Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH STRESS TERHADAP AKTIVITAS HEWAN

Faziah Miskaatuz Zahra, Fitri Adzan Ramadhani, Syifa Permatasari, Septiana Trie, Umar Ahmad
Program Studi Biologi. FMIPA UNJ. Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur. 13220
Correspondent author; Faziahmzahra@gmail.com

ABSTRAK
Stres adalah gangguan pada sistem saraf yang menyebabkan penurunan motivasi pada hewan dan
berdampak pada tingkah laku. Terjadinya stres dapat diinduksi oleh pengekangan (restraining).
Dalam kondisi terkekang, biasanya individu akan mengalami lonjakan hormon stres dengan
teraktivasinya aksis hipotalamus-pituitari-adrenalin (HPA axis). Tujuan dilakukannya percobaan
ini adalah untuk ………. Serta ………… . Pada percobaan ini dilakukan pada mencit yang
berikan pengkondisian stres dan non-stres. Stres yang diberikan kepada dua mencit berupa …
dan …., masing-masing selama 3 menit. Kemudian dihitung lama waktu mobilitas dan imobilitas
nya dari setiap perlakuan. Dapat disimpulkan, pada perlakuan 1, tail suspension,................. .
Sedangkan pada perlakuan 2, swim test, …………………. .

Keywords : mencit, restraining, mobilitas, imobilitas

PENDAHULUAN

Stres akan memunculkan suatu respon non spesifik pada tubuh terhadap banyak
keadaan atau kondisi yang terjadi akibat paparan dari stresor (Astutik & Kuswati, 2014).Stres
juga mempengaruhi saraf simpatik sehingga menyekresikan epinefrin dan norepinefrin, yang
akan mengalihkan darah ke otot sehingga aktivitas motorik akan meningkat. Tingkat depresi
diukur berdasarkan pengamatan perilaku mencit yang setara dengan indikator depresi pada
manusia, yakni sikap berdiam diri (imobilitas) ketika diberikan stressor yang setara dengan sikap
putus asa dan penurunan grooming yang setara dengan penurunan kepedulian diri/ self-care
(Nollet, et al. , 2013).

METODOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN


Ketika mencit mengalami stress, maka otak akan merespons dan mentransmisikan nya ke
aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA). Kemudian hipotalamus akan mengeluarkan hormon
kortikotropik (CRH). CRH kemudian akan menstimulasi kelenjar penglepas pituitari untuk
menyekresi hormon adrenokortikotropik (ACTH). Selanjutnya kortisol atau kortikosteroid akan
dikeluarkan oleh ACTH ketika menginduksi korteks adrenal.
Hasil yang didapat dari uji ini menunjukan bahwa mencit kelompok kontrol lebih banyak
mempunyai waktu immobilitas yang menandakan tingkat stress yang tinggi pada mencit
kelompok kontrol. Pada mencit dengan kelompok forced swim memiliki waktu mobile pada
pengulangan pertama selama 150 detik, pengulangan kedua sebanyak 161 detik, dan pada
pengulangan ketiga selama 176 detik. Hal ini menandakan bahwa mencit yang dilakukan uji
stress dengan metode forced swim menunjukan mencit tersebut dapat beradaptasi dengan
lingkungannya. Pada awalnya mencit tersebut memiliki waktu immobile yang lebih lama
dibanding pengulangan ketiga yg menandakan mencit tersebut mengalami depresi atau stress
karena lingkungan barunya dan dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Mencit pada forced
swim test memiliki waktu mobile banyak dengan berenang didalam wadah. Suhu ruangan juga
dapat menjadi faktor mencit dapat melakukan adaptasi terhadap mencit dan lingkungan barunya.
Mobilitas pada mencit kelompok forced swim kebanyakan berpindah posisi dengan berenang
memutar dan mencoba memanjat dengan menggunakan penutup jaring-jaring wadah yang
menunjukan bahwa mencit tersebut masih melakukan pergerakan melarikan diri.
Pada mencit yang dilakukan uji tail suspension menandakan bahwa mencit mengalami
stress setelah dilakukan uji tail suspension sebanyak 3x pengulangan. Pada pengulangan pertama
waktu immobile yang didapatkan adalah selama 28 detik dimana mencit tidak melakukan
pergerakan penyelamatan diri ketika dilakukan tail suspension dan hanya berdiam tidak
berpindah posisi, kemudian pada pengulangan kedua meningkat menjadi 43 detik yang
menunjukan bahwa mencit mulai mengalami stress. Pada pengulangan ketiga, waktu immobile
mencit meningkat kembali dari waktu pengulangan pertama dan kedua yaitu selama 63 detik
yang menunjukan bahwa mencit mengalami stress. Hasil ini menunjukan bahwa mencit pada uji
tail suspension tidak dapat beradaptasi dengan kondisi tubuh dan sekitarnya yang menunjukan
waktu mobile nya yang semakin berkurang.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mencit dengan mobilitas tinggi merupakan mencit yang mempunyai kemampuan adaptasi tinggi
terhadap stres yang diberikan. Sementara mencit dengan mobilitas rendah atau memiliki waktu
imobilitas lebih lama mempunyai kemampuan adaptasi rendah terhadap sumber stres yang
diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Adilistya, T. (2017). Patofisiologi dan Diagnosis Infiltrasi Leukemia Limfoblastik Akut ke


Sistem Saraf Pusat. YARSI Medical Journal, 25(2), 115–126.
https://doi.org/10.33476/jky.v25i2.262
Astutik W, Kuswati E. Efektivitas pemberian jus kulit manggis terhadap kadar hormonkortisol
pada mencit (mus musculus) yang mengalami stres. J Skala Husada. 2014;11(1):91–5.
Irawati, L. 2015. Aktifitas Listrik pada Otot Jantung. Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas :
Padang.
Kalanjati, V. P. 2020. Belajar Praktis Neuroanatomi. Sintesa Book-Indonesia.
Nollet, M., Guisquet, A.-M.L., and Belzung, C. 2013. Models of depression: unpredictable
chronic mild stress in mice. Current Protocols in Pharmacology, 5 (65): 1-17.
Supiyani, A. 2022. Panduan Praktikum Fisiologi Hewan Untuk Mahasiswa S1 Biologi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta : Jakarta.
Surendra Atmedi, Rostinawati Tina. 2019. Review : Aplikasi Teknologi Nanopartikel Dan
Biosensor Dalam Diagnosis Kanker. Jurnal Medical Sains Vol. 4 No.1.

Anda mungkin juga menyukai