Jiiyedggthnvcy
Jiiyedggthnvcy
BUPATI PEKALONGAN,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Pekalongan.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Pekalongan.
7
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Pekalongan.
7. Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
8. Rumah Sakit Umum Daerah Kajen yang selanjutnya disebut
RSUD Kajen adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kajen
Kabupaten Pekalongan sebagai unit organisasi bersifat
khusus yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, dan pelayanan
penunjang.
9. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat
BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana
teknis dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola
pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan daerah pada umumnya.
10. Direktur adalah Pemimpin RSUD yang diangkat oleh Bupati
dan bertindak sebagai Pejabat Pengelola RSUD.
11. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) adalah
Peraturan Organisasi Rumah Sakit (Corporate By Laws)
dan Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws)
yang disusun dalam rangka menyelenggarakan tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan tata
kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance).
12. Peraturan Internal Organisasi (Corporate By Laws) adalah
peraturan yang mengatur hubungan antara Pemerintah
Daerah sebagai Pemilik dengan Dewan Pengawas, Pejabat
Pengelola dan Staf Medis rumah sakit beserta fungsi, tugas,
tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan hak dari Staf
Medis di rumah sakit.
8
13. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) adalah
peraturan internal yang mengatur tentang fungsi, tugas,
tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan hak dari Staf
Medis di rumah sakit.
14. Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staff By Laws)
adalah peraturan internal yang mengatur tata kelola klinis
untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatan di
rumah sakit.
15. Peraturan Internal Staf Tenaga Kesehatan Lainnya adalah
peraturan internal yang mengatur tata kelola klinis untuk
menjaga profesionalisme tenaga kesehatan lainnya di rumah
sakit.
16. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang
sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
17. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan
tegas diatur dalam lini organisasi yang terdiri dari Direktur,
Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan
Kepala Seksi.
18. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan
tugas tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan hak
seseorang pegawai dalam satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau
ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.
19. Pejabat Pengelola BLUD Rumah Sakit yang selanjutnya
disebut Pejabat Pengelola adalah Pimpinan BLUD yang
bertanggungjawab terhadap kinerja operasional BLUD yang
terdiri dari Direktur, Pejabat Pengelola Keuangan dan
Pejabat Teknis.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Peraturan Internal Rumah Sakit dimaksudkan sebagai
pedoman yang mengatur hubungan antara pemilik, manajemen,
tenaga medis, paramedis, tenaga kesehatan lain serta seluruh
komponen di RSUD agar dapat berjalan secara selaras, seimbang
dalam menyusun kebijakan operasional rumah sakit.
Pasal 3
Tujuan ditetapkannya Peraturan Internal Rumah Sakit adalah :
a. Meningkatkan profesionalisme pelayanan kesehatan secara
lebih efektif dan efisien, fleksibilitas dan akuntabilitas
pengelolaan dana serta optimalisasi pemanfaatan teknologi;
dan
b. Meningkatkan harmonisasi tata kerja, prosedur kerja,
tugas dan fungsi serta Sumber Daya Manusia pada RSUD
melalui pelayanan medis, asuhan/pelayanan,
Keperawatan/Kebidanan, pelayanan penunjang medis dan
non medis, pelayanan rujukan medis dan non medis, serta
pelayanan administrasi dan keuangan dengan didasarkan
pada praktek bisnis yang sehat.
13
BAB III
MATERI PERATURAN INTERNAL
Pasal 4
(1) Materi pengaturan dalam Peraturan Internal Rumah Sakit
terdiri dari :
a. Peraturan Internal Organisasi;
b. Peraturan Internal Staf Medis By Laws;
c. Peraturan Internal Keperawatan; dan
d. Peraturan Internal Tenaga Kesehatan Lainnya.
(2) Muatan materi dalam Peraturan Internal Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. Struktur organisasi;
b. Prosedur kerja;
c. Pengelompokan fungsi yang logis; dan
d. Pengelolaan sumber daya manusia.
(3) Peraturan Internal Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), menganut prinsip-prinsip :
a. Transparansi;
b. Akuntabilitas;
c. Responsibilitas; dan
d. Independensi.
14
Pasal 5
(1) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (2) huruf a, menggambarkan posisi jabatan,
pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, kewenangan dan
hak dalam organisasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(2) huruf b, menggambarkan hubungan dan mekanisme
kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi.
(3) Pengelompokan fungsi yang logis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c, menggambarkan pembagian
yang jelas antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung
yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam
rangka efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan
organisasi.
(4) Pengelolaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2) huruf d, merupakan pengaturan
dalam pengelolaan dan kebijakan sumber daya manusia
yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif guna pencapaian tujuan
organisasi yang efisien dan efektif, berdayaguna dan
berhasil guna.
Pasal 6
(1) Tranparansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf a, merupakan keterbukaan yang dibangun
berdasarkan kebebasan arus informasi agar dapat langsung
diterima bagi pengguna yang membutuhkan dan dapat
menumbuhkan kepercayaan.
(2) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf b, merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem
yang dipercayakan pada rumah sakit agar pengelolaannya
dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang
membutuhkan.
(3) Responsibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf c, merupakan kesesuaian atau kepatuhan
didalam pengelolaan organisasi terhadap tata kelola bisnis
15
yang sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(4) Independensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf d, merupakan bentuk kemandirian pengelolaan
organisasi secara professional tanpa adanya unsur
kepentingan, pengaruh dan tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
prinsip bisnis yang sehat.
Pasal 7
Akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(2), diwujudkan mulai dari pola perencanaan yang terukur,
evaluasi dan pelaporan/pertanggungjawaban dalam sistem
pengelolaan keuangan, pengelolaan aset, hubungan kerja dalam
organisasi, manajemen sumber daya manusia dan manajemen
pelayanan.
BAB IV
PERATURAN INTERNAL ORGANISASI
Bagian Kesatu
Identitas RSUD
Pasal 8
(1) RSUD merupakan Rumah Sakit Milik Pemerintah Daerah,
dengan identitas sebagai berikut :
a. Nama Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah
Kajen Kabupaten Pekalongan;
b. Jenis Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Non
Pendidikan;
c. Kelas Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah
16
Kelas C;
d. Bentuk Rumah Sakit adalah Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang menerapkan PPK-BLUD; dan
e. Alamat Rumah Sakit berkedudukan di Jalan Raya
Karangsari Karanganyar Kabupaten Pekalongan 51182.
(2) Selain identitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
RSUD juga memiliki logo dengan arti logo RSUD
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Bagian Kedua
Visi, Misi, Motto, Nilai-Nilai Dasar dan Falsafah
Pasal 9
Visi RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan adalah “Menjadi Rumah
Sakit Rujukan Yang Bermutu dan Berdaya Saing”.
Pasal 10
Misi RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan sebagai berikut :
a. Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan SDM
Rumah Sakit;
b. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana rumah sakit
berbasis teknologi;
c. Meningkatkan tata kelola manajemen rumah sakit yang
akuntabel, transparan, efektif dan efisien;
d. Mengembangkan rumah sakit berwawasan lingkungan
(green hospital).
Pasal 11
Motto RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan adalah “Pelayanan
Optimal Adalah Tekad Kami”.
Pasal 12
Guna mewujudkan Visi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
dan Misi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, RSUD
mempunyai tujuan strategis, yaitu :
a. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas pelayanan untuk
17
mewujudkan kemandirian RSUD sebagai SKPD yang
menerapkan PPK BLUD;
b. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka
mewujudkan rumah sakit unggulan, rujukan dan
kebanggaan masyarakat Kabupaten Pekalongan;
c. Memenuhi tenaga dokter spesialis yang belum ada guna
peningkatan pelayanan; dan
d. Mengembangkan produk pelayanan dan sarana prasarana
dalam rangka menjawab tuntutan, kebutuhan dan harapan
masyarakat akan pelayanan yang lengkap, cepat, tepat dan
murah.
Pasal 13
(1) RSUD wajib mensosialisasikan Visi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 dan Misi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 serta Motto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
kepada seluruh pegawai, pengunjung dan masyarakat luas.
(2) Sosialisasi Visi, Misi dan Motto sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan melalui :
a. Secara verbal, dilaksanakan dengan cara disampaikan /
dibacakan pada saat apel, upacara dan/atau pada saat
rapat di ruangan oleh manajemen, kelompok kerja atau
pejabat / personel yang ditunjuk;
b. Secara visual, dilaksanakan dengan cara :
1) Dibuat di papan dan ditempatkan di dinding depan
ruang pendaftaran pasien;
Pasal 14
Visi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Misi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Motto sebagaimana
18
dimaksud dalam Pasal 11, dapat dilakukan perubahan guna
penyesuaian terhadap perkembangan keadaan dan tuntutan
kebutuhan organisasi dan masyarakat serta kebijakan
Pemerintah Daerah.
Pasal 15
(1) Nilai-nilai yang dianut oleh RSUD meliputi :
a. Profesionalisme;
b. Tanggung jawab; dan
c. Kerjasama.
(2) Profesionalisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, yaitu dalam melakukan tugas berlandaskan kaidah
ilmiah, konseptual, analisis dan teknis dalam bekerja yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan serta tidak
bertentangan dengan norma yang berlaku dimasyarakat
dengan ciri-ciri bertanggung jawab, inovatif, kreatif dan
optimis serta dasari rasionalitas dan etika profesi.
(3) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, yaitu dengan menggunakan kemampuan dan
kemauan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan
tepat waktu serta berani memikul akibat atas putusan dan
tindakan yang dilakukan.
(4) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
yaitu melaksanakan kerja sama dengan semua stakeholder
untuk mencapai hasil guna dan daya guna yang optimal.
Pasal 16
Falsafah RSUD adalah :
a. Bekerja dengan ikhlas, menjaga amanah dan semangat
kebersamaan;
Bagian Ketiga
19
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Pasal 17
(1) RSUD merupakan Unit Organisasi Bersifat Khusus dalam
penyelenggaraan layanan kesehatan secara professional
yang memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan,
pengelolaan barang milik Daerah dan Pengelolaan
Kepegawaian yang dipimpin oleh seorang Direktur yang
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.
(2) RSUD mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan (kuratif), pemulihan
(rehabilitatif), upaya peningkatan (promotif), pencegahan
terjadinya penyakit (preventif) dan melaksanakan upaya
rujukan serta pelayanan yang bermutu sesuai standar
pelayanan rumah sakit.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), RSUD mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan
kesehatan;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah
daerah di bidang pelayanan kesehatan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan
kesehatan;
d. Melaksanakan ketatausahaan, perencanaan program
dan evaluasi, pelayanan dan keperawatan; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bagian Keempat
Struktur Organisasi
20
Pasal 18
Bagan Struktur Organisasi RSUD Kajen sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Bagian Kelima
Kedudukan Pemerintah Daerah
Pasal 19
(1) Bupati mewakili Pemerintah Daerah sebagai pemilik RSUD
bertanggung jawab untuk membina dan mengawasi
penyelenggaraan RSUD agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara profesional dan bertanggungjawab sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
(2) Bupati dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mempunyai kewenangan :
a. Mengangkat Dewan Pengawas RSUD;
b. Mengangkat dan memberhentikan Pejabat Pengelola
dan Pejabat Struktural RSUD;
c. Mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas RSUD;
d. Menetapkan atau mencabut status PPK-BLUD;
e. Menunjuk suatu Tim Penilai dalam rangka menilai
usulan penetapan dan pencabutan PPK-BLUD;
f. Menetapkan Standar Pelayanan Minimal RSUD;
g. Menetapkan tarif layanan RSUD;
h. Menyetujui investasi jangka panjang RSUD;
i. Mengatur remunerasi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas dan Pegawai RSUD;
j. Menyetujui pemindahtanganan barang milik RSUD
selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai sampai
dengan Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah);
k. Menetapkan penghapusan barang milik RSUD yang
masuk kriteria tidak berada dalam penguasaan RSUD,
tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan,
tidak dapat dipindahtangankan atau alasan lain
sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan;
21
l. menetapkan penghapusan piutang RSUD secara
mutlak dan bersyarat yang bernilai sampai dengan
Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah); dan
m. mengalihgunakan tanah dan bangunan yang tidak
digunakan RSUD untuk penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsinya.
(3) Pemerintah Daerah bertanggungjawab menutup defisit
anggaran RSUD setelah diaudit secara independen yang
bukan disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan.
(4) Pemerintah Daerah bertanggunggugat atas terjadinya
kerugian pihak lain, termasuk pasien, akibat kelalaian
dan/atau kesalahan dalam pengelolaan RSUD.
Bagian Keenam
Organisasi Pengelola RSUD
Paragraf 1
Susunan Organisasi
Pasal 20
Susunan Organisasi RSUD terdiri dari :
a. Direktur;
b. Kepala Bagian Tata Usaha, membawahi :
1. Kepala Subbagian Umum, Kepegawaian dan Hukum;
2. Kepala Subbagian Keuangan; dan
3. Kepala Subbagian Perencanaan, Pemasaran, dan
Hubungan Masyarakat.
c. Kepala Bidang Penunjang Medik dan Penunjang Non Medik,
terdiri dari :
1. Kepala Seksi Penunjang Medik dan Non Medik dan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit; dan
2. Kepala Seksi Penatausahaan Aset dan Sarana Prasarana.
d. Kepala Bidang Pelayanan Medis, terdiri dari:
1. Kepala Seksi Pelayanan Rawat Inap, Rawat Jalan dan
Gawat Darurat; dan
2. Kepala Seksi Rekam Medik, Peningkatan Mutu dan
22
Pengembangan Pelayanan.
e. Kepala Bidang Keperawatan, terdiri dari:
1. Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan; dan
2. Kepala Seksi Etika dan Asuhan Keperawatan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional;
g. Instalasi;
h. Komite; dan
i. Satuan Pengawas Internal.
Bagian Ketujuh
Sumber Daya Manusia
Paragraf 1
Pejabat Pengelola dan Pegawai
Pasal 21
(1) Sumber daya manusia RSUD terdiri atas :
a. Pejabat pengelola; dan
b. Pegawai.
(2) Pejabat Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, bertanggungjawab terhadap kinerja umum
operasional, pelaksanaan kebijakan fleksibilitas dan
keuangan RSUD dalam pemberian layanan.
(3) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung kinerja
RSUD.
(4) Pejabat Pengelola dan pegawai RSUD berasal dari :
a. Pegawai negeri sipil; dan/atau
b. Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) RSUD dapat mengangkat Pejabat Pengelola dan pegawai
selain sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dari profesional
lainnya.
Pasal 22
(1) Pengangkatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(5), dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
23
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan
RSUD.
(2) Pejabat Pengelola dan pegawai yang berasal dari tenaga
profesional lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (5), dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap.
(3) Pejabat Pengelola yang berasal dari tenaga profesional
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (5),
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun,
dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali periode masa
jabatan berikutnya.
(4) Pengangkatan kembali untuk periode masa jabatan
berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dengan
ketentuan berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada
saat pengangkatan kedua.
(5) Pengadaan Pejabat Pengelola dan pegawai yang berasal dari
profesional lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (5), dilaksanakan sesuai dengan jumlah dan komposisi
yang telah disetujui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.
Pasal 23
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan, persyaratan,
pengangkatan, penempatan, batas usia, masa kerja, hak,
kewajiban dan pemberhentian Pejabat Pengelola dan pegawai
yang berasal dari tenaga profesional lainnya diatur dengan
Peraturan Bupati tersendiri.
Pasal 24
(1) Pengangkatan dan penempatan dalam jabatan Pejabat
Pengelola dan pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 ayat (4) dan ayat (5) berdasarkan kompetensi dan
kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat.
(2) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
pengetahuan, keahlian, keterampilan, integritas,
kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku
yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
24
Paragraf 2
Jenis Pejabat Pengelola
Pasal 25
(1) Pejabat Pengelola RSUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. Pemimpin;
b. Pejabat keuangan; dan
c. Pejabat teknis.
(2) Pemimpin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
adalah Direktur.
(3) Pejabat Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, adalah Kepala Bagian Tata Usaha.
(4) Pejabat Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
adalah para Kepala Bidang.
Pasal 26
(1) Pejabat Pengelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,
diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.
(2) Pemimpin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,
bertanggungjawab kepada Bupati.
(3) Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25, bertanggungjawab kepada
Pemimpin.
Pasal 27
(1) Pemimpin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)
huruf a,
mempunyai tugas :
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan
kegiatan RSUD agar lebih efisien dan produktivitas;
b. Merumuskan penetapan kebijakan teknis RSUD serta
kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Bupati;
c. Menyusun Renstra;
d. Menyiapkan RBA;
25
e. Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis
kepada Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan
RSUD selain pejabat yang telah ditetapkan dengan
peraturan perundangan- undangan;
g. Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan R SUD yang
dilakukan oleh pejabat keuangan dan pejabat teknis,
mengendalikan tugas pengawasan internal, serta
menyampaikan dan
mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta
keuangan RSUD kepada Bupati; dan
h. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Bupati sesuai
dengan kewenangannya.
(2) Pemimpin dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi sebagai
penanggungjawab umum operasional dan keuangan.
Pasal 28
(1) Pemimpin bertindak selaku kuasa pengguna anggaran dan
kuasa pengguna barang.
(2) Dalam hal pemimpin sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tidak berasal dari pegawai negeri sipil, Kepala Perangkat
Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dan
tugas pembantuan di bidang kesehatan ditunjuk sebagai
kuasa pengguna anggaran dan kuasa pengguna barang.
Pasal 29
(1) Pejabat keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (1) huruf b, mempunyai tugas :
a. Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b. Mengoordinasikan penyusunan rba;
c. Menyiapkan DPA;
d. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f. Melakukan pengelolaan utang, piutang, dan
investasi;
26
g. Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah
yang berada di bawah penguasaannya;
h. Menyelenggarakan system informasi manajemen
keuangan;
i. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan; dan
j. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh bupati
dan/atau pemimpin sesuai dengan kewenangannya.
(2) Pejabat keuangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi sebagai
penanggungjawab keuangan.
(3) Pejabat keuangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dibantu oleh bendahara penerimaan
dan bendahara pengeluaran.
(4) Pejabat keuangan, bendahara penerimaan, dan bendahara
pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus
dijabat oleh pegawai negeri sipil.
Pasal 30
(1) Pejabat teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat
(1) huruf c, mempunyai tugas:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di bidangnya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan sesuai dengan RBA;
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis
operasional dan pelayanan dibidangnya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh bupati dan/atau
pemimpin sesuai dengan kewenangannya.
(2) Pejabat teknis dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di bidangnya.
(3) Pelaksanaan tugas pejabat teknis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), berkaitan dengan mutu, standarisasi,
administrasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia,
dan peningkatan sumber daya lainnya.
27
Paragraf 3
Pengangkatan Pejabat Pengelola
Pasal 31
(1) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat
Pengelola RSUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan
kebutuhan praktek bisnis yang sehat.
(2) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
memiliki kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh
pejabat pengelola berupa pengetahuan, keterampilan dan
sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya.
(3) Kebutuhan praktek bisnis yang sehat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan kepentingan RSUD
untuk meningkatkan kinerja keuangan dan non keuangan
berdasarkan kaedah-kaedah manajemen yang baik.
(4) Pejabat Pengelola dan Pegawai RSUD dapat berasal dari
Pegawai Negeri Sipil dan/atau Non Pegawai Negeri Sipil yang
profesional sesuai dengan kebutuhan.
(5) Pejabat Pengelola dan Pegawai RSUD yang berasal dari Non
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.
(6) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan
pegawai RSUD yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(7) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan
pegawai RSUD yang berasal dari Non Pegawai Negeri Sipil
dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan
produktif dalam meningkatkan pelayanan dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan dan
pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai RSUD yang
berasal dari Non Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud
pada ayat (7), diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati
28
tersendiri.
Pasal 32
(1) Pejabat Pengelola RSUD diangkat dan diberhentikan oleh
Bupati.
(2) Pemimpin RSUD bertanggungjawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(3) Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis RSUD
bertanggungjawab kepada Pemimpin RSUD.
Paragraf 4
Persyaratan Direktur
Pasal 33
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Direktur, adalah :
a. Tenaga medis yang mempunyai kemampuan, keahlian,
integritas, kepemimpinan dan pengalaman di bidang
perumahsakitan serta memiliki latar belakang pendidikan
dokter spesialis/dokter gigi spesialis/dokter umum dan atau
dokter gigi;
b. Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk
mengembangkan usaha guna kemandirian rsud; dan
c. Memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi
jabatan.
Paragraf 5
Persyaratan Kepala Bagian atau Kepala Bidang
Pasal 34
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Kepala Bidang adalah :
a. Seseorang yang mempunyai kriteria keahlian, integritas
dalam kepemimpinan serta memiliki latar belakang
pendidikan paling rendah Sarjana Strata 1 (satu);
b. Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk
mengembangkan usaha guna kemandirian RSUD; dan
c. Memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi
jabatan.
29
Paragraf 6
Pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai
Pasal 38
(1) Pejabat Pengelola dan Pegawai RSUD diberhentikan karena :
a. Meninggal dunia;
b. Berhalangan secara tetap selama 3 (tiga) bulan berturut-
turut;
c. Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik;
d. Melanggar kebijakan atau ketentuan-ketentuan lain yang
telah
ditetapkan;
e. Mengundurkan diri karena alasan yang patut; atau
f. Terlibat dalam suatu perbuatan yang melanggar hukum.
(2) Pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai RSUD yang
berasal dari Non Pegawai Negeri Sipil berpedoman pada
ketentuan perundangan.
Paragraf 8
Tugas, Kewajiban dan fungsi Pejabat Pengelola
Pasal 39
(1) Direktur selaku Pemimpin RSUD mempunyai tugas dan
kewajiban :
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan
kegiatan;
b. Menyusun renstra bisnis;
c. Menyiapkan RBA;
d. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan
pejabat teknis kepada bupati sesuai ketentuan peraturan
perundangan-undangan;
e. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan RSUD
selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundangan-undangan; dan
30
f. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta keuangan RSUD kepada Bupati.
(2) Direktur dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi
sebagai penanggungjawab umum operasional dan keuangan
RSUD.
Pasal 40
(1) Pejabat Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (1) huruf b, mempunyai tugas dan kewajiban :
a. Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b. Mengkoordinasikan penyusunan RBA;
c. Menyiapkan DPA;
d. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f. Melakukan pengelolaan utang, piutang dan investasi;
g. Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah
yang berada di bawah penguasaannya;
h. Menyelenggarakan system informasi manajemen
keuangan;
i. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan; dan
j. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Daerah
dan/atau Pemimpin sesuai dengan kewenangannya.
(2) Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi
sebagai penanggungjawab keuangan RSUD.
Pasal 41
(1) Pejabat Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat
(1) huruf c, mempunyai tugas dan kewajiban :
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di bidangnya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan sesuai RBA; dan
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis
opersional dan pelayanan di bidangnya;
31
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Daerah
dan/atau Pemimpin sesuai dengan kewenangannya.
(2) Pejabat Teknis dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi
sebagai penanggungjawab teknis di bidang masing-masing.
(3) Tanggung jawab Pejabat Teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi,
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya.
Paragraf 9
Evaluasi Pejabat Pengelola dan Pegawai
Pasal 42
(1) Evaluasi kinerja pejabat pengelola dan seluruh pegawai
RSUD dilakukan guna mewujudkan tata kelola yang baik.
(2) Evaluasi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali.
(3) Ketentuan teknis mekanisme evaluasi kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut oleh Direktur.
Bagian Kedelapan
Pembina dan Pengawas Badan Layanan Umum Daerah
Pasal 43
Pembina dan pengawas BLUD terdiri atas :
a. Pembina teknis dan pembina keuangan;
b. Satuan pengawas internal; dan
c. Dewan Pengawas.
Pasal 44
(1) Pembina teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
huruf a, yaitu Kepala Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan tugas
pembantuan di bidang kesehatan.
(2) Pembina keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
huruf a, yaitu kepala Perangkat Daerah yang
32
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan tugas
pembantuan di bidang keuangan dan sekaligus Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah.
Pasal 45
(1) Satuan pengawas internal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 43 huruf b, dapat dibentuk oleh Pimpinan untuk
pengawasan dan pengendalian internal terhadap kinerja
pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan Praktek Bisnis Yang Sehat.
(2) Satuan pengawas internal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), yaitu pengawas internal yang berkedudukan langsung di
bawah pemimpin.
(3) Pembentukan satuan pengawas internal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dengan mempertimbangkan :
a. Keseimbangan antara manfaat dan beban;
b. Kompleksitas manajemen; dan
c. Volume dan/atau jangkauan pelayanan.
Pasal 46
(1) Tugas satuan pengawas internal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 45, membantu manajemen untuk :
a. Pengamanan harta kekayaan;
b. Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c. Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d. Mendorongdipatuhinya kebijakan manajemen dalam
penerapan Praktek Bisnis Yang Sehat.
(2) Untuk dapat diangkat sebagai satuan pengawas internal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi
persyaratan :
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur,
perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan RSUD;
c. Memahami penyelenggaraan pemerintahan Daerah;
d. Memahami tugas dan fungsi RSUD;
e. Memiliki pengalaman teknis pada RSUD;
33
f. Berijazah paling rendah D-3 (Diploma 3);
g. Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
h. Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan
paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat
mendaftar pertama kali;
i. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan negara atau keuangan
Daerah;
j. Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k. Mempunyai sikap independen dan obyektif.
Pasal 47
(1) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
huruf c, dibentuk oleh Bupati.
(2) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dibentuk untuk pengawasan dan pengendalian internal yang
dilakukan oleh Pejabat Pengelola.
(3) Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), paling banyak 3 (tiga) orang.
Pasal 48
(1) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) terdiri atas unsur :
a. 1 (satu) orang pejabat Perangkat Daerah yang
membidangi kegiatan BLUD;
b. 1 (satu) orang pejabat Perangkat Daerah yang
membidangi pengelolaan keuangan Daerah; dan
c. 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan
kegiatan BLUD.
(2) Tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, dapat berasal dari tenaga profesional, atau
perguruan tinggi yang memahami tugas fungsi, kegiatan dan
layanan RSUD.
(3) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat diangkat menjadi anggota Dewan
Pengawas pada 3 (tiga) BLUD.
(4) Untuk dapat diangkat sebagai Dewan Pengawas
34
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi
persyaratan:
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi
untuk memajukan dan mengembangkan RSUD;
c. Memahami penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
d. Memiliki pengetahuan yang memadai tugas
dan fungsi RSUD;
e. Menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugasnya;
f. Berijazah paling rendah S-1 (Strata Satu);
g. Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun
terhadap unsur sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c;
h. tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan
Pengawas, atau Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan badan usaha yang dipimpin dinyatakan pailit;
i. tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
j. tidak sedang menjadi pengurus partai
politik, calon kepala daerah atau calon wakil kepala daerah,
dan/atau calon anggota legislatif.
Pasal 49
36
(2) Penilaian kinerja keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, diukur paling
sedikit meliputi :
a. memperolehhasil usaha atau hasil kerja
dari layanan yang diberikan (rentabilitas);
b. memenuhi kewajiban jangka pendeknya
(likuiditas);
c. memenuhi seluruh kewajibannya
(solvabilitas); dan
d. kemampuan penerimaan dari jasa layanan
untuk membiayai pengeluaran.
(3) Penilaian kinerja non keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, diukur paling sedikit
berdasarkan perspektif pelanggan, proses internal pelayanan,
pembelajaran, dan pertumbuhan.
(4) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan
tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Bupati
secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
atau sewaktu-waktu jika diperlukan.
Pasal 50
38
e. mengundurkan diri; dan
f. terlibat dalam tindakan kecurangan yang
mengakibatkan kerugian pada BLUD, negara, dan/atau Daerah.
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
Bagian Kesembilan
Organisasi Pelaksana
Paragraf 1
Instalasi
Pasal 54
39
(1) Guna penyelenggaraan kegiatan
pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan kesehatan dibentuk instalasi yang
merupakan unit pelayanan non struktural.
(2) Pembentukan instalasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
(3) Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dipimpin oleh Kepala Instalasi yang diangkat dan diberhentikan
oleh Direktur.
40
(4) Dalam melaksanakan kegiatan operasional
pelayanan, Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
berkoordinasi dengan bidang atau seksi terkait.
(5) Kepala Instalasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga
fungsional dan atau tenaga non fungsional.
Pasal 55
Pasal 56
Paragraf 2
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 57
42
Paragraf 3 Staf Fungsional
Pasal 58
Bagian Kesepuluh
Organisasi Pendukung
Paragraf 1
Komite-Komite
Pasal 59
44
(2) Komite Medik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, merupakan perangkat rumah sakit untuk
menerapkan tata kelola klinis (clinical govemance) agar staf
medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
(3) Komite Keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1) huruf b, merupakan wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme
kredensial, penjagaan mutu profesi keperawatan dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
(4) Komite Tenaga Kesehatan Lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan wadah non
struktural rumah sakit yang mewadahi tenaga kesehatan lainnya
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga keteknisian medis melalui mekanisme
kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan
etika dan disiplin profesi.
(5) Ketua Komite sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ditetapkan oleh Direktur dengan memperhatikan masukan
dari staf medis dan paramedis yang bekerja di rumah sakit.
(6) Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur.
(7) Selain Komite sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Direktur dapat membentuk Komite lainnya sesuai kebutuhan
rumah sakit.
45
Bagian Kesebelas Prinsip Pelaksanaan Tugas
Pasal 60
BAB V
TATA KERJA DAN RAPAT-RAPAT
Bagian
Kesatu Tata
Kerja
Pasal 61
47
Bagian
Kedua
Rapat-
Rapat
Pasal 62
Pasal 63
Pasal 64
49
(3) Dari data yang relevan yang telah didapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), peserta
rapat dapat memutuskan dan memilih alternatif
yang terbaik untuk menyelesaikan suatu
masalah.
(4) Setiap unsur peserta rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), melaksanakan
keputusan yang telah diambil dengan penuh
tanggungjawab serta memperhatikan resiko dan
ketidakpastian terhadap keputusan yang dipilih.
(5) Implementasi yang telah diambil sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), harus selalu dimonitor
secara terus-menerus untuk mengevaluasinya.
BAB VI
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Bagian Kesatu
Tujuan
Pengelolaan
Pasal 65
Bagian Kedua
Jenis Tenaga
Pasal 66
51
Bagian Ketiga
Pengangkatan Pegawai
Pasal 67
Bagian Keempat
Penghargaan dan
Sanksi
Pasal 68
Pasal 69
Pasal 70
53
Bagian
Kelima
Mutasi
Pegawai
Pasal 71
Bagian Keenam
Disiplin Pegawai
Pasal 72
Bagian Ketujuh
Pemberhentian
Pegawai
Pasal 73
55
(2) Pemberhentian pegawai berstatus non PNS
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;
c. mencapai usia 58 (lima puluh delapan) tahun;
d. melanggar perjanjian kontrak;
e. melakukan tindak pidana dengan
ancaman hukuman 4 (empat) tahun atau
lebih;
f. berhalangan tetap karena sakitnya sehingga
tidak dapat melaksanakan tugas; dan
g. adanya perampingan organisasi.
BAB VII
REMUNERASI
Pasal 74
57
(3) Penerimaan remunerasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), bagi Pejabat Pengelola meliputi:
a. bersifat tetap, berupa gaji;
b. bersifat tambahan, berupa tunjangan tetap,
insentif, dan bonus atas prestasi; dan
c. pesangon bagi pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja dan profesional lainnya
atau pensiun bagi PNS.
(4) Penerimaan remunerasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), bagi Pegawai meliputi:
a. bersifat tetap, berupa gaji;
b. bersifat tambahan, berupa insentif dan bonus
atas prestasi; dan
c. pesangon bagi pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja dan profesional lainnya
atau pensiun bagi PNS.
(5) Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat
(4) bagi PNS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 75
59
(5) Pembentukan tim sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), ditetapkan dengan keputusan Bupati.
Pasal 76
Pasal 77
Pasal 78
Pasal 79
60
(1) Remunerasi dalam bentuk honorarium diberikan
kepada Dewan Pengawas dan sekretaris Dewan
Pengawas sebagai imbalan kerja berupa uang,
bersifat tetap dan diberikan setiap bulan.
(2) Honorarium Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sebagai
berikut:
a. Honorarium ketua Dewan Pengawas paling
banyak sebesar 40% (empat puluh
perseratus) dari gaji dan tunjangan
pemimpin;
61
b. Honorarium anggota Dewan Pengawas paling
banyak sebesar 36% (tiga puluh enam
perseratus) dari gaji dan tunjangan
pemimpin; dan
c. Honorarium sekretaris Dewan Pengawas
paling banyak sebesar 15% (lima belas
perseratus) dari gaji dan tunjangan
pemimpin.
(3) Pemberian remunerasi kepada Dewan Pengawas
dan sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mempertimbangkan
prinsip proporsionalitas, kesetaraan, kepatutan,
kewajaran dan kinerja.
(4) Pengaturan lebih lanjut mengenai remunerasi
kepada Dewan Pengawas dan sekretaris Dewan
Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diatur dengan Peraturan Bupati dan menjadi
satu kesatuan dari Peraturan Bupati
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1).
Pasal 80
BAB VIII
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
62
Pasal 81
63
(3) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dibuat dan diusulkan
oleh Direktur dan ditetapkan oleh Bupati
dengan berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 82
Pasal 83
65
(2) Maklumat Pelayanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), merupakan pernyataan
kesanggupan RSUD dalam melaksanakan
pelayanan sesuai dengan standar prosedur
operasional yang telah ditetapkan.
(3) Maklumat Pelayanan RSUD sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), adalah “Kami seluruh
civitas RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan
berkomitmen memberikan pelayanan prima
sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan,
dan apabila komitmen ini tidak dipatuhi maka
kami siap menerima sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku”.
(4) Maklumat Pelayanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), dipublikasikan paling lambat 7
(tujuh) hari kerja sejak Standar Pelayanan
Minimal ditetapkan.
BAB X
PENGELOLAAN
KEUANGAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 84
Bagian Kedua
Fleksibilitas
Pasal 85
67
d. pengelolaan piutang;
e. pengelolaan investasi;
f. pengelolaan barang dan/atau jasa;
g. pengadaan barang/jasa;
h. penyusunan akuntasi, pelaporan
dan pertanggungjawaban;
i. pengelolaan surplus dan defisit;
j. pengelolaan dana secara langsung; dan
k. perumusan standar, kebijakan, sistem,
dan prosedur pengelolaan keuangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai fleksibilitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur
dalam Peraturan Bupati tersendiri.
Bagian
Ketiga Tarif
Pelayanan
Pasal 86
Pasal 87
68
(1) Tarif layanan RSUD beserta pelayanan
penunjangnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 86, ditetapkan dengan Peraturan Bupati
atas usulan Direktur.
(2) Penetapan tarif layanan RSUD beserta
pelayanan penunjangnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mempertimbangan
kontinuitas dan pengembangan layanan, daya
beli masyarakat, serta kompetisi yang sehat.
69
(3) Bupati dalam menetapkan besaran tarif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
membentuk tim yang keanggotaannya dapat
berasal dari unsur :
a. Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dan tugas pembantuan
di bidang kesehatan;
b. Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dan tugas pembantuan
di bidang keuangan Daerah;
c. Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dan tugas pembantuan
di bidang hukum;
d. RSUD.
Bagian Keempat
Perencanaan dan
Penganggaran
Pasal 88
70
Pasal 89
71
(3) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
memuat :
a. Ringkasan pendapatan, belanja dan
pembiayaan;
b. Rincian anggaran pendapatan, belanja dan
pembiayaan;
c. Perkiraan harga;
d. Besaran persentase ambang batas; dan
e. Perkiraan maju atau forward estimate.
Bagian Kelima
Pendapatan dan
Biaya
Paragraf 1
Pendapat
an
Pasal 90
73
(7) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,
berupa pendapatan yang berasal dari
pemerintah dalam rangka pelaksanaan
dekonsentrasi dan/atau tugas
pembantuan dan lain-lain.
(8) Lain-lain pendapatan RSUD yang sah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f,
antara lain:
a. hasil penjualan kekayaan yang tidak
dipisahkan;
b. hasil pemanfaatkan kekayaan ;
c. jasa giro;
d. pendapatan bunga;
e. keuntungan selisih nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing;
f. komisi, potongan ataupun bentuk lain
sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang/jasa oleh RSUD; dan
g. hasil investasi.
Pasal 91
75
Paragraf 2
Belanja
Pasal 92
Pasal 93
77
Pasal 94
Pasal 95
78
(3) Fleksibilitas pengeluaran belanja RSUD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya
berlaku untuk belanja RSUD yang berasal dari
pendapatan selain dari APBN/APBD dan hibah
terikat.
(4) Dalam hal terjadi kekurangan anggaran,
Direktur mengajukan usulan tambahan
anggaran dari APBD kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Pasal 96
BAB XI
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN DAN
SUMBER DAYA LAINNYA
79
Pasal 97
Pasal 98
80
(2) Tata laksana pengelolaan limbah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 100
BAB XII
HAK DAN KEWAJIBAN TENTANG INFORMASI
MEDIS
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban
RSUD Pasal 101
(1) RSUD berhak membuat peraturan tentang
kerahasiaan dan informasi medis yang berlaku.
(2) Rumah Sakit wajib menyimpan Rekam Medis
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Isi Rekam Medis dapat diberikan kepada:
a. pasien ataupun pihak lain atas izin
pasien/keluarga secara tertulis sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
b. pengadilan untuk kepentingan peradilan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
81
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban
Dokter Pasal 102
(1) Dokter RSUD berhak mendapatkan informasi
yang lengkap dan jujur dari pasien yang dirawat
atau keluarganya.
(2) Dokter RSUD berkewajiban untuk:
a. merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang pasien kepada pihak
lain, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia; dan
82
b. menolak keinginan pasien yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan,
etika, moral, agama dan hukum konsil
kedokteran.
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban
Pasien Pasal
103
(1) Pasien RSUD berhak untuk:
a. mengetahui semua peraturan dan ketentuan
RSUD yang mengatur hak, kewajiban, tata-
tertib dan lain- lain hal yang berkaitan
dengan pasien;
b. memanfatkan isi rekam medik untuk
kepentingan peradilan;
c. mendapatkan penjelasan secara lengkap
tentang tindakan medik yang akan atau
sudah dilakukan dokter, yaitu:
1. diagnosis atau alasan yang
mendasari dilakukannya tindakan medik;
2. tujuan tindakan medik;
3. tata laksana tindakan medik;
4. alternatif tindakan lain jika ada;
5. risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi;
6. akibat ikutan yang pasti terjadi jika
ada tindakan medik dilakukan;
7. prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan; dan
8. risiko yang akan ditanggung jika pasien
menolak tindakan medik.
d. meminta konsultasi kepada dokter lain
(second opinion) terhadap penyakit yang
dideritanya dengan sepengetahuan dokter
yang merawatnya; dan
e. mengakses, mengoreksi dan mendapatkan isi
83
rekam medik.
(2) Pasien RSUD berkewajiban untuk:
a. memberikan informasi yang berkaitan dengan
masalah kesehatannya; dan
b. mentaati seluruh prosedur yang berlaku di
RSUD.
84
BAB XIII
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BY LAWS)
Pasal 104
BAB XIV
PERATURAN INTERNAL STAF
KEPERAWATAN
(NURSING STAFF BY LAWS)
Pasal 105
86
(3) Peraturan Internal Staf Keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berfungsi
sebagai aturan yang digunakan oleh Komite
Keperawatan dan Staf Keperawatan dalam
melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good
clinical governance) di RSUD.
(4) Peraturan Internal Staf Keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun
oleh Komite Keperawatan dan disahkan oleh
Direktur.
BAB XV
PERATURAN INTERNAL
STAF TENAGA KESEHATAN LAINNYA
Pasal 105
87
(7) Peraturan Internal Staf Tenaga Kesehatan
Lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berfungsi sebagai aturan yang digunakan oleh
Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dalam
melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good
clinical governance) di RSUD.
(8) Peraturan Internal Staf Tenaga Kesehatan
Lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disusun oleh Komite Staf Tenaga Kesehatan
Lainnya dan disahkan oleh Direktur.
BAB XV
REVIEW DAN PERUBAHAN
Pasal 106
BAB XVI
TATA URUTAN PERATURAN
Pasal 107
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 108
BAB XVIII
KETENTUAN
PENUTUP
Pasal 109
Pasal 110
Ditetapkan di Kajen
pada tanggal
BUPATI PEKALONGAN,
ttd
FADIA ARAFIQ
Diundangkan di Kajen
pada tanggal
90
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN,
ttd
MOHAMMAD YULIAN AKBAR,
S.Sos, M.Si
ADITOMO HERLAMBANG,
SH
Pembina
NIP. 19680517 198903 1
009
91
Lampiran I : PERATURAN BUPATI
PEKALONGAN
NOMOR TAHUN 2022
TENTANG PERATURAN
INTERNAL RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KAJEN
KABUPATEN PEKALONGAN.
BUPATI
PEKALONGAN,
ttd
FADIA ARAFIQ
Salinan sesuai dengan
aslinya, KEPALA BAGIAN
HUKUM
SETDA KABUPATEN
PEKALONGAN,
ADITOMO HERLAMBANG, SH
Pembina
NIP. 19680517 198903 1 009
Lampiran II : PERATURAN BUPATI
PEKALONGAN NOMOR
TAHUN 2022 TENTANG
PERATURAN INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KAJEN KABUPATEN
PEKALONGAN.
DIREKT
UR
FUNG L
SIONA
KELOM L SATUAN
KOMI POK PENGAW
TE RS JABAT AS SUBBAG UMUM, KEPEGAWAIAN
AN INTERNA & HUKUM
KABA AG PERENCANAAN,
G TU KEUA SUBB PEMASARAN & HUMAS
SUBB NGAN AG
BIDANG
PENUNJANG BIDANG
MEDIK & NON BIDAN KEPERAWA
MEDIK G TAN
PELAY
ANAN
&
PENUN
JANG