Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah salah satu unsur penting bahkan sangat strategis dalam upaya
pembangunan Manusia. Dengan kondisi kesehatan yang optimal, seseorang ataupun masyarakat
suatu daerah bahkan suatu Negara akan mempunyai kesempatan dan kemampuan yang lebih
besar untuk memenuhi kebutuhannya akan pendidikan dan ekonomi yang pada gilirannya akan
berdampak pada meningkatnya kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan.

Kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia di Indonesia yang diakui dalam
konstitusi UUD 1945. Sebagai perwujudan dari perlindungan hak dasar tersebut, Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas layanan kesehatan yang layak termasuk ketersediaan
obat. Tanggung jawab yang diamanatkan oleh konstitusi tersebut dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pada Pasal 36 UU disebutkan bahwa
Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan perbekalan kesehatan
terutama obat esensial. Ketersediaan perbekalan kesehatan ini dilakukan melalui kegiatan
pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan.

Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang


bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah,
leluasa dan murah. Dalam undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
social dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan upaya-upaya yang
bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja. Puskesmas sebagai salah satu organisasi fungsional pusat pengembangan
masyarakat yang memberikan pelayanan promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan), rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Salah satu upaya pemulihan kesehatan yang
dilakukan melalui kegiatan pokok Puskesmas adalah pengobatan.
Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut aspek
perencanaan/ seleksi, pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat dengan memanfaatkan
sumber-sumber yang tersedia seperti tenaga, dana, sarana dan perangkat lunak (metoda dan
tatalaksana) dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan.

Untuk terlaksananya pengelolaan obat dengan efektif dan efisien perlu ditunjang dengan
sistem informasi manajemen obat  untuk menggalang keterpaduan pelaksanaan kegiatan-
kegiatan pengelolaan obat. Dengan adanya sistem ini pelaksanaan salah satu kegiatan
pengelolaan obat dapat dengan mudah diselaraskan dengan yang lain. Selain itu, berbagai
kendala yang menimbulkan kegagalan atau keterlambatan salah satu kegiatan dengan cepat dapat
diketahui, sehingga segera dapat ditempuh berbagai tindakan operasional yang diperlukan untuk
mengatasinya.

Pengelolaan obat di Puskesmas merupakan salah satu aspek penting dari Puskesmas
karena ketidakefisienan akan memberikan dampak negatif terhadap biaya operasional
Puskesmas, karena bahan logistik obat merupakan salah satu tempat kebocoran anggaran,
sedangkan ketersediaan obat setiap saat menjadi tuntutan pelayanan kesehatan maka
pengelolaan yang efesien sangat menentukan keberhasilan manajemen Puskesmas secara
keseluruhan. Tujuan pengelolaan obat adalah tersedianya obat setiap saat dibutuhkan baik
mengenai jenis, jumlah maupun kualitas secara efesien, dengan demikian manajemen obat
dapat dipakai sebagai sebagai proses penggerakan dan pemberdayaan semua sumber daya yang
dimiliki/potensial yang untuk dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan ketersediaan obat
setiap saat dibutuhkan untuk operasional efektif dan efesien.

Permintaan/pengadaan obat juga merupakan suatu aspek dimana permintaan dilakukan


harus sesuai dengan kebutuhan obat yang ada agar tidak terjadi suatu kelebihan atau kekurangan
obat. Kelebihan obat atau kekosongan obat tertentu ini dapat terjadi karena perhitungan
kebutuhan obat yang tidak akurat dan tidak rasional, agar hal-hal tersebut tidak terjadi maka
pengelolaan obat puskesmas perlu dilakukan sesuai yang ditetapkan dan diharapkan dimana
dalam pengelolaan harus memperhatikan penerimaan, penyimpanan serta pencatatan dan
pelaporan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai