Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULAN CARDIAC ARREST

STASE GADAR

RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

DISUSUN OLEH

Yayuk Fitriyah

20902100178

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2022
Cardiac Arrest ( henti PENGERTIAN
jantung)
penghentian aktifitas pompa jantung efektif yang
mengakibatkan penghentian sirkulasi. Terdapat hanya
dua tipe henti jantung, yaitu cardiac standstill (asistol)
dan fibrilasi ventrikel plus format lain dari kontraksi
ventrikel tak efektif, seperti flutter ventrikel, dan yang
ETIOLOGI jarang terjadi takikardia ventrikel

 Penyakit arteri koroner


 Serangan jantung PATOFISIOLOGI
 Kardiomiopati
 Penyakit jantung bawaan terjadinya gangguan kelistrikan jantung yang
 Penyakit katup jantung menyebabkan denyut jantung tidak beraturan
 Penyakit jantung iskemik (aritmia) dan selanjutnya akan menyebabkan
 Penyakit keturunan
gangguan pompa jantung, sehingga jantung tidak
dapat memompa darah ke otak, paru-paru dan organ
tubuh lainnya. Akibatnya, organ-organ tersebut akan
mulai berhenti berfungsi. Hipoksia serebral akan
menyebabkan pasien kehilangan kesadaran dan
MANIFESTASI KLINIS berhenti bernapas secara normal. Kerusakan otak
 Ketiadaan respon; pasien tidak mungkin terjadi jika henti jantung tidak ditangani
berespon terhadap rangsangan suara, dalam 4 menit dan selanjutnya akan terjadi kematian
tepukan di pundak ataupun cubitan. dalam 10 menit.
 Ketiadaan pernafasan normal; tidak
terdapat pernafasan normal ketika jalan
pernafasan dibuka.
 Tidak teraba denyut nadi di arteri besar
(karotis, femoralis, radialis).

Klasifikasi
KOMPLIKASI
 ventrikel fibrilasi (VF),
 Kerusakan otak  ventrikel takikardi (VT),
 Kematian  pulseless electric activity (PEA),
  asystole
ng
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
1. Elektrokardiogram
 Cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau
(EKG) resusitasi jantung paru merupakan salah satu
2. Ekokardiogram tindakan yang diambil untuk situasi darurat.
3. Tes multiple gated  Defibrilasi Prosedur ini menggunakan setrum
acquisition (MUGA listrik yang dialirkan menuju jantung.
4. MRI jantung  Implantable cardioverter-defibrillator (ICD)
alat yang ditempatkan pada tulang selangka
5. Kateterisasi jantung
sebelah kiri yang satu atau lebih kabelnya
atau angiogram mengalir melalui pembuluh darah jantung.
6. Tes darah Gunanya adalah untuk memonitori sekaligus
mengirimkan kejutan energi rendah jika ada
perubahan pada irama jantung.
 Angioplasti koroner prosedur untuk membuka
arteri koroner yang tersumbat agar aliran darah
kembali lancar. Dokter akan menggunakan
kateter berujung balon ke pembuluh darah dan
mungkin menempatkan stent (ring jantung)
Diagnosa keperawatan :
 medikamentosa
1. .Penurunan curah jantung b.d Obat yang direkomendasikan untuk yang
perubahan preload / perubahan mengalami henti jantung hampir sama dengan
afterload / perubahan obat aritmia, seperti beta blocker (penekan
kontraktilitas kolesterol) dan angiotensin-converting enzyme
2. Gangguan pertukaran gas b.d (ACE) inhibitors, dan calcium channel blockers.
perubahan membran alveolus-
kapiler
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d
penurunan aliran arteri
dan/atau vena

4. DAFTAR PUSTAKA
Yow AG, Rajasurya V, Sharma S. Sudden
Cardiac Death. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2020. Available from:
 Chen S, Wu L, Xiong Y. Atropine or adrenaline plus atropine
may constitute appropriate treatment for cardiac arrest caused
by intramyometrial injection of vasopressin. Minerva
Anestesiol. 2019;85(12):1369-1370.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. DPP PPNI.Jakarta Selatan.
KRITERIA HASIL KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN
DX 1: (Pemantauan Respirasi I.01014)
1. Gangguan pertukaran gas b.d  Monitor frekuensi irama, kedalaman
perubahan membran alveolus-kapiler dan upaya nafas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Monitor pola nafas
keperawatan diharapkan pertukaran gas  Monitor kemampuan batuk efektif
meningkat. Kriterian hasil :  Monitor nilai AGD
(Pertukaran gas L.01003)  Monitor saturasi oksigen
1.Dipsnea menurun  Auskultasi bunyi nafas
2.bunyi nafas tambahan menurun  Dokumentasikan hasil pemantauan
3.pola nafas membaik  Jelaskan tujuan dan prosedur
4. PCO2 dan O2 membaik pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
 Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktifitas dan/atau tidur
DX 2 : (Perawatan jantung I.02075)
Penurunan curah jantung b.d perubahan  Identifikasi tanda/gejala primer
preload / perubahan afterload / perubahan  penurunan curah jantung
kontraktilitas  Identifikasi tanda/gejala sekunder
Tujuan : setelah dilakukan tindakan  penurunan curah jantung
keperawatan diharapkan curah jantung  Monitor intake dan output cairan
meningkat. Kriteria hasil :  Monitor keluhan nyeri dada
(curah jantung L.02008)  Berikan terapi terapi relaksasi untuk
1.Tanda vital dalam rentang normal  mengurangi strees, jika perlu
2.Kekuatan nadi perifer meningkat  Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
3. Tidak ada edema  toleransi
 Anjurkan berakitifitas fisik secara
 bertahap
 Kolaborasi pemberian antiaritmia,
 jika perlu
DX 3: (Perawatan sirkulasi I.02079)
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d  Periksa sirkulasi perifer(mis:nadi
penurunan aliran arteri dan/atau vena  perifer,edema,pengisian kapiler,
 warna,suhu)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan  Identifikasi faktor resiko gangguan
keperawatan diharapkan perfusi perifer  sirkulasi
meningkat. Kriteria hasil :  Lakukan hidrasi
perfusi perifer (L.02011)  Anjurkan menggunakan obat penurun
1.Nadi perifer teraba kuat  tekanan darah, antikoagulan, dan
2. Akral teraba hangat  penurun kolestrol, jika perlu
3.Warna kulit tidak pucat  Anjurkan minum obat pengontrol
 tekanan darah secara teratur
 Informasikan tanda dan gejala darurat
 yanng harus dilaporkan
PATHWAYS

Anda mungkin juga menyukai