Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN

1. PEGAWAI KURANG MENERAPKAN PROKES DIMASA PANDEMI


2. MASIH RENDAHNYA TINGKAT KESADARAN TENTANG KEDISIPLINAN
DALAM BEKERJA / TINGKAT KEDISIPLINAN PEGAWAI MENGENAI
PERATURAN DATANG DAN PULANG MASIH RENDAH
3. ADANYA ASN YANG TIDAK BEKERJA SESUAI TUPOKSI
4. PELAYANAN PEGAWAI PUSKESMAS TIDAK RAMAH

SMART ASN
1. BELUM OPTIMALNYA PENYIMPANAN SECARA DIGITAL UNTUK
KEPERLUAN BACKUP DATA KEPEGAWAIAN
2. DOKUMENTASI REKAM MEDIS PASIEN MASIH MANUAL / BELUM ADANYA
SISTEM DIGITAL UNTUK DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN SEHINGGA
CATATAN MEDIK PASIEN TIDAK LENGKAP
3. SISTEM RUJUKAN YANG MASIH BELUM OPTIMAL

Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen


atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit atau bagian atau organisasi
mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan
serupa unit atau bagian atau organisasi lain yang sejenis baik secara internal
maupun eksternal. Dari hasil benchmarking, suatu organisasi dapat memperoleh
gambaran dalam (insight) mengenai kondisi kinerja organisasi sehingga dapat
mengadopsi best practice untuk meraih sasaran yang diinginkan.
Lokus benchmarking atau tempat yang akan dijadikan tolak ukur dalam menilai indeks
nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) yaitu PT Kimia Farma. Dengan banyaknya
penghargaan yang didapatkan, hal ini tentunya mencerminkan integritas yang tinggi dari
seluruh stafnya untuk senantiasa memberikan pelayanan dan hasil yang memuaskan bagi
masyarakat dan menjadikannya sebagai perusahaan dengan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi.
a. Profil Lokus Benchmarking
1. Sejarah
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan
oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah
NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas
eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah
Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF
(Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16
Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga
nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya
menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya
disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan
pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger
dan kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun,
Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi
di Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan
pembangunan bangsa.

2. Visi
Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai
yang berkesinambungan.

3. Misi
1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan farmasi, perdagangan dan
jaringan distribusi, ritel farmasi dan layanan kesehatan serta optimalisasi aset.
2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan operational excellence
didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional.
3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.

Anda mungkin juga menyukai