Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Kata Pengantar

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat allah SWT. Yang telah memberikan kami kesehatan,
kesempatan, hikmah, serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang berjudul “ Pancasila sebagai
filsafah dan Dasar Negara ” ini dapat kami selesaikan. Kami juga berterima kasih kepada bapak
Dasmar Ali SH. MH yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada kami sebaga pembelajaran
dan penilaian untuk mata kuliah pendidikan kewarganegaraan ini.

Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai “Pancasila sebagai Filsafah dan Dasar
Negara” karena sangat penting untuk kita harus tau tentang apa itu Pancasila dan kami akan membahas
dengan detail apa hubungannya dengan Filsafah dan Dasar Negara. Kaami menyadari pembuatan
makalah ini jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu, kami mengaharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun agar makalah yang kami buat ini bisa lebih baik dan lebih sempurna untuk ke-depanya.

Pekanbaru,
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah sesuatu yang asing. Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa Pancasila terdiri atas lima sila, dia diabadikan
dalam Naskah Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat, dia dijadikan sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Sekalipun di dalam Pembukaan tersebut tidak secara eksplisit disebutkan kata Pancasila, namum
setiap yang membacanya sudah pasti mengetahuinya, bahwa yang dimaksud dalam pernyataan terakhir dari
alinea ke empat pembukaan UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila. Sedangkan yang dimaksud degan filsafat adalah panduan dalam menjalani kehidupan sehari-
hari.
Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak jaman nenek moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal
tersebut terdapatlah perbedaan antara masyarakat Indonesia dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Kesepakatan bersama tersebut sifatnya luhur, tidak boleh diganti ataupun diubah. Masyarakat pancasila pulalah
yang hendak kita wujudkan, artinya suatu masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai luhur tersebut. Untuk
mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu hukum yang berisi normanorma, aturan-aturan atau
ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang
dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita.
Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum. Sehingga seluruh tatanan hidup
bernegara yang bertentangan dengan Pancasila sebagai kaedah hukum konstitusional, pada dasarnya tidak
berlaku dan harus dicabut. Sebagai dasar negara, Pancasila telah terkait dengan struktur kekuasaan secara
formal. Demikian pula Pancasila sebagai dasar negara dia meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang
menguasai hukum dasar negara, baik berupa hukum dasar tertulis yang berwujud undang-undang dasar maupun
berupa hukum dasar yang tidak tertulis, yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan negara. Namun seiring
dengan perkembangan dan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sejak era reformasi, bahkan sampai sekarang,
membicarakan tentang Pancasila kadang-kadang masih sering dianggap sebagai keinginan dan kerinduan untuk
kembali ke kejayaan masa Orde Baru. Bahkan ada sebahagian orang yang memandang sinis terhadap Pancasila,
karena dianggap sebagai sesuatu yang salah.
Dengan ditulisnya makalah ini kami buat agar memberikan gambaran kepada pembca sekalian tentang betapa
pentingnya pancasila sebagai dasar negara dan agar terwujudnya solidaritas rakyatnya terhadap nilai-nilai yang
ada di dalam sila-sila pancasila, agar kita tau bagaimana pancasila yang benar itu kita harus berfikir secara
filosofis dan insya allah semuannya akan dibahas di makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Ciri-ciri berfikir filosifis
2. Pancasila sebagai dasar negara dan paradigma pembangunan
3. Komitmen warga negara Indonesia terhadap nilai-nilai Pancasila

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana cara berfikir filosofis
2. Untuk mengetahui penjabaran mengenai fungsi Pancasila sebagai dasar negara dan paradigma pembangunan
3. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan rakyat Indonesia sebagai warga negaranya terhadap nilai-nilai
Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri-ciri berfikir filosofi


Filosofi biasa disebut dengan filsafat, tapi nyatanya filosofi dengan filsafat adalah berbeda.
Filsafat adalah kajian masalah mendasar dan umum tentang persoalan seperti eksistensi,
pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa, sedangkan filosofi adalah pandangan hidup atau
bisa dissebut dengan tentang pemikiran yang mendasari atas suatu kegiatan. Tapi banyak
yang mengaitkan antara filosofi dan filsafat karena tujuandari filosofi dan filsafat adalah
sama-sama mengarahkan kehidupan seseorang menjadi lebih disiplin dan berguna di masa
mendatang.
Berpikir filosofi memiliki karakteristik tersendiri. Menurut Muzairi terdapat delapan
ciri berpikir secara filosofi, yaitu:
1. radikal, atau berpikir sampai ke akar, pokok permasalahan paling mendasar, hingga
mencapai hakikat atau subtansi dari masalah tersebut.
2. universal, artinya pemikiran filsafat menyangkut permasalahan umum manusia. Bahwa
persoalan yang dihadapi terjadi pada kebanyakan orang.
3. konseptual, yakni hasil dari generalisasi atau abstraksi pengalaman manusia. Maksudnya di
sini kita merumuskan tentang suatu hal yang dialami manusia.
4. koheren dan konsisten. Koheren berarti sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis, tidak
bertentangan dengan akal. Konsisten berarti tidak mengandung kontradiksi dari prinsip awal.
5. sistematik, artinya pendapat yang diuraikan harus saling berhubungan secara teratur dan
terkandung adanya maksud dan tujuan tertentu.
6. komprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir kefilsafatan merupakan usaha
untuk menjelaskan suatu permasalahan secara keseluruhan, tuntas, tidak hanya dalam bentuk
kepingan atau bagian saja.
7. bebas, berarti sampai batas-batas luas. Maksudnya tidak terjebak dalam satu sudut
pandang, melainkan harus bebas dari hal-hal lain seperti kultur, dan lain sebagainya.
8.bertanggung jawab, artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir,
berpendapat dan sekaligus berani mempertanggung jawabkan hasil apapun.

Anda mungkin juga menyukai