Anda di halaman 1dari 26

pkn xii 1920 [fin]

1. Peserta didik mampu memahami macam-macam kekuasaan negara


Pembagian kekuasaan di indonesia dapat dilihat secara horizontal dan vertikal. Pembagian
kekuasaan secara vertikal sesuai Pasal 18 (1) UUD 1945: Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia berlangsung
antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah (pemerintahan provinsi dan pemerintahan
kabupaten/kota). Pada pemerintahan daerah berlangsung pula pembagian kekuasaan secara vertikal yang
ditentukan oleh pemerintahan pusat. Hubungan antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan
kabupaten/kota terjalin dengan koordinasi, pembinaan dan pengawasan oleh pemerintahan pusat dalam
bidang administrasi dan kewilayahan (asas desentralisasi.) Pasal 18(5) UUD 1945: “Pemerintah daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan pemerintah pusat”.

Menurut John Locke kekuasaan negara dibagi menjadi tiga, yaitu :


● Kekuasaan Legislatif, membuat undang-undang dalam satu negara (parlemen)
● Kekuasaan Eksekutif, melaksanakan undang-undang, mengawasi, dan mengadilinya jika terjadi
pelanggaran (kepala pemerintahan, kepala negara, dan lembaga peradilan)
● Kekuasaan Federatif, melaksanakan atau berhubungan dengan luar negeri (kedutaan dan atase
negara, kementerian luar negeri suatu negara)
Menurut Montesquieu (Trias Politica) adalah :
● Kekuasaan Legislatif, membuat dan membentuk undang-undang.
● Kekuasaan Eksekutif, menjalankan dan melaksanakan undang-undang.
● Kekuasaan Yudikatif, mengawasi dan mempertahankan undang-undang.

2. Peserta didik mampu menganalisis pembagian kekuasaan di Indonesia secara horisontal


1. Kekuasaan Konstitutif
Kekuasaan konstitutif adalah kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
Kekuasaan konstitutif dijalankan oleh MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat). Sebagaimana yang telah
ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi:
“Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.”

2. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang mempunyai wewenang untuk menjalnakan undang-undang dan
penyelenggaraan pemerintahan negara. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden, sebagaimana yang
telah tercantum dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berbunyi:
“Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.”

3. Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan legislatif adalah sebuah kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Kekuasaan legislatif
dipegang oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), sebagaimana yang telah tercantum dalam Pasal 20 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi:
“Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.”

4. Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan yang digunakan untuk menyelenggarakan peradilan untuk
menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan yudikatif disebut sebagai kekuasaan kehakiman. Yang
memegang kekuasaan yudikatif adalah Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, sebagaimana yang
telah tercantum dalam Pasal 24 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
berbunyi:
“Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah mahkamah Konstitusi.”
5. Kekuasaan Eksaminatif/ Inspektif
Kekuasaan eksaminatif atau inspektif adalahkekuasaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pemeriksaan atas suatu bentuk pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Kekuasaan
eksaminatif dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana yang telah tercantum dalam Pasal 23
E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi:
“Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksaan Keuangan yang bebas dan mandiri.”

6. Kekuasaan Moneter
Kekuasaan moneter adalah kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan suatu bentuk kebijakan
moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kekuasaan moneter dijalankan oleh Bank Indonesia yang merupakan bank sentral di Indonesia sebagaimana
yang telah tercantum dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi:
“Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan
indepedensinya diatur dalam undang-undang.”

*Pembagian kekuasaan secara horizontal di tingkatan pemerintahan daerah itu sendiri berlangsung
antara lembaga-lembaga daerah yang memiliki derajat sama, yakni antara Pemerintah Daerah (Kepala
Daerah atau Wakil Kepala Daerah) dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sedangkan untuk
tingkat provinsi, pembagian kekuasaan berlangsung antara Pemerintah Provinsi (Gubernur dan Wakil
Gubernur) dengan DPRD Provinsi. Kemudian untuk tingkat kabupaten (Kota), pembagian kekuasaan
berlangsung antara Pemerintah Kabupaten atau Kota (Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil
Walikota) dengan DPRD Kabupaten (Kota).

3. Melalui studi kasus, peserta didik mampu menganalisis tiga macam wilayah laut Indonesia

a. Zona Laut Teritorial


Batas laut teritorial merupakan garis khayal yang memiliki jarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah
laut lepas. Apabila ada sebanyak 2 negara atau bahkan lebih menguasai suatu lautan, sementara lebar
lautan tersebut kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial tersebut ditarik sama jauhnya dari garis tiap
atau masing-masing negara itu.
Laut yang terletak diantara garis dan garis batas teritorial (yang milik 2 negara) disebut dengan laut
teritorial. Sementara itu, laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut dengan nama laut internal
atau perairan dalam (laut nusantara). Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari
ujung pulau yang terluar.
Sebuah negara memiliki hak kedaulatan secara sepenuhnya, hingga batas dari laut teritorial, namun
tetap memiliki kewajiban dalam menyediakan alur pelayaran lintas damai, baik itu di atas ataupun di bawah
permukaan laut.Batas teritorial Indonesia sudah diumumkan, sejak Deklarasi Djuanda yang ada di tanggal 13
Desember 1957 silam.
b. Zona Landas Kontinen
Landas kontinen merupakan dasar laut yang secara geologis maupun morfologi yang menjadi
landasan dari suatu kontinen (benua). Kedalaman laut di sini kurang dari 150 meter. Indonesia sendiri
terletak di 2 landasan kontinen, yakni landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia. Adapun
untuk batas landas kontinen diukur dari garis dasar yang ada, yakni dengan paling jauh 200 mil laut. Apabila
ada 2 negara atau bahkan lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama
jauhnya dari garis dasar masing-masing negara.
Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia sendiri memiliki kewenangan dalam memanfaatkan
segala bentuk sumber daya alam (SDA) yang ada di dalamnya, dengan kewajiban dalam menyediakan jalur
pelayaran lintas damai. Pengumuman mengenai batas landas kontinen ini sendiri telah dikeluarkan oleh
Pemerintah Indonesia, tepat pada tanggal 17 Februari 1969.
Indonesia terletak diantara 2 landas kontinen, yakni Benua Asia dan Benua Australia. Untuk zona
ini, suatu negara memiliki kewenangannya masing-masing dalam memanfaatkan segala bentuk sumber
daya alam yang ada. Negara tersebut juga harus bisa menyediakan jalur pelayaran yang terjamin akan
segala keselamatan dan keamanannya.

c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Zona ekonomi eksklusif merupakan jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka, dengan
diukur dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia memperoleh kesempatan pertama
untuk memanfaatkan segala bentuk sumber daya laut yang ada.
Di dalam zona ekonomi eksklusif, diberikan kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel, serta
dengan pipa di bawah permukaan laut, yang tetap diakui sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Laut
Internasional, batas landas kontinen dan batas zona ekonomi eksklusif.
Apabila ada sebanyak 2 negara bertetangga yang saling tumpang tindih, maka bisa ditetapkan
adanya garis yang menghubungkan titik yang sama jauhnya dari garis dasar kedua negara yang menjadi
batasnya. Pengumuman mengenai zona ekonomi eksklusif Indonesia sudah dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia, tertanggal 21 Maret 1980. Di zona ini, Indonesia berhak untuk melakukan :
● Eksplorasi ● Konservasi
● Eksploitasi ● Pengelolaan sumber daya alam (SDA)
Eksplorasi adalah suatu penyelidikan mengenai sumber daya alam yang ada di suatu daerah.
Eksploitasi adalah pengusahaan atau suatu bentuk pendayagunaan sumber daya alam yang ada di suatu
daerah. Konservasi adalah upaya untuk pemeliharaan atau perlindungan sumber daya alam, sehingga tidak
mengalami suatu kerusakan.

Perbedaan Zona Laut Teritorial, Zona Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif
★ Zona Laut Teritorial :
Batas laut yang ditarik dari garis dasar dengan jarak 12 mil ke arah laut, ujung-ujung terluar pulau yang ada
di Indonesia.
★ Zona Landas Kontinen :
Diukur mulai dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak yang paling jauh ialah 200 mil.
★ Zona Ekonomi Eksklusif :
Wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau terluarnya.

4. Peserta didik mampu memahami syarat-syarat menjadi warga negara Indonesia


Syarat Permohonan Pewarganegaraan Indonesia:
Berdasarkan ketentuan Pasal 9 UU Kewarganegaraan, syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat
memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai berikut:
❖ Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;
❖ Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia
paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut;
❖ Sehat jasmani dan rohani;
❖ Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD NRI 1945;
❖ Tidak pernah dijatuhi pidana krn melakukan tindak pidana yg diancam dg pidana penjara 1 tahun /lebih;
❖ Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak mjd berkewarganegaraan ganda;
❖ Mempunyai pekerjaan dan berpenghasilan tetap;
❖ Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
5. Peserta didik mampu memahami konsep fungsi partai politik
a. Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Tugas Partai Politik:
- Sebagai penyalur berbagai macam pendapat dan aspirasi dari masyarakat yang nantinya akan ditampung
dan disatukan menjadi satu kesatuan guna menghasilkan tujuan yang sama. Proses tersebut dinamakan
interest aggregation atau penggabungan kepentingan.
- Sbg perantara penyebarluasan kebijakan-kebijakan yg berasal dr pemerintah kpd warga negaranya. Dlm hal
ini partai politik bertindak sbg pendengar bagi pemerintah & bertindak sbg pengeras suara bg warga negara.
- Dalam sistem demokrasi yang dimiliki seperti Indonesia ini, fungsi partai politik adalah untuk menyalurkan
berbagai macam suara maupun aspirasi masyarakat agar sampai ke pemerintah.
- Selain itu, partai politik juga berfungsi ut menyebarluaskan keputusan dan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Maka dalam hal ini fungsi partai politik berperan sebagai perantara antara pemerintah dan masyarakat.
- Jika partai politik tidak berfungsi demikian, maka akan terjadi ketimpangan dan penyalahgunaan partai
politik untuk kepentingan kelompok maupun golongan.
b. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
- Sosialisasi politik merupakan usaha untuk mentransmisikan budaya politik dalam upaya membentuk sikap
dan orientasi setiap anggota masyarakat selaku warga negara. Dalam fungsi ini, partai politik akan berusaha
memasyarakatkan berbagai visi, ide, serta kebijakan-kebijakan strategis yang dimilikinya guna mendapatkan
tanggapan dari masyarakat yaitu berupa dukungan.
- Partai politik juga berperan sbg sarana sosialisasi politik. Di dlm ilmu politik, sosialisasi politik diartikan
sebagai proses dmn seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya
berlaku dlm masyarakat di mana ia berada. Sosialisasi politik dpt membentuk budaya politik suatu negara.
c. Sebagai Saran Rekruitment Politik
- Partai politik ikut serta dalam upaya memperluas partisipasi politik bagi warga negara, dimana ia
merupakan suatu wahana untuk dapat melakukan penyeleksian kader-kader yang nantinya akan memimpin
negara pada tingkat maupun posisi jabatan tertentu.
- Fungsi partai politik lainnya adalah sebagai wadah untuk menampung dan penyeleksian kader-kader politik
yang nantinya akan meneruskan kepemimpinan suatu pemerintahan dengan jabatan tertentu.
- Partai politik memperluas perannya dalam membuka kesempatan bagi warga negara untuk turut serta
berpartisipasi politik dalam suatu negara. Partai politik senantiasa melahirkan kader-kader yang potensial
dalam setiap perkembangannya dalam persaingan perpolitikan. Hal itu dilakukan dengan merekrut anggota-
anggota muda yang berbakat dan memberikan pembekalan kader-kader muda.
d. Sebagai Pengatur Konflik
- Suatu hal yang wajar apabila terjadi persaingan maupun beda pendapat yang terjadi pada masyarakat
dalam suatu sistem demokrasi, dimana nilai-nilai dan kepentingan yang tumbuh dalam suatu lingkungan
masyarakat memiliki berbagai keanekaragaman, rumit, serta cenderung terjadi persaingan antara satu
dengan yang lainnya. Suatu negara yang memiliki jumlah partai politik yang banyak dimana setiap partai
menawarkan ideologi, program, serta kebijakan-kebijakan alternatif yang berbeda-beda, maka melalui
polarisasi partai politik tersebut beraneka ragam kepentingan masyarakat dapat disalurkan.
- Dalam suatu negara demokrasi seperti Indonesia, perbedaan pendapat tentunya menjadi hal yang wajar.
Ragam suku, etnis, budaya, status sosial, dan lain-lain tentunya tidak jarang menimbulkan berbagai
permasalahan yg dapat mengancam persatuan bangsa, maka dari itu partai politik dituntut ut dpt mengatasi
masalah-masalah tersebut, minimal dpt meredakan dan menjadi penengah antara pihak yg bertikai.
- Perbedaan dan persaingan ini selalu menjadi hal yang harus ditangani partai politik sebagai wujud
perdamaian politik suatu negara. Fungsi partai politik harus mampu menciptakan suasana harmonis di
antara kalangan masyarakat serta mencontohkan persaingan-persaingan sehat dalam mencapai tujuan.
e. Sebagai Sarana Partisipasi Politik
- Partai politik merupakan suatu wadah guna menampung hasrat, keinginan, maupun aspirasi masyarakat
untuk berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan politik, seperti ikut serta dalam memberikan suara dalam
pemilu untuk memilih pemimpin negara maupun wakil-wakil rakyat yang nantinya hal tersebut dapat
berpengaruh pada pembuatan maupun pelaksanaan kebijakan-kebijakan dari pemerintah.
- Partai politik berfungsi untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah. Hal tersebut dikarenakan
partai politik menerima dan menampung aspirasi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan nasional.
- Negara dengan sistem demokrasi tentunya membutuhkan peran partai politik sebagai penampung suara
masyarakat untuk disalurkan kepada pemerintah. Tanpa adanya partisipasi ataupun keterlibatan partai
politik, kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah tentunya tidak dapat diubah jika tidak sesuai dengan
kondisi masyarakat.
f. Sebagai Sarana untuk Melakukan Kontrol Politik
- sebagai perwakilan dari masyarakat dalam melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan agar
tetap berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya.
- Sebagai penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah dengan tujuan agar memberikan pengaruh
terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah nantinya, agar sesuai dengan keinginan masyarakat.
- Fungsi partai politik di Negara demokrasi seperti ini adalah untuk membantu mengingatkan dan meluruskan
kebijakan-kebijakan pemerintah. Karena dalam menetapkan keputusan-keputusan maupun kebijakan
terkadang terjadi kesalahan maupun kekeliruan yang tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat.
- Disinilah fungsi partai politik sangat dibutuhkan. Kontrol kebijakan dilakukan untuk membatasi kesewenang-
wenangan pemerintah yang dapat merugikan rakyat. Selain itu, partai politik juga melakukan pengawasan
serta pertinjauan terhadap pelaksanaan jalannya pemerintahan agar dapat berjalan baik sebagaimana
mestinya.

6. Peserta didik mampu memahami lembaga-lembaga negara Republik Indonesia menurut UUD NRI Tahun
1945 beserta bagian-bagiannya
Menurut UUD 1945, penyelenggaraan pemerintahan melalui lembaga-lembaga negara dibedakan menjadi 5
kelompok, yaitu:
● Lembaga legislatif
● Lembaga eksekutif
● Lembaga yudikatif
● Lembaga eksaminatif
● Lembaga negara independen

Bagian-bagian lembaga ini antara lain :


● Lembaga legislatif
Lembaga legislatif = lembaga negara yang berwenang membuat undang-undang.
○ Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur
lebih lanjut dengan undang-undang.
○ Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang ada di pemerintahan pusat. Sedangkan
lembaga perwakilan rakyat yang ada di pemerintahan daerah disebut DPRD, meliputi DPRD
Provinsi, DPRD Kabupaten atau Kota.
○ Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
DPD DPD adalah lembaga perwakilan atau utusan dari daerah. Anggota DPD dipilih dari
setiap provinsi secara langsung oleh rakyat melalui Pemilu.
● Lembaga eksekutif
Lembaga eksekutif = lembaga yang memegang kekuasaan melaksanakan undang-undang,
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan mempertahankan tata tertib dan keamanan, baik di
dalam maupun di luar negeri.
○ Presiden
Presiden merupakan penyelenggara pemerintahan tertinggi yang memegang kekuasaan
pemerintahan menurut undang-undang dasar. Presiden Republik Indonesia mempunyai
kedudukan istimewa yaitu sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Dalam
melaksanakan kewajibannya, Presiden dibantu Wakil Presiden. Sehingga Presiden dan Wakil
Presiden berada dalam satu kelembagaan, yaitu lembaga kepresidenan.
○ Wakil Presiden
Wakil Presiden adalah pembantu Presiden. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu
pasangan secara langsung oleh rakyat. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan
selama lima tahun.
○ Kementerian negara
Kementerian Negara adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan. Menteri negara (menteri) adalah pembantu Presiden dalam
menjalankan tugas-tugas kepresidenan. Para menteri bertanggung jawab langsung pada
Presiden.
○ Pejabat setingkat menteri
Pejabat setingkat menteri merupakan salah satu unsur dalam struktur organisasi
pemerintah pusat. Pejabat setingkat menteri adalah pejabat yang berkedudukan di bawah
Presiden dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Pejabat setingkat menteri di negara Indonesia terdiri dari:
■ Jaksa Agung
■ Sekretaris Kabinet
■ Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
■ Panglima Tentara Nasional Indonesia
■ Kepala Badan Intelijen Negara
■ Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengamanan dan Pengendalian Pembangunan
■ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
○ Lembaga pemerintah nonkementerian
Lembaga pemerintah nonkementerian dulu bernama lembaga pemerintah nondepartemen
(LPND) yaitu lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas
pemerintahan tertentu dari Presiden
❏ Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
❏ Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas)
❏ Badan Intelijen Negara (BIN)
❏ Badan Kepegawaian Negara (BKN)
❏ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
❏ Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
❏ Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)
❏ Badan Narkotik Nasional (BNN)
❏ Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
❏ Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
❏ Badan Pusat Statistik (BPS)
❏ Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)
❏ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

● Lembaga yudikatif
Lembaga yudikatif adalah lembaga pemegang kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
❖ Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah Agung adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman. Kedudukan MA
sebagai pemegang kekuasaan kehakiman ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 24 dan pasal
24A serta UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Dalam menyelenggarakan
kekuasaan kehakiman, Mahkamah Agung membawahi beberapa peradilan di Indonesia,
yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha negara.
❖ Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi secara khusus diatur dalam UUD 1945 Pasal 24C, UU No. 24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi dan UU No. 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UU
No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
❖ Komisi Yudisial (KY)
Komisi Yudisial adalah lembaga negara baru pasca amandemen UUD 1945. Komisi Yudisial
diatur secara khusus dalam pasal 24B UUD 1945. Komisi Yudisial bersifat mandiri yang
berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain
dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku
hakim.

● Lembaga eksaminatif
Lembaga eksaminatif adalah lembaga atau badan yang bertugas memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
❖ Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
BPK adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki
wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
● Lembaga negara independen
Lembaga negara independen dibentuk dengan dasar hukum yang berbeda-beda, melalui konstitusi,
undang-undang maupun keputusan presiden. Lembaga negara independen dibentuk dengan tujuan
menciptakan pemerintahan yang bersih, memiliki kredibilitas tinggi dan bebas dari kepentingan
politik tertentu.
❏ Komisi Yudisial (KY)
❏ Bank Indonesia (BI)
❏ Komisi Pemilihan Umum (KPU)
❏ TNI dan Polri
❏ Kejaksaan Agung
❏ Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
❏ Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

7. Peserta didik menganalisis bidang urusan yang menjadi urusan pemerintah pusat
1. Politik Mancanegara
Politik mancanegara atau luar negeri ini menyangkut pengangkatan pejabat diplomatik dan
penunjukan warga Negara untuk menjabat dalam kancah lembaga internasional, menetapkan kebijakan
dalam cangkupan luar negeri, adanya hubungan dan perjanjian dengan Negara lain serta menetapkan
kebijakan – kebijakan yang terkait mancanegara.
2. Pertahanan
Kewenangan pemerintah pusat dalam hal pertahanan Negara yakni melakukan upaya pendirian
angkatan bersenjata, menetapkan kondisi wilayah Negara dalam keadaan tidak aman, menetapkan
kebijakan untuk wamil (wajib militer) serta pelaksanaan upaya bela Negara.
3. Keamanan
Kewenangan pemerintah pusat dalam hal keamanan dapat kita lihat dari adanya pendirian dan
pembentukan badan kepolisian Negara, dan penindaklanjutan golongan atau organisasi yang mengancam
keamanan Negara.
4. Moneter dan Fiskal
Kewenangan pemerintah pusat dalam mencetak dan membuat keputusan peredaran mata uang,
adanya penetapan kebijakan moneter serta menjaga kendali peredaran mata uang Negara.
5. Yustisi
Salah satu kewenangan pemerintah pusat menyangkut yustisi dapat dilihat dari berdirinya sebuah
lembaga peradilan, adanya penetapan kebijakan yang menyangkut imigrasi, pemberian grasi,amnesti,abolisi,
serta merancang undang – undang dan peraturan kenegaraan dalam cangkupan nasional
6. Agama
Salah satu kewenangan pemerintah pusat yang tidak diberikan kepada pemerintah daerah yang
menyangkut agama antara lain : Menetapkan hari libur nasional menyangkut hari besar keagamaan tertentu
dalam cangkupan nasional. Menetapkan adanya suatu ajaran agama pada Negara Menetapkan semua
kebijakan yang menyangkut keagamaan dalam tatanan negara.

8. Peserta didik menganalisis konsep pengertian integrasi nasional


Pengertian Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau menggabungkan
berbagai perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam satu wilayah sehingga
membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu bangsa
yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan secara antropologis.
Pengertian Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian membentuk identitas nasional.
Pengertian Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses penyesuaian berbagai unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keseresaian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
9. Peserta didik memahami ancaman terhadap Bhinneka Tunggal Ika dari posisi silang Indonesia
Ancaman terhadap Integrasi Nasional
Posisi negara Indonesia yang berada di tengah-tengah dunia dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh
dua benua yaitu Asia dan Australia, serta berada diantara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah Indonesia berada pada posisi silang yang sangat strategis dan
ideal. Dengan demikian, maka posisi silang Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman bagi
integrasi nasional negara Indonesia baik yang berupa ancaman militer maupun non-militer.

1. Ancaman di Bidang Militer


Perkembangan persenjataan militer disetiap negara terus ditingkatkan. Aktivitas ini merupakan
ancaman militer yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisir yang dinilai mempunyai
kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa.
Bentuk ancaman militer yang sering terjadinya cukup tinggi adalah tindakan pelanggaran wilayah
(wilayah laut, ruang udara, dan daratan). Pemberontakan bersenjata juga menjadi ancaman militer
yang harus ditangani oleh bangsa indonesia. Pemberontakan bersenjata melawan pemerintah
Indonesia yang sah merupakan bentuk ancaman militer yang dapat merongrong kewibawaan
negara dan jalannya roda pemerintahan.

2. Ancaman Non-Militer
Ancaman non-militer yang terjadi salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi
yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan antar bangsa.
Ancaman non-militer memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak
bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer. Ancaman non-militer ini
berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi, serta keselamatan umum.

Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM


1. Ancaman di Bidang Ideologi
Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada kehidupan liberal yang
menekankan pada aspek kebebasan individual, misalnya gaya hidup yang diliputi kemewahan,
pergaulan bebas yang cenderung mengarak pada dilakukannya perilaku seks bebas dan perbuatan
dekadensi moral lainnya.
Hal tersebut apabila tidak segera diatasi akan menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia
yang sesungguhnya.

2. Ancaman di Bidang Politik


Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militet berdimensi
politik yang seringkali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan
kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa,
atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintahan.

3. Ancaman di Bidang Ekonomi


Ancaman kedaulatan Indonesia dalam bidang ekonomi, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Indonesia akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya perdagangan
bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas negara.
b. Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin
mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia.
c. Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang.
d. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin
sulit berkembang fan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya semakin
ditinggalkan sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah dikendalikan.
e. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Ancaman di bidang sosial dibedakan menjadi ancaman dari dalam dan luar negeri. Ancaman dari
dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan. Kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan.
Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi, diantaranya adalah :
a. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi barang-barang dari luar negeri.
b. Munculnya sifat hedonisme.
c. Adanya sikap individualisme.
d. Munculnya gejala westernisasi.
e. memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian & kesetiakawanan sosial.
f. Semakin lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Seiring dengan berjalannya waktu, proses penegakkan pertahanan dan keamanan dalam
NKRI tidak semudah yang dibayangkan atau semudah dalam pembicaraan yang bersifat teoritis
semata. Masih adanya masalah teror dan konflik SARA yang terjadi pada suatu wilayah memiliki
tujuan yang sama yaitu tidak ingin bangsa Indonesia hidup damai dan tentram. Lemahnya
penerapan dan penegakkan hukum dan keadilan harus ditingkatkan. makin bermunculan masalah di
suatu wilyh mengakibatkan hlngnya tngkt kewibawaan hukum & wibawa para penegaknya merosot.

10. Peserta didik memahami konsep pengertian, hakikat, dan Asas Wawasan Nusantara
Secara Etimologis, Pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang terhadap kesatuan
kepulauan yang terletak antara 2benua yaitu asia australia dan 2samudra yaitu samudra hindia&pasifik.
Pada hakikatnya, masyarakat Indonesia secara keseluruhan adalah tulang punggung keberagaman
sekaligus kesatuan bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh karenanya masyarakat dihimbau untuk memiliki
pengetahuan tentang bangsanya dan memandang kesatuan serta keragaman sebagai substansi kehidupan
berbangsa. Masyarakat di sini juga termasuk aparatur negara yang punya wewenang menyelenggarakan
pemerintahan. Dengan demikian, cara berpikir, sikap, dan tindakan masyarakat Indonesia secara
keseluruhan hrs berorientasi pd kepentingan bangsa &negara (keutuhan dan kesatuan wilayah nasional).
Asas wawasan nusantara :
1. Kepentingan yang sama, yaitu satu visi, satu orientasi. Pada masa penjajahan, kepentingan rakyat
indonesia adalah mewujudkan Indonesia yang merdeka. Sekarang, kepentingannya juga harus
disepakati bersama, mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
2. Keadilan, yaitu distribusi hasil kerja keras yang proporsional. Di sini termasuk distribusi dan
redistribusi kekayaan negara yang dibagikan seadil-adilnya untuk kemakmuran rakyat.
3. Kejujuran, yaitu kesesuaian antara kata-kata dan tindakan. Rakyat kecil tidak menipu rakyat kecil
lainnya. Pemerintah tidak menipu rakyatnya.
4. Solidaritas, yaitu bersimpati dan berempati dalam rangka menjaga kesatuan dan persatuan nasional.
Pada level yang tinggi, wujud solidaritas diekspresikan dengan cara rela berkorban demi bela negara.
5. Kerjasama, yaitu bekerja bersama secara strategis demi mencapai tujuan nasional. Kerjasama
melibatkan semua golongan, meleburkan kelompok minoritas dan mayoritas.
6. Kesetiaan, yaitu loyalitas pada kesepakatan-kesepakatan nasional yang dibuat sejak bangsa
Indonesia berdiri. Kesetiaan juga bisa diartikan sebagai loyalitas terhadap nilai-nilai ideologi
pancasila sebagai dasar negara.

11. Peserta didik mengklasifikasikan macam-macam hak asasi manusia (L)


○ Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)
Hak menyatakan pendapat, Hak kebebasan berorganisasi.
○ Hak Asasi Ekonomi (Properti Rights)
hak mengadakan perjanjian
○ Hak Persamaan Hukum
Hak perlakuan adil dalam keadilan hukum dan pemerintahan.
○ Hak Asasi Politik (Political Rights)
hak mengajukan petisi atau kritik.
○ Hak Asasi Sosial dan Kebudayaan (Social and Cultural Rights)
hak mengembangkan kebudayaan daerah
○ Hak Asasi Perlakuan Tata Cara Peradilan dan Perlindungan Hukum (Procedural Rights)
hak Mendapatkan Perlakuan yang wajar serta adil dalam penggeledahan.
12. Peserta didik memahami memahami pembentukan instrumen HAM* (P)
HAK ASASI BERDASARKAN SILA - 1
★ Hak asasi melakukan ibadah menurut keyakinan masing - masing
★ Hak kemerdekaan beragama untuk setiap orang memilih serta menjalankan agamanya masing -
masing
★ Hak bebas dari pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama.

HAK ASASI BERDASARKAN SILA KE - 2


★ Hak pengakuan terhadap martabat manusia
★ Hak asasi manusia
★ Hak kebebasan manusia
★ Hak sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama
★ Hak persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antar sesama manusia

HAK ASASI BERDASARKAN SILA KE -3


★ Hak menikmati hak - hak asasinya tanpa batasan atau belenggu
★ Hak manusia untuk bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan
★ Hak dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak - hak yang sama

HAK ASASI BERDASARKAN SILA KE- 4


★ Hak mengeluarkan pendapat
★ Hak berkumpul dan mengadakan rapat
★ Hak ikut serta dalam pemerintahan
★ hak menduduki jabatan politik

HAK ASASI BERDASARKAN SILA KE - 5


○ Hak setiap warga negara memiliki kebebasan hak milik
○ Hak jaminan sosial
○ Hak mendapatkan pekerjaan dan perlindungan kesehatan

13. Peserta didik menganalisis ciri-ciri negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi
● Kebebasan Individu
● Jaminan Terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
● Kebebasan Pers.
● Kebebasan Mengenyam Pendidikan.
● Berkonsep Hukum Secara Nyata.
● Pemerintahan Secara Nyata Berada di Tangan Rakyat.
● Berlakukan Pemilihan Umum.
● Mayoritas Suara Terbanyak Jadi Keputusan.
● Kebebasan Berorganisasi dan Berkoloni.

14. Peserta didik menganalisis penggolongan hukum berdasarkan wujudnya (L)


● Hukum objektif, adalah jenis hukum yang berlaku umum pada sebuah negara.
● Hukum subjektif adalah norma hukum yang berlaku hanya pada orang tertentu atau pun
sekelompok orang. Hukum ini sendiri merupakan akibat atau dimunculkan oleh hukum objektif.
Hukum subjektif ini memunculkan apa yang dinamakan HAK.

15. Peserta didik menganalisis kewenangan lembaga peradilan (ma)


● Memeriksa serta memutuskan permohonan kasasi serta sengketa mengenai kewenangan
● Mengadili pada permohonan peninjauan kembali atau PK terhadap putusan pengadilan yang sudah
mendapatkan kekuatan hukum yang tetap.
● Memberi pertimbangan pd bidang hukum, baik hal tersebut diminta /tidak thd badan tinggi negara.
● Memberikan nasihat hukum terhadap Presiden sebagai kepala negara guna pemberian serta
penolakan grasi.
● Mengevaluasi scr material pd peraturan perundang-undangan yg berada di bawah undang-undang.
● Melakukan tugas serta kewenangan yang lainnya berlandaskan pada undang-undang.
16. Peserta didik menganalisis bidang hubungan internasional Indonesia
○ kerja sama bilateral
■ Kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Jepang
■ Kerjasama pendidikan antara Indonesia dengan Korea Selatan
■ Kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan Cina
■ Kerjasama bidang pertanian antara Indonesia dan Thailand

○ kerjasama regional :
■ Association of South East Asia Nations (ASEAN) adalah kerja sama ekonomi antara negara-
negara di kawasan Asia Tenggara yang berdiri pada 8 Agustus 1967.
■ Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah kerja sama ekonomi antara 21 di kawasan
Asia Pasifik yang berdiri pada 1989.
■ ASEAN Regional Forum (ARF) adalah forum yang dibentuk ASEAN pada 1994 sebagai
wahana untuk dialog dan konsultasi mengenai hal-hal terkait politik dan keamanan di
kawasan, membahas dan menyamakan pandangan untuk memperkecil ancaman terhadap
stabilitas dan keamanan kawasan.

○ kerjasama multilateral :
■ United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
■ International Monetary Fund (IMF) bertujuan memajukan kerja sama moneter internasional.
■ World Trade Organization (WTO) adalah organisasi perdagangan dunia yang betujuan
memajukan perdagangan internasional dengan membatasi peraturan yang menghambat
kelancaran pertukaran barang-barang internasional dan meningkatkan volume perdagangan
dunia dengan cara meliberalisasikan perdagangan internasional.
■ International Labour Organization (ILO) adalah organisasi buruh sedunia dengan tujuan
menciptakan perdamaian melalui keadilan sosial, perbaikan nasib buruh, stabilitas ekonomi,
sosial dan menyusun hukum perburuhan.
■ Food and Agricultural Organization (FAO) adalah organisasi pangan dan pertanian dengan
tujuan memajukan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pengairan, sistem
berocok tanam dan lain-lain.
■ ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah organisasi perdagangan bebas ASEAN dengan maksud
mengantisipasi dalam menghadapi era perdagangan bebas dunia.

17. Peserta didik menjelaskan struktur organisasi PBB


● Majelis Umum (General Assembly) :
Setiap anggota PBB ialah merupakan majelis umum. Negara anggota diperkenankan mengirim lima
orang wakilnya ke dalam sidang Majelis Umum dengan hak satu suara.
● Dewan Keamanan (Security Council) :
Terdiri dari lima orang anggota tetap yang memiliki hak veto, yaitu Inggris, Prancis, RRC, Amerika
Serikat dan Rusia. Serta 10 orang anggota tidak tetap yang dipilih setiap 2 thn.
● Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) :
Beranggotakan 54 anggota PBB.
● Dewan Perwalian (Trusteeship Council) :
Tugas Dewan Perwalian adalah melindungi kepentingan penduduk di daerah-daerah yang belum
mempunyai kepentingan sendiri.
● Mahkamah Internasional (International Court of Justice) :
Mahkamah Internasional merupakan pengadilan tertinggi dalam kehidupan bernegara di dunia saat
ini.
● Sekretariat :
Sekretariat PBB terdiri atas seorang Sekretaris Jenderal dan stafnya. Sekjen dipilih dan diangkat oleh
Majelis Umum atas anjuran Dewan Keamanan.
18. Peserta didik menganalisis ancaman terhadap integrasi nasional di bidang sosial-budaya
Ancaman di bidang ini dapat bersumber dari dalam maupun luar. Dari dalam negeri, ancaman di bidang
sosial budaya didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan. berbagai isu tersebut
menjadi titik pangkal munculnya separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat perbuatan
manusia yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. adapun ancamannya yang dari luar
negeri:
1) Munculnya gaya hidup konsumtif
Dampak negatif globalisasi adalah munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi barang-
barang dari luar negeri.
2) Munculnya sifat hedonisme
Hedonisme adalah paham yang menganggap kenikmatan pribadi sebagai suatu nilai hidup tertinggi.
Hedonisme berakibat membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan
kenikmatan pribadinya meski harus melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.
3) Munculnya sikap individualisme
Sikap individualisme adalah sikap selalu mementingkan diri sendiri serta memandang orang lain itu
tidak ada dan tidak bermakna. Sikap individualisme dapat menimbulkan ketidakpedulian terhadap
orang lain. Misalnya sikap menghardik pengemis, pengamen dan sebagainya.
4) Munculnya gejala westernisasi
Westernisasi adalah gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih
dahulu. Misalnya meniru model pakaian yang biasa dipakai orang-orang barat
5) Semakin memudarnya kepribadian luhur bangsa
Pengaruh negatif globalisasi di bidang sosial budaya dapat terlihat dari semakin memudarnya
semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan kesetiakawanan sosial.
6) Semakin lunturnya nilai agama

19. Peserta didik menganalisis menganalisis tataran lingkup hubungan internasional Indonesia melalui
organisasi internasional

1. PBB
Indonesia masuk menjadi anggota PBB pada 28 Septembe 1950 sebagai anggota ke-60.
Sebagai anggota PBB, Indonesia aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.
Pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebagai perwujudan protes
atas duduknya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Pada saat itu di bawah
pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia memutuskan hubungan diplomatic dengan Malaysia.
Selama menjadi anggota PBB, Indonesia mendapatkan berbagai keuntungan yaitu
mendapat bantuan dalam menyelesaikan masalah Irian Barat atau Papua dan Indonesia juga dapat
bekerja sama dengan banyak negara. Namun, setelah Indonesia keluar dari anggota PBB dan
mengadakan konfrontasi dengan Malaysia, semakin lama Indonesia dikucilkan dari percaturan
Internasional.
Setelah pemerintahan Reoublik Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto, Indonesia
kembali menjadi bagian dari organisasi dunia yaitu masuk kembali menjadi anggota PBB. Di samping
itu, Indonesia juga menjalin kembali hubungan dengan Malaysia.
Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB disambut baik oleh anggota PBB yang lain. Hal
ini terbukti dengan dipilihnya Adam Malik sebagai ketua Sidang Umum PBB.
Peran Indonesia dalam PBB
● Mengirimkan pasukan perdamaian dunia yang diberi nama Pasukan Garuda
● Menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
● Ditunjuk sebagai ketua Sidang Umum PBB, yaitu Adam Malik
● Turut aktif dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia sebagai salah satu tujuan PBB
melalui inisiatif. Inisiatif Indonesia untuk menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting (JIM)
dalam rangka menyelesaikan pertikaian di Kamboja.
2. ASEAN
● Sebagai salah satu penggagas berdirinya ASEAN
Bersama 4 negara lain (Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapore). Pendirian ASEAN
ditandai dengan penandatangan Deklarasi Bangkok di Thailand. Indonesia diwakili oleh
Menteri Luar Negeri Adam Malik.
● Tuan rumah penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pertama
Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN pertama di Bali 23-24 Februari 1976. KTT ASEAN I
menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
1) Deklarasi ASEAN Bali Concord I, berisi berbagai program yang akan menjadi
kerangka kerja sama Asean meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya
2) Disepakatinya prinsip2 dasar perjanjian persahabatan dan kerja sama antarnegara
di Kawasan Asia Tenggara.
● Tempat berdirinya Gedung Sekretariat ASEAN
Untuk melengkapi sarana kerja ASEAN, dibentuklah sebuah secretariat ASEAN. Kedudukan
secretariat ASEAN ditetapkan di Jakarta. Dalam hal ini Indonesia telah dipercaya oleh
anggota yang lain sebagai tempat yang strategis. Sekretariat ASEAN dipimpin oleh seorang
sekretaris jenderal yang diangkat bergilir dalam siding Menteri ASEAN setiap dua tahun
sekali.
● Pemrakarsa dibentuknya komunitas Asia Tenggara
Pada saat KTT ASEAN kesembilan yang dilaksanakan di bali 7-8 Oktober 2003, Indonesia
memprakarsai terbentuknya komunitas Asia Tenggara. Dalam KTT ini dihasilkan Deklarasi
Bali Concord II yang menetapkan bahwa ASEAN didasarkan pada 3 pilar sebagai berikut:
1) ASEAN Economic Community (AEC)
2) ASEAN Security Community (ASC)
3) ASEAN Social Culture Community (ASCC)
● Berperan dalam bidang olahraga
Peran aktif Indonesia dalam bidang olahraga di Asia Tenggara ditunjukkan dalam
penyelenggaraan SEA games. SEA games diadakan setiap dua tahun sekali. Tempat
penyelenggaraannya bergantian di antara negara-negara ASEAN. Indonesia menjadi tuan
rumah SEA Games ke 10 pada 1979.
● Berperan dalam menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting
Indonesia mengusulkan diadakannya pertemuan informal di Jakarta untuk menyelesaikan
pertikaian di Kamboja lewat Jakarta Indormal Meeting (JIM). Hal ini merupakan langkah
awal pertemuan perdamaian untuk menyelesaikan pertikaian di Kamboja.

3. Gerakan Nonblok
Gerakan non blok mempunyai 3 prinsip sebagai berikut:
a) Tidak mengikatkan diri pada blok dunia atau pakta militer
b) Mengutamakan penyelesaian secara damai berbagai ketegangan yang diakibatkan oleh
pertentangan antarblok dunia.
c) Menghapuskan penjajahan agar semua bangsa hidup berdampingan dengan damai dan
saling menghargai kemerdekaan serta kebebasan masing-masing.
Peran Indonesia dalam Gerakan Nonblok
a) Sebagai pemrakarsa berdirinya Gerakan Nonblok, yaitu Presiden Soekarno
b) Turut serta memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian dunia.
c) Memperjuangkan hak asasi manusia dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas
keadilan.
d) Indonesia pernah menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan KTT Gerakan Nonblok, yaitu
KTT X yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 1-6 September 1992.

20. Peserta didik menganalisis perilaku yang menunjukkan sikap menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Keluarga :
❖ Saling menghormati antar anggota ❖ Menghargai perbedaan pendapat
❖ Saling menyayangi antar anggota ❖ Menjaga nama baik keluarga
❖ Tidak memaksakan kehendak ❖ Musyawarah untuk mufakat
● Sekolah :
❖ Saling menolong dan saling berbagi ❖ Menaati peraturan sekolah
❖ Menghargai pendapat teman ❖ Mengutamakan kepentingan bersama
❖ Tidak membeda-bedakan teman ❖ Mengikuti kegiatan sekolah dengan
❖ Menghormati guru baik
❖ Belajar dengan tekun
● Masyarakat :
■ Sikap tolong menolong antar masy. ■ Bergotong royong
■ Saling menghormati ■ Musyawarah mufakat
■ Menghormati umat beragama ■ Tidak membedakan antar anggota masy.
■ Saling menghargai hak-hak ■ Kerja bakti bersama

21. Peserta didik menganalisis hubungan (keterkaitan) hak dan kewajiban warga negara
Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan. keduanya memiliki
hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. seseorang mendapatkan haknya dikarenakan
dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya

22. Peserta didik memahami Hak dan Kewajiban Warga Negara dlm Nilai Instrumental Sila-Sila Pancasila (P)
23. & 24. Peserta didik memahami beberapa jenis hak dan kewajiban yang diatur dalam UUD NRI 1945*(P)

24. & 24. Peserta didik memahami beberapa jenis hak dan kewajiban yang diatur dalam UUD NRI 1945*(P)
Pasal 27 Ayat 1 Hak persamaan di depan hukum dan kewajiban menjalankan hukum

Ayat 2 Hak atas pekerjaan dan hidup yang layak

Ayat 3 Hak dan kewajiban bela negara

Pasal 28 A Hak hidup dan mempertahankan kehidupan

B (1) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan


(2) Hak anak untuk hidup, tumbuh, tanpa kekerasan

C (1) Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pendidikan, iptek.
(2) Hak untuk memperjuangkan hak secara kolektif

D (1) Hak atas keadilan hukum


(2) Hak untuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang adil
(3) Hak untuk kesempatan yang sama dalam pemerintahan
(4) Hak atas status kewarganegaraan

E (1) Hak beragama, memilih pekerjaan, kewarganegaraan, tempat tinggal


(2) Hak untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati nuraninya.
(3) Hak untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat

F Hak berkomunikasi dan memperoleh informasi

G (1) hak pelindungan diri, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda, Hak atas rasa aman dan
pelindungan dari ancaman ketakutan.
(2) Hak untuk bebas dari penyiksaan dan perendahan derajat martabat

H (1) hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat, Hak pelayanan kesehatan .
(2) Hak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna mencapai keadilan
(3) Hak atas jaminan sosial
(4) Hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapapun.

I (1) hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (retroaktif)
(2) Hak bebas dari diskriminasi atas dasar apapun
(3) Hak atas identitas budaya dan hak masyarakat tradisional

J (1) kewajiban menghormati HAM


(2) kewajiban tunduk pada batasan yg ditetapkan undang-undang demi menghormati hak dan
kewajiban orang lain.

Pasal 29 Ayat 2 Hak memeluk agama masing-masing tanpa paksaan

Pasal 30 Hak dan kewajiban usaha pertahanan dan keamanan negara (SISHANKAMRATA)

Pasal 31 Hak atas pendidikan

Pasal 32 Hak kebebasan memelihara kebudayaan

Pasal 33 Hak atas perekonomian

Pasal 34 Hak atas jaminan sosial


25. Peserta didik menganalisis Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Pengingkaran merupakan proses, cara, ataupun perbuatan yang bersifat mengingkari. Pengingkaran
juga dapat diartikan sebagai sebuah pelanggaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengingkaran
kewajiban adalah pelanggaran seorang warga negara dalam memenuhi segala sesuatu yang menjadi
kewajibannya. Sesuatu yang tidak dipenuhi telah termuat dalam UU dan pengingkaran ini merupakan salah
satu tindakan warga negara yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja. Pengingkaran kewajiban
menunjukkan masih rendahnya kesadaran pentingnya kewajiban yang harus dijalani sebagai warga negara
demi kemajuan bangsa dan negara.
Ketika ada yang merusak fasilitas umum, maka hal tersebut merupakan salah satu jenis kasus
pengingkaran kewajiban sebagai warga negara. Pengingkaran kewajiban warga negara dapat dipicu oleh
pelanggaran hak, begitu juga dengan pelanggaran hak yang terjadi karena dipicu oleh pengingkaran
kewajiban.
Berikut beberapa kasus pengingkaran kewajiban yang sering terjadi di Indonesia:

1. Tidak atau Menghindari Membayar Pajak


Tidak atau menghindari membayar pajak berarti pengingkaran kewajiban warga negara terhadap pasal 23
ayat 2 UUD 1945,”segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang”. Pengingkaran
terhadap pajak hampir dilakukan oleh seluruh warga negara, mulai dari pajak kendaraan, pajak bumi dan
bangunan, pajak penghasilan, pajak penjualan, dan lain-lain. Mengapa kita wajib membayar pajak? Karena
pajak merupakan salah satu sumber baya pembangunan dan kita menikmati hasilnya. Misalnya, jalan raya
yang dibuat dengan segala fasilitasnya, itu dibiayai salah satunya oleh pajak kendaraan .

2. Melanggar Hak Asasi Manusia Lain


Jenis-jenis pelanggaran hak asasi manusia merupakan pengingkaran kewajiban yang tercantum dalam pasal
28 J ayat 1 UUD 1945,”setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain”. Hak asasi manusia
dimiliki oleh setiap warga negara yang tinggal di Indonesia. Oleh karena itu agar tercipta suasana yang
kondusif, seharusnya setiap warga negara wajib menghormati dan menghargai hak asasi manusia lain. Salah
satu contoh pelanggaran hak asasi manusia adalah membunuh orang lain, ini pelanggaran terhadap hak
hidup.

3. Pelanggaran terhadap Kewajiban Pendidikan Dasar


Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 amandemen, menyebutkan pentingnya pendidikan bagi manusia sebagai
sebuah kewajiban bagi setiap warga negara. Pasal tersebut berbunyi,”setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”, sebuah kewajiban yang tidak banyak diketahui.
Pendidikan dasar yang dimaksud adalah pendidikan formal sampai jenjang SMP. Siapapun warga negara
yang tidak memberikan keleluasaan tersebut, berarti telah melanggarnya. Contoh pelanggaran ini, yaitu
anak-anak jalanan yang tidak sekolah, maka orangtua dan lingkungan terdekatnya telah melanggar
kewajiban.

4. Tidak Ikut Serta dalam Pembelaan Negara


“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”,
demikian bunyi pasal 30 ayat 1 UUD 1945. Artinya tiap warga negara wajib ikut serta dalam bentuk-bentuk
usaha pembelaan negara sesuai perannya masing-masing.
Contoh pelanggaran atau pengingkaran kewajiban negara terhadap pembelaan negara, adalah seorang
pelajar yang tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan suatu tugas dan kewajibannya sebagai warga
negara. Atau seorang warga negara yang tidak mau tahu dengan lingkungannya dan negaranya atau berbuat
/ melakukan tindakan yang memecah belah Bangsa Indonesia. (Baca juga: Keunggulan NKRI)

5. Tidak Ikut Serta dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Nasional


Tujuan pembangunan nasional Indonesia terdapat dalam pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
4, yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melindungi segenap Bangsa
Indonesia, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. Kewajiban untuk ikut serta mencapai tujuan
pembangunan nasional tersebut terdapat dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang kewajiban warga negara.
Contoh pengingkaran kewajiban yang tergolong hal ini adalah warga negara yang tidak peduli dengan
pendidikan di lingkungan (terutama keluarganya), warga negara yang ikut membuat kerusuhan di negara
lain, dan warga negara yang mengambil hak warga negara lain (baca : Contoh Kegiatan Memajukan
Kesejahteraan Umum ).
6. Tidak Menaati Peraturan Lalu Lintas
tidak mempunyai surat kendaraan yang lengkap, parkir di sembarang tempat, melanggar lampu merah, dan
lain-lain. Perbuatan-perbuatan tersebut selain melanggar UU Lalu Lintas juga melanggar kewajiban
menghormati hak orang lain. Apalagi bila pelanggaran diikuti dengan membahayakan orang lain, maka
seseorang melanggar hak asasi orang lain.

7. Merusak Fasilitas Umum dan Membuang Sampah Sembarangan


Membuang sampah sembarangan dan merusak fasilitas umum berarti pengingkaran terhadap kewajiban
warga negara terhadap lingkungan dan alam sekitar. Padahal, lingkungan dan alam sekitar tersebut
bermanfaat bagi manusia. Contoh fasilitas umum yang sering kali dirusak, telepon umum, mencoret-coret
halte, merusak kendaraan umum, padahal kalau rusak akan merugikan diri sendiri yang menggunakan
fasilitas tersebut. Sedangkan membuang sampah sembarangan, akibatnya kalau lingkungan kotor dan bau,
bahkan sampai banjir, maka kita sendiri yang rugi dan merugikan orang lain. Merugikan orang lain juga
artinya mengingkari kewajiban warga negara terhadap orang lain (baca : Hak dan Kewajiban Warga Negara
dalam Pelestarian Lingkungan ).

8. Tidak Berpartisipasi dalam Kegiatan Lingkungan


Contoh kegiatan lingkungan, misalnya ikut serta pelaksanaan siskamling, membayar iuran warga, dan ikut
serta membantu korban bencana alam. Tidak ikut siskamling, berarti pengingkaran terhadap kewajiban
membela dan mempertahankan negara, dalam hal ini menjaga lingkungan,. Membayar iuran warga, sama
dengan tidak membayar pajak, yang akan digunakan untuk kesejahteraan wwraga sendiri. Dan tidak ikut
serta membantu korban bencana alam juga merupakan perwujudan tidak melaksanakan kewajiban
membela negara.

9. Tidak Jujur dan Melakukan Korupsi


Dampak korupsi bagi negara sebenarnya merupakan salah satu perilaku yang mencerminkan ketidakjujuran.
Perilaku ini, dapat merugikan rakyat dan negara hingga trilyunan rupiah. Itu artinya seseorang mengingkari
banyak kewajibannya sebagai warga negara. Kewajiban tersebut antara lain kewajiban menghormati orang
lain, membela negara, dan ikut serta dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Dengan demikian,
sungguh banyak kesalahan dan dosa orang yang melakukan korupsi

26. Peserta didik menganalisis dasar penegasan negara hukum Indonesia dalam Undang-Undang Dasar NRI
Tahun 1945
UUD 1945 pasal 1 ayat (3), sebelum amandemen UUD 1945, yang berbunyi bahwa " Indonesia adalah
negara yang berdasar atas negara hukum". Sedangkan setelah dilakukannya amandemen UUD 1945 yaitu
"Negara Indonesia adalah negara hukum."

27. Peserta didik memahami klasifikasi penggolongan hukum (L)


Hukum berdasarkan bentuknya :
- Hukum tertulis : Hukum tertulis ialah merupakan hukum yang dimana telah dicantumkan pada
berbagai peraturan perundang-undangan secara tertulis.
- Hukum tidak tertulis : Hukum tidak tertulis ialah merupakan hukum yang berlaku serta diyakini oleh
masyarakat dan juga dipatuhi, akan tetapi hukum tersebut tidak dibentuk menurut prosedur yang
formal, melainkan lahir dan tumbuh di kalangan masyarakat tersebut.
Hukum berdasarkan sumbernya :
- Hukum Undang-Undang : Hukum Undang-Undang ialah merupakan wettenrech atau dapat juga
diartikan sbg jenis hukum yg dimana terletak dan tercantum dlm peraturan perundang-undangan.
- Hukum kebiasaan : Hukum kebiasaan atau yang biasa disebut juga sebagai gewoonte-en adatrech
ialah merupakan jenis hukum yg berlaku didalam peraturan perundang-undangan /kebiasaan adat.
- Hukum traktat : Hukum traktat ialah merupakan tractaten recht yang dimana artinya adalah hukum
yang ditetapkan oleh negara-negara yang melalui suatu perjanjian antar negara atau traktat.
- Hukum Yurisprudensi : Hukum Yurisprudensi atau yang biasa disebut juga sebagai yurisprudentie
recht ialah merupakan jenis hukum yang dimana muncul karena adanya keputusan hakim, yang
menjadi rujukan hakim selanjutnya dalam memberikan putusan dalam pengadilan.
- Hukum Ilmu : Hukum ilmu ialah merupakan jenis hukum yang dimana pada dasarnya berupa ilmu
hukum yang terdapat dalam pandangan para ahli hukum yang terkenal dan sangat berpengaruh.
Hukum berdasarkan sifatnya :
- Hukum yang memaksa : Hukum yang memaksa ialah merupakan jenis hukum yang dimana dalam
keadaan bagaimana pun harus dan mempunyai paksaan yang mutlak.
- Hukum yang mengatur : Hukum yang mengatur ialah merupakan jenis hukum yang dimana dapat
dikesampingkan saat pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan tersendiri dalam
suatu perjanjian.
Penggolongan hukum berdasarkan tempat berlakunya :
- Hukum Nasional : Hukum nasional ialah merupakan jenis hukum yang dimana berlaku didalam
wilayah negara tertentu. Hukum nasional tersebut haruslah dilaksanakan oleh warga negara
tersebut.
- Hukum Internasional : Hukum internasional ialah merupakan jenis hukum yang dimana berguna
untuk mengatur hubungan hukum antar negara yang ada di dalam hubungan internasional.
- Hukum Asing : Hukum asing ialah merupakan jenis hukum yang dimana berlaku di dalam wilayah
negara lain dan tidak berlaku pada negara yang bersangkutan.
Hukum berdasarkan waktu berlakunya :
- Hukum Positif atau Ius Constitutum : Hukum Positif atau Ius Constitutum ialah merupakan jenis
hukum yang dimana berlaku untuk sekarang dan juga hanya bagi suatu masyarakat tertentu saja di
dalam daerah tertentu.
- Hukum Negatif atau Ius Constituendum : Hukum Negatif atau Ius Constituendum ialah merupakan
jenis hukum yang diharapkan dapat berlaku pada waktu yang akan datang.
- Hukum Alam atau Ius Naturale : Hukum alam atau Ius Naturale ialah merupakan jenis hukum yang
dimana berlaku kapan saja dan dimana saja dari dulu hingga sekarang.
Hukum berdasarkan wujudnya :
- Hukum Objektif : Hukum objektif ialah merupakan jenis hukum yang dimana mengartur segala hal
mengenai hubungan antar dua orang atau lebih yang berlaku secara umum.
- Hukum Subjektif : Hukum subjektif ialah merupakan jenis hukum yang dimana muncul dari hukum
objektif dan berlaku terhadap seorang atau lebih.
Hukum berdasarkan isinya :
- Hukum publik : Hukum publik ialah merupakan hukum yang dimana mengatur hubungan antara
negara dengan individu atau warga negaranya.
- Hukum privat : Hukum privat ialah merupakan hukum yang dimana mengatur hubungan antara
individu satu dengan individu yang lainnya, termasuk negara sebagai pribadi.
Hukum berdasarkan cara mempertahankannya :
- Hukum material : Hukum material ialah merupakan jenis hukum yang dimana mengatur hubungan
antara anggota masyarakat yang berlaku secara umum mengenai hal-hal yang dilarang serta hal-hal
yang diperbolehkan untuk dilakukan.
- Hukum formal : Hukum formal ialah merupakan jenis hukum yang dimana mengatur mengenai
bagaimana cara mempertahankan dan melaksanakan hukum material yang ada.

28. Peserta didik menganalisis Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian (P)
29. Peserta didik menganalisis Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian (P)
a. Polri
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. Selain itu, sebagai penyidik utama yang menangani setiap
kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan keamanan dalam negeri, Pasal 16 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia dengan
wewenang:
1. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;
2. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk
kepentingan penyidikan;
3. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;
4. menyuruh berhenti orang yg dicurigai & menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;
5. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
6. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
7. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara;
8. mengadakan penghentian penyidikan;
9. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
10. mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di
tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah
atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana;
11. memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta
menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut
umum; dan
12. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu tindakan
penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan syarat sebagai berikut:
a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan;
c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;
d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa;
e. menghormati hak asasi manusia.

b. Kejaksaan
kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan untuk melimpahkan perkara pidana ke
pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang- undang
dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang Pengadilan. Pelaku
pelanggaran pidana yang akan dituntut adalah yang benar – benar bersalah dan telah memenuhi
unsur- unsur tindak pidana yang disangkakan dengan didukung oleh barang bukti yang cukup dan
didukung oleh minimal 2 (dua) orang saksi. (UU RI no 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia) ada 3 bidang:
1. Pidana
a. melakukan penuntutan;
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat
d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undan;
e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
2. Perdata dan Tata Usaha Negara
Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan
untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
3. Ketertiban dan Ketenteraman umum
a. peningkatan kesadaran hukum masyarakat
b. pengamanan kebijakan penegakan hukum
c. pengawasan peredaran barang cetakan;
d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara
e. pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama
f. penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.
Untuk mengefektifkan perannya, lembaga kejaksaan di Indonesia memiliki tiga tingkatan, :
a. Kejaksaan Agung di tingkat pusat yang dipimpin oleh seorang Jaksa Agung.
b. Kejaksaan Tinggi di tingkat provinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Kejaksaan
Tinggi (Kajati).
c. Kejaksaan Negeri yang berada di tingkat kabupaten/kota yang dipimpin oleh
seorang Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari).

c. Hakim sbg pelaksana kekuasaan keadilan


UU RI no 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang merupakan penyempurnaan dari
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.
dilakukan oleh Mahkamah Agung, meliputi Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan
Peradilan Tata Usaha Negara, serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Menurut ketentuan UU
diatas hakim berdasarkan jenis lembaga peradilannya dibagi menjadi tiga:
1. Hakim pada MA yg disebut Hakim Agung
2. Hakim pada badan peradilan yg berada di bawah MA, yaitu dlm lingk peradilan umum;
peradilan agama; peradilan militer; dan pengadilan khusus di lingk perasilan tsb
3. Hakim pada MK yg disebut Hakim Konstitusi

d. Advokat sbg penegakan hukum


memberi bantuan di bidang hukum baik perdata atau pidana kepada yang memerlukannya, baik
berupa nasehat (konsultasi) maupun bantuan hukum aktif baik di dalam maupun di luar pengadilan
dengan jalan mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentigan hukum para pengguna jasanya. UU RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Syarat
advokat:
1. warga negara Republik Indonesia;
2. bertempat tinggal di Indonesia;
3. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
4. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;
5. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum;
6. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;
7. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor advokat;
8. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
9. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi.
Tugas advokat adalah membuat dan mengajukan gugatan, jawaban, tangkisan, sangkalan, memberi
pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan perkaranya dan membantu hakim
dalam mencari kebenaran dan tidak boleh memutar balikkan peristiwa demi kepentingan kliennya
agar kliennya menang dan bebas. Hak :
1. bebas mengeluarkan pendapat dlm membela perkara yang menjadi tanggung jawabnya di
sidang dengan berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan.
2. bebas menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi tanggung
jawabnya dengan berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan.
3. tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam sidang
pengadilan.
4. berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari instansi Pemerintah
maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk
pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan atas berkas
dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap
penyadapan atas komunikasi elektronik advokat.
6. tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh pihak yang
berwenang dan/atau masyarakat.
Kewajiban:
1. dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuan terhadap klien
berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar belakang sosial dan
budaya.
2. wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya karena
hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.
3. dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas dan
martabat profesinya.
4. dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa sehingga
merugikan profesi advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam
menjalankan tugas profesinya.
5. yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas profesi advokat selama memangku
jabatan
e. KPK
UU RI no 30 thn 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tujuannya utk
mengatasi, menanggulangi, dan memberantas korupsi. Tugas:
1. Koordinasi dgn instansi yg berwenang melakukan pemberantasan korupsi
2. Supervisi thd instansi yg berwenang melakukan pemberantasan korupsi
3. Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan thd korupsi
4. Melakukan pencegahan korupsi
5. Melakukan monitor thd penyelenggaraan pemerintahan negara
Wewenang:
1. Mengkoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan thd korupsi
2. Menetapkan sistem pelaporan dlm kegiatan pemberantasan korupsi
3. Minta info ttg pemberantasan korupsi kpd instansi terkait
4. Mlaksanakan dengar pendapat /pertemuan dgn instansi yg brwenang memberantas korupsi
5. Meminta laporan instansi terkait pencegahan korupsi
30. Peserta didik menganalisis jenis-jenis sanksi dan norma (pengertian dan contoh) yang berlaku dalam
masyarakat (P)

31. Peserta didik menganalisis faktor-faktor pendorong perkembangan IPTEK (L)


❏ Arus Globalisasi
Perkembangan budaya mampu memasukan paham & ideologi baru yg mempercepat
perkembangan ilmu pengetahuan. akibat arus globalisasi juga dpt membuka peluang budaya baru.
❏ Munculnya penemuan baru dan teori baru
Penemuan baru dapat berupa alat - alat baru yang mampu mempermudah kehidupan
manusia membuat IPTEK semakin berkembang
❏ Gaya hidup instan
teknologi yang ada sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup yang instan
❏ Peran pemerintah lewat setiap kebijakan terkait perkembangan IPTEK
Setiap negara akan berusaha sebaik mungkin untuk memajukan negaranya baik dengan cara
yang dianggap paling baik dan paling efektif.
❏ Munculnya kaum - kaum modernis yang berintelek dan terampil
Kaum berintelek yang muncul adalah mereka yang memiliki integritas dan pendidikan yang
tinggi. Dimana di era globalisasi diharapkan orang yang mampu bersaing adalah mereka yang
mempunyai standarisasi yang tinggi
❏ Persaingan antar negara
Dalam bidang pertahanan dan keamanan kemajuan IPTEK juga diperhitungkan. Dimana
negara yang memiliki teknologi dan fasilitas perang yang tinggi akan bisa mempertahankan
negaranya dengan baik
❏ Kesejahteraan Sosial masyarakat
Untuk memenuhi kebutuhan manusia diperlukan penunjang teknologi yang tinggi. Tanpa
pengetahuan dan teknologi kesejahteraan masyarakat dianggap kurang optimal.
❏ Pengaruh negara lain
Akibat adanya hubungan dengan negara lain maka tidak menutup kemungkinan nantinya
suatu negara akan menyerap perkembangan IPTEK dari negara maju.
32. Peserta didik mengidentifikasi Dampak IPTEK di berbagai aspek (bidang) kehidupan
33. Peserta didik mengidentifikasi Dampak IPTEK di berbagai aspek (bidang) kehidupan
PENGARUH NEGATIF :
● aspek politik
○ masuknya ideologi bangsa lain yang bertentangan dengan ideologi pancasila
○ terganggunya stabilitas politik nasional seiring dengan terjadinya tindakan-tindakan anarki
sebagai reaksi terhadap sikap pemerintah yang tidak mengijinkan adanya ideologi
liberalisme
○ munculnya gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme.
● aspek ekonomi :
○ Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya perdagangan
bebas.
○ terdesaknya barang-barang lokal terutama yang tradisional karena kalah bersaing dengan
barang-barang dari luar negeri.
○ Cepat atau lambat, perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring
dengan makin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia
○ timbul kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari persaingan bebas.
○ Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang
○ koperasi makin sulit berkembang
○ penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya makin ditinggalkan.
● aspek sosbud
○ munculnya gaya hidup konsumtif
○ Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai hidup
tertinggi.
○ Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri
○ kesenjangan sosial yang semakin tajam antara yang kaya dan miskin.
○ Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya
Barat tanpa diseleksi terlebih dahulu
○ Makin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan
sosial.
○ Makin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
● aspek hukum dan hankam
○ tindakan anarkis

PENGARUH POSITIF :
○ aspek politik :
■ Pemerintahan lebih terbuka dan bebas (bebas yang bertanggung jawab)
■ demokrasi lebih mudah diselenggarakan
■ Dengan adanya keterbukaan dapat mencegah praktik kkn
■ dicapainya pemerintahan yang bersih dan berwibawa
■ Dengan adanya pemerintahan yang demokratis kualitas dan kuantitas partisipasi politik
rakyat dalam penentuan kebijakan publik oleh pemerintah meningkat
■ akan tercipta pemerintahan yang bersih, jujur, adil, dan aspiratif.
○ aspek ekonomi :
■ meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita.
■ Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri
■ Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi.
■ Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.
■ Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
■ Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
○ aspek sosial budaya :
■ lebih mudah memperoleh informasi dari belahan bumi lainnya
■ kita dapat belajar dari bangsa lain dan menerapkan nilai-nlai yang baik.
■ dapat mengetahui dan menggali ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang
telah maju untuk kemajuan dan kesejahteraan kita.
○ aspek hukum dan hankam
■ Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak asasi manusia.
■ Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundangundangan yang memihak
dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
■ Makin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim)
yang lebih profesional, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
■ Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas penjaga
keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara

34. Peserta Didik menganalisis Sikap Selektif Menanggapi Perkembangan IPTEK dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
Sebagai negara berkembang, Indonesia sulit untuk mengelak dari pengaruh atau Implikasi kemajuan iptek.
Akan tetapi, Indonesia sebagai bangsa yang besar harus mempunya sikap tegas terhadap kemajuan iptek ini.
Ada beberapa alernatif yang bisa diambii, yaitu:
1. Menolak dengan tegas semua pengaruh kemajuan iptek dalam semua aspek kehidupan
2. Tidak menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring dahulu
3. Bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut, mengaambil hal-hal positif dari kemajuan iptek dan
membuang hal-hal negatifnya.
Dari ketiga alternative tersebut, sikap terbaik yang dapat kita ambil adalah sikap selektif agar memperoleh
keuntungan dan kemajuan iptek serta terhindar dari dampak buruknya. Semua pengaruh kemajuan iptek
yang kita terima telah melalui proses penyaringan terlebih dahulu. Adapun alat penyaringnya adalah
Pancasila. Nilai-nilai Pancasila merupakan cerminan budaya bangsa yang dapat diterima oleh semua
kalangan sehingga dapat dijadikan benteng yang kukuh dalam menghadang pengaruh negatif dari kemajuan
iptek.

35. Peserta Didik menganalisis Sikap Selektif Menanggapi Perkembangan IPTEK dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
Politik

Ekonomi
Sosbud

36. Peserta didik menganalisis faktor penghambat persatuan dan kesatuan nasional
Faktor penghambat persatuan dan kesatuan nasional:
a) Masyarakat Indonesia yang beraneka ragam dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-
masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
b) Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan pulau yang dikelilingi oleh lautan luas.
c) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang merongrong keutuhan,
kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
d) Masih besarnya ketimpangan dan tidak meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
yang menimbulkan rasa tidak puas.
e) Adanya paham entosentrisme diantara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-
kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
f) Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa, akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun tidak langsung.

37. Peserta didik menganalisis bentuk negara persatuan


○ Wewenang tertinggi berada ditangan pemerintah pusat
○ Pemerintah pusat menangani semua kedaulatan negara baik dalam /luar negeri
○ Rkyt dpt berhubungan dg pemerintah pusat scr langsung ut menjalankan daerahnya
○ Hanya terdapat 1 konstitusi (UUD), satu kabinet atau dewan menteri, satu parlemen
○ Negara hanya memiliki satu kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan ekonomi,politik,sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.

38. Peserta didik menganalisis prinsip kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Pembukaan UUD
1945
Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam alinea keempat
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu “…. dalam upaya membentuk suatu
Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia”. Pembentukan pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia itu bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Tujuan tersebut bisa dicapai hanyalah dengan adanya kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia, sehingga dalam alinea keempat ini secara tegas diproklamasikan, disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam satu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
berbentuk dalam satu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada Pancasila.”
39. Peserta didik menganalisis Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa
40. Peserta didik menganalisis Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa (sama seperti
no 44)
41. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara
Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan kesediaan berbakti pada negara dan berkorban
demi membela negara. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
○ Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling).
○ Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri.
○ Belajar dengan tekun pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau PPKn.
○ Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti Paskibra, PMR, dan Pramuka.
○ Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.
○ Pengabdian sebagai anggota TNI.
○ Pengabdian sesuai dengan profesi keahlian.

42. Peserta didik menjelaskan Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Hubungan
Internasional dan Organisasi Internasional
(Sama seperti no 19)

43. Peran masyarakat dalam Upaya Penegakan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
○ Taat pada peraturan
○ Menjunjung tinggi keadilan
○ Menjunjung tinggi toleransi
○ Melaporkan kepada pihak berwajib jika ada pelanggaran
○ Saling menghormati
○ Tidak berbuat semena-mena

44. Peserta didik menganalisis alat pemersatu bangsa Indonesia


1) Pancasila, sebagai dasar falsafah Negara Indonesia.
2) UUD 1945, sebagai landasan konstitusi Negara Indonesia.
3) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai semboyan Negara Indonesia.
4) Burung Garuda, sebagai lambang NKRI.
5) Bendera Merah Putih, sebagai bendera Indonesia.
6) Bahasa Indonesia, sebagai bahasa persatuan Indonesia.
7) Indonesia Raya, sebagai lagu kebangsaan Indonesia.
8) Konsep Wawasan Nusantara.
9) Kebudayaan Daerah sebagai Kebudayaan Nasional.
10) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia

Alat pemersatu bangsa :

1. Lambang Negara
Burung Garuda telah disahkan dalam UUD 1945 Pasal 36A dinyatakan sebagai lambang negara Indonesia.
Burung garuda dipilih sebagai lambang negara karena dikenal sebagai tunggangan Dewa Wisnu dalam
sejarah Nusantara. Burung garuda ini melambangkan bangsa yang besar dan kuat, yaitu bangsa Indonesia.

2. Semboyan Negara
Semboyan negara berfungsi sebagai pemersatu bangsa karena Indonesia memiliki wilayah yang luas dan
memiliki banyak perbedaan dari mulai agama, bahasa, suku, dan kebudayaan. Bhineka Tunggal Ika
merupakan semboyan negara Indonesia yang berarti memiliki perbedaan tetapi tetaplah satu kesatuan.
Bhineka Tunggal Ika ditetapkan sebagai semboyan negara dalam UUD 1945 pasal 36A. Semboyan negara ini
untuk menyatukan bangsa Indonesia dan meredam konflik yang mementingkan kepentingan pribadi atau
kelompok.

3. Bahasa Negara Indonesia


Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan bahasa resmi yang digunakan sebagai alat pemersatu bangsa di
tengah beragamnya bahasa daerah dari berbagai suku bangsa. Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa
resmi negara Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945 Pasal 36 dan Pasal 1 Ayat 2 UU No 24 Tahun 2009.
4. Bendera Negara
Bendera merah putih ditetapkan sebagai bendera resmi negara Indonesia seperti yang disebutkan dalam
UUD 1945 Pasal 35. Warna merah dalam bendera merah putih memiliki arti berani dan putih memiliki arti
suci. Penggunaan bendera merah putih diatur dalam UUD 1945 Pasal 35, UU Nomor 24 Tahun 2009, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958. Bendera merah putih dipilih sebagai bendera negara
berdasarkan perjalanan sejarah bahwa warna merah putih digunakan banyak kerajaan di nusantara sebagai
panji kebesaran.

5. Lagu Kebangsaan Indonesia


Lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai lagu kebangsaan sesuai UUD RI 1945 pasal 36B. Lagu Indonesia
Raya pertama kali diperdengarkan dalam Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang kemudian
diputuskan sebagai lagu kebangsaan dan bersamaan sebagai hari lahir Sumpah Pemuda.

6. Konstitusi Negara
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar yang memiliki urutan tertinggi pada urutan
perundangan di Indonesia. UUD 1945 disusun setelah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. UUD 1945 adalah hukum dasar yang mengikat perbedaan yang dimiliki Indonesia
yaitu dari keberagaman suku, ras, bangsa, dan bahasa.

7. Ideologi Negara
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang kelima silanya tertulis dalam Pembukaan UUD 1945.
Pancasila disusun pada tanggal 1 Juni 1945 dan diresmikan pada tanggal 22 Juni 1945.

8. Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia dalam memandang diri dan
struktur geografisnya. Cara pandang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan mengutamakan dan
menghargai perbedaan untuk mencapai tujuan nasional.

9. Kebudayaan Negara
Beberapa kebudayaan daerah Indonesia telah diterima baik oleh masyarakat Indonesia sebagai kebudayaan
nasional bahkan telah diakui oleh dunia seperti batik, reog Ponorogo yang menyatukan Indonesia.

10. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia


Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik dengan sistem politik adalah demokrasi atau
kedaulatan rakyat. Bentuk negara Indonesia disebutkan pada Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, “Negara
Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik”.

45. Peserta didik menganalisis Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa
Persatuan Indonesia telah terbentuk sejak zaman dahulu yaitu pada masa kerajaan-kerjaan yang
terdapat pada masing-masing daerah. Pada masa tersebut kerajaan nusantara memiliki sikap persatuan
guna untuk menciptakan kerajaan terkuatnya masing-masing. Dalam hal ini, satu kerjaan yang berhasil
menyatukan Indonesia adalah kerajaan majapahit. Kemudian Tak lama setelah itu Indonesia disatukan oleh
agama Islam setelah datangnya ajaran agama Islam. Ketika Belanda dan imperialisme datang menuju
Indonesia, kita mulai belajar untuk bersatu dalam skala yang lebih besar lagi hingga pada akhirnya kita
menuju kemerdekaan dengan melakukan persatuan di seluruh nusantara
Pembahasan
Makna yang berada diantara persatuan dan juga kesatuan adalah seperti :
● Melakukan penjalinan dari rasa akan kekeluargaan
● Melakukan penjalinan terhadap sebuah rasa kemanusiaan
● Sebuah rasa persatuan akan dapat terbentuk

Anda mungkin juga menyukai