PKN Xii 1920 (Fin) PDF
PKN Xii 1920 (Fin) PDF
2. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang mempunyai wewenang untuk menjalnakan undang-undang dan
penyelenggaraan pemerintahan negara. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden, sebagaimana yang
telah tercantum dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berbunyi:
“Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.”
3. Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan legislatif adalah sebuah kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Kekuasaan legislatif
dipegang oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), sebagaimana yang telah tercantum dalam Pasal 20 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi:
“Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.”
4. Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan yang digunakan untuk menyelenggarakan peradilan untuk
menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan yudikatif disebut sebagai kekuasaan kehakiman. Yang
memegang kekuasaan yudikatif adalah Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, sebagaimana yang
telah tercantum dalam Pasal 24 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
berbunyi:
“Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah mahkamah Konstitusi.”
5. Kekuasaan Eksaminatif/ Inspektif
Kekuasaan eksaminatif atau inspektif adalahkekuasaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pemeriksaan atas suatu bentuk pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Kekuasaan
eksaminatif dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana yang telah tercantum dalam Pasal 23
E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi:
“Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksaan Keuangan yang bebas dan mandiri.”
6. Kekuasaan Moneter
Kekuasaan moneter adalah kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan suatu bentuk kebijakan
moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kekuasaan moneter dijalankan oleh Bank Indonesia yang merupakan bank sentral di Indonesia sebagaimana
yang telah tercantum dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi:
“Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan
indepedensinya diatur dalam undang-undang.”
*Pembagian kekuasaan secara horizontal di tingkatan pemerintahan daerah itu sendiri berlangsung
antara lembaga-lembaga daerah yang memiliki derajat sama, yakni antara Pemerintah Daerah (Kepala
Daerah atau Wakil Kepala Daerah) dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sedangkan untuk
tingkat provinsi, pembagian kekuasaan berlangsung antara Pemerintah Provinsi (Gubernur dan Wakil
Gubernur) dengan DPRD Provinsi. Kemudian untuk tingkat kabupaten (Kota), pembagian kekuasaan
berlangsung antara Pemerintah Kabupaten atau Kota (Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil
Walikota) dengan DPRD Kabupaten (Kota).
3. Melalui studi kasus, peserta didik mampu menganalisis tiga macam wilayah laut Indonesia
Perbedaan Zona Laut Teritorial, Zona Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif
★ Zona Laut Teritorial :
Batas laut yang ditarik dari garis dasar dengan jarak 12 mil ke arah laut, ujung-ujung terluar pulau yang ada
di Indonesia.
★ Zona Landas Kontinen :
Diukur mulai dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak yang paling jauh ialah 200 mil.
★ Zona Ekonomi Eksklusif :
Wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau terluarnya.
6. Peserta didik mampu memahami lembaga-lembaga negara Republik Indonesia menurut UUD NRI Tahun
1945 beserta bagian-bagiannya
Menurut UUD 1945, penyelenggaraan pemerintahan melalui lembaga-lembaga negara dibedakan menjadi 5
kelompok, yaitu:
● Lembaga legislatif
● Lembaga eksekutif
● Lembaga yudikatif
● Lembaga eksaminatif
● Lembaga negara independen
● Lembaga yudikatif
Lembaga yudikatif adalah lembaga pemegang kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
❖ Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah Agung adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman. Kedudukan MA
sebagai pemegang kekuasaan kehakiman ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 24 dan pasal
24A serta UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Dalam menyelenggarakan
kekuasaan kehakiman, Mahkamah Agung membawahi beberapa peradilan di Indonesia,
yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha negara.
❖ Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi secara khusus diatur dalam UUD 1945 Pasal 24C, UU No. 24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi dan UU No. 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UU
No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
❖ Komisi Yudisial (KY)
Komisi Yudisial adalah lembaga negara baru pasca amandemen UUD 1945. Komisi Yudisial
diatur secara khusus dalam pasal 24B UUD 1945. Komisi Yudisial bersifat mandiri yang
berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain
dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku
hakim.
● Lembaga eksaminatif
Lembaga eksaminatif adalah lembaga atau badan yang bertugas memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
❖ Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
BPK adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki
wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
● Lembaga negara independen
Lembaga negara independen dibentuk dengan dasar hukum yang berbeda-beda, melalui konstitusi,
undang-undang maupun keputusan presiden. Lembaga negara independen dibentuk dengan tujuan
menciptakan pemerintahan yang bersih, memiliki kredibilitas tinggi dan bebas dari kepentingan
politik tertentu.
❏ Komisi Yudisial (KY)
❏ Bank Indonesia (BI)
❏ Komisi Pemilihan Umum (KPU)
❏ TNI dan Polri
❏ Kejaksaan Agung
❏ Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
❏ Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
7. Peserta didik menganalisis bidang urusan yang menjadi urusan pemerintah pusat
1. Politik Mancanegara
Politik mancanegara atau luar negeri ini menyangkut pengangkatan pejabat diplomatik dan
penunjukan warga Negara untuk menjabat dalam kancah lembaga internasional, menetapkan kebijakan
dalam cangkupan luar negeri, adanya hubungan dan perjanjian dengan Negara lain serta menetapkan
kebijakan – kebijakan yang terkait mancanegara.
2. Pertahanan
Kewenangan pemerintah pusat dalam hal pertahanan Negara yakni melakukan upaya pendirian
angkatan bersenjata, menetapkan kondisi wilayah Negara dalam keadaan tidak aman, menetapkan
kebijakan untuk wamil (wajib militer) serta pelaksanaan upaya bela Negara.
3. Keamanan
Kewenangan pemerintah pusat dalam hal keamanan dapat kita lihat dari adanya pendirian dan
pembentukan badan kepolisian Negara, dan penindaklanjutan golongan atau organisasi yang mengancam
keamanan Negara.
4. Moneter dan Fiskal
Kewenangan pemerintah pusat dalam mencetak dan membuat keputusan peredaran mata uang,
adanya penetapan kebijakan moneter serta menjaga kendali peredaran mata uang Negara.
5. Yustisi
Salah satu kewenangan pemerintah pusat menyangkut yustisi dapat dilihat dari berdirinya sebuah
lembaga peradilan, adanya penetapan kebijakan yang menyangkut imigrasi, pemberian grasi,amnesti,abolisi,
serta merancang undang – undang dan peraturan kenegaraan dalam cangkupan nasional
6. Agama
Salah satu kewenangan pemerintah pusat yang tidak diberikan kepada pemerintah daerah yang
menyangkut agama antara lain : Menetapkan hari libur nasional menyangkut hari besar keagamaan tertentu
dalam cangkupan nasional. Menetapkan adanya suatu ajaran agama pada Negara Menetapkan semua
kebijakan yang menyangkut keagamaan dalam tatanan negara.
2. Ancaman Non-Militer
Ancaman non-militer yang terjadi salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi
yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa.
Ancaman non-militer memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak
bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer. Ancaman non-militer ini
berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi, serta keselamatan umum.
10. Peserta didik memahami konsep pengertian, hakikat, dan Asas Wawasan Nusantara
Secara Etimologis, Pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang terhadap kesatuan
kepulauan yang terletak antara 2benua yaitu asia australia dan 2samudra yaitu samudra hindia&pasifik.
Pada hakikatnya, masyarakat Indonesia secara keseluruhan adalah tulang punggung keberagaman
sekaligus kesatuan bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh karenanya masyarakat dihimbau untuk memiliki
pengetahuan tentang bangsanya dan memandang kesatuan serta keragaman sebagai substansi kehidupan
berbangsa. Masyarakat di sini juga termasuk aparatur negara yang punya wewenang menyelenggarakan
pemerintahan. Dengan demikian, cara berpikir, sikap, dan tindakan masyarakat Indonesia secara
keseluruhan hrs berorientasi pd kepentingan bangsa &negara (keutuhan dan kesatuan wilayah nasional).
Asas wawasan nusantara :
1. Kepentingan yang sama, yaitu satu visi, satu orientasi. Pada masa penjajahan, kepentingan rakyat
indonesia adalah mewujudkan Indonesia yang merdeka. Sekarang, kepentingannya juga harus
disepakati bersama, mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
2. Keadilan, yaitu distribusi hasil kerja keras yang proporsional. Di sini termasuk distribusi dan
redistribusi kekayaan negara yang dibagikan seadil-adilnya untuk kemakmuran rakyat.
3. Kejujuran, yaitu kesesuaian antara kata-kata dan tindakan. Rakyat kecil tidak menipu rakyat kecil
lainnya. Pemerintah tidak menipu rakyatnya.
4. Solidaritas, yaitu bersimpati dan berempati dalam rangka menjaga kesatuan dan persatuan nasional.
Pada level yang tinggi, wujud solidaritas diekspresikan dengan cara rela berkorban demi bela negara.
5. Kerjasama, yaitu bekerja bersama secara strategis demi mencapai tujuan nasional. Kerjasama
melibatkan semua golongan, meleburkan kelompok minoritas dan mayoritas.
6. Kesetiaan, yaitu loyalitas pada kesepakatan-kesepakatan nasional yang dibuat sejak bangsa
Indonesia berdiri. Kesetiaan juga bisa diartikan sebagai loyalitas terhadap nilai-nilai ideologi
pancasila sebagai dasar negara.
13. Peserta didik menganalisis ciri-ciri negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi
● Kebebasan Individu
● Jaminan Terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
● Kebebasan Pers.
● Kebebasan Mengenyam Pendidikan.
● Berkonsep Hukum Secara Nyata.
● Pemerintahan Secara Nyata Berada di Tangan Rakyat.
● Berlakukan Pemilihan Umum.
● Mayoritas Suara Terbanyak Jadi Keputusan.
● Kebebasan Berorganisasi dan Berkoloni.
○ kerjasama regional :
■ Association of South East Asia Nations (ASEAN) adalah kerja sama ekonomi antara negara-
negara di kawasan Asia Tenggara yang berdiri pada 8 Agustus 1967.
■ Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah kerja sama ekonomi antara 21 di kawasan
Asia Pasifik yang berdiri pada 1989.
■ ASEAN Regional Forum (ARF) adalah forum yang dibentuk ASEAN pada 1994 sebagai
wahana untuk dialog dan konsultasi mengenai hal-hal terkait politik dan keamanan di
kawasan, membahas dan menyamakan pandangan untuk memperkecil ancaman terhadap
stabilitas dan keamanan kawasan.
○ kerjasama multilateral :
■ United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
■ International Monetary Fund (IMF) bertujuan memajukan kerja sama moneter internasional.
■ World Trade Organization (WTO) adalah organisasi perdagangan dunia yang betujuan
memajukan perdagangan internasional dengan membatasi peraturan yang menghambat
kelancaran pertukaran barang-barang internasional dan meningkatkan volume perdagangan
dunia dengan cara meliberalisasikan perdagangan internasional.
■ International Labour Organization (ILO) adalah organisasi buruh sedunia dengan tujuan
menciptakan perdamaian melalui keadilan sosial, perbaikan nasib buruh, stabilitas ekonomi,
sosial dan menyusun hukum perburuhan.
■ Food and Agricultural Organization (FAO) adalah organisasi pangan dan pertanian dengan
tujuan memajukan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pengairan, sistem
berocok tanam dan lain-lain.
■ ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah organisasi perdagangan bebas ASEAN dengan maksud
mengantisipasi dalam menghadapi era perdagangan bebas dunia.
19. Peserta didik menganalisis menganalisis tataran lingkup hubungan internasional Indonesia melalui
organisasi internasional
1. PBB
Indonesia masuk menjadi anggota PBB pada 28 Septembe 1950 sebagai anggota ke-60.
Sebagai anggota PBB, Indonesia aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.
Pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebagai perwujudan protes
atas duduknya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Pada saat itu di bawah
pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia memutuskan hubungan diplomatic dengan Malaysia.
Selama menjadi anggota PBB, Indonesia mendapatkan berbagai keuntungan yaitu
mendapat bantuan dalam menyelesaikan masalah Irian Barat atau Papua dan Indonesia juga dapat
bekerja sama dengan banyak negara. Namun, setelah Indonesia keluar dari anggota PBB dan
mengadakan konfrontasi dengan Malaysia, semakin lama Indonesia dikucilkan dari percaturan
Internasional.
Setelah pemerintahan Reoublik Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto, Indonesia
kembali menjadi bagian dari organisasi dunia yaitu masuk kembali menjadi anggota PBB. Di samping
itu, Indonesia juga menjalin kembali hubungan dengan Malaysia.
Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB disambut baik oleh anggota PBB yang lain. Hal
ini terbukti dengan dipilihnya Adam Malik sebagai ketua Sidang Umum PBB.
Peran Indonesia dalam PBB
● Mengirimkan pasukan perdamaian dunia yang diberi nama Pasukan Garuda
● Menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
● Ditunjuk sebagai ketua Sidang Umum PBB, yaitu Adam Malik
● Turut aktif dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia sebagai salah satu tujuan PBB
melalui inisiatif. Inisiatif Indonesia untuk menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting (JIM)
dalam rangka menyelesaikan pertikaian di Kamboja.
2. ASEAN
● Sebagai salah satu penggagas berdirinya ASEAN
Bersama 4 negara lain (Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapore). Pendirian ASEAN
ditandai dengan penandatangan Deklarasi Bangkok di Thailand. Indonesia diwakili oleh
Menteri Luar Negeri Adam Malik.
● Tuan rumah penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pertama
Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN pertama di Bali 23-24 Februari 1976. KTT ASEAN I
menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
1) Deklarasi ASEAN Bali Concord I, berisi berbagai program yang akan menjadi
kerangka kerja sama Asean meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya
2) Disepakatinya prinsip2 dasar perjanjian persahabatan dan kerja sama antarnegara
di Kawasan Asia Tenggara.
● Tempat berdirinya Gedung Sekretariat ASEAN
Untuk melengkapi sarana kerja ASEAN, dibentuklah sebuah secretariat ASEAN. Kedudukan
secretariat ASEAN ditetapkan di Jakarta. Dalam hal ini Indonesia telah dipercaya oleh
anggota yang lain sebagai tempat yang strategis. Sekretariat ASEAN dipimpin oleh seorang
sekretaris jenderal yang diangkat bergilir dalam siding Menteri ASEAN setiap dua tahun
sekali.
● Pemrakarsa dibentuknya komunitas Asia Tenggara
Pada saat KTT ASEAN kesembilan yang dilaksanakan di bali 7-8 Oktober 2003, Indonesia
memprakarsai terbentuknya komunitas Asia Tenggara. Dalam KTT ini dihasilkan Deklarasi
Bali Concord II yang menetapkan bahwa ASEAN didasarkan pada 3 pilar sebagai berikut:
1) ASEAN Economic Community (AEC)
2) ASEAN Security Community (ASC)
3) ASEAN Social Culture Community (ASCC)
● Berperan dalam bidang olahraga
Peran aktif Indonesia dalam bidang olahraga di Asia Tenggara ditunjukkan dalam
penyelenggaraan SEA games. SEA games diadakan setiap dua tahun sekali. Tempat
penyelenggaraannya bergantian di antara negara-negara ASEAN. Indonesia menjadi tuan
rumah SEA Games ke 10 pada 1979.
● Berperan dalam menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting
Indonesia mengusulkan diadakannya pertemuan informal di Jakarta untuk menyelesaikan
pertikaian di Kamboja lewat Jakarta Indormal Meeting (JIM). Hal ini merupakan langkah
awal pertemuan perdamaian untuk menyelesaikan pertikaian di Kamboja.
3. Gerakan Nonblok
Gerakan non blok mempunyai 3 prinsip sebagai berikut:
a) Tidak mengikatkan diri pada blok dunia atau pakta militer
b) Mengutamakan penyelesaian secara damai berbagai ketegangan yang diakibatkan oleh
pertentangan antarblok dunia.
c) Menghapuskan penjajahan agar semua bangsa hidup berdampingan dengan damai dan
saling menghargai kemerdekaan serta kebebasan masing-masing.
Peran Indonesia dalam Gerakan Nonblok
a) Sebagai pemrakarsa berdirinya Gerakan Nonblok, yaitu Presiden Soekarno
b) Turut serta memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian dunia.
c) Memperjuangkan hak asasi manusia dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas
keadilan.
d) Indonesia pernah menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan KTT Gerakan Nonblok, yaitu
KTT X yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 1-6 September 1992.
20. Peserta didik menganalisis perilaku yang menunjukkan sikap menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Keluarga :
❖ Saling menghormati antar anggota ❖ Menghargai perbedaan pendapat
❖ Saling menyayangi antar anggota ❖ Menjaga nama baik keluarga
❖ Tidak memaksakan kehendak ❖ Musyawarah untuk mufakat
● Sekolah :
❖ Saling menolong dan saling berbagi ❖ Menaati peraturan sekolah
❖ Menghargai pendapat teman ❖ Mengutamakan kepentingan bersama
❖ Tidak membeda-bedakan teman ❖ Mengikuti kegiatan sekolah dengan
❖ Menghormati guru baik
❖ Belajar dengan tekun
● Masyarakat :
■ Sikap tolong menolong antar masy. ■ Bergotong royong
■ Saling menghormati ■ Musyawarah mufakat
■ Menghormati umat beragama ■ Tidak membedakan antar anggota masy.
■ Saling menghargai hak-hak ■ Kerja bakti bersama
21. Peserta didik menganalisis hubungan (keterkaitan) hak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan. keduanya memiliki
hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. seseorang mendapatkan haknya dikarenakan
dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya
22. Peserta didik memahami Hak dan Kewajiban Warga Negara dlm Nilai Instrumental Sila-Sila Pancasila (P)
23. & 24. Peserta didik memahami beberapa jenis hak dan kewajiban yang diatur dalam UUD NRI 1945*(P)
24. & 24. Peserta didik memahami beberapa jenis hak dan kewajiban yang diatur dalam UUD NRI 1945*(P)
Pasal 27 Ayat 1 Hak persamaan di depan hukum dan kewajiban menjalankan hukum
C (1) Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pendidikan, iptek.
(2) Hak untuk memperjuangkan hak secara kolektif
G (1) hak pelindungan diri, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda, Hak atas rasa aman dan
pelindungan dari ancaman ketakutan.
(2) Hak untuk bebas dari penyiksaan dan perendahan derajat martabat
H (1) hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat, Hak pelayanan kesehatan .
(2) Hak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna mencapai keadilan
(3) Hak atas jaminan sosial
(4) Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapapun.
I (1) hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (retroaktif)
(2) Hak bebas dari diskriminasi atas dasar apapun
(3) Hak atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional
Pasal 30 Hak dan kewajiban usaha pertahanan dan keamanan negara (SISHANKAMRATA)
26. Peserta didik menganalisis dasar penegasan negara hukum Indonesia dalam Undang-Undang Dasar NRI
Tahun 1945
UUD 1945 pasal 1 ayat (3), sebelum amandemen UUD 1945, yang berbunyi bahwa " Indonesia adalah
negara yang berdasar atas negara hukum". Sedangkan setelah dilakukannya amandemen UUD 1945 yaitu
"Negara Indonesia adalah negara hukum."
28. Peserta didik menganalisis Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian (P)
29. Peserta didik menganalisis Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian (P)
a. Polri
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. Selain itu, sebagai penyidik utama yang menangani setiap
kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan keamanan dalam negeri, Pasal 16 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia dengan
wewenang:
1. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;
2. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk
kepentingan penyidikan;
3. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;
4. menyuruh berhenti orang yg dicurigai & menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;
5. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
6. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
7. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara;
8. mengadakan penghentian penyidikan;
9. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
10. mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di
tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah
atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana;
11. memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta
menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut
umum; dan
12. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu tindakan
penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan syarat sebagai berikut:
a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan;
c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;
d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa;
e. menghormati hak asasi manusia.
b. Kejaksaan
kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan untuk melimpahkan perkara pidana ke
pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang- undang
dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang Pengadilan. Pelaku
pelanggaran pidana yang akan dituntut adalah yang benar – benar bersalah dan telah memenuhi
unsur- unsur tindak pidana yang disangkakan dengan didukung oleh barang bukti yang cukup dan
didukung oleh minimal 2 (dua) orang saksi. (UU RI no 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia) ada 3 bidang:
1. Pidana
a. melakukan penuntutan;
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat
d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undan;
e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
2. Perdata dan Tata Usaha Negara
Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan
untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
3. Ketertiban dan Ketenteraman umum
a. peningkatan kesadaran hukum masyarakat
b. pengamanan kebijakan penegakan hukum
c. pengawasan peredaran barang cetakan;
d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara
e. pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama
f. penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.
Untuk mengefektifkan perannya, lembaga kejaksaan di Indonesia memiliki tiga tingkatan, :
a. Kejaksaan Agung di tingkat pusat yang dipimpin oleh seorang Jaksa Agung.
b. Kejaksaan Tinggi di tingkat provinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Kejaksaan
Tinggi (Kajati).
c. Kejaksaan Negeri yang berada di tingkat kabupaten/kota yang dipimpin oleh
seorang Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari).
PENGARUH POSITIF :
○ aspek politik :
■ Pemerintahan lebih terbuka dan bebas (bebas yang bertanggung jawab)
■ demokrasi lebih mudah diselenggarakan
■ Dengan adanya keterbukaan dapat mencegah praktik kkn
■ dicapainya pemerintahan yang bersih dan berwibawa
■ Dengan adanya pemerintahan yang demokratis kualitas dan kuantitas partisipasi politik
rakyat dalam penentuan kebijakan publik oleh pemerintah meningkat
■ akan tercipta pemerintahan yang bersih, jujur, adil, dan aspiratif.
○ aspek ekonomi :
■ meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita.
■ Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri
■ Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi.
■ Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.
■ Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
■ Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
○ aspek sosial budaya :
■ lebih mudah memperoleh informasi dari belahan bumi lainnya
■ kita dapat belajar dari bangsa lain dan menerapkan nilai-nlai yang baik.
■ dapat mengetahui dan menggali ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang
telah maju untuk kemajuan dan kesejahteraan kita.
○ aspek hukum dan hankam
■ Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak asasi manusia.
■ Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundangundangan yang memihak
dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
■ Makin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim)
yang lebih profesional, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
■ Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas penjaga
keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara
34. Peserta Didik menganalisis Sikap Selektif Menanggapi Perkembangan IPTEK dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
Sebagai negara berkembang, Indonesia sulit untuk mengelak dari pengaruh atau Implikasi kemajuan iptek.
Akan tetapi, Indonesia sebagai bangsa yang besar harus mempunya sikap tegas terhadap kemajuan iptek ini.
Ada beberapa alernatif yang bisa diambii, yaitu:
1. Menolak dengan tegas semua pengaruh kemajuan iptek dalam semua aspek kehidupan
2. Tidak menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring dahulu
3. Bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut, mengaambil hal-hal positif dari kemajuan iptek dan
membuang hal-hal negatifnya.
Dari ketiga alternative tersebut, sikap terbaik yang dapat kita ambil adalah sikap selektif agar memperoleh
keuntungan dan kemajuan iptek serta terhindar dari dampak buruknya. Semua pengaruh kemajuan iptek
yang kita terima telah melalui proses penyaringan terlebih dahulu. Adapun alat penyaringnya adalah
Pancasila. Nilai-nilai Pancasila merupakan cerminan budaya bangsa yang dapat diterima oleh semua
kalangan sehingga dapat dijadikan benteng yang kukuh dalam menghadang pengaruh negatif dari kemajuan
iptek.
35. Peserta Didik menganalisis Sikap Selektif Menanggapi Perkembangan IPTEK dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
Politik
Ekonomi
Sosbud
36. Peserta didik menganalisis faktor penghambat persatuan dan kesatuan nasional
Faktor penghambat persatuan dan kesatuan nasional:
a) Masyarakat Indonesia yang beraneka ragam dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-
masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
b) Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan pulau yang dikelilingi oleh lautan luas.
c) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang merongrong keutuhan,
kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
d) Masih besarnya ketimpangan dan tidak meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
yang menimbulkan rasa tidak puas.
e) Adanya paham entosentrisme diantara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-
kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
f) Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa, akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun tidak langsung.
38. Peserta didik menganalisis prinsip kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Pembukaan UUD
1945
Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam alinea keempat
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu “…. dalam upaya membentuk suatu
Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia”. Pembentukan pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia itu bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Tujuan tersebut bisa dicapai hanyalah dengan adanya kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia, sehingga dalam alinea keempat ini secara tegas diproklamasikan, disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam satu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
berbentuk dalam satu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada Pancasila.”
39. Peserta didik menganalisis Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa
40. Peserta didik menganalisis Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa (sama seperti
no 44)
41. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara
Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan kesediaan berbakti pada negara dan berkorban
demi membela negara. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
○ Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling).
○ Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri.
○ Belajar dengan tekun pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau PPKn.
○ Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti Paskibra, PMR, dan Pramuka.
○ Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.
○ Pengabdian sebagai anggota TNI.
○ Pengabdian sesuai dengan profesi keahlian.
42. Peserta didik menjelaskan Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Hubungan
Internasional dan Organisasi Internasional
(Sama seperti no 19)
43. Peran masyarakat dalam Upaya Penegakan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
○ Taat pada peraturan
○ Menjunjung tinggi keadilan
○ Menjunjung tinggi toleransi
○ Melaporkan kepada pihak berwajib jika ada pelanggaran
○ Saling menghormati
○ Tidak berbuat semena-mena
1. Lambang Negara
Burung Garuda telah disahkan dalam UUD 1945 Pasal 36A dinyatakan sebagai lambang negara Indonesia.
Burung garuda dipilih sebagai lambang negara karena dikenal sebagai tunggangan Dewa Wisnu dalam
sejarah Nusantara. Burung garuda ini melambangkan bangsa yang besar dan kuat, yaitu bangsa Indonesia.
2. Semboyan Negara
Semboyan negara berfungsi sebagai pemersatu bangsa karena Indonesia memiliki wilayah yang luas dan
memiliki banyak perbedaan dari mulai agama, bahasa, suku, dan kebudayaan. Bhineka Tunggal Ika
merupakan semboyan negara Indonesia yang berarti memiliki perbedaan tetapi tetaplah satu kesatuan.
Bhineka Tunggal Ika ditetapkan sebagai semboyan negara dalam UUD 1945 pasal 36A. Semboyan negara ini
untuk menyatukan bangsa Indonesia dan meredam konflik yang mementingkan kepentingan pribadi atau
kelompok.
6. Konstitusi Negara
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar yang memiliki urutan tertinggi pada urutan
perundangan di Indonesia. UUD 1945 disusun setelah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. UUD 1945 adalah hukum dasar yang mengikat perbedaan yang dimiliki Indonesia
yaitu dari keberagaman suku, ras, bangsa, dan bahasa.
7. Ideologi Negara
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang kelima silanya tertulis dalam Pembukaan UUD 1945.
Pancasila disusun pada tanggal 1 Juni 1945 dan diresmikan pada tanggal 22 Juni 1945.
8. Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia dalam memandang diri dan
struktur geografisnya. Cara pandang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan mengutamakan dan
menghargai perbedaan untuk mencapai tujuan nasional.
9. Kebudayaan Negara
Beberapa kebudayaan daerah Indonesia telah diterima baik oleh masyarakat Indonesia sebagai kebudayaan
nasional bahkan telah diakui oleh dunia seperti batik, reog Ponorogo yang menyatukan Indonesia.
45. Peserta didik menganalisis Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa
Persatuan Indonesia telah terbentuk sejak zaman dahulu yaitu pada masa kerajaan-kerjaan yang
terdapat pada masing-masing daerah. Pada masa tersebut kerajaan nusantara memiliki sikap persatuan
guna untuk menciptakan kerajaan terkuatnya masing-masing. Dalam hal ini, satu kerjaan yang berhasil
menyatukan Indonesia adalah kerajaan majapahit. Kemudian Tak lama setelah itu Indonesia disatukan oleh
agama Islam setelah datangnya ajaran agama Islam. Ketika Belanda dan imperialisme datang menuju
Indonesia, kita mulai belajar untuk bersatu dalam skala yang lebih besar lagi hingga pada akhirnya kita
menuju kemerdekaan dengan melakukan persatuan di seluruh nusantara
Pembahasan
Makna yang berada diantara persatuan dan juga kesatuan adalah seperti :
● Melakukan penjalinan dari rasa akan kekeluargaan
● Melakukan penjalinan terhadap sebuah rasa kemanusiaan
● Sebuah rasa persatuan akan dapat terbentuk