Anda di halaman 1dari 14

PENGIRIMAN AMBULANS SAAT BENCANA

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 1/1
RSUA/254/SPO/I/XII/2014 0
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian Pelayanan ambulance yang diberikan pihak RS kepada pasien yang
meliputi penjemputan pasien, merujuk pasien ke tempat pelayanan
kesehatan lain, dan mengantar pasien meninggal dunia.
Tujuan 1. Sebagai pedoman dalam pelayanan permintaan ambulance
dengan baik.
2. Untuk menciptakan kepuasan pelayanan yang paripurna
selama dirawat di RSUA Ponorogo.
3. Untuk mendukung upaya penanggulangan saat bencana.
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur Kondisi Bencana
 Komando bencana menginstruksikan divisi transportasi
untuk pengiriman ambulance ke tempat bencana.
 Divisi Transportasi mempersiapkan ambulance
berdasarkan kebutuhan.
 Divisi Transportasi melakukan koordinasi dengan tim Deploy
siapa yang akan diberangkatkan.
Unit Terkait 1. Komando bencana
2. Divisi logistik
3. Divisi transportasi
4. Tim deploy

1
PENGIRIMAN TIM LAPANGAN

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 1/2
RSUA/255/SPO/I/XII/2014 0
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian 1. Pengiriman Titana adalah kegiatan khusus dalam penanganan
korban gawat darurat di luar rumah sakit dalam kondisi bencana
maupun kondisi normal
2. Titana adalah sekelompok petugas medis dan non medis yang
sudah terlatih dalam penanganan korban gawat darurat baik
dalam kondisi bencana maupun kondisi normal.
Tujuan Prosedur ini untuk mengatur pengiriman tim Titana baik dalam
kondisi bencana maupun kondisi normal
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur Kondisi Normal
• Permintaan pengiriman tim titana disampaikan kepada petugas
yang jaga saat itu
• Informasi permintaan di konfirmasi oleh petugas titana yang jaga untuk
memastikan kebenarannya.
• Setiap permintaan harus dicatat dan didokumentasikan
• Tim titana koordinasi dengan Petugas ambulance.

Kondisi Bencana
• Permintaan pengiriman tim titana disampaikan kepada tim
Deploy melalui ketua tim
• Informasi permintaan di konfirmasi oleh tim deploy untuk memastikan
kebenarannya.
• Tim deploy mengkoordinasi tim titana untuk menindaklanjuti informasi
tersebut.
• Setiap permintaan harus dicatat dan didokumentasikan
• Tim titana koordinasi dengan divisi transoprtasi
• Tim titana datang ke lokasi kejadian dengan melakukan
pertolongan tingkat dasar dan pemilahan (triage) Korban di
tempat kejadian untuk selanjutnya melakukan resusitasi dan
stabilisisasi selama perjalanan menuju ke RSUA Ponorogo

2
PENGIRIMAN TIM LAPANGAN

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 2/2
RSUA/255/SPO/I/XII/2014 0
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
• Tim Titana harus terus memantau perkembangan Korban dari
dan sampai datang ke RSUA Ponorogo dengan melakukan
komunikasi yg berkesinambungan dengan petugas IGD
Unit Terkait 1. Tim titana
2. IGD
3. Divisi transportasi
4. Divisi logistik
5. Tim deploy

3
PENERIMAAN KORBAN SAAT BENCANA

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 1/2
RSUA/256/SPO/I/XII/2014 0
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian 1. Penerimaan Korban atau Pasien adalah proses penerimaan bagi
Korban atau Pasien yang datang untuk mendapatkan pertolongan
di IGD RSUA Ponorogo
2. Korban adalah penderita akibat bencana
3. Pasien adalah orang yang menderita suatu penyakit
Tujuan Prosedur ini untuk mengatur tata cara penerimaan korban atau
Pasien akut dan gawat.
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur 1. Korban bencana diterima dan dilakukan triage oleh petugas IGD
di depan IGD
2. Korban di indentifikasi oleh petugas IGD
3. Pasien dengan label Merah, kuning mendapat pelayanan di
ruang IGD
4. Pasien dengan hijau mendapat pelayanan di ruang poliklinik
5. Pasien dengan label hitam langsung menghubungi Binroh untuk
membantu perawatan jenasah

Unit Terkait 1. IGD


2. Tempat Pendaftaran (TP)
3. Binroh

4
DEKONTAMINASI KORBAN KERACUNAN ZAT KIMIA,
BIOLOGI DAN RADIASI
RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
No. Dokumen No. Revisi
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 Halaman 1/2
RSUA/257/SPO/I/XII/2014 0

Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian 1. Suatu tindakan mengurangi atau menghilangkan sama
sekali kontaminan dari korban
2. Zat Kimia adalah semua bahan kimia yang berpotensi
menimbulkan kerusakan pada jaringan tubuh manusia
3. Zat Biologis adalah semua agen biologis (mikroorganisme)
yang berpotensi menimbulkan penyakit menular
4. Radiasi adalah desiminasi langsung dari zat radio aktif
Tujuan Prosedur ini untuk menangani korban bencana zat kimia,
biologis dan Radiasi secara cepat dan tepat

Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur PERSIAPAN DEKONTAMINASI
 Tim triage memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan
Mempersiapkan ruang dekontaminasi
 Tim triage melakukan dekontaminasi dan triage korban.

TINDAKAN DI RUANG DEKONTAMINASI


 Jika keadaan umum korban baik, maka korban melakukan
dekontaminasi mandiri dengan arahan dari tim Triage.
 Jika keadaan umum korban buruk, pertama-tama petugas
menggunakan APD di luar IGD, setelah itu dilakukan
dekontaminasi dengan posisi korban berbaring (posisi tidur)
oleh tim triage.
 Jika terdapat kontaminasi pada luka, Tim triage melakukan
dekontaminasi pada kulit luka terbuka.

5
DEKONTAMINASI KORBAN KERACUNAN ZAT KIMIA,
BIOLOGI DAN RADIASI
RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 No. Dokumen No. Revisi
RSUA/257/SPO/I/XII/2014 Halaman 2/2
0

Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
 Jika terdapat kontaminasi pada rambut, Tim triage
melakukan dekontaminasi pada rambut dengan
mencucinya dengan shampoo tanpa conditioner seperti
mencuci rambut di salon dan tidak melakukan pencukuran
rambut.
 Jika diperlukan, Tim triage melakukan dekontaminasi pada
telinga dengan mencuci telinga menggunakan air steril/
NaCl 0,9% dengan persyaratan membran telinga utuh,tidak
robek.
 Jika diperlukan, Tim triage melakukan dekontaminasi pada
mata dengan mencuci mata menggunakan air steril atau
NaCl 0,9%
 Jika diperlukan, Dekontaminasi pada mulut dilakukan
dengan menggosok gigi, baik sendiri atau dibantu oleh tim
triage, menggunakan pasta gigi dan kumur dengan air
steril/ NaCl 0,9%/ larutan Hydrogen Peroksida 3%.
 Setiap selesai melakukan tindakan dekontaminasi, ruang
dekontaminasi harus dibersihkan oleh tim triage
 Sebelum meninggalkan ruang dekontaminasi, tim triage
harus melakukan tata cara meninggalkan ruang
dekontaminasi
 Korban selanjutnya diperiksa di IGD

TINDAKAN DI RUANG IGD


 Pada korban diambil sample swab dengan cotton bud
didaerah lubang hidung, lubang telinga dan mulut.
 Untuk kulit yang terkontaminasi pengambilan swab
dilakukan dengan lidi kapas dan pengambilan darah
sebanyak 10 cc dengan heparinized syringe.
 Masing-masing sample kemudian masukkan ke dalam
kantong plastik berklip diberi identitas dan dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa.
Unit Terkait 1. Tim triage IGD
2. Laboratorium

6
PENANGANAN JENAZAH

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 1/1
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 RSUA/258/SPO/I/XII/2014 0

Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian
Penanganan Jenazah adalah proses perawatan terhadap
pasien atau korban yang meninggal dunia
Tujuan Prosedur ini dibuat agar petugas mampu melakukan
penatalaksanaan pasien atau korban meninggal baik dari dalam
maupun dari luar ruang perawatan.
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur Kondisi Bencana
1. Identifikasi jenazah dan catat peristiwa kematian di kartu
status pasien.
2. Periksa kondisi jenazah dan mengisi surat keterangan
kematian
3. Bila diduga mati tidak wajar, maka petugas :
 Lapor polisi sesuai TKP korban
 Melakukan pemeriksaan pada jenazah sesuai
dengan Surat Permintaan Visum et Repertum.
4. Melakukan penanganan jenazah sesuai dengan prosedur
pemulasaran jenazah yang belaku
5. Jika diperlukan Petugas pemulasaran jenazah dapat
melakukan perawatan khusus untuk jenazah yang tidak
utuh
Unit Terkait 1. Unit Perawatan
2. IGD
3. Pemulasaran jenasah

7
PENANGANAN KERACUNAN MASSAL

RSU ‘AISYIYAH PONOROGO No. Dokumen No. Revisi


RSUA/259/SPO/I/XII/2014 Halaman 1/1
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 0

Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian Keracunan massal adalah suatu keadaan dimana didapatkan
gejala atau tanda-tanda penyakit yang terjadi akibat dari
makanan, minuman, bahan kimia dan agen biologis baik dalam
jumlah kecil maupun banyak yang mengenai orang banyak,
dalam waktu yang bersamaan dan berasal dari tempat yang
sama.Penerimaan Korban atau Pasien adalah proses
penerimaan bagi Korban atau Pasien yang datang untuk
mendapatkan pertolongan di IGD RSUA Ponorogo.
Tujuan Penanganan pada penderita keracunan dilakukan secara tepat,
cepat dan cermat
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur 1. Semua korban yang datang di IGD diterima dan bila
diperlukan dilakukan prosedur dekontaminasi
2. Bila jumlah korban relatif banyak, dokter jaga IGD
memberlakukan prosedur penerimaan korban bencana dan
melaporkan ke komandan bencana untuk aktivasi disaster
plan
3. Dokter jaga IGD berkoodinasi dengan kabid pelayanan
medis atau ketua Komdis dalam penatalaksanaan korban
bencana keracunan sesuai dengan Pedoman Pelayanan
Medis yang berlaku
4. Humas memberikan laporan kepada Kepala Dinas
Kesehatan dan kepada polisi setempat dalam waktu 1 x 24
jam
5. Bila semua korban sudah mendapatkan penanganan dan
situasi serta kondisi teratasi maka komandan bencana akan
menyatakan kondisi terkendali.
Unit Terkait 1. Ketua Titana
2. IGD
3. Ketua Komdis
4. Kabid Yanmed
5. Humas

8
PENANGANAN BENCANA BANJIR

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 1/2
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 RSUA/260/SPO/I/XII/2014 0

Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian Bencana Banjir adalah : merupakan kejadian meluapnya air
yang menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional
Penanganan bencana banjir merupakan suatu kegiatan dalam
rangka mengatasi dampak bencana
Tujuan Dapat melakukan pertolongan saat terjadi bencana banjir.
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur Bencana banjir terjadi di dalam RSUA Ponorogo :
1. Akan diberlakukan aktivasi disaster plan dan prosedur
evakuasi oleh Ketua Titana apabila salah satu syarat
dibawah ini terpenuhi :
 kedalaman air sekitar 50 cm
 Sudah mengganggu pelayanan RS
2. Dengan instruksi ketua titana, maka petugas satpam
melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Membunyikan tanda bahaya
b. Menghubungi IPS guna memadamkan aliran listrik
dan memompa air keluar dari tempat pelayanan RS
c. Menghubungi instansi terkait
3. Seluruh petugas berupaya semaksimal mungkin dalam
menguras air dari tempat pelayanan RS.
4. Bila semua korban sudah mendapatkan penanganan dan
situasi serta kondisi teratasi maka komandan bencana akan
menyatakan kondisi terkendali.

Bencana banjir eksternal :


Diberlakukan prosedur pengiriman Deploy Team atas
instruksi ketua titana

9
PENANGANAN BENCANA BANJIR

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 2/2
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 RSUA/260/SPO/I/XII/2014 0

Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
SAAT DI TKP
 Penanganan korban ditempat yang aman.
 Untuk korban yang memerlukan perawatan/kondisi
jelek di bawa ke RSUA Ponorogo.
 Korban banyak koordinasi dengan RS lainnya

PENDERITA SUDAH DATANG :


a. Petugas IGD melakukan triase korban untuk penanganan
b. Apabila jumlah korban dan kondisi korban dianggap
melampaui kemampuan RSUA Ponorogo, maka Tim titana
akan meminta bantuan rumah sakit lain atau merujuk
korban ke RSUD Ponorogo atau RS jejaring lainnya.

Bila Banjir terjadi di dalam dan Luar RSUA Ponorogo :


Bila sudah tidak mampu melakukan penanganan merujuk ke
RS yang aman meminta bantuan.

Unit Terkait Semua unit

10
PENANGANAN BENCANA KEBAKARAN

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 2/2
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 RSUA/261/SPO/I/XII/2014 0

Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian  Penanganan bencana kebakaran : serangkaian kegiatan
dilakukan secara sistematis untuk meminimalkan dampak
bencana kebakaran
 Bencana kebakaran adalah : kejadian yang umumnya
disebabkan ulah manusia, ditandai adanya percikan dan
kobaran api sehingga menyebabkan kerusakan struktural
dan fungsional
Tujuan Semua karyawan RSUA Ponorogo mampu melakukan tindakan
dan pertolongan bila terjadi bencana kebakaran di RSUA
Ponorogo
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur 1. Petugas yang terdekat dengan tempat kejadian berusaha
untuk memadamkan api dengan alat pemadam yang
tersedia (APAR).
2. Bila api sudah padam, petugas tersebut segera menghubungi
komandan bencana
3. Bila kobaran api tidak padam atau bertambah besar, maka
petugas segera hubungi petugas satpam atau tim K3 untuk
diteruskan ke komandan bencana dengan “Kode Merah”
4. Dengan instruksi komandan bencana, tim K3 melakukan
tindakan sebagai berikut :
a. Membunyikan tanda bahaya.
b. Menghubungi petugas IPS untuk memadamkan aliran
listrik
c. Menghubungi :
• PMK
• PLN
• Polres Ponorogo

11
PENANGANAN BENCANA KEBAKARAN

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 2/2
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 RSUA/261/SPO/I/XII/2014 0

Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
5. Dengan instruksi komandan bencana, petugas satpam
melakukan tindakan pengamanan area kebakaran di RSUA
Ponorogo
6. Jika diperlukan, ditetapkan prosedur evakuasi oleh
komandan bencana
7. Petugas menenangkan penderita dan keluarganya agar tidak
panik
8. Petugas menutup jendela dan pintu.
Unit Terkait 1. Tim k3
2. Satpam
3. IPS

12
PENANGANAN BENCANA GEMPA BUMI

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 1/2
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 RSUA/262/SPO/I/XII/2014 0

Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara
tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi
biasa disebabkan oleh pergerakan kerak lempeng Bumi
Tujuan
Semua karyawan RSUA Ponorogo mampu melakukan tindakan
dan pertolongan bila terjadi gempa bumi di RSUA Ponorogo.
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut
petunjuk yang dapat dijadikan pegangan:
A. Di dalam ruangan :
1. Merunduklah, lindungi kepala anda dan bertahan di
tempat aman.
2. Beranjaklah beberapa langkah menuju tempat aman
terdekat.
3. Tetaplah didalam ruangan sampai goncangan berhenti
dan yakin telah aman untuk keluar,menjauhlah dari
jendela.
4. Pasien yang tidak bisa mobilisasi lindungi kepala
pasien dengan bantal.
B. Di luar gedung :
1. Cari titik aman yang jauh dari bangunan, pohon dan
kabel.
2. Rapatkan badan ke tanah
3. Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari
kepanikan.
4. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.

13
PENANGANAN BENCANA GEMPA BUMI

No. Dokumen No. Revisi


RSU ‘AISYIYAH PONOROGO Halaman 2/2
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 RSUA/262/SPO/I/XII/2014 0

Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
C. Di dalam lift
1. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau
kebakaran.
2. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat
berada di dalam lift, maka tetap tenang
3. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan
mengungsilah.
4. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi petugas dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
Unit Terkait Semua Unit

14

Anda mungkin juga menyukai