Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

FIRST AID PADA KORBAN BENCANA TRAUMA DAN HENTI


JANTUNG

Oleh:

I Gusti Ayu Agung Dwi Apriliani 19089014002


Amanda Patrissia 19089014003
Ni Putu Ina Agresia Sintamaylani 19089014025
Komang Irma Supriyanti 19089014026
Putu Vingky Tamalia 19089014052

SEMESTER VII

(KELOMPOK 7)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022
SATUANACARAPENYULUHAN
Topik : First Aid Pada Korban Bencana Trauma Dan Henti Jantung
Sub pokok bahasan : Bantuan Hidup Dasar atau Basic Life Support
Sasaran : Masyarakat
Target : Masyarakat Desa kaliasem
Hari / Tanggal : Jumat, 23 September 2022
Waktu : 30 Menit
Tempat : Balai Desa Kaliasem
Penyuluhan : Trauma dan Henti Jantung

A. LATARBELAKANG
Henti jantung dapat disebabkan oleh gangguan irama maupun akibat trauma.
Henti jantung akibat trauma terjadi karena sumbatan pada jalan nafas, gangguan
ventilasi, kerusakan otak, tamponade jantung dan kecelakaan. Cardio Pulmonary
Resuscitation (CPR) merupakan teknik pertolongan utama yang digunakan untuk
menolong pasien henti jantung. CPR dilakukan dengan cara melakukan kompresi dada
dan bantuan ventilasi dengan rasio 30 : 2. Kompresi dada dilakukan dengan melakukan
penekanan dengan kedalaman sekurang kurangnya 5 cm dan kecepatan minimal 100 kali
kompresi permenit. Bantuan ventilasi dilakukan dengan memberikan dua kali tiupan
volume tidal melalui mulut pasien. Resiko dari kompresi dada CPR adalah fraktur
sternum dan fraktur kosta pada pasien, sedangkan resiko pemberian ventilasi CPR pada
pasien henti jantung dengan tension pneumotorak dapat menyebabkan peningkatan
tekanan positif di dalam rongga dada akibat udara yang terjebak. Komplikasi atau resiko
tersebut bisa menimbulkan dilema bagi penolong ketika melakukan pertolongan pasien
henti jantung yang disertai trauma dada.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM(TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit seluruh warga desa kaliasem
dapat melakukan cara penolong basic life support pada korban henti jantung
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS(TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit seluruh masyarakat desa kaliasem dapat
memiliki keterampilan tentang basic life support (BLS) dan dapat mengaplikasikan basic
life support (BLS) pada situasi atau kondisi nyata.

D. MATERIPENYULUHAN
Terlampir

E. METODE
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

F. MEDIA
Media: LCD dan leaflet

G. EVALUASI
Terlampir

H. PENGORGANISASIAN&URAIANTUGAS
- Pengorganisasian
1. Protokol/Pembawaacara : Ina agresia
2. Penyuluh/Pengajar : Amanda Patrissia
3. Fasilitator : Irma Suptianti dan Dwik Apriliani
4. Observer : Vingki Tamali
- UraianTugas
1. Protokol/Pembawa acara
Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan TIM kepada peserta,
mengatur proses, dan lama penyuluhan serta menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh/Pengajar
- Mengenali pengetahuan peserta tentang basic life support
- Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami oleh peserta
- Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
3. Fasilitator
- Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
- Memotivasi para peserta agar berpartisipasi dalam penyuluhan
- Memotivasi para peserta untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
- Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
4. Observer
- Mengobservasi jalannya proses kegiatan
- Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan
berlangsung.
- Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil penyuluhan
I. PROSESPELAKSANAAN

NO WAKTU KEGIATANPENYULUHAN KEGIATANPESERTA


1 Pendahuluan Pembukaan: Peserta menyimak saat melakukan
(5 menit) 1. Menyampaikan salam pembukaan dan menjawab

2. perkenalan pertanyaan pada saat dilakukan


pretest
3. menyampaikan pokok bahasan
4. menjelaskan tujuan
5. Apersepsi: pretest dalam bentuk pertanyaan
tertulis
2 Uraian materi Pelaksanaan: Pesert amenyimak saat
(20 menit) 1. Menyampaikan materi menyampaikan materi dan

- Menjelaskan pengertian dari basic life mengajukan pertanyaan bila ada yang
10.33-10.45 WIB tidak dimengerti yang akan di jawab
support/bantuan hidup dasar.
oleh pemberi materi
- Menjelaskan indikasi saat diberikan
basic life support/bantuan hidup dasar.
- Menjelaskan tujuan dari basic life
support/bantuan hidup dasar.
2. Tanya jawab

3 Evaluasi Materi Evaluasi: Peserta dapat menjawab pertanyaan


(4 menit) Post test dalam bentuk pertanyan tertulis posttest

4 Penutup Teriminasi: Peserta menyimak


(1 menit) 1. Menyimpulkan materi dan kegiatan
10.44-10.45 WIB penyuluhan
2. Salam penutup

J. EVALUASI
1. EvaluasiStruktur
- Kelengkapan media dan alat : tersedia dan siap untuk digunakan
- Pelaksana siap melakukan penyuluhan
2. EvaluasiProses
Sasaran penyuluhan mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan
baikdanpenuh antusias. Selama proses penyuluhan berlangsung, sasaran
aktifmenjawab apabila ada yang belum dimengerti, sasaran memberi jawaban
ataspertanyaanpemberi materi dan mahasiswa pun melakukan komunikasi duaarah
untuk saling mengenal dan menjelaskan tujuan kunjungan mahasiswa
kesasaran,sehingga sasaran tidak meninggalkan tempat diadakannya
penyuluhansaat acara akan berlangsung dan tanya jawab berjalan dengan baik.
3. EvaluasiHasil
Setelah diberikan penyuluhan tentang basic life support peserta mampu :
- Menjelaskan pengertian dari basic life support/bantuan hidup dasar.
- Menjelaskan indikasi saat diberikan basic life support/bantuan hidup dasar.
- Menjelaskan tujuan dari basic life support/bantuan hidup dasar.

K. PENGORGANISASIAN
Pembawaacara : Ina Agresia
Pembicara : Amanda Patrissia
Observer : Vingky Tamalia
Fasilitator : Irma Suprianti Dan Dwik Apriliani
Pembimbing : Ns. Made Martini, S.Kep.,M.Kep

L. SUMBER
Dzurriyatun. 2014. Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Pada Remaja Terhadap
Tingkat Motivasi Menolong Korban Henti Jantung. Jurnal. Yogyakarta: UMYv
Agustin et al. (2017). Penyuluhan Dan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar. Jurnal
Implementa Husada, 1(1), 77. https://doi.org/10.30596/jih.v1i1.4571
Malara, Reginus T, Kumaat, Lucky T, Buamona, S. (2017). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (Bhd) Pada
Kecelakaan Lalu Lintas Pada Siswa Sma Negeri 1 Sanana Kabupaten Kepulauan Sula
Maluku Utara. E-Jurnal Keperawatan (e-Kp), 5, 1–5. Ningsih, M. U., & Atmaja, H. K.
(2019). Metode Video Edukasi Efektif Meningkatkan
Keterampilan Mahasiswa Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Jurnal
Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 1(1), 8.
https://doi.org/10.32807/jkt.v1i1.17
M. MATERI
1. Pengertian Basic Life Support
Menurut American Health Association (AHA, 2015) Basic Life Support
atau yang biasa dikenal dengan bantuan hidup dasar merupakan dasar untuk
penyelamatan nyawa seseorang dengan memberikan tindakan oksigenasi darurat
yang diberikan secara efektif untuk pertolongan pertama, dengan tujuan untuk
menyelelamatkan seseorang yang mengalami kondisi gawat contohnya
mengalami serangan jantung atau henti jantung dan henti nafas mendadak.
Basic Life Support merupakan sekumpulan intervensi yang bertujuan
untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti
jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi dada dan
bantuan nafas (Hardisman, 2014).
2. Indikasi Basic Life Support
Menurut Sartono (2011) Pemberian bantuan hidup dasar dilaksanakan pada
korban bencana bila mengalami :
a. Henti Nafas
Henti nafas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran
udara pernafasan korban gawat darurat. Henti nafas merupakan kasus
yang harus dilakukan tindakan bantuan hidup dasar. Henti nafas dapat
terjadi pada keadaan:
 Tenggelam
 Stroke
 Obstruksi jalan nafas
 Epligotitis
 Overdosis obat-obatan
 Tersengat listrik
 Infark miokard
 Tersambar petir
 Koma akibat berbagai macam kasus
Pada awal berhenti nafas, oksigen masih dapat masuk ke dalam darah untuk
beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan
organ vital lainnya. Jika pada keadaan ini diberikan bantuan pernafasan maka
sangat bermanfaat agar korban dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.
b. Henti Jantung
Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi henti sirkulasi.
Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital
kekurangan oksigen. Pernafasan yang terganggu,misalnya tersengal-sengal
merupakan tanda awal terjadinya henti jantung
3. Tujuan Basic Life Support
Tujuan basic life support atau yang biasa dikenal dengan bantuan hidup dasar
adalah pertolongan segera kepada seseorang yang mengalami kondisi
kegawatdaruratan dengan cara oksigenasi efektif pada organ jantung dan otak
melalui sirkulasi dan ventilasi msecara buatan yang diharapkan setelah ini jantung
dan paru dapat menyediakan oksigen dengan normal, seperti biasanya, dan juga
dengan memberikan pertolongan seperti ini resusitasi dapat mencegah sirkulasi
peredaran darah dan pernapasan menjadi tidak dapat berfungsi secara normal
ataupun berhenti, dan hal tersebut dapat menyebabkan sel-sel
mengalami kematian karena kurangnya pemasokan oksigen, sehingga dengan
memberikan bantuan dari luar untuk sirkulasi dengan cara kompresi dada dan
ventilasi pada korban yang mengalami kegawatdaruratan seperti henti jantung dan
nafas (Wiryana,2010).
Menurut Sartono (2011) Bantuan hidup dasar adalah bagian dari pengelolahan
gawat darurat medis yang bertujuan :
a) Mencegah berhentinya atau terhentinya respirasi.
b) Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru
(RJP)
4. Tahap Pelaksanaan Basic Life Support
Menurut Sartono (2011) Pemberian resusitasi jantung paru harus dilaksanakan
dengan cermat. Resusitasi jantung paru terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a. Survei primer (Primary Survey), yang dapat dilakukan oleh setiap orang.
b. Survei sekunder (Secondary Survey), yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga
medis dan perawat terlatih yang merupakan lanjutan dari survey primer.
A. LEMBAR SOAL
1.

Anda mungkin juga menyukai