jieying. 2007. “The Contracting Benefits of
Wardhani, Ratna. 2008. Tingkat Konservatisma Accounting Conservatism to Lenders and
Akuntansi Di Indonesia dan Hubungannya Borrowers”. Journal of Accounting and
Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Economics. Vol. 45, Hal. 27-54.
Mekanisme Corporate Governance. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Pontianak.

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Juli 2017 180

Anda mungkin juga menyukai