Anda di halaman 1dari 6

JENIS-JENIS DIPTEROCARPACEAE DI KAWASAN HUTAN

AIR TERJUN LASOLO KOTA KENDARI

Ainun Salsabila1*, La Kolaka2, Damhuri 3


Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Halu Oleo, Indonesia
*e-mail: ainunmustamin99@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis famili Dipterocarpaceae di
Kawasan Hutan Air Terjun Lasolo Kota Kendari. Obyek yang digunakan adalah semua
tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae yang ditemukan pada lokasi penelitian. Metode yang
digunakan adalah metode eksplorasi dengan teknik jelajah, yakni dengan menjelajahi lokasi
penelitian sambil mengambil sampel famili Dipterocarpaceae yang ditemukan di lokasi
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu dengan
memberikan gambaran tentang karakteristik dari masing-masing sampel yang ditemukan,
kemudian diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri morfologinya yang mengacu pada buku
identifikasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 8 spesies dari famili Dipterocarpaceae, 6
spesies dari genus Shorea yaitu Shorea acuminatissima Sym, Shorea balangeran, Shorea
leprosula, Shorea laevis, Shorea stenoptera, Shorea assamica Dyer, dan 2 spesies dari genus
Hopea yaitu Hopea gregaria V.Slooten dan Hopea celebica Burck.

Kata Kunci: Identifikasi, Dipterocarpaceae, Air Terjun Lasolo

SPECIES OF DIPTEROCARPACEAE IN THE LASOLO


WATERFALL FOREST AREA KENDARI

Abstract
This study was aimed to know species of Dipterocarpaceae family in the Lasolo
Waterfall Forest Area Kendari. The objects were all plants of Dipterocarpaceae family found
at the research site. The method used was exploratory method with cruising technique, by
exploring the research location while taking samples of Dipterocarpaceae family found in the
research location. The data analysis technique used was descriptive analysis, by providing an
overview of the characteristics of each sample found, then identified based on morphological
characteristics that refer to the identification book. Based on the results of the research, of
Dipterocarpaceae family were found 8 species, 6 species from the genus Shorea, which were
Shorea acuminatissima Sym, Shorea balangeran, Shorea leprosula, Shorea laevis, Shorea
stenoptera, Shorea assamica Dyer, and 2 species from the genus Hopea, which were Hopea
gregaria V.Slooten and Hopea celebica Burck.

Keywords: Identification, Dipterocarpaceae, Lasolo Waterfall

PENDAHULUAN
Air Terjun Lasolo merupakan kawasan hutan yang berada dalam kawasan Taman
Hutan Raya (Tahura) Nipa-Nipa tepatnya di Jl.Lasolo Kecamatan Kendari Barat, Kendari,
Sulawesi Tenggara. Taman Hutan Raya (Tahura) Nipa-Nipa merupakan salah satu kawasan
konservasi di Sulawesi Tenggara yang ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan
No.103/KPTS-II/1999 seluas 7.877,5 ha. Kawasan tersebut memiliki fungsi untuk
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan serta tempat berbagai jenis flora dan
fauna (Zulkarnain dan Abdih, 2010 : 246).
Keanekaragaman pohon dalam suatu ekosistem merupakan komponen yang
mendominasi pada suatu hutan, yang berperan sebagai organisme produsen dan habitat dari
berbagai jenis burung dan hewan. Keanekaragaman pohon dalam tingkatan komunitas dapat
dilihat berdasarkan organisasi biologinya. Keanekaragaman pohon dapat digunakan untuk
menyatakan struktur komunitas dan mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu
komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan terhadap komponen-
komponennya (Wahyudi, dkk. 2014 : 2)
Dipterocarpaceae merupakan salah satu famili tumbuhan dari jenis pohon yang
tersebar di daerah tropis, terutama di wilayah Melanesia termasuk Indonesia (Adriyanti, dkk.
2016: 34). Famili Dipterocarpaceae memiliki jumlah jenis yang sangat banyak dan
bervariasi, sekitar 600 jenis yang terdiri dari 16 genus, yaitu genus Anisoptera,
Balanocarpus, Neobalanocarpus, Cotylelobium, Dipterocarpus, Doona, Dryobalanops,
Hopea, Isoptera, Parashorea, Shorea, Stemonoporus, Upuna, Vateria, Vatica dan Vateriopsis
(Muhtadi, 2014: 1). Di Indonesia penyebaran famili Dipterocarpaceae dimulai dari Sumatera,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua (Atun, 2009 : 151). Keberadaan famili
Dipterocarpaceae memiliki peranan yang cukup penting, baik dari segi ekonomi maupun
ekologi. Segi ekonomi, sebagian besar jenis dari famili ini merupakan penghasil kayu
komersial untuk memenuhi berbagai keperluan, baik di dalam maupun luar negeri. Famili
Dipterocarpaceae secara ekologi berperan dalam pembentukan tegakan hutan dan pengisi
kanopi hutan paling atas (Saridan, 2012 : 76).
Penelitian telah dilakukan oleh Albasri, dkk (2019 : 79) di sekitar sungai Lahundape,
Taman Hutan Raya (Tahura) Nipa-Nipa, Kota Kendari, ditemukan jenis pohon dari salah satu
famili Dipterocarpaceae yaitu jenis Pooti (Hopea gregaria V.Slooten) sebanyak 57 individu
pada tingkat pohon, 96 individu pada tingkat tiang, 72 individu pada tingkat pancang dan 106
individu pada tingkat semai. Tingginya jumlah individu pada tingkat semai disebabkan
kurangnnya persaingan tumbuhan bawah dalam memperebutkan unsur hara yang ada dalam
lahan dan cahaya matahari dalam proses fotosintesis.
Berdasarkan hasil penelusuran literatur, observasi kawasan hutan dan komunikasi
dengan pihak pengelola Taman Hutan Raya (Tahura) Nipa-Nipa, masih belum ada studi
ilmiah mengenai jenis-jenis pohon dari famili Dipterocarpaceae khususnya di kawasan hutan
Air Terjun Lasolo. Jenis flora yang menempati kawasan tersebut sangat beranekaragam, salah
satunya adalah tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae yang jenisnya belum diketahui.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021, di kawasan hutan Air Terjun
Lasolo Kota Kendari. Proses identifikasi dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Metode yang digunakan
adalah metode eksplorasi dengan teknik jelajah yakni dengan menjelajahi lokasi penelitian
sambil mengambil sampel famili Dipterocarpaceae yang ditemukan di lokasi penelitian.
Obyek dalam penelitian ini adalah semua tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae yang
ditemukan pada lokasi penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
deskriptif yaitu cara mendeskripsikan ciri-ciri morfologi spesies tumbuhan yang ditemukan di
kawasan hutan Air Terjun Lasolo berdasarkan ciri-ciri morfologi yang ada dengan
menggunakan sumber buku idetifikasi famili Dipterocarpaceae.

HASIL
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Kawasan Hutan Air Terjun Lasolo merupakan salah satu kawasan konsevasi di
Provinsi Sulawesi Tenggara yang berada dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Nipa-
Nipa. Kawasan Hutan Air Terjun Lasolo yang berada di Jl. Lasolo, Kecamatan Kendari Barat
ini memiliki luas lahan sekitar ± 79 ha. Secara geografis kawasan ini terletak antara 3˚57’24”
LS 122˚34’12” BT, 3˚57’24” LS 122˚34’42” BT, 3˚57’42” LS 122˚34’12” BT, 3˚57’24” LS
122˚34’42” BT. Kawasan ini mencakup Kelurahan Kemaraya, Kelurahan Lahundape,
Kelurahan Tipulu dan Kelurahan Watu-Watu.
2. Pengukuran Faktor Lingkungan
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Faktor Lingkungan di Lokasi Penelitian.
Parameter Lingkungan
Suhu Ketinggian
Titik Intensitas Kelembaban Koordinat
Udara Tempat
Cahaya (lux)) Udara (%)
(°C) (m dpl)
3˚57 ̍40” LS
Awal 1240 70 24 126
122˚34 ̍12”BT
3̊ 57 ̍33 ̎ LS
Tengah 1220 73 23 183
122˚34̍ 28 ̎ BT
3̊ 57 ̍ 39 ̎ LS
Akhir 1120 75 22 267
122˚34̍ 41 ̎ BT

3. Jenis-Jenis Dipterocarpaceae yang Ditemukan di Lokasi Penelitian


Tabel 4.2 Jenis-Jenis Famili Dipterocarpaceae yang Ditemukan di Kawasan Hutan Air Terjun
Lasolo Kota Kendari
Titik
Famili Spesies Nama Lokal Koordinat
Sampel
3̊ 57 ̍ 33 ̎ LS
Shorea acuminatissima Sym Meranti hitam 122˚34̍ 13 ̎ BT
3̊ 57 ̍ 37 ̎ LS
Hopea gregaria V.Slooten Pooti 122˚34̍ 22 ̎ BT
3̊ 57 ̍ 30 ̎ LS
Hopea celebica Burck Balau 122˚34̍ 21 ̎ BT
Dipterocarpaceae 3̊ 57 ̍ 26 ̎ LS
Shorea balangeran Kahui 122˚34̍ 25 ̎ BT
3̊ 57 ̍ 33 ̎ LS
Shorea leprosula Meranti tembaga 122˚34̍ 28 ̎ BT
3̊ 57 ̍ 33 ̎ LS
Shorea laevis Bangkirai 122˚34̍ 33 ̎ BT
Tengkawang 3̊ 57 ̍ 27 ̎ LS
Shorea stenoptera tungkul 122˚34̍ 36 ̎ BT
3̊ 57 ̍ 33 ̎ LS
Shorea assamica Dyer Meranti putih 122˚34̍ 38 ̎ BT
PEMBAHASAN
Data kondisi lingkungan yang diperoleh di kawasan hutan Air Terjun Lasolo Kota
Kendari menunjukkan bahwa intensitas cahaya pada lokasi penelitian yang terukur berkisar
antara 1120-1240 lux dan kelembaban udara berkisar antar 70-75%. Hal ini disebabkan
kanopi pohon yang begitu lebat sehingga dapat menahan cahaya matahari yang akan masuk di
kawasan hutan. Selain itu, kelembaban pada kawasan hutan dipengaruhi oleh kondisi vegetasi
hutan yang rapat sehingga dapat mengurangi cahaya untuk masuk di kawasan hutan. Hal ini
sejalan dengan Pudjowati (2019: 88) yang menyatakan bahwa semakin rapat vegetasi pada
suatu kawasan, maka semakin sulit sinar matahari menembus permukaan tanah, sehingga
kelembaban pada suatu kawasan hutan meningkat.
Suhu pada kawasan hutan Air Terjun Lasolo yang terukur berkisar antara 22°C-24°C.
Hasil yang diperoleh dapat dipengarui oleh beberapa faktor seperti keberadaan air terjun,
lebatnya kanopi pohon dan jumlah CO₂ dan O₂ yang masuk dalam kawasan hutan. Lebatnya
kanopi pohon pada suatu vegetasi hutan dapat mengurangi intensitas cahaya matahari untuk
masuk dalam kawasan hutan. Selain itu, pada proses fotosintesis di dalam hutan terjadi
penyerapan jumlah CO₂ yang cukup besar dan akan menghasilkan O₂ yang cukup besar juga
sehingga suhu lingkungan di kawasan hutan tersebut menjadi lebih sejuk.
Ketinggian tempat adalah salah satu faktor utama persebaran spesies dari famili
Dipterocarpaceae. Pada kawasan hutan Air Terjun Lasolo data ketinggian tempat yang
diperoleh berkisar antara 126-267 m dpl dengan topografi datar, berbukit dan pegunungan.
Hasil ini sejalan dengan Purwaningsih (2004: 92) menyatakan bahwa penyebaran spesies dari
Dipterocarpaceae pada umumnya berada pada ketinggian 0-500 m dpl dan 500-1000 m dpl.
Pada ketinggian lebih dari 1500 m dpl spesies dari Dipterocarpaceae di Indonesia tidak
mampu tumbuh, semakin tinggi tempat tersebut semakin sedikit spesies yang ditemukan.
Damar adalah sebutan getah pohon untuk spesies dari famili Dipterocarpaceae.
Penyadapan getah yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk membuka saluran getah
agar dapat keluar. Penyadapan getah awalnya dilakukan dengan membuat luka pada pohon
membentuk persegi empat, yang memungkinkan getah akan keluar sedikit demi sedikit. Sifat
fisik getah yang ditemukan pada spesies dari famili Dipterocarpacea di kawasan hutan Air
Terjun Lasolo yaitu mudah lengket pada tangan, mudah berubah warna jika terlalu lama
disimpan, berwarna putih pada spesies Hopea gregaria V.Slooten, Hopea celebica Burck,
Shorea leprosula, Shorea laevis, berwarna putih kekuningan pada spesies Shorea
acuminatissima Sym, Shorea balangeran, Shorea stenoptera dan berwarna putih kecoklatan
pada spesies Shorea assamica Dyer.
Berdasarkan eksplorasi pada kawasan hutan Air Terjun Lasolo Kota Kendari, spesies
dari famili Dipterocarpaceae yang terdapat di lokasi penelitian ditemukan sebanyak 8 spesies
yang terdiri dari 2 genus yaitu genus Hopea dan genus Shorea. Genus Shorea terdiri dari 6
spesies, yaitu Shorea acuminatissima Sym, Shorea balangeran, Shorea leprosula, Shorea
laevis, Shorea stenoptera, dan Shorea assamica Dyer. Genus Hopea terdiri dari 2 spesies
yaitu: Hopea gregaria V.Slooten dan Hopea celebica Burck.
Spesies dari famili Dipterocarpaceae yang ditemukan di kawasan penelitian ini yaitu
spesies Shorea acuminatissima Sym dan Hopea gregaria V.Slooten yang berada pada kisaran
intensitas cahaya 1240 lux, suhu udara 24°C, kelembaban 70% dan ketinggian tempat 126 m
dpl. Spesies Hopea celebica Burck, Shorea balangeran, Shorea leprosula dan Shorea laevis
ditemukan pada kisaran intensitas cahaya 1220 lux, suhu udara 23°C, kelembaban 73% dan
ketinggian tempat 183 m dpl. Spesies Shorea stenoptera dan Shorea assamica Dyer
ditemukan pada kisaran intensitas cahaya 1120 lux, suhu udara 22°C, kelembaban 75% dan
ketinggian tempat 267 m dpl.
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah spesies dari famili
Dipterocarpaceae yang ditemukan di kawasan hutan Air Terjun Lasolo Kota Kendari
berjumlah 8 spesies. Hasil ini lebih sedikit dibandingkan dengan Randi, dkk (2014: 68) yang
menemukan sebanyak 12 spesies dari famili Dipterocarpaceae di kawasan hutan gambut
Taman Nasional Danau Sentarum Kapuas Hulu yang terdiri atas 5 genus yaitu genus
Cotylelobium (2 spesies), genus Dipterocarpus (1 spesies), genus Dryobalanops (1 spesies),
genus Shorea (6 spesies) dan genus Vatica (2 spesies). Atmoko, dkk (2011: 402) menemukan
sebanyak 31 spesies dari famili Dipterocarpaceae di kawasan Sumber Benih, Kalimantan
Tengah yang terdiri atas 5 genus yaitu genus Anisoptera (1 spesies), genus Dipterocarpus (2
spesies), genus Dryobalanops (1 spesies), genus Shorea (23 spesies), dan genus Vatica (3
spesies). Hasil ini juga lebih banyak dibandingkan dengan Butarbutar dan Soemarno (2013:
90) yang menemukan 1 spesies dari famili Dipterocarpaceae di Sulawesi Selatan yaitu
spesies Damadere (Hopea celebica) dan 1 spesies dari famili Dipterocarpaceae di Sulawesi
Utara yaitu spesies kayu meranti (Vatica celebica).
Dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya terlihat bahwa jumlah spesies dari
famili Dipterocarpaceae yang terdapat di hutan Sulawesi khususnya di kawasan hutan Air
Tejun Lasolo Kota Kendari memiliki jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan spesies dari
famili Dipterocarpaceae yang terdapat di hutan Kalimantan dan Sumatera. Hal ini sejalan
dengan Apannah dan Turnbull (1998: 6) yang menyatakan bahwa keanekaragaman spesies
dari famili Dipterocarpaceae ke arah timur akan semakin kecil. Kalimantan dan Sumatera
merupakan dua pulau besar yang memiliki persebaran kelompok spesies dari famili
Dipterocarpaceae cukup menonjol, baik dari populasi maupun jumlah jenisnya. Menurut
Purwaningsih (2004: 91) jumlah spesies dari famili Dipterocarpaceae di Pulau Kalimantan
berjumlah 200 spesies dan Sumatera 111 spesies.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian di kawasan hutan Air Terjun Lasolo Kota Kendari dapat
disimpulkan bahwa terdapat 8 spesies dari famili Dipterocarpaceae, 6 spesies dari genus
Shorea (Shorea acuminatissima Sym, Shorea balangeran, Shorea leprosula, Shorea laevis,
Shorea stenoptera, Shorea assamica Dyer) dan 2 spesies dari genus Hopea (Hopea gregaria
V.Slooten dan Hopea celebica Burck).
Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut terkait kualitas dan
manfaat getah atau biasa disebut damar dari spesies tumbuhan famili Dipterocarpaceae yang
ditemukan di kawasan hutan Air Terjun Lasolo Kota Kendari. Selain itu, perlu adanya
penelitian lanjutan pada lokasi yang berbeda untuk mengetahui lebih banyak tentang
keanekaragaman spesies dari famili Dipterocarpaceae khususnya di Sulawesi Tenggara.
DAFTAR PUSTAKA
Adriyanti, D. T., Soekotjo, Na'iem, M., & Rimbawanto, A. (2016). Pengelompokan Keruing
(Dipterocarpus spp.) di Indonesia Menurut Karakter Buah. Jurnal Ilmu
Kehutanan, 10(1), 33-45.
Albasri, Tuheteru, F. D., & Sanjaya, I. M. S. (2019). Analisis kerapatan dan penyebaran pooti
(Hopea gregaria V. Slooten) di sekitar sungai Lahundape Tahura Nipa-Nipa kota
Kendari. Jurnal Ecogreen, 5(1), 77-81.
Appanah, S, Turnbull, J, M. (1998). A Review of Taxonomy, Ecology and Silviculture.
Bogor: Center for International Forestry Research.
Atmoko, T. Z., Arifin, & Priyono. (2011). Struktur dan sebaran tegakan Dipterocarpaceae di
sumber benih Merapit, Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi
Alam, 8(4), 399-413.
Atun, S. (2009). Hopeafenol-O-glukosida, Senyawa Hasil Isolasi dari Kulit Batang
Anisoptera marginata (Dipterocarpaceae), Indo. J. Chem, 9(1), 151-157.
Butarbutar, R. R., & Soemarno. (2013). Pengaruh Aktivitas Wisatawan Terhadap
Keanekaragaman Tumbuhan Di Sulawesi. Journal of Indonesian tourism and
development studies, 1(2), 87-96.
Muhtadi. ( 2014). Ilmu Kimia Tumbuhan Keruing (Dipterocarpus) Famili
Dipterocarpaceae. Jogjakarta: Lingkar Media.
Pudjowati, U. R. (2019). Pengaruh Faktor-faktor Iklim Mikro pada Penurunan Suhu di Jalan
Tol. Prokons: Jurnal Teknik Sipil, 11(2), 87-92.
Purwaningsih. (2004). Ecological distribution of Dipterocarpaceae species in
Indonesia. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 5(2).
Randi, A., Manurung, T. F., & Siahaan, S. (2014). Identifikasi jenis-jenis pohon penyusun
vegetasi gambut taman nasional danau sentarum kabupaten kapuas hulu. Jurnal Hutan
Lestari, 2(1).
Saridan, A. (2012). Keragaman jenis dipterokarpa dan potensi pohon penghasil minyak
keruing di hutan dataran rendah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Jurnal
Penelitian Ekosistem Dipterokarpa, 6(2), 75-84.
Wahyudi, A., Harianto, S. P., & Darmawan, A. (2014). Keanekaragaman jenis pohon di hutan
pendidikan konservasi terpadu Tahura wan abdul rachman. Jurnal Sylva Lestari, 2(3),
1-10.

Zulkarnain, A., & Abidih, M., (2010). STUDI IDENTIFIKASI DAERAH BERPOTENSI
RAWAN BENCANA KEBAKARAN HUTAN PADA JAWASAN TAMAN
HUTAN RAYA (TAHURA) NIPA-NIPA. JURNAL GRIPLUS , 246-253.

Anda mungkin juga menyukai