Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH CAHAYA DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU FOTOSINTESA

Abstrak
 
 
Pendahuluan
Penyusunan karbohidrat atau zat gula dengan menggunakan energi matahari merupakan proses
fotosintesis. Di mana matahari berperan sebagai sumber energi utama bagi kehidupan di bumi.
Tumbuhan membutuhkan CO2 untuk pertumbuhannya. Peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan pertumbuhan tumbuhan dan produktivitasnya tanpa
diikuti oleh peningkatan kebutuhan air (transpirasi). Proses fotosintesis di alam berlangsung secara
sederhana dimana gas karbon dioksida (CO2) dari udara dan molekul air (H2O) dari tanah akan diikat
dengan bantuan energi foton cahaya tampak yang ditangkap oleh klorofil, membentuk gula heksosa
(C6H12O6) dan gas oksigen (O2). Fotosintesis umumnya terjadi pada semua tumbuhan hijau yang
memiliki kloroplast atau pada semua tumbuhan yang memiliki zat warna, tepatnya terjadi di jaringan
mesofil pada daun. Sel-sel mesofil memiliki banyak kloroplas yang mengandung pigmen hijau penyerap
cahaya yang disebut dengan klorofil (Izzah, 2018).
 
Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk melakukan 2 tahapan yaitu; reaksi terang
(light reaction) yang dilakukan di tilakoid dan reaksi gelap (carbon reactions) yang dilakukan di stroma
(Zahara & Fuadiyah, 2021). Reaksi terang merupakan proses yang bergantung pada cahaya matahari
langsung, namun molekul energi cahaya tersebut belum bisa digunakan sehingga harus dikonversi.
Konversi energi cahaya menjadi energi kimia dilakukan oleh pigmen daun (klorofil). Pada reaksi terang,
cahaya matahari akan membentur klorofil-a untuk membangkitkan elektron pada tingkatan yang lebih
tinggi. Proses yang terjadi pada reaksi terang yaitu proses proses pemecahan molekul air dengan
bantuan cahaya matahari menjadi H+ dan O2 yang dinamakn proses fotolisis air. Hasil akhir dari reaksi
terang adalah ATP, NADPH dan O2. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi terang dilepaskan oleh
tumbuhan ke lingkungan, sedangkan ATP dan NADPH digunakan pada reaksi gelap. Pada reaksi gelap
(independent of light reaction) tidak bergantung dengan ada atau tidak adanya cahaya matahari, akan
tetapi jika ATP dan NADPH yang dihasilkan dari reaksi terang telah tersedia maka reaksi gelap dapat
berlangsung. ATP pada reaksi gelap ini berperan sebagai sumber energi. Sedangkan NADPH berperan
sebagai tenaga pereduksi bagi penambahan elektron berenergi tinggi untuk membentuk karbohidrat
(Suyatman, 2020).
 
Laju fotosintesis yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal maupun
internal. Kandungan klorofil, morfologi daun, anatomi daun, faktor protoplasma dan akumulasi
fotosintat merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi laju fotosintesis pada tanaman. Sedang
faktor eksternal dapat meliputi intensitas cahaya, lama penyinaran dan kualitas cahaya (panjang
gelombang), temperatur, air, oksigen, zat hara dan konsentrasi CO2 (Lupitasari et al., 2020). Oleh
karena itu, percobaan ini bertujuan untuk mengukur besarnya volume oksigen yang dihasilkan dalam
proses fotosintes persatuan waktu tertentu pada tanaman Hydrilla.
 
Metode
Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum pengaruh cahaya dan temperatur terhadap laju fotosintesa dilasanakan secara luring
di Laboratorium Fisiologi Kampus B UNJ pada tanggal 1 November 2022.
 
Alat dan Bahan
Pada percobaan pengaruh cahaya dan temperatur terhadap laju fotosintesa alat dan bahan yang
digunakan yaitu alat fotosintesa (AUDUS), lilin, statif, klem dan penjepit klem, tumbuhan Hydrilla
verticillata, gelas kimia 3 buah, aquadest, air kolam, air keran, pH meter, thermometer, jam tangan
 
Pelaksanaan Percobaan:
Hydrilla dimasukkan kedalam penyungkup dalam keadaan terbalik (pangkal tanaman
menghadap ke atas). Tabung persediaan diisi dengan aquadest hingga penuh, kemudian penyungkup
yang berisi tanaman dimasukkan kedalam tabung air dan disumbat secara rapat pada dinding tabung air,
beri lilin pada setiap sumbatan. Seluruh perangkat dipasang pada statif dan usahakan tabung persediaan
mempunyai letak lebih tinggi. Untuk mencegah lajunya aliran air dari tabung persediaan gunakan klem
Hoffman dan usahakan sebelum percobaan dimulai gelembung udara yang ada didalam pipa kapiler
dihilangkan. Gelas kimia diisi dengan air bersih (aquadest) dan diletakkan thermometer di dalamnya.
Kemudian perangkat percobaan diletakkan pada tempat yang mendapat sinar matahari. Pengamatan
dilakukan terhadap waktu percobaan dan suhu air. Jika udara dalam pipa kapiler penuh tetapi
percobaan belum selasai, udara dapat dibuang dengan jalan membuka klem Hoffman sedikit. Perlakuan
yang sama juga dilakukan untuk percobaan yang menggunakan media kolam dan air keran. Selanjutnya
pH ketiga sampel air diukur.

DAFPUS

Izzah, R. I. S. (2018). STUDI SERAPAN KARBON DIOKSIDA (CO2) UDARA AMBIEN OLEH TUMBUHAN AIR
MENGGUNAKAN INDIKATOR NILAI KUMULATIF KONSENTRASI (Net-CO2-Con).

Lupitasari, D., Melina, M., & Kusumaningtyas, V. A. (2020). Pengaruh Cahaya dan Suhu Berdasarkan Karakter
Fotosintesis Ceratophyllum demersum sebagai Agen Fitoremediasi. Jurnal Kartika Kimia, 3(1), 33–38.
https://doi.org/10.26874/jkk.v3i1.53

Suyatman, S. (2020). Menyelidiki Energi Pada Fotosintesis Tumbuhan. INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 9(2),
125–131. https://doi.org/10.20961/inkuiri.v9i2.50085

Zahara, F., & Fuadiyah, S. (2021). PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PROSES FOTOSINTESIS. SEMNAS
BIO, 01, 1–4. https://doi.org/10.24036/prosemnasbio/vol1/2

Anda mungkin juga menyukai