Anda di halaman 1dari 51

SOAL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


QUIZ 1 SEMESTER GASAL 2018/2019
FISIKA DASAR 1
PEMBAHASAN
QUIZ 1 SEMESTER GASAL 2018/2019
FISIKA DASAR 1

1. Permasalahan : dua buah mobil yang bergerak lurus di sumbu x saling mendekati yang
memiliki posisi awal berbeda terhadap pusat koordinat. Kedua mobil identic kecuali
warnanya yaitu merah dan hijau. Mobil merah bergerak dengan kecepatan constant(GLB),
mobil hijau bergerak dengan percepatan constant(GLBB). Terdapat 2 kejadian yaitu,
kecepatan awal dan percepatan mobil hijau sama pada kedua kejadian, namun kecepatan
awal mobil merah berbeda pada kedua kejadian
Ditanya : a) kecepatan awal mobil hijau
b) percepatan mobil hijau
Data yang diketahui : (posisi dinyatakan dalam meter)
posisi mula-mula mobil merah = xr
posisi mula-mula mobil hijau = xg
posisi saat bertemu = xt
kecepatan mobil merah = vr
kecepatan mula-mula mobil hijau = vg
Kejadian 1 Kejadian 2
xr = 0 xr = 0
xg = 220 xg = 220
xt = 44,5 xt = 76,6
vr = 20 m/s vr = 40 m/s
Solusi : persamaan-persamaan GLB berlaku pada mobil merah, persamaan-persamaan
GLBB berlaku pada mobil hijau
persamaan posisi GLB : xt = x0 + vt
1
persamaan posisi GLBB : xt = x0 + v0t + 2at2
a) Kecepatan mula-mula mobil hijau (vg)
 Meninjau masing-masing kejadia
Kejadian 1
tinjau mobil merah
xt = xr + vrt
44,5 = 0 + 20t
t = 2,225 sekon
tinjau mobil hijau
1
xt = xg + vgt + 2at2
1
44,5 = 220 + vg.2,225 + 2a(2,225)2
-175,5 = 2,225vg + 2,475a pers i
Kejadian 2
tinjau mobil merah
xt = xr + vrt
76,6 = 0 + 40t
t = 1,915 sekon
tinjau mobil hijau
1
xt = xg + vgt + 2at2
1
76,6 = 220 + vg.1,915 + 2a(1,915)2
-143,4 = 1,915vg + 1,83a pers ii
 Eliminasi pers i dan pers ii
(-175,5 = 2,225vg + 2,475a) × 1,83
(-143,4 = 1,915vg + 1,83a) × 2,475
-321,165 = 4vg + 4,53a
-354,915 = 4,74vg + 4,53a –
33,75 = -0,74vg  vg = -45,6 m/s (tanda (-) mengartikan arah kecepatan ke kiri)
b) Subtitusi nilai vg ke pers i atau pers ii
-175,5 = 2,225vg + 2,475a (pers i)
-175,5 = 2,225.(-45,6) + 2,475a
-175,5 = -101,46 + 2,475a
-74,04 = 2,475a  a = -29,9 m/s2 (tanda (-) mengartikan arah percepatan ke kiri)
2. Diketahui : 𝐴 ⃗⃗⃗ = 3i – 2j 𝐵
⃗ = -i – 4j
Ditanya :
⃗⃗⃗ + 𝐵
a) 𝐴 ⃗
b) ⃗⃗⃗
𝐴 –𝐵 ⃗
c) |𝐴 + 𝐵|
d) |𝐴 − 𝐵|
e) Arah yang dibentuk oleh |𝐴 + 𝐵| dan |𝐴 − 𝐵|
f) ⃗⃗⃗
𝐴 ×𝐵 ⃗
Solusi :
a) ⃗⃗⃗
𝐴 +𝐵 ⃗ = (3i – 2j) + (-i – 4j) = 2i – 6j
b) ⃗⃗⃗
𝐴 –𝐵 ⃗ = (3i – 2j) – (-i – 4j) = 4i + 2j
c) |𝐴 + 𝐵| = √22 + (−6)2 = √40 = 2√10 satuan
d) |𝐴 − 𝐵| = √42 + 22 = √20 = 2√5 satuan
e) Untuk 𝐴 ⃗⃗⃗ + 𝐵 ⃗
𝑦 −6
tan 𝜃 = 𝑥 = = -3 , 𝜃 = tan−1 −3 = -71,560 atau 288,40
2
Untuk ⃗⃗⃗
𝐴 −𝐵 ⃗
𝑦 2
tan 𝜃 = 𝑥 = 4 = 0,5 , 𝜃 = tan−1 0,5 = 26,560
f) ⃗⃗⃗
𝐴 ×𝐵 ⃗
Solusi 1 : menggunakan cara determinan
𝑖 𝑗 𝑘
⃗⃗⃗ × 𝐵
𝐴 ⃗ = | 3 −2 0| = 0i + 0j – 14k
−1 −4 0
Solusi 2 : menggunakan rumus
⃗⃗⃗ × 𝐵
𝐴 ⃗ = (AyBz – AzBy)i + (AzBx – AxBz)k + (AxBy – AyBx)j
= (-2.0 – 0.-4)I + (0.-1 – 3.0)k + (3.-4 – (-1).-2)j
= 0i + 0j – 14k
3. Permasalahan : penyelam meloncat dalam arah horizontal dari atas tebing. Dan dalam
waktu 3 sekon sampai di permukaan air
Ditanya : a) tinggi tebing terhadap permukaan air
b) jarak terjauh antara dasar tebing dengan penyelam saat menyentuh air
Data yang diketahui :
keceapatan saat meloncat = 1,6 m/s
waktu yang dibutuhkan untuk sampai di permukaan air = t = 3 sekon
Solusi : penyelam meloncat dalam arah horizontal yang artinya kecepatan mula-mula saat
meloncat ialah kecepatan di sumbu horizontal (sumbu x) dan membentuk sudut 0o terhadap
horizontal. lintasan penyelam saat meloncat hingga sampai di permukaan air ialah parabola
dengan sudut elevasi 0o, gerak penyelam terjadi di sumbu horizontal (sumbu x) dan sumbu
vertical (sumbu y). berikut sketsa lintasannya
v0 = 1,6 m/s 𝛼 = 0o v0
v0x = v0 cos 𝛼 = 1,6 cos 0𝑜 = 1,6 m/s
v0y = v0 sin 𝛼 = 1,6 sin 0𝑜 = 0 m/s
t = 3 sekon
y

a) tinggi tebing
jika tinggi tebing = y, maka posisi
mula mula penyelam = y x
1
yt = y0 + v0yt - 2gt2
1
0 = y + 0.3 – 2.10.32
y = 45 meter
b) jarak antara dasar tebing dengan penyelam saat menyentuh air (x)
x = x0 + v0xt = 0 + 1,6.3 = 4,8 m
4. Permasalahan : sebuah Meriam yang terletak pada tebing pantai 50 meter diatas
permukaan air laut ditembakkan secara mendatar agar mengenai speedboat yang sedang
bergerak berlawanan dengan kecepatan peluru Meriam (speedboat mendekati Meriam).
Kecepatan speedboat ialah constant. Lintasan peluru ialah parabolik
Ditanya : a) waktu yang dibutuhkan peluru untuk mengenai speedboat
b) jarak yang ditempuh speedboat dari peluru ditembakkan sampai menumbuk
c) jarak yang dicapai peluru Meriam
d) jarak mendatar Meriam dengan speedboat saat penembakan meriam
Data yang diketahui :
y = 50 meter
v0 = 50 m/s, ditembakkan secara mendatar, artinya 𝛼 = 0o terhadap sumbu x
v0x = v0 cos 𝛼 = 50 cos 0𝑜 = 50 m/s , v0y = v0 sin 𝛼 = 50 sin 0𝑜 = 0 m/s
vspeedboat = 100 m/s
Solusi : agar peluru meriam tepat mengenai speedboat, pertama posisi peluru harus berada
di permukaan laut, sehingga peluru harus menuruni tebing sejauh tinggi tebing terhadap
permukaan laut. Kedua, saat peluru berada di permukaan laut posisi speedboat harus berada
dalam keadaan yang sama.

v0
v0 = kecepatan awal peluru Meriam
vspeedboat = kecepatan speedboat
y = tinggi tebing
y xmeriam = jarak yang ditempuh speedboat
xspeedboat = jarak yang ditempuh speedboat
vspeedboat
xmeriam xspeedboat
a) Waktu yang dibutuhkan peluru mengenai speedboat (t)
waktu yang diperlukan peluru untuk mengenai speedboat ialah sama dengan waktu
peluru untuk mencapai permukaan laut (ketinggian 0 meter)
1
y = y0 + v0yt – 2gt2
1
0 = 50 + 0.t – 2.10.t2
5t2 = 50  t = √10 sekon = 3,16 sekon
b) Jarak yang ditempuh speedboat sejak peluru ditembakkan hingga menumbuk
jarak tersebut ialah jarak yang ditempuh selama t = 3,16 sekon, gerak speedboat ialah
GLB (kecepatan constant)
xspeedboat = vspeedboat.t = 100.3,16 = 316 meter
c) Jarak yang dicapai peluru Meriam (xmeriam)
jarak tersebut ialah jarak mendatar yang ditempuh peluru, gerak peluru di sumbu x ialah
gerak lurus beraturan
xmeriam = v0xt = 50.3,16 = 158 meter
d) Jarak mendatar mula-mula Meriam dengan speedboat saat penembakan (x)
x = xspeedboat + xmeriam = 316 + 158 = 474 meter
5. Permasalahan : pelemparan batu dengan sudut 𝜃 terhadap horizontal (elevasi) sehingga
menumbuk tembok di titik A (seperti di gambar dibawah) dalam 5,5 sekon.
Ditanyakan : a) waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tinggi maximum
b) tinggi maximum (H) yang dicapai batu
c) tinggi tembok (h)
d) vector kecepatan batu saat menumbuk tembok
e) jarak ujung kiri tembok dengan posisi A, jika jarak antara posisi awal batu dengan
ujung terdekat tembok 112 meter
Data yang diketahui :
v0 = 42 m/s 𝜃 = 60o
A
waktu untuk sampai di A = tA = 5,5 sekon
v0 H
Solusi : gerak parabola ialah gerak 2 dimen- h
si, di sumbu x terjadi GLB, di sumbu y terja- 𝜃
di GLBB 112 meter x1
𝑜
v0x = v0 cos 𝜃 = 42 cos 60 = 21 m/s
v0y = v0 sin 𝜃 = 42 sin 60𝑜 = 36,37 m/s
x1 = jarak ujung kiri tembok dengan A
a) waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tinggi maximum (tH)
gerak batu di sumbu y ialah GLBB, batu akan mencapai tinggi maximum jika kecepatan
di sumbu y-nya sama dengan nol
vy = v0y – gtH
0 = 36,37 – 10.tH  tH = 3,64 sekon
b) tinggi maximum (H) yang dicapai batu
dicapai pada saat tH = 3,64 sekon
1
H = y0 + v0ytH – 2gtH2
1
H = 0 + 36,37.3,64 - 2.10.3,642 = 66,14 meter
c) tinggi tembok (h)
waktu yang dibutuhkan untuk sampai di posisi A ialah 5,5 sekon, sehingga tinggi
tembok ialah
1
h = y0 + v0ytA – 2gtA2
1
h = 0 + 36,37.5,5 - 2.10.5,52 = 48,785 meter
d) vector kecepatan batu saat di posisi A ( 𝑣 A )
𝑣 A = 𝑣 Ax i + 𝑣 Ay j
𝑣 Ax = v0x = 21 m/s
𝑣 Ay = v0y – gtA = 36,37 – 10.5,5 = -18,63 m/s
𝑣 A = 21 i – 18,63 j
e) jarak ujung kiri tembok dengan A (x1)
xA = v0x.tA = 21.5,5 = 115,5 meter
xA = 112 + x1
115,5 = 112 + x1  x1 = 3,5 meter
SOAL
KUIS FISIKA DASAR 1
PEMBAHASAN
KUIS FISIKA DASAR 1

1. Permasalahan : pelemparan dua bola dengan ketinggian berbeda, dengan bola kedua
dilempar 1,5 detik setalah bola pertama dilempar. Namun kedua bola sampai ditanah
dengan bersamaan pada waktu 10 detik setelah pelemparan bola pertama.
Ditanya : a) perbedaan tinggi kedua bola
b) ketinggian bola pertama
Solusi : kedua bola mengalami gerak jatuh bebas sehingga kecepatan mulamula kedua
bola ialah sama dengan nol.
tbola pertama  t1 = 10 detik
tbola kedua  t2 = 10 – 1,5 = 8,5 detik
1 1
hbola pertama = 2gt12 = 2.10.102 = 500 meter
1 1
hbola kedua = 2gt22 = 2.10.8,52 = 361,25 meter
a) 52 = 361,25 meter
Δh = 500 – 361,25 = 138,75 meter
1 1
b) hbola pertama = 2gt12 = 2.10.102 = 500 meter
2. Permasalahan : penembakan peluru dari kaki bidang miring yang membentuk sudut 30 o
terhadap bidang miring. Kemiringan bidang ialah 37o terhadap horizontal. Koordinat puncak
peluru terhadap miring ialah titik A (80,30)
Ditanya : a) kecepatan awal peluru
b) arah kecepatan dan koordinat peluru saat di ketinggian maximum terhadap
horizontal (titik B)
c) koordinat peluru di titik C (mendarat pada bidang miring)
Solusi : sketsa gambar penembakan
y’ y+ B C x’
Koordinat A (80,30) terhadap bidang
A y’max
gambar disamping merupakan
lintasan peluru. Posisi peluru ter- v0 30o
hadap bidang miring ditinjau dari 37o ymax
x+
sumbu x’ dan sumbu y’. pada sumbu
x’ terdapat pengaruh gsin 37𝑜 kearah gsin 37𝑜 37o
kiri dan padasumbu y’ terdapat g gcos 37𝑜
pengaruh gcos 37𝑜 kearah bawah
peluru mencapai posisi tertinggi terhadap bidang miring (sumbu x’) ketika vy’ sama dengan
nol dan peluru mencapai posisi tertinggi terhadap sumbu x (horizontal) ketika vy sama
dengan nol.
1
Persamaan dasar GLBB ialah r = r0 + v0t + 2at2
di sumbu x’ terdapat pengaruh percepatan gsin 37𝑜 , persamaan geraknya
1 1
x’ = x’0 + v0x’t – 2gsin 37𝑜 t2 = v0x’t – 2gsin 37𝑜 t2 (x’0 = 0)
𝑑𝑥′
vx’ = = v0x’ – gsin 37𝑜 t
𝑑𝑡
di sumbu y’ terdapat pengaruh percepatan gcos 37𝑜 , persamaan geraknya
1 1
y’ = y’0 + v0y’t – 2gcos 37𝑜 t2 = v0y’t – 2gcos 37𝑜t2 (y’0 = 0)
𝑑𝑦′
vy’ = = v0y’ – gcos 37𝑜 t
𝑑𝑡
a) Kecepatan awal peluru
koordinat titik puncak terhadap bidang miring (sumbu x’ dan y’) ialah (80,30)
y’A = y’max = 30  vy’ = 0
vy’ = v0y’ – gcos 37𝑜t
𝑣0 sin 30𝑜
0 = v0sin 30𝑜 – gcos 37𝑜 t  t = g cos 37𝑜
1
y’ = v0y’t – 2gcos 37𝑜t2
𝑣0 sin 30𝑜 1 𝑣0 sin 30𝑜
30 = v0sin 30𝑜 . g cos 37𝑜 – 2gcos 37𝑜 ( g cos 37𝑜 )2
2. g cos 37𝑜 .30 = 2.v02sin2 30𝑜 – v02sin2 30𝑜
2. g cos 37𝑜 .30 = v02sin2 30𝑜
2. 10.0,8.30 = v02.(0,5)2  480 = 0,25v02  v02 = 1920
v0 = √1920 = 43,8 m/s
b) arah kecepatan dan koordinat peluru saat di ketinggian maximum terhadap horizontal
(titik B)
ymax  vy = 0
vy = v0y – gt
𝑣0 sin(30𝑜 +37𝑜 ) 43,8 . 0,92
0 = v0 sin(30𝑜 + 37𝑜 ) – gt  t = 𝑔
= 10
= 4 sekon
𝑜 𝑜
xB = v0xt = v0 cos(30 + 37 )t = 43,8.0,39.4 = 68,45 meter
1 1 1
ymax = yB = v0yt – 2gt2 = v0 sin(30𝑜 + 37𝑜 )t – 2gt2 = 43,8.0,92.4 – 2.10.42
= 161,184 – 80 = 81,18 meter
jadi koordinat titik B terhadap horizontal (sumbu x dan y ialah (68,45;81,18)
arah kecepatannya ialah sejajar sumbu x, karena pada saat ymax  vy = 0
c) koordinat titik C
lintasan peluru diatas bidang miring ialah parabolic, pada soal a) waktu yang
𝑣0 sin 30𝑜
dibutuhkan untuk mencapai y’max ialah tA = g cos 37𝑜
43,8.0,5
tA = = 2,7375 sekon , sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mendarat ialah
10.0,8
2t = 2.2,7375 = 5,475 sekon
1 1 1
x’C = v0x’t – 2gsin 37𝑜 t2 = v0cos 30𝑜 t – 2gsin 37𝑜 t2 = 43,8.0,866.5,475 – 2.10.0,6.5,4752
= 207,67 – 89,93 = 117,74 meter
jadi koordinat C terhadap bidang miring (sumbu x’ dan y’) ialah (117,74;0)
jika diukur dari sumbu x dan y, maka
x = x’cos 37o = 117,4.0,8 = 93,92 dan y = x’sin 37o = 117,4.0,6 = 70,44
jadi koordinat C terhadap sumbu x dan y ialah (93,92;70,44)
3. Permasalahan : 2 buah balok terletak pada bidang miring kasar dan salah satu sisi dari
dua balok bersentuhan. Pada balok dikenai gaya F sejajar sumbu horizontal.
Ditanyakan : a) diagram gaya yang bekerja
b) besar gaya F agar balok tepat akan bergerak ke atas
c) besar gaya F agar balok bergerak ke atas dengan percepatan 1 m/s2
Data yang diketahui :
massa balok 1 = m1 = 2 kg  w1 = 20 newton
massa balok 2 = m2 = 4 kg  w2 = 40 newton
koefisien gesek statis = 𝜇 s = 0,4
koefisien gesek kinetis = 𝜇 k = 0,2
Solusi : pada bidang sentuh balok 1 dan 2 terdapat gaya kontak yang besarnya sama
namun arah berlawanan (saling meniadakan)
a) Menggambar diagram gaya yang bekerja pada masing-masing balok
N21 N1
N2
w1gsin 37𝑜
Fcos 37𝑜
w2sin 37𝑜
w1cos 37𝑜 w fgesek
w2cos 37𝑜 w Fsin 37𝑜
37 37
o
o
Diagram gaya benda 1 N12
Diagram gaya benda 2
N1 = gaya normal benda 1
N2 = gaya normal benda 2
N21 = gaya kontak oleh x’+ y’+ N12 = gaya kontak oleh benda 1
benda 2 pada benda 1
pada benda 2
b) Besar gaya F agar balok tepat akan bergerak ke atas
ketika balok tepat akan bergerakn keatas, gaya gesek yang bekerja ialah gaya gesek statis
maximum dengan arah kebawah (melawan kecenderungan gerak). Resultan gaya gaya
yang bekerja sama dengan nol.
 Meninjau benda 1
Σ𝐹 y’ = 0 (benda diam di sumbu y')
N1 – w1cos 37𝑜 = 0  N1 = w1cos 37𝑜
Σ𝐹 x’ = 0 (benda tepat akan bergerak ke atas di sumbu x’)
N21 – w1sin 37𝑜 – fgesek statis 1 = 0
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 sN1 = 0
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 s w1cos 37𝑜 = 0 pers 1
 Meninjau benda 2
Σ𝐹 y’ = 0 (benda diam di sumbu y')
N2 – w2cos 37𝑜 – Fsin 37𝑜 = 0
N2 = w2cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜
Σ𝐹 x’ = 0 (benda tepat akan bergerak ke atas di sumbu x’)
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – fgesek statis 2 – N12 = 0
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 sN2 – N12 = 0
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 s(w2 cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – N12 = 0 pers 2
 Menjumlahkan pers 1 dan 2
gaya kontak N21 dan N12 ialah pasangan aksi reaksi sehingga besarnya sama
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 s w1cos 37𝑜 = 0
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 s(w2 cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – N12 = 0 +
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 s(w2 cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – w1sin 37𝑜 – 𝜇 s w1 cos 37𝑜=0
Fcos 37𝑜 = w2sin 37𝑜 + 𝜇 s(w2cos 37𝑜+ Fsin 37𝑜 ) + w1sin 37𝑜 + 𝜇 s w1cos 37𝑜
0,8F = 40.0,6 + 0,4(40.0,8 + 0,6F) + 20.0,6 + 0,4.20.0,8
0,8F = 24 + 12,8 + 0,24F + 12 + 6,4
0,8F = 55,2 + 0,24F
0,56F = 55,2  F = 98,57 Newton
Jadi besarnya gaya F agar balok tepat akan beregerak ke atas ialah 98,57 Newton
c) Besar gaya F agar balok beregrak keatas dengan percepatan 1 m/s2
ketika balok bergerak keatas dengan, gaya gesek yang bekerja ialah gaya gesek kinetis
yang arahnya berlawanan arah gerak, yaitu kea rah bawah
 Meninjau benda 1
Σ𝐹 y’ = 0 (benda diam di sumbu y')
N1 – w1cos 37𝑜 = 0  N1 = w1cos 37𝑜
Σ𝐹 x’ = ma (benda bergerak ke atas dengan a = 1 m/s2 di sumbu x’)
N21 – w1sin 37𝑜 – fgesek kinetis 1 = m1a
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 kN1 = m1a
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 kw1cos 37𝑜 = m1a pers 1
 Meninjau benda 2
Σ𝐹 y’ = 0 (benda diam di sumbu y')
N2 – w2cos 37𝑜 – Fsin 37𝑜 = 0
N2 = w2cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜
Σ𝐹 x’ = 0 (benda bergerak ke atas dengan a = 1 m/s2 di sumbu x’)
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – fgesek kinetis 2 – N12 = m2a
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 kN2 – N12 = m2a
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 k(w2cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – N12 = m2a pers 2
 Menjumlahkan persamaan 1 dan 2
gaya kontak N21 dan N12 ialah pasangan aksi reaksi sehingga besarnya sama
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 kw1cos 37𝑜 = m1a
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 k(w2cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – N12 = m2a +
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 k(w2cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – w1sin 37𝑜 – 𝜇 kw1cos 37𝑜 = (m1
+ m2)a
0,8F – 40.0,6 – 0,2(40.0,8 + 0,6F) – 20.0,6 – 0,2.20.0,8 = (2+4).1
0,8F – 24 – 6,4 – 0,12F – 12 – 3,2 = 6
0,68F – 45,6 = 6  0,68F = 51,6  F = 75,88 Newton
Besar gaya F pada jawaban b) lebih kecil daripada jawaban c), hal ini dikarenakan gaya
gesek statis lebih besar dari pada gaya gesek kinetis. Ketika balok diam, gaya gesek yang
bekerja ialah gaya gesek statis, untuk menggerakkan kedua balok gaya F yang diperlukan
harus lebih besar dari 98,57 Newton, setelah balok bergerak gaya gesek yang bekerja
ialah gaya gesek kinetis, agar bergerak dengan a = 1 m/s2 F yang diperlukan sebesar 75,88
Newton.
4. Permasalahan : dua balok terletak pada lantai kasar dihubungkan dengan tali terhubung
dengan balok lain yang menggantung melaluli katrol licin.
Ditanyakan : percepatan sistem dan gaya tegang tali antara benda 1 dan 2
Solusi : menggambar gaya gaya yang bekerja pada sistem

Gaya-gaya yang bekerja pada sistem


T12 = gaya tegang tali oleh benda 2 pada benda 1
T21 = gaya tegang tali oleh benda 1 pada benda 2
fg1 = gaya gesek pada benda 1
fg2 = gaya gesek pada benda 2
Koefisien gesek kinetis benda dengan lantai ialah 𝜇 k
Gaya yang searah dengan gerak benda bernilai +, berlawanan bernilai –
 Meninjau benda 0
pada benda 0 pergerakan terjadi di sumbu y dan tidak ada gaya yang bekerja di sumbu x
ΣFy = ma
m0g – T0 = m0a persamaan 1
 Meninjau katrol
katrol licin sehingga katrol diam (tidak berotasi)
Σ𝜏 = 0
T0R – T1R = 0  T0 = T1
 Meninjau benda 1
benda 1 diam di sumbu y dan bergerak di sumbu x
ΣFy = 0
N1 – m1g = 0  N1 = m1g
ΣFx = ma
T1 – T21 – fg1 = m1a
T1 – T21 – 𝜇 kN1 = m1a
T1 – T21 – 𝜇 km1g = m1a persamaan 2
 Meninjau benda 2
benda 1 diam di sumbu y dan bergerak di sumbu x
ΣFy = 0
N2 – m2g = 0  N2 = m2g
ΣFx = ma
T12 – fg2 = m2a
T12 – 𝜇 kN2 = m2a
T12 – 𝜇 km2g = m2a persamaan 3
 Menghitung percepatan sistem
menjumlahkan persamaan 1, 2, dan 3
T0 = T1 (meninjau katrol)
besar gaya T12 sama dengan besar gaya T21
m0g – T0 = m0a
T1 – T21 – 𝜇 km1g = m1a
T12 – 𝜇 km2g = m2a +
m0g – 𝜇 km1g – 𝜇 km2g = (m0 + m1 + m2)a
(m0 – 𝜇 k(m1 + m2))g = (m0 + m1 + m2)a
(𝐦𝟎 – 𝝁𝐤(𝐦𝟏 + 𝐦𝟐))
a= g
(𝐦𝟎 + 𝐦𝟏 + 𝐦𝟐)
 Menghitung gaya tegang tali antara benda 1 dan benda 2
dengan meninjau benda 2 memperoleh persamaan 3 yaitu
T12 – 𝜇 km2g = m2a
T12 = m2a + 𝜇 km2g
(m0 – 𝜇k(m1 + m2))
T12 = m2 g + 𝜇 k m2g
(m0 + m1 + m2)
(𝐦𝟎 – 𝝁𝐤(𝐦𝟏 + 𝐦𝟐))
jadi T12 = T21 = m2 g + 𝝁km2g
(𝐦𝟎 + 𝐦𝟏 + 𝐦𝟐)
SOAL
EVALUASI TENGAH SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1
PEMBAHASAN
EVALUASI TENGAH SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1
1. Permasalahan : seorang pemanjat tebing yang sedang menuruni tebing menggunakan tali.
Tali membentuk sudut 300 terhadap tebing dan tebing membentuk sudut 300 terhadap garis
vertical.
Data yang diketahui :
sudut tebing terhadap vertical = 𝜃 1 = 300
sudut tali terhadap tebing = 𝜃 2 = 300
sehingga sudut yang dibentuk tali dengan sumbu vertical ialah 𝜃 = 300 + 300 = 600
berat orang = 600 Newton
Ditanyakan : Besar gaya tegangan tali Tcos 600
Solusi : pemanjat tebing dianggap berada dalam
keadaan setimbang. Saat resultan gaya gaya yang
bekerja sama dengan nol
Σ𝐹 y = 0
Tcos 600 – w = 0
0,5T = w
T = 2w = 2.600 = 1200 Newton
w

2. Permasalahan : benda yang diturunkan melalui


bidang miring kasar dan ditahan dengan gaya sejajar bidang miring melawan arah gerak.
Besar gaya sedemikian rupa sehingga benda turun tanpa percepatan (kecepatan constant).
Data yang diketahui :
massa benda : 40 kg
tinggi truk : 1,5 meter
panjang bidang : 3 meter
koefisien gesek antar permukaan : 0,25 meter
Ditanyakan : a) Besar gaya penahan
b) Kerja oleh kuli
c) Kerja oleh gaya gesek
d) Kerja oleh gaya gravitasi
Solusi : agar benda bergerak dengan kecepatan constant maka resultan gaya yang bekerja
pada sumbu pergerakan harus sama dengan nol.
a) Besar gaya penahan (F) agar percepatan sama dengan nol
𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑟𝑢𝑘 1,5 1
sin 𝜃 = 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 = =2
3
1 1
sin2 𝜃 + cos 2 𝜃 = 1  cos 𝜃 = √1 − sin2 𝜃 =√1 − = √3
4 2
Σ𝐹 y = 0
N - wcos 𝜃 = 0
1
N = wcos 𝜃 = 400. 2 √3 = 346,41 Newton
Σ𝐹 x = 0
wsin 𝜃 – fgesek – F = 0
wsin 𝜃 – 𝜇N = F
F
400.0,5 – 0,25.346,41 = F
F = 200 – 86,6 = 313,4 Newton
b) Kerja oleh gaya penahan (kuli)
Wkuli = -F.s = -313,4.3 = -940,2 Joule
c) Kerja oleh gaya gesek
Wfg = -fgesek.s = -86,6.3 = -259,8 Joule
d) Kerja oleh gaya gravitasi (gaya berat)
Wgaya berat = wsin 𝜃.s = 400.0,5.3 = 600 Joule
3. Permasalahan : baja berpenampang lingkaran dibebani tarik secara aksial 1000 Newton
Ditanyakan : a) Tegangan baja saat dikenai gaya
b) Regangan yang terjadi
c) Pertambahan panjang
Data yang diketahui :
panjang awal = ℓ0 = 30 cm = 0,3 meter
modulus elastisitas baja = E = 200×109 N/m2
gaya tarik = F = 103 N
diameter = 4 cm = 4× 10-2 m
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝜎 𝐹ℓ
Solusi : sesuai dengan persamaan young yaitu E = 𝑟𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝜀 = A Δℓ
a) Tegangan baja (𝜎)
𝐹 103 103 103
𝜎= = 1 = 1 = = 0,0796 × 107 = 79,6 × 104 N/m2
𝐴 𝜋𝑑2 𝜋(4×10−2)2 4𝜋×10−4
4 4
b) Regangan (𝜀)
𝜎 79,6×104
𝜀= = = 0,398 × 10−5 = 39,8×10-7
𝐸 200×109
c) Pertambahan panjang (Δℓ)
𝐹ℓ 103 ×3×10−1 3×102
Δℓ = E A = 2×1011 ×4𝜋×10−4 = 8𝜋×107 = 0,119×10-5 meter = 1,19×10-6 meter
SOAL
EVALUASI TENGAH SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1
PEMBAHASAN
EVALUASI TENGAH SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1

1. |𝐹 | = 100 Newton, sudut terhadap sumbu x (𝛼) 60o, 45o terhadap sumbu y (𝛽) 60o terhadap
sumbu z (𝛾).
r0 = A = 2i + 3j + k
rt = B = 3i + 5j + 3k
 Menentukan vector F dan dan vector perpindahan (Δ𝑟)
𝐹 = |𝐹 | cos 𝛼 i + |𝐹 | cos 𝛽 j + |𝐹 | cos 𝛾 k = 100 cos 60𝑜 i + 100 𝑐𝑜𝑠45𝑜 j +
100 cos 60𝑜 k = 50 i + 70,7 j + 50 k, jadi 𝑭 ⃗ = 50 i + 70,7 j + 50 k
⃗⃗⃗⃗
Δr = rt – r0 = B – A = (3i + 5j + 3k) – (2i + 3j + k ) = i + 2j + 2k
 Menentukan besar kerja yang dilakukan gaya F
Kerja atau Work (W) atau usaha merupakan perkalian titik vector dengan vector (dot
product) sehigga usaha merupakan besaran scalar
W = 𝐹 . ⃗⃗⃗⃗
Δr = (50 i + 70,7 j + 50 k) . (i + 2j + 2k) = (50 x 1) + (70,7 x 2) + (50 x 2) = 50 +
141,4 + 100 = 291,4 joule
2. Permasalahan : Truk dan mobil yang mula mula keadaannya diam pada posisi
yang sama bergerak dengan bergantian dengan truk berangkat 10 detik lebih awal dari
mobil dengan percepatan constant yang berbeda. Gerakan truk ialah GLBB sedangkan
gerakan mobil GLBB hingga kecepatan 120km/jam, kemudian ber-GLB
Ditanya : Kapan dan dimana truk dan mobil bertemu ?
Data yang diketahui :
vo mobil = vo truk = 0m/s
atruk = 4 m/s2
amobil = 5 m/s2
vmax mobil = 120km/jam = 33,3 m/S
jika lamanya waktu mobil ber-GLB ialah t2 sekon, dan lamanya waktu mobil ber-GLBB
ialah t1, maka lamanya waktu movbil bergerak ialah t1 + t2 sekon. Karena truk berangkat 10
detik lebih awal dari mobil maka lamanya truk bergerak ialah t1 + t2 + 10 sekon.
tmobil glbb = t1 sekon
tmobil glb = t2 sekon
ttruk = t1 + t2 + 10 sekon
Solusi :
karena truk dan mobil berangkat dari posisi yang sama, maka keduanya akan bertemu setelah
menempuh jarak yang sama
xmobil = xtruk
xmobil glbb + xmobil glb = xtruk
 waktu yang dibutuhkan mobil untuk mencapai kecepatan 33,3 m/s (t1) ialah
vmax mobil = vo mobil + amobil.t1
33,3 = 0 + 5.t1
t1 = 6,66 sekon
t1 = 6,66 sekon, ttruk = t1 + t2 + 10 = 6,66 + t2 + 10 = 16,66 + t2 sekon
 menghitung lamanya waktu saat truk dan mobil bertemu (berdampingan)
xmobil glbb + xmobil glb = xtruk
1 1
vo mobil . t1 + at12 + vmax mobil . t2 = vo truk . ttruk + attruk2
2 2
1 1
0 . t1 + 2.5.(6,66)2 + 33,3 . t2 = 0 . ttruk + 2.4.ttruk2 (ttruk = 16,66 + t2  t2 = ttruk – 16,66)
110,9 + 33,3 (ttruk – 16,66) = 2 ttruk2
110,9 + 33,3ttruk – 554,8 = 2 ttruk2
-443,9 + 33,3ttruk - 2 ttruk2 = 0
ttruk2 – 16,652 ttruk + 221,95 = 0
−𝑏±√𝑏 2 −4𝑎𝑐 −(−16,652)±√(−16,652)2−4.1.221,95 16,652±√−𝟔𝟏𝟎,𝟓
ttruk = = =
2𝑎 2.1 2
persamaan diatas memiliki akar yang bukan bilangan real (imaginer) yang berarti tidak
punya penyelesaian, maka mobil dan truk tidak akan pernah menempuh jarak yang sama
dalam waktu yang bersamaan artunya mobil dan truk tidak akan pernah bertemu atau
saling berdampingan.
3. Permasalahan : sebuah balok yang terletak pada bidang miring dengan kemiringan 𝜃
dikerjakan gaya F dengan arah keatas sejajar bidang miring. Bidang miring, kasar sehingga
gaya gesek bekerja pada balok.
Ditanya : besar gaya F agar a) balok tepat akan bergerak keatas
b) balok bergerak kebawah dengan kecepatan constant
Data yang diketahui :
massa balok = m = 3 kg
kemiringan bidang = 𝜃 = 300
koefesien gesekan statis = 𝜇 s = 0,4
koefesien gesekan kinetis = 𝜇 k = 0,3
Solusi :
 Menggambar gaya gaya yang bekerja pada balok

F F
fg

Gambar 3.1 (a) Gambar 3.2 (b)


Diagram gaya ketika balok tepat akan Diagram gaya ketika balok kebawah
bergerak keatas dengan kecepatan constant
 Menentukan besar F sesuai permasalahan
a) ketika balok tepat akan bergerak keatas, balok masih dalam keadaan diam namun gaya
gesek yang bekerja ialah gaya gesek statis maximum. Arah gaya geseknya berlawanan
dengan kecenderungan geraknya, yaitu kearah bawah
ΣFy = 0
N – w cos 𝜃 = 0
N = w cos 𝜃 = mg cos 𝜃
ΣFx = 0
F – w sin 𝜃 – fg statis = 0
F – mg sin 𝜃 – 𝜇 sN = 0
F = mg sin 𝜃 + 𝜇 sN
F = mg sin 𝜃 + 𝜇 smg cos 𝜃
F = mg (sin 𝜃+𝜇 s cos 𝜃)
F = 3.10 (sin 300 + 0,4 cos 300)
F = 25,4 Newton
b) ketika balok bergerak kebawah dengan kecepatan constant, gaya gesek yang bekerja
ialah gaya gesek kinetis dengan arah berlawanan geraknya yaitu kearah atas. Gerak
dengan kecepatan constant ialah gerak dengan percepatan nol(GLB) sehingga resultan
gaya-gayanya nol.
ΣFy = 0
N – w cos 𝜃 = 0
N = w cos 𝜃 = mg cos 𝜃
ΣFx = 0
F – w sin 𝜃 + fg kinetis = 0
F – mg sin 𝜃 – 𝜇 kN = 0
F = mg sin 𝜃 – 𝜇 kN
F = mg sin 𝜃 – 𝜇 k mg cos 𝜃
F = mg (sin 𝜃 – 𝜇 k cos 𝜃)
F = 3.10 (sin 300 – 0,3 cos 300)
F = 7,2 Newton
4. Permasalahan : balok bergerak pada bidang datar kasar dan memiliki kecepatan awal,
setelah berpindah 10 meter, balok menumbuk ujung pegas yang terletak di lantai kasar pula
sehingga mengalami pemendekan (pegas diam).
Ditanya : a) kecepatan balok saat menyentuh (menumbuk) pegas
b) pemendekan pegas (pemendekan maximum)
Data yang diketahui :
massa balok = m = 2 kg
kecepatan awal balok = v0 = 10 m/s
Δs = 10 m
tetapan pegas = k = 1000N/m
𝜇 k = 0,25
Solusi :
a) Solusi 1 : balok memiliki kecapatan awal, yang artinya pada posisi mula mula, balok
memiliki energy kinetic awal. Balok juga dikenai usaha oleh gaya gesek. Resultan antara
energy kinetic awal dengan usaha oleh gaya gesek ialah energy kinetic akhir.
 ΣFy = 0 (benda diam di sumbu y)
N – mg = 0
N = mg
 Ekinetik awal + Wgaya gesek = Ekinetik akhir
1 2 1 2
v
mv 0 + -f gesek Δs = mvakhir
2 2
1 1 fg
mv02 – 𝜇 kmgΔs = 2mvakhir2
2
1 1
v02 – 𝜇 kgΔs = 2vakhir2
2
1 1
.10
2
– 0,25.10.10 = 2vakhir2
2
50 = vakhir2 , vakhir = 5√2 m/s
*fges bernilai negatif sebab berlawanan dengan perpindahan
Solusi 2 : balok mengalami GLBB diperlambat yang disebabkan oleh adanya gaya gesek,
sehingga geraknya mengikuti hukum newton 2 dan konsep GLBB.
 ΣFy = 0 (benda diam di sumbu y)
N – mg = 0
N = mg
ΣFx = ma (benda bergerak di sumbu x)
-fgesek = m a
𝜇 k mg = m a
a = -𝜇 kg = -0,25.10 = -2,5 m/s2
 vakhir2 = v02 + 2aΔx = 102 + 2.(-2,5).10 = 50
vakhir = √50 = 5√2 m/s
b) Pemendekan pegas disebabkan oleh resultan energy kinetic yang tersisa dengan usaha
oleh gaya gesek yang diubah menjadi energy potensial pegas. Perpindahan balok sama
dengan pemendekan pegas pada peristiwa ini. Misal pemendekan balok ialah Δx
Ekinetik akhir + Wgaya gesek = Epotensial pegas
1 1
mvakhir2 + -fgesΔx = 2kΔx2
2
1 1
.2.(5√2)2 – 𝜇 kmgΔx = 2.1000.Δx2
2
50 – 0,25.2.10.Δx = 500.Δx2
500Δx2 + 5Δx – 50 = 0 (persamaan kuadrat)
−𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐 −5±√52 −4.500.(−50) −5±√100025 −5±316,26
Δx = = = =
2𝑎 2.500 1000 1000
𝚫x1 = 0,311 meter (memenuhi) atau Δx2 = -0,321 (tidak memenuhi)
jadi pemendakan maximum pegas ialah 0,311 meter.
* Δx diatas harus bernilai positif sebab mengartikah bahwa “balok menempuh 0,311
meter saat pemendekan”
SOAL
EVALUASI TENGAH SEMESTER
INSTITUT TEKN OLOGI SEPULUH NOPEMBER
SEKSI PENGELOLA KULIAH BERSAM 2018/2019

Koefisien gesek kinetis bidang


yang kasar = 𝜇k = 0,2
PEMBAHASAN
EVALUASI TENGAH SEMESTER
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SEKSI PENGELOLA KULIAH BERSAMA 2018/2019
1. Permasalahan : tiga buah vector yang bekerja pada pusat
koordinat dengan arah yang berbeda beda seperti pada gambar
disamping.
Data yang diketahui :
𝑎 = 3 meter
𝑏⃗ = 4 meter
𝑐 = 10 meter
𝑏⃗ membentuk sudut 𝜃 = 370 terhadap sumbu horizontal dan 𝑐 tegak lurus 𝑏⃗
Ditanyakan : a) komponen x dan y dari maisng masing vector
b) nilai p dan q jika 𝑐 = 𝑝𝑎 + 𝑞𝑏⃗
Solusi : mula-mula masing masing vector diuraikan terhadap sumbu x dan y
a) Komponen x dan y dari vector 𝑎, 𝑏⃗, 𝑐
𝑎 membentuk sudut 00 terhadap x sehingga
𝑎x = 𝑎 cos 00 = 3.1 = 3 meter
𝑎y = 𝑎 sin 00 = 3.0 = 0 meter
𝑏⃗ membentuk sudut 370 terhadap sumbu x
𝑏⃗x = 𝑏⃗ cos 370 = 4.0,8 = 3,2 meter
𝑏⃗x = 𝑏⃗ sin 370 = 4.0,6 = 2,4 meter
𝑐 tegak lurus terhadap 𝑏⃗, sehingga sudut 𝑐 terhadap sumbu x ialah 900 + 370 = 1270
𝑐 x = 𝑐 cos 1270 = 10.(-0,6) = -6 meter
𝑐 x = 𝑐 sin 1270 = 10.0,8 = 8 meter
b) Nilai p dan q
𝑎 = 3i , 𝑏⃗ = 3,2i + 2,4j , 𝑐 = -6i + 8j
𝑐 = 𝑝𝑎 + 𝑞𝑏⃗
-6i + 8j = p(3i) + q(3,2i + 2,4j)
-6i + 8j = 3pi + 3,2qi + 2,4qj
-6i + 8j = (3p + 3,2q)i + 2,4qj  (−68== 3𝑝+3,2𝑞
2,4𝑞
)
8 10
8 = 2,4 q  q = 2,4 = 3
10
−6−3,2𝑞 −6−(3,2. ) 50
-6 = 3p + 3,2q  p = = 3
= -9
3 3
2. Permasalahan : pemukulan bola oleh pemain bola kasti sehingga bola menempuh lintasan
parabolic di udara. bola dipukul 1 meter diatas tanah dan mendarat pada ketinggian 24 meter
diatas tanah dengan sudut saat mendarat ialah 370 dibawah sumbu horizontal. Ketika
mendarat, bola telah melewati tinggi maximumnya.
Data yang diketahui :
y0 = 1 meter
y saat mendarat = yt = 24 meter
sudut saat mendarat = -370 (bernilai negative karena dibawah sumbu horizontal)
Ditanyakan : kecapatan bola ketika meninggalkan pemain (kecepatan awal)
Solusi : bola bergerak dengan lintasan parabolic sehingga dapat diselesaikan dengan
menggunakan persamaan-persamaan posisi dan kecepatan pada gerak parabolic.
Lintasan bola ditunjukkan seperti gambar disamping.
Pada saat mendarat vector kecepatan bola ialah seperti
gambar dibawah ini
vtx = vtcos-370 = 50.0,8 = 40
m/s
vty = vtsin-370 = 50.-0,6 = -30
m/s (arah kebawah)
 kecepatan di sumbu x besarnya tetap di segala
titik sehingga
v0x = vtx = 40 m/s
 kecepatan di sumbu y
vty = v0y – gt
-30 = v0y – 10t
v0y = -30 + 10t………….persamaan 1
1
yt = y0 + v0yt – 2gt2
24 = 1 + v0yt – 5t2 (subtitusi nilai v0y pada persamaan 1)
24 – 1 = (-30 + 10t)t – 5t2
23 = -30t + 10t2 – 5t2
0 = 5t2 – 30t – 23 (persamaan kuadrat)
−𝑏±√𝑏 2−4𝑎𝑐 −(−30)±√(−30)2−4.5.(−23) 30 ±√1360 30 ±36,87
t= = = =
2𝑎 2.5 10 10
𝟑𝟎 +𝟑𝟔,𝟖𝟕 30 −36,87
t= = 6,687 s (memenuhi) atau t = = -0,687 s (tidak memenuhi)
𝟏𝟎 10
subtitusi nilai t = 6,687 s ke persamaan 1
v0y = -30 + 10t = -30 + 10.6,687 = 36,87 m/s
 besar kecepatan mula-mula (v0)
v0 = √𝑣𝑥 2 + 𝑣𝑦 2 = √402 + 36,872 = √2959,4 = 54,4 m/s
jadi kecepatan mula mula bola saat meninggalkan pemukul ialah 54,4 m/s
3. Permasalahan : gaya F yang besarnya konstant diberikan pada balok yang terletak pada
bidang miring kasar dengan arah keatas sejajar bidang miring
Data yang diketahui :
Massa balok = m = 3kg
kemiringan bidang = 𝜃 = 370
koefisien gesek statis bidang = 𝜇 s = 0,4
koefisien gesek statis bidang = 𝜇 k = 0,3
Ditanyakan : besar F agar balok
a) tepat akan bergerak kebawah
b) bergerak kebawah dengan kecepatan konstant
Solusi : menggambar gaya gaya yang bekerja pada balok

y’

F
x’

a) Besar F ketika balok tepat akan bergerak kebawah


Ketika balok tepat akan bergerak kebawah resultan gaya gaya yang bekerja ialah sama
dengan nol. Gaya gesek yang bekerja ialah gaya gesek statis (karena balok belum
bergerak) yang arahnya ke atas( gaya gesek arahnya selalu melawan kecenderungan
gerak)
 Benda diam di sumbu y’
Σ𝐹 y’ = 0
N - wcos 𝜃 = 0
N = wcos 𝜃 = mgcos 𝜃
 Benda tepat akan bergerak di sumbu x’
Σ𝐹 x’ = 0
wsin 𝜃 – F – fgstatis = 0
mgsin 370 – F – 𝜇 sN = 0
3.10.0,6 – F – 0,4mgcos 𝜃 = 0
18 – F – 0,4.3.10cos 370 = 0
18 – F – 9,6 = 0  F = 8,4 Newton
Jadi balok tepat akan bergerak saat besar F ialah 8,4 Newton
b) Besar F agar balok bergerak ke bawah dengan kecepatan constant
Ketika balok bergerak kebawah dengan kecepatan constant, balok tidak memiliki
percepatan sehingga resultan gaya-gaya yang bekerja pada balok sama dengan nol. Balok
dalam keadaan bergerak sehingga gaya gesek yang bekerja ialah gaya gesek kinetis.
 Benda diam di sumbu y’
Σ𝐹 y’ = 0
N - wcos 𝜃 = 0
N = wcos 𝜃 = mgcos 𝜃
 Benda bergerak dengan kecepatan constant di sumbu x’ (a = 0)
Σ𝐹 x’ = 0
wsin 𝜃 – F – fgkinetis = 0
mgsin 370 – F – 𝜇 kN = 0
3.10.0,6 – F – 0,3mgcos 𝜃 = 0
18 – F – 0,3.3.10cos 370 = 0
18 – F – 7,2 = 0  F = 10,8 Newton
Jadi pada saat balok bergerak kebawah, agar kecepatannya constant gaya F yang
diberikan harus sebesar 10,8 Newton
Perlu diingat bahwa gaya F sebesar 8,4 Newton dapat menahan balok agar tidak bergerak
kebawah, ketika lebih besar dari 8,4 Newton arah kecenderungan gerak balok ialah keatas
sehingga gaya geseknya berarah kebawah. Pada kasus ini agar balok bergerak dengan
kecepatan constant ke bawah, gaya yang diberikan ialah 10,8 Newton(lebih besar dari 8,4
Newton). Maka gaya F sebesar 10,8 Newton tidak la ngsung diberikan pada balok, tapi
dengan cara membiarkan balok terlebih dahulu bergerak kebawah agar gaya gesek yang
bekerja pada balok ialah gaya gesek kinetis berarah ke atas, dan saat balok meluincur
kebawah baru gaya F = 10,8 N diberikan.
4. Permasalahan : balok meluncur pada lintasan lengkung vertikal yang licin kemudian
melewati lintasan datar yang tetap licin dari titik A ke B. Di titik B balok menumbuk ujung
pegas yang terletak pada lintasan kasar hingga pegas memampat.
Data yang diketahui :
massa balok = m = 2 kg
ketinggian titik A terhadap titik B = hA – hB =
5 meter
kostanta pegas = k = 400 N/m
koefisien gesek kinetis bidang kasar = 𝜇 k = 0,2
Ditanyakan : a) kecepatan balok ketika mengenai ujung pegas (titik B)
b) pemendekan pegas
Solusi : kasus ini dapat diselesaikan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik dan
usaha oleh gaya konservatif (gaya gesek). Balok dilepaskan dari keadaan diam sehingga
kecepatan awal balok ialah samadengan nol.
a) Kecepatan balok saat di B
Karena lintasan dari titik A hingga titik B licin, maka tidak ada gaya gesek yang
bekerja. Hukum kekekalan energi mekanik berlaku pada peristiwa ini
EmA = EmB
EpA + EkA = EpB + EkB
1 1
mghA + mvA2 = mghB+ mvB2
2 2
1
mg(hA – hB) = 2 m(vB2 – vA2)  vA = 0
2g(hA – hB) = vB2
vB2 = 2.10.5 = 100  vB = √100 = 10 m/s
Jadi kecepatan di titik B saat balok menumbuk ujung pegas ialah 10 m/s
b) Pemendekan pegas
 Pemendekan pegas disebabkan oleh resultan energy kinetic di B dengan usaha oleh
gaya gesek yang diubah menjadi energy potensial pegas. Perpindahan balok sama
dengan pemendekan pegas pada peristiwa ini.
 Besar gaya gesek
Σ𝐹 y = 0 (benda diam di sumbu y) v
N–w=0
N = w = mg fg
fgk = 𝜇 kN = 𝜇 kmg = 0,2.2.10 = 4 newton
 Pegas mengalami perpendekan x sehingga balok berpindah
sejauh x
EB = EC
EkB + Wgaya gesek = Epotensial pegas
1 1
mvB2 + -fgesx = 2kx2 (fg bernilai minus sebab berlawanan dengan perpindahan)
2
1 1
.2.102 – 4x = 2.400.x2
2
100 – 4x = 200x2
200x + 4x – 100 = 0 (persamaan kuadrat)
−𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐 −4±√42 −4.200.(−100) −4±√80016 −4±282,87
x= = = =
2𝑎 2.200 400 400
x1 = 0,697 meter (memenuhi) atau Δx2 = -0,717 (tidak memenuhi)
jadi pemendakan pegas ialah 0,697 meter = 69,7 cm
* Δx diatas harus bernilai positif sebab mengartikah bahwa “balok menempuh 0,697
meter saat pemendekan”
SOAL
EVALUASI TENGAH SEMESTER GASAL 2018/2019
SEKSI PENGELOLA KULIAH BERSAMA – ITS
FISIKA DASAR 1
PEMBAHASAN
EVALUASI TENGAH SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1
1. Titik D merupakan pusat koordinat z+
x-

y+
AB = CD = EF = GH = 6 cm
BC = FG = AD = EH = 2 cm
CG = BF = AE = DH = 4 cm
𝑎 = 𝐷𝐸⃗⃗⃗⃗⃗ = |𝐷𝐴|i +|𝐴𝐸 |k = 2i + 4k
𝑏⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐹 = |𝐶𝐵|i +|𝐵𝐹 |k = 2i + 4k
⃗⃗⃗⃗⃗ = |𝐶𝐵|i + -|𝐵𝐴|j +|𝐴𝐸 |k = 2i – 6j + 4k
𝑐 = 𝐶𝐸
a) Besar dan arah 𝑎 + 𝑏⃗ + 𝑐
𝑎 + 𝑏⃗ + 𝑐 = 2i + 4k + 2i + 4k + 2i – 6j + 4k = 6i – 6j + 12k
|𝑎 + 𝑏⃗ + 𝑐 | = √62 + (−6)2 + 122 = √216 = 6√6 cm
6 1
arah terhadap sumbu x (𝛼)  cos 𝛼 = 6 = 6 √6 , 𝛼 = 65,9o
√6
−6 1
arah terhadap sumbu y (𝛽)  cos 𝛽 = 6 = − 6 √6 , 𝛽 = 114,1o
√ 6
12 2
arah terhadap sumbu x (𝛾)  cos 𝛾 = = √6 , 𝛾 = 35,3o
6 √6 6
b) Besar 𝑎 x 𝑏⃗
Solusi 1 , menggunakan cara determinan
𝑖 𝑗 𝑘

𝑎 x 𝑏 = |2 0 4| = 0i + 0j + 0k
2 0 4
|𝑎 x 𝑏⃗| = 0
Solusi 2
𝑎 x 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| sin 𝜃 (𝜃 = 0o karena kedua vektor sejajar)
𝑎 x 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| sin 0 = 0
2. Permasalahan : penembakan sebuah peluru dari atas gedung dengan vector kecepatan
awal -30i + 40j m/s
Ditanya : a) tinggi maximum peluru relative terhadap tanah
b) jarak peluru ketika mendarat di tanah diukur dari dasar gedung
c) kecepatan peluru ketika mendarat di tanah
Data yang diketahui : A
𝑣 0 = -30i + 40j m/s
v0x = -30 m/s , v0y = 40 m/s
Tinggi gedung = hgedung,tanah = 10 meter
hpeluru,gedung
Solusi :
a) tinggi maximum peluru dari tanah = hpeluru,tanah
tinggi maximum peluru dari gedung = hpeluru,gedung B
 tinggi maximum dicapai ketika vy = 0 (posisi A) hgedung,tanah
vy = v0y – gt
0 = 40 – 10t C

x1 x2
tA = 4 sekon
1 1
hpeluru,gedung = v0yt – 2gt2 = 40.4 – 2.10.42 = 80 meter
hpeluru,tanah = hpeluru,gedung + hgedung,tanah
hpeluru,tanah = 80 meter + 10 meter = 90 meter
b) Jarak peluru ketika mendarat ditanah di posisi c (terhadap dasar gedung)
xc = x1 + x2
A
 x2
x2 = v0x.tB = v0x.2tA hpeluru,gedung
x2 = -30.2.4 = -240 meter
B
 x1
x2 B
vector kecepatan di B
vbx = v0x = -30 m/s (di sumbu x tidak ada pengaruh gaya)
vby = v0y – gtb = 40 – 10.8 = -40 m/s
1 hgedung,tanah
yc = yb + vby.tbc - 2gtbc2
yc – yb = -40tbc - 5tbc2
-10 = -40tbc - 5tbc2 C
5tbc2 + 40tbc – 10 = 0
tbc2 + 8tbc – 2 = 0 x1
−8±√82 −𝟒.𝟏.(−2) −8±8,48
tbc = =
2.1 2.1
tbc = 0,24 sekon (memenuhi) atau tbc = -8,24 sekon (tidak memenuhi)
x1 = vbx.tbc = -30.0,24 = -7,2 meter
xc = x1 + x2 = -240 + (-7,2) = -247,2 meter (tanda (-) mengartikan bergerak kekiri)
c) Vector kecepatan di titik C (menumbuk tanah)
vcx = vbx = v0x = -30 m/s (tidak ada pengaruh gaya pada sumbu horizontal)
vcy = vby – gtbc = -40 – 10.0,24 = -42,4 m/s (berarah kebawah)
v = √(−30)2 + (−42,4)2 = √2697,76 = 51,94 m/s
3. Permasalahan : balok bermassa m1 terletak diatas meja kasar yang dihubungkan dengan
tali melalui katrol dengan balok m2 yang menggantung terhadap katrol. Pada balok bermassa
m1 dikenai gaya F yang membentuk sudut 𝜃 terhadap horizontal ke arah kiri. Gesekan pada
katrol diabaikan artinya katrol tidak berotasi.
Ditanya : besar F minimum agar katrol bergerak kiri
Data yang diketahui :
m1 = 5 kg m2 = 9 kg
koefisien gesekan meja = 𝜇 s = 0,4
𝜃 = 37o
Solusi : ketika balok tepat akan bergerak ke kiri akibat gaya F , resultan gaya gaya yang
bekerja ialah sama dengan nol, gaya gesek yang bekerja ialah gaya gesek statis maximum
dengan arah melawan kecenderungan gerak yaitu ke kanan
Gaya-gaya yang bekerja ditunjukkan oleh gambar
disamping. Katrol dalam keadaan diam karena tidak ada
gesekan pada katrol tersebut.
 Meninjau benda 1 fgesek
Benda diam di sumbu y
ΣFy = 0
Fsin 𝜃 + N – w = 0
N = m1g – Fsin 𝜃
benda tepat akan bergerak di sumbu x
ΣFx = 0
Fcos 𝜃 – T1 – fg statis = 0
Fcos 𝜃 – T1 – 𝜇 sN = 0
Fcos 𝜃 – T1 – 𝜇 s(m1g – Fsin 𝜃) = 0……………………………….i
 Meninjau benda 2
benda tepat akan bergerak di sumbu y
ΣFy = 0
T2 – w = 0
T2 = m2g
 subtitusi pers iii ke pers ii
karena katrol tanpa gesekan (licin) maka katrol diam
Σ𝜏 = 0
T2Rkatrol – T1Rkatrol = 0
T2 = T1  T1 = m2g
Fcos 𝜃 – T1 – 𝜇 s(m1g – Fsin 𝜃) = 0 (pers i)
Fcos 𝜃 – m2g – 𝜇 s(m1g – Fsin 𝜃) = 0
Fcos 𝜃 = m2g + 𝜇 s(m1g – Fsin 𝜃)……………………………..ii
Fcos 370 = 9.10 + 0,4(5.10 – Fsin 370 )
0,8F = 90 + 20 – 0,24F
1,04F = 110
110
F = 1,04 = 105,77 Newton
jika nilai tersebut diproyeksikan terhadap sumbu y, maka
F sin 𝜃 = 105,77 . sin 370 = 63,65 N
F sin 𝜃 > W, yang artinya balok m1 bergerak di sumbu y (tidak ada gaya normal yang
bekerja pada balok). Selain itu, ketika balok m1 bergerak di sumbu y, gaya tegang tali T1
membentuk sudut terhadap horizontal yang berubah-ubah terhadap waktu. Maka F
tidak punya penyelesaian pada sudut 370
Pembuktian :
Agar balok m1 tetap diam di sumbu y, maka besarnya
Fsin 𝜃 < w1
𝜋
Fsin 𝜃 < 50 (0 ≤ 𝜃 ≤ 2 )
50
F < sin 𝜃 ….(1)
Agar balok m1 tepat akan bergerak ke kiri di sumbu x , maka
Fcos 𝜃 = m2g + 𝜇 s(m1g – Fsin 𝜃) (persamaan ii)
F cos 𝜃 = 90 + 0,4(50 – Fsin 𝜃)
F cos 𝜃 = 90 + 20 – 0,4Fsin 𝜃
F cos 𝜃 + 0,4Fsin 𝜃= 110
110
F= …..(2)
cos 𝜃+0,4 sin 𝜃
Subtitusi (2) ke (1)
50
F < sin 𝜃
110 50
< sin 𝜃
cos 𝜃+0,4 sin 𝜃
110 sin 𝜃 < 50 cos 𝜃 + 20 sin 𝜃
90 sin 𝜃 < 50 cos 𝜃
5
tan 𝜃 < 9 , 𝜃 < 29,050
Jadi agar sistem (balok) bisa dalam keadaan tepat akan bergerak kekiri jika gaya F
membetuk sudut 𝜃 dengan 0 ≤ 𝜃 < 29,050 , karena 𝜃 = 370 pada soal, maka F tidak
memiliki penyelesaian
4. Permasalahan : sebuah benda dilepaskan dari keadaan diam diposisi A dalam lintasan
seperti gambar dibawah. Benda meluncur tanpa gesekan
A

h B

Data yang diketahui :


Massa balok = m = 500 gram = 0,5 kg
h = 3,5R v0 = 0 m/s
Ditanya : a) kecepatan di titik B (vB)
b) gaya normal di titik B (NB)
Solusi : benda bergerak tanpa pengaruh gaya gesek ataupun gaya luar lain sehingga
perubahan energinya memenuhi hukum kekekalan energi mekanik
a) Kecepatan di titik B
EmekanikA = EmekanikB
EpA + EkA = EpB + EkB
1 1
mghA + 2mvA2 = mghB + 2mvB2
1
mg(hA – hB) = 2m(vB2 - vA2)
1
g(3,5R – 2R) = 2(vB2 – 02)
3
2g.2R = vB2
3
2.10.2R = vB2  vB2 = 30R , vB = 5,47√𝑅
b) Gaya normal di titik B
di posisi B, gaya gaya yang menyebabkan percepatan sentripetal ialah gaya gaya yang
mengarah ke pusat lingkaran yaitu gaya normal dan gaya berat
Σ𝐹 = masentripetal
NB + w = Fsentripetal
NB = Fsentripeta + w
𝑣𝐵 2 w N
NB = mg + m 𝑅
30𝑅
NB = 0,5.10 + 0,5. Fsentripetal
𝑅
NB = 5 + 15 = 20 Newton
Jadi gaya normal yang bekerja pada saat di posisi B ialah 20 Newton
SOAL
EVALUASI BERSAMA AKHIR SEMESTER GASAL 2018 2019
FISIKA DASAR 1
PEMBAHASAN
EVALUASI BERSAMA AKHIR SEMESTER GASAL 2018 2019
FISIKA DASAR 1
1. Permasalahan : benda dengan keadaan mula-mula menekan sebuah pegas(diam)
yang terletak pada bidang miring licin. Benda dilepas sehingga menaiki bidang miring
dan di puncak bidang, benda meninggalkan bidang dan mendarat di tanah membentuk
lintasan parabola.
Ditanyakan : a) kecepatan saat meninggalkan bidang (titik B)
b) vektor posisi saat mendarat di tanah (titik D)
c) energi kinetik benda saat mendarat di tanah (titik D)
Data yang diketahui :
massa benda = m = 2 kg
tetapan pegas = k = 4000N/m
panjang mula-mula pegas ℓ0 = 120 cm
panjang pegas saat tertekan oleh benda ℓt = 100 cm
Δℓ = ℓt – ℓ0 = 100cm – 120cm = -20cm (mampat 20 cm)
kemirinan bidang = 𝛼 = 37o
Solusi : pada saat di posisi A benda memiliki energi potensial pegas, setelah dilepas,
energi potensial pegas benda diubah menjadi energi kinetik dan energi potensial untuk
menaiki bidang.. Karena pada posisi A benda diam, maka benda tak memiliki energi
kinetik di posisi A. Saat di
posisi B, benda
meninggalkan bidang
miring dan memiliki
kecepatan, sehingga
lintasan benda bebrbentuk ABsin 37𝑜
parabola. Perbedaan
ketinggian A dan B ialah 1sin 37𝑜
AB sin 37𝑜 Analisa gerak
benda dari titik B ke titik D dapat diselesaikan menggunakan persamaan-persamaan
parabola.
a) Kecepatan benda di titik B
EmA = EmB
Eppegas A + EpA + EkA = EpB + EkB
1 1
kΔℓ2 + mghA + 0 = mghB + 2mvB2
2
1 1
.4000.(-0,2)2 = mghB – mghA + 2mvB2
2
1
80 = mg(hA – hB) + 2mvB2
1
80 = 2.10.ABsin 37𝑜 + 2.2.vB2
80 = 20.4.0,6 +vB2
80 = 48 + vB2
32 = vB2  vB = √32 = 4√2 m/s = 5,66 m/s
b) Vektor posisi titik D
dengan menggunakan titik C sebagai pusat koordinat, berikut gambar lintasan
paraboliknya.
y0 = yB = BC = 5 sin 37𝑜 = 3 meter
v0 = vB = 5,66 m/s
v0x = v0cos 37𝑜 = 5,66.0,8 = 4,528 m/s
v0y = v0sin 37𝑜 = 5,66.0,6 = 3,396 m/s
vy di titik B dan B’ memiliki besar yang
sama namun arahnya berlawanan.
CD = BB’ + xD
 Lintasan BB’ merupakan lintasan parabola simetri dan BB’ ialah jarak mendatar
terjauhnya sehingga
𝑣 2 sin 2𝛼 5,662 sin 2.37𝑜
BB’ = = = 3 meter
𝑔 10
 Lintasan B’D
vB’x = v0x = 4,528 m/s , karena kecepatan di sumbu x konstant
vB’y = -vBy = -3,396 m/s (arah ke bawah)
1
yD = yB’ + vB’yt – 2gt2
1
0 = 3 – 3,396t – 2.10.t2
0 = 3 – 3,396t – 5t2 (persamaan kuadrat)
3,396 ± √(−3,396)2−𝟒.(−𝟓).𝟑 3,396 ±8,457
tB’D = =
2.(−5) −10
tB’D = -1,18 sekon (tidak memenuhi) atau tB’D = 0,5 sekon (memenuhi)
xD = vB’xtB’D = 4,528.0,5 = 2,264 meter
CD = BB’ + xD = 3 + 2,264 = 5,264 meter
Jadi koordinat D terhadap C ialah (5,264;0)
c) Energi kinetik benda saat menyentuh tanah (titik D)
sama seperti cara a) , hukum kekekalan energi mekanik berlaku bagi benda karena
tidak ada gaya luar yang bekerja (gesekan)
Eppegas A + EpA + EkA = EpD + EkD
1
kΔℓ2 + mghA + 0 = mghD + EkD (hD = 0 dan hA = 1sin 37𝑜 jika diukur dari C)
2
1
.4000.(-0,2)2 + 2.10.1sin 37𝑜 = 0 + EkD
2
80 + 12 = EkD  EkD = 92 joule
2. Permasalahan : batang yang ujungnya menempel pada tembok (poros) dan ujung
1
lainnya terdapat piringan tipis terikat melalui sebuah tali yang terletak pada 4 ℓ dari
ujung batang yang tertempel piringan. Sistem tersebut berada dalam kesetimbangan.
Posisi sistem digambarkan sebagai gambar berikut
Ditanyakan : a) gaya tegang tali T
b) gaya tekan poros pada batang (titik A)
c) percepatan sudut batang saat tali terputus dan batang tanpa beban
diujungnya
Data yang diketahui :
massa batang = m1 = 2 kg AB = 100 cm = 1 meter
1
panjang batang = ℓ = 100 cm BC = 4 ℓ = 25 cm = 0,25 meter
massa piringan = m2 = 1,5 kg
jari-jari piringan = R = 5 cm
Solusi : karena sistem berada dalam kesetimbangan maka sistem tak bergerak. Sistem
tidak bergerak translasi yang artinya resultan gaya gaya yang
bekerja ialah sama dengan nol. Sistem tidak bergerak rotasi
P yang artinya resultan torsi yang bekerja sama dengan nol.
a) Besar gaya tegang tali T
dengan mengambil poros di A, gaya tekan P pada poros tak
memiliki torsi karena lengan torsinya sama dengan nol.
1
Gaya berat batang bekerja pada tengah batang ( 2 ℓ) dan
gaya berat piringan bekerja pada pusat lingkarannya.
Σ𝜏 = 0
1
w1cos 𝜃 2AB – Tcos 𝜃AC + w2cos 𝜃(AB + R) = 0
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 1 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 3 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔
20. 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 .2.1 – T. 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 . 4 ℓ + 15. 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 (1 + 0,05) = 0
60 60 3 60
10. 100 – T.100. 4.1 + 15,75.100 = 0
6 – 0,45T + 9,45 = 0
15,45 – 0,45T = 0  T = 34,33 Newton
b) Gaya tekan pada titik A
sistem tidak bergerak translasi di sumbu x dan y, yang artinya resultan gaya
pada sumbu x dan y sama dengan nol. Pada gambar diatas, tidak ada gaya gaya
yang bekerja pada sumbu x, gaya gaya yang bekerja hanyalah gaya berat dan
gaya tegang tali T bekerja pada sumbu vertikal. Maka gaya tekan F hanya
bekerja di sumbu y
Σ𝐹 y = 0 (ambil arah atas +, arah bawah -)
Py + T – w1 – w2 = 0 P
Py = w1 + w2 – T
Py = 20 + 15 – 34,33 = 0,67 newton
Fy = 0,67 Newton berarah ke atas
Σ𝐹 x = 0
Px = 0
P = √𝑃𝑥 2 + 𝑃𝑦 2 = √02 + 0,672 = 0,67 Newton
𝑃𝑦 0,67
arahnya  𝜃 = tan−1 𝑃𝑥 = tan−1 0 = tan−1 ~ = 90o, jadi arah P ialah 90o
dari sumbu x yaitu ke arah atas.
gaya tekan pada poros dan gaya tegang tali T diperlukan untuk mengimbangi
gaya berat yang arahnya ke bawah
c) Percepatan sudut batang jika batang tanpa piringan saat tali terputus
ketika batang tanpa piringan dan tali putus, maka torsi hanya dihasilkan oleh
berat batang saja. Batang bergerak rotasi dengan poros di ujung A
1 1 2
Iujung batang = 3m1 ℓ2 = 3.2.12 = 3kgm2
Σ𝜏 = I𝛼
1
w1cos 𝜃 2AB = I𝛼
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 1 2
20. 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 .2.1 = 3 𝛼
60 2
10. 100 = 3 𝛼  𝛼 = 9 rad/s2
jadi percepatan sudut sesaat batang ketika tali putus ialah 9 rad/s2
3. Permasalahan : dua pegas identik yang tersusun secara paralel dan dalam posisi
mendatar, diujungnya terdapat balok yang terletak diatas lantai licin. Balok ditekan
oleh gaya F sejauh 3 cm, kemudia gaya F dihilangkan sehingga balok dan pegas
bergetar
Ditanyakan : a) frekuensi getaran
b) posisi benda saat t=0,15 sekon
c) energi kinetik balok saat 0,15 sekon
Data yang diketahui :
massa balok = m = 5 kg
kostanta pegas = k1 = k2 = 150 N/m
pemendakan = 3 cm
Solusi : pegas diberi energi dengan cara ditekan sehingga memendek 3 cm. Maka
energi tersebut digunakan untuk ber-osilasi dengan simpangan terjauh 3 cm, (sama
dengan energi awalnya dan tidak ada penambahan ataupun pengurangan energi)
tkarena satu-satunya gaya yang bekerja ialah gaya pemulih hooke (lantai licin)
𝑑2 𝒙
persamaan linier getaran harmonis sederhana : + 𝜔2 𝒙 = 0
𝑑𝑡
a) Frekuensi getaran
Gaya pemulih yang bekerja ialah gaya Hooke yang arah gayanya berlawanan
dengan arah gerak balok, maka dari itu nilainya negatif
Σ𝐹 = 𝑚𝑎
−𝑘𝑥 = 𝑚𝑎
𝑑2𝑥
−𝑘𝑥 = 𝑚
𝑑𝑡
𝑘𝑥 𝑑2𝑥
− =
𝑚 𝑑𝑡
𝑑2 𝒙 𝑘 𝑑2 𝒙
+ 𝒙 = 0 (ingat persamaan linier GHS = + 𝜔2 𝒙 = 0)
𝑑𝑡 𝑚 𝑑𝑡
𝑘 𝑘
dari persamaan diatas, didapat 𝑚 = 𝜔2  𝜔 = √𝑚
𝑘 𝟏 𝒌
𝜔 = 2𝜋𝑓  √𝑚 = 2𝜋𝑓  f = 𝟐𝝅 √𝒎
sistem terdiri dari 2 pegas yang dihubungkan secara paralel sehingga tetapan
pegas penggantinya ialah :
kp = k1 + k2 = 150 + 150 = 300 N/m, massa balok = 5 kg
1 𝑘 1 300
f = 2𝜋 √𝑚 = 2𝜋 √ 5
= 1,23 s-1
b) Posisi saat t = 0,15 sekon
simpangan terjauh balok = A = 3cm
posisi mula mula ialah mampat 3 cm = -3 cm
frekuensi sudut getaran = 𝜔 = 2𝜋𝑓 = 2𝜋.1,23 = 2,46𝜋 s-1
sudut fase mula-mula getaran ialah :
xt = A sin(𝜔𝑡 + 𝜑)
x0 = 3 sin(2,46𝜋.0 + 𝜑0)
-3 = 3 sin 𝜑 0
3
-1 = sin 𝜑0  𝜑0 = sin−1 −1 = 2700 = 2 𝜋
𝟑
maka persamaan getaran diatas ialah : xt = 3 𝐬𝐢𝐧(2,46𝝅t + 𝝅) dengan x dalam
𝟐
cm dan t dalam sekon
3
x0,15 = 3 sin(2,46𝜋. 0,15 + 2 𝜋)
x0,15 = 3 sin(1,869𝜋)
x0,15 = 3.0,1 = 0,3 cm, jadi saat t = 0,15 sekon, posisi balok ialah 0,3 cm (pegas
meregang sepanjang 0,3 cm)
c) Energi kinetik saat t = 0,15 sekon
energi mekanik pada getaran tersebut ialah kekal
Em0 = Em0,15
Ep pegas0 + Ek0 = Ep pegas0,15 + Ek0,15
1 1 1 1
kx02 + 2mv02 = 2kx0,152 + 2mv0,152
2
1 1 1 1
.300.(-0,03)2 + 2.5.02 = 2.300.(0,003)2 + 2.5.v2
2
0,135 + 0 = 0,00135 + 2,5v2
0,13365 = 2,5v2  v2 = 5,346×10-3
v = √5,346 × 10−3 = 0,073 m/s
4. Permasalahan : bak penampung air yang berisi air , dibuat saluarn air berupa lubang
kecil 3,2 meter dibawah permukaan sehingga air memancar keluar dari lubang dengan
membentuk sudut 𝛼 terhadap horizontal. Bak sendiri terletak diatas meja sehingga
memiliki ketinggian terhadap tanah
Ditanyakan
: a) vektor kecepatan awal keluarnya air
b) waktu yang diperlukan pertama kali air
sampai ke tanah
c) jarak jatuh air pertama kali saat saluran
dibuka
Data yang diketahui :
3 4
sin 𝛼 = 5  cos 𝛼 = 5
Solusi : air pada tangki di posisi A dan B ditekan oleh tekanan
udara luar sebesar P0. Kemudian air keluar di titik B membentuk
lintasan parabola
a) Vektor kecepatan keluar air ( 𝑣 B)
untuk mengetahui kecepatan air di titik B, kita harus meninjau titik A pula,
dimana hukum bernouli berlaku pada kasus ini.
luas penampang lubang jauh lebih kecil dari luas penampang bak, sehingga
pergerakan air di titik A dapat diabaikan (vA = 0 karena AB<<<AA)
1 1
PA + 𝜌ghA + 2 𝜌vA2 = PB + 𝜌ghB + 2 𝜌vB2
1 1
P0 + 𝜌ghA + 𝜌02 = P0 + 𝜌ghB + 𝜌vB2
2 2
1
𝜌ghA – 𝜌ghB = 2 𝜌vB2
1
𝜌g(hA – hB) = 2 𝜌vB2
2g(hA – hB) = vB2  vB2 = 2.10.3,2 = 64  vB = 8 m/s
𝑣 B = vBcos 𝛼 i + vAsin 𝛼 j
4 3
𝑣 B = 8. i + 8. j = 6,4i + 4,8j
5 5
⃗ B = 6,4i + 4,8j
jadi vektor kecepatan di titik B ialah 𝒗
b) Waktu yang diperlukan air pertama kali jatuh ketanah (t BD)
tBD = tBC + tCD
3
𝑣𝐵 sin 𝛼 8.
 tBC = 2 5
= 2 10 = 0,96 sekon
𝑔
 tCD
vektor kecepatan di titik C ialah sama dengan vektor kecepatan di titik B hanya
saja arah kecepatan di sumbu y kebawah (bernilai negatif)
𝑣 C = 6,4i – 4,8j  vCy = -4,8 m/s
1
yD = yC + vcytCD - 2gtCD2
0 = 10 – 4,8tCD – 5tCD2 (persamaan kuadrat)
−𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐 4,8 ±√(−4,8)2 −𝟒.(−5).10 4,8 ± 14,93
tCD = = =
2𝑎 2.(−5) −10
4,8 +14,93 𝟒,𝟖 − 𝟏𝟒,𝟗𝟑
tCD = −10 = -1,973 sekon (tidak memenuhi) atau tCD = −𝟏𝟎 = 1,013
sekon (memenuhi)
tBD = 0,96 + 1,013 = 1,973 sekon
c) jarak jatuh air pertama kali (d)
d = x1 + x2
 x1 ialah jarak maximum dari titik B pada ketinggian yang sama
𝑣𝐵 2 sin 2𝛼 𝑣𝐵 2 2 sin 𝛼 cos 𝛼 82 ×2×0,6×0,8
x1 = = = = 6,144 meter
𝑔 𝑔 10
 x2
𝑣 C = 6,4i – 4,8j  vCx = 6,4 m/s
x2 = vCxtCD = 6,4.1,013 = 6,483 meter
d = 6,144 + 6,483 = 12,627 meter
SOAL
EVALUASI BERSAMA AKHIR SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1
PEMBAHASAN
EVALUASI BERSAMA AKHIR SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1
1. Permasalahan : bola bermassa yang ukurannya
diabaikan(dianggap sebagai partikel) diikat dengan tali
diujung tali menjadi bandul , sedangkan ujung tali lainnya
diikat ke sebuah langit-langit. Bandul disimpangkan sejauh
530 terhadap sumbu vertikal di posisi A kemudian
dilepaskan seperti pada gambar. Ketika bola sampai di
posisi B, yaitu saat posisi tali sejajar sumbu vertikal, bola
menumbuk bola lain dengan koefisien tumbukan 0,6.
Ditanyakan:a)kecepatan bola ketika tali sejajar sumbu vertikal(bola berada di titik B )
b)kecepatan bola kedua(bola lain) setelah tumbukan
Data yang diketahui :
massa bola pertama = m1 = 2 kg
massa bola kedua = m2 = 1 kg
panjang tali = ℓ = 1 meter
simpangan bandul = 𝜃 = 530
Solusi : pada peristiwa ini berlaku hukum kekekalan energi mekanik, mula-mula bola
memiliki energi potensial terhadap titik B di posisi A. perlahan, energi potensial tersebut
diubah menjadi energi kinetik.
a) Kecepatan bola pertama di titik B
posisi bola mula mula di titik A ialah diam, sehingga
bola memiliki energi kinetik awal 0. Kita ambil titik B
sebagai acuan ketinggian sehingga
ℓ cos 530
hB = 0 dan hA = ℓ − ℓ cos 530

EmA = EmB
EpA + EkA = EpB + EkB
1 hA
m1ghA + 0 = 0 + 2m1vB2
1
m1ghA = 2m1vB2
vB = √2𝑔ℎ𝐴 = √2𝑔(ℓ − ℓ cos 530 ) = √2.10. (1 − 1 cos 530 ) = √8 = 2,82 m/s
Jadi kecepatan bola saat di posisi B ialah 2,82 m/s
b) Kecepatan bola kedua (bola lain) setelah tumbukan jika e = 0,6
bola pertama ketika berada di posisi B tepat saat akan menumbuk bola kedua
memiliki kecepatan 2,82 m/s. bola kedua mula mula tidak memiliki kecepatan
(diam)
v1 = 2,82 m/s v2 = 0 m/s
m1 = 2kg m2 = 1 kg
 m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
2.2,82 + 1.0 = 2.v1’ + 1.v2’
5,64 = 2.v1’ + v2’ ………………………………………………..persamaan 1
(𝑣2’−𝑣1’)
 e = − (𝑣2− 𝑣1)
0,6 (0 – 2,82) = v1’ – v2’
-1,692 = v1’ – v2’
v1’ = v2’ – 1,692 , subtitusi v1’ ke persamaan 1 menjadi
5,64 = 2.( v2’ – 1,692) + v2’
5,64 = 2v2’ – 3,384 + v2’
9 = 3v2’  v2’ = 3 m/s
Jadi kecepatan bola kedua setelah tumbukan ialah 3m/s
2. Permasalahan : Bola baja padat yang terletak pada
ujung pegas ditekan bersamaan sehingga pegas
mememendek. Kemudian bola dilepaskan dari
keadaan diam dan bergerak menggelinding tanpa
tergelincir di lantai horizontal, setelah melewati lantai
horizontal, bola menaiki bidang lengkung seperti pada
gambar.
Ditanyakan : a) ketinggian maximum yang dicapai bola
b) kecepatan bola ketika berada di titik P
Data yang diketahui :
massa bola = m = 0,50 kg
diameter bola = 20cm  jari jari bola = R = 10 cm = 0,1 meter
kostanta pegas = k = 100N/m
pemendekan pegas = Δ𝑥 = -30cm = -0,3 meter
2
Bola pejal memiliki nilai momen inersia (I) = 5mR2
Solusi : keadaan awal bola saat menekan pegas, bola memiliki energi potensial pegas.
Energi yang ada digunakan untuk bergerak menggelinding yang artinya benda memiliki
energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi. Saat menaiki bidang energi kinetik
diubah menjadi energi potensial.
a) Ketinggian maximum yang dapat dicapai bola
ketinggian maximum bola dicapai ketika semua energi kinetik diubah menjadi
energi potensial sehingga energi kinetik akhir ialah 0
Emawal = Emakhir
Ep pegas + Epawal + Ekawal = Epakhir + Ekakhir
1
kΔ𝑥 2 + 0 + 0 = Epakhir + 0
2
1
.100.(-0,3)2 = mghakhir
2
4,5 = 0,5.10.hakhir
4,5 = 5hakhir  hakhir = 0,9 meter = 90 cm
Jadi ketinggian maximum yang dapat dicapai bola ialah 90 cm
b) Kecepatan bola ketika di titik P
titik P memiliki ketinggian hp = 60 cm, artinya belum mencapai tinggi maximum
yaitu 90 cm. karena belum mencapai tinggi maximum, maka bola masih memiliki
energi kinetik. Bola menggelinding, maka bola memiliki energi kinetik transalsi
dan energi kinetik rotasi.
Emawal = Emp
Ep pegas + Epawal + Ekawal = Epp + Ekp
1
kΔ𝑥 2 + 0 + 0 = mghp + Ektranslasi P + Ekrotasi P
2
1 1 1
.100.(-0,3)2 = 0,5.10.0,6 + 2mvp2 + 2I𝜔p2
2
1 12 𝑣𝑝2
4,5 = 3 + 2mvp2 + 2 5mR2 . 𝑅2
1 1
1,5 = 2mvp2 +5mvp2
7
1,5 = 10mvp2  1,5 = 0,7.0,5.vp2  1,5 = 0,35vp2
vp2 = 4,285  vp = 2,07 m/s
jadi kecepatan bola di titik P ialah 2,07 m/s
3. Permasalahan : bandul fisis terdiri dari batang yang diujungnya
terdapat cincin tipis dan berporos di titik P yaitu 10 cm dari ujung
lainnya disimpangkan sejauh 100 kemudian dilepaskan sehingga
bandul berosilasi.
Ditanyakan : a) pusat massa sistem (gabungan batang dan cincin)
b) momen inersia sistem terhadap poros P
c) Periode ayunan
Data yang diketahui :
massa batang = M1 = 3 kg
massa cincin = M2 = 2 kg
1
panjang batang = L = 80 cm Ipm batang = 12mL2
jari-jari cincin = R = 20 cm Ipm cincin = mR2
simpangan bandul = 𝜃 = 100 = 0,174 radian
untuk 𝜽 < 150 , 𝐬𝐢𝐧 𝜽 ≈ 𝜽 (𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒂𝒅𝒊𝒂𝒏)
bukti , 100 = 0,174 radian sin 100 = 0,173
Solusi : bandul berosilasi disebabkan oleh adanya torsi gabungan dari kedua benda.
a) Pusat massa sistem
sebagai acuan kita gunakan titik A sebagai pusat koordinat.
pusat massa batang terletak pada tengah-tengah panjangnya, batang memiliki
panjang 80 cm sehingga pusat massanya terletak pada 40 cm dari ujungnya(ujungA).
Pusat massa cincin terletak pada pusat jari jarinya, sehingga pusat massa cincin ialah
sama sdengan jari jarinya. Karena diukur terhadap titik A, maka koordinat pusat
massa cincin sama dengan jari jarinya ditambah AB(panjang Batang)
Koordinat pusat terhadap A massa
Batang 40 cm 3 kg
Cincin 100 cm 2 kg
𝑥𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔.𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔+𝑥𝑐𝑖𝑛𝑐𝑖𝑛.𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑖𝑛𝑐𝑖𝑛
Pusat massa gabungan = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔+𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑖𝑛𝑐𝑖𝑛
40.3+100.2 320
= 3+2 = 5 = 64 cm
jadi pusat massa sistem terletak 64 cm dari titik A
b) Momen inersia sistem terhadap poros (titik P)
dengan menggunakan dalil sumbu sejajar, momen inersia sistem dapat diketahui
jarak pusat massa batang terhadap poros P dbatang,p = 30 cm
jarak pusat massa cincin terhadap poros P dcincin,p = 90 cm
P
40cm 30 cm
90 cm
Isistem,P = Ibatang,P + Icincin,P
Isistem,P = (Ipm batang + mdb2) + (Ipm cincin + mdc2)
1
Isistem,P = (12mbatangL2 + mbatangdb2) + (mcincinR2 + mcincindc2)
1
Isistem,P = (12 × 3 × 0,82 + 3× 0,32 ) + (2× 0,22 + 2× 0,92 )
Isistem,P = (0,16 + 0,27) + (0,08 + 1,62)
Isistem,P = 2,13 kgm2
jadi momen inersia sistem terhadap poros P ialah 2,13 kgm2
c) Periode ayunan
𝑑2 𝒙
persamaan linier getaran harmonis sederhana : + 𝜔2 𝒙 = 0, karena pada kasus
𝑑𝑡
ini simpangannya ialah sudut (𝜃) maka variabel x diganti 𝜃 sehingga persamaannya
𝑑2 𝜽
ialah 𝑑𝑡 + 𝜔2 𝜽 = 0
sistem bergerak harmonis disebabkan oleh adanya torsi dari gaya beratnya(gaya
pemulih selalu negatif). Torsi ialah perkalian gaya dengan lengan torsi dimana gaya
yang bekerja harus tegak lurus terhadap lengan torsi dan lengan torsi Ialah jarak titik
gaya bekerja terhadap poros. Gaya berat sistem bekerja pada 64 cm dari titik A (hasil
pada soal a) ). Momen inersia sistem juga tekah dihitung pada soal b) yaitu 2,13 kgm2
massa sistem = 2 + 3 = 5 kg  w = 50 Newton
lengan torsi = 54 cm = 0,54 meter
Isistem = 2,13 kgm2
𝑑2 𝜃
Σ𝜏 = 𝐼𝛼 ingat bahwa 𝛼 = 𝑑𝑡
𝑑2 𝜃
-w sin 𝜃.r = I ingat bahwa untuk θ < 150 , sin θ ≈ θ
𝑑𝑡
𝑑2 𝜃
-w.r.𝜃 = I 𝑑𝑡
𝑤𝑟 𝑑2 𝜃 𝑑2 𝜃 𝑤𝑟 𝑤𝑟
- 𝜃=  + 𝜃 = 0  𝜔2 =
𝐼 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝐼 𝐼
𝑤𝑟 2𝜋 𝑤𝑟 𝑰
𝜔=√  =√  T = 2𝝅√𝒘𝒓
𝐼 𝑇 𝐼

𝐼 2,13
T = 2𝜋√𝑤𝑟 = 2𝜋√50×0,54 = 1,76 sekon
jadi periode osilasi bandul ialah 1,76 sekon
4. Permasalahan : air yang mengalir pada pipa masuk melalui penampang A1 dan keluar
melalui penampang A2. Penampang A1 terletak 5 meter diatas penampang A2. Air yang
masuk dan keluar dari pipa dikenai tekanan udara luar sebesar 1 atm.
Data yang diketahui :
A1 = 1 m2 A2 = 0,5 m2
h1 – h2 = 5 meter
Ditanyakan : a) kecepatan air sesaat meninggalkan pipa
b) besar PQ
Solusi : penyelasaian soal ini menggunakan
hukum bernouli dan kontinuitas untuk
menentukan kecepatan air saat meninggalkan
pipa. Saat meninggalkan pipa, air membentuk
lintasan parabola.
a) Kecepatan sesaat air meninggalkan pipa
tekanan yang bekerja pada penampang A1 dan
A2 ialah tekanan udara luar (P0), sesuai hukum bernouli berikut persamaannya
1 1
P1 + 𝜌gh1 + 2 𝜌v12 = P2 + 𝜌gh2 + 2 𝜌v22
1 1
P0 + 𝜌g(h1 – h2) + 2 𝜌v12 = P0 + 2 𝜌v22
1
𝜌g(h1 – h2) = 2 𝜌(v22 – v12)
2g(h1 – h2) = (v22 – v12)
2.10.5 = (v22 – v12)  (v22 – v12) = 100……………………….persamaan 1
hukum kontinuitas menyatakan debit air di semua titik ialah sama
Q1 = Q2
A1v1 = A2v2
1v1 = 0,5v2  v1 = 0,5v2 , subtitusi ke persamaan 1 menjadi
(v22 – v12) = 100
(v22 – (0,5v22) = 100  0,75v22 = 100  v22 = 133,33  v2 = 11,54 m/s
jadi kecepatan air sesaat meningalkan pipa untuk pertamakalinya ialah 11,54 m/s
b) Jarak PQ
ketika air keluar pipa dengan kecepagan v2 = 3,65 m/s, lintasannya berbentuk
parabola dengan sudut elevasi 530. PQ merupakan jarak terjauh yang ditempuh
air(xmax)
𝑣 2 sin 2𝛼 𝑣 2 2 sin 𝛼 cos 𝛼 11,542 ×2×0,8×0,6
PQ = xmax = = = = 12,8 meter
𝑔 𝑔 10
jadi jarak yang dicapai air saat keluar pertama kali ialah 12,8 meter.
SOAL
EVALUASI BERSAMA AKHIR SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1
PEMBAHASAN
EVALUASI BERSAMA AKHIR SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1
1. Permasalahan : balok yang terletak pada bidang miring yang didasarnya terdapat
pegas dengan posisi sejajar bidang miring. Balok meluncur pada bidang miring yang
permukaannya kasar hingga menumbuk pegas dan pegas mengalami pemampatan
sebesar 25 cm(maximum). Keadaan awal balok adalah diam dan memiliki jarak d denga
ujung pegas.
Ditanyakan : a) kecepatan balok ketika menumbuk pegas
b) kostanta pegas
Data yang diketahui :
massa balok = m = 2 kg
d = 2 meter
𝜃 = 370
𝜇 k = 0,2
pemendekan pegas = Δx = 25 cm
Solusi : mula-mula balok memiliki energi potensial terhadap pegas, ketika balok
bergerak terdapat usaha oleh gaya gesek yang arahnya berlawanan dengan perpindahan
sehingga bernilai negatif, resultan antara energi potensial dan usaha oleh gaya gesek
diubah menjadi energi kinetik. Saat menumbuk pegas energi kinetiknya diubah menjadi
energi potensial pegas seluruhnya.
a) Kecepatan saat menumbuk balok
energi kinetik yang saat menumbuk pegas ialah resultan
energi potensial di posisi mula-mula dengan usaha oleh
gaya gesek saat bergerak (bernilai negatif).
 Menghitung besar gaya gesek
Σ𝐹 y’ = 0 (benda diam di sumbu y’)
N – wcos 370 = 0
N = wcos 370 = 20.0,8 = 16 Newton
fgesek kinetis = 𝜇 kN = 0,2.16 = 3,2 Newton
(benda bergerak, sehingga gaya gesek kinetis yang
bekerja)
Ep0 + Wgaya gesek = Ek1 (Ek1 ialah energi kinetik saat menumbuk pegas)
1
mgh0 + -fgesek.d = 2mv12
1
2.10.2sin(370 ) – 3,2.2 = 2.2.v12
24 – 6,4 = v12  v12 = 17,6  v1 = 4,2 m/s
jadi kecepatan balok saat menumbuk pegas ialah 4,2 m/s
b) Kostanta pegas
Ketika pegas mengalami pemendekan maximum 25 cm, balok telah menempuh
lintasan sepanjang 2 meter + 25 cm = 2,25 meter. Sehingga ketinggian posisi mula
mula relatif terhadap saat pegas memendek maximum ialah 2,25sin 370 . Energi
kinetik balok saat pegas memendek 25 cm ialah sama dengan nol (semua energi yang
ada diubah menjadi energi potensial pegas).
h0 = 2,25sin 370 = 1,354 meter
Ep0 + Wgaya gesek = Eppegas
1
mgh0 + -fgesek.d = 2 𝑘Δ𝑥 2
1
2.10.1,354 – 3,2.2,25 = 2k(0,25)2
1
27,08 – 7,2 = 32k  k = 636,16 N/m
jadi kosatanta pegas ialah 636,16 N/m
2. Permasalahan : dua balok masing masing diikat dengan tali
dan terhubung dengan piringan tipis yang berbeda namun
kedua seporos. Balok m1 yang massanya lebih besar dari m2
terhubung dengan piringan yang lebih besar(piringan 1),
sedangkan balok 2 terhubung dengan piringan 2
Ditanyakan : a) percepatan masing masing balok
b) tegangan tali masing-masing
c) perbandingan kecepatan kedua balok saat
m1 menempuh 3R
Data yang diketahui :
1
m1 = 4m2 = 2 kg  m2 = 4m1 = 0,5 kg
1
R1 = 2R2 = 20 cm  R2 = 2R1 = 10 cm
massa piringan = mp
mp1 = 4 mp2 = 4 kg  mp2 = 1 kg
Solusi : momen inersia piri
ngan tipis ialah = mR2 . Kedua piringan seporos sehingga percepatan sudut (𝛼) dan
kecepatan sudutnya (𝜔) sama.
a) Percepatan masing-masing balok
karena kedua balok terhubung dengan piringan yang jari-jarinya berbeda, maka
percepatan balok berbeda, namun percepatan sudut keuda piringan ialah sama
percepatan sudut piringan 1 = percepatan sudut piringan 2
𝛼1 = 𝛼2 = 𝛼  ingat a = 𝛼R a1 = 𝛼1R1 = 𝛼R1
a2 = 𝛼2R2 = 𝛼R2
 Tinjau benda 1
ΣF = ma
m1g – T1 = ma1
m1g – T1 = m1𝛼R1
T1 = m1g – m1𝛼R1….....i
 Tinjau benda 2 Tinjau benda 1 Tinjau benda 2
ΣF = ma
T2 – m2g = m2a2
T2 – m2g = m2𝛼R2
T2 = m2g + m2𝛼R2……ii
 Meninjau piringan
Ipiringan total = Ip1 + Ip2
Ip total = mp1R12 + mp2R22
Ip total = 4.0,22 + 1.0,12
Ip total = 0,17 kgm2
Σ𝜏 = I𝛼
T2 T1
T1R1 - T2R2 = Iptotal𝛼
(m1g – m1𝛼R1)R1 – (m2g + m2𝛼R2)R2 = 0,17𝛼
m1gR1 – m1𝛼R12 – m2gR2 – m2 𝛼R22 = 0,17𝛼
m1gR1 – m2gR2 = 0,17𝛼 + m1 𝛼R12 + m2 𝛼R22
m1gR1 – m2gR2 = (0,17 + m1R12 + m2R22)𝛼
2.10.0,2 – 0,5.10.0,1 = (0,17 + 2.0,22 + 0,5.0,12)𝛼
4 – 0,5 = 0,255𝛼
𝟑,𝟓
3,5 = 0,255𝛼  𝜶 = 𝟎,𝟐𝟓𝟓 = 13,725 rad/s2
a1 = 𝜶R1 = 13,725.0,2 = 2,745 m/s2
a2 = 𝜶R2 = 13,725.0,1 = 1,3725 m/s2
b) Tegangan tali masing masing
T1 = m1g – m1𝛼R1 = 2.10 – 2.13,725.0,2 = 14.51 Newton
T2 = m2g + m2𝛼R2 = 0,5.10 + 0,5.13,725.0,1 = 5,68 Newton
c) Perbandingan kecepatan kedua balok saat m1 menempuh 3R
piringan seporos yang artinya kecepatan sudut keduanya sama
𝜔1 = 𝜔2 = 𝜔  ingat v = 𝜔R
v1 = 𝜔1R1 = 𝜔R1
v2 = 𝜔2R2 = 𝜔R2
𝑣2 𝜔𝑅2 10𝑐𝑚 𝟏
= = =
𝑣1 𝜔𝑅1 20𝑐𝑚 𝟐
3. Permasalahan : partikel ber-osilasi secara harmonis dengan periode osilasi 16 sekon.
Pada t = 2 sekon partikel melewati titik setimbangnya(x = 0) dan pada t = 4 sekon
partikel memiliki kecepatan 4m/s.
Ditanyakan : a) amplitudo osilasi partikel
b) energi mekanik partikel
c) posisi dan kecepatan partikel saat t = 3 sekon
d) energi kinetik dan energi potensial saat t = 6 sekon
Data yang diketahui :
T = 16 sekon
x2 = 0
v4 = 4 m/s
Solusi : kasus diatas dapat dianalisa menggunakan persamaan simpangan pada gerak
harmonis (osilasi) dan hukum kekekalan energi mekanik
a) Amplitudo osilasi partikel
Frekuensi sudut osilasi partikel (𝜔) dihitung menggunakan persaamaan
2𝜋 2𝜋 𝜋
𝜔= = =
𝑇 16 8
x(t) = A sin(𝜔𝑡 + 𝜑)
𝜋
x(2) = A sin( 8 . 2 + 𝜑)
𝜋
0 = A sin( 4 + 𝜑)
𝜋 𝜋 𝜋
0 = sin( 4 + 𝜑)  4 + 𝜑 = 0  𝜑 = -4
jadi persamaan simpangan osilasinya ialah
𝜋 𝜋
x(t) = A sin( 8 𝑡 − 4 )
𝜋 𝜋
𝑑𝑥 𝑑𝐴 sin( 𝑡− ) 𝜋 𝜋 𝜋
8 4
v(t) = = = A8 cos( 8 𝑡 − 4 )
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝜋 𝜋 𝜋
v(4) = A cos( . 4 − )
8 8 4
1
4 = 0,39Acos(4 𝜋)
10,25 = 0,7A  A = 14,64 meter
jadi amplitudo osilasi partikel ialah 14,64 meter, sehingga persamaan osilasinya ialah
𝝅 𝝅
x(t) = 14,64 𝐬𝐢𝐧(𝟖 𝒕 − 𝟒 ) meter
b) Energi mekanik partikel
Besar energi mekanik pada semua titik ialah tetap, untuk mengitung energi mekanik
dari osialasi ini kita dapat menggunakan titik x = 0 dimana nilai energi
potensialnnya pada titik tersebut ialah sama dengan nol.
Em = Ep + Ek
Partikel melewati titik x = 0 pada waktu 2 sekon, kecepatannya pada saat 2 sekon
ialah :
𝝅 𝝅 𝝅
v(t) = A𝟖 𝐜𝐨𝐬( 𝟖 𝒕 − 𝟒 )
𝜋 𝜋 𝜋
v(2) = 14,64. 8 cos( 8 . 2 − 4 )
v(2) = 5,75 cos 00 = 5,75 meter/sekon
karena nilai energi mekanik pada semua titik ialah konstant, kita dapat
menghitungnya pada saat t = 2 sekon dimana x = 0
1 1 1 1
Em = Ep + Ek = 2kx2 + 2mv2 = 2k.02 + 2m(5,75)2 = 16,53m Joule
jadi energi mekanik partikel bermassa m ialah 16,53m Joule
c) x(3) dan v(3)
𝜋 𝜋
x(3) = 14,64 sin( 8 . 3 − 4 ) m
𝜋
x(3) = 14,64 sin( 8 ) m = 14,64 . 0,38 = 5,6 meter
𝜋 𝜋 𝜋
v(3) = A cos( . 3 − )
8 8 4
𝜋 𝜋
v(3) = 14,64. 8 cos( 8 ) = 5,75 . 0,92 = 5,31 m/s
d) Energi potensial dan energi kinetik saat t = 6sekon
𝜋 𝜋 𝜋
x(6) = 14,64 sin( 8 . 6 − 4 ) = 14,64 sin( 2 ) = 14,64 meter
1 1
Ep6 = 2kx2 = 2 𝑚𝜔2 . 14,642 = 16,52m joule
𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋
v(6) = A cos( . 6 − ) = 14,64. cos( ) = 0
8 8 4 8 2
Em6 = 0
4. Permasalahan : venturimeter yang dilengkapai dengan manometer berisi raksa
digunakan untuk mengukur kecepatan air seperti gambar disamping.
Data yang diketahui :
diameter penampang titik 1 = d1 = 12 cm
diameter penampang titik 2 = d2 = 6 cm
𝜌air = 1000 kg/m3
𝜌raksa = 13600 k/m3
Ditanyakan : a) kecepatan pada titik 1
b) volume air dalam 2 menit
yang melewati titik 2
Solusi : aliran air pada venturimeter
mengikuti prinsip bernouli. Untuk
mengetahui perbedaan tekanan pada titik 1 dan 2 diukur dari manometer yang
mengikuti hukum pokok hidrostatika.
a) Kecepatan pada titik 1 (v1)
Menggunakan prinsip bernouli, seperti cara dibawah ini
1 1
P1 + 𝜌gh1 + 2 𝜌v12 = P2 + 𝜌gh2 + 2 𝜌v22
ketinggian titik 1 dan 2 pada venturi diatas ialah sama sehingga saling meniadakan
1 1
P1 + 𝜌gh1 + 2 𝜌v12 = P2 + 𝜌gh2 + 2 𝜌v22
1 1
P1 + 2 𝜌v12 = P2 + 2 𝜌v22
1
P1 – P2 = 2 𝜌(v22 – v12)……………………..(persamaan 1)
prinsip kontinuitas menyatakan bahwa debit disemua titik ialah sama
Q1 = Q2
A1v1 = A2v2
1 2 1 2
𝜋𝑑 1 .v1 = 𝜋𝑑 2 .v2
4 4
𝑑12 122
v2 = 𝑑22 v1 = 62 v1 = 4v1  v2 = 4v1
subtitusi nilai v2 pada persamaan 1
1
P1 – P2 = 2 𝜌((4v12) – v12)
1
P1 – P2 = 2 𝜌(16v12 – v12)
15
P1 – P2 = 2 𝜌v12………………………(persamaaan 2)
Untuk mengetahui P1 – P2 didapatkan dari mengukur
manometer raksa, dengan menggunakan hukum
hidrostatika yaitu tekanan fluida di segala titik yang
ketinggiannya sama ialah sama.
PA = P B
P1 + PairA = P2 + PairB + PraksaB
P1 – P2 = PairB + PraksaB – PairA
P1 – P2 = 𝜌airgh + 𝜌raksag.0,22 – 𝜌airg(h+0,22) , semua ketinggian dalam meter
P1 – P2 = = 𝜌airgh + 𝜌raksag.0,22 – 𝜌airgh – 𝜌airg.0,22
P1 – P2 = 𝜌raksag.0,22 – 𝜌airg.0,22 = 0,22g(𝜌raksa – 𝜌air)
P1 – P2 = 0,22.10(13600 – 1000) = 2,2.12600 = 27720 N/m2 , subtitusi nilai ini pada
persamaan 2
15
P1 – P2 = 2 𝜌v12
27720 = 7,5.1000.v12
v12 = 3,696  v1 = 1,92 m/s
b) Volume air yang mengalir pada titik 2 dalam 2 menit
prinsip kontinuitas menyatakan bahwa debit disemua titik ialah sama
Q1 = Q2
𝑉2 𝑉2 𝑉2
= Q2  𝑡 = Q1  𝑡 = A1v1  V2 = A1v1t
𝑡
1 1
V2 = 4 𝜋𝑑12v1t = 4.3.14.(0,12)2.1,92.120 = 41,67 m3 = 41670 liter.
SOAL
EVALUASI BERSAMA TENGAH SEMESTER GANJIL 2018/2019
SPKB-ITS
MATEMATIKA 1
PEMBAHASAN
EVALUASI BERSAMA TENGAH SEMESTER GANJIL 2018/2019
SPKB-ITS
MATEMATIKA 1
1. Garis x – 2y = 5 memotong lingkaran x2 + y2 – 4x + 8y + 10 = 0 di dua titik yaitu A
dan B
 Untuk membuktikan bahwa garis x – 2y = 5 memotong lingkaran di dua titik ialah
dengan mensubtitusikan persamaan garis ke lingakaran
𝒙−𝟓
x – 2y = 5  y = ,subtitusi y ke persamaan lingkaran menjadi :
𝟐
𝑥−5 𝑥−5
x2 +( 2 )2 – 4x + 8( ) + 10 = 0
2
(𝑥 2 − 10𝑥 + 25)
2
x + – 4x + 4x – 20 + 10 = 0 (kedua ruas dikalikan 4)
4
4x + x – 10x + 25 – 16x + 16x – 40 = 0
2 2

5x2 – 10x – 15 = 0  x2 – 2x – 3 = 0………………...................................………..i


D = b2 – 4ac = (-2)2 – 4.1.(-3) = 8
karena D > 0, maka garis memotong lingkaran di dua titik (terbukti)
 Menentukan koordinat A dan B
dengan men-subtitusikan persamaan garis ke lingkaran sehingga dihasilkan
persamaan i yaitu x2 – 2x – 3 = 0, kemudian memfaktorkan persamaan i menjadi :
x2 – 2x – 3 = 0
(x – 3)(x + 1) = 0
x = 3 atau x = -1, maka nilai x yang memenuhi ialah 3 dan -1
3−5
xA = 3 , yA = 2 = -1  A (3,-1)
(−1)−5
xB = -1, yB = = -3  B (-1,-3)
2
 Menentukan jarak AB
AB = √(𝑥𝐵 – 𝑥𝐴)2 + (𝑦𝐵 – 𝑦𝐴)2 = √(−1 − 3)2 + (−3 − (−1))2
= √(−4)2 + (−2)2 = √20 = 2√𝟓 satuan
Jadi jarak AB ialah 2√𝟓 satuan
2. Tiga persamaan linier sebagai berikut, diselesaikan menggunakan eliminasi gauss
4x + y + 2z – 1 = 0 4x + y + 2z = 1…………………i

2x + 2y + z = 0 2x + 2y + z = 0…………………ii
2x + 3y + z – 2 = 0  2x + 3y + z = 2………………..iii
 3 persamaan linier diatas diubah dalam bentuk matrik kemudian dilakukan operasi
baris elementer sampai terbentuk matriks segitiga atau eselon
4 1 2 1 𝐵2 − 1 𝐵1 4 1 2 1 𝟒 𝟏 𝟐 𝟏
2 5
|2 2 1 0| 1 |0 3⁄2 0 − 1⁄2| 𝐵3 − 𝐵2 |𝟎 𝟑⁄𝟐 𝟎 − 𝟏⁄𝟐|
3
2 3 1 2 𝐵3 − 𝐵1 2 5⁄2 0 3⁄2 𝟎 𝟎 𝟎 𝟕⁄ 𝟑
2
 Dari matrik eselon diatas(cetak tebal) didapat persamaan pada baris ke-tiga yaitu
4 1 2 1
| 0 3⁄2 0 − 1⁄2|
𝟎 𝟎 𝟎 𝟕⁄ 𝟑
0x + 0y + 0z = 7/3, maka tidak ada nilai x, y dan z yang memenuhi SPL diatas
3. Akar-akar kompleks dari z3 + 8i = 0
 Mengubah persamaan kompleks menjadi bentuk z = r(𝐜𝐨𝐬 𝜽 + i 𝐬𝐢𝐧 𝜽)
z3 + 8i = 0
z3 = 0 – 8i
0
cos 𝜃 = =0
8
r = √02 + (−8)2 = 8 , −8  𝜃 = 270o, 270o + 360o, 270o +
sin θ = = −1
8
3
720 ….= 𝜋 + 2𝜋𝑘 dengan k = 0,1,2…..
o
2
sehingga persamaan kompleks diatas ialah
3 3
z3 = 8 (cos (2 𝜋 + 2𝜋𝑘) + 𝑖 sin (2 𝜋 + 2𝜋𝑘))
1
persamaan diatas dipangkatkan 3 menjadi
1 3 1 3
(z3)1/3 = (8)1/3 (cos 3 (2 𝜋 + 2𝜋𝑘) + 𝑖 sin 3 (2 𝜋 + 2𝜋𝑘), mengacu pada rumus
𝑒 𝑖𝑛𝜃 = (cos n𝜃 + I sin n𝜃)
𝟑 𝟑
𝝅+𝟐𝝅𝒌 𝝅+𝟐𝝅𝒌
z = 2 (cos 𝟐 + i sin 𝟐 ), k = 0, 1, 2….
𝟑 𝟑
 Mencari akar kompleks, karena persamaan berpangkat tiga, maka memiliki 3 akar
yaitu z1, z2, z3
z1  k = 0
3 3
𝜋+2𝜋.0 𝜋+2𝜋.0 1 1
z1 = 2 (cos 2 + i sin 2 )= 2(cos 𝜋 + i sin 𝜋) = 2 (0+i) = 2i
3 3 2 2
z2  k = 1
3 3
𝜋+2𝜋.1 𝜋+2𝜋.1 7 7 1 1
2 2
z2 = 2 (cos + i sin )= 2(cos6 𝜋 + i sin6 𝜋) = 2 (− 2 √3 − 𝑖)= -√3
3 3 2
–i
z3  k = 2
3 3
𝜋+2𝜋.2 𝜋+2𝜋.2 11 11 1 1
z3 = 2 (cos 2
+ i sin 2
)= 2(cos 6 𝜋+i sin 6 𝜋)= 2 (2 √3 − 𝑖)= √3 – i
3 3 2
√𝑥+4 − 2
,
𝑥 ≠ 0 , nilai k agar lim 𝑓(𝑥 ) = f(0) ialah
4. 𝑓(𝑥 ) = { 𝑥
𝑥→0
𝑘 , 𝑥=0
k = f(0) = lim 𝑓 (𝑥 )
𝑥→0
√𝑥+4 − 2 √𝑥+4 − 2 √𝑥+4 + 2 𝑥 1
lim 𝑓 (𝑥) = lim− = lim− x = lim− 𝑥 = lim−
𝑥→0− 𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 √𝑥+4 + 2 𝑥→0 √𝑥+4 + 2 𝑥→0 √𝑥+4 + 2
1
=4
√𝑥+4 − 2 √𝑥+4 − 2 √𝑥+4 + 2 𝑥 1
lim+ 𝑓 (𝑥) = lim+ = lim+ x = lim+ 𝑥 = lim+
𝑥→0 𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 √𝑥+4 + 2 𝑥→0 √𝑥+4 + 2 𝑥→0 √𝑥+4 + 2
1
=
4
1 1
sehingga lim 𝑓 (𝑥) = 4, maka lim 𝑓 (𝑥 ) = f(0) = k = 4
𝑥→0 𝑥→0
5. syarat agar fungsi continue di sembarang titik, missal titik c ialah
 f(x) terdefinisi di c
 lim 𝑓 (𝑥 ) ada
𝑥→𝑐
 lim 𝑓 (𝑥 ) = f(c)
𝑥→𝑐
apabila ada sedikitnya satu syarat diatas tidak terpenuhi , maka fungsi tidak
continue
𝑥 2−3𝑥+2
𝑓 (𝑥 ) = | x−2 |
𝑥 2−3𝑥+2 (𝑥−1)(𝑥−2)
untuk x-2 ≥ 0 , f(x) = = = x – 1( x ≠ 2)
x−2 (x−2)
𝑥 2 −3𝑥+2 (𝑥−1)(𝑥−2)
untuk x-2 < 0 , f(x) = = = -(x – 1)= 1 – x
−(x−2) −(x−2)
𝑥 − 1, 𝑥 > 2
sehingga, 𝑓(𝑥 ) = {
1 − 𝑥, 𝑥 < 2
 Fungsi diatas tidak terdefinisi di x = 2, f (2) tidak ada
 lim 𝑓 (𝑥 )
𝑥→2
lim 𝑓(𝑥) = lim− 1 − 𝑥 = -1
𝑥→2− 𝑥→2
lim+ 𝑓(𝑥) = lim+ 𝑥 − 1 = 1
𝑥→2 𝑥→2
karena lim 𝑓(𝑥 ) memiliki nilai berbeda didekati dari kiri dan kanan, maka lim 𝑓 (𝑥 )
𝑥→2 𝑥→2
tidak ada
 lim 𝑓 (𝑥 ) ≠ 𝑓(2), karena fungsi diatas tidak terdefinisi dan tidak mempunyai limit
𝑥→2
di x = 2

𝑥 2−3𝑥+2
Jadi, 𝑓 (𝑥 ) = | x−2 |
tidak continue di x = 2

Anda mungkin juga menyukai