Anda di halaman 1dari 13

FINANCIAL DISTRESS, LEVERAGE, PERSISTENSI LABA DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

Entis Haryadi
Universitas Serang Raya
Entis_haryadi@yahoo.com

Titi Sumiati
Universitas Serang Raya
Titisu1209@gmail.com

Nana Umdiana
Universitas Srang Raya
nanaumdianaunsera@gmail.com

ABSTRACT

Conservatism is a principle of prudence in the application of financial statements


that are still in conflict with managers and parties related to the company. This study
aims to determine the effect of financial distress, leverage, earnings persistence and
company size on the accounting conservatism of chemical sub-sector manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2014 - 2018.
This research was conducted using quantitative methods. The study population
numbered 9 companies and sampled as many as 6 companies (30 financial statements)
using purposive sampling. Data obtained from the Indonesian Stock Exchange Serang
branch office representatives and analyzed with SPSS version 25.
Based on the results of the study it can be concluded that: 1) Financial Distress does
not significantly influence accounting conservatism 2) Leverage does not significantly
influence accounting conservatism 3) Profit Persistence influences significantly to
accounting conservatism 4) Company size has no effect on accounting conservatism. 5)
Financial Distress, Leverage, Earning Persistence and Company Size influences to
accounting conservatism.

Keywords: conservatism, financial distress, leverage, earnings persistence, company


size.

66
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
PENDAHULUAN menentang menganggap bahwa laba yang
Manajemen laba seperti yang terjadi dihasilkan dari prinsip ini tidak
pada PT. Kimia Farma pada tahun buku berkualitas, tidak relevan dan tidak
2011 yaitu adanya tindakan bermanfaat.
penggelembungan (mark up) laba bersih Di lain pihak, konservatisme dalam
menjadi kabar buruk dan merugikan bagi akuntansi bermanfaat untuk menghindari
investor, kreditor dan pihak-pihak yang perilaku oportunistik manajer berkaitan
berkepentingan lainnya (Rahmawati dalam dengan kontrak-kontrak yang
Brilianti, 2013). Kasus seperti itu menggunakan laporan keuangan sebagai
menunjukkan perlunya informasi keuangan media kontrak (Watts, 2003). Ketika
yang berkualitas dan bermanfaat bagi para kepemilikan manajer rendah, maka
penggunanya. Dalam mengolah akuntansi manajer cenderung untuk melakukan
agar dapat menghasilkan informasi yang tindakan oportunistik seperti manajemen
berkualitas dan bermanfaat maka laba agar laba yang dilaporkan menjadi
perusahaan dihadapkan pada keterbatasan besar, sehingga kinerjanya dinilai lebih
(constraint) salah satunya adalah baik oleh pemegang saham dan imbalan
konservatisme. yang akan diterima besar (Lafond, 2007).
Penerapan prinsip konservatisme ini Lebih lanjut, pihak yang mendukung
dapat menghasilkan angka-angka laba adanya pemakaian prinsip ini juga
yang rendah dan angka-angka biaya menginginkan agar perusahaan tidak
yang tinggi. Hal ini dikarenakan prinsip berlebihan dalam melaporkan hasil
tersebut memperlambat pengakuan usahanya, sehingga para kreditor dan
pendapatan, tetapi biaya yang terjadi investor sebagai pihak eksternal yang
lebih cepat diakui. Akibatnya, laba yang menggunakan laporan keuangan tidak
ada dalam laporan keuangan cenderung tertipu pada angka-angka aset yang terlihat
understatement atau terlalu rendah dalam tinggi. Selain itu, agar laporan keuangan
periode sekarang dan overstatement tidak menyesatkan pengguna dalam
terhadap laba pada periode-periode mengambil keputusan.
berikutnya. Lebih lanjut, laba tersebut Financial distress terjadi apabila
dapat dikatakan fluktuatif, di mana laba perusahaan tidak dapat memenuhi
yang berfluktuatif akan mengurangi daya kewajiban pembayarannya kepada pihak
prediksi laba untuk memprediksi aliran kas kreditor (Brigham dan Daves, 2003).
perusahaan pada masa yang akan datang Financial distress bisa diartikan sebagai
(Sari dan Adhariani 2009). munculnya sinyal atau gejala-gejala awal
Banyak pertentangan yang terjadi kebangkrutan terhadap penurunan kondisi
mengenai pemakaian prinsip keuangan yang dialami oleh suatu
konservatisme dalam penyajian laporan perusahaan atau juga kondisi yang terjadi
keuangan. Mayangsari dan Wilopo sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun
dalam Noviantari dan Dwi Ratnadi (2015) likuidasi. Manajer mengatur tingkat
juga menyatakan bahwa konsep konservatisme akuntansi pada saat
konservatisme ini merupakan konsep yang perusahaan mengalami kondisi kesulitan
kontroversial. Pihak yang menentang keuangan (Pramudita, 2012). Bagi
berpendapat bahwa prinsip tersebut pengguna laporan keuangan perlu
dianggap sebagai kendala dalam dipahami bahwa perubahan laba akuntansi
mempengaruhi kualitas laporan keuangan, selain dipengaruhi oleh kinerja manajer
yaitu tidak tercapainya tujuan juga dapat dipengaruhi dari kebijakan
pengungkapan secara penuh semua konservatisme akuntansi yang ditempuh
informasi yang relevan. Para peneliti yang oleh manajer. Financial distress dapat

67
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
mendorong pemegang saham untuk datang. Persistensi laba merupakan salah
mengganti manajer perusahaan karena satu komponen nilai prediktif laba yang
manajer dianggap tidak mampu mengelola diimplikasikan melalui laba tahun berjalan
perusahaan dengan baik. Hal tersebut akan yang dihubungkan dengan perubahan
mendorong manajer untuk mengubah laba harga saham. Besarnya nilai revisi inilah
yang menjadi tolak ukur kinerja manajer yang menunjukkan tingkat persistensi
dengan jalan mengatur tingkat laba. Semakin tinggi persistensi laba maka
konservatisme akuntansi. Apabila suatu laba semakin informatif dan koefisien
perusahaan tidak memiliki masalah respon laba semakin tinggi. Hal ini dapat
keuangan, manajer tidak akan menghadapi menunjukkan bahwa perusahaan dapat
tekanan pelanggaran kontrak. mempertahankan laba dari waktu ke
Leverage menunjukkan seberapa waktu. Laba yang persisten merupakan
besar aset perusahaan dibiayai oleh good news bagi calon investor dan
hutang dan merupakan indikasi tingkat investor.
keamanan dari para pemberi pinjaman. Lo Lo (2006) menyatakan bahwa
(2006) menyatakan jika perusahaan perusahaan yang berukuran besar
mempunyai hutang yang tinggi, maka cenderung akan melaporkan laba yang
kreditor juga mempunyai hak untuk lebih rendah secara relatif permanen
mengetahui dan mengawasi jalannya dengan menyelenggarakan akuntansi yang
kegiatan operasional perusahaan. Oleh konservatif. Hal ini dikarenakan bahwa
karena itu, kreditor akan meminta perusahaan yang besar cenderung akan
perusahaan untuk menerapkan prinsip lebih disoroti pemerintah. Pemerintah
kehati-hatian dalam pelaporan laba, akan meminta pelayanan publik dan
sehingga kreditor yakin akan keamanan tanggung jawab sosial yang lebih besar
dan pengembalian dananya. Dalam pula kepada perusahaan yang labanya
penelitiannya, Erwin Saputra (2016) tinggi. Alasan lain perusahaan besar
menyatakan bahwa semakin tinggi menerapkan konservatisme adalah beban
leverage yang dimiliki oleh perusahaan, pajak yang tinggi dari laba yang
maka kreditur mempunyai hak lebih besar ditimbulkannya.
dalam mengawasi dan mengetahui
penyelenggaraan operasi dan akuntansi LANDASAN TEORI
perusahaan karena kreditur berkepentingan
terhadap keamanan dananya yang Penelitian ini didasari oleh teori
diharapkan dapat menguntungkan bagi akuntansi positif. Belkaoui (2007)
dirinya. Kreditur akan cenderung menyatakan teori positif didasarkan kepada
menuntut manajer untuk menerapkan adanya dalil bahwa manajer, pemegang
konservatisme dalam menyusun laporan saham dan aparat pengatur/politisi adalah
keuangan, namun di sisi lain masih ada rasional dan bahwa mereka berusaha untuk
perusahaan yang melaporkan laporan memaksimalkan kegunaan mereka yang
keuangan secara berlebihan untuk menarik secara langsung berhubungan dengan
kreditor dalam memberikan pinjaman kompensasi dan kesejahteraan mereka.
kepada perusahaan, sehingga perusahaan Sebenarnya ide utama dari pendekatan
cenderung mengurangi tingkat positif adalah untuk mengembangkan
konservatisme akuntansi dalam pelaporan hipotesis atas faktor-faktor yang
keuangan. memengaruhi dunia praktik akuntansi dan
untuk menguji validitas dari hipotesis ini
Laba yang dihasilkan dari laporan
keuangan konservatif dapat mencerminkan secara empiris :
laba yang berkelanjutan di masa yang akan 1. Untuk meningkatkan keandalan dari
peramalan berdasarkan atas pengamatan

68
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
perataan serangkaian angka akuntansi tidak konservatif sehingga tingginya rasio
sejalan dengan suatu kecenderungan leverage akan berbanding terbalik dengan
yang dianggap terbaik atau normal oleh tingkat konservatisme akuntansi. Hal
manajemen. tersebut dikarenakan semakin tinggi
2. Untuk menurunkan tingkat jumlah hutang yang ingin diperoleh
ketidakpastian yang dihasilkan dari perusahaan, maka perusahaan berupaya
fluktuasi angka pendapatan secara untuk menunjukkan kinerja yang baik agar
umum dan penurunan risiko sistematis kreditur yakin bahwa perusahaan mampu
khususnya dengan menurunkan melunasi hutang-hutangnya.
kovarian pengembalian perusahaan Political cost hypothesis, dalam
dengan pengembalian pasar. hipotesis ini perusahaan besar diprediksi
lebih sensitif terhadap adanya biaya politik
Watts dan Zimmerman (1986) daripada perusahaan kecil (Watts dan
mengungkapkan teori ini juga menjelaskan Zimmerman, 1990). Biaya politik timbul
mengapa kebijakan akuntansi menjadi akibat adanya konflik kepentingan antara
suatu masalah bagi perusahaan dan pihak- manajer dengan pemerintah. Kebijakan
pihak yang berkepentingan dengan laporan pemerintah untuk hal tersebut adalah
dan untuk memprediksi kebijakan kewajiban membayar pajak. Semakin besar
akuntansi yang hendak dipilih oleh tingkat pendapatan atau laba yang
perusahaan dalam kondisi tertentu. Watts diperoleh perusahaan, maka semakin besar
dan Zimmerman (1986) menjelaskan tiga pula pajak yang harus dibayar. Oleh karena
hipotesis yang diaplikasikan untuk itu untuk menghindari pembayaran pajak
melakukan prediksi dalam positive yang tinggi, manajemen akan cenderung
accounting theory mengenai keputusan melaporkan laba yang rendah sehingga
manajemen untuk bertindak konservatif terjadi pelaporan laba yang tidak
atau tidak. Hipotesis-hipotesis tersebut konservatif.
antara lain: Plan bonus hypothesis, hipotesis ini
Debt covenant hypothesis berkaitan dengan tindakan manajemen
memprediksi bahwa manajer dalam memilih metode akuntansi untuk
meningkatkan laba dan aset untuk memaksimalkan laba demi mendapatkan
mengurangi biaya renegosiasi kontrak bonus yang tinggi. Manajer sering kali
hutang ketika perusahaan memutuskan berperilaku seiring dengan bonus yang
perjanjian hutangnya. Dalam debt covenant diberikan. Oleh karena itu, manajemen
hypothesis, tingkat konservatisme dalam cenderung melakukan manajemen laba
pelaporan laba akan berkurang karena agar target laba terpenuhi. Tindakan
manajer cenderung akan menaikkan laba manajemen laba tersebut membuat
agar memperoleh potencial loan dari pelaporan laba cenderung optimis dan
kreditor. Tingkat konservatisme dalam tidak konservatif.
pelaporan laba berdasarkan debt covenant Kerangka pemikiran teoritis:
hypothesis dapat dijelaskan dengan
debt/equity hypothesis yang merupakan
pembatasan dari debt covenant (Sari dan Financial Distress (X1)

Ardhani, 2009).
Leverage (X2)
Debt covenant hypothesis ini dapat Konservatisme
dijelaskan dengan rasio leverage yang Persistensi Laba (X3)
Akuntansi (Y)

merupakan rasio antara total hutang dan


H5
total aset. Apabila manajemen melakukan Ukuran Perusahaan (X4)

manajemen laba ketika melakukan


perjanjian hutang, maka laba cenderung

69
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
Hipotesis: yang dikalikan nilai buku saham per
H1 : Financial Distress berpengaruh lembar (Faradillah. 2010).
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi. Total Equity
CON_MKT =
H2 : Leverage berpengaruh signifikan Closing Price x Issued Shares
terhadap konservatisme akuntansi.
H3 : Persistensi laba berpengaruh
(Sumber : Reskino dan Vemiliyarni 2014)
signifikan terhadap konservatisme
akuntansi.
Variabel Independen
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme Financial Distress merupakan variabel
akuntansi. independen pertama dalam penelitian ini
H5 : Financial Distress, Leverage, diukur dengan menggunakan model
Persistensi Laba dan Ukuran Altman yaitu perhitungan Z Score sebagai
perusahaan berpengaruh signifikan berikut:
terhadap konservatisme akuntansi. Zi : 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 +
0,42X4 + 0,998X5
METODE PENELITIAN
Dimana :
Penelitian ini merupakan penelitian X1 = (Aktiva Lancar – Utang Lancar) /
deskriptif kuantitatif, data yang diperoleh Total Aktiva
dari sampel populasi penelitian dianalisis X2 = Laba ditahan / Total Aset
sesuai dengan metode statistik yang X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak /
digunakan kemudian diinterpretasikan. Total Aset
Di dalam penelitian ini yang menjadi X4 = Nilai Buku Saham Biasa dan
populasi penelitian adalah perusahaan Preferen / Nilai Buku Total Utang
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek X5 = Penjualan / Total Aset
Indonesia pada sektor Industri Dasar dan (Sumber : Hanafi & Halim, 2016)
Kimia pada sub sektor kimia selama tahun
2014 - 2018. Populasi dalam penelitian ini Leverage merupakan variabel
adalah sebanyak 45 populasi laporan independen kedua dalam penelitian ini
keuangan dari total 9 perusahaan selama 5 dukur dengan cara membandingkan nilai
periode. hutang dengan nilai asset yang dimiliki
Metode yang digunakan dalam perusahaan.
pemilihan sampel penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling.
Diperoleh sebanyak 30 sampel laporan
keuangan. (Sumber : Hanafi & Halim, 2016)
Definisi Operasional Variabel Persistensi laba merupakan variabel
Variabel Dependen independen ketiga dalam penelitian ini
diukur dengan cara membandingkan laba
Variabel dependen dalam penelitian ini sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total
adalah konservatisme akuntansi. asset perusahaan.
Pengukuran variabel dependen
menggunakan market to book ratio yaitu
dengan membandingkan total hutang
dengan harga penutupan saham per lembar
(Sumber : Hanlon, 2005)

70
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
Ukuran perusahaan merupakan variabel antara satu perusahaan dengan perusahaan
independen keempat dalam penelitian ini lainnya.
dikukur dengan menghitung logaritma
natural dari total asset yang dimiliki
perusahaan.

(Sumber : Dini Firmasari, 2016)

Uji Asumsi Klasik


HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Normalistas
Statistik Deskriptif

Pada tabel berikut diketahui bahwa


financial distress memiliki nilai minimum
1,0194 dan maksimum 4,9820. Standar
deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata
menunjukkan bahwa variabel financial
distress tidak berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Leverage memiliki nilai minimum
0,0767 dan maksimum 0,6616. Standar
deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata Berdasarkan hasil uji normalitas pada
menunjukkan bahwa variabel leverage tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
tidak berbeda antara satu perusahaan nilai kolmogrov-smirnov adalah 0,105
dengan perusahaan lainnya. dengan probabilitas signifikansi sebesar
Persistensi laba memiliki nilai minimum 0,200. Hal ini menunjukkan berarti nilai
0,0024 dan maksimum 0,1881. sig 0,200 > 0,05 sehingga dapat
Standar deviasi yang lebih kecil dari disimpulkan bahwa data residual telah
nilai rata-rata menunjukkan bahwa variabel terdistribusi dengan normal.
persistensi laba tidak berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Uji Multikolinearitas
Ukuran perusahaan memiliki nilai
minimum dari ukuran perusahaan 25,7188
dan maksimum 31,4537. Standar deviasi
yang lebih kecil dari nilai rata-rata
menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan tidak berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya. Berdasarkan hasil dari uji pada table
Konservatisme akuntansi memiliki nilai berikut, dapat disimpulkan bahwa financial
minimum dari konservatisme akuntansi distress, leverage, persistensi laba dan
0,2175 dan maksimum 4,4415. Standar ukuran perusahaan memiliki nilai variance
deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata inflantion factor (VIF) tidak lebih dari 10
menunjukkan bahwa variabel serta nilai tolerance memiliki nilai di atas
konservatisme akuntansi tidak berbeda 10% atau di atas 0,10. Dari hasil uji

71
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak Berdasarkan data yang ada pada tabel di
ada multikolinearitas antar variabel atas, maka persamaan regresi dapat
independen dalam model regresi pada dijabarkan sebagai berikut :
penelitian ini.
Y = 10,577 + 0,310FD + 1,776Lev +
Uji Heteroskedastisitas 7,871Persistensi – 0,334Size

Uji Koefisien Determinasi


Model R R Square Adjusted R Square
1 .608a .370 .269

Berdasarkan hasil uji koefisien


determinasi pada tabel 4.6 di atas, diketahui
bahwa Adjust R Square sebesar 0,269 yang
Berdasarkan hasil dari uji mengandung arti bahwa bernilai 26,9% nilai
heteroskedastisitas dengan melihat pola konservatisme dipengaruhi oleh financial
gambar scatterplot, maka dapat distress, leverage, persistensi laba dan
disimpulkan bahwa uji heteroskedastisitas ukuran perusahaan, sedangkan sisanya
terpenuhi. sebanyak 73,1% lainnya dijelaskan oleh
variabel lain di luar model.
Uji Autokorelasi
Uji t

Berdasarkan hasil analisis uji t pada


tabel dapat dijelaskan bahwa nilai ttabel
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dengan
nilai test adalah 0,02429 dengan degree of freedom (df) = 30-5 = 25 adalah
probabilitas 0,094 > 0,05 yang berarti 2,060. dari hasil uji t dapat dilakukan
bahwa residual random sehingga dapat pembahasan hipotesis yang diajukan sebagai
disimpulkan tidak terjadinya autokorelasi, berikut :
dengan demikian asumsi autokorelasi Berdasarkan tabel di atas diketahui
terpenuhi. bahwa nilai t hitung sebesar 0,954 dengan
probabilitas (sig) 0,349. Nilai t hitung < ttabel
Analisis Regresi Linier Berganda (0,954 < 2,060) dan nilai probabilitas (sig)
lebih besar dari nilai α (0,349 > 0,05) .
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Dengan demikian secara parsial financial
Model B Std. Error Beta distress tidak berpengaruh secara signifikan
1 (Constant) 10.577 4.512
Financial .310 .324 .239 terhadap konservatisme akuntansi. Sehingga
Distress hipotesis pertama (H1) ditolak.
Leverage 1.776 1.588 .312
Persistensi 7.871 4.097 .346
Berdasarkan tabel di atas diketahui
Size -.334 .166 -.515 bahwa nilai t hitung sebesar 1,118 dengan
probabilitas (sig) 0,274. Nilai t hitung < ttabel
(1,118 < 2,060) dan nilai probabilitas (sig)

72
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
lebih besar dari nilai α (0,274 > 0,05) . PEMBAHASAN
Dengan demikian secara parsial leverage Pengaruh Financial Distress Terhadap
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Konservatisme Akuntansi
konservatisme akuntansi. Sehingga hipotesis Berdasarkan hasil pengujian regresi
kedua (H2) ditolak. menunjukkan bahwa financial distress
Berdasarkan tabel di atas diketahui tidak berpengaruh signifikan teradap
bahwa nilai t hitung sebesar 3,496 dengan konservatisme akuntansi. Tanda koefisien
probabilitas (sig) 0,002. Nilai thitung > ttabel regresi variabel financial distress positif
(3,496 > 2,060) dan nilai probabilitas (sig) menunjukkan bahwa semakin tinggi
lebih kecil dari nilai α (0,002 < 0,05) . financial distress maka tidak
Dengan demikian secara parsial persistensi mempengaruhi penerapan konservatisme
laba berpengaruh secara signifikan terhadap akuntansi dalam perusahaan. Hasil
konservatisme akuntansi. Sehingga hipotesis penelitian ini sejalan dengan penelitian
ketiga (H3) diterima. yang dilakukan oleh Gutika Putri (2018)
Berdasarkan tabel di atas diketahui yang menyatakan tidak ada pengaruh
bahwa nilai t hitung sebesar -2,015 dengan antara financial distress dengan
probabilitas (sig) 0,55. Nilai t hitung < ttabel (- konservatisme akuntansi. Namun hasil
2,015 < 2,060) dan nilai probabilitas (sig) penelitian ini tidak sejalan dengan
lebih besar dari nilai α (0,55 > 0,05) . penelitian yang dilakukan oleh Viola dan
Dengan demikian secara parsial ukuran Patricia (2016) yang menyatakan adanya
perusahaan tidak berpengaruh secara pengaruh secara signifikan antara financial
signifikan terhadap konservatisme distress dengan konservatisme akuntansi.
akuntansi. Sehingga hipotesis keempat (H4) Dalam teori akuntansi positif menyatakan
ditolak. bahwa manajer akan menyajikan laba
perusahaan dalam jumlah yang tinggi pada
Uji F (Simultan) saat mengalami kondisi kesulitan keuangan
karena untuk mendapatkan potencial loan
Model F Sig dari kreditor.
1 Regression 3.670 .017b Financial distress mengakibatkan
Residual
Total
perusahaan membutuhkan dana lebih untuk
membiayai kegiatan perusahaannya serta
dana untuk membayar utangnya sehingga
Dari tabel di atas dapat dilihat akan mengakibatkan tingkat utang menjadi
bahwa nilai signifikansi 0,017 < 0,05. Hal lebih tinggi. Jika perusahaan mengalami
ini berarti nilai signifikansi yang lebih financial distress dan tetap menggunakan
kecil dari 0,05 maka model regresi yang akuntansi konservatif maka laporan
digunakan sudah layak, sehingga dapat keuangan menjadi understatement
digunakan untuk memprediksi variabel- sehingga akan memberikan sinyal buruk
variabel penelitian. Dengan demikian dapat bagi pihak eksternal terutama pihak
disimpulkan bahwa financial distress, kreditur sehingga pihak kreditur tidak akan
leverage, persistensi laba dan ukuran memberikan pinjaman untuk kelangsungan
perusahaan berpengaruh signifikan secara usaha perusahaan sehingga ketika
bersama-sama terhadap konservatisme perusahaan sedang mengalami financial
akuntansi. distress maka perusahaan tidak akan
menerapkan prinsip konservatisme dalam
penyusunan laporan keuangan.

73
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
Pengaruh Leverage Terhadap Pengaruh Persistensi Laba Terhadap
Konservatisme Akuntansi Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan hasil pengujian regresi Berdasarkan hasil pengujian regresi
menunjukkan bahwa leverage tidak menunjukkan bahwa persistensi laba
berpengaruh signifikan terhadap berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Tanda koefisien konservatisme akuntansi. Tanda koefisien
regresi variabel leverage positif regresi variabel persistensi laba positif
menunjukkan bahwa semakin tinggi menunjukkan bahwa semakin tinggi
leverage maka tidak mempengaruhi persistensi laba maka semakin tinggi
penerapan konservatisme akuntansi. Hasil penerapan konservatisme akuntansi. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian ini tidak sejalan dengan
yang dilakukan oleh Brilianti (2013) serta penelitian yang dilakukan oleh Afifuddin
Maharani dan Kristanti (2019) yang (2018) yang menyatakan persistensi laba
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh tidak berpengaruh terhadap konservatisme
antara leverage dengan konservatisme akuntansi.
akuntansi. Namun hasil penelitian ini tidak Manajer biasanya mengakui
sejalan dengan penelitian yang dilakukan pendapatan setelah diterima dan tidak akan
oleh Dewi dan Suryanawa (2014) serta mengakui pendapatan sebelum diterima
Viola dan Patricia (2016) yang menyatakan agar laba yang diakuinya lebih persisten
adanya pengaruh positif dan pengaruh (paek, et al 2007). Di sisi lain, ketika
secara signifikan antara leverage dengan perusahaan yang menyajikan laba tahun
konservatisme akuntansi. Dalam teori berjalan dengan nilai yang konservatif,
akuntansi positif yang menghasilkan debt maka akan lebih memudahkan manajer
covenant hypothesis, menyatakan bahwa dalam pencapaian laba di masa yang akan
tingkat konservatisme dalam pelaporan datang. Sehingga peristensi laba
laba akan berkurang bahkan cenderung mempengaruhi dalam pemilihan manajer
tidak konservatif pada saat perusahaan perusahaan untuk menggunakan akuntansi
memiliki hutang yang tinggi untuk konservatif. Dengan demikian persistensi
mengurangi biaya renegosiasi kontrak laba menunjukkan pengaruh positif
hutang ketika perusahaan memutuskan terhadap konservatisme akuntansi.
perjanjian hutangnya.
Reskino dan Vemiliyarni (2014) Pengaruh Ukuran Perusahaan
mengungkapkan bahwa kemungkinan tidak Terhadap Konservatisme Akuntansi
berpengaruhnya leverage terhadap
konservatisme akuntansi adalah karena Berdasarkan hasil pengujian regresi
perusahaan menerapkan sikap kehati- menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
hatian dalam keadaan yang tidak pasti, tidak berpengaruh terhadap konservatisme
tidak peduli apakah perusahaan tersebut akuntansi. Tanda koefisien regresi variabel
mengalami tingkat hutang yang tinggi atau ukuran perusahaan negatif menunjukkan
rendah. Hal Ini dilakukan perusahaan bahwa semakin rendah ukuran perusahaan
untuk meningkatkan kepercayaan para maka tidak mempengaruhi penerapan
kreditur dalam memberikan pinjamannya. konservatisme akuntansi. Hasil penelitian
Oleh karena itu perusahaan tidak ini sejalan dengan Rohadi (2018) serta
menerpakan prinsip konservatisme dalam Maharani dan Kristanti (2019) yang
penyusunan laporan keuangannnya. menyatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Namun hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan

74
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
penelitian yang dilakukan oleh Noviantari diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
dan Ratnadi (2015) yang menyatakan berikut :
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh 1. Financial distress tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi. Political terhadap konservatisme akuntansi. Hal
cost hypothesis yang dihasilkan dari teori ini terjadi karena kemungkinan apabila
akuntansi positif menyatakan perusahaan perusahaan yang mengalami financial
besar diprediksi lebih sensitif terhadap distress namun tetap menggunakan
adanya biaya politik daripada perusahaan akuntansi konservatif, maka laporan
kecil, biaya politik tersebut muncul keuangan menjadi understatement
dikarenakan adanya kebijakan pemerintah sehingga akan memberikan sinyal buruk
dan adanya tuntutan tanggung jawab bagi pihak eksternal terutama pihak
kepada masyarakat sekitar. Namun saat ini kreditur sehingga pihak kreditur tidak
program CSR sudah menjadi budaya bagi akan memberikan pinjaman untuk
setiap perusahaan untuk meningkatkan kelangsungan usaha perusahaan
citra perusahaan baik perusahaan besar 2. Leverage tidak berpengaruh terhadap
maupun perusahaan kecil. konservatisme akuntansi. Hal ini terjadi
Berdasarkan hasil analisis statistik, karena kemungkinan disebabkan prinsip
terlihat bahwa ukuran perusahaan yang konservatisme yang merupakan sikap
diproksikan dengan logaritma natural total kehati-hatian dalam menghadapi
aset memiliki jumlah aset yang beragam. lingkungan yang tidak pasti, maka
Terdapat kemungkinan bahwa peraturan- perusahaan akan selalu menerapkan
peraturan yang dikeluarkan pemerintah prinsip ini tidak peduli apakah
sudah sesuai dengan apa yang diinginkan hutangnya tinggi atau rendah.
oleh perusahaan, sehingga peraturan 3. Persistensi laba berpengaruh terhadap
pemerintah bukan alasan bagi para konservatisme akuntansi. Hal ini terjadi
perusahaan untuk menerapkan prinsip karena semakin tinggi persistensi laba
konservatisme akuntansi. Sebagai contoh dalam suatu perusahaan maka
pada tahun 2008 pemerintah mengenakan mempengaruhi penerapan
tarif proporsional untuk pengenaan PPh konservatisme akuntansi. Dengan
badan yaitu 10% hingga 30%. Pada tahun diterapkannya akuntansi yang
2009, pemerintah mengenakan tarif konservatif, maka laba yang dihasilkan
tunggal sebesar 28% dan tahun 2010 tarif tahun berjalan akan semakin rendah,
menurun menjadi 25%. Tarif pajak yang dengan begitu pencapaian atau prediksi
semakin rendah dapat menjadi salah satu laba di tahun yang akan datang akan
alasan bahwa pemerintah telah berusaha semakin mudah terealisasikan dan laba
untuk tidak memberatkan perusahaan. tahun ini akan mudah dijadikan standar
Selain itu, kemungkinan perusahaan tidak untuk pencapaian laba di masa yang
menerapkan akuntansi yang konservatif akan datang. Sehingga peristensi laba
adalah dikarenakan perusahaan besar mempengaruhi dalam pemilihan
cenderung ingin memperlihatkan hasil manajer perusahaan untuk
kinerja yang baik sehingga para manajer menggunakan akuntansi konservatif.
dipandang memiliki kinerja yang baik dan 4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
dapat mempengaruhi bonus para manajer. terhadap konservatisme akuntansi. Hal
ini terjadi karena kemungkinan
KESIMPULAN peraturan-peraturan yang dikeluarkan
Berdasarkan data yang diperoleh dan dari pemerintah sudah sesuai dengan apa
hasil analisis data yang dilakukan maka yang diinginkan perusahaan, sehingga
peraturan pemerintah bukan merupakan

75
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
alasan perusahaan untuk menerapkan Konservatisme Akuntansi. Fakultas
konservatisme akuntansi. Ekonomi dan Bisnis. Surabaya:
5. Financial distress, leverage, persistensi Universitas Airlangga.
laba dan ukuran perusahaan Fitri, Gami Amalia. (2017). Analisis
berpengaruh terhadap konservatisme Pengaruh Financial Distress,
akuntansi. Hal ini terjadi karena salah Leverage dan Kepemilikan
satu variabel dari penelitian ini yaitu Manajerial Perusahaan terhadap
persistensi laba berpengaruh terhadap Penerapan Konservatisme dalam
nilai konservatisme akuntansi Akuntansi. Artikel Program Studi
perusahaan, sehingga hasil uji simultan Akuntansi Universitas Negeri
menunjukkan pengaruh yang signifikan Padang.
dari keempat variabel tersebut. Ghozali, Imam Prof.H.M.Com, Ph.D, CA.
2018. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
DAFTAR PUSTAKA SPSS 25. Edisi 9. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Afifudin, Ahmad. 2018. Pengaruh Hamdan, Allam Mohammed Mousa.
Kepemilikan Manajerial, (2011). The Impact of Company
Investment Opportunity Set, Price Size, Debt Contracts and Type of
to Book Rasio, Political Cost dan Sector on the Level of Accounting
Persistensi Laba Terhadap Conservatism: An Empirial Study
Konservatisme Akuntansi. Fakultas from Bahrain. International Journal
Ekonomi dan Bisnis. Jawa Tengah: of Business and Magement. Vol.6,
Universitas Muria Kudus. No. (7).
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2011. Teori Hanafi, Mahmud M.Dr.M.B.A. dan Prof.
Akuntansi. Edisi 5. Buku Satu. Dr. Abdul Halim, M.B.S., Akt.
Jakarta: Salemba Empat 2016. Analisis Laporan Keuangan.
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2007. Teori Edisi 5. Yogyakarta : UPT STIM
Akuntansi. Edisi 5. Buku Dua. YKPN.
Jakarta: Salemba Empat. LaFond, Ryan. (2007). Managerial
Biddle, Gary C., Mary L. Ma, dan Frank Ownership and Accounting
M. Song. (2010). Accounting Conservatism. Jurnal Akuntansi.
Conservatism and Bankruptcy Mahardini, Nikke Yusnita.,SE.,M.Si. 2018.
Risk. Jurnal Akuntansi. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Brilianti, Dinny Prastiwi. (2013). Faktor- 1. Serang: Universitas Serang
faktor yang mempengaruhi Raya.
penerapan Konservatisme Noviantari dan Ratnadi. (2015). Pengaruh
Akuntansi Perusahaan. Accounting Finacial Distress, Ukuran
Analysis Journal. Vol. 2. No. (3). Perusahaan dan Leverage terhadap
Dewi dan Suryanawa. (2014). Pengaruh Konservatisme Akuntansi. E-Jurnal
Struktur Kepemilikan Manajerial , Akuntansi Universitas Udayana.
Leverage dan Financial Distress Vol 11. No. (3).
terhadap Konservatisme Akuntansi. Reskino dan Vemiliyarni. (2014).
E-Jurnal Akuntansi Universitas Pengaruh Konvergensi IFRS,
Udayana. Vol 7.1. Bonus Plan, Debt Covenant dan
Firmasari, Dini. (2016). Pengaruh Political Cost terhadap
Leverage, Ukuran Perusahaan dan Konservatisme Akuntansi. Jurnal
Financial Distress terhadap

76
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
UIN Jakarta. Vol. VII No. (3). Hal https://www.idx.co.id/perusahaan-
185-195. tercatat/laporan-keuangan-dan-
Rivandi dan Ariska. (2019). Pengaruh tahunan/ (21 Juli 2019)
Intensitas Modal, Dividend Payout https://www.idnfinancials.com/id (02
Ratio dan Financial Distress Agustus 2019, pukul 15.00)
terhadap Konservatisme Akuntansi. https://www.spssindonesia.com (24 Juni
Jurnal Benefita. Vol. 4 No. (1). Hal 2019, pukul 09:30 WIB
104-114.
Saputra, Raja Erwin. (2016). Pengaruh
Struktur Kepemilikan Manajerial,
Kontrak Utang, Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan, Peluang
Pertumbuhan, Risiko Litigasi dan
Leverage terhadap Konservatisme
Akuntansi. Journal Of Management
Fakultas Ekonomi. Vol.3. No.(1).
Savitri, Enni Dr.SE, MM.Ak. 2016.
Konservatisme Akuntansi.
Yogyakarta: Pustaka Sahila.
Susanto dan Ramadhani. (2016). Faktor-
faktor yang memengaruhi
Konservatisme. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. Vol.23 No. (2). Hal 142-
151.
Ursula dan Adhivinna. (2018). Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Ukuran
Perusahaan, Leverage dan Growth
Opportunities terhadap
Konservatisme Akuntansi. Jurnall
Akuntansi Vol. 6 No. (2).
Viola dan Patricia. (2016). Pengaruh
Kepemilikan Managerial,
Leverage, Financial Distress dan
Kepemilikan Publik terhadap
Konservatisme Akuntansi. Ultima
Accounting. Vol 8. No.(1).
Yanti. dkk. (2017). Pengaruh Struktur
Kepemilikan Manajerial, Tingkat
Utang dan Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan terhadap
Konservatisme Akuntansi. e-
Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol.8 No. (2).
https://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-
kurs/transaksi-bi/Default.aspx (21
Juli 2019, pukul 19.40 WIB)

77
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX
78
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.2),E-ISSN 2549-79IX

Anda mungkin juga menyukai