Anda di halaman 1dari 6

Potensi Ekonomi Wilayah …{Naufal & Sumiyarti}| 64

Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834


Vol. 30, No. 1, Juni 2019 e-ISSN 2597-7393

Potensi Ekonomi Wilayah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh di Provinsi Jawa
Barat
Dwi Putra Tegar Naufal1*; Sumiyarti1

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Penulis: Potential leading sector of a region is one of the information needed in


1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, regional development planning. The availability of data on the
Universitas Trisakti, Jakarta, potential of leading regional sectors will make it easier for
Indonesia development planners to develop more targeted development strategies
*
E-mail: m.rezanaufal@yahoo.com and policies. This study aims to determine and analyze the potential of
leading sectors in West Java Province. The areas that are the focus of
the study are in areas that are included in the fast-forward and fast-
Untuk mengutip artikel ini:
growing region based on the Klassen typology. The Location Quotient
Naufal DPT & Sumiyarti 2019, (LQ) method will be applied to determine the potential of leading
‘Potensi ekonomi wilayah cepat sectors in these regions. This study also uses the shift-share analysis
maju dan cepat tumbuh di provinsi method to determine the factors that drive growth in these areas. This
jawa barat’, Jurnal Ekonomi KIAT, study utilizes secondary data in the form of district and city GRDP
vol. 30, no. 1, hal. 64-69. values in the province of West Java in the period 2012-2016. Data
processing using cluster analysis gives the results that there are five
Akses online: regions that are categorized as fast-growing and fast-growing regions,
www.jurnalkiatuir.com namely Bogor Regency, Purwakarta Regency, Karawang Regency,
E-mail: Bandung City, and Cimahi City. While processing using the LQ
kiat@journal.uir.ac.id method gives the results that in the five regions there are a number of
sectors which are the basis or potential sectors to be developed.
Di bawah lisensi: Furthermore, from the shift-share analysis, the results show that some
Creative Commons Attribute- leading sectors have a role in supporting regional economic growth
ShareAlike 4.0 International through both comparative and competitive advantages owned by these
Licence basic sectors. In general, this study concludes that economic growth in
fast-growing and fast-growing regions in the province of West Java is
supported by the existence of base sectors that have comparative and
competitive advantages, most of which are in the industrial and service
sectors..
Katakunci: Klassen Typology, Location Quotient, Shift Share

1. Pendahuluan atau pendapatan per kapita. Faktor-faktor tersebut


Pembangunan wilayah bertujuan untuk meningkat- diantaranya adalah akumulasi modal, pertumbuhan
kan kesejahteraan masyarakat di dalam wilayah penduduk, dan kemajuan teknologi (Arsyad, 1999).
tersebut. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat Penjelasan pertumbuhan ekonomi dalam sebuah
diukur dari beberapa indikator. Salah satu indikator wilayah atau daerah ternyata tidak cukup hanya
yang umum untuk mengukur kesejahteraan masyara- mengandalkan mendasarkan pada teori pertumbuhan
kat adalah tingkat Produk Domestik Regional Bruto ekonomi yang baku. Hal ini disebabkan karena
(PDRB) di setiap wilayahnya. Peningkatan kesejah- kondisi daerah yang berbeda-beda. Dalam meng-
teraan masyarakat di lihat dari kenaikan nilai PDRB analisis pertumbuhan ekonomi daerah, diperlukan
yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Dengan tambahan teori atau penjelasan yang mampu
adanya pembangunan ekonomi akan berdampak pada menangkap kondisi di masing-masing daerah. Salah
pada kenaikan pendapatan riil dan meningkatkan satunya adalah teori menganalisis potensi atau
produktivitas (Suparmoko, 2012). keunggulan ekonomi daerah.
Beberapa teori baku seperti teori pertumbuhan Peningkatan kemakmuran masyarakat akan
klasik dan neo klasik, membahas tentang lebih efektif bila setiap pemerintah daerah
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi mengetahui potensi yang dimiliki dan melakukan
membahas bagaimana perekonomian dapat mencapai identifikasi potensi sektor ekonomi. Setiap wilayah
kenaikan dalam pendapatan nasional atau pendapatan harus mampu menentukan sektor yang akan di
perkapita. Dalam konsep-konsep pertumbuhan prioritaskan untuk dikembangkan. Salah satu kriteria
ekonomi tersebut juga dikemukakan faktor-faktor yang digunakan adalah sektor yang unggul atau
yang dianggap akan memiliki kontribusi atau sektor yang dapat di jadikan sebagai sektor basis.
pengaruh dalam mendorong kenaikan pendapatan Sektor basis merupakan sektor yang dapat memenuhi
Potensi Ekonomi Wilayah …{Naufal & Sumiyarti}| 65
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 30, No. 1, Juni 2019 e-ISSN 2597-7393

kebutuhan wilayah itu sendiri maupun wilayah lain. termasuk dalam ranah kebijakan pembangunan
Di dalam sektor basis menggambarkan keunggulan wilayah atau regional. Melalui proses pembangunan
setiap sektor dan kontribusi sektor di setiap wilayah. regional yang terencana dan terlaksana dengan baik,
Maka dari itu pemerintah perlu melakukan maka diharapkan terjadi pertumbuhan ekonomi yang
identifikasi potensi ekonomi agar pembangunan merata (Sumaatmaja, 1989).
dapat memberikan hasil yang optimal. Kondisi yang demikian juga berlaku untuk
Potensi ekonomi yang ada pada setiap wilayah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data dari Badan
harus selalu dicari dan dimanfaatkan secara efektif, Pusat Statistik, tercatat bahwa nilai PDRB provinsi
agar dapat memberikan kontribusi dalam dalam kurun waktu lima tahun terakhir juga
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah. mengalami kenaikan. Kenaikan PDRB tersebut
Oleh karena itu, sektor unggulan atau basis, juga diharapkan akan menaikkan taraf hidup dan
harus dipertahankan dengan suatu kebijakan kesejahteraan masyarakat. Sebagai gambaran,
pemerintah setiap wilayah. Kebijakan pengenalan perkembangan nilai PDRB Provinsi Jawa Barat dari
potensi ekonomi wilayah merupakan kebijakan yang tahun 2012-2016 disajikan dalam gambar 1. berikut:.

Grafik 1. PDRB atas dasar harga konstan (2010) provinsi Jawa Barat tahun 2012-2016 (miliaran rupiah)
Sumber: Badan Pusat Statistik
Penggunaan teori ekonomi basis banyak (2017) untuk meneliti wilayah Kabupaten Magetan.
digunakan dalam analisa sektor yang yang dapat Kajian analisis LQ juga dapat dilakukan tidfak hanya
dijadikan unggulan atau penopang perekonomian pada tingkat sektoral tetapi juga tingkat komoditas,
suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi suatu seperti pada penelitian Mulyono, J. Dan Khursatul,
wilayah ditentukan oleh besarnya ekspor dari Munibah (2016). Studi ini memfokuskan kepada
wilayah. Hal tersebut merupakan inti dari teori basis penggunaan metode LQ untuk menentukan
ekonomi. Kegiatan ekonomi terbagi atas ekonomi komoditas unggulan tanaman pangan di kabupaten
basis dan non-basis. Kegiatan yang mampu Bantul. Hasil kajian beberapa studi akan memberi
menciptakan produk maupun jasa yang dapat variasi yang berbeda. Hal ini disebabkan karena ada
mendatangkan uang dari luar wilayah yaitu kegiatan perbedaan dalam sumber daya ekonomi yang dimiliki
basis. Sedangkan kegiatan non-basis merupakan oleh tiap-tiap daerah.
permintaan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
masyarakat dan kegiatan yang dapat memenuhi potensi sektor unggulan di wilayah propinsi Jawa
kebutuhan lokal. Oleh karena itu, sektor ini hanya Barat, dengan mengacu kepada dasar teori dan
dapat berkembang diwilayah tersebut. Dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliltian ini
adanya kegiatan basis akan meningkatkan secara khusus akan memfokuskan pengamatan
perekonomian wilayah dan berguna untuk mengkaji kepada wilayah di Provinsi Jawa Barat yang
dan memproyeksi. termasuk dalam kategori cepat maju dan cepat
Pentingnya sektor basis dalam pertumbuhan tumbuh dengan mendasarkan kepada hasil
ekonomi wilayah dibuktikan dengan banyaknya perhitungan Tipologi Klassen. Selanjutnya, dengan
kajian yang melihat potensi ekonomi wilayah. Pada menggunakan metode analisis Location Quotient
kebanyakan studi identifikasi potensi daerah (LQ), akan dianalisis sektor-sektor yang potensial di
memanfaatkan metode analisis LQ dan shift-share. wilayah cepat maju dan cepat tumbuh. Pada tahap
Dengan menggunkan metode yang sama, penelitian- akhir, penelitian akan menganalisis faktor-faktor
penelitian dilakukan dengan pengamatan pada daerah yang memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi
dan kurun waktu yang berbeda. Hal ini terlihat pada khususnya peran keunggulan komparatif dan
penelitian Amalia, Fitri (2012) yang secara khusus kompetitif sektor basis di wilayah cepat maju dan
menganalisis potensi ekonomi untuk Kabupaten cepat tumbuh dengan metode analisis Shift Share.
Bone Bolango. Studi yang sama juga dilakukan oleh Secara bagan kerangka berpikir penelitian dapat
Ekaristi, dkk. (2015), dengan wilayah penelitian dialurkan sebagai berikut:
Kabupaten Minahasa Utara, kemudian Hanung, P.J
Potensi Ekonomi Wilayah …{Naufal & Sumiyarti}| 66
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 30, No. 1, Juni 2019 e-ISSN 2597-7393

2. Kerangka pemikiran
Pembagian dan Pengembangan Sektor
Potensial Provinsi Jawa Barat

Tipologi Klassen

Bertujuan untuk mengetahui daerah mana saja yang


menjadi daerah cepat maju dan cepat tumbuh

Analisis Location Quotient Analisis Shift Share

Sektor Basis Sektor Non Differential Shift (Dr) > 0, Proportional Shift (Pr) > 0, sektor
LQ > 1 Basis maka sektor lebih cepat dari provinsi tumbuh cepat.
LQ < 1 provinsi Proportional Shift (Pr) < 0, sektor
provinsi tumbuh lambat
Gambar 1. Kerangka pemikiran
3. Metode Penelitian nasional. Di dalam Tipologi Klassen terdapat 4
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka digunakan Kuadran yaitu:
metode analisis yang dapat mengidentifikasi sektor Tabel 1. Klasifikasi daerah menurut tipologi klassen
unggulan atau basis. untuk itu diperlukan beberapa Y
data sekunder yaitu: Yi > Y Yi < Y
R
1) PDRB atas dasar harga konstan, didefinisikan Kuadran 1 Pertumbuhan Kuadran 3 pertum-
sebagai total nilai barang atau jasa yang di tinggi dan pendapatan buhan tinggi dan
didapatkan dari suatu wilayah dalam periode waktu Ri > R
tinggi = Wilayah cepat pendapatan rendah =
tertentu, yang dinyatakan dalam satuan Juta maju dan cepat tumbuh Wilayah berkembang
Rupiah. Periode waktu yang digunakan adalah data Kuadran 2 Pertumbuhan Kuadran 4 Pertum-
tahunan dari tahun 2012- 2016. rendah dan pendapatan buhan rendah dan
2) PDRB Perkapita, didefinisikan sebagai pendapatan Ri < R
tinggi = Wilayah maju pendapatan rendah =
regional dibagi dengan jumlah penduduk yang tapi tertekan Wilayah tertinggal
tinggal di daerah itu, maka dihasilkan suatu Keterangan:
pendapatan perkapita. Periode waktu yang Y = Pendapatan
digunakan adalah data tahunan dari tahun 2012- R = Laju pertumbuhan PDRB
2016, dalam satuan rupiah. Ri = Laju pertumbuhan PDRB kab/kota di provinsi i
3) Laju pertumbuhan ekonomi merupakan pertum- R = Laju pertumbuhan PDRB di Provinsi j
buhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah Yi = Pendapatan perkapita kab/kota di provinsi i
perekonomian dalam selang waktu tertentu, diukur Y = Pendapatan perkapita di provinsi j
dalam kenaikan PDRB kabupaten/kota atas harga 2) Location Quotient, digunakan untuk mengidenti-
konstan, dalam satuan persen. fikasi potensi internal yang dimiliki suatu wilayah
4) Kontribusi sektoral merupakan peranan yang yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor
diberikan oleh masing-masing sektor terhadap basis (basic sektor) dan sektor non basis (non basic
PDB, dalam satuan persen. sektor). Secara matematika, nilai LQ dapat
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:
ini adalah Tipologi Klassen, Location Quotient, dan
Analisis Shift Share.
1) Tipologi Klassen, digunakan untuk mengidentifi- LQ =
kasi usaha, komoditi prioritas, sektor, subsektor
pada suatu wilayah. Dalam hal ini analisis Tipologi Keterangan:
Klassen dilakukan untuk membandingkan LQ= Nilai Location Quotient
pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan Si = PDRB sektor i di kabupaten/kota
ekonomi wilayah yang menjadi acuan dan S = PDRB total di kabupaten/kota
membandingkan pangsa sektor, subsektor, usaha, Ni = PDRB sektor i di Jawa Barat
atau komoditi suatu wilayah dengan nilai rata- N = PDRB total di Jawa Barat
ratanya ditingkat yang lebih tinggi atau secara
3) Analisis Shift Share (SSA), digunakan untuk
Potensi Ekonomi Wilayah …{Naufal & Sumiyarti}| 67
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 30, No. 1, Juni 2019 e-ISSN 2597-7393

menentukan produktifitas kerja perekonomian dan Dij = Nij + Mij + Cij


mengidentifikasikan sektor unggul dengan mem- Keterangan :
bandingkannya dengan wilayah yang lebih luas i = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti
seperti Provinsi atau Nasional. Dalam menentukan j = Variabel kab/kota di provinsi Jawa Barat
hasil SSA dapat di pergunakan perbandingan antara n = Variabel provinsi Jawa Barat
Cij dan Mij untuk mendapatkan hasil Kuadran 1, Dij = Perubahan sektor i di daerah j (kab/kota)
kuadran 2, kuadran 3, dan kuadran 4. Nij = Pertumbuhan nasional sektor i di daerah j
Tabel 2. Klasifikasi sektor menurut SSA (kab/kota)
Mij = Bauran industri sektor i di daerah j (kab/kota)
Differensial Propotional Shift (Mij)
Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di daerah j
Shift (Cij) Positif (+) Negatif (-) (kab/kota)
Kuadran 1 pertum- Kuadran 3 cenderung
Positif (+) buhan pesat (fast berpotensi (highly 4. Hasil Penelitian dan pembahasan
growing) potential) Dari hasil pengolahan Tipologi Klassen, dengan
Kuadran 2 berkem- Kuadran 4 terbela- membandingkan nilai PDRB perkapita dan
Negatif (-) bang (developing) kang (depressed) pertumbuhan ekonomi menghasilkan 4 kuadran
wilayah, yang dapat digambarkan dalam Gambar 2
Sumber: Fredy (2001) berikut:
Komponen dan bentuk umum persamaan dari
analisis Shift Share menurut Prasetyo Soepomo (1993)
adalah:

Kuadran 1 Kuadran 3
Daerah Cepat Maju dan CepatTumbuh Daerah Berkembang
• Kabupaten Bogor (6.12 ; 28.39) • Kabupaten Bandung (6.07 ; 17.66)
• KabupatenPurwakarta (6.07 ; 39.64) • KabupatenKuningan (6.15 ; 14.47)
• KabupatenKarawang (5.82 ; 68.54) • Kota Bogor (6.25 ; 24.25)
• Kota Bandung (7.90 ; 56.53) • Kota Cirebon (5.66 ; 49.67)
• Kota Cimahi (5.69 ; 35.39) • Kota Bekasi (6.01 ; 19.91)
• Kota Depok (7.22 ; 21.27)
• Kota Tasikmalaya (6.27 ; 21.07)
Kuadran 2 Kuadran 4
Daerah MajuTapi Tertekan Daerah Tertinggal
• KabupatenIndramayu (2.64 ; 31.98) • KabupatenSukabumi (5.67 ; 28.39)
• Kabupaten Bekasi (5.59 ; 63.11) • KabupatenCianjur (5.48 ; 13.14)
• KabupatenGarut (4.80 ; 12.12)
• KabupatenTasikmalaya (4.73 ; 13.56)
• KabupatenCiamis (5.60 ; 14.59)
• Kabupaten Cirebon (5.20 ; 11.83)
• KabupatenMajalengka (5.43 ; 13.46)
• KabupatenSumedang (5.41 ; 16.01)
• Kabupaten Subang (4.08 ; 14.86)
• Kabupaten Bandung Barat (5.69 ; 24.25)
• Kota Sukabumi (5.48 ; 21.10)
• Kota Banjar (5.39 ; 12.77)
Gambar 2. Klasifikasi tipologi klassen daerah provinsi Jawa Barat 2012-2016 (juta rupiah)
Sumber: Data olahan
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, Analisis selanjutnya adalah menentukan sektor
terlihat bahwa wilayah propinsi Jawa Barat yang unggulan pada kelima wilayah tersebut. Perhitungan
termasuk dalam kategori daerah cepat maju dan cepat dan analisis dilakukan menggunakan metode LQ.
tumbuh adalah daerah di kuadran 1 yang meliputi Adapun hasil pengolahan dengan metode LQ akan
kabupaten Bogor, kabupaten Purwakarta, kabupaten menentukan sektor mana yang menjadi sektor basis
Karawang, kota Bandung dan kota Cimahi. Dari dan non basis, dengan mengacu kepada kriteria:
posisi geografis, letak kelima wilayah cepat maju dan 1) Sektor dengan nilai komparatif dan kompetitif
cepat tumbuh tersebut berdekatan dan kesemuanya yang keduanya bernilai positif.
juga berdekatan dengan ibu kota negara yaitu DKI 2) Sektor dengan nilai LQ > 1 (sektor basis).
Jakarta. Dengan menggunakan kedua kriteria tersebut
Potensi Ekonomi Wilayah …{Naufal & Sumiyarti}| 68
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 30, No. 1, Juni 2019 e-ISSN 2597-7393

diperoleh hasil sektor mana yang menjadi sektor akomodasi dan makan minum, informasi dan
basis dengan keunggulan komparatif dan kompetitif komunikasi, jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa
yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi kesehatan dan kegiatan sosial, jasa lainnya. Terakhir
wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan. Hasil adalah kota Cimahi yang hanya memiliki sektor jasa
selengkapnya disajikan dalam Tabel 3 di bawah ini. pendidikan menjadi sektor yang memiliki keunggu-
Tabel 3. Hasil location quotient (LQ > 1) dan shift lan komparatif dan kompetitif. Dengan demikian
share wilayah kuadran 1 sektor jasa pendidikan merupakan sektor yang men-
dorong pertumbuhan ekonomi wilayah kota Cimahi.
Sektor Usaha dengan
Kabupaten /Kota Keunggulan Komparatif Hasil penelitian tidak berbeda dengan
dan Kompetitif penelitian-penelitian yang sudah banyak dilakukan.
Namun pada kebanyakan penelitian, wilayah
Kabupaten Bogor Pengadaan Air pengamatan terhadap potensi sektor uggulan
Pengelolaan Sampah langsung ditentukan tahap awal dengan didasarkan
Limbah dan Daur Ulang kepada sebuah argumen tertentu. Penelitian ini
Kabupaten Purwakarta Jasa lainnya menggunakan metode tipologi klassen untuk
Transportasi dan Pergudangan menentukan wilayah mana yang akan obyek
Penyediaan Akomodasi dan pengamatan lebih lanjut. Langkah ini dilakukan
Makan Minum dengan maksud agar diperoleh gambaran wilayah
Informasi dan Komunikasi mana pada propinsi Jawa Barat yang menjadi
“leader” perekonomian propinsi. Istilah “leader”
Jasa Perusahaan
Kota Bandung dalam hal ini dimaksudkan sebagai wilayah cepat
Jasa Pendidikan
maju dan cepat tumbuh, yang akan mampu menarik
Jasa Kesehatan dan Kegiatan wilayah-wilayah lain serta menjadi pendorong
Sosial kemajuan dan pertumbuhan wilayah propinsi.
Jasa lainnya Dengan demikian pada wilayah lain yang termasuk
Kota Cimahi Jasa Pendidikan kategori berkembang dan tertinggal dapat mengacu
Sumber: Data olahan kepada wilayah yang maju dan cepat tumbuh.
Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa dari Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
kelima wilayah yang termasuk wilayah cepat maju menggunakan metode tipologi klassen, LQ dan shift-
dan cepat tumbuh, tidak semua memiliki share, terlihat bahwa sektor-sektor yang menjadi
keuanggulan komparatif dan kompetitif pada sektor sektor basis dan dapat diunggulkan serta menjadi
unggulannya. Hal ini terjadi pada Kabupaten penggerak perekonomian wilayah cepat maju dan
Karawang. Hasil pengolahan pada metode LQ cepat tumbuh didominasi oleh sektor sekunder dan
menunjukkan bahwa kabupaten Karawang memiliki tertier. Sektor-sektor ini bisa berupa sektor sebagian
seberapa sektor unggulan dengan nilai LQ > 1, yaitu kecil industri dan sebagian besar pada sektor jasa.
pada sektor industri pengolahan, pengadaan listrik Hasil ini dapat dimengerti sebab sektor sekunder dan
dan gas, real estate, dan jasa lainnya. Namun tidak sektor tertier (dominasi sektor jasa) merupakan
satupun dari sektor-sektor tersebut yang dapat sektor dengan penciptaan nilai tambah yang lebih
dikatakan memiliki keunggulan komparatif dan besar dibandingkan pada sektor usaha ekstraktif
kompetitif berdasarkan kriteria shift-share. Namun seperti pertanian. Semakin besar nilai tambah, maka
dengan adanya tiga sektor basis tersebut mampu kontribusi pada penciptaan output daerah atau PDRB
menjadikan kabupaten Karawang menjadi wilayah juga semakin besar. Hasil ini juga sejalan dengan
yang cepat maju dn cepat tumbuh. Analisa yang sama teori transformasi struktural, bahwa semakin maju
juga berlaku untuk daerah lain. Artinya pada sebuah perekonomian maka peran sektor sekunder
beberapa daerah, tidak semua sektor yang memiliki (industri) dan tertier (jasa) juga akan semakin
nilai LQ > 1, sekaligus juga menjadi sektor yang mendominasi aktifitas ekonomi sebuah wilayah.
unggul dan kompetitif dalam menopang pertumbuhan
ekonomi daerah. 5. Simpulan
Berdasarkan analisa hasil dan pembahasan dapat
Kabupaten Bogor memiliki sektor pengadaan
disimpulkan beberapa hasil sebagai berikut. Pertama,
air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang yang
dalam wilayah propinsi Jawa Barat terdapat lima
menjadi sektor yang memiliki keunggulan komparatif
wilayah yang termasuk dalam kategori wilayah cepat
dan kompetitif yang berarti sektor ini menjadi sektor
maju dan cepat tumbuh. Kelima wilayah tersebut
pendorong bagi perekonomian di wilayah kabupaten
adalah kabupaten Bogor, kabupaten Purwakarta,
Bogor. Kabupaten Purwakarta sektor jasa lainnya
kabupaten Karawang, kota Bandung, dan kota
yang menjadi sektor yang memiliki keungulan
Cimahi. Kelima wilayah tersebut memiliki letak
komparatif dan kompetitif yang berarti sektopr ini
sangat berdekatan dan menjadi penyangga ibu kota
menjadi sektor pendorong bagi perekonomian di
Jakarta. Posisi wilayah yang berdekatan dan sebagai
wilayah Kabupaten Purwakarta. Sementara Kota
penyangga propinsi DKI Jakarta memberi
Bandung merupakan wilayah dengan paling banyak
keuntungan tersendiri. Wilayah-wilayah ini menjadi
sektor pendorong ekonomi. Sektor tersebut adalah
limpahan meluasnya aktifitas ekonomi propinsi DKI
sektor transportasi dan pergudangan, penyediaan
Potensi Ekonomi Wilayah …{Naufal & Sumiyarti}| 69
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 30, No. 1, Juni 2019 e-ISSN 2597-7393

Jakarta ke wilayah penyangga. Meluasnya aktifitas pengadaan listrik dan gas. Hasil ini sekaligus juga
ekonomi ibu kota terutama pada sektor industri dan membuktikan bahwa sektor jasa yang memiliki nilai
jasa telah memberi dampak positif terhadap tambah lebih besar disbanding sektor lain seperti
perkembangan ekonomi wilayah yang bersangkutan pertanian telah memberi kontribusi positif dalam
sekeliling dan penyangga seperti kabupaten Bogor, mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
Karawang dan wilayah lainnya.
6. saran
Kedua, hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa di kelima wilayah tersebut, sektor-sektor jasa Berdasarkan keseimpulan di atas maka disarankan
menjadi sektor basis dan menjadi sektor yang agar pemerintah daerah kabupaten/kota yang
pertumbuhannya pesat didominasi oleh sektor jasa- termasuk dalam kategori cepat maju dan cepat
jasa. Sektor jasa tersebut yang mendorong partum- tumbuh perlu menetapkan kebijakan pembangunan
buhan ekonomi di kabupaten Purwakarta, kabupaten dengan prioritas sektor unggulan/basis dengan tetap
Karawang, kota Cimahi. Hanya saja di kabupaten memperhatikan sektor non basis secara proporsional.
Bogor, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, Sementara pada wilayah-wilayah lain agar dapat
limbah dan daur ulang, menjadi sektor pendorong mengacu kondisi dan kebijakan ada pada wilayah
ekonomi. Sektor jasa di kabupaten Karawang bukan cepat maju dan cepat tumbuh agar terjadi pergeseran
menjadi sektor pendorong ekonomi, tetapi sektor ke arah yang lebih baik.
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan;
Referensi
Agustina Nauw, Rosalina A.M. Koleangan, dan Een Perekonomian Atas Dasar Penyerapan Tenaga
Nouritha Walewangko. 2015. “Analisis Perban- Kerja di Provinsi Jawa Tengah”. Skripsi.
dingan Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Sarjana Universitas Diponegoro Semarang
Sorong dan Kota Sorong”. Jurnal Berkala Putra, Aditya Nugraha. 2013. “Analisis Potensi
Ilmiah Efisiensi. Vol. 15. No. 04. Hal 1-11 Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi
Almulaibari, Hilal.2011. “Analisis Potensi Pertumbu Daerah Istimewa Yogyakarta”. Skripsi. Sarjana
han Ekonomi Kota Tegal Tahun 2004-2008”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang Satria, Ase. 2015. “Teori Pembangunan Ekonomi
Amalia, Fitri. 2012. “Penentuan Sektor Unggulan Menurut Para Ahli” [online]. Diambil dari:
Perekonomian Wilayah Kabupaten Bone (http://www.materibelajar.id/2015/12/materi-
Bolango dengan Pendekatan Sektor ekonomi-teori- pembangunan.html). Di akses
Pembentukan PDRB”. Jurnal Etikonomi. Vol. tanggal 27 Mei 2018
11. No. 2 Oktober 2012 Syafrizal. 2015. “Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Pusat Statistik. 2017. “Produk Domestik Dalam Era Otonomi”. Jakarta: Rajawali Pers
Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Todaro, Michael. P,1989. “Pembangunan Ekonomi di
Harga Konstan 2010 tahun 2012-2016”. Jakarta Dunia Ketiga”. Jakarta: PT Erlangga
Budiarso, Agung. 2015. “Analisis Perkembangan Todaro, MP. 2006. “Pembangunan Ekonomi: Edisi
Wilayah Dengan Sektor Unggulan di Kota 9”. Jakarta: Erlangga
Surakarta Tahun 2009-2013”. Skripsi. Sarjana http://jabarekspres.com/2018/kesejahteraan-di-jabar-
Universitas Muhammadiyah Surakarta diapresiasi/)
Drs. Robinson Tarigan, M.R.P. 2015. “Ekonomi https://eqyrock.wordpress.com/2009/08/28/perencana
Regional Teori dan Aplikasi”. Jakarta: PT Bumi an-dan-pengembangan-wilayah/)
Aksara 2017. “PDRB Kabupaten/Kota 2012-2016 (Buku 2
Ekaristi Jekna Mangilaleng, Debby Rotinsulu, dan Pulau Jawa dan Bali)”. Jakarta: BPS
Wensy Rompas. 2015. “Analisis Sektor
Unggulan Kabupaten Minahasa Selatan”. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol. 15. 04
Hanung Putri Juwita. 2017. “Analisis Pola
Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Sektor
Potensial Kabupaten Magetan”. Jurnal. Sarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ichsanti. 2017. “Teori Pertumbuhan Ekonomi”
[Online]. Diambil dari: (http://www.akuntansi
lengkap.com/teori-pertumbuhan-ekonomi/). Di
akses tanggal 6 Juni 2018
Mulyono, Joko dan Khursatul Munibah. 2016.
“Pendekatan Location Quotient dan Shift Share
Analysis dalam Penentuan Komoditas Unggulan
Tanaman Pangan di Kabupaten Bantul”.
Informatika Pertanian. Vol. 25. No. 2 Desember
2016 221-230
Pambudi, Andi Tri. 2011. “Pergeseran Struktur

Anda mungkin juga menyukai