Jawaban:
Ketua RW mengatakan puas dalam program penanggulan dan
pencegahan Diare dan DHF yang diadakan puskesmas
8. Bagaimana sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia dari
puskesmas untuk kelurahan Kudu?
Jawaban:
Dari hasil wawancara dengan ibu RT bahwa di kelurahan Kudu belum
ada mobil siaga dalam menangani masalah kesehatan.
9. Apakah pelaksanaan metode Pendidikan kesehatan penanggulan dan
pencegahan Diare dan DHF sudah terealisasikan? Apakah efektif?
Jawaban:
Untuk metode pencegahan diare masih kurang pemantauan orang tua,
sedangkan yang program DHF sebagian sudah terealisasikan yaitu
pemeriksaan jentik-jentik nyamuk setiap bulan sekali.
10. Bagaimana survey lans epidemiologi Diare dan DHF yang selama ini
berjalan?
Jawaban:
Dari pihak puskesmas sudah berjalan
11. Organisasi masyarakat apa yang ada di masyarakat, sebutkan jenis dan
anggota yang aktif?
Jawaban:
a. PKK
b. jumpa bulan
c. karang taruna
d. arisan
e. posyandu
f. yasinan
12. Apa bentuk kegiatan dari organisasi tersebut?
a. Kerja bakti
b. Jumpa bulan
13. Sumber dana/daya apa yang di miliki organisasi tersebut?
a. Iuran
b. Dana kas
14. Bagaimana keterlibatan dalam penanggulangan masalah kesehatan
atau kegiatan posyandu yang ada?
Jawaban:
Penasihat per RT untuk bersih-bersih dalam penanggulangan masalah
kesehatan
15. Apa masalah yang di rasakan organisasi dalam melaksanakan
kegiatan?
Jawaban:
Ada truck yang lewat dengan muatan yang lebih di jalan paving
16. Apa yang di harapkan oleh organisasi untuk menunjang kesehatan?
Jawaban:
Balita bisa mengikuti kegiatan yang ada imunisasi
17. Satu RT ada berapa KK?
Jawaban:
a. RT 1 : 53 KK
b. RT 2 : 82 KK
c. RT 3 : 52 KK
d. RT 4 : 56 KK
18. Satu KK ada berapa balita dan anak-anak?
Jawaban:
RW 01 : 109 anak dan balita
19. Masalah penyakit yang di derita?
Jawaban:
Terdapat masalah penyakit yang terbanyak yaitu diare, DHF memang
sudah jarang namun harus tetap dipertahankan
20. Observasi lingkungan sekitar?
Jawaban:
Di sekitar rumah warga masih banyak yang lingkunganya masih
terdapat banyak sampah yang di buang sembarangan .
Wawancara RT
1. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam mendukung pelaksanaan
program penanganan dan penanggulangan penyakit Diare dan DHF?
Bagaimana bentuk keterlibatnya?
Jawaban:
Masyarakat terlihat masih kurang terlibat dalam mendukung
pelaksanaan penanganan dan penanggulangan penyakit Diare, karena
masih banyak anak yang jajan diluar rumah tanpa cuci tangan terlebih
dahulu. Untuk penyakit DHF masih terdapat beberapa rumah yang
positif jentik-jentik di bak mandi.
2. Prevalensi atau angka kejadian Diare dan DHF 6 bulan terakhir?
Jawaban:
Angka prevalensi kejadian Diare dalam 6 bulan terakhir di RW 1
sekitar 25%.
3. Program yang dilakukan kelurahan untuk menangani kejadian DHF
dan Diare? Jawaban:
Setiap satu bulan sekali kelurahan melakukan kegiatan pemeriksaan
jentikjentik nyamuk setiap rumah ke semua RT secara bergantian.
Untuk yang Diare setiap bulan sekali diadakan Posyandu.
4. Apa kendala dan hambatan dalam melaksanakan program tersebut?
Jawaban:
Dalam kegiatan posyandu masih banyak ibu yang kurang
berpartisipasi
5. Apa target dan pencapaian yang ingin dicapai dari program
penanganan Diare dan DHF?
Jawaban:
Targetnya masyarakat semakin memahami pentingnya cuci tangan dan
menguras bak mandi seminggu sampai 2 minggu sekali untuk
pencegahan diare dan DHF
6. Penanggung jawab pelaksanaan pencegahan atau penanggulangan
program?
Jawaban:
Tanggung jawabnya dari pihak puskesmas namun tanggung jawabnya
dari kader
Wawancara FKK
Pertanyaan Diare:
1. Berapa jumlah sumber saya manusia dalam pelaksanaan program
penyakit Diare?
Jawaban :
Sumber daya yang hadir dan terlibat dalam pelaksanaan program diare
terdiri dari ketua posyandu, Ibu RW, dan 4 kader disetiap RT
2. Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia
dalam melaksanakan program penyakit Diare?
Jawaban:
Adanya pelatihan untuk para kader FKK dan PKK yang diadakan oleh
Puskesmas Bangetayu
3. Apa saja programnya?
Jawaban:
Programnya yang pernah dilakukan itu seperti survei ke tempat dan
rumah yang memiliki masalah kesehatan tersebut, pemantauan dan
melakukan pendidikan kesehatan untuk masyarakat
4. Apa yang telah dicanangkan untuk penyakit Diare?
Jawaban:
Rencana jika terjadi kasus diare kembali akan melakukan penyuluhan
yang lebih menyeluruh untuk para ibu khususnya
5. Kapan dan dimana pelaksanaan program penyakit Diare?
Jawaban:
Dilaksanakan ketika sudah ada kasus dan dilaksanakan di posyandu
atau balai desa
6. Apa sasaran dari program penyakit Diare?
Jawaban:
Sasarannya adalah masyarakat di Kudu khusus RW 1 dan ibu-ibu
7. Apa target yang ingin dicapai dari program penyakit Diare?
Jawaban:
Targetnya ibu dapat memahami apa yang harus dilakukan dan angka
diare semakin menurun
8. Apa sarana yang dibutuhkan untuk melaksankan program penyakit
Diare?
Jawaban:
Sarana nya mungkin pelayanan kesehatan yang terdekat seperti klinik
bidan
9. Apakah sarana yang digunakan efektif untuk melaksanakan program
tersebut? Jawaban:
Tidak ada sarana pasti yang efektif namun sikap untuk memeriksakan
diri ke dokter kemungkinan itu yang lebih efektif
10. Apa program tersebut berjalan dengan baik dan efektif untuk
menurunkan angka kejadian diare?
Jawaban:
Penyuluhan cukup baik untuk mencegah masalah namun belum
berjalan dengan rutin karena penyuluhan hanya dilakukan jika
masalah sudah ada
11. Apa kendala dan hambatan dalam melaksanakan program tersebut?
Jawaban:
Petugas yang dulu itu kurang disiplin, jadi itu mungkin menjadi
hambatan pelaksanaan program, namun petugas bidan sekarang lebih
aktif.
Petanyaan DBD
1. Berapa jumlah sumber daya manusia dalam pelaksanaan program
pemberantasan penyakit DBD?
Jawaban:
Terdapat 17 SDM yang mengikuti pelaksanaan program
pemberantasan penyakit DBD
2. Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia
dalam melaksanakan program pemberantasan penyakit DBD?
Jawaban:
Sumber daya manusia dapat mengidentifikasi jentik-jentik yang
berada dalam bak mandi
3. Apa saja program yang telah direncanakan untuk pemberantasan
penyakit DBD?
Jawaban:
Program yang direncanakan yaitu 3M berati Menguras, Menutup dan
mengubur. Tiap keluarga dihimbau untuk rajin menguras bak mandi
dan mengeringkan tempat-tempat penampungan air agar nyamuk tidak
bisa bertelur pada tempat-tempat yang ada genangan air dan terhindar
dari demam berdarah.
4. Kapan dan dimana pelaksanaan program pemberantasan penyakit
DBD?
Jawaban:
Dilaksakan setiap satu bulan sekali pada minggu ke 2, dilaksanakan di
masing- masing rumah warga.
5. Apa sasaran dari program pemberantasan penyakit DBD?
Jawaban:
SDM RW 01 Kudu
6. Apa target yang ingin dicapai dari program pemberantasan penyakit
DBD?
Jawaban:
Agar tidak terdapat lagi jentik-jentik dalam bak/ember karena DBD
merupakan salah satu penyakit yang dapat memicu terjadinya kejadian
luar biasa (KLB) bahkan wabah dan menyebabkan kematian.
Wawancara Puskesmas
1. Prevalensi atau angka kejadian Diare dan DHF 6 bulan terakhir?
Jawaban:
b. Hasil dari data terdapat Angka prevalensi kejadian Diare dalam 6
bulan terakhir di RW 1 sekitar 25%.
c. Data yang didapatkan dari pihak puskesmas mbangetayu yaitu diare
13 dan dhf 1 selama 6 bulan terakhir
2. Program puskesmas mengenai kejadian DHF dan Diare?
Jawaban:
Setiap satu bulan sekali pihak puskesmas melakukan kegiatan
pemeriksaan jentik-jentik nyamuk setiap rumah ke semua warga secara
bergantian. Untuk yang Diare setiap bulan sekali diadakan Posyandu.
3. Apa kendala dan hambatan dalam melaksanakan program tersebut?
Jawaban:
Masih ada beberapa warga yang kurang kooperatif setiap diadakan
kegiatan pencegahan dan penanggulangan Diare dan DHF
4. Apa target dan pencapaian yang ingin dicapai dari program
penanganan Diare dan DHF?
Jawaban:
Target yang ingin dicapai dari penanganan Diare dan DHF
menurunnya penderita Diare dan DHF
5. Penanggung jawab pelaksanaan pencegahan atau penanggulangan
program?
Jawaban:
Untuk Diare Bapak Amin/Ibu Ammah sedangkan DHF yaitu Ibu
Ifa/Ibu Atin
6. Bagaimana proses pengobatan Diare dan DHF yang dilakukan di
puskesmas? Jawaban:
Penderita akan dirujuk ke pelayanan kesehatan seperti dari bidan ke
puskesmas, lalu jika penderita semakin parah, pihak puskesmas akan
melakukan pemantauan pada rumahnya, mengkaji kondisi lingkungan,
tetangganya, lalu dilakukan analisis sehingga dapat ditemukan titik
permasalahan dan dapat ditangani sesuai maslaah yang ada.