1
PENGIRIMAN TIM LAPANGAN
Kondisi Bencana
• Permintaan pengiriman tim titana disampaikan kepada tim
Deploy melalui ketua tim
• Informasi permintaan di konfirmasi oleh tim deploy untuk memastikan
kebenarannya.
• Tim deploy mengkoordinasi tim titana untuk menindaklanjuti informasi
tersebut.
• Setiap permintaan harus dicatat dan didokumentasikan
• Tim titana koordinasi dengan divisi transoprtasi
• Tim titana datang ke lokasi kejadian dengan melakukan
pertolongan tingkat dasar dan pemilahan (triage) Korban di
tempat kejadian untuk selanjutnya melakukan resusitasi dan
stabilisisasi selama perjalanan menuju ke RSUA Ponorogo
2
PENGIRIMAN TIM LAPANGAN
3
PENERIMAAN KORBAN SAAT BENCANA
4
DEKONTAMINASI KORBAN KERACUNAN ZAT KIMIA,
BIOLOGI DAN RADIASI
RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
No. Dokumen No. Revisi
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 Halaman 1/2
RSUA/257/SPO/I/XII/2014 0
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian 1. Suatu tindakan mengurangi atau menghilangkan sama
sekali kontaminan dari korban
2. Zat Kimia adalah semua bahan kimia yang berpotensi
menimbulkan kerusakan pada jaringan tubuh manusia
3. Zat Biologis adalah semua agen biologis (mikroorganisme)
yang berpotensi menimbulkan penyakit menular
4. Radiasi adalah desiminasi langsung dari zat radio aktif
Tujuan Prosedur ini untuk menangani korban bencana zat kimia,
biologis dan Radiasi secara cepat dan tepat
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur PERSIAPAN DEKONTAMINASI
Tim triage memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan
Mempersiapkan ruang dekontaminasi
Tim triage melakukan dekontaminasi dan triage korban.
5
DEKONTAMINASI KORBAN KERACUNAN ZAT KIMIA,
BIOLOGI DAN RADIASI
RSU ‘AISYIYAH PONOROGO
Jl. Dr. Sutomo 18 – 24 No. Dokumen No. Revisi
RSUA/257/SPO/I/XII/2014 Halaman 2/2
0
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Jika terdapat kontaminasi pada rambut, Tim triage
melakukan dekontaminasi pada rambut dengan
mencucinya dengan shampoo tanpa conditioner seperti
mencuci rambut di salon dan tidak melakukan pencukuran
rambut.
Jika diperlukan, Tim triage melakukan dekontaminasi pada
telinga dengan mencuci telinga menggunakan air steril/
NaCl 0,9% dengan persyaratan membran telinga utuh,tidak
robek.
Jika diperlukan, Tim triage melakukan dekontaminasi pada
mata dengan mencuci mata menggunakan air steril atau
NaCl 0,9%
Jika diperlukan, Dekontaminasi pada mulut dilakukan
dengan menggosok gigi, baik sendiri atau dibantu oleh tim
triage, menggunakan pasta gigi dan kumur dengan air
steril/ NaCl 0,9%/ larutan Hydrogen Peroksida 3%.
Setiap selesai melakukan tindakan dekontaminasi, ruang
dekontaminasi harus dibersihkan oleh tim triage
Sebelum meninggalkan ruang dekontaminasi, tim triage
harus melakukan tata cara meninggalkan ruang
dekontaminasi
Korban selanjutnya diperiksa di IGD
6
PENANGANAN JENAZAH
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian
Penanganan Jenazah adalah proses perawatan terhadap
pasien atau korban yang meninggal dunia
Tujuan Prosedur ini dibuat agar petugas mampu melakukan
penatalaksanaan pasien atau korban meninggal baik dari dalam
maupun dari luar ruang perawatan.
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur Kondisi Bencana
1. Identifikasi jenazah dan catat peristiwa kematian di kartu
status pasien.
2. Periksa kondisi jenazah dan mengisi surat keterangan
kematian
3. Bila diduga mati tidak wajar, maka petugas :
Lapor polisi sesuai TKP korban
Melakukan pemeriksaan pada jenazah sesuai
dengan Surat Permintaan Visum et Repertum.
4. Melakukan penanganan jenazah sesuai dengan prosedur
pemulasaran jenazah yang belaku
5. Jika diperlukan Petugas pemulasaran jenazah dapat
melakukan perawatan khusus untuk jenazah yang tidak
utuh
Unit Terkait 1. Unit Perawatan
2. IGD
3. Pemulasaran jenasah
7
PENANGANAN KERACUNAN MASSAL
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian Keracunan massal adalah suatu keadaan dimana didapatkan
gejala atau tanda-tanda penyakit yang terjadi akibat dari
makanan, minuman, bahan kimia dan agen biologis baik dalam
jumlah kecil maupun banyak yang mengenai orang banyak,
dalam waktu yang bersamaan dan berasal dari tempat yang
sama.Penerimaan Korban atau Pasien adalah proses
penerimaan bagi Korban atau Pasien yang datang untuk
mendapatkan pertolongan di IGD RSUA Ponorogo.
Tujuan Penanganan pada penderita keracunan dilakukan secara tepat,
cepat dan cermat
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur 1. Semua korban yang datang di IGD diterima dan bila
diperlukan dilakukan prosedur dekontaminasi
2. Bila jumlah korban relatif banyak, dokter jaga IGD
memberlakukan prosedur penerimaan korban bencana dan
melaporkan ke komandan bencana untuk aktivasi disaster
plan
3. Dokter jaga IGD berkoodinasi dengan kabid pelayanan
medis atau ketua Komdis dalam penatalaksanaan korban
bencana keracunan sesuai dengan Pedoman Pelayanan
Medis yang berlaku
4. Humas memberikan laporan kepada Kepala Dinas
Kesehatan dan kepada polisi setempat dalam waktu 1 x 24
jam
5. Bila semua korban sudah mendapatkan penanganan dan
situasi serta kondisi teratasi maka komandan bencana akan
menyatakan kondisi terkendali.
Unit Terkait 1. Ketua Titana
2. IGD
3. Ketua Komdis
4. Kabid Yanmed
5. Humas
8
PENANGANAN BENCANA BANJIR
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian Bencana Banjir adalah : merupakan kejadian meluapnya air
yang menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional
Penanganan bencana banjir merupakan suatu kegiatan dalam
rangka mengatasi dampak bencana
Tujuan Dapat melakukan pertolongan saat terjadi bencana banjir.
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur Bencana banjir terjadi di dalam RSUA Ponorogo :
1. Akan diberlakukan aktivasi disaster plan dan prosedur
evakuasi oleh Ketua Titana apabila salah satu syarat
dibawah ini terpenuhi :
kedalaman air sekitar 50 cm
Sudah mengganggu pelayanan RS
2. Dengan instruksi ketua titana, maka petugas satpam
melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Membunyikan tanda bahaya
b. Menghubungi IPS guna memadamkan aliran listrik
dan memompa air keluar dari tempat pelayanan RS
c. Menghubungi instansi terkait
3. Seluruh petugas berupaya semaksimal mungkin dalam
menguras air dari tempat pelayanan RS.
4. Bila semua korban sudah mendapatkan penanganan dan
situasi serta kondisi teratasi maka komandan bencana akan
menyatakan kondisi terkendali.
9
PENANGANAN BENCANA BANJIR
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
SAAT DI TKP
Penanganan korban ditempat yang aman.
Untuk korban yang memerlukan perawatan/kondisi
jelek di bawa ke RSUA Ponorogo.
Korban banyak koordinasi dengan RS lainnya
10
PENANGANAN BENCANA KEBAKARAN
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian Penanganan bencana kebakaran : serangkaian kegiatan
dilakukan secara sistematis untuk meminimalkan dampak
bencana kebakaran
Bencana kebakaran adalah : kejadian yang umumnya
disebabkan ulah manusia, ditandai adanya percikan dan
kobaran api sehingga menyebabkan kerusakan struktural
dan fungsional
Tujuan Semua karyawan RSUA Ponorogo mampu melakukan tindakan
dan pertolongan bila terjadi bencana kebakaran di RSUA
Ponorogo
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur 1. Petugas yang terdekat dengan tempat kejadian berusaha
untuk memadamkan api dengan alat pemadam yang
tersedia (APAR).
2. Bila api sudah padam, petugas tersebut segera menghubungi
komandan bencana
3. Bila kobaran api tidak padam atau bertambah besar, maka
petugas segera hubungi petugas satpam atau tim K3 untuk
diteruskan ke komandan bencana dengan “Kode Merah”
4. Dengan instruksi komandan bencana, tim K3 melakukan
tindakan sebagai berikut :
a. Membunyikan tanda bahaya.
b. Menghubungi petugas IPS untuk memadamkan aliran
listrik
c. Menghubungi :
• PMK
• PLN
• Polres Ponorogo
11
PENANGANAN BENCANA KEBAKARAN
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
5. Dengan instruksi komandan bencana, petugas satpam
melakukan tindakan pengamanan area kebakaran di RSUA
Ponorogo
6. Jika diperlukan, ditetapkan prosedur evakuasi oleh
komandan bencana
7. Petugas menenangkan penderita dan keluarganya agar tidak
panik
8. Petugas menutup jendela dan pintu.
Unit Terkait 1. Tim k3
2. Satpam
3. IPS
12
PENANGANAN BENCANA GEMPA BUMI
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
Pengertian Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara
tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi
biasa disebabkan oleh pergerakan kerak lempeng Bumi
Tujuan
Semua karyawan RSUA Ponorogo mampu melakukan tindakan
dan pertolongan bila terjadi gempa bumi di RSUA Ponorogo.
Kebijakan Bila terjadi banyak bencana baik yang terjadi di dalam maupun
di luar Rumah Sakit, IGD harus siap untuk melakukan
penanggulangan bencana (disaster plan).
(Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum ’Aisyiyah Ponorogo
Nomor : RSUA/0273/PER/III.6.AU/I/V/2014 tentang Kebijakan
Pelayanan IGD).
Prosedur Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut
petunjuk yang dapat dijadikan pegangan:
A. Di dalam ruangan :
1. Merunduklah, lindungi kepala anda dan bertahan di
tempat aman.
2. Beranjaklah beberapa langkah menuju tempat aman
terdekat.
3. Tetaplah didalam ruangan sampai goncangan berhenti
dan yakin telah aman untuk keluar,menjauhlah dari
jendela.
4. Pasien yang tidak bisa mobilisasi lindungi kepala
pasien dengan bantal.
B. Di luar gedung :
1. Cari titik aman yang jauh dari bangunan, pohon dan
kabel.
2. Rapatkan badan ke tanah
3. Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari
kepanikan.
4. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
13
PENANGANAN BENCANA GEMPA BUMI
Ditetapkan
Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONAL 22 Desember 2014
Dr.Hj. RINI KRISNAWATI, MARS
C. Di dalam lift
1. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau
kebakaran.
2. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat
berada di dalam lift, maka tetap tenang
3. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan
mengungsilah.
4. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi petugas dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
Unit Terkait Semua Unit
14