Anda di halaman 1dari 8

PERSENTASE SENI BUDAYA

Latar belakang lagu daerah yang berjudul “gundul-gundul pacul”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2 KELAS XII IPS 4

ANGGOTA:

1. VRANCO NERO
2. ARROHMAN
3. Sherly Amanda
4. Indi Andini
5. Patiha Riski Sakina
6. Abellia
7. Gladisa
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Musik adalah salah satu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapakan pikiran
dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu dan
ekspresi. Sama halnya dengan musik, pendidikan seni musik lebih menitik beratkan kepada bagaimana seorang
guru menampilkan dan memberikan pendidikan seni musik tersebut secara baik dan benar sesuai dengan
kurikulum yang telah ada.

Seni musik adalah salah satu cabang seni yang diungkapkan melalui rangkaian nada yang harmonis secara
beraturan dimana musik merupakan media yang menyentuh rasa serta nilai-nilai keindahan. Terjadinya bunyi
yang harmonis pada sebuah alat musik dan olah vokal sangat dipengaruhi oleh kondisi alat musik itu sendiri, ilmu,
serta keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Tujuan dari mata pelajaran seni musik adalah agar siswa memiliki
kemampuan dalam memahami konsep dan pentingnya seni musik, menampilkan kreatifitas melalui seni musik,
dan menampilkan sikap apresiasi terhadap seni musik. Selain itu,ruang lingkup mata pelajaran seni musik meliputi
aspek- aspek yaitu kemampuan menguasai olah vokal, memainkan alat musik, dan apresiasi karya musik.

Selaku guru sekolah dasar pendidikan seni musik dibelajarkan untuk mengetahui konsep pendidikan seni secara
teori dan praktek serta tidak menciptakan atau melahirkan musisi musisi hebat, tetapi lebih menekankan kepada
pengenalan secara umum tentang musik yang diajarkan di sekolah dasar. Pembelajaran seni musik di sekolah
dasar sebenarnya tidak terhambat pada masalah minat dan bakat siswa tersebut, tetapi juga bagaimana seorang
guru memberikan materi pembelajaran seni musik khususnya bernyanyi tersebut diajarkan. Dalam hal ini siswa
tidak dituntut untuk menjadi seniman, melainkan hanya untuk memperoleh pengalaman berekspresi dan
berapresiasi yang bersifat keterampilan dasar.

Sejak masih dalam kandungan, seorang anak sudah diperkenalkan dengan lagu-lagu, seorang ibu akan dengan
penuh kasih sayang menyanyikan lagu-lagu yang merdu untuk menimang atau pun saat menidurkan buah hatinya.
Selain dari ibu, anak juga mengenal lagu-lagu dari media radio dan televisi. Seiring dengan berjalannya waktu
anak akan mengenal bermacam-macam jenis lagu, apalagi setelah mengenal bangku sekolah. Mereka mulai
mengenal lagu pop, dangdut, lagu daerah ataupun lagu wajib nasional. Namun amatlah disayangkan, jika ternyata
siswa justru lebih mengenal lagu-lagu pop dari pada lagu wajib nasional. Lagu wajib nasional diciptakan dengan
tujuan untuk menggugah semangat kebangsaan dan jiwa patriotisme, tetapi para siswa justru tidak mengenal,
bahkan melupakan lagu wajib nasional.

Sesuai penelitian awal di Kelas V SDN 15 Limboto Kabupaten Gorontalo, penulis mendapatkan bahwa dalam
pembelajaran menyanyikan lagu wajib nasional sebagian besar siswa kurang mampu untuk menyayikannya. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan siswa tentang lagu wajib nasional. Mereka lebih mengenal lagu-lagu
populer bahkan lagu manca negara dibandingkan dengan lagu wajib nasional, ini akibat dari semakin populernya
budaya modern.

Beberapa faktor yang menyebabkan siswa tidak mengenal lagu wajib nasional seperti kurangnya minat siswa
untuk mempelajari lagu-lagu tersebut, ditambah dengan minimnya waktu belajar di sekolah. Selain itu kesan yang
ditimbulkan dari lagu wajib nasional adalah kesan yang kuno dan sama sekali tidak menarik. Selain itu juga cara
pembelajarannya yang kurang efektif, dalam pembelajaran menyanyikan lagu wajib nasional guru tidak
menggunakan media yang tepat, sehingga siswa akan merasa bosan dan jenuh sehingga tujuan pembelajaran
tidak tercapai sepenuhnya. Selain itu juga kebanyakan sebahagian guru kurang bisa bernyanyi sesuai dengan
teknik bernyanyi yang baik, sehingga guru mengalami kesulitan dalam memberikan pelajaran bernyanyi.

Melihat fenomena yang ada di kelas V SDN 15 Limboto Kabupaten


Gorontalo, perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa menyanyikan lagu wajib nasional.
Salah satu alternatif yang dilakukan adalah penggunaan media audio visual, agar tujuan pembelajaran lebih
mudah di capai. Asosiasi Pendidikan nasional berpendapat bahwa media adalah bentuk- bentuk komunikasi baik
tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Menurut Julianto (2008:10), media pembelajaran adalah
sesuatu yang mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Jadi kesimpulannya media pembelajaran
merupakan alat penunjang atau alat bantu dalam pembelajaran agar tercapai sesuai dengan tujuan yang
direncanakan.

Media audio visual mampu menjawab hal-hal yang berkaitan dengan pemahan tentang menyanyikan lagu wajib
nasional secara keseluruhan dan konkret. Siswa lebih gemar menonton tayangan video yang menarik dari pada
hanya mendengarkan ceramah dari guru. Media VCD merupakan perpaduan antara media suara (audio) dan
media gambar (video), yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru sebagai tenaga
pengajar dan siswa didalam proses pembelajaran. Media VCD merupakan sinkronisasi antara media audio dan
video yang saling mendukung yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi audien atau pendengar.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul
“Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyanyikan Lagu Wajib Nasional Melalui Media Audio Visual Di kelas V SDN
15 Limboto Kabupaten Gorontalo

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut
:

1. Sebagian besar siswa kurang mampu menyanyikan lagu wajib nasional.

2. Belum tepatnya media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran terutama untuk menyanyikan
lagu wajib nasional

1.3 Rumusan Masalah

Dengan melihat judul penelitian maka peneliti merumuskan sebuah masalah:“Apakah melalui media audio visual
kemampuan siswa menyanyikan lagu wajib nasional di kelas V SDN 15 Limboto Kabupaten Gorontalo meningkat?”

1.4 Pemecahan Masalah

Setelah melihat masalah di atas dengan memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkannya maka penting
dilakukan suatu perbaikan dengan tujuan meningkatkan kemampuan siswa menyanyikan lagu wajib nasional .

Untuk merealisasikan hal tersebut maka peneliti membuat suatu rencana pembelajaran dengan menggunakan
media audio visual. Adapun langkah -langkah yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : (a) Guru
mempersiapkan media audio visual yang akan digunakan dalam kegiatan bernyanyi, (b) Siswa di perlihatkan video
lagu-lagu nasional, (c) guru memberikan contoh terlebih dahulu, (d) siswa diminta maju di depan kelas satu
persatu untuk menyanyikan lagu wajib nasional yang telah ditentukan dengan melihat naskah.(e) Guru melakukan
pengamatan terhadap antusias dan keaktifan siswa.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa menyanyikan lagu
wajib nasional melalui media audio visual di kelas V SDN 15 Limboto Kabupaten Gorontalo.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Meningkatkan proses belajar mengajar khususnya dalam menyanyikan lagu wajib nasional

b. Dapat membantu mengarahkan siswa dalam meningkatkan kemampuan menyanyikan lagu wajib
nasional

2. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu wajib nasional, Disamping itu, siswa dapat
memahami lagu wajib nasional yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa indonesia.

3. Bagi sekolah

a. Dapat memberikan sumbangsi pemikiran dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran
bernyanyi khususnya dalam menyanyikan lagu wajib nasional.

b. Sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa dan guru dalam
menyanyikan lagu wajib nasional

c. Sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat, pemerintah dan generasi masa depan bangsa
khususnya dalam pengembangan budaya bangsa.

4. Bagi peneliti

a. Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti dalam pembelajaran bernyanyi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kerangka pikir bagi penelitian penelitian lebih
mendalam dimasa mendatang.
1.6 ISI

A. Latar Belakang lagu Gundul-Gundul pacul

Lagu daerah berjudul “Gundul-Gundul Pacul” adalah salah satu lagu yang berasal dari Jawa Tengah. Lagu ini
diciptakan sekitar tahun 1400an oleh Sunan Kalijaga pada masa agama Islam mulai memasuki Indonesia.
Secara singkat, arti dari lirik lagu tersebut yaitu banyak para pemimpin yang lupa bahwa mereka sedang mengemban
sebuah amanat yang bisa diibaratkan sepeti membawa bakul nasi di atas kepala.

1) Makna lagu ”Gundul-Gundul Pacul”

Gundul-gundul pacul cul gembelengan

Gundul artinya adalah kepala, menjadi kesatuan untuk memimpin. Pacul atau Papat Ucul (empat indra lepas yaitu
mata, telinga, hidung dan mulut).

Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat, telinga digunakan untuk mendengar keluh kesah rakyat, hidung
digunakan untuk menghirup aroma dari hal-hal baik, dan mulut digunakan untuk mengucap prinsip kebaikan dan
keadilan kepada rakyat.

Gembelengan dapat diartikan sebagai besar kepala, congkak atau sombong. Apabila empat indra yang berada di
kepala tersebut lepas, maka runtuhlah kehormatannya.

Nyunggi-nyunggi wakul kul gembelengan

Diartikan secara harfiah sebagai membawa bakul diatas kepala dengan sembrono. Tetapi makna sebenarnya adalah
disaat menjunjung tinggi amanah dari rakyat banyak, lalu menjadi sombong.

Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

Wakul adalah wadah nasi yang diumpamakan sebagai amanah. Nggelimpang adalah terjatuh, segane adalah nasi
sebagai perumpamaan dari rakyat.

2) Sejarah lagu “gundul-gundul pacul”


Dadi sak ratan diartikan sebagai jatuh berantakan atau bergelimpangan. Kalimat ini secara keseluruhan dapat
diartikan menjadi amanah yang diberikan oleh rakyat, apabila terjatuh akan membuat rakyat berantakan dan kacau.
Lagu ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga untuk mengingatkan Sunan Trenggono, yang menjadi pimpinan Kerajaan
Demak untuk tidak terburu-buru menyebarkan agama Islam.
Beliau memiliki karakter yang berwibawa, tegas, dan sedikit tidak sabar. Menurut beliau, Sunan Kalijaga terlalu
lambat menyebarkan Islam pada kala itu.
Sunan Trenggono sempat berkeinginan untuk mengirim pasukannya, kemudian menyiksa dan memukuli masyarakat
yang belum masuk Islam.
Lantas hal tersebut dicegah oleh Sunan Kalijaga, dan mengatakan, “Jangan, negara tetap kau yang urus, biarlah
dakwah menjadi urusanku.”
Sunan Trenggono tetap bersikeras dan menilai bahwa cara kerja Sunan Kalijaga terlalu lambat. Kemudian Sunan
Kalijaga mengajarkan lagu “Gundul-Gundul Pacul” ke beberapa anak kecil dan mengirim mereka ke masyarakat
untuk mempopulerkan lagu tersebut.
Ternyata lagu sesederhana ini, memiliki banyak makna yang mendalam ya. Sekarang mama sudah tahu dong ya.
NOT BALOK LAGU “GUNDUL-GUNDUL PACUL”

NOT ANGKA LAGU “GUNDUL-GUNDUL PACUL”


1.7 Kesimpulan

Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah
tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya
pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.

Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan
biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti tondok kadadingku dari Jawa Barat
dan Rasa Sayange dari Maluku.

Lagu daerah atau musik daerah ini biasanya muncul dan dinyanyikan atau dimainkan pada tradisi-tradisi tertentu
pada masing-masing daerah, misal pada saat menina-bobok-kan anak, permainan anak-anak, hiburan rakyat, pesta
rakyat, perjuangan rakyat, dan lain sebagainya.

Lagu kedaerahan biasanya merujuk kepada sebuah lagu yang mempunyai irama khusus bagi sebuah daerah.
Terdapat lagu-lagu kedaerahan yang telah menjadi popular diseluruh negara hasil penyiaran oleh radio dan televisi.

Beberapa ciri khas lagu daerah, antara lain sebagai berikut:

1. Menceritakan tentang keadaan lingkungan ataupun budaya masyarakat setempat yang sangat dipengaruhi
oleh adat istiadat setempat.

2. Bersifat serdehana sehingga untuk mempelajari lagu daerah tidak dibutuhkan pengetahuan musik yang
cukup mendalam seperti membaca dan menulis not balok.

3. Jarang diketahui pengarangnya.

4. Mengandung nilai-nilai kehidupan, unsur-unsur kebersamaan sosial, serta keserasian dengan lingkungan
hidup sekitar.

5. Sulit dinyanyikan oleh seseorang yang berasal dari daerah lain karena kurangnya penguasaan dialek/bahasa
setempat sehingga penghayatannya kurang maksimal.

6. Mengandung nilai-nilai kehidupan yang unik dan khas.

Anda mungkin juga menyukai