Abstract. This study aims to obtain empirical evidence of tax incentives, financial distress,
earnings pressure and accounting conservatism. The influence of the independent variable
on the dependent variable in the study uses secondary data in the form of financial
statement data in the manufacturing companies of the consumer goods industry sub sector
listed on the Indonesia Stock Exchange in 2013-2017. This research used quantitative
methods. The sample used in this study amounted to 19 manufacture companies of
consumption goods industry sub-sector with a research observation period of 5 years and
obtained a total final sample that can be processed as many as 95 financial statement data.
Data analysis techniques used multiple linear regression with statistical tests and the
operation of SPSS software version 24. The results of the study showed that tax incentives
affect accounting conservatism, financial distress influences accounting conservatism,
while earning pressure does not affect accounting conservatism.
Abstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris insentif pajak,
financial distress, earning pressure dan konservatisme akuntansi. Pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen dalam penelitian tersebut menggunakan data
sekunder berupa data laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sub sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel yang digunakan pada penelitian
ini berjumlah 19 perusahaan manufaktur sub sektor industri barang konsumsi dengan
periode pengamatan penelitian selama 5 tahun dan diperoleh total sampel akhir yang
dapat diolah sebanyak 95 data laporan keuangan. Tehnik analisa data menggunakan
regresi linier berganda dengan uji statistik dan pengoperasian software SPSS versi 24.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa insentif pajak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, financial distress berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi, sedangkan earning pressure tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
Kata kunci: konservatisme akuntansi, earning pressure, financial distress, insentif pajak
memberikan informasi posisi dan keadaan insentif pajak. Insentif pajak ialah suatu
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas pemberian fasilitas perpajakan yang
entitas yang bermanfaat untuk sebagian diberikan kepada investor dalam ataupun
besar pengguna laporan keuangan dalam luar negeri, untuk aktivitas tertentu atau
pembuatan keputusan ekonomi. Standar suatu wilayah tertentu yang dapat
Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan mempengaruhi kegiatan ekonomi
fleksibilitas bagi manajer yaitu memilih (Sumantri, 2018). Pada kawasan Asia
metode akuntansi yang akan digunakan terdapat beberapa negara yang saling
dalam menyusun laporan keuangan. Metode bersaing untuk memainkan insentif pajak
akuntansi yang dipilih oleh manajer dengan tujuan dapat menarik investasi asing
perusahaan ini didasarkan kepada kondisi yang diyakini oleh perusahaan mampu
perusahaan yang ada. Guna mengantisipasi memulihkan keterpurukan ekonomi pasca
kondisi perekonomian yang tidak stabil, krisis ekonomi tahun 1997-1998 (Rahayu,
manajer diharapkan dapat berhati - hati 2018). Wicaksono dan Laksito (2012)
dalam penyajian laporan keuangan, menyebutkan bahwa perubahan tarif pajak
khususnya pada pengakuan ataupun dari tarif progresif menjadi tarif tunggal
pengukuran angka - angka pada laporan memberikan pengaruh tersendiri untuk
keuangan tersebut. Bentuk kehati-hatian perusahaan. Apabila manajer berusaha
yang dilakukan oleh manajer perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan dan
adalah mengakui bentuk biaya atau meminimalkan beban pajak, maka dengan
kerugian yang kemungkinan akan terjadi, demikian perubahan tarif tersebut akan
akan tetapi tidak langsung mengakui memberikan insentif bagi manajer dalam
pendapatan atau keuntungan yang akan melakukan konservatisemi akuntansi.
datang meskipun kemungkinan besar terjadi Perusahaan biasanya akan menerapkan
(Handayani, 2015). Prinsip dasar yang strategi meminimalkan pajak (tax-
digunakan dalam penyusunan laporan minimizing) dengan cara melaporkan
keuangan perusahaan salah satunya yaitu laba/keuntungan lebih rendah. Selain
penerapan prinsip konservatisme. Arti dari insentif pajak, financial distress juga dapat
konservatisme akuntansi adalah prinsip berhubungan dengan konservatisme
kehati-hatian dalam pelaporan keuangan akuntansi. Konsep teori akuntansi positif
dimana perusahaan tidak langsung terburu- mengatakan bahwa manajer peruahaan akan
buru dalam mengakui dan mengukur aktiva, cenderung mengurangi tingkat
laba/keuntungan dan segera mengakui konservatisme akuntansi apabila
kerugian juga hutang yang memiliki perusahaan mengalami tingkat financial
kemungkinan yang terjadi (Savitri, distress yang tinggi. Faktor financial
2016:22). Menurut Glosarium Pernyataan distress dimulai pada saat perusahaan tidak
Konsep No.2 dalam FASB (Financial dapat memenuhi kontrak hutang kepada
Accounting Statement Board) kreditur atau mengalami kesulitan dalam
konservatisme didefinisikan sebagai reaksi pembayaran hutang kepada kreditur. Pada
kehati-hatian (prudent reaction) untuk kondisi tersebut, pemegang saham dapat
menghadapi ketidakpastian pada melakukan penggantian manajer
perusahaan, untuk mencoba memastikan perusahaan pada saat perusahaan memiliki
bahwa ketidakpastian dan risiko pada masalah kondisi keuangan, atau dapat juga
lingkungan bisnis yang sudah menurunkan nilai pasar manajer yang
dipertimbangkan. Penerapan konservatisme bersangkutan di pasar kerja. Tindakan
Akuntansi pada perusahaan dapat tersebut dapat mendorong manajer dalam
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu mengatur pola laba akuntasi yang menjadi
pressure guna melakukan income smooting. bahwa earning pressure tidak berpengaruh
Sedangkan untuk perusahaan yang terhadap accounting conservatism.
mengalami kerugian (loss firm), maka Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
cederung melakukan earning bath dan ini merumuskan hipotesis sebagai berikut:
berguna memperoleh kompensasi pajak. H3: Earning Pressure tidak berpengaruh
Penelitian yang dilakukan oleh Raharja dan terhadap konservatisme akuntansi.
Sandra (2014), hasilnya menyebutkan Kerangka konseptual dalam penelitian
bahwa earning presuure berpengaruh ini dibentuk untuk menggambarkan
terhadap accounting conservatism. Hasil hubungan antara variabel independen
penelitian tersebut berbeda dengan hasil dengan variabel dependen. Kerangka
penelitian Handayani (2016) dan Konseptual dapat terlihat pada gambar
Rahmawati (2017) yang mengemukakan dibawah ini:
Insentif Pajak
Financial
Konservatisme
Distress
Akuntansi
Earning
Pressure
Tabel 1.
Operasional Variabel dan Pengukuran
Financial
𝑍 − 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 = 1,2𝑋1 + 1,4𝑋2 + 3,3𝑋3 + 0,6𝑋4 + 1,0𝑋5 Rasio Sekunder
Distress (X2)
pada tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) dari sebesar 1% maka Accounting Conservatism
konservatisme akuntansi adalah -0,1905 akan mengalami kenaikan sebesar 2,118.
dengan nilai standar deviasi sebesar Nilai koefisien regresi Financial Distress
0,10392. (b) bernilai negatif yaitu sebesar -0,051, ini
dapat diartikan bahwa setiap peningkatan
Uji Hipotesis Financial Distress sebesar 1% maka
Analisis Regresi Linear Berganda Accounting Conservatism akan mengalami
menurun sebesar -0,05. Nilai koefisien
Tabel 3 regresi Earning Pressure (b) bernilai
Uji Regresi Berganda negatif yaitu -0,378 ini dapat diartikan
bahwa setiap peningkatan Earning Pressure
Coefficientsa
sebesar 1% maka Accounting Conservatism
Unstandardize
Standardize akan menurun sebesar -0,378.
d
d Coefficients Berdasarkan tabel diatas, jika mengacu
Coefficients t Sig.
Model pada tingkat signifikansi 0.05 atau 5%
Std.
B
Error
Beta menunjukkan bahwa tax incentive memiliki
- nilai thitung 3,589 dan nilai ttabel sebesar
,04
(Constant -,084 ,041 2,05
) 6
3 1,66159. Serta nilai signifikan yang
Insentif 2,118 ,590 ,513
3,58 ,00 diperoleh tax incentive sebesar 0,001 dan
Pajak 9 1
- nilai signifikansi 0,05 maka 0,001 < 0,05.
,00
Financial -,051 ,015 -,469 3,40 Sehingga hal ini menandakan H1 diterima,
1
Distress 7
-
,17
maka tax incentive berpengaruh terhadap
Earning -,378 ,279 -,139 1,35
Pressure 7
8 accounting conservatism. Financial distress
a. Dependent Variable: Accounting memiliki nilai thitung sebesar -3,407 dan nilai
Conservatism
Sumber: Output SPSS versi 24 ttabel sebesar 1,66159. Serta nilai signifikan
yang diperoleh financial distress sebesar
Dari tabel diatas dapat dirumuskan regresi 0,001 dan nilai signifikansi 0,05 maka
linear berganda sebagai berikut: 0,001 < 0,05. Sehingga hal ini H2 diterima,
maka financial distress berpengaruh
Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + e …………………. (1) terhadap accounting conservatism. Earning
Y = -0,084 + 2,118 X1 – 0,051 X2 – 0,378 X3 + e pressure memiliki nilai thitung sebesar -1,357
…………………………………………………... (2) dan nilai ttabel sebesar 1,66159. Serta nilai
signifikan yang diperoleh earning pressure
Berdasarkan rumus diatas dapat
sebesar 0,178 dan nilai signifikansi 0,05
dijelaskan bahwa konstanta sebesar -0,084
maka 0,178 > 0,05. Sehingga hal ini H3
artinya jika Insentif Pajak, Financial
ditolak, maka earning pressure tidak
Distress, Earning Pressure, dianggap
berpengaruh terhadap Konservatisme
konstan, maka Accounting Conservatism
Akuntansi.
nilainya akan menurun sebesar -0,084. Nilai
koefisien regresi Tax Incentive (b) bernilai
SIMPULAN
positif yaitu 2,118, ini dapat diartikan
Berdasarkan hasil penelitian berupa
bahwa setiap peningkatan Tax Incentive
bukti empiris pada perusahaan manufaktur
sub sektor industri barang konsumsi yang terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi
didapat dari Bursa Efek Indonesia: tax perusahaan (Sulastri, 2018). Laba
incentive, financial distress, earning merupakan salah satu faktor yang
pressure terhadap accounting conservatism, dipengaruhi oleh financial distress. Selain
maka dapat diambil kesimpulan bahwa itu, laba juga merupakan salah satu faktor
insetif pajak berpengaruh terhadap yang mempengaruhi bagaimana cerminan
konservatisme akuntansi. Hasil penelitian bagi penerapan konservatisme akuntansi.
ini menunjukkan bahwa tingkat Pada saat laba kecil, nilai Altman Z-score
pengggunaan insentif pajak dalam suatu kecil dan mengindikasikan penerapan
perusahaan mempengaruhi tingkat prinsip konservatisme akuntansi yang
konservatisme akuntansi suatu perusahaan, tinggi, begitu pula sebaliknya.
karena pajak penghasilan telah lama Konservatisme akuntansi ini diterapkan
dikaitkan dengan laba perusahaan dan pada saat kerugian terjadi maka seluruh
akibatnya mempengaruhi kalkulasi laporan kerugian tersebut akan langsung diakui
laba perusahaan. Pajak penghasilan meskipun belum terealisasi, akan tetapi
mempengaruhi pelaporan keuangan dalam ketika keuntungan/laba terjadi, maka
metode akuntansi, maka perlambatan keuntungan/laba yang belum terealisasi
pengakuan pendapatan dan percepatan tidaklah diakui. Financial distress
pengakuan biaya akan terjadi penundaan perusahaan berpengaruh secara signifikan
pembayaran pajak. Dengan demikian, terhadap konservatisme akuntansi. Pada
semakin besar perusahaan, maka semakin saat kondisi keuangan perusahaan
besar pula perhatian pemerintah terhadap bermasalah, manajer cenderung
perusahaan tersebut dan semakin besar menerapkan konservatisme akuntansi dalam
kemungkinan untuk perusahaan melakukan hal mengurangi konflik antara investor dan
tax planning dalam memaksimalkan laba kreditor. Prinsip konservatisme akuntansi
perusahaan. Hasil penelitiaan ini juga merupakan prinsip kehati - hatian, oleh
mendukung penelitian Rufaidah (2017) dan karenanya ketika adanya perusahaan
Handayani dkk (2015) menyebutkan bahwa mengalami kesulitan keuangan, maka
pengurangan tarif pajak yang diberlakukan mendorong perusahaan akan lebih berhati -
pemerintah, maka manajer perusahaan hati dalam menghadapi lingkungan yang
berupaya memaksimalkan nilai perusahaan tidak pasti. Oleh karenanya, semakin tinggi
dengan meminimalkan beban pajak. financial distress perusahaan, maka akan
Financial Distress berpengaruh terhadap mendorong manajer untuk menaikan
konservatisme akuntansi. Hasil penelitian tingkat konservatisme akuntansi dan
ini sejalan dengan penelitian yang sebaliknya jika semakin rendah financial
dilakukan oleh Suryadari dan Priyanto distress, maka manajer akan menurunkan
(2012), Viola dan Patricia (2016) serta tingkat konservatisme akuntansi.
Sulastri (2018) yang mengatakan financial Earning Pressure tidak berpengaruh
distress berpengaruh terhadap terhadap konservatisme akuntansi.
konservatisme akuntansi. Faktor Financial Faktor Earning pressure tidak turut dalam
distress merupakan tahap penurunan mempengaruhi keputusan manajer dalam
kondisi keuangan yang terjadi sebelum penurunan laba, jika laba yang diperoleh
DAFTAR PUSTAKA
Verawaty, V., & Merina, C. (2015). Insentif Pemerintah (Tax Incentives) dan Faktor Non
Pajak Terhadap Konservatisme Akuntansi Perusahaan Perbankan di Indonesia.
Proceeding Sriwijaya Economic and Business Converence.
Handayani, A. S., Darmayanti, Y., & Hamdi, M. (2015). Pengaruh Insentif Pajak Dan
Faktor Non Pajak Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Marlina, A. (2016). Pengaruh Leverage dan Financial Distress Terhadap Tingkat
Konservatisme Akuntansi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Noviantari, N. W., & Ratnadi, N. M. D. (2015). Pengaruh financial distress, ukuran
perusahaan, dan leverage pada konservatisme akuntansi. E-Jurnal Akuntansi, 646-
660.
Hasanah, N. (2016). Analisis rasio keuangan model altman dan model springate sebagai
early warning system terhadap prediksi kondisi bermasalah pada bank go public.
Amalia, S. (2016). Pengaruh Insentif Pajak dan Faktor Non Pajak Terhadap
Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS STIKUBANK).
Rahayu, S. (2018). Pengaruh financial distress, ukuran perusahaan, leverage dan insentif
pajak terhadap konservatisme akuntansi (studi empiris pada perusahaan manufaktur
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2011-
2016).
Rahmawati, A. D. (2017). Pengaruh insentif pajak, earning pressure, dan leverage terhadap
konservatsime akuntansi (studi kasus pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2011-2016).
Rufaidah, A. R. (2017). Pengaruh insentif pajak, leverage dan likuiditas terhadap
konservatisme akuntansi (studi empiris pada perusahaan manufaktur sub sektor
farmasi yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2013-2016).
Savitri, E. (2016). Konservatisme Akuntansi. Cara Pengukuran, Tinjauan Empiris dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.