Anda di halaman 1dari 25

1.

Sistem Pembagian Kekuasaan di Indonesia


Sistem pembagian kekuasaan negara Republik Indonesia membedakan atas tiga hal yaitu
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Power tends to corrupt, absolute power corrupt
absolutely merupakan sebuah dalil Lord Acton yang berarti ”manusia yang mempunyai
kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi manusia yang
mempunyai kekuasaan tidak terbatas pasti akan menyalahgunakannya”. Dalil ini
menggambarkan pentingnya pembatasan kekuasaan dan pemisahan kekuasaan agar
kekuasaan tidak berada dalam satu pihak yang absolut dan berujung pada kesewenang-
wenangan.
A. Konsep Pembagiaan Dan Pemisahan Kekuasaan
Dalam konsep pembagian dan pemisahan kekuasaan ada dua tokoh penting yang
pendapatnya bisa dijadikan acuan, yaitu John Locke dan Montesquieu. John Locke dalam
buku Two Treatiesof Government membagi kekuasaan menjadi tiga macam kekuasaan,
yaitu kekuasaan legislatif (membuat undang-undang), kekuasaan eksekutif (melaksanakan
undang-undang), dan kekuasaan federatif (melakukan hubungan diplomatik dengan
negara lain). Berbeda dengan pendapat John Locke, Montesquieu dalam buku L’esprit des
Lois pada tahun 1748, mengemukakan pemisahan kekuasaan negaradibedakan dalam tiga
organ, yaitu lembaga legislatif (kekuasaan membuat undang-undang), lembaga eksekutif
(kekuasaan melaksanakan undang-undang), dan lembaga yudikatif (kekuasaan mengadili
pelanggaran undang-undang).
Teori pemisahan kekuasaan menurut Montesquieu disebut Trias Politica. Berdasarkan
pendapat Montesquieu, IvorJennings, Rektor Cambridge University, dalam bukunya
berjudul The Law and the Constitution membedakan teori pemisahan kekuasaan dan
pembagian kekuasaan. Menurut Ivor, pemisahan kekuasaan berarti pembagian kekuasaan
dipertahankan dengan tegas. Artinya, tiap lembaga negara memiliki tugas dan organ yang
berbeda satu dengan lainnya. Adapun pembagian kekuasaan berarti ketiga lembaga
kekuasaan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) dalam praktik penyelenggaraan negara tidak
terdapat pemisahan kekuasaan, misalnya dalam pembuatan undang-undang dilakukan
oleh legislatif dan eksekutif.
B. Pembagian Kekuasaan Di Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak menganut sistem
pemisahan kekuasaan, tetapi menganut sistem pembagian kekuasaan. Prof. Ismail Sunny,
Guru besar Universitas Indonesia, juga mengemukakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik IndonesiaTahun 1945 tidak menganut pemisahan kekuasaan dalam arti materiel
(separation of power), tetapi pemisahan kekuasaan dalam arti formil (division of power)
atau pembagian kekuasaan.
Sistem pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas tiga lembaga, yaitu legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Ketiga lembaga negara di Indonesia tidak dipisahkan secara
mutlak, tetapi antaralembaga satu dan lainnya terdapat hubungan kekuasaan dan
keterkaitan. Sistemini sangat dipengaruhi oleh teori Trias Politica dari Montesquieu, tetapi
dalam pelaksanaannya tidak diterapkan secara murni dan mutlak. Adanya dinamika dalam
kehidupan ketatanegaraan di Indonesia mengakibatkan sistem pembagian kekuasaan
negara juga mengalami perkembangan. Dalam sistem pembagian kekuasaan di negara
Republik Indonesia, kekuasaan negara dibagi dalam empat lembaga negara, yaitu lembaga
legislatif, lembaga eksekutif, lembaga yudikatif, dan lembaga eksaminatif.
2. Laut Teritorial
Apa Itu Laut Teritorial?
Pengertian laut teritorial adalah wilayah kedaulatan yang dimiliki oleh sebuah negara baik
itu dari bagian pantai yang jadi daratannya hingga perairan pedalamannya. Khusus
Indonesia yang memiliki wilayah laut sangat luas, maka laut teritorial juga termasuk jalur
laut. Jalur tersebut berbatasan langsung dengan perairan dari kepulauan atau perairan
internal.
Batas Laut Teritorial dan Batas Laut Lain di Indonesia
Indonesia termasuk negara kepulauan yang memiliki wilayah teritorial sebesar 8 juta km2
dan panjang garis pantainya sampai 81.000 km. Penduduk yang tinggal di kawasan pesisir
pun mencapai 40 juta lebih. Dilihat dari hal ini, maka laut menjadi mata pencaharian yang
penting bagi sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di wilayah pesisir.
Supaya mata pencaharian para nelayan tidak hilang, negara harus menjaga wilayah di
perbatasan laut dengan negara lain. Pasalnya masih saja banyak nelayan asing yang mencari
ikan di perairan Indonesia. Para warga asing tidak boleh mengambil ikan dan masuk ke batas
wilayah kedaulatan negara tanpa izin. Menangkap ikan di wilayah laut Indonesia tanpa izin
adalah perbuatan ilegal. Sebagai warga Indonesia Anda perlu tahu batas laut yang dimiliki
Indonesia. Luas wilayah laut yang dimiliki oleh Indonesia diakui United Nation Convention of
The Sea atau UNCLOS tahun 1982 sebagai Wawasan Nusantara. Luas perairan laut di
Indonesia sendiri dibagi menjadi tiga jenis. Ketiganya menggunakan pengukuran
berdasarkan penarikan garis dari pantai yang paling rendah saat surut. Batas akan ditarik
hingga beberapa mil ke tengah laut.
Berikut ini tiga jenis batas laut di Indonesia yang salah satunya adalah laut teritorial.

 Batas Laut Teritorial


Batas laut teritorial Indonesia adalah batas yang ditarik dari garis dasar pantai terendah
pada saat laut sedang surut. Panjang garis yang ditarik ke arah laut lepas adalah 12 mil.
Pada area laut yang termasuk dalam garis dalam ini kedaulatan penuh dimiliki Indonesia.
Kedaulatan ini termasuk pada wilayah laut, dasar laut hingga tanah lapisan bawah atau
subsoil dan udara di atas laut. Bahkan semua jenis sumber daya alam yang ada di
dalamnya adalah milik Indonesia. Luas laut teritorial adalah 282.583 km2 di mana selain
memiliki, negara Indonesia juga memiliki kewajiban untuk menjamin pelaksanaan hak
lintas damai. Khususnya untuk pelayaran internasional yang akan melalui jalur-jalur
kepulauan dan tradisional. Kewajiban ini diatur pada pasal 49, 52 dan juga 53 KHL tahun
1992.
 Zona Ekonomi Eksklusif
Disebut juga dengan ZEE adalah yang merupakan wilayah laut paling luar pada saat air
laut surut dan ditarik sejauh 200 mil. Indonesia memiliki luas ZEE 2.936.345 km2. Luas
ZEE sendiri telah diumumkan pemerintah Indonesia pada 21 Maret 1980.
Semua jenis kegiatan kelautan dalam ZEE sudah diatur dalam UU no. 5 Tahun 1983 pasal
5 mengenai ZEE. Dalam UU tersebut ada beberapa hak yang dimiliki. Pertama, negara
bisa melakukan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, serta konservasi sumber daya alam.
Kedua, negara juga memiliki hak untuk melakukan penelitian, perlindungan, serta
melestarikan laut. Ketiga memberikan izin untuk pelayaran internasional melalui wilayah
tersebut serta memasang berbagai jenis sarana untuk perhubungan laut.
Mengenal Batas Wilayah Indonesia Lainnya
Laut teritorial adalah salah satu batas yang dimiliki sebuah negara termasuk Indonesia.
Namun bukan hanya soal laut saja yang memiliki batas tetapi juga wilayah daratan dan
udara. Hanya saja batasan ini lebih mudah dikenali khususnya untuk area daratan.
Berikut ini batas yang dimiliki Indonesia untuk darat dan udara.
 Batas Darat Indonesia
Batas darat merupakan batasan negara yang secara langsung berbatasan dengan
wilayah atau negara lain. Batas bisa terdapat pada gunung hutan maupun bentang
daratan lainnya. Ada tiga negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia yaitu
Papua New Guinea yang ada di bagian Timur. Kemudian negara Timor Leste yang
berbatasan langsung dengan Provinsi NTT. Negara ketiga adalah Malaysia yang
berbatasan langsung di Pulau Kalimantan.

 Batas Udara Indonesia


Ada dua jenis batas udara yang dimiliki yaitu batas horizontal dan vertikal. Batas ini
membutuhkan penjagaan yang menghabiskan banyak biaya karena lebih mudah untuk
dilanggar. Batas vertikal merupakan area udara yang tingginya mencapai 110 km dari
ketinggian permukaan negara. Sedangkan batas horizontal adalah luas negara yaitu
5.455.675 km2. Tidak hanya Indonesia saja yang memiliki batas-batas ini tetapi juga
termasuk negara yang memiliki wilayah daratan dan lautan. Hanya saja masing-masing
negara memiliki peraturan masing-masing soal batas wilayah sesuai hukum yang
berlaku.
3. Ciri Pemerintahan Presidensial
Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan dengan presiden bertugas
sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Menurut buku Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi oleh Jimly
Asshiddiqie, ciri sistem pemerintahan presidensial adalah:

 Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara kekuasaan eksekutif dan legislative
 Presiden merupakan eksekutif tunggal. Kekuasaan eksekutif presiden tidak terbagi
dan yang ada hanya presiden dan wakil presiden saja.
 Kepala pemerintahan adalah sekaligus kepala negara atau sebaliknya kepala negara
adalah sekaligus kepala pemerintahan
 Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu atau sebagai bawahan yang
bertanggung jawab kepadanya
 Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan demikian pula
sebaliknya
 Presiden tidak dapat membubarkan atau memaksa parlemen
 Berlaku prinsip supremasi konstitusi. Di mana pemerintahan eksekutif bertanggung
jawab kepada konstitusi.
 Eksekutif bertanggung jawab langsung kepada rakyat yang berdaulat
 Kekuasaan pada sistem pemerintahan presidensial tersebar secara tidak terpusat
4. Pelimpahan Kewenangan Pusat ke Daerah
Pemerintah Pusat Republik Indonesia memiliki enam kewenangan dalam menjalankan
pemerintahan. Wewenang ini dilimpahkan kepada Pemerintah Pusat sebagai pemegang
komando negara.Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
mengartikan Pemerintah Pusat sebagai Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.Tidak semua urusan merupakan area wewenang dari Pemerintah Pusat. Kriteria
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat adalah sebagai berikut:
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas negara
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah provinsi atau lintas negara
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah provinsi atau
lintas negara
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan
oleh Pemerintah Pusat
5. Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional
Berdasarkan kriteria tersebut dan dicantumkan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014, kewenangan Pemerintah Pusat dibagi menjadi enam bentuk yakni urusan politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, hukum, agama, dan moneter/keuangan.
1. Urusan Politik Luar Negeri
Sebagai negara yang berpartisipasi aktif dalam membangun hubungan internasional dengan
negara lain, Pemerintah Pusat memiliki wewenang untuk mengatur urusan yang
menyangkut politik luar negeri. Segala kebijakan mengenai politik luar negeri diatur oleh
Pemerintah Pusat.
2. Urusan Pertahanan
Dalam urusan pertahanan, Pemerintah Pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah guna
mewujudkan pertahanan negara yang kuat dan solid. Hal ini karena menjaga pertahanan
negara berkaitan dengan menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Seperti misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata, menyatakan keadaan
damai dan perang, menyatakan negara atau sebagian wilayah negaa dalam keadaan bahaya,
dll.
3. Urusan Keamanan
Wewenang Pemerintah Pusat dalam mengatur keamanan nasional meliputi keamanan di
darat, laut, maupun udara. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Pusat bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah agar keamanan nasional dapat tercapai secara maksimal.
4. Urusan Hukum
Urusan hukum menyangkut penegakan hukum dalam skala nasional. Pemerintah Pusat
memiliki wewenang mengatur sistem hukum maupun menentukan pihak yang bertanggung
jawab pada lembaga hukum terkait.Seperti misalnya mendirikan lembaga peradilan,
mengangkat hakim dan jaksa, memberikan grasi, dll.
5. Urusan Agama
Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk memeluk agamanya sesuai dengan
keyakinannya masing-masing. Hak tersebut diatur oleh Pemerintah Pusat dan dilindungi
oleh Undang-undang.
6. Urusan Moneter
Pemerintah Pusat memiliki wewenang untuk membuat kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal. Kebijakan moneter mencakup kebijakan pengaturan uang yang dimiliki oleh negara
untuk menjaga keseimbangan internal yaitu pertumbuhan ekonomi dan keseimbangan
eksternal yaitu keseimbangan neraca pembayaran. Sementara kebijakan fiskal bertujuan
untuk menstabilkan ekonomi negara melalui pajak dan suku bunga
5. Wilayah Laut ZEE
Pengertian Zona Ekonomi Eksklusif
ZEE merupakan batas wilayah sepanjang 200 mil yang diukur dari pangkalan laut dan telah
ditetapkan oleh perundang-undangan yang berlaku. Negara yang memiliki wilayah tersebut
berhak atas semua kekayaan alam yang ada di dalamnya.Pengukuran ZEE biasanya
dilakukan ketika air laut sedang dalam kondisi surut. Penggunaan ZEE ini pun baru
diresmikan pada tahun 1980.
Manfaat Adanya Zona Eksklusif Bagi Indonesia
Pemberlakukan ZEE tentu menjadi sesuatu yang sangat penting mengingat manfaatnya yang
besar untuk suatu negara.
 Negara Pantai Memiliki Hak Memanfaatkan Sumber Dayanya
Dengan diberlakukannya ZEE di suatu negara, seluruh sumber daya alam yang ada di
dalam wilayah laut tersebut menjadi hak milik negara pantai.Untuk itu, Indonesia
memiliki hak penuh atas wilayahnya dan bebas melakukan aktivitas apa saja sesuai
dengan kebijakan yang berlaku.

 Negara Pantai Dapat Mengembangkan dan Mengelola Sumberdaya


Manfaat lain dari adanya ZEE adalah memberikan kebebasan kepada negara pantai
untuk mengembangkan dan mengelola seluruh sumberdaya yang ada. Salah satunya
dengan memanfaatkan sumberdaya tersebut sebagai sumber mata pencaharian.

 Negara Asing Tidak Memiliki Hak Atas Wilayah dalam ZEE


Sebagaimana yang terjadi beberapa waktu lalu, Indonesia pernah memiliki konflik
dengan negara tetangga seperti Cina pihak negara tersebut telah melanggar batas
wilayah kelautan.Pada saat itu, kapal-kapal dari negara asing masuk ke ZEE Indonesia
kemudian menangkap ikan di sana.Nah, dengan memperlakukan ZEE di negara
Indonesia, maka negara asing tidak memiliki hak atas wilayah tersebut.
Oleh karena itu, sebagai upaya mempertahankan wilayah laut, Indonesia pernah
meledakkan kapal-kapal asing yang memaksa masuk dan menangkap ikan di wilayahnya.

 Wilayah Laut Negara Pantai Menjadi Lebih Luas


Dengan pemberlakukan ZEE di suatu negara juga membuat negara Indonesia memiliki
wilayah laut yang lebih luas.Hal ini tentu membawa keuntungan yang besar. Dengan
demikian, Indonesia bisa memanfaatkan wilayah tersebut untuk mencukupi semua
kebutuhan warga negaranya.

 Negara Pantai Memiliki Hak Melakukan Navigasi dan Penanaman Kabel


Wilayah yang masuk pada kawasan ZEE boleh dimanfaatkan untuk bernavigasi dan
melakukan penerbangan di atasnya.Selain itu, Indonesia juga memiliki hak melakukan
penanaman kabel atau pipa di dasar laut untuk keperluan tertentu sesuai dengan
kebijakan yang berlaku

 Negara Boleh Melakukan Pengembangan dan Penelitian


Adanya pemberlakukan zona ekonomi eksklusif di negara Indonesia juga membawa
manfaat dengan diberikannya kebebasan melakukan pengembangan dan penelitian.
Riset kelautan tersebut biasanya bertujuan untuk melindungi sumberdaya yang ada di
dalamnya atau melestarikan lingkungan sekitarnya.Meskipun pengembangan dan
penelitian bebas dilakukan di kawasan ZEE, namun semuanya harus berdasarkan
perundang-perundangan yang ada.Jangan sampai kebebasan tersebut malah disalah
gunakan oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi.

 Meningkatkan Pemasukan Suatu Negara


Bagi negara yang bijak dan pintar memanfaatkan peluang, pemberlakukan ZEE pasti
membawa banyak keuntungan.
Perlu diketahui, apabila Indonesia mau membangun destinasi wisata atau bangunan-
bangunan komersial lainnya, pasti pemasukan negara akan mengalami
peningkatan.Untuk itu, kawasan ZEE sebaiknya benar-benar dikelola secara baik dan
tepat agar pemasukan negara meningkat. Dengan demikian, semua warga negara pasti
akan hidup lebih sejahtera.

 Dapat Membantu Memelihara Batas Wilayah Negara lain


Dengan pemberlakukan ZEE, setidaknya Indonesia juga ikut menjaga batas zona
ekonomi eksklusif negara lain. Kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu antara
Indonesia dengan Cina tentu tidak ingin dialami pula oleh negara lainnya.Oleh karena
itu, antara negara satu dengan yang lainnya seharusnya saling menjaga wilayahnya
masing-masing. Dengan demikian, hubungan antar negara juga akan terjaga
keharmonisannya.
6. Tujuan Pelimpahan Kewenangan Pusat Ke Daerah
Pelimpahan kewenangan pusat ke daerah merupakan upaya untuk memberikan wewenang
dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah dalam mengelola dan memajukan
daerahnya. Tujuan dari pelimpahan kewenangan ini adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan: Dengan adanya pelimpahan


kewenangan, pemerintah daerah dapat lebih cepat dan tepat dalam mengambil
keputusan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat daerahnya. Hal ini dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan.
 Mempercepat pembangunan daerah: Pelimpahan kewenangan dapat mempercepat
pembangunan daerah karena pemerintah daerah dapat lebih fokus dalam
mempercepat pembangunan daerahnya, termasuk dalam hal pengembangan
sumber daya manusia, infrastruktur, dan investasi.
 Meningkatkan partisipasi masyarakat: Dengan adanya pelimpahan kewenangan,
masyarakat dapat lebih mudah terlibat dalam pembuatan kebijakan dan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan daerahnya. Hal ini dapat
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.
 Menyesuaikan kebijakan dengan kebutuhan lokal: Dalam pelaksanaan tugasnya,
pemerintah daerah dapat menyesuaikan kebijakan dengan kebutuhan lokal,
sehingga kebijakan yang diambil dapat lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat di daerah tersebut.
 Meningkatkan otonomi daerah: Pelimpahan kewenangan merupakan salah satu
bentuk pemberian otonomi daerah yang lebih luas. Hal ini dapat meningkatkan
kemandirian dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam memajukan daerahnya.
Namun, dalam pelimpahan kewenangan juga terdapat risiko dan tantangan, seperti
kurangnya kapasitas pemerintah daerah dalam mengelola kewenangan yang diberikan,
potensi terjadinya konflik kepentingan antara pemerintah pusat dan daerah, dan potensi
terjadinya ketimpangan antara daerah yang lebih maju dengan daerah yang kurang maju.
Oleh karena itu, pelimpahan kewenangan harus dilakukan dengan hati-hati dan perlu
adanya mekanisme pengawasan yang efektif untuk meminimalkan risiko dan tantangan
tersebut.
7. Faktor Penghambat Integrasi Bangsa
Integrasi bangsa adalah upaya mempersatukan dan memperkuat kesatuan antarwarga
negara, sehingga tercipta solidaritas sosial dan rasa persatuan yang kuat. Namun, terdapat
beberapa faktor penghambat integrasi bangsa, antara lain:

 Perbedaan etnis, agama, dan budaya: perbedaan ini dapat menimbulkan ketegangan
dan konflik antarwarga negara, yang mempengaruhi tercapainya integrasi bangsa.
 Ketimpangan sosial dan ekonomi: adanya ketimpangan sosial dan ekonomi dapat
memicu ketidakpuasan dan ketidakadilan, yang berpotensi menimbulkan konflik
sosial dan memperlemah integrasi bangsa.
 Keberadaan kelompok yang merasa diabaikan: kelompok yang merasa diabaikan
oleh pemerintah atau oleh mayoritas warga negara dapat merasa tidak dihargai dan
merasa terpinggirkan, sehingga berpotensi mengganggu integrasi bangsa.
 Praktik korupsi dan nepotisme: korupsi dan nepotisme dapat menghambat integrasi
bangsa karena merugikan kepentingan bersama dan memperlemah kepercayaan
masyarakat terhadap institusi negara.
 Kesenjangan pemahaman dan pengalaman: adanya kesenjangan dalam pemahaman
dan pengalaman antarwarga negara mengenai sejarah, budaya, dan nilai-nilai
nasional, dapat menghambat terciptanya kesepahaman dan persatuan.
 Propaganda kelompok tertentu: propaganda kelompok tertentu yang bersifat
diskriminatif dan merugikan kelompok lain dapat memicu konflik antarwarga negara
dan menghambat integrasi bangsa.
Mengatasi faktor penghambat integrasi bangsa memerlukan upaya yang komprehensif dan
terintegrasi, yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah. Beberapa upaya
yang dapat dilakukan antara lain adalah membangun kesadaran nasional yang kuat,
menghargai keanekaragaman budaya, meningkatkan kualitas pendidikan, dan menegakkan
supremasi hukum
8. Bentuk Ancaman Militer
Ancaman militer dapat berasal dari berbagai sumber dan berbagai bentuk. Berikut beberapa
bentuk ancaman militer yang mungkin dihadapi:

 Serangan Udara: Serangan udara dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat


tempur, rudal, atau bom jatuh. Serangan ini dapat menargetkan fasilitas militer,
infrastruktur strategis, dan populasi sipil.
 Serangan Darat: Serangan darat dapat dilakukan oleh pasukan militer musuh yang
berusaha untuk merebut kendali atas wilayah tertentu atau fasilitas strategis.
 Serangan Laut: Serangan laut dapat dilakukan oleh kapal perang musuh untuk
mengganggu aktivitas pelayaran, menghancurkan kapal-kapal yang penting, atau
mendaratkan pasukan ke pantai.
 Senjata Kimia dan Biologis: Senjata kimia dan biologis adalah senjata pemusnah
massal yang dapat menyebabkan kerusakan besar pada populasi sipil dan
infrastruktur.
 Serangan Cyber: Serangan cyber dapat dilakukan untuk mengganggu atau merusak
sistem militer dan infrastruktur strategis, termasuk sistem komunikasi, kelistrikan,
dan transportasi.
 Serangan Balistik: Serangan balistik dapat dilakukan dengan menggunakan rudal
balistik untuk menyerang target strategis.
 Pencurian Teknologi Militer: Pencurian teknologi militer oleh negara atau kelompok
asing dapat mengancam keamanan nasional dengan memberikan keuntungan bagi
musuh.
 Terorisme: Terorisme dapat mengancam keamanan nasional dengan melakukan
serangan terhadap target militer dan sipil, atau dengan merekrut orang-orang untuk
melakukan kegiatan militer yang merugikan negara.
Semua bentuk ancaman militer ini dapat memiliki dampak yang besar pada keamanan
nasional dan stabilitas regional. Oleh karena itu, negara harus memiliki kemampuan untuk
menghadapi dan menangani setiap bentuk ancaman militer yang mungkin timbul.
9. Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan adalah prinsip-prinsip atau konsep dasar yang mengatur hak dan
kewajiban seseorang sebagai warga negara suatu negara tertentu. Beberapa asas
kewarganegaraan yang umum diakui antara lain:

 Asas ius soli (hak tanah): Seseorang dianggap sebagai warga negara suatu negara
karena dilahirkan di wilayah negara tersebut, tanpa memperhatikan
kewarganegaraan orang tua.
 Asas ius sanguinis (hak darah): Seseorang dianggap sebagai warga negara suatu
negara karena memiliki darah atau keturunan dari orang tua yang sudah menjadi
warga negara negara tersebut.
 Asas naturalisasi: Seseorang dapat menjadi warga negara suatu negara melalui
proses naturalisasi, yaitu proses pemberian kewarganegaraan secara sukarela
kepada orang asing yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
 Asas kewarganegaraan ganda: Beberapa negara mengizinkan warganya memegang
kewarganegaraan ganda, yaitu memiliki kewarganegaraan dari dua negara berbeda.
Asas kewarganegaraan menjadi penting dalam menentukan hak dan kewajiban warga
negara suatu negara, seperti hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilu, akses ke layanan
publik, hak untuk bekerja dan tinggal di negara tersebut, serta kewajiban untuk membayar
pajak dan mengikuti peraturan negara.
10. Upaya Mencegah Disintegrasi Bangsa
Disintegrasi bangsa dapat terjadi ketika suatu negara mengalami perpecahan atau
pemecahan menjadi beberapa negara kecil yang berbeda karena perbedaan etnis, budaya,
agama, atau ideologi. Untuk mencegah disintegrasi bangsa, diperlukan upaya-upaya sebagai
berikut:

 Membangun kesatuan dan persatuan bangsa: pemerintah harus mendorong


kegiatan yang memperkuat kesatuan dan persatuan antarwarga negara, seperti
kegiatan keagamaan yang menghargai perbedaan, kegiatan olahraga dan seni, serta
kegiatan sosial yang mendorong kolaborasi antarwarga negara.
 Menjaga keadilan sosial: pemerintah harus memberikan kesempatan yang sama
kepada seluruh warga negara dalam hal pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan
perlindungan hukum.
 Meningkatkan kualitas pendidikan: pendidikan adalah kunci untuk mengubah
perilaku dan sikap warga negara. Pemerintah harus meningkatkan kualitas
pendidikan dan memasukkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam kurikulum.
 Menghargai keanekaragaman budaya: pemerintah harus menghargai dan
mempromosikan keanekaragaman budaya yang ada di negara tersebut dan
menghormati hak asasi manusia.
 Menegakkan supremasi hukum: pemerintah harus menegakkan hukum dan
menindak tegas tindakan yang merugikan kepentingan nasional, seperti tindakan
separatisme dan intoleransi.
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan dapat mencegah terjadinya disintegrasi bangsa
dan memperkuat persatuan dan kesatuan dalam negeri.
11. Ancaman di Bidang Keamanan dan Pertahanan
Bidang pertahanan dan keamanan memiliki banyak ancaman yang harus dihadapi,
termasuk:

 Serangan Teroris: Teroris dapat menargetkan fasilitas pemerintah, militer, dan sipil,
dan melakukan serangan dengan senjata konvensional atau senjata kimia dan
biologis.
 Perang: Konflik bersenjata antar negara dapat menyebabkan kerusakan fisik yang
besar pada infrastruktur, warga sipil, dan sumber daya manusia.
 Peretasan Komputer: Serangan siber dapat mengancam infrastruktur nasional,
termasuk sistem komunikasi, kelistrikan, dan transportasi. Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan fisik dan kehilangan data sensitif.
 Proliferasi Senjata Nuklir: Penyebaran senjata nuklir ke tangan negara atau kelompok
non-negara dapat mengancam keamanan dunia dan stabilitas regional.
 Kejahatan Transnasional: Kejahatan lintas batas, seperti perdagangan narkoba,
perdagangan manusia, dan perdagangan senjata, dapat mengancam keamanan
nasional dan regional.
 Kekerasan Sosial: Kekerasan sosial, seperti kerusuhan, konflik antar komunitas, dan
kekerasan berbasis gender, dapat mengancam stabilitas dan keamanan masyarakat.
 Krisis Kemanusiaan: Krisis kemanusiaan, seperti bencana alam dan pengungsi, dapat
memperburuk situasi keamanan dan stabilitas di negara atau daerah terdampak.
 Ketergantungan pada teknologi: Ketergantungan pada teknologi dapat
mengakibatkan kerentanan terhadap serangan siber dan kegagalan sistem yang
dapat mengancam keamanan dan stabilitas nasional.
12. Faktor Penghambar Integrasi Bangsa
Konsep Bhinneka Tunggal Ika mengandung arti bahwa meskipun kita berbeda-beda dalam
hal suku, agama, ras, dan adat istiadat, tetapi kita tetap satu dalam persatuan dan kesatuan
sebagai bangsa Indonesia.
Beberapa faktor yang membentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
adalah sebagai berikut:

 Keanekaragaman budaya: Indonesia merupakan negara yang kaya akan


keanekaragaman budaya. Setiap suku di Indonesia memiliki adat istiadat, bahasa,
dan tradisi yang berbeda-beda. Namun, keberagaman tersebut dapat menjadi faktor
yang mempersatukan bangsa Indonesia.
 Kesamaan bahasa: Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara Indonesia.
Meskipun terdapat berbagai macam bahasa daerah di Indonesia, bahasa Indonesia
menjadi bahasa pengantar yang digunakan secara luas di seluruh wilayah Indonesia.
Hal ini dapat memudahkan komunikasi antar suku dan menjaga kesatuan bangsa.
 Kesamaan agama: Indonesia memiliki keanekaragaman agama, namun mayoritas
penduduknya memeluk agama Islam. Hal ini memungkinkan terjadinya dialog dan
saling pengertian antar pemeluk agama yang berbeda-beda.
 Pendidikan nasional: Pendidikan nasional di Indonesia mempromosikan nilai-nilai
persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Pendidikan nasional juga
memperkenalkan siswa pada berbagai macam budaya daerah di Indonesia, sehingga
siswa dapat menghargai keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia.
 Keadilan sosial: Prinsip keadilan sosial menjadi faktor penting dalam membentuk
integrasi nasional di Indonesia. Prinsip ini menjamin bahwa semua warga negara
memiliki hak yang sama tanpa terkecuali, dan hal ini dapat meningkatkan rasa
persatuan dan kesatuan di antara masyarakat Indonesia.
Demikianlah beberapa faktor yang membentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika di Indonesia. Dengan mempertahankan dan memperkuat faktor-faktor tersebut,
diharapkan bangsa Indonesia dapat terus bersatu dan menjadi bangsa yang kuat dan maju.
13. Alat Pemersatu Bangsa Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto Indonesia yang berarti "Berbeda-beda tetap satu" dan
merupakan pandangan bahwa keberagaman budaya, agama, dan etnis yang dimiliki oleh
Indonesia adalah suatu kekayaan yang perlu dijaga dan dirayakan. Untuk menganalisis
faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, dapat
dilihat dari beberapa aspek berikut:

 Budaya: Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat kaya, dengan lebih
dari 300 kelompok etnis yang tersebar di seluruh Indonesia. Keanekaragaman ini
mencakup bahasa, adat, seni, dan agama. Namun, keanekaragaman ini bukan
menjadi penghalang bagi Indonesia untuk terus bersatu, karena masyarakat
Indonesia memiliki kesadaran akan pentingnya kebersamaan dan saling menghargai
keberagaman budaya.
 Agama: Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam,
namun terdapat juga kelompok-kelompok agama lain seperti Kristen, Hindu, Buddha,
dan Konghucu. Meskipun demikian, masyarakat Indonesia mampu hidup
berdampingan secara harmonis dan saling menghargai perbedaan agama masing-
masing.
 Bahasa: Indonesia memiliki Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi yang digunakan
dalam berkomunikasi antar daerah dan etnis. Meskipun terdapat banyak bahasa
daerah yang berbeda-beda, Bahasa Indonesia telah menjadi alat yang memudahkan
komunikasi antar daerah dan etnis di Indonesia.
 Pendidikan: Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran
nasional dan memperkuat integrasi nasional. Melalui pendidikan, masyarakat
Indonesia dapat mempelajari sejarah dan kebudayaan nasional yang menjadi dasar
kesatuan Indonesia.
 Kebijakan pemerintah: Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan yang
mengakui dan menghargai keberagaman budaya, agama, dan etnis masyarakat
Indonesia. Hal ini tercermin dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang mengakui
keberagaman Indonesia serta berbagai program pemerintah yang menekankan
pentingnya integrasi nasional dan persatuan bangsa.
Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pembentuk integrasi nasional
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika adalah keberagaman budaya, agama, dan etnis; Bahasa
Indonesia; pendidikan; dan kebijakan pemerintah yang mengakui dan menghargai
keberagaman Indonesia. Melalui kesadaran akan pentingnya kebersamaan dan saling
menghargai perbedaan, masyarakat Indonesia dapat terus mempertahankan persatuan dan
kesatuan bangsa.
14. Tujuan sebagai organisasi Nasional
Indonesia dalam PBB terlibat langsung dalam misi perdamaian dewan keamanan PBB
dengan mengirimkan pasukan Garuda ke negara-negara yang dilanda konflik seperti
kongo,Vietnam, Kamboja, bosnia dan sebagainya. Bahkan pada tahun 2007 Indonesia
ditetapkan menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan PBB.
15. Ancaman terhadap integrasi nasional
a. Ancaman di bidang ideologi

 Adanya ideologi komunisme


 Adanya ideologi liberalisme.
b. Ancaman di bidang politik

 Dari luar negeri


Ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan
politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk
ancaman non militer berdimensi politik yang seringkali digunakan oleh pihak-pihak lain
untuk menekan negara lain.

 Dari dalam negeri


penggunaan kekuatan dalam bentuk pengerahan massa untuk menumbangkan
pemerintah yang berkuasa. Bentuk lain yang digunakan adalah menggalang kekuatan
politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu ancaman separatisme
merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang timbul dari dalam negeri.
c. Ancaman di bidang ekonomi

 Masuknya Barang-Barang dari Luar Negeri


 Perekonomian Bisa Dikuasai Pihak Asin
 Munculnya Kesenjangan Sosial
 Naiknya Angka Pengangguran dan Kemiskinan.
d. Ancaman di bidang sosial budaya

 Dari dalam negeri


Didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketidakadilan.

 Dari luar negeri


1) Munculnya gaya hidup konsumtif yang selalu mengkonsumsi barang-barang dari
luar negeri.
2) Munculnya sifat hedonism
3) Adanya sikap individualism
4) Munculnya gejala westernisasi
5) Semakin memudarkan semangat gotong royong,solidaritas,kepedulian dan
kesetiakawanan sosial
6) Semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
e. Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan
Ancaman militer dapat pula terjadi dalam bentuk pemberontakan bersenjata baik
keamanan laut dan di udara yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah nasional
Indonesia.
16. Jawaban ada di nomor 15 (ancaman di bidang sosial budaya)
17. Contoh represif dalam upaya penegakan HAM, langkah represif adalah upaya untuk
menangani kasus pelanggaran HAM berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
Penegakan HAM melalui langkah-langkah represif dapat dilakukan melalui cara sebagai
berikut.

 Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui proses pengadilan di


pengadilan HAM.
 Penyelesaian perkara melalui perdamaian, engosiai, mediasi, konsiliasi dan penilaian
ahli.
 Investasi investigasi terhadap peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran HAM.
 Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM.
18. Ancaman di bidang ekonomi
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin
erat. Hal tersebut tentu saja selain menjadi keuntungan, juga menjadi ancaman bagi
kedaulatan ekonomi suatu negara. Adapun pengaruh negatif globalisasi ekonomi yang dapat
menjadi ancaman kedaulatan Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi di antaranya
sebagai berikut:

 Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar negeri seiring dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas negara.
 Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan
bebas.
 Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil.
19. Pelanggaran HAM berat, yaitu serangan terhadap hak asasi manusia secara sistematis
atau meluas yang menyebabkan korban jiwa, dan menimbulkan kerugian fisik, psikologis,
ekonomi, sosial dan budaya.Menurut standar HAM internasional, ada empat jenis
pelanggaran HAM berat yang diatur dalam Pasal 5 Statuta Roma Mahkamah Pidana
Internasional atau Rome Statute of the International Criminal Court (ICC). Empat kategori
pelanggaran HAM berat tersebut yaitu:
1. Kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu kejahatan meluas dan sistematik yang
ditujukan kepada warga sipil, yang tidak manusiawi dan menyebabkan penderitaan
fisik dan mental. Bentuk perbuatannya dapat berupa:
 Pembunuhan di luar hukum;
 Penyiksaan dan hukuman kejam, tidak manusiawi atau merendahkan
martabat;
 Penghilangan paksa;
 Perbudakan dan praktik serupa perbudakan;
 Deportasi atau pemindahan penduduk secara paksa;
 Perkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan prostitusi, pemaksaan
kehamilan, pemaksaan sterilisasi, atau bentuk kekerasan seksual lain yang
memiliki bobot setara;
 Dan diskriminasi sistematis, khususnya berdasarkan ras, etnis, atau jenis
kelamin, melalui aturan hukum dan kebijakan yang bertujuan
mempertahankan subordinasi suatu kelompok.
2. Genosida, yaitu pembantaian brutal dan sistematis terhadap sekelompok suku
bangsa dengan tujuan memusnahkan seluruh atau sebagian bangsa tersebut.
Bentuknya dapat berupa:
 Pembunuhan anggota kelompok;
 Penyiksaan dan hukuman kejam, tidak manusiawi atau merendahkan
martabat;
 Sengaja menciptakan kondisi hidup yang memusnahkan;
 Mencegah kelahiran;
 Dan memindahkan anak-anak secara paksa.
3. Kejahatan perang, yaitu pelanggaran terhadap hukum perang, baik oleh militer
maupun sipil. Bentuknya dapat berupa:
 Menyerang warga sipil dan tenaga medis;
 Perkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan prostitusi, pemaksaan
kehamilan, pemaksaan sterilisasi, atau bentuk kekerasan seksual lain yang
memiliki bobot yang setara;
 Menyerang pihak yang telah mengibarkan bendera putih tanda menyerah.
4. Agresi, yaitu perilaku yang bertujuan menyebabkan bahaya atau kesakitan terhadap
target serangan.Dalam aturan hukum Indonesia, Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia menetapkan kejahatan genosida dan
kejahatan terhadap kemanusiaan sebagai pelanggaran HAM berat.Aturan yang dapat
melindungi dari pelanggaran HAM berat.Khusus untuk perkara pelanggaran HAM
berat, ada Statuta Roma, perjanjian internasional di bawah wewenang Mahkamah
Pidana Internasional. Sayangnya, sampai sekarang Indonesia belum meratifikasi
Statuta Roma. Di tingkat nasional, ada Undang-undang Nomor 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia yang mengatur perlindungan HAM dan Undang-undang
Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM yang mengatur pengadilan bagi
kasus pelanggaran HAM. Ada juga Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) danberbagai undang-undang lainnya yang secara spesifik melindungi kita
dari berbagai bentuk kejahatan yang bisa mengancam hak asasi kita. Kasus
pelanggaran HAM berat di Indonesia yang belum selesai Setidaknya 12 kasus dugaan
pelanggaran HAM berat di Indonesia masih belum mendapat keadilan. Berkas dari
sebagian besar kasus tersebut selalu dikembalikanoleh Kejaksaan Agung dalam 18
tahun terakhir karena dianggap kurang bukti. Ini beberapa di antaranya:
 Peristiwa 1965 – 1966
 Tragedi Tanjung Priok (1984)
 Penembakan Misterius 1982-1985
 Peristiwa Geudong dan Pos Sattis Lain di Aceh 1989-1998
 Penghilangan Orang secara Paksa 1997-1998
 Kerusuhan Mei 1998
 Peristiwa Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II 1998 & 1999
 Peristiwa Simpang KKA 1999
 Peristiwa Wasior 2001 dan Wamena 2003
 Peristiwa Paniai 2014
20. Perilaku yang Mendukung Tegaknya Nilai-nilai Demokrasi Kehidupan demokratis di
sebuah negara Akan terwujud apabila rakyat mendukung tegaknya nilai-nilai demokrasi
melalui berbagai perilaku tertentu, antara lain.

 Bertindak sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku.


 Bertindak demokratis dalam segala Hal.berbagai jenis Permasalahan melalui
musyawarah.
 Melakukan perubahan secara damai tanpa diiringi dengan kekerasan.
 Memilih pemimpin melalui cara yang demokratis.
 Menyertakan akal sehat dan hati Nurani yang luhur ketika bermusyawarah
 Mempertanggungjawabkan hasil Keputusan musyawarah kepada Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.
 Menggunakan kebebasan secara Bertanggung jawab.
 Menghormati hak orang lain ketika Menyampaikan pendapat.
 Memberikan kritik yang membangun.
Perilaku tersebut dapat dengan mudah Diterapkan di berbagai lingkup kehidupan. Mulai
dari lingkungan keluarga hingga masyarakat. Berikut contoh penerapannya masing-masing.
1. nilai demokrasi di lingkungan Keluarga:
 Saling menghormati dan menyayangi seluruh anggota keluarga.
 Berlaku adil terhadap seluruh anggota keluarga tanpa terkecuali.
 Mengerjakan tugas rumah sesuai dengan peranan masing-masing dalam keluarga.
2. nilai demokrasi di lingkungan sekolah:
 Melaksanakan piket sesuai jadwal yang telah ditentukan.
 Hadir di sekolah tepat waktu.
 Memberikan saran dan kritik kepada pihak sekolah.
3. nilai demokrasi di Lingkungan masyarakat:
 Ikut menjaga stabilitas perdamaian di lingkungan masyarakat.
 Mengikuti kerja bakti.
 Mengikuti kegiatan yang diadakan oleh desa
21. Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi
Globalisasi ekonomi lebih dikendalikan oleh negara-negara maju. Sementara negara-negara
berkembang kurang diberi ruang dan Kesempatan untuk memperkuat perekonomiannya.
Negara-negara berkembang Semacam Indonesia lebih sering dijadikan objek yang hanya
bertugas melaksanakan Keinginan-keinginan negara maju. Keberadaan lembaga-lembaga
ekonomi dunia Seperti IMF (International Monetary Fund), Bank Dunia (World Bank) dan
WTO (World Trade Organization) belum sepenuhnya memihak kepentingan Negara-negara
berkembang. Dengan kata lain, negara-negara berkembang hanya Mendapat sedikit
manfaat bahkan menderita karena kebijakan yang salah dan Aturannya yang tidak jelas. Hal
tersebut dikarenakan ketiga lembaga tersebut Selama ini selalu berada di bawah
pengawasan pemerintahan negara-negara maju Sehingga semua kebijakannya selalu
memihak kepentingan-kepentingan negara Maju. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan
senjata ampuh untuk melumpuhkan Ancaman di bidang ekonomi dan memperkuat
kemandirian bangsa kita dalam Semua hal. Untuk mewujudkan hal tersebut, kiranya perlu
segera diwujudkan hal-Hal di bawah ini.

 ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik bagi Pasar dalam


negeri sehingga dapat memperkuat perekonomian rakyat.
 dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani.Industri-industri haruslah Menggunakan bahan
baku dalam negeri sehingga tidak bergantung impor Dari luar negeri.
 Perekonomian berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya, segala
 Sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak harus terjangkau oleh Daya beli
masyarakat.
 Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti IMF, Bank Dunia, Dan WTO.
 Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk
 Bersama-sama menghadapi kepentingan negara-negara maju.
22. Wujud sikap menjaga keutuhan NKRI

 Mengembangkan sikap cinta tanah air


 Menghormati perbedaan antar sesama masyarakat
 Ikut terlibat menjaga keamanan wilayah negara Indonesia dari berbagai ancaman
yang muncul baik dari dalam negeri maupun luar negeri
 Aktif dalam menjalin berbagai persahabatan antar sesama suku, etnis, agama, ras,
golongan di dalam kelompok masyarakat
 Sikap berkorban dalam menahan diri untuk tidak berbuat sesuatu yang dapat
merugikan diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara
 Kesiapan dalam bidang sosial budaya yaitu agar terciptanya suasana yang kompetitif
dalam kehidupan masyarakat diberbagai bidang dan sektor kehidupan.
23. Peran lembaga peradilan agama menyelesaikan kasus hukum
Peradilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: perkawinan, waris, wasiat,
hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syariah sebagaimana diatur dalam pasal
49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
Pengadilan AgamaSumber mempunyai fungsi, antara lain sebagai berikut:

 Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili dan


menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam
tingkat pertama (vide: Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).
 Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk kepada
pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik menyangkut teknis
yudisial, administrasi peradilan, maupun administrasi umum/perlengkapan,
keuangan, kepegawaian, dan pembangunan.(vide: Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang
No. 3 Tahun 2006 jo. KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).
 Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas
dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan
Jurusita/Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan
dengan seksama dansewajarnya (vide: Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No.
3 Tahun 2006) dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta
pembangunan. (vide: KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).
 Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam
kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta. (vide: Pasal 52
ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2006).
 Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan (teknis dan
persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan, dan
umum/perlengkapan) (vide: KMA Nomor KMA/080/ VIII/2006).
Fungsi lainnya:

 Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan rukyat dengan instansi
lain yang terkait, seperti DEPAG, MUI, Ormas Islam dan lain-lain (vide: Pasal 52 A
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).
 Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya serta
memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam era keterbukaan dan
Transparansi Informasi Peradilan, sepanjang diatur dalam Keputusan Ketua
Mahkamah Agung RI Nomor KMA/144/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi
di Pengadilan.
24. Contoh Perilaku Melanggar Aturan di Lingkungan Keluarga

 Mengabaikan perintah orang tua.


 Mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar.
 Ibadah tidak tepat waktu.
 Menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak.
 Nonton tv sampai larut malam.
 Bangun kesiangan.
Contoh Perilaku Melanggar Aturan di Lingkungan Sekolah

 Menyontek ketika ulangan.


 Datang ke sekolah terlambat.
 Bolos mengikuti pelajaran.
 Tidak memperhatikan penjelasan guru.
 Berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.
Contoh Perilaku Melanggar Aturan di Lingkungan Masyarakat

 Mangkir dari tugas ronda malam.


 Tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas.
 Main hakim sendiri.
 Mengonsumsi obat-obat terlarang.
 Melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain.
 Melakukan perjudian.
 Membuang sampah sembarangan.
Contoh Perilaku Melanggar Aturan di Lingkungan Bangsa dan Negara

 Tidak memiliki KTP.


 Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
 Melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan, penggelapan,
pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain dan sebagainya.
 Melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara.
 Tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum.
 Merusak fasilitas negara dengan sengaja.
25. Sifat -sifat hak asasi manusia

 Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua umat manusia yang
sudah ada sejak lahir.
 Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang
status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
 Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan
kepada pihak lain.
 Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah
hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.
26. Pelaksanaan upaya penegakan hak asasi manusia: Secara konstitusional, HAM diatur
dalam UUD 1945 Pasal 27 sampai Pasal 34. Pemerintah pun telah secara khusus
menerbitkan sejumlah aturan mengenai hak asasi manusia,di antaranya UU Nomor 39
Tahun 1999.
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menegakkan dan melindungi HAM di
antaranya:

 Memasukkan HAM ke dalam UUD 1945 dan melakukan penyesuaian terhadap pasal-
pasal yang berkaitan dengan penegakan HAM,
 Menerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan sebagai instrumen nasional
HAM
 Membentuk Komisi Nasional HAM dan Pengadilan HAM, serta lembaga-lembaga lain
yang berwenang dalam penegakan HAM
 Menyelesaikan berbagai pelanggaran HAM dengan menyeret para pelakunya ke
pengadilan HAM
27. Lembaga lembaga yang menangani kasus HAM
a. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan
pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti
penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan, perampokan,
penganiayaan dan sebagainya) dan tindak pidana terorisme. Selain itu kepolisian
juga menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran peraturan lalu
lintas.
b. Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang
berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar dan
sebagainya.
c. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-kasus
korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.
d. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
28. Dampak Pusitif dan Negatif Globalisasi
a. Pada Aspek Politik
Dampak positif:

 Memudahkan masyarakat menyampaikan pertanyaan, aspirasi, dan


pendapat kepada pihak pemerintahan.
 Membantu mewujudkan good goverment atau pemerintahan yang baik.
 Meningkatkan nilai-nilai keterbukaan, kebebasan, dan demokrasi sehingga.
Seperti mempersulit para praktikan KKN untuk bertindak dan menutup-
nutupi praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dampak Negatif:

 Terganggunya stabilitas politik akibat menyebarnya isu hoax terkait


pemerintah;
 Munculnya gerakan radikalisme dan terorisme;
 Muncul juga gerakan separatisme
b. Pada Aspek Ekonomi
Dampak positif:

 makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara


kita.
 makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri.
 mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan
menghilangkan biaya tinggi
 meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara
 meningkatkan kemakmuran masyarakat
 menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
Dampak Negatif:

 Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini
mengakibatkan makin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang
tradisional karena kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri.
 Cepat atau lambat, perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing,
seiring dengan makin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di
Indonesia, yang pada akhirnya mereka dapat mendikte atau menekan
pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian, bangsa kita akan dijajah
secara ekonomi oleh negara investor.
 Akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya
persaingan bebas. Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya
pelaku ekonomi yang kalah dan yang menang. Yang menang akan dengan
leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi penonton
yang senantiasa tertindas.
 Pemerintah hanya sebagai regulator pengaturan ekonomi yang
mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.
 Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang,
koperasi makin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola
padat karya makin ditinggalkan.
c. Pada Aspek Sosial Budaya
Dampak Positif:
Dengan adanya informasi yang tersedia di internet kita bisa mencontoh atau belajar
banyak dari tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola berpikir yang baik, maupun ilmu
pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju untuk kemajuan dan
kesejahteraan kita. Misalnya kita bisa mencontoh etos kerja dan semangat kerja
keras yang ditampilkan oleh orang lain untuk kita terapkan dalam kehidupan kita.
Dampak Negatif:

 Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi barang-barang


dari luar negeri.
 Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu
nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk
mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus
melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti mabuk-
mabukan, pergaulan bebas, foya-foya, dan sebagainya.Munculnya gaya hidup
konsumtif dan selalu mengonsumsi barang-barang dari luar negeri.
 Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri
serta memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti
ini dapat menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap
selalu menghardik pengemis, pengamen, dan sebagainya.
 Bisa mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin tajam antara yang kaya
dan miskin.
 Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi
kepada budaya Barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model
pakaian yang biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan
dengan nilai dan norma-norma yang berlaku misalnya memakai rok mini,
lelaki memakai anting-anting, dan sebagainya.
 Makin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial.
 Makin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Pada Aspek Hukum, Pertahanan,dan Keamanan
Dampak Positif:

 Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap


dilaksanakannya hak asasi manusia.
 Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan
yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
 Makin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas para penegak hukum
(polisi, jaksa dan hakim) menjadi lebih profesional, transparan, dan dapat
dipertanggung jawabkan.
 Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas
penjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara
Dampak Negatif:
akan menimbulkan tindakan anarkis dari masyarakat yang dapat mengganggu
stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
selain itu peran masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban dan kedaulatan
negara semakin berkurang.
29. Sama kaya nomor 28
30. Manfaat menjaga dan memelihara keutuhan NKRI

 Ketahanan nasional bangsa menjadi lebih baik.


 Masyarakat hidup dalam kondisi harmonis, aman, tentram, dan sejahtera.
 Mempermudah Mencapai Tujuan Nasional
 Mengatasi perbedaan dan menghilangkan diskriminasi
 Terjalin kerukunan
31. Jaminan perlindungan hukum Indonesia
Proses penyelesaian hukum sesuai dengan aturan per-UU-anPada dasarnya perlindungan
dan penegakan hukum di Indonesia telah di atur dalam hukum tertulis (UUD 1945) yaitu:•
Pasal 28 D ayat 1“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”• Pasal 30 Ayat 4
“Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.” Semua orang sebagaimana dinyatakan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945
bahwa setiap orang berhak diakui serta mendapatkan jaminan perlindungan hukum yang
sama di mata hukum.Untuk mendapatkan perlindungan hukum, seseorang dapat
melaporkan segala bentuk tindak pidana atau perbuatan yang merugikan kepada polisi.
Aparat kepolisian berwenang dan bertugas untuk melindungi warga negara.Hal tersebut
sebagaimana termaktub dalam Pasal 5 ayat (1) UU Kepolisian yang menerangkan bahwa
Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan dalam negeri.Maka itu, diulaslah lembaga penegak hukum di Indonesia, yaitu
Mahkamah Agung dan peradilan khusus, Kejaksaan, Mahkamah Konstitusi, Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, dan
Badan Nasional Narkotika.
32. Kejaksaan RI
Mengindentifikasikan peran kejaksaan RI:Peran kejaksaan di antaranya:• Menegakkan
supremasi hukum• Perlindungan kepentingan umum atau masyarakat• Penagakkan hak
asasi manusia serta pemberantasan Korupsi• Kolusi dan Nepotisme atau KKNSecara khusus,
Kejaksaan Republik Indonesia merupakan lembaga yang menjalankan kekuasaan negara di
bidang penuntutan. Kejaksaan juga berperan sebagai satu-satunya instansi pelaksana
putusan pidana atau executive ambteenar. Kejaksaan Republik Indonesia juga bisa berperan
dalam ranah hukum perdata dan tata usaha negara. Artinya kejaksaan bisa mewakili
pemerintah dalam ranah perkara perdata serta tata usaha negara, sebagai Jaksa Pengacara
Negara. Untuk tugas dan wewenang, semuanya disesuaikan dengan undang-undang yang
berlaku.
33. Jawaban ada di nomor 28 (Pengaruh positif dibidang pertahanan dan keamanan)
34. Persatuan dan kesatuan pada masa orde baru
Dalam pemerintahan orde baru, persatuan dan kesatuan lebih memprioritaskan pada
pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional yang mantap sehingga jika terdapat pihak-
pihak yang mengganggu stabilitas nasional, aparat keamanan akan menindaknya dengan
tegas. Sebab pemerintahan orde baru menganggap jika stabilitas keamanan terganggu maka
pembangunan ekonomi terganggu, jika pembangunan ekonomi terganggu maka
pembangunan nasional tidak akan berhasil.
35. Jawaban ada di nomor 28 (Pengaruh negatif dibidang sosial budaya)
36. Penyebab terjadinya kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara
disebabkan karena adanya pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban baik yang
dilakukan oleh pemerintah maupun oleh warga negara sendiri + jawaban di nomor 39
37. Peran KPK

 koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak


pidana korupsi.
 supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi.
 melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi.
 melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
 melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
38. Persatuan dan kesatuan pada masa 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
Persatuan dan kesatuan pada masa 17 agustus 1950- 5 juli 1959 Indonesia menggunakan
Undang-Undang Dasar Sementara, maka dibentuk sebuah badan untuk merumuskan
Undang-Undang Dasar. Namun, terjadi dinamika politik yang tinggi, dan saling memaksakan
kepentingan kelompok dan golongan sehingga pembahasan Undang-Undang Dasar menjadi
rumit dan berjalan sangat lama hingga terjadi 7 kali pergantian kabinet.Pada masa ini terjadi
beberapa pemberontakan seperti DI/TII dan PRRI atau Permesta
39. Faktor-faktor terjadinya kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara

 Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.


Sikap ini akan menyebabkan seseorang selalu menuntut haknya, sementara
kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini akan
menghalalkan segala cara supaya haknya bisa terpenuhi, meskipun caranya tersebut
dapat melanggar hak orang lain.

 Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara.


Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau
tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahu
ini berakibat muncul perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak dan kewajiban
warga negara.

 Sikap tidak toleran.


Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan tidak menghormati
atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya akan mendorong
orang untuk melakukan pelanggaran kepada orang lain.

 Penyalahgunaan kekuasaan.
Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan di sini tidak
hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain
yang terdapat di dalam masyarakat. Salah
40. Perilaku yang bertentangan dengan hukum
1) Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:mengabaikan perintah orang tua;
 mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
 ibadah tidak tepat waktu;
 menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
 nonton tv sampai larut malam; dan
 bangun kesiangan.
2) Dalam lingkungan sekolah, di antaranya:
 menyontek ketika ulangan;
 datang ke sekolah terlambat;
 bolos mengikuti pelajaran;
 tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
 berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.
3)Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:
 mangkir dari tugas ronda malam;
 tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
 main hakim sendiri;
 mengonsumsi obat-obat terlarang;
 melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
 melakukan perjudian; dan
 membuang sampah sembarangan.
4)Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
 tidak memiliki KTP;
 tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
 melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan, penggelapan,
pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain dan sebagainya;
 melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
 tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
 merusak fasilitas negara dengan sengaja.

Anda mungkin juga menyukai