Laprak1TTCK - M. Khairul Hanif - 2106111215 - TIP21
Laprak1TTCK - M. Khairul Hanif - 2106111215 - TIP21
Laprak1TTCK - M. Khairul Hanif - 2106111215 - TIP21
Oleh:
M. KHAIRUL HANIF
2106111215
Asisten:
RIFQI RIDHO
SEPTPUJARATI ARKHA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
BAB I PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dan
memegang peranan utama dari suatu proses manufaktur. Oleh karena itu, perlu adanya
peningkatan kinerja sumber daya manusia seoptimal mungkin dengan mengurangi beban kerja
yang tidak seimbang dari masing-masing elemen pekerjaan yang ada. Dengan adanya
peningkatan produktivitas sumber daya manusia, maka akan tercipta pula produktivitas
perusahaan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan work sampling. Work sampling
adalah suatu teknik untuk menganalisa produktivitas dari aktivitas mesin, proses, atau pekerja.
Metode ini merupakan metode pengukuran kerja secara langsung karena pengamatan
dilakukan secara langsung terhadap objek pengamatan.
Waktu baku dari suatu pekerjaan dipengaruhi oleh nilai penyesuaian dan kelonggaran.
Pengukuran waktu kerja terbagi atas pengukuran langsung dengan menggunakan jam henti dan
work sampling dan pengukuran tak langsung menggunakan data waktu baku dan data waktu
gerakan. Berdasarkan pengukuran waktu kerja menggunakan metode jam henti dapat
disimpulkan semakin banyak pengaruh terhadap operator maka semakin banyak waktu yang
dibutuhkannya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Faktor lingkungan, kejiwaan dan spesifik
kerja juga sangat mempengaruhi kinerja operator melakukan pekerjaanya.
Menurut Barnes (1980), pengukuran kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk
menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki keterampilan rata-
rata dan terlatih baik) dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo
kerja yang normal. Salah satu metode pengukuran kerja adalah menggunakan jam henti
(stopwatch time study) dan Work Sampling.
Ada pada saat-saat tertentu operator melakukan gerakan produktif maupun tidak produktif,
hal ini yang membuat waktu penyelesaian pekerjaan tidak pasti. Oleh karena itu, penting untuk
membuat keputusan lebih lanjut yang berkaitan dengan pengukuran kerja waktu operator
untuk menjalankan aktivitas produktif dan waktu menganggur. Gerakan-gerakan kerja yang
kurang efektif dari operator dapat menurunkan waktu penyelesaian produksi. Gerakan dari
operator sangat mudah diidentifikasi dimulai dari awal jam masuk kerja, operator melakukan
kegiatan dengan semangat sehingga output yang dihasilkan akan lebih maksimal, tapi ketika
siang hari kualitas kerja operator mulai menurun disebabkan operator bekerja apa adanya,
yaitu operator terlihat terlalu santai dan mengobrol dengan operator lainnya yang membuat
turunnya kinerja dari operator. Selain itu, hal yang menyebabkan terbuangnya waktu
pengerjaan pembuatan produk disebabkan oleh operator tidak disiplin, seperti alat-alat yang
digunakan untuk proses produksi sering kali tidak diletakkan pada tempatnya yang membuat
operator mencari alat tersebut.
Melihat kondisi saat ini, belum adanya pengukuran dan analisis kerja pada perusahaan, maka
hal ini perlu dilakukan untuk memberikan hasil yang paling efektif dan efisien bagi perusahaan.
Dalam melakukan pekerjaan dikatakan selesai secara efisien, apabila waktu baku penyelesaian
pekerjaan paling singkat. Waktu baku yang dihitung untuk penyelesaian pekerjaan memerlukan
penerapan prinsip dan teknik pengukuran sehingga evaluasi tentang waktu pembuatan unit
produk dapat dilakukan oleh perusahaan.
Upaya peningkatan produktivitas dan pengukuran kerja karyawan merupakan hal yang
mendesak sehingga diperlukan pengukuran produktivitas kerja dan waktu baku untuk
mengevaluasi kinerja para karyawan. Salah satu cara pengukurannya dengan menggunakan
metode work sampling. Metode work sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan
sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator
(Sutalaksana, 2012).
Secara garis besar pengukuran dengan menggunakan metode work sampling akan sangat
membantu dalam mendapatkan informasi tentang ratio delay dari sejumlah operator,
performance level dari operator selama waktu kerja dan waktu baku untuk suatu proses
operasi kerja. Pengukuran kerja dan waktu baku merupakan metode penetapan keseimbangan
antara manusia dengan unit output yang dihasilkan.
1.2 Tujuan
2 . Mahasiswa mampu menghitung waktu baku dan waktu normal dalam suatu pekerjaan.
2.1 Stopwatch
Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam
henti ini menurut (Wignjosoebroto, 2004). sebagai berikut:
1. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan di beritahukan maksud dan
tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati.
3. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetailnya tapi masih dalam batas-batas
kemudahan untuk pengukuran waktunya.
4. Amati, ukur,dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-
elemen kerja tersebut.
6. Tetapkan rate of performans dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan
dicatat waktunya. rate of performans ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan
hanya ditunjukkan untuk performans operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh
dilakukan oleh mesin maka performans dianggap normal (100%).
2.2 Meteran
Meter Ukur adalah alat ukur yang sangat penting dipergunakan dalam bangunan. Setiap
pekerjaan akan sering berhubungan dengan alat ini karena semua pekerjaan pasti berhubungan
dengan ukuran. Alat akur dapat dijumpai dalam berbagai bentuk dan ukuran, bahan alat ukur
ada yang terbuat dari kayu, kain, plastik dan juga dari plat besi. Umumnya alat ukur dibuatkan
dalam dua satuan ukuran metrik yaitu dalam satuan meter dan inchi yang mana harus
mengikuti ukuran standard yang berlaku. Meter ukur saat ini dipasaran banyak dijumpai dalam
berbagi ukuran panjang. Meter ukur kecil biasanya mempunyai ukuran panjang 3 m dan 5 m.
Sedangkan meter ukur panjang yang biasanya dalam bentuk roll terdapat dalam ukuran 10 m,
20 m, 30 m, 50 m dan 100 m.
Sampling dalam bahasa asingnya sering disebut work sampling, ratio delay study atau
random observation method adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar
pengamatan terhadap aktifitas kerja dari mesin, peroses atau pekerja. Pengukuran kerja
metode work sampling seperti halnya pengukuran kerja pada jam henti dan diklasifikasikan
sebagai pengukuran kerja secara langsung, karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus
secara langsung ditempat kerja yang diteliti.
Pengukuran yang dilakukan seca ra langsung pada tempat dimana pekerjaan yang diukur
berlangsung. Pengukuran waktu kerja langsung dilakukan dengan cara pengukuran waktu
dengan jam henti (Stowatch Time Study) dan pengukuran waktu kerja dengan metode sampling
pekerjaan (Work Sampling).
Pengukuran yang dilakukan secara tidak secara langsung dimana pengamat tidak harus
melakukan perhitungan waktu kerja di tempat pekerjaan yang diukur. Pengukuran waktu kerja
tidak langsung dilakukan dengan cara hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan
membaca tabel waktu yang tersedia dengan mengetahui sistematika pekerjaan melalui elemen-
elemen pekerjaan atau elemen gerakan operator. Cara tersebut dapat dilaksanakan dalam
aktivitas metode data waktu baku dan data waktu gerakan (WF, MOST, dan MTM System).
Waktu normal adalah waktu yang menentukan bahwa seorang operator yang berkualitas
baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan normal. Waktu normal diperoleh
dengan mengalikan waktu rata-rata (x) dengan faktor penyesuaian (p) rumus untuk menghitung
Wn (Waktu normal) adalah sebagai berikut:
Menurut (Sutanto, 2016) Waktu standar atau juga disebut waktu baku ini adalah waktu yang
diperlukan oleh seorang pekerja yang bekerja dalam tempo yang wajar untuk mengerjakan
suatu tugas yang spesifik dalam sistem kerja yang terbaik. Waktu standar ini merupakan data
penting dalam pembagian kerja dan penentuan jumlah stasiun kerja yang direncanakan. Untuk
menghitung Standard Time digunakan rumus :
Waktu Standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator untuk memproduksi satu
unit dari data jenis produk. Waktu Standar adalah sama dengan waktu normal kerja ditambah
dengan waktu longgar (allowance).
Praktikum sampling pekerjaan ini dilakukan pada hari Kamis 22 September 2022 di
laboratorium Teknologi Manajemen Agroindustry (TMA) tepatnya pada pukul 10:00 sampai
11:40 siang hari.
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan atau praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai
berikut.
2. 4 9, 60 10, 07 9, 74 9, 80
4.2 Pembahasan
Work Sampling. Ratio Delay Study, atau Random Delay Study adalah suatu teknik kerja untuk
mengadakan sejumlah pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau
pekerja/operator. Teknik sampling kerja pertama kali digunakan oleh seorang sarjana Inggris
bernama L.H.C. Tippett dalam aktivitas penelitianya di industri tekstil. Selanjutnya cara atau
metode sampling kerja telah terbukti sangat efektif dan efisien untuk digunakan dalam
mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya.
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengangkatan beban oleh satu orang secara berurutan
2kg, 4kg dan 6kg dengan jarak yang sama, yaitu 15m. Pada saat melakukan pengujian
pengangkatan beban pekerja harus beristirahat setelah melakukan perpindahan beban satu
sebelum melakukan pengujian perpindahan beban dua dan begitu seterusnya. Ini dilakukan
agar data yang satu dengan yang lain dilakukan dalam keadaan yang sama, yaitu pekerja
dengan tingkat kelelahan yang sama sehingga data yang diperoleh maksimal. Istirahat yang
dilakukan cukup 5 menit untuk setiap pengangkatan beban.
Pada saat mengangkat beban, beban murni hanya diangkat oleh tangan tanpa tumpuan
dada, perut atau bagian tubuh lainnya. Beban diangkat dari suatu titik, sebut saja titik A menuju
titik B yang memiliki jarak sejauh 15 meter serta dihitung durasinya menggunakan stopwatch.
Setiap bebannya diangkat dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali, kemudian dicari rata-
ratanya untuk memperoleh data baru yang lebih akurat.
Menurut Rinawati dkk (2012) pengukuran waktu kerja (Time Study) pada dasarnya
merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang diperlukan oleh seorang
operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Menurut Setiawan dan Octavia (2015) pengukuran kerja (work measurement) ini digunakan
dalam penentuan waktu baku untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan. Waktu baku nantinya
akan digunakan sebagai standar untuk menyelesaikan suatu pekerjaan bagi setiap orang yang
melakukan hal tersebut dalam kondisi normal.
Setelah dilakukannya percobaan dan didapatkannya data, dicarilah waktu normal. Waktu
normal adalah waktu yang dibutuhkan seorang pekerja rata-rata untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan secara wajar dalam suatu rancangan sistem kerja yang telah disesuaikan. Waktu
normal yaitu rata-rata dari rata-rata durasi pengangkatan setiap beban dikali dengan faktor
penyesuaian, dalam kasus ini diambil faktor penyesuaian senilai 90%. Setelah dikalikan,
didapatlah hasil 0,00245 jam sebagai waktu normal untuk mengerjakan pekerjaan
memindahkan beban tersebut.
Jika telah didapatkan waktu normal, kita sudah mempunyai standar minimal untuk
melakukan pekerjaan. Untuk meningkatkan kualitas kerja sehingga mencapai nilai efisiensi
waktu, selanjutnya dapat dilakukan perancangan kegiatan untuk perbaikan metode kerja.
Setelah didapatkannya waktu normal, dicarilah waktu baku pada pekerjaan tersebut.
Menurut (Sutalaksana et al., 2006), waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar
oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam
sistem kerja terbaik.
Waktu baku hanya bisa dicari jika waktu normal sudah diperoleh. Waktu baku mempunyai
rumus waktu normal dikalikan dengan 100 per (100 dikurang allowance(%)). Setelah
dilakukannya percobaan dan perhitungan, diperoleh hasil waktu baku dan waktu normal yang
sama, yaitu 8,82 detik atau jika dikonversikan ke dalam hitungan jam menjadi 0,00245 jam.
Sebuah perusahaan yang ingin tetap survive harus selalu mengadakan perbaikan-perbaikan
dalam sistem kerjanya. Dengan perbaikan-perbaikan tersebut diharapkan pemborosan yang
terjadi dimana-mana dapat diminimasi dan menghasilkan sistem kerja yang lebih baik dan lebih
baik lagi. Hal ini sesuai dengan slogan "tidak ada yang terbaik, tapi selalu ada yang lebih baik".
Dengan sistem kerja yang lebih baik, perusahaan akan mampu meningkatkan efesiensi,
produktivitas, bahkan profit sebagai tujuan utama dari sebuah perusahaan.
Sesuai dengan perumusan profit, yaitu profit = selling price - cost, dalam usaha peningkatan
profit, maka cost harus diturunkan. Penekanan cost dapat dilakukan dengan berbagai alternatif
care. Salah satunya adalah dengan menganalisis sistem kerja yang sekarang dan
mengindetifikasi pemborosan yang terjadi, lalu melakukan perbaikan.
Sangat besar pengaruh peningkatan kualitas pekerjaan jika melakukan analisis sampling
pekerjaan, mencari waktu baku dan waktu normal. Agar suatu pekerjaan dapat dianalisis,
kemudian dicari ketidakefisiensiannya dan segera diperbaiki demi meningkatkan kualitas dan
profit pekerja ataupun perusahaan.
Sampling pekerjaan mempunyai beberapa kegunaan lain di bidang produksi selain untuk
menghitung waktu penyelesaian. Kegunaan-kegunaan tersebut adalah: a. Mengetahui distribusi
pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja. b. Mengetahui
tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat di pabrik.
BAB V KESIMPULAN
Boy Isma Putra, ST., MM & Ribangun Bamban Jakaria, ST., MM. 2020. Buku Ajar Analisa dan
Perancangan Sistem Kerja.
Cur Ita Erliana, ST, MT. 2015. Analisa dan Pengukuran Kerja. Bahan Ajar (Jurusan Teknik
Industri). Universitas Malikussaleh.
Okta Veza. 2017. Analisis waktu standar pelayanan dan produktivitas pegawai menggunakan
metode work sampling. Batam. STT Ibnu Sina. Program Studi Teknik Informatika 1 (1), 9-17,
2017.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Guna Widya.
Surabaya.
LAMPIRAN
Beban 2kg
Beban 4kg
Beban 6kg