1. Permasalahan : dua buah mobil yang bergerak lurus di sumbu x saling mendekati yang
memiliki posisi awal berbeda terhadap pusat koordinat. Kedua mobil identic kecuali
warnanya yaitu merah dan hijau. Mobil merah bergerak dengan kecepatan constant(GLB),
mobil hijau bergerak dengan percepatan constant(GLBB). Terdapat 2 kejadian yaitu,
kecepatan awal dan percepatan mobil hijau sama pada kedua kejadian, namun kecepatan
awal mobil merah berbeda pada kedua kejadian
Ditanya : a) kecepatan awal mobil hijau
b) percepatan mobil hijau
Data yang diketahui : (posisi dinyatakan dalam meter)
posisi mula-mula mobil merah = xr
posisi mula-mula mobil hijau = xg
posisi saat bertemu = xt
kecepatan mobil merah = vr
kecepatan mula-mula mobil hijau = vg
Kejadian 1 Kejadian 2
xr = 0 xr = 0
xg = 220 xg = 220
xt = 44,5 xt = 76,6
vr = 20 m/s vr = 40 m/s
Solusi : persamaan-persamaan GLB berlaku pada mobil merah, persamaan-persamaan
GLBB berlaku pada mobil hijau
persamaan posisi GLB : xt = x0 + vt
1
persamaan posisi GLBB : xt = x0 + v0t + 2at2
a) Kecepatan mula-mula mobil hijau (vg)
Meninjau masing-masing kejadia
Kejadian 1
tinjau mobil merah
xt = xr + vrt
44,5 = 0 + 20t
t = 2,225 sekon
tinjau mobil hijau
1
xt = xg + vgt + 2at2
1
44,5 = 220 + vg.2,225 + 2a(2,225)2
-175,5 = 2,225vg + 2,475a pers i
Kejadian 2
tinjau mobil merah
xt = xr + vrt
76,6 = 0 + 40t
t = 1,915 sekon
tinjau mobil hijau
1
xt = xg + vgt + 2at2
1
76,6 = 220 + vg.1,915 + 2a(1,915)2
-143,4 = 1,915vg + 1,83a pers ii
Eliminasi pers i dan pers ii
(-175,5 = 2,225vg + 2,475a) × 1,83
(-143,4 = 1,915vg + 1,83a) × 2,475
-321,165 = 4vg + 4,53a
-354,915 = 4,74vg + 4,53a –
33,75 = -0,74vg vg = -45,6 m/s (tanda (-) mengartikan arah kecepatan ke kiri)
b) Subtitusi nilai vg ke pers i atau pers ii
-175,5 = 2,225vg + 2,475a (pers i)
-175,5 = 2,225.(-45,6) + 2,475a
-175,5 = -101,46 + 2,475a
-74,04 = 2,475a a = -29,9 m/s2 (tanda (-) mengartikan arah percepatan ke kiri)
2. Diketahui : 𝐴 ⃗⃗⃗ = 3i – 2j 𝐵
⃗ = -i – 4j
Ditanya :
⃗⃗⃗ + 𝐵
a) 𝐴 ⃗
b) ⃗⃗⃗
𝐴 –𝐵 ⃗
c) |𝐴 + 𝐵|
d) |𝐴 − 𝐵|
e) Arah yang dibentuk oleh |𝐴 + 𝐵| dan |𝐴 − 𝐵|
f) ⃗⃗⃗
𝐴 ×𝐵 ⃗
Solusi :
a) ⃗⃗⃗
𝐴 +𝐵 ⃗ = (3i – 2j) + (-i – 4j) = 2i – 6j
b) ⃗⃗⃗
𝐴 –𝐵 ⃗ = (3i – 2j) – (-i – 4j) = 4i + 2j
c) |𝐴 + 𝐵| = √22 + (−6)2 = √40 = 2√10 satuan
d) |𝐴 − 𝐵| = √42 + 22 = √20 = 2√5 satuan
e) Untuk 𝐴 ⃗⃗⃗ + 𝐵 ⃗
𝑦 −6
tan 𝜃 = 𝑥 = = -3 , 𝜃 = tan−1 −3 = -71,560 atau 288,40
2
Untuk ⃗⃗⃗
𝐴 −𝐵 ⃗
𝑦 2
tan 𝜃 = 𝑥 = 4 = 0,5 , 𝜃 = tan−1 0,5 = 26,560
f) ⃗⃗⃗
𝐴 ×𝐵 ⃗
Solusi 1 : menggunakan cara determinan
𝑖 𝑗 𝑘
⃗⃗⃗ × 𝐵
𝐴 ⃗ = | 3 −2 0| = 0i + 0j – 14k
−1 −4 0
Solusi 2 : menggunakan rumus
⃗⃗⃗ × 𝐵
𝐴 ⃗ = (AyBz – AzBy)i + (AzBx – AxBz)k + (AxBy – AyBx)j
= (-2.0 – 0.-4)I + (0.-1 – 3.0)k + (3.-4 – (-1).-2)j
= 0i + 0j – 14k
3. Permasalahan : penyelam meloncat dalam arah horizontal dari atas tebing. Dan dalam
waktu 3 sekon sampai di permukaan air
Ditanya : a) tinggi tebing terhadap permukaan air
b) jarak terjauh antara dasar tebing dengan penyelam saat menyentuh air
Data yang diketahui :
keceapatan saat meloncat = 1,6 m/s
waktu yang dibutuhkan untuk sampai di permukaan air = t = 3 sekon
Solusi : penyelam meloncat dalam arah horizontal yang artinya kecepatan mula-mula saat
meloncat ialah kecepatan di sumbu horizontal (sumbu x) dan membentuk sudut 0o terhadap
horizontal. lintasan penyelam saat meloncat hingga sampai di permukaan air ialah parabola
dengan sudut elevasi 0o, gerak penyelam terjadi di sumbu horizontal (sumbu x) dan sumbu
vertical (sumbu y). berikut sketsa lintasannya
v0 = 1,6 m/s 𝛼 = 0o v0
v0x = v0 cos 𝛼 = 1,6 cos 0𝑜 = 1,6 m/s
v0y = v0 sin 𝛼 = 1,6 sin 0𝑜 = 0 m/s
t = 3 sekon
y
a) tinggi tebing
jika tinggi tebing = y, maka posisi
mula mula penyelam = y x
1
yt = y0 + v0yt - 2gt2
1
0 = y + 0.3 – 2.10.32
y = 45 meter
b) jarak antara dasar tebing dengan penyelam saat menyentuh air (x)
x = x0 + v0xt = 0 + 1,6.3 = 4,8 m
4. Permasalahan : sebuah Meriam yang terletak pada tebing pantai 50 meter diatas
permukaan air laut ditembakkan secara mendatar agar mengenai speedboat yang sedang
bergerak berlawanan dengan kecepatan peluru Meriam (speedboat mendekati Meriam).
Kecepatan speedboat ialah constant. Lintasan peluru ialah parabolik
Ditanya : a) waktu yang dibutuhkan peluru untuk mengenai speedboat
b) jarak yang ditempuh speedboat dari peluru ditembakkan sampai menumbuk
c) jarak yang dicapai peluru Meriam
d) jarak mendatar Meriam dengan speedboat saat penembakan meriam
Data yang diketahui :
y = 50 meter
v0 = 50 m/s, ditembakkan secara mendatar, artinya 𝛼 = 0o terhadap sumbu x
v0x = v0 cos 𝛼 = 50 cos 0𝑜 = 50 m/s , v0y = v0 sin 𝛼 = 50 sin 0𝑜 = 0 m/s
vspeedboat = 100 m/s
Solusi : agar peluru meriam tepat mengenai speedboat, pertama posisi peluru harus berada
di permukaan laut, sehingga peluru harus menuruni tebing sejauh tinggi tebing terhadap
permukaan laut. Kedua, saat peluru berada di permukaan laut posisi speedboat harus berada
dalam keadaan yang sama.
v0
v0 = kecepatan awal peluru Meriam
vspeedboat = kecepatan speedboat
y = tinggi tebing
y xmeriam = jarak yang ditempuh speedboat
xspeedboat = jarak yang ditempuh speedboat
vspeedboat
xmeriam xspeedboat
a) Waktu yang dibutuhkan peluru mengenai speedboat (t)
waktu yang diperlukan peluru untuk mengenai speedboat ialah sama dengan waktu
peluru untuk mencapai permukaan laut (ketinggian 0 meter)
1
y = y0 + v0yt – 2gt2
1
0 = 50 + 0.t – 2.10.t2
5t2 = 50 t = √10 sekon = 3,16 sekon
b) Jarak yang ditempuh speedboat sejak peluru ditembakkan hingga menumbuk
jarak tersebut ialah jarak yang ditempuh selama t = 3,16 sekon, gerak speedboat ialah
GLB (kecepatan constant)
xspeedboat = vspeedboat.t = 100.3,16 = 316 meter
c) Jarak yang dicapai peluru Meriam (xmeriam)
jarak tersebut ialah jarak mendatar yang ditempuh peluru, gerak peluru di sumbu x ialah
gerak lurus beraturan
xmeriam = v0xt = 50.3,16 = 158 meter
d) Jarak mendatar mula-mula Meriam dengan speedboat saat penembakan (x)
x = xspeedboat + xmeriam = 316 + 158 = 474 meter
5. Permasalahan : pelemparan batu dengan sudut 𝜃 terhadap horizontal (elevasi) sehingga
menumbuk tembok di titik A (seperti di gambar dibawah) dalam 5,5 sekon.
Ditanyakan : a) waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tinggi maximum
b) tinggi maximum (H) yang dicapai batu
c) tinggi tembok (h)
d) vector kecepatan batu saat menumbuk tembok
e) jarak ujung kiri tembok dengan posisi A, jika jarak antara posisi awal batu dengan
ujung terdekat tembok 112 meter
Data yang diketahui :
v0 = 42 m/s 𝜃 = 60o
A
waktu untuk sampai di A = tA = 5,5 sekon
v0 H
Solusi : gerak parabola ialah gerak 2 dimen- h
si, di sumbu x terjadi GLB, di sumbu y terja- 𝜃
di GLBB 112 meter x1
𝑜
v0x = v0 cos 𝜃 = 42 cos 60 = 21 m/s
v0y = v0 sin 𝜃 = 42 sin 60𝑜 = 36,37 m/s
x1 = jarak ujung kiri tembok dengan A
a) waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tinggi maximum (tH)
gerak batu di sumbu y ialah GLBB, batu akan mencapai tinggi maximum jika kecepatan
di sumbu y-nya sama dengan nol
vy = v0y – gtH
0 = 36,37 – 10.tH tH = 3,64 sekon
b) tinggi maximum (H) yang dicapai batu
dicapai pada saat tH = 3,64 sekon
1
H = y0 + v0ytH – 2gtH2
1
H = 0 + 36,37.3,64 - 2.10.3,642 = 66,14 meter
c) tinggi tembok (h)
waktu yang dibutuhkan untuk sampai di posisi A ialah 5,5 sekon, sehingga tinggi
tembok ialah
1
h = y0 + v0ytA – 2gtA2
1
h = 0 + 36,37.5,5 - 2.10.5,52 = 48,785 meter
d) vector kecepatan batu saat di posisi A ( 𝑣 A )
𝑣 A = 𝑣 Ax i + 𝑣 Ay j
𝑣 Ax = v0x = 21 m/s
𝑣 Ay = v0y – gtA = 36,37 – 10.5,5 = -18,63 m/s
𝑣 A = 21 i – 18,63 j
e) jarak ujung kiri tembok dengan A (x1)
xA = v0x.tA = 21.5,5 = 115,5 meter
xA = 112 + x1
115,5 = 112 + x1 x1 = 3,5 meter
SOAL
KUIS FISIKA DASAR 1
PEMBAHASAN
KUIS FISIKA DASAR 1
1. Permasalahan : pelemparan dua bola dengan ketinggian berbeda, dengan bola kedua
dilempar 1,5 detik setalah bola pertama dilempar. Namun kedua bola sampai ditanah
dengan bersamaan pada waktu 10 detik setelah pelemparan bola pertama.
Ditanya : a) perbedaan tinggi kedua bola
b) ketinggian bola pertama
Solusi : kedua bola mengalami gerak jatuh bebas sehingga kecepatan mulamula kedua
bola ialah sama dengan nol.
tbola pertama t1 = 10 detik
tbola kedua t2 = 10 – 1,5 = 8,5 detik
1 1
hbola pertama = 2gt12 = 2.10.102 = 500 meter
1 1
hbola kedua = 2gt22 = 2.10.8,52 = 361,25 meter
a) 52 = 361,25 meter
Δh = 500 – 361,25 = 138,75 meter
1 1
b) hbola pertama = 2gt12 = 2.10.102 = 500 meter
2. Permasalahan : penembakan peluru dari kaki bidang miring yang membentuk sudut 30 o
terhadap bidang miring. Kemiringan bidang ialah 37o terhadap horizontal. Koordinat puncak
peluru terhadap miring ialah titik A (80,30)
Ditanya : a) kecepatan awal peluru
b) arah kecepatan dan koordinat peluru saat di ketinggian maximum terhadap
horizontal (titik B)
c) koordinat peluru di titik C (mendarat pada bidang miring)
Solusi : sketsa gambar penembakan
y’ y+ B C x’
Koordinat A (80,30) terhadap bidang
A y’max
gambar disamping merupakan
lintasan peluru. Posisi peluru ter- v0 30o
hadap bidang miring ditinjau dari 37o ymax
x+
sumbu x’ dan sumbu y’. pada sumbu
x’ terdapat pengaruh gsin 37𝑜 kearah gsin 37𝑜 37o
kiri dan padasumbu y’ terdapat g gcos 37𝑜
pengaruh gcos 37𝑜 kearah bawah
peluru mencapai posisi tertinggi terhadap bidang miring (sumbu x’) ketika vy’ sama dengan
nol dan peluru mencapai posisi tertinggi terhadap sumbu x (horizontal) ketika vy sama
dengan nol.
1
Persamaan dasar GLBB ialah r = r0 + v0t + 2at2
di sumbu x’ terdapat pengaruh percepatan gsin 37𝑜 , persamaan geraknya
1 1
x’ = x’0 + v0x’t – 2gsin 37𝑜 t2 = v0x’t – 2gsin 37𝑜 t2 (x’0 = 0)
𝑑𝑥′
vx’ = = v0x’ – gsin 37𝑜 t
𝑑𝑡
di sumbu y’ terdapat pengaruh percepatan gcos 37𝑜 , persamaan geraknya
1 1
y’ = y’0 + v0y’t – 2gcos 37𝑜 t2 = v0y’t – 2gcos 37𝑜t2 (y’0 = 0)
𝑑𝑦′
vy’ = = v0y’ – gcos 37𝑜 t
𝑑𝑡
a) Kecepatan awal peluru
koordinat titik puncak terhadap bidang miring (sumbu x’ dan y’) ialah (80,30)
y’A = y’max = 30 vy’ = 0
vy’ = v0y’ – gcos 37𝑜t
𝑣0 sin 30𝑜
0 = v0sin 30𝑜 – gcos 37𝑜 t t = g cos 37𝑜
1
y’ = v0y’t – 2gcos 37𝑜t2
𝑣0 sin 30𝑜 1 𝑣0 sin 30𝑜
30 = v0sin 30𝑜 . g cos 37𝑜 – 2gcos 37𝑜 ( g cos 37𝑜 )2
2. g cos 37𝑜 .30 = 2.v02sin2 30𝑜 – v02sin2 30𝑜
2. g cos 37𝑜 .30 = v02sin2 30𝑜
2. 10.0,8.30 = v02.(0,5)2 480 = 0,25v02 v02 = 1920
v0 = √1920 = 43,8 m/s
b) arah kecepatan dan koordinat peluru saat di ketinggian maximum terhadap horizontal
(titik B)
ymax vy = 0
vy = v0y – gt
𝑣0 sin(30𝑜 +37𝑜 ) 43,8 . 0,92
0 = v0 sin(30𝑜 + 37𝑜 ) – gt t = 𝑔
= 10
= 4 sekon
𝑜 𝑜
xB = v0xt = v0 cos(30 + 37 )t = 43,8.0,39.4 = 68,45 meter
1 1 1
ymax = yB = v0yt – 2gt2 = v0 sin(30𝑜 + 37𝑜 )t – 2gt2 = 43,8.0,92.4 – 2.10.42
= 161,184 – 80 = 81,18 meter
jadi koordinat titik B terhadap horizontal (sumbu x dan y ialah (68,45;81,18)
arah kecepatannya ialah sejajar sumbu x, karena pada saat ymax vy = 0
c) koordinat titik C
lintasan peluru diatas bidang miring ialah parabolic, pada soal a) waktu yang
𝑣0 sin 30𝑜
dibutuhkan untuk mencapai y’max ialah tA = g cos 37𝑜
43,8.0,5
tA = = 2,7375 sekon , sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mendarat ialah
10.0,8
2t = 2.2,7375 = 5,475 sekon
1 1 1
x’C = v0x’t – 2gsin 37𝑜 t2 = v0cos 30𝑜 t – 2gsin 37𝑜 t2 = 43,8.0,866.5,475 – 2.10.0,6.5,4752
= 207,67 – 89,93 = 117,74 meter
jadi koordinat C terhadap bidang miring (sumbu x’ dan y’) ialah (117,74;0)
jika diukur dari sumbu x dan y, maka
x = x’cos 37o = 117,4.0,8 = 93,92 dan y = x’sin 37o = 117,4.0,6 = 70,44
jadi koordinat C terhadap sumbu x dan y ialah (93,92;70,44)
3. Permasalahan : 2 buah balok terletak pada bidang miring kasar dan salah satu sisi dari
dua balok bersentuhan. Pada balok dikenai gaya F sejajar sumbu horizontal.
Ditanyakan : a) diagram gaya yang bekerja
b) besar gaya F agar balok tepat akan bergerak ke atas
c) besar gaya F agar balok bergerak ke atas dengan percepatan 1 m/s2
Data yang diketahui :
massa balok 1 = m1 = 2 kg w1 = 20 newton
massa balok 2 = m2 = 4 kg w2 = 40 newton
koefisien gesek statis = 𝜇 s = 0,4
koefisien gesek kinetis = 𝜇 k = 0,2
Solusi : pada bidang sentuh balok 1 dan 2 terdapat gaya kontak yang besarnya sama
namun arah berlawanan (saling meniadakan)
a) Menggambar diagram gaya yang bekerja pada masing-masing balok
N21 N1
N2
w1gsin 37𝑜
Fcos 37𝑜
w2sin 37𝑜
w1cos 37𝑜 w fgesek
w2cos 37𝑜 w Fsin 37𝑜
37 37
o
o
Diagram gaya benda 1 N12
Diagram gaya benda 2
N1 = gaya normal benda 1
N2 = gaya normal benda 2
N21 = gaya kontak oleh x’+ y’+ N12 = gaya kontak oleh benda 1
benda 2 pada benda 1
pada benda 2
b) Besar gaya F agar balok tepat akan bergerak ke atas
ketika balok tepat akan bergerakn keatas, gaya gesek yang bekerja ialah gaya gesek statis
maximum dengan arah kebawah (melawan kecenderungan gerak). Resultan gaya gaya
yang bekerja sama dengan nol.
Meninjau benda 1
Σ𝐹 y’ = 0 (benda diam di sumbu y')
N1 – w1cos 37𝑜 = 0 N1 = w1cos 37𝑜
Σ𝐹 x’ = 0 (benda tepat akan bergerak ke atas di sumbu x’)
N21 – w1sin 37𝑜 – fgesek statis 1 = 0
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 sN1 = 0
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 s w1cos 37𝑜 = 0 pers 1
Meninjau benda 2
Σ𝐹 y’ = 0 (benda diam di sumbu y')
N2 – w2cos 37𝑜 – Fsin 37𝑜 = 0
N2 = w2cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜
Σ𝐹 x’ = 0 (benda tepat akan bergerak ke atas di sumbu x’)
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – fgesek statis 2 – N12 = 0
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 sN2 – N12 = 0
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 s(w2 cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – N12 = 0 pers 2
Menjumlahkan pers 1 dan 2
gaya kontak N21 dan N12 ialah pasangan aksi reaksi sehingga besarnya sama
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 s w1cos 37𝑜 = 0
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 s(w2 cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – N12 = 0 +
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 s(w2 cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – w1sin 37𝑜 – 𝜇 s w1 cos 37𝑜=0
Fcos 37𝑜 = w2sin 37𝑜 + 𝜇 s(w2cos 37𝑜+ Fsin 37𝑜 ) + w1sin 37𝑜 + 𝜇 s w1cos 37𝑜
0,8F = 40.0,6 + 0,4(40.0,8 + 0,6F) + 20.0,6 + 0,4.20.0,8
0,8F = 24 + 12,8 + 0,24F + 12 + 6,4
0,8F = 55,2 + 0,24F
0,56F = 55,2 F = 98,57 Newton
Jadi besarnya gaya F agar balok tepat akan beregerak ke atas ialah 98,57 Newton
c) Besar gaya F agar balok beregrak keatas dengan percepatan 1 m/s2
ketika balok bergerak keatas dengan, gaya gesek yang bekerja ialah gaya gesek kinetis
yang arahnya berlawanan arah gerak, yaitu kea rah bawah
Meninjau benda 1
Σ𝐹 y’ = 0 (benda diam di sumbu y')
N1 – w1cos 37𝑜 = 0 N1 = w1cos 37𝑜
Σ𝐹 x’ = ma (benda bergerak ke atas dengan a = 1 m/s2 di sumbu x’)
N21 – w1sin 37𝑜 – fgesek kinetis 1 = m1a
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 kN1 = m1a
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 kw1cos 37𝑜 = m1a pers 1
Meninjau benda 2
Σ𝐹 y’ = 0 (benda diam di sumbu y')
N2 – w2cos 37𝑜 – Fsin 37𝑜 = 0
N2 = w2cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜
Σ𝐹 x’ = 0 (benda bergerak ke atas dengan a = 1 m/s2 di sumbu x’)
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – fgesek kinetis 2 – N12 = m2a
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 kN2 – N12 = m2a
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 k(w2cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – N12 = m2a pers 2
Menjumlahkan persamaan 1 dan 2
gaya kontak N21 dan N12 ialah pasangan aksi reaksi sehingga besarnya sama
N21 – w1sin 37𝑜 – 𝜇 kw1cos 37𝑜 = m1a
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 k(w2cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – N12 = m2a +
Fcos 37𝑜 – w2sin 37𝑜 – 𝜇 k(w2cos 37𝑜 + Fsin 37𝑜 ) – w1sin 37𝑜 – 𝜇 kw1cos 37𝑜 = (m1
+ m2)a
0,8F – 40.0,6 – 0,2(40.0,8 + 0,6F) – 20.0,6 – 0,2.20.0,8 = (2+4).1
0,8F – 24 – 6,4 – 0,12F – 12 – 3,2 = 6
0,68F – 45,6 = 6 0,68F = 51,6 F = 75,88 Newton
Besar gaya F pada jawaban b) lebih kecil daripada jawaban c), hal ini dikarenakan gaya
gesek statis lebih besar dari pada gaya gesek kinetis. Ketika balok diam, gaya gesek yang
bekerja ialah gaya gesek statis, untuk menggerakkan kedua balok gaya F yang diperlukan
harus lebih besar dari 98,57 Newton, setelah balok bergerak gaya gesek yang bekerja
ialah gaya gesek kinetis, agar bergerak dengan a = 1 m/s2 F yang diperlukan sebesar 75,88
Newton.
4. Permasalahan : dua balok terletak pada lantai kasar dihubungkan dengan tali terhubung
dengan balok lain yang menggantung melaluli katrol licin.
Ditanyakan : percepatan sistem dan gaya tegang tali antara benda 1 dan 2
Solusi : menggambar gaya gaya yang bekerja pada sistem
1. |𝐹 | = 100 Newton, sudut terhadap sumbu x (𝛼) 60o, 45o terhadap sumbu y (𝛽) 60o terhadap
sumbu z (𝛾).
r0 = A = 2i + 3j + k
rt = B = 3i + 5j + 3k
Menentukan vector F dan dan vector perpindahan (Δ𝑟)
𝐹 = |𝐹 | cos 𝛼 i + |𝐹 | cos 𝛽 j + |𝐹 | cos 𝛾 k = 100 cos 60𝑜 i + 100 𝑐𝑜𝑠45𝑜 j +
100 cos 60𝑜 k = 50 i + 70,7 j + 50 k, jadi 𝑭 ⃗ = 50 i + 70,7 j + 50 k
⃗⃗⃗⃗
Δr = rt – r0 = B – A = (3i + 5j + 3k) – (2i + 3j + k ) = i + 2j + 2k
Menentukan besar kerja yang dilakukan gaya F
Kerja atau Work (W) atau usaha merupakan perkalian titik vector dengan vector (dot
product) sehigga usaha merupakan besaran scalar
W = 𝐹 . ⃗⃗⃗⃗
Δr = (50 i + 70,7 j + 50 k) . (i + 2j + 2k) = (50 x 1) + (70,7 x 2) + (50 x 2) = 50 +
141,4 + 100 = 291,4 joule
2. Permasalahan : Truk dan mobil yang mula mula keadaannya diam pada posisi
yang sama bergerak dengan bergantian dengan truk berangkat 10 detik lebih awal dari
mobil dengan percepatan constant yang berbeda. Gerakan truk ialah GLBB sedangkan
gerakan mobil GLBB hingga kecepatan 120km/jam, kemudian ber-GLB
Ditanya : Kapan dan dimana truk dan mobil bertemu ?
Data yang diketahui :
vo mobil = vo truk = 0m/s
atruk = 4 m/s2
amobil = 5 m/s2
vmax mobil = 120km/jam = 33,3 m/S
jika lamanya waktu mobil ber-GLB ialah t2 sekon, dan lamanya waktu mobil ber-GLBB
ialah t1, maka lamanya waktu movbil bergerak ialah t1 + t2 sekon. Karena truk berangkat 10
detik lebih awal dari mobil maka lamanya truk bergerak ialah t1 + t2 + 10 sekon.
tmobil glbb = t1 sekon
tmobil glb = t2 sekon
ttruk = t1 + t2 + 10 sekon
Solusi :
karena truk dan mobil berangkat dari posisi yang sama, maka keduanya akan bertemu setelah
menempuh jarak yang sama
xmobil = xtruk
xmobil glbb + xmobil glb = xtruk
waktu yang dibutuhkan mobil untuk mencapai kecepatan 33,3 m/s (t1) ialah
vmax mobil = vo mobil + amobil.t1
33,3 = 0 + 5.t1
t1 = 6,66 sekon
t1 = 6,66 sekon, ttruk = t1 + t2 + 10 = 6,66 + t2 + 10 = 16,66 + t2 sekon
menghitung lamanya waktu saat truk dan mobil bertemu (berdampingan)
xmobil glbb + xmobil glb = xtruk
1 1
vo mobil . t1 + at12 + vmax mobil . t2 = vo truk . ttruk + attruk2
2 2
1 1
0 . t1 + 2.5.(6,66)2 + 33,3 . t2 = 0 . ttruk + 2.4.ttruk2 (ttruk = 16,66 + t2 t2 = ttruk – 16,66)
110,9 + 33,3 (ttruk – 16,66) = 2 ttruk2
110,9 + 33,3ttruk – 554,8 = 2 ttruk2
-443,9 + 33,3ttruk - 2 ttruk2 = 0
ttruk2 – 16,652 ttruk + 221,95 = 0
−𝑏±√𝑏 2 −4𝑎𝑐 −(−16,652)±√(−16,652)2−4.1.221,95 16,652±√−𝟔𝟏𝟎,𝟓
ttruk = = =
2𝑎 2.1 2
persamaan diatas memiliki akar yang bukan bilangan real (imaginer) yang berarti tidak
punya penyelesaian, maka mobil dan truk tidak akan pernah menempuh jarak yang sama
dalam waktu yang bersamaan artunya mobil dan truk tidak akan pernah bertemu atau
saling berdampingan.
3. Permasalahan : sebuah balok yang terletak pada bidang miring dengan kemiringan 𝜃
dikerjakan gaya F dengan arah keatas sejajar bidang miring. Bidang miring, kasar sehingga
gaya gesek bekerja pada balok.
Ditanya : besar gaya F agar a) balok tepat akan bergerak keatas
b) balok bergerak kebawah dengan kecepatan constant
Data yang diketahui :
massa balok = m = 3 kg
kemiringan bidang = 𝜃 = 300
koefesien gesekan statis = 𝜇 s = 0,4
koefesien gesekan kinetis = 𝜇 k = 0,3
Solusi :
Menggambar gaya gaya yang bekerja pada balok
F F
fg
y’
F
x’
y+
AB = CD = EF = GH = 6 cm
BC = FG = AD = EH = 2 cm
CG = BF = AE = DH = 4 cm
𝑎 = 𝐷𝐸⃗⃗⃗⃗⃗ = |𝐷𝐴|i +|𝐴𝐸 |k = 2i + 4k
𝑏⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐹 = |𝐶𝐵|i +|𝐵𝐹 |k = 2i + 4k
⃗⃗⃗⃗⃗ = |𝐶𝐵|i + -|𝐵𝐴|j +|𝐴𝐸 |k = 2i – 6j + 4k
𝑐 = 𝐶𝐸
a) Besar dan arah 𝑎 + 𝑏⃗ + 𝑐
𝑎 + 𝑏⃗ + 𝑐 = 2i + 4k + 2i + 4k + 2i – 6j + 4k = 6i – 6j + 12k
|𝑎 + 𝑏⃗ + 𝑐 | = √62 + (−6)2 + 122 = √216 = 6√6 cm
6 1
arah terhadap sumbu x (𝛼) cos 𝛼 = 6 = 6 √6 , 𝛼 = 65,9o
√6
−6 1
arah terhadap sumbu y (𝛽) cos 𝛽 = 6 = − 6 √6 , 𝛽 = 114,1o
√ 6
12 2
arah terhadap sumbu x (𝛾) cos 𝛾 = = √6 , 𝛾 = 35,3o
6 √6 6
b) Besar 𝑎 x 𝑏⃗
Solusi 1 , menggunakan cara determinan
𝑖 𝑗 𝑘
⃗
𝑎 x 𝑏 = |2 0 4| = 0i + 0j + 0k
2 0 4
|𝑎 x 𝑏⃗| = 0
Solusi 2
𝑎 x 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| sin 𝜃 (𝜃 = 0o karena kedua vektor sejajar)
𝑎 x 𝑏⃗ = |𝑎||𝑏⃗| sin 0 = 0
2. Permasalahan : penembakan sebuah peluru dari atas gedung dengan vector kecepatan
awal -30i + 40j m/s
Ditanya : a) tinggi maximum peluru relative terhadap tanah
b) jarak peluru ketika mendarat di tanah diukur dari dasar gedung
c) kecepatan peluru ketika mendarat di tanah
Data yang diketahui : A
𝑣 0 = -30i + 40j m/s
v0x = -30 m/s , v0y = 40 m/s
Tinggi gedung = hgedung,tanah = 10 meter
hpeluru,gedung
Solusi :
a) tinggi maximum peluru dari tanah = hpeluru,tanah
tinggi maximum peluru dari gedung = hpeluru,gedung B
tinggi maximum dicapai ketika vy = 0 (posisi A) hgedung,tanah
vy = v0y – gt
0 = 40 – 10t C
x1 x2
tA = 4 sekon
1 1
hpeluru,gedung = v0yt – 2gt2 = 40.4 – 2.10.42 = 80 meter
hpeluru,tanah = hpeluru,gedung + hgedung,tanah
hpeluru,tanah = 80 meter + 10 meter = 90 meter
b) Jarak peluru ketika mendarat ditanah di posisi c (terhadap dasar gedung)
xc = x1 + x2
A
x2
x2 = v0x.tB = v0x.2tA hpeluru,gedung
x2 = -30.2.4 = -240 meter
B
x1
x2 B
vector kecepatan di B
vbx = v0x = -30 m/s (di sumbu x tidak ada pengaruh gaya)
vby = v0y – gtb = 40 – 10.8 = -40 m/s
1 hgedung,tanah
yc = yb + vby.tbc - 2gtbc2
yc – yb = -40tbc - 5tbc2
-10 = -40tbc - 5tbc2 C
5tbc2 + 40tbc – 10 = 0
tbc2 + 8tbc – 2 = 0 x1
−8±√82 −𝟒.𝟏.(−2) −8±8,48
tbc = =
2.1 2.1
tbc = 0,24 sekon (memenuhi) atau tbc = -8,24 sekon (tidak memenuhi)
x1 = vbx.tbc = -30.0,24 = -7,2 meter
xc = x1 + x2 = -240 + (-7,2) = -247,2 meter (tanda (-) mengartikan bergerak kekiri)
c) Vector kecepatan di titik C (menumbuk tanah)
vcx = vbx = v0x = -30 m/s (tidak ada pengaruh gaya pada sumbu horizontal)
vcy = vby – gtbc = -40 – 10.0,24 = -42,4 m/s (berarah kebawah)
v = √(−30)2 + (−42,4)2 = √2697,76 = 51,94 m/s
3. Permasalahan : balok bermassa m1 terletak diatas meja kasar yang dihubungkan dengan
tali melalui katrol dengan balok m2 yang menggantung terhadap katrol. Pada balok bermassa
m1 dikenai gaya F yang membentuk sudut 𝜃 terhadap horizontal ke arah kiri. Gesekan pada
katrol diabaikan artinya katrol tidak berotasi.
Ditanya : besar F minimum agar katrol bergerak kiri
Data yang diketahui :
m1 = 5 kg m2 = 9 kg
koefisien gesekan meja = 𝜇 s = 0,4
𝜃 = 37o
Solusi : ketika balok tepat akan bergerak ke kiri akibat gaya F , resultan gaya gaya yang
bekerja ialah sama dengan nol, gaya gesek yang bekerja ialah gaya gesek statis maximum
dengan arah melawan kecenderungan gerak yaitu ke kanan
Gaya-gaya yang bekerja ditunjukkan oleh gambar
disamping. Katrol dalam keadaan diam karena tidak ada
gesekan pada katrol tersebut.
Meninjau benda 1 fgesek
Benda diam di sumbu y
ΣFy = 0
Fsin 𝜃 + N – w = 0
N = m1g – Fsin 𝜃
benda tepat akan bergerak di sumbu x
ΣFx = 0
Fcos 𝜃 – T1 – fg statis = 0
Fcos 𝜃 – T1 – 𝜇 sN = 0
Fcos 𝜃 – T1 – 𝜇 s(m1g – Fsin 𝜃) = 0……………………………….i
Meninjau benda 2
benda tepat akan bergerak di sumbu y
ΣFy = 0
T2 – w = 0
T2 = m2g
subtitusi pers iii ke pers ii
karena katrol tanpa gesekan (licin) maka katrol diam
Σ𝜏 = 0
T2Rkatrol – T1Rkatrol = 0
T2 = T1 T1 = m2g
Fcos 𝜃 – T1 – 𝜇 s(m1g – Fsin 𝜃) = 0 (pers i)
Fcos 𝜃 – m2g – 𝜇 s(m1g – Fsin 𝜃) = 0
Fcos 𝜃 = m2g + 𝜇 s(m1g – Fsin 𝜃)……………………………..ii
Fcos 370 = 9.10 + 0,4(5.10 – Fsin 370 )
0,8F = 90 + 20 – 0,24F
1,04F = 110
110
F = 1,04 = 105,77 Newton
jika nilai tersebut diproyeksikan terhadap sumbu y, maka
F sin 𝜃 = 105,77 . sin 370 = 63,65 N
F sin 𝜃 > W, yang artinya balok m1 bergerak di sumbu y (tidak ada gaya normal yang
bekerja pada balok). Selain itu, ketika balok m1 bergerak di sumbu y, gaya tegang tali T1
membentuk sudut terhadap horizontal yang berubah-ubah terhadap waktu. Maka F
tidak punya penyelesaian pada sudut 370
Pembuktian :
Agar balok m1 tetap diam di sumbu y, maka besarnya
Fsin 𝜃 < w1
𝜋
Fsin 𝜃 < 50 (0 ≤ 𝜃 ≤ 2 )
50
F < sin 𝜃 ….(1)
Agar balok m1 tepat akan bergerak ke kiri di sumbu x , maka
Fcos 𝜃 = m2g + 𝜇 s(m1g – Fsin 𝜃) (persamaan ii)
F cos 𝜃 = 90 + 0,4(50 – Fsin 𝜃)
F cos 𝜃 = 90 + 20 – 0,4Fsin 𝜃
F cos 𝜃 + 0,4Fsin 𝜃= 110
110
F= …..(2)
cos 𝜃+0,4 sin 𝜃
Subtitusi (2) ke (1)
50
F < sin 𝜃
110 50
< sin 𝜃
cos 𝜃+0,4 sin 𝜃
110 sin 𝜃 < 50 cos 𝜃 + 20 sin 𝜃
90 sin 𝜃 < 50 cos 𝜃
5
tan 𝜃 < 9 , 𝜃 < 29,050
Jadi agar sistem (balok) bisa dalam keadaan tepat akan bergerak kekiri jika gaya F
membetuk sudut 𝜃 dengan 0 ≤ 𝜃 < 29,050 , karena 𝜃 = 370 pada soal, maka F tidak
memiliki penyelesaian
4. Permasalahan : sebuah benda dilepaskan dari keadaan diam diposisi A dalam lintasan
seperti gambar dibawah. Benda meluncur tanpa gesekan
A
h B
𝐼 2,13
T = 2𝜋√𝑤𝑟 = 2𝜋√50×0,54 = 1,76 sekon
jadi periode osilasi bandul ialah 1,76 sekon
4. Permasalahan : air yang mengalir pada pipa masuk melalui penampang A1 dan keluar
melalui penampang A2. Penampang A1 terletak 5 meter diatas penampang A2. Air yang
masuk dan keluar dari pipa dikenai tekanan udara luar sebesar 1 atm.
Data yang diketahui :
A1 = 1 m2 A2 = 0,5 m2
h1 – h2 = 5 meter
Ditanyakan : a) kecepatan air sesaat meninggalkan pipa
b) besar PQ
Solusi : penyelasaian soal ini menggunakan
hukum bernouli dan kontinuitas untuk
menentukan kecepatan air saat meninggalkan
pipa. Saat meninggalkan pipa, air membentuk
lintasan parabola.
a) Kecepatan sesaat air meninggalkan pipa
tekanan yang bekerja pada penampang A1 dan
A2 ialah tekanan udara luar (P0), sesuai hukum bernouli berikut persamaannya
1 1
P1 + 𝜌gh1 + 2 𝜌v12 = P2 + 𝜌gh2 + 2 𝜌v22
1 1
P0 + 𝜌g(h1 – h2) + 2 𝜌v12 = P0 + 2 𝜌v22
1
𝜌g(h1 – h2) = 2 𝜌(v22 – v12)
2g(h1 – h2) = (v22 – v12)
2.10.5 = (v22 – v12) (v22 – v12) = 100……………………….persamaan 1
hukum kontinuitas menyatakan debit air di semua titik ialah sama
Q1 = Q2
A1v1 = A2v2
1v1 = 0,5v2 v1 = 0,5v2 , subtitusi ke persamaan 1 menjadi
(v22 – v12) = 100
(v22 – (0,5v22) = 100 0,75v22 = 100 v22 = 133,33 v2 = 11,54 m/s
jadi kecepatan air sesaat meningalkan pipa untuk pertamakalinya ialah 11,54 m/s
b) Jarak PQ
ketika air keluar pipa dengan kecepagan v2 = 3,65 m/s, lintasannya berbentuk
parabola dengan sudut elevasi 530. PQ merupakan jarak terjauh yang ditempuh
air(xmax)
𝑣 2 sin 2𝛼 𝑣 2 2 sin 𝛼 cos 𝛼 11,542 ×2×0,8×0,6
PQ = xmax = = = = 12,8 meter
𝑔 𝑔 10
jadi jarak yang dicapai air saat keluar pertama kali ialah 12,8 meter.
SOAL
EVALUASI BERSAMA AKHIR SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1
PEMBAHASAN
EVALUASI BERSAMA AKHIR SEMESTER GASAL 2018/2019
MATA KULIAH FISIKA DASAR 1
1. Permasalahan : balok yang terletak pada bidang miring yang didasarnya terdapat
pegas dengan posisi sejajar bidang miring. Balok meluncur pada bidang miring yang
permukaannya kasar hingga menumbuk pegas dan pegas mengalami pemampatan
sebesar 25 cm(maximum). Keadaan awal balok adalah diam dan memiliki jarak d denga
ujung pegas.
Ditanyakan : a) kecepatan balok ketika menumbuk pegas
b) kostanta pegas
Data yang diketahui :
massa balok = m = 2 kg
d = 2 meter
𝜃 = 370
𝜇 k = 0,2
pemendekan pegas = Δx = 25 cm
Solusi : mula-mula balok memiliki energi potensial terhadap pegas, ketika balok
bergerak terdapat usaha oleh gaya gesek yang arahnya berlawanan dengan perpindahan
sehingga bernilai negatif, resultan antara energi potensial dan usaha oleh gaya gesek
diubah menjadi energi kinetik. Saat menumbuk pegas energi kinetiknya diubah menjadi
energi potensial pegas seluruhnya.
a) Kecepatan saat menumbuk balok
energi kinetik yang saat menumbuk pegas ialah resultan
energi potensial di posisi mula-mula dengan usaha oleh
gaya gesek saat bergerak (bernilai negatif).
Menghitung besar gaya gesek
Σ𝐹 y’ = 0 (benda diam di sumbu y’)
N – wcos 370 = 0
N = wcos 370 = 20.0,8 = 16 Newton
fgesek kinetis = 𝜇 kN = 0,2.16 = 3,2 Newton
(benda bergerak, sehingga gaya gesek kinetis yang
bekerja)
Ep0 + Wgaya gesek = Ek1 (Ek1 ialah energi kinetik saat menumbuk pegas)
1
mgh0 + -fgesek.d = 2mv12
1
2.10.2sin(370 ) – 3,2.2 = 2.2.v12
24 – 6,4 = v12 v12 = 17,6 v1 = 4,2 m/s
jadi kecepatan balok saat menumbuk pegas ialah 4,2 m/s
b) Kostanta pegas
Ketika pegas mengalami pemendekan maximum 25 cm, balok telah menempuh
lintasan sepanjang 2 meter + 25 cm = 2,25 meter. Sehingga ketinggian posisi mula
mula relatif terhadap saat pegas memendek maximum ialah 2,25sin 370 . Energi
kinetik balok saat pegas memendek 25 cm ialah sama dengan nol (semua energi yang
ada diubah menjadi energi potensial pegas).
h0 = 2,25sin 370 = 1,354 meter
Ep0 + Wgaya gesek = Eppegas
1
mgh0 + -fgesek.d = 2 𝑘Δ𝑥 2
1
2.10.1,354 – 3,2.2,25 = 2k(0,25)2
1
27,08 – 7,2 = 32k k = 636,16 N/m
jadi kosatanta pegas ialah 636,16 N/m
2. Permasalahan : dua balok masing masing diikat dengan tali
dan terhubung dengan piringan tipis yang berbeda namun
kedua seporos. Balok m1 yang massanya lebih besar dari m2
terhubung dengan piringan yang lebih besar(piringan 1),
sedangkan balok 2 terhubung dengan piringan 2
Ditanyakan : a) percepatan masing masing balok
b) tegangan tali masing-masing
c) perbandingan kecepatan kedua balok saat
m1 menempuh 3R
Data yang diketahui :
1
m1 = 4m2 = 2 kg m2 = 4m1 = 0,5 kg
1
R1 = 2R2 = 20 cm R2 = 2R1 = 10 cm
massa piringan = mp
mp1 = 4 mp2 = 4 kg mp2 = 1 kg
Solusi : momen inersia piri
ngan tipis ialah = mR2 . Kedua piringan seporos sehingga percepatan sudut (𝛼) dan
kecepatan sudutnya (𝜔) sama.
a) Percepatan masing-masing balok
karena kedua balok terhubung dengan piringan yang jari-jarinya berbeda, maka
percepatan balok berbeda, namun percepatan sudut keuda piringan ialah sama
percepatan sudut piringan 1 = percepatan sudut piringan 2
𝛼1 = 𝛼2 = 𝛼 ingat a = 𝛼R a1 = 𝛼1R1 = 𝛼R1
a2 = 𝛼2R2 = 𝛼R2
Tinjau benda 1
ΣF = ma
m1g – T1 = ma1
m1g – T1 = m1𝛼R1
T1 = m1g – m1𝛼R1….....i
Tinjau benda 2 Tinjau benda 1 Tinjau benda 2
ΣF = ma
T2 – m2g = m2a2
T2 – m2g = m2𝛼R2
T2 = m2g + m2𝛼R2……ii
Meninjau piringan
Ipiringan total = Ip1 + Ip2
Ip total = mp1R12 + mp2R22
Ip total = 4.0,22 + 1.0,12
Ip total = 0,17 kgm2
Σ𝜏 = I𝛼
T2 T1
T1R1 - T2R2 = Iptotal𝛼
(m1g – m1𝛼R1)R1 – (m2g + m2𝛼R2)R2 = 0,17𝛼
m1gR1 – m1𝛼R12 – m2gR2 – m2 𝛼R22 = 0,17𝛼
m1gR1 – m2gR2 = 0,17𝛼 + m1 𝛼R12 + m2 𝛼R22
m1gR1 – m2gR2 = (0,17 + m1R12 + m2R22)𝛼
2.10.0,2 – 0,5.10.0,1 = (0,17 + 2.0,22 + 0,5.0,12)𝛼
4 – 0,5 = 0,255𝛼
𝟑,𝟓
3,5 = 0,255𝛼 𝜶 = 𝟎,𝟐𝟓𝟓 = 13,725 rad/s2
a1 = 𝜶R1 = 13,725.0,2 = 2,745 m/s2
a2 = 𝜶R2 = 13,725.0,1 = 1,3725 m/s2
b) Tegangan tali masing masing
T1 = m1g – m1𝛼R1 = 2.10 – 2.13,725.0,2 = 14.51 Newton
T2 = m2g + m2𝛼R2 = 0,5.10 + 0,5.13,725.0,1 = 5,68 Newton
c) Perbandingan kecepatan kedua balok saat m1 menempuh 3R
piringan seporos yang artinya kecepatan sudut keduanya sama
𝜔1 = 𝜔2 = 𝜔 ingat v = 𝜔R
v1 = 𝜔1R1 = 𝜔R1
v2 = 𝜔2R2 = 𝜔R2
𝑣2 𝜔𝑅2 10𝑐𝑚 𝟏
= = =
𝑣1 𝜔𝑅1 20𝑐𝑚 𝟐
3. Permasalahan : partikel ber-osilasi secara harmonis dengan periode osilasi 16 sekon.
Pada t = 2 sekon partikel melewati titik setimbangnya(x = 0) dan pada t = 4 sekon
partikel memiliki kecepatan 4m/s.
Ditanyakan : a) amplitudo osilasi partikel
b) energi mekanik partikel
c) posisi dan kecepatan partikel saat t = 3 sekon
d) energi kinetik dan energi potensial saat t = 6 sekon
Data yang diketahui :
T = 16 sekon
x2 = 0
v4 = 4 m/s
Solusi : kasus diatas dapat dianalisa menggunakan persamaan simpangan pada gerak
harmonis (osilasi) dan hukum kekekalan energi mekanik
a) Amplitudo osilasi partikel
Frekuensi sudut osilasi partikel (𝜔) dihitung menggunakan persaamaan
2𝜋 2𝜋 𝜋
𝜔= = =
𝑇 16 8
x(t) = A sin(𝜔𝑡 + 𝜑)
𝜋
x(2) = A sin( 8 . 2 + 𝜑)
𝜋
0 = A sin( 4 + 𝜑)
𝜋 𝜋 𝜋
0 = sin( 4 + 𝜑) 4 + 𝜑 = 0 𝜑 = -4
jadi persamaan simpangan osilasinya ialah
𝜋 𝜋
x(t) = A sin( 8 𝑡 − 4 )
𝜋 𝜋
𝑑𝑥 𝑑𝐴 sin( 𝑡− ) 𝜋 𝜋 𝜋
8 4
v(t) = = = A8 cos( 8 𝑡 − 4 )
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝜋 𝜋 𝜋
v(4) = A cos( . 4 − )
8 8 4
1
4 = 0,39Acos(4 𝜋)
10,25 = 0,7A A = 14,64 meter
jadi amplitudo osilasi partikel ialah 14,64 meter, sehingga persamaan osilasinya ialah
𝝅 𝝅
x(t) = 14,64 𝐬𝐢𝐧(𝟖 𝒕 − 𝟒 ) meter
b) Energi mekanik partikel
Besar energi mekanik pada semua titik ialah tetap, untuk mengitung energi mekanik
dari osialasi ini kita dapat menggunakan titik x = 0 dimana nilai energi
potensialnnya pada titik tersebut ialah sama dengan nol.
Em = Ep + Ek
Partikel melewati titik x = 0 pada waktu 2 sekon, kecepatannya pada saat 2 sekon
ialah :
𝝅 𝝅 𝝅
v(t) = A𝟖 𝐜𝐨𝐬( 𝟖 𝒕 − 𝟒 )
𝜋 𝜋 𝜋
v(2) = 14,64. 8 cos( 8 . 2 − 4 )
v(2) = 5,75 cos 00 = 5,75 meter/sekon
karena nilai energi mekanik pada semua titik ialah konstant, kita dapat
menghitungnya pada saat t = 2 sekon dimana x = 0
1 1 1 1
Em = Ep + Ek = 2kx2 + 2mv2 = 2k.02 + 2m(5,75)2 = 16,53m Joule
jadi energi mekanik partikel bermassa m ialah 16,53m Joule
c) x(3) dan v(3)
𝜋 𝜋
x(3) = 14,64 sin( 8 . 3 − 4 ) m
𝜋
x(3) = 14,64 sin( 8 ) m = 14,64 . 0,38 = 5,6 meter
𝜋 𝜋 𝜋
v(3) = A cos( . 3 − )
8 8 4
𝜋 𝜋
v(3) = 14,64. 8 cos( 8 ) = 5,75 . 0,92 = 5,31 m/s
d) Energi potensial dan energi kinetik saat t = 6sekon
𝜋 𝜋 𝜋
x(6) = 14,64 sin( 8 . 6 − 4 ) = 14,64 sin( 2 ) = 14,64 meter
1 1
Ep6 = 2kx2 = 2 𝑚𝜔2 . 14,642 = 16,52m joule
𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋
v(6) = A cos( . 6 − ) = 14,64. cos( ) = 0
8 8 4 8 2
Em6 = 0
4. Permasalahan : venturimeter yang dilengkapai dengan manometer berisi raksa
digunakan untuk mengukur kecepatan air seperti gambar disamping.
Data yang diketahui :
diameter penampang titik 1 = d1 = 12 cm
diameter penampang titik 2 = d2 = 6 cm
𝜌air = 1000 kg/m3
𝜌raksa = 13600 k/m3
Ditanyakan : a) kecepatan pada titik 1
b) volume air dalam 2 menit
yang melewati titik 2
Solusi : aliran air pada venturimeter
mengikuti prinsip bernouli. Untuk
mengetahui perbedaan tekanan pada titik 1 dan 2 diukur dari manometer yang
mengikuti hukum pokok hidrostatika.
a) Kecepatan pada titik 1 (v1)
Menggunakan prinsip bernouli, seperti cara dibawah ini
1 1
P1 + 𝜌gh1 + 2 𝜌v12 = P2 + 𝜌gh2 + 2 𝜌v22
ketinggian titik 1 dan 2 pada venturi diatas ialah sama sehingga saling meniadakan
1 1
P1 + 𝜌gh1 + 2 𝜌v12 = P2 + 𝜌gh2 + 2 𝜌v22
1 1
P1 + 2 𝜌v12 = P2 + 2 𝜌v22
1
P1 – P2 = 2 𝜌(v22 – v12)……………………..(persamaan 1)
prinsip kontinuitas menyatakan bahwa debit disemua titik ialah sama
Q1 = Q2
A1v1 = A2v2
1 2 1 2
𝜋𝑑 1 .v1 = 𝜋𝑑 2 .v2
4 4
𝑑12 122
v2 = 𝑑22 v1 = 62 v1 = 4v1 v2 = 4v1
subtitusi nilai v2 pada persamaan 1
1
P1 – P2 = 2 𝜌((4v12) – v12)
1
P1 – P2 = 2 𝜌(16v12 – v12)
15
P1 – P2 = 2 𝜌v12………………………(persamaaan 2)
Untuk mengetahui P1 – P2 didapatkan dari mengukur
manometer raksa, dengan menggunakan hukum
hidrostatika yaitu tekanan fluida di segala titik yang
ketinggiannya sama ialah sama.
PA = P B
P1 + PairA = P2 + PairB + PraksaB
P1 – P2 = PairB + PraksaB – PairA
P1 – P2 = 𝜌airgh + 𝜌raksag.0,22 – 𝜌airg(h+0,22) , semua ketinggian dalam meter
P1 – P2 = = 𝜌airgh + 𝜌raksag.0,22 – 𝜌airgh – 𝜌airg.0,22
P1 – P2 = 𝜌raksag.0,22 – 𝜌airg.0,22 = 0,22g(𝜌raksa – 𝜌air)
P1 – P2 = 0,22.10(13600 – 1000) = 2,2.12600 = 27720 N/m2 , subtitusi nilai ini pada
persamaan 2
15
P1 – P2 = 2 𝜌v12
27720 = 7,5.1000.v12
v12 = 3,696 v1 = 1,92 m/s
b) Volume air yang mengalir pada titik 2 dalam 2 menit
prinsip kontinuitas menyatakan bahwa debit disemua titik ialah sama
Q1 = Q2
𝑉2 𝑉2 𝑉2
= Q2 𝑡 = Q1 𝑡 = A1v1 V2 = A1v1t
𝑡
1 1
V2 = 4 𝜋𝑑12v1t = 4.3.14.(0,12)2.1,92.120 = 41,67 m3 = 41670 liter.
SOAL
EVALUASI BERSAMA TENGAH SEMESTER GANJIL 2018/2019
SPKB-ITS
MATEMATIKA 1
PEMBAHASAN
EVALUASI BERSAMA TENGAH SEMESTER GANJIL 2018/2019
SPKB-ITS
MATEMATIKA 1
1. Garis x – 2y = 5 memotong lingkaran x2 + y2 – 4x + 8y + 10 = 0 di dua titik yaitu A
dan B
Untuk membuktikan bahwa garis x – 2y = 5 memotong lingkaran di dua titik ialah
dengan mensubtitusikan persamaan garis ke lingakaran
𝒙−𝟓
x – 2y = 5 y = ,subtitusi y ke persamaan lingkaran menjadi :
𝟐
𝑥−5 𝑥−5
x2 +( 2 )2 – 4x + 8( ) + 10 = 0
2
(𝑥 2 − 10𝑥 + 25)
2
x + – 4x + 4x – 20 + 10 = 0 (kedua ruas dikalikan 4)
4
4x + x – 10x + 25 – 16x + 16x – 40 = 0
2 2
2x + 2y + z = 0 2x + 2y + z = 0…………………ii
2x + 3y + z – 2 = 0 2x + 3y + z = 2………………..iii
3 persamaan linier diatas diubah dalam bentuk matrik kemudian dilakukan operasi
baris elementer sampai terbentuk matriks segitiga atau eselon
4 1 2 1 𝐵2 − 1 𝐵1 4 1 2 1 𝟒 𝟏 𝟐 𝟏
2 5
|2 2 1 0| 1 |0 3⁄2 0 − 1⁄2| 𝐵3 − 𝐵2 |𝟎 𝟑⁄𝟐 𝟎 − 𝟏⁄𝟐|
3
2 3 1 2 𝐵3 − 𝐵1 2 5⁄2 0 3⁄2 𝟎 𝟎 𝟎 𝟕⁄ 𝟑
2
Dari matrik eselon diatas(cetak tebal) didapat persamaan pada baris ke-tiga yaitu
4 1 2 1
| 0 3⁄2 0 − 1⁄2|
𝟎 𝟎 𝟎 𝟕⁄ 𝟑
0x + 0y + 0z = 7/3, maka tidak ada nilai x, y dan z yang memenuhi SPL diatas
3. Akar-akar kompleks dari z3 + 8i = 0
Mengubah persamaan kompleks menjadi bentuk z = r(𝐜𝐨𝐬 𝜽 + i 𝐬𝐢𝐧 𝜽)
z3 + 8i = 0
z3 = 0 – 8i
0
cos 𝜃 = =0
8
r = √02 + (−8)2 = 8 , −8 𝜃 = 270o, 270o + 360o, 270o +
sin θ = = −1
8
3
720 ….= 𝜋 + 2𝜋𝑘 dengan k = 0,1,2…..
o
2
sehingga persamaan kompleks diatas ialah
3 3
z3 = 8 (cos (2 𝜋 + 2𝜋𝑘) + 𝑖 sin (2 𝜋 + 2𝜋𝑘))
1
persamaan diatas dipangkatkan 3 menjadi
1 3 1 3
(z3)1/3 = (8)1/3 (cos 3 (2 𝜋 + 2𝜋𝑘) + 𝑖 sin 3 (2 𝜋 + 2𝜋𝑘), mengacu pada rumus
𝑒 𝑖𝑛𝜃 = (cos n𝜃 + I sin n𝜃)
𝟑 𝟑
𝝅+𝟐𝝅𝒌 𝝅+𝟐𝝅𝒌
z = 2 (cos 𝟐 + i sin 𝟐 ), k = 0, 1, 2….
𝟑 𝟑
Mencari akar kompleks, karena persamaan berpangkat tiga, maka memiliki 3 akar
yaitu z1, z2, z3
z1 k = 0
3 3
𝜋+2𝜋.0 𝜋+2𝜋.0 1 1
z1 = 2 (cos 2 + i sin 2 )= 2(cos 𝜋 + i sin 𝜋) = 2 (0+i) = 2i
3 3 2 2
z2 k = 1
3 3
𝜋+2𝜋.1 𝜋+2𝜋.1 7 7 1 1
2 2
z2 = 2 (cos + i sin )= 2(cos6 𝜋 + i sin6 𝜋) = 2 (− 2 √3 − 𝑖)= -√3
3 3 2
–i
z3 k = 2
3 3
𝜋+2𝜋.2 𝜋+2𝜋.2 11 11 1 1
z3 = 2 (cos 2
+ i sin 2
)= 2(cos 6 𝜋+i sin 6 𝜋)= 2 (2 √3 − 𝑖)= √3 – i
3 3 2
√𝑥+4 − 2
,
𝑥 ≠ 0 , nilai k agar lim 𝑓(𝑥 ) = f(0) ialah
4. 𝑓(𝑥 ) = { 𝑥
𝑥→0
𝑘 , 𝑥=0
k = f(0) = lim 𝑓 (𝑥 )
𝑥→0
√𝑥+4 − 2 √𝑥+4 − 2 √𝑥+4 + 2 𝑥 1
lim 𝑓 (𝑥) = lim− = lim− x = lim− 𝑥 = lim−
𝑥→0− 𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 √𝑥+4 + 2 𝑥→0 √𝑥+4 + 2 𝑥→0 √𝑥+4 + 2
1
=4
√𝑥+4 − 2 √𝑥+4 − 2 √𝑥+4 + 2 𝑥 1
lim+ 𝑓 (𝑥) = lim+ = lim+ x = lim+ 𝑥 = lim+
𝑥→0 𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 √𝑥+4 + 2 𝑥→0 √𝑥+4 + 2 𝑥→0 √𝑥+4 + 2
1
=
4
1 1
sehingga lim 𝑓 (𝑥) = 4, maka lim 𝑓 (𝑥 ) = f(0) = k = 4
𝑥→0 𝑥→0
5. syarat agar fungsi continue di sembarang titik, missal titik c ialah
f(x) terdefinisi di c
lim 𝑓 (𝑥 ) ada
𝑥→𝑐
lim 𝑓 (𝑥 ) = f(c)
𝑥→𝑐
apabila ada sedikitnya satu syarat diatas tidak terpenuhi , maka fungsi tidak
continue
𝑥 2−3𝑥+2
𝑓 (𝑥 ) = | x−2 |
𝑥 2−3𝑥+2 (𝑥−1)(𝑥−2)
untuk x-2 ≥ 0 , f(x) = = = x – 1( x ≠ 2)
x−2 (x−2)
𝑥 2 −3𝑥+2 (𝑥−1)(𝑥−2)
untuk x-2 < 0 , f(x) = = = -(x – 1)= 1 – x
−(x−2) −(x−2)
𝑥 − 1, 𝑥 > 2
sehingga, 𝑓(𝑥 ) = {
1 − 𝑥, 𝑥 < 2
Fungsi diatas tidak terdefinisi di x = 2, f (2) tidak ada
lim 𝑓 (𝑥 )
𝑥→2
lim 𝑓(𝑥) = lim− 1 − 𝑥 = -1
𝑥→2− 𝑥→2
lim+ 𝑓(𝑥) = lim+ 𝑥 − 1 = 1
𝑥→2 𝑥→2
karena lim 𝑓(𝑥 ) memiliki nilai berbeda didekati dari kiri dan kanan, maka lim 𝑓 (𝑥 )
𝑥→2 𝑥→2
tidak ada
lim 𝑓 (𝑥 ) ≠ 𝑓(2), karena fungsi diatas tidak terdefinisi dan tidak mempunyai limit
𝑥→2
di x = 2
𝑥 2−3𝑥+2
Jadi, 𝑓 (𝑥 ) = | x−2 |
tidak continue di x = 2