HISTORICISM DI MALANG
TUGAS AKHIR
Oleh:
SOFIA RUSDIANA
NIM. 13660060
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2018
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN
HISTORICISM DI MALANG
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars.)
Oleh:
SOFIA RUSDIANA
NIM. 13660060
JURUSAN ARISTEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2018
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Malang merupakan kota besar kedua setelah Kota Surabaya. Malang memiliki beberapa
potensi menonjol, diantaranya yakni potensi dari bidang perdagangan, wisata, dan sejarah.
Namun, Malang belum memiliki sebuah tempat atau wadah yang menaungi dari ketiga
potensi tersebut. Sehingga dibutuhkanlah sebuah rancangan pasar wisata yang menerapkan
konsep sejarah. Oleh sebab itu, perancangan pasar wisata ini diharapkan mampu
melestarikan serta mengenalkan kepada pengunjung terhadap sejarah dan budaya-budaya
khas Malang. Sejarah yang diangkat pada perancangan pasar wisata ini yakni sejarah
perkembangan Kota Malang tahun 1914-1940. Sedangkan konsep yang diterapkan pada
perancangan pasar wisata ini yakni Colonial Contemporer yang diambil dari prinsip,
filosofis, dan aplikatif dari pendekatan historicism. Pendekatan historicism terdapat 2
prinsip mendasar, yakni pengambilan preseden sejarah di suatu daerah dan pemakaian
elemen klasik yang dimodernisasi. Perancangan pasar wisata ini terletak di Jalan Gempol-
Malang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Tapak tersebut terdapat pada daerah
pengembangan sub sektor pariwisata, serta sektor perdagangan dan jasa. Tapak pada
perancangan pasar wisata termasuk wilayah pengembangan lingkar Kota Malang. Tapak
sangat strategis, dikarenakan tapak berada pada perbatasan gerbang jalan masuk menuju
Kota Malang. Disamping itu, tapak merupakan akses jalan menuju Kota Malang dan Kota
Batu.
v
ABSTRACT
Rusdiana, Sofia, 2017, Design of Travel Market with Historicism Approach in Malang.
Advisor: Arief Rakhman Setyono, MT., Ernaning Setyowati, MT., Achmad
Nashichuddin, MA.
Malang is the second major city after Surabaya. Malang has some main potential, that
potentials are trade, travel, and history. However, Malang does not have design for that
potentials. So, Malang city need a travel design to apply of history concept. Therefore,
the design of the travel market is expected to preserve and introduce visitors to the history
and cultures of Malang. The history of travel market design was taken from historical of
Malang development by Ir. Thomas Karsten since 1914-1940. Meanwhile, the design
concept is applied to the travel market is the Local Contemporer drawn from principles,
philosophical, and applicable from Historicism approach. Historicism approach have two
fundamental principles. That principles was taken of historical precedent in a region and
the used of classical elements were modernized. The site of travel market was located on
Jl. Gempol-Malang, Singosari, Malang regency. The site was located in the area of
development of tourism sub-sector, as well as trade and services sectors. The site of
design travel market including the development of the circumference of Malang. The site
very strategic, because the site on the border of the gate in the entrance to the city of
Malang. In addition, the site is an access road to the city of Malang and Batu
vi
ملخص البحث
سسذٚاَا ،صفٛت ،2017 ،خطة السياحات بدراسة تاريخانية في ماالنج .انًششف :عشٚف سحًٍ سخَٕٕٛ
انًاخسخٛش ،إًٚاَُح سخٕٛاح ٙانًاخسخٛشة ،احًذ َصٛح انذ ٍٚانًاخسخٛش.
ياالَح أكبش يذُٚت انثاَٛت يٍ سٕساباٚا .ظٓشث فٓٛا إَٔاع اإليخٛاص يُٓا ف ٙانخداسة ٔانسٛاحت ٔانخاسٚخ بم نى
ٚكٌٕ نٓا انًشكض انخ ٙحذٚشْا .نزنك ححخاج فٓٛا خطت انسٛاحت نخطبٛق انفكشة انخاسٚخٛت .يٍ أخم رنك أٌ ْزِ
انخطت سخكٌٕ سٛاحت ف ٙحطٕس ٔاَخشاس إنٗ انضائش ٍٚعٍ انخاسٚخ ٔانثقافت ف ٙياالَح .انخاسٚخ انز٘ بحثخّ
انباحثت فْ ٙزِ انخطت عٍ َشأة يذُٚت ياالَح انخاسٚخ ٙف ٙانسُت 9111-9191يٛالدٚت .أيا انفكشة فٙ
حطبٛقٓا ْ Colonial Contemporer ٙيٍ أساسٛت ٔفهسفٛت ٔحطبٛقٛت ف ٙدساست حاسٚخاَٛت .كاَج فْ ٙزِ
انذساست انفكشح ٍٛاألساسٛت يأخٕر انسابقت انخاسٚخٛت ف ٙيكاٌ ٔاسخعًال انعُاصش انكالسٛكٛت انعصشٚت.حقع
ْزِ انخطت ف ٙانشاسع غايفٕل-ياالَح ٔانُاحٛت سُٛداساس٘ ٔانًذُٚت ياالَح .ف ٙحهك انٕالٚت كاَج انخًُٛت
نُاحٛت انسٛاحت ٔانخداسة ٔانكفاءةٔ .خطت انسٛاحت فٓٛا ححخٕ٘ يٍ يُطقت يذُٚت ياالَح ٔيٕقعٓا اسخشاحٛدٙ
ألَٓا حقٕو ب ٍٛححذٚذ انبٕابت انذاخهت إنٗ يذُٚت ياالَح .يٍ َاحٛت أخشٖ أَٓا طشٚق انٕصٕل إنٗ يذُٚت ياالَح
ٔيذُٚت باحٕ.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT atas kemurahan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pra tugas akhir ini sebagai persyaratan
pengajuan tugas akhir mahasiswa. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah diutus Allah sebagai penyempurna ahklak
manusia di dunia.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dalam proses
penyusunan laporan tugas akhir. Untuk itu iringan do’a dan ucapan terima kasih yang
membantu berupa pikiran, waktu, dukungan, motivasi dan dalam bentuk bantuan lainya
demi terselesaikannya laporan tugas akhir ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
2. Dr. Sri Harini, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik
Ibrahim.
3. Tarranita Kusumadewi, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang sekaligus dosen wali penulis. Terima kasih atas segala pengarahan,
4. Arief Rakhman Setyono, MT. selaku pembimbing I, Ernaning Setyowati, MT. selaku
viii
pengetahuan yang tak ternilai selama masa kuliah terutama dalam proses penyusunan
5. Prima Kurniawaty, ST. M.Si dan Ana Ziyadatul Husna, ST. M.Ars selaku penguji
mengenai laporan tugas akhir. Sehingga penulis mengetahui letak kesalahan dan
6. Seluruh praktisi, dosen dan karyawan Jurusan Arsitektur UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang.
7. Anton Prasetyo, M.Si selaku karyawan Jurusan Arsitektur. Terimakasih atas bantuan
8. Ayah dan ibu penulis, Bapak Supadi dan Ibu Machmida Susiati selaku kedua orang
tua penulis yang tiada pernah terputus do’a nya demi mendoakan kesuksesan
anaknya. Tiada hentinya dalam memberikan kasih sayang yang tulus disaat penulis
mengalami kesulitan dan masalah. Sang motivator penyemangat hidup penulis untuk
segera menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan tepat waktu. Dan tiada hentinya
limpahan seluruh materi dan kerja kerasnya pada penulis dalam menyelesaikan
orang tua yang baik, bijaksana, dan sabar bagi penulis yang belum bisa memberikan
9. Saudara-saudara penulis, Ika Fitriyah dan Anas Rosyidi yang tiada hentinya
memberikan semangat kepada sang penulis, dan terimakasih sudah menjadi contoh
kakak yang baik bagi penulis. Dan semua semangat untuk segera menyelesaikan
ix
10. Teman-teman penulis, Fahmadia Muzayyanah, Alifa Pintara, Afifah Ulfah, Isma
Mubarok, yang tiada hentinya memberikan solusi dan semangat disaat penulis
11.Seluruh teman-teman penulis Arsitektur UIN angkatan 13, selaku penyemangat dalam
Penulis menyadari tentunya laporan tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik yang konstruktif penulis harapkan dari semua pihak. Penulis berharap
semoga laporan tugas akhir ini bisa bermanfaat, serta dapat menambah wawasan
Wassalamualaikum Wr. Wb
Sofia Rusdiana
13660060
x
DAFTAR ISI
xi
2.2.5.2. Kriteria Pasar Umum Sesuai dengan Dagangannya .. 16
2.2.6. Pasar Menurut Lokasi dan Pelayanan .................................... 18
2.2.7. Pola Perjalanan dalam Berbelanja .......................................... 19
2.2.8. Definisi Pasar Wisata dan Fasilitas Pasar Wisata .................. 20
2.2.9. Pemasaran Pasar Wisata ......................................................... 21
2.3. Tinjauan Pendekatan ........................................................................ 22
2.3.1. Teori Dasar Arsitektur Historicism ........................................ 22
2.3.2. Karakteristik Arsitektur Historicism ...................................... 23
2.3.3. Aspek-aspek Historicism........................................................ 24
2.3.4. Tahapan-tahapan pada Prinsip Historicism ............................ 24
2.3.5. Tahap Proses Penerapan Historicism ..................................... 25
2.3.6. Teori Pendekatan Historicism yang Digunakan pada Objek . 27
2.3.6.1. Sejarah Terbentuknya Kota Malang .......................... 27
2.3.7. Identifikasi atau Inventarisasi Langgam Arsitektur Kolonial
Tahun 1914-1940 di Malang .................................................. 43
2.3.8. Kesesuaian Pendekatan Historicism terhadap Objek Rancangan
..................................................................................................48
2.4. Tinjauan Arsitektural........................................................................ 48
2.4.1. Persyaratan Ruang .................................................................. 48
2.5. Integrasi Keislaman .......................................................................... 56
2.5.1. Kajian Islam Mengenai Pasar ................................................. 56
2.5.2. Kajian Islam Mengenai Pendekatan Historicism ................... 58
2.6. Studi Banding Objek ........................................................................ 59
2.6.1. Studi banding objek : Chatuchak Weekend Market, Bangkok.....
................................................................................................ 59
2.6.2. Studi Banding Tema: Museum Louvre .................................. 66
2.6.2.1 Penerapan Prinsip-prinsip Historicism pada
Bangunan...................................................................67
2.7. State of The Art dari Perancangan Pasar Wisata dengan Pendekatan
Historicism di Kota Malang.....................................................................70
xii
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 73
3.1. Metode Perancangan ........................................................................ 73
3.1.1. Perumusan Ide ........................................................................ 74
3.1.2. Penentuan Lokasi Perancangan .............................................. 75
3.2. Teknik Pengumpulan Pengolahan Data ....................................... 75
3.2.1. Data Primer ............................................................................ 75
3.2.2. Data Sekunder ........................................................................ 76
3.2.2.1. Studi Literatur ............................................................ 76
3.2.2.2. Studi Banding ............................................................ 77
3.2.2.3. Studi Integrasi Keislaman .......................................... 77
3.3. Teknik Analisis ................................................................................ 78
3.3.1. Analisis Fungsi ....................................................................... 78
3.3.2. Analisis Aktiviitas dan Pengguna .......................................... 78
3.3.3. Analisis Ruang ....................................................................... 79
3.3.4. Analisis Bentuk ...................................................................... 79
3.3.5. Analisis Tapak ........................................................................ 79
3.3.6. Analisis Struktur..................................................................... 80
3.3.7. Analisis Utilitas ...................................................................... 80
3.4. Sintesis/Konsep ................................................................................ 81
3.4.1. Konsep Kawasan dan Tapak .................................................. 81
3.4.2. Konsep Ruang ........................................................................ 81
3.4.3. Konsep Bentuk dan Tampilan ................................................ 82
3.4.4. Konsep Struktur dan Utilitas .................................................. 82
3.5. Diagram Alur Pola Pikir Metode Perancangan ................................ 83
BAB IV KAJIAN LOKASI RANCANGAN ................................................... 84
4.1. Gambaran Umum Lokasi ................................................................. 84
4.1.1. Karakteristik Lokasi Objek .................................................... 84
4.1.2. Wilayah Administrasi ............................................................. 85
4.1.3. Letak Geografis ...................................................................... 86
xiii
4.2. Data Fisik Lokasi ............................................................................. 86
4.2.1. Topografi ................................................................................ 86
4.2.2. Jenis Tanah ............................................................................. 88
4.2.3. Penggunaan Lahan ................................................................. 88
4.2.4. Hidrologi ................................................................................ 89
4.2.5. Geologi ................................................................................... 89
4.2.6. Iklim ....................................................................................... 90
4.2.7. Iklim (Kelembapan) ............................................................... 91
4.2.8. Iklim (Suhu) ........................................................................... 91
4.2.9. Iklim (Angin).......................................................................... 91
4.2.10. Iklim (Curah Hujan) ............................................................. 92
4.2.11. Orientasi Matahari ................................................................ 92
4.2.12. Arah Angin ........................................................................... 93
4.2.13. Vegetasi ................................................................................ 93
4.2.14. Utilitas .................................................................................. 94
4.2.15. Arahan Akses ....................................................................... 94
4.2.16. Zoning .................................................................................. 95
4.3. Data Non Fisik Lokasi...................................................................... 96
4.3.1. Jumalah Penduduk.................................................................. 97
4.4. Profil Tapak ...................................................................................... 97
4.4.1. Wilayah Kerja ........................................................................ 98
4.4.2 Arahan Akses .......................................................................... 99
4.4.3. Sikuen ..................................................................................... 99
4.4.4. Sirkulasi.................................................................................. 99
4.4.5. Peraturan.................................................................................100
BAB V PENDEKATAN & ANALISIS PERANCANGAN ...........................101
5.1 Ide Teknik Analisis ...........................................................................101
5.1.1. Ide Analisis Rancangan ..........................................................102
5.2. Analisis Rancangan ..........................................................................103
xiv
5.2.1. Analisis Fungsi .......................................................................103
5.2.2. Analisis Aktivitas & Pengguna ..............................................104
5.2.3. Analisis Ruang .......................................................................114
5.2.4. Analisis Bentuk ......................................................................127
5.2.5 Analisis Tapak .........................................................................129
A. Batas dan Bentuk Tapak ....................................................130
B. Analisis Sirkulasi & Aksesibilitas......................................132
C. Analisis View .....................................................................133
D. Analisis Matahari ...............................................................134
E. Analisis Vegetasi ................................................................135
F. Analisis Batas .....................................................................136
G. Analisis Struktur ................................................................137
H. Analisis Utilitas..................................................................138
BAB VI KONSEP PERANCANGAN .............................................................139
6.1. Ide Konsep Rancangan .....................................................................139
6.1.1. Konsep Perancangan ..............................................................139
6.1.2. Diagram Konsep Dasar ..........................................................140
6.1.3. Konsep Dasar .........................................................................141
6.2. Konsep Tapak ...................................................................................142
6.3. Konsep Bentuk .................................................................................143
6.4. Konsep Ruang ..................................................................................144
6.5. Konsep Struktur................................................................................145
6.6. Konsep Utilitas .................................................................................146
BAB VII PENUTUP..........................................................................................147
7.1. Dasar Perancangan ...........................................................................147
7.2. Hasil Rancangan Tapak ....................................................................148
7.2.1. Penzoningan............................................................................148
7.2.2. Penataan Masa.........................................................................150
7.2.3. Sirkulasi dan Aksesibilitas......................................................151
xv
7.3. Hasil Rancangan Ruang dan Bentuk.................................................151
7.3.1. View........................................................................................157
7.3.2. Fasad Bangunan......................................................................160
7.4. Hasil Rancangan Utilitas...................................................................162
7.4.1. Utilitas Elektrikal....................................................................164
7.4.2. Utilitas Plumbing....................................................................166
7.5. Hasil Rancangan Struktur.................................................................168
7.5.1. Struktur Pondasi.....................................................................168
7.5.2. Struktur Rangka Atap.............................................................171
7.6. Hasil Rancangan Ruang....................................................................174
7.7. Detil Arsitektural..............................................................................177
BAB VIII PENUTUP ........................................................................................178
7.1. Kesimpulan.......................................................................................178
7.2. Saran .................................................................................................180
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
Gambar 2.22. Ruang sholat ................................................................................ 53
Gambar 2.23. Bongkar muat barang menggunakan alat .................................... 54
Gambar 2.24. Zona pasar sebelum pembayaran ................................................ 55
Gambar 2.25. Zona pasar makanan segar .......................................................... 55
Gambar 2.26. Zona pasar Humburg ................................................................... 56
Gambar 2.27. Lokasi Chatuchak Weekend Market, Bangkok ........................... 60
Gambar 2.28. Pasar Chatuchak, Bangkok .......................................................... 61
Gambar 2.29 (1) Material kaca pada bangunan Museum Louvre (2) Elemen
tanah liat pada piramida Mesir .................................................... 68
Gambar 2.30. (1) Ukiran pada piramida Mesir (2) elemen estetika pada plafond
museum Louvre ........................................................................... 69
xviii
Gambar 5.6. Block Plan Kawasan Pasar Wisata ..............................................127
Gambar 5.7. Analisis Bentuk ...........................................................................128
Gambar 5.8 Analisis Bentuk ............................................................................129
Gambar 5.9. Eksisting Tapak ...........................................................................129
Gambar 5.10. Analisis Batas & Bentuk Tapak ..................................................131
Gambar 5.11. Analisis Sirkulasi dan Aksesibilitas ............................................132
Gambar 5.12. Analisis View ..............................................................................133
Gambar 5.13. Analisis Matahari ........................................................................134
Gambar 5.14. Analisis Vegetasi .........................................................................135
Gambar 5.15. Analisis Batas ..............................................................................136
Gambar 5.16. Analisis Struktur..........................................................................137
Gambar 5.17. Analisis Utilitas ...........................................................................138
Gambar 6.1. Diagram konsep dasar .................................................................140
Gambar 6.2. Konsep Tapak ..............................................................................142
Gambar 6.3. Konsep Bentuk ............................................................................143
Gambar 6.4. Konsep Ruang .............................................................................144
Gambar 6.5. Konsep Struktur...........................................................................145
Gambar 6.6. Konsep Utilitas ............................................................................146
Gambar 7.1. Diagram konsep dasar .................................................................148
Gambar 7.2. Layout Plan .................................................................................149
Gambar 7.3. Site Plan.......................................................................................150
Gambar 7.4. Layout Plan .................................................................................151
Gambar 7.5. Denah Pasar Wisata .....................................................................153
Gambar 7.6. Denah Galeri ...............................................................................155
Gambar 7.7. Denah Kantor ..............................................................................156
Gambar 7.8. Denah Masjid ..............................................................................157
Gambar 7.9. View Suasana pedestrian pengunjung .........................................158
Gambar 7.10. View dari Area Gazebo ...............................................................158
Gambar 7.11. View kawasan dari Arah Barat Tapak ........................................159
xix
Gambar 7.12. View Kawasan dari Arah timur Tapak .......................................159
Gambar 7.13. View Kawasan ............................................................................160
Gambar 7.14. Fasad Bangunan Galeri dan Bangunan Pasar Wisata ................161
Gambar 7.15. Fasad Bangunan Kantor dan Masjid ..........................................161
Gambar 7.16. Tampak Kawasan .......................................................................162
Gambar 7.17. Utilitas Kawasan ........................................................................163
Gambar 7.18. Elektrikal Galeri .........................................................................164
Gambar 7.19. Elektrikal Kantor ........................................................................165
Gambar 7.20. Elektrikal Masjid ........................................................................165
Gambar 7.21. Plumbing Kantor ........................................................................166
Gambar 7.22. Plumbing Masjid ........................................................................167
Gambar 7.23. Plumbing Pasar Wisata...............................................................167
Gambar 7.24. Rencana Pondasi Bangunan Kantor ...........................................169
Gambar 7.25. Rencana Pndasi Bangunan Galeri ..............................................169
Gambar 7.26. Rencana Pondasi Bangunan Pasar Wisata .................................170
Gambar 7.27. Rencana Pondasi Bangunan Masjid ...........................................170
Gambar 7.28. Detil Pondasi ..............................................................................171
Gambar 7.29. Rencana Atap Bangunan Kantor ................................................172
Gambar 7.30. Rencana Atap Bangunan Galeri .................................................172
Gambar 7.31. Rencana Atap Bangunan Pasar Wisata ......................................173
Gambar 7.32. Rencana Atap Bangunan Masjid ................................................173
Gambar 7.33. Detil Rangka Atap ......................................................................174
Gambar 7.34. Interior Lobby Kantor ................................................................175
Gambar 7.35. Interior Food Court .....................................................................176
Gambar 7.36. Interior Pasar Area Furniture.......................................................176
Gambar 7.37. Detil Arsitektural ........................................................................177
xx
DAFTAR TABEL
xxi
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Malang merupakan kota besar kedua di Jawa Timur setelah Kota
Surabaya. Berdasarkan data pada buku laporan Pemerintahan Kota Malang, Kota
Malang memiliki wilayah seluas 110,06 km² yang terdiri dari 5 kecamatan dan 57
kelurahan. Secara letak geogragrafisnya, Kota Malang adalah salah satu kawasan
pasar tiap kecamatan yang dimiliki secara merata. Potensi perdagangan Kota
Malang bersumber pada pasar-pasar yang sudah ada, baik dari pasar tradisional
maupun pasar modernnya. Tiap kecamatan di Kota Malang tersebar luas berbagai
beberapa kelas dan golongan, perbedaan pasar-pasar tersebut dilihat pada jenis
dagangan yang ditawarkan, luasan lahan, dan fasilitas pasar yang tersedia. Kota
Malang merupakan sebuah kota yang berpotensi pada bidang pariwisata selain
dalam bidang perdagangan. Hal tersebut dikarenakan Kota Malang memiliki letak
topografi yang strategis, dan memiliki jumlah wisatawan yang terus meningkat.
wisatawan Malang terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2013 jumlah
wisatawan mancanegara sebanyak 5.498 orang, dan 1,9 juta wisatawan Nusantara.
1
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Tahun 2015 wisatawan mancanegara naik menjadi 5.952 orang, dan wisatawan
Kota Malang juga merupakan salah satu primadona wisata yang kaya
bangunan kolonial Kota Malang ini dapat dijadikan sebuah potensi wisata
kolonial (Budiyono dan Djoko, 2010). Berdasarkan jurnal yang berjudul potensi
wisata kolonial di Kota Malang, salah satu potensi sejarah Kota Malang yang
menarik dan dapat dijumpai peninggalannya yakni penataan kota pada masa
dilakukan oleh Ir. Herman Thomas Karsten yang sangat pesat perkembangannya.
Perkembangan Kota Malang pada saat itu, dimulai pada awal tahun 1900 yang
masih di bawah keresidenan Pasuruan. Pada 1 April 1914 Kota Malang resmi
Data diatas menunjukkan potensi yang dimiliki oleh Kota Malang dalam
bidang perdagangan, sektor pariwisata dan kaya akan nilai sejarahnya. Namun,
Kota Malang masih belum mewadahi sebuah penggabungan dari ketiga potensi
tersebut, yakni dari sektor perdagangan, pariwisata, dan sejarah. Hal ini dapat
dilihat dari jenis pasar yang disediakan di Kota Malang hanya berupa pasar yang
Disamping itu, Kota Malang juga belum memiliki sebuah pasar yang berfungsi
melihat potensi yang ada dengan melihat data-data diatas, maka Kota Malang
2
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
pariwisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. Seperti, Pasar Wisata
Pasar wisata ini biasanya lebih menawarkan hasil kekayaan alam di suatu
daerahnya saja. Seperti halnya di Pasar Wisata Songgoriti yang terletak di Kota
Batu. Pasar Wisata Soggoriti tersebut hanya menawarkan souvenir, tanaman hias,
makanan khas Kota Batu saja tanpa mengenalkan nilai sejarah dan budayanya.
mengenalkan sebuah sejarah, budaya, dan ke khasan dari suatu daerah kepada
Malang sendiri belum memilki sebuah pasar wisata yang berunsur edukasi yang
mengenalkan sejarah Malang. Hal tersebut disayangkan jika melihat Kota Malang
Sehingga, para wisatawan tidak hanya sekadar berbelanja oleh-oleh khas Kota
Malang saja, namun dapat lebih mengenalkan kepada wisatawan akan sejarah dan
budaya yang dimiliki Kota Malang. Disamping itu, perancangan pasar wisata ini
juga akan menampung hasil kreatifitas khas Kota Malang dari masyarakatnya
3
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
sendiri. Hal ini juga bertujuan untuk memberi lapangan kerja bagi masyarakat
Kota Malang.
wisata, dimana pasar wisata yang sudah ada kurang memperhatikan unsur nilai
historicism di Kota Malang ini diharapkan dapat menjadi identitas Kota Malang,
dan lebih mengenalkan wisatawan akan unsur sejarah dan budaya Kota Malang
dengan skala nasional. Sejarah yang akan ditawarkan kepada wisatawan yakni
ini tidak hanya berlandaskan pada pendekatan historicism saja. Akan tetapi,
menyediakan tempat-tempat ibadah para muslim yang bersih dan nyaman. Hal ini
bertujuan agar para muslim yang menjadi user dalam pasar wisata ini tidak
tersebut sudah termaktub pada surat Al Jumuah ayat 9-10, Allah berfirman :
4
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Kota Malang merupakan sebuah kota yang memiliki potensi dalam bidang
wisatawan yang meningkat setiap tahun. Perancangan pasar wisata ini dirancang
akan sejarah serta budaya Kota Malang. Sehingga pasar wisata ini dapat menjadi
ide untuk membuat suatu perancangan pasar wisata yang menyuguhkan wisata
khas Kota Malang dengan dibalut inovasi baru yang islami tanpa mengurangi nilai
menjadikan Kota Malang sebagai kota yang memiliki sebuah identitas akan
1. Bagaimana rancangan pasar wisata di Kota Malang yang inovatif dan dapat
5
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
1.4 Tujuan
Malang.
1.5 Batasan-batasan
batasan yang akan membatasi rancangan dalam segi objek dan lingkup pelayanan,
Objek
rancangan yang akan menawarkan sebuah pasar wisata dengan konsep sejarah.
Dimana pasar wisata ini akan mengajak user untuk mengenal sejarah
bentuk bangunan, dan suasana ruang yang ditawarkan di setiap bangunan pasar
wisata. Disamping itu, pada perancangan pasar wisata ini juga akan menampung
pertunjukan budaya khas Malang seperti wayang topeng Malangan dan tari topeng
6
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
yang mulai terkikis oleh budaya modern. Serta menampung hasil kerajinan
masyarakat Malang seperti topeng Malang, keramik dinoyo, kuliner khas Malang,
dan batik tulis Malang yang hampir jarang dijumpai. Pasar wisata ini juga
menawarkan suasana sejarah kolonial pada rancangan, dimana suasana ini akan
menjadi suatu inovatif dan pembeda dari pasar wisata yang lain.
Lingkup Pelayanan
skala nasional. Hal ini bertujuan agar Kota Malang ini tidak hanya terkenal akan
identitas sejarahnya oleh masyarakat setempat saja, namun dapat mencakup skala
nasional.
dan budaya yang mulai terlupakan oleh masyarakat dengan penyelesaian yang
modern dan berinovasi pada perancangan. Sehingga, pasar wisata di Kota Malang
ini dapat menjadi sebuah perancangan wisata yang dapat mengajak para user
khas Malang yang mulai terkikis, dengan balutan inovasi baru yang harmonis.
7
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pasar merupakan suatu tempat dimana para penjual dan pembeli dapat
bertemu secara langsung untuk melakukan transaksi jual beli barang (Bintoro,
2010 : 362).
waktu sementara ke tujuan-tujuan diluar tempat selain tempat tinggal dan bekerja
atas adalah suatu tempat bertransaksi jual beli dengan menawarkan produk atau
barang. Dimana tempat transaksi jual beli ini dikunjungi oleh masyarakat bukan
hanya bertujuan untuk jual beli saja, namun dengan tujuan untuk berekreasi dalam
jangka waktu sementara. Pasar wisata ini lebih mengarah pada pasar yang
8
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Pasar sebenarnya sudah ada sejak zaman pra sejarah, namun bedanya
hanya terletak pada sistemnya saja. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya
alat tukar yang sah yakni uang, orang-orang menggunakan sistem barter dalam
antara dua individu yang saling membutuhkan, dan sistem barter ini akhirnya
berkembang secara meluas. Namun, sistem barter ini menimbulkan masalah yang
berkaitan dengan tempat dan waktu, semakin jauh jarak pertukaran barang
terbentuklan sebuah tempat penukaran barang atau pengadaan sistem barter ini
dan kemajuan teknologi, maka ditemukanlah alat tukar yang sah berupa mata
membuat tempat-tempat permanen yang baru untuk berdagang. Setelah itu, pasar
Pada tahun 1596, Belanda tiba di daerah Banten, pada saat itu Banten
masih terdapat sebuah masjid. Di Banda Aceh sudah memiliki banyak tempat-tempat
peribadatan mulai dari masjid hingga masjid raya yang didirikan pada masa Iskandar
Muda. Sekitar abad ke-16 di Banten sudah terdapat pasar yang terletak di daerah
Pacinan dan Kangantu. Daerah Jakarta juga sudah terdapat pasar setelah
9
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
alun-alun. Pasar mulai berkembang di berbagai daerah dan memiliki banyak jenis
lain pasar daging, pasar ikan, pasar pasar ayam, dan pasar beras. Banda Aceh
mulai terdapat pasar pada abad ke-17. Menurut Nicolaus de Graaf yang dikutip
terdapat 2 buah pasar yang terletak di tengah kota dan luar kota. Pada akhirnya
Fungsi pasar dalam segi ilmu ekonomi yakni sebagai suatu mekanisme
bertemunya antara pihak penjual dan pembeli di suatu tempat untuk melakukan
interaksi jual beli baik berupa jasa maupun produksi, dan penentuan harga.
Sedangkan dalam segi arsitektur, pasar memiliki fungsi sebagai penunjuk ciri khas
dimana pasar tersebut dapat menjadi sebagai artefak yang dimiliki suatu daerah.
10
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Pasar yang berfungsi sebgai tempat penjualan hasil dari pertanian. Seperti
kool, ketela, beras, kentang, dan lain sebagainya yang sering dijumpai di pasar
pada umumnya.
barang dan jasa. Jasa disini tidak berupa barang, tetapi berupa pelayanan maupun
tenaga ahli.
dengan barang tanpa menggunakn uang, atau disebut dengan barter. Proses ini
terjadi secara langsung antara penjual dan pembeli, serta adanya faktor kebiasaan
terjadinya proses perputaran berbagai jenis barang uang, dan jasa dalam pasar.
Distribusi barang, jumlag barang, jenis barang yang diperlukan atau beredar dapat
11
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
pasar dapat dikatan dapat merealisasikan tujuan yang ada jika pasar ini dalam
keadaan perfect competition. Keadaan ini dapat diraih apabila dalam mekanisme
pasar terdapat penjual dan pembeli dalam jumlah pasar dan melakukan transaksi
komoditas yang beragam serta adanya informasi dalam mekanisme pasar yang
sempurna. Disamping itu, pasar juga perlu adanya entry barrier (hambatan masuk
pasar) bagi penjual maupun pembeli. Hal ini dikarenakan kondisi tersebut akan
merefleksikan kesepakatan dan kemaslahatan pada dua pihak tersebut, dan pada
berikut:
tersebut ditata dan disajikan sedemikian rupa dengan tujuan menarik perhatian
pengunjung. Hal ini dikarenakan orang-orang yang datang di pasar tidak sekadar
12
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
sehari-hari, seperti sang dan pangan. Pasar ini dapat ditemukan kebutuhan pokok
Pasar yang berperan dalam pelayanan jasa. Hal ini dikarenakan kegiatan
dalam pasar tidak sekadar tempat jual beli saja, melainkan sebagai tempat bekerja
atau berdagang.
tertentu yang terjadi. Hasi retribusi ini akan menambah pendapatan daerah, dan
pengelolahan pasar, dan skala pelayanan yag disediakan dalam pasar tersebut.
Pasar yang berperan sebagai tempat studi dan pendidikan, dimana pasar
tersebut dapat diketahui seluk belun kondisi pasar dan perkembangannya, tingkat
Pasar berperan sebagai tempat penjual dan pembeli saling berinteraksi jual
beli. Bentuk jual beli tersebut terjadi secara kontak langsung dan terjadi komunikasi
dan interaksi sosial. Pasar ini sering dijumpai pada pasar-pasar tradisional yang
13
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
menerapkan sifat kerukunan dan paguyuban tanpa membedakan status sosial atau
profesinya.
Pasar modern
Pasar modern adalah sebuah tempat bertransaksinya jual beli secara tidak
langsung antara penjual dan pembeli. Pada pasar modern ini lebih menerapkan
kebutuhan tiap pembeli. Pada rak-rak tersebut, barang sudah ditempelkan harga
yang sudah tidak bisa ditawar lagi oleh pembeli. Karena pada pasar modern ini
Pasar tradisional
langsung antara penjual dan pembeli. Pada pasar tradisional ini lebih terdapat
sehari-hari pada tempat yang sudah disediakan dalam suatu area tertentu. Pasar
tradisional ini lebih menerapkan sistem tawar menawar, dimana harga tersebut sudah
disepakati antara penjual dan pembeli. Pembeli akan mendatangi stan-stan kios atau
grosir yang akan mereka butuhkan untuk membeli beberapa barang kebutuhan.
14
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Pasar dibedakan menjadi 2 golongan pada segi dagangannya, yakni pasar khusus
Pasar khusus
jual beli dengan terdiri satu jenis dagangan beserta kelengkapannya. Pasar ini
Pasar umum
yang diperjualbelikan terdiri lebih dari satu jenis. Biasanya pasar umum ini
Kriteria pasar umum ini terbagi menjadi 5 kelas, yakni dari kelas I sampai
dengan kelas V. Kelas-kelas ini terbagi berdasarkan kriteria luasan lahan dan
fasilitas yang wajib tersedia. Sehingga, setiap kelas memiliki ketentuan yang
Kelas I
Luas lahan minimal 2000 m². Pada pasar umum ini tersedia fasilitas :
tempat parkir, tempat bongkar muat, tempat promosi, tempat pelayanan kesehatan,
pengolahan kebersihan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan penerangan umum.
15
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Kelas II
Luas lahan minimal 1500 m². Pasar umum menyediakan beberapa fasilitas
yang harus ada, seperti : tempat parkir, tempat promosi, tempat pelayanan
pengolahan kebersihan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan penerangan umum.
Kelas III
Luas lahan minimal 1000 m². Fasilitas yang harus tersedia, yakni : tempat
Kelas IV
Luas dasaran minimal 500 m². Fasilitas yang tersedia, yakni : tempat
Kelas V
Pada kelas V ini luas dasaran minimal yakni 50 m². Fasilitas yang harus
tersedia pada kelas V ini berupa : sarana pengamanan dan sarana pengelola
kebersihan.
16
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Golongan A
batu mulia, permata, tekstil, kendaraan bermotor, kebutuhan sehari-hari dan yang
dipersamakan.
Golongan B
sandal, tas, kacamata, arloji, aksesoris, souvenir, kelontong, barang pecah belah,
barang plastik, obatobatan, bahan kimia, bahan bangunan bekas/baru, dos, alat
tulis, daging, bumbu, ikan basah, ikan asin, dan yang dipersamakan. Jasa: wartel,
titipan kilat, salon, kemasan, agen tiket, koperasi, penitipan barang, jasa timbang,
Golongan C
palawija, jagung, ketela, terigu, gula, telur, minyak goreng, susu, garam, bumbu,
minuman, teh, kopi, buah-buahan, kolang kaling, sayur mayur, kentang, jajanan,
bahan jamu tradisonal, tembakau, bumbu rokok, kembang, daun, unggas hidup,
pupuk, obat tanaman, pot, ikan hias, akuarium, elektronik baru/bekas, onderdil
17
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
gandum, majalah baru/bekas, koran, arang, dan yang dipersamakan. Jasa: penjahit,
Golongan D
rongsokan, kertas bekas, koran bekas, dan yang dipersamakan. Jasa: sol sepatu,
diantara lain adalah pasar khusus, pasar lingkungan, pasar regional, pasar kota,
Pasar Khusus
macam barang dagangan saja, seperti halnya pasar bunga, pasar burung, dan pasar
hewan. Pasar ini pada umumnya terletak pada lokasi yang strategis dan mampu
melayani dalam skala wilayah kota, serta bangunan pasar ini bersifat permanen
Pasar Lingkungan
10.000-15.000 penduduk saja. Pasar ini biasanya memperjual belikan barang yang
tidak begitu lengkap layaknya pasar lainnya. Pasar ini terletak di lokasi strategis,
dan mampu melayani dalam skala permukiman saja. Bangunan pasar ini bersifat
18
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Pasar Regional
ini terletak di lokasi yang strategis dan luas, bangunan pasar ini bersifat permanen
dimana pasar regional ini mampu melayani seluruh wilayah kota hingga ke luar
kota.
Pasar Kota
Pasar kota merupakan sebuah pasar yang memperjual belikan barang yang
lengkap, sama halnya dengan pasar regional. Namun pasar kota ini hanya mampu
bersifat permanen, serta terletak di lokasi yang strategis dan luas. Pasar induk dan
Pasar wilayah atau distrik ini hampir sama dengan pasar regional dan pasar
wilayah ini hanya mampu melayani 10.000-15.000 penduduk. Bangunan pasar ini
bersifat permanen serta terletak di lokasi yang cukup strategis dan luas.
dalam hal pembelian suatu produk maupun jasa, baik mencari sebuah toko yang
menyediakan produk ataupun jasa yang terbaik, pencarian produk atau jasa yang
pembagian pola yang dibagi menjadi 3 klasifikasi. Menurut Hartston dan Salamah
19
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
a) Single purpose trip, yaitu pola perjalanan berbelanja yang diawali pada satu
titik dan kembali di titik yang sama. Umumnya rumah dijadikan sebagai titik
awal, sedangkan tempat perbelanjaan sebagai titik yang dituju. Pola beebelanja
b) Multi purpose trip, yaitu pola perjalanan berbelanja yang menjadikan rumah
sebagai titik awal, tetapi titik yang dituju lebih dari satu dan keragaman jenis
mengikuti berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh daya beli, dan
mengenai produk-produk khas yang dijual pada suatu daerah. Menikmati keindahan
pasar wisata ada beberapa unsur-unsur penunjang sebagai berikut, menurut surat
pelayanan jasa penginapan yang dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum
serta jasa lainnya. Selanjutnya yakni adanya restaurant yang bergerak di bidang
20
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Karanganyar, 2001).
wisata, seperti bus, mini bus, dan ojek motor. Adanya obyek wisata yang menarik,
keindahan dan memiliki daya tarik terrtentu sehingga dapat menarik wisatawan.
Atraksi wisata juga berpengaruh pada pasar wisata. Atraksi wisata ini dapat
berupa pertunjukan tari, musik, upacara adat maupun seni kebudayaan lain yang
sesuai dengan budaya setempat. Adanya atraksi wisata ini diadakan untuk
Prof. Dr. Salah Wahab, L.J Crampon, Ma, dan LM Rothfield, Ma dalam
wisatawan, pada tingkat daerah lokal, regional, nasional, maupun internasional harus
menyediakan objek dan atraksi wisata yang dapat menarik wisatawan. Seperti
halnya sebuah kota yang ingin menarik banyak pengunjung melalui cara yang
21
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
kepada para wisatawan. Promosi ini bertujuan untuk mengenalkan kepada para
Pemasaran pariwisata ini berlaku untuk pasar wisata. Pemaran wisata yang
sukses pada pasar pasar wisata yakni menyediakan semua kebutuhan pengunjung
dengan cara yang kreatif dan dapat menarik perhatian para wisatawan. Tujuan dari
dalam proses promosi ini sangatlah penting untuk berkata sejujurnya dalam
ini yakni akan memberikan keuntungan baik dari segi ekonomi maupun sosial.
Sehingga fasilitas yang disediakan kepada para wisatawan harus cermat, baik
historicism inilah yang nantinya akan dipilah dan kemudian diterapkan pada objek
muncul pertama kali pada abad ke-20, yakni pada akhir masa arsitektur modern.
22
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
menerapkan unsur sejarah yang pernah ada, dan membentuk suatu seni yang ingin
bentukan-bentukan lama dalam arsitektur baru dengan dimensi, bahan, dan ukuran
yang berbeda.
lama atau bentukan masa lalu dalam arsitektur baru. Robert Ventury (1925)
Hal ini dapat dilihat pada rancangannya yakni bangunan Allen Art Museum,
ini tidak hanya mengulang bentukan pada arsitektur kuno saja. Arsitektur
historicism ini lebih mengacu pada bentuk bangunan lama yang diharmonisasikan
lama yang mencerminkan kerinduan masa lalu, dan unsur sejarah yang diterapkan
23
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
pembabakan sejarah dan menjadi kesatuan cerita juga nilai-nilai yang terkandung
muncul pada tahun 1960. Namun pada historicism lebih mengacu pada masa
penyelesaian modern.
Pengambilan bentukan khas dari suatu daerah atau negara berupa pembabakan
tahapan berupa analisis dan tahapan berupa sintesis. Tahapan-tahapan ini akan
A. Tahapan analisis
24
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Studi dokumen deskriptif yang ada pada preseden (rencana, bagian, elevasi)
terukur.
Studi karakteristik daerah baik secara iklim, bahan, dan keanehan regional.
Sosiokultural farming dari pekerjaan dipelajari baik dari sejarah budaya, gaya
hidup, dan peradaban selama periode dan dibandingkan dengan artefak serupa
B. Tahapan sintesis
dipelajari.
preseden serupa pada masa periodenya, dan bangunan yang sejenis ataupun
nantinya akan memecahkan masalah yang ada di dalam sebuah perancangan. Dalam
pendekatan historicism ini lebih menekankan akan kerinduan pasa masa lalu,
25
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
modern, seperti halnya dalam segi material bangunan, dimana dulu dibuat dengan
material kayu namun dihadirkan dengan material masa kini yakni beton atau
memperhatikan pada dasar sejarah lokal setempat, serta memperhatikan pula dasar
sejarah secara global yang berkaitan dengan sejarah daerah tersebut. Disamping
itu, mengumpulkan preseden-preseden sejarah yang pernah ada, serta kritis dalam
berikut :
FILOSOFI
Kerinduan akan bentukan lama ataupun
nilai kesejarahan
PRINSIP
APLIKATIF
26
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Pasar wisata ini adalah pengambilan preseden dari sejarah terbentuknya Kota
Kota Malang pada tahun 1914 dihuni oleh masyarakat majemuk seperti halnya di
majemuk yang ada di Kota Malang terdiri atas penduduk pribumi setempat,
penduduk timur asing (Cina, Arab, dan penduduk Timur Asing lainnya) serta
tersendiri, yakni alun-alun sebagai pusat perkotaan. Bentuk-bentuk kota pada saat
27
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
disekitar alun-alun kota. Pada area sekitar alun-alun kota lebih menempatkan
Penjara atau lapas, Kantor Bupati, dan bangunan keagamaan seperti masjid
dekat pusat pemerintahan serta jalan-jalan yang memiliki nilai ekonomi yang
sehingga mereka lebih memilih tinggal disekitar pasar yang biasa disebut hingga
1. Area permukiman warga Eropa terletak disebelah Barat Daya dari area alun-
alun Taloon, Tongan, Sawahan dan sekitarnya. Disamping itu juga terdapat
2. Area permukiman warga Cina terdapat di sebelah Tenggara dari area alun-alun
28
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
kasar untuk bentuk kota Malang sampai pada tahun 1914, dengan alun-alun
sebagai pusat serta pola jaringan jalan yang berbentuk jejala (Grid) dan
Jawa secara geografis selalu terbagi menjadi Kota Pesisir dan Kota Pedalaman.
Sedang Kota Malang merupakan termasuk kedalam Kota Pedalaman. Hal ini
dikatakan karena letaknya yang cukup tinggi yang berada pada 450 m di atas
menjadikan Kota Malang ini lebih strategis dan tumbuh dengan cpat sebagai kota
prasarana secara besar-besaran di Jawa termasuk di Kota Malang baru dimulai setelah
tahun 1870. Jalan kereta api pertama antara Surabaya-Malang dibuat pada tahun
1876. Rel kereta api yang sejajar dengan jalan masuk ke kota Malang dan berhenti
di stasiun kota lama. Hal tersebut berpengaruh besar terhadap perkembangan Kota
29
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Malang pada saat itu. Karena dengan adanya rel kereta api ini, maka banyak
rumah-rumah orang Eropa yang dibangun di dekat rel kereta api tersebut.
bahwasannya sejak dulu Malang mempunyai letak geografis yang baik sekali.
Karena kotanya yang terletak di jalan raya Utara-Selatan dari kerajaan Jawa Kuno
deiman bertemu dengan 3 buah lembah yang masing-masing memiliki jalan dan
sungai sendiri-sendiri. Dilihat dari arah Barat Laut datang Sungai Berantas dan
dari arah Utara datang Kali Bongo, dan arah Timur datang Kali Ampurung yang
menjadi satu yakni Sungai Berantas sampai ke Selatan. Kota Malang juga
dikelilingi oleh banyak beberapa puncak gunung berapi seperti Arjuno, Semeru,
Tengger, dan Kawi, dimana memberikan view yang indah pada sebuah perkotaan.
30
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
atau masyarakat yang menghuni Kota Malang pada saat itu. Jalan-jalan darat yang
juga mulai dibuat. Bahkan antara Malang dengan kota-kota lain seperti Blitar,
Batu dan Surabaya juga sudah dibuat. Sehingga, secara geografis setelah tahun
sungai Berantas yang mengalir dari Utara ke Selatan, sungai Bango dan Amprung,
akan tetapi yang berpengaruh besar terhadap pola bentuk dan kota Malang adalah
sungai Berantas. Tidak seperti kota-kota Pesisir yang biasanya merupakan muara dari
sungai-sungai besar seperti Surabaya, Semarang dan Batavia, sungai Berantas yang
melewati Kota Malang mempunyai lembah yang terjal sehingga sungai tersebut
31
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
lebih berfungsi sebagai batas kota daripada jalur utama untuk transportasi
perdagangan dalam kota. Namun, pada tahun 1920 an mulai dibentuk sebuah
yang dulunya berfungsi sebagai batas kota, berubah menjadi sungai yang
Malang adalah letaknya yang berada di dataran tinggi (450 m diatas permukaan
laut). Sehingga Kota Malang ini menjadi salah satu kota yang berhawa dingin di
wilayah Jawa Timur. Disamping itu, Kota Malang juga dikelilingi oleh gunung-
gunung seperti: Kawi, Arjuna, Semeru dan Tengger yang memberikan suatu
pemandangan indah tersendiri pada kotanya. Kota Malang sampai tahun 1914
masih berbentuk konsentris dengan pola grid dan yang berpusat pada alun-alun
yang dihubungkan dengan jalan-jalan besar yang menuju ke luar kota. Hal ini
32
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
sekaligus potensi awal yang baik untuk perkembangan lebih lanjut pada abad ke-
20.
yang sama. Akhir abad ke 19 juga berkembang gaya arsitektur yang disebut
Namun keberadaannya sekarang sudah tidak ditemui lagi, karena gedung tersebut
kabupaten kecil, sehingga bangunan pemerintahan jarang ditemui pada saat itu.
daerah yang mempunya nilai ekonomi yang tinggi, sehingga otomatis merupakan
suatu daerah yang cepat berkembang. Karena hal-hal tersebut, maka asitektur
33
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
dengan gaya ”Indische Empire” ini di Malang sekarang dikatakan sudah tidak
34
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
tahun 1900 dan sebagian besar dibangun setelah tahun 1920 an seiring dengan
Banguanan yang memiliki gaya arsitektur kolonial yang cukup besar, dibangun
setelah tahun 1900, diantaranya yakni banguanan Gereja Hati Kudus Jesus di Jl.
Kayutangan (Basuki Rachmad), yang dibangun pada tahun 1905, yang dirancang
oleh seorang arsitek bernama Maruis J. Hulswit. Namun, pembangunan gereja gaya
35
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Neo Gothik di Kota Malang ini mayoritas tidak memiliki pengaruh terhadap
Dimana pembanguanan pada tahun 1914 dibagi menjadi 2 periode, yakni yang
dibangun antara tahun 1914-1920 dan yang dibangun sesudah tahun 1920 an
sampai tahun 1940 an. Arsitektur yang dibangun antara tahun 1914-1920 an yakni
sebagai berikut :
tahun 1915, dan dirancang oleh arsitek bernama Hulswit, Fermont & Cuypers.
Palace Hotel (sekarang Hoel Pelangi), dibangun antara tahun 1916, disebelah
Selatan alun-alun.
alun, hal ini disebabkan karena alun-alun merupakan pusat Kota Malang pada saat
itu. Namun, jumlahnya tidak terlalu banyak karena Kota Malang masih belum
Pengadaptasian iklim ini diplikasikan pada penggunaan jenis atap perisai dengan
36
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
kemiringan 30˚. Hal ini ditunjukkan supaya sinar matahari dan tampias air hujan
tidak langsung masuk melalui jendela atau pintu. Atap-atap susun dengan
Gambar 2.12. Gedung Maconieke Lodge tahun 1935 oleh Ir. Herman Thomas Karsten,
berlanggamkan arsitektur kolonial modern dengan gaya Nieuwe Bouwen
Sumber: Staadsgemeente Malang 1914-1939
37
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Fraterschool (Jl. Tjelaket, dibangun antara tahun 1926, yang dirancang oleh
38
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Zusterschool (Jl. Tjelaket, dibangun antara tahun 1926 yang dirancang oleh
Balai Kota Malang (dibangun tahun 1927-1929, dan dirancang oleh arsitek
H.F. Horn).
sesudah tahun 1920. Gaya arsitektur kolonial modern dibangun setelah tahun
1920 an di Hindia Belanda, dimana pada waktu itu sering disebut sebagai gaya
Nieuwe Bouwen, yang disesuaikan dengan iklim dan teknik bangunan di Hindia
bangunan yang berbentuk kubus, atap datar atau dak, gevel horisontal, serta warna
kolonial yang berkembang antara tahun 1920-1940 sering disebut sebagai arsitektur
yang lebih mengutaman segi fungsional. Gaya arsitektur tersebut pada Negara
Eropa lebih dikenal dengan International Style, sedangkan di Malang lebih dikenal
39
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
dengan sebutan Nieuwe Bouwen. Kemudian gaya tersebut diadaptasi dengan iklim
nilai aspek sosial budaya, baik pada bentuk bangunan maupun kesan kawasan.
Tugu, Jalan Kahuripan, Jalan Semeru, dan kawasan Ijen. Jalur tersebut memiliki
aspek sosial budaya yang berbeda, berikut tabel nilai aspek sosial budaya
keragaman nilai sosial budaya. Nilai sosial budaya ini memperlihatkan adanya
persepsi yang berbeda tiap masing-masing lokasi. Kawasan Alun-alun Tugu, Ijen,
dan Jalan Semeru memiliki nilai aspek sosial budaya yang tinggi. Hal ini
40
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
memasuki jalan utama di Kota Malang. Kawasan tersebut juga terdapat beberapa
stasiun Kereta Api Kota Baru. Bangunan gedung stasiun memiliki langgam
arsitektural kolonial awal modern. Hal ini dapat dilihat pada denah bangunan yang
sebagai sarana pendidikan dan pemerintahan dari dulu hingga sekarang. Setelah
kawasan Alun-alun Tugu, yang meiliki nilai aspek sosial budaya tinggi yakni
jalan Semeru. Hal ini dikarenakan jalan Semeru merupakan bagian dari kawasan
Ijen dengan lingkungan yang khas kolonialnya yang masih dipertahankan dengan
bentuk aslinya membentuk koridor jalan pintu gerbang menuju arah Barat.
Memasuki jalan Semeru terdapat perempatan jalan yang dipertegas oleh bangunan
Jalan Kahuripan nilai apek sosial budaya yang rendah, dikarenakan jalan
kawasan Ijen, memiliki nilai aspek sosial budaya tertinggi dari kawasan lainnya.
Hal ini disebabkan adanya kawasan peninggalan kolonial yang dirancang oleh
41
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Thomas Karsten berupa konsep lingkungan garden city, dan sampai saat ini masih
terjaga keasliannya.
2) Jalur Utara-Selatan
Basuki Rahmat. Jalur tersebut memiliki aspek sosial budaya yang berbeda, berikut
tabel nilai aspek sosial budaya berdasarkan pembagian kawasan pada jalur Utara-
Selatan:
bentukan menarik.
Bangunan-bangunan tersebut yakni Gereja Katolik Hati Kudus Yesus dan Toko Oen
horizontal, beratap datar, bentukan kubus, dan dominasi warna putih. Sehingga
jalan Basuki Rakmat ini memiliki nilai aspek sosial budaya tertinggi setelah
kawasan Merdeka.
diantara lokasi lain pada jalur Utara-Selatan. Hal ini dikarenakan banyak
seperti Masjid Jamik, Gereja GPIB Imanuel, Holtel Pelangi, Bank Indonesia,
Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara, serta Kantor Pajak. Sedangkan kawasan
Pecinan memiliki nilai aspek sosial budaya yang paling rendah. Namun yang
1914-1940 di Malang
peninggalan sejarahnya. Salah satunya yakni sejarah warisan khas kolonial yang
Kota Malang ini dapat dijadikan sebuah potensi wisata kolonial (Budiyono dan
Djoko, 2010). Berdasarkan jurnal yang berjudul potensi wisata kolonial di Kota
Malang, salah satu potensi sejarah Kota Malang yang menarik dan dapat dijumpai
peninggalannya yakni penataan kota pada masa perkembangan Kota Malang. Hal
ini dikarenakan pada tahun tersebut merupakan masa kejayan Malang yang
tumbuh dengan pesat, dari sebuah kabupaten kecil menjadi Kota Madya. Adapun
43
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Warna Atap
Warna atap
merah bata. Gedung Societeit Concordia tahun
1930 (menggunakan atap dak).
Material Atap
Material
penutup atap
menggunakan
genting.
44
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Warna
dinding
Warna dinding
yang digunakan
pada langgan
arsitektur Bangunan KPPN Malang.
kolonial pada
masa tersebut
yakni dominan
warna putih.
Pintu Tipologi
Menggunakan
pintu ganda.
Material
Menggunakan
material kayu.
45
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Sun Perletakan
shading Perletakan sun
shading
diletakkan
mengitari
bangunan
dengan tujuan
agar cahaya Gedung Maconieke Lodge Malang
tahun 1935
matahari dan
tampias air
hujan tidak
langsung
masuk ke
jendela.
Material
Material sun
shading Toko Petjinan Straat Malang (Pasar
menggunakan Besar) tahun 1936
material beton.
Warna
Warna sun
shading
berwarna putih.
Jendela Skala &
proporsi
Jendela pada
bangunan
arsitektur
kolonial
memiliki
bukaan lebar. Bangunan Balai Kota Malang tahun
1927 (jendela menggunakan
Material material jalusi kayu)
Bangunan
kolonial
menggunakan
material kaca
ataupun jalusi
kayu sebagai
kisi.
46
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Soft Pohon
material pengarah
- Palem putri
(Veithcia
merillii)
- Palem raja Boulevard kawasan ijen tahun 1930
(Roystonea dengan vegetasi penciri vegetasi
regia) Palem raja (Roystonea regia).
Pohon perdu
- Pohon kenari
(Canarium
ovatum)
- Pohon beringin
(Ficus
benjamina)
47
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Malang berdasarkan perencanaan kota oleh Ir. Herman Thomas Karsten. Kurun
waktu yang yang dipilih adalah antara tahun 1914-1940. Kurun waktu tersebut
perencanaan kota yang sangat tertata dan menarik oleh Ir. Herman Thomas
Pasar merupakan sebuah tempat untuk melakukan transaksi jual beli antara
zonasi pasar, area pertunjukan seni tari, dan area pembuangan sampah.
A. Kantor Pengelola
beberapa ruang seperti ruang rapat, ruang sekretaris, ruang arsip, dapur, tempat
pustaka, dan ruang kerja para pegawai. Berikut gambar mengenai aturan standart
49
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Kafetaria merupakan sebuah area yang digunakan untuk jual beli makanan
dan tempat untuk makan. Berikut gambar mengenai aturan standart dan penataan
50
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
C. Toilet
hadats besar dan kecil. Toilet dibedakan menjadi 2 jenis, yakni toilet basah dan
toilet kering. Berikut gambar mengenai aturan standart dan penataan ruang pada
toilet :
D. Gudang
gudang merupakan ruangan yang krusial untuk menempatkan barang sesuai jenis
barang yang akan disimpan. Gudang dibedakan menjadi 2 jenis, yakni gudang
statis dan gudang dinamis. Berikut gambar mengenai jenis gudang, aturan
51
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
E. Area Parkir
kendaraan. Luasan area parkir bergantung pada dimensi kendaraan dan memiliki
52
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
F. Musholla
Musholla merupakan area yang berfungsi sebagai tempat ibadah bagi kaum
standart ruang. Berikut gambar mengenai aturan standart dan penataan ruang
musholla :
Bongkar muat barang yakni sebuah area yang digunakan sebagai akses
area loading dock.. Ruangan ini sangat memperhatikan sirkulasi. Boangkar muat
barang dibedakan menjadi 2 jenis sistem, yakni sistem manual dan sistem
dinamis. Berikut gambar berdasarkan jenis, aturan standart dan penataan ruang
53
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
H. Pasar
Pasar merupakan sebuah tempat jual beli dan tempat untuk berinteraksi antara
penjual dan pembeli. Area pasar sangat memperhatikan sirkulasi, penataan ruang,
itu, pasar juga sangat memperhatikan aksesibilatas alur pengunjung dari entrance
hingga alur exit. Berikut gambar berdasarkan jenis, aturan standart dan penataan
54
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
55
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
menjadi 2 jenis, yakni area pembuangan sampah sementara atau TPS yang
diletakkan pada area tapak, dan area tempat pembuangan akhir atau TPA yang
individu. Dimana pasar memiliki tujuan utama yakni dalam hal bertransaksi.
Namun tidak hanya itu saja, melainkan untuk mencapai ridha Allah demi
individu.
jual beli antara penjual dan pembeli. Selain itu, untuk mendapatkan sebuah
keuntungan atau biasa disebut dengan profit. Profit merupakan sebuah faktor yang
56
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
yang biasa dilakukan oleh pelaku ekonomi pada umunya untuk mewujudkan
Berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir pada surat Al-Furqan ayat 20 yakni, Allah
SWT berfirman, memberitahukan para rasul terdahulu yang telah Dia utus.
Bahwasannya mereka memerlukan gizi dan memakan makanan, serta biasa berjalan
57
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
SWT telah menjadikan diri mereka tanda-tanda yang baik, amal perbuatan
Inti dari tema historicism ini yakni aliran arsitektur yang terbentuk karena
kerinduan pada bentukan lama atau bentukan masa lalu dalam arsitektur baru.
konsep historicism pada rancangannya yakni Allen Art Museum. Pada bangunan
tersebut, Robert Ventury menunjukkan bahwa tema historicism ini tidak hanya
mengulang bentukan pada arsitektur kuno saja, namun lebih mengacu pada bentuk
modern fungsionalisme. Tujuan dari tema tersebut jika dikaitkan dengan integrasi
Islam secara substansial menempatkan sejarah pada porsi dan posisi yang
sangat penting. Sejarah juga dapat memberikan hikmah pelajaran pada umat
seolah atau bahkan mengalami berbagai peristiwa masa lalu dengan kurun waktu
lama yang dijalani dalam kurun singkat. Mempelajari sejarah juga dapat belajar
58
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
dan keutamaan tersebut dapat diikuti, dilestarikan, dan ditingkatkan di masa kini
sejarah juga dapat menghindari dari kesalahan serupa yang dialami pada masa
Malang ini menggunakan dua kajian. Untuk kajian pertama yaitu studi banding
objek pada Chatuchak Weekend Market, Bangkok. Sedangkan untuk kajian kedua
A. Deskripsi Objek
59
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
khas Thailand, furnitur rumah, barang-barang yang terbuat dari keramik, makanan
kering, serta tanaman. Chatuchak Weekend Market ini hanya buka pada hari-hari
tertentu saja yakni akhir pekan dan di hari Rabu. Namun pada hari Rabu pasar ini
hanya menjual tumbuhan dan tanaman saja. Konsumen dari Pasar Chatuchak ini
tidak hanya warga lokal saja, akan tetapi turis dari luar Thailand juga menjadi
60
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
berisi tentang pembagian zona, fasilitas objek, aksesibilitas dan sirkulasi, serta
utilitas yang diterapkan pada bangunan. Hal ini dijelaskan untuk mengetahui
penataan zona, macam-macam jenis barang yang ditawarkan, dan perletakan area
deskripsinya :
61
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
b. Zona Pets
Zona ini berisi area
tempat jual beli
hewan peliharaan
dan aksesorisnya
Zona ini terletak
berdekatan dengan
zona Furniture and
Pets Decoration dan
Handcraft.
62
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
c. Zona Handcraft
Zona ini berisi
gerai penjualan
berbagai macam
kerajinan tangan
Zona initersebar di
berbagai area pada
pasar wisata ini.
Handcraft
e. Clothing and
Accesoris
Zona ini berisi
gerai penjualan
perhiasan, sepatu,
tas, dan lain-lain
Zona ini terletak
berdekatan dengan
Clothing and zona Handcraft
dan berhadapan
Accesoris dengan zona plants
dan food.
f. Zona Use
Clothing
Zona ini berisi
gerai penjualan
pakaian seperti
baju dan celana.
Zona ini terletak
Use Clothing berhadapan
dengan zona
Handcraft.
63
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Gardening Tool
h. Zona food
Zona ini berisi
gerai penjualan
makanan maupun
minuman ringan
kuliner khas
thailand.
Zona ini terletak
Food berdekatan dengan
zona Plant dan
Clothing and
Accesoris.
2 Fasili
tas Terdapat fasilitas
Penu penunjang
njang seperti toilet,
bus stop, ATM,
Security, pusat
informasi,
telepon, kantor
pos.
Tugu Jam
64
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
3 Aksesi
bilitas Panah biru:
Aksesibilitas
pejalan kaki
memasuki
pasar. Terdapat
tiga gerbang
yang dapat
diakses oleh
pejalan kaki
memasuki pasar
Panah kuning :
Aksesibilitas
kendaraan
menuju tempat
Parkir.
4 Penca a) Penghawaan
haya- Penghawaan
an buatan berupa
dan kipas angin
Peng masih terlihat
hawa pada kios
an yang berada
di dalam zona
Penghawaan
alami terlihat
pada kios di
pinggir zona
serta terdapat
kisi kisi pada
setiap kios
b) Pencahayaan
Pencahayaan
alami pada
pinggir kios
Untuk
penerangan
area,
menggunakan
lampu TL
Untuk
penerangan
display,
menggunakan
lampu task
lighting
65
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Exhaust
Bangunan Museum Louvre mulai didirikan pada tahun 1190 M, dan ditetapkan
66
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
A. Deskripsi Objek
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Louvre
Perancis. Bangunan museum terdiri dari 4 lantai, yaitu lower ground floor, ground
floor, first floor, dan second floor. Beberapa koleksi yang ada pada Museum
Louvre adalah koleksi pameran berupa benda dari zaman prasejarah benda budaya
Yunani 1940-1944.
kuno bekas istana dan monumen louvre yang merupkan bangunan modern
yang unik dengan bentuk bangunan yang panjang linier dan bersejarah dengan
67
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
pada zaman Mesir kuno yaitu piramid dengan beberapa perbedaan. Perbedaan
tersebut terletak pada dimensi, bahan dan ukuran pada piramid ini. Piramid pada
monumen Louvre menggunakan bahan yang modern yaitu kaca berbeda dengan
bahan dari piramida Mesir yang terbuat dari material setempat pada masa
Gambar 2.29 (1) Material kaca pada bangunan Museum Louvre (2) Elemen tanah liat pada
piramida Mesir
Sumber: (1) http://www.louvre.fr/en (2)
https://www.google.com/search?safe=&imgrc=qL763ZEhkw1RTM%3A
68
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
cerita kehidupan pada masa itu. Hal ini terlihat pada interior pada monumen
plafond ruangan.
Gambar 2.30. (1) Ukiran pada piramida Mesir (2) elemen estetika pada plafond museum Louvre
Sumber: (1) https://www.google.com/imgres?imgurl=&iact=mrc&uact=8
(2)http://www.archdaily.com/
C. Menampilkan Komponen-komponen Klasik yang Dimodifikasi dengan
Penyelesaian Modern
Yunani. Hal tersebut dapat terlihat dari suasana interior serta penataan dekorasi
69
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
periode sejarah fir’aun dan budaya lokal dari Mesir. Hal tersebut
2.7 State of The Art dari Perancangan Pasar Wisata dengan Pendekatan
70
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Potensi Membuat sebuah tempat QS. Al Furqaan Merancang sebuah pasar wisata
kepariwi- perdagangan dengan ayat 20. “Dan dengan menggunakan metode
sataan Kota mengaitkan unsur Kami tidak historicism dan dikaitkan dengan
Malang yang sejarah Kota Malang mengutus rasul- integrasi keislaman, dan sebagai
belum sebagai ciri khas rasul sebelummu, pembentuk identitas Kota
diberdayakan tersendiri. melainkan Malang.
secara optimal mereka sungguh
dari segi memakan
perdagangan makanan dan
untuk berjalan di
pengembangan pasar-pasar. Dan
potensi wisata. Kami jadikan
sebahagian kamu
cobaan bagi
sebahagian yang
lain. Maukah
kamu bersabar?
dan adalah
Tuhanmu Maha
Melihat”
Kota Malang Menerapkan unsur Q.S Yusuf ayat 111 Menerapkan metode pembabakan
memiliki nilai sejarah perkembangan menjelaskan sejarah berdasarkan
sejarah dan Kota Malang menge-nai perkembangan Kota Malang oleh
peninggalan berlandaskan ide pengambilan Thomas Karsten dengan memilih
sejarah berupa Thomas Karsten sebagai sejarah dan kurun waktu tertentu, yakni
perkembangan penguat metode memaknainya dari antara tahun 1914-1940. (Kurun
kota yang historicism dalam orang-orang terda- waktu berdasarkan perkembangan
tertata dan perancangan. hulu. Kota malang yang sangat pesat,
menarik oleh perencanaan kota yang tertata dan
Ir. Herma menarik oleh Thomas Karsten).
Thomas
Karsten.
71
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
dengan menggabungkan konsep yang lama dan Dinoyo, dan batik tulis malang).
pendekatan pasar wisata yang sudah baik serta me- Serta menawarkan pertunjukan
historicism. dirangcang. Tentunya ngambil sesuatu kebudayaan Malang yang terkikis
dengan melihat potensi baru yang lebih keberadaannya berupa wayang
Kota Malang. baik lagi. topeng malangan. Dimana semua
fasilitas tersebut dikombinasikan
dengan suasana ruang arsitektur
modern Thomas Karsten (1914-
1940).
72
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
BAB III
METODE PERANCANGAN
metode yang sangat dalam dan terstruktur. Sebuah perancangan akan melalui
dalam pengembangan ide gagasan. Metode perancangan pasar wisata ini dimulai
dari perumusan ide dasar hingga konsep rancangan tersebut. Tahap tersebut
sudah diperoleh. Metode kualitatif dan kuantitatif ini juga didasarkan pada asumsi
73
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
merupakan salah satu metode yang berusaha mendeskripsikan suatu peristiwa atau
kejadian yang terjadi sekarang. Sehingga, tahapan pada metode ini yakni dengan
tahapan analisis dengan bersumber pada data dan sumber literatur yang
Proses dan tahapan dalam kajian perumusan ide yang digunakan dalam perancangan
Pencarian ide gagasan perancangan pasar wisata di Kota Malang ini didasari pada
kondisi dan masalah yang timbul di lapangan dengan cara perumusan masalah,
Pengembangan dalam ide gagasan perancangan berangkat dari permasalahan yang ada
judul objek yang ditentukan. Dimana data-data yang didapatkan, akan menjadi
74
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Malang.
Lokasi pada perancangan harus mendukung fungsi dari objek pasar wisata di
Kota Malang. Objek tersebut akan difungsikan sebgai bangunan komersial yang ada di
Kota Malang. Adapun syarat-syarat dan ketentuan pada perancangan pasar wisata yang
mencari data-data atau informasi yang terkait pada objek. Data-data tersebut
nantinya berguna dalam perumusan ide hingga analisis. Menurut sifatnya, proses
pencarian data dibagi menjadi dua, yakni data primer dan data sekunder.
Data Primer merupakan sebuah data penunjang yang digunakan pada objek
Observasi
Observasi yang dilakukan yakni dengan datang langsung pada objek yang
serupa dengan pasar wisata. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan ruang
yang dibutuhkan pada objek perancangan pasar wisata. Disamping itu, observasi
juga dilakukan untuk menunjang pada tahap analisis tapak mengenaii kondisi
tapak di lapangan secara langsung. Observasi ini merupakan salah satu cara
75
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
penggalian data yang bersifat kuantitatif. Dimana data tersebut diukur secara
Dokumentasi
perancangan pasar wisata, berupa: kondisi objek serupa dan kondisi eksisting
lahan. Dokumentasi ini juga akan direkam dalam bentuk gambar, dokumen,
maupun catatan, dimana menjelaskan data mengenai fakta atas fenomena yang
Data sekunder ini memaparkan standarisasi perancangan yang terkait pada objek
rancangan. Data sekunder pada perancangan Pasar wisata di Kota Malang ini
dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain: e-book,buku, website, jurnal, dan
lain-lain.
perancangan pasar wisata di Kota Malang. Informasi atau data-data tersebut akan
menjadi acuan dalam merancang, baik darii aspek objek maupun pendekatan tema
yang digunakan pada perancangan. Data-data yang didapatkan berupa data dari
76
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Aspek non arsitektural diperoleh dari data yang berkaitan dengan definisi
objek, sejarah, dan kriteria pada objek perancangan pasar wisata, dan lain-
lain.
Tema diperoleh dari data yang memaparkan prinsip-prinsip dan filosofi yang
objek perancangan.
dengan objek dan tema yang sejenis. Hal ini dilakukan sebagai penunjang objek
rancangan dan pendekatan tema yang digunakan. Pada studi banding ini,
dilakukan dengan cara mengkaji dua studi banding, yakni: studi banding
berdasarkan objek sejenis, dan studi banding berdasarkan tema yang digunakan.
Sehingga, dengan adanya studi banding ini, kita dapat mengetahui dan dapat
perancangan dengan bersumber Al Qur’an. Pada percangan pasar wisata ini lebih
77
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
utilitas persampahan yang baik pada rancangan, dan fasilitas ibadah yang nyaman.
mempertimbangkan objek yang akan dirancang saja, namun kondisi pada tapak
Analisis fungsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yakni fungsi primer, fungsi
objek rancangan pasar wisata sesuai dengan kebutuhan. Pasar wisata ini berfungsi
sebagai tempat perdagangan yang bersifat rekreatif. Disamping itu, pasar wisata
Tahapan analisis ini lebih menekankan pada kegiatan yang ada pada objek
dari aspek aktivitas dan pengguna, seperti pengelola, pengunjung, dan lain-lain
pada pasar wisata. Aspek tersebut dapat menjadi dasar untuk penentuan ruang-
ruang yang terdapat pada pasar wisata. Pengguna diharapkan selain melakukan
78
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
transaksi jual beli pada pasar wisata, pengguna dapat belajar dari unsur
analisis fungsi pada objek rancangan. Analisis ruang ini bertujuan untuk
Ruang-ruang utama yang wajib tersedia pada pasar wisata ini berdasarkan pada
klasifikasi pasar kelas I, tentunya ruang-ruang ini juga akan dikaitkan dengan
kondisi eksisting pada tapak. Karena pada analisis bentuk ini diharapkan
dengan kondisi kawasan di tapak. Bentukan yang digunakan pada pasar wisata ini,
eksisting tapak pada perancangan pasar wisata. Analisis tapak ini meliputi
tapak, penzoningan pada tapak, topografi, dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan tapak. Tapak pada perancangan pasar wisata ini juga akan dipilih
79
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Analisis iklim
kondisi iklim yang ada pada tapak. Seperti halnya arah angin, curah hujan,
orientasi matahari, suhu, dan tingkat kelembapan yang ada pada tapak
perancangan. Dimana analisis ini akan berguna sebagai alternatif pada desain
struktur yang digunakan pada objek rancangan. Analisis ini akan membantu
wisata. Analisis struktur ini dapat diperoleh dari hasi analisis bentuk yang sudah
dilakukan maupun analisis yang sudah dijelaskan di atas. Struktur yang digunakan
pada pasar wisata ini yakni menggunakan struktur pada zaman kolonial dengan
digunakan pada objek rancangan pasar wisata. Pada perancangan pasar wisata ini
lebih ditekankan sistem utilitas yang efisisen dan tidak mengganggu ekosistem
80
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
3.4 Sintesis/Konsep
alternatif yang didapatkan akan dipilih salah satu yang sesuaii dengan objek
penggunaan konsep rancangan yang akan diterapkan pada tapak, ruang, bentuk
Tahapan pada konsep kawasan dan tapak ini merupakan pengolahan data
yang berkaitan dengan kondisi tapak, dimana kondisi berkaitan dengan pola
Konsep ruang ini merupakan tahap dari hasil analisis fungsi, aktivitas,
pengguna, dan analisis ruang. Konsep ruang ini lebih menekankan dari hasil
ruang, penataan ruang, keterkaitan antar ruang, dan besaran ruang yang
81
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Konsep bentuk dan tampilan ini merupakan hasil dari analisis bentuk yang
mempertimbangkan kondisi eksisting dan analisis tapak serta iklim. Bentukan ini
nanti akan terkonsep melalui pendekatan tema yang didasarkan pada analisis-
Konsep struktur dan utilitas ini dapat diperoleh dari hasil pendekatan tema
yang digunakan pada objek rancangan, ataupun diperoleh dari bentuk bangunan
analisis serta pemilihan dari berbagai alternatif yang sudah didapatkan. Sehingga,
nantinya akan menghasilkan konsep struktur maupun utilitas yang seduai dengan
82
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
83
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
BAB IV
secara fungsi maupun peraturan pemerintah tentang tata guna lahan. Sehingga,
Kota Malang. Berikut penjelasan lebih datail mengenai gambaran lokasi mengenai
sebelum memulai sebuah perancangan. Karakteristik lokasi ini akan menjadi dasar
pertimbangan dalam menentukan lokasi tapak objek perancangan pasar wisata yang akan
dirancang di Kota Malang. Adapun beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
peracangan pasar wisata di Kota Malang, berikut adalah ketentuan lokasi pada
perancangan:
Lokasi tapak sebaiknya ada di dekat pusat kota. Hal ini dikarenakan
84
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
wisata.
beberapa alternatif tapak agar sesuai dengan fungsi objek rancangan pasar wisata di Kota
85
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Malang adalah 3.534,86 km2 atau
33 Kecamatan 12 Kelurahan, 378 Desa, 3.217 Rukun Warga (RW) dan 14.718
Rukun Tetangga (RT), yang tersebar pada wilayah perkotaan dan perdesaan dan
4.2.1 Topografi
dikelilingi oleh beberapa gunung dan dataran rendah atau daerah lembah pada
86
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
ketinggian 250-500 meter dari permukaan laut yang terletak di bagian tengah
kapur (Gunung Kendeng) di bagian Selatan pada ketinggian 0-650 meter dari
permukaan laut. Daerah lereng Tengger Semeru di bagian Timur membujur dari
Utara ke Selatan pada ketinggian 500 - 3600 meter dari permukaan laut dan
daerah lereng Kawi Arjuno di bagian Barat pada ketinggian 500 - 3.300 meter dari
sebelah Utara, Timur, Selatan dan Barat wilayah Kabupaten Malang: Gunung
Kelud (1.731 m), Gunung Kawi (2.651 m), Gunung Panderman (2.040 m),
Gunung Anjasmoro (2.277 m), Gunung Welirang (2.156 m), Gunung Arjuno
(3.339 m), Gunung Bromo (2.329 m), Gunung Batok (2.868 m), Gunung Semeru
(3.676 m), Pegunungan Kendeng (600 m). Kondisi topografi seperti ini
mengindikasikan potensi hutan yang besar, memiliki sumber air yang cukup yang
Kabupaten Malang sebagai daerah yang sejuk dan banyak diminati sebagai tempat
tinggal dan tempat peristirahatan. Suhu udara rata-rata berkisar antara 19,1º C
hingga 26,6º C. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 71º C hingga 89º C
dan curah hujan rata-rata berkisar antara 2 mm hingga 780 mm. Curah hujan rata-
rata terendah terjadi pada bulan Juni, dan tertinggi pada bulan Desember.
87
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
yakni alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6.930.267 Ha, asosiasi latosol coklat
kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha, mediteran coklat dengan luas
1.225.160 Ha, asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765.160 Ha.
lingkar Kota malang. WP lingkar Kota Malang ini berorientasi ke Kota Malang
88
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
4.2.4 Hidrologi
Kali Brantas
Kali Brantas memiliki sumber mata air di Dk. Sumber Brantas, Desa
Tulungrejo (Batu), dan membelah Kabupaten Malang menjadi dua dan di wilayah
Kali Konto
Kali Lesti
Kali Amprong
Sumber: https://mrday49.wordpress.com/2014/12/04/kondisi-geografis-malanag-raya/
4.2.5 Geologi
89
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Sumber: https://mrday49.wordpress.com/2014/12/04/kondisi-geografis-malang-
raya/
4.2.6 Iklim
Singosari memiliki musim kemarau singkat dan memiliki dampak yang kecil.
90
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
tertinggi yakni 90.74 % yang jatuh pada bulan Desember. Nilai kelembaban
terendah jatuh pada bulan Mei, dengan nilai kelembapan rata-rata berkisar pada
87.47 %.
sampai dengan 4,7 km/jam. Kecepatan angin terendah pada kawasan Singosari
berkisar 0.55 km/jam. Umumnya terjadi pada bulan Nopember dan kecepatan
91
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Orientasi matahari pada tapak mulai dari arah timur sampai barat tapak
tanpa terhalang apapun dikarenakan sebelah Timur dan Utara tapak merupakan
lahan kosong. Sebelah Barat tapak hanya berbatasan dengan bangunan warga dan
pertokoan, dengan ketinggihan yang rendah. Pukul 06.00 WIB – 09.00 WIB sinar
matahari tidak begitu panas. Sedangkan pukul 12.00 WIB sinar matahari mulai
92
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Arah angin berasal dari Utara tapak. Angin berhembus langsung pada
tapak tanpa terhalangi sesuatu apapun. Disamping itu, sebelah Utara Tapak
4.2.13 Vegetasi
bambu, dan pepohonan kecil. Hal ini dikarenakan tapak merupakan lahan kosong
93
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
4.2.14 Utilitas
Utilitas pada tapak cukup memadai. Utilitas pada tapak meliputi saluran
listrik, saluran telepon, dan saluran air. Hal ini dikarenakan tapak langsung
merupakan akses utama menuju Kota Malang. Sehingga utilitas yang tersedia
Arahan akses pada tapak terdapat 2 jalur akses utama, yakni arahan akses
utama menuju Kota Malang dan Kota Batu. Dan arahan akses menuju Kota
Pasuruan dan Surabaya. Sehingga jalur masuk dan keluar pada tapak terdapat satu
lajur saja, yakni di sebelah Barat tapak yang lang langsung berbatasan dengan
94
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
4.2.16 Zoning
berada pada lokasi yang tidak jauh dari zona industri, zona perumahan & rumah
warga, serta zona bangunan umum. Hal ini dikarenakan letak tapak yang sangat
strategis keberadaannya. Dan lokasi tapak merupakan akses utama menuju Kota
95
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
96
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
2015, dan jumlah penduduk terendah pada tahun 2011. Sehingga pertumbuhan
lokasi ini akan menjelaskan beberapa aspek yang akan menjadi data sebelum
97
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
98
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Lokasi tapak perancangan pasar wisata ini terletak di Jl. Raya Karanglo,
berdasarkan akses menuju gerbang Kota Malang yang dekat, dan tapak memiliki
lahan kosong dengan luas total area 76.437m² atau 7,6 ha. Tapak langsung
dan angkutan umum. Akses termudah menuju lokasi tapak yakni dari arah Jl.
Raya Mondoroko ataupun arah Jl. A Yani. Akses menuju tapak mudah dijangkau,
hal ini dikarenakan lokasi tapak dekat dengan jalan raya yang kerap dilintasi oleh
jasa angkutan umum atupun bus yang akan menuju terminal Arjosari.
4.4.3 Sikuen
rumah warga. Sikuen pada tapak berupa jalan raya dengan kepadatan kendaraan
sedang.
4.4.4 Sirkulasi
Sirkulasi pada lokasi tapak dapat diakses dari arah Utara dan Selatan,
yakni dari arah Jl. Raya Mondoroko (arah Utara) ataupun dari arah Jl. Malang-
99
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
jumlah kendaraan sedang, dengan sirkulasi yang mudah dicapai oleh pengguna
4.4.5 Peraturan
100
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
BAB V
digunakan yakni sejarah perkembangan Kota Malang oleh Ir. Herman Thomas
Kota Malang pada tahun 1914-1940 kepada pengunjung. Hal ini bertujuan untuk
yang memnentukan solusi terbaik dari beberapa pilihan alternatif solusi desain
yang ada. Sebelum proses desain dilakukan sebuah tahap briefing, tahap ini
Tahap ini menyiapkan data berupa literatur yang terkait dengan rancangan pasar
wisata dan menemukan issue yang terkait, dimana issue ini merupakan sebuah
wisata. Setelah mendapatkan issue dan data-data yang terkait dengan objek rancangan
101
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
beberapa alternatif desain yang akan diterapkan pada objek rancangan pasar
wisata.
Pasar Wisata
Pasar
Wisata
Edukasi
Sejarah
Perkem-
bangan Kota
Pasar
102
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
suatu sejarah yang dihadirkan ke dalam bentukan modern. Pasar wisata ini juga
diambil yakni menjaga serta mempertahankan sesuatu yang lama dan baik dari
orang-orang terdahulu, untuk dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih baik lagi
dari sebelumnya.
Analisis rancangan pada pasar wisata ini dimulai dari beberapa tahap
analisis secara runtut sesuai dengan objek rancangan. Perancangan pasar wisata
ini dimulai dari mengidentifikasi analisis fungsi, analisis aktivitas & pengguna,
analisis ruang, analisis bentuk, analisis struktur, dan analisis utilitas. Berikut
sekunder, dan fungsi penunjang. Analisis fungsi ini juga berfungsi untuk
wisata. Sehingga analisis fungsi dapat sesuai dengan objek pasar wisata yang akan
dirancang secara tepat. Berikut adalah bagan analisis fungsi pada perancangan pasar
wisata.
103
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
fungsi, jenis aktivitas, perilaku aktivitas, sifat aktivitas, dan pengguna pasar
wisata. Analisis ini adalah hasil penjabaran dari analisis fungsi. Berikut tabel
104
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
105
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Minggu) Pengelola
(Semi Karyawan
privat) Direktur
Memberikan Tidak Melayani 10-15 Pengelola Ruang
pelayanan rutin pengunjung menit Karyawan informasi
kepada para (Jumat- yang datang Pengunjung Lobby
pengunjung Minggu) pada pasar Loket
(Publik) wisata Pos
Keamanan
Area drop off
penumpang
Toilet
pengunjung
Melakukan Tidak Menyimpan 10-20 Pengelola Gudang
aktivitas rutin barang-barang menit Karyawan barang
penyimpana (Jumat- penting pada Staff Ruang Arsip
n barang- Minggu) pasar wisata dan Ruang
barang (Privat) melakukan Dokumen-tasi
ataupun perawatan dan Ruang
memperbaik perbaikan pada bongkar muat
i sistem sistem utilitas barang
utilitas pada (loading
pasar wisata dock)
Ruang Genset
Ruang
Tandon
Ruang
Pembangkit
Listrik
Ruang Pompa
Pembuangan Tidak Membuang dan 10-20 Pengelola TPS dan TPA
sampah rutin memilah menit Karyawan
(Jumat- sampah hasil
Minggu) sisa pengunjung
(Semi pasar wisata
privat) pada tahap
sementara dan
tahap akhir
Jual beli Tidak Melakukan 10-20 Pengunjung Foodcourt
berupa rutin kegia-tan menit Penjual Cafetaria
makanan (Jumat- aktivitas Direktur
khas Malang Minggu) makan/minum Pimpinan &
dan aktivitas (Publik) dan membeli Staff
mengonsum jajanan khas Karyawan
si makanan Malang disela- Pengelola
yang sudah sela kegiatan
dipesan pada berwisata di
sebuah area pasar wisata
tertentu pada area yang
sudah
disediakan.
106
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Analisis Pengguna
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Pemasaran
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
107
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Gudang Cafetaria
Toilet
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Rapat
Pulang
108
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Toilet Cafetaria
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Cafetaria Masjid
Pulang
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Ruang Dokumentasi
Cafetaria Masjid
Kantor Pimpi-
Pulang Area Parkir
nan & Staff
109
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Area bongkar
muat barang
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
barang &
Pengguna Keterangan
Karyawan (Penjaga Loket) Pegawai yang menjaga loket dan bertugas menjual tiket
kepada pengunjung sebelum memasuki pasar wisata
Sirkulasi Pengguna
110
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
(Penjaga Parkir
Ruang Toilet Foodcourt
Karyawan
Ruang
Pulang Area Parkir
Karyawan
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Foodcourt
Kawasan
pasar wisata
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Pengguna Keterangan
111
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Sirkulasi Pengguna
Toilet
Karyawan wisata
Pengguna Keterangan
Karyawan (Pengisi acara pertunjukan) Pegawai yang bertugas mengisi acara pertunjukan tari
budaya Malang (tari topeng malangan) dan wayang
topeng malangan serta event-event tertentu yang
diselenggarakan pada pasar wisata
Sirkulasi Pengguna
Toilet
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Pulang
112
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Perdagangan Perdagangan
Pulang
Gallery edukasi Area Ruang
Pameran
kolonial Sanggar
Pengguna Keterangan
Sirkulasi Pengguna
Ruang Masjid
Pameran
113
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
setelah analisis fungsi, aktivitas & pengguna dilakukan. Sehingga analisis ruang
ini dilakukan beberapa tahapan pendekatan berupa hubungan antar ruang, besaran
ruang, dan karakteristik ruang. Berikut tabel analisis ruang pada pasar wisata:
114
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Jumlah 345 m²
Sirkulasi 50 % 172,5 m²
Total 517,5 m²
Ruang 1 8mx5m 40 m² A
Staff informasi
115
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Ruang 1 5mx5m 25 m²
Tandon Air
Zona
Servis Ruang 1 6mx7m 42 m² A
Pembangkit
Listrik
Ruang Pompa 1 5mx5m 25 m² A
TPS 1 10 m x 10 100 m² A
m
TPA 1 10 m x 10 100 m² A
m
Ruang 2 10 m x 8 160 m² A
Karyawan m
Jumlah 727 m²
Sirkulasi 30 % 218 m²
Total 945 m²
Direktur Area Makan 1,3 4 (1,3 m²x 520 m² NAD
Pimpinan m²/orang 100
& Staff orang/unit)
Pengun- x 4 unit
jung Dapur 15 % area 1 15 % x 78 m² NAD
Zona Penjual makan 520 m²
Cafetaria Pengelola
dan Ruang Kasir 4 m²/orang 2 (4 m²x 2 16 m² A
Karyawan
Foodcourt orang) x 2
unit
Ruang 2 5mx5m 50 m² A
Pendingin
116
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Gudang 2 10 m x 15 150 m² A
Barang m
Gudang 4 10 m x 15 150 m² A
Basah m
Gudang 4 10 m x 15 150 m² A
Kering m
Jumlah 1.114 m²
Sirkulasi 100 % 1.114 m²
Total 2.228 m²
Direktur Area Parkir 1 mobil 3 (mobil, Kendaraan 2500 m2
Pimpinan Pengunjung =12,5 m2 sepeda mobil:
& Staff motor, 12,5 m2 x
Parkir Pengun- 1 sepeda dan bus) 200 unit
jung motor =2 300 m2
Penjual m2 Kendaraan
Pengelola sepeda 2500 m2
Karyawan 1 bus =50 motor:
m2 2 m2 x NAD
150 unit
Kendaraa
n bus:
50 m2 x 50
unit
Area Parkir 2 (mobil Kendaraan 187,5 m2
Pengelola dan mobil:
Pasar Wisata sepeda 12,5 m2 x
motor) 15 unit
200 m2
Kendaraan
sepeda
motor:
2 m2 x
100 unit
Jumlah 5.687,5
m2
Sirkulasi 100 % 568,750
m2
Total 6.256,25
m²
Tabel 5.3. Analisis Ruang
Sumber: Analisis Pribadi, 2016
Persyaratan Ruang
117
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
kebutuhan utilitas, dan aksesibilitas. Adapun persyaratan ruang pada pasar wisata
Persyara-
Pencahayaan
Pencahayaan
Aksesibilitas
Penghawaan
Penghawaan
tan Ruang
Akustik
Utilitas
Buatan
Buatan
Alami
Alami
View
Sifat
Ruang
Ruang
ZONA BERDAGANG
Area furniture Terbuka
Area handycraft Terbuka
and handmade
Area clothing Terbuka
Area aksesoris Terbuka
ZONA WISATA EDUKASI
Gallery edukasi Tertutup
kolonial wisata
Area sanggar Terbuka
pertunjukan
Ruang pameran Tertutup
ZONA RUANG PIMPINAN PASAR WISATA
Ruang kerja Tertutup
direktur
Ruang kerja Tertutup
pimpinan& staff
Ruang tamu Tertutup
Toilet Tertutup
Lobby dan Tertutup
waiting room
Ruang sekretaris Tertutup
ZONA RUANG TATA USAHA PASAR WISATA
Front office Tertutup
Ruang kerja Tertutup
pengelola
Ruang kerja staff Tertutup
Ruang administrasi Tertutup
Kantor pemasaran Tertutup
Ruang arsip Tertutup
Ruang dokumentasi Tertutup
Toilet Tertutup
MASJID
Ruang sholat Tertutup
Ruang penitipan Tertutup
barang
Tempat wudhu Tertutup
Toilet Tertutup
118
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Gudang Tertutup
ZONA PELAYANAN UMUM
Ruang informasi Tertutup
Lobby Tertutup
Loket Tertutup
Pos keamanan Terbuka
Toilet pengunjung Tertutup
Area drop Terbuka
off penumpang
ZONA SERVIS
Gudang barang Tertutup
Ruang bongkar muat Tertutup
barang (loading
dock)
Ruang genset Tertutup
Ruang tandon Tertutup
Sangat membutuhkan
Kurang membutuhkan -
Tidak membutuhkan
119
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
ruang ini berdasarkan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam suatu ruangan.
Adapun tabel hubungan antar ruang pasar wisata yang dapat dilihat di bawah ini:
Zona Berdagang
120
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Zona Wisata
121
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Masjid
Zona Servis
122
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Parkir
Keterangan:
Berhubungan langsung
Berhubungan tidak
Tidak
123
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Zona Berdagang
124
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Zona Masjid
125
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Zona Servis
Zona Parkir
126
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Alternatif 1
127
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Keterangan
Pengolahan bentuk diambil dari bentukan atap bangunan-bangunan di Malang pada
tahun 1914-1940 dan dikembangkan menjadi sebuah bentukan baru.
Sumber: google.com
Prinsip Tema
Kelebihan Kekurangan
(+) Bentukan mengikuti pola bentuk (-) Bentukan simetris
bangunan di Malang pada tahun 1914-
1940.
(+) Bentukan klasik yang
dimodernisasi dengan mengambil
bentukan atap bangunan tahun 1914-
1940 yang ditransformasi.
(+) Memberikan kesan arsitektur
modern Karsten.
Gambar 5.7. Analisis Bentuk
Sumber: Analisis, 2016
Alternatif 2
128
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Keterangan
Bentukan yang kedua diambil dari karakteristik-karakteristik bangunan pada saat itu
dengan bentukan lengkung. Karakteristik bangunan-bangunan pada saat itu yakni
memiliki kolom-kolom dorik yang ditonjolkan pada fasad bangunan. Memiliki
bentuk curve dan atap datar (Jurnal Handinoto dimensi 20, 1994).
Prinsip Tema
Kelebihan Kekurangan
(+) Kesan megah disetiap bentukan (-) Kesan sejarah kurang menonjol
dengan menampilkan kolom ionic dan
doric.
Eksisting Tapak
129
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
ruang Kota Malang pada tahun 1914-1940 oleh Ir. Herman Thomas Karsten.
Alternatif 1
Keterangan
Penzoningan pada alternatif 1 ini menggunakan pola gridion menerus. Pola gridion
menerus diterapkan pada perancangan pasar wisata, karena Thomas Karsten
merancang Kota Malang dengani karakteristik pola grid yang menerus. Seperti hal
nya kawasan alun-alun Malang (Jurnal Handinoto dimensi 22, 1996). Pada
Alternatif 1 ini dibentuk dengan pola gridion yang menerus, dimana entrance jalan
raya utama langsung terpusat pada zoning kawasan pasar secara langsung.
130
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Alternatif 2
Keterangan
Penzoningan pada alternatif 2 ini menggunakan pola pada kawasan alun-alun tugu
Malang. Dimana taman diletakkan pada tengan-tengan pasar wisata. Hal ini
didasarkan pada Thomas Karsten dalam merancang tata ruang Kota Malang dengan
melihat segi keindahan kota. Seperti penambahan elemen taman, jalan, ataupun
bangunannya (Jurnal Handinoto dimensi 22, 1996).
131
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
132
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
C. Analisis View
133
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
D. Analisis Matahari
134
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
E. Analisis Vegetasi
135
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
F. Analisis Batas
136
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
G. Analisis Struktur
137
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
H. Analisis Utilitas
138
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN
dan diterapkan pada perancangan yakni sejarah perkembangan Kota Malang oleh
Thomas Karsten pada tahun 1914-1940. Pemilihan sejarah dan tahun berdasarkan
masa kejayaan Kota Malang yang bermula dari residen Pasuruanhingga menjadi
wisata. Dimana diagram konsep tersebut diambil berdasarkan filosofi, prinsip, dan
rancangan pasar wisata. Diagram ini akan diterapkan pada konsep tapak, konsep
struktur, konsep bentuk, konsep ruang, dan konsep utilitas. Sehingga rancangan
akan sesuai dengan pendekatan dan sejarah yang dipilih. Berikut penjelasan
139
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
COLONIAL CONTEMPORER
KONSEP
DASAR
140
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
unsur modern. Berikut merupakan skema dari konsep dasar pasar wisata.
Konsep
Colonial Contemporer
Dasar
Colonial
Filosofi
Diambil dari sejarah Kota Malang
Contemporer : Kontemporer
141
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
6.2. Konsep Tapak SOFIA RUSDIANA - 13660060
142
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
6.3. Konsep Bentuk SOFIA RUSDIANA - 13660060
143
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
6.4. Konsep Ruang SOFIA RUSDIANA - 13660060
144
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
6.5. Konsep Struktur SOFIA RUSDIANA - 13660060
145
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
6.6. Konsep Utilitas SOFIA RUSDIANA - 13660060
146
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
BAB VII
HASIL PERANCANGAN
Kota Malang pada tahun 1914-1940. Kurun waktu yang digunakan merupakan
masa kejayaan perkembangan Kota Malang. Dimana pada kurun waktu tersebut
Malang tumbuh dengan pesat, dari sebuah Kabupaten kecil menjadi sebuah Kota
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai hasil perancangan pasar wisata
beserta penerapan konsep dalam rancangan. Meskipun terdapat hasil yang berbeda
tidak jauh berbeda dan masih mengacu pada prinsip-prinsip dan identifikasi
147
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
7.2.1. Penzoningan
ini dibedakan menjadi dua bagian zona, yakni area zona privasi dan area zona
publik. Hal ini didasarkan pada pendekatan historicism yang diterapkan pada
148
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
tahun 1914-1940, dimana pada masa itu zona area perkotaan dibedakan
penzoningan yang sesuai dengan fungsi bangunan dan kebutuhan pada tapak.
Fasilitas primer dan penunjang merupakan zona area publik, fasilitas yang bersifat
primer yakni pada area zona pasar wisata, dan fasilitas penunjang terdapat pada
area zona galeri, masjid, gazebo, drop off, toilet luar, dan area ATM center.
Sedangkan fasilitas sekunder merupakan zona area privasi. Zona privasi tersebut
yakni pada area kantor, loading dock, rumah pompa dan genset. Berikut adalah
149
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
menerus, dimana entrance jalan raya utama langsung terpusat pada massa pasar
wisata secara langsung. Penataan massa pada rancangan pasar wisata. Penataan
yaitu ruang terbangun dan ruang tidak terbangun atau RTH. Keduanya memiliki
rasio pada tapak yakni 60% ruang tidak terbangun dan 40% ruang terbangun. Hal
ini didasarkan pada historicism yang dipilih pada tahun 1914-1940, dimana
150
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Akses utama berasal pada Jl. Raya Karanglo yang berada di timur tapak.
Sehingga perletakan entrance serta exit pengunjung dan dan jalur servis berada
pada di timur Tapak, namun akses antara pengunjung dan servis tetap dibedakan
dengan perletakan vegetasi sebagai pembatas. Hal ini dikarenakan hanya terdapat
satu akses saja pada tapak. Berikut merupakan gambar dengan Layout plan yang
denah kolonial pada tahun 1914-1940. Denah pada rancangan pasar wisata
151
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
dirancang berbentuk simetris dan mengikuti pola grid, dan beberapa bangunan
terdapat taman dalam sebagai ciri khas ruang kolonial pada tahun tersebut.
Rancangan kawasan pasar wisata ini dibagi menjadi 4 massa, bangunan tersebut
yakni bangunan pasar wisata, bangunan galeri, bangunan kantor, dan bangunan
masjid.
utama atau primer. Fungsi dari bangunan ini yakni menjual barang-barang khas
pada tahun 1914-1940. Denah pasar wisata ini dibagi menjadi 5 area yang bersifat
publik, yakni area aksesoris pada pintu masuk pertama bangunan, area handycraft
dan handmade, area clothing, area furniture, dan area food court.
khas Malang. Area handmade dan handycraft menawarkan produk topeng malang
yang merupakan ciri khas Malang dengan tari topengnya. Area clothing
menawarkan produk batik tulis Malang, dimana batik tulis Malang sudang jarang
dimana kermik dinoyo merupakan salah satu kerajinan khas Malang. Area food
penggunan pasar wisata. Fungsi pada area-area pasar wisata ini ditujukan untuk
budaya dan kerajinan khas Malang yang jarang ditemukan pada masa kini.
152
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Pasar wisata juga terdapat beberapa area privasi. Area privasi pada
bangunan pasar wisata yakni area toilet pengunjung, toilet penjual, dapur, gudang
basah, gudang kering, ruang pendingin, dan area loading dock. Berikut penjelasan
ditawarkan di dalamnya :
galeri ini yakni ruang pameran edukasi yang mengenalkan akan sejarah
153
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Malang, ruang galeri keramik dinoyo, dan ruang galeri budaya tari topeng
Malang.
pameran yang menjelaskan kepada pengunjung kondisi Kota Malang pada tahun
1914-1940. Ruang galeri sejarah ini terdapat diorama berupa foto-foto dan
bangunan pada masa tersebut, serta menceritakan keadaan Malang yang masih
kabupaten samapai menjadi Kota Malang. Ruang galeri kesenian terdapat display
kostum yang digunakan tari tradisional topeng Malang dan menceritakan asal usul
kesenian tari topeng Malang. Ruang galeri kerajinan topeng Malang ini terdapat
Malang terdapat aneka macam display motif batik Malang. Ruang galeri keramik
Ruang budaya tari topeng Malang terdapat display mengenai alat musik
ditawarkan di dalamnya :
154
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
kantor yakni sebagai tempat beraktivitas para karyawan dan pegawai pasar
wisata. Pada denah kantor ini terdapat taman tengah, bentuk denah simetris,
penggunaan kolom dengan skala yang besar sebagai ciri khas ruangan kolonial.
Denah pada kantor terdapat ruangan lobby, ruang kerja staff, ruang
toilet, pantry, ruang kerja pimpinan, ruang kerja direktur, ruang sekretaris,
ruang loker karyawan, serta ruang arsip dan dokumentasi. Berikut penjelasan
di dalamnya :
155
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
masjid yakni sebagai tempat beribadah para user pasar wisata. Pada denah masjid
terdapat menggunakan kolom dengan skala yang besar dengan pembagian zonasi
di dalam denah sebagai ciri khas ruangan kolonial. Pada denah masjid ini terdapat
2 zona, yakni zona publik dan zona privasi. Zona publik pada bangunan masjid
yakni toilet, tempat wudhu, area sholat, serta tempat mukenah dan rak Al Quran.
Sedangkan zona privasi yakni kantor masjid dan gudang. Berikut penjelasan
di dalamnya :
156
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
7.3.1. View
diberikan view ke dalam tapak berupa susana kolonial pada tahun 1914-1940.
Taman hias pada tapak terdapat site furniture berupa bench dan lighting klasik
di sekitar taman hias. Disamping itu, taman hias juga terdapat fountain sebagai
pemanis lansekap. View ini juga diperkuat dengan pemberian jenis pohon
palem yang dominan, dimana pohon tersebut merupakan jenis vegetasi yang
157
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
banyak tumbuh pada tahun 1914-1940. Berikut merupakan gambaran view pada
158
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
159
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
merupakan pemanis lansekap pada jalan raya. Disamping itu, kehadiran boulevard
arsitektur kolonial pada tahun 1914-1940. Semua bangunan hanya terdiri 1 lantai
saja. Setiap fasad bangunan pada kawasan pasar wisata menggunakan kolom
simetris, memberikan jendela dan pintu dengan bukaan lebar, pemberian gevel
bangunan.
160
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
161
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
pasar wisata harus sesuai dengan kondisi tapak, baik utilitas listrik, plumbing,
maupun fire hydrant. Sehingga sistem utilitas yang ada berfungsi secara efisien
fire hidrant pada tapak yakni 35 buah. Sedangkan sumber listrik tapak berasal
dari PLN yang kemudian disambungkan kepada rumah travo yang berada di
tapak, dan kemudian dari rumah genset tersebut disebarkan ke MCB tiap
bangunan. Sumber air pada tapak berasal dari PDAM, dimana PDAM
disalurkan pada rumah pompa yang terletak di bagian belakan tapak dekat
162
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
dengan bangunan galeri dan pasar wisata. Setelah dari rumah pompa akan
disalukan pada roof tank. Jumlah roof tank pada tapak 7 buah. Bangunan
kantor terdapat 1 roof tank yang berisikan 500 liter. Bangunan pasar wisata
terdapat 3 roof tank yang berisikan 15.000 liter, dimana 1 tangkinya berisikan
5000 liter. Bangunan masjid terdapat 2 roof tank yang berisikan 10.000 liter,
dimana 1 tangkinya berisikan 5.000 liter. Sedangkan kamar mandi luar terdapat 1
roof tank yang berisikan 5000 lier. Berikut adalah utilitas kawasan rancangan
pasar wisata.
163
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Sumber utama suplai energi listrik pada rancangan kawasan pasar wisata
berasal dari PLN dan dibantu dengan generator set sebagai sumber listrik
cadangan ketika terjadi pemadaman. Alur dari sistem elektrikal ini yaitu sumber
dari PLN diarahkan menuju rumah travo yang berada di belakang bangunan
pararel. Secara umum, jenis lampu yang digunakan yaitu lampu TL, lampu TL
dengan finishing acrylic, lampu gantung, lampu hias dan downlight. Berikut
bangunan.
164
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
165
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Sumber utama suplai air bersih pada rancangan kawasan pasar wisata ada
dua, yaitu PDAM dan sumur. Sumber tersebut dikumpulkan pada ground tank
distribusi air pada bangunan, air yang sudah terkumpul didistribusikan lagi
menuju upper tank reservoir untuk memudahkan distribusi air pada bangunan
tersebut.
Penanganan air kotor dan air limbah dirancang dengan sistem yang
tersedia pada setiap bangunan. Pada setiap bangunan terdapat septic tank maupun
166
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
167
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
rangka kaku, dan struktur atap. Meskipun bangunan kolonial, penggunaan struktur
menggunakan pondasi foot plate di semua bangunan dengan ukuran yang berbeda,
tergantung pada ukuran kolom yang digunakan. Ukuran pondasi yang digunakan
ada dua jenis yakni ukuran 1,2 meter x 1.2 meter dan ukuran 1.5 meter x 1.5
meter. Ukuran sloop yang digunakan juga berbeda, yakni ukuran sloop 15/20
pada ukuran pondasi 1.2 meter x 1.2 meter, serta ukuran sloop 20/30 pada ukuran
pondasi 1.5 meter x 1.5 meter. Berikut gambar detil struktur pondasi bangunan
168
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
169
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
170
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
rangka atap yang diterapkan pada rancangan menggunakan konvensional. Hal ini
Jenis atap yang digunakan yakni atap perisai dengan material penutup atap
berpa genting keramik. Berikut gambar rencana atap pada bangunan kantor,
171
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
172
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
173
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
ditujukan agar interior ruang terkesan luas dan mewah. Jenis kolom yang
digunakan pada interior kantor yakni ionic dengan 2 jenis ukuran 60 meter x 60
meter dan 80 meter x 80 meter. Berikut interior bangunan kantor pada ruang
lobby :
174
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
area food court. Area food court memberikan suasana lanskap era tahun 1914-
1940, dimana pengaplikasian ini terletak pada jenis vegetasi berupa palem raja
dengan kolam ikan yang dilengkapi dengan fountain. Area food court juga
Perabot yang digunakan pada area food court yakni klasik yang didesain
dengan material kayu. Jenis kolom yang digunakan yakni doric dengan ukuran
80 meter x 80 meter. Hal ini ditujukan agar area food court terlihat megah dan
monumental. Area food court ini didominasi dengan warna putih. Berikut
175
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
di dalamnya. Hal ini ditujukan untuk mengekspos lanskap yang berada di luar
176
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
Detil arsitektural pada bangunan pasar wisata yakni terletak pada bentukan
dan ukuran kolom ionic doric dengan skala yang besar. Dimana kolom tersebut
memberikan kesan megah dan kolonial, serta kolom tersebut sering digunakan
menjadi ciri khas selain kolom, yakni terdapat pada pola benangan pada dinding.
177
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Kota Malang merupakan kota besar kedua setelah Kota Surabaya. Kota
perdagangan, wisata, dan sejarah. Namun dari ketiga potensi tersebut, Kota
Malang belum memiliki sebuah tempat atau wadah yang menaungi dari ketiga
potensi tersebut. Dilihat dari sumber potensi perdagangan, Kota Malang memiliki
jumlah pasar yang merata di setiap kecamatan. Sedangkan dari bidang wisata dan
sejarah, Kota Malang merupakan salah satu kota wisata yang kaya akan
peninggalan sejarahnya.
peninggalannya yakni penataan kota pada era masa perkembangan Kota Malang
oleh Ir. Herman Thomas Karsten. Disamping itu, Kota Malang juga berpotensi
sebagai wisata kolonial. Dari potensi yang telah dijabarkan di atas, didapatkanlah
Sehingga perancangan ini tidak hanya sebagai tempat perdagangan saja, namun
dapat mengenalkan kepada pengunjung akan sejarah dan budaya khas Kota
Malang.
Perancangan Pasar Wisata ini tidak seperti bangunan pasar wisata yang
sudah ada, baik dari segi fasilitas yang ditawarkan, bentuk bangunan yang
178
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
khas Malang yang hampir tidak dapat ditemukan keberadaannya. Fasilitas yang
ditawarkan yakni berupa kerajinan topeng Malangan, batik tulis Malang, Keramik
Dinoyo, kuliner khas Malang tempo dulu, dan menampilkan budaya khas Malang
yakni wayang topeng Malangan. Pasar wisata ini juga menawarkan suasana
sejarah kolonial pada rancangan, dimana suasana ini akan menjadi suatu inovatif
pasar wisata ini menaungi beberapa bangunan dalam satu kawasan pasar wisata.
wisata. Bangunan galeri ini sebagai wisata edukasi pengunjung untuk mengetahui
sejarah perkembangna Kota Malang dari tahun 1914-1940, jenis budaya dan
kerajinan khas Malang yang jarang ditemukan. Bangunan masjid sebagai tempat
ibadah para pengunjung pasar wisata, Bangunan kantor sebagai tempat kerja
direktur, karyawan, pegawai, dan pengelola pasar wisata. Bangunan pasar wisata
sebagai tempat jual beli para pengunjung berupa aksesoris, keramik dinoyo,
yakni perkembangan Kota Malang oleh Ir. Herman Thomas Karsten tahun 1914-
Dimana konsep tersebut diambil dari prinsip, filosofis, aplikatif dari historicism
179
PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG
SOFIA RUSDIANA - 13660060
1940. Konsep yang diterapkan pada tapak yakni penghadiran lanskap tahun 1914-
1940 berupa boulevard, taman hias yang dilengkapi dengan kolam bench dengan
material kayu, lampu taman, dan penggunaan jenis vegetasi palem raja, palem
putri, serta pohon kenari. Sedangkan pada bangunan, konsep yang diterapkan
yakni pada tipologi bangunan dengan volume asimetris, bentuk bukaan jendela
dan pintu yang lebar, penggunaan sun shading disekeliling bangunan, penggunaan
gewel pada atap, kolom ionic, doric, skala monumental, warna bangunan yang
dominan putih, serta menggunakan rangka atap galvalum dengan material penutup
8.2 Saran
masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik yang membangun demi perbaikan
laporan tugas akhir sangat dibutuhkan penulis untuk perbaikan dalam pembuatan
laporan ini.
Saran penulis bagi pembaca yakni, lestarikanlah sejarah dan budaya yang
arsitektur kolonial terlebih dahulu bukan hanya sekadar membaca dari literatur-
literatur yang ada, serta melakukan perbandingan atau survei objek bangunan
kolonial yang masih terjaga keutuhannya berdasarkan tahun sejarah yang diambil,
yang kemudian diterapkan pada perancangan. Hal ini ditujukan agar mendapatkan
180
DAFTAR PUSTAKA
Handinoto. 1996. Jurnal Perkembangan Kota Malang Pada Jaman Kolonial. Vol
22
Budiyono dan Djoko. 2010. Jurnal Potensi Wisata Bangunan Kolonial di Kota
Malang. Vol 10
Budiyono Debora, Nurlaelih Elih Euis, Djoko Riyanto. Lanskap Kota Malang
Sebagai Obyek Wisata Sejarah Kolonial. Vol. 4 No1 2012